lapkas dok desy

37
LAPORAN KASUS PERIODONSIA Gingivitis Pembimbing: drg. Desy Fidyawati sp. Perio Disusun Oleh: Gita Caesaria Utami (2014-16-164) Veny Ayu Gustina (2014-16-107) FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)

Upload: venyag

Post on 29-Jan-2016

147 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

perio

TRANSCRIPT

Page 1: Lapkas Dok Desy

LAPORAN KASUS PERIODONSIA

Gingivitis

Pembimbing:

drg. Desy Fidyawati sp. Perio

Disusun Oleh:

Gita Caesaria Utami (2014-16-164)

Veny Ayu Gustina (2014-16-107)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)

JAKARTA

2015

Page 2: Lapkas Dok Desy

Nama O.S. : Raden Nama : Gita Caesaria Utami

Tanggal Lahir : 14 Oktober 1995 Veny Ayu Gustina

Jenis kelamin : Pria NIM : 2014-16-164

Pekerjaan : Mahasiswa 2014-16-107

Alamat : Taman Villa Baru Bekasi Pembimbing : drg. Desy

I. Anamnesa : Pasien laki-laki berumur 19 tahun datang dengan keluhan gusi

mudah berdarah ketika menyikat gigi pada rahang atas dan bawah

bagian depan sejak 6 bulan yang lalu. Pasien mengeluh sering terselip

makanan, sehingga pasien sering berkumur dan menggunakan tusuk

gigi setelah makan. Saat terselip makanan pasien tidak merasa sakit.

Pasien pernah dicabut giginya 2 tahun yang lalu karena giginya lama

kelamaan keropos dan sakit. Gigi belakang rahang atas dan bawah

pasien telah keropos, namun pasien tetap mengunyah pada kedua sisi

di bagian belakang. Pasien menyikat gigi 1x sehari saat mandi di pagi

hari. Pasien mempunyai kebiasaan merokok 10 batang perhari sejak 2

tahun yang lalu. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik.

Sekarang pasien datang dalam keadaan tidak sakit dan ingin dirawat.

Status Umum : Baik, karena tidak ada penyakit sistemik

II. Status Lokal :

1. Pemeriksaan ekstra oral :

Wajah : Simetris (TAK)

Pipi : TAK

Bibir : Kompeten (TAK)

Mata : Pupil: bentuk dan ukuran normal

Page 3: Lapkas Dok Desy

Sklera: berwarna normal (tidak pucat)

Konjungtiva: berwarna normal (tidak pucat)

Limfonodi : Tidak teraba (TAK)

2. Pemeriksaan intra oral :

missing gigi 46, sisa akar gigi 27, 36, 37, 47, diastema gigi 43-44, 31-41, karies

sirkuler gigi 17, GP gigi 26, malposisi gigi 22, 23, 32, 43, 44

- Gingiva : RA.KA. : TAK

RA.M. : Interdental papil tumpul, konsistensi lunak, gingiva

kemerahan, stippling menghilang, BOP (+)

RA.KR. : TAK

RB.KA. : TAK

RB.M. : Interdental papil tumpul, konsistensi lunak, gingiva

kemerahan, stippling menghilang, BOP (+)

RB.KR. : TAK

Gigi V G Pb Pm Pp/Pl Pd O R Mp M Tk K T Kr Tm At/Ab

Page 4: Lapkas Dok Desy

13 + - 3mm 3mm - - - - + - - - - -

12 + - 3mm 3mm + - - - + - - - - -

11 + - 4mm + - - - + - - - - -

21 + - 3mm 3mm + - - - + - - - - -

22 + - 3mm 3mm + - Palato

versi

- + - - - - -

23 + - 3mm 3mm + - - - + - - - - -

33 + - 4mm + - Distolinguo

versi

- TN - - - - -

32 + - 3mm + - Labio

versi

- TN - - - - -

31 + - 3mm 3mm + - - - - - - - - +

41 + - 3mm 3mm + - - - - - - - - +

42 + - 3mm 4mm + - - - - - - - - -

43 + - 4mm - - Distolinguo

torsi

- - - - - - -

Keterangan:

