laporan praktikum fisiologi hewan (menghitung denyut nadi)

20
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi) DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2 Aida Fitriah (1110016100006) Musliyadi (1110016100025) Qumillailah (1110016100026) Izkar Sobhah (1110016100027) Pendidikan Biologi IV A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Upload: jackruto

Post on 12-Jun-2015

13.236 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

(Menghitung Denyut Nadi)

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

Aida Fitriah (1110016100006)

Musliyadi (1110016100025)

Qumillailah (1110016100026)

Izkar Sobhah (1110016100027)

Pendidikan Biologi IV A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)

2012

Tanggal Praktikum : 3 April 2012

A. Tujuan

Menghitung denyut nadi manusia

B. Dasar Teori

Respirasi adalah proses umum dimana organisme mengambil energi bebas dalam

lingkungannya dengan mengoksidasi substrat organik. Untuk mencapai hasil tersebut,

organisma tingkat tinggi memakan berbagai bahan makanan dan mengubah menjadi molekul

sederhana melalui proses pencernaan dan molekul yang terbentuk masuk dalam sel-sel yang

selanjutnya mengalami oksidasi dengan bantuan sejumlah molekul oksigen yang berasal dari

sitem pernapasan. Produk dari oksidasi (CO2 dan H2O) dikeluarkan oleh sel ke dalam

lingkungannya. Tujuan dari pernapasan adalah untuk menyediakan oksigen (O2) bagi seluruh

jeringan tubuh dan membuang karbondioksida (CO2) ke atmosfir.

Dalam proses respirasi terdapat beberapa tahapan-tahapan yaitu respirasi eksternal dan

respirasi internal. Respirasi eksternal merupakan sebentuk pertukaran gas, sehingga oksigen

(O2) dari paru-paru masuk kedalam darah, dan karbondioksida (CO2) dan air (H2O) keluar

dari darah masuk ke paru-paru. Sedangkan respirasi internal merupakan proses pertukaran

karbondioksida (CO2) dengan oksigen (O2) di tingkat sel. Setiap kali berkontraksi dan

berelaksasi kita dapat merasakannya melalui denyut nadi.

Denyut Nadi (pulse) adalah getaran/ denyut darah di dalam pembuluhdarah arteri akibat

kontraksi ventrikel kiri jantung. Denyut ini dapat dirasakandengan palpasi yaitu dengan

menggunakan ujung jari tangan di sepanjang jalannya prmbuluh darah arteri, terutama pada

tempat- tempat tonjolan tulangdengan sedikit menekan diatas pembuluh darah arteri.

Frekunsi denyut nadimanusia bervariasi, tergantung dari banyaknya faktor yang

mempengaruhinya.

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)

Menurut Hill dan Wyse (1989) denyut jantung seseorang dapat dipengaruhi beberapa faktor,

yaitu sebagai berikut:

1. Faktor kimia: ion-ion sperti Ca, Na dan K yang terdapat dalam cairan jaringan, adrenalin,

dan karbondioksida

2. Pengaruh temperature: frekuensi denyut jantung akan bertambah bila temperature naik

dan akan berkurang jika temperature turun

3. Berat badan: semakin berat tubuh maka semakin lambat denyut jantung begitupun

sebaliknya

4. Aktivitas: semakin banyak melakukan aktivitas maka denyut jantung akan semakin cepat

karena jantung memompa darah semakin cepat

5. Jenis kelamin: denyut jantung perempuan lebih cepat bila dibandingkan denyut jantung

laki-laki

6. Kondisi fisiologs: denyut jantung orang yang stress atau tertekan lebih banyak daripada

kondisi yang normal

7. Usia dan digesti: umur muda maka frekuensi jantung lebih cepat

8. Athropin dan nikotin: mempercepat frekuensi denyut jantung

Sedangkan menurut Barness (1963), faktor-faktor yang mempengaruhi kerja atau denyut

jantung adalah:

1. Aktivitas: denyut jantung akan bertambah secara lambat setelah makan atau dalam keadaan tenang

2. Ukuran dan umur: spesies yang lebih besar cenderung mempunyai denyut jantung yang lebih lambat

3. Temperature: denyut jantung biasanya bertambah dengan kenaikan temperature dalam jangka waktu

lingkungan normal

4. Jenis kelamin

5. Obat-obatan

Dalam percobaan yang akan dilakukan dapat dilihat faktor apa saja yang mempengaruhi kerja

jantung yang dapat dirasakan dari denyut nadi.

