desiminasi akhir

41
BAB 4 PELAKSANAAN Berdasarkan perencanaan yang telah disusun (gann chart terlampir), maka pelaksanaan program kegiatan secara keseluruhan selalu berpedoman pada gann chart. Berikut ini uraian kegiatan pelaksanaan praktek klinik manajemen keperawatan di Ruang Kelas I dan II yang berlangsung mulai tanggal 08 September 2014 s/d 3 Oktober 2014. NO TANGGAL KEGIATAN 1. 08 – 10 September 2014 1. Pembuatan struktur organisasi 2. Orientasi ruangan dan perkenalan 3. Analisis situasi ruangan dengan SWOT 4. Rencana desiminasi awal 2. 11 September 2014 1. Analisa situasi ruangan dengan SWOT 2. Pembuatan jadwal kegiatan manajemen 3. Desiminasi awal 4. Penataan ketenagaan 3. 16 - 30 September 2014 1. Pemanfaata sarana dan prasarana 2. Penyusunan sistem Pendokumentasian Keperawatan 3. Pelaksanaan role play Timbang Terima 4. Pelaksanaan role play Penerimaan Pasien Baru 5. Pelaksanaan role play Sentralisasi Obat 6. Pelaksanaan role play Supervisi Keperawatan 7. Pelaksanaan role play Discharge

Upload: aldhie-pratama

Post on 15-Sep-2015

769 views

Category:

Documents


103 download

DESCRIPTION

DESIMINASI AKHIR

TRANSCRIPT

PAGE

BAB 4

PELAKSANAAN

Berdasarkan perencanaan yang telah disusun (gann chart terlampir), maka pelaksanaan program kegiatan secara keseluruhan selalu berpedoman pada gann chart. Berikut ini uraian kegiatan pelaksanaan praktek klinik manajemen keperawatan di Ruang Kelas I dan II yang berlangsung mulai tanggal 08 September 2014 s/d 3 Oktober 2014.NOTANGGALKEGIATAN

1.08 10 September 20141. Pembuatan struktur organisasi

2. Orientasi ruangan dan perkenalan3. Analisis situasi ruangan dengan SWOT4. Rencana desiminasi awal

2. 11 September 20141. Analisa situasi ruangan dengan SWOT

2. Pembuatan jadwal kegiatan manajemen

3. Desiminasi awal4. Penataan ketenagaan

3.16 - 30

September 20141. Pemanfaata sarana dan prasarana2. Penyusunan sistem Pendokumentasian Keperawatan

3. Pelaksanaan role play Timbang Terima4. Pelaksanaan role play Penerimaan Pasien Baru5. Pelaksanaan role play Sentralisasi Obat6. Pelaksanaan role play Supervisi Keperawatan7. Pelaksanaan role play Discharge Planning8. Pelaksanaa PKMRS 9. Pelaksanaan role play Ronde Keperawatan

10. Pelaksanaan role play Dokumentasi Keperawatan

11. Penyusunan laporan

42 Oktober 2014Desiminasi akhir

4.1 Penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional

Dari pengkajian analisa ruangan yang dilakukan kelompok maka model yang dapat diterapkan sesuai dengan keadaan ruangan dan ketenagaan, kelompok menetapkan untuk melaksanakan model primer (primary nursing).

Sebelum melaksanakan peran dalam MAKP, masingmasing anggota diberikan pengarahan seputar peran yang akan dijalani selama aplikasi MAKP oleh ketua kelompok dan melaksanakan diskusi apabila didapatkan perbedaan persepsi antara anggota kelompok. Aplikasi dari pembagian peran, laporan kepala ruangan dan job deskripsi masing-masing peran dapat dilihat pada bagan dibawah ini :

Berikut ini perhitungan tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan perawat dari tanggal 12 September 2104 s/d 2 Oktober 2014Tabulasi Keadaan Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat

Ruang Kelas I dan II RS Paru Surabaya

TanggalKlasifikasiJumlah PasienKebutuhan PerawatBOR Harian

MinimalPartialTotalPagiSiangMalam

12/9/142901132140 %

13/9/142801021136 %

14/9/142901132140 %

15/9/14511711125 %

16/9/14323812129 %

17/9/14152821129 %

18/9/14340721125 %

19/9/14450911132 %

20/9/142801021136 %

21/9/145401021136 %

22/9/14270921132 %

23/9/142901132140 %

24/9/142901132140 %

25/9/146331231143 %

26/9/148201031136 %

27/9/14320511118 %

28/9/14320511118 %

29/9/14240611121 %

30/9/14240611121 %

01/10/1420021117 %

02/10/1420021117 %

Rata-rata350821130 %

Rata-rata kebutuhan tenaga perawat setiap hari adalah 4 orang (terbagi atas shift pagi 2 orang, shift siang 1 orang dan shift malam 1 orang) + Kepala Ruangan 1 orang + 2 orang lepas dinas sehingga jumlah totalnya adalah 7 orang.

Pertimbangan kelompok menetapkan model primer sebagai model asuhan keperawatan profesional dalam praktik manajemen keperawatan adalah :

1. Adanya tenaga dengan kualifikasi Sarjana Keperawatan (praktek mahasiswa).

2. Terdapat standar asuhan keperawatan dari ruangan dan standar yang coba dibuat oleh mahasiswa praktik manajemen.3. Berdasarkan analisa situasi yang dilakukan, rasio perawat-pasien cukup seimbang, dimana kebutuhan tenaga perawat rata-rata perhari adalah 7 orang.

Shift jaga 24 jam dilaksanakan mulai tanggal 12 September 2014 s/d 30 September 2014. Selama jaga shift mahasiswa mencoba melaksanakan asuhan keperawatan secara komprehensif sesuai dengan kemampuan yang dimiliki mahasiswa dengan bantuan bimbingan dari perawat ruangan. Setiap mahasiswa diberi kesempatan untuk melakukan peran dari kepala ruangan, PP dan perawat PA dengan pembagian yang cukup adil.

