denyut nadi dan tekanan darah

39
Laporan Praktikum Anatomi- Fisiologi Manusia DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH Kelompok B6 Nama kelompok: The Monica (1110064) Felicia Kristianti (1110065) Cornelia K. Genial (1110083) Valentina Sintya (1110085) 1

Upload: felicia-kristianti

Post on 05-Dec-2014

231 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

Laporan Praktikum Anatomi-Fisiologi Manusia

DENYUT NADIDAN

TEKANAN DARAH

Kelompok B6Nama kelompok:

The Monica (1110064)Felicia Kristianti (1110065)

Cornelia K. Genial (1110083)Valentina Sintya (1110085)Yudi Permana (1110054)

Liliani Tri Anita (1110078)

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SURABAYA

2011

1

Page 2: Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

DAFTAR ISI

Halaman

Judul

Daftar isi

BAB I Pendahuluan

1.1 Landasan Teori ....................................................................... .1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 11

1.3 Tujuan ......................................................................................11

BAB II Metode Kerja

2.1 Alat dan bahan ....................................................................... 12

2.2 Prosedur ................................................................................. 12

BAB III Hasil Praktikum ......................................................................... 15

BAB IV Pembahasan ............................................................................... 19

BAB V Kesimpulan ................................................................................. 23

Daftar Pustaka .......................................................................................... 24

Lampiran

2

Page 3: Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Dasar Teori

1.1.1 Anatomi Jantung

Jantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut, berongga dengan

basisnya di atas dan puncaknya di bawah. Apexnya (puncak) miring ke

sebelah kiri. Berat jantung kira-kira 300 gram. Jantung berada didalam

torax, antara kedua paru-paru dan dibelakang sternum, dan lebih menghadap

ke kiri daripada ke kanan. Ukuran jantung kira-kira sebesar kepalan tangan.

Jantung dewasa beratnya antara 220 sampai 260 gram. Jantung terbagi atas

sebuah septum (sekat) menjadi dua belah, yaitu kiri dan kanan. Sesudah

lahir tidak ada hubungan yang satu dengan yang lain antara kedua belahan

ini. Setiap belahan kemudian di bagi lagi dalam dua ruang, yang atas disebut

atrium dan yang bawah ventrikel. Maka di kiri terdapat 1 atrium dan 1

vetrikel, dan di kanan juga terdapat 1 atrium dan 1 ventrikel. Disetiap sisi

ada hubungan antara atrium dan ventrikel melalui lubang atrio-ventrikuler

dan pada setiap lubang tersebut terdapat katup : yang kanan bernama katup

(valvula) trikuspidalis dan yang kiri katup mitral atau katup bikuspudalis.

1.1.2 Katup Jantung

1. Katup trikuspid terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan. Katup

ini memiliki tiga daun katup (kuspis) jaringan ikat fibrosa iregular yang

dilapisi endokardium.

a. Bagian ujung daun katup yang mengerucut melekat pada korda

jaringan ikat fibrosa, chordae tendineae (“hearth string”), yang melekat

pada otot papilaris. Chordae tendineae mencegah terjadinya pemabalikan

daun katup ke arah belakang menuju atrium.

b. Jika tekanan darah pada atrium kanan lebih besar daripada tekanan

darah di atrium kiri, daun katup trikuspid terbuka dan darah mengalir dari

atrium kanan ke ventrikel kanan.

3

Page 4: Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

c. Jika tekanan darah dalam ventrikel kanan lebih besar dari tekanan

darah di atrium kanan, daun katup akan menutub dan mencegah aliran

balik ke dalam atrium kanan.

2. Katup bikupid (mitral) terletak antara atium kiri dan ventrikel kiri. Katub

ini melekat pada chordae tendineae dan otot papilaris, fungsinya sama

dengan fungsi katup trikuspidalis.

3. Katup semilunar aorta dan polmonar terletak di jalur keluar ventrikular

jantung sampai ke aorta dan trunkus pulmonar. Katup semilunar terdiri dari

tiga kuspis berbentuk bulan sabit, yang tepi konsfexnya melekat pada bagian

dalam pembuluh darah. Tepi bebasnya memanjang ke dalam lumen

pembuluh.

a. Katup semilunar pulmonar terletak antara ventrikel kanan dan trunkus

pulmonar.

b. Katup semilunar aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.

c. Perubahan tekanan dalam ventrikel, dalam aorta, dan dalam pembuluh

pulmonar menyebabkan darah hanya mengalir ke dalam pembuluh dan

mencegah aliran balik ke dalam ventrikel.

1.1.3 Sirkulasi Jantung

a. Sistemik

Sisi kiri jantung menerima darah teroksigenasi dari paru-paru dan

mengalirkannya ke seluruh tubuh. Berikut sirkulasinya ketika melewati

jantung:

Atrium kiri → katup bikuspid → ventrikel kiri → katup semilunar →

trunkus aorta → regia dan organ tubuh (otot, ginjal, otak, dan lain-lain)

b. Pulmonari

Sisi kanan jantung menerima darah terdeoksigenasi dari tubuh dan

mengalirkannya ke paru-paru untuk diakosigenasi dari tubuh dan

mengalirkannya ke paru-paru untuk dioksigenasi. Darah yang sudah

teroksigenasi kembali ke sisi kiri jantung.