C. Alat dan Bahan

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)

Stop watch Jam tangan Mahasiswa

D. Cara Kerja

Waktu Istirahat

No Gambar Keterangan

1

Duduk diatas kursi

2

Meraba nadi pada pergelangan tangan dengan jari

3

Menghitung jumlah denyut nadi selama 1 menit,

lalu mengulangi sampai 3 kali dan melakukan

pengamatan terhadap semua anggota kelompok

Sesudah Kegiatan

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)

No Gambar Keterangan

1

Melakukan lari kecil di tempat selama 3 menit

2

Menghitung rata-rata denyut nadi tiap menit

sesudah kegiatan dan melakukan pengamatan

terhadap setiap anggota kelompok

E. Tabel Pengamatan

No

Nama

Jumlah denyut nadi

Waktu istirahat Sesudah kegiatan

1 2 3 Rata2 1 2 3 Rata

2

1 Musliyadi 72 69 89 76.7 110 150 115 125.0

2 Aida 92 89 78 86.3 112 107 87 102.0

3 Izkar 80 67 66 71.0 112 116 110 112.7

4 Qumil 75 76 79 76.7 110 129 86 108.3

F. Pembahasan

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)

Denyut nadi merupakan gambaran dari denyut jantung yang dapat diraba dan dirasakan pada

arteri yang berada di bawah kulit, seperti pergelangan tangan dan leher. Denyut jantung

dihasilkan oleh kotraksi otot saat jantung memompakan darah. Sel-sel tertentu otot jantung

vertebrata bersifat dapat terangsang sendiri, yang berarti sel-sel itu dapat berkontraksi tanpa

sinyal apapun dari sistem saraf (Campbell et.al., 2004). Jumlah denyut nadi seseorang dapat

berbeda-beda, dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti aktivitas fisik atau tingkat kebugaran

seseorang, suhu udara sekitar, posisi tubuh (erbaring tau berdiri), tingkat emosi, ukuran

tubuh, serta obat yang sedang dikonsumsi.

Pada percobaan ini, jumlah denyut nadi per menit masing-masing praktikan dihitung dengan

mendapatkan dua perlakukan berbeda, yakni pada keadaan normal (istirahat) dan pada

keadaan setelah melakukan aktivitas fisik. Latihan fisik dilakukan dengan lari-lari kecil.

Berdasarkan data hasil percobaan di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata jumlah denyut nadi

per menit antara sbelum dan sesudah melakukan aktvitas fisik pada tiap-tiap praktikan

memiliki perbedaaan yang signifikan. Perbedaan jumlah tersebut dapat dilihat secara jelas

pada grafik berikut:

Jum

lah

de

nyu

t n

adi t

iap

me

nit

Waktu (detik)

Pengaruh Aktivitas terhadap Denyut Nadi

Musliyadi

Aida

Izkar

QumilKondisi normal

Kondisi setelah

aktivitas fisik

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)

Dari grafik di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata jumlah denyut jantung atau nadi per

menit praktikan setelah melakukan aktivitas fisik mengalami peningkatan. Seperti yang tielah

diutarakan sebelumnya bahwa aktivitas fisik dapat mempengaruhi jumlah denyut jantung

atau denyut nadi seseorang. Peningkatan denyut akibat aktivitas fisik itu merupakan suatu

adaptasi yang membuat sistem sirkulasi dapat menyediakan tambahan oksigen yang

dibutuhkan oleh otot yang sedang bekerja keras (Campbell et.al., 2004).

Volume darah per menit yang dipompakan oleh ventrikel kiri ke dalam sirkuit sistemik

disebut curah jantung (cardiac output) (Campbell et.al., 2004). Pada latihan fisik akan terjadi

perubahan pada sisitem kardiovaskular yaitu peningkatan curah jantung dan redistribusi

darah dari organ yang kurang aktif ke organ yang aktif. Kerja ini juga berfungsi untuk

mengangkut O2 yang dibutuhkan oleh otot untuk melakukan kontraksi selama latihan. Curah

jantung dapat meningkat sekitar lima kali lipat selama olahraga berat.

