1 struktur anatomi jantung mammalia dan denyut nadi
DESCRIPTION
Fisiologi Hewan Anatomi JantungTRANSCRIPT
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
STRUKTUR ANATOMI JANTUNG MAMMALIA DAN DENYUT NADI
OLEH:
NAMA : NURUL AMALIA
NIM : 12304241017
PRODI : PENDIDIKAN BIOLOGI SUBSIDI
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014
A. Judul
Struktur Anatomi Jantung Mammalia dan Denyut Nadi
B. Tujuan
1. Mengamati struktur anatomi makroskopi jantung Mammalia (Kambing)
2. Mengukur denyut nadi pada arteri radialis Manusia
3. Mengukur Cardiac Output (CO)
C. Alat dan Bahan
Alat :
- Skalpel
- Pinset
- Klem
- Penusuk
- Gunting
- Bak parafin
- Stopwatch
Bahan :
- Jantung kambing
D. Hasil dan Pembahasan
a. Hasil Pengamatan
Tabel Denyut Nadi Praktikan Perempuan
No NamaUmur
(tahun)
Sebelum Sesudah
HR
(denyut
/ menit)
SV
(ml)
CO
(ml/me
nit)
HR
(denyut
/ menit)
SV
(ml)
CO
(ml/me
nit)
1 Milatus Sa'diyyah 20 90 70 6300 128 70 8900
2 Turasih 19 96 70 6720 134 70 9380
3 Desita Alif Utami 20 103 70 7210 126 70 8820
4 Puji Lestari 19 70 70 4900 90 70 6300
5 Ratih Sukmaresi 20 94 70 6580 122 70 8540
6 Susan Pramitasari 19 85 70 5950 129 70 9030
7 Sulistiyaningsih 19 86 70 6020 100 70 7000
8 Adika Hermawati P. 20 105 70 7350 156 70 10920
9 Lailul Hidayah N. 19 98 70 6860 116 70 8120
10 Azusnita Rachma P. 20 78 70 5460 92 70 6440
11 Velia Dinan Q. 19 90 70 6300 135 70 9450
12 Tri Ayunda W. 19 84 70 5880 124 70 8680
13 Rosita Justianies 19 80 70 5600 87 70 6090
14 Ambar Dwijayanti 19 100 70 7000 140 70 9800
15 Nurul Aslina 20 89 70 6230 90 70 6300
16 Nurul Amalia 20 87 70 6090 125 70 8750
17 Ika Feby Putriana 19 100 70 7000 148 70 10360
18 Tri Suranti 19 69 70 4830 111 70 7770
19 Kurniawati O. 20 73 70 5110 110 70 7700
20 Fika Nur Hasanah 20 88 70 6160 141 70 9870
21 Wilda Khafida 19 88 70 6160 140 70 9800
22 Rulis H. 19 94 70 6580 140 70 9800
23 Dwi Zunitasari 19 70 70 4900 91 70 6370
24 Mega Utami K. 19 92 70 6440 96 70 6720
25 Dionisia Dwi P. 20 89 70 6230 144 70 10080
26 Aprilia Dwi A. 20 92 70 6440 125 70 8750
27 Maulita Wulan N. 19 78 70 5460 88 70 6160
28 Nurul Ayuningtyas 19 120 70 8400 140 70 9800
29 Febrina Suci W. 18 83 70 5810 121 70 8470
30 Hilda Nuraeni M. 19 94 70 6580 135 70 9450
31 Renosari Prineta P. 20 87 70 6090 139 70 9730
32 Fitria Eka Cahya A. 20 77 70 5390 105 70 7350
33 Rizky Purnawati 20 71 70 4970 106 70 7420
34 Permata Ihda F. 20 65 70 4550 98 70 6860
35 Opi Mawarsari 18 90 70 6300 100 70 7000
36 Dewi Sang Arifti 19 74 70 5180 96 70 6720
37 Dewi Susanti 21 78 70 5460 90 70 6300
38 Amelda Nurbaiti 19 81 70 5670 125 70 8750
TOTAL (∑) 3288 2660 230160 4483266
0313750
Rata-rata 86,5 70,0 6056,8 118,070,
08256,6
Standar Deviasi (SD) 11,5 0,0 805,5 20,3 0,0 1423,5
Tabel Denyut Nadi Praktikan Laki-laki
No Nama
Umur
(tahun
)
Sebelum Sesudah
HR
(denyut/
menit)
SV
(ml)
CO
(ml/me
nit)
HR
(denyut
/ menit)
SV
(m
l)
CO
(ml/me
nit)
1 Ahmad Saiful Abid 19 72 70 5040 129 70 9030
2 Failasuf Aulia N. 19 80 70 5600 90 70 6300
3 Ikhsanudin 19 81 70 5670 124 70 8680
4 Adimas Pandu P. 19 78 70 5460 123 70 8610
5 Ahmad Naharuddin 20 97 70 6790 121 70 8470
6 Maulana Malik I 20 91 70 6370 140 70 9800
7 Sudhira Winaswan 20 70 70 4900 133 70 9310
TOTAL (∑) 569 490 39830 86049
060200
Rata-rata 81,3 70,0 5690,0 122,970,
08600,0
Standar Deviasi (SD) 9,7 0,0 680,7 15,9 0,0 1113,7
b. Pembahasan
Praktikum ini berjudul strutur anatomi jantung dan denyut nadi. Praktikum ini
memiliki dua tujuan yaitu untuk mengamati struktur anatomi jantung Mammalia (Kambing)
dan mengukur denyut nadi pada arteri radialis Manusia.