4

Page 5: Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

Berikut ini adalah sirkulasi darah yang melewati jantung:

Atrium kanan → katup trikuspid → ventrikel kanan → katup semilunar →

trunkus pulmonar → arteri pulmonar kanan dan kiri → kapilar paru → vena

pulmonar→ atrium kiri.

1.1.4 Tekanan Darah

Tekanan darah arterial ialah kekuatan tekanan darah ke dinding pembuluh

darah yang menampungnya.Tekanan ini berubah-ubah pada setiap tahap

siklus jantung. Selama sistole ventrikuler, pada saat ventrikel kiri memaksa

darah masuk aorta, tekanan naik sampai puncak, yang disebut tekanan

sistolik. Selama diastole tekanan turun. Nilai terendah yang dicapai disebut

tekanan diastolik. Tekanan darah sistolik dihasilkan oleh otot jantung yang

mendorong isi ventrikel masuk ke dalam arteri yang telah teregang. Selama

diastole arteri masih tetap menggembung karena tahanan periferi arteriole-

arteriole menghalangi semua darah mengalir ke dalam jaringan.

Demikianlah maka tekanan darah sebagian tergantung kepada kekuatan dan

volume darah yang dipompa oleh jantung, dan sebagian lagi kepada

kontraksi otot dalam dinding arteriole. Kontraksi ini dipertahankan oleh

saraf vasokonstriktor, dan ini dikendalikan oleh pusat vasomotorik dalam

medula oblongata. Pusat vasomotorik mengatur tahanan periferi untuk

mempertahankan tekanan darah relatif konstan. Tekanan darah mengalami

sedikit perubahan bersamaan dengan perubahan-perubahan fisiologik,

seperti sewaktu latihan jasmani, waktu adanya perubahan mental karena

kecemasan dan emosi, sewaktu tidur dan sewaktu makan. Karena itu

sebaiknya tekanan darah diukur selalu sewaktu orangnya tenang, istirahat

dan sebaiknya dalam sikap rebahan.

5

Page 6: Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

1.1.5 Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah

a. Curah jantung

Curah jantung adalah volume darah yang dikeluarkan oleh kedua ventrikel

per menit. Curah jantung terkadang disebut olume jantung per menit.

Volumenya kurang lebih 5 L per menit pada laki-laki berukuran rata-rata

dan kurang 20% pada perempuan. Tekanan darah berbanding lurus dengan

curah jantung (ditentukan berdasarkan isis sekuncup dan frekuensi

jantungnya)

1. Perhitungan curah jantung adalah sebagai berikut:

Curah jantung = frekuensi jantung x isi sekuncup

2. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi curah jantung

a. Aktivitas berat memperbesar curah jantung sampai 25L per menit; pada

atlit yang sedang berlatih, mencapai 35 L per menit. Cadangan jantung

adalah kemampuan jantung untuk memperbesar curahnya.

b. Aliran balik vena ke jantung.

Jantung mampu menyesuaikan output dengan input-nya berdasarkan alasan

berikut:

(1) Peningkatan aliran balik vena akan meningkatkan volume akhir

diastolik.

(2) Peningkatan volume diastolik akhir, akan mengembangkan serabut

miokardial ventrikel.

(3) Semakin banyak serabut otot jantung yang mengembang pada permulaan

kontraksi (dalam batasan fisiologis), semakin banyak isi ventrikel, sehingga

daya kontraksi semakin besar. Hal ini disebut hukum Frank-Starling tentang

jantung.

c. Faktor yang mendukung aliran balik vena dan memperbesar curah

jantung, meliputi:

(1) Pompa otot rangka. Vena muskular memiliki katup-katup yang

memungkinkan darah hanya mengalir menuju jantung dan mencegah aliran

balik. Kontraksi otot-otot tungkai membantu mendorong darah ke arah

jantung melawan gaya gravitasi.

6

Page 7: Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

(2) Pernafasan. Selama inspirasi, peningkatan tekanan negatif dalamrongga

toraks menghisap udara ke dalam paru-paru dan darah vena ke atrium.

(3) Reservoar vena. Di bawah stimulasi saraf simpatis, darah yang

tersimpan dalam limfa, hati, dan pembuluh besar, kembali ke jantung saat

curah jantung turun.

(4) Gaya grafitasi dari area di atas jantung membantu aliran balik vena.

d. Faktor-faktor yang mengurangi aliran balik vena dan mempengaruhi

curah jantung, meliputi:

(1) Perubahan posisi tubuh dari posisi terlentang menjadi tegak,

memindahkan darah dari sirkulasi pulmonar ke vena-vena tungkai.

Peningkatan refleks pada frekuansi jantung dan tekanan darah dapat

mengatasi pengurangan aliran balik vena.

(2) Tekanan rendah abnormal pada vena (misalnya, akibat hemoragi dan

volume darah rendah) mengakibatkan pengurangan aliran balik vena dan

curah jantung.

