laporan desiminasi awal jadi

78
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di segala bidang salah satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai inovasi yang dilakukan di bidang kesehatan, perubahan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, maka terjadi peningkatan usia harapan hidup warga Indonesia dan ini memberikan dampak tersendiri dalam upaya peningkatan derajat/status kesehatan penduduk. Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan hakekat pembangunan kesehatan yang termuat di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara

Upload: biront-lex-nealz

Post on 11-Jan-2016

74 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Laporan Desiminasi Awal JADI

TRANSCRIPT

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di segala

bidang salah satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai inovasi

yang dilakukan di bidang kesehatan, perubahan bidang ilmu pengetahuan dan

teknologi, maka terjadi peningkatan usia harapan hidup warga Indonesia dan ini

memberikan dampak tersendiri dalam upaya peningkatan derajat/status kesehatan

penduduk.

Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai

peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan hakekat

pembangunan kesehatan yang termuat di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN)

dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal,

sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Agar tujuan

tersebut dapat tercapai secara optimal, diperlukan partisipasi aktif dari seluruh

anggota masyarakat bersama petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan telah

diberlakukannya UU No. 23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang menyatakan bahwa

setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan

derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan.

Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang kehidupan

mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat diantaranya bidang

kesehatan. Dengan berkembangnya Paradigma “Sehat-Sakit”, saat ini telah terjadi

pergeseran, antara lain: perubahan upaya kuratif menjadi upaya preventif dan

promotif, dan segi kegiatan yang pasif menunggu masyarakat berobat ke unit-unit

pelayanan kesehatan menjadi kegiatan penemuan kasus yang bersifat aktif. Hal ini

akan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk ikut

berperan serta secara aktif dalam upaya peningkatan status kesehatannya.

Masyarakat atau komunitas sebagai bagian dari subyek dan obyek pelayanan

kesehatan dan dalam seluruh proses perubahan hendaknya perlu dilibatkan secara

lebih aktif dalam usaha peningkatan status kesehatannya dan mengikuti seluruh

kegiatan kesehatan komunitas. Hal ini dimulai dari pengenalan masalah kesehatan

sampai penanggulangan masalah dengan melibatkan individu, keluarga dan

kelompok dalam masyarakat.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu, keluarga

dan kelompok di tatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan menerapkan

konsep kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai salah satu upaya

menyiapkan tenaga perawat profesional dan mempunyai potensi keperawatan secara

mandiri sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai, maka mahasiswa Program

Studi S1 Sekolah Tinggi lmu Kesehatan melaksanakan Praktik Klinik Keperawatan

Komunitas di RT 39 RW 14Lingkungan Cakarwesi Kelurahan Tosaren Kediri

dengan menggunakan 3 pendekatan, yaitu pendekatan keluarga, kelompok dan

masyarakat.

Pendekatan keluarga dilakukan dengan cara setiap mahasiswa mampunyai

satu keluarga binaan dengan resiko tinggi sebagai kasus keluarga yang tersebar di

RT 39 RW 14 Lingkungan Cakarwesi Kelurahan Tosaren Kediri. Pendekatan secara

kelompok dilakukan dengan cara pembentukan kelompok kerja kesehatan,

pembentukan kelompok kerja lanjut usia, memberdayakan kader kesehatan dan

PKK. Dengan pendekatan dari masing-masing komponen diharapkan dapat

memberikan hasil yang lebih nyata kepada masyarakat. Sedangkan pendekatan

masyarakat sendiri dilakukan melalui kerjasama yang baik dengan instansi terkait,

Pokjakes dan seluruh komponen desa untuk mengikutsertakan warga dalam upaya

pencegahan dan peningkatan kesehatan. Masyarakat yang dimotori oleh Pokjakes

diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang terjadi di wilayahnya, membuat

keputusan tindakan kesehatan bagi anggota keluarga/masyarakatnya, mampu

memberikan perawatan, menciptakan lingkungan yang sehat serta memanfaatkan

fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.

Selain itu, selama proses belajar klinik di komunitas, mahasiswa

mengidentifikasi populasi dengan resiko tinggi dan sumber yang tersedia untuk

bekerjasama dengan komunitas dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi

perubahan komunitas dengan penerapan proses keperawatan komunitas dan

pengorganisasian komunitas. Harapan yang ada, masyarakat akan mandiri dalam

upaya meningkatkan status kesehatannya.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan pengalaman praktik klinik keperawatan komunitas,

mahasiswa mampu menerapkan Asuhan keperawatan komunitas pada setiap area

pelayanan keperawatan di komunitas dengan pendekatan proses keperawatan

komunitas dan pengorganisasian komunitas.

2. Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan praktik klinik keperawatan komunitas, mahasiswa

mampu :

a. Menerapkan strategi yang tepat dalam mengkaji komunitas

b. Menentukan diagnosa kesehatan dan keperawatan komunitas untuk

komunitas yang spesifik berdasarkan analisa epidemiologi

c. Menerapkan pendidikan kesehatan yang spesifik dan strategi organisasi

komunitas dalam mengadakan perubahan serta peningkatan kesehatan

komunitas

d. Melaksanakan perawatan kesehatan komunitas berdasarkan faktor resiko

personal, sosial dan lingkungan

e. Mengkoordinasi sumber-sumber yang ada di komunitas untuk

meningkatkan kesehatan komunitas

f. Menerapkan proses penelitian dan pengetahuan penelitian untuk mencegah

penyakit dan meningkatkan kesehatan

g. Mendemonstrasikan karakteristik peran profesional, berfikir kritis, belajar

mandiri dengan ketrampilan komunikasi yang efektif dan kepemimpinan di

dalam komunitas.

C. Manfaat

1. Untuk Mahasiswa

a) Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata kepada

masyarakat.

b) Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan keperawatan

komunitas

c) Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana dalam

menghadapi dinamika masyarakat

d) Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan

interpersonal.

2. Untuk Masyarakat

1) Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam upaya

peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

2) Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari

masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah kesehatan

yang di alami masyarakat.

3) Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan mempunyai

upaya peningkatan status kesehatan tersebut.

3. Untuk Pendidikan

1) Salah satu tolak ukur keberhasilan Program Studi S1 Ilmu Keperwatan

program profesi Ners Surya Mitra Husada Kediri khususnya di bidang

keperawatan komunitas.

2) Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model praktik

keperawatan komunitas selanjutnya.

