desiminasi fix iki lo.docx

172

Click here to load reader

Upload: prazz-apriliand

Post on 07-Dec-2014

222 views

Category:

Documents


30 download

TRANSCRIPT

Page 1: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

LAPORAN DESIMINASI AWAL

PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG MARWAH IIIC RSU HAJI SURABAYA

Oleh :

KELOMPOK 4

Umi Sa’adahS.Kep

Mar’atus Silmi S.Kep.

Dian Agustina S.Kep.

Imam Mahrus S.Kep

M. Feny Samsul Hadi S.Kep

Khoirul Abidin S.Kep

Syaiful Anam S.Kep

M. Yusron Irfani S.Kep

Indah Amaliya S.Kep

Aswin Bahar S.Kep

Zainal Arif Zulfitra S.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN A6

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

2013

i

Page 2: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swt atas rahmat dan karunianya sehingga dapat menyelesaikan Laporan Desiminasi Awal di Ruang Marwah IIIC RSU Haji Surabaya.

Dalam penyusunan Laporan Desiminasi Awal di Ruang Marwah IIIC RSU Haji Surabaya ini tidak terlepas dari adanya bimbingan, arahan dan dukungan dari berbagai pihak yang ikut membantu terselesaikannya laporan ini. Pada kesempatan ini, memperkenankan saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada:

1. Puji Rahayu, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Kepala Bidang Keperawatan RSU

Haji Surabaya.

2. Nur Mukarromah M. Kes selaku Perceptor pendidikan

3. Dwiono Mudjioto S.Kep, Ns selaku Perceptor klinik

Semoga Allah SWT membalas semua pihak yang telah memberiukan bantuannya dan dukungan dalam menyelesaikan laporan ini. Tentu saja Laporan Desiminasi Awal ini jauh lebih sempurna, sehingga memerlukan saran dan masukan. Semoga laporan ini member manfaat untuk kemajuan pelayanan keperawatan dan Rumah Sakit Haji Surabaya.

Surabaya, Maret 2013

Penulis

ii

Page 3: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Desiminasi Awal di Ruang Marwah IIIC RSU Haji Surabaya telah diperiksa dan disahkan sebagai laporan praktek profesi keperawatan pada mata kuliah Keperawatan Management yang dilaksanakan mulai tanggal 11 Maret – 14 April 2013.

Surabaya, Maret 2013

Perceptee,

Kelompok 4

Mengetahui,

Perceptor Ruang Marwah IIIC Preceptor Pendidikan

RSU. Haji Surabaya Prodi Profesi Keperawatan

FIK UMSurabaya

Dwiono Mudjioto S.Kep, Ns Nur Mukarromah M. Kes

DAFTAR ISI

iii

Page 4: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

LAPORAN DESIMINASI AWAL DI RUANG MARWAH IIICDI RSU HAJI SURABAYA

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................IIKATA PENGANTAR...........................................................................................IIIDAFTAR ISI.........................................................................................................IVBAB 1: PENDAHULUAN....................................................................................1

1.1 Latar Belakang

1

1.2 Tujuan

2

1.3 Manfaat

2

BAB 2 : PENGKAJIAN3

2.1 Visi, Misi, dan Motto

3

2.1.1 Visi RSU Haji Surabaya

.......................................................................................................

3

2.1.2 Misi RSU Haji Surabaya

.......................................................................................................

3

2.1.3 Motto RSU Haji Surabaya

.......................................................................................................

3

2.1.4 Tiga Kata Bijak RSU Haji Surabaya

.......................................................................................................

3

2.1.5 Nilai – Nilai Dalam Memberikan Pelayanan Keperawatan RSU

Haji Surabaya

.......................................................................................................

3

2.2 Tujuan Pelayanan Keperawatan Ruang Rawat Inap Marwah IIIC

iv

Page 5: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

2.2.1 Tujuan umum… ……………………………………………….4

2.2.2 TujuanKhusus……………………………………………….........4

2.3 Pengumpulan Data. .……………………………………………………4

2.3.1 Tenaga dan Pasien (M1 - Man)

5

2.3.2 Bangunan, Sarana dan Prasarana (M2/ Material)

13

2.3.3 Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3 / Methode)

25

2.3.4 Pembiayaan (M4/ Money)

30

2.3.5 Pemasaran (M5/Marketing)

30

2.4 Analisis SWOT

...............................................................................................................

35

2.5 Diagram Layang

...............................................................................................................

51

2.6 Identifikasi Masalah

...............................................................................................................

53

2.7 Prioritas Masalah

...............................................................................................................

56

BAB 3 :PERENCANAAN.....................................................................................................57

3.1 Rencana Strategi

...............................................................................................................

57

v

Page 6: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

3.2 Pengorganisasian

...............................................................................................................

66

3.3 Strategi Kegiatan

...............................................................................................................

67

3.3.1 Penataan Ketenagaan

.......................................................................................................

67

3.3.2 Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)

.......................................................................................................

68

3.3.3 Sentralisasi Obat

.......................................................................................................

71

3.3.4 Supervisi Keperawatan

.......................................................................................................

76

3.3.5 Timbang Terima

.......................................................................................................

79

3.3.6 Ronde Keperawatan

.......................................................................................................

83

3.3.7 Dokumentasi Keperawatan

.......................................................................................................

88

3.3.8 Discharge Planning

.......................................................................................................

100

vi

Page 7: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

3.3.9 Penerimaan Pasien Baru

.......................................................................................................

104

BAB 4: Kesimpulan dan Saran

109

DAFTAR PUSTAKA

112

BAB 1

PENDAHULUAN

vii

Page 8: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

1.1 Latar Belakang

Manajemen Keperawatan merupakan suatu proses bekerja dengan

melibatkan anggota keperawatan dalam memberikan pelayanan Asuhan

Keperawatan Profesional. Pemberian pelayanan keperawatan secara

profesional perawat diharapkan mampu menyelesaikan tugasnya dalam

memberikan asuhan keperawatan untuk meningkatkan derajat pasien menuju

ke arah kesehatan yang optimal (Nursalam, 2011). Pelaksanaan asuhan

keperawatan secara profesional berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan

global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan

secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di

Indonesia.

Berdasar atas fenomena di atas, maka kami mencoba menerapkan

Metode Praktek Asuhan Keperawatan Profesional dengan metode primer,

dimana pelaksanaannnya melibatkan semua pasien kelolaan Ruang kelas III di

Ruang MarwahIIIC RSU Haji Surabaya dengan perawat yang bertugas di

Ruang tersebut.

1.2 Tujuan

a. Tujuan Umum

Setelah melaksanakan praktek manajemen keperawatan, mahasiswa

diharapkan dapat menerapkan prinsip-prinsip manajemen keperawatan

dengan menggunakan Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)

Primer.

b. Tujuan Khusus

Setelah melaksanakan praktek klinik manajemen keperawatan, mahasiswa

mampu :

1. Melaksanakan pengkajian di Ruang Marwah IIIC.

2. Melaksanakan analisis situasi berdasarkan analisa SWOT.

3. Menentukan rumusan masalah.

4. Menyusun rencana strategi operasional Ruangan berdasarkan hasil

pengkajian Metode Asuhan Keperawatan Profesional : Timbang

viii

Page 9: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

Terima, Ronde Keperawatan, Sentralisasi obat, Supervisi

Keperawatan,Discharge planning, Dokumentasi Keperawatan.

5. Melaksanakan rencana strategi operasional Ruangan berdasarkan hasil

pengkajian Metode Asuhan Keperawatan Profesional : Timbang

Terima, Ronde Keperawatan, Sentralisasi Obat, Supervisi

Keperawatan,Discharge Planning Dokumentasi Keperawatan.

6. Mengevaluasi pelaksanaan rencana strategi operasional Ruangan

berdasarkan hasil pengkajian Metode Asuhan Keperawatan Profesional

: Timbang Terima, Ronde Keperawatan, Sentralisasi Obat,Supervisi

Keperawatan,Discharge planning, Dokumentasi Keperawatan.

1.3 Manfaat

a. Bagi pasien

Tercapainya kepuasan klien yang optimal selama klien dirawat di

Ruangan.

b. Bagi perawat

1. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.

2. Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat dengan

tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.

3. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.

c. Bagi rumah sakit

1. Mengetahui masalah-masalah yang ada di Ruang Perawatan Marwah

IIICyang berkaitan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan

professional.

2. Dapat menganalisis masalah yang ada dengan metode SWOT serta

menyusun rencana strategi.

3. Menerapkan Metode Keperawatan Profesional (MAKP).

BAB 2

ix

Page 10: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

PENGKAJIAN

2.8 Visi, Misi, dan Motto

2.8.1 Visi RSU Haji Surabaya

Rumah Sakit Pilihan Masyarakat, Prima dan Islami dalam Pelayanan,

Pendidikan dan Penelitian

2.8.2 Misi RSU Haji Surabaya

1. Menyediakan Pelayanan Kesehatan dan Pendidikan yang berkualitas

melalui SDM yang profesional, mukhlis, dan komitmen tinggi sesuai

Perkembangan IPTEKDOK

2. Meningkatkan kualitas hidup sesuai harapan pelanggan

3. Mewujudkan sarana prasarana yang memadai

4. Mewujudkan wahana pembelajaran dan penelitian dalam upaya

membentuk profesional yang handal

5. Menanamkan budaya kerja sebagai bagian dari ibadah dan

profesionalisme

6. Mengembangkan program keunggulan

7. Mengembangkan Jejaring dengan institusi kesehatan lain

2.8.3 Motto RSU Haji Surabaya

Menebar salam dan senyum dalam pelayanan.

2.8.4 Tiga Kata Bijak RSU Haji Surabaya

Salam, Maaf dan Terima Kasih

2.8.5 Nilai – Nilai Dalam Memberikan Pelayanan Keperawatan RSU Haji

Surabaya

1. Tanamkan keramahan dan kesantunan dalam memberikan pelayanan

keperawatan

2. Ciptakan saling menghormati antara perawat /bidan dan tim kesehatan

lain dalam memberikan pelayanan keperawatan /kebidanan

x

Page 11: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

3. Budayakan bekerja sesuai prosedur dan prinsip keamanan.

Empat nilai dan sepuluh perilaku dalam membrikan pelayanan keperawatan :

NILAI PERILAKUJujur /kepercayaan - Berkata /berbuat benar dan bijaksana

- Saling menghargai dan bekerjasamaRamah - Komunikatif dan santun

- Sabar dan kasih sayingProfesionalisme - Kompeten dan bertanggung jawab

- Memecahkan masalah pasien melalui proses keperawatan

- Bekerja sesuai standar praktik keperawatanMenghormati orang lain

- Kepedulian- Mengutamakan kepuasan pelanggan- Cepat tanggap dan proaktif

2.9 Tujuan Pelayanan Keperawatan Ruang Rawat Inap Marwah IIIC

2.9.1 Tujuan umum

Memberikan pelayanan keperawatan professional yang islami sesuai

standar asuhan keperawatan.

2.9.2 Tujuan Khusus

1. Membantu pemenuhan kebutuhan dasar manusia

2. Membantu pasien mengembangkan potensinya untuk kemandiran

perawatan di rumah

3. Mengembangkan standar asuhan keperawatan guna mempercepat

penyembuhan dan mencegah kecacatan

4. Meningkatkan kualitas mutu pelayanan keperawatan

2.10 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan tanggal 11 Maret 2013 sampai 13 Maret 2013,

meliputi ketenagaan, sarana dan prasarana, MAKP, sumber keuangan, dan

pemasaran (marketing). Data yang didapat dianalisis menggunakan analisis

SWOT sehingga diperoleh beberapa rumusan masalah, kemudian dipilih satu

sebagai prioritas masalah.

xi

Page 12: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

2.10.1 Tenaga dan Pasien (M1 - Man)

Analisis ketenagaan perawat mencakup jumlah tenaga keperawatan dan non

keperawatan, keunggulan dari Ruang Marwah IIIC salah satunya adalah memiliki

SOPdan SAK yang menjadi acuan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, tenaga

S1 Keperawatan 3 orang, tenaga DIII Keperawatan sebanyak 14orang, tenaga

DIV Keperawatan sebanyak 1orang, tenaga SMA 3 orang sebagai PRS. Kepala

Ruangan merangkap menjadi CI atau pembimbing kliik bagi mahasiswa

keperwatan. Pembagian tugas dan wewenang yang jelas karyawan.

1. Struktur Organisasi MAKP Metode Tim

Gambar 2.1 Metode Tim

2. Tenaga Keperawatan

No

Nama Pendidikan Jabatan KategoriL/P

PelatihanSeminar/

Penyegaran/Workshop

Usulan

xii

Kepala RuanganH. Dwiono Mudjianto S, kep. Ns

Ketua Tim 2Lilik Hamdah S, kep. Ns

Ketua Tim 3Susiwati AMK

Ketua Tim 4Ani Kusnani AMK

Ketua Tim 1Dian Ekawati S, kep. Ns

Perawat PelaksanaAbd. Wahab AMK

Yayuk Susanti AMKPrilayu AMK

Perawat PelaksanaFaruq Efendi AMK

Ratih Caksih S, kep NsPrilayu AMK

Perawat PelaksanaM. Syafi’i AMK

Wiwin AMKAndri Arisandi AMK

Perawat PelaksanaA.Syayudi AMKTrihastutik AMK

Ayu Dharma AMKAris Dwi AMK

Pasien Pasien Pasien Pasien

Page 13: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

1. Dwiono Mudjianto

S1 Karu PNS III C L ICCU, EKG, BCLS, Total

Image

2. Lilik D4 Katim PNS III B P Management Bangsal, Clinical

Instruktur

3. Ani Kusnani D3 Katim PNS IIC P PPGD, BLS, Code Blue

4. Wiwin D3 Plksn PNS II D P

5. Suciwati D3 Katim PNS II D P PPGD, HIV

6. Dian E S1 Katim BLU P PPGD, BLS

7. Abdul Wahab D3 Pj. Plksn PNS II D L PPGD

8. M. Safiq D3 Pj. Plksn PNS II D L Komputer, Seminar

Dellin, Ppgd

9. A. Farouk D3 Pj. Plksn PNS II C L

10.

A. Sayudi D3 Pj. Plksn PNS L

11.

Yayuk S D3 Plksn BLU P PPGD

12.

Ayu Dharma D3 Plksn BLU P

13.

Andri Arisandi

D3 Plksn BLU L Penanganan DM

14.

Tri Hastuti D3 Plksn BLU P PPGD

15 Prilayu Dwi D3 Plksn BLU P Becoming Profesional

And Quanfed Nurse

16 Eva Lisdiana D3 Plksn BLU P

17 Ratih Laksi S1 Plksn BLU P PPGD

18 Aris Dwi D3 Plksn PNS LTabel 2.1 Tenaga Keperawatan di Ruang Marwah IIIC RSU Haji Surabaya

3. Tenaga Non Keperawatan

Tabel 2.2 Tenaga Non Keperawatan di Ruang Marwah IIICRSU Haji Surabaya

No Nama Pendidikan Jabataan L/P Pelatihan Kategori

1 Puryanto SMA PNS II B L - PNS

xiii

Page 14: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

2 Andreana SMA PNS II B L - PNS

3 Yani SMA PNS II A P - PNS

4. Tingkat Ketergantungan Pasien Dan Kebutuhan Tenaga Perawat

Kebutuhan tenaga perawat di Ruang Marwah IIIC dari hasil pengkajian

adalah sebagai berikut:

Tabel 2.3 Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan tenaga

keperawatan secara keseluruhan di Ruang Marwah IIICperhari pada tanggal 11

Maret 2013.

Klasifikasi Pasien

Jumlah Pasien

Kebutuhan Tenaga KeperawatanPagi Sore Malam

Minimal Care 12 12x0,17= 2,04 12x0,14=1,68 12x0,07=0,84

Partial Care 10 10x0,27=2,7 10x0,15=1,5 10x0,07=0,7

Total Care 0 0x0,36=0 0x0,36=0 0x0,2=0

Total 22 4 4 2

Total Tenaga Perawat :

Pagi : 4 Orang

Sore : 4 Orang

Malam : 2 Orang

+

Total : 10Orang

Jumlah Tenaga Yang Lepas Dinas Perhari :

76 X 10

289

Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari di Ruang Marwah

IIIC RSU Haji Surabaya adalah 10 orang + 2orang struktural (kepala Ruangan,

wakil kepala ruangan) + 3 orang lepas dinas = 15 orang

Tabel 2.4Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan tenaga

keperawatan secara keseluruhan di Ruang Marwah IIICperhari pada tanggal 12

Maret 2013.

Klasifikasi Jumlah Kebutuhan Tenaga Keperawatan

xiv

= 2,62 dibulatkan menjadi3 orang

Page 15: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

Pasien Pasien Pagi Sore Malam

Minimal Care 6 6x0,17= 1.02 6x0,14=0,84 6x0,07=0,42

Partial Care 16 16x0,27=4,32 16x0,15=2,4 16x0,07=1,12

Total Care 0 0x0,36=0 0x0,36=0 0x0,2=0

Total 22 5 3 1

Total Tenaga Perawat :

Pagi : 5 Orang

Sore : 3 Orang

Malam : 1 Orang

+

Total : 9 Orang

Jumlah Tenaga Yang Lepas Dinas Perhari :

76X9

289

Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari di Ruang Marwah

IIIC RSU Haji Surabaya adalah 9 orang + 2orang struktural (kepala Ruangan,

wakil kepala ruangan) + 2 orang lepas dinas = 13 orang.

Tabel 2.5 Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan tenaga

keperawatan secara keseluruhan di Ruang Marwah IIICperhari pada tanggal 13

Maret 2013.

Klasifikasi Pasien

Jumlah Pasien

Kebutuhan Tenaga KeperawatanPagi Sore Malam

Minimal Care 6 6x0,17= 1.02 6x0,14=0,84 6x0,07=0,42

xv

= 2,36 dibulatkan menjadi 2 orang

Page 16: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

Partial Care 17 17x0,27=4,59 17x0,15=2,55 17x0,07=1,19

Total Care 0 0x0,36=0 0x0,36=0 0x0,2=0

Total 23 6 4 1

Total Tenaga Perawat :

Pagi : 6 Orang

Sore : 4 Orang

Malam : 1 Orang

+

Total : 11 Orang

Jumlah Tenaga Yang Lepas Dinas Perhari :

76X11

289

Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari di Ruang Marwah

IIIC RSU Haji Surabaya adalah 11 orang + 2orang struktural (kepala Ruangan,

wakil kepala ruangan) + 3 orang lepas dinas = 16 orang.

5. Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat Pasien

Kelolaan Mahasiswa Praktik Managemen Keperawatan

Tabel 2.6 Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan tenaga keperawatan

pada pasien kelolaan di Ruang B Marwah IIIC perhari tanggal 11 Maret 2013.

xvi

= 2,89 dibulatkan menjadi 3 orang

Page 17: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

Klasifikasi pasien

Jumlah pasien

Kebutuhan tenaga keperawatan

Pagi Sore Malam

Minimal care 2 2x0,17= 0,34 2x0,14=0,28 2x0,07=0,14

Partial care 2 2x0,27=0,54 2x0,15=0,3 2x0,07=0,14

Total care 0 0x0,36=0 0x0,36=0 0x0,2=0

Total 4 1 0 0

Total tenaga perawat :

Pagi : 1 orang

Sore : 0 orang

Malam : 0 orang

+

Total : 1 orang

Jumlah tenaga yang lepas dinas perhari :

76x1

289

Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari pada pasien

kelolaan di ruang SU Haji Surabaya adalah orang 1orang + 2orang

struktural (kepala Ruangan, wakil kepala ruangan) + 0orang lepas dinas =

3orang.

Tabel 2.7 Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan tenaga keperawatan

pada pasien kelolaan di Ruang B Marwah IIIC perhari tanggal 12 Maret 2013.