(3) Tekanan darah tinggi. Peningkatan tekanan darah aorta dan pulmonar

memaksa ventrikel bekerja lebih keras untuk mengeluarkan darah melawan

tahanan. Semakin besar tahanan yang harus dihadapi ventrikel yang

berkontraksi, semakin sedikit curah jantungnya.

e. Pengaruh tambahan pada curah jantung, meliputi:

1. Hormon medular adrenal. Epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin

meningkatkan frekuensi jantung dan daya kontraksi sehingga curah jantung

meningkat.

2. Ion. Konsentrasi kalium, natrium, dan kalsium dalam darah serta cairan

interstisial memengaruhi frekuensi dan curah jantung.

3. Usia dan ukuran tubuh seseorang dapat memengaruhi curah jantungnya.

4. Penyakit kardiovaskular. Beberapa contoh kelainan jantung, yang

membuat kerja pompa jantung kurang efektif dan curah jantung berkurang,

meliputi:

a. Aterosklerosis, penumpukan plak-plak dalam dinding pembuluh darah

koroner, pada akhirnya akan mengakibatkan sumbatan aliran darah.

7

Page 8: Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

b. Penyakit jantung iskemik, suplai darah ke miokardium tidak mencukupi,

biasanya terjadi akibat aterosklerosis pada arteri koroner dan dapat

menyebabkan gagal jantung.

c. Infark miokardial (serangan jantung), biasanya terjadi akibat suatu

penurunan tiba-tiba pada suplai darah ke miokardium.

d. Penyakit katup jantung akan mengurangi curah darah jantung terutama

saat melakukan aktivitas.

b. Tahanan perifer terhadap aliran darah.

Tekanan darah berbanding terbalik dengan tahanan dalam pembuluh.

Tahanan perifer memiliki beberapa faktor penentu

1. Viskositas darah. Semakin banyak kandungan protein dan sel darah

dalam plasma,semakin besar tahanan terhadap aliran darah. Peningkatan

hematokrit menyebabkan peningkatan viskositas: pada anemia,kandungan

hematokrit dan viskositas berkurang.

2. Panjang pembuluh. Semakin panjang pembuluh,semakin besar tahanan

terhadap aliran darah.

3. Radius pembuluh. Tahanan perifer berbanding terbalik dengan radius

pembuluh sampai pangkat keempatnya.

a. Jika radius pembuluh digandakan seperti yang terjadi pada vasodilatasi,

maka aliran darah akan meningkat enam belas kali lipat. Tekanan darah

akan turun.

b. Jika radius pembuluh dibagi dua,seperti yang terjadu pada vasokonstriksi,

maka tahanan terhadap aliran akan meningkat enam belas kali lipat dan

tekanan darah akan naik.

4. Karena panjang pembuluh dan viskositas darah secara normal konstan,

maka perubahan dalam tekanan darah didapat dari perubahan radius

pembuluh darah.

8

Page 9: Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

c. Faktor Eksternal

1. Emosi. Ketika seseorang stress, cemas, gugup atau marah, malu, takut,

dan sebagainya, tekanan darahnya akan meningkat karena saat itu kondisi

pembuluh arteri menegang dan mnegreas sehingga akan mengganggu proses

aliran darah. Ketika emosinya kembali stabil, maka tekanan darah aan

kembali normal.

2. Suhu. Pada saat suhu tinggi maka akan terjadi keringat yang sangat

meningkat, dan penguapan keringat ini adalah jalan utama bagi kehilangan

panas. Pembuluh – pembuluh kulit juga melebar (terjadi vasodilatasi).

Karena terjadinya vasodilatasi, maka aliran darah akan meningkat enam

belas kali lipat, sehingga tekanan darah akan menurun. Pada saat suhu

rendah maka akan terjadi vasokonstriksi, tahanan terhadap aliran darah

akana meningkat enam belas kali lipat dan tekanan darah akan naik.

3. Jenis kelamin. Pada umumnya tekanan darah wanita lebih rendah

daripada tekanan darah laki – laki.

4. Menstruasi. Pada saat menstruasi tekanan darah akan meningkat

kemudian selanjutnya akan menurun. Hal ini disebabkan karena adanya

pengaruh hormon.

5. Kehamilan. Pada orang hamil sering terjadi hipertensi, hal ini disebabkan

karena pengaru hormon dan penambahan berat badan.

1.1.6 Pengaturan Tekanan darah

1. Pengaturan saraf

Pusat vasomotorik pada medula otak mengatur tekanan darah. Pusat

kardioakselerator dan kardioinhibitor mengtur curah jantung.

a. Pusat vasomotorik

1. Tonus vasomotorik merupakan stimulasi tingkat rendah yang terus-

menerus pada serabut otot polos dinding pembuluh. Tonus ini

mempertahankan tekanan darah melalui vasokonstriksi pembuluh

9

Page 10: Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

2. Pertahanan tonus vasomotorik ini dilangsungkan melalui impuls dari

serabut saraf vasomotorik yang merupakan serabut eferen saraf simpatis

pada sistem saraf otonom.