Jantung merupakan organ muskuler yang dapat berkontraksi secara ritmis, dan
berfungsi memompa darah dalam sistem sirkulasi. Pada pengamatan struktur anatomi dan
makroskopis jantung, terlihat bahwa bentuk jantung menyerupai jantung pisang namun
bentuknya lebih kecil, bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) dan disebut juga basis
kordis, di sebelah bawah agak runcing yang disebut apeks. Menurut Sigit (2010), letak
jantung di dalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum anterior), sebelah kiri
bawah dari pertengahan rongga dada , diatas diafragma, dan pangkalnya terdapat di
belakang kiri antara kosta V dan VI dua jari di bawah papilla mamae. Menurut Heru dan Tri
(2013), jantung dibungkus oleh selaput yang tersusun atas jaringan ikat padat (fibrosa) yang
disebut pericardium. Pericardium dapat dibedakan menjadi pericardium parietalis disebelah
luar dan pericardium visceralis di sebelah dalam. Antara pericardium dan jantung terdapat
rongga pericardium yang berisi cairan perikondrial sehingga jantung dapat bergerak leluasa
dan untuk melindungi jantung terhadap kerusakan dan gesekan.
Berdasarkan literatur, penampang bagian jantung seperti di bawah ini:
Dari pengamatan, struktur jantung terdiri 4 ruang yaitu 2 atrium dan 2 ventrikel,
yang mana pada atrium memiliki dinding yang tipis sedangkan pada ventrikel dindingnya
tebal. Dinding atrium lebih tipis karenan atrium berfungsi menerima darah secara pasif
sedangkan ventrikel berfungsi memompa darah secara aktif. Dinding sebelah kiri juga lebih
tebal dari pada kanan. Ketebalan ini berkaitan dengan fungsi jantung sebelah kiri khususnya
bilik kiri, yang mempunyai kerja lebih berat dibandingkan kerja jantung sebelah kanan.
Kerja yang lebih berat tersebut merupakan memompa darah ke seluruh tubuh. Namun
demikian ventrikel kanan lebih besar ruangnya dibanding ventrikel kiri. Dinding jantung
terdiri dari 3 lapisan yaitu endocardium, myocardium, dan epicardium (dari dalam ke luar).
Endocardium: lapisan jantung paling dalam merupakan lapisan endothel yang berlanjut ke
pembuluh darah arteri dan vena. Myocardium: bagian jantung yang berotot tersusun atas
otot jantung. Epicardium: lapisan yang terdiri dari jaringan ikat serosa (Heru dan Tri, 2013)
Pada bagian apeks jantung merupakan bagian dari ventrikel kiri, terdapat pula corda
tendenae serta musculus papillaris di daerah ventrikel. Diantara ventrikel kanan dan
ventrikel kiri terlihat adanya sekat yang memisahkan yang disebut septum interventrikularis.