Klasifikasi pasien

Jumlah pasien

Kebutuhan tenaga keperawatan

Pagi Sore Malam

xvii

= 0,26 dibulatkan menjadi 0 orang

Page 18: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

Minimal care 4 4x0,17= 0,68 4x0,14=0,56 2x0,07=0,14

Partial care 3 3x0,27=0,81 3x0,15=0,45 3x0,07=0,21

Total care 0 0x0,36=0 0x0,36=0 0x0,2=0

Total 7 2 1 0

Total tenaga perawat :

Pagi : 2 orang

Sore : 1 orang

Malam : 0 orang

+

Total : 3 orang

Jumlah tenaga yang lepas dinas perhari :

76 x3

289

Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari pada pasien

kelolaan di ruang SU Haji Surabaya adalah orang 3 orang + 2orang

struktural (kepala Ruangan, wakil kepala ruangan) + 1 orang lepas dinas =

6 orang

Tabel 2.8 Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan tenaga keperawatan

pada pasien kelolaan di Ruang B Marwah IIIC perhari tanggal 13 Maret 2013.

Klasifikasi pasien

Jumlah pasien

Kebutuhan tenaga keperawatan

Pagi Sore Malam

Minimal care 5 5x0,17=0,85 5x0,14=0,7 5x0,07=0,35

xviii

= 0.78 dibulatkan menjadi 1 orang

Page 19: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

Partial care 3 3x0,27=0,81 3x0,15=0,45 3x0,07=0,21

Total care 0 0x0,36=0 0x0,36=0 0x0,2=0

Total 8 2 1 0

Total tenaga perawat :

Pagi : 2orang

Sore : 1 orang

Malam : 0 orang

+

Total : 3 orang

Jumlah tenaga yang lepas dinas perhari :

76x3

289

Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari pada pasien

kelolaan di ruang SU Haji Surabaya adalah orang 3orang + 2orang

struktural (kepala Ruangan, wakil kepala ruangan) + 1 orang lepas dinas =

6 orang.

6. Kepuasan Pasien Terhadap Kinerja Perawat

Evaluasi dilakukan dengan mempersiapkan kuesioner yang berisi 25

pertanyaan berbentuk pilihan. Pertanyaan pilihan mencakup 1) Pemberian

penjelasan orientasi Ruangan, 2) Pemberian penjelasan setiap prosedur tindakan,

3) Sikap perawat selama memberikan asuhan keperawatan, dll.

Hasil pengkajian kepuasan pasien terhadap pelayanan perawat sejumlah 8

responden yang dilakukan pada tanggal 13 Maret 2013 menunjukkan sebanyak 4

atau 50 % responden menyatakan sangat sangat puas, 2 atau 25 % menyatakan

puas, 2 atau 25 % menyatakan tidak puas. Kekurang puasan pasien terhadap

pelayanan perawat terlihat rata-rata karena perawattidak memperkenalkan diri,

perawat tidak menjelaskan fasilitas yang tersedia di rumah sakit pada pasien saat

pertama kali masuk rumah sakit.

xix

= 0,78 dibulatkan menjadi 1 orang

Page 20: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

2.10.2 Bangunan, Sarana dan Prasarana (M2/ Material)

1. Lokasi dan Denah Ruangan

Ruang Marwah IIIC RSU Haji Surabaya terletak dengan uraian sebagai

berikut:

Gambar 2.2Denah Ruangan Marwah IIIC RSU Haji Surabaya.

Ruang Marwah III C adalah ruang rawat inap pasien yang terletak di lantai 3

dari gedung Marwah yang terdiri dariempat lantai. Marwah III C menghadap ke

selatan berhadapan langsung dengan Taman Surga, sebelah utara berhadapan

dengan gedung Masjid, sebelah timur berhadapan dengan Ruang Nur Afiah,

sebelah barat berhadapan dengan gedung gizi. Ruang Marwah III C atau rawat

inap interna ( laki-laki ) adalah suatu ruangan yang digunakan untuk merawat

pasien yang menderita penyakit dalam. Ruang Marwah III C merawat pasien

yang menderita penyakit dalam sesuai dengan seksi dokter spesialis penyakit

dalamyang ada di RSU Haji Surabaya. Tetapi tidak juga menolak bila ada pasien

dengan kasus yang berbeda hal ini sesuai lebijakan yang ada di Instalasi rawat

inap. Belum ada ruang diskusi untuk perawat dengan dokter dan ruang isolasi

pasien dengan kasus khusus.

xx

Kamar B Gudang Dapur Pasien Ners

Station

Kamar A

Spull Hock

Dapur Perawat

Ners Station

Kamar D

Kamar C

U

Page 21: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

2. Data Tempat Tidur Pasien

Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 11 Maret– 13 Maret 2013,

didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur Ruang Marwah lantai 3adalah dengan

rincian sebagai berikut:

a. Gambaran Umum Jumlah Tempat Tidur Di Ruang Marwah IIIC Rsu Haji

Surabaya

Kelas II (Kamar A) : 6 Tempat Tidur (Khususpasien laki-laki)

Kelas III (Kamar B) : 8 Tempattidur (Khususpasien laki-laki)

Kelas III (Kamar C) : 8 Tempattidur (Khususpasien laki-laki)

Kelas II (Kamar D) : 6 Tempat Tidur (Khususpasien laki-laki)

Total Jumlah Tempattidur: 28 Tempattidur

b. Gambaran Berdasarkan Jumlah Pasientidur Di Ruang Marwah IIICRSU Haji

Surabaya

Tabel. 2.9 Jumlah Pasientidur Di Ruang Marwah IIICRSU Haji Surabaya

Pada Tanggal 11 Maret 2013

No. Shift KamarA B C D BOR

1. Pagi 22 78%

2. Sore 22 78%

3. Malam 22 78%

Tabel. 2.10 Jumlah Pasientidur Di Ruang Marwah IIICRSU Haji Surabaya

Pada Tanggal 12 Maret 2013

No. Shift KamarA B C D BOR

1. Pagi 19 67%

2. Sore 19 67%

xxi

Page 22: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

3. Malam 19 67%

Tabel. 2.11 Jumlah Pasientidur Di Ruang Marwah IIICRSU Haji Surabaya

Pada Tanggal 13 Maret 2013

No. Shift KamarA B C D BOR

1. Pagi 24 85%

2. Sore 24 85%

3. Malam 24 85%

Tabel. 2.12 Gambaran jumlah tempat tidur pasien kelolaan mahasiswa Praktik

manajemen keperawatan di Ruang Marwah IIIC C RSU Haji Surabaya pada

Tanggal 11 Maret 2013

No. Shift Kelas III Kamar B BOR

1. Pagi 8 100%

2. Sore 8 100%

3. Malam 8 100%

Tabel. 2.13 Gambaran jumlah tempat tidur pasien kelolaan mahasiswa Praktik

manajemen keperawatan di Ruang Marwah IIIC C RSU Haji Surabaya pada

Tanggal 12 Maret 2013

No. Shift Kelas III Kamar B BOR

1. Pagi 8 100%

2. Sore 8 100%

3. Malam 8 100%

xxii

Page 23: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

Tabel. 2.14 Gambaran jumlah tempat tidur pasien kelolaan mahasiswa Praktik

manajemen keperawatan di Ruang Marwah IIIC C RSU Haji Surabaya pada

Tanggal 13 Maret 2013

No. Shift Kelas III Kamar B BOR

1. Pagi 8 100%

2. Sore 8 100%

3. Malam 8 100%

3. Jumlah alat, kondisi, perhitungan sesuai standa

a. Peralatan

Tabel 2.15 fasilitas di Ruang Rawat Inap Marwah IIIC RSU Haji Surabaya

No Nama barang Kondisi Standart Keterangan

Baik Rusak

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9..

10.

11.

12.

13.

Tempat tidur

dewasa

Meja pasien

Kipas angin

Kursi

kayu/plastik

Branchart

Jam dinding

Timbangan

Kamar mandi

dan WC

Dapur Pasien

Dapur

Karyawan

Kursi Lipat

Lemari kayu

Lemari kaca

28

28

8

28

1

6

1

8

-

1

8

5

2

28

28

8

28

1

6

-

8

-

1

6

5

2

2

28

28

2/kamar

28

2

8

1

10

-

-

16

6

2

Pengaman

-

-

-

Kurang 1

Kurang 1

-

Kurang 1

-

-

Kurang 8

Kurang 1

-

xxiii

Page 24: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

14.

15.

16.

Wastafel

Meja kayu

Kursi roda

6

8

3

6

8

3

6

8

3

-

-

-

b. Fasilitas untuk petugas kesehatan, meliput:

1. Ruang kepala ruangan terpisah dengan nurse station

2. Kamar mandi dan WC ada di dalam ruang kepala ruangan

3. Ruang konsulitasi dokter gabung dengan nurse station

4. Musholla ada di depan ruang karu

5. Nurse station bagian tengah ruangan

6. Gudang di sebelah timur

7. Ruang TU di bagian tengah ruangan

8. Ruangan steril alat di sebelah ruangan rawat B

c. Fasilitas untuk pasien, meliputi:

1. Ruang rawat inap yang terdiri dari ruang kelas II dan III

2. Kamar mandi dan WC 2 dalam masing-masing ruangan

d. Alat Medis/Keperawatan, Alat tenun, Alat Rumah Tangga, Administrasi

Tabel 2.16 Peralatan /Instrumen Di Ruang Marwah IIICRSU Haji Surabaya

No Nama Barang Jumlah Kondisi Standar Kurang

1.

2.

3.

4.

Stetoschope

Saturasi O2

Tensi meter air raksa

Bak instrumen besar

2

1

2

6

Baik

Baik

Baik

Baik

6

1

4

8

4

-

2

2

xxiv

Page 25: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

Bak instrumen kecil

Tempat korentang

Korentang

Thermometer axilla

Thermometer rectal

Cucing

Pinset anatomi

Pinset cirugi

Tong spatel

Naal foeder

Gunting AJ

Gunting

verban/bengkok/lancip

Arteri klem

Tromol besar

Tromol sedang

Tromol kecil

Ambu bag

Senter

Bengkok

Manometer

4

2

2

6

1

8

6

6

5

2

2

2/6/4

6

2

2

2

1

2

12

7

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

8

2

2

8

1

14

8

8

8

2

2

4/8/8

8

2

4

2

2

2

16

10

4

-

-

2

-

6

2

2

3

-

-

2/2/4

2-

2-

1-

4

3

Tabel 2.17 Alat Tenun Di Ruang Marwah IIICRSU Haji Surabaya

No Nama Barang Jumlah Kondisi Standar Kurang

1

2

3

4

Sarung O2

Bantal

Seprai

Stilaken

15

40

60

40

Baik

Baik

Baik

Baik

15

2 xpasien

3xpasien

2xpasien

-

16

24

16

xxv

Page 26: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

Sarung Bantal

Selimut

Taplak Meja Pasien

Taplak Meja besar

Perlak

Pengikat Pasien

Sarung Pasien

Baju Operasi

Handuk Kecil

Duk Lubang

50

40

40

1

15

5

10

10

14

10

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

3xpasien

3xpasien

2xpasien

0

2xpasien

5

15

15

50

10

34

44

16

-

41

-

5

5

36

4

-

Tabel 2.18Fasilitas Alat Rumah Tangga Di Ruang Marwah IIIC

No Fasilitas Jumlah Kondisi Standat Kurang

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

Kompor Gas

Tabung Elpiji

Almari Es

Rak Piring

Panci K/S/B

Wajan

Tempat Nasi

Rantang Stenlis/Plastik

Piring

Sendok / Garpu

Tatakan / Tupup Gelas

Gelas

Ceret

Baki

Toples

Spatula

Dispenser

Gayung

1

2

1

1

K: 1, S: 1

1

1

1

5

3/2

2/2

5

-

-

-

1

1

1

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

xxvi

Page 27: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

19 Galon 7 Baik

Alur pengadaan Alat/Sarana Keperawatan di Ruang Rawat Inap Marwah IIIC

e. Obat Emergensi

Tabel 2.19 Obat emergency yang ada di Ruang Ruang Marwah IIIC RSU Haji

Surabaya bulan Maret 2013

No Nama Obat Stok

Awal

Pemakaian Penambahan Sisa

1 Adrenalin/Epineprininj 1

Mg/Ml

5 buah - - 5 buah

2 Dexamethason /

Kalmethasoninj

5 buah - - 5 buah

3 Diphenhidramininj 5 buah - - 5 buah

4 Ephedrine Inj 4 buah - - 4 buah

5 Furosemid / Lasix Inj 2

Mg/Ml

5 buah - - 5 buah

6 Sulfas Atrophininj 5 buah - - 5 buah

7 Buscopan 20 Mg/Ampul 5 buah - - 5 buah

8 Dumin Tab 500mg - - - -

9 Isorbid Sublingual Tab 5mg - - - -

10 Adonainj 5 Cc 1 buah - - 1 buah

xxvii

Kepala Ruang

Bidang Keperawatan

Ruang Rawat Inap Marwah 3

Logistik

Page 28: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

11 Aminophilininj 240 Mg/10cc 5 buah - - 5 buah

12 Dilantin / Phenitoininj 5 buah - - 5 buah

13 Dobutamin / Dobuject /

Cardijectinj

3 buah - - 3 buah

14 Dopamin/ Indop / Cetadopinj 3 buah - - 3 buah

15 Isoket/ Isorbitinj 5 buah - - 5 buah

16 Caglukonasinj 5 buah - - 5 buah

17 Kalnex/ Transamininj 5 buah - - 5 buah

18 Mg So4 40% Inj - - - -

19 Dextrose 40% 5 buah - - 5 buah

20 Kcl 25 Mg 5 buah - - 5 buah

21 Rl Infusion 500cc - - - -

Disimpandalam Box

(Dobelkunci)

22 Diazepam / Valium Inj - - - -

Disimpandalamlemaries

23 Kaltropfensupp 100mg - - - -

f. Administrasi Penunjang:

1. Buku Perencanaan Pasien Pulang

2. Seperangkat Computer Online

3. Buku Timbang Terima dan Format Timbang Terima / Observasi

4. Buku Regrister

5. Standart Operasional Prosedur (Sop)

- Mekanisme penerimaan pendapatan rawat inap (pasien ansuransi)

- Mekanisme penerimaan pendapatan rawat inap (pasien umu)

xxviii

Page 29: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

- Laporan kasus KLB

- Pelayanan penderita di rujuk

- Persediaan obat dan alat kesehatan emergency di instal

- asi rawat inap

- Penerimaan pasien baru di ruangan rawat inap

- Rawat bersama

- Pengendalian dokumentasi

- Pedoman mutu sistem manajemen mutu iso 9001:2008 RSU Haji Surabaya

- Tindakan korektif (corrective action)

- Tindakan pencegahan (preventive action) ketidaksesuaian dalam

penerapan SMM Iso 9001:2008

- Pengendalian ketidaksesuaian dalam pelayanan RSU Haji

- Tata cara pelayanan pemeriksaan radiologi cito

- Tata cara pencatatan dan pelaporan sasaran mutu instalasi rawat inap

- Visite besar dan supervisi

- Pengendalian arsip

- Bimbingan rohani pasien rawat inap

- Pemberian reward and pumshment tenaga keperawatan

- Pengusulan alat medis dan sarana keperawatan

- Tata cara pemberian obat peroral penderita yang alergi obat

- Penanganan limba medis tajam

- Penanganan limba medis non tajam

- Penanganan intoksikasi baygon

- Protap diabetes melitus tipe 2

- Protap gastritis

- Protap hepatitis virus kronis

- Penanganan kedaruratan tumpahan bahan beracun

- Peningkatan dispepsia

- Penanganan asma bronkhial

- Penanganan luka terbuka

- Penanganan trauma tusuk abdomen

- Penanganan trauma tumpul

xxix

Page 30: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

- Protap kemoterapi

- Pelayanan pendidikan TBC paru menular

- Pemberian antibiotik intravena

- Penanganan hernia inguinalis pasca operasi

- Penanganan pasca operasi appediktomi di rawat inap

- Penanganan pasca operasi struma non toxic di rawat inap

- Penanganan TBC paru pasca primer

- Penanganan status asthmatik

- Penanganan PPOK

- Penanganan syok anafilaktik

- Indikasi pemberian antiobik

- Penanganan diare akut

- Protap visite dokter

- Penanganan limba sitotoksi

- Pengiriman linen kotor

- Menjawab konsul rawat inap

- Jadwal pelayanan pendistribusi barang

- Pemeliharaan/perbaikan barang non medis

- Penanganan cidera otak ringan

- Penanganan cidera otak sedang

- Penanganan cidera otak berat

- Timbang terima pasien di instalasi bedah sentral

- Kriterial pasien masuk ruang intensif

- Penegakan diagnosa sepsis

6. Standart Asuhan Keperawatan (Sak)

- Asuhankeperawatanpadapasiendengancideraotak

- Asuhankeperawatanpadapasiendengan Tb Paru

- Asuhankeperawatanpadapasiendenganinfarkmiokardakut

- Asuhankeperawatanpadapasiendengansirosishepatis

- Asuhankeperawatanpadapasiendenganobservasifebris

- Asuhankeperawatanpadapasiendengantypoid Fever

- Asuhankeperawatanpadapasiendengandiare

xxx

Page 31: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

- Asuhankeperawatanpadapasiendengan Diabetes Melitus

- Asuhankeperawatanpadapasiendengangagalginjalakut (Gga)

- Asuhankeperawatanpadapasiendengan Dengue Hemoragic Fever (Dhf)

- Asuhankeperawatanpadapasiendengankemoterapi

- Asuhankeperawatanpadapasiendengangagalginjalkronik (Ggk)

- Asuhankeperawatanpadapasiendenganileusparalitik

- Asuhankeperawatanpadapasiendengan Hepatitis

7. Buku Pengendalian Lingkungan

8. Buku Makanan Pasien

9. Buku Pemeriksaan Penunjang

Berdasarkan data dari pengkajian di atas, sebagian besar peralatan di Ruang

Marwah IIIC sudah memenuhi standar jumlah yang ditetapkan oleh RSU Haji

Surabaya. Alat-alat yang sudah terpenuhi sesuai standar telah dimanfaatkan oleh

Ruangan secara optimal sesuai kebutuhan klien. Untuk peralatan yang tidak ada

standar jumlahnya selama ini untuk mengevaluasinya adalah berdasarkan kriteria

kecukupan penggunaan dalam kegiatan sehari-hari.

2.10.3 Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3 / Methode)

1. Penerapan Pemberian Metode Asuhan Keperawatan (Makp)

Dari hasil pengamatan mulai tanggal 11 Maret – 13 Maret 2013 didapatkan

dari kuesioner 13 (100%) perawat bahwa metode asuhan keperawatan profesional

yang dilakukan di Ruang Marwah IIIC saat ini adalah metode tim dan pada

pelaksanaannya sudahberjalan tetapi belum optimal. Hal ini dikarenakan salah

satunya pembagian tugas perawat hasil dari 12 kuesioner terdapat 2 (17%)

perawat mengatakan pembagian tugas tidak sesuai dengan job description, 6

xxxi

Page 32: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

(50%) perawat mengatakan pembagian tugas sebagian sesuai dengan job

description, 4 (33%) perawat mengatakan sesuai dengan job description.

2. Penerimaan Pasien Baru

Dari pengkajian yang kami dapatkan penerimaan pasien baru di ruang IIIC

sudah berjalan tetapi belum optimal dikarenakan hanya ada beberapa lembar yang

disediakan seperti : ada lembar serah terima pasien dari ruang lain, Ok atau IGD,

adanya lembar pasien masuk rumah sakit, lembar pengkajian pasien, lembar tata

tertib pasien dan keluarga pasien untuk lembar inform consent sentralisasi obat

tidak disediakan. Kemudian alur penerimaan pasien baru, dari pasien datang

dilakukah serah terima oleh perawat yang mengantar dengan perawat yang jaga,

setelah itu seharusnya dilakukan pengkajian pasien baru dan menjelaskan segala

sesuatu tercantum dalam lembar penerimaan pasien baru tetapi di ruang IIIC tidak

dilakukan.

3. Timbang Terima

Dari pengkajian yang kami dapatkan di Ruangan Marwah III C

pelaksanaan timbang terima dilakukan belum fokus pada masalah keperawatan

dan masih mengedepankan masalah medis. Hal ini dibuktikan dengan hasil

kuesioner, 3(25%) perawat mengatakan timbang terima dilakukan berfokus

dengan masalah medis dan 9(75%) perawat mengatakan timbang terima dilakukan

berfokus dengan masalah keperawatan. Pelaksanaan timbang terima mencakup

penyampaian tentang kondisi pasien, terapi medis dan pemeriksaan penunjang

yang belum atau sudah dilakukan sesuai instruksi dokter serta acara pasien pada

hari itu. Pelaksanaan timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan atau ketua tim

dan dilakukan secara lisan dan tertulis. Adanya format timbang terima yang sudah

sesuai dengan standart dan buku timbang terima. Setelah timbang terima

dilakukan di ruang ners station kemudiandivalidasi langsung ke semua pasien.