V : Vital Pd : Poket Distal K : Karang Gigi

G : Goyang O : Oklusi T : Trauma Oklusi

Pb : Poket Bukal R : Resesi Kr : Karies

Pm : Poket Mesial Mp : Malposisi Tm : Tumpatan

Pp/Pl : Poket Palatal M : Migrasi At/Ab : Atrisi/Abrasi

Poket Lingual Tk : Titik Kontak

III. Diagnosa :

Page 5: Lapkas Dok Desy

Regio 13, 12, 11, 21, 22, 23, 33, 32, 31, 41, 42, 43 Gingivitis oleh karena bakteri

plak dan diperberat oleh adanya retensi makanan karena diastema gigi 43-44, 41-31,

karies gigi 17, 26, sisa akar gigi 27, 36, 37, 47 dan malposisi gigi 22, 23, 32, 43, 44

Gambaran Klinis:

Gingiva bengkak, warna kemerahan, stippling hilang, konsistensi lunak, ukuran

membesar (oedem), interdental papil tumpul, BOP (+),

Gambaran Radiologi:

Regio 13, 12, 11, 21, 22, 23, 33, 32, 31, 41, 42, 43 tidak tampak kerusakan tulang

alveolar

Etiologi:

Faktor Primer : Bakteri plak

Faktor Predisposisi : Kalkulus, missing gigi 46, sisa akar gigi 27 36 37 47,

diastema gigi 43-44, karies gigi 17 26

Faktor aggravating : Merokok

Faktor modifying : -

Faktor pretuating : -

IV. Prognosa :

Umum: Baik, tidak ada penyakit sistemik, pasien kooperatif, usia pasien masih

muda, sosial ekonomi pasien menengah keatas.

Lokal: Sedang, karena dukungan tulang yang masih adekuat, oklusi dan titik kontak

tidak normal, OH buruk, kemungkinan kontrol faktor etiologi, tidak ada resesi

gingiva

Page 6: Lapkas Dok Desy

V. Rencana Terapi

Preliminary Fase

Exo gigi 27 36 37 47

Fase Etriotopik (Fase I) - Kontrol diet, re-scaling, root planning gigi 13

12 11 21 23 24 33 32 31 41 42 43- Restorasi karies gigi 17 26- Minor orthodonti movement

Fase Maintenance (Fase IV) Periodik kontrol plak, kalkulus, kondisi

gingival (poket), oklusi, dan perubahan patologi yang lainnya. Pemberian OHIS.

Page 7: Lapkas Dok Desy

Rujukan : Radiologi, Bedah Mulut, Konservasi, Prosthodonti, Orthodonti

Foto Ekstra Oral

Fase Surgical (Fase II)

-

Fase Restorative (Fase III)

GTSL 27 36 37 46 47

Page 8: Lapkas Dok Desy

Foto Intra Oral

Jaringan periodonsium

Gingiva: jaringan lunak terluar yang melekat pada tulang alveolar serta menutupi

dan mengelilingi servikal gigi.

Ligamen periodontal: jaringan ikat yang mengisi ruangan antara permukaan gigi

dan dinding bagian dalam dari tulang alveolar, mengelilingi akar gigi dan

mendukung gingiva.

Serat-serat ligamen periodontal terdiri dari:

-serat alveolar

-serat horizontal

-serat oblique

-serat apical

-serat interradikular

Sementum: jaringan yang mengalami kalsifikasi dan juga merupakan jaringan

mesenkim avaskular (tidak mengandung pembuluh darah) yang terbentuk di bagian

luar dan mengelilingi akar gigi.

Page 9: Lapkas Dok Desy

Tulang alveolar: bagian dari tulang maksila dan mandibula yang membentuk dan

mendukung soket gigi (alveoli).