Menurut Hamidie (2011), jantung mamalia terbagi menjadi 4 ruang, yang di dalamnya
terdapat 2 ruang dengan lapisan dinding tipis yang disebut dengan atrium (serambi) dan 2
lapisan dengan dinding tebal yang disebut dengan ventrikel (bilik). Atrium kanan dan
Atrium kiri yang dipisahkan oleh sekat antar atrium (septum Intratriorum). Ventrikel kanan
dan Ventricel kiri yang dipisahkan oleh sekat antar ventrikel (septum
Intervertikulorum). Atrium dan ventrikel pada masing–masing sisi jantung berhubungan satu
sama lain melalui suatu penghubung yang disebut orifisium atrioventrikuler. Orifisium ini
dapat terbuka atau tertutup oleh suatu katup atrioventrikuler (katup AV). Katup AV sebelah
kiri disebut katup bicuspid (katup mitral) sedangkan katup AV sebelah kanan disebut katup
tricuspid. Atrium kanan menerima darah de-oksigen (kurang oksigen) dari tubuh melalui
vena kava superior (kepala dan tubuh bagian atas) dan inferior vena kava (kaki dan dada
lebih rendah). Simpul sinoatrial mengirimkan impuls yang menyebabkan jaringan otot
jantung dari atrium berkontraksi dengan cara yang terkoordinasi seperti gelombang. Katup
trikuspid yang memisahkan atrium kanan dari ventrikel kanan, akan terbuka untuk
membiarkan darah de-oksigen dikumpulkan di atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan.
Dalam pengamatan terdapat katup yang Menurut Hamidie (2011), katup jantung
terdiri atas:
1. Katup trikuspidalis
Katup trikuspidalis berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Bila katup
ini terbuka, maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju ventrikel
kanan. Katup trikuspid berfungsi mencegah kembalinya aliran darah menuju
atrium kanan dengan cara menutup pada saat kontraksi ventrikel. Sesuai dengan
namanya, katup trikuspid terdiri dari 3 daun katup. Pada saat pengamatan
srtuktur ini terlihat, berada di atrium kanan dan vetrikel kanan.
2. Katup Pulmonal
Setelah katup trikuspid tertutup, darah akan mengalir dari dalam ventrikel kanan
melalui trunkus pulmonalis. Trunkus pulmonalis bercabang menjadi arteri
pulmonalis kanan dan kiri yang akan berhubungan dengan jaringan paru kanan
dan kiri. Pada pangkal trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri
dari 3 daun katup yang terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan menutup
bila ventrikel kanan relaksasi, sehingga memungkinkan darah mengalir dari
ventrikel kanan menuju arteri pulmonalis.
3. Katup Bikuspidalis
Katup bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium kiri menuju
ventrikel kiri. Seperti katup trikuspid, katup bikuspid menutup pada saat
kontraksi ventrikel.Katup bikuspid terdiri dari dua daun katup.
4. Katup Aorta
Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal aorta. Katup ini
akan membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi sehingga darah akan
mengalir keseluruh tubuh. Sebaliknya katup akan menutup pada saat ventrikel
kiri relaksasi, sehingga mencegah darah masuk kembali kedalam ventrikel kiri.
Saat melakukan pengamatan terlihat adanya pembuluh darah yaitu aorta (pembuluh arteri
terbesar) yang mana pembuluh darah ini memiliki diameter yang besar, aorta ini membawa
darah keluar dari ventrikel kiri dan ada pula vena pulmonalis yang salurannya bermuara di
atrium kiri (membawa darah dari paru–paru ke atrium kiri).
Menurut Sigit (2010) pembuluh darah dalam jantung, antara lain:
a. Arteri Koroner
Arteri koroner adalah jaringan pembuluh darah yang membawa oksigen dan darah kaya
nutrisi ke jaringan otot jantung.
b. Vena kava superior
Vena kava superior adalah salah satu dari dua pembuluh darah utama yang membawa darah
de-oksigen dari tubuh ke jantung. Vena dari kepala dan tubuh bagian atas umpan ke v. kava
superior, yang bermuara di atrium kanan jantung.
c. Vena Kava Inferior
Vena kava inferior adalah salah satu dari dua pembuluh darah utama yang membawa darah
de-oksigen dari tubuh ke jantung. Vena dari kaki dan umpan dada rendah ke v. kava
inferior, yang bermuara di atrium kanan jantung.
d. Vena Pulmonalis
Vena paru adalah pembuluh darah mengangkut oksigen yang kaya dari paru ke atrium kiri.