Disaat melakukan latihan fisik maka otot jantung akan mengkonsumsi O2 yang ditentukan

oleh faktor tekanan dalam jantung selama kontraksi sistole. Ketika tekanan meningkat maka

konsumsi O2 ikut naik pula. Otot jantung yang terlatih membutuhkan lebih sedikit O2 untuk

sesuatu beban tertentu dan membutuhkan jumlah O2 yang kurang pula untuk pekerjaan fisik

atau aktivitas (Elly, 2006).

Aktivitas fisik dengan melakukan lari-lari kecil juga telah meningkatkan suhu, baik suhu

tubuh maupun suhu udara sekitar. Suhu tubuh adalah faktor lain yang menentukan pacu

jantung. Peningkatan suhu sebesar 1°C saja akan meningkatkan denyut jantung sekitar

sepuluh denyut per menit (Campbell et.al., 2004).

Menurut Edward R. Laskowski, M.D, seorang physical medicine and rehabilitation

specialist, dikutip dari mayo clinic, dalam situs health.detik.com, jumlah denyut jantung

orang dewasa sehat yang sedang istirahat adalah sekitar 60-100 denyut per menit (bpm).

Jumlah detak jantung milik praktikan bernama Aida sebelum melakukan aktivitas fisik

adalah yang terbanyak, yakni 86.3. Hal ini dikarenakan sesaat sebelum memulai praktikum,

praktikan sedang dalam keadaan tidak stabil setelah berlari-lari. Sedangkan praktikan yang

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)

bernama Izkar memiliki jumlah denyut nadi yang paling rendah yakni sebesar 66. Hal ini

disebabkan oleh kondisi fisiknya saat melakukan percobaan sedang tidak sehat.

G. Kesimpulan

Dari percobaan dan pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa denyut jantung

seseorang dapat dirasakan melalui denyut nadi yang terletak di arteri bagian bawah kulit pada

pergelangan tangan ataupun leher. Jumlah denyut nadi orang dewasa yang dalam kondisi

normal (sehat) adalah sekitar 60-100 denyut per menit (bpm).

Jumlah ini dapat berbeda pada seseorang karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, di

antaranya adalah aktivitas fisik dan suhu udara sekitar. Semakin tinggi aktivitas fisik

seseorang maka jumlah deyut nadi per menitnya juga semakin banyak. Begitu pula dengan

suhu. Meningkatnya suhu diiringi dengan meningkatnya jumlah denyut nadi tiap menit.

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)

Daftar Pustaka

Campbell, Neil A. et.al. Biologi Jilid III. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Ganong, William F. 1992. Buku Ajar Fisiologi “Fisiologi Kedokteran ECG”. Penerbit Buku Kedokteran:

Jakarta..

Bararah, Vera Farah. Berapa Jumlah Denyut jantung Normal.

http://health.detik.com/read/2010/03/29/135029/1327738/766/berapa-jumlah-denyut-

jantung-normal. 2010. [diakses pada 9 April 2012).

Elly, Irenne. Perubahan Denyut Nadi Pada Mahasiswa Setelah Aktivitas Naik Turun Tangga.

eprints.undip.ac.id/20417/1/Irenne.pdf. 2006. [diakses pada 7 April 2012].

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

( Temperatur dan Enzim Ptialin )

Disusun oleh :

Aida Fitriyah (1110016100006)

Musliyadi (1110016100025)

Qumillailah (1110016100026)

Izkar Sobhah (1110016100027)

BIOLOGI VI A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2012

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)

A. Dasar Teori

Enzim adalah satu atau beberapa gugus polipeptida (protein) yang berfungsi sebagai

katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi

kimia. Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat-zat yang bereaksi

dan dengan demikian mempercepat proses reaksi. Percepatan terjadi karena enzim

menurunkan energi pengaktifan yang dengan sendirinya akan mempermudah terjadinya reaksi.

Berdasarkan strukturnya, enzim terdiri atas komponen yang disebut apoenzim yang

berupa protein dan komponen lain yang disebut gugus prostetik yang berupa nonprotein.

Gugus prostetik dibedakan menjadi koenzim dan kofaktor. Koenzim berupa gugus organik yang

pada umumnya merupakan vitamin, seperti vitamin B1, B2, NAD+ (Nicotinamide Adenine

Dinucleotide). Kofaktor berupa gugus anorganik yang biasanya berupa ion-ion logam, seperti

Cu2+, Mg2+, dan Fe2+. Beberapa jenis vitamin seperti kelompok vitamin B merupakan koenzim.