Sulkus gingiva:

a. merupakan celah berbentuk “v” berbatasan dengan permukaan gigi dan

epitel lining dari gingiva tepi.

b. Pada keadaan normal sulkus gingiva 0-2 mm

c. Untuk mengukur kedalaman sulkus dapat menggunakan dental probe.

d. Sensitive karena tidak berkeratin

e. Adanya cairan crevikular sebagai penanda diagnosis dan prognosis apakah

jaringan periodontium dalam keadaan sehat atau tidak.

ANAMNESIS UMUM

Anamnesis merupakan proses tanya jawab antara operator dengan pasien mengenai

penyakit yang sedang diderita dan riwayat penyakit yang pernah dialami untuk

mendapatkan informasi agar dapat membantu menegakkan diagnosa.

Macam-macam anamnesis:

A. Auto anamnesis: yaitu tanya jawab antara operator dengan pasien yang dilakukan

langsung kepada pasien untuk mendapatkan informasi

B. Allo anamnesis: yaitu tanya jawab antara operator dengan keluarga atau pengantar

pasien dimana pasien sulit diajak berkomunikasi untuk mendapatkan informasi.

STATUS UMUM

Status umum merupakan status yang berisi data pasien mengenai penyakit yang sedang

diderita dan mengetahui adanya penyakit sistemik atau tidak.

Page 10: Lapkas Dok Desy

STATUS LOKAL

EO : Pemeriksaan ekstra oral melihan keadaan wajah, bibir, pipi dan kelenjar

limfonodi pada pasien; apakah ada pembengkakan atau ketidaksimetris.

IO : Pemeriksaan intra oral pasien meliputi pemeriksaan jaringan lunak maupun

jaringan keras gigi.

KEADAAN GIGI GELIGI

Vitalitas

Vitalitas gigi dapat dilihat dari warna gigi (vital: putih, nonvital: keabu-abuan) dan dapat

dilakukan perkusi menggunakan instrument.

Tes vitalitas gigi :

A. Tes thermal dingin

Metode yg digunakan:

1. Es

2. CO2 (es kering) : paling efektif tetapi memerlukan armamentarium khusus

3. Bahan pembeku (ethyl chloride)

Cara : gigi diisolasi dengan cotton roll, permukaan gigi dikeringkan, letakkanbatang es atau

cotton pellet yg telah diberi ethyl chloride pada permukaan gigi. Sensasi tajam yg hilang

bila rangsan dihentikan = gigi vital.

B. Test Thermal Panas

Metode yg dipakai:

1. Gutta percha yg dipanaskan di api dan diaplikasikan ke permukaan labial

2. Friksi di permukaan gigi dengan bur rubber cup

Page 11: Lapkas Dok Desy

3. Air Panas

4. Instrumen yg dipanaskan (dapat menyebabkan injuri)

C. Tes pulpa elektrikal

• Suatu alat yg dijalankan baterai dan menghantarkan arus elektrik frekuensi tinggi yg dapat

berbeda – beda.

• Stimulus diletakkan di permukaan gigi

• Cara : letakkan pasta gigi diujung pulpa tester elektroda, sirkuit diaktifkan dengan klip

atau dipegang oleh pasien. Ujung elektroda diletakkan di permukaan labial. Arus dinaikkan

pelan – pelan sehingga didapatkan respon

Derajat kegoyangan gigi:

a. Kelas I: sedikit lebih dari normal, hanya dapat dirasakan oleh pasien itu sendiri

b. Kelas II: Gigi dapat digerakkan kearah labial dan lingual/palatal

c. Kelas III: Gigi dapat digerakkan kearah labial, lingual/palatal, mesial dan distal dan

pergerakan vertikal.

Poket

Poket merupakan pendalaman abnormal sulkus gingiva secara patologis karena penyakit

periodontal.