Kesalahpahaman yang umum adalah bahwa semua urat membawa darah de-oksigen. Hal ini
lebih tepat untuk mengklasifikasikan sebagai pembuluh vena yang membawa darah ke
jantung.
e. Aorta
Aorta adalah pembuluh darah tunggal terbesar di tubuh. Aorta ini membawa darah yang
kaya oksigen dari ventrikel kiri ke berbagai bagian tubuh.
f. Arteri Pulmonalis
Arteri paru adalah pembuluh darah transportasi de-oksigen dari ventrikel kanan ke paru-
paru. Kesalahpahaman yang umum adalah bahwa semua arteri membawa darah yang kaya
oksigen. Hal ini lebih tepat untuk mengklasifikasikan sebagai pembuluh arteri yang
membawa darah dari jantung.
Dalam memompa darah, pada tubuh kita terasa adanya denyutan di sekujur tubuh
namun hanya dapat dirasakan oleh tempat tertentu, denyut ini disebut dengan denyut jantung.
Menurut Guyton and Hall (2005), denyut jantung berasal dari sistem penghantar jantung yang
khusus dan menyebar melalui sistem ini ke semua bagian miokardium. Struktur yang
membentuk sistem penghantar adalah simpul sinoatrial (simpul SA), lintasan antar simpul
diatrium, simpul atrioventrikular (simpul AV), berkas HIS dan cabang-cabangnya, dan sistem
purkinje. Simpul SA merupakan pacu jantung normal, kecepatannya menentukan frekuensi
denyut jantung.
Pada percobaan, untuk menentukan frekuensi denyut nadi maka harus
menentukan terlebih dahulu berapa denyutan per menitnya. Untuk dapat merasakan denyutan
jantung saat memompa darah yaitu dengan menempatkan jari telunjuk dan jari tengah pada
pergelangan tangan atau tiga jari pada sisi leher. Menurut Heru Nurcahyo dan Tri Harjana
(2013), frekuensi denyut jantung (heart rate/HR) yaitu banyaknya denyut per menitnya. Menurut
Ganong (2002), darah yang didorong ke aorta selama sistole tidak hanya bergerak maju dalam
pembuluh darah tetapi juga menimbulkan gelombang bertekanan yang berjalan sepanjang arteri.
Gelombang bertekanan meregang dinding arteri sepanjang perjalanannya, dan regangan dapat
diraba sebagai denyut. Denyut yang diraba pada arteri radialis pada pergelangan tangan kira-kira
0,1 detik setelah puncak ejeksisistolik ke aorta. Inilah yang disebut nadi. Dengan bertambahnya
usia, arteri menjadi lebih kaku dan gelombang denyut bergerak lebih cepat.
Kegiatan selanjutnya adalah praktikan mengukur frekuensi denyut jantung
sebelum memulai aktivitas. Berdasarkan data yang ada, praktikan yang memiliki jenis kelamin
perempuan ada 38 praktikan, memiliki rentang usia antara 19–21 tahun, jumlah frekuensi denyut
jantung memiliki rentang antara 65–105 kali/menit, memiliki rata–rata 86,5 kali/menit,
simpangan baku (standar deviasi) perhitungan yaitu 11,5.
Pada praktikan yang memiliki jenis kelamin laki–laki ada 7 orang, mereka memiliki
rentang umur antara 19–20 tahun, frekuensi denyut jantung per menitnya memiliki rentang
antara 72–97 kali/menit, memiliki rata–rata 81,3 kali/menit serta simpangan baku (standar
deviasi) perhitungannya yaitu 9,7.
Menurut Guyton and Hall (2005), kecepatan denyut nadi yang normal yaitu 72 kali
permenit. Pada umumnya, makin tinggi frekuensi denyut nadi permenit, makin banyak darah
yang dipompakan, denyut nadi orang dewasa normal berkisar antara 60–100 kali/menit. Secara
keseluruhan semua praktikan masih termasuk dalam range normal, walaupun ada beberapa yang
lebih dari 100x/menit, hal tersebut disebabkan oleh banyak faktor, internal maupun eksternal.
