desiminasi teknologi - univ-tridinanti.ac.id

78
p.ISSN 2303-212X JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGI Diterbitkan Oleh : FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG VOL. 6 NOMOR 2 HAL.: 95 - 170 JULI 2018 DESIMINASI TEKNOLOGI Jurnal e.ISSN 2503-5398

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

p.ISSN 2303-212X

JURNALDESIMINASI TEKNOLOGI

Diterbitkan Oleh :

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

VOL. 6 NOMOR 2 HAL.: 95 - 170 JULI 2018

DESIMINASI TEKNOLOGI

Jurnal

e.ISSN 2503-5398

Page 2: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGIFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

VOLUME 6 No. 2 p-ISSN 2303-212X e-ISSN 2503-5398 Juli 2018

DAFTAR ISIHalaman

ANALISIS PERBANDINGAN ESTIMASI BIAYA DENGAN METODE SNIDAN KONTRAKTOR (Studi Kasus Pekerjaan Aspal di Proyek PembangunanJembatan Air Genting Desa Pumu Kecamatan Tanjung Sakti)Daud Hermansyah, Ani Firda, Zuul Fitriana Umari (Dosen Tek. Sipil UTP).................................... 95 – 101

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENIRIS KERIPIK UMBI - UMBIANDENGAN VARIASI DIAMETER PULLYRita Maria Veranika, Muhamad Amin Fauzie, Dwi Siswo Riyanto (Dosen Tek. Mesin UTP)........... 102 – 112

ANALISIS PENYEBAB KECACATAN PRODUK ROTI PIADENGAN MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DANFAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS ( FMEA)( Studi Kasus di Home Industry Sahabat Cake )Irnanda Pratiwi, Hermanto MZ, Faizah Suryani (Dosen Tek. Industri UTP).................................... 113 – 119

SKALA PELAYANAN TAMAN-TAMAN DI KOTA PALEMBANGRamadisu Mafra, Ari Siswanto, Maulid M. Iqbal, Ika Juliantina (Dosen Tek. Arsitektur UMP)............ 120 – 126

EVALUASI KINERJA FUNGSIONAL – STRUKTURAL DARI CAMPURANHOT ROLLED SHEET - WEARING COURSE (HRS-WC) YANG MENGGUNAKANASPAL PEN 60/70 DAN POLIMER ELVALOYDimitri Yulianti (Dosen Tek. Sipil UTP).............................................................................................. 127 – 133

ANALISIS BIAYA PRODUKSI ALAT PERAJANG UBIDENGAN METODE BREAK EVENT POINTHermanto MZ, Togar.P.O.Sianipar, Herman Ahmad (Dosen Tek. Industri UTP) ............................. 134 – 143

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT BUAH PINANG TERHADAP KUAT TEKANDAN KUAT TARIK BELAH BETONAldo Jannatun Naim, Indra Syahrul Fuad, Bazar Asmawi (Dosen Tek. Sipil UTP).......................... 144 – 150

PERENCANAAN PRODUKSI UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN KONSUMENMAKSIMUM MENGGUNAKAN METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNINGDevie Oktarini, Azhari (Dosen Tek. Industri UTP)............................................................................... 151 – 155

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP PENINGKATANVOLUME PENJUALAN PT. BINTANG SURYASINDO PALEMBANGArifin Zaini (Dosen Tek. Mesin UTP)................................................................................................ 156 – 163

KONDISI ALIRAN UDARA PADA KAWASAN BANGUNAN TINGGIDENGAN POLA RADIALTri Woro Setiati (Dosen Arsitektur UTP)............................................................................................ 164 – 170

Page 3: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Jurnal Desiminasi Teknologi, Volume 6, Nomor 2, Juli 2018 p. ISSN 2303-212Xe. ISSN 2503-5398

95

ANALISIS PERBANDINGAN ESTIMASI BIAYA DENGAN METODE SNIDAN KONTRAKTOR (Studi Kasus Pekerjaan Aspal di Proyek Pembangunan Jembatan Air

Genting Desa Pumu Kecamatan Tanjung Sakti)

Daud Hermansyah1, Ani Firda2, Zuul Fitriana Umari3

email: [email protected]

Abstrak: Keuntungan yang diperoleh kontraktor berasal dari kecakapannya mengestimasi biaya, sehingga diperlukanpengawasan untuk mengefisiensikan biaya pekerjaan.Maka pemerintah menjadikan analisa SNI sebagai standar untukmengefisiensikan biaya yang dilokasikan.Adapun permasalahan yang dibahas yaitu selisih persentase estimasi biayaantara metode SNI dan kontraktor serta faktor perbedaan dan persamaaan kedua metode tersebut.Dalam penelitian ini,penulis mengangkat kasus pekerjaan perkerasan aspal di Proyek Pembangunan Jembatan Air Genting Desa PumuKecamatan Tanjung Sakti. Berdasarkan perhitungan diperoleh selisih estimasi biaya pekerjaan perkerasan aspal antarametode SNI dan kontraktor sebesar Rp. 60,309,819.98 atau 7,07 %, dimana estimasi biaya metode SNI lebih besar darimetode kontraktor. Perbedaan estimasi biaya disebabkan perbedaan indeks tenaga, bahan dan peralatan yangdigunakan sedangkan persamaannya yaitu penggunaan harga satuan tenaga, bahan dan peralatan dari Dinas PUKabupaten Lahat tahun 2014.Kata kunci: estimasi biaya, metode sni, metode kontraktor

Abstract: Profit obtained by the contractor comes from the skill to estimate the cost, so that the necessary supervisionto make the job cost efficient. So the government makes the analysis of SNI as the standard for the efficient costallocated.Adapun the problem discussed is the difference of percentage of cost estimation between SNI and contractormethod and difference factor and equations of both methods. In this study, the authors raise the case of asphaltpavement work on the Genting Air Bridge Construction Project of Pumu Village, Tanjung Sakti Subdistrict. Based onthe calculation, the difference between the cost estimation of asphalt pavement work between SNI method andcontractor is Rp. 60,309,819.98 or 7.07%, where the estimated cost of SNI method is greater than contractor method.Differences in cost estimation are caused by differences in the index of labor, materials and equipment used, while theequation is the use of unit price of labor, materials and equipment from the Lahat District Public Works Office in 2014.Keywords: cost estimation, this method, contractor method

1 Alumni Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Tridinanti Palembang.2,3 Dosen Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Tridinanti Palembang.

PENDAHULUAN

Estimasi biaya merupakan perhitungankebutuhan biaya yang diperlukan untukmenyelesaikan suatu pekerjaan sesuai dengankontrak. Semua pekerjaan konstruksi baikbangunan gedung, jalan, jembatan danbangunan air pasti berhubungan dengan biaya.Untuk menentukan estimasi biaya konstruksisuatu bangunan, diperlukan acuan dasar yaituanalisa biaya konstruksi. Analisa biayakonstruksi dapat dihitung dengan beberapametode antara lain metode SNI dan metodeKontraktor. Analisa SNI dijadikan analisastandar yang digunakan pemerintah pusatmaupun daerah dalam mengefisiensikananggaran yang dialokasikan sedangkankontraktor menggunakan perhitungan sendiri

dalam pengerjaan suatu pekerjaan konstruksi,keuntungan yang diperoleh kontraktortergantung pada kecakapan membuat perkiraanbiaya.

Maka, diperlukan pengawasan untukmengendalikan estimasi biaya pekerjaan berupapengkajian terhadap estimasi biaya dengankedua metode tersebut, oleh karena itu penulismengambil judul dalam penelitian ini yaitu :“Analisis Perbandingan Estimasi Biaya DenganMetode SNI dan Kontraktor” (Studi KasusPekerjaan Aspal di Proyek PembangunanJembatan Air Genting Desa Pumu KecamatanTanjung Sakti)

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan ditinjauyaitu berapakah selisih (%) estimasi biayapekerjaan antara metode SNI dan kontraktor

Page 4: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Analisis Perbandingan Estimasi Biaya dengan Metode SNI Daud Hermansyah, Ani Firda, Zuul Fitriana Umaridan Kontraktor

96

serta faktor yang menjadi perbedaan danpersamaan dalam perrhitungan estimasi biayapekerjaan tersebut.

Tujuan dari penelitian ini yaitumengetahui selisih ( % ) estimasi biayapekerjaan antara metode dan kontraktor sertamengetahui faktor yang menjadi perbedaan danpersamaan dalam penghitungan estimasi biayapekerjaan.

Batasan masalah dalam penulisan iniyaitu : (1) Penelitian dilakukan di proyekPembangunan Jembatan Air Genting DesaPumu Kecamatan Tanjung Sakti dan hanyameninjau pekerjaan perkerasan aspal, (2)estimasi biaya yang dijadikan pembandingadalah estimasi biaya milik PT. Bintang RaksaKarsyafanzia (3) harga satuan material dan upahyang digunakan adalah harga satuan pekerjaandari Dinas PU Kabupaten Lahat tahun 2014 (4)Biaya yang dihitung adalah biaya langsungseperti biaya material, upah serta alat dan biayatidak langsung seperti overhead dan profit (5)indeks yang digunakan adalah indeks SNI 2008nomor 008/BM/2008 dan indeks penawarankontraktor PT. Bintang Raksa Karsyafanzia.

TINJAUAN PUSTAKA

Estimasi Biaya atau RAB adalah senimemperkirakankemungkinan jumlah biaya yangdiperlukan untuk suatu kegiatan yangdidasarkan atas informasi yang tersedia padawaktu itu.Adapun rumus yang digunakan untukmenghitung estimasi biaya atau RAB adalahsebagai berikut :RAB = Σ (Volume) x Harga Satuan Pekerjaan( 2.1 )

Harga satuan pekerjaan ialah jumlahharga bahan, upah tenaga kerja dan alatberdasarkan perhitungan analisis.Adapun rumusyang digunakan untuk menghitung harga satuanpekerjaan adalah sebagai berikut:Harga Satuan Pekerjaan = Upah + Bahan +Peralatan ( 2.2)

Analisa harga satuan pekerjaanmerupakan analisa material, upah dan peralatandengan membuat satuan-satuan pekerjaantertentu. Adapun rumus yang digunakan untukmencari analisa harga satuan yaitu :Σ Harga Tenaga = Harga Satuan x Indeks tenagakerja (2.3)Σ Harga Bahan = Harga Satuan x Indeks bahan(2.4)

Σ Harga Alat = Harga Satuan x Indeks Peralatan(2.5)

Analisa harga satuan pekerjaan yangdibahas dalam penelitian ini adalah metode SNIdan kontraktor. Analisa SNI yaitu perhitunganyang berlaku untuk seluruh Indonesiaberdasarkan harga bahan, upah dan alat sesuaikondisi setempat sedangkan analisa kontraktoradalah analisa yang telah dibuat sendiri olehkontraktor yang hasil perhitungannyaberdasarkan pengalaman kontraktor yang sesuaikondisi pada saat pekerjaan akan dilaksanakan.

Overhead yang yang digunakan dalamperhitungan estimasi biaya maksimal 15%sebagaimana tertuang dalam Perpres Nomor 70tahun 2012, Pasal 66, Ayat 8 digunakan jikatidak ada standarisasi yang mengaturperhitungan selisih persentase estimasi biayaantara metode SNI dan kontraktor dapatdihitung dengan rumus persamaan 2.6 di bawahini

Persentase= x100%

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian dalam melakukanestimasi biaya dengan metode SNI dankontraktor adalah sebagai berikut : (1) Subjekpenelitian. Subjek penelitian ini adalahKecamatan Tanjung Sakti, Kabupaten Lahat,Sumatera Selatan, (2) Objek penelitian. Objekpenelitian ini adalah menganalisis estimasibiaya dengan metode SNI dan kontraktor. (3)Data yang diperlukan adalah data primer dansekunder.

Diagram alir penelitian dimulai dariproses (a) persiapan, yaitu membuat rencanaawal proses penelitian dan mengidentifikasidata-data yang diperlukan untuk penelitian (b)Pengumpulan data, yaitu berupa data primeryang terdiri dari wawancara dengan pihakkontraktor dan data sekunder yang terdiri atasanalisa harga satuan dan RAB penawaran milikkontraktor, (c) analisa data dan pembahasan,yaitu melakukan perhitungan denganmenggunakan data-data yang telah didapat,perhitungan dimulai dengan mencari analisaharga satuan pekerjaan metode SNI, lalu dicariestimasi biaya dengan metode SNI tersebut,setelah itu dicari selisih estimasi biaya antarametode SNI dan estimasi biaya yang telahdihitung oleh kontraktor dan disajikan dalam

Page 5: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Analisis Perbandingan Estimasi Biaya Dengan Metode SNI Daud Hermansyah, Ani Firda, Zuul Fitriana UmariDan Kontraktor

97

bentuk persentase. Setelah dilakukanperhitungan, dianalisis faktor yangmenyebabkan perbedaan dan persamaan keduametode tersebut, (d) kesimpulan dan saran,

kesimpulan dibuat berdasarkan rumusanmasalah dan diberikan saran dari kesimpulantersebut.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Perhitungan estimasi biaya PekerjaanAspal di Proyek Pembangunan Jembatan AirGenting Desa Puma Kecamatan Tanjung Saktimemiliki beberapa item pekerjaan yang akandibahas yaitu pekerjaan lapis resap pengikat-aspal cair, lapis perekaat-aspal cair, laston lapisaus (AC-WC)(gradasi kasar), laston lapis antara(AC-BC)(gradasi kasar), laston lapis pondasi(AC-Base), aspal keras dan bahan pengisi(filler) tambahan semen. Setelah dilakukanperhitungan dicari selisih antara kedua metodetersebut dan dianalisa faktor yang menjadipersamaan dan perbedaannya.Perhitungan Harga Satuan PekerjaanBerdasarkan Metode SNI

Perhitungan harga satuan pekerjaanmetode SNI menggunakan indeks harga satuanSNI 2008 dan harga satuan upah, bahan dan alat

Kabupaten Lahat tahun 2014. Rumus untukmenghitung harga satuan pekerjaan dapat dilihatdipersamaan 2.2. Contoh perhitungan hargasatuan pekerjaan menggunakan metode SNIdapat dilihat di tabel 1. Dari tabel tersebut dapatdisimpulkan bahwa harga harga satuanpekerjaan dengan item pekerjaan lapis resappengikat – aspal cairmenggunakan metode SNIsebesar Rp.15,401.42.

Gambar 1 Diagram Alir Penelitian

Page 6: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Analisis Perbandingan Estimasi Biaya dengan Metode SNI Daud Hermansyah, Ani Firda, Zuul Fitriana Umaridan Kontraktor

98

Tabel 1 Harga Satuan Pekerjaan Lapis Resap Pengikat-Aspal Cair Metode SNIHARGA JUMLAH

NO. KOMPONEN SATUAN INDEKS SATUAN HARGA(Rp.) (Rp.)

A. TENAGA1. Pekerja (L01) Jam 0.0021 11,890.48 24.772. Mandor (L03) Jam 0.0004 17,419.05 7.26

JUMLAH HARGA TENAGA 32.03B. BAHAN1. Aspal (M10) Kg 0.6790 13,766.42 9,347.072. Kerosene (M11) Liter 0.3708 12,118.00 4,493.35

JUMLAH HARGA BAHAN 13,840.42C. PERALATAN1. Asp. Distributor E41 Jam 0.0002 421,577.36 87.832. Compressor E05 Jam 0.0002 196,853.86 41.01

JUMLAH HARGA PERALATAN 128.84D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B + C ) 14,001.29E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 1,400.13

F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 15,401.42

Perhitungan Harga Satuan PekerjaanBerdasarkan Metode KontraktorDalam penelitian ini, penulis menggunakanperhitungan harga satuan pekerjaan milik PT.Bintang Raksa Karsyafanzia.Hasil perhitungandapat dilihat ditabel 4.2.

Perbandingan Harga Satuan PekerjaanMetode SNI dan KontraktorHasil perhitungan harga satuan pekerjaan antarametode SNI dan metode kontraktor dapat dilihatdi tabel 2 dan Gambar 2.

Tabel 2 Perbandingan Harga Satuan Pekerjaan Metode SNI dan Kontraktor

No. DIVISI 6. PERKERASAN ASPALHarga Satuan

PerkerjaanMetode SNI

(Rp.)

Harga SatuanPerkerjaan Metode

Kontraktor(Rp.)

1 Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair 15,401.42 16,109.252 Lapis Perekat - Aspal Cair 15,216.62 15,924.453 Laston Lapis Aus (AC-WC) (gradasi kasar) 788,136.44 660,112.574 Laston Lapis Antara (AC-BC) (gradasi kasar) 777,492.66 648,703.975 Laston Lapis Pondasi (AC-Base) (gradasi kasar) 746,517.93 611,620.526 Aspal Keras 15,186,661.08 15,143,062.667 Bahan Pengisi (Filler) Tambahan Semen 2,463.61 2,441.81

Page 7: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Analisis Perbandingan Estimasi Biaya Dengan Metode SNI Daud Hermansyah, Ani Firda, Zuul Fitriana UmariDan Kontraktor

99

Gambar 2 Perbandingan Harga Satuan Pekerjaan SNI dan Kontraktor

Dari grafik 4.1 diatas dapat disimpulkanbahwa untuk item pekerjaan lapis resappengikat - sspal cair dan lapis perekat - aspalcair, harga satuan pekerjaan metode SNI lebihkecil daripada metode kontraktor sedangkanuntuk item pekerjaan laston lapis aus (AC-WC)(gradasi kasar), laston lapis antara (AC-BC)(gradasi kasar), laston lapis pondasi (AC-Base)(gradasi kasar), aspal keras dan bahan pengisi(filler) tambahan semen, harga satuan pekerjaanSNI lebih besar daripada metode kontraktor

Perbandingan Estimasi Biaya PekerjaanMetode SNI dan Kontraktor

Estimasi biaya pekerjaan merupakan hasilperkalian volume pekerjaan dengan hargasatuan pekerjaan. Volume pekerjaan dapatdlihat di tabel 2 dan hasil perhitungan estimasibiaya metode SNI dan kontraktor dapat dilihatdi tabel 3. Adapun perbandingan estimasi biayaantara metode SNI dan kontraktor dapat dilihatdi Gambar 3.

Tabel 3 Volume Pekerjaan Perkerasan AspalNo. DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL Satuan Volume

1 Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair Liter 1.365,00

2 Lapis Perekat - Aspal Cair Liter 1.078,00

3 Laston Lapis Aus (AC-WC) (gradasi halus/kasar) Ton 143,58

4 Laston Lapis Antara (AC-BC) (gradasi halus/kasar) Ton 144,97

5 Laston Lapis Pondasi (AC-Base) (gradasi halus/kasar) Ton 174,43

6 Aspal Keras Ton 28.73

7 Bahan Pengisi (Filler) Tambahan Semen Kg 9.364,55

15,4

01.4

2

15,2

16.6

2

788,

136.

44

777,

492.

66

746,

517.

93 15,1

86,6

61.0

8

2,46

3.6116

,109

.25

15,9

24.4

5

660,

112.

57

648,

703.

97

611,

620.

52 15,1

43,0

62.6

6

2,44

1.81

1

10

100

1,000

10,000

100,000

1,000,000

10,000,000

100,000,000

LapisResap

Pengikat -Aspal Cair

LapisPerekat -Aspal Cair

LastonLapis Aus(AC-WC)(gradasikasar)

LastonLapis

Antara(AC-BC)(gradasikasar)

LastonLapis

Pondasi(AC-Base)(gradasikasar)

AspalKeras

BahanPengisi(Filler)

TambahanSemen

Biay

a (R

p.)

Item Perkerasan Aspal

HSP SNI

HSPKontraktor

Page 8: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Analisis Perbandingan Estimasi Biaya dengan Metode SNI Daud Hermansyah, Ani Firda, Zuul Fitriana Umaridan Kontraktor

100

Tabel 4 Perbandingan Estimasi Anggaran Biaya Pekerjaan SNI dan Kontraktor

No. DIVISI 6. PERKERASAN ASPALEstimasi BiayaPekerjaan SNI

(Rp.)

Estimasi BiayaPekerjaanKontraktor

(Rp.)1 Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair 21,022,938.30 21,989,126.252 Lapis Perekat - Aspal Cair 16,403,516.36 17,166,557.103 Laston Lapis Aus (AC-WC) (gradasi kasar) 113,160,630.10 94,778,962.804 Laston Lapis Antara (AC-BC) (gradasi kasar) 112,713,110.90 94,042,614.535 Laston Lapis Pondasi (AC-Base) (gradasi kasar) 130,215,122.50 106,684,967.306 Aspal Keras 436,312,772.80 435,060,190.207 Bahan Pengisi (Filler) Tambahan Semen 23,070,599.03 22,866,451.84

Total 852,898,690.02 792,588,870.04

Gambar 3 Perbandingan Estimasi Biaya Metode SNI dan Kontraktor

Dari Gambar 3 diatas dapat disimpulkan bahwauntuk item pekerjaan lapis resap pengikat - sspalcair dan lapis perekat - aspal cair, estimasi biayapekerjaan menggunakan metode SNI lebih kecildaripada metode kontraktor sedangkan untukitem pekerjaan laston lapis aus (AC-WC)(gradasi kasar), laston lapis antara (AC-BC)(gradasi kasar), laston lapis pondasi (AC-Base)(gradasi kasar), aspal keras dan bahan pengisi

(filler) tambahan semen, estimasi biayapekerjaan menggunakan metode SNI lebih besardaripada metode kontraktorSelisih (%) Estimasi Biaya Pekerjaan AntaraMetode SNI dan KontraktorPerhitungan persentase selisih estimasi biayapekerjaan metode SNI dan kontraktor dapatdihitung dengan menggunakan persamaan 2.6.,

21.0

22.9

38.3

.

16.4

03.5

16.3

6

113.

160.

630.

10

112.

713.

110.

90

130.

215.

122.

5

436.

312.

772.

80

23.0

70.5

99.0

3

21.9

89.1

26.2

5

17.1

66.5

57.1

0

94.7

78.9

62.8

0

94.0

42.6

14.5

3

106.

684.

967.

30

435.

060.

190,

20

22.8

66.4

51.8

4

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

Lapis ResapPengikat -Aspal Cair

LapisPerekat -

Aspal Cair

LastonLapis Aus(AC-WC)(gradasi

halus/kasar)

LastonLapis

Antara(AC-BC)(gradasi

halus/kasar)

LastonLapis

Pondasi(AC-Base)

(gradasihalus/kasar)

Aspal Keras BahanPengisi(Filler)

TambahanSemen

Biay

a (R

p.) (

Juta

)

Item Pekerjaan Perkerasan Aspal

RAB SNI

RABKontraktor

Page 9: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Analisis Perbandingan Estimasi Biaya Dengan Metode SNI Daud Hermansyah, Ani Firda, Zuul Fitriana UmariDan Kontraktor

101

perhitungan selisih persentase estimasi biayapekerjaan yaitu :

Persentase=. .. x100

%

Persentase=, , . , , ., , . x100%

Persentase = 7,07 %

Jadi dari perhitungan diatas dapat disimpulkanbahwa selisih estimasi biaya pekerjaan aspaladalah sebesarRp. 852,898,690.02 – Rp. 792,588,870.04= Rp. 60,309,819.98Sedangkan selisih persentase estimasi biayapekerjaan meode SNI lebbih besar 7,07 % darimetode kontraktor

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanBerdasarkan penelitian yang telah

dilakukan pada pekerjaan perkerasan aspal diProyek Pembangunan Air Genting Desa PumuKecamatan Tanjung Sakti dapat disimpulkanbahwa selisih estimasi biaya pekerjaanperkerasan aspal antara metode SNI dankontraktor sebesar Rp. 60,309,819.98 atau 7,07%, dimana estimasi biaya metode SNI lebihbesar dari metode kontraktor. Perbedaanestimasi biaya antara metode SNI dankontraktor adalah indeks tenaga, bahan danperalatan sedangkan persamaanya yaitupenggunaan harga satuan dari tiap itempekerjaan berupa harga satuan tenaga, bahandan peralatan bersumber dari Dinas PUKabupaten Lahat tahun 2014.

SaranSaran yang dapat diberikan oleh penulis

dalam penelitian ini adalah sebaiknya dalamperhitungan estimasi biaya, kontraktormenggunakan indeks SNI terbaru yaitu indeksSNI 2010 dan sebaiknya penggunaan indeksbahan pada metode kontraktor tidak diubahkarena akan mengubah mutu dari pekerjaan itusendiri

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Pranata. 2015. Studi PerbandinganHarga Satuan Pekerjaan Pada ProyekGedung Dengan Metode BOW, SNI danKontraktor.

Andi, Asnur Pranata MH. 2011. PerbandinganEstimasi Anggaran Biaya AntaraMetode BOW, SNI dan Kontraktor.

Anonymous. 2002. Standar NasionalisasiIndonesia. Bandung: Badan StandarisasiNasional.

Ashworth, Allan. 1994. Perencanaan BiayaBangunan. Jakarta: Gramedia PustakaUtama.

Bachtiar, Ibrahim. 1993. Rencana dan EstimateReal of Cost. Jakarta: Bumi Aksara

Djojowirono, Sugeng. 1984. ManajemenKonstruksi. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Mukomoko, J, A. 1985. Dasar-DasarPenyusunan Anggaran Biaya Bangunan.Jakarta: Gaya Media Pratama.

Sastraatmadja, Soedradjat, A. 1984. AnalisaAnggaran Biaya Pelaksanaan. Bandung:Penerbit Nova.

Page 10: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Jurnal Desiminasi Teknologi, Volume 6, Nomor 2, Juli 2018 p. ISSN 2303-212Xe. ISSN 2503-5398

102

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENIRIS KERIPIK UMBI - UMBIANDENGAN VARIASI DIAMETER PULLY

Rita Maria Veranika4, Muhamad Amin Fauzie5, Dwi Siswo Riyanto6

Abstrak: Kesejahteraan masyarakat Indonesia dalam bidang industri khususnya industri kecil seperti aneka makananringan yang digoreng perlu di tingkatkan sebagai contoh adalah keripik pisang, keripik ubi, keripik kentang dankerupuk, makanan ringan ini memiliki keterbatasan yaitu umur konsumsi yang terhitung kurang panjang karena adanyaminyak yang terkandung di dalamnya. Maka dilakukan perancangan dan pembuatan alat peniris, untuk usahamemperpanjang umur konsumsi. Oleh sebab itu , penulis melakukan pengujian mesin peniris minyak ini dengan variasipully berdiameter 16 cm, 19 cm dan 21,5 cm dan mendapatakan hasil penirisan yang paling optimal dari mesin yaitudangan pully yang berdiameter 21,5 cm dengan berat ubi untuk keripik 1000 gram dan lama waktu penirisan 10 menitdan minyak yang tertiriskan sebanyak 110 gram dan berat keripik setelah ditiriskan 775 gram.Kata kunci: peniris, keripik, pully

Abstract: The welfare of the Indonesia community in the field of industry, especially small industres such as varioussnacks that are fried need to be improved as an example are banana chis, sweet potato chips, potato chips, andcrackers, these snacks have limitations of the consumption age is less long due to the contained oil inside it. Then do thedesign and manufacture of slicer, for effort to extend life of consumption. Therefore, the authors perform testing of thisoil slicer machine with variations of pully diameter 16 cm, 19 cm, and 21,5 cm and get the most optimal result of themachine by pully with diameter 21,5 cm with weight of yam for chips 1000 grams and 10 minutes continuous inculsiontime and 110 gram drained oil and heavy chips after draining 775 grams.Keywords: slicer, chips, pully

4,5Dosen Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tridinanti Palembang.6Alumni Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tridinanti Palembang.

PENDAHULUAN

Kesejahteraan masyarakat Indonesiadalam bidang industri khususnya industri kecilseperti aneka makanan ringan yang digorengperlu ditingkatkan sebagai contoh adalah keripikpisang, keripik ubi, keripik kentang dankerupuk, maka perlu peningkatan sarana-saranaatau peralatan yang berhubungan dengan prosespengolahan bahan hasil dalam industri rumahtangga tersebut.

Pertumbuhan pasar produk pangan saat initerus tumbuh dan berkembang, begitu puladengan pasar produk makanan ringan yangdigoreng. Sebagai makanan yang digoreng,makanan ringan ini memiliki keterbatasan yaituumur konsumsi yang terhitung kurang panjangkarena adanya minyak yang terkandung didalamnya. Untuk usaha memperpanjang umurkonsumsi dapat dilakukan dengan mengurangiatau menghilangkan kandungan minyak yangada di dalamnya. Salah satu cara mengurangikandungan minyak adalah denganmenggunakan mesin peniris.

Oleh sebab itu maka dilakukanperancangan dan pembuatan alat peniris keripik

umbi – umbian dengan variasi diameter pullyyang cocok digunakan pada industri rumahandengan daya listrik yang tidak terlalu besar.Cara kerjanya yaitu makanan ringan akandiputar didalam tabung peniris sehingga minyakakan tertiris dan keluar melalui lubang padatabung peniris. Diharapkan dengan mesinpeniris ini proses pembuatan makan ringan akanlebih ringan kerjanya dan dapat meningkatkanproduktifitas kerja dengan hasil yangberkualitas.

Perumusan MasalahAdapun perumusan masalah dalam

rancangan alat peniris keripik umbi – umbiandengan variasi diameter pully ini antara lainadalah sebagai berikut :

1. Bagaimana merancang spesifikasi dari alatpeniris keripik umbi – umbian denganvariasi diameter pully?

2. Bagaimana membuat setiap komponenutama alat peniris?

Batasan MasalahDalam perancangan alat ini penulis

membatasi masalahnya yaitu, dalam pembuatan

Page 11: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Perancangan dan Pembuatan Alat Peniris Keripik Rita Maria V., M. Amin Fauzie, Dwi Siswo R.Umbi - Umbian dengan Variasi Diameter Pully

103

alat, gambar alat, menguji alat, menganalisa alatserta menganalisa hasil penirisan minyak darihasil pengorengan pada produk keripik ubi.

TujuanAdapun tujuan dalam pembuatan alat

peniris keripik umbi – umbian dengan variasidiameter pully ini adalah :

1. Membuat alat peniris yang baik sehinggadapat mengurangi kadar minyak yangdikandung produk hasil penggorengan.

2. Untuk memudahkan produksi usaharumahan dalam melakukan penirisanminyak pada produk keripik seperti keripikpisang, keripik ubi, keripik kentang, dankerupuk, untuk skala besar dengan waktuyang singkat.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Mesin Peniris MinyakMesin peniris minyak adalah suatu mesin

peniris minyak yang digunakan sebagai alatuntuk meniriskan atau mengurangi kadarminyak pada makanan gorengan. Dimanamemiliki sistem kerja yaitu dengan cara putarandengan kecepatan tertentu, dari proses putarantersebut minyak pada makanan akan keluarmelalui lubang pembuangan. Dengan prosestersebut menjadikan kadar minyak suatumakanan hasil gorengan akan berkurang.Jenis-Jenis Alat Peniris Minyak1. Serokan Peniris Minyak Dari Anyaman

BambuSerokan termasuk salah satu alat

peniris minyak hasil penggorengan.Serokan peniris minyak hampir selalu hadirsebagai alat dapur yang fungsinya untukmeniriskan bahan makanan yang usaidigoreng. Serokan yang terbuat darianyaman bambu biasanya berbentuksegitiga seperti kipas.

