laporan praktikum fisiologi hewan (menghitung denyut nadi)
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
(Menghitung Denyut Nadi)
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
Aida Fitriah (1110016100006)
Musliyadi (1110016100025)
Qumillailah (1110016100026)
Izkar Sobhah (1110016100027)
Pendidikan Biologi IV A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2012
Tanggal Praktikum : 3 April 2012
A. Tujuan
Menghitung denyut nadi manusia
B. Dasar Teori
Respirasi adalah proses umum dimana organisme mengambil energi bebas dalam
lingkungannya dengan mengoksidasi substrat organik. Untuk mencapai hasil tersebut,
organisma tingkat tinggi memakan berbagai bahan makanan dan mengubah menjadi molekul
sederhana melalui proses pencernaan dan molekul yang terbentuk masuk dalam sel-sel yang
selanjutnya mengalami oksidasi dengan bantuan sejumlah molekul oksigen yang berasal dari
sitem pernapasan. Produk dari oksidasi (CO2 dan H2O) dikeluarkan oleh sel ke dalam
lingkungannya. Tujuan dari pernapasan adalah untuk menyediakan oksigen (O2) bagi seluruh
jeringan tubuh dan membuang karbondioksida (CO2) ke atmosfir.
Dalam proses respirasi terdapat beberapa tahapan-tahapan yaitu respirasi eksternal dan
respirasi internal. Respirasi eksternal merupakan sebentuk pertukaran gas, sehingga oksigen
(O2) dari paru-paru masuk kedalam darah, dan karbondioksida (CO2) dan air (H2O) keluar
dari darah masuk ke paru-paru. Sedangkan respirasi internal merupakan proses pertukaran
karbondioksida (CO2) dengan oksigen (O2) di tingkat sel. Setiap kali berkontraksi dan
berelaksasi kita dapat merasakannya melalui denyut nadi.
Denyut Nadi (pulse) adalah getaran/ denyut darah di dalam pembuluhdarah arteri akibat
kontraksi ventrikel kiri jantung. Denyut ini dapat dirasakandengan palpasi yaitu dengan
menggunakan ujung jari tangan di sepanjang jalannya prmbuluh darah arteri, terutama pada
tempat- tempat tonjolan tulangdengan sedikit menekan diatas pembuluh darah arteri.
Frekunsi denyut nadimanusia bervariasi, tergantung dari banyaknya faktor yang
mempengaruhinya.
Menurut Hill dan Wyse (1989) denyut jantung seseorang dapat dipengaruhi beberapa faktor,
yaitu sebagai berikut:
1. Faktor kimia: ion-ion sperti Ca, Na dan K yang terdapat dalam cairan jaringan, adrenalin,
dan karbondioksida
2. Pengaruh temperature: frekuensi denyut jantung akan bertambah bila temperature naik
dan akan berkurang jika temperature turun
3. Berat badan: semakin berat tubuh maka semakin lambat denyut jantung begitupun
sebaliknya
4. Aktivitas: semakin banyak melakukan aktivitas maka denyut jantung akan semakin cepat
karena jantung memompa darah semakin cepat
5. Jenis kelamin: denyut jantung perempuan lebih cepat bila dibandingkan denyut jantung
laki-laki
6. Kondisi fisiologs: denyut jantung orang yang stress atau tertekan lebih banyak daripada
kondisi yang normal
7. Usia dan digesti: umur muda maka frekuensi jantung lebih cepat
8. Athropin dan nikotin: mempercepat frekuensi denyut jantung
Sedangkan menurut Barness (1963), faktor-faktor yang mempengaruhi kerja atau denyut
jantung adalah:
1. Aktivitas: denyut jantung akan bertambah secara lambat setelah makan atau dalam keadaan tenang
2. Ukuran dan umur: spesies yang lebih besar cenderung mempunyai denyut jantung yang lebih lambat
3. Temperature: denyut jantung biasanya bertambah dengan kenaikan temperature dalam jangka waktu
lingkungan normal
4. Jenis kelamin
5. Obat-obatan
Dalam percobaan yang akan dilakukan dapat dilihat faktor apa saja yang mempengaruhi kerja
jantung yang dapat dirasakan dari denyut nadi.