4. Untuk Profesi

1) Upaya menyiapkan tenaga perawat yang profesional, berpotensi secara

mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan.

2) Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas sehingga

profesi mampu mengembangkannya.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional adalah untuk mencapai hidup

sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

yang optimal. Dengan demikian pembangunan di bidang kesehatan mempunyai

arti penting dalam kehidupan nasional khususnya dalam memelihara dan

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang erat kaitannya dengan

pembinaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia sebagai salah satu modal

dasar pembangunan nasional.

Berdasarkan tujuan pembangunan nasional yang ingin dicapai oleh

pemerintah Indonesia, maka direncanakanlah suatu strategi pendekatan untuk

menggalang potensi yang ada pada masyarakat sehingga masyarakat dalam

berperan aktif dalam upaya meningkatkan derajat kesehatannya secara mandiri

melalui perawatan kesehatan komunitas.

A. Perawatan Kesehatan Komunitas

Perawatan kesehatan menurut Ruth B. Freeman (1961) adalah sebagai

suatu lapangan khusus di bidang kesehatan, keterampilan hubungan antar

manusia dan keterampilan berorganisasi diterapkan dalam hubungan yang

serasi kepada ketrampilan anggota profesi kesehatan lain dan kepada tenaga

sosial demi untuk memelihara kesehatan masyarakat. Oleh karenanya

perawatan kesehatan masyarakat ditujukan kepada individu-individu,

keluarga, kelompok-kelompok yang mempengaruhi kesehatan terhadap

keseluruhan penduduk, peningkatan kesehatan, pemeliharaan kesehatan,

penyuluhan kesehatan, koordinasi dan pelayanan keperawatan berkelanjutan

dipergunakan dalam pendekatan yang menyeluruh terhadap keluarga,

kelompok dan masyarakat.

Keperawatan komunitas perlu dikembangkan di tatanan pelayanan

kesehatan dasar yang melibatkan komunitas secara aktif, sesuai keyakinan

keperawatan komunitas. Sedangkan asumsi dasar keperawatan komunitas

menurut American Nurses Assicoation (ANA, 1980) didasarkan pada asumsi:

1. Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks

2. Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan komponen

pelayanan kesehatan

3. Keperawatan merupakan sub sistem pelayanan kesehatan, dimana hasil

pendidikan dan penelitian melandasi praktek.

4. Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan komunitas

perlu dikembangkan di tatanan kesehatan utama.

Adapun unsur-unsur perawatan kesehatan mengacu kepada asumsi-

asumsi dasar mengenai perawatan kesehatan masyarakat, yaitu:

1. Bagian integral dari pelayanan kesehatan khususnya keperawatan

2. Merupakan bidang khusus keperawatan

3. Gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu

sosial (interaksi sosial dan peran serta masyarakat)

4. Sasaran pelayanan adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan

masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit.

5. Ruang lingkup kegiatan adalah upaya promotif, preventif, kuratif,

rehabilitatif dan resosialitatif dengan penekanan pada upaya preventif dan

promotif.

6. Melibatkan partisipasi masyarakat

7. Bekerja secara team (bekerjasama)

8. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan perilaku

9. Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan ilmiah

10. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat

kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Keyakinan keperawatan komunitas yang mendasari praktik

keperawatan komunitas adalah:

1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat

diterima semua orang

2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam

hal ini komunitas

3. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan

perlu terjalin kerjasama yang baik

4. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat

mendukung maupun mengahambat

5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan

6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang

Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut,

maka dapat dkembangkan falsafah keperawatan komunitas sebagai landasan

praktik keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas,

keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian

terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual)

terhadap kesehatan komunitas, dan memberikan prioritas pada strategi

pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi

keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri

dari 4 hal penting, yaitu: manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan

sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur

dan manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat.

2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan

kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi

terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat

pada umumnya.

3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat

diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya

kesehatan

4. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan

upaya kuratif dan rehabilitatif

5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung

secara berkesinambungan

6. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai

konsumen pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu

hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam

kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan status

kesehatan masyarakat

7. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan

secara berkesinambungan dan terus menerus

8. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas

kesehatannya, ia harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan

berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri.

B. Tujuan Perawatan Kesehatan Komunitas

1. Tujuan Umum

Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga

tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi

kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.

2. Tujuan Khusus

Untukmeningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga,

kelompok khusus dan msyarakat dalam hal:

1) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi

2) Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah

3) Merumuskanberbagai alternatif pemecahan masalah

kesehatan/keperawatan

4) Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi

5) Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah

kesehatan/keperawatan

6) Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan

kesehatan/keperawatan

7) Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri

(self care).

8) Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan, dan

9) Lebih spesifik lagi adalah untuk menunjang fungsi Puskesmas dalam

menurunkann angka kematian bayi, ibu dan balita serta diterimanya

norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera

10) Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap

masalah kesehatan.

C. Sasaran

Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang

mempunyai masalah kesehatan/perawatan.

1. Individu

Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu

tersebut mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena

ketidakmampuan merawat diri sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan

dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental

maupun sosial.

2. Keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala

keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu

rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu

dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau

beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan/keperawatan,

maka akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan keluarga-

keluarga yang ada disekitarnya.

3. Kelompok Khusus

Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai

kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi

yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya

adalah:

a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat

perkembangan dan petumbuhannya, seperti:

1). Ibu hamil

2). Bayi baru lahir

3). Balita

4). Anal usia sekolah

5). Usia lanjut

b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan

bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:

1). Penderita penyakit menular, seperti: TBC, Lepra, AIDS, penyekit

kelamin lainnya.

2). Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit Diabetes

Mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain

sebagainya.

c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:

1). Wanita tuna susila

2). Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba

3). Kelompok-kelompok pekerja tertentu

4). Dan lain-lain

d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:

1). Panti wredha

2). Panti asuhan

3). Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)

4). Penitipan balita

4. Masyarakat

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan

bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan

menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas

yang telah ditetapkan dengan jelas.Masyarakat merupakan kelompok

individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan bekerjasama untuk

mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama anggota masyarakat akan

muncul banyak permasalahan, baik permasalahan sosial, kebudayaan,

perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.

D. Ruang Lingkup Perawatan Kesehatan Komunitas

Ruang lingkup praktik keperawatan masyarakat meliputi : upaya-

upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif),

pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan

(rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya

(resosialisasi).

Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang

ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan

upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.