Gambar 1 Serokan Peniris MinyakDari Anyaman Bambu

2. Serokan Peniris Minyak Dari StainlessSerokan yang terbuat dari bahan

stainless ini pada umumnya sama fungsinyaseperti serokan anyaman bambu. Hanyasaja bentuknya bulat pada bagian ujungnyaserta berlubang kecil-kecil.

Gambar 2 Serokan Peniris MinyakDari Stainless

3. Peniris Minyak Menggunakan KertasPeniris minyak ini masih tradisional

mengunakkan kertas dengan caramenyerapkan kadar minyak ke dalamkertas.

Gambar 3 Peniris Minyak MenggunakanKertas

Page 12: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Perancangan dan Pembuatan Alat Peniris Keripik Rita Maria V., M. Amin Fauzie, Dwi Siswo R.Umbi - Umbian dengan Variasi Diameter Pully

104

Dasar Pemilihan BahanDalam merencanakan suatu alat perlu

sekali menghitung dan memilih bahan-bahanyang digunakan, dengan demikian berdasarkanpemilihan bahan ini maka sangat mendukungakan keberhasilan perencanaan dan pembuatanalat peniris keripik umbi – umbian denganvariasi diameter pully.

Adapun hal-hal yang menjadipertimbangan dalam pemilihan bahan suatubahan yang akan digunakan dalamperancangan ini, antara lain :- Fungsi Dari Komponen

Dalam perancanaan, komponen–komponen yang akan direncanakan memilikifungsi yang berbeda, maka untuk mengatasihal tersebut perlu dicari bahan-bahan yangsesuai dengan fungsi dari komponen yangakan direncanakan.

- Bahan Mudah DidapatBahan merupakan elemen mesin yang

sangat penting dalam perencanaanpembuatan alat, agar dapat memudahkandalam perancangan dan apabila sewaktu-waktu terjadi kerusakan maka dapat langsungdiperbaiki atau diganti jadi bahan harusmudah didapat.

- Harga Relatif MurahHarga barang juga menetukan dalam

proses perancangan dan pembuatan sebuahalat, dengan begitu kita harus menggunakanbahan dengan harga yang relative murah agarsesuai dengan rencana pembuatan.

- Komponen-Komponen Alat/Mesin1. Motor Listrik

Motor listrik adalah sebuah alat untukmengubah energi listrik menjadi energimekanik, motor listrik ini berfungsi sebagaipenggerak utama putaran tabung penirisminyak yang dihubungkn melalui pully dansabuk.

=

71620. (kg.cm)..................................

(Lit 4, hal. 340)Dimana :

N = Daya motor listrik (hp)n = Putaran motor listrik

(rpm)

Gambar 4 Motor Listrik

2. PorosPoros merupakan salah satu bagian

yang terpenting dari setiap mesin. Hampirsemua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Putaran utama dalamtransmisi seperti itu dipegang oleh poros.

Gambar 5 Poros.

3. SabukSabuk adalah bahan fleksibel yang

melingkar tanpa ujung, sabuk terbuat daribahan karet dan mempunyai penampangtrapesium. Sabuk yang digunakan adalahsabuk standar V, sabuk-V dibelitkan dikeliling alur puli yang berbentuk V pula.

- Panjang sabukL= 2c + ( dp + Dp )+ ( Dp –

.......(1)Keterangan :L : Panjang sabuk (mm)C : Jarak antara sumbu poros (mm)

: Diameter pully penggerak (mm): Diameter pully yang digerakan

(mm)

Gambar 6 Macam-Macam Tipe Sabuk

4. BantalanBantalan adalah elemen mesin yang

menumpu poros berbeban, sehingga putaranatau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung

Page 13: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Perancangan dan Pembuatan Alat Peniris Keripik Rita Maria V., M. Amin Fauzie, Dwi Siswo R.Umbi - Umbian dengan Variasi Diameter Pully

105

secara halus, aman, dan tahan lama. Bantalanharus cukup kokoh untuk memungkinkan porosserta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik.Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik makaprestasi seluruh sistem akan menurun atau takdapat bekerja secara semestinya. Jadi, bantalandalam pemesinan dapat disamakan perannyadengan pondasi pada gedung (Lit 1, hal. 103).

Gambar 7 Bantalan

5. PullyPully adalah suatu elemen mesin mekanis

yang digunakan sebagai pendukung pergerakansabuk yang berfungsi untk mengantarkan daya.Pully digunakan juga untuk menurun danmenaikan putara dari motor penggerak denganmenggunakan perbandingan besar diameterpully.

- Putaran kecepatan pada pullyUntuk menghitung putaran pada pullymenggunakan persamaan :

2

112 D

Dnn

(rpm)

.................................(Lit 3, hal. 183)Dimana :

= Putaran pully pada motor penggerak

(rpm)= Putaran pully pada poros

utama(rpm)= Diameter pully penggerak(cm)= Diameter pully yang digerakan(cm)

Gambar 8 Pully

6. Baut dan MurBaut dan mur merupakan alat

pengikat yang sangat penting dalam suaturangkaian mesin. Untuk mencegahkecelakaan dan kerusakan pada mesin,pemilihan baut dan mur sebagai pengikatharus dilakukan dengan teliti untukmendapatkan ukuran yang sesui denganbeban yang diterimanya.

Gambar 9 Baut dan Mur

METODOLOGI PENELITIAN

Diagram AlirProsedur penelitian yang dilakukan

berdasarkan diagram alir seperti yangditunjukkan pada gambar 10.

Gambar 10 Diagram Alir Perancangan Alat

Mulai

ObservasiStudi

Literatur

Perencanaan Gambar Kerja

Pembuatan DanPerakitan

Pengujian Alat

Kesimpulan dan Saran

Mulai

Page 14: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Perancangan dan Pembuatan Alat Peniris Keripik Rita Maria V., M. Amin Fauzie, Dwi Siswo R.Umbi - Umbian dengan Variasi Diameter Pully

106

Metode PenelitianMetode yang digunakan pada

penelitian ini adalah :1. Metode Observasi

Merupakan metode pengumpulan data-data yang langsung datang ke objek dengancara menghimpun semua data yang ada dilapangan, yang diperlukan dalampenyelesaian penelitian yaitu tentangmaterial yang dipakai baik jenisnya maupunharga.

2. Metode Studi LiteraturDalam memperkuat keobjektifan data-

data yang ada dilapangan tentunya harusditinjau dari bukti-bukti yang sesuai danakurat, maka penulis mencari data dengancara membaca katalog atau buku-bukuliteratur yang ada hubungannya denganpenelitian ini. Dengan adanya data-datatersebut penulis lebih mudah untukmelakukan perhitungan pada alat yang akandibuat.

Perencanaan Alat Peniris Keripik Umbi –Umbian Dengan Variasi Diameter Pully.

Alat peniris hasil gorengan denganvariasi kecepatan putar yang digerakanmenggunakan motor listrik. Adapunrancangan alat tersebut

Gambar 11 Rancangan Alat PenirisKeripik Umbi

Keterangan :1. Tabung pemutar keripik 11. Rangka2. Cover tabung pemutar 12. L.Buang minyak3. Dudukan motor listrik4. Motor listrik5. Pully kecil6. Sabuk7. Poros8. Pully besar9. Bantalan10. Dudukan bantalan- Prinsip Kerja Alat

Alat ini digerakkan dengan penggerakutama motor listrik. Motor listrik menggerakanpully kecil yang diteruskan ke pully besaruntuk mendapatkan rasio putaran dengantransmisi sabuk, Putaran dari pully ini lah yangmenyebabkan tabung peniris berputar danmelemparkan minyak keluar dari makanan.Minyak yang keluar dari tabung penirisditahan oleh cover tabung peniris. Dan minyakmengalir turun kemudian terkumpul di dasarcover dan mengalir keluar melalui pipapembuangan untuk kemudian minyak dapatdipakai lagi atau dibuang.

- Pengolahan DataData-data yang diperoleh baik melalui

observasi maupun literature dikumpulkan.Setelah didapat seluruhnya kemudiandilakukan pengolahan data berupa perhitungandari pada alat yang direncanakan.

- Pembuatan dan PerakitanDidalam realisasi pembuatan dan

perakitan rancangan alat peniris keripik umbi –umbian dengan variasi diameter pully,dilakukan di bengkel professional. Adapunperalatan – peralatan yang digunakan yaitu :1. Mesin Las

Mesin las digunakan untukmenyambung tabung putar peniris dancover tabung peniris yang sudah di rol danbesi siku yang sudah dipotong sesuaiukuran sabagai rangka sehingga terbentukrangka alat peniris.

1

2

3

4

5

677

8

9

10

11

12

Page 15: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Perancangan dan Pembuatan Alat Peniris Keripik Rita Maria V., M. Amin Fauzie, Dwi Siswo R.Umbi - Umbian dengan Variasi Diameter Pully

107

Gambar 12 Mesin Las

2. GerindaAlat ini digunakan untuk memotong

besi siku dan merapikan bagian yang tidakrata setelah pengelasan.

Gambar 13 Gerinda3. Bor Listrik

Alat ini digunakan untuk melubangi rangkauntuk dudukan bantalan dan melubangibagian bawah tabung putar peniris.

Gambar 14. Bor Listrik

4. PaluPalu adalah alat yang digunakan

untuk membuka atau memasang pullydengan cara dipukul. Bahan standar palubiasanya baja keras namun ada palu-paluyang dibuat dari bahan lain misalnya karet,plastik, tembaga, dan bahan lainnya.

Gambar 15 Palu

5. Kunci-kunciKunci-kunci digunakan untuk

mengencangkan atau mengendurkan bautyang akan dipasang atau dilepas pada alatpeniris ini.

Gambar 16 Kunci-kunci

6. Rol MeterRol meter adalah alat ukur panjang

yang bisa digulung dengan panjang 25-50meter. Meteran ini sering digunakan olehtukang bangunan atau pengukur lebar jalan.Ketelitian pengukuran dengan rol meterhingga 0,5 mm.

Gambar 17 Rol Meter

7. Mistar SikuDigunakan untuk mengukur bagian

sudut-sudut rangka.

Page 16: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Perancangan dan Pembuatan Alat Peniris Keripik Rita Maria V., M. Amin Fauzie, Dwi Siswo R.Umbi - Umbian dengan Variasi Diameter Pully

108

Gambar 18 Mistar Siku

- Pengujian AlatLangkah – langkah pengujian alat

peniris keripik umbi – umbin dengan variasidiameter pully.1. Menggoreng bahan

Menggoreng singkong yang telah dikelupasdan sudah berbentuk keripik.

2. Menimbang bahanMenimbang keripik singkong yang telahdigoreng.

3. Masukkan bahan ke tabung penirisMasukkan keripik singkong yang telahdigoreng dan ditimbang ke dalam tabungpeniris.

4. Proses penirisanHidupkan mesin peniris dan tunggu prosespenirisannya hingga 1-5 menit lamanya.

5. Pengeluaran keripik singkongSetelah 1-5 menit lamanya proses penirisankeluarkan keripik singkong dari tabungpeniris, angkat tabung peniris sehinggamemudahkan proses pengeluaran keripiksingkong.

6. Penimbangan keripik singkongTimbang berat keripik singkong yang telahditiriskan dengan timbangan yang telahdisediakan, catat berat keripik singkongyang telah ditiriskan sehingga diperolehpengurangan berat keripik singkong.

- Pembuatan LaporanPembuatan laporan merupakan langkah

akhir dalam penyelesaian penelitian ini,dengan membuat kesimpulan dari hasilpengujian alat dan pengolahan data yang telahdilakukan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

- Perhitungan Daya Motor ListrikMencari momen torsi yang terjadi pada

poros peniris

TM = 71620 ).( cmkgn

N .......(Lit 4)

Dimana :

N = Daya pada poros peniris (hp)

= Daya motor penggerak x efisiensitransmisi sabuk (hp)

= 0,5 x 0,8 = 0,4 hp

n = Putaran poros peneris, dalam hal inidiambil diameter pully = 16 cm, kecepatanpully

= 455 rpm

Maka :

TM = 71620.455

4,0(kg.cm)

= 62,96 kg.cm

Tegangan torsi yang terjadi pada poros peniris

T =T

T

W

M

Dimana :

TM = Momen torsi yang terjadi padaporos peniris = 62,96 kg.cm

PW = Momen perlawanan torsi

=r

I P

Sedangkan :

PI = Momen inersia polar

= 464 d ..................(Lit 5,hal.98)

r = 2d

TW =2

64 4

d

d

=254,2

)54,2(64 4

= 1,607 cm 3

Maka :

3607,1

.96,62

cm

cmkgT

= 39,17 kg/cm 2

Page 17: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Perancangan dan Pembuatan Alat Peniris Keripik Rita Maria V., M. Amin Fauzie, Dwi Siswo R.Umbi - Umbian dengan Variasi Diameter Pully

109

Tegangan torsi yang diizinkan :

f

tT S

5,0(kg/cm 2 )

Dimana :

T = Tegangan tarik izin bahan poros, dalamhal ini bahan poros yang diambil S30C,yang mana kekuatan tarik = 48kg/mm 2

= 4800 kg/cm 2

fS = faktor keamanan yang diambil

= 6 ............................................(Lit 1,hal.8)

Maka :

6

48005,0 T

= 400 kg/cm 2

Ternyata poros peniris diizinkan amanterhadap tegangan torsi, karena tegangantorsi yang diizinkan T = 400 kg/cm 2 lebih

besar dari tegangan yang terjadi T = 39,17

kg/cm 2

Perhitungan SabukUntuk menghitung panjang keliling sabuk

yang digunakan, terlebih dahulu harusmengetahui jarak antara sumbu poros. Panjangkeliling sabuk dapat dihitung denganmenggunakan rumus :

L =2C +

2)(4

1)(

2 PPPp dDC

Dd

.

.......................... (Lit 1, hal.170)

Dimana :

L = Panjang sabuk (mm)C = Jarak antara sumbu poros

= 320 mm

pd = Diameter pully pengerak

= 52 mm

pD = Diameter pully yang

digerakan= (P1 = 16 mm, P2 = 19 mm,

P3 = 215 mm)

Gambar 19 Perhitungan Panjang Sabuk

Maka :

perhitungan sabuk dengan pully yangberdiameter 160 cm

)3204

)52160(()16052(

2

14,33202

2

L

= 2 320 + mm1,2212

14,3

= 640 + 347,1mm= 987,1 mm

Berdasarkan hasil perhitungan di atas,diperoleh untuk nomor nominal sabuk Vpada diameter 160 mm menggunakan no.A 39 dengan panjang keliling sabuk 987,1mm dan yang mendekati standar panjangsabuk V 991 mm ( Lit 1, hal. 168 ).

- Perhitungan sabuk dengan pully yangberdiameter 190 cm

)3204

)52190(()19052(

2

14,33202

2

L

= 2.320 + 2

14,3256,8 mm

= 640 + 403,2mm= 1043 mm

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, diperoleh untuk nomor nominal

Dp

dp

C

Page 18: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Perancangan dan Pembuatan Alat Peniris Keripik Rita Maria V., M. Amin Fauzie, Dwi Siswo R.Umbi - Umbian dengan Variasi Diameter Pully

110

sabuk V pada diameter 190 mmmenggunakan no. A 41 dengan panjangkeliling sabuk 1043 mm dan yangmendekati standar panjang sabuk V 1041mm ( Lit 1, hal. 168 ).

- Perhitungan sabuk dengan pully yangberdiameter 215 cm

)3204

)52215(()21552(

2

14,33202

2

L

= 2.320 + mm7,2872

14,3

= 640 + 451,7 mm

= 1091 mm

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, diperoleh untuk nomor nominalsabuk V pada diameter 215 mmmenggunakan no. A 43 dengan panjangkeliling sabuk 1091 mm dan yangmendekati standar panjang sabuk V 1092mm (1).

Perhitungan Pully

Untuk mengetahui putaran pully padaporos dapat dihitung dengan menggunakanrumus :

2

112 D

Dnn

(Rpm) ........( 3 )

Dimana :

1n putaran pully pada motor pengerak= 1400 Rpm2n putaran pully pada poros utama

(Rpm)D1 = Diameter pully pengerak

= 5,2 cmD2 = Diameter pully yang digerakan

= (P1= 16 cm, P2=19 cm, P3= 21,5 cm)

Maka :Putaran pully yang berdiameter 16 cm

2

112 D

Dnn

(rpm)

cm

cmrpmn

16

2,514002

rpmn 4552 1. P

utaran pully yang berdiameter 19cm

2n =2

11

D

Dn (rpm)

cm

cmrpmn

19

2,514002

rpmn 3832 2. P

utaran pully yang berdiameter21,5 cm

2n =2

11

D

Dn (rpm)

cm

cmrpmn

5,21

2,514002

rpmn 3382

- Pemilihan BantalanBerdasarkan ukuran diameter poros

yang dipilih 25,4 mm, maka dari tabel (lit1,hal. 143), dapat dipilih jenis dan ukuranbantalan sebagai berikut :

Nomor bantalan = 6205Diameter dalam (d) = 25 mmDiameter luar (D) = 52 mmLebar (L) = 15 mmKapasitas nominal dinamis (C) = 1100

kgKapasitas nominal spesifik (Co) = 730 kg

Data Hasil PengujianSetelah dilakukan pengujian dengan

menggunakan variasi putaran pullydidapatkan data sebagai berikut :

Page 19: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Perancangan dan Pembuatan Alat Peniris Keripik Rita Maria V., M. Amin Fauzie, Dwi Siswo R.Umbi - Umbian dengan Variasi Diameter Pully

111

Gambar 20 Grafik Hubungan Putaran PullyPenggerak Terhadap Berat Rata– Rata Keripik

Keterangan :

= untuk pully berdimeter = 16 cm

= untuk pully berdiameter = 19 cm

= untuk pully berdiameter = 21,5 cm

Gambar 21 Grafik putaran pully penggerakterhadap berat rata– rata minyak hasil ditiriskan

Keterangan :

= untuk pully berdimeter = 16 cm

= untuk pully berdiameter = 19 cm

= untuk pully berdiameter = 21,5 cm

Berdasarkan data hasil pengujian di atas,maka diperoleh data sebagai berikut :

a. Pada putaran 455 rpm dan dilakukan 3 kalipengujian dengan masing – masingmenggunakan berat 1000 gram keripik yangbelum ditiriskan dengan waktu 10 menit,didapatkan berat rata – rata mencapai 873,3gram, dan mampu meniriskan minyakmencapai 121 gram.

b. Pada putaran 383 rpm dan dilakukan 3 kalipengujian dengan masing – masingmenggunakan berat 1000 gram keripik yangbelum ditiriskan dengan waktu 10 menit,didapatkan berat rata – rata mencapai 881,3gram, dan mampu meniriskan minyakmencapai 113 gram

c. Pada putaran 338 rpm dan dilakukan 3 kalipengujian dengan masing – masingmenggunakan berat 1000 gram keripik yangbelum ditiriskan dengan waktu 10 menit,didapatkan berat rata – rata mencapai 885gram, dan mampu meniriskan minyakmencapai 110 gram.Berdasarkan hal di atas, maka dapatdisimpulkan bahwa kapasitas penirisan dipengaruhi oleh besar kecinya diameterpully yang digunakan sebab semakin kecildiameter pully maka menghasilkan putaranporos yang semakin besar dan menghasikanhasil penirisan yang lebih banyak.

PENUTUP- Kesimpulan

Dari hasil perancangan dan pembuatanalat peniris keripik umbi – umbian keripikdengan variasi diameter pully :

1. Dari hasil perencanaan dan pembuatan alat,alat layak pakai dan layak uji.

2. Dari hasil penirisan hasil gorengan dalam 1kg ubi dengan minyak 2 kg, diambil darihasil rata – rata penirisan terpakai sisanya110 gram dari minyak yang di uji alatkeripik ubi sebanyak 1 kg.

3. Putaran yang baik untuk menghasilkantirisan keripik ubi yaitu pada diameter pully21,5 cm dengan kecepatan 338 rpm denganwaktu konstan 10 menit.

- Saran

1. Disarankan untuk dilanjutkan penelitianmenggunakan alat ini dengan berat keripikyang digoreng minimum 2 kg.

Page 20: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Perancangan dan Pembuatan Alat Peniris Keripik Rita Maria V., M. Amin Fauzie, Dwi Siswo R.Umbi - Umbian dengan Variasi Diameter Pully

112

2 Saat mengoperasikan atau melakukan prosespenirisan agar di jauhkan dari jangkauananak- anak

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 1988. Pengetahuan Dasar Teknik.Jakarta: PT BINA ASKARA.

Jain, R.K. 1983. Machine Design, KhannaPublishers Delhi, 3 rd Edition. New Delli.

N. Rudenko. Material Handling Equipment. MirPublishers, 2, Pervy Rizhsky Pereunlok,Moscow, U.S.S.R.

Sonawa H. 2014. Perencanaan Elemen Mesin.Cetakan Ke Delapan. Jakarta: PT PradyaParamitha.

Sularso dan Suga Kiyokatso. 2013. DasarPerencanaan Dan Pemilihan ElemenMesin. Cetakan Ke Sebelas. PT PradnyaParamita.

Page 21: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Analisis Penyebab Kecacatan Produk Roti Pia Irnanda Pratiwi, Hermanto MZ, Faizah Suryanidengan Menggunakan Metode Fault Tree Analysis (FTA) danFailure Mode And Effect Analysis ( FMEA)

113

ANALISIS PENYEBAB KECACATAN PRODUK ROTI PIADENGAN MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DAN

FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS ( FMEA)( Studi Kasus di Home Industry Sahabat Cake )

Irnanda Pratiwi7, Hermanto MZ8, Faizah Suryani9

email: [email protected]

Abstrak: Perkembangan dunia industri saat ini semakin pesat sehingga harus diiringi dengan perkembangan kualitasyang menuntut perusahaan untuk selalu menghasilkan sesuatu yang benar-benar berkualitas. Tujuan dari penelitian iniadalah untuk mengidentifikasi penyebab kecacatan yang akan terjadi pada produksi roti pia berdasarkan Risk PriorityNumber. Kecacatan produksi disebabkan oleh cacat bentuk, cacat gosong, dan cacat kemasan. Kecacatan inimengakibatkan penurunan kualitas roti pia Sahabat Cake. Metode pengendalian kualitas yang digunakan untukmengetahui penyebab kecacatan adalah Fault Tree Analysis (FTA) dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA).Hasil akhir dari analisis data menggunakan kedua metode tersebut adalah penyebab kecacatan tertinggi adalah cacatgosong dengan nilai RPN 576, cacat kemasan dengan nilai RPN 448, sementara cacat bentuk dengan nilai RPN 336.Dengan mengetahui kecacatan tersebut maka pihak home industry harus melakukan perbaikan kualitas produksi.Kata kunci: Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), Fault Tree Analysis (FTA), kecacatan, kualitas, roti pia

Abstract: The development of industrial world today is increasingly rapidly so it must be accompanied by thedevelopment of quality that requires the company to always produce something that really qualified. The purpose of thisstudy is to identify the cause of disability that will occur in the production of bread pia based on Risk Priority Number.Production disabilities are caused by shape deformities, burnt defects, and packaging defects. This defect leads to adecline in the quality of the Cake's Friends pia bread. Quality control methods used to determine the cause of disabilityare Fault Tree Analysis (FTA) and Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). The final result of data analysis usingboth methods is the cause of the highest disability is burnt defect with value RPN 576, packaging defects with valueRPN 448, while form defect with value of RPN 336. By knowing defect then hence home industry have to makeimprovement of production quality.Keywords: Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), Fault Tree Analysis (FTA), disability, quality, bread pia

____________7,8,9 Dosen Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Tridinanti Palembang.

PENDAHULUAN

Perkembangan dunia industri saat inisemakin pesat sehingga harus diiringi denganperkembangan kualitas yang menuntutperusahaan untuk selalu menghasilkan sesuatuyang benar-benar berkualitas. Pada mulanyasistem untuk memonitor dan mengendalikankualitas hanya berupa pengukuran saja, yangpada akhirnya banyak mengalamiperkembangan sehingga dikenal dengan sistempengendalian kualitas (quality control).

Berbagai macam metode dikembangkanuntuk mewujudkan suatu kondisi yang idealdalam sebuah proses produksi yaitu zero defect

atau tanpa cacat. Untuk menghadapi tingkatpersaingan yang ketat, perusahaan harusmampu meningkatkan kualitas produk ataujasa yang dihasilkan karena denganmeningkatkan produk atau jasa yang dihasilkanadalah cara terpenting untuk menguasai pasardan meningkatkan pertumbuhan suatuperusahaan (Rizan dan Andika 2017).

Produk yang baik adalah produk yangmemiliki kualitas yang sesuai dengan keinginanpelanggan dengan tingkat kecacatan seminimalmungkin. Pengendalian dan perbaikan kualitasberusaha untuk menekan produk yang cacat,menjaga agar produk yang dihasilkan memenuhistandar kualitas dari perusahaan dan

Page 22: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Analisis Penyebab Kecacatan Produk Roti Pia dengan MenggunakanMetode Fault Tree Analysis (FTA) dan Failure Mode and Effect Analysis ( FMEA)

114

menghindari produk yang cacat lolos ke tangankonsumen secara terus menerus. Upaya untukmengurangi produk cacat terdapat beberapametode pengendalian kualitas yang digunakan.Tujuan dari pengendalian kualitas adalah untukmengurangi tingkat kegagalan produk yangdihasilkan pada proses produksi danmenghasilkan suatu produk yang berkualitas.

Salah satu metode yang digunakanadalah Fault Tree Analysis dan Failure Modeand Effect Analysis . FTA merupakan suatu alatanalisis yang membuat gabungan dari kegagalanyang pasti terhadap suatu sistem. SedangkanFMEA adalah teknik yang digunakan untukmendefinisikan, mengidentifikasi danmenghilangkan kegagalan dari masalah padaproses produksi, baik masalah yang telahdiketahui maupun yang potensial terjadi padasistem.

Home Industry Sahabat Cake yangbergerak dibidang industri makanan merupakanperusahaan yang memproduksi roti pia didaerah Sukamaju Sako Palembang, dimanaproduksi roti pia ini telah menerapkan sistempengendalian kualitas produksi. Meskipunperusahaan ini telah menerapkan sistempengendalian kualitas produksi, pada kenyataannya masih terdapat produk dengan kualitas yangburuk. Pada saat ini, produk Sahabat Cakesudah banyak diminati oleh warga palembang,khususnya para kaum remaja dan anak-anak.Sehingga roti pia sudah banyak dipasarkan ketoko-toko disekitar dan luar daerah kotapalembang.

Sesuai dengan pedoman sasaran kualitashome industry Sahabat Cake bahwa yangdihasilkan dengan rencana target standarkualitas yang diterapkan home industry SahabatCake pada setiap awal produksi dan targetkerusakan tidak lebih dari 2% dari jumlahproduksi Roti Pia. Produk yang rusak tersebutakan dipisahkan dari produk yang baik, haltersebut membuat perusahaan mengalamipenurunan keuntungan. Terlebih jika kerusakantersebut jumlahnya melebihi batas toleransiyang telah ditetapkan.

LANDASAN TEORI

Karakteristik ProdukProduk adalah elemen kunci dalam

keseluruhan penawaran pasar (Keller 2008).Selain itu produk dapat pula didefinisikansebagai persepsi konsumen yang dijabarkanoleh produsen melalui hasil produksinya(Tjiptono 2008) Berdasarkan beberapa definisidiatas, maka produk didefinisikan sebagaikumpulan dari atribut-atribut yang nyatamaupun tidak nyata, termasuk di dalamnyakemasan, warna, harga, kualitas dan merekditambah dengan jasa dan reputasipenjualannya.

Ada beberapa atribut yang menyertaidan melengkapi produk (karakteristik atributproduk) adalah:

1. Merek (branding)Merek (brand) adalah nama, istilah, tanda,simbol, atau rancangan, atau kombinasidari semua ini yang dimaksudkan untukmengidentifikasi produk atau jasa darisatu atau kelompok penjual danmembedakannya dari produk pesaing.Pemberian merek merupakan masalahpokok dalam strategi produk.Pemberian merek itu mahal dan memakanwaktu, serta dapat membuat produk ituberhasil atau gagal. Nama merek yangbaik dapat menambah keberhasilan yangbesar pada produk (Kottler 2008)

2. Pengemasan (Packing)Pengemasan (packing) adalah kegiatanmerancang dan membuat wadah ataupembungkus suatu produk. Pengemasanmelibatkan merancang dan membuatwadah atau pembungkus suatu produk.

3. Kualitas Produk (Product Quality)Kualitas Produk (Product Quality) adalahkemampuan suatu produk untukmelaksanakan fungsinya meliputi, dayatahan keandalan, ketepatan kemudahanoperasi dan perbaikan, serta atributbernilai lainnya. Untuk meningkatkankualitas produk perusahaan dapatmenerapkan program ”Total QualityManajemen (TQM)". Selain mengurangikerusakan produk, tujuan pokok kualitastotal adalah untuk meningkatkan nilaikonsumen.

Page 23: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Analisis Penyebab Kecacatan Produk Roti Pia Irnanda Pratiwi, Hermanto MZ, Faizah Suryanidengan Menggunakan Metode Fault Tree Analysis (FTA) danFailure Mode And Effect Analysis ( FMEA)

115

Produk cacat berbeda dengan bahan bakusisa karena barang cacat adalah unit yangselesai atau separuh selesai namun cacat dalamhal tertentu (Carter 2009). Barang cacat tidakdapat dibetulkan, baik karena secara teknistidak memungkinkanatau karena tidakekonomis untuk membetulkannya.

Fault Tree Analysis (FTA)Fault Tree Analysis adalah suatu analisis

pohon kesalahan secara sederhana dapatdiuraikan sebagai suatu teknik analitis. Pohonkesalahan adalah suatu model grafis yangmenyangkut berbagai paralel dan kombinasipercontohan kesalahan- kesalahan yang akanmengakibatkan kejadian dari peristiwa tidakdiinginkan yang sudah didefinisi sebelumnya,atau juga dapat diartikan merupakan gambaranhubungan timbal balik yang logis dariperistiwa-peristiwa dasar yang mendorongkearah peristiwa yang tidak diinginkanmenjadi peristiwa puncak dari pohonkesalahan tersebut.

Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)Di dalam mengevaluasi perencanaan

sistem dari sudut pandang reliability,failure modes and effect analysis (FMEA)merupakan metode yang vital. Sejarah FMEAberawal pada tahun 1950 ketika tekniktersebut digunakan dalam merancang danmengembangkan sistem kendalipenerbangan (McDermott, Beauregard danMikulak 2009). Sejak saat itu teknikFMEA diterima dengan baik oleh industri luas.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat PenelitianPenelitian ini dilakukan pada Home

Industri Roti Pia Sahabat Cake yang berlokasidi Palembang. Adapun data yang digunakanadalah data produksi Roti Pia selama 1 (satu)bulan dari 2 Januari – 2 Februari 2018.Metode Penelitian

Analisis pohon kesalahan (Fault TreeAnalysis) merupakan salah satu metode yangdapat digunakan untuk menganalisa akarpenyebab akar kecelakaan kerja Langkah-langkah membangun FTA adalah sebagaiberikut:

1. Mendefinisikan kecelakaan

2. Mempelajari sistem dengan caramengetahui spesifikasi peralatan,lingkungan kerja dan prosedur operasi.

3. Mengembangkan pohon kesalahan4. Simbol – symbol yang digunakan

dalam membangun Diagram FTAditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1 Simbol dalam FTA

Langkah-langkah dalam pembuatanFMEA adalah sebagai berikut (McDermott,Beauregard dan Mikulak 2009) :1. Merereview proses2. Melakukan Brainstorming tentang masalah

yang ada3. Membuat daftar penyebab dan efek potensial4. Menentukan tingkat severity5. Menentukan tingkat occurence6. Menentukan tingkat detection7. Menghitung RPN (Risk Priority Number)8. Membuat prioritas kecatatan9. Mengambil tindakan untuk mengurangi atau

menghilangkan sumber potensial

Nilai RPN didapatkan denganmenggunakan persamaan 1 (Tannady 2015) := × × (1)

Dimana :

RPN = Risk Priority Number

O = Occurance

S = Severity

D = Detection

Page 24: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Analisis Penyebab Kecacatan Produk Roti Pia dengan MenggunakanMetode Fault Tree Analysis (FTA) dan Failure Mode and Effect Analysis ( FMEA)

116

Rumus perhitungan dalam kecacatanproduk yaitu :Total Produksi 1 Hari = 1.000 Pcs1 = 30 ℎ 1.000= 30.000Untuk perhitungan persentase produk cacatmenggunakan persamaan 2 – 5 :% = × 100% (2)

% ( )= × 100% (3)

% ( ) = (4)% ( )= (5)

HASIL PENELITIANDAN ANALISIS DATA

Analisis Cacat ProdukData Kecacatan produk Roti Pia Sahabat Cakeselama satu bulan ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1 Perhitungan Persentase Produk cacatselama 1 bulan

No KecacatanJumlah

Kecacatan(pcs)

Cacat(%)

1 Bentuk Adonan 593 2,0 %2 Gosong 632 2,1 %

Kemasan Sobek 615 2,1 %Total Produksi 30.000

Hirarki penyebab kecacatan berdasarkan jumlahproduk yang cacat pada Roti Pia dari totalsebanyak 30.000 Pcs yang diproduksi dapatditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2 Diagram Pareto Jenis KecacatanRoti Pia

Berdasarkan jumlah kecacatan padaproses deteksi yang melebihi batas toleransi daripemilik usaha adalah 300 pcs dari 30.000 pcsdengan rata-rata tingkat kegagalan sebesar 1% ,dimana kecacatan tersebut berada pada prosesinti dari pembuatan roti pia. Langkahselanjutnya adalah membuat pohon kesalahanpada ketiga fungsi proses produksi. Pohonkesalahan untuk ketiga fungsi proses produksidapat ditunjukkan pada Gambar 3 – 5.

Page 25: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Analisis Penyebab Kecacatan Produk Roti Pia Irnanda Pratiwi, Hermanto MZ, Faizah Suryanidengan Menggunakan Metode Fault Tree Analysis (FTA) danFailure Mode And Effect Analysis ( FMEA)

117

Gambar 3 Pohon Kesalahan Cacat Bentuk

Gambar 4 Pohon Kesalahan Cacat Gosong

CACAT BENTUK

Human eror

Ukuran diameteradonan berbeda

Pekerja mengabaikanperaturan

Pekerja ceroboh

Ingin cepat pulang Pekerja lelah

Pekerjabaru

Orientasitarget

Overload penyimpananadonan

Adonan keras dan susahdibentuk

Kurangarahan

CACAT GOSONG

Oven gas Human eror

Suhu tidak stabil Pemanggangan overtime

Setting kurang tepat

Setting tidak tepat Oven tidak berfungsi baik

Perangkat oven yang rusakKurangarahan

Maintancetidak tepat

Terburu - buru Lalai

Ingin cepat pulang

Kuranginstruksi

KurangPengalaman

Page 26: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Analisis Penyebab Kecacatan Produk Roti Pia dengan MenggunakanMetode Fault Tree Analysis (FTA) dan Failure Mode and Effect Analysis ( FMEA)

118

Gambar 5 Pohon Kesalahan Cacat Kemasan

Berdasarkan Fault Tree Analysis (FTA) yangtelah dibuat sebelumnya, selanjutnya akanmenjadi masukan dalam pembuatan tabelFailure Mode And Effects Analysis (FMEA)yang berfungsi untuk memberikan pembobotanpada nilai Severity (S), Occurance (O), dan

Detection (D) yang berdasarkan pada potensiefek kegagalan, penyebab kegagalan dan proseskontrol saat ini untuk menghasilkan nilai RiskPriority Number (RPN). Tabel FMEAditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2 Tabel FMEAN0 Mode

KegagalanPotensi Penyebab

KegagalanProses Kontrol S O D RPN

1 Cacat Bentuk

Bentuk ukuran diameteradonan yang tidak sesuaidengan ketentuan (besar /kecil), dan terlalu lamamenyimpan adonan rotisehingga menjadi keras.

Pengawasan oleh pemilik usahaterhadap pembentukan adonan ,dan memasang peraturan berapalama adonan dibiarkanmengembang

5 8 7 280

2 Cacat Gosong

Open pemanggangan tidakberjalan dengan baik,setting gas kurang baik,suhu yang tidak stabil,serta proses panggangovertime

Melakukan pemeriksaaan danperawatan rutin terhadap gasyang dipakai,serta perlupengawasan pemilik usaha 9 8 8 576

3 CacatKemasan

Pekerja ceroboh, tekananudara terhadap lilin tidakstabil serta bentuk rotiyang oversize

Melakukan pengawasan terhadappekerja bagian pengemasan,serta mengganti prosespengemasan manual dengan apimenjadi mesin press.

7 8 8 448

Tabel 3 Urutan Risk Priority Number (RPN)No Mode

KegagalanS O D RPN

1 Cacat Gosong 9 8 8 5762 Cacat Kemasan 7 8 8 4483 Cacat Bentuk 5 8 7 280

Total 1304

Diagram pareto kecacatan roti piaberdasarkan RPN yang telah dianalisis denganmetode FMEA ditunjukkan pada Gambar 6.

CACAT KEMASAN

Human eror Material

Kestabilanmenurun

Roti oversize

Setting tidak tepat

Lilin

Redup

KurangAranhan

Ruangterbuka

Terburu - buru LalaiTekanan udara

Suhutidak stabil

Angin

Kualitasrendah

Adonanovertime

Page 27: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Analisis Penyebab Kecacatan Produk Roti Pia Irnanda Pratiwi, Hermanto MZ, Faizah Suryanidengan Menggunakan Metode Fault Tree Analysis (FTA) danFailure Mode And Effect Analysis ( FMEA)

119

Gambar 6 Digram Pareto berdasarkan nilaiRPN

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, makadapat disimpulkan yaitu sebagai berikut:

1. Akar penyebab masalah yang menyebabkankecacatan produk roti pia pada prosesproduksi di dapatkan melalui analisis faulttree analysis. Akar-akar penyebab masalahitu antara lain pekerja baru, orientasi target,kurangnya arahan, maintance tidak tepat,kurang instruksi, minim pengalaman, ruangterbuka suhu tidak stabil adonan overtime,kualitas rendah. Dari akar permasalahanyang didapat tersebut seterusnya dilakukananalisis apa yang menyebabkan hal tersebutterjadi lalu diberikan usulan perbaikan.

2. Pada proses pembuatan roti pia didapatkan3 (tiga) jenis penyebab kecacatan yaitucacat gosong, cacat kemasan, dan cacatbentuk.

3. Penyebab kecacatan proses produksi rotipia diantaranya adalah sebagai berikut:a. Cacat gosong dengan nilai Risk Priority

Number 576. Penyebabnya yaitu mesingas tidak berjalan dengan baik akibatkurangnya perawatan, setting gas kurangbaik akibat kurangnya arahan bagipekerja, serta overtime prosespemanggangan akibat kelalaian pekerja.

b. Cacat kemasan dengan nilai RiskPriority Number 448. Penyebabnya yaitutekanan udara api tidak stabil akibatangin ataupun suhu, dan bentuk roti yangoversize disebabkan oleh kelalaianpekerja dalam menerapkan aturanbentuk.

c. Cacat bentuk dengan nilai Risk PriorityNumber 280. Penyebabnya yaitu bentukdiameter roti yang tidak sesuai akibatpekerja mengabaikan aturan, dan adonanoverload karena kecerobohan pekerja.

DAFTAR PUSTAKA

Carter, William C. 2009. Akuntansi Biaya.Jakarta: Salemba Empat.

Keller, Kevin Lane. 2008. ManajemenPemasaran. Jakarta: Indeks.

Kottler, Phillip. 2008. Manajemen Pemasaran.Jakarta: Erlangga.

McDermott, Robin E, Michael R Beauregard,dan Raymond J Mikulak. 2009. The basicof FMEA : 2nd Edition. New York:Productivity Press.

Rizan, Mohammad dan Fajar Andika.“Pengaruh Kualitas Produk dan KualitasPelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan.”Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia,2017: 130-150.

Tannady, Hendy. 2015. Pengendalian Kualitas.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tjiptono, Fandy. 2008. Stategi Pemasaran.Yogyakarta: Andi Publisher.

Page 28: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Jurnal Desiminasi Teknologi, Volume 6, Nomor 2, Juli 2018 p. ISSN 2303-212Xe. ISSN 2503-5398

120

SKALA PELAYANAN TAMAN-TAMAN DI KOTA PALEMBANG

Ramadisu Mafra10, Ari Siswanto11, Maulid M. Iqbal12, Ika Juliantina13

email: [email protected]

Abstrak: Taman perkotaan adalah aset infrastruktur hijau kota yang ditujukan untuk memberikan keberlanjutan sosialbagi warga, terus dikunjungi, menjadi venue aktivitas dan interaksi sosial. Fokus penelitian untuk mengukur skalapelayanan taman. Penelitian bersifat deskriptif kualitatif dengan metode penelitian survey, berlokasi di Taman KIB,Kampus, dan JSC. Menggunakan teknik sampel insidental. Metode distribusi frekuensi dan pengukuran horizontaldistance digunakan untuk mengolah data, kemudian disajikan dalam bentuk tabel, gambar dan atau narasi untukmenginterpretasikan data tersebut. Hasil penelitian menunjukkan radius rata-rata pelayanan taman di kota Palembangberada pada rentang ± 4,40 km dari center spot taman. Pengunjung terbanyak berasal dari Kecamatan Ilir Barat – I(24,33%). Ketiga taman preseden telah mencapai skala pelayanan kota (KIB 93%, Kampus 57%, dan JSC 74%). KIBtelah menjadi venue aktivitas sosial (51%), tetapi belum menjadi venue interaksi sosial (0,42%), sedangkan TamanKampus dan JSC belum menjadi venue aktivitas sosial dan atau venue interaksi sosial.Kata kunci: skala pelayanan taman, radius, domisili, venue aktivitas sosial

Abstract: Urban park is an asset of city's green infrastructure fanded to providing social sustainability for citizens,continues to be visited, becomes venues of activity and social interaction. Research focus to measure the scale of parkservices. The research is descriptive qualitative with survey research method, located in Taman KIB, Kampus, and JSC.Using incidental sample techniques. Frequency distribution method and horizontal distance measurement is used toprocess the data, then presented in the form of tables, images nor narration to interpret data. The results showed anaverage radius of park services in Palembang city in range ± 4.40 km from the center spot park. Most visitors comefrom District Ilir Barat - I (24.33%). The three park precedents have reached the city service scale (KIB 93%, Kampus57%, and JSC 74%). KIB has become a venue of social activity (51%), but not yet a venue of social interaction (0.42%),while Taman Kampus and JSC have not become venue of social activity nor venue of social interaction.Keywords: park service scale, radius, domicile, social activities venue

10 Dosen Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Palembang.11 Dosen Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya.12,13Dosen Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya.

PENDAHULUANTaman perkotaan adalah aset infrastruktur

hijau kota yang ditujukan untuk memberikankeberlanjutan sosial bagi warga. Keberlanjutansosial pada taman ditandai dengan hadirnyamanusia berkunjung ke taman itu secara terusmenerus dan memberikan kontribusi positifbagi kehidupan sosial warga (Mafra et al, 2017).Kontribusi positif tersebut ialah taman mampumenarik warga untuk berkunjung, dan menjadivenue aktivitas sosial serta venue interaksisosial.

Mengukur jarak tempuh pengunjungmerupakan indikator skala pelayanan taman,sekaligus indikator menarik tidaknya sebuahtaman, semakin jauh radius maka berbandinglurus dengan menariknya sebuah taman (Saleemdan Ijaz, 2014). Lebih lanjut taman tidak hanyauntuk sekedar dikunjungi, tetapi diharapkan

menjadi wadah aktivitas sosial yang ditandaidengan frekuensi incidental meet dan a place tomeet atau menjadi venue interaksi sosial secarakomunal yang cukup signifikan (Cohen et al,2006).

Fokus penelitian ini untuk mengukur skalapelayanan taman, apakah taman tersebut hanyamelayani warga di lingkungan sekitar, atau diluar wilayah target pelayanan taman.Mengetahui sebaran domisili pengunjung tamanadalah hal penting untuk melihat polaaksesibilitas spasial pergerakan penggunataman. Kemudian mengukur apakah taman telahmenjadi venue aktivitas sosial dan juga menjadivenue interaksi sosial, sehingga tujuan untukmendorong taman memiliki keberlanjutan sosialakan dapat dievaluasi dan diukur secara ilmiah.

Beberapa taman di kota Palembang sepertiTaman Kambang Iwak Besak (KIB), TamanKampus, dan Taman Jakabaring Sport City

Page 29: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Skala Pelayanan Taman-taman di Kota Palembang Ramadisu M., A. Siswanto, M. M. Iqbal, Ika Juliantina

121

(JSC) telah berfungsi secara berkelanjutankarena tidak sepi dari pengunjung (Mafra et al,2017), karenanya sangat logis untuk menjadikantaman tersebut sebagai lokus penelitian.

TINJAUAN PUSTAKAMenurut Peraturan Menteri Pekerjaan

Umum Nomor 05/PRT/M/2008, penyediaantaman di perkotaan dibagi menjadi lima kategoriberdasarkan tingkat pelayanan seperti tercantumpada tabel 1.

Tabel 1 Kategori Taman Berdasarkan SkalaPelayanan dan Luas Lahan

Kategori TamanLuasMin(m2)

LuasMin/

Kapita(m2)

KDH*KDT*(maks)

UnitPelayanan

Taman Rukun Tetangga 250 1,0 70-80% 30% 250 jiwa

Taman Rukun Warga 1,250 0,5 70-80% 30% 2,500 jiwa

Taman Kelurahan Pasif 9,000 0,3 70-80% 30% 30,000 jiwa

Taman Kelurahan Aktif 9,000 0,3 80-90% 20% 30,000 jiwa

Taman Kecamatan Pasif 24,000 0,2 70-80% 30% 120,000 jiwa

Taman Kecamatan Aktif 24,000 0,2 80-90% 20% 120,000 jiwa

Taman Kota 144,000 0,3 70-80% 30% 480,000 jiwa

*KDH : Koefisien Daerah Hijau (tidak termasuk kolam retensi atau sungai)

*KDT: Koefisien Daerah Terbangun (infastruktur Abu-abu)

Sumber : Permen PU Nomor 05/PRT/M/2008

Skala pelayanan taman (Lee dan Kim,2015; Saleem dan Ijaz, 2014; Shaftoe, 2008; danCohen et al, 2006) dapat diukur melalui:1. Radius jarak tempuh pengunjung

merupakan indikator skala pelayanantaman, sekaligus indikator menariktidaknya sebuah taman, semakin jauh radiusmaka berbanding lurus dengan menariknyasebuah taman,

2. Sebaran domisili pengunjung merupakanindikator skala pelayanan taman terkaitkategori taman, apakah taman hanyamelayani warga di lingkungan sekitar, ataudi luar wilayah target pelayanan taman,

3. Taman sebagai Social Activity Venue/venue aktivitas sosial dengan indikator:a. Banyaknya pengunjung yang secara

tidak sengaja berjumpa dengan oranglain yang dia kenal (incidental meet),

b. Berapa banyak pengunjung yang sengajamenjadikan taman sebagai tempat untukbertemu (a place to meet), dan

c. Berapa banyak sengaja datang ke tamanuntuk menghadiri acara komunitas, ataumelakukan aktivitas kelompok.

METODE PENELITIAN

Penelitian deskriptif kualitatif denganmetode penelitian survey. Pengolahan dataterkain tujuan penelitian menggunakan metodedistribusi frekuensi (Sarwono, 2012), danpengukuran horizontal distance polygon terbukaskala peta (Frick, 1984).

Metoda horizontal distance digunakanuntuk mengolah data terkait variabel X1. radiuspelayanan taman. Titik sebaran domisilipengunjung diplot pada peta standar GIS skala1:1000 kemudian dihubungkan dengan garislurus ke spot center taman untuk diukur radiusdalam satuan kilometer. Metoda tendensiussentral (mean), digunakan untuk mengolah dataterkait variabel penelitian; X2. domisilipengunjung taman, dan X3. venue aktivitassosial. Pengukuran variabel menggunakan skalanominal dan pengukuran rasio.

Variabel penelitian ditetapkanberdasarkan urgensi tujuan penelitian danlandasan teori terkait skala pelayanan taman,seperti tercantum dalam tabel 2.

Tabel 2 Variabel Penelitian

X1 Radius Pelayanan TamanX2 Domisili PengunjungX3 Venue Aktivitas Sosial

Variabel Penelitian

Lokasi penelitian dipilih tiga tamanpreseden, yaitu;a. Taman Kambang Iwak Besak (KIB), taman

kecamatan aktif, dengan koordinat2°59'23.04"LS, 104°44'48.40"BT. Luaskeseluruhan ± 4,29 hektar.

b. Taman Kampus, merupakan taman kelurahanaktif, dengan koordinat koordinat2°58'38.30"LS, 104°44'21.64", dengan luas ±1,4 hektar.

c. Taman Jakabaring Sport City (JSC),merupakan taman kelurahan pasif, dengankoordinat 3° 1'12.17"LS, 104°47'0.46"BT,dengan luas ± 2,25 hektar.

Sampel penelitian berjumlah 100 Partisanuntuk tiap taman berdasarkan Tabulasi Yamane1967 (Sarwono, 2012) ditetapkan berdasarkanjumlah penduduk tiap kecamatan dimana tamanberada, yaitu pengunjung di Taman KIB,Kampus, dan JSC. Pengambilan sampel

Page 30: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Skala Pelayanan Taman-taman di Kota Palembang Ramadisu M., A. Siswanto, M. M. Iqbal, Ika Juliantina

122

menggunakan teknik sampel insidental.

HASIL DAN PEMBAHASANA. Skala Pelayanan Taman KIB

Skala Pelayanan Taman KIB berdasarkanindikator jarak pencapaian Partisipan (tabel 3)diperoleh bahwa 17% Partisipan berasal dariradius < 2 km, 14% Partisipan masing-masingberasal dari radius < 1 km dan < 4 km. Radiusterjauh ± 11,95 km dan terdekat ± 0,24 kmdimiliki Partisipan perempuan. Radius rata-ratajarak tempuh Partisipan ± 4,14 km.

Tabel 3 Skala Pelayanan Taman KIBBerdasarkan Radius Jarak Pencapaian Partisipan

Laki-laki Perempuan Jumlah

< 1 3 11 14

< 2 5 12 17

< 3 5 5 10

< 4 10 4 14

< 5 4 7 11

< 6 3 1 4

< 7 4 3 7

< 8 6 1 7

< 9 7 6 13

< 10 1 1 2

< 11 - - -

< 12 - 1 1

r= terdekat 0,28 km 0,24 km 0,24 km

r= terjauh 10,73 km 11,95 km 11,95 km

r= rata-rata 4,79 km 3,55 km 4,14 km

Radius (KM)Partisipan

Berdasarkan indikator domisili (tabel 4),didapatkan 26% Partisipan berasal dariKecamatan Ilir Barat – I, diikuti Partisipan dariKecamatan Ilir Barat – II (19%), diurutan ketiga dengan 9% berasal dari Kecamatan Alang-alang Lebar, sedangkan Partisipan yang berasaldari Kecamatan Bukit Kecil yang menjadilokasi KIB hanya sebesar 4%. Tidak dijumpaiPartisipan yang berasal dari KecamatanKertapati dan Sematang Borang.

Sebesar 93% Partisipan yang hadir berasaldari 13 Kecamatan di Kota Palembang, dan 3%berasal dari luar Kota Palembang, artinya 96%Partisipan adalah pengunjung yang berasal dariluar kecamatan yang menjadi lokasi KIB, hal inimenunjukkan bahwa meskipun secara regulasiKIB adalah taman tingkat Kecamatan, tetapitelah memberikan pelayanan tingkat Kota bagimasyarakat Kota Palembang.

Tabel 4 Skala Pelayanan Taman KIBBerdasarkan Domisi Partisipan

Kert

ap

ati

SU

-I

SU

-II

Pla

ju

Gan

du

s

IB-I

IB-I

I

Bu

kit

Kecil

IT-I

IT-I

I

Kali

do

ni

Sem

ata

ng

Bo

ran

g

Kem

un

ing

Sak

o

Su

kara

mi

Ala

ng

-ala

ng

Leb

ar

Lu

ar

Ko

taP

ale

mb

an

g

Laki-laki 0 1 1 4 6 16 4 1 2 2 0 0 2 2 3 3 1

Perempuan 0 2 0 1 0 10 15 3 0 3 3 0 5 1 1 6 2

Jumlah 0 3 1 5 6 26 19 4 2 5 3 0 7 3 4 9 3

* Kecamatan Bukit Kecil adalah lokasi Taman KIB

Domisili Kecamatan

Partisipan

Jarak dan sebaran Partisipan pengunjungTaman KIB ditunjukkan dengan gambar 1.Partisipan dengan radius < 5 km sebesar 11%dengan sebaran 7% berasal dari KecamatanKemuning, 3% dari Kecamatan Ilir Timur – II,dan 1% dari Kecamatan Ilir Barat - I.

Gambar 1 Peta Radius Pelayanan Taman KIB

Skala pelayanan taman berdasarkanindikator venue aktivitas sosial, meskipun 40%Partisipan mengaku jarang berjumpa orang yangdikenal secara insidental di KIB, dan hanya29% Partisipan yang mengaku sering berjumpa,serta 22% lainnya menyatakan terkadang,frekuensi berjumpa orang yang dikenali (seringdan terkadang) masih cukup tinggi dengan total51%.

KIB belum menjadi venue interaksi sosialsecara komunal, karena didapati hanya 6%Partisipan yang menjadikan KIB sebagai tempatuntuk bertemu teman, tidak ditemukanPartisipan yang berkunjung untuk menghadiriacara komunitas, dan hanya 0,42% Partisipanyang beraktivitas secara kelompok, sepertiditunjukkan pada tabel 5.

Page 31: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Skala Pelayanan Taman-taman di Kota Palembang Ramadisu M., A. Siswanto, M. M. Iqbal, Ika Juliantina

123

Tabel 5 Skala Pelayanan Taman KIBBerdasarkan Venue Aktivitas Sosial

Pria Wanita Jumlah1 FREKUENSI BERTEMU ORG YG DIKENAL

a. Sering 15.00 14.00 29b. Terkadang 12.00 10.00 22c. Jarang 18.00 22.00 40d. Tidak Pernah 3.00 6.00 9

48.00 52.00 1002 TAMAN VENUE INTERAKSI SOSIAL

a. Bertemu teman - 6.00 6.00b. Menghadiri acara komunitas/pertemuan - - -c. Permainan kelompok 0.42 - 0.42

Taman Sebagai Venue Aktivitas SosialPartisipan

B. Skala Pelayanan Taman KampusSkala Pelayanan Taman Kampus

berdasarkan indikator jarak pencapaianPartisipan (tabel 6) diperoleh bahwa 21%Partisipan berasal dari radius < 2 km, 19%Partisipan berasal dari radius < 1 km danmasing-masing sebesar 13% untuk < 4 km dan< 5 km. Radius terjauh ± 12,81 km dan terdekat± 0,08 km dimiliki Partisipan laki-laki. Radiusrata-rata jarak tempuh Partisipan ± 3,57 km.

Tabel 6 Skala Pelayanan Taman KampusBerdasarkan Radius Jarak Pencapaian Partisipan

Laki-laki Perempuan Jumlah

< 1 7 12 19

< 2 6 15 21

< 3 5 3 8

< 4 4 9 13

< 5 8 5 13

< 6 3 5 8

< 7 3 4 7

< 8 - 4 4

< 9 1 1 2

< 10 2 1 3

< 11 - - 0

< 12 - - 0

< 13 1 1 2

r= terdekat 0,08 km 0,14 km 0,08 km

r= terjauh 12,81 km 12,29 km 12,81 km

r= rata-rata 3,82 km 3,55 km 3,57 km

Radius (KM)Partisipan

Berdasarkan indikator domisili (tabel 7),didapatkan 42% Partisipan berasal dariKecamatan Ilir Barat – I yang merupakkanlokasi Taman Kampus berada, diikuti 12%Partisipan dari Kecamatan Kemuning, diurutanke tiga dengan 7% berasal dari KecamatanSeberang Ulu – II. Tidak dijumpai Partisipanyang berasal dari Kecamatan Kertapati, BukitKecil, dan Sematang Borang.

Sebanyak 57% Partisipan yang hadirberasal dari 12 Kecamatan di Kota Palembangdi luar Kecamatan IB - I, dan 1% berasal dariluar Kota Palembang, artinya 58% Partisipanadalah pengunjung yang berasal dari luarkecamatan yang menjadi lokasi Taman Kampus,hal ini menunjukkan bahwa meskipun secara

regulasi Taman Kampus adalah taman tingkatKelurahan, tetapi telah memberikan pelayanantingkat Kota bagi masyarakat Kota Palembang.

Tabel 7 Skala Pelayanan Taman KampusBerdasarkan Domisi Partisipan

Kert

ap

ati

SU

-I

SU

-II

Pla

ju

Gan

du

s

IB-I

IB-I

I

Bu

kit

Kecil

IT-I

IT-I

I

Kali

do

ni

Sem

ata

ng

Bo

ran

g

Kem

un

ing

Sak

o

Su

kara

mi

Ala

ng

-ala

ng

Leb

ar

Lu

ar

Ko

ta P

ale

mb

an

g

Laki-laki 0 2 2 1 3 16 3 0 2 3 2 0 2 1 2 1 0Perempuan 0 2 5 0 1 26 3 0 1 2 1 0 10 1 3 4 1Jumlah 0 4 7 1 4 42 6 0 3 5 3 0 12 2 5 5 1* Kecamatan Ilir Barat - I (IB - I) adalah lokasi Taman Kampus

Partisipan

Domisili Kecamatan

Jarak dan sebaran Partisipan pengunjungTaman Kampus ditunjukkan dengan gambar 2.Partisipan terjauh dengan radius ± 12,81 berasaldari Kecamatan Sukarame (1%). Partisipandengan radius < 5 km sebesar 13% dengansebaran 4% berasal dari Kecamatan SeberangUlu - I, 3% dari Kecamatan Gandus, 2% dariKecamatan Ilir Timur – II, dan masing-masing1% untuk Kecamatan Alang-alang Lebar, IlirTimur – I, Seberang Ulu – I dan Kemuning.Partisipan dengan radius < 10 km sebanyak 3%dengan sebaran 2% dari Kecamatan Ilir Barat - Idan 1% dari Kecamatan Plaju.

Gambar 2 Peta Radius Pelayanan TamanKampus

Skala pelayanan taman berdasarkan indikatorvenue aktivitas sosial, meskipun 50% Partisipanmengaku jarang berjumpa orang yang dikenalsecara insidental di Taman Kampus, dan hanya26% Partisipan yang mengaku terkadang berjumpa,serta 16% lainnya menyatakan sering, frekuensiberjumpa orang yang dikenali (sering danterkadang) masih cukup rendah dengan total 36%.

Page 32: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Skala Pelayanan Taman-taman di Kota Palembang Ramadisu M., A. Siswanto, M. M. Iqbal, Ika Juliantina

124

Taman Kampus belum menjadi venueinteraksi sosial secara komunal, karena didapatihanya 2% Partisipan yang menjadikan TamanKampus sebagai tempat untuk bertemu teman,tidak ditemukan Partisipan yang berkunjunguntuk menghadiri acara komunitas, dan hanya1% Partisipan yang beraktivitas secarakelompok, seperti ditunjukkan pada tabel 8.

Tabel 8 Skala Pelayanan Taman KampusBerdasarkan Venue Aktivitas Sosial

Pria Wanita Jumlah5 FREKUENSI BERTEMU ORG YG DIKENAL

a. Sering 7.00 9.00 16b. Terkadang 14.00 12.00 26c. Jarang 17.00 33.00 50d. Tidak Pernah 2.00 6.00 8

40.00 60.00 1002 TAMAN VENUE INTERAKSI SOSIAL

a. Bertemu teman 1.00 1.00 2.00b. Menghadiri acara komunitas/pertemuan - - -c. Permainan kelompok - 1.00 1.00

Taman Sebagai Venue Aktivitas SosialPartisipan

C. Skala Pelayanan Taman JSCSkala Pelayanan Taman JSC berdasarkan

indikator jarak pencapaian Partisipan (tabel 9)diperoleh bahwa 32% Partisipan berasal dariradius < 4 km, 19% Partisipan berasal dariradius < 5 km dan sebesar 10% Partisipanberasal dari radius < 3 km. Radius terjauh ±17,36 km dan terdekat ± 0,97 km dimilikiPartisipan perempuan. Radius rata-rata jaraktempuh Partisipan ± 5,51 km.

Tabel 9 Skala Pelayanan Taman JSCBerdasarkan Radius Jarak PencapaianPartisipan

Radius (KM)Laki-laki Perempuan Jumlah

< 1 - 1 1< 2 - 1 1< 3 5 5 10< 4 11 21 32< 5 9 10 19< 6 2 3 5< 7 5 1 6< 8 1 2 3< 9 6 1 7< 10 3 2 5< 11 2 1 3< 12 2 2 4< 13 1 1 2< 14 1 - 1< 18 0 1 1

r= terdekat 2,44 km 0,97 km 0,97 kmr= terjauh 13,65 km 17,36 km 17,36 kmr= rata-rata 6,10 km 4,97 km 5,51 km

Partisipan

Berdasarkan indikator domisili (tabel 10),didapatkan 21% Partisipan berasal dariKecamatan Seberang Ulu – I (SU – I) yangmerupakkan lokasi Taman JSC berada, diikuti17% Partisipan dari Kecamatan Plaju dan 16%dari Kecamtan Seberang Ulu – II (SU – II) yang

keduanya merupakan tetangga dekat KecamtanSU – I. Kemudian diurutan keempat dengan12% berasal dari Kecamatan Sukarami. Tidakdijumpai Partisipan yang berasal dariKecamatan Gandus, Bukit Kecil, SematangBorang, dan Alang-alang Lebar.