Jadi, enzim yang utuh tersusun atas bagian protein

yang aktif yang disebut apoenzim dan koenzim, yang

bersatu dan kemudian disebut holoenzim.

Enzim bekerja dengan dua cara, yaitu menurut Teori

Kunci-Gembok (Lock and Key Theory) dan Teori

Kecocokan Induksi (Induced Fit Theory). Menurut

teori kunci-gembok, terjadinya reaksi antara substrat dengan enzim karena adanya kesesuaian

bentuk ruang antara substrat dengan situs aktif (active site) dari enzim, sehingga sisi aktif enzim

cenderung kaku. Substrat berperan sebagai kunci masuk ke dalam situs aktif, yang berperan

sebagai gembok, sehingga terjadi kompleks enzim-substrat. Pada saat ikatan kompleks enzim-

substrat terputus, produk hasil reaksi akan dilepas dan enzim akan kembali pada konfigurasi

semula. Berbeda dengan teori kunci gembok, menurut teori kecocokan induksi reaksi antara

enzim dengan substrat berlangsung karena adanya induksi substrat terhadap situs aktif enzim

sedemikian rupa sehingga keduanya merupakan struktur yang komplemen atau saling

melengkapi. Menurut teori ini situs aktif tidak bersifat kaku, tetapi lebih fleksibel.

Sebagai katalis dalam reaksi-reaksi di dalam tubuh organisme, enzim memiliki beberapa sifat,

yaitu:

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)

1. Enzim adalah protein, karenanya enzim bersifat thermolabil, membutuhkan pH dan suhu

yang tepat.

2. Enzim bekerja secara spesifik, dimana satu enzim hanya bekerja pada satu substrat.

3. Enzim berfungsi sebagai katalis, yaitu mempercepat terjadinya reaksi kimia tanpa

mengubah kesetimbangan reaksi.

4. Enzim hanya diperlukan dalam jumlah sedikit.

5. Enzim dapat bekerja secara bolak-balik.

6. Kerja enzim dipengaruhi oleh lingkungan, seperti oleh suhu, pH, konsentrasi, dan lain-

lain.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kerja enzim diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Suhu

Enzim tidak dapat bekerja secara optimal apabila suhu lingkungan terlalu rendah atau

terlalu tinggi. Jika suhu lingkungan mencapai 0°C atau lebih rendah lagi, enzim tidak aktif. Jika

suhu lingkungan mencapai 40°C atau lebih, enzim akan mengalami denaturasi (rusak). Suhu

optimal enzim bagi masing-masing organisme berbeda-beda. Untuk hewan berdarah dingin,

suhu optimal enzim adalah 25°C, sementara suhu optimal hewan berdarah panas, termasuk

manusia, adalah 37°C.

2. pH (Tingkat Keasaman)

Setiap enzim mempunyai pH optimal masing-masing, sesuai dengan "tempat kerja"-nya.

Misalnya enzim pepsin, karena bekerja di lambung yang bersuasana asam, memiliki pH optimal

2. Contoh lain, enzim ptialin, karena bekerja di mulut yang bersuasana basa, memiliki pH

optimal 7,5-8.

3. Aktivator dan Inhibitor

Aktivator adalah zat yang dapat mengaktifkan dan menggiatkan kerja enzim. Contohnya ion

klorida, yang dapat mengaktifkan enzim amilase. Inhibitor adalah zat yang dapat menghambat

kerja enzim. Berdasarkan cara kerjanya, inhibitor terbagi dua, inhibitor kompetitif dan inhibitor

nonkompetitif. Inhibitor kompetitif adalah inhibitor yang bersaing aktif dengan substrat untuk

mendapatkan situs aktif enzim, contohnya

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)

sianida bersaing dengan oksigen dalam pengikatan Hb. Sementara itu, inhibitor

nonkompetitif adalah inhibitor yang melekat pada sisi lain selain situs aktif pada enzim, yang

lama kelamaan dapat mengubah sisi aktif enzim.

4. Konsentrasi enzim dan substrat

- Semakin tinggi konsentrasi enzim akan semakin mempercepat terjadinya reaksi. Dan

konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi.

- Jika sudah mencapai titik jenuhnya, maka konsentrasi substrat berbanding terbalik dengan

kecepatan reaksi.