1. Upaya Promotif

Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan :

a. Penyuluhan kesehatan masyarakat

b. Peningkatan gizi

c. Pemeliharaan kesehatan perseorangan

d. Pemeliharaan kesehatan lingkungan

e. Olahraga secara teratur

f. Rekreasi

g. Pendidikan seks

2. Upaya Preventif

Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan

gangguan terhadap kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat melalui kegiatan:

a) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil

b) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui Posyandu,

Puskesmas maupun kunjungan rumah

c) Pemberian vitamin A dan yodium melalui Posyandu, Puskesmas

ataupun di rumah

d) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan meyusui

3. Upaya Kuratif

Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota

keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah

kesehatan, melalui kegiatan:

a) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)

b) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari

Puskesmas dan rumah sakit.

c) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu

bersalin dan nifas.

d) Perawatan payudara

e) Perawatan tali pusat bayi baru lahir

4. Upaya Rehabilitatif

Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi

penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-

kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya Kusta,

TBC, cacat fisik dan lainnya, dilakukan melalui kegiatan:

a) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti

penderita Kusta, patah tulang mapun kelainan bawaan

b) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit

tertentu, misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke :

fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat

5. Upaya Resosialitatif

Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga

dan kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah

kelompok-kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita

suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat

khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain.

Disamping itu, upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat

menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut

dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini

tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan

yang jelas dan dapat dimengerti.

E. Kegiatan Praktik Keperawatan Komunitas

Kegiatan praktik keperawatan komunitas yang dilakukan perawat

mempunyai lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat

pelayanan kesehatan wilayah kerja perawat, tetapi secara umum kegiatan

praktik keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:

1) Memberikan asuhan keperawatan langsung kepada individu, keluarga,

kelompok khusus baik di rumah (home nursing), di sekolah (school

health nursing), di perusahaan, di Posyandu, di Polindes dan di daerah

binaan kesehatan masyarakat.

2) Penyuluhan/pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka merubah

perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

3) Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi

4) Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka hadapi

5) Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan

penanganan lebih lanjut

6) Penemuan kasus pada tingkat individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat

7) Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan

kesehatan

8) Melaksanakan asuhan keperawatan komunitas, melalui pengenalan

masalah kesehatan masyarakat, perencanaan kesehatan, pelaksanaan

dan penilaian kegiatan dengan menggunakan proses keperawatan

sebagai suatu usaha pendekatan ilmiah keperawatan.

9) Mengadakan koordinasi di berbagai kegiatan asuhan keperawatan

komunitas.

10) Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan

instansi terkait.

11) Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat yang berkaitan dengan

keperawatan dan kesehatan.

F. Model Pendekatan

Pendekatan yang digunakan perawat dalam memecahkan masalah

kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok

dan masyarakat secara keseluruhan adalah pendekatan pemecahan masalah

(problem solving approach) yang dituangkan dalam proses keperawatan

dengan memanfaatkan pendekatan epidemiologi yang dikaitkan dengan upaya

kesehatan dasar (PHC).

Pendekatan pemecahan masalah dimaksudkan bahwa setiap masalah

kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat akan

dapat diatasi oleh perawat melalui keterampilan melaksanakan intervensi

keperawatan sebagai bidang keahliannya dalam melaksanakan profesinya

sebagai perawat kesehatan masyarakat.

Bila kegiatan perawatan komunitas dan keluarga menggunakan

pendekatan terhadap keluarga binaan disebut dengan family approach, maka

bila pembinaan keluarga berdasarkan atas seleksi kasus yang datang ke

Puskesmas yang dinilai memerlukan tindak lanjut disebut dengan case

approach, sedangkan bila pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yang

dilakukan terhadap masyarakat daerah binaan melalui survei mawas diri

dengan melibatkan partisipasi masyarakat disebut community approach.

G. Metode

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat, metode yang

digunakan adalah proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah di dalam

bidang keperawatan, melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Pengkajian

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan perawat kesehatan masyarakat

dalam mengkaji masalah kesehatan baik di tingkat individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat adalah :

a.Pengumpulan Data

Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah

kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok khusus dan

masyarakat melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi dengan

menggunakan instrumen pengumpulan data dalam menghimpun

informasi.

Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor

lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas menurut Anderson dan

MC. Forlane (1958) terdiri dari inti komunitas, yaitu meliputi demografi;

populasi; nilai-nilai keyakinan dan riwayat individu termasuk riwayat

kesehatan. Sedangkan faktor lingkungan adalah lingkungan fisik;

pendidikan; keamanan dan transportasi; politik dan pemerintahan;

pelayanan kesehatan dan sosial; komunikasi; ekonomi dan rekreasi.

Hal diatas perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang sesuai

dan efektif dalam langkah-langkah selanjutnya.

b. Analisa Data

Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh

dan disusun dalam suatu format yang sistematis.Dalam menganalisa data

memerlukan pemikiran yang kritis.

Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor

stressor yang mengancam dan seberapa berat reaksi yang timbul di

komunitas. Selanjutnya dirumuskan masalah atau diagnosa keperawatan.

Menurut Mueke (1987) masalah tersebut terdiri dari:

1). Masalah sehat sakit

2). Karakteristik populasi

3). Karakteristik lingkungan

c. Perumusan Masalah dan Diagnosa Keperawatan/Kesehatan

Kegiatan ini dilakukan diberbagai tingkat sesuai dengan urutan

prioritasnya. Diagnosa keperawatan yang dirumuskan dapat aktual,

ancaman resiko atau wellness.

Dasar penentuan masalah keperawatan kesehatan masyarakat antara lain:

1). Masalah yang ditetapkan dari data umum

2). Masalah yang dianalisa dari hasil kesenjangan pelayanan kesehatan

Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk menentukan

tindakan yang lebih dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat

mengancam kehidupan masyarakat secara keseluruhan dengan

mempertimbangkan :

1). Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat

2). Kebijaksanaan nasional dan wilayah setempat

3). Kemampuan dan sumber daya masyarakat

4). Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat

Kriteria skala prioritas:

1). Perhatian masyarakat, meliputi : pengetahuan, sikap, keterlibatan

emosi masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan

urgensinya untuk segera ditanggulangi.

2). Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada suatu

kurun waktu tertentu

3). Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat

menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat

4). Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan

mempertimbangkan berbagai alternatif dalam cara-cara pengelolaan

masalah yang menyangkut biaya, sumber daya, sarana yang tersedia

dan kesulitan yang mungkin timbul (Effendi Nasrul, 1995).

2. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

a. Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan

b. Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan

keperawatan

c. Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang akan

dilakukan.

3. Pelaksanaan

Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan

melibatkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sepenuhnya dalam

mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi. Hal-hal yang

perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan perawatan kesehatan

masyarakat adalah:

a) Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan

instansi terkait

b) Mengikutsertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya

c) Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat

Level pencegahan dalam pelaksanaan praktik keperawatan

komunitas terdiri atas:

a. Pencegahan Primer

Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidakfungsinya dan

diaplikasikannya ke dalam populasi sehat pada umumnya dan

perlindungan khusus terhadap penyakit.

b. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi yang

tepat untuk menghambat proses patologis, sehingga memprependek

waktu sakit dan tingkat keparahan.

c. Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier dimulai pada saat cacat atau terjadi

ketidakmampuan sambil stabil atau menetap atau tidak dapat

diperbaiki sama sekali. Rehabilitasi sebagai pencegahan primer lebih

dari upaya menghambat proses penyakit sendiri, yaitu mengembalikan

individu kepada tingkat berfungsi yang optimal dari

ketidakmampuannya.

4. Penilaian / Evaluasi

Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program

kesehatan. Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input),

pelaksanaan (proses) dan hasil akhir (output).

Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai,

sesuai dengan perencanaan yang telah disusun semula. Ada 4 dimensi yang

harus dipertimbangkan dalam melaksanakan penilaian, yaitu:

a) Daya guna

b) Hasil guna

c) Kelayakan

d) Kecukupan

Fokus evaluasi adalah:

1) Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan

pelaksanaan

2) Perkembangan atau kemajuan proses

3) Efisiensi biaya

4) Efektifitas kerja

5) Dampak : apakah status kesehatan meningkat/menurun, dalam rangka

waktu berapa?

Perubahan ini dapat diamati seperti gambar dibawah ini:

Keterangan :

: peran masyarakat : peran perawat

Pada gambar diatas dapat dijelaskan alih peran untuk memandirikan

klien dalam menanggulangi masalah kesehatan, pada awalnya peran perawat

lebih besar daripada klien dan berangsur-angsur peran klien lebih besar

daripada perawat.

Tujuan akhir perawatan komunitas adalah kemandirian keluarga

yang terkait dengan lima tugas kesehatan, yaitu : mengenal masalah

kesehatan, mengambil keputusan tindakan kesehatan, merawat anggota

keluarga, menciptakan lingkungan yang dapat mendukung upaya

peningkatan kesehatan keluarga serta memanfaatkan fasilitas pelayanan

kesehatan yang tersedia, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah

pemecahan masalah keperawatan yaitu melalui proses keperawatan.

BAB III

IDENTIFIKASI MASALAH DAN HASIL PENGKAJIAN

Asuhan keperawatan kesehatan komunitas yang dilaksanakan oleh

mahasiswa melalui praktek profesi keperawatan di masyarakat berlangsung mulai

tanggal 16 Februari sampai dengan tanggal 25 April 2015. Pada praktek profesi

keperawatan komunitas ini mahasiswa STIKes Surya Mitra Husada Kediri

Kelompok RT 39, mendapatkan lahan praktek di wilayah RT 39 RW 14

Lingkungan Cakawesi, Kelurahan Tosaren, Kecamatan Pesantren, Kediri.

A. KEGIATAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. TAHAP PERSIAPAN

a. Persiapan

Pada tahap persiapa, kegiatan praktek profesi keperawatan

komunitas diawali dengan kegiatan pembukaan yang dilaksanakan

tanggal 16 Februari 2015 pukul 09.00 WIB sampai dengan selesai di

Kelurahan Tosaren. Dimana pada kesempatan tersebut mahasiswa

diterima langsung oleh Kepala Kelurahan Tosaren dan Kepala

Puskesmas Pesantren 2 Kediri.

Pada pembukaan tersebut, mahasiswa banyak mendapatkan bekal

mateeri dan pengarahan dari pihak Kelurahan Tosaren yang berkenaan

dengan masalah keadaan demografi masyarakat di wilayah RW 14

yang akan dijadikan lahan praktek profesi. Serta mahasiswa dibekali

juga materi gambaran kesehatan umum di wilayah RW 14, Kelurahan

Tosaren yang disampaikan langsung oleh Ibu Kepala Puskesmas

Pesantren 2 Kediri, serta mendapat masukan mengenai keadaan

masyarakat di wilayah RW 14 yang akan dijadikan wilayah praktek

oleh mahasiswa selama kurang lebih 10 minggu (2,5 bulan).

b. Pengorganisasian Kelompok

Untuk mempermudah pelaksanaan praktik dan sebagai penanggung

jawab kegiatan praktik dari mahasiswa, maka dibentuk organisasi

kelompok.Susunan panitia terlampir.

c. Persiapan Administrasi

Sebagai langkah selanjutnya, dipersiapkannya administrasi untuk

mengadakan konsolidasi dan perijinan kepada instansi terkait.Surat

perijinan diperoleh dari pendidikan yang harus disampaikan ke

Lingkungan Cakarwesi.Selain itu, disusunlah administrasi untuk

keperluan praktik dari mahasiswa sendiri, yaitu format pengkajian

kesehatan komunitas, format asuhan keperawatan keluarga dan format

asuhan keperawatan gerontik, administrasi kesekretariatan dan

administrasi keuangan.

d. Konsolidasi

Konsolidasi dan kerjasama dengan berbagai instansi terkait

dilakukan pada tanggal 16 Februari 2015 dengan mengajukan

permohonan ijin dan kerjasama kepada bapak Lurah Kelurahan

Tosaren, Kepala Puskesmas Pesantren 2 Kediri. Selanjutnya, secara

resmi mahasiswa diterjunkan pada tanggal 16 Februari 2015 di

wilayah RT 39 RW 14Lingkungan Cakarwesi Kecamatan Pesantren

Kelurahan Tosaren Kediri sebagai wilayah binaan mahasiswa STIKes

Surya Mitra Husada Kediri melalui perijinan Ketua RT/RW setempat.

e. Orientasi dan Analisa Situasi

Orientasi dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu :

1. Pembekalan yang diberikan oleh Ketua RT 39 Bapak Jamiadi.

Pertemuan antara ketua RT 39 dengan mahasiswaa dilakukan di

rumah Bapak Jamiadi pada tanggal 16 Februari 2015 pukul 19.00 –

20.00 WIB. Ketua RT 39 Cakarwesi menerima kehadiran

mahasiswa dan mahasiswa menyampaika maksud dan tujuan

praktik profesi keperawatan komunitas yang akan dilaksanakan.