Klasifikasi poket:

Page 12: Lapkas Dok Desy

a. Poket gingiva/pseudo poket: pendalaman sulkus gingiva dengan adanya pembesaran

gingiva kearah koronal tanpa disertai kerusakan jaringan periodontal serta tanpa

disertai migrasi epitel attachment ke arah apikal.

b. Poket periodontal/true poket: pendalaman sulkus gingiva disertai kerusakan

jaringan periodontal dan migrasi epitel attachment kearah apikal.

i. Poket supraboni: dasar poket terletak lebih ke mahkota gigi (korona)

dibandingkan alveolar crest.

ii. Poket infraboni: dasar poket terletak lebih ke apikal dibandingkan

alveolar crest.

Oklusi

Oklusi adalah posisi berkontaknya RA & RB pada saat mulut menutup Pasien

diinstuksikan untuk menelan ludah dengan posisi gigit kemudian membukan mulutnya

masih dalam posisi gigit

Resesi

Resesi merupakan terbukanya permukaan akar gigi yang progresif, merupakan hasil

migrasi apikal dari junctional epithelium dan margin gingiva disertai rusaknya alveolar

crest dan membran periodontal yang bersangkutan.

Macam-macam resesi:

a. Resesi Visible: resesi yang dapat dilihat dengan mata (dari CEJ sampai margin

gingiva).

b. Resesi Hidden: resesi yang tidak bisa dilihat dengan mata (dari margin gingiva

sampai ke dasar poket).

Faktor yang dapat berpengaruh untuk terjadinya resesi antara lain:

Page 13: Lapkas Dok Desy

a. Adanya plak bakteri yang menyebabkan inflamasi jaringan.

b. Restorasi yang overcontour dan overhanging .

c. Aplikasi alat ortho dan alat prostho.

d. Cara sikat gigi yang salah.

e. Adanya tekanan oklusal yang berlebihan.

f. Penggunaan tusuk gigi.

g. Trauma.

Klasifikasi resesi:

a. Kelas I: Dangkal dan sempit (resesi pada tepi margin gingiva tidak meluas sampai

keperbatasan mukogingiva. Keadaan ini tidak mengalami kehilangan tulang atau

jaringan lunak pada interdental.

b. Kelas II: Dangkal dan lebar (resesi pada tepi jaringan gingiva meluas sampai atau

dibawah perbatasan mukosa gingiva).

c. Kelas III: Dalam dan sempit (resesi pada tepi jaringan gingiva meluas atau dibawah

perbatasan mukogingiva, ada kehilangan tulang dan jaringan lunak pada interdental,

beberapa malposisi gigi).

d. Kelas IV: Dalam dan lebar (resesi pada tepi jaringan gingiva meluas atau dibawah

perbatasan mukogingiva, mengalami beberapa kehilangan tulang dan jaringan lunak

pada interdental, beberapa malposisi gigi).

Perawatan pada resesi:

a. Non surgical treatment: yaitu dengan perbaikan oral hygiene dengan cara

menggunakan teknik sikat gigi yang benar.

b. Surgical treatment: yaitu dengan laterally reposition flap dan connective

tissue graft.

Malposisi

Page 14: Lapkas Dok Desy

Posisi gigi berada di luar lengkung rahang (mesioversi, bukoversi, dll)

Akibat : Penimbunan plak radang gingiva

Oklusi tidak seimbang prematu r kontak trauma oklusi

Kehilangan titik kontak

Migrasi

Migrasi adalah berpindahnya posisi gigi, akibat keausan daerah kontak proksimal gigi jadi

datar dan gigi cenderung bergerak ke mesial. Dapat juga disebabkan oleh karena adanya

gigi antagonis atau sebelahnya yang missing. Keadaan ini dinamakan migrasi fisiologis ke

arah mesial.n oleh karena

Titik Kontak

Titik pertemuan 2 gigi yang bersebelahan.

Gigi anterior : 1/3 incisal edge , Gigi posterior : bagian lengkung tercwmbung

Karang Gigi

Karang gigi adalah plak yang terkalsifikasi dalam kurun waktu yang lama dan hanya dapat

dibersihkan dengan scalling.-

Trauma Oklusi

Trauma oklusi merupakan kerusakan jaringan periodontal karena traumatik oklusi.