Enzim adalah senyawa yang umum digunakan dalam proses produksi. Enzim yang digunakan

pada umumnya berasal dari enzim yang diisolasi dari bakteri. Penggunaan enzim dalam

proses produksi dapat meningkatkan efisiensi yang kemudian akan meningkatkan jumlah

produksi.

Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan manusia,

diantaranya adalah makanan. Makanan mempunyai peranan yang sangat penting dalam

pertumbuhan dan perkembangan manusia. Melalui mkanan, manusia dapat memperoleh

nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuhnya. Nutrisi tersebut berupa karbohidrat, protein, lemak,

vitamin, dan garam mineral.

1. Karbohidrat

Karbohidrat terdapat dalam beras, jagung, gandum, kentang, ubi-ubian, buah-buahan,

dan madu. Karbohidrat digunakan sebagai sumber energi bagi tubuh kita. Setiap satu gram

karbohidrat dapat menghasilkan energi sekitar 4 kilokalori. Kalau kita konversikan I kalori = 4,2

joule, maka 1 gram karbohidrat menghasilkan energi sebesar 16,8 kilojoule.

Selama proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah menjadi molekul gula sederhana seperti

glukosa. Bentuk gula sederhana inilah yang diserap oleh tubuh. Jika manusia mengonsumsi

karbohidrat melebihi kebutuhan energi, maka karbohidrat akan disimpan dalam bentuk

glikogen dan lemak. Glikogen akan disimpan di hati dan otot. Lemak akan disimpan disekitar

perut, ginjal, dan bawah kulit. Kekurangan karbohidrat akan menyebabkan badan lemah, kurus,

semangat kerja atau belajar menurun, dan daya tahan terhadap penyakit berkurang.

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)

1. Protein

Sumber protein dapat berasal dari hewan dan disebut protein hewani, misalnya lemak,

daging, susu, ikan, telur dan keju. Sumber protein yang berasal dari tumbuhan disebut protein

nabati. Contohnya adalah kedelai, kacang tanah, dan kacang hijau.

Protein berfungsi sebagai komponen struktural dan fungsional. Fungsi structural berhubungan

dengan fungsi pembangun tubuh dan pengganti sel-sel yang rusak. Fungsi fungsional berkaitan

denganfungsinya sebagai komponen proses-proses biokimia sel seperti hormon dan enzim.

Selama proses pencernaan, protein akan diubah menjadi pepton dengan bantuan enzim

pepsin di dalam lambung. Kemudian pepton akan diubah menjadi asam amino dengan bantuan

enzim tripsin di dalam usus halus. Asam amino inilah yang akan diserap oleh tubuh. Sama

seperti karbohidrat, setiap 1 gram protein dapat menghasilkan energi sebesar 17 kilojoule.

Kekurangan protein dapat menyebabkan busung lapar.

2. Lemak

Sumber lemak dapat berasal dari hewan dan disebut dengan lemak hewani, misalnya

lemak daging, mentega, susu, ikan basah, telur dan minyak ikan. Sumber lemak yang bersal dari

tumbuhan disebut lemak nabati. Contohnya adalah kelapa, kemiri, kacang-kacangan, dan

alpukat.

Lemak berfungsi sebagai cadangan energi dan pelarut vitamin A, D, E, dan K. Lemak

disimpan dalam jaringan bawah kulit. Setiap satu gram lemak dapat menghasilkan energi

sekitar 9 kilokalori atau 38 kilojoule.

3. Vitamin

Vitamin berfungsi sebagai kompenen organic enzim yang disebut sebagai co-enzim. Terdapat

dua kelompok vitamin yang larut dalam air dan lemak. Vitamin larut dalam lemak mempunyai

sifat dapat disimpan lama. Bila jumlah yang tersedia lebih banyak dari yang diperlukan tubuh,

akan disimpan di dalam lemak dalam waktu yang cukup lama. Berbeda halnya dengan vitamin

yang larut dalam air, bila jumlahnya melebihi yang diperlukan oleh tubuh, kelebihan akan

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)

dibuang ke luar tubuh melalui urin. Kekurangan vitamin akan menyebabkan penyakit

avitaminosis.

1. Garam mineral

Garam mineral dibutuhkan secara sendiri-sendiri maupun kelompok. Masing-masing

mempunyai peranan tertentu dalam tubuh. Sebagai contoh, kalsium, sumbernya berasal dari

susu, keju, daging, sayur-

sayuran. Berfungsi pembentukan darah, kontraksi otot, pembentukan tulang, dan gigi, dsb.