3. Vasodilatasi biasanya terjadi karena pengurangan impuls

vasokonstriktor. Pengecualian hanya terjadi pada pembuluh darah di

jantung dan otak.

a. Pembuluh darah di jantung dan otak memiliki reseptor-reseptor beta

adrenergik, merespons epinefrin yang bersirkulasi dan yang dilepas oleh

medulla adrenal.

b. Mekanisme ini memastikan suplai darah yang cukup untuk organ-

organ vital selama situasi menegangkan yang menginduksi stimulasi

saraf simpatis dan vasokonstriksi di suatu tempat pada tubuh.

c. Stimulasi parasimpatis menyebabkan vasodilatasi pembuluh hanya di

beberapa tempat, misalnya pada jaringan erektil ganitalia dan kelenjar

saliva tertentu.

b. Pusat akselerator dan inhibitor jantung serta baroreseptor aorta dan

karotis, dijelaskan sebelumnya, mengatur tekanan darah melalui SSO

2. Pengaturan kimia dan hormonal.

Ada sejumlah zat kimia yang secara langsung atau tidak langsung

mempengaruhi tekanan darah. Zat tersebut meliputi:

a. Hormon medula ardenal

b. Hormon antidiuretik (vasopresin) dan oksitosin yang disekresi dari

kelenjar hipofisis posterior termasuk vasokonstriktor.

c. Angiotensin adalah sejenis peptida darah yang dalam bentuk aktifnya

termasuk salah satu vasokonstriktor kuat

d. Berbagai amina dan peptida seperti histamin, glukagon, kolesistokinin,

sekretin, dan bradikinin yang diproduksi sejumlah jaringan tubuh, juga

termasuk zat kimia vasoaktif.

e. Prostaglandin adalah agens seperti hormon yang diproduksi secara lokal

dan mampu bertindak sebagai vasodilator atau vasokonstriktor.

10

Page 11: Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

1.1.7 Pengukuran Tekanan Darah

a. Metode Auskultasi

Tekanan darah arteri pada manusia secara rutin diukur dengan metode

auscultatory. Suatu manset tiup (riva-rocci manset) melekat pada sebuah

manometer air raksa dililitkan pada lengan dan stetoskop ditempatkan di

atas arteri branchial pada siku. Manset dengan cepat meningkat sampai

tekanan di dalamnya jauh di atas tekanan sistolik yang diharapkan pada

arteri brakialis. Arteri tersumbat dengan manset, dan tidak ada suara yang

terdengar dengan stetoskop. Tekanan dalam manset kemudian diturunkan

perlahan-lahan. Pada titik di mana tekanan arteri sistolik melebihi tekanan

manset, semburan darah melewati setiap detak jantung dan serentak dengan

tiap denyut, ketukan suara terdengar di bawah manset. Tekanan manset di

mana suara yang pertama kali terdengar adalah tekanan sistolik. Ketika

tekanan manset diturunkan lagi, suara menjadi lebih keras, kemudian kabur

dan redam. Akhirnya, pada banyak individu, mereka menghilang. Ini adalah

suara korotkoff. Saat pengukuran darah secara langsung dan tidak langsung

tekanan yang dibuat secara bersamaan, tekanan diastolik pada orang dewasa

yang beristirahat berkorelasi terbaik dengan tekanan di mana suara

menghilang. Bahkan, pada orang dewasa setelah latihan dan pada anak-

anak, tekanan diastolik berkorelasi terbaik dengan tekanan di mana suara

menjadi redam. Ini juga berlaku pada penyakit seperti hipertiroid dan

insufisiensi aorta. Suara korotkoff diproduksi oleh aliran turbulen pada

arteri branchial. Arus aliran pada arteri tak terbatas adalah diam, tetapi

ketika arteri menyempit, kecepatan aliran menuju penyempitan melebihi

kecepatan kritis dan hasil aliran turbulen.

11

Page 12: Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

b. Metode Palpasi

Tekanan sistolik dapat ditentukan dengan memompa manset lengan dan

kemudian membiarkan tekanan turun dan tentukan tekanan pada saat denyut

radialis pertama kali teraba. Oleh karena kesukaran dalam menentukan

secara pasti kapan denyut pertama teraba,tekanan yang diperolh dengan

metode palpasi biasanya 2-5 mmHg lebih rendah dibandingkan dengan yang

diukur menggunakan metode auskultasi.

Adalah bijaksana melakukan kebiasaan meraba denyut nadi radialis ketika

memompa manset selama pengukuran tekanan darah dengan metode

aukultasi. Bila tekanan manset diturunkan,bunyi korotkoff kadang-kadang

menghilang pada tekanan diatas diastolik,kemudian muncul lagi pada

tekanan yang lebih rendah.bila manset dimulai untuk dipompa sampai

denyut radialis menghilang,pemeriksaan dapat yakit bahwa tekanan manset

diatas tekanan sistolik dan nilai tekanan rendah palsu dapat dihindari.

1.1.8 Efek Gravitasi

Tekanan dalam pembuluh darah bagian bawah jantung meningkat dan di

pembuluh darah bagian atas jantung menurun karena efek gravitasi.

Besarnya efek gravitasi, massa jenis darah, percepatan gravitasi, dan jarak

vertikal di atas atau di bawah jantung adalah 0,77 mm Hg/cm pada massa

jenis darah yang normal.