C. Alat dan Bahan
Stop watch Jam tangan Mahasiswa
D. Cara Kerja
Waktu Istirahat
No Gambar Keterangan
1
Duduk diatas kursi
2
Meraba nadi pada pergelangan tangan dengan jari
3
Menghitung jumlah denyut nadi selama 1 menit,
lalu mengulangi sampai 3 kali dan melakukan
pengamatan terhadap semua anggota kelompok
Sesudah Kegiatan
No Gambar Keterangan
1
Melakukan lari kecil di tempat selama 3 menit
2
Menghitung rata-rata denyut nadi tiap menit
sesudah kegiatan dan melakukan pengamatan
terhadap setiap anggota kelompok
E. Tabel Pengamatan
No
Nama
Jumlah denyut nadi
Waktu istirahat Sesudah kegiatan
1 2 3 Rata2 1 2 3 Rata
2
1 Musliyadi 72 69 89 76.7 110 150 115 125.0
2 Aida 92 89 78 86.3 112 107 87 102.0
3 Izkar 80 67 66 71.0 112 116 110 112.7
4 Qumil 75 76 79 76.7 110 129 86 108.3
F. Pembahasan
Denyut nadi merupakan gambaran dari denyut jantung yang dapat diraba dan dirasakan pada
arteri yang berada di bawah kulit, seperti pergelangan tangan dan leher. Denyut jantung
dihasilkan oleh kotraksi otot saat jantung memompakan darah. Sel-sel tertentu otot jantung
vertebrata bersifat dapat terangsang sendiri, yang berarti sel-sel itu dapat berkontraksi tanpa
sinyal apapun dari sistem saraf (Campbell et.al., 2004). Jumlah denyut nadi seseorang dapat
berbeda-beda, dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti aktivitas fisik atau tingkat kebugaran
seseorang, suhu udara sekitar, posisi tubuh (erbaring tau berdiri), tingkat emosi, ukuran
tubuh, serta obat yang sedang dikonsumsi.
Pada percobaan ini, jumlah denyut nadi per menit masing-masing praktikan dihitung dengan
mendapatkan dua perlakukan berbeda, yakni pada keadaan normal (istirahat) dan pada
keadaan setelah melakukan aktivitas fisik. Latihan fisik dilakukan dengan lari-lari kecil.
Berdasarkan data hasil percobaan di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata jumlah denyut nadi
per menit antara sbelum dan sesudah melakukan aktvitas fisik pada tiap-tiap praktikan
memiliki perbedaaan yang signifikan. Perbedaan jumlah tersebut dapat dilihat secara jelas
pada grafik berikut:
Jum
lah
de
nyu
t n
adi t
iap
me
nit
Waktu (detik)
Pengaruh Aktivitas terhadap Denyut Nadi
Musliyadi
Aida
Izkar
QumilKondisi normal
Kondisi setelah
aktivitas fisik
Dari grafik di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata jumlah denyut jantung atau nadi per
menit praktikan setelah melakukan aktivitas fisik mengalami peningkatan. Seperti yang tielah
diutarakan sebelumnya bahwa aktivitas fisik dapat mempengaruhi jumlah denyut jantung
atau denyut nadi seseorang. Peningkatan denyut akibat aktivitas fisik itu merupakan suatu
adaptasi yang membuat sistem sirkulasi dapat menyediakan tambahan oksigen yang
dibutuhkan oleh otot yang sedang bekerja keras (Campbell et.al., 2004).
Volume darah per menit yang dipompakan oleh ventrikel kiri ke dalam sirkuit sistemik
disebut curah jantung (cardiac output) (Campbell et.al., 2004). Pada latihan fisik akan terjadi
perubahan pada sisitem kardiovaskular yaitu peningkatan curah jantung dan redistribusi
darah dari organ yang kurang aktif ke organ yang aktif. Kerja ini juga berfungsi untuk
mengangkut O2 yang dibutuhkan oleh otot untuk melakukan kontraksi selama latihan. Curah
jantung dapat meningkat sekitar lima kali lipat selama olahraga berat.
Disaat melakukan latihan fisik maka otot jantung akan mengkonsumsi O2 yang ditentukan
oleh faktor tekanan dalam jantung selama kontraksi sistole. Ketika tekanan meningkat maka
konsumsi O2 ikut naik pula. Otot jantung yang terlatih membutuhkan lebih sedikit O2 untuk
sesuatu beban tertentu dan membutuhkan jumlah O2 yang kurang pula untuk pekerjaan fisik
atau aktivitas (Elly, 2006).