Traumatik oklusi merupakan daya atau tekanan oklusal yang abnormal atau melebihi

kemampuan adaptasi jaringan periodontal sehingga menyebabkan terjadinya trauma.

Page 15: Lapkas Dok Desy

Klasifikasi dan etiologi trauma oklusi berdasarkan sebab timbulnya:

a. Trauma oklusi primer: merupakan trauma oklusi yang disebabkan karena perubahan

gaya oklusal, terjadi pada jaringan periodontal yang sehat. Contoh: bruxism,

overfilling.

b. Trauma oklusi sekunder: merupakan trauma oklusi yang disebabkan karena

berkurangnya kemampuan jaringan untuk menahan gaya oklusal, adanya kerusakan

jaringan periodontal yang lebih lanjut dan morfologi akar gigi.

Klasifikasi trauma oklusi berdasarkan durasinya:

a. Trauma karena oklusi akut: perubahan tekanan oklusinya terjadi secara tiba-tiba.

(contoh: tergigit benda keras)

b. Trauma karena oklusi kronis atau sekunder: perubahan tekanan oklusinya terjadi

secara bertahap atau pelan-pelan. (contoh: karena keausan gigi atau migrasi gigi).

Terapi: oklusal adjustment, selective grinding, pengasahan gigi untuk mengurangi atau

memperbaiki dataran oklusal dari gigi yang menimbulkan traumatik oklusal.

Pemeriksaan oklusi pada pasien dapat dilakukan dengan menggunakan articulating paper.

Atrisi dan Abrasi

Atrisi yaitu ausnya permukaan gigi oleh karena pemakaian fungsional seperti

mengunyah (permukaan oklusal dan incisal)

Abrasi yaitu permukaan gigi oleh karena faktor mekanis seperti cara menyikat gigi yang

salah (servikal)

DIAGNOSA

Page 16: Lapkas Dok Desy

Diagnosa adalah menentukan suatu jenis penyakit yang diderita oleh pasien berdasarkan

anamnesa dan pemeriksaan klinis yang dilakukan

Diagnosa ditegakkan dengan:

Pemeriksaan klinis (ekstra oral dan intra oral)

Riwayat penyakit

Pemeriksaan roentgen foto

Pemeriksaan laboratorium.

FAKTOR PREDISPOSISI

Faktor predisposisi adalah faktor yang mendukung atau memperparah terjadinya suatu

penyakit periodontal.

Contohnya, tidak teratur menyikat gigi, malposisi gigi, cara menyikat gigi yang salah,

penyakit sistemik (DM, Hipertensi, hipotensi)

PROGNOSIS

Prognosis merupakan suatu prediksi dari lama perjalanan dan penghentian dari suatu

penyakit dan responnya terhadap suatu perawatan.

Klasifikasi prognosis:

1. Excellent prognosis (sempurna)

Tidak ada kehilangan tulang, kondisi gingival sangat baik, pasien sangat kooperatif,

tidak ada faktor sistemik / lingkungan

2. Good prognosis (baik)

Page 17: Lapkas Dok Desy

Dukungan atau tulang yang adekuat, kemungkinan kontrol faktor etiologi dan

pemeliharaan gigi yang adekuat, pasien kooperatif, tidak ada faktor sistemik /

lingkungan, jika ada faktor sistemik tersebut terkontrol

3. Fair prognosis (sedang)

Dukungan tulang yang sedikit adekuat, beberapa gigi goyang, keterlibatan furkasi

kelas I, kemungkinan pemeliharaan yang adekuat, kerja sama pasien diterima,

terdapat faktor sistemik / lingkungan

4. Poor prognosis (buruk)

Kehilangan tulang yang moderat – cepat, terdapat kegoyangan gigi, keterlibatan

furkasi kelas I dan II, kesulitan dalam pemelihataan / kerja sama pasien yang ragu –

ragu, terdapat faktor sistemik / lingkungan

5. Questionable prognosis (dipertanyakan)

Kehilangan tulang yang cepat, keterlibatan furkasi kelas II dan III, kegoyangan gigi,

daerahnya sulit dijangkau, terdapat faktor sistemik / lingkungan

6. Hopeless prognosis (tanpa harapan)

Kehilangan tulang yang cepat, daerahnya tidak dapat dilakukan pemeliharaan,

indikasi pencabutan, terdapat faktor sistemik / lingkungan yang tidak terkontrol

Klasifikasi keterlibatan furkasi

Kelas I: Lesi awal, kerusakan alveolar awal, poket supraboni, probe < 3 mm, Ro

normal.