Kendala dan hambatan yang dialami mahasiswa selama pelaksanaan peran antara lain: a) Karena kasus penyakit yang ada di Ruang Kelas I dan II sangat bervariasi maka terkadang menyulitkan mahasiswa dalam pembuatan rencana keperawatan dan implementasi keperawatan, b) Belum optimalnya pembagian pasien untuk PP terutama yang shift sore dan malam, c) Adaptasi peran yang dilaksanakan baik dari kepala ruangan, PP dan PP belum dapat diterapkan secara maksimal karena waktu yang terbatas dimana dilakukan rolling masing-masing peran setiap 1 hari, d) Pemahaman yang kurang mahasiswa terhadap peran yang dimainkan sehingga tidak optimal e) Dalam hal kolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu hanya dapat dilakukan dengan dokter dan ahli gizi, sedangkan untuk tenaga kesehatan yang lainnya seperti rehabilitasi medik belum dapat dilakukan secara optimal.4.2 Penerimaan Pasien Baru1. Persiapan

a. Menyusun proposal PPB dan format yang dibutuhkan.

b. Menentukan pasien yang akan dilakukan role play PPB.c. Menetapkan pelaksana peran :

Penanggung Jawab : Choirul Rosiqin, S.Kep

Kepala Ruangan: Laily Nur Hamdiyah, S.KepPP

`: Ach. Syukron, S.KepPA

: Ach. Jailani, S. Kep2. Pelaksanaan

a. Penerimaan pasien baru dilaksanakan pada pasien yang baru masuk di ruang kelolaan yaitu ruang kelas I & II mulai tanggal 08 September 2014 sampai dengan 1 Oktober 2014. Penerimaan pasien baru pada shift pagi diterima oleh kepala ruangan dan PP, sedangkan pada shift sore dan malam hanya diterima oleh penanggung jawab shift sehingga penanggung jawab shift yang memberikan orientasi dan penjelasan kemudian pada pagi hari berikutnya penanggung jawab shift melaporkan kepada kepala ruangan.

b. Role play penerimaan pasien baru dilaksanakan tanggal 19 September 2014 pukul 09.00 WIB yang dihadiri oleh pembimbing klinik, kepala ruangan Ruang Kelas I dan II serta perwakilan kepala ruangan dari RS Paru Surabaya.

c. Penerimaan pasien baru dilaksanakan oleh PP setelah diberi informasi oleh kepala ruangan. Pasien baru disambut oleh kepala ruangan, PP dan PA, Pasien baru diberi penjelasan tentang orientasi ruangan, perawatan medis serta tata tertib ruangan dan sentralisasi obat. PP dibantu PA melakukan pengkajian keperawatan dan pemeriksaan fisik kepada pasien baru. Setelah semua dijelaskan kepada pasien dan keluarga dan pemeriksaan fisik dilakukan, keluarga menandatangani lembar penerimaan pasien baru.

d. Karu memberikan reward pada PP.3. Hambatan

Karena kurangnya pemahaman pengetahuan tentang penerimaan pasien baru, menyebabkan pelaksanaan roleplay penerimaan pasien baru berjalan kurang maksimal.4.3 Sentralisasi obat1. Persiapan

a. Menyusun proposal sentalisasi obat dan format yang dibutuhkan.

b. Menentukan pasien baru yang akan dilakukan sentalisasi obat.c. Menetapkan pelaksana peran :

Penanggung jawab: Ach. Jailani, S.Kep

Kepala Ruangan: Nur Hasanah, S.Kep

PP`

: Faruq Amrullah, S.Kep

PA

: Moch. Amiruddin, S. Kep2. Pelaksanaan

a. Sentalisasi obat dilaksanakan setiap ada pasien baru di Ruang Kelas I & II, pada shift pagi dilakukan oleh PP dan dilaporkan kepada kepala ruangan, sedangkan pada shift sore dam malam hanya diterima oleh penanggung jawab shift sehingga penanggung jawab shift yang memberikan penjelasan tentang sentralisasi obat.b. Role play sentralisasi obat dilaksanakan pada tanggal 18 September 2014 pukul 10.00 WIB yang dihadiri oleh pembimbing klinik, kepala ruangan Ruang Kelas I dan II RS Paru Surabaya.

c. Sentralisasi obat dilakukan oleh PP dan dilaporkan kepada kepala ruangan. PP meminta bantuan PA untuk memanggil keluarga pasien. PP menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa akan dilakukan sentralisasi obat dan menandatangani persetujuan sentralisasi obat. Kemudian dilakukan pengecekan tentang obat-obatan pasien diantaranya nama obat, jumlah obat dan dosis obat. PP dan keluarga pasien menandatangani lembar penerimaan obat.3. Hambatan

Kurang komunikasi perawat sehingga salah persepsi dari pembimbing tentang sentralisasi obat.

4.4 Supervisi Keperawatan1. Persiapan

Kegiatan yang dilakukan sebelum supervisi adalah :

1. Menyusun instrumen supervisi dan format laporan supervisi (terlampir)

2. Menentukan apa yang akan disupervisi.3. Menetapkan pelaksana peran :

Penanggung jawab: Rizal Agustio Winandar, S.Kep

Kepala Ruangan

: Faruq Amrullah, S.Kep

PP`

: Ach. Syukron, S.KepPA

: Ach. Jailani, S.Kep2. Pelaksanaan

Supervisi dilaksanakan tidak sesuai jadwal yang telah disepakati sehingga dilaksanakan pada tanggal 24 September 2014, dengan kegiatan sebagai berikut :Kepala ruangan melakukan supervisi terhadap PP yang dibantu oleh PA dengan instrumen supervisi yang telah ditetapkan, yaitu kinerja PP dan kemampuan PP dalam melaksanakan injeksi secara IV lewat selang infus.3. Kendala

Kegiatan supervisi merupakan pengalaman pertama bagi kelompok sehingga dalam bermain peran belum menunjukkan kemampuan yang optimal.

4.5 Pelaksanaan Ronde Keperawatan

1. Persiapan

Sebelum melaksanakan kegiatan ronde keperawatan, kelompok melakukan persiapan sebagai berikut :

a. Pembuatan proposal ronde keperawatan.

b. Konsep penyakit pada pasien yang akan dilakukan ronde .

c. Inform concent pasien disiapkan dan disetujui oleh pasien dengan memberikan tanda tangan.d. Menentukan Tim Ronde.e. Menetapkan pelaksana peran :

Penanggung jawab: Faruq Amrullah, S.KepKepala Ruangan: Aldi Pratama, S.KepPP 1

: Laily Nur Hamdiyah, S.KepPP 2

: Faruq Amrullah, S.KepPA 1

: Tartila Mega Rudini, S.KepPA 2

: Istianah, S.Kep2. PelaksanaanRonde keperawatan dilaksanakan pada tanggal 30 September 2014 dengan diagnosa medis TB Paru yang mempunyai masalah keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif. Namun beberapa menit sebelum dilaksanakan ronde, pasien Tn. T meninggal dunia sehingga pelaksanaan ronde tidak menerapkan alur validasi data. Ahli gizi hadir dan membahas tentang nutrisi yang kurang pada pasien Tn. T meskipun Tn. T sudah meninggal. Selama dirawat pasien dengan diagnosa medis TB Paru dirawat selama 7 hari dengan kondisi yang semakin buruk. Sebelumnya telah disarankan oleh dokter untuk merondekan pasien Tn. S, tetapi sehari sebelum pelaksanaan ronde pasien pulang paksa.3. Hambatan