Aktivitas fisik dengan melakukan lari-lari kecil juga telah meningkatkan suhu, baik suhu
tubuh maupun suhu udara sekitar. Suhu tubuh adalah faktor lain yang menentukan pacu
jantung. Peningkatan suhu sebesar 1°C saja akan meningkatkan denyut jantung sekitar
sepuluh denyut per menit (Campbell et.al., 2004).
Menurut Edward R. Laskowski, M.D, seorang physical medicine and rehabilitation
specialist, dikutip dari mayo clinic, dalam situs health.detik.com, jumlah denyut jantung
orang dewasa sehat yang sedang istirahat adalah sekitar 60-100 denyut per menit (bpm).
Jumlah detak jantung milik praktikan bernama Aida sebelum melakukan aktivitas fisik
adalah yang terbanyak, yakni 86.3. Hal ini dikarenakan sesaat sebelum memulai praktikum,
praktikan sedang dalam keadaan tidak stabil setelah berlari-lari. Sedangkan praktikan yang
bernama Izkar memiliki jumlah denyut nadi yang paling rendah yakni sebesar 66. Hal ini
disebabkan oleh kondisi fisiknya saat melakukan percobaan sedang tidak sehat.
G. Kesimpulan
Dari percobaan dan pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa denyut jantung
seseorang dapat dirasakan melalui denyut nadi yang terletak di arteri bagian bawah kulit pada
pergelangan tangan ataupun leher. Jumlah denyut nadi orang dewasa yang dalam kondisi
normal (sehat) adalah sekitar 60-100 denyut per menit (bpm).
Jumlah ini dapat berbeda pada seseorang karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, di
antaranya adalah aktivitas fisik dan suhu udara sekitar. Semakin tinggi aktivitas fisik
seseorang maka jumlah deyut nadi per menitnya juga semakin banyak. Begitu pula dengan
suhu. Meningkatnya suhu diiringi dengan meningkatnya jumlah denyut nadi tiap menit.
Daftar Pustaka
Campbell, Neil A. et.al. Biologi Jilid III. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Ganong, William F. 1992. Buku Ajar Fisiologi “Fisiologi Kedokteran ECG”. Penerbit Buku Kedokteran:
Jakarta..
Bararah, Vera Farah. Berapa Jumlah Denyut jantung Normal.
http://health.detik.com/read/2010/03/29/135029/1327738/766/berapa-jumlah-denyut-
jantung-normal. 2010. [diakses pada 9 April 2012).
Elly, Irenne. Perubahan Denyut Nadi Pada Mahasiswa Setelah Aktivitas Naik Turun Tangga.
eprints.undip.ac.id/20417/1/Irenne.pdf. 2006. [diakses pada 7 April 2012].
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
( Temperatur dan Enzim Ptialin )
Disusun oleh :
Aida Fitriyah (1110016100006)
Musliyadi (1110016100025)
Qumillailah (1110016100026)
Izkar Sobhah (1110016100027)
BIOLOGI VI A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2012
A. Dasar Teori
Enzim adalah satu atau beberapa gugus polipeptida (protein) yang berfungsi sebagai
katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi
kimia. Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat-zat yang bereaksi
dan dengan demikian mempercepat proses reaksi. Percepatan terjadi karena enzim
menurunkan energi pengaktifan yang dengan sendirinya akan mempermudah terjadinya reaksi.
Berdasarkan strukturnya, enzim terdiri atas komponen yang disebut apoenzim yang
berupa protein dan komponen lain yang disebut gugus prostetik yang berupa nonprotein.
Gugus prostetik dibedakan menjadi koenzim dan kofaktor. Koenzim berupa gugus organik yang
pada umumnya merupakan vitamin, seperti vitamin B1, B2, NAD+ (Nicotinamide Adenine
Dinucleotide). Kofaktor berupa gugus anorganik yang biasanya berupa ion-ion logam, seperti
Cu2+, Mg2+, dan Fe2+. Beberapa jenis vitamin seperti kelompok vitamin B merupakan koenzim.
