denyut jantung

29
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi kehidupan seeokr ikan adalah harus adanya suplay oksigen yang cukup didalam jaringan. Oksigen ini diperlukan untuk melepas energi, melangsungkan oksidasi lemak dan gula. Energi yang terlepaskan dipergunakan untuk kegitan tubuh di dalam menjalani kehidupan Pulungan et al,. (2005). Pernapasan adalah proses pengiktan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida oleh darah melalui permukaan alat pernapasan. Proses pengikatan oksigen terlarut, selain dipengaruhi struktur alat pernapasan, juga dipengaruhi perbedaan tekanan parsial O 2 antara perairan dengan darah. Perbedaan tekanan tersebut menyebabkan gas-gas berdifusi kedalam darah atau keluar melalui alat pernapasan Fujaya (2004).

Upload: mardiana-bakkara

Post on 25-Nov-2015

52 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

PAGE 20

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi kehidupan seeokr ikan adalah harus adanya suplay oksigen yang cukup didalam jaringan. Oksigen ini diperlukan untuk melepas energi, melangsungkan oksidasi lemak dan gula. Energi yang terlepaskan dipergunakan untuk kegitan tubuh di dalam menjalani kehidupan Pulungan et al,. (2005).

Pernapasan adalah proses pengiktan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida oleh darah melalui permukaan alat pernapasan. Proses pengikatan oksigen terlarut, selain dipengaruhi struktur alat pernapasan, juga dipengaruhi perbedaan tekanan parsial O2 antara perairan dengan darah. Perbedaan tekanan tersebut menyebabkan gas-gas berdifusi kedalam darah atau keluar melalui alat pernapasan Fujaya (2004).

Oksigen sebagai bahan pernapasan dibutuhkan oleh sel untuk berbagai reaksi metabolisme. Oleh sebab itu, kelangsungan hidup ikan sangat ditentukan oleh kemampuannya memperoleh oksigen yang cukup dari lingkungannya. Berkurangnya oksigen terlarut dalam perairan, tentu saja akan mempengaruhi fisiologi respirasi ikan, dan hanya ikan yang memiliki system respirasi yang sesuai dapat bertahan hidup.

Jantung adalah salah satu bagian dari system peredaran darah pada ikan yang merupkan pusat pemompaan darah. Letak jantung pada ikan berada agak dibagian posterior insang. Jantung dibungkus oleh selaput yang disebut pericardium, setiap ikan ukuran jantungnya bervariasi.

Penyebab tingginya rendahnya angka mortalitas ini selain karena faktor kematian secra alami juga disebkan oleh faktor-faktor lain. Untuk jenis-jenis ikan yang bernilai ekonomis tinggi faktor yang lain dapat berperan sebagai penyumbang terbesar angka mortalitasnya terjadi daripada kematian terjadi secara alami (Pulungan et al., 2005).Kematian individu ikan didalam populasi pada habitat tertentu dapat terjadi mulai dari telur ikan yang baru dilepas keperairan atau yang lelah di buahi, dimasa larva, ikan dewasa dan ikan yang tua siap untuk mati secara alami. Pemusbahan pada masih dalam bentuk telur selalu terjadi pada telur-telur ikan ovipar yang bersifat pelagis. Telur-telur yang mengalami pemusnahan itu dapat terjadi pada telur-telur ikan yang belum ataupun yang sudah dubuahi. Angka mortalitas yang tinggi selalu terjadi pada tahap tahap larva sampai individu ikan menjadi dewasa. Adapun penyebab mortalitas atau kematian secara masal yang berada disuatu habitat tertentu adalah predasi, penyakit, pencemaran, pemusnahan secra fisik oleh mesin atau manusia dan gejala alam yang berpengaruh secara langsung. Sedangkan pengaruh yang tidak langsung adalah dari faktor makanan, kondisi lingkungan yang kurang menyenangkan, beberapa jenis parasit dan tekanan sosial (Pulungan et al., 2005).

1.2. Tujuan Manfaat PraktikumAdapun tujuan dari pelaksanaan pratikum ini adalah untuk menentukan laju pernapasan, melihat morfologi insang dan jantung ikan beberapa menit setelah mati karena pencemaran dan menentukan laju denyut jantung pada ikan khususnya pada ikan Lele Lokal (Claria grapienus).