Ketua RT 39 memberikan gambaran tentang keadaan warga dan

lingkungan RT 39 RW 14 secara umum dan status kesehatan warga

RT 39.

2. Orientasi dan analisa situasi selanjutnya dilakukan oleh mahasiswa

sendiri dengan membagi dalam satu kelompok besar sesuai dengan

jumlah RT, dan dilakukan pengenalan lingkungan oleh mahasiswa

sendiri.

f. Pembukaan

Pembukaan dilakukan sebagai bentuk pertemuan pertama kali

memasuki daerah binaan dan berinteraksi dengan warga. Perencanaan

dan pelaksanaan dapat dilihat pada uraian tahap pelaksanaan kegiatan.

B. TAHAP PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Pembukaan Praktik Klinik Keperawatan Komunitas

Pembukaan praktik keperawatan komunitas dilakukan pada hari Seni 16

Februari 2015 pukul 09.00 – 11.30 WIB di Balai Kelurahan Tosaren yang

dihadiri oleh seluruh mahasiswa Stikes Surya Mitra Husada Kediri

Gelombang 2, Kepala Desa Kelurahan Tosaren, Kepala Puskesmas

Pesantren 2 Kediri, dan dosen pembimbing dari Stikes Surya Mitra

Husada Kediri. Acara dimulai pada pukul 09.00 WIB dengan acara serah

terima mahasiswa kepada pihak Kelurahan Tosaren oleh dosen

pembimbing dari mahasiswa untuk selanjutnya dibimbing selama kegiatan

praktik profesi keperawatan komunitas berlangsung.

Dalam acara ini, diberikan pembekalan kepada mahasiswa seputar

lingkungan, kebiasaan, adat istiadat serta masalah kesehatan warda RW 14

Cakarwesi Kelurahan Tosaren, profil wilayah Kelurahan Tosaren, profil

wilayah Peskesmas Pesantren 2 Kediri, profil wilayah RW 14 Cakarwesi

dan profil kesehatan secara umum. Pada saat itulah mahasiswa resmi

diterima oleh warga RW 14 Cakarwesi Kelurahan Tosaren untuk

selanjutnya mendarmabaktikan diri untuk meningkatkan status kesehatan

masyarakat RW 14 sampai batas waktu yang ditentukan.

2. Pertemuan Warga dan Sosialisasi Pengkajian Data Kesehatan Komunitas

Setelah acara pembukaan dan serah terima tanggal 16 Februari 2015

dilakukan pengenalan dengan warga RT 39 RW 14 Cakarwesi Kelurahan

Tosaren tanggal 17 Februari dari pintu ke pintu rumah warga dan

menjelaskan tujuan kehadiran mahasiswa Stikes Surya Mitra Husada

Kediri berkunjung ke rumah – rumah warga.

Atas kesepakatan antara warga dan mahasiswa dilakukan pengkajian data

mulai Rabu tanggal 18 Februari 2015 sampai 24 Februari 2015 melalui

ketua RT. Pada saat lain, mahasiswa telah menyiapkan format pengkajian

data kesehatan dan asuhan keperawatan komunitas serta keluarga.

3. Pengkajian Data Kesehatan Komunitas

Pengkajian data kesehatan komunitas dilakukan pada tanggal 18 Februari

sampai 24 Februari 2015 sesuai dengan kesepakatan antara mahasiswa dan

warga. Pelaksana adalah mahasiswa yang telah dibagi diwilayah RT 39

RW 14bekerjasama dengan ketua RT, kader posyandu dan PKK.

Mekanisme pengumpulan data merupakan hak otonom kelompok RT

dengan tanpa meninggalkan prinsip pengkajian keperawatan komunitas.

Data komunitas yang dikumpulkan berdasarkan pada tujuan menggali

semua permasalahan kesehatan yang ada di masyarakat untuk selanjutnya

dilakukan pemecahan masalah dengan menggunakan format pengkajian

komunitas yang telah dikonsultasikan pada pembimbing profesi.

a. Data Demografi

Kelurahan Tosaren termasuk dalam Kecamatan Pesantren memiliki

Jumlah penduduk sebanyak 8.761 jiwa. Kelurahan Tosaren terletak di

dalam wilayah Kecamatan Pesantren Pemkot Kediri Propinsi Jawa Timur

yang berbatasan dengan :

Sebelah Utara berbatasan dengan Kel. Pakunden, Tinalan

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kel. Singonegaran

Sebelah Timur berbatasan dengan Kel. Banaran

Sebelah Barat berbatasan dengan Kel. Kaliombo

Iklim Kelurahan Tosaren, sebagaimana Kelurahan-Kelurahan lain

di wilayah Indonesia mempunyai iklim Kemarau dan Penghujan, hal

tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam pada lahan

pertanian dan perkebunan yang ada di Kelurahan Tosaren Kecamatan

Pesantren.

Wilayah RW 14 keluran Tosaren menjadi 4 RT salah satunya RT

39 dengan jumlah keseluruhan warga yaitu 213 orang dengan jumlah KK

69 KK yang berhasil terdata adalah laki-laki 98 jiwa dan perempuan 115

jiwa yang meliputi KK penduduk asli dan KK penduduk datang atau

musiman. Berdasarkan metode pengkajian ‘ Winshield Survey’ data

demografi masyarakat akan di sajikan sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kel. Pakunden, Tinalan

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kel. Singonegaran

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kel. Banaran

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kel. Kaliombo

Luas wilayah Tosaren menurut penggunaannya adalah :

Luas Pemukiman 64327  haLuas Persawahan 66345  haLuas Perkebunan 300  haLuas Kuburan 2.250  haLuas Pekarangan 43  haLuas Taman 0  haLuas Perkantoran 300  haLuas Prasarana Umum lainnya 0  haLuas Wilayah 131.317  ha

Dalam hal ini, asuhan keperawatan komunitas kelompok RT 39

mahasiswa STIKes Surya Mitra Husada Kediri di lakukan pada RT 39 RW 14.

Adapun jumlah penduduk yang dilakukan pendataan sejumlah 213 jiwa.