1) Dokter tidak dapat hadir2) Perawat konselor tidak bisa hadir3) Pasien meninggal saat akan dilaksanakan ronde keperawatan sehingga tidak dapat divalidasikan.4) Pasien yang akan dirondekan sebelumnya meminta pulang paksa sehari sebelum pelaksanaan ronde sehingga mahasiswa mengalami kesulitan dalam mempersiapkan ronde esok harinya.4.6 Pelaksanaan Timbang Terima

1. Persiapan

Sebelum melakukan kegiatan timbang terima, kelompok melakukan persiapan antara lain :

a. Membuat format timbang terima

b. Menyiapkan materi laporan timbang terima yang akan dilakukan

c. Menyiapkan data penunjang untuk kegiatan timbang terima seperti data observasi pasien, data hasil laboratorium terbaru, dll.

d. Menetapkan pelaksana peran :

Kepala Ruangan: Amiruddin, S.KepPP 1

: Laily Nur Hamdiyah, S.KepPP 2

: Tartila Mega Rudini, S.KepPA 1

: Nur Hasanah, S.KepPA 2

: Istianah, S.Kep2. Pelaksanaan

a. Timbang terima di ruang kelolaan dilakukan dilaksanakan jam 13.00 saat pergantian dinas pagi ke sore jam 14.00 dari dinas sore ke dinas malam dan jam ke dinas pagi. Timbang terima dengan menyampaikan identitas pasien, diagnosa medis, keluhan pasien, masalah keperawatan, intervensi yang sudah dan belum dilakukan dan pesan khusus. Setelah semua pasien dilaporkan, perawat melakukan validasi data dan melakukan klarifikasi. Setelah kepala ruangan, PP dan penanggung jawab shift menandatangani lembar timbang terima.b. Role play timbang terima dilaksanakan pada tanggal 18 September 2014 pukul 13.00 WIB dengan jumlah pasien 9 orang yang dihadiri oleh pembimbing klinik, pembimbing akademik, kepala ruangan Kelas I dan II dan perwakilan kepala ruangan dari RS Paru Surabaya.c. Seluruh perawat shift pagi dan sore serta kepala ruangan berkumpul di Nurse Station untuk melakukan timbang terima. Timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan yang diawali dengan kegiatan doa bersama yang bertujuan agar kegiatan pelaksanaan asuhan keperawatan pada hari itu dapat berjalan dengan baik. Kemudian kepala ruangan mempersilahkan perawat primer shift pagi untuk melaporkan keadaan pasien.

d. PP pagi melaporkan keadaan pasien meliputi data, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan yang sudah dilaksanakan dan rencana yang belum serta harus dilaksanakan oleh PP sore. PP pagi memberikan kesempatan pada PP sore untuk mengklarifikasi laporan.

e. Usai melakukan timbang terima secara tidak langsung di nurse station, kemudian dilanjutkan dengan kunjungan langsung (timbang terima langsung) kepada pasien diikuti oleh seluruh perawat shift pagi dan sore.f. Kemudian perawat kembali ke nurse station untuk mendiskusikan hal-hal yang perlu diklarifikasi lebih lanjut terutama yang bersifat rahasia bagi pasien dan keluarganya.

g. Setelah pelaksanaan timbang terima selesai PP shift pagi dan penanggung jawab shift sore menandatangani laporan timbang terima serta diketahui oleh kepala ruangan.

3. Hambatan

a. Kegiatan timbang terima merupakan pengalaman pertama bagi kelompok sehingga dalam bermain peran belum menunjukkan kemampuan yang optimal. b. Timbang terima belum menjelaskan tentang perawatan WSD yang telah dilakukan pada pasien.4.6 Pelaksanaan Discharge Planing1. Persiapan

Sebelum melaksanakan kegiatan ronde keperawatan, kelompok melakukan persiapan sebagai berikut :

a. Pembuatan proposal pelaksanaan Discharge b. Konsep materi discharge planningc. Pembuatan Kartu Discharge Planningd. Pembuatan leaflete. Pembuatan Kartu Berobatf. Menetapkan pelaksana peran :

Kepala Ruangan: Laily Nur Hamdiyah, S.Kep

PP`

: Isti anah, S.Kep

PA

: Tartila Mega Rudini, S.Kep2. Pelaksanaan

1. Discharge Planing dilakukan pada setiap pasien yang akan pulang. Materi yang diberikan berupa diet, obat, aktivitas, istirahat, tempat dan waktu kontrol. Setelah dilakukan Discharge Planing keluarga pasien menandatangani kartu Discharge Planing.

2. Role play Discharge Planing dilaksanakan pada tanggal 24 September 2014 pukul 09.00 WIB yang dihadiri oleh pembimbing klinik, pembimbing akademik, kepala ruangan kelas 1 & 2 dan perwakilan kepala ruangan dari RS Paru Surabaya.

3. Discharge Planing diberikan pada pasien Tn. Sardi dengan diagnose TB Paru. PP memberitahu kepala ruangan bahwa ada pasien pulang dan akan dilakukan Discharge Planing. PP dibantu PA menyiapkan semua perlengkapan Discharge Planing kemudian melakukan HE (health education) kepada pasein dan keluarga. Materi yang diberikan meliputi obat yang harus diminum dan dibawa pulang, aktivitas dirumah, diet meliputi manfaat dan pantangan makanan bagi pasien post operasi struma, hal hal yang dianjurkan bagi pasien pasien post operasi struma, tempat dan waktu kontrol. Setelah pasien dan keluarga mengertu semua penjelasan perawat pasien dan keluraga diberi leaflet dan menandatangani kartu Discharge Planing.3. Hambatan

Kendala yang didapatkan, dimana kegiatan Discharge Planing merupakan pengalaman pertama bagi kelompok sehingga dalam bermain peran belum menunjukkan kemampuan yang optimal.