Sebanyak 74% Partisipan yang hadirberasal dari 11 Kecamatan di Kota Palembangdi luar Kecamatan SU - I, dan 5% berasal dariluar Kota Palembang, artinya 79% Partisipanadalah pengunjung yang berasal dari luarkecamatan yang menjadi lokasi Taman JSC, halini menunjukkan bahwa meskipun secararegulasi Taman JSC adalah taman tingkatKecamatan, tetapi telah memberikan pelayanantingkat Kota bagi masyarakat Kota Palembang.

Tabel 10 Skala Pelayanan Taman JSCBerdasarkan Domisi Partisipan

Kert

ap

ati

SU

-I

SU

-II

Pla

ju

Gan

du

s

IB-I

IB-I

I

Bu

kit

Kecil

IT-I

IT-I

I

Kali

do

ni

Sem

ata

ng

Bo

ran

g

Kem

un

ing

Sak

o

Su

kara

mi

Ala

ng

-ala

ng

Leb

ar

Lu

ar

Ko

ta P

ale

mb

an

g

Laki-laki 5 7 5 6 0 2 1 0 3 1 2 0 4 2 9 0 2Perempuan 1 14 11 11 0 3 1 0 0 1 0 0 1 2 3 0 3Jumlah 6 21 16 17 0 5 2 0 3 2 2 0 5 4 12 0 5* Kecamatan Seberang Ulu - I (SU - I) adalah lokasi Taman JSC

Partisipan

Domisili Kecamatan

Jarak dan sebaran Partisipan pengunjungTaman JSC ditunjukkan dengan gambar 3.Partisipan terjauh dengan radius ± 17,36 berasaldari Mariana (1%). Partisipan dengan radius < 5km sebesar 19% dengan sebaran 14% berasaldari Kecamatan Plaju, dan masing-masing 1%dari Kecamatan Ilir Barat – I, Kecamatan IlirBarat – II, Ilir Timur – I, Ilir Timur – II, danSukarami.

Gambar 3 Peta Radius Pelayanan Taman JSC

Page 33: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Skala Pelayanan Taman-taman di Kota Palembang Ramadisu M., A. Siswanto, M. M. Iqbal, Ika Juliantina

125

Skala pelayanan taman berdasarkanindikator venue aktivitas sosial, meskipun 37%Partisipan mengaku jarang berjumpa orang yangdikenal secara insidental di Taman JSC, dan28% Partisipan yang mengaku sering berjumpa,serta 21% lainnya menyatakan terkadang,frekuensi berjumpa orang yang dikenali (seringdan terkadang) termasuk belum cukup tinggidengan total 49%.

Taman JSC belum menjadi venueinteraksi sosial secara komunal, karena didapatihanya 3% Partisipan yang menjadikan TamanJSC sebagai tempat untuk bertemu teman, tidakditemukan Partisipan yang berkunjung untukmenghadiri acara komunitas, dan hanya 0,41%Partisipan yang beraktivitas secara kelompok,seperti ditunjukkan pada tabel 11 di bawah ini.

Tabel 11 Skala Pelayanan Taman JSCBerdasarkan Venue Aktivitas Sosial

Pria Wanita Jumlah1 FREKUENSI BERTEMU ORG YG DIKENAL

a. Sering 14.00 14.00 28b. Terkadang 14.00 7.00 21c. Jarang 15.00 22.00 37d. Tidak Pernah 5.00 9.00 14

48.00 52.00 1002 TAMAN VENUE INTERAKSI SOSIAL

a. Bertemu teman 3.00 - 3.00b. Menghadiri acara komunitas/pertemuan - - -c. Permainan kelompok 0.41 - 0.41

Taman Sebagai Venue Aktivitas SosialPartisipan

D. Skala Pelayanan Taman di Kota PalembangTerkait skala pelayanan taman, hanya

pada indikator jarak pencapaian dan sebarandomisili Partisipan yang bisa didapatkan nilaimean, sedangkan pada indikator taman sebagaivenue aktivitas sosial dan interaksi sosial tidakdapat dilakukan generalisasi karena memilikisegmentasi pengunjung yang berbeda.

Skala pelayanan taman berdasarkan jarakpencapaian Partisipan diperoleh bahwapengunjung terbesar (19,67%) berasal dariradius < 4 km, dan sebesar 14,33% berasal dariradius < 5 km. Radius rata-rata berada padajarak ± 4,40 km dari center spot taman, denganjarak radius terdekat rata-rata ± 0,43 km danjarak radius terjauh rata-rata ± 14,04 km.Persentase Partisipan pengunjung taman dalamradius 0 – 5 km cukup signifikan sebesar67,67%, artinya Partisipan dalam radius < 5 kmberpotensi besar menjadi pengunjung taman.

Secara ringkas skala pelayanan taman-taman di Kota Palembang berdasarkan radius

jarak pencapaian Partisipan termuat di dalamtabel 12.

Tabel 12 Skala Pelayananan Taman-taman diKota Palembang Berdasarkan RadiusJarak Pencapaian Partisipan

KIB Kampus JSC< 1 14 19 1 11.33< 2 17 21 1 13.00< 3 10 8 10 9.33< 4 14 13 32 19.67< 5 11 13 19 14.33< 6 4 8 5 5.67< 7 7 7 6 6.67< 8 7 4 3 4.67< 9 13 2 7 7.33< 10 2 3 5 3.33< 11 0 0 3 1.00< 12 1 0 4 1.67< 13 0 2 2 1.33< 14 0 0 1 0.33< 18 0 0 1 0.33

r= terdekat 0.24 km 0.08 km 0.97 km 0.43 kmr= terjauh 11.95 km 12.81 km 17.36 km14.04 kmr= rata-rata 4.14 km 3.57 km 5.51 km 4.40 km

TamanRadius(KM)

Mean(%)

Hasil penelitian menunjukan bahwa skalapelayanan di tiga taman tersebut memilikijangkauan radius rata-rata yang berbeda. Radiusrata-rata terjauh dimiliki Taman JSC dengan ±5,51 km, diikuti Taman KIB dengan ± 4,14 km,kemudian Taman Kampus dengan ± 3,57 km,dan radius rata-rata pelayanan taman di KotaPalembang berada pada jarak ± 4,40 km daricenter spot taman, sebagimana ditunjukkanpada gambar 4 dibawah ini.

Gambar 4 Peta Radius Pelayanan Taman KIB,Kampus dan JSC

Berdasarkan sebaran domisili 300Partisipan pengunjung tiga taman (tabel 13),didapatkan hasil bahwa, Partisipan dariKecamatan Ilir Barat – I secara signifikan(24,33%) lebih banyak mengunjungi taman diKota Palembang, diikuti Partisipan dariKecamatan Seberang Ulu – I (9,33%)diperingkat kedua, dan Partisipan dari

Page 34: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Skala Pelayanan Taman-taman di Kota Palembang Ramadisu M., A. Siswanto, M. M. Iqbal, Ika Juliantina

126

Kecamtan Ilir Barat – II dengan 9%. Partisipandari Kecamtan Bukit Kecil memiliki persentaseterkecil kedua dengan 1,33%, diikuti KecamatanSematang Borang dengan 0,00%.

Tabel 13 Skala Pelayanan Taman di KotaPalembang Berdasarkan DomisiPartisipan

Kert

ap

ati

SU

-I

SU

-II

Pla

ju

Gan

du

s

IB-I

IB-I

I

Bu

kit

Kecil

IT-I

IT-I

I

Kali

do

ni

Sem

ata

ng

Bo

ran

g

Kem

un

ing

Sak

o

Su

kara

mi

Ala

ng

-ala

ng

Leb

ar

Lu

ar

Ko

ta P

ale

mb

an

g

KIB 0 3 1 5 6 26 19 4 2 5 3 0 7 3 4 9 3Kampus 0 4 7 1 4 42 6 0 3 5 3 0 12 2 5 5 1JSC 6 21 16 17 0 5 2 0 3 2 2 0 5 4 12 0 5Jumlah 6 28 24 23 10 73 27 4 8 12 8 0 24 9 21 14 9Mean (n=300) 2.00 9.33 8.00 7.67 3.33 24.33 9.00 1.33 2.67 4.00 2.67 0.00 8.00 3.00 7.00 4.67 3.00

Taman

Sebaran Domisili Partisipan Tingkat Kecamatan

KESIMPULANBerdasarkan kajian yang telah

dilakukan, maka ditarik kesimpulan sebagaiberikut;1. Radius rata-rata terjauh dimiliki Taman JSC

dengan ± 5,51 km, diikuti Taman KIBdengan ± 4,14 km, kemudian TamanKampus dengan ± 3,57 km, dan radius rata-rata pelayanan taman di Kota Palembangberada pada jarak ± 4,40 km dari centerspot taman,

2. Taman KIB telah mencapai skala pelayanankota dengan indikator hadirnya 93%Partisipan yang berasal dari 13 Kecamatandi luar lingkup pelayanan, dan 3% berasaldari luar Kota Palembang, dengan rata-rataradius pelayanan ± 4,14 km. Telah menjadivenue aktivitas sosial dengan indikatorberjumpa secara insidental sebesar 51%meski tidak terlalu signifikan, tetapi belummenjadi venue interaksi sosial secarakomunal, dengan indikator menjadi tempatbertemu hanya 6%, acara komunitas 0%dan aktivitas kelompok 0,42%,

3. Taman Kampus telah mencapai skalapelayanan kota dengan indikator hadirnya57% Partisipan yang berasal dari 12Kecamatan di luar lingkup pelayanan, dan1% berasal dari luar Kota Palembang,dengan rata-rata radius pelayanan ± 3,57km. Belum menjadi venue aktivitas sosialdengan indikator berjumpa secara insidentalsebesar 36%, dan belum pula menjadivenue interaksi sosial secara komunal,

dengan indikator menjadi tempat bertemuhanya 2%, acara komunitas 0%, danaktivitas kelompok 1%,

4. Taman JSC telah mencapai skala pelayanankota dengan indikator hadirnya 74%Partisipan yang berasal dari 11 Kecamatandi luar lingkup pelayanan, dan 5% berasaldari luar Kota Palembang, dengan rata-rataradius pelayanan ± 5,15 km. Belum menjadivenue aktivitas sosial dengan indikatorberjumpa secara insidental 49%, dan belumpula menjadi venue interaksi sosial secarakomunal, dengan indikator menjadi tempatbertemu hanya 3%, acara komunitas 0%,dan aktivitas kelompok 0,41%.

DAFTAR PUSTAKACohen, D., McKenzie, T., Sehgal, A., Williamson,

S., dan Golinelli, D. 2006. Urban Park Useand Physical Activity, Santa Monica.California: RAND Center for PopulationHealth and Health Disparities.

Frick, H. 1984. Ilmu dan Alat Ukur Tanah.Yogyakarta: Kanesius.

Lee, Y. C., dan Kim, K. H. 2015. "Attitudes ofCitizens towards Urban Parks and GreenSpaces for Urban Sustainability: The Case ofGyeongsan City, Republic of Korea". JournalSustainability, Vol.7, 8240-8254.

Mafra, R., Iqbal, M., Siswanto, A., dan Juliantina, I.,2017. Kajian Kebutuhan Infrastruktur Tamanyang Berkelanjutan, Prosiding Simposium II -UNIID 2017, 19-20 September 2017,Palembang, Hal. 20 - 30.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor05/PRT/M/2008, tentang PedomanPenyediaan dan Pemanfaatan Ruang TerbukaHijau di Kawasan Perkotaan

Saleem, A., dan Ijaz, S. 2014. A GIS BasedMeasurement of Accesibility of Urban Park inFaisalabad City, Pakistan. Academic ResearchInternational, 5(3), 94.

Sarwono, J. 2012. Metode Riset skripsi PendekatanKuantitatif (Menggunakan Prosedur SPSS),Jakara: PT. Elex Media Komputindo.

Shaftoe, H. 2008. Convivial Urban Spaces: CreatingEffective Public Places. London: Earthscan,UK.

Page 35: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Jurnal Desiminasi Teknologi, Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 p. ISSN 2303-212Xe. ISSN 2503-5398

127

EVALUASI KINERJA FUNGSIONAL - STRUKTURAL DARI CAMPURAN HOTROLLED SHEET - WEARING COURSE (HRS-WC) YANG MENGGUNAKAN

ASPAL PEN 60/70 DAN POLIMER ELVALOY

Dimitri Yulianti14

email: [email protected]

Abstrak: Campuran Hot Rolled Sheet (HRS-WC) dianggap mempunyai kelebihan dibandingkan dengan jenisperkerasan lainnya karena HRS-WC mempunyai sifat fleksibilitas dan durabilitas tinggi. Pada penelitian ini digunakancampuran HRS-WC sesuai spesifikasi Kementerian Pekerjaan Umum 2010 memakai aspal Pen 60/70 dan aspalmodifikasi polimer Elvaloy yang dihasilkan dari aspal Pen 60/70 yang diblending polimer Elvaloy sebesar 0%, 1,5%dan 2%. Hasil uji Marshall campuran HRS-WC dengan Elvaloy 1,5% menunjukkan nilai Stabilitas Marshall tertinggisebesar 1.580,3 kg dan hasil uji Wheel Tracking memberikan nilai Stabilitas Dinamis tertinggi sebesar 21.000lintasan/mm pada temperatur 45˚C. Dan hasil kedalaman tekstur menunjukkan nilai tertinggi pada campuran HRS-WCdengan Elvaloy 2% sebesar 0,061 mm pada temperatur 60˚C. Secara umum, hasil penelitian menunjukkan bahwakualitas campuran HRS-WC yang menggunakan aspal modifikasi Elvaloy dapat dijadikan alternatif dalam perbaikankinerja fungsional dan struktural perkerasan jalan. Hal ini disebabkan karena campuran dengan Elvaloy 2% mempunyainilai makrotekstur yang baik, sedangkan nilai stabilitas dinamis yang paling baik terdapat pada campuran Elvaloy1,5%.Kata kunci: Hot Rolled Sheet-Wearing Course (HRS-WC), elvaloy, wheel tracking, tahanan gelincir, kedalaman tekstur

Abstract: Hot Rolled Sheet-Wearing Course (HRS-WC) mixtures is considered to have some advantages compared withother types of pavement. This research used HRS-WC mixtures as specified by Ministry of Public Works 2010 usingasphalt Pen 60/70 was added with 0%, 1,5% and 2% Elvaloy polymer. Marshall test results of HRS-WC mixture withElvaloy 1,5% showed the highest value Marshall Stability of 1.580,3 kg. The results of Wheel Tracking test of mixturewith Elvaloy 1,5% gave the highest value Dynamic Stability of 21,000 tracks/mm at a temperature 45˚C. SkidResistance testing result the highest value of British Pendulum Number of 84,80 at a temperature 45˚C mixture withasphalt Pen 60/70. And the texture depth results showed higher value of texture depth at 0,040 mm mixture with asphsltPen 60/70 at a temperature 60˚C. In general, all showed that the quality of the mixture using the HRS-WC Elvaloymodified asphalt can be used as an alternative in improving functional performance and structural pavement road. Thisis because the mixture with Elvaloy 2% makrotekstur have a good value, while the value of the Dynamic Stability of themost well contained in the mixture with Elvaloy 1.5%.Keywords: Hot Rolled Sheet-Wearing Course (HRS-WC), elvaloy, wheel tracking, skid resistance, depth texture

14 Dosen Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Tridinanti Palembang.

PENDAHULUANJalan merupakan salah satu sarana penting

dalam suatu wilayah yang berfungsimenghubungkan antara daerah satu dengandaerah yang lainnya. Indonesia sebagai negarayang mempunyai iklim tropis diperlukanadanya suatu inovasi dalam bidang perkerasanjalan guna mempertahankan atau menambahumur rencana dalam melayani beban lalu lintas.

Hot Rolled Sheet (HRS) mempunyaifleksibilitas dan durabilitas yang lebih tinggidibandingkan dengan jenis perkerasan lainnya.Dikarenakan HRS mempunyai gradasi senjang,sehingga rongga campuran akan menjadi

terbuka dan dapat diisi oleh Bitumen yang lebihbanyak.

Aspal modifikasi Elvaloy ini merupakanhasil dari pencampuran aspal murni denganpolimer elastomer sintetis dengan namaElvaloy. Polimer Elvaloy ini dapatmeningkatkan elastic recovery, titik lembek,viskositas, ketahanan terhadap kelelahan danstripping.

TINJAUAN PUSTAKAHot Rolled Sheet (HRS) telah banyak

digunakan di lndonesia sebagai lapisanpermukaan karena sifatnya yang kedap air sertatahan lama. Beberapa sifat campuran HRS yang

Page 36: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Evaluasi Kinerja Fungsional – Struktural dari Campuran Hot Rolled Sheet - Wearing Course (HRS-WC)yang Menggunakan Aspal Pen 60/70 dan Polimer Elvaloy

128

Mulai

Studi Pustaka

Penyiapan Material

Aspal Pen 60/70

Pengujian Sifat – sifat Agregat :1.Berat jenis dan penyerapan2.Abrasi dengan Mesin Los Angeles3.Kekekalan bentuk agregat terhadaplarutan magnesium sulfat (soudness)4.Kelekatan ageregat terhadap aspal5.Kepipihan dan kelonjongan6.Agregat Impact Value7.Agregat Cruching Value8.Sand Equivalent Test

Aspal Modifikasi Elvaloy

TidakMemenuhi Spesifikasi?

Penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO) dengan Metoda Marshall dan Pengujian Kepadatan Mutlak

Pengujian Perendaman Mashall

(Marshall Immersion)

Pengujian Wheel Tracking padatemperatur 45oC dan 60oC

Pengujian TahananGelincir (Skid Resistance)

Selesai

Analisis Data

Kesimpulan dan Saran

Ya

Campuran HRS-WC denganmenggunakan 1,5% Elvaloy

Campuran HRS-WC denganmenggunakan 0% Elvaloy

Campuran HRS-WC denganmenggunakan 2% Elvaloy

Pengujian Sifat Aspal Pen 60/70 dan Aspal modifikasi ELVALOY:1.Penetrasi2.Titik Lembak3.Indeks Penetrasi4.Titik Nyala5.Berat Jenis6.Daktilitas7.Viskositas8.Kelarutan9.Penurunan Berat (TFOT)10.Penetrasi Setelah TFOT11. Daktilitas setelah TFOT

Agregat

Pengujian Kedalaman Tekstur(Depth Measurements)

dengan metoda Sand Patch

Tidak

Penyiapan Benda Uji Campuran HRS-WC dengan 0% Elvaloy, AspalModifikasi 1,5% Elvaloy dan 2% Elvaloy pada KAO

bergradasi senjang yaitu : Tahan terhadapproses pengausan oleh roda kendaraan (wearingresistance), tahan terhadap lalu lintas berat yangterkonsentrasi pada suatu tempat, alur (RuttingResistance) pada temperatur tinggi, danpenggunaan aspal dengan kadar yang cukuptinggi karena banyaknya rongga yang terdapatdalam campuran. Menurut spesifikasi barucampuran beraspal Kementerian PekerjaanUmum 2010, Lapis Tipis Aspal Beton(Lataston) terdiri atas dua jenis campuran yaituLataston Lapis Aus (HRS-Wearing Course) danLataston Lapis Pondasi (HRS-Base Course) danukuran maksimum agregat masing - masingcampuran adalah 19 mm.

Aspal modifikasi polimer Elvaloy adalahsuatu material yang dihasilkan dari modifikasiantara polimer alam atau polimer sintetisdengan aspal. Aspal Elvaloy memilikikeunggulan yaitu : Tahan terhadap temperaturtinggi, karena aspal polimer mempunyai titiklembek lebih tinggi dari 50ºC, dapat digunakanpada kondisi lalu lintas tinggi sehingga dapatmengurangi deformasi temperatur tinggi,karena aspal polimer mempunyai titik lembekdan Stiffness Modulus lebih tinggidibandingkan dengan aspal biasa, Tahanterhadap gaya geser karena aspal polimer akanmenaikkan ketahanan terhadap gaya geser, dandapat menaikkan umur pakai karena aspalmakin tinggi kekentalan maka lapisan makintebal (PT. Jaya Trade Indonesia, 2010).

Persentase polimer Elvaloy padapenelitian ini yaitu HRS-WC yang tidakmenggunakan polimer Elvaloy sebagai zataditif, HRS-WC yang menggunakan polimerElvaloy 1,5% sebagai zat aditif, dan HRS-WCyang menggunakan polimer Elvaloy 2% sebagaizat aditif

METODE PENELITIAN

Alur kegiatan pada penelitian ini dapatdilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Diagram Alir Kegiatan

Agregat dalam campuran harusmemenuhi gradasi HRS-WC seperti yangditunjukan Gambar 2. Dimana gradasi rencanayang digunakan berada di atas kurva fullerkarena akan membuat campuran cenderunglebih halus, mengurangi kekasaran teksturpermukaan dan mempermudah dalampengerjaan campuran apabila dibandingkandengan gradasi yang berada di bawah kurvafuller.

Page 37: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Evaluasi Kinerja Fungsional-Struktural dari campuran HRS-WC Dimitri Yuliantiyang menggunakan aspal Pen 60/70 dan Polimer Elvaloy

129

Gambar 2. Komposisi Gradasi Rencana HotRolled Sheet-Wearing Course

Sumber : Spesifikasi Pekerjaan Umum, 2010

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengujian AgregatHasil pengujian karakteristik agregat

dilakukan dengan mengacu pada peraturan BinaMarga yang dilengkapi AASHTO. Berikut datakarakteristik pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Pengujian Karakteristik Agregat

Hasil Pengujian AspalHasil pengujian Karakteristik Aspal pen

60/70 dan Aspal modifikasi denganmenambahkan kadar Elvaloy 1,5% dan 2%dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3.

Tabel 2. Hasil Pengujian Karakteristik AspalPen 60/70

Tabel 3. Hasil Pengujian Karakteristik AspalModifikasi Polimer Elvaloy

Hasil Pengujian MarshallTujuan dari pengujian Marshall yaitu

untuk mendapatkan Nilai Kadar Aspal Optimum(KAO). Benda uji untuk tiap KAO yang diambiladalah 15 benda uji yang mewakili kadar aspaluntuk 5,0%, 5,5%, 6,0%, 6,5%, dan 7,0%.Berikut tabel rekapitulasi nilai parameterpengujian Marshall tiap variasi campuran.

Page 38: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Evaluasi Kinerja Fungsional – Struktural dari Campuran Hot Rolled Sheet - Wearing Course (HRS-WC)yang Menggunakan Aspal Pen 60/70 dan Polimer Elvaloy

130

Tabel 4. Nilai Parameter Marshall TiapCampuran

Hasil Pengujian Perendaman MarshallPengujian perendaman Marshall

merupakan pengujian untuk mengetahuidurabilitas campuran beraspal. Dalam pengujianini, campuran diukur kinerja ketahanannyaterhadap perusakan oleh air melalui perendamanbenda uji pada air panas dengan temperatur60˚C selama 24 jam dan kemudianmembandingkannya dengan nilai stabilitasMarshall pada kondisi standar (direndam 30menit). Persentase perbandingan antarastabilitas setelah perendaman dan nilai stabilitaspada kondisi standar (tanpa perendaman 24jam), disebut sebagai Indeks Kekuatan MarshallSisa (Marshall Index of Retained Strength)(SNI, 2003). Hasil untuk pengujian PerendamanMarshall dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Pengujian PerendamanMarshall

Hasil Pengujian Wheel TrackingPengujian Wheel Tracking dilakukan

pada temperatur 45˚C dan 60˚C. Masing-masingbenda uji dibuat pada Kadar Aspal OptimumRefusal. Untuk melihat kinerja ketahanandeformasi campuran maka dilakukan tinjauanterhadap tiga parameter yaitu Stabilitas Dinamis(Dynamic Stability), Laju Deformasi (Rate ofDeformation) dan Total Deformasi. Rekapitulasi

dari hasil pengujian Wheel Tracking dapatdilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Hasil Pengujian Wheel Tracking

Hasil Pengujian Skid Resistance dan SandPatch

Pengujian Skid Resistance dilakukanterhadap sampel Wheel Tracking berukuran 30cm x 30 cm x 5 cm dengan alat BritishPendulum Tester untuk mengetahui nilaikekesatan dari permukaan jalan yang berkaitandengan keselamatan jalan. Sementara pengujianSand Patch dilakukan untuk mengetahuikedalaman tekstur dari permukaan sampeldengan volume pasir untuk masing-masingcampuran sebesar 12 mL, dimana pengujian inimengacu pada BS 598-105:2000 (BritishStandards Institution, 2002). Hasil pengujianuntuk ketiga jenis campuran pada temperatur45oC dan 60oC dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Hasil Pengujian Skid Resistance danSand Patch

Analisis Pengujian AgregatDari hasil pengujian agregat pada Tabel

1, hasil pengujian agregat ini pada umumnyatelah memenuhi persyaratan yang ditentukandalam Spesifikasi Campuran Aspal PanasKementerian Pekerjaan Umum, 2010(Kementrian Pekerjaan Umum, 2010).

Page 39: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Evaluasi Kinerja Fungsional-Struktural dari campuran HRS-WC Dimitri Yuliantiyang menggunakan aspal Pen 60/70 dan Polimer Elvaloy

131

Analisis Pengujian AspalDari hasil pengujian terhadap aspal yang

terlihat pada Tabel 2 dan Tabel 3, semua hasilpengujian yang dilakukan pada umumnyamenghasilkan nilai-nilai yang memenuhipersyaratan dari Spesifikasi KementerianPekerjaan Umum, 2010. Dari hasil pengujianpenetrasi, nilai penetrasi adalah semakin kecilseiring dengan bertambahnya kadar Elvaloy,nilai penetrasi aspal modifikasi Elvaloy masihmemenuhi syarat yaitu 57,80 dmm untuk kadarElvaloy 1,5% dan 55,90 dmm untuk kadarElvaloy 2%, sementara syarat penetrasi adalahmin 40 dmm.

Nilai titik lembek meningkat seiringdengan bertambahnya kadar Elvaloy. Syaratsebagai aspal modifikasi polimer dipenuhikarena aspal modifikasi Elvaloy 1,5% dan 2%memiliki nilai titik lembek 55,75°C dan57,50°C, sementara syarat titik lembekminimum dengan polimer adalah 54°C.

Analisis Kepekaan Terhadap Suhumenghasilkan bahwa penambahan polimerElvaloy dapat meningkatkan nilai IP. Nilai IPyang semakin meningkat menunjukkan semakinmeningkatnya ketahanan aspal terhadapperubahan temperatur.

Tabel 8. Nilai Indeks Penetrasi (IP) tiapVariasi Aspal

Dari hasil pengujian viskositas diperolehbahwa penambahan polimer Elvaloymenunjukkan adanya peningkatan temperaturpencampuran dan temperatur pemadatan aspal,seperti terlihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Temperatur Pencampuran danTemperatur Pemadatan Variasi Aspal

Analisis Pengujian Marshall StabilitasPada penambahan kadar aspal maka nilai

stabilitas campuran mengalami peningkatansampai titik maksimum dan akan turun kembalipada penambahan kadar aspal yang tinggi.Peningkatan stabilitas dapat terjadi diakibatkanpada volume campuran yang sama, penambahankadar aspal akan membuat butir-butir agregatsaling mengunci akibat adanya gesekan antarbutir dan adanya aspal dan setelah melewati titikmaksimum akan bertambah kecil yangdiakibatkan aspal tidak mengisi rongga namunmenambah ruang berisi ikatan aspal.

Pada Gambar 3 terlihat bahwa nilaiStabilitas pada campuran dengan aspalmodifikasi polimer Elvaloy 1,5% lebih tinggidaripada campuran dengan aspal Pen 60/70.Tingginya nilai stabilitas ini disebabkan karenapenambahan bahan polimer Elvaloy 1,5%menambah kelekatan aspal sehinggameningkatkan ikatan antar agregat dalamcampuran.

Gambar 3. Nilai Stabilitas terhadap KadarAspal

Analisis Pengujian Perendaman MarshallPada pengujian yang terlihat pada Tabel

5 terlihat bahwa nilai indeks kekuatan sisa aspalmodifikasi Elvaloy 2% lebih tinggi daripada

Page 40: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Evaluasi Kinerja Fungsional – Struktural dari Campuran Hot Rolled Sheet - Wearing Course (HRS-WC)yang Menggunakan Aspal Pen 60/70 dan Polimer Elvaloy

132

campuran aspal Pen 60/70 dan campuran aspalmodifikasi Elvaloy 1,5%. Hal inimengindikasikan bahwa campuran dengan nilaiIKS tinggi ini mempunyai ketahanan yang lebihbaik terhadap pengaruh air dan temperaturdibandingkan dengan campuran lainnya.Fenomena ini dimungkinkan karena campurandengan nilai IKS tertinggi tersebut mempunyainilai VIM yang kecil serta selimut aspal yangtebal sehingga ikatan antar agregat menjaditinggi akibatnya campuran tidak mudahterdisintegrasi akibat infiltrasi dari air padakondisi perendaman.

Analisis Pengujian Wheel TrackingNilai Laju Deformasi, Stabilitas Dinamis

dan Total Deformasi dari ketiga variasicampuran diperlihatkan pada Tabel 6, dimananilai stabilitas dinamis untuk temperatur 45˚Ccampuran aspal dengan Elvaloy 1,5% memilikiStabilitas Dinamis tinggi sebesar 21000 T/mmdaripada aspal tanpa Elvaloy sebesar 5727,3T/mm. Sedangkan pada temperatur 60˚Ccampuran aspal dengan Elvaloy 2% memilikinilai Stabilitas Dinamis yang tinggi yaitusebesar 7000 T/mm.

Gambar 4. Nilai Stabilitas Dinamis

Untuk nilai Total Deformasi padatemperatur 45˚C campuran tanpa menggunakanElvaloy lebih tinggi akan mengalami TotalDeformasi daripada campuran dengan Elvaloy.Deformasi dipengaruhi oleh temperatur (T) dantime of loading (t), semakin tinggi nilai TotalDeformasi maka campuran memiliki sifatfleksibilitas yang tinggi. Pada temperatur 45˚Ccampuran masih tahan terhadap deformasinamun lebih rentan terhadap fatigue, namunpada temperatur 60˚C campuran mengalamiperubahan yang mengakibatkan campuran lebihlentur dan rentan terhadap deformasi. Secara

keseluruhan, Total Deformasi yang paling besarterjadi pada campuran tanpa Elvaloy padatemperatur 45˚C dan 60˚C.

Gambar 5. Nilai Total Deformasi

Analisis Pengujian Skid Resistance dan SandPatch

Pada Tabel 7 hasil pengujian SkidResistance untuk campuran HRS-WC tanpamenggunakan Elvaloy menunjukkan nilai BPNberada pada rentang 74,40-84,80, sedangkanaspal dengan menggunakan Elvaloy nilai BPNberada pada rentang 54,00-59,20. Hal inidisebabkan aspal dengan menggunakan Elvaloylebih kental yang ditunjukkan dengan nilaipenetrasi yang lebih rendah, softening pointyang lebih tinggi, indeks penetrasi yang lebihtinggi, dan juga viskositas yang lebih tinggisehingga menutup mikrotekstur yangmengakibatkan permukaan jalan menjadi licindan memberikan kekesatan yang buruk.