1.1.9 Denyut Arteri

Denyut arteri adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah

dipompa keluar jantung. Denyut ini mudah diraba di suatu tempat di mana

arteri melintasi sebuah tulang yang terletak dekat permukaan. Seperti

misalnya: arteri radialis di sebelah depan pergelangan tangan, arteri

temporalis di atas tulang temporal, atau arteri dorsalis pedis di belokan mata

kaki. Yang teraba bukan darah yang dipompa oleh jantung masuk ke dalam

aorta melainkan gelombang tekanan yang dialirkan dari aorta dan merambat

lebih cepat dari pada darah itu sendiri.

12

Page 13: Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

Kecepatan denyut jantung dalam keadaan sehat berbeda-beda, dipengaruhi

oleh penghidupan, pekerjaan, makanan, umur dan emosi. Irama dan denyut

sesuai dengan siklus jantung. Kalau jumlah denyut ada 70 maka berarti

siklus jantung 70 kali semenit.

1.1.10 Bunyi Jantung

Selama gerakan jantung dapat terdengar dua macam suara yang disebabkan

oleh katup-katup yang menutup secara pasif. Bunyi pertama disebabkan

menutupnya katup atrio-ventrikuler, dan kontraksi dari ventrikel. Bunyi

kedua karena menutupnya katup aortik dan pulmoner sesudah kontraksi dari

ventrikel. Yang pertama adalah panjang dan dempak, dan yang kedua

pendek dan tajam. Demikianlah maka yang pertama terdengar seperti “lub”

dan yang kedua seperti “duk”. Dalam keadaan normal jantung tidak

membuat bunyi lain, tetapi bila arus darah cepat atau bila ada kelainan pada

katup atau salah satu ruangnya, maka dapat terjadi bunyi lain, biasanya

disebut “bising”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan tekanan darah.

2. Bagaimana pengaruh latihan fisik terhadap denyut nadi dan tekanan darah.

1.3 Tujuan

1. Mempelajari dan mengetahui pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan

tekanan darah.

2. Mempelajari dan mengetahui pengaruh latihan fisik terhadap denyut nadi dan

tekanan darah.

13

Page 14: Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

BAB II

METODE KERJA

2.1 Alat dan Bahan

1. Stopwatch

2. Sphygmomanometer (tensimeter)

3. Stethoscope

4. Bangku

5. Metronom

2.2 Prosedur

A. Memeriksa Denyut Nadi

1. Orang coba berbaring terlentang tenang 2-3 menit di meja periksa/tempat

tidur dengan kedua lengan diletakkan di samping tubuh.

2. Periksalah denyut nadi A.radialis dextra dengan ujung jari II-III-IV yang

diletakkan rapat sejajar satu dengan yang lain, longitudinal di atas A.radialis

tersebut. Tentukan: frekuensi (berapa kali/menit) dan iramanya (teratur/ tidak).

B. Pengukuran Tekanan Darah Secara Palpasi

1. Orang coba berbaring terlentang, lengan yang hendak diukur tekanan

darahnya (lengan kanan) di samping tubuh.

2. Pasanglah manset pada lengan kanan atas (jangan terlalu ketat atau terlalu

longgar), sekitar 3 cm di atas fossa cubiti.

3. Raba dan rasakan denyut Arteri radialis dextra

4. Putar sekrup pada pompa udara searah jarum jam sampai maksimal untuk

mencegah udara keluar dari manset, lalu pompakan udara ke dalam manset.

Pada suatu saat denyut A.radialis dextra menghilang (tak teraba). Teruslah

memompa sampai tinggi air raksa dalam manometer sekitar 20 mmHg lebih

tinggi dari titik di mana denyut A.radialis dextra tadi mulai menghilang.

5. Keluarkan udara dari manset secara pelan dan berkesinambungan (dengan

memutar sekrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam). Catat tinggi

air raksa pada manometer di mana denyut A.radialis teraba kembali. Ini

menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara palpasi.

C. Pengukuran Tekanan Darah Secara Auskultasi

14

Page 15: Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

1. Orang coba tetap berbaring terlentang dengan manset tetap terpasang di

lengan kanan atas. Posisi lengan kanan tetap di samping tubuh.

2. Tentukan letak A.Brachialis dextra secara palpasi pada fossa cubiti, letakkan

diafragma stetoskop di atas A.brachialis dextra tersebut.

3. Putar sekrup pada pompa udara searah jarum jam sampai maksimal untuk

mencegah udara keluar dari manset, lalu pompakan udara ke dalam manset.

Anda akan mendengar suara bising A.brachialis dextra melalui stetoskop. Pada

suatu saat suara bising tersebut akan menghilang (tak terdengar). Teruslah

memompa sampai tinggi air raksa dalam manometer sekitar 20 mmHg lebih

tinggi daripada titik di mana suara bising A.brachialis dextra tadi mulai

menghilang.

4. Keluarkan udara dari manset secara pelan dan berkesinambungan, maka

Anda akan mendengar suara-suara Korotkoff I-V. Tekanan udara di mana

terdengar Korotkoff I menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara auskultasi,

sedangkan tekanan di mana terdengar Korotkoff IV atau V menunjukkan

besarnya tekanan diastolik secara auskultasi.