4.3 Pelaksanaan Dokumentasi Keperawatan

Sesuai dengan perencanaan, model pemberian asuhan keperawatan yang dilaksanakan adalah model FOCUS. Model ini dipilih karena paling efesien dalam penggunaan kertas dan waktu penulisan serta dapat memonitor perkembangan klien dengan baik dibanding sistem SOR. Secara garis besar, dokumentasi keperawatan telah dilaksanakan dibuktikan adanya format dokumentasi keperawatan dengan sistem FOCUS. Adapun perincian sistem pendokumentasian keperawatan sebagai berikut :

1. Format pengkajian khusus bedah dengan menggunakan pengkajian berorientasi pada sistem dengan penekanan pada B1 sampai B6 yang sesuai untuk kasus-kasus bedah.

2. Format catatan perkembangan dengan sistem FOCUS (SOAP) yang dimodifikasi kelompok demi efektifitas dan efesien pendokumentasian, terdiri dari lembar pendokumentasian keperawatan sebagaimana terlampir.

Proses pelaksanaan pendokumentasian keperawatan terlaksana dengan perawat primer melakukan pengkajian secara komprehensif dan menentukan diagnosa keperawatan sekaligus membuat perencanaan keperawatan. Selanjutnya perawat primer mendelegasikan implementasi pada perawat assosciate. Format pemberian obat dan observasi diisi perawat assosciate. Setelah tindakan perawat primer menuliskan respon klien pada kolom respon.

Pada pelaksanaannya terdapat beberapa kendala, antara lain :

1. Pengisian pendokumentasian kadang tidak lengkap terutama pada lembar pemberian obat, hal ini dikarenakan sebagian mahasiswa berasal dari puskesmas sehingga dalam pengisian pedokumentasian kurang maksimal.

2. Dalam proses MAKP, ada PA yang belum bisa membedakan tugasnya dengan PP.4.4 Kegiatan PKMRSKegiatan PKMRS selama praktek manajemen keperawatan di Ruang Kelas I dan II RS Paru Surabaya dilaksanakan sebanyak 1 kali dengan judul Efusi pleura Kegiatan PKMRS ini dilakukan pada pasien dan keluarga daerah kelolaan.

1. PersiapanSetiap melaksanakan PKMRS, hal hal yang dipersiapkan antara lain :a. Membuat SAP (Satuan acara penyuluhan)b. Menyiapkan materi PKMRSc. Membuat leafletd. Pembagian peran2. Pelaksanaana. PKMRS dilaksanakan pada tanggal 29 September 2014 pukul 09.00 WIB yang dihadiri oleh pembimbing klinik, kepala ruangan Kelas 1 & 2, CI ruangan dan perwakilan kepala ruangan dari RS Paru Surabaya.b. Peserta PKMRS merupakan keluarga pasien kelas 1 & 2 yang merupakan ruangan kelolaan.

c. Sebelum PKMRS peserta diberikan leaflet. Peserta aktif menanyakan materi PKMRS yang disampaikan dan selalu mendengarkan dengan aktif terhadap jawaban yang diberikan penyaji.3. Hambatana. Moderator dan penyaji kurang memahami perannya dan kurang memahami materi penyuluhan.b. Moderator kurang menghidupkan suasana

c. Penyaji kurang tanggap dalam menjawab pertanyaan

d. Setting tempat tidak sesuai dengan rencana penyuluhan sebelumnya, kurang pencahayaan sehingga flip chart sulit dibaca oleh peserta

e. Kurang matangnya persiapan kelompok dalam pelaksanaan penyuluhan

f. Materi yang diberikan terlalu teoritis dan bahasa yang digunakan sulit dimengerti peserta penyuluhan.

BAB 5

EVALUASI

Evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan kegiatan yang dilakukan dan apakah sudah sesuai dengan tujuan kegiatan. Berikut ini akan diuraikan evaluasi kegiatan mahasiswa dalam Praktik Manajemen Keperawatan di Ruang Kelas I dan II RS PARU SURABAYA

Evaluasi Struktur5.1.1 Pelaksanaan MAKPSecara struktur, pelaksananaan MAKP sudah sesuai dengan teori, dimana sudah ada perhitungan ketenagaan sesuai dengan tingkat ketergantungan, adanya job description yang jelas, jadwal pembagian peran, jadwal dinas, sarana dan prasarana penunjang seperti sistem pendokumentasian, peralatan untuk tindakan keperawatan, struktur organisasi pelaksanaan peran dan perhitungan BOR ruangan.5.1.2 Penerimaan Pasien Baru PPB dilakukan pada setiap pasien baru sejak tanggal 19 September 2014 dan diperankan mahasiswa sesuai dengan jadwal yang ada. Untuk Persiapan role play dilakukan selama 2 hari mulai dari pembuatan proposal, undangan sampai kegiatan penerimaan pasien baru dilakukan. Acara tepat waktu sesuai jadwal pada Gannt Chart. Role Play PPB tidak dilakukan ke pasien langsung di Ruang Kelas I dan II RS Paru Surabaya .5.1.3 Sentralisasi ObatPersiapan dilaksanakan 2 hari sebelum acara dimulai, dari pembuatan proposal dan pembuatan format yang dibutuhkan.5.1.4 Supervisi Keperawatan

Persiapan dilaksanakan 3 hari sebelum acara dimulai, dari pembuatan proposal supervisi injeksi secara IV lewat selang infus. Secara teoritis struktur supervisi keperawatan sudah sesuai, terdiri dari kepala ruangan, PP dan PA, proposal kegiatan, instrumen supervisi dan format laporan supervisi.

5.1.5 Pelaksanaan Ronde KeperawatanRonde keperawatan dilaksanakan tanpa validasi pasien dikarenakan pasien meninggal 30 menit sebelum pelaksanaan ronde keperawatan.5.1.6 Pelaksanaan Discharge PlanningPersiapan dilaksanakan sejak 3 hari sebelum acara dimulai dari pembuatan proposal dan role play discharge planning. Acara dimulai tepat waktu sesuai dengan jadwal pada gannt chart. Penetapan pasien yang akan dijadikan role play dilaksanakan satu hari sebelum acara yaitu pada pasien TB Paru.

5.1.7 Pelaksanaan Timbang Terima

Pada timbang terima, sarana prasarana yang menunjang telah tersedia antara lain : Lembar timbang terima, status klien, work sheet dan alat tulis, lembar observasi serta kedua kelompok shif timbang terima. Kepala ruangan memimpin timbang terima yang dilaksanakan pada pergantian shif yaitu malam ke pagi, pagi ke sore. Kegiatan timbang terima pada shif pagi ke sore dipimpin oleh PP shift pagi dan PP shift sore yang bertugas saat itu.