Jadi, enzim yang utuh tersusun atas bagian protein
yang aktif yang disebut apoenzim dan koenzim, yang
bersatu dan kemudian disebut holoenzim.
Enzim bekerja dengan dua cara, yaitu menurut Teori
Kunci-Gembok (Lock and Key Theory) dan Teori
Kecocokan Induksi (Induced Fit Theory). Menurut
teori kunci-gembok, terjadinya reaksi antara substrat dengan enzim karena adanya kesesuaian
bentuk ruang antara substrat dengan situs aktif (active site) dari enzim, sehingga sisi aktif enzim
cenderung kaku. Substrat berperan sebagai kunci masuk ke dalam situs aktif, yang berperan
sebagai gembok, sehingga terjadi kompleks enzim-substrat. Pada saat ikatan kompleks enzim-
substrat terputus, produk hasil reaksi akan dilepas dan enzim akan kembali pada konfigurasi
semula. Berbeda dengan teori kunci gembok, menurut teori kecocokan induksi reaksi antara
enzim dengan substrat berlangsung karena adanya induksi substrat terhadap situs aktif enzim
sedemikian rupa sehingga keduanya merupakan struktur yang komplemen atau saling
melengkapi. Menurut teori ini situs aktif tidak bersifat kaku, tetapi lebih fleksibel.
Sebagai katalis dalam reaksi-reaksi di dalam tubuh organisme, enzim memiliki beberapa sifat,
yaitu:
1. Enzim adalah protein, karenanya enzim bersifat thermolabil, membutuhkan pH dan suhu
yang tepat.
2. Enzim bekerja secara spesifik, dimana satu enzim hanya bekerja pada satu substrat.
3. Enzim berfungsi sebagai katalis, yaitu mempercepat terjadinya reaksi kimia tanpa
mengubah kesetimbangan reaksi.
4. Enzim hanya diperlukan dalam jumlah sedikit.
5. Enzim dapat bekerja secara bolak-balik.
6. Kerja enzim dipengaruhi oleh lingkungan, seperti oleh suhu, pH, konsentrasi, dan lain-
lain.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kerja enzim diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Suhu
Enzim tidak dapat bekerja secara optimal apabila suhu lingkungan terlalu rendah atau
terlalu tinggi. Jika suhu lingkungan mencapai 0°C atau lebih rendah lagi, enzim tidak aktif. Jika
suhu lingkungan mencapai 40°C atau lebih, enzim akan mengalami denaturasi (rusak). Suhu
optimal enzim bagi masing-masing organisme berbeda-beda. Untuk hewan berdarah dingin,
suhu optimal enzim adalah 25°C, sementara suhu optimal hewan berdarah panas, termasuk
manusia, adalah 37°C.
2. pH (Tingkat Keasaman)
Setiap enzim mempunyai pH optimal masing-masing, sesuai dengan "tempat kerja"-nya.
Misalnya enzim pepsin, karena bekerja di lambung yang bersuasana asam, memiliki pH optimal
2. Contoh lain, enzim ptialin, karena bekerja di mulut yang bersuasana basa, memiliki pH
optimal 7,5-8.
3. Aktivator dan Inhibitor
Aktivator adalah zat yang dapat mengaktifkan dan menggiatkan kerja enzim. Contohnya ion
klorida, yang dapat mengaktifkan enzim amilase. Inhibitor adalah zat yang dapat menghambat
kerja enzim. Berdasarkan cara kerjanya, inhibitor terbagi dua, inhibitor kompetitif dan inhibitor
nonkompetitif. Inhibitor kompetitif adalah inhibitor yang bersaing aktif dengan substrat untuk
mendapatkan situs aktif enzim, contohnya
sianida bersaing dengan oksigen dalam pengikatan Hb. Sementara itu, inhibitor
nonkompetitif adalah inhibitor yang melekat pada sisi lain selain situs aktif pada enzim, yang
lama kelamaan dapat mengubah sisi aktif enzim.
4. Konsentrasi enzim dan substrat
- Semakin tinggi konsentrasi enzim akan semakin mempercepat terjadinya reaksi. Dan
konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi.
- Jika sudah mencapai titik jenuhnya, maka konsentrasi substrat berbanding terbalik dengan
kecepatan reaksi.