Manfaat dari pratikum ini adalah untuk mengetahui berapa laju pernapasan pada ikan setelah diberi bahan pencemar, meliohat morfologi jantung dan insang dan mengetahui berapa lama denyut jantung ikan setelah diberi bahan pencemar.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Saanin (1968) menyatakan bahwa ikan lele dumbo termasuk kedalam kelas Pisces, sub kelas Teleostei, Ordo Ostariophysi, Sub ordo Siluroidae, Family Claridae, Genus Clarias dan Spesies Clarias gariepinus. Najiyati (1992) menerangkan ciri-ciri ikan lele dumbo adalah sebagai berikut: ikan lele dumbo memiliki bentuk tubuh memanjang, berkulit licin (tidak bersisik), kepala depressed, mulut melebar dengan empat pasang sungut, satu pasang sungut maksilar dan dua pasang sungut mandibular, siripnya terdiri dari sirip dada berbentuk bulat agak memanjang dengan ujung meruncing dan dilengkapi dengan sepasang duri. Sirip perut pendek sedangkan sirip dubur dan punggung memanjang sehingga mendekati sirip ekor. kepala ikan lele dumbo berwarna hitam keabu-abuan, pada bagian tengah sampai leher terdapat bercak-bercak putih dan matanya berukuran kecil.Insang adalah organ resapirasi utama pada ikan, tetapi banyak pula spesies ikan yang mempunyai organ respirasi tambahan yang dapat digunakan untuk pernafasan udara ketika konsentrasi oksigen dalam air terlalu rendah untuk respirasi dengan insang. Sebagian ikan tergantung organ respirasi tambahan untuk sebagian besar pertukaran gasnya dan akan mati tenggelam apabila ikan tidak dapt muncul kepermukaan air untuk bernafas.

Jantung pada ikan berperanan sebagai organ pemompa darah kaya CO2 dari jantung ke insang dan membawa darah kaya oksigen dari insang keseluruh organ tubuh yang membutuhkan.

Sehubungan dengan pernafasan pada ikan, salah satu peyebab rendahnya konsentrasi oksigen dalam air adalah masuknya bahan pencemar yang akan memperlihatkan tangggpan fisiologis jangka pendek dan selanjutnya terjadi kematian pada ikan tersebut Tim ikhtiologi (1989).

Kebutuhan oksigen ikan sangat dipengaruhi umur, aktivitas, serta kondisi perairan. Semakin tua suatu orgnisme, laju metabolismenya semakin rendah. Selain itu, umur mempengaruhi ukuran ikan, sedangkan ukuran yang berbeda membutuhkan oksigen yang berbeda pula. Semakin besar ukuran ikan, jumlah konsumsi oksigen per mg beratbadan semakin rendah. Selain perbedaan ukuran, perbedaan aktivitas juga menyebabkan perbedaan kebutuhan oksigen.

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan tempat

Pratikum Fisiologi Hewan Air tentang menentukan laju pernapasan, melihat morfologi insang dan jantung ikan beberapa menit setelah mati karena pencemaran dan menentukan laju denyut jantung pada ikan ini dilaksanakan pada tanggal 11 Mei 2012 setiap hari Jumat pada pukul 10.00 11.45 WIB. Yang bertempat di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.

3.2. Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah Ikan Lele (Clarias grapienus),bahan pencemar seperti detergen dan round up.

Sedangkan alat yang digunakan dalam pratikum adalah, kain lap, buku gambar, buku pratikum, gunting, stopwatch, Stoples, dan alat tulis. Sebagaimana terlampir pada (lampiran 1).

3.3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam pratikum adalah Metode Eksperiment yang langsung dilakukan kepada objek yang akan dipraktekkan.