5.1.8 Pelaksanaan Dokumentasi Keperawatan

Metode dokumentasi pengkajian menggunakan ROS, model dokumentasi yang digunakan sesuai dengan teori yang dimodifikasi oleh kelompok untuk memudahkan pelaksanaan dokumentasi. Dalam pendokumentasian format pengkajian yang dibuat oleh kelompok, format DAR serta adanya perawat yang melaksanakan dokumentasi.5.1.9 Pelaksanaan Kegiatan PKMRS

Kelompok telah melakukan beberapa persipan yaitu persiapan SAP, leaflet, materi penyuluhan dan pembagian peran serta melakukan evaluasi kegiatan saat itu.5.2 Evaluasi Proses

5.2.1 Pelaksanaan MAKPSebelum dilaksanakan peran secara penuh, dilakukan uji coba peran selama 3 hari, kemudian dilaksanakan peran secara penuh selama 2 minggu. Sedangkan pelaksanaan peran 24 jam dilaksanakan selama 2 minggu sesuai dengan rencana kegiatan yang dibuat. Dalam pelaksanaan peran tidak semua mahasiswa dapat menjalankan perannya dengan baik sesuai job description yang ada.

Selama pelaksanaan peran, masing-masing mahasiswa berperan sebagai kepala ruangan, PP dan PA serta melaksanakan shift jaga sore dan malam dan dilakukan rotasi peran tiap 1 hari dengan pembagian yang merata. 5.2.2 Penerimaan Pasien BaruSecara umum penerimaan pasien baru sudah berjalan dengan baik hanya saja kadang terjadi konsep pembagian peran yang tidak tepat antara PP dan PA dan pendokumentasian yang tidak tepat masih terjadi.

Evaluasi role playNOWAKTUKEGIATAN

1.09.00 - 09.30 WIBPelaksanaan penerimaan pasien baru berlangsung

2.09.30 10.00 WIBDiskusi dan klarifikasi dari supervisor dan pembimbing ruangan.

1. Elya Windi, S.Kep., Ns a. Proses penerimaan pasien baru harus dibiasakan dilakukan dengan sebenar-benarnya di ruangan.b. Proses penerimaan pasien baru tidak hanya fokus pada identitas pasien tetapi pada tindakan yang sudah dilakukan dan belum dilakukan di ruangan yang sebelumnya baik itu di IGD maupun di Poli.

2. Yuli Purwanti, S.Kep, Ns

a. Pelaksanaan secara umum masih kurang dan tidak rileks.b. Pasien bukan pasien sesungguhnya sehingga tidak efektif.

c. Saat melakukan pemeriksaan fisik PA harus komunikatif terhadap pasien tidak pasif sehingga pasien mengerti tentang apa yang dilakukan perawat.d. Saat orientasi ruangan terhadap pasien baru lebih diperjelas dan hal itu merupakan peran dari PA bukan PP3. Syiddatul B., S.Kep., Nsa. Kurang memperhatikan perubahan kondisi pasien dalam perjalanan baik dari poli atau IGD ke ruangan.

b. Format penerimaan pasien baru sebaiknya dibawa saat mengorientasikan pasien baru.

c. Menunjukkan fasilitas ruangan dengan cara mengajak keluarga pasien ke tempat fasilitas di ruangan bukan hanya dengan cara menunjuk fasilitas.

5.2.3 Sentralisasi ObatSO sudah berjalan dengan baik tempat obat sudah ada, form terisi dengan baik hanya saja komunikasi yang kurang baik mengakibatkan ada pasien yang tidak percaya jika obat disimpan perawat.

Evaluasi Role PlayNO.WAKTUKEGIATAN

1.10.00-10.30 WIBSentralisasi obat kepada pasien bukan sesungguhnya

2.10.30-11.00 WIBMasukan dan klarifikasi dari pembimbing dan supervisor:

1. Elya Windi, S.Kep., Nsa. PP harus menjelaskan kepada keluarga pasien bila obat habis kemana harus melapor.2. Yuli Purwanti, S.Kep, Nsa. Perawat harus lebih detail menjelaskan tentang sentralisasi obat sehingga pasien dan keluarga percaya bahwa obatnya aman dengan menunjukkan lemari obat tempat penyimpanan obat.

b. Dalam penandatanganan persetujuan sentralisasi obat perawat harus lebih hati-hati dalam menanyakan hubungan dengan pasien, harus dipastikan bahwa memang benar-benar keluarga pasien dan minta no. HP dan fotokopi ktp sehingga bisa dipertangung jawabkan.

c. Lembar pemberian obat kurang kreatif karena meniru form ruangan.

3. Syiddatul B., S.Kep., Ns1. PP menjelaskan bahwa obat yang diresepkan habis dalam satu hari (one day dose).

2. Memahami proses 6 benar pemberian obat.

5.2.4 Supervisi KeperawatanNO.WAKTUKEGIATAN

112.00-12.30 WIBPelaksanaan supervisi injeksi secara IV lewat selang infus pada Tn. A

212.30-13.00 WIBMasukan dan klarifikasi dari pembimbing dan supervisor

1. Elya Windi, S.Kep., Nsa. Kepala ruangan harus mengecek ulang perlengkapan yang disiapkan.

b. Kurang luwes dalam berkomunikasi dengan pasien saat pelaksanaan injeksi dan terlalu lama dalam prosedur injeksi.

2. Yuli Purwanti, S.Kep, Nsa. SOP secara umum baik tapi kurang efektif sebaiknya disiapkan SOP khusus injeksi IV lewat selang infus.

b. Alur supervisi sebaiknya sesuai proposal yaitu mengundang bagian manajemen.

c. Bak instrumen terlalu banyak berisi peralatan spt obat injeksi, spuit, tempat sampah (medis dan non medis), sebaiknya dipersiapkan tempat khusus obat, sampah medis dan non medis dan trolly.

d. Kurang komunikasi dengan pasien dan keluarga.

e. Crosscek perlengkapan di ners station dan saat di ruang perawatan pasien.

f. Tidak adanya obat emergency.

g. Literatur tentang SOP ( rumah sakit atau ruangan atau yang lain).

3. Syiddatul B., S.Kep., Nsa. Komunikasi kurang dengan pasien dan keluarga.

b. Teknik memasukkan obat teruatama antibiotik sebaiknya dimasukkan perlahan karena dapat mengiritasi pembuluh darah.

c. Kepala ruangan harus lebih menguasai teknik penyuntikan.