Timbang terima sudah dilakukan pada setiap shift, isi dan substansi dari kegiatan

timbang terima sudah menyentuh aspek asuhan keperawatan namun belum

tersampaikan seluruhnya. Rencana tindakan keperawatan ada yang tidak

tersampaikan ke shift berikutnya dan hanya terbatas pada tim yang bertanggung

xxxii

Page 33: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

jawab. Tidak adanya lembar supervisi tentang timbang terima sehingga belum

dilakukan supervisi terhadap timbang terima di ruang Marwah IIIC.

4. Ronde Keperawatan

Dari pengkajian yang kami dapatkan ronde keperawatan sudah dilakukan di

Ruang Marwah IIIC dtetapi proses pelaksanaannya belum optimal karena ronde

keperawatan hanya dilakukan sesama perawat dan belum ada format atau

dokumentasi maupun jadwal, hal ini dibuktikan dengan hasil kuesioner, 2 (17%)

perawat mengatakan tidak pernah dilakukan ronde keperawatan dan tidak mengela

ronde keperawatan, 7 (58%) perawat mengatakan ronde keperawatan dilakukan

tetapi tidak sesuai dengan kriteria ronde, 3 (25%) perawat mengatakan ronde

keperawatan dilakukandan sesuai dengan kriteria. Kepala ruangan dan perawat

sudah mengerti definisi rondekeperawatan akan tetapi kepala ruangan selama

menjabat kepala ruangan belum pernah diadakan ronde keperawatan. Salah satu

kendala pelaksanaan ronde keperawatan adalah belum disediakan lembar

informed concent pasien, belum terjadwal sebagai kegiatan rutin di ruangan, dan

tidak tersedianya SOP untuk ronde keperawatan .

4. Supervisi Keperawatan

Dari pengkajian yang kami dapatkan, Ruang Marwah IIIC RSU Haji

Surabaya mempunyai format dan dokumentasi. Selama ini supervisi dari bidang

keperawatan kepada kepala ruangan dilakukan semacamforum resmi. Akan tetapi

supervisi dari kepala ruangan terhadap perawat dilakukan secara lisan. Tetapi

periode kepala ruangan sebelumnya sudah melaksanakan supervisi kepada

perawat. Hasil dari kuesioner dibuktikan bahwa 3 (25%) perawat mengatakan

supervisi tidak terstruktur, 4 (33%) perawat mengatakan supervisi dilakukan dan

sebagian didokumentasikan, 5(42%) perawat mengatakan supervisi dilakukan dan

didokumentasikan. Adanya format yang baku dalam pelaksanaan supervisi, tidak

ada program yang terjadwal tentang supervise, kurangnya program pelatihan dan

sosialisasi tentang supervisi, belum adanya dokumentasi supervise yang jelas.

Kabid keperawatan dan kepala ruangan mendukung kegiatan supervisi demi

peningkatan mutu pelayanan keperawatan. Selama ini ada reward dari kepala

xxxiii

Page 34: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

Ruangan kepada perawat yang melakukan pekerjaan dengan baik dalam bentuk

pelatihan, sekolah maupun jasa sedangkan perawat yang tidak melaksanakan

tugas dengan baik akan mendapatkan teguran dari kepala Ruangan.

5. Discharge Planning

Dari pengkajian yang kami dapatkan Discharge planning di Ruang Marwah

IIIC sudah optimal dan dilakukan hampir pada semua pasien yang akan pulang,

tetapi Discharge planninghanya dilakukan saat pasien akan pulangyang

seharusnya Discharge planning dilakukan ketika pasien datang, saat pasien

dirawat dan saat pasien akan pulang.Di ruang Marwah IIIC sudah tersedia format

discharge planning, resume keperawatan dan dokumentasi hanya lemahnya tidak

ada leaflet, format edukasi saat Discharge planningdan pendidikan kesehatan

hanya dilakukan secara lisan tanpa tulisan atau menggunakan leaflet.

6. Pengelolaan Sentralisasi Obat

Dari pengkajian yang kami dapatkan sentralisasi obat di Ruang Marwah

IIICdilakukandi semua kamar yaitu, kamar A, B, C, dan D. Tetapi pada kamar A

dan B, obat oral di sentralisasi di ruang perawat dan yang lain ada di pasien,

sedangkan kamar C dan D,obat oral dan obat injeksi di sentralisasi di ruang

perawat dan yang lain ada di pasien.Alur sentralisasi obatdi Ruang Marwah IIIC

adalah obat diresepkan oleh dokter kemudian diserahkan oleh perawat kepada

keluarga untuk mengambil resep ke apotek. Setelah itu berdasarkan resep, obat

diserahkan keluarga kepada perawat dengan tanda bukti buku serah terima obat.

Seharusnya ada informed concent tentang sentralisasi obat dari perawat ke

pasien,tetapi di Ruangan obat yang diserahkan kepada perawat tidak dicatat di

lembar sentralisasi obat yang ditanda tangani oleh keluarga pasien dan perawat

yang menerima obat. Selain itu tersedia format tanda terima obat setiap kali

dilakukan pemberian obat secara oral dan injeksi tetapi tidak pernah dilakukan

dankadang resep obat ditulis oleh perawat yang seharusnya dilakukan oleh dokter.

7. Dokumentasi Keperawatan

xxxiv

Page 35: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

Dari pengkajian yang kami dapatkan pendokumentasian yang berlaku di

Ruang Marwah IIICadalah sistem SOR (Sources Oriented Record) dan sistem

pendokumentasian laporan harian untuk evaluasi menggunakan SOAP.

Berdasarkan hasil observasi terhadap seluruh status pasien yang ada, didapatkan:

1) Ada lembar pendokumentasian tidak terisi, antara lain Lembar program dokter

laporan perawat/bidan, Lembar grafik dan daftar masalah.

2) Lembar untuk penempelan hasil pemeriksaan laboratoriumdan embar untuk

penempelan hasil pemeriksaan

endoskopi/patologi-anatomi/sitologi/radiologi/EKG/Dll tetapi hasil

pemeriksaan tidak di tempelkan

3) Pengisian pendokumentasian tidak lengkap, antara lain tidak mencantumkan

nama pasien dan no RM di lembar catatan harian dokter

4) Lembar Informed Consent, dan pengkajian penerimaan pasien baru belum

optimal dilaksanakan.

5) Pemanfaatan SAK belum sepenuhnya dilakukan terlihat dari beberapa status

pasien yang tidak terdapat SAK, sedangkan sebagian SOP sudah dimanfaatkan

dengan optimal, contohnya SOP tentang cuci tangan ditempel di dekat tempat

cuci tangan, namun SOP yang lain belum dimanfaatkan secara optimal.

Adapun bagan uraian lembar dokumentasi yang ada di Ruang Ruang

Marwah IIIC, antara lain:

No URAIAN BAGAN SUMBER

1 Lembar indeks diagnosis (DMK 1) TU

2 Lembar masuk dan keluar (DMK 2) Dokter

3 Lembar catatan harian dokter (DMK 3) Dokter

4 Lembar daftar masalah (DMK 3.1) Dokter

xxxv

Page 36: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

5 Lembar program dokter laporan perawat/bidan (DMK 4 ) Perawat

6 Lembar hasil pemeriksaan laborat (DMK 5) Perawat

7 Lembar hasil pemeriksaan radiologi/endoskopi/patologi

anatomi/ EKG (DMK 6)Perawat

8 Lembar konsultasi (DMK 7) Dokter

9 Lembar observasi vital sign (DMK 8) Perawat

10 Lembar persetujuan tindakan medis (DMK 9) Perawat

11 Lembar discharge summary (ringkasan penyakit) (DMK 10) Dokter

12 Lembar penolakan tindakan (DMK 11) Perawat

13 Lembar pengkajian keperawatan (DMK 12) Perawat

14 Lembar Pernyataan Dirawat Pasien

15 Lembar pernyataan mematuhi tata tertib di ruang inap Pasien

16 Lembar Formulir Rencana Dan Hasil Pemeriksaan Pasien

17 Lembar Askep Perawat

18 Lembar Rencana Askep (Dmk 12) Perawat

Selama ini pendokumentasian asuhan keperawatan belum

dilaksanakan secara optimal. Untuk catatan keperawatan masih berkesan

menjawab advis dokter dan berdasarkan rutinitas ruangan.

2.10.4 Pembiayaan (M4/ Money)

Pembiayaan dana renovasi, sumber dana operasional Ruangan, alat

kesehatan, fasilitas kesehatan bagi pasien, fasilitas bahan habis pakai bagi pasien,

dan fasilitas kesehatan bagi petugas kesehatan berasal dari rumah sakit yang

diperoleh dari Rumah Sakit Umum Haji Surabaya. Sedangkan dana kesejahteraan

pegawai berasal dari Rumah Sakit. Insentif yang diberikan dari Rumah Sakit yaitu

jasa pelayanan dan jasa tindakan yang diberikan sama untuk semua Ruangan

xxxvi

Page 37: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

sedangkan jasa medik diberikan berdasarkan pendidikan, masa kerja, dan risiko

pekerjaan. Adanya penjualan washlap di ruangan sebagai penambah dana

kesejahteraan ruangan. Sedangkan pembiayaan pasien sebagian besar dari Askes

Maskin sedangkan yang lain dari; Askes PNS, Askes Swasta, Jamsostek/Astek,

PKS (Perjanjian Kerja Sama) dan biaya sendiri. Biaya Perawatan yang berlaku

saat ini sesuai kelas perawatan.Di Ruang Marwah IIIChanya ada kelas II dan III.

Tabel 2.20 Biaya Perawatan di Ruang Rawat Ruang Marwah IIICHaji Surabaya

Kelas Tarif Ruangan Dokter Perawat Jumlah

III Rp.78.000,- Disesuaikan

II Rp 125.000,- Disesuaikan

2.10.5 Pemasaran (M5/Marketing)

1. Jumlah Pasien

Tabel. 2.21 jumlah pasien tidur di Ruang Marwah IIIC RSU Haji

Surabaya pada Tanggal 13 Maret 2013

No. Shift KamarA B C D BOR

1. Pagi 28 bed (4 bed kosong) 85 %

2. Sore 28 bed ( 4 bed kosong) 85 %

3. Malam 28 bed ( 4 bed kosong) 85 %

Tabel. 2.23 Gambaran jumlah tempat tidur pasien kelolaan mahasiswa

Praktik manajemen keperawatan di Ruang Marwah IIICRSU Haji

Surabaya pada Tanggal 13 Maret 2013

No. Shift Kelas IIIKamar B BOR

1. Pagi 8 bed ( 0 bed kosong) 100 %

2. Sore 8 bed ( 0 bed kosong) 100 %

xxxvii

Page 38: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

3. Malam 8 bed ( 0 bed kosong) 100 %

2. Indikator Mutu Klinik (Patient Safety)

Tabel 2.24 Pendataan pemasangan alat dan kejadian pasien jatuh

dilakukan oleh tim Dalin dan Patien Safety pada Januari 2012 –Januari 2013

Btul

an

Terpasan

g alat

∑ Hari Terpasang Alat Bed

Rest

Kejadian Infeksi Pasi

en

Jatu

h

ET

T

CV

L

IVL UC Va

p

Ha

p

Bsi Ple

b

IS

K

Dek

ub

Jan 755 - 8 651 10

4

80 - - 0 0,3

07

0 1.25 -

Feb - - - - - - - - -- - - - -

Maret 787 - - 738 49 28 - - 0 0,4 0 0 -

April 780 - - 758 20 16 - - 0 0 0 0 -

Mei 725 - - 666 59 52 - - 0 0,3 0 0 -

Juni 729 - - 619 11

0

42 - - 0 0,3

2

0 0 -

Juli 695 - - 614 81 30 - - 0 0,3

2

0 0 -

Agust 645 - - 594 51 28 - - 0 0,3

3

0 0 -

Sept 724 - - 648 76 21 -- - 0 0,3 0 0 -

Okt 817 - 8 - - 6 - - 0 0,2

7

0 0 -

Nov - - - - - - - - 0 0,2 0 0 -

Des - - - - - - - - 0 0,2 0 0 -

Jan - - - - - - - - - 0,3 0 0

Jumla

h

5902 - 16 528

8

55

0

303 - - 0 3,2

47

0 1,25

xxxviii

Page 39: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

3. 10PenyakitTerbanyak

Periode Kunjungan : 01 Januari 2012 s/d 31 Desember 2012

No.Kode

DiagnosaDiagnosamedis

Jumlahpasie

n

Presentase

()

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

N28.9

A90

I63.9

E10.9

E11.5

A09

K30

A01.0

A91

R50.9

Disorder of kidney and ureter, unspecified

Dengue fever (classical dengue)

Cerebral infarction, unspecified

Without complications

With perpheral circulatory complications

Diarrhoea and gastroenteritis of presumed

infectious origin

Dyspepsia

Typhoid fever

Dengue haemorrhagic fever

Fever, unspecified

73

71

56

53

50

47

44

39

38

38

14,34

13,95

11,00

10,41

9,82

9,23

8,64

7,66

7,47

7,47

509 100

Marwah Lantai 3

4. Los-Alos

No Lama HariRawat JumlahPasien

1 1-3 hari 41

2 4-7 hari 140

3 8-15 hari 106

4 16-30 hari 0

5 >30 hari 0

JumlahPasien 287

ALOS 6-9 hari

xxxix

Page 40: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

5. Alur Pasien Masuk

6. Produk

Ruang Marwah IIICsebagai Ruang perawatan yang diperuntukkan

bagi rawat inap, yang diperuntukkan untuk pasien kelas II dan III.

Ruang ini juga dipergunakan sebagai tempat praktik mahasiswa

kesehatan seperti Keperawatandan Kedokteran.

xl

Persyaratan Askes :

1. Kartu PNS2. ASLI surat Rujukan

dari PUSKESMAS3. Kartu Keluarga

Mengisi formulir pendaftaran pasien baru

UMUMASKES/JAMKESMAS

Rekam medik

Persyaratan JAMKESMAS :

1. Kartu JAMKESMAS/Surat keterangan mampu (SKM)

2. ASLI surat Rujukan dari PUSKESMAS3. Kartu Keluarga

POLIKLINIKLoket ASKES/JAMKESMAS

Page 41: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

2.11 Analisis SWOT

Identifikasi Situasi Ruangan Berdasarkan Pendekatan Analisis SWOT.

Dari hasil pengkajian dilakukan analisis SWOT berdasarkan sub sistem

dalam MPKP yang meliputi :Penerapan MPKP, Sentralisasi obat, Supervisi,

Timbang terima, Dokumentasi, Discharge Planning, Ronde Keperawatan,

Penerimaan Pasien Baru.

Tabel 2. 25 Analisa SWOT

NO ANALISIS SWOT BOBOT RATING BOBOT x RATING

1. M1 (KETENAGAAN) Internal Factor (IFAS)

STRENGHT1. Adanya tugas, peran dan

wewenang yang jelas bagi karyawan

2. Adanya 1 orang CI di ruangan yang membimbing mahasiswa.

3. Adanya perawat yang pernah mengikuti pelatihan dan seminar.

4. Adanya mahasiswa S1 keperawatan yang praktek di ruangan.

5. Sebanyak 7(58,3%) perawat mengatakan beban kerja di ruangan tidak berat

6. Sebanayk 6(50%) perawat mengatakan pembagian tugas sebagian sesuai dengan Job Description

7. Jenis Ketenagaan :S1 Keperawatan : 3 orangD3 Keperawatan : 14 orangD4 Keperawatan : 1 orangPekarya Kesehatan : 3 orang

TOTAL

0,2

0,15

0,25

0,15

0,15

0,05

0,05

1

0,2

2

2

3

3

3

3

3

4

0,4

0,3

0,75

0,45

0,45

0,15

0,15

2,65

0,8

S-W=2,65-3,5=0,85

xli

Page 42: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

WEAKNESS1. Sebanyak 3(25%) perawat

mengatakan bahwa merasa tidak puas dalam adanya kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kerja melaluhi pelatihan atau pendidikan

2. Sebanayak 6(50%) perawat mengatakan tidak puas atas perhatian institusi rumah sakit terhadap perawat

3. Sebanyak 2(25%) pasien mengatakan bahwa merasa tidak puas terhadap kinerja perawat.

TOTAL

Ekternal Faktor (EFAS) OPPORTUNITY

1. Adanya program pelatihan/seminar khusus

2. Kepala ruangan dan staf menerima dengan baik dan memfasilitasi mahasiswa praktek manajemen keperawatan di ruangan.

3. Adanya kerjasama antara perawat klinik dan mahasiswa.

4. RSU Haji sudah mendapat akreditasi A.

5. Adanya kebijakan pemerintah tentang profesionalisasi perawat

6. Adanya PRS yang membantu pekerjaan perawat

TOTAL

THREATENED1. Ada tuntutan dari pasien untuk

pelayanan yang lebih profesional.

2. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.

3. Adanya pertanggungjawaban legalitas bagi pasien.

4. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan hukum

5. Kebijakan pemerintah tentang ASKESKIN/JAMKESMAS

0,5

0,3

1

0,1

0,3

0,1

0,2

0,1

0,2

1

0,3

0,2

0,2

0,2

0,1

1

0,2

0,2

3

4

3

3

3

2

3

2

4

2

1

3

2

3

3

1,5

1,2

3,5

0,3

0,9

0,3

0,4

0,3

0,6

2,8

1,2

0,4

0,2

0,6

0,2

2,6

0,6

0,6

O-T=2,8-2,6=0,2

S-W=2,8-2,5=0,3

xlii

Page 43: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

TOTAL

M2 (SARANA PRASARANA)Internal Faktor (IFAS)

STRENGHT1. Mempunyai sarana dan

prasarana yang memadai untuk pasien dan tenaga kesehatan.

2. Semua sarana dan prasarana sudah digunakan sesuai kebutuhan ruangan.

3. Terdapat administrasi penunjang: buku ekspedisi, format timbang terima dan buku tindakan khusus.

4. Semua administrasi penunjang telah digunakan secara optimal.

5. Tersedianya Nurse Station.6. Pengelolaan sampah ruangan

sudah terpisah antara sampah medis dan non medis.

TOTAL

WEAKNESS1. Belum ada ruang diskusi khusus

untuk dokter dan perawat.2. Belum ada ruang isolasi pasien

dengan kasus khusus.TOTAL

Ekternal Faktor (EFAS)OPPORTUNITY1. Tersedianya dana untuk

perbaikan dan penggantian alat-alat yang tidak layak pakai/rusak.

2. Adanya bantuan dari Rs Haji dalam pengadaan alat kesehatan

3. Sudah termanfaatkannya system administrasi secara optimal

TOTAL

THREATENEDAdanya tuntutan tinggi dari pasien untuk memberikan sarana dan prasarana yang memadai.TOTAL

0,2

0,2

0,1

0,1

1

0,5

0,5

1

0,5

0,2

0,3

1

1

1

3

3

2

2

3

2

4

3

3

3

0,6

0,6

0,2

0,2

2,8

1,5

1

2,5

2

0,6

0,9

3,5

3

3

O-T=

3,5-3=0,5

xliii

Page 44: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

3. M3-METODE1. MAKP

Internal Faktor (IFAS)STRENGTH1. RS memiliki visi, misi dan

motto sebagai acuan melaksanakan kegiatan pelayanan.

2. Sudah ada metode MAKP yang digunakan metode TIM.

3. Terlaksananya komunikasi yang adekuat antar perawat dan tim kesehatan yang lain.

4. Ada dokumentasi SOR5. Mempunyai Standar Asuhan

Keperawatn6. Mempunyai Protap setiap

tindakan7. 100% perawat mau menerapkan

TIM8. Adanya kepuasan pasien dan

kepuasan kinerja perawat9. Pendidikan perawat minimal D3

TOTAL

WEAKNESS1. Pelaksanaan metode MAKP

Timdilaksanakan belum optimal.