Berdasarkan data percobaan Nurul Ayuningtyas I, Adika Hermawati P, dan Desita Alif U
memiliki denyut nadi yang melebihi 100 kali/menit. Pada percobaan terlihat adanya simpangan
baku yang cukup besar yaitu pada praktikan perempuan yaitu 11,5 dan pada laki–laki yaitu 9,7
yang menandakan bahwa selisih antara data denyut nadi praktikan dengan data rata–ratanya yang
cukup besar. Kemungkinan juga terjadi kesalahan penghitungan, karena praktikan yang kurang
fokus, denyut yang kurang teratur sehingga susah dihitung dan lingkungan yang cenderung ramai
oleh praktikan yag sedang melakukan percobaan yang lain.
Frekuensi denyut jantung bisa dirumuskan :
HR = CO / SV
Keterangan:
HR = denyut jantung
CO = volume darah semenit
SV = voume sekuncup
Untuk menghitung Cardiac Output (CO), menggunakan rumus CO = HR x SV. Menurut
Heru Nurcahyo dan Tri Harjana (2013), Cardiac output (CO) adalah banyak darah yang dipompa
selama satu menit. Cardiac output (CO) merupakan hasil kali Stroke volume dengan frekuensi
denyut jantung. HR yaitu banyak denyut jantung permenit. Stroke volume (SV) yaitu volume
satu kali pompa yang merupakan volume akhir diastole dikurangi volume akhir sistole. Volume
akhir diastole tergantung dengan regangan (komplians), tekanan mendorong (filling preasure)
vena cava, yang memiliki rata–rata 70 ml untuk orang dewasa.
Pada data percobaan mengukur denyut jantung sebelum memulai aktivitas praktikan
perempuan memiliki rentang CO yaitu 4550–8400 ml/menit, rata–rata CO praktikan perempuan
yaitu 6056,8 ml/menit dan memiliki standar deviasi atau simpangan baku sebesar 805,5. Pada
praktikan laki–laki memiliki CO dengan rentang 4900–6790 ml/menit dengan rata–rata CO
sebesar 5690,0 dan memiliki standar deviasi atau simpangan baku sebesar 680,7.
Jika diihat dari data simpangan bakunya, praktikan perempuan maupun laki-laki memiliki
simpangan baku yang sangat besar, jadi datanya relatif heterogen, walaupun praktikan
perempuan jumlahnya banyak tapi simpangan bakunya besar, kemungkinan disebabkan oleh
banyak faktor seperti fisik dan lingkungan. Jika dilihat dari rata–rata frekuensi denyut nadi
normal orang dewasa yaitu 72 kali/menit maka CO rata–rata orang dewasa normal yaitu 5040
ml/menit sedangkan sumber lain mengatakan bahwa CO rata–rata orang dewasa memiliki
rentang antara 4200–7000 ml/menit. Dalam data ada beberapa praktikan yang memiliki nilai CO
yang lebih dari nilai CO normal orang dewasa. Dilihat dari simpangan baku atau standar
deviasinya pada praktikum mengukur CO memiliki nilai standar deviasi yang cukup besar yang
menandakan bahwa selisih antara nilai CO praktikan dengan nilai CO rata–ratanya juga cukup
besar.
Dalam percobaan juga diamati berapa frekuensi denyut jantung setelah beraktivitas.
Aktivitas yang diperagakan dalam praktikum kali ini yaitu berlari naik–turun tangga serta
berkeliling di sekitar laboratorium tempat praktikum dilaksanakan minimal 3 kali putaran atau
aktivitas lainnya yang sekiranya meningkatkan metabolisme tubuh setara dengan aktivitas yang
sebelumnya disebutkan.
Frekuensi denyut jantung yang terhitung dari praktikan perempuan memiliki rentang
antara 87–156 kali/menit, memiliki rata–rata frekuensi denyut jantung yaitu 118,0 kali/menit dan
standar deviasinya 20,3. Sedangkan pada praktikan laki–laki memiliki frekuensi denyut jantung
dengan rentang 90–140 kali/menit, memiliki rata–rata frekuensi denyut jantung 122,9 kali/menit
dan standar deviasinya 15,9. Dilihat dari frekuensi denyut jantung sebelum beraktifitas,
banyaknya frekuensi denyut jantung keseluruhan praktikan meningkat secara drastis yang
menandakan bahwa aktifitas tubuh menetukan frekuensi denyut jantung. Praktikan laki-laki
memiliki rata-rata yang lebih tinggi dikarenakan faktor jenis kelamin memang berpengaruh.
Biasanya laki-laki memiliki frekuensi denyut nadi yang lebih tinggi, karena aktivitas dan
metabolisme relatif lebih tinggi dibandingkan perempuan.