Menurunnya nilai BPN pada campuranHRS-WC dengan menggunakan Elvaloydiimbangi dengan nilai makrotekstur yangsemakin baik. Hasil pengujian Sand Patchmenunjukkan nilai Texture Depth (TD) padacampuran HRS-WC dengan menggunakanElvaloy lebih besar daripada tanpamenggunakan Elvaloy. Selanjutnya dari dataBPN dan TD dilakukan analisis perhitungannilai Sideway Force Coeficient (SFC), SkidNumber (SN), dan Percent NormalizedGradient (PNG) yang dapat mengindikasikannilai kekesatan (Skid Resistance) permukaansebenarnya di lapangan.

Page 41: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Evaluasi Kinerja Fungsional-Struktural dari campuran HRS-WC Dimitri Yuliantiyang menggunakan aspal Pen 60/70 dan Polimer Elvaloy

133

Gambar 6. Nilai Skid Number dan Kecepatanpada Temperatur 45ºC

Gambar 7. Nilai Skid Number dan Kecepatanpada Temperatur 60ºC.

KESIMPULANDari penyajian data dan analisa maka

didapat kesimpulan sebagai berikut:Berdasarkan hasil pengujian Marshall didapatnilai Stabilitas Marshall pada campuran denganElvaloy akan lebih tinggi daripada campurantanpa menggunakan Elvaloy. Karenapenambahan bahan polimer Elvaloymeningkatkan ikatan antar agregat dalamcampuran yang mampu menahan beban lebihbesar. Menurunnya nilai BPN diimbangi dengannilai makrotekstur yang semakin baik,campuran HRS-WC dengan menggunakanElvaloy 2% merupakan campuran dengankinerja fungsional terbaik. Nilai StabilitasDinamis untuk temperatur 45˚C pada campuranHRS-WC dengan 1,5% Elvaloy memiliki nilaiStabilitas Dinamis paling tinggi (21000 T/mm)dibandingkan dengan campuran tanpa Elvaloy(5727,3 T/mm).

DAFTAR PUSTAKA

British Standards Institution. 2000. BS 598-105:2000, Sampling and Examination OfBituminous Mixtures For Roads andOther Paved Areas. London: BritishStandards Instution.

Dupont. 2012. Dupont Elvaloy Product andProperties,http://www2.dupont.com/Elvaloy/en_US/index.html, 20 Maret 2014.

Kementerian Pekerjaan Umum. 2010.Spesifikasi Umum Campuran Aspal PanasTahun 2010 revisi 2. Jakarta: DirektoratJenderal Bina Marga.

PT Jaya Trade Indonesia. 2010. Aspal PolimerJAP-57 (Jaya Aspal Polimer),http://www.jayatrade.com/aspal_polimer.php,20 November 2012.

Standar Nasional Indonesia, SNI . 2003. MetodaPengujian Campuran Beraspal Panasdengan Alat Marshall, RSNI M-01-2003,Badan Standar Nasional Indonesia.

Page 42: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Jurnal Desiminasi Teknologi, Volume 6, Nomor 2, Juli 2018 p. ISSN 2303-212Xe. ISSN 2503-5398

134

ANALISIS BIAYA PRODUKSI ALAT PERAJANG UBIDENGAN METODE BREAK EVENT POINT

Hermanto MZ15, Togar P.O.Sianipar16, Herman Ahmad17

Abstrak: Ubi yang merupakan bahan pangan ketiga setelah padi dan jagung,dimana bahan pokok tersebut mudah rusakdan menjadi busuk dalam jangkawaktu 2 sampai 5 hari setelah panen bila tidak mendapatkan perlakuan pascapanendengan baik. Sekarang ini banyak dijumpai penjual keripik ubi yang umumnyadibuat atau dikerjakan dirumah-rumahsebagai industri rumah tangga, artinyamasih jarang sebuah pabrik besar yang khusus memproduksi keripik ubi.Untukmendapatkan potongan keripik ubi tipis tersebut, masihjarang suatu alat mekanisme yang efisien pada prosespembuatannya. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui Harga Pokok Produksi (HPP), harga jual, dan titik impasdari analisis biaya produksi dengan metode Break Event Point (BEP) pada pembuatan alat perajang ubi. Hasil analisismenunjukkan bahwa HPP sebesar Rp. 1.334.655, harga jual Rp. 1.750.000 dengan keuntungan Rp. 415.000 untuk 1 unitproduk dan BEP tercapai pada penjualan produk sebanyak 16 unit atau penerimaan dalam rupiah sebesar Rp.27.301.757.Kata kunci: break event point , harga jual, harga pokok produksi

Abstract: Cassava which is the third foodstuff after paddy and maize, where the staple is easily damaged and rottenwithin 2 to 5 days after harvest if not getting good post-harvest treatment. Today many sellers of cassava chips aregenerally made or done in homes as a home industry, meaning it is still rare for a large factory that specificallyproduces cassava chips. To get the pieces of thin cassava chips, it is still rarely an efficient mechanism tool in themanufacturing process. The purpose of this research is to know the Cost of Production (HPP), selling price, andbreakeven point from production cost analysis by Break Event Point (BEP) method in making tool of cassava chopper.The analysis results show that the HPP of Rp. 1.334.655, the selling price of Rp. 1.750.000 with profit Rp. 415,000 for 1unit of products and BEP achieved on product sales of 16 units or revenue in rupiah of Rp. 27.301.757.Keywords: break event point , cost of production , selling price

15 Dosen Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Tridinanti Palembang.16 Dosen Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tridinanti Palembang.17Dosen Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Tridinanti Palembang.

PENDAHULUANLatar Belakang

Ubi merupakan salah satu bahan panganpengganti beras yang cukup penting peranannyadalam menopang ketahanan pangan suatuwilayah. Hal ini dikarenakan peranan ubisebagai sumber bahan pangan pengganti bahanpangan utama yaitu beras. Meskipun masihbanyak kendala yang dihadapi dalam merubahpola konsumsi masyarakat yang sudah terbentukselama ini, namun demi keamanan pangan suatuwilayah perlu kiranya sosialisasi diverifikasipangan berbahan ubi atau singkong sebagaibahan pangan alternative selain beras ataujagung (Widaningsih, 2016).

Sekarang ini banyak dijumpai penjualkeripik ubi yang umumnya dibuat ataudikerjakan dirumah-rumah sebagai industri

rumah tangga, artinya masih jarang sebuahpabrik besar yang khusus memproduksi kripikubi. Alat yang digunakan adalah mesin yangmenggunakan penggerak manual atau dengantenaga manusia, sehingga produksinya tidakoptimal. Atas dasar itulah perlunyamemperkecil kendala yang dihadapi oleh paraprodusen keripik ubi, dengan cara merancangulang alat perajang ubi dan menganalisis biayaproduksinya.

Biaya produksi adalah pengorbanansumber ekonomis yang diukur dalam satuanuang yang akan terjadi dan kemungkinan akanterjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalamhal ini penulis melakukan analisis biayaproduksi pada perancangan alat perajang ubi.Analisis biaya berisikan mengenai analisisBreak Event Point dimana menjelaskan tentang

Page 43: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Analisis Biaya Produksi Alat Perajang Ubi Hermanto MZ, Togar P.O.Sianipar, Herman AhmadDengan Metode Break Event Point

135

hubungan antara biaya, volume produksi, hargajual dalam rangka memperoleh gambaran ulangpokok perusahaan (Sabrin, 2015).

Identifikasi Masalah1. Menentukan Harga Pokok Produksi pada

alat perajang ubi2. Menentukan harga jual pada alat perajang ubi3. Menentukan titik impas dari analisis biaya

produksi pada alat perajang ubi

Tujuan Penelitian1. Untuk mengetahui Harga Pokok Produksi

pada alat perajang ubi2. Untuk mengetahui harga jual pada alat

perajang ubi3. Untuk mengetahui titik impas yang di dapat

dari analisis biaya produksi pada alatperajang ubi

Ruang Lingkup Penelitian1. Penelitian dan analisis dilakukan di Desa

Jalur Mulya Kabupaten Banyuasin padarentang waktu 06 Desember – 06 Januari2018.

2. Penelitian dilakukan pada alat perajang ubi3. Teknik dan metode pengolahan data hanya

difokuskan pada metode Break Event Point

TINJAUAN PUSTAKAKonsep Sistem Industri

DR. Wiliam Edward Deming dariAmerika Serikat pada tahun 1950memperkenalkan suatu diagram yangmemandang industri sebagai suatu sistemindustri modern.

Gambar 1. Roda Deming

Deming mengatakan bahwa denganmenjalankan Roda Deming secara terus

menerus perusahaan industri modern dapatmengembangkan usaha dan kesejahteraantenaga kerja ( Maqfuri, 2010).

ErgonomiErgonomi berasal dari kata bahasa

Yunani yaitu ergon dan nomos. Ergon berartikerja, dan nomos berarti aturan, kaidah, atauprinsip. Ergonomi dapat diartikan sebagai ilmuyang mempelajari tentang keterkaitan orangdengan lingkungan kerjanya. Ergonomi secarakhusus mepelajarai keterbatasan dankemampuan manusia dalam berinteraksi denganteknologi dan produk-produk buatan-nya(Kholil, 2014).

Bill Of Material (BOM)BOM merupakan daftar (list) yang

terstruktur. BOM berbeda dengan (list) biasa.BOM menunjukkan tingkat hubungan antaraproduk jadi (finished product) dengan berbagaimacam komponennya. Istilah lain untuk untukBill of Material adalah indented bill of material,yaitu sebuah diagram yang menempatkanproduk akhir di struktur paling atas (puncak)dan komponen bahan baku yang memebentukproduk tersebut pada struktur paling bawah(Kholil, 2014).

Analisis BiayaBiaya adalah suatu pengorbanan sumber

ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untukmendapatkan barang atau jasa yang diharapkanakan memberikan keuntungan atau manfaatpada saat ini atau masa yang akandatang(Lambajang, 2013).

Biaya Produksi1. Pengertian Biaya Produksi

Biaya produksi adalah biaya yang terjadiuntuk mengolah bahan baku menjadi bahanjadi. Pengertian lainnya menjelaskan bahwabiaya produksi merupakan biaya yangdibebankan dalam proses produksi selamasatu periode. Biaya ini terdiri atas persediaanbarang dalam proses awal, ditambah biayapabrikasi (manufacturing cost), kemudiandikurangi dengan persediaan barang dalamproses akhir. Misalnya bahan baku, biayatenaga kerja, dan biaya overhead pabrik(Firmansyah, 2014).

Sales Tools

Product

Custumerneeds

Page 44: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Analisis Biaya Produksi Alat Perajang Ubi Hermanto MZ, Togar P.O.Sianipar, Herman Ahmaddengan Metode Break Event Point

136

2. Penetuan Biaya ProduksiDalam memperhitungkan unsur-unsur

biaya kedalam kos produksi, terdapat duapendekatan (Mulyadi, 2016):

a. Full CostingBiaya bahan baku xxBiaya tenaga kerja langsung xxBiaya overhead pabrik variabel xxBiaya overhead pabrik tetap xx +Kos produksi xx

b. Variable CostingBiaya bahan baku xx

Biaya tenaga kerja langsung xx

Biaya overhead pabrik variabel xx +

Harga pokok produk xx

Harga Pokok Produksi1. Pengertian Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi adalah kumpulanbiaya produksi yang terdiri dari bahan bakulangsung, tenaga kerja langsung, dan biayaoverhead pabrik ditambah persediaan produkdalam proses awal dan dikurang persediaanproduk dalam proses akhir. Harga pokokproduksi terikat pada periode waktu tertentu.Harga pokok produksi akan sama denganbiaya produksi apabila tidak ada persediaanproduk dalam proses awal dan akhir(Wardoyo, 2016).2. Penentuan Harga Pokok Produksi

1. Metode harga pokok pesanan (joborder costing)

Metode harga pokok pesananadalah suatu metode pengumpulanbiaya produksi untuk menentukanharga pokok produk pada perusahaanyang menghasilkan produk atas dasarpesanan.

2. Metode harga pokok proses (processcosting)

Metode harga pokok prosesadalah suatu cara menentukan hargapokok produk dimana biaya produksidikumpulkan dan dihitung untuk suatuperiode tertentu dan dibebankan kepadaproses yang bersangkutan.

Penentuan Harga JualDalam penetapan harag jual produk, biaya

produksi per unit merupakan salah satuinformasi yang dipertimbangkan disampinginformasi biaya lain yang didasarkan pada biayamenggunakan formula penetapan harga jualsebagai berikut (Mulyadi, 2016):Taksiran biaya produksi untuk jangka waktu tertentu RpxxTaksiran biaya nonproduksi untuk jangka waktu tertentu xx +Taksiran total biaya untuk jangka waktu tertentu RpxxJumlah produk yang dihasilkan untuk jangka waktu tertentu xx :Taksiran harga produk per satuan RpxxLaba per unit yang diinginkan xx +

Analisis Break Event PointAnalisis break event point adalahsalah

satu analisis dalam ekonomi teknik yang sangatpopuler digunakan terutama pada sektor-sektorindustri yang padat karya. Analisis ini akanberguna apabila seorang akan mengambilkeputusan pemilihan alternatif yang cukupsensitif terhadap variabel atau parameter danbila variabel-variabel tersebut sulit diestimasinilainya. Melalui analisis break event pointseseorang akan bisa mendapatkan nilai dariparameter tersebut yang menyebabkan dua ataulebih alternatif dianggap sama baiknya, dan olehkarenanya bisa dipilih salah satu diantaranya.Nilai suatu parameter atau variabel yangmenyebabkan dua atau lebih alternatif samabaiknya disebut nilai titik impas (break eventpoint, disingkat BEP) (Pujawan, 2012).

Dalam melakukan analisis Break EventPoint, sering kali fungsi biaya maupun fungsipendapatan diasumsikan linier terhadap volumeproduksi. Ada tiga komponen biaya yangdipertimbangkan dalam analisis ini (Pujawan,2012) yaitu:

1. Biaya-biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya-biaya yang besarnya tidak dipengaruhi olehvolume produksi. Beberapa yang termasukbiaya tetap adalah biaya gedung, biaya tanah,biaya mesin dan peralatan, dan sebagainya.

2. Biaya-biaya variabel (variabel cost) yaitubiaya-biaya yang besarnya tergantung (biayasecara linier) terhadap volume produksi.Biaya-biaya yang tergolong biaya variabeldiantaranya adalah biaya bahan baku danbiaya tenaga kerja langsung.

3. Biaya total (total cost) adalah jumlah daribiaya-biaya tetap dan biaya variabel.

Page 45: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Analisis Biaya Produksi Alat Perajang Ubi Hermanto MZ, Togar P.O.Sianipar, Herman AhmadDengan Metode Break Event Point

137

Perhitungan Break Event PointDiantara berbagai pendekatan yang

dapat digunakan untuk mengetahui kondisikeuntungan dan kerugian perusahaan, satudiantaranya adalah model titik impas (breakevent point) yang lebih dikenal dengan modelBEP. Secara sederhana model BEP dapatdiformulasikan kedalam bentuk matematissebagai berikut(Muhardi, 2011):

dimana: FC = Biaya tetapS = Harga jual per unitVC = Biaya variabel per unit

Rumus mencari Break Event Point dalam rupiahadalah sebagai berikut:

dimana: FC = Biaya tetapVC = Biaya variabel per unitS = Harga jual per unit

Atau BEP akan tercapai apabila TR = TC

dimana:TC = Biaya totalTR = Total revenue atau permintaan pendapatan

totalVC = Biaya variabelFC = Biaya tetapAtau,

dimana: p = Harga jual per unit

a = Biaya tetap total

b = Biaya variabel per unit

x = tingkat produksi dalam perusahaan(unit)

Model BEP dapat dinyatakan secaragrafis yang menunujukan hubungan antara

volume, biaya-biaya dan penerimaan penjualandalam gambar 2.

Gambar 2 Grafik BEP

METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 3 Diagram Alir Penelitian

BEP(rupiah) = FC1 −

p.x = a + b.x

Fixed cost

Variabel cost

Sales line

Total cost (TC) line

BEP (unit)

BEP (rupiah)

Cost and revenue

0

Fixed cost (FC) line

Volume(unit)

Loss area

Profit area

BEP (unit) = FCS − VC

TC = FC + VC

Mulai

Selesai

Survei Pasar

Perancangan Alat

Bill Of Materials

Harga PokokProduksi

Break Even Point

Analisis

Page 46: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Analisis Biaya Produksi Alat Perajang Ubi Hermanto MZ, Togar P.O.Sianipar, Herman Ahmaddengan Metode Break Event Point

138

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1. Bill Of Material

Gambar 3. Bill Of Materail

2. Bahan-bahan dan Peralatan yangdigunakan dalam Pembuatan Alatperajang Ubi

Jenis Bahan yang Digunakan

Jenis Peralatan yang Digunakan

No. Jenis Alat Jumlah Fungsi1. Mesin Las

Listrik1 mesin Untuk menyambung

plat/besi agar dapatdisatukan

2. Mesin GerindaTangan

1 mesin Untuk memotong danmenghaluskan

3. Mesin BorTangan

1 mesin Untuk membuat lubang

4. Martil 1 buah Untuk memukulbahan/komponen agarmenjadi rata

5. Kunci 1 set Untuk mengencangkanbaut dan mur

6. Meteran 1 buah Untuk mengukur bahan

7. Kuas 1 buah Untuk mengecat

8. Stopwach 1 buah Untuk menghitung waktupengerjaan

3.Perhitungan Biaya Pembuatan AlatPerajang Ubi

Perhitungan Biaya Material

No Jenis Bahan Ukuran Unit Hargasatuan

Jumlah

1. Besi siku L4×4 cm

6 m 2 Rp. 50.000 Rp. 100.000

2. Platalumunium

2×1,5 m 1 Rp. 130.000 Rp. 130.000

3. Piringan Ø 25 cm 1 Rp. 180.000 Rp. 180.000

No JenisBahan

Ukuran Jumlah Fungsi

1. Besisiku L4×4 cm

6 m 2 btg Sebagai rangka,dudukan dantahanan

2. Platalumunium

2×1,5 m 1 lmbr Sebagai penutuppisa, alas meja dancorong bawah

3. Piringan pisau

Ø 25 cm 1 buah Sebagai piringanpisau perajang ubi

4. Mesinataumotor

1 buah Sebagai sumberputaran utama

5. BesiAS 19

40 cm 1 buah Sebagai penghubungpirngan pisau danpully

6. Bearing

Ø 19 mm 2 buah Sebagai alat untukpenahan As

7. Pully Ø 20 cmØ 7 cm

1 buah1 buah

Sebagai tempatsirkuit belt

8. Belt A 53 1 buah Sebagai penghubungmesin dengan pully

9. Bautdanmur

1012

4 buah4 buah

Sebagai pengikatkomponen yangterpisah

10. Kawatlaselektroda

2 mm 1 kg Sebagai umpan las

11. Matagerinda

2 buah Sebagai alat untukmemotong besi danmenghaluskan bekaslas

12. Cat 100 gr 1 kaleng Sebagai pelapis besisupaya tidak cepatberkarat

13. Amplas

No 100 1 buah Untukmenghaluskanpermukaan yangtidak rata

14. Engsel 1 buah Untuk alat bantututup piasauperajang ubi supayabisa di buka tutup

15. Sekrup 50 buah Untuk menyambungplat alumunium

16. Pedalsepeda

1 buah Untuk merajangsecara manual

17. Wadahpenampungubi

1 buah Untuk menampungubi yang sudah dirajang

Page 47: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Analisis Biaya Produksi Alat Perajang Ubi Hermanto MZ, Togar P.O.Sianipar, Herman AhmadDengan Metode Break Event Point

139

pisau

4. Mesin ataumotor

1 Rp. 250.000 Rp. 250.000

5. Besi AS 19 40 cm 1 Rp. 20.000 Rp. 20.000

6. Bearing Ø 19mm

2 Rp. 15.000 Rp. 30.000

7. Pully Ø 20 cmØ 7 cm

11

Rp. 40.000Rp. 20.000

Rp. 60.000

8. V-belt A 53 1 Rp. 30.000 Rp. 30.000

9. Baut dan mur 1014

44

Rp. 1.500Rp. 4.000

Rp. 22.000

10. Kawat laselektroda

2 mm 1kg Rp. 30.000 Rp. 30.000

11. Mata gerinda 2 Rp. 5.000 Rp. 10.000

12. Cat 100 gr 1 Rp. 15.000 Rp. 15.000

13. Amplas No 100 1 Rp. 5.000 Rp. 5.000

14. Engsel 1 Rp. 3.000 Rp. 3.000

15. Sekrup 50 Rp. 10.000 Rp. 10.000

16. Pedal sepeda 1 Rp. 20.000 Rp. 20.000

17. Wadahpenampungubi

1 Rp. 10.000 Rp. 10.000

Total Rp. 925.000

Perhitungan Biaya Listrik

No NamaMesin

Watt Kw Jam(h)

Kwh Rupiah /Kwh

TotalRupiah

1. MesinLasListrik

900 0,9 5 4,5 Rp.1.467,28

Rp.6.602,76

2. MesinGerinda

540 0,54 2 1,08 Rp.1.467,28

Rp.1.584,66

3. MesinBor

500 0,5 2 1 Rp.1.467,28

Rp.1.467,28

Total Rp.9.655

Perhitungan Biaya Transportasi dan Upah

No Keterangan Biaya

1. Transportasi Rp. 50.000

2. Upah tenaga kerja Rp. 150.000

Total Rp. 200.000

Perhitungan Biaya Sewa Peralatan

No Keterangan Biaya

1. Sewa mesin las listrik Rp. 100.000

2. Sewa mesin gerinda Rp. 50.000

3. Sewa mesin bor Rp. 50.000

Total Rp. 200.000

4. Perhitungan Harga Pokok Produksi

No Keterangan Biaya (Rp)

1. Biaya bahan baku/material Rp. 925.000

2. Upah tenaga kerja Rp. 150.000

3. Biaya overhead

- Biaya listrik Rp. 9.655

- Biaya sewa peralatan Rp. 200.000

- Biaya transportasi Rp. 50.000

Total Rp. 1.334.655

5. Perhitungan Break Event Point

Biaya Tetap

No Keterangan Biaya

1. Biaya sewa mesin las listrik Rp. 100.000

2. Biaya sewa mesin gerinda Rp. 50.000

3. Biaya sewa mesin bor Rp. 50.000

Total Rp. 200.000

Biaya Variabel

No Keterangan Biaya

1. Biaya bahan baku / material Rp. 935.000

2. Biaya listrik Rp. 9.655

3. Biaya transportasi Rp. 50.000

4. Biaya tenaga kerja Rp. 150.000

Total Rp. 1.134.655

Dari data diatas diketahui bahwa biayatetap sebesar Rp. 200.000 sedangkan biayavariabel sebesar Rp. 1.134.655 dan diasumsikanharga jual sama dengan total HPP maka :

TR = TC

TR = biaya variabel + biaya tetap

= Rp. 1.134.655 + Rp. 200.000

= Rp. 1.334.655

BEP akan tercapai apabila TC = TR

Page 48: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Analisis Biaya Produksi Alat Perajang Ubi Hermanto MZ, Togar P.O.Sianipar, Herman Ahmaddengan Metode Break Event Point

140

Dengan menggunakan rumus lain :

BEP (rupiah) =

=. .. . .. . .

=. .,

=. .,

= Rp. 1.334.655

Maka dengan demikian break eventpoint akan tercapai pada harga jual / penerimaansebesar Rp. 1.334.655 dimana pada hargapenjualan tersebut nilai keuntungan adalah nol,dengan kata lain pembuat tidak mengalamikerugian atau tidak mendapatkan keuntungan.

Gambar 4. Grafik BEP Untuk 1 Alat

Asumsi

Jika proses produksi tersebut berjalanselama setahun dengan mengambil keuntungansebanyak 30%, maka harga jual alat perajangubi adalah:

Harga jual = HPP + Laba yang diinginkan

= 1.334.655 + 30%

= 1.334.655 + (1.334.665×30%)

= 1.334.655 + 400.396

Harga jual = 1.735.051 digenapkan menjadi1.750.000

Artinya keuntungan dari penjualan 1 unitalat perajang ubi adalah sebesar Rp. 415.000

Diketahui proses pembuatanmembutuhkan waktu selama 1 minggu, dalam 1bulan sama dengan 4 minggu, sedangkan dalam1 tahun sama dengan 12 bulan maka :

Jumlah alat yang dihasilkan selama 1tahun adalah = 1 alat × 4 (jumlah mingguselama sebulan) × 12 (jumlah bulan dalam 1tahun) = 48 unit

Dalam rupiah selama 1 tahun denganjumlah alat 48 maka :

= jumlah alat × harga jual / unit

= 48 unit × Rp.1.750.000

= Rp. 84.000.000

Jadi produk yang dihasilkan selama 1tahun adalah 48 unit atau penerimaan dalamrupiah sebesar Rp. 84.000.000

Diketahui harga sewa peralatan selamasatu minggu Rp. 200.000 maka :

= Rp. 200.000 × 4 × 12

= Rp. 9.600.000

Harga sewa peralatan diatas adalah biayatetap pertahun.

BEP untuk produksi selama satu tahun :

BEP (unit) = / /=

. . .. . . . . .=

. . .. .= 15,6010043

= 16 unit

BEP (rupiah) =

=. . .( . . . × )( . . . × )

=. . .. . .. . .

500.000

2.000.000

1.500.000

1.000.000

0 1 2

Unit

Biaya

Biaya Variabel

Biaya Tetap

BEP

Page 49: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Analisis Biaya Produksi Alat Perajang Ubi Hermanto MZ, Togar P.O.Sianipar, Herman AhmadDengan Metode Break Event Point

141

=. . .,

=. . .,

= Rp. 27.301.757

Jadi BEP tercapai pada penjualan produksebanyak 16 unit atau penerimaan dalam rupiahsebesar Rp. 27.301.757.

Ini berarti apabila dalam penjualanproduk hanya mampu menjual sebesar Rp.27.301.757 maka produsen tidak akanmemperoleh keuntungan. Hal ini dapat diujidengan perhitungan sebagai berikut :

Pembuktian

Penjualan 16 unit Rp. 27.301.757

Biaya Tetap Rp. 9.600.000

Biaya Variabel Rp. 17.701.757

Rp. 27.301.757

Profit (laba) Rp. 27.301.757

Dalam bentuk tabulasi, BEP dapatdiketahui dengan melakukan kalkulasi terhadappenerimaan penjualan, volume, dan biaya-biayayang ditunjukan dalam tabel dibawah

Unit Sales FC VC TC Profit/loss

Description

0 09.600.00

0 0 9.600.000 9.600.000 Loss

1017.500.00

09.600.00

011.346.55

020.946.55

0 3.446.550 Loss

1627.301.75

79.600.00

017.701.75

727.301.75

7 0 BEP

2035.000.00

09.600.00

022.693.10

032.293.10

0 2.706.900 Profit

3052.500.00

09.600.00

034.039.65

043.639.65

0 8.860.350 Profit

4070.000.00

09.600.00

045.386.20

054.986.20

015.013.80

0 Profit

4884.000.00

09.600.00

054.463.44

064.063.44

019.936.56

0 Profit

Dari tabel diatas ditunjukan bahwa, padapenjualan sebanyak 16 unit, besarnyapenerimaan sama dengan total biaya. Ini artinyapada jumlah unit tersebut terjadi titik impas(BEP), yaitu tidak mendapatkan keuntungan dantidak mengalami kerugian kondisi ini jugadinyatakan secara grafis dalam gambar 5

0

+

Page 50: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Analisis Biaya Produksi Alat Perajang Ubi Hermanto MZ, Togar P.O.Sianipar, Herman Ahmaddengan Metode Break Event Point

142

10 20 30 40 50

20.000.000

40.000.000

60.000.000

80.000.000

100.000.000

Volume(unit)

Costs& reveneu

Lost area

Profit area

Sales line

Tc line

Vc = 1.134.655

Fc = 9.600.000

BEP

Profit=19.936.560

16

27.301.757

64.063.440

84.000.000

Gambar 5. Grafik BEP untuk 48 alat/selama 1 tahun

KESIMPULAN

1. Dalam pembuatan alat perajang ubi inimenghabiskan biaya sebagai berikut: biayamaterial/bahan baku Rp. 925.000, biayalistrik Rp. 9.655, biaya transportasi dan upahRp. 200.000 dan sewa peralatan sebesar Rp.200.000 dan didapatkan harga pokokproduksi sebesar Rp. 1.334.655.

2. Untuk harga jual pada alat perajang ubisebesar Rp. 1.750.000 dengan mengambilkeuntungan sebesar 30 % artinyakeuntungan penjualan 1 unit alat perajangubi adalah sebesar Rp. 415.000.

3. Sedangkan titik impas pada 1 unit alatperajang ubi adalah pada penerimaansebesar Rp. 1.334.655 dan dengan asumsibahwa proses produksi alat perajang ubi iniselama satu tahun maka BEP akan tercapaipada penjualan produk sebanyak 16 unitatau penerimaan dalam rupiah sebesar Rp.27.301.757.

DAFTAR PUSTAKA

Firmansyah, I. 2014. Akutansi Biaya. Jakarta:Dunia Cerdas.

Kholil, A. S. 2014. Pengantar Teknik Industri.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Lambajang, A. A. 2013. Analisis PerhitunganBiaya Produksi Menggunakan MetodeVariabel Costing di PT. TropicaCocoprima. Jurnal EMBA Vol.1 No.3 Juni2013, Hal 673-683, 675.

Maqfuri, I. 2010. Analisis Biaya PembuatanAlat Perontok Bulu Ayam Potong.Skripsi. Universitas Tridinanti Palembang.

Muhardi. 2011. Manajemen Opersai. Bandung:Refika Aditama.

Mulyadi. 2016. Akutansi Biaya. Yogyakarta:Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Pujawan, I. N. 2012. Ekonomi Teknik. Surabaya:Guna Widya.

Page 51: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Analisis Biaya Produksi Alat Perajang Ubi Hermanto MZ, Togar P.O.Sianipar, Herman AhmadDengan Metode Break Event Point

143

Sabrin. 2015. Analisis Break Event Point PadaProduksi Es Balok Pada PT. YanaghiHistalaraya. JEP, 27-33.

Wardoyo, D. U. 2016. Analisis PerhitunganHarga Pokok Produksi dan PenentuanHarga Jual Atas Produk (Studi Kasus PadaPT Dasa Windu Agung). Jurnal RisetManajemen dan Bisnis Vol.1, No.2, , 183-190.

Widaningsih, R. 2016. Outlook KomoditasPertanian Tanaman Pangan. Jakarta:Pusat Data dan Sistem InformasiPertanian Kementrian Pertanian.