2. Pendokumentasian proses keperawatan belum optimal.

3. Sentralisasi obat belum dilaksanakan dengan optimal

4. Ronde keperawatan pelaksanaanya belum optimal.

5. Proses Timbang Terima belum menyentuh pada aspek asuhan keperawatan

TOTAL

Ekternal Faktor (EFAS)OPPORTUNITY1. Adanya kebijakan RS terhadap

profesionalisasi perawat.2. Adanya mahasiswa S1

keperawatan melaksanakan praktek manajemen di Ruang Marwah IIIC.

0,2

0,2

0,1

0,050,1

0,10,10,05

0,11

0,3

0,2

0,2

0,2

0,1

1

0,2

0,3

0,3

0,2

3

2

2

23

322

3

3

2

1

2

2

3

4

1

2

0,6

0,4

0,2

0,10,3

0,30,20,1

0,32,5

0,9

0,4

0,2

0,4

0,2

2,1

0,6

1,2

0,3

0,4

S – W2,5– 2,1 =0,4

O-T=2,5-3,2=-0,7

xliv

Page 45: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

3. Ada kerjasama antara institusi pendidikan dengan RSU Haji.

4. Ada kerjasama yangbbaik antara mahasiswa keperawatan dengan perawat ruangan.

TOTAL

THREATENED1. Persaingan antar RS swastayang

semakin ketat.2. Adanya tuntutan masyarakat

yang semakin tinggi terhadap peningkatan pelayanan keperawatan yang lebih profesional

3. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.

TOTAL

1

0,4

0,2

0,4

1

4

2

3

2,5

1,6

0,4

1,2

3,2

2. Dokumentasi KeperawatanInternal Faktor (IFAS)

STRENGTH1. Pendokumentasian asuhan

keperawatan metode SOR (Sources Oriented Record).

2. Tersedianya sarana dan prasarana untuk pendokumentasian (format timbang terima dan sentralisasi obat, SAK sudah menggunakan sistem komputerisasi).

3. Sistem pendokumentasian laporan harian untuk evaluasi menggunakan sistem SOAP.

4. Adanya kemauan perawat untuk melaksanakan pendokumentasian.

TOTAL

WEAKNESS1. Dari observasi status pasien,

pengisian dokumentasi tidak lengkap: nama, tanda tangan belum dicantumkan, respon pasien pasca tindakan belum dipantau

2. SAK belum dilaksanakan secara

0,3

0,2

0,2

0,3

1

0,2

0,3

4

3

2

2

3

4

1,2

0,6

0,4

0,6

2,8

0,6

1,2

S – W2,8 – 2,5= 0,3

xlv

Page 46: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

optimal karena isinya yang kurang sesuai dengan intervensi yang dibutuhkan.

3. Pengawasan terhadap sistematika pendokumentasian kurang dilaksanakan secara optimal.

4. Sebanyak 5(16%) perawat mengatakan dokementasi yang ada tidak sesuai dengan perkembangan pasien

TOTAL

Ekternal Faktor (EFAS)OPPORTUNITY1. Adanya program pelatihan yang

dapat membantu perawat dalam melakukan pendokumentasian yang benar.

2. Peluang perawat untuk meningkatkan pendidikan (pengembangan SDM).

3. Adanya mahasiswa keperawatan praktik manajemen keperawatan

4. Kerjasama yang baik antara perawat dengan mahasiswa.

TOTAL

TREATHENEDAdanya tingkat kesadaran yang tinggi dari pasien tentang tanggung jawab dan tanggung gugat.

TOTAL

3. Ronde KeperawatanInternal Faktor (IFAS)

STRENGTH1. Sebagian perawat sudah

mengerti definisi ronde.2. Bidang keperawatan dan

ruangan mendukung adanya ronde.

3. Banyaknya kasus-kasusmedikal bedah dan internayang memerlukan perhatian khusus

0,3

0,2

1

0,15

0,2

0,4

0,25

1

1

1

0,5

0,3

0,1

0,1

1

0,10,2

1

2

4

2

2

2

3

3

2

2

2

22

0,3

0,4

2,5

0,6

0,4

0,8

0,5

2,3

3

3

1,5

0,6

0,2

0,2

2,5

0,20,4

O-T=

2,3-3=-0,7

S-W=

2,5-2,7=-0,2

xlvi

Page 47: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

4. SDM banyak mempunyai pengalaman dalam bidang medikal bedah dan interna

TOTAL

WEAKNESS1. SOP ronde keperawatan tidak

tersedia.2. Belum diadakan informed

concent ronde keperawatan.3. Ronde keperawatan belum

terjadwal sebagai kegiatan rutin di ruangan.

4. Belum adanya perawat yang mengikuti pelatihan tentang ronde keperawatan selain Karu dan CI.

5. Sebanayak 6(50%) perawat mengatakan ronde keperawatan dilakukan akan tetapi tidak sesuai dengan kriteria ronde

TOTAL

Ekternal Faktor (EFAS)OPPORTUNITY1. Adanya kesempatan dari Karu

untuk mengadakan ronde keperawatan pada perawat dan mahasiswa praktek.

2. Adanya pelatihan dan seminar tentang managemen keperawatan

TOTAL

TREATHENED1. Adanya tuntutan yang lebih

tinggi dari masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang lebih professional.

2. Persaingan antara RS semakin kuat dalam pemberian pelayanan.

3. Perkembangan jenis penyakit baru.

TOTAL

4. Sentralisasi ObatInternal Faktor (IFAS)

0,3

0,2

0,2

1

0,5

0,5

1

0,3

0,2

0,51

0,3

0,2

0,3

0,2

1

3

3

3

2

2

2

2

3

3

3

3

3

3

0,9

0,6

0,6

2,7

1

1

2

0,6

0,4

1,52,5

0,9

0,6

0,9

0,6

3

O-T=

2-2,5=-0,5

S-W=

3-2,5=0,5

xlvii

Page 48: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

STRENGTH1. Tersedianya sarana dan

prasarana untuk pengelolaan sentralisasi obat (tempat obat, format sentralisasi)

2. Kepala ruangan mendukung kegiatan sentralisasi obat

3. Sebagian dilaksanakan kegiatan sentralisasi obat ruang IIIc, obat oral dilakukan sentralisasi obat tetapi belum ada buku inventarisasi obat.

4. 100% perawat mengatakan bahwa pernah berwenang mengurusi sentralisasi obat

TOTAL

WEAKNESS1. Ada lembar serah terima obat

kepada pasien tentang sentralisasi obat, tetapi tidak pernah di gunakan

2. Depo farmasi belum ada disetiap ruangan masih tersentral di Depo farmasi

3. Tidak ada supervisi terhadap kegiatan sentralisasi obat

4. Resep obat ditulis oleh perawat yang seharusnya dilakukan oleh dokter

5. 100% perawat mengatakan bahwa sentralisasi obat dilakukan sebagian hanya obat oral dilakukan sentralisasi obat tetapi belum ada buku inventarisasi obat.

TOTAL

Ekternal Faktor (EFAS)OPPORTUNITY1. Adanya mahasiswa S1

keperawatan yang dapat membantu pelaksanaan sentralisasi obat

2. Kerjasama yang baik antara perawat dan mahasiswa

3. Adanya kemauan pasien yang menyetujui dilakukannya

0,3

0,2

0,1

0,2

0,2

1

0,3

0,2

0,5

1

0,5

0,5

1

2

2

3

2

2

1

3

2

2

0,9

0,4

0,2

0,6

0,4

2,5

0,6

0,2

1,5

2,3

1,0

1,0

2,0

O-T=

2,3-2,0=0,3

xlviii

Page 49: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

sentralisasi obatTOTAL

TREATHENED1. Adanya tuntunan pasien untuk

mendapatkan pelayanan yang profesional

2. Pasien kadang tidak percaya tentang pengelolaan obat yang dilakukan

TOTAL5. Supervisi

Internal Faktor (IFAS)STRENGTH1. RSU Haji Surabaya adalah

rumah sakit pendidikan yang terakreditasi A

2. Supervisi keperawatan sudah dilakukan di Ruang Marwah IIIC dari bidang keperawatan kepada kepala ruangan

3. Kepala ruangan mendukung kegiatan supervisi demi peningkatan mutu pelayanan keperawatan

4. Adanya format baku dalam pelaksanaan supervisi

TOTAL

WEAKNESS1. Belum ada program yang

terjadwal tentang supervise dari kepala ruangan kepada perawat

2. Kurangnya program pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi.

3. Belum adanya dokumentasi supervisi yang jelas.

4. 3(25%) perawat mengatakan supervisi dilakukan tetapi tidak terstruktur.

TOTAL

Eksternal Faktor (EFAS)OPPORTUNITY1. Adanya mahasiswa S1

Keperawatan yang praktik

0,15

0,2

0,4

0,25

1

0,3

0,2

0,3

0,2

1

0,5

0,5

4

2

2

2

3

3

3

3

3

3

0,6

0,4

0,8

0,5

2,3

0,9

0,6

0,9

0,6

3

1,5

1,5

S – W2,3 – 3=-0,7

O – T3 – 2,5=0,5

xlix

Page 50: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

manajemen keperawatan.2. Adanya teguran dari kepala

ruangan bagi perawat yang tidak melaksanakan tugas dengan baik.

TOTAL

THREATENED1. Tuntutan pasien sebagai

konsumen untuk mendapatkan pelayanan yang profesional dan bermutu.

2. Persaingan antar RS akan kualitas pelayanan keperawatan.

TOTAl

1

0,5

0,5

1

3

2

3

1,5

/1

2,5

6. Timbang terimaInternal factor (IFAS)

STRENGTH1. Timbang terima sudah

dilakukan pada setiap pergantian shift

2. Tahap – tahap proses timbang terima sudah dijalankan secara lengkap yaitu pre dan validasi ke pasien

3. Kepala ruangan atau ketua tim memimpin kegiatan timbang terima

4. Format timbang terima sudah sesuai dengan standart

5. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas

6. Selalu ada interaksi dengan pasien selama timbang terima

7. Ada buku khusus tentang pelaporan timbang terimaTOTAL

WEAKNESS1. Sebanyak 3(25%) perawat

0,2

0,2

0,1

0,2

0,1

0,1

0,1

1

0,3

3

3

3

3

3

3

2

2

0,6

0,6

0,3

0,6

0,3

0,3

0,2

2,9

0,6

S-W2,9 – 1,5= 1,4

l

Page 51: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

mengatakan timbang terima dilakukan berfokus dengan masalah medis dan 9(75%) perawat mengatakan timbang terima dilakukan berfokus dengan masalah keperawatan

2. Tehnik timbang terima masih belum optimal

3. Penulisan timbang terima masih belum terdokumentasikan secara optimal

4. Masih banyak timbang terima tentang masalah medisTOTAL

External Faktor (EFAS)OPPORTUNITY

1. Adanya mahasiswa S1 Keparawatan praktik manejemen keperawatan.

2. Adanya kerja sama yang baik antara mahasiswa S1 Keperawatan yang praktik dengan perawat ruangan

3. Sarana dan prasarana penunjang cukup tersediaTOTAL

THREATENED1. Adanya tuntutan yang tinggi

dari pasien untuk memberikan sarana dan prasarana yang memadai

2. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang tanggung jawab dan tanggung gugat perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan

3. Persaingan antar ruangan yang semakin kuat dalam pemberian pelayanan

TOTAL

7. Discharge planning

0,3

0,2

0,2

1

0,3

0,3

0,4

1

0,2

0,5

0,3

1

0,2

0,2

0,3

0,1

1

1

2

2

3

3

2

3

2

3

2

3

3

0,3

0,2

0,4

1,5

0,6

0,9

1,2

2,7

0,4

1,5

0,6

2,5

0,6

0,4

0,9

0,3

O-T=2,7-2,5=0,2

S-W=2,6-2,3=0,3

li

Page 52: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

Internal factor (IFAS)STRENGTH

1. Di ruang Marwah IIIC sudah dilakukan discharge planning

2. Tersedia format discharge planning diruang Marwah IIIC

3. Tersedia resume keperawatan untuk pasien pulang

4. Tersedia dokumentasi Discharge planning

5. Adanya kemauan perawat untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien /keluarga

6. Memberikan penkes kepada pasien/keluarga selama di rawat atau pulang secara lisan.

Total

WEAKNES1. Tidak tersedianya

leaflet/brosur saat pasien pulang

2. Discharge planning hanya dilakukan saat pasien pulang saja.

3. Pemberian pendidikan kesehatan dilakukan secara lisan pada setiap pasien/keluarga

Total

Eksternal Factor (EFAS)OPPORTUNITY

1. Adanya mahasiswa S1 yang praktik managemen keperawatan

2. Adanya kerja sama yang baik antara mahaasiswa dengan perawat ruang marwah I

3. Pasien dan keluarga sebagian besar berpendidikan tinggi

0,1

0,1

1

0,4

0,3

0,3

1

0,3

0,3

0,1

0,2

1

0,3

0,2

0,2

0,3

2

2

2

3

2

2

3

2

2

3

3

2

2

0,2

0,2

2,6

0,8

0,9

0,6

2,3

0,6

0,9

0,2

0,4

2,1

0,9

0,6

0,4

0,6

O-T2,1 – 2,5= -0,4

lii

Page 53: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

sehingga memudahkan penerimaan penkes yang disampaikan perawat.

4. Kemajuan pasien / keluarga terhadap anjuran perawat

Total

THREATENED1. Adanya tuntutan masyarakat

untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang professional.

2. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan

3. Persaingan antar Rumah Sakit negeri yang makin ketat.

4. Makin tingginya keingintahuan klien/keluarga/masyarakat tentang penyakit.

Total

8. Penerimaan Pasien Barua. Internal Faktor (IFAS)STRENGTH1. Di ruang Marwah IIIC sudah

dilakukan penerimaan pasien baru

2. Adanya serah terima pasien oleh perawat yang mengantar dengan perawat yang jaga

3. Tersedianya format lembar serah terima pasien dari ruang lain, Ok atau IGD, adanya lembar pasien masuk rumah sakit, lembar pengkajian pasien, lembar tata tertib pasien dan keluarga pasien dan lembar inform consent sentralisasi obat.TOTAL

WEAKNESS1. Perawat tidak melakukan

pengkajian pasien baru 2. Pasien tidak menjelaskan segala

sesuatu tercantum dalam lembar

1

0,3

0,2

0,5

1

0,4

0,3

0,3

1

0,6

0,4

1

0,5

0,5

1

3

3

3

3

2

2

4

2

3

2

2,5

0,9

0,6

1,5

3

1,2

0,6

0,6

2,4

2,4

0,8

3,2

1,5

1

2,5

S-W=

3-2,4=0,6

O-T=

3,2-2,5=0,7

S-W=

2,6-

liii

Page 54: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

penerimaan pasien baru 3. Perawat tidak meminta inform

consent sentralisasi kepada keluarga pasien TOTAL

b. Ekternal Faktor (EFAS)OPPORTUNITY1. Adanya mahasiswa keperawatan

praktik manajemen keperawatan2. Kerjasama antara mahasiswa

keperawatan dengan perawat ruanganTOTAL

TREATHENED1. Adanya tuntutan lebih tinggi dari

masyarakat untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang profesional

2. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang tanggung jawab dan tanggung gugat perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan

TOTAL

M4 (MONEY)c. Internal Faktor (IFAS)STRENGTH1. Dana operasional Ruangan

diperoleh dari rumah sakit2. Dana fasilitas kesehatan

diperoleh dari rumah sakit3. Dana kesejahteran pegawai

diperoleh dari rumah sakit dan IRNA Marwah IIIC

4. 11(91,6%) perawat mengatakan bahwa dana operasional sebagian besar dari rumah sakit

TOTAL

WEAKNESS1. Jasa intensif untuk pelayanan

dan jasa medik yang diberikan sama untuk semua perawat.

2. Sistem administrasi terpusat

0,3

0,3

0,2

0,2

1

0,5

0,5

1

1

1

0,5

0,5

1

2

2

3

4

3

2

3

2

3

0,6

0,6

0,6

0,8

2,6

1,5

1,0

2.5

3

3

1

1,5

2,5

2,5=0,1

O-T=3-2,5=0,5

liv

Page 55: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

TOTAL

d. Ekternal Faktor (EFAS)OPPORTUNITY1. Adanya penjualan waslap di

Ruangan sebagai penambah dana kesejahteraan Ruangan.

TOTAL

TREATHENED1. Adanya tuntutan dari

masyarakat untuk pelayanan yang lebih profesional

2. Alokasi dana untuk penunjang fasilitas kesehatan belum optimal

TOTAL11. M5 (Marketing)

a. Internal Faktor (IFAS)STRENGTH1. 50% pasien mengatakan bahwa

merasa sangat puas terhadap kinerja perawat

2. 83,3% perawat mengatakan rata-rata BOR cukup baik (70-80%)

3. Adanya variasi karakteristik dari pasien (JPS, umum, ASKES, ASTEK)

TOTAL

WEAKNESS1. Terdapat pasien yang

menyatakan 25% menyatakn kurang puas terhadap kinerja perawat

TOTAL

b. Ekternal Faktor (EFAS)OPPORTUNITY1. Mahasiswa S1 Keperawatan

Praktik Manajemen 2. Kerjasama yang baik antara

perawat dan mahasiswaTOTAL

TREATHENED1. Adanya peningkatan standart

0,4

0,4

0,2

1

1

1

0,5

0,5

1

0,75

0,25

4

3

2

3

3

4

3

3

1,6

1,2

0,4

3,2

3

3

1,5

2

3,5

2,25

0,75

S-W=3,2-3=0,3

O-T=3,5-3=0,5

lv

Page 56: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

masyarakat yang harus dipenuhi

2. Persaingan RS dalam memberikan pelayanan keperawatan

TOTAL

1 3

lvi

Page 57: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

2.4 Diagram Layang

lvii

Page 58: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

lviii

Page 59: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

2.5 Identifikasi Masalah

Setelah dilakukan analisis situasi dengan menggunakan pendekatan SWOT

maka kelompok dapat merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Ketenagaan (M1)

a. Sebanyak 3(25%) perawat mengatakan bahwa merasa tidak puas

dalam adanya kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kerja

melaluhi pelatihan atau pendidikan

b. Sebanayak 6(50%) perawat mengatakan tidak puas atas perhatian

institusi rumah sakit terhadap perawat

c. Sebanyak 2(25%) pasien mengatakan bahwa merasa tidak puas

terhadap kinerja perawat

2. Sarana Dan Prasarana (M2)

a. Belum ada ruang diskusi khusus untuk dokter dan perawat.

b. Belum ada ruang isolasi pasien dengan kasus khusus.

3. Metode (M3)

Penerapan :

a. Pelaksanaan metode MAKP Timdilaksanakan belum optimal.

b. Pendokumentasian proses keperawatan belum optimal.

c. Sentralisasi obat belum dilaksanakan dengan optimal

d. Ronde keperawatan pelaksanaanya belum optimal.

e. Proses Timbang Terima belum menyentuh pada aspek asuhan

keperawatan

4. Dokumentasi

lix

Page 60: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

a. Dari observasi status pasien, pengisian dokumentasi tidak

lengkap: nama, tanda tangan belum dicantumkan, respon pasien

pasca tindakan belum dipantau

b. SAK belum dilaksanakan secara optimal karena isinya yang

kurang sesuai dengan intervensi yang dibutuhkan.

c. Pengawasan terhadap sistematika pendokumentasian kurang

dilaksanakan secara optimal.

d. Sebanyak 5(16%) perawat mengatakan dokementasi yang ada

tidak sesuai dengan perkembangan pasien

5. Ronde Keperawatan

a. SOP ronde keperawatan tidak tersedia.

b. Belum diadakan informed concent ronde keperawatan.

c. Ronde keperawatan belum terjadwal sebagai kegiatan rutin di

ruangan.

d. Belum adanya perawat yang mengikuti pelatihan tentang ronde

keperawatan selain Karu dan CI.

e. Sebanayak 6(50%) perawat mengatakan ronde keperawatan

dilakukan akan tetapi tidak sesuai dengan kriteria ronde

6. Sentralisasi obat

a. Ada lembar serah terima obat kepada pasien tentang sentralisasi

obat, tetapi tidak pernah di gunakan

b. Depo farmasi belum ada disetiap ruangan masih tersentral di

Depo farmasi

c. Tidak ada supervisi terhadap kegiatan sentralisasi obat

d. Resep obat ditulis oleh perawat yang seharusnya dilakukan oleh

dokter

a. 100% perawat mengatakan bahwa sentralisasi obat dilakukan

sebagian hanya obat oral dilakukan sentralisasi obat tetapi belum

ada buku inventarisasi obat

7. Supervisi

a. Belum ada program yang terjadwal tentang supervise dari kepala

ruangan kepada perawat

lx

Page 61: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

b. Kurangnya program pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi.

c. Belum adanya dokumentasi supervisi yang jelas.

d. 3(25%) perawat mengatakan supervisi dilakukan tetapi tidak

terstruktur.