5.2.5 Pelaksanaan Timbang Terima

Proses timbang terima dipimpin oleh Karu dan diikuti oleh seluruh perawat yang bertugas sebelumnya maupun yang akan ganti dinas. PP mengoperkan kepada penanggung jawab shift berikutnya yang akan mengganti dinas. Timbang terima pertama dilakukan di Nurse Station kemudian ke bed klien dan kembali lagi ke Nurse Station. Isi timbang terima mencakup identitas klien, diagnosis keperawatan, intervensi yang sudah dilakukan, intervensi yang belum dilakukan dan pesan khusus. Setiap klien tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke pasien.No.WaktuKegiatan

1.08.00 08.30 WIBPelaksanaan kegiatan timbang terima berlangsung

2.08.30 09.00 WIBDiskusi dan klarifikasi dari supervisor serta pembimbing ruangan :1. Elya Windi, S.Kep., Nsa. Waktu untuk timbang terima berapa lama?.b. Apakah kepala ruangan harus ikut dalam timbang terima pasien?c. Masih kaku dalam berkomunikasi dengan pasien dan keluarga saat validasi

d. Tidak menyebutkan tentang rawat luka WSD2. Syiddatul B., S.Kep., Nsa. Kepala ruangan kurang menghidupkan situasi sehingga situasi tegang.b. PP kurang mengklarifikasi keadaan pasien terbaru.c. Kurang membahas aspek keperawatan.

5.2.6 Discharge PlanningDischarge planning dilakukan kepada setiap pasien yang akan pulang. PP memberitahu kepala ruangan bahwa ada pasien yang akan pulang dan mengecek perlengkapan discharge planing. PP dibantu PA memberikan HE kepada pasien dan keluarga tentang penyakitnya, diet, aktivitas, obat dan tempat serta waktu kontrol.No.WaktuKegiatan

1.10.00 10.30 WIBPelaksanaan kegiatan discharge planning berlangsung

2.10.30 11.00 WIBDiskusi dan klarifikasi dari supervisor serta pembimbing ruangan :1. Elya Windi, S.Kep., Nsa. Discharge Planing di Ruang Kelas I dan II sudah dilakukan kepada pasien hanya secara lisan tapi kurang penjelasan cara-cara penanganan dan pencegahan TB Paru.b. PP masih kurang menguasai disiplin ilmu.c. Peran dan pembagian tugas masing-masing peran antara Karu, PP dan PA sudah baik.

2. Syiddatul B., S.Kep., Nsa. Program discharge planning harus dilakukan dan benar-benar diterapkan oleh mahasiswa, b. PA membantu PP dalam melaksanakan Discharge Planning apabila ada penyampaian materi yang lupa.

5.2.7 Kegiatan PKMRSNo.WaktuKegiatan

1.09.00 09.30 WIBPelaksanaan kegiatan PKMRS berlangsung

2.10.30 11.00 WIBDiskusi dan klarifikasi dari supervisor serta pembimbing ruangan :1. Elya Windi, S.Kep., Nsa. Moderator masih kurang menguasai audiens dan alur penyuluhan.b. Penyaji kurang memahami materic. Media tidak sesuai dengan setting tempatd. Kurang pencahayaan jika menggunakan flip chart, yang sesuai dengan LCDe. Kurang persiapan kelompok2. Yuli Purwanti, S.Kep, Nsa. Moderator kurang menghidupkan suasanab. Materi yang disajikan terlalu teoritis dan bahasanya kurang bisa dimengerti masyarakat awamc. Penyaji tidak menguasai materi penyuluhan dan kurang persiapan3. Syiddatul B., S.Kep., Nsa. Moderator kurang menguasai alur dan materi penyuluhan

b. Penyaji kurang menggali pengetahuan peserta dan kurang menguasai materi PKMRS.c. Kurang persiapan anggota kelompok

5.2.8 Pelaksanaan Ronde KeperawatanPelaksanaan ronde sudah sesuai dengan teori dan alurnya. Ronde berjalan dengan lancer, Karu bisa mengendalikan acara ronde dan diskusi dengan baik. PP menjelaskan perjalanan penyakit pasien dengan didukung dengan ahli gizi yang ikut mendiskusikan perkembangan pasien. No.WaktuKegiatan

1.12.00 12.30 WIBPelaksanaan role play ronde keperawatan berlangsung

2.10.30 11.00 WIBDiskusi dan klarifikasi dari supervisor serta pembimbing ruangan :1. Elya Windi, S.Kep., Nsa. Sudah bagus pelaksanaannya meskipun persiapan kurang matang karena pasien yang sebenarnya dirondekan bukan yang sekarang dirondekan. Pasien yang pertama pulang paksa dan harus ganti pasien lagi2. Yuli Purwanti, S.Kep, Ns

a. Semestinya penjelasan tentang keadaan terakhir pasien lebih diperincib. Alur dan diskusinya sudah bagus3. Hanik Catur, S.Kep., Nsa. Seharusnya saat ronde didukung dengan jurnal agar bisa mengembangkan ilmu keperawatan atau ilmu kesehatan yang lainb. Diagnosa yang pertama yang mestinya dibahas lebih dulu meskipun tidak ada dokter atau perawat konselornya4. Syiddatul B., S.Kep., Nsa. Karu seharusnya jangan langsung minta pendapat ke ahli gizi, mestinya dengan pertanyaan yang mengacu ke pasien dan perkembangannyab. Kemudian penyajian kasusnya kurang focus pada apa saja yang penting dan yang seharusnya dijelaskan ke anggota tim.

5.2.9 Pelaksanaan Dokumentasi KeperawatanPelaksanaan dokumentasi sudah sesuai dengan teori yaitu pengkajian dan pembuatan rencana asuhan keperawatan dilakukan oleh PP kemudian PA melaksanakan tindakan dan PA mengisi hasil respon pasien. Pengisian pengkajian sudah sesuai dengan petunjuk teknis pengisian pengkajian, pembuatan rencana asuhan keperawatan berdasarkan protap. Tetapi masih ada PA masih belum memahami perbedaan mendasar job discription dengan PP.

5.3 Evaluasi Hasil

1. Pelaksanaan MAKPSecara keseluruhan pelaksanaan MAKP sudah berjalan sesuai teori dan rencana kegiatan, dimana masing-masing mahasiswa sudah mendapatkan peran dari sebagai kepala ruangan, PP dan PA dan mampu menjalankan peran sesuai dengan job description yang ada. Sedangkan dalam melibatkan perawat ruangan terdapat kendala karena keterbatasan tenaga dan beban kerja yang cukup tinggi.