B. Tujuan

Mengetahui pengaruh temperature dan keasaman terhadap kerja enzim ptyalin.

C. Alat dan Bahan

1. Tepung

2. Air Liur

3. Yodium

4. Tabung reaksi 4 buah

5. Bunsen

6. Pipet Reaksi

7. Reagen Benedict

8. Gelas Ukur

D. Cara Kerja

1. Berilah label tabung reaksi dengan A, B, C, dan D

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)

2. Berkumurlah dengan air bersih untuk menghilangkan sisa-sisa makanan

3. Masukkan air liurmu ke dalam tabung reaksi A, B, C dan D masing-masing 1 ml.

4. Tambahkan pada masing-masing tabung 5 ml larutan tepung

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)

5. a. Panaskan tabun A dalam penangas air dengan temperature 36-37⁰ C selama 5 menit

b. Tambahkan 1 ml HCL dalam tabung B, kemudian panaskan dengan temperature 36-37⁰ C selama 5 menit c. Tambahkan 1 ml HCL dalam tabung C, kemudian diamkan d. Tabung D diperlakukan kontrol

6. Pada keempat tabung tersebut tambahkan reagen benedict sebanyak 3 tetes dan catat perubahan yang terjadi

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)

E. Hasil dan Pembahasan

Tabung

Reaksi

Perlakuan Hasil

Warna Busa Endapan

tepung

A Air liur + larutan tepung →

dipanaskan + reagen

Benedict

Biru pekat (lebih

biru)

Sedikit (paling

sedikit)

Banyak

B Air liur + larutan tepung +

HCL → dipanaskan + reagen

Benedict

Biru keruh (biru

keputihan)

Banyak Banyak

(paling

banyak)

C Air liur + larutan tepung +

HCL + reagen Benedict

Biru muda Sedang Sedang

D Air liur + larutan tepung +

reagen Benedict

Biru jernih (biru

lebih bening)

Sedikit Sedikit

(paling

sedikit)

A B C D

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)

Dari pengamatan yang kami lakukan dapat di tarik kesimpulan bahwa pada tabung

reaksi A terjadi perubahan warna menjadi biru keruh setelah di panaskan pada temperature

36°C - 40°C dan di beri reagen Benedict, lalu pada perlakuan tabung reaksi B terjadi perubahan

warna menjadi biru muda keruh dan terdapat banyak endapan putih.

di bawah permukaan tabung reaksi, sedangkan pada perlakuan tabung reaksi C terjadi

perubahan warna menjadi biru muda agak keruh dan terdapat endapan putih di bawah

permukaan tabung reaksi namun jumlahhnya lebih sedikit bila di bandingkan dengan endapan

putih pada tabung reaksi B. Hal ini di karenakan pada perlakuan tabung reaksi B dan tabung

reaksi C memberi pengaruh pH karena pada perlakuannya selain di beri reagen benedict juga di

beri HCL dan yang terakhir pada perlakuan tabung reaksi D yang memang di khususkan sebagai

kontrol di dapatkan perubahan warna menjadi biru muda bening. Perubahan - perubahan

warna tersebut terjadi karena adanya penguraian amilum/pati dengan bantuan enzim saliva

dan reagen Benedict untuk membuktikan adanya kandungan glukosa di dalam saliva tersebut.

Fungsi reagen Benedict untuk mendeteksi adanya glukosa dan untuk dapat terjadi perubahan

warna pada perlakuan.

F. Kesimpulan

Enzim ptialin dapat bekerja secara optimal pada suhu 36-37C , maka apabila suhu

berubah maka pH enzim tersebut juga dapat berubah, sebagaimana yang kita ketahui bahwa

kerja enzim dipengaruhi oleh 4 Faktor :

1. Suhu

2. pH (Tingkat Keasaman)

3. Aktivator dan Inhibitor

4. Konsentrasi enzim dan substrat

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)

DAFTAR PUSTAKA

Juanegsih, Nengsih. 2008. Modul Pedoman Praktikum Fisiologi Hewan. Jakarta: FITK UIN Syarif

Hidayatullah

http://metabolismelink.freehostia.com/enzim.htm

http://wikipedia.enzim.com