D. Pengaruh Posisi Tubuh terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah

1. a. Pilih satu mahasiswa coba (MC 1)

b. Pilih satu mahasiswa yang bertugas memeriksa denyut nadi MC 1 pada arteri

radialis sinistra selama praktikum point III.A

c. Pilih satu mahasiwa yang bertugas mengukur tekanan darah MC 1 pada

lengan kanan secara auskultasi selama praktikum point III.A

d. Pilih satu mahasiswa untuk mencatat data.

2. MC 1 berbaring terlentang selama 2-3 menit, kemudian tentukan frekuensi

dan irama denyut arteria radialis sinistra serta tekanan darah pada lengan kanan

secara auskultasi (masing-masing diukur tiga kali berturut-turut) selanjutnya

hitung nilai rata-ratanya.

3. MC 1 disuruh duduk tenang selama 2-3 menit, kemudian tentukan frekuensi

dan irama denyut arteria radialis sinistra serta tekanan darah pada lengan kanan

secara auskultasi (masing-masing diukur tiga kali berturut-turut) selanjutnya

hitung nilai rata-ratanya.

15

Page 16: Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

4. MC 1 disuruh berdiri tenang dengan sikap anatomis selama 2-3 menit,

kemudian tentukan frekuensi dan irama denyut arteria radialis sinistra serta

tekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi (masing-masing diukur tiga

kali berturut-turut) selanjutnya hitung nilai rata-ratanya.

Bila di dalam tiga kali pengukuran secara berturut-turut terdapat perbedaan

yang besar, gunakan interval waktu 2 menit.

E. Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah

1. a. Pilih satu mahasiswa coba (MC 2)

b. Pilih satu mahasiswa yang bertugas memeriksa denyut nadi MC 2 pada arteri

radialis sinistra selama praktikum point III.B

c. Pilih salah satu mahasiswa yang bertugas mengukur tekanan darah MC 2

pada lengan kanan secara auskultasi selama praktikum point III.B

d. Pilih satu mahasiswa untuk mencatat data.

2. MC 2 disuruh duduk tenang selama 2-3 menit, kemudian periksa frekuensi

dan irama denyut arteria radialis sinistra serta tekanan darah pada lengan kanan

secara auskultasi (masing-masing diukur tiga kali berturut-turut). Catat

frekuensi dan irama denyut arteri radialis sinistra serta tekanan sistolik dan

diastolik, selanjutnya hitung nilai rata-ratanya.

3. Dengan manchet tetap terpasang pada lengan atas kanan (hubungan manchet

dengan skala manometer dilepas), MC 2 melakukan latihan fisik dengan cara

“Step Test (naik turun bangku)” 20 kali/menit selama dua menit dengan

dipandu oleh irama metronom yang disetting pada frekuensi 80 ketukan per

menit.

4. Setelah step test berakhir, MC 2 disuruh segera duduk, periksalah frekuensi

denyut arteri radialis sinistra dan tekanan darahnya masing-masing satu kali.

Data ini diharapkan tercatat tepat 1 menit setelah step test berakhir.

5. Teruskan memeriksa frekuensi denyut arteri radialis sinistra dan tekanan

darah dengan interval 2 menit (menit ke 3, menit ke 5, menit ke 7, dstnya)

sampai nilainya kembali seperti keadaan sebelum latihan.

Untuk setiap saat/interval, pengukuran frekuensi denyut arteri radialis sinistra

dan tekanan darah hanya diukur satu kali.

16

Page 17: Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

BAB III

HASIL PRAKTIKUM

1. Data pemeriksaan denyut nadi, tekanan darah palpasi, dan tekanan darah

auskultasi

Nama

Manusia

Coba

Denyut Nadi

(denyut/menit)

Tekanan Darah

Palpasi

(mmHg)

Tekanan Darah

Auskultasi

(mmHg)

Irama

Felicia K.

64

59

56

110

90

110

126/76

120/70

120/80

Teratur

Teratur

Teratur

Mean 59,67 103,33 122/75 Teratur

2. Data Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah

Posisi TubuhDenyut Nadi

(denyut/menit)

Tekanan Sistolik

(auskultasi)

(mmHg)

Tekanan Diastolik

(auskultasi)

(mmHg)

Berbaring

terlentang

83

80

88

128

118

123

80

68

78

Mean = 83,7 Mean = 123 Mean = 75,33

Duduk

67

70

70

124

123

120

78

80

81

Mean = 69 Mean = 123,3 Mean = 79,67

Berdiri

117

112

111

123

122

120

78

82

80

Mean = 113,3 Mean = 122 Mean = 80

17

Page 18: Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

18

Berbaring terlen-tang

Duduk Berdiri0

20

40

60

80

100

120

Grafik Posisi Tubuh Terhadap Denyut Nadi

Posisi Tubuh

Denyut Nadi(denyut/menit)

Berbaring terlentang

Duduk Berdiri0

20

40

60

80

100

120

140

Grafik Posisi Tubuh Terhadap Tekanan Darah

Tekanan SistolikTekanan Diastolik

Posisi Tubuh

Tekanan Darah(mmHg)

Page 19: Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

3. Data Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah

WaktuDenyut Nadi

(denyut/menit)

Tekanan Sistolik

(auskultasi)

(mmHg)