2. Penerimaan Pasien Barua. Selama kegiatan, masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan peran masing-masing.

b. Kegiatan berjalan lancar dan tujuan mahasiswa tercapai dengan baik.c. Form ada yang kurang lengkap3. Sentralisasi Obata. Setiap pasien baru diberlakukan SO.

b. Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugas masing-masing.c. Kepercayaan pasien masih belum tinggi.

4. Supervisi Keperawatana. Acara sesuai dengan waktu yang ditentukan

b. Mahasiswa melaksanakan tugasnya sesuai dengan peran masing-masing.5. Pelaksanaan Timbang Terimaa. Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift

b. Setiap perawat dapat mengetahui perkembangan

c. Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.

6. Discharge Planninga. Kegiatan tidak melibatkan perawat ruangan.b. Selama kegiatan, setiap mahasiswa bekerja sesuai dengan tugas masing-masing peran yang dimainkan.

c. Kegiatan berjalan lancar dan sesuai dengan tujuan dilaksanakannya discharge planning.7. Pelaksanaan Ronde Keperawatan

Ronde keperawatan sudah dilaksanakan oleh perawat sesuai alur dan diskusi berjalan dengan baik. Namun kendalanya adalah kepulangan pasien yang tidak bisa diprediksi sebelumnya. Meskipun begitu pada akhirnya bisa dilaksanakan dengan sesuai petunjuk teknis dan alur yang dibuat.8. Pelaksanaan Dokumentasi Keperawatan

Dokumentasi asuhan keperawatan sudah dilaksanakan oleh perawat sesuai petunjuk teknis pengisian format asuhan keperawatan yang dibuat oleh kelompok. Semua pasien kelolaan mempunyai status yang terdiri dari status yang terdiri dari status kelompok yang diisi oleh mahasiswa dan status ruangan yang diisi perawat ruangan. 9. Kegiatan PKMRSa. Moderator dan penyaji kurang menguasai materi.b. Materi yang disampaikan terlalu teoritis dan kurang bisa dimengerti.c. Mahasiswa secara keseluruhan dapat berperan aktif.

d. Keluarga pasien berperan aktif mengajukan pertanyaan.

e. Leaflet sesuai dengan materi penyuluhan.

f. Kegiatan berjalan dengan baik.5.4 Indikator Jaminan Mutu

1. Kejadian Kesalahan Pemberian Obat

Gambar 5.1 Diagram Pie Kejadian Kesalahan Pemberian Obat di Ruang Kelas I dan II RS Paru Surabaya Pada Praktek Manajemen Keperawatan

Berdasarkan diagram pie diatas dapat diketahui bahwa tidak ada kesalahan pemberian obat yang dilakukan pada pasien kelolaan pada praktik manajemen keperawatan STIKES Insan Unggul Surabaya di Ruang Kelas I dan II RS Paru Surabaya. Semua obat yang diberikan kepada pasien berdasarkan prinsip 6T + 1W.

2. KejadianPhlebitis

Gambar 5.2 Diagram Pie Kejadian Phlebitis di Ruang Kelas I dan II RS Paru Surabaya Pada Praktek Manajemen Keperawatan

Berdasarkan diagram pie diatas dapat diketahui bahwa 12 % pasien kelolaan mahasiswa praktik manajemen keperawatan mengalami kejadian phlebitis. Phlebitis yang terjadi merupakan non infeksi karena pasien hanya mengalami bengkak saja tanpa disertai tanda infeksi yang lain seperti kemerahan (rubor), nyeri (dolor), panas (calor). Sebagian besar pasien terpasang infus dan setiap hari sekali dilakukan observasi pada lokasi pemasangan infus dengan perawatan infus bila diperlukan dan 3 hari sekali akan mengganti abocath bila diperlukan.

3. Penilaian Tingkat Kepuasan Pasien dan KeluargaGambar 5.3 Diagram Pie Tingkat Kepuasan Pasien dan Keluarga di Ruang Kelas I dan II RS Paru Surabaya pada Praktik Manajemen Keperawatan

Berdasarkan diagram pie diatas dapat diketahui bahwa 65 % keluarga menyatakan sangat puas terhadap mahasiswa praktik manajemen keperawatan, 35 % keluarga menyatakan puas dan tidak ada yang menyatakan tidak puas dan sangat tidak puas. Sebagian besar pasien dan keluarga sangat puas karena telah mendapatkan informasi mengenai fasilitas yang tersedia, tata tertib yang berlaku, mahasiswa menawarkan bantuan kepada pasien, memberi perhatian terhadap keluhan yang dirasakan pasien, memberikan informasi tentang tindakan yang akan dilakukan dan menjawab pertanyaan pasien atau keluarga tentang tindakan yang dilakukan kepada pasien serta memberi salam, senyum dan sapa saat bertemu dengan pasien dan keluarga.

Terjadi peningkatan kepuasan dari sebelum dilakukan MAKP yaitu sebesar dari tingkat kepuasan pasien dan keluarga yang sebesar

4. BOR

Tabel 5.1 Tabel BOR pasien di Ruang Kelas I dan II RS Paru Surabaya Pada Praktik Manajemen Keperawatan

HARI PRAKTEK TANGGALBOR

12 September 201440 %

13 September 201436 %

14 September 201440 %

15 September 201425 %

16 September 201429 %

17 September 201429 %

18 September 201425 %

19 September 201432 %

20 September 201436 %

21 September 201436 %

22 September 201432 %

23 September 201440 %

24 September 201440 %

25 September 201443 %

26 September 201436 %

27 September 201418 %

28 September 201418 %

29 September 201421 %

30 September 201421 %

1 Oktober 20147 %

2 Oktober 20147 %

RATA-RATA30 %

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa BOR pasien kelolaan mahasiswa praktik manajemen keperawatan mulai tanggal 12 September 2014 sampai 2 Oktober 2014 adalah 30 % yang merupakan jumlah yang masih rendah.

5. Distribusi penyakit

Gambar 5.4 Diagram Pie Distribusi Penyakit di Ruang Kelas I dan II RS Paru Surabaya Pada Praktek Manajemen Keperawatan

Berdasarkan diagram diatas, diketahui bahwa kasus terbanyak pada pasien kelolaan periode 12 September 2014 sampai dengan 2 Oktober 2014 adalah TB Paru sebanyak 32 %.BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dari hasil kegiatan Praktik Manajemen Keperawatan Mahasiswa STIKES Insan Unggul Surabaya di Ruang Kelas I dan II RS Paru Surabaya.