8. Timbang terima

a. Sebanyak 3(25%) perawat mengatakan timbang terima dilakukan

berfokus dengan masalah medis dan 9(75%) perawat mengatakan

timbang terima dilakukan berfokus dengan masalah keperawatan

b. Tehnik timbang terima masih belum optimal

c. Penulisan timbang terima masih belum terdokumentasikan secara

optimal

d. Masih banyak timbang terima tentang masalah medis

9. Discharge planning

a. Tidak tersedianya leaflet/brosur saat pasien pulang

b. Discharge planning hanya dilakukan saat pasien pulang saja.

c. Pemberian pendidikan kesehatan dilakukan secara lisan pada

setiap pasien/keluarga

10. Penerimaan Pasien Barua. Perawat tidak melakukan pengkajian pasien baru

b. Paerawat tidak menjelaskan segala sesuatu tercantum dalam

lembar penerimaan pasien baru

c. Perawat tidak meminta inform consent sentralisasi kepada

keluarga pasien tetapi di ruang IIIC tidak dilakukan.

11. Money (M4)

a. Jasa intensif untuk pelayanan dan jasa medik yang diberikan sama

untuk semua perawat.

b. Sistem administrasi terpusat

12. Marketing (M5)

a. Terdapat pasien yang menyatakan 25% menyatakn kurang puas terhadap kinerja perawat

lxi

Page 62: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

2.6 Prioritas Masalah

Masalah Skor Analisis Swot PrioritasIFAS EFAS

1. MAKP2. Discharge planning3. Dokumentasi Keperawatan4. Supervisi5. Ronde keperawatan6. Timbang terima7. Sentralisasi obat8. Sarana dan prasarana9. Keuangan10. Pemasaran11. Sumber Daya Manusia

0,40,3-0,2-0,7-0,21,40,50,30,10,30,85

-0,7-0,4-0,70,5-0,50,20,30,20,50,20,2

1234567891011

Berdasarkan rumusan masalah diatas 5 masalah teratas ; Sentralisasi obat,

MAKP, Discharge planning, Dokumentasi Keperawatan, Ronde Keperawatan,

Supervisi maka kelompok mengangkat prioritas masalah yang akan diselesaikan

yaitu Sentralisasi obat dengan alasan :

Menurut observasi yang kami lakukan di Ruangan pelaksanaan MAKP

terdapat kekurangan diantaranya antara lain struktur organisasi yang diterapkan

masih menggunakan tim

lxii

Page 63: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

BAB 3

PERENCANAAN

3.1 Rencana Strategis

No Masalah Tujuan Program/Kegiatan Indikator Keberhasilan WaktuPenanggung

JawabM1(Ketenagaan)

1. Sebanyak 3(25%) perawat mengatakan bahwa merasa tidak puas dalam adanya kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kerja melaluhi pelatihan atau pendidikan

2. Sebanyak 6(50%) perawat mengatakan tidak puas atas perhatian institusi rumah sakit terhadap perawat

1. Meningkatnyakepuasan perawat dalam adanya kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kerja melaluhi pelatihan atau pendidikan

2. Meningkatnya kepuasan perawat terhadap perhatian institusi rumah sakit terhadap perawat

3. Meningkatnya

1. Kepala ruangan memotivasi perawat untuk meningkatkan kinerjanya dan memberikan penghargaan untuk mendapatkan pelatihan atau pendidikan

2. Kepala ruangan mengajukan permohonan kepada institusi agar lebih memperhatikan kesejahteraan perawat

1. Perawat mengatakan puas dengan adanya kesempatan pelatihan dan pendidikan

2. Institusi lebih memberhatikan kesejahteraan perawat untuk peningkatan kinerja perawat

63

Page 64: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

3. Sebanyak 2(25%) pasien mengatakan bahwa merasa tidak puas terhadap kinerja perawat

kepuasan pasien terhadap kinerja perawat

3. Perawat meningkatkan kinerjanya dalam pelayanan keperawatan secara terapeutik

1.

3. Kinerja perawat baik dibuktikan dengan pasien merasa puas

M2 (Sarana dan Prasarana)1. Belum ada ruang

diskusi khusus untuk dokter dan perawat

2. Belum ada ruang isolasi pasien dengan kasus khusus

1. Tersedianya ruang diskusi khusus untuk dokter dan perawat

2. Tersedianya ruang isolasi untuk pasien khusus

1. Kepala ruangan mengajukan pengadaan pembuatan ruang diskusi dengan fasilitas yang memadai

2. Kepala ruanagan mengajukan pengadaan pembuatan ruang isolasi dengan fasilitas yang memadai

1. Adanya ruang diskusi khusus untuk dokter dan perawat

2. Adanya ruang isolasi untuk pasien khusus

M3 (Methode)Penerapan metodePelaksanaan Metode MAKP Tim dilaksanakan belum optimal.

Terlaksananya Metode MAKP Tim secara optimal

1. Mensosialisasikan pelaksanaan metode MAKP yang dilakukan.

2. Diadakan diskusi rutin antara Karu dan anggotanya.

3. Adakan fasilitas penunjang seperti buku maupun makalah tentang kasus-kasus yang ada di ruangan

Perawat menggunakan asuhan keperawatan TIM yang telah dipakai diruangan dengan benar hal ini diobservasi dari pernyataan dan tindakan perawat akan kemampuannya

Dokumentasi1. Dari observasi

status pasien, pengisian

Terlaksananya dokumentasi yang secara optimal

1. Dilakukan sosialisasi format dan latihan-latihan pendokumentasian yang benar dan tepat pada semua

1. Format dokumentasi terisi dengan baik dan benar oleh semua perawat di ruanagan

64

Page 65: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

dokumentasi tidak lengkap: nama, tanda tangan belum dicantumkan, respon pasien pasca tindakan belum dipantau

2. SAK belum dilaksanakan secara optimal karena isinya yang kurang sesuai dengan intervensi yang dibutuhkan.

3. Pengawasan terhadap sistematika pendokumentasian kurang dilaksanakan secara optimal.

4. Sebanyak 5(16%) perawat mengatakan dokementasi yang ada tidak sesuai dengan perkembangan

perawat2. Kepala ruangan memberikan

motivasi dan dukungan kepada semua perawat agar mampu melakukan dokumentasi keperawatan yang benar

3. Kepala ruangan melakukan supervise dan menganalisa terhadap hasil pendokumentasian asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat setiap dilakukan timbang terima serta memberikan masukan yang positif terhadap perawat

2. Meningkatnya keinginan perawat untuk terus belajar dan melakukan pendokumentasian secara benar dan tepat

3. Penilaian dokumentasi keperwatan berdasarkan pada maslah keperawatan klien, serta pendokumentasian segera setelah dilakukan tindakan sehingga respon klisn dapat terpantau

65

Page 66: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

pasien5.

Ronde Keperawatan.1. SOP ronde

keperawatan tidak tersedia.

2. Belum diadakan informed concent ronde keperawatan

3. Ronde keperawatan belum terjadwal sebagai kegiatan rutin di ruangan.

4. Belum adanya perawat yang mengikuti pelatihan tentang ronde keperawatan selain Karu dan CI

5. Sebanyak 6(50%) perawat mengatakan ronde

1. Tersedianya SOP ronde keperawatan

2. Tersedianya informed concent ronde keperawatan

3. Menyusun jadwal ronde keperawatan sebagai kegiatan rutin di ruangan

4. Terlaksanakannya pelatihan tentang ronde keperawatan bagi perawat

5. Terlaksananya ronde keperawatan

1. Kepala ruangan menyediakan SOP ronde keperawatan

2. Perawat menyediakan informed concent ronde keperawatan

3. Ronde keperawatan dilaksanakan secara rutin dan telah ditetapkan jadwal tertentu agar ronde lebih terjadwal dan masalah yang terjadi di ruangan dapat lebih cepat terselesaikan, misalnya 2x dalam sebulan dan dilaksanakan 30 menit dan dipimpin oleh kepala ruangan

4. Kepala ruangan mengajukan pelatihan ronde keperawatan kepada institusi agar perawat memiliki kompetensi

5. Melakukan ronde keperawatan yang sesuai dengan kriteria dengan menjalin kerjasama

1. Adanya SOP ronde keperawatan

2. Adanya informed concent ronde keperawatan

3. Adanya jadwal ronde keperawatan sebagai kegiatan rutin di ruangan dan ronde keperawatan dapat terlaksana sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh kepala ruangan

4. Pelatihan dapat terlaksana dengan baik dan diikuti oleh semua perawat ruanagan sehingga perawat menegerti dan mampu mengatasi masalah keperawatan yang terjadi

5. Ronde keperawatan dilakukan oleh semua perawat sesuai dengan kriteria

66

Page 67: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

keperawatan dilakukan akan tetapi tidak sesuai dengan kriteria ronde

yang sesuai dengan kriteria

dengan tim medis lainnya

Sentralisasi Obat1. Ada lembar serah

terima obat kepada pasien tentang sentralisasi obat, tetapi tidak pernah di gunakan

2. Depo farmasi belum ada disetiap ruangan masih tersentral di Depo farmasi

3. Tidak ada supervisi terhadap kegiatan sentralisasi obat

4. Resep obat ditulis oleh perawat yang seharusnya dilakukan oleh dokter

1. Digunakannya secara optimal lembar serah terima obat kepada pasien

2. Tersedianya Depo farmasi di setiap ruangan

3. Terlaksananya supervisi terhadap kegiatan sentralisasi obat

4. Resep obat ditulis oleh dokter

1. Kepala ruangan memberikan motivasi dan dukungan kepada semua perawat agar melakukan pengisian lembar serah terima obat

2. Kepala ruangan mengajukan pengadaan defo farmasi kecil di ruangan

3. Kepala ruangan melakukan supervise dan menganalisa terhadap hasilpenerapan sentralisasi obat

4. Perawat membiasakan diri untuk tidak menulis resep obat

1. Perawat mengisi lembar serah terima obat

2. Adanya depo farmasi kecil diruangan

3. Pelaksanaan sentralisasi obat berjalan dengan pengawasan supervise secara optimal

4. Resep obat ditulis oleh doker bukan perawat

67

Page 68: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

5. 100% perawat mengatakan bahwa sentralisasi obat dilakukan sebagian di kamar dilakukan sentralisasi obat tetapi belum ada buku inventarisasi obat.

5. Terlaksananya sentralisasi obat seluruhnya dan tersedianya buku inventaris obat

5. Mengadakan sentralisasi obat untuk seluruh kamar dengan menyediakan inventaris keperluan penujang sentralisasi obat

5. Adanya buku inventarisasi obat untuk dokumentasi sentralisasi

Supervisi.1. Belum ada

program yang terjadwal tentang supervise dari kepala ruangan kepada perawat

2. Kurangnya program pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi.

3. Belum adanya dokumentasi supervisi yang jelas.

4. 3(25%) perawat mengatakan

1. Tersusunnya jadwal supervise dari kepala ruangan kepada perawat

2. Terlaksananya program pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi

3. Tersedianya dokumentasi supervisi yang jelas

4. Terlaksananya supervisi yang

1. Kepala ruangan menyusun jadwal supervise secara rutin dari kepala ruangan kepada perawat dan memasukan dalam rencana kegiatan bulanan

2. Mengadakan kegiatan pelatihan dan sosialisasi tentang supervise kepada seluruh perawat agar memahami tentang supervise

3. Mengadakan inventaris dan dokumentasi penunjang dilakukan supervise

4. Mensosialisasikan tentang format yang baku supervise untuk setiap

1. Pelaksanaan supervise berjalan dengan baik sesuai dengan jadwal yang dibuat kepala ruanagan

2. Pelatihan dan sosialisasi supervise terlaksana dengan baik, jelas dan terstruktur

68

Page 69: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

supervisi dilakukan tetapi tidak terstruktur.

struktur tindakan keperawatan sesuai dengan standart keperawatan, supervisor menetapkan kegiatan yang akan di supervise dan menetapkan tujuan yang jelas disetiap supervise

Discharge Planning

1. Tidak tersedianya leaflet tidak diberikan pasien pulang

2. Discharge Planning hanya dilakukan saat pasien pulang saja

3. Pemberian HE dilakukan hanya dengan secara lisan

1. Tersedianya leaflet

2. Terlaksananya Discharge Planning saat pasien masuk,saat intervensi dan saat pulang

3. Terlaksananya HE secara lisan dan tulisan

1. Ruangan menyediadakan leaflet atau brosur tentang penyakit, pencegahan, perawatan, nutrisi, aktivitas dan istirahat

2. Perawat melakukan pelaksanaan Discharge Planning dari awal pasien masuk ruangan hingga pasien pulang

3. Perawat memberikan pendidikan kesehatan secara lisan dan tulisan

1. Adanya brosur atau leaflet tentang penyakit yang diderita oleh masing-masing pasien

2. Perawat melaukan Discharge Planning dari awal pasien masuk ruangan hingga pasien pulang

3. Pasien dan keluarga pasien mengerti dan memahami penjelasan tentang penyakit, pencegahan, perawatan, nutrisi, aktivitas dan istirahat sesuai dengan leaflet atau brosur yang diberikan

69

Page 70: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

Timbang Terima

1. Sebanyak 3(25%) perawat mengatakan timbang terima dilakukan berfokus dengan masalah medis

2. Tehnik timbang terima masih belum optimal

3. Penulisan timbang terima masih belum terdokumentasikan secara optimal

1. Terlaksanaya timbang terima yang berfokus pada masalah keperawatan dan kebutuhan dasar pasien

2. Optimalnya teknik timbang terima

3. Optimalnya dokumentasi timbang terima

1. Kepala ruangan harus selalu menanyaklan masalah keperawatan saat timbang terima dilaksanakan dan menyediakan form yang berisi poin-poin tentang kebutuhan dasar pasien

2. Kepala ruangan dan perawat melakukan timbang terima sesuai dengan aturan yang baku

3. Membiasakan diri untuk mendokumentasikan data langsung ditulis dibuku operan

1. Perawat mencantumkan masalah kepetrawatan dalam setiap laporannya

2. Perawat langsung menulis data pada buku operand an dokumentasi operan lengkap

Penerimaan Pasien Baru1. Perawat tidak

melakukan pengkajian pasien baru, tidak menjelaskan segala sesuatu tercantum dalam lembar

1. Dilakukannya pengkajian terhadap pasien baru oleh perawat

2. Perawat menjelaskan

1. Kepala ruangan mengingatkan perawat jika terlupa mengkaji pasien baru dan menjelaskan segala sesuatu yang tercantum dalam lembar penerimaan pasien baru serta meminta persetujuan

2. Mensosialisasikan kepada semua perawat tentang teknik

Perawat paham tentang teknik penerimaan pasien baru dan dapat mengkaji pasien baru serta menjelaskan segala sesuatu yang tercantum dalam lembar penerimaan pasien baru serta meminta persetujuan

70

Page 71: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

penerimaan pasien baru, tidak meminta inform consent sentralisasi kepada keluargapasien

segala sesuatu tercantum dalam lembar penerimaan pasien baru

penerimaan pasien baru yang tepat dan benar

3. Diadakannya evaluasi pemahaman perawat tentang penerimaan pasien baru

M4 = MoneyPembiayaanMasih banyak persyaratan untuk keperluan administrasi dari pihak pasien yang belum lengkap terutama pada pasien rujukan

Keteraturann administrasi (keuangan)

Mengusulkan untuk menginformasikan pendanaan yang dibutuhkan perawatan klien, penjelasan alur pendanaan untu ksemua pasien (ASKES, UMUM, JPS, ASTEK)

Klien membayar sesuai dengan tarif yang telah ditetapkan dan menyelesaikan persyaratan yang diperlukan

M5 = MarketingPemasaranMutu pelayanan sudah berjalan tapi belum optimal

Kepuasan pasien meningkat

Mengusulkan peningkatan mutu pelayanan terus- menerus sehingga memberi kesan yang baik pada klien

1. Kepuasan klien terpenuhi2. Tidak ada komplain dari

pasien dan keluarga pasien terhadap pelayanan

71

Page 72: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

3.2 Pengorganisasian

Untuk efektifitas pelaksanaan praktik profesi manajemen keperawatan

dalam menentukan kebijakan-kebijakan internal, maka kelompok menyusun

struktur organisasi sebagai berikut:

Ketua : Umi Sa’adahS.Kep.

Sekretaris : Mar’atus Silmi S.Kep.

Bendahara : Dian Agustina S.Kep.

Pj MAKP : Imam Mahrus S.Kep

Pj Sentralisasi Obat : M. Feny Samsul Hadi S.Kep

Pj Timbang Terima : Khoirul Abidin S.Kep dan Dian Agustina S.Kep

Pj Ronde Keperawatan : Syaiful Anam S.Kep dan Mar’atus Silmi S.Kep.

Pj Supervisi : M. Yusron Irfani S.Kep

Pj Discharge Planing : Indah Amaliya S.Kep dan Zainal Arifin S.Kep

Pj Dokumentasi : Aswin Bahar S.Kep

Pj Penerimaan Pasien : Indah Amaliya S.Kep

Adapun dalam pengelolaan ruang rawat maka diselenggarakan

pengorganisasian dengan pembagian peran sebagai berikut:

1. Kepala Ruangan

2. PP

3. PA

Pembagian ini secara rinci akan dilampirkan pada lembaran tersendiri

setelah pelaksanaan metode asuhan keperawatan di ruangan.

72

Page 73: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

3.2 Strategi Kegiatan

3.2.1 Penataan Ketenagaan

A. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan pengumpulan data dan analisis data tentang tenaga

(ketenagaan) sesuai dengan tingkat ketergantungan dan jumlah pasien mahasiswa

mampu merencanakan pemetaan tenaga.

2. Tujuan Khusus

- Mampu mengelola kebutuhan tenaga (menghitung jumlah perhari sesuai

dengan tingkat ketergantungan pasien).

- Mampu menyusun job description

- Mampu membuat jadwal dinas

B. Rencana Strategi

1. Menghitung jumlah tenaga dengan menggunakan rumus Douglas Lovvitgel

2. Membuat jadwal shift

3. Mengevaluasi efektifitas pembagian tenaga dengan rumus Douglas

Lovvitgel

C. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi struktur

- Mengidentifikasi jumlah dan tingkat ketergantungan pasien perhari.

- Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik (proposal kegiatan)

- Menyiapkan format klasifikasi pasien dan perhitungan jumlah tenaga

- Membuat format jadwal shift

2. Evaluasi proses

- Mahasiswa dapat mengumpulkan data mengenai jumlah pasien dan

ketergantungannya

- Melakukan tabulasi dan penghitungan kebutuhan jumlah tenaga

- Membuat jadwal dinas perhari.

3. Evaluasi hasil

- Asuhan keperawatan dapat diberikan secara maksimal

- Semua kebutuhan pasien dapat terpenuhi dan tercover

- Pasien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan

73

Page 74: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

TIM MEDIS KEPALA RUANGAN SARANA RS

Klien Klien

PA 1PA 2

PA 1PA 2

PP 1 PP 1

- Perawat puas memberikan asuhan kepada pasien

3.2.2Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)

Metode perawatan Primary Nursing merupakan salah satu metode praktik

keperawatan profesional dimana perawat bertanggung jawab penuh terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien mulai dari klien masuk sampai

keluar Rumah Sakit. Metode ini mendorong kemandirian perawat, ada kejelasan

antara pembuat rencana asuhan keperawatan dan pelaksanaan asuhan keperawatan

selama klien dirawat. Metode ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan

terus menerus antara klien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan,

melakukan dan koordinasi asuhan keperawatan selama klien di rawat. Konsep

dasar dan metode ini adalah tanggung jawab dan tanggung gugat.