Hasil pengelolaan data yang berasal dari pengkajian, wawancara, dan

observasi akan disajikan sebagai berikut :

a. Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin

Berdasarkan dari gambar 3.1 diatas menunjukkan bahwa jumlah

penduduk yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 115 orang

(54%) dan yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 98 orang (46 %).

b. Distribusi penduduk berdasarkan Usia

46%

54%

Jumlah Jiwa

laki - lakiperempuan

12% 13%

10%

26%

30%

9%Usia

0-5 tahun

6-12 tahun

13-18 tahun

19-35 tahun

36-54 tahun

> 55 tahun

(Sumber : Kartu Keluarga dan Pengkajian Mahasiswa SMH Kediri tanggal 18 - 24Febuari 2015)

Gambar 3.1 Diagram jenis kelamin penduduk di RT 39 RW 14 lingkungan cakarwsi kelurahan tosaren Kecamatan pesantren

(Sumber : Kartu Keluarga dan Pengkajian Mahasiswa SMH Kediri Tanggal 18 - 24 Febuari 2015)

Gambar 3.2 Diagram usia penduduk RT 39 RW 14 kelurahan TosarenDusun Cakarwesi kecamatan Pesantren.

Berdasarkan dari gambar 3.2 diatas menunjukkan bahwa usia

19 – 35 tahun yaitu 64 orang ( 26% ). Hal ini menunjukkan bahwa

penduduk diwilayah RT 39 RW 14 Lingkungan Cakarwesi Kelurahan

Tosaren yang banyak adalah usia produktif sehingga memudahkan

untuk mencari sumber daya yang potensial.

c. Distribusi berdasarkan agama

98%

2%

Agama

IslamKristen

Berdasarkan dari gambar 3.3 diatas menunjukkan bahwa

penduduk yang beragama Islam sebanyak 180 orang (99%), dan yang

beragama kristen sebanyak 3 orang (1%).

(Sumber : Kartu Keluarga dan Pengkajian Mahasiswa SMH Kediri Tanggal 18 - 24 februari 2015)

Gambar 3.3 Diagram agama penduduk di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

d. Distribusi penduduk berdasarkan Pendidikan Terakhir.

17%

2%

33%21%

26%

2%

Pendidikan Terakhir

Belum Sekolah

Tidak sekolah/Tidak tamat SD

TK

SD

SMP

SMA

Pergurungan Tinggi

Berdasarkan dari gambar 3.4 diatas distribusi penduduk yang

paling banyak mempunyai pendidikan SD yaitu sebanyak 61 orang

( 31% ). Sedangkan penduduk yang diperguruan tinggi sebanyak 3

orang ( 3% ).

e. Distribusi penduduk berdasarkan Pekerjaan.

17%

23%

17%1%

23%

17%

1%2%

pekerjaan

tidak / belum bekerjapelajar / mahasiswaIRTpensiunanwiraswastaSwastaTNI / POLRIPNS

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.4 Diagram jenis pendidikan di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

(Sumber : Kartu Keluarga dan Pengkajian Mahasiswa SMH 18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.5 Diagram jenis pendidikan di RT 39 RW 14Kelurahan TosarenDusun Cakarsi kecamatan Pesantren

Berdasarkan dari gambar 3.5 diatas menunjukkan bahwa

pekerjaan penduduk yang wiraswasta dengan pelajar / mahasiswa

sama besar yaitu 41 orang ( 23% ) dan yang paling sedikit pensiunan 1

orang ( 0% ).

f. Faktor lingkungan

Jumlah rumah tangga yang di lakukan pendataan sebanyak 50 rumah.

1).Jenis bangunan

a) Perumahan

i. Tipe perumahan

Berdasarkan dari gambar 3.6 diatas sebagian besar tipe rumah

penduduk adalah rumah permanen sebanyak 44 rumah (98%).

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.6 Diagram tipr rumah di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

2%

98%

Tipe Perumahan

Non PermanenSemi PermanenPermanen

ii. Status Kepemilikan Rumah

96%

4%

Kepemilikan Rumah

milik pribadikontrak

Berdasarkan dari gambar 3.8 diatas status kepemilikan

mayoritas adalah milik sendiri sebanyak 43 rumag ( 96% ).

iii. Jenis Lantai

95%

5%Jenis Lantai

TanahUbin / KeramikSemen

Berdasarkan dari gambar 3.9 di atas jenis lantai rumah

sebagian besar adalah ubin / keramik sebanyak 43 ( 96% ).

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.8 Diagram kepemilikan rumah di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.9 Diagram jenis lantai rumah di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

iv. Status Ventilasi Rumah

27%

20%

49%

4%

Status Ventilasi Rumah

>10% luas lantai<10% luas lantaiCukup Kurang

Berdasarkan dari gambar 3.10 diatas mayoritas memiliki

sistem ventilasi rumah sebanyak 22 ( 49% ) sehingga sirkulasi udara

dalam rumah menjadi segar.

v. Sistem Pencahayaan pada Siang Hari

98%

2%

Sistem Pencahayaan pada Siang Hari

DapatTidak Dapat

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.10 Diagram status ventilasi rumah di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.11 Diagram system pencahayaan rumah di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

Berdasarkan dari gambar 3.11 mayoritas ( 98% ) sistem

pencahayaan rumah penduduk pada siang hari karena sinar matahari

dapat masuk ke dalam rumah.

vi. Halaman diSekitar Rumah

51%

33%

16%

Halaman di Sekitar Rumah

Ada, dimanfaatkanAda, tidak dimanfaatkanTidak ada

Berdasarkan dari gambar 3.12 diatas sebagian besar rumah

penduduk memiliki halaman rumah yang dimanfaatkan sebanyak

23 ( 52% ).

vi. Pemanfaatan Pekarangan Rumah

51%

2%

29%

18%

Pemanfaatan Pekarangan Rumah

KebunKolamKandangLain - lain

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.12 Diagram pemanfaatan halaman rumah di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.13 Diagram kepemilikan rumah di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

Berdasarkan dari gambar 3.13 diatas sebagian besar

pekarangan rumah penduduk dimanfaatkan dengan menanami

bunga atau pohon buah sebanyak ( 51% ).

b) Sumber Air Bersih

i. Sumber Air

2%

89%

9%

Sumber Air Yang Di Gunakan

Sumur galiSumur BorPDAM

Berdasarkan dari gambar 3.7.a diatas mayoritas penduduk 40

( 89% ) menggunakan sumur bor untuk keperluan rumah tangga.