Enzim adalah senyawa yang umum digunakan dalam proses produksi. Enzim yang digunakan
pada umumnya berasal dari enzim yang diisolasi dari bakteri. Penggunaan enzim dalam
proses produksi dapat meningkatkan efisiensi yang kemudian akan meningkatkan jumlah
produksi.
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan manusia,
diantaranya adalah makanan. Makanan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan manusia. Melalui mkanan, manusia dapat memperoleh
nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuhnya. Nutrisi tersebut berupa karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, dan garam mineral.
1. Karbohidrat
Karbohidrat terdapat dalam beras, jagung, gandum, kentang, ubi-ubian, buah-buahan,
dan madu. Karbohidrat digunakan sebagai sumber energi bagi tubuh kita. Setiap satu gram
karbohidrat dapat menghasilkan energi sekitar 4 kilokalori. Kalau kita konversikan I kalori = 4,2
joule, maka 1 gram karbohidrat menghasilkan energi sebesar 16,8 kilojoule.
Selama proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah menjadi molekul gula sederhana seperti
glukosa. Bentuk gula sederhana inilah yang diserap oleh tubuh. Jika manusia mengonsumsi
karbohidrat melebihi kebutuhan energi, maka karbohidrat akan disimpan dalam bentuk
glikogen dan lemak. Glikogen akan disimpan di hati dan otot. Lemak akan disimpan disekitar
perut, ginjal, dan bawah kulit. Kekurangan karbohidrat akan menyebabkan badan lemah, kurus,
semangat kerja atau belajar menurun, dan daya tahan terhadap penyakit berkurang.
1. Protein
Sumber protein dapat berasal dari hewan dan disebut protein hewani, misalnya lemak,
daging, susu, ikan, telur dan keju. Sumber protein yang berasal dari tumbuhan disebut protein
nabati. Contohnya adalah kedelai, kacang tanah, dan kacang hijau.
Protein berfungsi sebagai komponen struktural dan fungsional. Fungsi structural berhubungan
dengan fungsi pembangun tubuh dan pengganti sel-sel yang rusak. Fungsi fungsional berkaitan
denganfungsinya sebagai komponen proses-proses biokimia sel seperti hormon dan enzim.
Selama proses pencernaan, protein akan diubah menjadi pepton dengan bantuan enzim
pepsin di dalam lambung. Kemudian pepton akan diubah menjadi asam amino dengan bantuan
enzim tripsin di dalam usus halus. Asam amino inilah yang akan diserap oleh tubuh. Sama
seperti karbohidrat, setiap 1 gram protein dapat menghasilkan energi sebesar 17 kilojoule.
Kekurangan protein dapat menyebabkan busung lapar.
2. Lemak
Sumber lemak dapat berasal dari hewan dan disebut dengan lemak hewani, misalnya
lemak daging, mentega, susu, ikan basah, telur dan minyak ikan. Sumber lemak yang bersal dari
tumbuhan disebut lemak nabati. Contohnya adalah kelapa, kemiri, kacang-kacangan, dan
alpukat.
Lemak berfungsi sebagai cadangan energi dan pelarut vitamin A, D, E, dan K. Lemak
disimpan dalam jaringan bawah kulit. Setiap satu gram lemak dapat menghasilkan energi
sekitar 9 kilokalori atau 38 kilojoule.
3. Vitamin
Vitamin berfungsi sebagai kompenen organic enzim yang disebut sebagai co-enzim. Terdapat
dua kelompok vitamin yang larut dalam air dan lemak. Vitamin larut dalam lemak mempunyai
sifat dapat disimpan lama. Bila jumlah yang tersedia lebih banyak dari yang diperlukan tubuh,
akan disimpan di dalam lemak dalam waktu yang cukup lama. Berbeda halnya dengan vitamin
yang larut dalam air, bila jumlahnya melebihi yang diperlukan oleh tubuh, kelebihan akan
dibuang ke luar tubuh melalui urin. Kekurangan vitamin akan menyebabkan penyakit
avitaminosis.
1. Garam mineral
Garam mineral dibutuhkan secara sendiri-sendiri maupun kelompok. Masing-masing
mempunyai peranan tertentu dalam tubuh. Sebagai contoh, kalsium, sumbernya berasal dari
susu, keju, daging, sayur-
sayuran. Berfungsi pembentukan darah, kontraksi otot, pembentukan tulang, dan gigi, dsb.