Page 52: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Jurnal Desiminasi Teknologi, Volume 6, Nomor 2, Juli 2018 p. ISSN 2303-212Xe. ISSN 2503-5398

144

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT BUAH PINANG TERHADAP KUAT TEKANDAN KUAT TARIK BELAH BETON

Aldo Jannatun Naim18, Indra Syahrul Fuad19, Bazar Asmawi20

Abstrak: Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah atau agregat-agregat lain yangdicampur menjadi satu dengan suatu pasta yang terbuat dari semen dan air sehingga membentuk suatu massa miripbatuan. Beton adalah material yang rumit. Beton dapat dibuat dengan mudah bahkan oleh mereka yang tidak punyapengertian sama sekali tentang teknologi beton, Beton mempunyai kuat tekan yang sangat besar, tetapi kuat tarik betonsangat rendah.Salah satu usaha untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan menggunakan serat sebagai bahanpengisi dalam campuran beton. Benda uji untuk pengujian kuat tekan digunakan kubus 15 x 15 x 15 cm dan kuat tarikbelah digunakan silinder diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Persentase penambahan sera buah pinang adalah 1 %, 1,5%, 2 % terhadap berat jenis beton dengan mutu beton K.225 dan dilakukan pengujian kuat tekan dan tarik belah. Darihasil penelitian yang telah dilakukan didapat hasil uji kuat tekan mengalami peningkatan pada persentase 1 % sebesar6.50 % dan mengalami penurunan pada persentase 1,5 % dan 2 % sebesar 3.88 % dan 17.80 % dibandingkan betonnormal, untuk hasil pengujian kuat tarik belah beton mengalami peningkatan pada persentase 1 %, 1,5 % sebesar 6.50%, 10.4 % dan mengalami penurunan pada persentase 2 % sebesar 7.07 % dibandingkan dengan beton normal.Kata kunci: serat buah pinang, kuat tekan beton dan tarik belah beton

Abstract: Concrete is a mixture comprising sand, gravel, crushed stone or other aggregates which are mixed togetherwith a paste made of cement and water to form a rock-like mass. Concrete is a complicated material. Concrete can bemade easily even by those who have no understanding whatsoever about the technology of concrete, Concrete has avery large compressive strength, but the tensile strength of concrete is very low. One attempt to solve the problem is byusing fiber as a filler in a concrete mix. The test specimens for the compressive strength test were used 15 x 15 x 15 cmcubes and tensile strengths were used with diameter cylinder 15 cm and height 30 cm. The percentage of addition ofareca nut fiber was 1%, 1.5%, 2% to the specific gravity of concrete with the quality of K.225 concrete and test ofcompressive strength and tensile strength. From result of research which have been done got result of compressivestrength test have increase in percentage 1% equal to 6.50% and decrease at percentage 1,5% and 2% equal to 3,88%and 17.80% than normal concrete, for concrete tensile strength test result increase in percentage of 1%, 1.5% by6.50%, 10.4% and decreased at 2% percentage of 7.07% compared to normal concrete.Keywords: areca fiber, compressive strength concrete and tensile strength concrete

18 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Tridinanti Palembang.19,20 Dosen Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Tridinanti Palembang.

Page 53: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Pengaruh Penambahan Serat Buah Pinang Aldo Jannatun Naim, Indra S. Fuad, Bazar AsmawiTerhadap Kuat Tekan dan Kuat Tarik Belah Beton

145

PENDAHULUAN

Latar BelakangBeton merupakan bahan konstruksi yang

sangat penting dan paling dominan digunakanpada struktur bangunan. Beton sangat diminatikarena bahan ini merupakan bahan konstruksiyang mempunyai banyak kelebihan antara lain,mudah dikerjakan dengan cara mencampursemen, agregat, air, dan bahan tambahan lainbila diperlukan dengan perbandingan tertentu.Kelebihan beton yang lain adalah, ekonomis(dalam pembuatannya menggunakan bahandasar lokal yang mudah diperoleh), dapatdibentuk sesuai dengan kebutuhan yangdikehendaki, mampu menerima kuat tekandengan baik, tahan aus, rapat air, awet danmudah perawatannya, maka beton yang sangatpopuler dipakai baik untuk struktur – strukturbesar maupun kecil. Untuk itu bahan konstruksiini dianggap sangat penting untuk terusdikembangkan (Kasno 2006:1).

Beton mempunyai kuat desak yang sangatbesar, tetapi kuat tarik beton sangatrendah.Salah satu usaha untuk memecahkanmasalah tersebut adalah dengan menggunakanserat sebagai bahan pengisi dalam campuranbeton. Masalah yang dihadapi dalam inovasidan perkembangan teknologi beton, khususnyabeton serat adalah meningkatnya harga berbagaijenis bahan bangunan, termasuk serat buatanproduksi pabrik sehingga serat alami dapatmenjadi pilihan sebagai bahan tambahan dalamcampuran beton.

Beton serat adalah beton yang carapembuatannya ditambah serat. Tujuanpenambahan serat tersebut adalah untukmeningkatkan kekuatan tarik beton, sehinggabeton tahan terhadap gaya tarik akibat, cuaca,iklim dan temperatur yang biasanya terjadi padabeton dengan permukaannya yang luas. Jenisserat yang dapat digunakan dalam beton seratdapat berupa serat alam atau serat buatan.

Seiring dengan perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi, banyak penelitianyang telah dilakukan untuk memperbaiki sifat-sifat beton terutama dari segi kekuatannyamenahan beban, daya tahan, dan kemudahanpengerjaannya. Maka dari itu penambahanbeton pada serat pinang. Masing-masing bahanserat tersebut memiliki kelebihan dankekurangan dalam memperbaiki karakteristik

beton. Serat buah pinang terdiri dari komponenkimia seperti selulosa, hemiselulosa, lignin,abu, dan lain-lain. Selulosa berpotensi dalamproses adsorpsi danmemiliki situs aktif seperti,gugus hidroksil (OH-) yang dapat denganmudah membentuk serangkaiam reaksi kimiadan melakukan penikat dengan senyawa kaitondan anion (Handayani, 2010).

Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah yang

dikemukakan diatas, maka permasalahan dalampenelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:1. Apa pengaruh penambahan serat buah

pinang terhadap kuat tekan beton ?2. Apa pengaruh penambahan serat buah

pinang terhadap kuat tarik belah beton ?

Pembatasan MasalahPembatasan masalah yang ada supaya

tidak terlalu luas, maka disini dibatasimasalahnya sebagai berikut :1. Pengujian, kuat tekan dan kuat tarik belah.2. Bahan tambah, serat buah pinang dengan

persentase 1%, 1,5%, dan 2%.

Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui perbandingan kuat tekan dan kuattarik belah beton sebelum dan sesudahpencampuran serat buah pinang.

LANDASAN TEORI

Pengertian BetonBeton adalah suatu campuran yang

terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah atau agregat– agregat lain yang dicampur menjadi satudengan suatu pasta yang terbuat dari semen danair sehingga membentuk suatu massa miripbatuan. Beton adalah material yang rumit. Betondapat dibuat dengan mudah bahkan oleh merekayang tidak punya pengertian sama sekali tentangbeton teknologi, tetapi pengertian yang salahdari kesederhanaan ini sering menghasilkanpersoalan dari produk, antara lain reputasi jelekdari beton sebagai materi bangunan (A.AgungFadhilah Putra 2015:1).

Beton yang sudah mengeras dapat jugadikatakan sebagai batuan tiruan, dengan rongga– rongga antara butiran yang besar (agregatkasar atau batu pecah), dan diisi oleh batuan

Page 54: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Pengaruh Penambahan Serat Buah Pinang Aldo Jannatun Naim, Indra S. Fuad, Bazar AsmawiTerhadap Kuat Tekan dan Kuat Tarik Belah Beton

146

kecil (agregat halus atau pasir), dan pori– poriantara agregat halus diisi oleh semen dan air(pasta semen). Pasta semen juga berfungsisebagai perekat atau pengikat dalam prosespengerasan, sehingga butiran–butiran agregatsaling terekat dengan kuat sehinggaterbentuklah suatu kesatuan yang padat dantahan lama (Kasno, 2006:2)

Bahan Pembentuk BetonSemen

Semen adalah suatu jenis bahan yangmemiliki sifat adhesif dan kohesif yangmemungkinkan melekatnya fragmen-fragmenmineral menjadi satu massa yang padat.Meskipun definisi ini dapat diterapkan untukbanyak jenis bahan, semen yang dimaksudkanuntuk konstruksi beton adalah bahan jadi danmengeras dengan adanya air yang dinamakansemen hidraulis. Hidraulis berarti semenbereaksi dengan air dan membentuk suatubahan massa. Semen hidrolis yang dihasilkandengan cara menghaluskan klinker, yangterutama terdiri dari silikat-silikat kalsium yangbersifat hidrolis dengan gips sebagai bahantambahan (SII 0013-1981).

Semen diperoleh dengan membakarsecara bersamaan. Suatu campuran daricalcareous (yang mengandung kalsium karbonatatau batu gamping) dan argillaceous (yangmengandung alumina) dengan perbandingantertentu (Tjokrodimuljo, 1996). Unsur utamayang terkandung dalam semen dapatdigolongkan ke dalam empat bagian yaitu:trikalsium silikat (C3S), dikalsium silikat (C2S),trikalsium aluminat (C3A), dan tetrakalsiumaluminoferit (C4AF). Selain itu, pada semenjuga terdapat unsur-unsur lainnya dalam jumlahkecil, misalnya : MgO, TiO2, Mn2O3, K2O danNa2O. Soda atau potasium (Na2O dan K2O)merupakan komponen minor dari unsur-unsurpenyusun semen yang harus diperhatikan,karena keduanya merupakan alkalis yang dapatbereaksi dengan silika aktif dalam agregat,sehingga menimbulkan disintegrasi beton(Neville dan Brooks, 1987).

AgregatAgregat adalah sekumpulan butir- butir

batu pecah, kerikil, pasir, atau mineral lainnyabaik berupa hasil alam maupun buatan (SNI No:1737-1989-F). Agregat adalah material

granular, misalnya pasir, kerikil, batu pecahyang dipakai bersama-sama dengan suatu mediapengikat untuk membentuk suatu beton semenhidraulik atau adukan.

Mengingat bahwa agregat menempati 70-75% dari total volume beton maka kualitasagregat sangat berpengaruh terhadap kualitasbeton. Dengan agregat yang baik, beton dapatdikerjakan, kuat, tahan lama, dan ekonomis.Agregat yang digunakan dalam campuran betondapat berupa agregat alam atau agregat buatan(artificial aggregates). Secara umum, agregatdapat dibedakan berdasarkan ukurannya, yaituagregat kasar dan agregat halus.

Buah PinangPinang adalah sejenis tumbuhan palma

yang tumbuh di daerah Afrika bagian timur,Asia dan daerah Pasifik. Pinang yang memilikinama ilmiah Areca catechu ini memiliki batanglurus langsing dan dapat mencapai ketinggian25 meter. Dengan batang tinggi langsing sertalurus ini, membuat pohon pinang banyakdigunakan sebagai media untuk permainanpanjat pinang. Pohon pinang memang tidakmenghasilkan buah yang dapat dikonsumsilangsung, tetapi buah pinang ternyata telahbanyak dimanfaatkan oleh leluhur kita sebagaiobat tradisional.

Penambahan beton pada serat buahpinang keringkan atau di oven dengan suhu 0 C,lalu dipisahkan kulit dan bijinya kemudian seratbuah pinang diberai agar tidak bergumpal padasaat terjadi pencampuran lalu serat buah pinangdipotong sepanjang 2 cm, lalu serat buah pinangdicampur sedikit demi sedikit ke campuranbeton.

AirAir merupakan komponen penting dari

campuran beton yang memegang perananpenting dalam bereaksi dengan semen danmendukung terbentuknya kekuatan pasta semen.Kualitas air mempengaruhi kekuatan beton,maka kemurnian dan kualitas air untukcampuran beton perlu mendapat perhatian.Secara umum, untuk campuran beton sendiridiperlukan air yang memenuhi standar airminum.Tujuan utama dari penggunaan airadalah agar terjadi hidrasi, yaitu reaksi kimiayang terjadi antara semen dan air yangmenyebabkan campuran tersebut menjadi keras

Page 55: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Pengaruh Penambahan Serat Buah Pinang Aldo Jannatun Naim, Indra S. Fuad, Bazar AsmawiTerhadap Kuat Tekan dan Kuat Tarik Belah Beton

147

setelah lewat beberapa waktu tersebut. Airuntuk perawatan dan pembuatan beton tidakboleh mengandung minyak, asam, alkali, garam,bahan-bahan organic, atau bahan lain yangdapat merusak beton atau tulangannya.Sebaiknya digunakan air bersih, tidak berasa,tidak berbau, dan dapat diminum,(Irfan SanjayaHtb: 2014).

Pengujian Sifat Beton.Pengujian beton segar

Ada Sifat fisik yang terdapat pada betonsegar adalah kemudahan pengerjaan,kemudahan dipadatkan, kemampuan untuk tetapsebagai masa yang homogen, kemudahandituangkan, dan stabilitas bentuk.

Pengujian Beton KerasSifat-siat beton adalah fungsi dari waktu

dan kelembapan di sekitarnya, untukmendapatkan nilai tersebut, pengujian padabeton harus dilakukan dibawah spesifikasitertentu atau pada kondisi yang diketahui.Pengujian beton dapat dilakukan untuk tujuanyang berbeda tetapi dua tujuan utamanya adalahkontrol kualitas dan sesuai dengan standarspesifikasi. Pengujian dapat diklasifikasikanyaitu uji mekanis destruktif dan non destruktif,yang memungkinkan pengujian dilakukandengan benda uji yang sama, dan dengandemikian dapat mengetahui studi akan waktuperubahan sifat beton. (Sumber : A.M.Neville.Properties of Concrete).

Kuat Tekan BetonPengujian kekuatan tekan menggunakan

standar ASTM C39-86 “Standard Test MehodFor Compressive Concrete Spesimens” [ASTM,1993].

Gambar 1 Pemodelan Pembebanan Kuat TekanBeton

Pemeriksaan kuat tekan beton dilakukanuntuk mengetahui secara pasti akan kekuatantekan beton pada umur 28 hari yang sebenarnyaapakah sesuai dengan yang direncanakan atautidak. Pada mesin uji tekan benda diletakkandan diberikan beban sampai benda runtuh, yaitu

pada saat beban maksimum bekerja. Kuat tekanbeton dapat dihitung dengan rumus :

A

pcf' …………………………..(2.1)

Dimana:f’c = kuat tekan beton pada umur tertentu

(kg/cm2 )P = beton tekan maksimum (kg)A = luas penampang ( cm2 )

Kuat Tarik BelahKuat tarik belah adalah kuat tarik beton

dalam keadaan belah, pengujian kuat tarik belahpenting dilakukan untuk menentukan retak danlendutan yang terjadi pada balok. Penambahanserat pada adukan beton ternyata dapatmemberikan pengaruh yang besar pada kuattarik beton (Edhi Wahyuni:1996). Hal inidisebabkan bertambahnya ikatan pada betonkarena lekatan antara pasta dengan serat cukupbesar (Safri Z : 2002)

Penentuan kuat tarik belah beton dapatdilakukan dengan menggunakan alat uji tarikdan benda uji silinder Ø 15 x 30 (cm) denganprosedur ASTM 496-94.

Gambar 2 Pemodelan Kuat Tarik Belah

πLD2P

fct ………………………..(2.2)

Dimana:P = Kuat Tekan (N )L = Panjang benda uji (mm)D = Diameter benda uji ( mm )

Beban (P)

Plat besitambahan

Silinder 15 x 30 cm

Zona Gagal Tarik

Plat Dasar

Plywood

Page 56: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Pengaruh Penambahan Serat Buah Pinang Aldo Jannatun Naim, Indra S. Fuad, Bazar AsmawiTerhadap Kuat Tekan dan Kuat Tarik Belah Beton

148

METODOLOGI PENELITIHAN

Waktu dan Tempat PenelitianWaktu penelitian lebih kurang tiga bulan,

dilaksanakan dilaboratorium Fakultas TeknikProgram Studi Teknik Sipil UniversitasMuhammadiyah PalembangBahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitianini adalah, agregat halus berasal dariPalembang, agregat kasar berasal dari Lahat,semen yang digunakan semen batu raja tipe I.Penggunaan peralatan yang digunakan untukpengujian bahan agregat halus dan kasar adalah,alat uji berat jenis, penyerapan air, analisasaringan, berat isi, abrasi/keausan agregat kasar,gelas ukur, panci, timbangan, oven, cetakanbenda uji, slump test, alat uji kuat tekan beton,dan alat uji kuat tarik belah beton.Rancang Campur.

Untuk membuat benda uji sesuai denganmutu beton K-225, maka dilakukan rancangcampur bahan agregat kasar, agregat halus,semen, dan air, dengan komposisi yang sesuaidengan hasil pemeriksaan bahan.

PEMBAHASAN DAN ANALISA

Sampel yang dibuat adalah beton kerasdengan perbandingan komposisi campuran yangdidapat sebelumnya dari hasil mix design betonnormal mutu K225, dan serat buah pinang,selanjutnya dilakukan pengujian kuat tekanbeton normal dan beton campuran serat buahpinang berdasarkan perbandingan umur betonyang telah direncanakan yaitu pada umur 3 hari,7 hari, 14 hari, dan 21 hari, pengujian kuat tarikbelah beton normal dan beton serat buah pinangpada umur beton 28 hari.

Dari hasil pengujian tersebut akan didapatdata-data yang berupa hasil pengujian kuattekan beton dan kuat tarik belah beton,kemudian dilakukan pembahasan sesuai denganStandar Nasional Indonesia (SNI).

Setelah dilakukan pengujian kuat tekanbeton dan kuat terik belah beton denganperbedaan yang dimiliki setiap benda uji baikdari segi berat, komposisi campuran serat buahpinang, maupun kuat tekan dan tarik belah, barukita menghitung hasil dari kuat tekan dan tarikbelah beton tersebut.

Untuk kuat tekan beton, setelah diadakanpengujian diperoleh nilai kuat tekan beton darimasing-masing benda uji, setelah pengujianselesai maka dilanjutkan dengan pengolahandata sehingga didapat kuat tekan beton umur 3hari, 7 hari, 14 hari, dan 21 hari, dengankomposisi campuran serat buah pinang 1%,1,5%, dan 2%. Dari hasil pengolahan datatersebut dapat dilihat pada tabel dan grafikdibawah ini.

Tabel 1 Kuat Tekan Rata-rata Beton Normal

JenisCampur

Umur(hari)

Kuat Tekan(kg/cm2)

Beton Normal 3 140.818Beton Normal 7 155.828Beton Normal 14 215.288Beton Normal 21 227.271

Sumber: hasil analisa data

Sumber: hasil analisa dataGambar 3 Kuat tekan beton normal

Dari data dan grafik di atas, beton normal umur3 hari kuat tekan sebesar 140.818 kg/cm2 , untukumur 7 hari kuat tekan meningkat menjadi155.828 kg/cm2 ,untuk umur 14 hari kuat tekanmeningkat menjadi 215.288 kg/cm2 dan untukumur 21 hari kuat tekannya 227.271kg/cm2

melebihi kuat tekan yang direncanakan sebesar225 kg/cm2.Tabel 2 Kuat Tekan beton campuran serat buah

pinang

JenisCampur

Kuat Tekan(kg/cm2)

BSP 0% 227.271BSP 1% 231.585

BSP 1,5% 218.457BSP 2% 186.809

Sumber: hasil analisa data

Page 57: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Pengaruh Penambahan Serat Buah Pinang Aldo Jannatun Naim, Indra S. Fuad, Bazar AsmawiTerhadap Kuat Tekan dan Kuat Tarik Belah Beton

149

Sumber: hasil analisa data

Gambar 4 Kuat tekan beton campuran seratbuah pinang

Dari Tabel dan gambar di atas, betondengan serat buah pinang 0% kuat tekan sebesar227.271 kg/cm2, untuk beton dengan serat buahpinang 1% kuat tekan meningkat menjadi231.585 kg/cm2, untuk umur beton dengan seratbuah pinang 1,5% kuat tekan menurun menjadi218.457 kg/cm2 dan untuk beton dengan seratbuah pinang 2% kuat tekannya 186.809 kg/cm2

kurang dari kuat tekan yang direncanakansebesar 225 kg/cm2.

Untuk kuat tarik belah beton, setelahdiadakan pengujian diperoleh juga nilai kuattarik lentur beton dari masing-masing benda uji,selanjutnya dilakukan pengolahan data sehinggadidapat kuat tarik belah beton umur 28 haridengan variasi campuran serat buah pinang 0%,1%, 1,5%, dan 2%. Dari hasil pengolahan datatersebut dapat dilihat pada tabel dan grafikdibawah ini.

Tabel 3 Kuat Tarik belah Beton

JenisCampur

Kuat TarikLentur

(kg/cm2)Beton dng serat buah

pinang 0%80.688

Beton dng serat buahpinang 1%

85.936

Beton dng serat buahpinang 1,5%

91.102

Beton dng serat buahpinang 2%

74.977

Sumber: hasil analisa data

Sumber: hasil analisa dataGambar 5 Kuat tarik belah Beton

Dari Tabel dan grafik di atas, betondengan serat buah pinang 0% kuat tarik belahsebesar 80.688 kg/cm2, untuk beton denganserat buah pinang 1% kuat tarik belahmeningkat menjadi 85.936 kg/cm2 , untuk umurbeton dengan serat buah pinang 1,5% kuat tarikbelah meningkat menjadi 91.102 kg/cm2 danuntuk beton dengan serat buah pinang 2% kuattarik belahnya 74.977 kg/cm2.

KESIMPULANSetelah dilakukan penelitian di

laboratorium dan hasil analisa disimpulkan :1. Penambahan serat menaikkan kuat tekan,

tetapi tidak signifikan, yaitu beton campuran1 % naik sebesar 1,89 % dari beton normal,beton campuran 1,5 % penurunan sebesar3,88 % dari beton normal, beton campuran 2% penurunan sebesar 17,8 % dari betonnormal.

2. Kuat tarik belah beton normal pada umur28 hari adalah 80,688 kg/cm2, betoncampuran 1 % naik sebesar 6,5 % dari betonnormal, beton campuran 1,5 % naik sebesar10,4 % dari beton normal, beton campuran 2% turun sebesar 7,07 % dari beton normal.

DAFTAR PUSTAKA

ACI Committee 318. 1995. Building CodeRequirement for Concrete (ACI 319-95)and Commentary (ACI 318R-95),American Concrete Institute, Detroit.

Arum Dwicahyani. 2012. Perbandingan KuatTekan Dan Kuat Lentur Beton SeratLimbah Bubut Besi Terhadap Beton SeratFabrikasi”, Program Studi Teknik SipilFakultas Teknik Universitas SebelasMaret Surakarta

Page 58: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Pengaruh Penambahan Serat Buah Pinang Aldo Jannatun Naim, Indra S. Fuad, Bazar AsmawiTerhadap Kuat Tekan dan Kuat Tarik Belah Beton

150

ASTM. 1993. “Concrete and Aggregates”,Annual Book of ASTM Standards vol.04.02, American Society for Testing andMaterials, Philadelphia.

Departemen Pekerjaan Umum. 1993. Tata CaraRencana Pembuatan Campuran BetonRingan dengan Agregat Ringan (SK SINT-09-1993-03), Yayasan LembagaPenyelidikan Masalah Bangunan,Bandung.

Indra Syahrul Fuad. 1998. “Petunjuk PraktikumBeton”, Laboratorium Program StudiTeknik Sipil Universitas TridinantiPalembang.

Irfan Sanjaya Htb. 2014. “Studi EksperimentalKuat Tekan Beton Terhadap VariasiPenambahan Natrium Klorida (Nacl)”,Program Studi Teknik Sipil FakultasTeknik Universitas Hasanuddin.

Kasno. 2006. “Pengaruh Penambahan SeratKawat Bendrat Pada Campuran Beton”,Program Studi Teknik Sipil FakultasTeknik Universitas Negeri Semarang.

Midun Saputra. 2013. Pengaruh PenambahanSerat Kulit Durian Terhadap Kuat TekanDan Tarik Belah Pada Mutu BetonK-175”, Program Studi Teknik SipilFakultas Teknik Universitas TridinantiPalembang.

SK SNI T-15-1990-03. Pembuatan Benda Uji,Badan Standarisasi Nasional, Jakarta :1990.

SNI 03-1971-1990. Metode Pengujian KadarAir Agregat, Badan Standarisasi Nasional,Jakarta : 1990.

SNI 03-1972-1990. Metode Pengujian Slump,Badan Standarisasi Nasional, Jakarta :1990.

SNI 03-1974-1990. Pengujian Kuat TekanBeton, Badan Standarisasi Nasional,Jakarta : 1990.

SNI 15-7064-2004. Semen Portland Komposit,Badan Standarisasi Nasional, Jakarta :2004.

Tjokrodimuljo, K. 1996. Teknologi Beton,Nafiri: Yogyakarta.

Page 59: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Jurnal Desiminasi Teknologi, Volume 6, Nomor 2, Juli 2018 p. ISSN 2303-212Xe. ISSN 2503-5398

151

PERENCANAAN PRODUKSI UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN KONSUMENMAKSIMUM MENGGUNAKAN METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNING

Devie Oktarini 21, Azhari 22

email: [email protected]

Abstrak: Penelitian ini dilakukan di Home Industry Cinta Bakery yang merupakan perusahaan manufaktur yangbergerak di bidang pengolahan roti. Home Industry ini sering mengalami keterlambatan disetiap proses produksinya danjuga jumlah permintaan dari konsumen tidak dapat dipenuhi sesuai dengan order yang telah ditentukan oleh konsumen.Penelitian ini bertujuan untuk melakukan perencanaan produksi terhadap permintaan suatu produk dengan metodeRough Cut Capacity Planning guna menentukan produksi selanjutnya. Dari analisis yang telah dilakukan, totalkapasitas produksi perusahaan untuk 25 hari kerja kapasitas Reguler Time untuk pembuatan produk tersebut adalah 17,5jam dengan output 62.167 unit untuk semua item. dengan menggunakan Metode Rough Cut Capacity Planningdiharapkan perusahaan dapat melakukan perencanaan produksi yang baik untuk dapat memenuhi permintaan yangdiinginkan oleh konsumen.Kata kunci: home industry, rough-cut capacity planning

Abstract: This research was conducted at Home Industry Cinta Bakery which is a manufacturing company engaged inbread processing. Home Industry is often experienced delays in every production process and also the number ofrequests from consumers can not be fulfilled in accordance with the order that has been determined by consumers. Thisstudy aims to perform production planning on the demand of a product with Rough Cut Capacity Planning method todetermine the next production. From the analysis that has been done, the company's total production capacity for 25working days Regular Time capacity for the manufacture of the product is 17.5 hours with an output of 62,167 units forall items. by using Rough Cut Capacity Planning Method, it is expected that the company can perform a goodproduction planning to meet the demand desired by consumers.Keywords: home industry, rough-cut capacity planning

____________21,22Dosen Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Tridinanti Palembang.

PENDAHULUANHome Industri Roti Cinta Bakery adalah

perusahaan yang bergerak dalam industrirumahan yang menghasilkan bermacam–macamjenis roti yang terkadang sering mengalamiketerlambatan dalam penyelesaian pemesananuntuk memenuhi permintaan konsumen.Berdasarkan hasil observasi dan data yangdiperoleh peneliti pada produk roti CintaBakery, permintaan konsumen mencapai angkamaksimum. Hal tersebut diduga karena produksiperusahaan masih belum dapat memenuhipencapain dari produksi yang direncanakan,sehingga perlu dilakukan produksi tambahanuntuk memenuhi target produksi tersebut. Dariperiode bulan Desember 2016 sampai denganNovember 2017 jumlah permintaan yang tidakterpenuhi.

Kendala dalam Home Industry saat iniadalah tidak dapat menyelesaikan barang sesuaidengan jumlah permintaan dan jadwal yangtepat. Dengan RCCP yang dapat menunjukkanperbandingan antara kapasitas tersedia dankapasitas yang dibutuhkan. Penggunaan tabelRCCP dapat membantu bagian work centeryang perlu untuk dilakukan pembenahan dalammemenuhi kapasitas produksi. Adanya metodetersebut dapat membantu dalam menganalisadan memberi solusi dalam memecahkan kendalaproduksi dalam objek penelitian, sehinggakapasitas produksi yang saat ini dapat sesuaidengan permintaan pembelian (Hutagalung,2013).Pembuatan RCCP dalam menganalisakapasitas produksi materi pendukung yangdibutuhkan yaitu Peramalan,Master ProductionSchedule dan Bill Of Labour ( BOLA ).

Page 60: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Perencanaan Produksi Untuk Memenuhi Permintaan Konsumen Devie Oktarini, AzhariMaksimum Menggunakan Metode Rough Cut Capacity Planning

152

TINJAUAN PUSTAKAKapasitas produksi adalah hasil produksi

atau volume pemprosesan (throughput), ataujumlah unit yang dapat ditangani,diterima,disimpan, atau diproduksi oleh sebuahfasilitas pada suatu periode waktu tertentu(Kusuma, 2009). Kapasitas sering menentukanpersyaratan modal sehingga mempengaruhisebagian besar dari biaya tetap. Kapasitas jugamenentukan apakah permintaan dapat dipenuhi,atau apakah fasilitas yang ada akan berlebih.Jika fasilitas terlalu besar, sebagian fasilitasnyaakan menganggur dan akan terdapat biayatambahan yang akan dibebankan pada produksiyang ada. Jika fasilitasnya terlalu kecil,pelanggan dan pasar secara keseluruhan akanhilang (Kurniasih,2018). Oleh karena itu dengantujuan pencapaian tingkat utilisasi tinggi dantingkat pengembalian investasi yangtinggi,penetapan ukuran fasilitas sangatlahmenentukan.

Rough Cut Capacity Planning (RCCP)merupakan urutan dari hierarki perencanaanprioritas–kapasitas yang berperan dalammengembangkan MPS (Irawati,2008). RCCPmelakukan validasi terhadap MPS yang jugamenempati urutan kedua dalam hierarkiperencanaan prioritas produksi.

Guna menetapkan sumber–sumberspesifik tertentu khusunya yang diperkirakanakan menjadi hambatan potensial (potential–bottlenecks) adalah cukup untuk melaksanakanMPS. Dengan demikian dapat membantumanajemen untuk melaksanakan Rough CutCapacity Planning dengan memberikaninformasi tentang tingkat produksi di masamendatang yang akan memenuhi permintaantotal itu. (Gaspersz, 2009).

Pada dasarnya terdapat empat langkahyang diperlukan untuk melaksanakan Rough CutCapacity Planning (RCCP), yaitu :1. Memperoleh informasi tentang rencana

produksi dari MPS.2. Memperoleh informasi tentang struktur

produk dan waktu tunggu ( lead time ).3. Menentukan bill of resources.

Perhitungan terhadap waktu assembly rata– rata untuk setiap produk dalam kelompokproduk A menggunakan formula berikut :Waktu assembly rata–rata =unit yang diproduksi x jam standar /unit

4. Menghitung kebutuhan sumber daya spesifikdan membuat laporan RCCP.

Perhitungan terhadap waktu assemblyrata- rata untuk setiap produk dalam kelompokproduk A menggunakan formula berikut :Waktu assembly rata – rata= unit yang diproduksi x jam standar/unit

Jumlah kebutuhan kapasitas yangdiperlukan diperoleh dengan mengkalikanwaktu tiap komponen yang tercantum padadaftar kerja dengan jumlah produk dari MPS.Jika perusahaan mempunyai lebih dari satuproduk , lead time tiap bagian harus ditentukan

secara umum, jika n adalah jumlah produk ,

adalah jumlah produk k di stasiun kerja i,adalah jumlah produk k (MPS) pada periode j,maka formula kebutuhan kapasitas stasiun kerjapada periode j adalah (Gaspersz, 2009) :

dimana:

= Waktu yang diperlukan produk k distasiun kerja i.