Kelas II: Mengenai 1/> furkasi, probing > 3 mm, Ro terlihat adanya kerusakan.

Kelas III: lesi tembus ke palatal dan lingual

o A: 3 mm

Page 18: Lapkas Dok Desy

o B: 3-6 mm

o C: 7 mm

Kelas IV: tulang interdental rusak, furkasi terbuka, resesi gingiva.

RENCANA TERAPI

1. Scalling + OHI

2. Evaluasi 5-7 hari

3. Instruksi dan motivasi pasien

4. Root planning

5. Kontrol I

6. Kontrol II

GINGIVA NORMAL

1. Warna merah muda

2. Interdenal runcing seperti piramida

3. Margin gingiva datar atau menutupi gigi seperti kerah

4. Konsistensi kenyal dan kencang

5. Terdapat stippling pada gingiva cekat dan papilla interdental

GINGIVITIS

Inflamasi gingiva yang tidak disertai oleh kehilangan perlekatan dari epitelium attachment.

Gejala klinis:

Page 19: Lapkas Dok Desy

tidak sakit

terdapat banyak plak atau kalkulus

gingiva kemerahan

adanya false poket atau poket gingiva

tidak ada migrasi epitel

tidak ada resesi gingiva

pada gambaran ro tidak ada kerusakan pada puncak tulang alveolar

perdarahan saat probing

konsistensi bengkak atau padat dan keras (fibrotik)

perubahan bentuk gingiva atau hilangnya stippling (interdental tumpul), dan margin

gingiva membulat.

Etiologi : bakteri plak dan non-plak

Terapi: Scalling dan root planning

Patogenesis gingivitis:

Bakteri masuk kedalam sulkus gingiva dan melekat pada plak.

Produk dari bakteri yang pertama adalah enzim

Enzim tersebut akan menghidrolisasi komponen interseluler dari epitel dan jaringan

ikat dibawahnya, membuat serat kolagen rusak sehingga menyebabkan

konsistensinya lunak.

Hasil hidrolisasi tersebut adalah toksin, yang membuat vaskularisasi meningkat

sehingga gingiva merah dan adanya vasodilatasi pembuluh darah sehingga gingiva

membengkak dan interdentalnya tumpul.

Toksin yang masuk merupakan antigen bagi tubuh sehingga tubuh membentuk

antibodi yang menyebabkan gingiva terasa gatal.

Gingivitis Stage

1. Tahap I, Initial lesion :

Page 20: Lapkas Dok Desy

Terjadi perubahan vaskuler yang terdiri dari dilatasi kapiler dan peningkatan aliran

darah. Secara klinis, tidak ada perubahan yang dapat terlihat kecuali adanya eksudasi

cairan dari sulkus gingiva, keaadan ini disebut sebagai gingivitis subklinis. keaadan ini

dapat terlihat 2 hari setelah akumulasi plak dan dapat dirawat dengan pembersihan plak

dan kalkulus (scaling). Secara mikroskopis, terlihat hilangnya kolagen perivaskular,

adanya serum protein dan perubahan pada junctional epithelium.

2. Tahap II, Early lesion :

Tahap ini berkembang setelah initial lesion dalam waktu 4-7 hari setelah awal

akumulasi plak. Secara klinis, terdapat eritema pada gingiva dan perdarahan pada saat

probing. Eritema tersebut dapat dikarenakan proliferasi kapiler dan peningkatan

pembentukan kapiler. Kehilangan kolagen lebih lanjut sebesar 70% disekitar infiltrat

seluler.

