derajat kegoyangan salomo

Upload: michael-salomo-christian

Post on 06-Mar-2016

811 views

Category:

Documents


62 download

DESCRIPTION

kkk

TRANSCRIPT

Kegoyangan Gigi (Tooth Mobility)

Gigi Goyang diartikan sebagai pergerakan gigi pada dataran vertikal atau horizontal. Derajatnya tergantung pada lebar ligamen periodontal, area perlekatan akar, elastisitas prosesus alveolar dan fungsi dari masing-masing gigi. Setiap gigi mempunyai derajat kegoyangan fisiologis yang ringan, dimana berbeda-beda untuk setiap gigi dan waktunya. Maksudnya: Gigi dengan akar tunggal lebih mudah goyang daripada gigi dengan akar multiple, dimana incisive paling mudah goyang. Kegoyangan gigi paling besar saat menjelang pagi hari dan derajatnya menurun secara progresif.

Kegoyahan gigi terjadi dalam dua tahapan: Inisial atau tahap intrasoket, yakni pergerakan gigi yang masih dalam batas ligamen periodontal. Hal ini berbungan dengan distorsi viskoelastisitas ligamen periodontal dan redistribusi cairan peridontal, isi interbundle, dan fiber. Pergerakan inisial ini terjadi dengan tekanan sekitar 100 pon dan pergerakan yang terjadi sebesar 0.05 sampai 0.1 mm (50 hingga 100 mikro) Tahapan kedua, terjadi secara bertahap dan memerlukan deformasi elastik tulang alveolar sebagai respon terhadap meningkatnya tekanan horizontal. Ketika mahkota diberi tekanan sebesar 500 pon maka pemindahan yang terjadi sebesar 100-200 mikro untuk incisivus, 50-90 mikro untuk caninus, 8-10 mikro untuk premolar dan 40-80 mikro untuk molar.

Meenurut Carranza FA (2012), kegoyangan gigi dibedakan menjadi : Derajat 1 kegoyangan gigi yang sedikit lebih besar dari normalDerajat 2 kegoyangan gigi lebih besar dari normalDerajat 3 Kegoyangan di daerah faciolingual dan mesiodistal dan goyang kea rah vertikalMenurut Fedi et al (2006), kegoyahan gigi dibedakan menjadi : Derajat 1 kegoyangan gigi yang sedikit lebih besar dari normalDerajat 2 kegoyangan gigi sekitar 1 mmDerajat 3 kegoyangan gigi lebih dari 1 mm pada segala arah atau gigi dapat ditekan ke arah apikal. Kegoyangan gigi yang patologis terutama disebabkan oleh (1) infamasi gingiva dan jaringan periodontal, (2) kebiasaan parafungsi oklusal, (3) oklusi prematur, (4) kehilangan tulang pendukung, (5) gaya torsi yang menyebabkan trauma pada gigi yang dijadikan pegangan cengkraman gigi, (6) terapi periodontal, terapi endodontik, dan trauma dapat menyebabkan kegoyahan gigi sementara (Fedi et al, 2006).

Menurut Depkes RI (2008), kegoyangan gigi dapat dibedakan menjadi :a) Derajat 1 : bila penderita merasakan adanya kegoyangan gigi, tetapi operator tidak melihat ada kegoyanganb) Derajat 2 : gigi terasa goyang dan terlihat goyang c) Derajat 3 : kegoyangan gigi ke arah horizontal oleh lidahd) Derajat 4 : kegoyangan gigi ke arah horizontal dan vertikal oleh lidah.

Menurut Miller (2006), kegoyangan gigi dapat dibedkan menjadi :Kelas 1 Goyang fisiologisKelas 2 Ada pergerakan transversal hingga 1 mm.Kelas 3 Ada pergerakan transversal lebih dari 1 mm atau pergerakan non-fisiologis apapun bila ditekan ataupun rotasi.Menurut Genco R et al (2006), kegoyangan gigi dapat dibedakan menjadi : Derajat 1 kegoyangan horizontal mahkota gigi sekitar 1mmDerajat 2 kegoyangan horizontal mahkota gigi sekitar 1-2 mmDerajat 3 kegoyangan horizontal mahkota gigi ke arah vertical dan apical

Menurut Abrams L et al (2006), kegoyangan gigi dapat dibedakan menjadi : Derajat 1 kegoyangan kurang dari 1mmDerajat 2 kegoyangan sekitar 1-2 mmDerajat 3 kegoyangan lebih dari 2 mm

Sumber :Carranza FA. Clinical diagnosis. Dalam: Carranza FA, Newman MG, (eds). Clinical periodontology. Ed ke-11. Philadelphia: WB Saunders; 2012. p. 349-50.

Fedi PF, Vernini AR, Gray JL. The Periodontics syllabus. Lippincott : Williams and Wilkins; 2006: p. 52

Miller PD Jr. A classification of marginal tissue recession. Int J Perio Rest Dent 2006;5(2):9-13.Depkes RI, 2008. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 416/Menkes/Per/IX/2008, Jakarta.

Genco R, Goldman H, Cohen D. Contemporary Periodontics. St. Louis: The CV Mosby Company; 2006:194.Abrams, L, Potashnick, SR. Role of occlusion in periodontal disease. in: Genco R, Goldman HM, Cohen DW (Eds.) Contemporary periodontics. Mosby, St. Louis; 2006:194202.