Berikut sistem pemberian asuhan keperawatan Primary Nursing:

Keterangan:

: Garis Komando

: Garis Koordinasi

Gambar 3.1 Sistem pemberian Metode Asuhan Keperawatan Primary

Nursing

74

Page 75: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

Dalam penerapan MAKP metodePrimary Nursing terdapat beberapa

kelebihan dan kelemahan.

Kelebihan :

1. Bersifat kontinuitas dan komprehensif

2. Perawat primer mendapatkan akontabilitas yang tinggi terhadap hasil dan

memungkinkan pengembangan diri

3. Klien merasa diperlakukan sewajarnya karena kebutuhan secara individu

sudah terpenuhi.

4. Tercapainya pelayanan kesehatan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan

proteksi, informasi dan advokasi (Gillies, 1989)

Kelemahan :

Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan

pengetahuan yang memadai dengan kriteria assertif, self direction, kemampuan

pengambilan keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinik, accountable

serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin profesi.

A. Tujuan

a) Tujuan Umum

Mahasiswa dapat menerapkan Metode Asuhan Kepertawatan Profesional

dengan metode keperawatan primer di Ruang Marwah IIIC RSU Haji

Surabaya.

b) Tujuan Khusus

Setelah menerapkan MAKP primary nursing, mahasiswa mampu:

1. Mengatur kebutuhan tenaga perawat,

2. Mengatur tugas dan kewenangan perawat dalam pemberian asuhan

keperawatan,

3. Melakukan sistem pendokumentasian,

4. Meningkatkan integritas perawat menuju profesionalisme, dan

5. Meningkatkan komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim

kesehatan lain.

B. Pengorganisasian

Penanggung Jawab : Imam Mahrus S.Kep.

75

Page 76: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

C. Pelaksanaan

MAKP dilaksanakan sesuai dengan jadwal dinas mulai minggu ke-II sampai

dengan minggu ke-V praktik profesi Menajemen Keperawatan di Ruang Marwah

IIIC tanggal 11Maret 2013 – 21 April 2013.

D. Rencana Strategis

1. Mendiskusikan bentuk dan penerapan Metode Asuhan Keperawatan

Profesional (MAKP) yang akan dilaksanakan yaitu metodePrimary Nursing.

2. Merencanakan kebutuhan tenaga perawat.

3. Melakukan deskripsi tugas dan tanggung jawab perawat.

4. Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga perawat.

5. Menerapkan metode MAKP yang direncanakan.

E. Kriteria evaluasi

1) Struktur

Metode Asuhan Keperawatan Profesional sebelum dilaksanakan di Ruang

Marwah IIIC RSU Haji Surabaya dikoordinasikan dan disetujui oleh

pembimbing pendidikan dan pembimbing ruangan.

2) Proses

Selama pelaksanaan Metode Asuhan Keperawatan Profesional di Ruang

Marwah IIIC RSU Haji Surabaya berjalan sesuai dengan rencana.

3) Hasil

Pemahaman mahasiswa dan perawat Ruang Marwah IIIC RSU Haji

Surabaya tentang metode asuhan keperawatan profesional meningkat.

76

Page 77: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

3.2.3 Sentralisasi Obat

Teknik pengelolaan sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana

seluruh obat yang diberikan kepada pasien baik obat oral maupun obat injeksi

pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.

Penanggung jawab pengelolaan obat adalah Kepala Ruangan yang secara

operasional dapat didelegasikan kepada Staf yang ditunjuk. Keluarga wajib

mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat.

3.2.3.1 Penerimaan obat :

1. Obat yang telah diresepkan ditunjukkan kepada perawat dan obat yang telah

diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan menerima lembar

terima obat.

2. Kaluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang harus diminum beserta

kartu sediaan obat.

3. Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam kotak

obat

3.2.3.2 Pembagian obat :

1. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar

pemberian obat

2. Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat dengan

memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar pemberian obat:

dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi yang diinstrusikan dan

kartu obat yang diinstrusikan oleh dokter dan kartu obat yang ada pada

pasien.

3. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, keguanaan

obat, jumlah obat, dan efek samping obat. Usahakan tempat obat kembali ke

perawat setelah obat dikonsumsi oleh pasien dan observasi adanya efek

samping setelah minum obat

4. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap shift oleh petugas yang

ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat.

77

Page 78: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

3.2.3.3 Penambahan Obat Baru :

1. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau jadwal

pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam buku obat

masuk dan sekaligus dilakukan dalam kartu sediaan obat.

2. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja), maka

dokumentasi hanya dilakukan pada buku obat masuk dan selanjutnya

diinformasikan kepada keluarga / pasien dengan kartu kontrol obat.

3.2.3.4 Keuntungan pengelolaan obat

1. Terjadi interaksi intensif antara farmasi, dokter dan perawat.

2. Resep dapat dikaji dulu oleh apoteker

3. Farmasi dapat membuat profil farmasi pasien dengan lengkap.

4. Farmasi dapat melakukan terapi drugs monitor.

5. Pasien menerima pelayanan farmasi 24 jam.

6. Pasien hanya membayar obat yang dipakai

7. Efisiensi Ruang perawatan dari penyimpangan obat.

8. Mengurangi beban perawat.

9. Menghindari penggunaan obat yang salah.

10. Mengurangi kemungkinan kehilangan obat.

11. Meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga professional.

A. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu mengaplikasikan peran perawat dalam pengelolaan

sentralisasi obat dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi

obat secara maksimal.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu mengelola obat pasien : pemberian obat secara tepat dan benar

sesuai dengan prinsip 6 T + 1 W .

b. Menyaragamkan waktu pemberian obat oral dan injeksi serta

mengamankan obat-obat yang dikelola.

c. Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap program terapi.

78

Page 79: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

d. Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap perawat dalam

pengelolaan sentralisasi obat.

e. Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga terhadap asuhan keperawatan

yang telah diberikan.

B. Pengorganisasian

Penanggung jawab : M. Feny Samsul Hadi S.Kep

Kepala Ruangan :Umi Sa’adah S.Kep

Perawat Primer :Dian Agustina S.Kep

Perawat Associate : Mar’atus Silmi S.Kep.

C. Pelaksanaan

Kegiatan sentralisai obat dilaksanakan pada minggu ke-II sampai minggu

ke-V. Ruang yang digunakan adalah nurse station. Metode yang digunakan adalah

pendekatan secara langsung dengan klien dan keluarga dengan komunikasi

terapeutik untuk meyakinkan klien agar bersedia mengikuti pengelolaan

sentralisasi obat.

79

Page 80: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

Pendekatan Perawat

PASIEN / KELUARGA

Persyaratan pengambilan obat sesuai dengan ketentuanLembar serah terima obatBuku serah terima/masuk obat

PP / PERAWAT YANG MENERIMA

PASIEN

DOKTER

FARMASI/APOTIK

PASIEN / KELUARGA

PENGATURAN DAN PENGELOLAAN OLEH PERAWAT

Alur Pelaksanaan Sentralisasi Obat

Gambar 3.2 Alur Sentralisasi Obat. ( Nursalam, 2007)

Keterangan :

: Garis Komando

: Garis Koordinasi

80

Page 81: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

D. Rencana Strategi

1. Menyusun format sentralisasi obat

2. Melaksanakan pengelolaan sentralisasi obat pasien beserta perawat Ruang

Marwah IIIC RSU Haji Surabaya.

3. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan obat.

E. Kriteria evaluasi

a. Evaluasi Struktur

1) Persiapan dilakukan pada saat pasien MRS di Ruang Marwah IIIC RSU

Haji Surabaya.

2) Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik.

3) Persetujuan proposal

4) Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan di Ruang Marwah IIIC RSU

Haji Surabaya.

5) Persiapan pelaksanaan sentralisasi obat

6) Perawat yang bertugas pelaksanaan sentralisasi obat.

b. Evaluasi Proses

1) Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan Ruangan yang

telah di tentukan dan pasien telah menyetujui inform consent untuk

dilakukan sentralisasi obat

2) Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan rencana dan alur yang telah

ditentukan.

3) Perawat yang bertugas sesuai perannya

c. Evaluasi Hasil

1) Klien dan keluarga puas dengan hasil pelaksanaan sentralisasi obat

2) Obat dapat diberikan secara tepat dan benar sesuai 6T dan 1W.

3) Perawat mudah mengontrol pemberian obat.

4) Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan benar.

5) Klien dapat mempercayakan pengaturan dan pemberian obat kepada

petugas.

6) Mampu mengelola obat klien dengan tepat dan benar 6T + 1W

81

Page 82: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

7) Meningkatkan kepatuhan klien terhadap program terapi.

3.2.4 Supervisi Keperawatan

Supervisi keperawatan adalah suatu proses pemberian sumber-sumber yang

dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan tugas dalam rangka mencapai tujuan

(Nursalam, 2007). Pada proses pelaksanaannya terdapat langkah-langkah

supervisi, yaitu:

a. Tahap I

Di Nurse Station (Pra-Supervisi) : Supervisor (Kepala Ruangan)

memberitahu PP (Perawat Primer) bahwa akan dilakukan supervisi prosedur

tindakan injeksi obat intra vena melalui venflon. Kegiatan ini bertujuan untuk

mengevaluasi dan menilai pengetahuan, kinerja, sikap perawat dalam

melaksanakan pemberian obat intra vena melalui venflon sehingga dapat

meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan.

b. Tahap II

Di Ruang perawat (Pra-Supervisi) : PP bersama PA (perawat assosiate)

menyiapkan peralatan. Setelah siap PP mengkonfirmasi kepada Kepala Ruangan.

c. Tahap III

Di Bed Pasien (Supervisi) : PP bersama PA melakukan prosedur tindakan

injeksi obat intra vena melalui venflon. Karu menilai kinerja perawat berdasarkan

instrumen yang telah disiapkan, menilai kognitif, afektif dan psikomotor saat

melakukan tindakan di depan pasien. Bila memungkinkan dilakukan follow up

saat itu juga. Misal cara cuci tangan, komunikasi yang terlewatkan atau

pemasangan perlak. Pelaksananan supervisi dengan inspeksi, wawancara, dan

validasi data.

d. Tahap IV

Di Ruang Karu (Pos-Supervisi):

Supervisor (Karu) mengklarifikasi permasalahan yang ada

”Fair” (Karu menyampaikan kepada PP tentang hal-hal yang belum sesuai

dengan standar prosedur tindakan)

“Feedback” (Karu mengadakan klarifikasi dan validasi data sekunder kepada PP)

82

Page 83: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

“Follow-Up” (Karu bersama PP merencanakan tindakan tersebut secara bersama

untuk melakukan perbaikan).

“Reinforcement” (Karu memberikan reward dan dukungan pada PP dan PA)

A. Tujuan

a) Tujuan Umum

Mahasiswa mampu mengaplikasikan peran supervisor dalam supervisi

keperawatan dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat sehingga

tercapai pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada klien dan keluarga yang

berfokus pada kebutuhan, keterampilan dan kemampuan perawat dalam

melaksanakan tugas.

b) Tujuan Khusus

1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa dalam pelaksanaan

supervisi keperawatan.

2. Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga atas asuhan keperawatan yang

diberikan.

3. Meningkatkan kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.

B. Pengorganisasian

Penanggung jawab : M. Yusron Irfani S.Kep

Kepala Ruangan : Khoirul Abidin S.Kep.

Perawat Primer 1 : Indah Amaliya S.Kep

Perawat Primer 2 : Imam Mahrus S.Kep

Perawat Associate1 : Syaiful Anam S.Kep

Perawat Associate2 : Zainal Arifin S.Kep

C. Pelaksanaan

Kegiatan supervisi keperawatan dilaksanakan pada minggu III praktik profesi

Manajemen Keperawatan.

D. Rencana Strategi

1. Menyusun konsep supervisi keperawatan

2. Menetapkan materi supervisi keperawatan

3. Membuat format supervisi keperawatan

4. Melaksanakan supervisi keperawatan bersama-sama dengan kepala

Ruangan dan staf keperawatan

83

Page 84: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

5. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan

E. Alur Supervisi

Keterangan : Kegiatan supervisi

Delegasi dan supervisi

Gambar 3.3 Alur Supervisi Keperawatan (Nursalam, 2007)

84

Ka. Bid Perawatan

Kasi Perawatan

Ka. Perawatan

Kepala RuanganMenetapkan kegiatan dan tujuan serta instrumen / alat ukur

PP 1 PP 2Menilai kinerja Perawat

PA PA Fair Feed Back Follow Up, pemecahan

masalah, reward/reinforcement

Kualitas Pelayanan Meningkat

Supervisi

Delegasi

Page 85: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

E. Evaluasi

1. Struktur:

a. Menentukan penanggung jawab supervisi keperawatan

b. Menyusun konsep supervisi keperawatan.

c. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik

d. Menentukan materi supervisi.

e. Persiapan alat dan pasien

2. Proses:

a. Melaksanakan supervisi keperawatan oleh Karu kepada perawat primer

dan perawat pelaksana.

b. Perawat primer dan perawat pelaksana melaksanakan tugas sesuai

dengan diskripsi tugas masing-masing.

c. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan.

d. Karu mengisi lembar penilaian sesuai petunjuk teknis pengisian.

3. Hasil :

a. Mahasiswa mampu melaksanakan supervisi secara optimal.

b. Supervisi dilaksanakan sesuai dengan rencana

c. Supervisor mengevaluasi hasil supervisi

d. Supervisor memberikan reward/feed back pada perawat primer dan

perawat pelaksana

3.2.5 Timbang Terima

Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan

mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri

perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang

efektif antar perawat maupun dengan tim kesehatan lain. Salah satu bentuk

komunikasi yang harus ditingkatkan efektifitasnya adalah saat pergantian shift

(timbang terima pasien).

85

Page 86: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

Timbang terima (operan) merupakan teknik / cara menyampaikan

laporan yang berhubungan dengan keadaan pasien. Timbang terima pasien

harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas

dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah

dilakukan atau belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang

disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat

berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer

kepada perawat primer pada shif berikutnya secara tertulis dan lisan.

Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima

sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima

merupakan kegiatan yang harus dilakukan sebelum pergantian shift. Selain

laporan antar shift, dapat disampaikan juga informasi-informasi yang berkaitan

dengan rencana kegiatan yang telah atau belum dilaksanakan. (Nursalam,

2007).

Teknik pengelolaan timbang terima dimulai dari perawat dari kedua

shift dan KARU siap berkumpul di nurse station, Karu mengecek kesiapan

timbang terima tiap PP dan PA; persiapan membawa: status pasien, buku

timbang terima, work sheet, nursing kits; Karu membuka acara timbang terima;

hal-hal yang perlu disampaikan PP pada saat timbang terima: identitas klien

dan jumlah pasien, jumlah pasien baru, jumlah pasien lama, jumlah pasien

pulang, diagnosa medis, masalah keperawatan, data yang mendukung,

tindakan keperawatan yang sudah / belum dilaksanakan, rencana umum yang

perlu dilakukan: pemeriksaan penunjang, konsul, prosedur tindakan tertentu;

perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi dan

validasi tentang hal-hal yang telah ditimbang terimakan; lama timbang terima

setiap pasien kurang lebih 5 menit, kecuali kondisi khusus yang memerlukan

keterangan lebih rinci; klarifikasi hasil validasi data; laporan timbang terima

ditanda tangani oleh kedua PP dan Karu (kalau pagi saja); reward Karu

terhadap perawat yang akan dan selesai bertugas; dan penutupan dilakukan

oleh karu.

A. Tujuan

86

Page 87: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

a) Tujuan umum

Setelah dilakukan timbang terima, maka mahasiswa dan perawat di Ruang

Marwah IIIC mampu mengkomunikasikan hasil pelaksanaan asuhan

keperawatan klien dengan baik, sehingga kesinambungan informasi

mengenai keadaan klien dapat dipertahankan.

b) Tujuan Khusus

1. Menyampaikan masalah, kondisi dan keadaan klien (data fokus).

2. Menyampaikan hal-hal yang sudah / belum dilakukan dalam asuhan

keperawatan pada klien.

3. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak lanjuti oleh dinas

berikutnya.

4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.

B. Pengorganisasian

Penanggung jawab : Khoirul Abidin S.Kep dan Dian Agustina S.Kep

Kepala Ruangan : Syaiful Anam S.Kep

Perawat Primer (pagi) : Mar’atus Silmi S.Kep.

Perawat Associate (pagi) : Aswin Bahar S.Kep

Perawat Primer (sore) : M. Feny Samsul Hadi S.Kep

Perawat Associate(sore) : M. Yusron Irfani S.Kep

C. Pelaksanaan

Kegiatan timbang terima dilaksanakan pada minggu ke-II sampai minggu ke-

V praktik profesi Manajemen Keperawatan di Ruang Marwah IIICRSU Haji

Surabaya.

D. Rencana Strategi

1. Menyusun alur timbang terima bersama-sama dengan perawat Ruangan.

2. Menyusun materi timbang terima.

3. Membuat format timbang terima dan juknis.

4. Melaksanakan timbang terima bersama dengan kepala ruangan dan staf

keperawatan.

5. Mendokumentasikan hasil timbang terima penderita.

87

Page 88: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

E. Alur Timbang Terima

F. Evaluasi

a. Struktur

Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia

antara lain: catatan timbang terima, status klien, working sheet dan

kelompok shift timbang terima. Kepala Ruangan selalu memimpin

kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada pergantian shift yaitu

malam ke pagi, pagi ke sore. Kegiatan timbang terima pada shift sore ke

malam dipimpin oleh perawat primer yang bertugas saat itu.

b. Proses

88

KLIEN

DIAGNOSA MEDIS MASALAH KOLABORATIF

DIAGNOSA KEPERAWATAN

RENCANA TINDAKAN

YANG TELAH DILAKUKAN YANG AKAN DILAKUKAN

PERKEMBANGAN /KEADAAN KLIEN

MASALAH :

1. TERATASI2. BELUM TERATASI3. TERATASI SEBAGIAN4. MUNCUL MASALAH

BARU

Gambar 3.4 Alur Timbang Terima

Page 89: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

Proses timbang terima di pimpin oleh kepala Ruangan dan dilaksanakan

oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift.

Perawat primer mengoperkan ke perawat primer berikutnya yang akan

mengganti shift. Timbang terima pertama dilakukan di ners

stationkemudian ke bed klien dan kembali lagi ke ners station. Isi timbang

terima mencakup jumlah klien, masalah keperawatan. Intervensi yang

sudah dilakukan. Intervensi yang belum dilakukan dan pesan khusus.

Setiap klien tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke klien.

c. Hasil

Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat

dapat mengetahui perkembangan, masalah keperawatan klien, dan

intervensi keperawatan klien yang belum dilakukan dan sudah

diselesaikan. Sehingga komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.

3.2.6 Ronde Keperawatan

Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi

masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat disamping

melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada

kasus tertentu harus dilakukan oleh Perawat Primer dan atau konselor, Kepala

Ruangan, Perawat Associate yang perlu juga melibatkan seluruh PA kesehatan

(Nursalam, 2002).

Ronde keperawatan akan memberikan media bagi perawat untuk

membahas lebih dalam masalah dan kebutuhan pasien serta merupakan suatu

proses belajar bagi perawat dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan

kognitif, afektif dan psikomotor. Kepekaan dan cara berfikir kritis perawat akan

tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan dan pengaplikasian konsep

teori kedalam praktik keperawatan.

Teknik pengelolaan ronde pada waktu tahap pra ronde adalah menetapkan

kasus dan topik, membuat informed consent, menentukan tim ronde, membuat

proposal, diskusi kelompok dan mencari sumber dan literatur. Setelah itu, PP1

melaporkan rencana ronde pada karu. Pada tahap pelaksanaan dilakukan:

89

Page 90: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

a. Pembukaan : salam pembukaan, memperkenalkan tim ronde dan

menyampaikan tujuan ronde.

b. Penyajian masalah : penyajian riwayat penyakit dan masalah klien,

menyampaikan masalah keperawatan yang belum terselesaikan dan diskusi

antar PA tentang masalah keperawatan.

c. Validasi data : memberi salam dan memperkenalkan tim ronde kepada klien

dan keluarga, validasi data yang telah disampaikan dengan melibatkan

keluarga, PP2 menanyakan dan memberi masukan, konselor menguatkan

validasi masalah dan intervensi keperawatan serta tindakan

Diskusi/tanya jawab : diskusi antar PA tentang masalah keperawatan,

menentukan tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah

ditetapkan, evaluasi dan rekomendasi intervensi keperawatan.

A. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu menyelesaikan masalah klien melalui pendekatan

kritis.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, mahasiswa mampu:

a. Menumbuhkan cara berpikir kritis dan ilmiah

b. Meningkatkan kemampuan menganalisa masalah.

c. Meningkatkan kemampuan validasi data klien

d. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.

e. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi intervensi

keperawatan.

f. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang sesuai

dengan masalah klien.

g. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.

B. Pengorganisasian

Penanggung jawab : Syaiful Anam S.Kep dan Mar’atus Silmi S.Kep.

Kepala Ruangan : Dian Agustina S.Kep.

Konselor : Dwiono MudjiantoS.Kep. Ns,

Dokter : -

90

Page 91: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

Perawat Primer 1 : Zainal Arifin S.Kep

Perawat Associate 1 : M. Feny Samsul Hadi S.Kep

Perawat Associate1 : Imam Mahrus S.Kep

Perawat Primer 2 :M. Yusron Irfani S.Kep

Perawat Associate 2 : Umi Sa’adahS.Kep.

Perawat Associate 2 : Indah Amaliya S.Kep

Ahli Gizi : -

Supervisor : 1. Puji Rahayu, S.Kep, Ns M.kep

2. Nur Mukarromah M. Kes

Pembimbing : 1. Nur Mukarromah M. Kes

2. Dwiono Mudjianto Mudjianto S.Kep. Ns

Notulen : Khoirul Abidin S.Kep

Observer : Aswin Bahar S.Kep

C. Pelaksanaan

Kegiatan Ronde Keperawatan dilakukan pada minggu ke-IV.

D. Rencana Strategi

a) Menentukan penderita yang akan dijadikan subjek ronde keperawatan.

b) Menentukan strategi ronde keperawatan yang akan digunakan.

c) Menentukan materi dalam pelaksanaan ronde keperawatan.

d) Menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan ronde keperawatan termasuk

menghubungi pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan ronde keperawatan.

e) Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama kepala Ruangan dan staf

keperawatan.

f) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan ronde keperawatan.

91

Page 92: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

PROPOSAL

PP

APA YANG MENJADI MASALAHCROSS CEK DATA YANG ADAAPA YANG MENYEBABKAN MASALAH TERSEBUTBAGAIMANA PENDEKATAN (PROSES, SAK, SOP)

VALIDASI DATA

PENETAPAN PASIEN

PERSIAPAN PASIEN : INFORMED CONCENTHASIL PENGKAJIAN/ INTERVENSI

MASALAH TERATASI

TAHAP RONDEPENYAJIAN MASALAH

EVALUASI

DISKUSI KARU, PP, PERAWAT KONSELOR

TAHAP RONDE

TAHAP PRA RONDE

TAHAP RONDE

TAHAP PASCA RONDE

E. Alur Pelaksanaan Ronde Keperawatan

92

Page 93: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

F. Evaluasi

a) Struktur

Persyaratan administrative (informed concent, alat dan lainnya).

Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde

keperawatan.

Persiapan dilakukan sebelumnya.

b) Proses :

Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.

Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang

telah ditentukan.

c) Hasil :

Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan

Masalah pasien dapat teratasi :

1. Dengan pemberian nutrisi pada pasien bubur halus dahulu baru

kemudian diberikan sonde

2. Memotivasi ibu untuk memberikan asupan nutrisi dengan sedikit

tapi sering

3. Motivasi orang tua untuk memberikan stimulasi motorik pada

anaknya terutama bapak juga perlu dilibatkan.

d) Perawat dapat :

Menumbuhkan cara berpikir kritis dan ilmiah,

Meningkatkan kemampuan validasi data klien,

Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan,

Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang sesuai

dengan masalah klien, dan

Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.

93

di Bed Pasien di Nurse Station

Gambar 3.5 Alur Pelaksanaan Ronde

Page 94: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

3.2.7 Dokumentasi Keperawatan

Dokumentasi adalah semua catatan otentik yang dapat dibuktikan atau

dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Dokumentasi keperawatan adalah

keterangan tertulis dari seluruh pelayanan keperawatan yang diberikan kepada

klien, baik pasien yang mengalami rawat inap ataupun rawat jalan.

Dokumentasi keperawatan merupakan hal yang sangat penting dalam

pelaksanaan metode asuhan keperawatan profesional, karena mempunyai

fungsi lain sebagai alat komunikasi, aspek hukum, jaminan mutu

pendidikan/peneliti dan akreditasi. Kelompok memilih mendokumentasikan

bentuk metode PIE dengan alasan pendokumentasian metode ini aplikatif dan

efektif karena sudah tampak adanya masalah keperawatan.

Secara garis besar metode pendokumentasian ini terdiri dari format

pengkajian, format problem, intervensi dan evaluasi dalam satu lembar. Setiap

pasien dilakukan pengkajian oleh perawat primer kemudian dilakukan analisis

dan ditegakkan diagnosa pengkajian keperawatan. Selanjutnya intervensi

keperawatan ditulis sesuai dengan dengan format SAK yang ada. Format

cetakan keperawatan diisi oleh perawat assosiate, sedangkan hasil observasi,

vital sign, pemberian obat ditulis dilembar observasi oleh perawat assosiate.

Tujuan Utama Pendokumentasian

1) Mengidentifikasi status kesehatan klien dalam rangka mencatat kebutuhan

klien, merencanakan, melaksanakan tindakan keperawatan dan

mengevaluasi tindakan.

2) Dokumentasi untuk penelitian, hukum dan etika.

Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan

1) Hukum

94

Page 95: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

Semua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi resmi dan

bernilai hukum, oleh karena itu data harus diidentifikasi secara lengkap,

jelas, objektif dan ditandatangani oleh tenaga kesehatan atau perawat.

Dalam hal ini perlu dicantumkan waktu dan sebaiknya dihindari adanya

penulisan yang dapat menimbulkan interpretasi yang salah.

2) Jaminan Mutu (kualitas pelayanan)

Pencatatan data klien yang lengkap dan akurat akan memberi kemudahan

perawat untuk menyelesaikan masalah klien serta untuk mengetahui sejauh

mana masalah dapat teratasi. Hal ini juga memungkinkan perawat untuk

mengetahui adanya masalah baru secara dini.

3) Komunikasi

Dokumentasi merupakan alat perekam masalah yang berkaitan dengan

klien sehingga dapat dijadikan sebagai alat komunikasi antar tenaga

kesehatan.

4) Keuangan

Semua tindakan keperawatan yang belum, sedang dan telah diberikan

dicatat dengan lengkap sebagai acuan dalam menentukan biaya perawatan

klien.

5) Pendidikan

Dokumentasi berisi kronologis dari kegiatan asuhan keperawatan yang

dapat digunakan sebagai bahan atau referensi pembelajaran bagi siswa

atau profesi keperawatan.

6) Penelitian

Data yang terdapat dalam dokumentasi keperawatan mengandung

informasi yang dapat digunakan sebagai bahan riset untuk pengembangan

ilmu keperawatan.

7) Akreditasi

Dokumentasi keperawatan dapat digunakan untuk melihat sejauh mana

peran dan fungsi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.

95

Page 96: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pendokumentasian (Potter dan

Perry, 2005)

1) Jangan menghapus dengan type-x atau menghapus tulisan yang salah. Cara

yang benar adalah dengan mencoret tulisan yang salah dengan 2 garis

kemudian dituliskan kata salah dan diberi paraf, setelah itu dituliskan

catatan yang benar.

2) Jangan mengkritik klien atau tenaga kesehatan yang lain yang dapat

digunakan sebagai bukti terhadap asuhan keperawatan yang tidak

professional.

3) Jangan tergesa-gesa melengkapi catatan, pastikan dulu bahwa datanya

akurat.

4)Catat hanya fakta, akurat, reliable.

5) Jangan biarkan pada akhir catatan perawat kosong. Coret bagian sisa yang

kosong dan bubuhkan tanda tangan.

6)Semua catatan ditulis dengan tinta dan bahasa yang lugas.

7) Jika mempertanyakan suatu instruksi catat bahwa anda sedang

mengklarifikasi.

8)Tulis hanya untuk diri sendiri.

9)Hindari penulisan yang kurang spesifik.

10) Catatlah dokumentasi dengan waktu dan diakhiri dengan tanda tangan.

Pastikan urutan kejadian dicatat dengan benar dan ditanda tangani.

Kelompok mencoba membuat suatu metode pendokumentasian yang

mengacu pada metode PIE. Tehnik pengisian lembar dokumentasi

keperawatan:

a. Pengkajian pada waktu klien masuk diikuti pengkajian persistem.

b. Pengkajian dilakukan secara komprehensif.

c. Lembar dokumentasi asuhan keperawatan:

1) Pengisian nama, umur, jenis kelamin, tanggal, dan nomor register

klien.

2) Tiap lembar data diisi problem, intervensi dan evaluasi.

d. Pada kolom problem ditambahkan data subjektif dan objektif.

96

Page 97: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

e. Pada kolom intervensi, intervensi langsung terhadap penyelesaian masalah

ditandai dengan “I” (intervensi), nomor masalah dicatat dan dibuat oleh

PP.

f. Pada kolom evaluasi dicatat keadaan klien sebagai pengaruh dari

intervensi diidentifikasi dengan tanda “E” (evaluasi) dan nomor masalah,

berisi tentang jam dan paraf perawat.

g. Setiap masalah yang diidentifikasi dievaluasi minimal tiap 8 jam (setiap

pergantian jaga).

Selain menggunakan metodePIE pada minggu ke-II, digunakan

modifikasi metode dokumentasi keperawatan untuk klien kamar B(8 Tempat

Tidur). Dokumentasi tersebut meliputi lembar pengkajian, lembar intervensi

keperawatan dan evaluasi dalam satu hari (3 shift). Dengan modifikasi ini

diharapkan dokumentasi yang dilakukan lebih efektif dan efisienyang

dilaksanakan pada minggu ke-II.

Keuntungan pendokumentasian:

1) Memungkinkan penggunaan proses keperawatan.

2) Rencana tindakan dan catatan perkembangan dapat dihubungkan.

3) Memungkinkan pemberian asuhan keperwatan secara kontinyu.

4) Perkembangan klien dapat dengan mudah digambarkan.

Kerugian pendokumentasian:

1) Tidak dapat digunakan untuk pencatatan semua disiplin ilmu.

2) Pembatasan rencana tindakan keperawatan yang tidak aplikatif untuk

beberapa situasi keperawatan.

Bagian dari dokumentasi keperawatan:

Format pengkajian dengan menggunakan format pengkajian

persistem. Lembar dokumentasi keperawatan dengan system PIE berisi

tentang:

a. Nama klien

b. Umur

c. No register

d. Diagnosa medis

e. Diagnosa keperawatan

97

Page 98: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

f. Kolom tanggal dan jam

g. Kolom problem

h. Kolom intervensi

i. Kolom implementasi

j. Evaluasi

k. Kolom tanda tangan

Tujuan dari pendokumentasian keperawatan adalah:

1. Komunikasi

1) Koordinasi asuhan keperawatan

2) Mencegah informasi berulang

3) Meminimalkan kesalahan dan meningkatkan asuhan keperawatan

4) Penggunaan waktu lebih efisien

2. Mekanisme pertanggungjawaban

1) Dapat dipertangggungjawabkan baik kualitas dan kebenaran

2) Sebagai perlindungan hukum bagi perawat.

3. Metode pengumpulan data

1) Mencatat kemajuan pasien secara reliable dan objektif

2) Mendeteksi kecenderungan yang mungkin terjadi

3) Sebagai bahan penelitian

4) Sebagai data statistik

4. Sarana pelayanan keperawatan secara individu: mencatat secara

terintegrasi berbagai aspek pasien : kebutuhan, kekuatan dan keadaan

khusus.

5. Sarana untuk evaluasi

6. Sarana untuk meningkatkan kerjasama antar disiplin dalam tim

kesehatan

7. Sarana pendidikan lanjutan

8. Memantau kualitas asuhan keperawatan yang diterima dan kompetensi

yang berhubungan untuk asuhan keperawatan

Standar Dokumentasi Keperawatan, berupa:

1. Kepatuhan terhadap aturan pendokumentasian yang ditetapkan oleh

profesi atau pemerintah. Pencatatan tersebut menyediakan pedoman

98

Page 99: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

penggunaan singkatan, tanda tangan, metode jika ada kesalahan, dan

peraturan jika data terlambat masuk.

2. Standar profesi keperawatan dituliskan kedalam catatan kesehatan. Data

yang ada menjabarkan apa yang dilakukan perawat.

3. Peraturan tentang praktek keperawatan dapat dilihat pada catatan

pelayanan kesehatan. Data yang tertulis menunjukkan kegiatan perawat

yang independent dan interdependen.

4. Pedoman akreditasi harus diikuti. Penekanan yang khusus pada data

tentang kegiatan observasi dan evaluasi.

Dokumentasi Asuhan Keperawatan

1. Dokumentasian pengkajian keperawatan

Pengkajian keperawatan adalah fase pengumpulan data dari proses

keperawatan untuk mengumpulkan data yang sistematis. Tujuan dari

pangkajian adalah untuk mengumpulkan, mengorganisir dan mencatat data

yang menjelaskan respon manusia terhadap masalah-masalah kesehatan.

Tujuan dari pencatatan data pengkajian keperawatan adalah :

a. Mengidentifikasi kebutuhan pasien dan respon pasien yang dinyatakan

dalam diagnosa keperawatan yang mempengaruhi tindakan keperawatan

yang diperlukan

b. Menggabungkan dan mengorganisir informasi yang dikumpulkan dari

beberapa sumber menjadi satu sumber umum, sehingga pola-pola

kesehatan pasien dapat dianalisa dan masalah-masalah dapat

diidentifikasi

c. Meyakinkan garis dasar informasi yang ada dan untuk bertindak sebagai

poin referensi untuk mengukur perubahan pada kondisi pasien.

d. Mensuplai data yang cukup untuk memberikan alasan akan kebutuhan

pasien terhadap pelayanan keperawatan

e. Memberikan dasar guna penulisan rencana keperawatan yang efektif.

2. Dokumentasi diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah tahap proses keperawatan yang

meliputi :mengidentifikasi masalah pasien yang dapat dipecahkan (ditangani,

dikurangi atau dirubah) melalui intervensi keperawatan. Diagnosa keperawatan

99

Page 100: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

menggunakan pengkajian data sampai respon pasien pada masalah

keperawatan. Diagnosa keperawatan adalah sebuah pernyataan singkat dalam

pertimbangan perawat menggambarkan respon pasien pada masalah

keperawatan yang aktual dan resiko.

Tujuan diagnosa keperawatan :

a. Menyampaikan masalah pasien dalam istilah yang dimengerti oleh semua

perawat

b. Mengenali masalah-masalah pasien yang utama pada pengkajian data

c. Mengenali perkembangan tindakan keperawatan

Kategori diagnosa keperawaran :

a. Aktual : Menunjukkan masalah yang ada pada pengkajian data

b. Resiko/resiko tinggi : Merupakan masalah potensial dari pengkajian data

yang apabila tidak dilakukan tindakan keperawatan dapat menjadi

masalah aktual

c. Kemungkinan : Menunjukkan situasi kemungkinan yang ditekankan pada

pengamatan dan pengawasan.

Komponen diagnosa keperawatan :

a. Pernyataan masalah

b. Penyebab masalah

c. Tanda dan gejala

3. Dokumentasi rencana tindakan keperawatan

Perencanaan adalah salah satu tahap dari proses keperawatan termasuk

menentukan prioritas ,dan menentukan metode yang digunakan untuk

penyelesaian masalah. Tujuan dari perencanaan, menyusun rencana

keperawatan yang dapat digunakan dalam masalah aktual, resiko atau

kemungkinan reaksi manusia terhadap masalah kesehatan.

Fokus dari perencanaan adalah untuk menyususn rencana tindakan

dengan pendekatan penyelesaian masalah. Melalui proses ini, perawat

memprioritaskan dan membuat daftar masalah klien yang memerlukan

intervensi keperawatan.

Komponen yang mendasari rencana tindakan keperawatan terdiri dari 3

komponen :

100

Page 101: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

1) Diagnosa keperawatan

2) Hasil yang diharapkan/kriteria hasil

3) Instruksi perawat/intervensi keperawatan

4. Dokumentasi intervensi keperawatan

Tujuan dokumentasi intervensi keperawatan

1) Mengkomunikasikan secara tepat apa yang telah dilakukan pada pasien

(mencegah duplikasi terhadap pengobatan)

2) Sebagai klaim malpraktek

3) Sebagai justifikasi staffing

4) Efektif dan efisiensi dana

Jenis intervensi :

1) Intervensi terapeutik

Tindakan terapeutik adalah tindakan yang langsung sesuai dengan

keadaan pasien. Intervensi terapeutik meliputi tindakan keperawatan dan

tindakan medis.

2) Intervensi pemantapan/ observasi

Observasi dan penilaian yang benar tentang kemajuan kondisi kesehatan

pasien yang serta yang mempengaruhi hambatan-hambatan dalam

kesehatan klien.

Dokumentasi intervensi mengidentifikasi mengapa suatu tindakan

dilakukan pada pasien, apa yang terjadi, kapan, bagaimana dan siapa yang

melakukan intervensi.

Komponen dokumentasi intervensi keperawatan meliputi:

WHY : Alasan tindakan

WHAT : Penjelasan tentang apa yang dilakukan secara lengkap dan

rinci

WHO : Siapa yang melaksanakan intervensi

WHEN : Waktu pelaksanaan

HOW : Tindakan dilakukan dengan prinsip alamiah dan rasional.

5. Dokumentasi evaluasi keperawatan

101

Page 102: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

Evaluasi adalah langkah akhir dari proses keperawatan. Tugas selama

tahap ini termasuk pencatatan pernyataan evaluasi dan revisi rencana

tindakan keperawatan dan intervensi keparawatan jika perlu. Tujuan evaluasi

keperawatan adalah untuk menentukan seberapa efektifnya tindakan

keperawatan itu untuk mencegah atau mengobati respon manusia terhadap

prosedur kesehatan.

Tujuan dokumentasi evaluasi :

1) Merupakan faktor penentu terhadap keefektifan keputusan

pencegahan, pengobatan dan pengobatan terhadap respon pasien akan

masalah keperawatan

2) Menilai pencapaian tujuan keperawatan

3) Menilai efektifitas rencana keperawatan atau strategi asuhan

keperawatan

Komponen evaluasi :

1) Mencatat rumusan evaluasi

2) Merevisi/memodifikasi rencana keperawatan

3) Intervensi jika diperlukan

4) Mencatat secara berkesinambungan informasi tentang pasien

5) Pengkajian ulang

Tipe pernyataan evaluasi :

1) Evaluasi formatif

Pernyataan formatif langsung merefleksikan observasi perawat dan

analisis terhadap respon pasien langsung setelah intervensi

keperawatan

2) Evaluasi sumatif

Pernyataan sumatif merefleksikan rekapitulasi dan synopsis observasi

serta analisis mengenai status kesehatan klien terhadap waktu.

A. Tujuan

a. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu menerapkan sistem dokumentasi keperawatan metode

PIE dengan benar di Ruang Marwah IIICRSU Haji Surabaya.

b. Tujuan Khusus

102

Page 103: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

Mendokumentasikan asuhan keperawatan :

1. Mendokumentasikan pengkajian keperawatan

2. Mendokumentasikan diagnosis keperawatan

3. Mendokumentasikan perencanaan keperawatan

4. Mendokumentasikan pelaksanaan keperawatan

5. Mendokumentasikan evaluasi keperawatan

6. Mendokumentasikan pengelolaan logistik dan obat

7. Mendokumentasikan HE (health education) melalui kegiatan

perencanaan pulang

8. Mendokumentasikan timbang terima

9. Mendokumentasikan kegiatan supervisi

10. Mendokumentasikan kegiatan penyelesaian kasus melalui ronde

keperawatan

B. Pengorganisasian

Penanggung jawab : Aswin Bahar, S.Kep

C. Pelaksanaan

Kegiatan dokumentasi dilaksanakan pada minggu ke-II.