3. Tahap III, Established lesion :

Inflamasi pada tahap ini dapat dikategorikan sebagain inflamasi sedang sampai

inflamasi berat atau disebut sebagai gingivitis kronis. Lesi berkembang pada 2 - 3

minggu setelah awal akumulasi plak, pembuluh darah menjadi membesar dan padat,

aliran balik vena terganggu dan menjadi lamban akibatnya gingiva secara terlokalisir

menjadi warna merah kebiruan atau merah tua. Ekstravasasi sel-sel darah merah masuk

ke jaringan ikat dan merusak hemoglobin menjadi komponen yang mempengaruhi

pigmen warna gingiva yang terinflamasi kronis.

Page 21: Lapkas Dok Desy

4. Tahap IV, Advanced lesion :

Perkembangan lesi meluas ke tulang alveolar dan ligamen periodontal, menyebabkan

kehilangan tulang secara signifikan dan dikenal sebagai fase kerusakan periodontal.

Klasifikasi Gingivitis

Menurut Carranza gingivitis dibedakan berdasarkan perjalanan dan lamanya serta

penyebarannya.

Berdasarkan perjalanan dan lamanya diklasifikasikan atas empat jenis yaitu:

1. Gingivitis akut (rasa sakit timbul secara tiba-tiba dan dalam jangka waktu pendek)

2. Gingivitis subakut (tahap yang lebih hebat dari kondisi gingivitis akut)

3. Gingivitis rekuren, peradangan gingiva yang dapat timbul kembali setelah

dibersihkan dengan perawatan atau hilang secara spontan dan dapat timbul kembali

4. Gingivitis kronis (peradangan gingiva yang paling umum ditemukan, timbul secara

perlahan-lahan dalam waktu yang lama, dan tidak terasa sakit apabila tidak ada

komplikasi dari gingivitis akut dan subakut yang semakin parah).

Page 22: Lapkas Dok Desy

Berdasarkan lokasi penyebarannya, pembesaran gingiva dapat diklasifikasikan sebagai

berikut:

1. Localized marginal gingivitis (meliputi satu atau beberapa pada margin gingiva)

2. Localized diffuse gingivitis (meluas dari margin gingiva ke mucogingiva pada

daerah yang terbatas)

3. Localized papillary gingivitis (meliputi satu atau beberapa interdental papil pada

daerah yang terbatas)

4. Generalized marginal gingivitis (melibatkan seluruh margin gingiva pada rongga

mulut, biasanya meluas hingga interdental papil)

5. Generalized diffuse gingivitis (melibatkan seluruh gingiva. Meluas ke mukosa

alveolar dan gingiva cekat. Kondisi sistemik dapat menjadi penyebab dari

generalized diffuse gingivitis dan harus di evaluasi jika dicurigai sebagai faktor

etiologi)

TERAPI

Scalling

Scalling : suatu prosedur untuk menghilangkan kalkulus supragingiva dan subgingiva dari permukaan gigi untuk mendapatkan permukaan gigi yang bebas deposit dan bersih sehingga mencapai kebersihan dan kesehatan yang optimal.

Root Planing

Page 23: Lapkas Dok Desy

Root planing: prosedur menghilangkan kalkulus subgingiva dan nekroti semen pada

permukaan akar gigi untuk dapat menghasilkan permukaan akar gigi yang halus, keras, dan

bersih/licin.

Indikasi :

1. Kebersihan mulut buruk.

2. Gingiva yang mengalami hiperplastik

3. Gingiva yang mengalami iritasi dan inflamasi

4. Gingiva yang mengalami edema

5. Poket yang dangkal

6. Poket supraboni

Kontra indikasi:

1. Jaringan fibrotik

2. Poket yang dalam

3. Keterlibatan atau pengaruh furkasi

Tujuan:

1. Untuk memulihkan kesehatan gingiva dengan mengangkat secara komplit elemen

inflamasi pd gingiva (plak, kalkulus)

2. Untuk mendapatkan permukaan akar yang halus, bebas deposit dengan sedikit

sementum.