B. Tujuan
Mengetahui pengaruh temperature dan keasaman terhadap kerja enzim ptyalin.
C. Alat dan Bahan
1. Tepung
2. Air Liur
3. Yodium
4. Tabung reaksi 4 buah
5. Bunsen
6. Pipet Reaksi
7. Reagen Benedict
8. Gelas Ukur
D. Cara Kerja
1. Berilah label tabung reaksi dengan A, B, C, dan D
2. Berkumurlah dengan air bersih untuk menghilangkan sisa-sisa makanan
3. Masukkan air liurmu ke dalam tabung reaksi A, B, C dan D masing-masing 1 ml.
4. Tambahkan pada masing-masing tabung 5 ml larutan tepung
5. a. Panaskan tabun A dalam penangas air dengan temperature 36-37⁰ C selama 5 menit
b. Tambahkan 1 ml HCL dalam tabung B, kemudian panaskan dengan temperature 36-37⁰ C selama 5 menit c. Tambahkan 1 ml HCL dalam tabung C, kemudian diamkan d. Tabung D diperlakukan kontrol
6. Pada keempat tabung tersebut tambahkan reagen benedict sebanyak 3 tetes dan catat perubahan yang terjadi
E. Hasil dan Pembahasan
Tabung
Reaksi
Perlakuan Hasil
Warna Busa Endapan
tepung
A Air liur + larutan tepung →
dipanaskan + reagen
Benedict
Biru pekat (lebih
biru)
Sedikit (paling
sedikit)
Banyak
B Air liur + larutan tepung +
HCL → dipanaskan + reagen
Benedict
Biru keruh (biru
keputihan)
Banyak Banyak
(paling
banyak)
C Air liur + larutan tepung +
HCL + reagen Benedict
Biru muda Sedang Sedang
D Air liur + larutan tepung +
reagen Benedict
Biru jernih (biru
lebih bening)
Sedikit Sedikit
(paling
sedikit)
A B C D
Dari pengamatan yang kami lakukan dapat di tarik kesimpulan bahwa pada tabung
reaksi A terjadi perubahan warna menjadi biru keruh setelah di panaskan pada temperature
36°C - 40°C dan di beri reagen Benedict, lalu pada perlakuan tabung reaksi B terjadi perubahan
warna menjadi biru muda keruh dan terdapat banyak endapan putih.
di bawah permukaan tabung reaksi, sedangkan pada perlakuan tabung reaksi C terjadi
perubahan warna menjadi biru muda agak keruh dan terdapat endapan putih di bawah
permukaan tabung reaksi namun jumlahhnya lebih sedikit bila di bandingkan dengan endapan
putih pada tabung reaksi B. Hal ini di karenakan pada perlakuan tabung reaksi B dan tabung
reaksi C memberi pengaruh pH karena pada perlakuannya selain di beri reagen benedict juga di
beri HCL dan yang terakhir pada perlakuan tabung reaksi D yang memang di khususkan sebagai
kontrol di dapatkan perubahan warna menjadi biru muda bening. Perubahan - perubahan
warna tersebut terjadi karena adanya penguraian amilum/pati dengan bantuan enzim saliva
dan reagen Benedict untuk membuktikan adanya kandungan glukosa di dalam saliva tersebut.
Fungsi reagen Benedict untuk mendeteksi adanya glukosa dan untuk dapat terjadi perubahan
warna pada perlakuan.
F. Kesimpulan
Enzim ptialin dapat bekerja secara optimal pada suhu 36-37C , maka apabila suhu
berubah maka pH enzim tersebut juga dapat berubah, sebagaimana yang kita ketahui bahwa
kerja enzim dipengaruhi oleh 4 Faktor :
1. Suhu
2. pH (Tingkat Keasaman)
3. Aktivator dan Inhibitor
4. Konsentrasi enzim dan substrat
DAFTAR PUSTAKA
Juanegsih, Nengsih. 2008. Modul Pedoman Praktikum Fisiologi Hewan. Jakarta: FITK UIN Syarif
Hidayatullah
http://metabolismelink.freehostia.com/enzim.htm
http://wikipedia.enzim.com