= Jumlah produk k yang akan diproduksipada Periode j.

METODE PENELITIANPengumpulan data merupakan faktor yang

penting demi mencapai keberhasilan dalamsuatu penelitian. Pengumpulan data dilakukan didalam perusahaan terkait. Metode pengumpulandata merupakan teknik ata cara yang dilakukanpeneliti untuk mengumpulkan data. Metodemenunjuk suatu cara sehingga dapatdiperlihatkan penggunaannya melaluiwawancara, pengamatan (observasi) dandokumentasi. Data – data yang dikumpulkandalam penelitian ini sebagai berikut :1. Data Purcahase Order

Data Purcahase Order atau data permintaanberguna untuk membuat peramalanpermintaan dimasa yang akan datang selamabeberapa periode sekaligus. Data permintaanyang diambil adalah data bulan Desember2016 sampai November 2017 untuk produk –produk yang yang ada di Home IndustryCinta Bakery. Data ini sebagai dasar untukmenyusun JIP.

Page 61: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Perencanaan Produksi Untuk Memenuhi Permintaan Konsumen Devie Oktarini, AzhariMaksimum Menggunakan Metode Rough Cut Capacity Planning

153

2. Data waktu siklus produksiData waktu siklus produksi berasal dari dataraw material sampai ke packing.

3. Data pengirimanData pengiriman yang diambil dari databulan Desember 2016 sampai November2017. Data ini bertujuan untuk mengetahuiapakah produk yang dipesan oleh buyersesuai dengan permintaan.

HASIL DAN PEMBAHASANDengan menggunakan pendekatan Bill Of

Labour ( BOL) maka kapasitas yang dibutuhkandapat dihitung dengan menggunakan rumussebagai berikut :

dimana, aik = waktu yang diperlukan produk kdi stasiun kerja i dan bkj = jumlah produk kyang akan diproduksi pada periode j. Sehinggauntuk perhitungan kapasitas tiap stasiun selama12 periode dapat dilihat pada tabel 1 dan 2berikut :

Tabel 1 Kapasitas Tiap Stasiun Periode 1 - 6

NoStasiun Periode ( jam )

1 2 3 4 5 6

1 Penggilingan 311

311 311 311 311 311

2 Penimbangan 259

259 259 259 259 259

3 Pembagian 155

155 155 155 155 155

4 Pencetakan 830

830 830 830 830 830

5 Pengembangan 1.037

1.037 1.037 1.037 1.037 1.037

6 Pengovenan 519

519 519 519 519 519

7 Pendinginan 259

259 259 259 259 259

8 Packing 259

259 259 259 259 259

Total ( jam ) 3.629

3.629 3.629 3.629 3.629 3.629

Tabel 2 Kapasitas Tiap Stasiun Periode 7 - 12No Stasiun Periode ( jam )

7 8 9 10 11 121 Penggilingan 31

1311

311 311 311 311

2 Penimbangan 259

259

259 259 259 259

3 Pembagian 155

155

155 155 155 155

4 Pencetakan 830

830

830 830 830 830

5 Pengembangan 1.037

1.037

1.037

1.037

1.037

1.037

6 Pengovenan 519

519

519 519 519 519

7 Pendinginan 259

259

259 259 259 259

8 Packing 259

259

259 259 259 259

Total ( jam ) 3.629

3.629

3.629

3.629

3.629

3.629

Dengan rumus perhitungan – perhitungankapasitas RT untuk 1 periode adalah :=(hari kerja)x(jam kerja/hari)x(stasiun kerja)x60= 25 x 7 x 2 x 60= 21.000 jamPerhitungan kapasitas OT periode 1 adalah:= 0,25 % x kapasitas RT= 0,25 % x 21.000 = 5.250 jamSehingga total kapasitas yang tersedia dariperusahaan pada periode 1 adalah 1.575.000 perdetik. Untuk perhitungan kapasitas RT dankapasitas OT dalam satuan detik periode 1sampai 12 dapat dilihat dilihat pada 3 dan 4.

Tabel 3 Kapasitas Tersedia ( jam ) Periode 1–6Periode 1 2 3 4 5 6

Jumlahhari kerja

25 23 25 24 23 23

KapasitasRT(jam)

21.000

19.320

21.000

20.160

19.320

19.320

KapasitasOT(jam)

5.250

4.830 5.250 5.040 4.830 4.830

Total( jam )

26.250

24.150

26.520

25.200

24.150

24.150

Tabel 4 Kapasaitas Tersedia ( jam ) periode 7 - 12Periode 7 8 9 10 11 12

Jumlahhari kerja

25 25 25 26 25 25

KapasitasRT (jam)

21.000

21.000 21.000 21.840 21.000 21.000

KapasitasOT(jam )

5.250

5.250 5.250 5.460 5.250 5.250

Total(jam )

26.520

26.520 26.520 27.300 26.250 26.520

Gambar 1 Grafik RCCP

Page 62: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Perencanaan Produksi Untuk Memenuhi Permintaan Konsumen Devie Oktarini, AzhariMaksimum Menggunakan Metode Rough Cut Capacity Planning

154

Dari gambar 1 diatas dapat diketahui bahwatotal kapasitas Reguler Time (RT) belummampu memenuhi total kapasitas stasiun untuktiap periodenya. Sehingga hal inimemungkinkan Home Industry Cinta Bakeryuntuk menambahkan Over Time (OT) gunamemenuhi jumlah permintaan yang diingankan.Over Time ( OT )Home Industry Cinta Bakerybiasanya dilakukan dengan cara menambahkanjam kerja karyawan / lembur. Pada periode ke –6 ternyata total kapasitas tersedia belum mampuuntuk memenuhi kapasitas stasiun.

Alternatif KapasitasAlternatif kapasitas dilakukan oleh Home

Industry Cinta Bakery supaya kapasitasproduksi yang direncanakan bisa terpenuhidengan menghitung beberapa biaya yangdikeluarkan oleh Home Industry Cinta Bakery.Alternatif yang digunakan adalah alternatifkapasitas over time dan penambahan karyawandari kedua alternatif tersebut nantiya dipilihnilai terkecil berdasarkan biaya yang palingkecil.

Biaya Over TimeOver time di Home Industry Cinta Bakery

dilakukan apabila reguler time tidak mencukupiterhadap kapasitas produksi. Over timebiasanyadilakukan selama 2 jam kerja per hari denganbiaya Over time per jam Rp.9.000 per jam untukmasing – masing karyawan bagian produksi.Biaya Over time untuk proses pembuatan kuerasa cokelat, rasa susu, rasa cokelat kacang, danrasa keju dihitung pada tabel 5.

Tabel 5 Over TimeBIAYA OVERTIME ( bulan)

KapasitasOT ( jam)

Kapasitas OT/ bulan jam)

Kapasitas OTharian /

labour ( jam)17.5 356,40 6

Tabel 6 Biaya Over TimeUpahOT

HariKerja /Bulan

JumlahTenagaKerja (Orang )

Biaya OT( Bulan )

54.000 25 8 Rp10.800.000

Pada tabel 6 dapat dilihat bahwa biaya Overtime per bulan dihitung berdasarkan upah Overtime per 6 jam x hari kerja x jumlah tenagakerja.Penambahan Tenaga Kerja

Alternatif kapasitas juga bisa dilakukandengan cara menambah jumlah tenaga kerjapada bagian produksi. Penambahan jumlahtenaga kerja yang perlu dilakukan denganperhitungan sebagai berikut :Penambahan tenaga kerja = jam kerja ( bulan ) /60 ( menit)

Hasil kebutuhan tenaga kerja yang diinginkandapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7 Penambahan Tenaga KerjaOvertime

( jam )KapasitasTenaga

Kerja/bulan(jam )

KebutuhanPenambahanTenaga Kerja

(Orang)

99 175 0,56

Tabel 7 menunjukkan jumlah tenaga kerjatambahan. Jumlah tenaga kerja yangditambahkan yaitu 0,56 sehingga diasumsikanbahwa kebutuhan penambahan tenaga kerjaadalah 1 orang pada setiap produksi. Untukpenambahan tenaga kerja yang berjumlah satuorang bisa dimasukkan kedalam pengembangan,karena stasiun tersebut merupakan stasiun yangpaling lama dalam pembuatan produk.

Tabel 8 Biaya Penambahan Tenaga KerjaBiaya Penambahan Tenaga Kerja

TenagaKerja

Tambahan

Upah / bulan Total

1 Rp. 2.000.000 Rp. 2.500.000

Pada tabel 8 jumlah biaya yang diperlukanuntuk penambahan 1 tenaga kerja adalahRp.2.500.000 hal ini disesuaikan dengan upahminimum kota per bulannya. Untuk memenuhikapasitas produksi penambahan tenaga kerjasangat efisien dilakukan daripada HomeIndustry Cinta Bakery melakukan Over time,dengan melakukan penambahan tenaga kerjakapasitas produksi perusahaan bisa meningkatsebesar 17.5 jam dan biaya yang dikeluarkanlebih sedikit jika dibandingkan denganmelakukan over time, sehingga penambahan

Page 63: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Perencanaan Produksi Untuk Memenuhi Permintaan Konsumen Devie Oktarini, AzhariMaksimum Menggunakan Metode Rough Cut Capacity Planning

155

tenaga kerja dirasa paling tepat untuk kondisiperusahaan saat ini.

KESIMPULANSetelah melakukan analisis dan

pengolahan data pada penelitian di HomeIndustry Cinta Bakery, maka didapat beberapakesimpulan sebagai berikut:1. Kapasitas produksi tersedia di tiap – tiap

stasiun kerja untuk pembuatan untuk produkkue rasa cokelat, sebanyak 16.632 unit rasasusu sebanyak 16.445 unit, rasa cokelatkacang sebanyak 14.888 unit, rasa kejusebanyak 14.202 unit. Dengan prosespengerjaan untuk keempat produk tersebutdimulai dari stasiun penggilingan sampaipacking dengan total waktu pengerjaan 7 jamdengan total produksi setiap bulan nya untuksemua item adalah 62.167 Pcs.

2. Perencanaan kapasitas produksi denganmenggunakan metode Rough Cut CapacityPlanninguntuk meningkatkan kapasitasproduksi bisa dilakukan dengan 2 altenatifyaitu alternatif over time dan alternatifpenambahan tenaga kerja dengan dari keduaalternatif tersebut kapasitas produksi HomeIndusrty Cinta Bakery bisa meningkat danbisa memenuhi kapasitas stasiun kerja, untukalternatif over time kapasitas Home IndusrtyCinta Bakery bisa meningkat sebesar 87.5jam per periode dengan biaya overtimesebesar Rp.10.800.000, sedangkan untukpenambahan karyawan kapasitas perusahaanmeningkat menjadi 17.5 jam per periodedengan baya penambahan tenaga kerjasebesar Rp 2.500.000

DAFTAR PUSTAKA

Gaspersz, V., 2009, Production Planning andInventory Control, Jakarta: PT. GramediaPustaka Utama.

Hutagalung, I.R., 2013, Perencanaan KapasitasProduksi di PT.XZ .

Irawati, F.N., 2008, Perencanaan KapasitasProduksi Untuk Memenuhi PermintaanKonsumen Menggunakan Metode RCCP.

Kurniasih, D., 2018, Perencanaan KapasitasProduksi Untuk Box Kemasan AluminiumFoill.

Kusuma, H., 2009, Manajemen Produksi DanPengendalian Produksi, Yogyakarta:Graha Ilmu.

Nasution, A. H., 2008, Perencanaan danPengendalian Produksi, Yogyakarta:Graha Ilmu.

Page 64: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Jurnal Desiminasi Teknologi, Volume 6, Nomor 2, Juli 2018 p. ISSN 2303-212Xe. ISSN 2503-5398

156

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN VOLUMEPENJUALAN PT. BINTANG SURYASINDO PALEMBANG

Arifin Zaini23

Abstrak: Upaya meningkatkan volume penjualan, maka perusahaan menggunakan strategi yang ampuh untukmeningkatkan penjualan yakni dengan menerapkan strategi bauran pemasaran. Permasalahan dalam penelitian iniadalah bagaimana pengaruh bauran pemasaran terhadap peningkatan volume penjualan dengan tujuanmengetahui seberapa besar pengaruh bauran pemasaran terhadap peningkatan volume penjualanPT.Bintang Suryasindo Palembang. Rancangan penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini beruparancangan penelitian deskriptif kuantitatif. Untuk variabel dalam penelitian ini adalah bauran pemasaranpromosi sebagai variabel bebas dan volume penjualan sebagai variabel terikat. Teknik pengumpulan data dalampenelitian ini adalah kuesioner dan dokumentasi. Sampel penelitian ini adalah pengunjung (konsumen)yang menggunakan jasa sebesar 62 responden. Teknik analisis ada dengan menggunakan program SPSS(Statistical Product and Service Solution) versi versi 17.0 for windows. Hasil pengujian regresi linier berganda diperoleh Y = 7,293+ 0,242 X1 + 0,219X2 + 0,207 X3 + ε. Hal ini menunjukkan bahwa bauran pemasaran sepertipromosi, harga dan saluran distribusi berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan volume penjualandengan koefisiensi diterminasinya sebesar 33,50% dan sisanya 66,50% dipengaruhi oleh faktor lainnya. Selain itu,hasil pengujian hipotesis diperoleh bahwa nilai Fsig 0,00 < 0,05 sehingga ada pengaruh yang signifikan antarabauran pemasaran terhadap peningkatan volume penjualan PT. Bintang Suryasindo Palembang.Kata kunci: strategi bauran pemasaran

Abstract: Efforts to increase sales volume, then the company uses a powerful strategy to increase sales by applying amarketing mix strategy. The problem in this research is how the influence of marketing mix to increase sales volumewith the aim to know how big influence of marketing mix to increase sales volume PT.Bintang Suryasindo Palembang.The research design used in this research is descriptive quantitative research design. For the variables in this study isthe mix Promotional marketing as an independent variable and sales volume as a dependent variable. Data collectiontechniques in this study are questionnaires and documentation. The sample of this study is the visitors (consumers) whouse services for 62 respondents. Analytical techniques exist using SPSS (Statistical Product and Service Solution)version 17.0 for windows. Results of multiple linear regression testing obtained Y = 7.293 + 0.242 X1 + 0.219 X2 +0.207 X3 + ε. This shows that the marketing mix such as promotion, price and distribution channel significantlyinfluence to the increase of sales volume with its termination coefficient of 33.50% and the remaining 66.50% isinfluenced by other factors. In addition, the results of hypothesis testing obtained that the value of Fsig 0.00 <0,05 sothere is a significant influence between the marketing mix to increase sales volume of PT. Bintang SuryasindoPalembang.Keywords: marketing mix strategy

______________23 Dosen Program Studi D3 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tridinanti Palembang.

PENDAHULUAN

Pemasaran merupakan salah satu kegiatanyang sangat penting dalam dunia usaha. Padakondisi usaha seperti sekarang ini, pemasaranmerupakan pendorong untuk meningkatkanpenjualan sehingga tujuan perusahaan dapattercapai. Pengetahuan mengenai pemasaranmenjadi penting bagi perusahaan pada saatdihadapkan pada beberapa permasalahan,seperti menurunnya pendapatan perusahaanyang disebabkan oleh menurunnya daya belikonsumen terhadap suatu produk sehingga

mengakibatkan melambatnya pertumbuhanperusahaan.

Sehubungan dengan permasalahan di atas,terkait dengan pemasaran, diperlukan suatukemampuan untuk berpandangan ke depandalam mengarahkan dan mengambil tindakanpemasaran untuk mencapai tujuan perusahaan.Itu adalah hal yang sulit dicapai olehperusahaan, oleh sebab itu dalam hal inidibutuhkan kesadaran dan inisiatif yang tinggidalam mempelajari serta menguasai hal-halyang berkaitan dengan pentingnya kegiatanpemasaran. Bauran pemasaran adalah

Page 65: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Peningkatan Arifin ZainiVolume Penjualan PT. Bintang Suryasindo Palembang

157

seperangkat alat pemasaran yang digunakanperusahaan untuk mencapai tujuanpemasarannya dalam pasar sasarannya. Dimanadari ketiga variabel tersebut, seperti: hargaadalah sejumlah uang sebagai alat ukur untukmemperoleh produk dan Jasa. Perusahaanharus bisa menerepkan harga yang tepat dalammemasarkan produknya, sebab hargamerupakan satu-satunya unsur bauranpemasaran yang memberikan andil padaperusahaan dengan menciptakan sejumlahpendapatan dan keuntungan. Distribusi ialahkegiatan pemasaran yang berusahamemperlancar dan mempermudah penyampaianbarang dan jasa dari produsen ke konsumen,sehingga penggunaannya sesuai yangdiperlukan. Promosi yaitu sebagai faktorpenentu keberhasilan suatu program pemasaran,betapapun hebatnya kualitas dan kegunaan suatubarang bila konsumen tidak mengetahui dantidak yakin atas barang-barang tersebut tentunyakonsumen tidak akan membelinya.

Ketiga variabel bauran pemasaran inisaling berhubungan di mana masing-masingelemen di dalamnya saling mempengaruhi.Kegiatan-kegiatan ini perlu dikontribusikansecara efektif dan efisien sehingga perusahaantidak hanya memilih kombinasi yang baik saja,tetapi juga harus mengoordinasikan berbagaimacam elemen dari bauran pemasaran tersebutuntuk melaksanakan program pemasaran.

Berkaitan dengan uraian tersebut di atasmaka penulis menentukan obyek penelitian padaperusahaan PT. Bintang Suryasindo Palembang,yang merupakan perusahaan yang bergerakdibidang distribusi beverage (minuman) dimanauntuk mengantisipasi persaingan yang semakinketat dengan perusahaan distributor lainnyaserta untuk lebih meningkatkan volumepenjualan, maka perusahaan perlu menggunakanprogram pemasaran atau strategi yang ampuhuntuk meningkatkan penjualan. Salah satustrategi tersebut yang diterapkan olehperusahaan dalam meningkatkan penjualanadalah dengan menerapkan strategi bauranpemasaran Berdasarkan latar belakangmasalah yang dikemukakan di atas, penulismemilih judul penelitian :“Pengaruh BauranPemasaran Terhadap Peningkatan VolumePenjualan Pada PT. Bintang SuryasindoPalembang”.

TINJAUAN PUSTAKA

Bauran pemasaran (marketing mix)merupakan salah satu konsep utama dalampemasaran, karena pengambilan keputusan dibidang pemasaran hampir selalu berkaitandengan variabel-variabel marketing mix.Olehkarena itu, Marketing mix sangat penting dandapat dipakai sebagai alat dalam pemasaransuatu produk. Marketing mix menurut Kotler(2005:17) bahwa “bauran pemasaran (marketingmix) adalah seperangkat alat pemasaran yangdigunakan perusahaan untuk terus menerusmencapai tujuan pemasarannya di pasarsasarannya”. Berdasarkan definisi tersebutdiatas bahwa bauran pemasaran adalahkombinasi beberapa elemen bauran pemasaranuntuk memperoleh pasar, pangsa pasar yanglebih besar, posisi pesaing yang kuat dan citrapositif pada pelanggan sehingga dapat kitaartikan bahwa tujuan pemasaran adalah untukmeningkatkan jumlah pelanggan, meningkatkanhasil penjualan, serta dapat memberikankeuntungan untuk perusahaan dan steakholdernya. Marketing Mix antara lain akandiuraikan sebagai berikut:

Menurut Stanton, William J. Baskrik,Richarh H (2007:55) menyatakan bahwa hargaadalah nilai suatu barang atau jasa yangditukarkan dengan jumlah uang dimanaberdasarkan nilai tersebut seseorang atauperusahaan bersedia melepas barang atau jasayang dimiliki kepada pihak lain. Harga dapatmemegang peran penting bagi konsumen untukmengambil keputusan apakah pembeli akanmembeli barang tersebut atau tidak, sehinggadiperlukan penetapan harga. Tujuan daripenetapan harga yaitu:1) untuk mendapatkan laba maksimum,2) mendapatkan investasi yang ditargetkan,3) mencegah dan mengurangi persaingan dan4) mempertahankan atau memperbaiki marketarea.

Promosi merupakan salah satu variabelbauran pemasaran yang digunakan olehperusahaan untuk mengadakan komunikasidengan pasarnya. Pada umumnya baurankomunikasi marketing (bauran promosi)terdiri dari empat alat penting, yaitu :a) periklanan,b) promosi penjualan,

Page 66: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Peningkatan Arifin ZainiVolume Penjualan PT. Bintang Suryasindo Palembang

158

c) publisitas, dand) penjualan personal.Semua perusahaan perlu melakukan fungsidistrbusi karena bertugas untuk menyampaikanbarang dan jasa yang diperlukan konsumen.Menurut Purwanti Iwan (2008:83) yangmenyatakan bahwa terdapat beberapa salurandistribusi yaitu:a) pedagang pasar,b) agen danc) pengecer.

Penjualan adalah suatu usaha yangterpadu untuk mengembangkan rencana-rencanastrategis yang diarahkan pada usaha pemuasankebutuhan dan keinginan pembeli, gunamendapatkan penjualan yang menghasilkanlaba. Penjualan merupakan sumber hidup suatuperusahaan, karena dari penjualan dapatdiperoleh laba serta suatu usaha memikatkonsumen yang diusahakan untuk mengetahuidaya tarik mereka sehingga dapat mengetahuihasil produk yang dihasikan. Pada umumnyaperusahaan yang ingin mempercepat prosespeningkatan volume penjualan akan melakukanuntuk mengadakan kegiatan promosi melaluiiklan, personal selling, dan publisitas.

METODE PENELITIAN

Sumber data yang akan dipergunakan dalampenelitian ini adalah data primer yangdiperoleh dari hasil penyebaran kuesioner.Sedangkan untuk data sekunder diperoleh darisumber-sumber yang berhubungan denganpenelitian ini yaitu seperti studi literatur dansumber data yang lain sebagai penunjangdalam penelitian ini. Teknik pengumpulandata dalam penelitian ini adalahmenggunakan kuesioner.

Populasi dalam penelitian ini adalah semuapedagang eceran yang menjadi pelanggan yangberjumlah 165 orang. Sedangkan untuk sampeldalam penelitian ini adalah sebesar 62responden dengan tekhnik purposivesampling dimana tekhnik penentuan sampeldengan pertimbangan tertentu. Rancanganpenelitian yang dipergunakan dalampenelitian ini berupa rancangan penelitiandeskriptif kuantitatif. Dalam penelitianini disajikan dua variabel, yaitu Variabelindependen atau variabel bebas (X) serta

variabel dependen atau variabel terikat (Y)sebagai berikut:1. Variabel bebas (X) terdiri dari (X1, X2, X3)PT.Bintang Suryasindo Palembang.2. Variabel terikat (Y) yaitu volumepenjualan PT. Bintang SuryasindoPalembang.

Pada penelitian ini menggunakan instrumenpenelitian berupa:1. Dokumentasi

Dokumentasi adalah penelitian yangdilakukan dengan jalan mengumpulkandokumen-dokumen perusahaan yangberhubungan dengan penelitian ini.2. Kuesioner

Kuesiner adalah daftar pernyataanatau pertanyaan yang diberikan kepadaresponden baik secara langsung maupun tidaklangsung dengan menggunakan skala Likert.Teknik Analisis- Ujicoba Instrumen

Suatu butir angket dikatakan valid jikanilai r-hitung yang merupakan nilai daricorrected item-total correlation > darir-tabel. Pengujian reliabilitas ini dianalisisdengan program SPSS versi 17 dengankoefisien keandalan (Reliability) sebesar 5%.

- Uji Persyaratan Analisis Data1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas denganmenggunakan Normal P-P Plot Of RegresiStandardized Residual. Kriteria uji normalitas,yaitu : jika data menyebar disekitar garisdiagonal dan mengikuti arah garis diagonal,maka regresi memenuhi asumsi normalitas.Selain itu, analisis uji normalitas data dilakukandengan menggunakan statistik Kolmogrov-Smirnov. Data dikatakan berdistribusi normaljika Asymp Sig > α = 0,05 maka datadinyatakan normal.

2. Uji HomogenitasUji homogentitas varians dengan

menerapkan statistik Chi- Square Test melaluiprogram SPSS (Statistical Product and ServiceSolution) versi 17.0 for windows. Datadikatakan homogen apabila Asymp Sig > α =0,05 maka data dinyatakan homogen.

3. Uji Asumsi KlasikAdapun uji asumsi klasik yang akan

Page 67: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Peningkatan Arifin ZainiVolume Penjualan PT. Bintang Suryasindo Palembang

159

digunakan dalam penelitian ini sebagaiberikut :1) Uji Multikolinieritas

Untuk mendeteksi ada atau tidakadanya multikoliniertas di dalam model regresidengan cara, yaitu apabila nilai tolerance >0,10 dan nilai VIF < 10,00, maka artinya tidakterjadi multikolonieritas.2) Uji Autokorelasi

Untuk mendeteksi gejala autokorelasimenggunakan uji Durbin Watson (DW)dengan ketentuan jika DW berkisar antara -2sampai +2 menunjukkan bahwa tidak terjadiautokorelasi.3) Uji Heteroskedastisitas

Model regresi yang baik adalah tidakterjadinya heteroskedastisitas. Dasar analisisnyaadalah : jika ada pola tertentu, seperti titik-titik(poin-poin) yang ada membentuk suatu polatertentu (bergelombang, melebar kemudianmenyempit), maka telah terjadiheteroskedastisitas.4. Analisis Regresi Linear berganda

Untuk mengetahui ada tidaknyapengaruh penggunaan bauran pemasaranterhadap volume penjualan denganmenggunakan formulasi sebagai berikut:Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +e5. Koefisien Determinasi

Koefisien detrminasi (Kd) denganasumsi faktor-faktor lain diluar variabel. Rumuskoefisien determinasi (R2)) yaitu : R2=( r²).

Pengujian HipotesisA. Uji Simultan

Uji simultan dengan menggunakan uji F.Apabila Fsig < 0,05, maka Ho ditolak berarti H1diterima, dugaan bahwa ada pengaruh yangsignifikan antara bauran pemasaran terhadappeningkatan volume penjualan PT. BintangSuryasindo Palembang.B. Uji Parsial

Uji parsial dilakukan denganmenggunakan uji t yang bertujuan untukmelihat signifikansi dari pengaruh variabelindependen secara individual terhadap variabeldependen dengan menganggap variabel lainbersifat konstan. Dengan kritteria H0 diterimajika : – 0,05 <tsig< 0,05 apabila sebaliknya H1diterima dan Ho ditolak.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Hasil validitas data yang telahdianalisis dengan menggunakan SPSS 17corrected item-total correlation dapat dilihatpada tabel di bawah ini.

Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas

Untuk hasil pengujian reliabilitasinstrumen dalam penelitian ini dapat dilihatpada tabel di bawah ini.

Berdasarkan hasil uji validitasreliabilitas di atas, maka terlihat bahwainstrumen yang akan dipergunakan dalampenelitian dinyatakan layak dan reliabeuntukdigunakan dalam mencapai tujuan penelitian ini.2. Hasil Uji Persyaratan Analisis Data- Hasil Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dalampenelitian ini menggunakan Normal P-P PlotOf Regresi Standardized Residual yangdianalisis melalui SPSS versi 17. Berikut hasilpengujian normalitas data Normal P-P Plot OfRegresi Standardized Residual yang tergambarpada gambar di bawah ini.

Gambar 1 Normal P-P Plot Of RegresiStandardized Residual

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 17

Berdasarkan gambar di atas, terlihatbahwa data menyebar disekitar garis diagonaldan mengikuti arah garis diagonalmenunjukan data tersebut memiliki polanormal maka variabel dependen Y memenuhiasumsi normalitas. Selain itu, hasil pengujianKolmogorow-Smirnov yang dianalisis

Page 68: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Peningkatan Arifin ZainiVolume Penjualan PT. Bintang Suryasindo Palembang

160

dengan menggunakan program SPSS 17 dapatdilihat pada tabel berikut.

Tabel 2 Uji Normalitas Data

Berdasarkan hasil pengujiannormalitas data dengan Kolmogorow-Smirnov di atas, semua nilai sig variabel lebihbesar dari α (=0,05). Karena nilai sig(probabilitas) lebih besar dari α (=0,05),maka semua variabel di atas dinyatakanberdistribusi normal.- Hasil Uji Homogenitas

Hasil pengujian homogenitas data Testof Homogeneity of Variances yang dianalisisdengan menggunakan program SPSS(Statistical Product and Service Solution) versi17.0 for windows yang dapat dilihat pada tabeldi bawah ini.

Tabel 3 Uji Homogenitas Data

Berdasarkan hasil pengujianhomogenitas di atas, diperoleh bahwanilaiprobalitas atau nilai Sig sebesar 0,000 >0,05, maka varians sampel dinyatakanhomogen.Analisis Asumsi Klasik

Adapun uji asumsi klasik yang akandigunakan dalam penelitian ini sebagaiberikut :1. Uji MultikolinieritasUji multikolinieritas bertujuan untukmembuktikan apakah pada model regresiditemukan korelasi antara variabel bebas.Berikut hasil perhitungan menggunakanProgram spss17.

Tabel 4 Uji Multikolinieritas

Berdasarkan tabel di atas terlihatsetiap variabel mempunyai nilai tolerance >0,10 dan nilai VIF <10,00 sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadimultikolonieritas antara variabel bebas dalammodel regresi ini.

2. Uji AutokorelasiUji autokorelasi merupakan

pengujian dalam regresi yaitu nilai darivariabel dependen tidak berpengaruh terhadapnilai variabel itu sendiri. Berikut hasilperhitungan menggunakan program SPSS 17.

Tabel 5 Uji Autokorelasi

Berdasarkan tabel di atas diperolehbahwa nilai Durbin Watson (DW) sebesar1,749, hal ini menunjukan bahwa nilai tersebutberkisar antara -2 sampai +2 maka tidak terjadiautokorelasi.

3. Uji HeteroskedastisitasUji Heteroskedastisitas bertujuan

untuk menguji apakah pada model regresiterjadi ketidaksamaan suatu residual satupengamatan lain. Berikut hasil pengolahanmenggunakan SPSS program SPSS 17.

Gambar 2 ScantterplotSumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 17

Berdasarkan gambar di atas, terlihatbahwa titik-titik menyebar secara acaktersebar tidak ada pola jelas, serta titik-titikmenyebar di atas dan di bawah angka 0 padasumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitasAnalisis Hipotesis- Analisis Regresi Linier Berganda

Berdasarkan analisis denganmenggunakan SPSS (Statistical Product andService Solution) versi 17.0 for windowsmaka diperoleh hasil regresi linier bergandayang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 69: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Peningkatan Arifin ZainiVolume Penjualan PT. Bintang Suryasindo Palembang

161

Tabel 6 Uji Regresi Linier BergandaCoefficientsa

Berdasarkan tabel di atas diperolehpersamaan regresi linier berganda sebagaiberikut :

= 7,293+ 0,242 X1 + 0, 219X2 + 0,207 X3 + ε.

Berdasarkan hasil perhitungan di atas,maka disimpulkan bahwa bauran pemasaranseperti promosi, harga dan saluran distribusiberpengaruh secara signifikan terhadappeningkatan volume penjualan PT. BintangSuryasindoPalembang.- Koefisien Korelasi

Untuk mengetauhi besarnya korelasiantara variabel dalam penelitian ini dapatdilihat pada tabel model summary di bawah ini.