D. Rencana Strategi

1. Menyusun format pengkajian metode ROS ( Review Of System)

2. Mendiskusikan format pengkajian dan pendokumentasian yang telah

dibuat sesuai dengan 10 diagnosa keperawatan yang sering dijumpai di

Ruang Marwah IIIC RSU Haji Surabaya.

3. Membuat SAK terdiri dari 10 diagnosa keperawatan yang sering di Ruang

Marwah IIIC RSU Haji Surabaya.

4. Menyiapkan petunjuk teknis pengisian format dokumentasi keperawatan

5. Melaksanakan pendokumentasian bersama dengan perawat Ruangan

6. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan dokumentasi keperawatan.

Metode

1. Melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan yang terdiri dari:

1) Lembar penerimaan pasien baru

2) Lembar format pengkajian menggunakan ROS (Review Of Siystem)

3) Lembar pemeriksaan patologi

103

Page 104: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

4) Lembar advice dokter

5) Analisa data (disesuaikan berdasarkan prioritas)

6) Asuhan keperawatan (diagnosa, intervensi keperawatan,

implementasi keperawatan, evaluasi)

7) Lembar observasi

8) Discharge planning

9) Resume keperawatan

10) Surat persetujuan sentralisasi obat (informed concent)

11) Lembar serah terima obat

12) Daftar pemberian obat

13) Surat persetujuan tindakan medis

14) Surat penolakan tindakan medis

15) Surat permintaan konsultasi.

Media

1. Lembar penerimaan pasien baru

2. Lembar format pengkajian menggunakan ROS (Review Of Siystem)

3. Lembar pemeriksaan patologi

4. Lembar advice dokter

5. Lembar analisa data (disesuaikan berdasarkan prioritas)

6. Lembar standart asuhan keperawatan (diagnosa, intervensi

keperawatan, implementasi keperawatan, evaluasi)

7. Lembar observasi

8. Lembar discharge planning

9. Lembar resume keperawatan

10. Lembar surat persetujuan sentralisasi obat (informed concent)

11. Lembar serah terima obat

12. Lembar daftar pemberian obat

13. Lembar surat persetujuan tindakan medis

14. Lembar surat penolakan tindakan medis

15. Lembar surat permintaan konsultasi.

16. Juknis penerimaan pasien baru

17. Juknis format pengkajian menggunakan ROS (Review Of System)

104

Page 105: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

18. Juknis pemeriksaan patologi

19. Juknis advice dokter

20. Juknis analisa data (disesuaikan berdasarkan prioritas)

21. Juknis standart asuhan keperawatan (diagnosa, intervensi

keperawatan, implementasi keperawatan, evaluasi)

22. Juknis lembar observasi

23. Juknis discharge planning

24. Juknis resume keperawatan

25. Juknis surat persetujuan sentralisasi obat (informed concent)

26. Juknis lembar serah terima obat

27. Juknis daftar pemberian obat

28. Juknis surat persetujuan tindakan medis

29. Juknis surat penolakan tindakan medis

30. Juknis surat permintaan konsultasi.

E. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

Sarana dan prasarana yang menunjang antara lain lembar penerimaan

pasien baru, lembar pengkajian keperawatan, lembar pemeriksaan patologi,

lembar advice dokter, analisa data (disesuaikan berdasarkan prioritas),

asuhan keperawatan (diagnosa, intervensi keperawatan, implementasi

keperawatan, evaluasi), lembar observasi, discharge planning, resume

keperawatan, surat persetujuan sentralisasi obat, lembar serah terima obat,

daftar pemberian obat, surat persetujuan tindakan medis, surat penolakan

tindakan medis dan surat permintaan konsultasi.

2. Evaluasi Proses

a. PP melakukan pengkajian, menentukan problem dan intervensi sesuai

SAK.

b. PP mendelegasikan penulisan implementasi kepada PA.

c. PP melakukan evaluasi setiap diagnosa keperawatan yang dilakukan

setiap shift

3. Evaluasi Hasil

105

Page 106: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

b. Format dokumentasi didokumentasikan dengan lengkap, akurat,

relevan dan baru.

c. Job description yang jelas antara PP dan PA

3.2.8 Discharge Planning

Perencanaan pulang atau discharge planning merupakan proses terintegrasi

yang terdiri dari fase-fase yang ditujukan untuk memberikan asuhan keperawatan

yang berkesinambungan (Raden dan Traft, 1990). Discharge planning

keperawatan merupakan komponen yang terkait dengan rentang keperawatan atau

yang sering disebut dengan keperawatan berkelanjutan, dimana perawatan yang

dibutuhkan oleh pasien harus diberikan dimanapun pasien berada. Kegagalan

untuk memberikan dan mendokumentasikan perencanaan pulang akan beresiko

terhadap beratnya penyakit, ancaman hidup dan disfungsi fisik. Dalam

perencanaan pulang diperlukan komunikasi yang baik dan terarah sehingga apa

yang disampaikan dapat dimengerti dan berguna untuk proses keperawatan di

rumah.

Komponen perencanaan pulang (Komponen Discharge Planning)

a. Pada saat pasien masuk Ruangan:

1. Menyambut kedatangan pasien

2. Orientasi Ruangan, jenis pasien, peraturan dan denah Ruangan

3. Memperkenalkan pasien pada teman sekamar, perawat, dokter dan

tenaga kesehatan lain

4. Melakukan pengkajian keperawatan

5. Menyampaikan kepada keluarga perkiraan lama masa perawatan.

b. Selama masa perawatan:

1. Pemeriksaan klinis dan penunjang yang lain

2. Melakukan asuhan keperawatan berdasarkan masalah yang muncul

sampai dengan evaluasi perkembangan pasien selama dirawat.

3. Penyuluhan kesehatan : penyakit, perawatan, pengobatan, diet,

aktivitas, kontrol

Persiapan pasien pulang:

1. Perawatan di rumah

106

Page 107: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

Meliputi pemberian pengajaran atau pendidikan kesehatan (health

education) mengenai aturan diet, aktivitas istirahat, waktu dan tempat

kontrol. Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan tingkat pemahaman

klien dan keluarga mengenai perawatan selama klien di rumah nanti,

perawatan lanjutan seperti perawatan luka, NGT.

2. Obat-obatan yang masih dikonsumsi klien dan dosisnya

Penjelasan mengenai obat-obatan klien yang masih harus diminum, dosis,

cara pemberian dan waktu yang tepat untuk minum obat, efek samping

yang mungkin muncul.

3. Obat-obatan yang dihentikan

Pada semua pasien kalau ada obat-obatan yang tidak diminum lagi oleh

klien, obat-obatan tersebut tetap dibawakan ke klien,

4. Hasil pemeriksaan

Hasil pemeriksaan foto selama dirawat di RS dibawakan pulang pada

klien, tetapi untuk hasil pemeriksaan laboratorium asli menjadi milik RS.

5. Surat-surat seperti: surat keterangan sakit, surat kontrol, surat rujukan dll.

Tindakan keperawatan pada waktu perencanaan pulang

1. Mengkaji kebutuhan klien (fisiologis, psikologis, social dan cultural)

2. Mengembangkan rencana keperawatan yang sudah diterapkan dan

mendokumentasikan strategi discharge

3. Memberi pendidikan kepada keluarga dan klien (Patrice.1999)

A. Tujuan

a) Tujuan Umum

Setelah dilaksanakan praktik manajemen keperawatan diharapkan Ruang

Marwah IIIC RSU Haji Surabaya. mampu menerapkan discharge planning.

b) Tujuan Khusus

1. Mengkaji kebutuhan rencana pemulangan

2. Mengidentifikasi masalah pasien

3. Memprioritaskan masalah pasien yang utama

4. Membuat perencanaan pasien pulang yaitu mengajarkan pada pasien

yang dilakukan dan dihindari selama dirumah

5. Melakukan evaluasi pada pasien selama diberikan penyuluhan

107

Page 108: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

6. Mendokumentasikan

B. Pengorganisasian

Penanggung jawab : Zainal Arifin S.Kep dan Indah Amaliyah, S.Kep

Kepala Ruangan : Mar’atus Silmi S.Kep.

Perawat Primer 1 : Umi Sa’adahS.Kep.

Perawat Associate1 : Khoirul Abidin, S.Kep

Perawat Primer 2 :Syaiful Anam S.Kep

Perawat Associate2 :Dian Agustina S.Kep

C. Pelaksanaan

Kegiatan dilaksanakanminggu ke-III

D. Rencana Strategi

1. Menyusun konsep discharge planning

2. Menentukan materi discharge planning

3. Menyiapkan format discharge planning, kartu kontrol, kartu obat

4. Melaksanakan discharge planning bersama dengan perawat Ruangan

5. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan discharge planning

108

Page 109: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

E. Alur Discharge Planning

Gambar 3.6 Alur Discharge Plannin

109

- Menyambut kedatangan pasien- Orientasi Ruangan, peraturan dan

denah Ruangan.- Memperkenalkan pasien pada

teman sekamar, perawat, dokter dan tenaga kesehatan lain

- Melakukan pengkajian keperawatan

- Pemeriksaan klinis dan penunjang yang lain

- Melakukan asuhan keperawatan

- Penyuluhan kesehatan : penyakit, perawatan, pengobatan, diet, aktivitas, kontrol

Perencanaan pulang

Program HE :- Pengobatan/ control- Kebutuhan nutrisi- Aktivitas dan istirahat- Perawatan di rumah

Monitoring oleh petugas kesehatan dan keluarga

Penyelesaian administrasi

Lain-lain

Pasien masuk

Pasien selama dirawat

Pasien keluar

- Perawat- Dokter- Tim

kesehatan lain

Page 110: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

F. Evaluasi

1. Struktur

a. Persiapan dilakukan pada saat pasien masuk Ruang Marwah IIIC RSU

Haji Surabaya.

b. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik

c. Penyusunan proposal

d. Menetapkan kasus

e. Pengorganisasian peran

f. Penyusunan leaflet, kartu discharge planning

2. Proses

a. Discharge planning dilaksanakan perawat terhadap setiap pasien baru,

pasien sedang dirawat, dan pasien pulang

b. Perawat memberikan informasi kepada pasien sesuai dengan masing-

masing kasus yang dihadapi pasien

3. Hasil

a. Informasi yang disampaikan dapat diterima dan dipahami oleh klien

dan keluarga.

b. Keluarga mampu mendemonstrasikan ulang yang disampaikan

perawat.

c. Keluarga mampu menjawab dan menjelaskan ulang penjelasan dari

perawat dengan benar.

3.2.9 Penerimaan Pasien Baru

Penerimaan pasien baru adalah suatu cara dalam menerima kedatangan

pasien baru pada suatu Ruangan. Dalam penerimaan pasien baru disampaikan

beberapa hal mengenai orientasi Ruangan, perawatan, medis, dan tata tertib

Ruangan.

A. Tujuan

1. Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan hangat dan

terapeutik

2. Meningkatkan komunikasi antara perawat dengan pasien

3. Mengetahui kondisi dan keadaan pasien secara umum

110

Page 111: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

4. Menurunkan tingkat kecemasan pasien saat MRS

B. Pengorganisasian

Penanggung jawab : Umi Sa’adahS.Kep.

Kepala ruangan : Zainal Arifin S.Kep

Perawat IRD : Indah Amaliyah, S.Kep

Perawat Primer : M. Feny Samsul Hadi S.Kep

PerawatAssociate : M. Yusron Irfani S.Kep

Perawat Primer : Imam Mahrus S.Kep

PerawatAssociate :Aswin Bahar S.Kep

C. Pelaksanaan

Kegiatan dilaksanakanminggu ke-III

D. Tahapan Penerimaan Pasien Baru

1) Menyiapkan kelengkapan administrasi (askes, maskin)

2) Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai pesanan

3) Menyiapkan lembar penerimaan pasien baru

4) Menyiapkan lembar serah terima pasien dari Ruangan lain atau OK

(obat & alat, data pemeriksaan penunjang yang dibawa & catatan

khusus)

5) Menyiapkan format pengkajian

6) Menyiapkan inform consent sentralisasi obat.

7) Menyiapkan nursing kit

8) Menyiapkan lembar tata tertib pasien dan pengunjung Ruangan

E. Tahap Pelaksanaan Penerimaan Pasien Baru

1. Pasien datang di Ruangan diterima oleh kepala Ruangan/ perawat

primer/ perawat yang diberi delegasi.

2. Perawat memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarganya.

3. Perawat menunjukkan kamar/ tempat tidur klien dan mengantar ke

tempat yang telah ditetapkan.

4. Perawat bersama karyawan lain memindahkan pasien ke tempat tidur

(apabila pasien datang dengan branchard/ kursi roda) dan berikan

posisi yang nyaman.

111

Page 112: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

5. Perawat PP menerima obat, alat, data pemeriksaan penunjang yang

dibawa dan catatan khusus dari perawat yang mengantar kemudian

mendokumentasikan pada lembar serah terima pasien dari Ruangan

lain atau OK dan penandatanganan antara perawat sebelumnya dengan

PP.

6. Perawat PP/ PA melakukan pengkajian terhadap pasien sesuai dengan

format.

7. Perkenalkan pasien baru dengan pasien baru yang sekamar.

8. Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan perawat

memberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang orientasi

Ruangan, perawatan (termasuk perawat yang bertanggung jawab dan

sentralisasi obat), medis (dokter yang bertanggung jawab dan jadual

visite),tata tertib Ruangan.

9. Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah

disampaikan

10. Apabila pasien atau keluarga sudah jelas, maka diminta untuk

menandatangani lembar inform concent sentralisasi obat.

112

Page 113: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

F. Alur Penerimaan Pasien Baru

Pra

Pelaksanaan

Post

Gambar 3.8 Alur Penerimaan Pasien Baru

113

Karu memberitahu PP akan ada pasien baru

PP menyiapkan:

1. Lembar serah terima pasien dari Ruangan lain atau OK (kelengkapan administrasi)

2. Lembar pasien masuk rumah sakit3. Lembar pengkajian pasien4. Nursing kit5. Lembar inform consent sentralisasi obat6. Lembar tata tertib pasien dan keluarga pasien7. Kamar pasien (tempat tidur, kursi, meja, saran khusus

yang diperlukan seperti oksigen, suction dsb)

KARU, PP dan PA menyambut pasien baru

Anamnesa pasien baru oleh PP dan PA

PP menjelaskan segala sesuatu yang tercantum dalam lembar penerimaan pasien baru (tata tertib rumah saki, Ruangan, pasien sekamar, obat, perawatan) dan petugas farmasi

Terminasi

Evaluasi

Page 114: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

- Sarana dan prasarana yang menunjang antara lain lembar penerimaan

pasien baru, lembar serah terima pasien dari Ruangan lain atau OK,

informed consent, format pengkajian, nursing kit, dan lembar tata tertib

pasien dan pengunjung serta penjaga 1 orang.

- Penerimaan pasien baru pada shift pagi dilakukan oleh KARU, PP, dan

PA. Sedangkan pada shift sore dilakukan oleh PP dan PA

2. Evaluasi Proses

- Pasien baru disambut oleh KARU, PP, dan PA.

- PP menerima obat, alat, data pemeriksaan penunjang yang dibawa dan

catatan khusus.

- PP melakukan anamnesa dengan dibantu oleh PA.

- Pasien baru diberi penjelasan tentang orientasi Ruangan, perawatan

(termasuk Sentralisasi obat), medis, serta tata tertib Ruangan.

- Keluarga pasien menandatangani inform consent untuk sentralisasi

obat.

- Perawat melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan keluarga.

3. Evaluasi Hasil

- Hasil penerimaan pasien baru didokumentasikan dengan benar.

- Pasien mengetahui tentang fasilitas Ruangan, perawatan, medis, serta

tata tertib Ruangan

- Pasien sudah menandatangani persetujuan sentralisasi obat dan tahu

alur pengambilan obat (askeskin, askes dan umum).

114

Page 115: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

115

Page 116: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

BAB 4

Simpulan dan Saran

1.1 Kesimpulan

Dari pengkajian kelompok kami di temukanbeberapa masalah di Ruang Marwah IIIC

antara lain:

1. Ketenagaan (M1)

a. Jumlah tenaga perawat yang memiliki pendidikan S1 keperawatan masih 3 orang

b. pelaksanaan MAKP masih belum maksimal

c. Tidak semua perawat mendapat kesempatan pelatihan

d. Kurangnya minat pegawai untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih

tinggi

2. Sarana Dan Prasarana (M2)

a. Belum ada ruang diskusi khusus untuk dokter dan perawat.

b. Belum ada ruang isolasi pasien dengan kasus khusus.

3. Metode (M3)

Penerapan :

a. Pelaksanaan metode MAKP Tim dilaksanakan belum optimal.

b. Pendokumentasian proses keperawatan belum optimal.

c. Sentralisasi obat belum dilaksanakan dengan optimal

d. Ronde keperawatan pelaksanaanya belum optimal.

e. Proses Timbang Terima belum menyentuh pada aspek asuhan keperawatan

4. Dokumentasi

a. Jumlah pasien dan beban kerja yang tinggi sehingga pendokumentasian belum

optimal.

b. SAK belum dilaksanakan secara optimal karena isinya yang kurang sesuai dengan

intervensi yang dibutuhkan.

c. Pengawasan terhadap sistematika pendokumentasian kurang dilaksanakan secara

optimal.

d. Dokumentasi Asuhan Keperawatan tidak dilengkapi segera saat pasien masuk

rumah sakit dan dirawat

5. Ronde Keperawatan

a. Ronde keperawatan tidak dilaksanakan secara berkesinambungan.

b. Peran katim belum nampak untuk pelaksanaan ronde.

c. Belum diadakan informed concent ronde keperawatan.

116

Page 117: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

d. Ronde keperawatan belum terjadwal sebagai kegiatan rutin di ruangan.

e. Belum adanya perawat yang mengikuti pelatihan tentang ronde keperawatan selain

Karu dan CI.

f. Karu menentukan kasus yang dirondekan.

6. Sentralisasi obat

a. Ada lembar serah terima obat kepada pasien tentang sentralisasi obat, tetapi tidak

pernah di gunakan

b. Depo farmasi belum ada disetiap ruangan masih tersentral di Depo farmasi

c. Tidak ada supervisi terhadap kegiatan sentralisasi obat

d. Resep obat ditulis oleh perawat yang seharusnya dilakukan oleh dokter

e. Sentralisasi obat di ruangan Marwah IIIC hanya dilakukan pada kamar A dan B

7. Supervisi

a. Belum ada program yang terjadwal tentang supervisi.

b. Belum mempunyai format yang baku dalam pelaksanaan supervisi.

c. Kurangnya program pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi.

d. Belum adanya dokumentasi supervisi yang jelas.

8. Timbang terima

a. Isi timbang terima belum terfokus pada masalah keperawatan

b. Tehnik timbang terima masih belum optimal

c. Penulisan timbang terima masih belum terdokumentasikan secara optimal

d. Masih banyak timbang terima tentang masalah medis

9. Discharge planning

a. Tidak tersedianya leaflet saat pasien pulang

b. Discharge planning hanya dilakukan saat pasien pulang saja.

c. Pendokumentasian discharge planning di ruangan belum ada pada setiap pasien.

10. Money (M4)

a. Jasa intensif untuk pelayanan dan jasa medik yang diberikan sama untuk semua

perawat.

b. Sistem administrasi terpusat

11. Marketing (M5)

Terdapat pasien yang menyatakan sangat puas terhadap pelayanan sebanyak 50%

responden, 25 % menyatakan puas dan 25% menyatakn kurang puas

117

Page 118: DESIMINASI FIX IKI LO.docx

DAFTAR PUSTAKA

Nursalam, 2002. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan

Profesional. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam, 2007. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan

Profesional. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam, 2011. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan

Profesional. Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.

Gillies, 19VIII9. Managemen Keperawatan Suatu pendekatan Sistem, Edisi Terjemahan. Alih

Bahasa Dika Sukmana dkk. Jakarta.

118