Sedangkan banyaknya darah yang dipompa jantung permenitnya (CO) setelah praktikan
beraktivitas pada praktikan perempuan memiliki rentang antara 6090–10920 ml/menit, rata–rata
CO sebesar 8256,6 ml/menit dan standar deviasi (simpangan baku) pada perhitungan yaitu
1423,5. Pada praktikan laki–laki, banyaknya darah yang dipompa jantung permenitnya (CO)
memiliki rentang antara 6300–9800 ml/menit, rata–rata darah yang dipompa jantung
permenitnya yaitu 8600,0 ml/menit dan standar deviasi (simpangan baku) perhitungan sebesar
1113,7. Dilihat dari banyaknya darah yang dipompa jantung permenitnya sebelum dan sesudah
beraktivitas pada praktikan yang telah melakukan aktivitas meningkat secara drastis berbanding
lurus dengan frekuensi denyut jantung. Simpangan tersebut juga disebabkan karena perbedaan
posisi tubuh , ada praktikan yang menghitung sambil duduk dan berdiri.
Menurut Muhardi (2001), ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi frekuensi denyut
jantung dan jumlah darah yang dipompa jantung permenitnya antara lain aktivitas fisik atau
tingkat kebugaran seseorang, jenis kelamin, suhu udara sekitar, posisi tubuh (berbaring atau
berdiri), tingkat emosi, berat badan, serta usia. Sehingga adanya aktivitas fisik yang dilakukan
praktikan memang mempengaruhi frekuensi denyut jantung dan jumlah darah yang dipompa
jantung permenitnya, apabila semakin berat aktivitas fisik seseorang maka jantung akan semakin
cepat berkontraksi untuk menggalirkan darah ke seluruh tubuh untuk mencukupi kebutuhan
nutrisi tubuh akibat banyak energi yang dikeluarkan setelah beraktivitas. Jadi standar deviasi
yang besar dapat dimaklumi sebab faktor yang mempengaruhinya juga sangat banyak seperti
yang disebutkan di atas.
Menurut Price and Wilson, (2000), frekuensi denyut nadi sebagian besar berada di bawah
pengaturan ekstrinsiksistem saraf otonom, serabut parasimpatis dan simpatis mempersarafi nodus
SA dan AV, mempengaruhi kecepatan dan frekuensi konduksi impuls. Stimulasi serabut
parasimpatis akan mengurangi frekuensi denyut nadi, sedangkan stimulasi simpatis akan
mempercepat denyut nadi. Menurut Muhardi (2001), frekuensi denyut nadi diperlambat oleh
kerja vagus dan dipercepat oleh kerja simpatis. Frekuensi denyut nadi dapat kurang dari 40 pada
25% remaja sehat yang sedang tidur. Karena adanya mekanisme dalam tubuh ini yang
menyebabkan frekuensi denyut jantung dapat normal kembali setelah beristirahat apabila telah
melakukan aktivitas.
E. KESIMPULAN
1. Struktur anatomi jantung Mammalia (Kambing) terdiri dari:
a. Atrium kanan/ Serambi kanan adalah ruang pada jantung yang fungsinya untuk
menerima darah dari seluruh tubuh ke jantung dan meneruskannya ke ventrikel
kanan.
b. Ventrikel kanan/ Bilik kanan ruang pada jantung yang fungsinya untuk menerima
darah dari atrium kanan dan memompa darah ke paru-paru.
c. Atrium kiri/ Serambi kiri ruang pada jantung yang fungsinya untuk menerima
darah dari paru-paru dan meneruskan ke ventrikel kiri .
d. Ventrikel kiri/ Bilik kiri ruang pada jantung yang fungsinya untuk menerima
darah dari atrium kiri dan memompanya ke seluruh tubuh.
e. Aorta (pembuluh arteri terbesar)
Pembuluh darah ini memiliki diameter yang besar, aorta ini membawa darah
keluar dari ventrikel kiri dan ada pula vena pulmonalis yang salurannya bermuara
di atrium kiri (membawa darah dari paru–paru ke atrium kiri).
f. Klep tricuspid
Katup trikuspidalis berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Bila katup
ini terbuka, maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju ventrikel kanan.