ii. Sistem Pengolahan Air Minum

76%

24%

Sumber Pengolahan Air Minum

DimasakTidak dimasak

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.14 Diagram sumber air bersih di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.15 Diagram pengolahan air minum di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

Berdasarkan dari gambar 3.15 diatas sebagian besar

pengolaan air minum adalah dimasak yaitu sebanyak 34 ( 76% ) hal ini

sesuai dengan syarat kesehatan.

iii. Jarak Sumber Air dengan Saptik Tank

Berdasarkan dari gambar diatas sebagian besar jarak sumur

dengan septik tank < 10 meter sebanyak 28 ( 62% ), hal ini tidak

memenuhi syarat kesehatan karen memungkinkan terjadi proses

peserapan air kesumur air bersih.

iv. Kondisi tempat Penampungan Air

51%

27%

22%

Kondisi tempat Penampungan Air

TerbukaTertutupTidak Ada

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.17 Diagram kondisi tempat penampungan air di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.16 Diagram jarak sumber air dengan septy tank di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

62%

38%

Jarak Sumber Air dengan Septik Tank

< 10 meter> 10 meter

Berdasarkan dari gambar 3.17 diatas sebagian penduduk sebanyak

23 ( 51% ) kondisi air limbah secara terbuka tanpa penutup.

c) Sistem Pembuangan Sampah

i. Pembuangan Sampah

60%

2%

31%

7%

Kebiasaan Membuang Sampah

Di SungaiDi ambil petugasDi timbunDi bakarLain - lain

Berdasarkan dari gambar 3.18diatas sebagian besar 27 (60%)

pembuangan sampah adalah diambil oleh petugas kebersihan.

ii. Tempat Penampungan Sampah Sementara

58%

42%

Penampungan Sampah Sementara

TerbukaTertutup

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.19 Diagram tempat pembuangan sampah semetara di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.18 Diagram kebiasaan membuang sampah di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

Berdasarkan dari gambar 3.19 diatas tempat pembuangan

sampah sementara mayoritas terbuka, kondisi ini menimbulkan

bahaya lingkkungan bila tidak dirawat dengan baik.

iii. Tempat Pembuangan Sampah

84%

16%

Tempat Penampungan Sampah

AdaTidak ada

Berdasarkan dari gambar 3.20 diatas mayoritas masyarakat

mempunyai tempat penampugan sampah sebanyak 38 ( 84% ).

iv. Kondisi Tempat Penampungan Sementara

58%42%

Kondisi Tempat Penampungan Sementara

TerbukaTertutup

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.21 Diagram kondisi tempat penampungan sampah sementara di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.20 Diagram tempat penampungan sampah di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

Berdasarkan dari gambar 3.8.d diatas sebagian penduduk

sebanyak 26 ( 58% ) kondisi air limbah secara terbuka tanpa

penutup.

d) Sistem Pembuangan Kotoran Rumah Tangga

i. Kebiasaan Keluarga Buang Air Besar

82%

7%

11%

Kebiasaan Keluarga Buang Air Besar

WCSungaiSembarang tempat

Berdasarkan dari gambar 3.22 diatas sebagian besar yaitu

( 82% ) penduduk RT 39 memiliki WC.

ii. Jenis Jamban yang Digunakan

78%

16%

16%

Jenis Jamban

Leher AngsaCemplungLain - lain

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.23 Diagram jenis jamban masyarakat di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.22 Diagram kebiasaan keluarga buang air besar di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

Berdasarkan dari gambar 3.23 diatas mayoritas jenis jamban

yang digunakan oleh penduduk RT 39 adalah leher angsa sebanyak

35 ( 78% ), hal ini sesuai dengan syarat kesehatan.

iii. Saluran Pembuangan Air Limbah

51%

27%

22%

Air Limbah

TerbukaTertutupTidak Ada

Berdasarkan dari gambar 3.24 diatas sebagian penduduk sebanyak

23 ( 52% ) kondisi air limbah secara terbuka tanpa penutup.

e) Hewan Pliharaan

iv. Kepemilikan Hewan Ternak dirumah

42%

58%

Kepemilikan Hewan Ternak dirumah

AdaTidak ada

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.24 Diagram pembuangan air limbah masyarakat di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.25 Diagram kepemilikan hewan ternak masyarakat di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

Berdasarkan dari gambar 3.25 diatas sebagian besar tidak

memiliki ternak dirumah sebanyak 21 ( 58% ).

v. Letak Kandang

100%

Letak Kandang

DidalamDiluar

Berdasarkan dari gambar 3.26 diatas ( 100% ) kandang yang

dimiliki masyarakat Cakarwesi berada diluar rumah.

vi. Kondisi Kandang

36%

36%

29%

Kondisi Kandang

Tidak pernah Lebih dari 1 bulan sekali 1 minggu sampai 1 bulan sekalisetiap minggu atau lebih

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.26 Diagram letak kandang masyarakat di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.27 Diagram kondisi kandang masyarakat di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

Berdasarkan dari gambar 3.27 diatas masyarakat membersihkan

kandang hewan setiap minggu atau lebih hanya 4 (28%).

f) Kondisi Kesehatan

i. Pelayanan Sarana yang Paling Dekat

60%

33%

7%

Pelayanan Sarana yang Paling Dekat

Puskesmas / PosyanduPraktek SwastaBalai Pengobatan Lai - lain

Berdasarkan dari gambar 3.28 diatas mayoritas pelayanan

kesehatan yang paling dekat adalah sebagian besar puskesmas sebanyak

25 ( 60% ).

ii. Tempat Berobat Keluarga

56%

2%

31%

11%

Tempat Berobat Keluarga

PuskesmasRumah SakitDokter Praktek SwastaBidan / PerawatBalai Pengobatan / Polik-linik

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.28 Diagram sarana pelayanan kesehatan masyarakat di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.29 Diagram tempat berobat masyarakat di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

Berdasarkan dari gambar 3.29 diatas sebagian besar tempat

berobat penduduk RT 39 adalah Puskesmas yaitu sebanyak 25 ( 56% ).

iii.Sumber Pendanaan Kesehatan Keluarga

2%

44%53%

Sumber Pendanaan Kesehatan Keluarga

Askes / AsterDana JPS/Askin/JkmUmum

Berdasarkan dari gambar 3.11.c diatas sebagian besar sumber

pendanaan kesehatan keluarga di RT 39 adalah umum.