Tekanan Diastolik

(auskultasi)

(mmHg)

Pra Latihan

73

83

76

100

100

100

80

85

70

Mean = 77,33 Mean = 100 Mean= 78,33

P

A

S

C

A

Menit ke-1 121 110 80

Menit ke-3 105 84 50

Menit ke-5 98 90 60

Menit ke-7 95 94 60

19

Page 20: Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

BAB IV

PEMBAHASAN

20

Pra Latihan Menit ke-1 Menit ke-3 Menit ke-5 Menit ke-70

20

40

60

80

100

120

140

Grafik Aktivitas Tubuh Terhadap Denyut Nadi

Waktu (menit)

Denyut Nadi (denyut/menit)

Pra Latihan

Menit ke-1

Menit ke-3

Menit ke-5

Menit ke-7

0

20

40

60

80

100

120

Grafik Aktivitas Tubuh Terhadap Tekanan Darah

Tekanan SistolikTekanan Diastolik

Waktu (menit)

Tekanan Darah(mmHg)

Page 21: Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

A. Denyut Nadi dan Tekanan Darah

Menurut hasil pengamatan kelompok kami terhadap manusia coba,

frekuensi denyut nadi setelah 3 kali pengukuran, menunjukkan rata- rata

denyut nadinya 59, l7 denyut / menit dengan irama yang teratur. Sedangkan

rata – rata tekanan darah sistole yang diukur secara palpasi adalah 103,33

mmHg. Pada saat pengukuran tekanan darah dengan metode auskultasi, rata

– rata tekanan sistolenya 122 mmHg, sedangkan rata – rata tekanan

distolenya 75 mmHg.

B. Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Tekanan Darah dan Denyut Nadi

Setelah kami melakukan percobaan terhadap manusia coba (MC)

dengan posisi tubuh yang berbeda-beda yaitu berbaring terlentang, duduk,

dan berdiri, kami mendapatkan hasil perhitungan denyut nadi dan tekanan

darah yang berbeda pula. Hal ini menunjukkan bahwa posisi tubuh dapat

mempengaruhi denyut nadi dan tekanan darah.

Pada saat posisi tubuh manusia coba (MC) dalam keadaan berbaring

terlentang, kami melakukan pengukuran denyut nadi dan tekanan darah

sebanyak tiga kali berturut-turut. Dari pengukuran yang kami lakukan

terhadap MC, kami mendapatkan hasil rata-ratanya. Hasil rata-rata untuk

pengukuran denyut nadi yaitu sebanyak 83,7 denyut/menit, sedangkan untuk

tekanan sistolik yang diukur secara auskultasi yaitu 123 mmHg dan hasil

rata-rata untuk tekanan diastolik yaitu 75,33 mmHg.

Pada saat posisi tubuh manusia coba (MC) dalam keadaan duduk,

kami juga melakukan pengukuran denyut nadi dan tekanan darah sebanyak

tiga kali berturut-turut. Dari pengukuran yang kami lakukan terhadap MC,

kami mendapatkan hasil rata-rata untuk pengukuran denyut nadi yaitu

sebanyak 69 denyut/menit, sedangkan hasil rata-rata untuk pengukuran

tekanan sistolik yaitu 123,3 mmHg dan untuk tekanan diastolik sebesar

79,67 mmHg.

21

Page 22: Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

Pada saat posisi tubuh manusia coba (MC) dalam keadaan berdiri,

kami juga melakukan pengukuran sebanyak tiga kali berturut-turut. Dari

pengukuran yang telah kami lakukan terhadap MC, kami mendapatkan hasil

rata-rata untuk pengukuran denyut nadi sebanyak 113,3 denyut/menit,

sedangkan untuk tekanan sistolik sebesar 122 mmHg dan tekanan diastolik

sebesar 80 mmHg.

Berdasarkan data yang telah kami dapatkan melalui pengukuran

terhadap MC, denyut nadi yang paling rendah yaitu pada saat MC dalam

posisi duduk, sedangkan tekanan sistolik dan tekanan diastolik yang paling

rendah yaitu pada saat MC dalam posisi berbaring terlentang.

Posisi tubuh dapat mempengaruhi denyut nadi dan tekanan darah.

Pada saat posisi berbaring terlentang, tekanan darah seseorang akan lebih

rendah dibandingkan pada saat posisi duduk atau berdiri. Hal ini disebabkan

adanya gaya gravitasi bumi. Pada posisi terlentang, letak jantung sejajar

dengan tubuh bagian atas dan bawah sehingga tidak terpengaruh gaya

gravitasi bumi. Tapi, pada posisi duduk dan berdiri, letak jantung pada

tubuh menjadi vertikal, sehingga jantung melakukan kontraksi yang lebih

besar karena harus memompa darah melawan gravitasi bumi. Hal ini

menyebabkan tekanan darah menjadi lebih besar. Tekanan darah dalam

pembuluh nadi yang makin cepat membuat gelombang tekanan dalam urat

nadi juga makin cepat, sehingga denyut nadi meningkat. Tekanan darah dan

denyut nadi paling besar pada posisi berdiri dan paling kecil pada posisi

berbaring terlentang.