Tabel 7 Koefisien Korelasi

Berdasarkan tabel di atas diperolehnilai R = 0,579 = 57,9% ini berarti variabelbebas (bauran pemasaran) secara bersama-sama mempunyai hubungan terhadap variabelterikat (volume penjualan) sebesar 57,9%.

- Koefisien DeterminasiUntuk mengetahui besarnya

pengaruh variabel independen terhadapvariabel dependen secara keseluruhan dapatdilihat pada tabel model summary di bawah ini.

Tabel 8 Koefisien Diterminasi

Kofesien peningakatan volumepenjualan dipengaruhi oleh variabel-variabelpromosi, harga dan saluran distribusi, hal initerlihat bahwa nilai R Square = 0,335=33,50% ini berarti variabel bebas (bauranpemasaran)secara bersama-sama mempengaruhi

variabel terikat (volume penjualan) sebesar33,50% dan sisanya (100%-33,50% = 66,5%)dipengaruhi oleh faktor lainnya.

Analisis HipotesisA. Uji Simultan

Hasil pengujian hipotesis secarasimultan dengan menggunakan uji F dapatdilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 9 Uji Simultan (F) ANOVAa

Berdasarkan tabel di atas, makadiperoleh nilai Fsig 0,00 < 0,05 sehingga Hoditolak dan H1 diterima, maka ada pengaruhyang signifikan secara bersama-sama antarabauran pemasaran terhadap peningkatanvolume penjualan PT. Bintang SuryasindoPalembang.

B. Uji ParsialUji parsial (uji t) digunakan untuk

menguji apakah setiap variabel bebas yaitupromosi (x1) , harga (x2) dan saluran distribusi(x3) mempunyai pengaruh positif dansignifikan terhadap variabel terikat yaitupeningkatan volumepenjualan (Y) secaraparsial. Hasil analisis menggunakan SPSS 17mengenai uji parsial ini dapat dilihat pada tabeldi bawah ini.

Tabel 10 Uji Parsial (Uji t) Coefficientsa

Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh hasilsebagai berikut :a. Untuk variabel promosi diperoleh nilai

tsig < 0,05 atau 0,018 < 0,05, maka H1

diterima dan Ho di tolak dengandemikian dengan demikian ada pengaruhyang signifikan antara promosi terhadappeningkatan volume penjualanPT.Bintang Suryasindo Palembang.

b. Untuk variabel harga diperoleh nilai tsig <0,05 atau 0,031 < 0,05, maka H1 diterimadan Ho di tolak dengan demikian ada

Page 70: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Peningkatan Arifin ZainiVolume Penjualan PT. Bintang Suryasindo Palembang

162

pengaruh yang signifikan antara hargaterhadap peningkatan volume penjualanPT.Bintang Suryasindo Palembang.

c. Untuk variabel saluran distribusi diperolehnilai tsig < 0,05 atau 0,048 < 0,05, makaH1 diterima dan Ho di tolak dengandemikian ada pengaruh yang signifikanantara saluran distribusi terhadappeningkatan volume penjualan PT.BintangSuryasindo Palembang.

PEMBAHASANHasil pengujian hipotesis mengenai promosisecara parsial diperoleh nilai tsig < 0,05 atau0,018 < 0,05, maka H1 diterima dan Ho ditolak dengan demikian ada pengaruh yangsignifikan antara promosi terhadappeningkatan volume penjualan PT.BintangSuryasindo Palembang. Hasil pengujianhipotesis mengenai harga secara parsialdiperoleh nilai tsig < 0,05 atau 0,031 < 0,05,maka H1 diterima dan Ho di tolak dengandemikian ada pengaruh yang signifikanantara harga terhadap peningkatan volumepenjualan PT.Bintang Suryasindo Palembang.Hasil pengujian hipotesis mengenai salurandistribusi secara parsial diperoleh nilai tsig <0,05 atau 0,048 < 0,05, maka H1 diterima danHo di tolak dengan demikian ada pengaruhyang signifikan antara saluran distribusiterhadap peningkatan volume penjualanPT.Bintang Suryasindo Palembang.

Hasil pengujian regresi linier bergandadi peroleh Y = 7,293+ 0,242 X1 + 0, 219X2 +0,207 X3 + ε. Hal ini menujukan bahwabauran pemasaran seperti promosi, harga dansaluran distribusi berpengaruh secarasignifikan terhadap peningkatan volumepenjualan PT. Bintang SuryasindoPalembang dengan koefisiensi diterminasinyasebesar 33,50% dan sisanya 66,50%dipengaruhi oleh faktor lainnya. Selain itu,hasil pengujian hipotesis secara bersama-sama (simultan) diperoleh bahwa nilaiFsig 0,00 < 0,05 sehingga Ho ditolak dan H1

diterima, maka ada pengaruh yang signifikansecara bersama-sama antara bauran pemasaranterhadap peningkatan volume penjualan PT.Bintang Suryasindo Palembang

KESIMPULANBerdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,maka dapat disimpulkan bahwa : Hasilpengujian regresi linier berganda di peroleh Y= 7,293+ 0,242 X1 + 0, 219X2 + 0,207 X3 + ε.Hal ini menujukan bahwa bauran pemasaranseperti promosi, harga dan saluran distribusiberpengaruh secara signifikan terhadappeningkatan volume penjualan dengankoefisiensi diterminasinya sebesar 33,50% dansisanya 66,50% dipengaruhi oleh faktorlainnya. Selain itu, hasil pengujian hipotesisdiperoleh bahwa nilai Fsig 0,00 < 0,05sehingga ada pengaruh yang signifikan antarabauran pemasaran terhadap peningkatanvolume penjualan PT. Bintang SuryasindoPalembang.

DAFTAR PUSTAKA

Alma Buchuri, 2007. ManajemenPemasaran dan Pemasaran JasaBandung: Alfabeta.

American Marketing Association, 2001.Pemasaran

Basrowi, dkk, 2007. Metode Analisis DataSosial. Kediri: Jenggala PustakaUtama.

Dwi Priyantoro. 2009. Mandiri Belajar SPSS.Jakarta: Bumi Kirta.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi AnalisisMultivariate dengan Program SPSS.Semarang : Universitas Diponegoro.

Indah, K. Novia. 2011. Penerapan BauranPromosi dalam MeningkatkanJumlah Pengunjung Pada Hotel DanaSolo. Surakarta: Universitas SebelasMaret.

Kismono, G. 2001. Bisnis Pengantar.Yogyakarta: BPFE.

Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2008.Manajemen pemasaran Edisi 13 Jilid 1dan 2. Jakarta: Erlangga

Page 71: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Peningkatan Arifin ZainiVolume Penjualan PT. Bintang Suryasindo Palembang

163

Kotler, Philip dan Amstrong. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran jilid 1. Jakarta:Erlangga.

Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran,Edisi Kesebelas, jilid ke-2. Jakarta:Indek.

Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Risetuntuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta:Erlangga.

Ristiyanti, Prasetijo. 2004. Perilaku Konsumen.Yogyakarta

Sawata Basu. 2001. Marketing Manajemen.Yogyakarta: Liberty.

Sawasta Basu. 2002. Manajemen PemasaranModern. Yogyakarta: Liberty.

Sugiono. 2008. Metode Penelitian Bisnis.Bandung: Alfabeta.

William, J. Stanton. 2002. MarketingPraktis, Cetakan Ketujuh, Armurita.Jakarta: Erlangga.

Page 72: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Jurnal Desiminasi Teknologi, Volume 6, Nomor 2, Juli 2018 p. ISSN 2303-212Xe. ISSN 2503-5398

164

KONDISI ALIRAN UDARA PADA KAWASAN BANGUNAN TINGGIDENGAN POLA RADIAL

Tri Woro Setiati24

email: [email protected]

Abstrak: Kondisi aliran udara pada kawasan bangunan tinggi secara umum mempengaruhi iklim mikro di kawasantersebut. Beberapa penelitian sebelumnya mengindikasikan bahwa bangunan tinggi yang disusun linear menimbulkanbeberapa permasalahan, diantaranya pengurangan kecepatan aliran udara di lorong antar bangunan akibat pembelokkandan friksi serta besarnya zona tenang dibagian leeward bangunan. Hal tersebut mengakibatkan pertukaran udara dikawasan cukup rendah sehingga mengalami peningkatan polusi serta temperatur udara kawasan. Penelitian ini bertujuanuntuk menguji kondisi aliran udara pada kawasan bangunan tinggi yang disusun dengan pola radial. Penelitian inimenggunakan metode eksperimen dengan bantuan simulasi Computational Fluid Dynamic (CFD) untuk mengujicobabeberapa parameter desain, yaitu orientasi kawasan dan rasio nilai H/W (height/width). Evaluasi dilakukan berdasarkankontur kecepatan angin dan pola aliran udara pada kawasan tersebut .Hasil penelitian menunjukkan bahwa aliran udarayang terjadi pada pola radial memberikan potensi yang lebih untuk kenyamanan ruang luar dan pendistribusian polusiudara. Hal tersebut terlihat dari kecepatan angin yang tidak mengalami penurunan secara signifikan serta zona tenangyang tidak terlalu besar.Kata kunci: aliran udara, bangunan tinggi, pola, radial

Abstract: The conditions of airflow in high-rise buildings affect the microclimate in this area. Previous studies haveindicated that high-rise structures linear pattern cause some problems, such as the reduction of airflow velocity in thecanyoon due to deflection and friction as well as the magnitude of the eddy zone in the leeward. This conditions makesthe air change is low and increases the temperature of the region. This study aims to test the condition of airflow in thehigh-rise buildings are arranged with radial patterns. This research uses experimental method with ComputationalFluid Dynamic (CFD) simulation to test some design parameters, ie area orientation and H / W value ratio (height /width). The evaluation is based on the contour of wind speed and airflow pattern in the area. The results show that theairflow that occurs in the radial pattern provides more potential for outdoor space comfort and air pollutiondistribution . This is evident from the wind speed that did not decrease significantly and the zone of calm that is not toobig.Keywords: airflow, high rise building, pattern, radial

24 Dosen Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Tridinanti Palembang.

PENDAHULUAN

Peningkatan temperatur udara secaraglobal terjadi saat ini. Di lingkungan perkotaanfenomena ini disebut urban heat island (UHI).UHI adalah kondisi temperature udara yangberbeda antara daerah perkotaan dan pedesaan(Nichol dan Wong, 2009) (Gambar 1).Perbedaan temperatur udara yang terjadi secaraumum berkisar dari rentang yang terkecil 0,60Chingga tertinggi 120C (Giridharan, 2004).

Fenomena UHI disebabkan oleh duafaktor utama, yaitu faktor meterologikal danstruktur perkotaan (Givoni, 1998). Berkaitandengan struktur perkotaan, berdasarkanpenelitian Yang dkk (2011) peningkatan jumlahbangunan tinggi di perkotaan merupakan salah

satu penyebabnya. Hal ini disebabkan adanyapengurangan luasan ruang terbuka (Giridharan,2004) dan perubahan kecepatan serta aliranudara akibat urban canyon (Yang dkk, 2011).

Gambar 1 Urban Heat Island(http://www.cement.org/newsroom/IBS20

10/ Heat_Island.htm, 2011)

Page 73: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Kondisi Aliran Udara pada Kawasan Tri Woro SetiatiBangunan Tinggi dengan Pola Radial

165

Gambar 2 menunjukkan adanya hubunganantara UHI dan angin. Berdasarkan hubungantersebut, menurut Givoni (1998) salah satustrategi untuk mengatasi permasalahan UHIadalah dengan memodifikasi kondisi aliranudara (angin) perkotaan melalui pengaturanpembangunan bangunan tinggi. Hal tersebutdidukung oleh pernyataan Memon dkk (2010)bahwa faktor alam yang sangat penting untukmembantu menurunkan temperatur udaraperkotaan adalah aliran udara.

Dengan adanya aliran udara yang optimalakan membantu proses pendinginan alamimelalui proses konveksi dan evaporasi padapermukaan kulit manusia maupun bangunan danpenutup tanah sehingga tercapailah kenyamanantermal pada suatu kawasan. Selain itu jugamenurut Hang (2010), peningkatan aliran udaradi perkotaan khususnya pada kawasan padatbangunan tinggi akan membantuberlangsungnya ventilasi dan pertukaran udarapada level urban canopy layer (UCL) dandaerah sekitarnya.

Pada daerah dengan kondisi iklim tropislembab membutuhkan aliran udara yang cukupuntuk kenyamanan ruang luar, pendistribusianpolusi udara dan proses pendinginan secarakonveksi pada selubung bangunan.Permasalahan yang ada saat ini adalah polamassa bangunan tinggi linear (sejajar) sepertipada koridor Sudirman-Thamrin tidak cukupmembantu untuk mengoptimalkan aliran udaraperkotaan di daerah tropis lembab. Oleh sebabitu, didasarkan oleh penelitian sebelumnya

adanya keterkaitan antara aliran udara dan tataletak massa bangunan maka dibutuhkan kajianlebih lanjut terhadap kawasan dengan pola tataletak massa bangunan yang berbeda. Padakawasan bangunan tinggi yang baru di Jakarta,seperti Mega Kuningan dan SCBD dengan polacross dan radial mengakibatkan massabangunan berada pada posisi dan orientasi yangcukup bervariasi dibandingkan pola kawasanpada koridor Sudirman-Thamrin. Dengan tataletak yang berbeda pada dua kawasan barutersebut tentu saja akan menciptakan kondisialiran udara yang berbeda dari kawasan denganpola linear dan grid.

Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, penelitian ini bertujuan untuk menganalisapengaruh pola tata letak massa bangunanmemusat dan orientasi kawasan yang berbedaterhadap perilaku aliran udara. Selain itu jugamengevaluasi dan membandingkan kondisialiran udara yang terjadi pada kawasanbangunan tinggi dengan pola linear dan radialuntuk kenyamanan ruang luar, pendistribusianpolusi udara dan proses pendinginan padakawasan.

TINJAUAN PUSTAKA

Mekanisme aliran udara yang terjadi dikawasan bangunan tinggi perkotaan dipengaruhioleh beberapa faktor diantaranya, kepadatankawasan (Givoni, 1998), bentuk dan susunanantar bangunan (Zhang, 2005), perbandinganantara jarak dan tinggi bangunan (H/W),perbandingan panjang dan tinggi bangunan(L/H) (Oke, 1988), dan variasi ketinggianbangunan (Hang dan Li, 2010). Berdasarkanbeberapa penelitian terdahulu, maka penelitianini akan meninjau ulang hasil penelitian tersebutsebagai dasar pemahaman terhadap mekanismealiran udara di kawasan bangunan tinggi.

Nilai H/W di setiap lorong pada bangunantinggi pun menentukan bagaimana kondisialiran udara di dalamnya. Didasarkan padaevaluasi kecepatan angin dan pola aliran udarayang terjadi, dapat disimpulkan pada nilai H/Wyang besar kecepatan angin akan semakinrendah akibat pola aliran udara yang tidakoptimal. Berdasarkan hubungan dan keterkaitantersebut, baik Oke (1998) dan Blocken (2005)menunjukkan bahwa kecepatan angin akan lebih

Gambar 2 Diagram faktor-faktor yangmempengaruhi UHI (Voogt dan Oke, 2003)

Page 74: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Kondisi Aliran Udara pada Kawasan Tri Woro SetiatiBangunan Tinggi dengan Pola Radial

166

rendah pada deep canyoon karena aliran udaracukup terhalang masuk ke dalam lorong(skimming flow pada lorong yang tegak lurusdan resistance flow pada lorong yang paralel).Akan tetapi, perbedaan pendekatan terhadapnilai H/W yang tinggi menyebabkan hasilpenelitian Hang dan Li bertolak belakang.Berdasarkan hasil penelitiannya, menunjukkanbahwa H/W yang lebih tinggi memiliki nilaiinflow rate yang lebih tinggi juga. Hal ini akanmenjadi dasar untuk pengujian lebih lanjutuntuk mengetahui bagaimana pengaruh nilaiH/W pada kawasan yang memiliki pola yangberbeda radial. Karena pada penelitian yangdisebut sebelumnya hanya menguji padakawasan bangunan dengan pola linear dan gridsaja.

Pendekatan terhadap iklim dilakukankarena daerah dengan iklim berbeda akanmembutuhkan suatu kondisi aliran udara yangberbeda. Givoni (1998) menyatakan bahwa padadaerah beriklim tropis lembab membutuhkanangin yang lebih tinggi untuk optimasi aliranudara. Akibatnya dibutuhkan penataanbangunan yang tidak memproteksi aliran udaramasuk ke dalam bangunan maupun suatukawasan. Secara umum untuk mencapai kondisitersebut diperlukan penataan bangunan yanglebih acak dan orientasi bangunan 450, sepertiyang dirujuk oleh Olgyay (1963), Lechner(2002) dan Aynsley (1977). Namun, denganorientasi 450 berdasarkan penelitian Boutet(1987) akan menciptakan aliran eddy yang lebihpanjang. Berdasarkan hal tersebut untukoptimasi aliran udara jarak antar bangunanharus diperbesar. Kondisi ini tentu saja tidaksesuai dengan peningkatan pertumbuhanperkotaan. Oleh karena itu dibutuhkan kajianlebih lanjut untuk pola dan jarak bangunan yanglebih efektif, khususnya pada daerah tropislembab

Pengujian terhadap kondisi aliran udarapada suatu kawasan tinggi membutuhkanbeberapa parameter yang menjadi tolak ukurevaluasi. Pada beberapa penelitian sebelumnya

Gambar 3 Pola aliran udara yang terjadipada lorong antar bangunan denganperbedaan nilai H/W, (a) shallow

canyon; (b) medium canyon; (c) deepcanyon (Oke, 1988 dalam Ahmed, 2005)

Gambar 4 (a) Perbandingan normalizedstream-wise velocity; (b) perbandingannormalized vertical velocity; (c) Konturtekanan udara di windward H/W 4; (d)

Kontur tekanan udara di windward H/W2 (Hang dkk, 2010)

Gambar 5 Pola penataan bangunan sejajaruntuk proteksi angin dingin (Olgyay, 1963)

Gambar 6 Pola papan catur untukpemanfaatan angin musim panas (Olgyay,

1963)

Page 75: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Kondisi Aliran Udara pada Kawasan Tri Woro SetiatiBangunan Tinggi dengan Pola Radial

167

seperti Yuang dan Ng (2012) menggunakanfrekuensi relatif kecepatan angin denganklasifikasi kecepatan angin yang disesuaikandengan kebutuhan di daerah sub-tropis.Pendekatan yang berbeda dilakukan Hang danLi (2010), selain mengevaluasi kecepatan anginyang terjadi di dalam kawasan, perhitunganterhadap inflow rate dan ACH juga dilakukansebagai parameter untuk kualitas udara.Berdasarkan metode evaluasi yang dilakukanpenelitian sebelumnya, maka pada penelitian iniakan menggunakan pendekatan terhadappenelitian Yuang dan Ng (2012) serta Hang danLi (2010) tersebut.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengujikondisi aliran udara yang terjadi di kawasanbangunan tinggi dengan pola radial. Penelitiandilakukan menggunakan metode eksperimendengan bantuan simulasi Computational FluidDynamic (CFD). Dengan penggunaan metodeeksperimen, maka akan diketahui kondisi aliranudara pada kawasan bangunan tinggi denganpengkondisian pola dan orientasi kawasanterhadap arah datang yang berbeda. Kemudiandilakukan pembandingan dengan kondisikawasan bangunan tinggi yang dijadikan basecase.

Dalam metode eksperimen ini penulistelah menetapkan beberapa variabel tergantungdan variabel bebas yang digunakan. Penentuanvariabel didasarkan pada penelitian-penelitiansebelumnya. Variabel tergantung yangdigunakan pada penelitian ini diantaranyaFrekuensi relatif kecepatan angin (%) danEnergi kinetik turbulensi. Variabel bebas yangdigunakan adalah Nilai H/W, panjang koridor(L/W), dan orientasi kawasan terhadap arahdatang angin.

Sampel bentuk kawasan bangunan tinggiyang digunakan pada penelitian ini mengacupada salah satu kawasan bangunan tinggi yangada di Jakarta. Kawasan bangunan tinggi diKuningan merupakan salah satu kawasanbangunan tinggi yang diatur mendekati polaradial (Gambar 7).

Dalam proses eksperimen ini dilakukanpengujian terhadap dua model kawasanbangunan tinggi, yaitu linear (base case) danradial. Model bangunan yang digunakan adalahbangunan tinggi berbentuk persegi panjangdengan rasio 1 : 1,5 (lebar : panjang). Lebarbangunan B = 30 m (w = width), panjangbangunan 1,5B = 45 m (l=length), tinggibangunan beragam 5B (150m) Dimensibangunan (B x 1,5B) dan tinggi bangunan(5B=150m) ditentukan berdasarkan rata-ratadimensi dan tinggi bangunan yang terdapat dikawasan Mega Kuningan dan SCBD.

Jarak antar bangunan di dalam kawasanpada setiap model ditentukan sebesar B=30mberdasarkan rata-rata jarak antar bangunan dikawasan Mega Kuningan serta ketentuan jarakaman terhadap bahaya kebakaran (KeputusanMenteri Negara Pekerjaan Umum, Nomor:10/KPTS/2000). Berdasarkan ketentuan tersebutsebagai asumsi maka diperhitungkan bangunandengan ketinggian 5m jarak minimum antarbangunan 1m, sehingga jarak untuk bangunandengan ketinggian 150m diperhitungkan jarakminimum 3m.

Pada proses simulasi data input yangdigunakan merupakan data kecepatan anginrata-rata bulan Oktober untuk 5 tahun terakhirkota Jakarta. Data kecepatan angin terlebihdahulu dikonversikan menggunakan power lawDavenport (1980) yang disesuaikan dengankekasaran permukaan pusat kota padaketinggian 500 m. Berdasarkan data input yangdigunakan, maka ditentukan jarak inlet terhadapsisi windward kawasan 200 m denganpendekatan terhadap penelitian yang dilakukanBlocken (2007). Untuk domain size kawasan,

Gambar 7 (a) Foto satelit Kawasan MegaKuningan, Jakarta dan (b) Model kawasan yang

disimulasi.

Page 76: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Kondisi Aliran Udara pada Kawasan Tri Woro SetiatiBangunan Tinggi dengan Pola Radial

168

ditentukan berdasarkan tinggi bangunan karenatinggi bangunan sangat dominan mempengaruhiperilaku aliran udara pada penelitian ini. Olehkarena itu domain size ditentukan seperti padaGambar 8 dan9.

Pada tahap analisis data digunakanmetode komparasi dan statistik deskriptif.Komparasi dilakukan untuk membandingkanantara kelompok eksperimen dan kontrol. Datayang dikomparisakan diantaranya frekuensirelatif kecepatan angin dan energy kineticturbelensi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis kecepatan angin bertujuan untukmengetahui perbedaan dan potensi antara polalinear dan radial pada kawasan bangunan tinggiuntuk proses penurunan temperature udarakawasan dan penghapusan polusi udara.Analisis juga dilakukan dengan mengamati polaaliran udara yang terjadi pada lorong-lorongantar bangunan (sejajar sumbu x atau sejajararah datang angin). Pengamatan bertujuan untukmengetahui pengaruh dari perbandingan jarakdan tinggi bangunan atau H/W (height/widht)terhadap peningkatan dan penurunan kecepatanangin.

Sudut arah datang angin yang berbedapada kawasan bangunan tinggi dengan polayang serupa (linear) seperti pada Gambar 10memberikan pengaruh yang berbeda terhadappola aliran udara dan kontur kecepatananginnya. Pada kawasan pola linear dengansudut arah datang angin 45º, kecepatan anginyang terjadi di dalam kawasan relatif lebihlamban dibandingkan dengan kawasan polalinear lainnya dengan sudut arah datang angin 0ºdan 90º, kecepatan angin yang terjadi hanya

Gambar 8 Penentuan domain size padapotongan vertikal.

Gambar 9 Penentuan domain size padapotongan horizontal.

Gambar 10 Kontur kecepatan angin kawasanpola linear (a) sudut datang angin 0º; (b) sudutdatang angin 45º; (c) sudut datang angin 90º.

(a)

(b)

(c)

Page 77: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Kondisi Aliran Udara pada Kawasan Tri Woro SetiatiBangunan Tinggi dengan Pola Radial

169

sekitar 0,1 – 1,5 m/s. Sudut datang angin 45ºmemberikan pengaruh terhadap penciptaanaliran eddy pada sisi leeward bangunan yangcenderung lebih besar dibandingkan sudut arahdatang angin 0º dan 90º (Boutet, 1987).Akibatnya lorong-lorong antar bangunan,khususnya pada koridor utama dan sekunderdidominasi oleh area yang terkena aliran eddydari tiap-tiap bangunan. Hal tersebutmengakibatkan adanya fluktuasi kecepatanangin di setiap lorong antar bangunan.

Gambar 10 juga menunjukkan polakecepatan angin yang terjadi pada lorong-lorongantar bangunan dengan H/W yang berbeda,yaitu H/W 3,75, 5 dan 1,8 (secara berturut-turut). Pada lorong dengan nilai H/W 3,75menyediakan kecepatan angin yang lebih tinggidari WSc (>0,37 m/s) dan dibandingkan lorongdengan nilai H/W 5 dan 1,8. Hal tersebutdipengaruhi oleh jarak antar bangunan padaH/W 3,75 yang lebih lebar dibandingkan jarakantar bangunan pada H/W 5 (60 m dan 30 m).Jarak antar bangunan yang lebih lebar tersebutmengijinkan adanya aliran angin yang masuk kedalam lorong dan adanya aliran interaksi akibatsudut bangunan pada baris terdepan dan ke-2,sehingga kecepatan angin pada lorong tersebutmengalami akeselarisasi yang cukup membantumengurangi luasan zona tenang yang diciptakanoleh bangunan.

Kecepatan angin yang terjadi di dalamkawasan bangunan tinggi dengan pola radialcenderung tidak merata. Kecepatan angin di atas1 m/s hanya terjadi pada 1/3 area kawasan,sedangkan 2/3 kawasan hanya dilalui angindengan kecepatan di bawah 0,32 m/s. Faktorutama yang sangat mempengaruhi adalah aliraneddy yang tercipta akibat bangunan-bangunanpada baris depan kawasan. Gambar 11 (a), (b)dan (c) menunjukkan bahwa kawasan denganarah datang angin 45º menciptakan aliran eddyyang lebih besar dibandingkan kawasangandengan orientasi 0º dan 90º. Aliran eddy yangluas mengakibatkan koridor-koridor kawasanmenjadi bagian dari area tenang dengankecepatan angin yang sangat rendah.

Pola radial dengan bangunan yangtersusun memusat pada 1 titik mengakibatkanorientasi bangunan bervariasi terhadap arahangin. Kondisi tersebut memberikan efeknegatif terhadap kondisi aliran udara di dalamkawasan. Luasnya aliran eddy yang diciptakan

oleh bangunan dengan orientasi antara 270 – 630

mengakibatkan banyaknya area yang dialiriangin dengan kecepatan rendah. Hal tersebutmengakibatkan efektifitas aliran udara tidakdapat tercapai, karena rata-rata kecepatan angintidak mencukupi untuk membantu prosespendinginan kawasan.

Namun, pada pola radial yang berorientasi90º memberikan potensi yang lebih baik

(a)

(b)

(c)

Gambar 11 Kontur kecepatan angin kawasanpola radial (a) sudut datang angin 0º; (b) sudutdatang angin 45º; (c) sudut datang angin 90º.

Page 78: DESIMINASI TEKNOLOGI - univ-tridinanti.ac.id

Kondisi Aliran Udara pada Kawasan Tri Woro SetiatiBangunan Tinggi dengan Pola Radial

170

dibandingkan sudut datang lainnya dan polalinear. Hal ini terlihat dari kontur kecepatanangin (1,28 m/s) yang lebih merata. Evaluasilainnya dapat dilihat dari luasan daerah eddy dibagian leeward kawasan. Daerah eddy yangdihasilkan apabila kawasan berorirntasi 90ºlebih kecil dibandingkan orientasi lainnya.

KESIMPULAN

Hasil penelitian terhadap kondisi aliranudara pada kedua pola kawasan yang diujimenyimpulkan bahwa kondisi aliran udaradisetiap kawasan bergantung pada karakteristikutama dari pola kawasan. Hasil simulasimenunjukkan bahwa pola kawasan bangunantinggi dengan pola linear cenderungmenciptakan aliran laminar pada lorong yangparalel terhadap arah datang angin dan aliraneddy pada lorong yang tegak lurus. Akibatnyapada lorong yang paralel kecepatan angin lebihtinggi dan merata dibandingkan pada lorongyang tegak lurus.

Pada pola radial, mekanisme aliran udaralebih dipengaruhi oleh sudut orientasi lorongdan bangunan terhadap arah datang angindibandingkan nilai H/W. Berdasarkan hasilanalisa, sudut 45º meningkatkan kecepatanangin yang lebih tinggi pada sisi windward,karena momentum aliran udara yang lebih besardengan sisi bangunan lainnya. Pada kondisi ini,terjadi 3 pola aliran udara, yaitu (1) pada sudutbangunan cenderung terjadi turbulensi yangmenciptakan helical vortex pada windwardbangunan, (2) spiral vortex pada lorong dan (3)aliran eddy yang lebih panjang pada sisileeward. Pola tersebut menciptakan kecepatanangin yang tidak merata. Kecepatan angincenderung sangat tinggi pada sisi windward,sedangkan pada area tengah kawasan kecepatanangin cenderung menurun drastis (rendahhingga menciptakan zona tenang). Untuk polaradial sudut datang yang memberikan potensipaling baik adalah sudut datang 90º.

DAFTAR PUSTAKA

Aynsley, RM, W. Melabourne dan Bj. Vockery.1977. Architectural Aeorodynamics.London: Apllied Sciene Publisher.

Blocken, Bert, Jan Carmeliet, dan TedStathopoulos. 2007. CFD evaluation ofwind speed conditions in passagesbetween parallel buildings—effect ofwall-function roughness modificationsfor the atmospheric boundary layer flow.Journal of Wind Engineering andIndustrial Aerodynamics 95 (2007) 941–962

Boutet, Terry S. 1987. Controlling AirMovement, a manual for architects andbuilders. New York: MCGraw-hill bookCompany.

Giridharan, R, S. Ganesan dan S.s.Y. Lau. 2003.Daytime Urban Heat Island Effect inHigh-rise and High-density ResidentialDevelopments in Hongkong. Hongkong.

Givoni, Baruch. 1998. Climate consideration inbuilding and urban design. United Statesof America: Van Nostrand Reinhold.

Hang, Jia. Yugou Li. dan Mats Sandberg. 2010.Wind conditions and ventilation in high-rise long street models. Building andEnvironment 45; 1353-1365.

Lechner, Norbert. 2002. Heating, Cooling,Lighting. Jakarta: Raja GrafindoPersada.

Olgyay, Vicktor. 1973. Design with climate :Bioclimate Approach to ArchitecuralRegionalism. New Jeersey: PrincetonUniversity Press.

Yang, Feng, Lau, Stephen S.Y, dan Feng Qian.2011. “Urban design to lowersummertime outdoor temperatures: Anempirical study on high-rise housing inShanghai”.