3. Untuk menyembuhkan progresifitas penyakit

4. Meningkatkan kompabilitas permukaan akar dengan membuat jaringan ikat yang

sehat.

5. Dapat memuaskan pasien terhadap perbaikan fungsi yang nyaman dan estetik yang

optimal serta mengembalikan bentuk dan fungsi jaringan normal.

Page 24: Lapkas Dok Desy

Alat dan bahan:

1. Kaca mulut

2. Pinset

3. Sonde

4. Kuret

5. H2O2

6. Aquadest

7. Betadine

8. Cotton roll/cotton pellet.

Teknik:

- Dengan kuret gracey dengan pen grasp membentuk sudut 45˚ dan tangan bertumpu

pada gigi sebelahnya, tepi alat yang tajam diletakkan di apikal kalkulus.

- Gerakan dilakukan dengan pendek dan kuat ke arah vertikal.

- Gerakan penghalusan dengan panjang dan halus ke arah oblique.

- Scalling aproksimal servikal agar sejajar panjang gigi.

- Cek dengan sonde

- Irigasi H2O2 3%

Kuret dibedakan atas dua tipe: kuret universal dan kuret khusus (area-specific/Gracey curette).

Perbedaan antara kuret universal dengan kuret khusus/Gracey adalah

1. Kuret universal dapat digunakan pada semua daerah dan sisi/permukaan, sisi pemotong pada

kuret universal ganda. Kuret melengkung ke arah atas. Permukaan mata pisau kuret

universal tegak lurus terhadap leher alat.

2. Kuret gracey hanya pada daerah dan sisi tertentu sedangkan pada kuret khusus tunggal. Kuret

melengkung kearah atas dan samping. Mata pisau kuret membentuk sudut 60° terhadap leher

alat.

Kuret Gracey:

Page 25: Lapkas Dok Desy

1. Kuret gracey no 1-2 : untuk gigi anterior.

2. Kuret gracey no 3-4 : untuk gigi anterior.

3. Kuret gracey no 5-6 : untuk gigi anterior dan premolar.

4. Kuret gracey no 7-8, 9-10 : untuk gigi posterior fasial dan lingual.

5. Kuret gracey no 11-12 : untuk gigi posterior mesial.

6. Kuret gracey no 13-14 : untuk gigi posterior distal.

7. Kuret gracey no 15-16: untuk daerah mesio-posterior.

Page 26: Lapkas Dok Desy

TAHAP PERAWATAN PERIODONTAL

Preliminary phase/emergency: contoh > Exo

Phase I: Non surgical phase

Pengendalian plak untuk menjaga dan mengoptimalkan kebersihan dan kesehatan rongga

mulut.

Contoh:

- diet, scalling dan root planning

Page 27: Lapkas Dok Desy

- restorasi karies

- correction of restorative & prosthetic irritational factors

- anti microbial therapy (local/systemic)

- occlusal adjustment

- minor ortho movement

- splinting & prosthesis

setelah itu dilakukan pemeriksaan: poket, inflamasi, plak, kalkulus, karies

Phase II: Surgical Phase

Untuk mengurangi/mengeliminasi poket melalui prosedur perbaikan gingiva/ prosedur

perlekatan baru.

Contoh:

- operasi

- flap

- kuretase

- endo

Phase III: Restorative phase

Contoh:

- final restoration

- fixed/removable prostho appliance

- occlusal adjustment

- splinting

- periodontal examination

Page 28: Lapkas Dok Desy

Phase IV: Maintenance

Fase yang menentukan keberhasilan perawatan

Contoh : Re-checking plak dan kalkulus, gingiva, mobilitas.

Index Probing (Muhlemann)

0 : Tidak ada perdarahan.

1 : Hanya terdapat 1 titik perdarahan.

2 : Terdapat beberapa titik perdarahan.

3 : Interdental penuh dengan darah segera setelah probing.

4 : Perdarahan berlimpah, darah menyebar ke marginal gingiva.

.