iv. Penyakit yang Sering Didertita Keluarga dalam 3 bulan Terakhir

36%

4%

22%

18%

20%

Penyakit yang Diderita Keluarga

Batuk Pilek

Asam Urat

Hipertensi

Lain - lain

Tidak ada

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.29 Diagram tempat berobat masyarakat di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.30 Diagram penyakit yang diderita masyarakat di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

Berdasarkan dari gambar 3.30 diatas sebagian besar penyakit

yang sering diserita keluarga dalam 1 tahun terakhir adalah penyakit

batuk pilek sebanyak 16 ( 365 ).

g) Ibu Hamil dan Menyusui

i. Jumlah Pasangan Usia Subur

13%

34%

53%

Pasangan Usia Subur

21 - 30 tahun

31 - 40 tahun

41 - 50 tahun

Berdasarkan dari gambar 3.31 diatas sebagian besar 17 ( 53% )

keluarga adalah pasangan usia subur antara 41 – 50 tahun.

ii. Pasangan Usia Subur yang Menjadi Akseptor KB

89%

11%

PUS yang menjadi akseptor KB

Ya Menggunakan KB

Tidak Menggunakan KB

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.31 Diagram pasangan usia subur di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.32 Diagram PUS yang menggunakan KB di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

Berdasarkan dari gambar 3.32 diatas mayoritas 27 ( 89% )

pesangan usia subur mengikuti KB.

iii. Jenis Kontrasepsi yang Digunakan

6%

78%

13%3%

Jenis Kontrasepsi

IUDSuntikPilSusuk

Berdasarkan dari gambar 3.33 diatas sebagian besar 25 (78%)

PUS di RT 39 belum menggunakan kontrasepsi mantap (Kontap) atau

masih menggunakan KB suntik.

iv. Jumlah Ibu Menyusui

100%

Ibu Menyusui

Ya MenyusuiTidak Menyusui

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.33 Diagram penggunaan jenis kontrasepsi di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.34 Diagram ibu menyusui di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

Berdasarkan dari gambar 3.34 diatas seluruh ( 100% ) ibu di RT

39 sedang menyusui .

v. Lama Ibu Menyusui

40%

60%

Lama Ibu Menyusui

7 - 12 bulan

> 12 bulan

Berdasarkan dari gambar 3.35 diatas sebagian besar lama ibu

menyusui 6 ( 60% ) hal ini sesui dengan syarat kesehatan karena

kandungan nutrisi pada ASI lebih baik dari makanan lain.

h) Balitai. Jumlah Balita

66%

34%

Jumlah Balita

Ya, Tergolong BalitaTidak Tergolong Balita

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.35 Diagram lama ibu menyusui di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.36 Diagram jumlah balita di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

Berdasarkan dari gambar 3.36 diatas sebagian besar 19 ( 66% )

keluarga RT 39 mempunyai anak usia balita.

ii. Imunisasi Balita

79%

21%

Imunisasi Balita

LengkapBelum Lengkap

Berdasarkan dari gambar 3.37 diatas sebagian besar anak balita

15 ( 79% ) mendapatkan imunisasi lengkap.

iii.Status Gizi Balita

11%

89%

Gizi Balita

Balita Gizi BurukBalita Gizi Baik

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.37 Diagram imunisasi balita di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.38 Diagram status gizi balita di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

Berdasarkan dari gambar diatas sebagian kecil balita dalam gizi buruk

sebanyak 2 ( 11% ).

iv.Kepemilikan Kartu Menuju Sehat

100%

Kepemilikan KMS

Ya, MemilikiTidak, Memiliki

Berdasarkan dari gambar 3.39 diatas semua 19 ( 100% ) anak balita

mempunyai KMS sehingga memudahkan untuk mengawasi tumbuh

kembang balita.

i) Remaja

i. Kegiatan Remaja di Luar Sekolah

60%

40%

Kegiatan Remaja

OlahragaLain - lain

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.39 Diagram kepemilikan KMS balita di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.40 Diagram kegiatan remaja di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

Berdasarkan dari gambar 3.40 diatas sebagian besar remaja

mengikuti kegiatan olahraga.

ii. Penggunaan Waktu Luang

36%

36%

14%

14%

Waktu Luang

Musik/TVOlahragaMainLain - lain

Berdasarkan dari gambar 3.41 diatas waktu luang remaja

dipergunakan olahraga dan mendengarkan musik / melihat TV.

j) Lansia i. Keluhan Lansia

68%

32%

Keluhan Lansia

Ya, Mengeluh

Tidak, Mengeluh

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.41 Diagram pemanfaatan waktu luang remaja di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.42 Diagram keluhan lansia di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

Berdasarkan dari gambar 3.11.p diatas sebagian besar ( 68% )

lansia yang ada di RT 39 mempunyai keluhan fisik.

ii. Jenis Penyakit yang di Derita Lansia

8%

48%24%

20%

Penyakit yang di Derita Lansia

Asma

Hipertensi

Rematik

Katarak

Berdasarkan dari gambar 3.11.q diatas jenis penyakit yang di

derita oleh usia lanjut yang ada di RT 39 yang lebih menonjol adalah

Hipertensi ( 48% ).

iii.Penanganan Penyakit Lansia

60%20%

20%

Penanganan Penyakit Lansia

Sarana Kesehatan

Non Medis

Di Obati Sendiri

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.43 Diagram penyakit yang diderita lansia di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.44 Diagram penanganan penyakit lansia di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

Berdasarkan dari gambar 3.44 diatas sebagian besar ( 60% )

penanganan penyakit pada lansia adalah ke sarana kesehatan.

iv. Penggunaan Waktu Senggang

100%

Waktu senggang

BerkebunRekreasiSenanLain - lain

Berdasarkan dari gambar 3.45 diatas seluruh ( 100% ) lansia mempunyai waktu senggang lain- lain.

k) DETEKSI DINI CMHN

v. Deteksi Dini CMHN

91%

9%

Deteksi Dini CMHN

Sehat

Resiko

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.45 Diagram pemanfaatan waktu luang remaja di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Surya Mitra Husada Kediri Tanggal18 - 24 Februari 2015)

Gambar 3.46 Diagram deteksi dini CMHN di RT 39 RW 14kelurahan Tosarenlingkungan Cakarwesi kecamatan Pesantren.

Berdasarkan dari gambar diatas sebagian kecil masyarakat

RT 39 Lingkungan Cakarwesi memiliki resiko masalah spikososial

dalam hal penyait kronis dan kehilangan orang yang dicintai

sebanyak 19 ( 9% ).