Pada data kami terjadi kesalahan pada banyaknya deyut nadi yaitu

denyut nadi terendah pada posisi duduk. Hal ini dapat dikarenakan

kesalahan pengukuran.

C. Pengaruh Aktivitas Terhadap Tekanan Darah dan Denyut Nadi

22

Page 23: Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

Percobaan untuk mengetahui pengaruh aktivitas fisik terhadap denyut nadi

dan tekanan darah yaitu manusia coba (MC) melakukan kegiatan olahraga.

Sebelum manusia coba melakukan olahraga, dilakukan pengukuran terhadap

denyut nadi dan tekanan darah terlebih dahulu yang dapat dianggap sebagai waktu

pra latihan. Dari pengukuran yang telah kami lakukan terhadap MC, hasil rata-rata

untuk denyut nadi pada waktu pra latihan yaitu sebanyak 77,33 denyut/menit,

sedangkan untuk tekanan sistolik yang diukur secara auskultasi yaitu sebesar 100

mmHg dan tekanan diastolik sebesar 78,33.

Setelah dilakukan pengukuran untuk waktu pra latihan, MC melakukan

sedikit olahraga selam 2 menit. Setelah MC selesai melakukan olahraga,

dilakukan pengukuran terhadap MC yang dianggap sebagai waktu pasca latihan

menit pertama. Dari pengukuran yang kami lakukan terhadap MC, hasil rata-rata

untuk denyut nadi sebanyak 121 denyut/menit, sedangkan hasil rata-rata untuk

tekanan sistolik sebesar 110 mmHg dan untuk tekanan diastolik sebesar 80

mmHg.

Setelah itu, dilakukan pengukuran terhadap MC setiap 2 menit sekali.

Pengukuran denyut nadi MC pada menit ke-3 diperoleh hasil sebanyak 105

denyut/menit, sedangkan pada pengukuran tekanan sistolik dan tekanan diastolik

sebesar 84 mmHg dan 50 mmHg.

Pengukuran denyut nadi pada menit ke-5 diperoleh hasil sebanyak 98

denyut/menit, sedangkan pengukuran pada tekanan sistolik diperoleh sebesar 90

mmHg dan pada tekanan diastolik sebesar 60 mmHg.

Pengukuran denyut nadi MC pada menit ke-7 diperoleh hasil sebanyak 95

denyut/menit, sedangkan pada pengukuran tekanan sistolik dan tekanan diastolik

diperoleh hasil sebesar 94 mmHg dan 60 mmHg.

Pada saat melakukan latihan atau olahraga, denyut nadi dan tekanan darah

seseorang akan mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan saat berolahraga,

otot akan berkontraksi. Kontraksi otot membutuhkan banyak oksigen untuk energi

sehingga darah sebagai penyuplai oksigen harus memenuhinya. Curah jantung

pun menjadi meningkat untuk memenuhi kebutuhan oksigen tersebut.

Peningkatan curah jantung akan meningkatkan tekanan darah. Selain itu, aktivitas

23

Page 24: Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

yang dilakukan akan merangsang saraf simpatik dan akhirnya mempercepat

denyut jantung. Setelah beristirahat beberapa menit, jantung perlahan-lahan akan

kembali normal karena tubuh tidak lagi membutuhkan energi yang banyak

sehingga kebutuhan oksigen juga akan berkurang. Tekanan darah dan denyut nadi

pun kembali normal.

Pada data kami pada menit pertama pasca latihan terjadi peningkatan denyut

nadi dibandingkan pra latihan. Dan secara berturut – turut mengalami penurunan

sampai menit ke 7. Pada tekanan darah di menit pertama pasca latihan, terjadi

peningkatan tekanan darah diastolik maupun sistolik dibandingkan pra latihan.

Namun, pada menit ketiga, terjadi penurunan tekanan darah dibandingkan menit

pertama dan mengalami kenaikan tekanan darah di menit kelima. Hal ini tidak

sesuai teori dimana menit pertama pasca latihan, tekanan darah akan meningkat

dan menurun bertahap sampai akhirnya menjadi normal. Selain itu, seharusnya

tekanan darah dan denyut nadi seimbang dimana penurunan tekanan darah juga

akan terjadi penurunan denyut nadi maupun sebaliknya.

BAB V

24

Page 25: Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

KESIMPULAN

1. Posisi tubuh mempengaruhi denyut nadi dan tekanan darah dimana tekanan

darah paling rendah saat berbaring, lalu duduk dan paling tinggi saat berdiri yang

dipengaruhi efek gravitasi

2. Latihan fisik akan meningkatkan denyut nadi dan tekanan darah karena

perangsangan saraf simpatik dan peningkatan curah jantung.

DAFTAR PUSTAKA

25

Page 26: Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

Ganong, W.F. 1995. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 14. Jakarta: Buku

Kedokteran ECG

Guyton. 1992. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit edisi III. Jakarta:

Buku Kedokteran EGC

Marieb, Elaine N. 2009. Essential of Human Anatomy and Physiology Tenth

Edition. Pearson International

Pearce, Evelyn C. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama

Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Buku

Kedokteran EGC

H. Syaifuddin, Drs., A.Mk. 2009. Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa

Keperawatan edisi 2. Jakarta: Salemba Medika

26