3.4. Prosedur Pratikum

Adapun prosedur yang dilakukan pada percobaan VI dan VIII adalah siapkan 3 unit toples besar, isi air pada masing-masing toples dengan 2 liter air. Beri label pada toples A, B dan K. pada masing-msing toples diberi bahan pencemar detergen, untuk A adalah 1 gr dan B adalah 2 gr. Aduk hingga rata, kemudian diamkan selama 5 menit. Pada masing-msing toples masukkan 2 ekor ikan sample. Amati tingkah laku ikan seperti gerakan mulut dan operculum. Pada 10 menit pertama hitung laju pernafasan diluar selam 2 menit mukkan kedalam toples kembali. 15 menit pertamam ambil satu ikan kemudian bedah dan hitung denyut jantung. 10 menit kedua hitung kembali laju pernafasan ikan selama 2 menit. Masukkan kembali ikan kedlam toples. 10 menit ketiga hitung kembali laju pernafasan ikan selama 2 menit. 15 menit kedua bedah kembali ikan tersebut dan hitung denyut jantungnya.

Pada percobaan VII prosedur yang dilakukan adalah siapkan toples A, B dan K. isi 2 liter air dan diberi label A, B dan k. pada topple A adalah 4 ml Round Up dan B isi dengan 2 gr Detergen. Aduk dan diamkan selama 5 menit. Masukkan masing-masing 2 ekor ikan pada masing-masing stoples. Setelah ikan mati selama 30 menit ambil satu ekor ikan, bedah dan amati morfologi insang dann jantung ikan. Setelah ikan mati selam 60 mneit ambil satu ekor ikan dan bedah serta amati morfologi insang dan jantung dan kemudian lakukan prosedur yang sama pada Detergan kemudian bandingkan diantara keduanya.IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Tabel 1. Laju pernafasanWaktuKode ikanTLSLBukaan mulut

101A18016027x/menit

B23020029 x/menit

C18016034 x/menit

D20018013 x/menit

102A20018029 x/menit

B22019028 x/menit

C210190-

D23020010 x/menit

Tabel 2. Morfologi insang & jantung serta denyut jantung

Kode ikanTLSLDenyut jantungMorfologi insangMorfologi jantung

A210200157 x/menitMerah pucatMerah tau

B200175115 x/menitMerah pucatMerah tua

C210190103 x/menitMerah pucatMerah tua

D22021099 x/menitMerah tuaMerah tua

Gambar 1. Ikan lele (Clarias gariepinus) Gambar 2. Jantung Ikan4.2. PembahasanDari hasil pengamatan yang dilakukan bahwa apabila ikan dalam suatu perairan ada pencemaran baik secara alami maupun oleh campur tangan manusia akan berdampak bagi kelangsungan hidup bagi organisme yang ada didalamnya.

Individu-individu ikan sebelum mengalami kematian akibat terkena limbah atau bahan pencemar biasanya akan memperlihatkan pergerakan atau tingkah laku yang berbeda ketika lingkungan hidupnya tercemar. Gerakan renang selalu tidak beraturan dan arahnya tidak menentu. Adakalanya pergerakan ikan itu akan membentur dinding stoples atau tempat dimana ikan itu berada yang akan mengakibatkan timbul luka pada permukaan tubuh sehinggga keadaan itu membantu mempercepat proses kematian individu ikan didalam stoples, keramba atau jaring apung. Karena pada saat itu kemampuan ikan untuk mengikat oksigen sudah semakin sulit dan sebagian bahan pencemar sudah terbawa darah keotak dan sistem syaraf Lagler et al., (1977).

Didalam menentukan laju pernafasan organ yang paling berperan adalah operculum dan rongga mulut yang dapat mempercepat dan memperlambat aliran air sehingga oksigen yang diserap oleh insang bervariasi sesuai dengan keperlauan oksigen tubuh. Disamping itu insang dan jantung merupaka organ yang berperanan penting pada system pernafsan ikan. Karena insang berperanan sebagaqi oragan tempat pengambilan O2 terlarut d dalam perairan dan pelepasan CO2 kedalam perairan ketika insang sedang bernafas. Sedangkan jantung berperanan sebagai organ pemompa darah kaya CO2 dari jantung ke insang dan membawa darah kaya oksigen dari insang menuju keseluruh organ tubuh yang membutuhkan.