6.1 Kesimpulan

1. Ruang Kelas I dan II RS Paru Surabaya merupakan ruang perawatan pasien dengan kapasitas 28 tempat tidur. Ketenagaan perawat yang ada S1 Keperawatan 2 orang, D3 Keperawatan 10 orang.2. Berdasarkan tingkat ketergantungan pasien yang dihitung dari tanggal 12 September 2014, kebutuhan tenaga perawat di Ruang Kelas I dan II sebanyak 7 orang perhari dengan rincian shift pagi 2 orang, shift siang 1 orang dan shift malam 1 orang + Kepala Ruangan + 2 orang lepas dinas.3. Pelaksanaan model asuhan dilaksanakan mulai tanggal 12 September - 2 Oktober 2014 yang terbagi atas 2 minggu seluruh mahasiswa shift pagi dan 2 minggu jaga shift 24 jam.

4. Pendokumentasian dilaksanakan sesuai dengan format yang telah dibuat oleh kelompok dengan menggunakan sistem DAR.

5. Penerapan MAKP pada pasien kelolaan di Ruang Kelas I dan II RS Paru Surabaya :5.1. Timbang terima pasien dilaksanakan secara berkesinambungan sesuai alur dengan dihadiri oleh seluruh petugas yang dinas.5.2. Pelaksanaan penerimaan pasien baru oleh mahasiswa di ruang kelolaan dilakukan pada seluruh pasien baru dan untuk mempermudah pelaksanaan PPB dibuat format lembar serah terima pasien baru baik dari UGD maupun dari poli dan format untuk PPB.5.3. Pelaksanaan sentralisasi obat pasien di ruang kelolaan telah dilakukan sesuai alur dan sentralisasi obat dilakukan pada obat injeksi dan infus. Pelaksanaannya dilengkapi blanko inform consent dan blanko penerimaan obat.5.4. Discharge Planning (PD) dilakukan oleh mahasiswa pada pasien yang akan pulang dengan leaflet, kartu DP, HE.5.5. Supervisi yang dilakukan mahasiswa hanya 1 kali selama praktik yaitu supervisi pelaksanaan penyuntikan secara IV lewat selang infus.5.6. Ronde Keperawatan dilakukan oleh mahasiswa pada pasien yang memiliki kondisi kurang baik dan bahkan memburuk.5.7. Pelaksanaan pendokumentasian oleh mahasiswa di ruang kelolaan dijalan dengan cukup baik mulai pengisian lembar PPB, format pengkajian yang berorientasi pada ROS, persetujuan SO, lembat penerimaan obat, format tindakan keperawatan, format observasi, pemberian obat dan cairan, pengisian red blue, format konsultasi, pemerikasaan laboratorium/ radiologi/ USG, persetujuan maupun penolakan tindakan medis dan resume keperawatan serta lembar DP.5.8. PKMRS dilaksanakan 1 kali selama praktik manajemen keperawatan. PKMRS yang dilaksanakan sangat diminati oleh keluarga pasien6.2 Saran

1. Promosi Kesehatan yang lebih optimal bagi masyarakat.2. Dilakukan pengembangan staf secara berkala dan bertahap baik secara formal maupun informal. Dengan memberikan kesempatan untuk menempuh pendidikan dan pelatihan yang berkaitan langsung di ruang Kelas I & II3. Ruang Kelas I dan II dapat memulai menerapkan MAKP seperti yang telah disosialisasikan agar lebih meningkatkan kepuasan pasien seperti :3.1 Penerapan Penerimaan Pasien Baru

Dengan tersedianya format serah terima pasien baik dari UGD atau poli yang berisi identitas pasien, tindakan yang telah dilakukan sebelumnya, terapi yang sudah dan belum dilakukan dan format PPB yang dapat memperjelas pemberian orientasi kepada pasien dan keluarga pasien baru sehingga meskipun ners station terpisah dari ruang ruang perawatan namun pemberian orientasi dapat terwakili penyampaiannya dengan booklet.

3.2 Sentralisasi ObatSentralisasi obat diRuang Kelas I dan II perlu penyempurnaan dengan adanya lembar penerimaan obat yang mencakup nama dan jumlah obat. Sentralisasi obat juga dapat dilaksanakan pada pasien umum tidak hanya terbatas pada pasien BPJS.3.3 Discharge planningPelaksanaan DP tinggal menambahkan penyampaian HE dengan adanya leaflet, kartu DP, tidak hanya secara lisan seperti yang dilakukan saat ini.

3.4 Timbang terimaPelaksanaan timbang terima sebaiknya menunggu seluruh petugas yang jaga lengkap, dilaksanakan sesuai alur yang benar dan divalidasi ke pasien.3.5 SupervisiKepala ruangan mengadakan sosialisasi tentang alur supervisi yang benar sehingga dalam waktu mendatang kegiatan supervisi dapat dilaksanakan di ruangan. Kepala ruangan dapat juga mengusulkan permintaan bantuan untuk pemberian sosialisasi supervisi untuk seluruh karyawan kepada bidang keperawatan.3.6 Ronde Keperawatan

Sebaiknya ronde keperawatan bisa lebih sering dilakukan sehingga masalah pasien yang agak kompleks bisa teratasi dengan optimal.3.7 PKMRSSebaiknya PKMRS juga menjadi agenda rutin ruangan, karena pelaksanaannya bermanfaat sekali menambah pengetahuan keluarga.

Untuk Mahasiswa

1. Untuk proses pelaksanaan asuhan keperawatan kepada pasien kelolaan harus diterapkan pelayanan prima dengan pelayanan sepenuh hati.2. Lebih dioptimalkan penerapan keperawatan secara holistik yang mencakup kebutuhan Bio-Psiko-Sosio-Spiritual.

Klien

Klien

PA

PA

PP 2

PP 1

Sarana & Prasarana

Kepala Ruangan

Tim Medis

EMBED Excel.Chart.8 \s

EMBED Excel.Chart.8 \s

EMBED Excel.Chart.8 \s

59

_1473692232.xlsChart1

3

23

East

Sheet1

PhlebitisTidak Phlebitis

East323

_1473717264.xlsChart1

10

6

5

5

3

1

1

#REF!

Sheet1

TB ParuDMObs DispneaKPHipoglikemiaFluido PneumothoraksCooxecia

10655311

Sheet2

_1473716379.xlsChart1

0

26

East

Sheet1

SalahTidak ada Kesalahan

East026

_1473692230.xlsChart1

17

9

0

0

East

Sheet1

Sangat PuasPuasTidak PuasSangat Tidak Puas

East17900