Katup trikuspid berfungsi mencegah kembalinya aliran darah menuju atrium
kanan dengan cara menutup pada saat kontraksi ventrikel. Sesuai dengan
namanya, katup trikuspid terdiri dari 3 daun katup.
g. Corda tendinae adalah adalah jaringan ikat tempat melekatnya katup jantung yang
berfungsi mencegah darah ker atrium selama kontraksi ventrikel.
h. Musculus papillaris berkas berkas otot tebal yang berbentuk puting di dalam
ventrikel.
2. Denyut nadi pada arteri radialis manusia dapat diukur dengan cara menempatkan jari
telunjuk dan jari tengah pada pergelangan tangan. Denyut yang diraba pada arteri
radialis pada pergelangan tangan kira-kira 0,1 detik setelah puncak ejeksisistolik ke
aorta. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi frekuensi denyut jantung dan jumlah
darah yang dipompa jantung permenitnya antara lain aktivitas fisik atau tingkat
kebugaran seseorang, jenis kelamin, suhu udara sekitar, posisi tubuh (berbaring atau
berdiri), tingkat emosi, berat badan, serta usia. Sehingga adanya aktivitas fisik yang
dilakukan praktikan memang mempengaruhi frekuensi denyut jantung dan jumlah
darah yang dipompa jantung permenitnya, apabila semakin berat aktivitas fisik
seseorang maka jantung akan semakin cepat berkontraksi untuk menggalirkan darah
ke seluruh tubuh untuk mencukupi kebutuhan nutrisi tubuh akibat banyak energi yang
dikeluarkan setelah beraktivitas. Jadi standar deviasi yang besar dapat dimaklumi
sebab faktor yang mempengaruhinya juga sangat banyak seperti yang disebutkan di
atas. Nilanya meningkat drastis seiring dengan aktivitas fisik yang dilakukan. Rata-
rata untuk perempuan adalah 86,5 denyut/ menit sebelum aktivitas dan 118,0 denyut/
menit setelah aktivitas. Untuk laki-laki rata-rata 81,3 denyut/ menit sebelum aktivitas
dan 122,9 denyut/ menit seteah aktivitas.
3. HR (Frekuensi denyut) dapat diukur dengan cara menghitung banyaknya denyutan
selama 1 menit (denyut/menit) dan SV/ stroke volume adalah volume satu kali pompa
yang merupakan volume akhir diatole dikurangi volume akhir sistole, rata-rata untuk
orang dewasa yaitu 70 ml. Sehingga nilai CO (banyaknya darah yang dipompa
selama 1 menit) dapat dihitung dengan cara mengalikan HR dan SV. Rata-rata 6056,8
ml/menit sebelum aktivitas dan 8256,6 ml/menit setelah melakukan aktivitas pada
perempuan. Untuk laki-laki rata-rata sebelum aktivitas adalah 5690,0 ml/menit dan
8600,0 ml/menit setelah aktivitas. Aktivitas tubuh akan sangat mempengaruhi
frekuensi denyut nadi seseorang, dibuktikan dengan meningkatnya nilai CO dan HR
yang meningkat setelah melakukan aktivitas.
DAFTAR PUSTAKA
Ganong WF. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC,
PP, 529, 549, 587.
Guyton AC, Hall JE.2005. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC, PP: 137,147.
Heru Nurcahyo dan Tri Harjana. 2013. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan. Yogyakarta:
FMIPA UNY.
Muhardi. 2001. Fisiologi Kardiovaskular. Jakarta: Bagian Anestesiology dan Terapi Intensif
FK UI, P:25.
Ray, Hamidie Ronald Daniel. 2011. Bahan Kuliah Anatomi Jantung Manusia. Diunduh pada
tanggal 25 Mei 2014 pukul 12:15 WIB melalui http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR.
PEND. KESEHATAN & REKREASI/PRODI. KEPERAWATAN/197011022000121-
HAMIDIE RONALD DANIEL RAY/Bahan Kuliah/ANATOMI JANTUNG
MANUSIA.pdf
Sigit, Joseph I. 2010. Sistem Kardiovaskular: Jantung. Bandung, Farmasi Klinik Sekolah
Farmasi IT. Diunduh pada tanggal 25 Mei 2014 pukul 12:30 WIB melalui
http://diaharrazy.files.wordpress.com/2010/12/kardiovaskular-jantung-fk-2.pdf
LAMPIRAN
Jantung Kambing Utuh Penampang Membujur Jantung Kambing