Pertukaran antara oksigen yang masuk kedalam darah dengan karbondioksida yang keluar dari darah terjadi dengan cara difusi pada pembuluh darah pada insang. Peredaran darah dalam filamen insang merupakan pertemuan anatara pembuluh darah yang berasal dari jantung yang masih banyak mengandung karbondioksida dengan pembuluh darah yang akan meninggalkan filamen insang yang kaya akan oksigen. Difusi oksigen pada filamen insang dibantu oleh tekanan air yang terdapat pada rongga mulut dan air yang dipaksa keluar melalui insang Pulungan et al., (2005)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa proses pernapasan dapat dibagi menjadi 4 tahap yakni pertukaran udara melalui permukaan alat pernafasan, difusi oksigen dan karbondioksida anatara insang dan darah, transpor oksigen dan karbondioksida didalam darah dan cairan tubuh ke dan dari sel dan pengaturan sel.

Semakin tinggi dosis dari bahan pencemar yang diberikan terhadap ikan baik Detergen dan Round Up semakin cepat terjadi perubahan baik dari bukaan mulut, operculum, laju pernafsan dan denyut jantung.

Organ yang berperan dalam respirasi adalah insang dan jantung yang berperan sebagai tempat pengambilan O2 dan pelepasan CO2 serta sebagai pemompa darah yang dilaksanakan oleh operculum dan rongga mulut.

5.2. Saran

Agar pratikum Fisiologi Hewan Air ini berjalan dengan lancar seharusnya ikan yang dibawa oleh Praktikan ukuran ikannya relatif besar sehingga mudah mengamati insang dan jantung ikan beserta bagiannya.

DAFTAR PUSTAKA

Djuhanda, T. 1981.Dunia ikan. Bagian I. Kehidupan ikan dalam ekosistem perairan di Indonesia. 20 hal.

Fujaya, Yushinta. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. Rineka Cipta: Jakarta.179 hal.

Ikhtiologi tim. 1989. Ikhtiologi. Institut Pertanian Bogor. Fakultas Perikanan. Jurusan Manajemen Semberdaya Perairan. Bogor. 182 Halaman.

Lagler, K. F., J. E. Eardach., R. R. Pille., D. R. Passino. 1977. Ichthyologi. Jhon Willey and Sons, Inc. New York. 506 p.Pulungan, C. P., Windarti, Lukkystiowati, Iesje. 2005. Peneuntun Praktikum Fisiologi Hewan Air. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Riau. Pekanbaru. 23 Halaman (tidak diterbitkan).

Raharjo. 1980. Sistem morfologi dan anatomi ikan. Bandung. 21 hal.

LAMPIRAN

Lampiran. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ; Nampan Serbet Penggaris

Alat tulis Serbet Gunting

Penuntun praktikum Saringan KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan hasil laporan praktikum yang berjudul pengamatan pergerakan sirip-sirip ikan dan mekanisme ikan mengambil makanan dan laju menghancurkan makanan didalam lambung pada ikan lele (Clarias gariepinus) ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.Tidak lupa penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada para asisten Fisiologi Hewan Air karena telah memberikan arahan dan bimbingan sehingga laporan ini dapat disusun.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan, bahasa serta materi yang terdapat di dalamnya. Oleh karena itu penulis menerima kritikan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan praktikum di masa yang akan datang. Semoga laporan praktikum ini bermanfaat bagi kita semua.

Pekanbaru, 11 Mei 2012

SOFYAN ADITYADAFTAR ISI

Isi

Halaman

KATA PENGANTAR

i

DAFTAR ISI

ii

DAFTAR GAMBAR iii

DAFTAR TABEL

iv

DAFTAR LAMPIRAN

v

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1

1.2 Tujuan dan Manfaat

3II. LITERATUR.......................................................................

4III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

63.2 Bahan dan Alat

63.3 Metode Praktikum

63.4 Prosedur Praktikum

7IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

84.2 Pembahasan

9V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

115.2 Saran

11LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKADAFTAR GAMBAR

Isi

Halaman

1. Gambar 1. Ikan lele (Clarias gariepinus)

92. Gambar 2. Jantung ikan

9DAFTAR TABEL

Isi

halaman

1. Tabel 1. Laju pernafasan

82. Tabel 2 Morfologi insang & jantung serta denyut jantung

8DAFTAR LAMPIRAN

Isi

Halaman

1. Lampiran. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum..........18LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR

MELIHAT MORFOLOGI INSANG & JANTUNG IKAN,

MENENTUKAN LAJU DENYUT JANTUNG PADA IKAN

OLEH

SOFYAN ADITYA

1004135979

THP

LABORATORIUM BIOLOGI PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2012

_1071937832.unknown