aliran darah dan denyut jantung

20
I. Tujuan dan Objek Percobaan I.1 Tujuan Percobaan: a. Memeriksa denyut nadi dan mengukur tekanan darah b. Memeriksa denyut nadi secara palpasi. c. Mengukur tekanan darah secara palpasi. d. Mengukur tekanan darah secara auskultasi. e. Mengamati dan mempelajari pengaruh air putih terhadap denyut nadi dan tekanan darah. f. Mengamati dan mempelajari pangaruh latihan fisik terhadap denyut nadi dan tekanan darah I.2 Objek Percobaan: Denyut jantung beberapa kelompok orang.

Upload: puniariekaputri

Post on 24-Jul-2015

229 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Aliran Darah Dan Denyut Jantung

I. Tujuan dan Objek Percobaan

I.1 Tujuan Percobaan:

a. Memeriksa denyut nadi dan mengukur tekanan darah

b. Memeriksa denyut nadi secara palpasi.

c. Mengukur tekanan darah secara palpasi.

d. Mengukur tekanan darah secara auskultasi.

e. Mengamati dan mempelajari pengaruh air putih terhadap

denyut nadi dan tekanan darah.

f. Mengamati dan mempelajari pangaruh latihan fisik

terhadap denyut nadi dan tekanan darah

I.2 Objek Percobaan:

Denyut jantung beberapa kelompok orang.

Page 2: Aliran Darah Dan Denyut Jantung

II. Dasar Teori

Denyut nadi adalah metode yang sering digunakan untuk

mengukur kecepatan denyut jantung. Metode ini mungkin tidak akurat

pada kasus cardiac output yang lemah, seperti yang terjadi pada beberapa

penderita arrhythmias, dimana kecepatan denyut jantung mungkin lebih

tinggi daripada kecepatan denyut nadi. Mendengarkan denyut jantung

menggunakan stetoskop, sebuah proses yang dikenal sebagai

ausculatation, adalah metode pengukuran kecepatan denyut jantung yang

lebih akurat. Denyut nadi (yang mana pada kebanyakan orang itu mirip

kecepatan denyut jantungnya) dapat diukur pada titik manapun pada tubuh

dimana getaran pada arteri dikirimkan ke permukaan – sering ketika itu

ditekan melawan sebuah struktur yang berbaring di bawah seperti tulang.

Tekanan darah adalah tekanan yang diberikan oleh sirkulasi darah

pada dinding pembuluh darah, dan merupakan salah satu tanda-tanda vital

utama. Pada setiap detak jantung, tekanan darah bervariasi antara tekanan

maksimum (sistolik) dan minimum (diastolik). Tekanan darah dikarenakan

oleh pemompaan jantung dan resistensi pembuluh darah, berkurang

sebagai sirkulasi darah menjauh dari jantung melalui arteri. Tekanan darah

memiliki penurunan terbesar dalam arteri kecil dan arteriol, dan terus

menurun ketika bergerak melalui darah kapiler dan kembali ke jantung

melalui pembuluh darah. Gravitasi, katup dalam pembuluh darah, dan

memompa dari rangka kontraksi otot, adalah beberapa pengaruh lain pada

tekanan darah di berbagai tempat di dalam tubuh.

Tekanan darah dinilai dalam dua hal, sebuah tekanan tinggi sistolik

yang menandakan kontraksi maksimal jantung dan tekanan rendah

diastolik atau tekanan istirahat. Tekanan darah merujuk kepada tekanan

yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh

jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan

mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut – 120 /80

mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri

Page 3: Aliran Darah Dan Denyut Jantung

akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80)

menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan

disebut tekanan diastole. Pemeriksaan tekanan darah biasanya dilakukan

pada lengan kanan, kecuali pada lengan tersebut terdapat cedera.

Perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik disebut tekanan denyut. Di

Indonesia, tekanan darah biasanya diukur dengan tensimeter air raksa. Saat

yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat Anda istirahat

dan dalam keadaan duduk atau berbaring. Tidak ada nilai tekanan darah

‘normal’ yang tepat, namun dihitung berdasarkan rentang nilai

berdasarkan kondisi pasien. Tekanan darah amat dipengaruhi oleh kondisi

saat itu, misalnya seorang pelari yang baru saja melakukan lari maraton,

memiliki tekanan yang tinggi, namun ia dalam nilai sehat. Dalam kondisi

pasien tidak bekerja berat, tekanan darah normal berkisar 120/80 mmHg.

Tekanan darah tinggi atau hipertensi diukur pada nilai sistolik 140-160

mmHg. Tekanan darah rendah disebut hipotensi.

Untuk mengukur tekanan darah maka perlu dilakukan pengukuran

tekanan darah secara rutin. Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan

secara langsung atau tidak langsung. Pada metode langsung, kateter arteri

dimasukkan ke dalam arteri. Walaupun hasilnya sangat tepat, akan tetapi

metode pengukuran ini sangat berbahaya dan dapat menimbulkan masalah

kesehatan lain (Smeltzer & Bare, 2001). Menurut Nursecerdas (2009),

bahaya yang dapat ditimbulkan saat pemasangan kateter arteri yaitu nyeri

inflamasi pada lokasi penusukkan, bekuan darah karena tertekuknya

kateter, perdarahan: ekimosis bila jarum lepas dan tromboplebitis.

Sedangkan pengukuran tidak langsung dapat dilakukan dengan

menggunakan sphygmomanometer dan stetoskop. Sphgmomanometer

tersusun atas manset yang dapat dikembangkan dan alat pengukur tekanan

yang berhubungan dengan ringga dalam manset. Alat ini dikalibrasi

sedemikian rupa sehingga tekanan yang terbaca pada manometer seseuai

dengan tekanan dalam milimeter air raksa yang dihantarkan oleh arteri

brakialis (Smeltzer & Bare, 2001). Adapun cara pengukuran tekanan darah

dimulai dengan membalutkan manset dengan kencang dan lembut pada

Page 4: Aliran Darah Dan Denyut Jantung

lengan atas dan dikembangkan dengan pompa. Tekanan dalam manset

dinaikkan sampai denyut radial atau brakial menghilang. Hilangnya

denyutan menunjukkan bahwa tekanan sistolik darah telah dilampaui dan

arteri brakialis telah tertutup. Manset dikembangkan lagi sebesar 20

sampai 30 mmHg diatas titik hilangnya denyutan radial. Kemudian manset

dikempiskan perlahan, dan dilakukan pembacaan secara auskultasi

maupun palpasi. Dengan palpasi kita hanya dapat mengukur tekanan

sistolik. Sedangkan dengan auskultasi kita dapat mengukur tekanan

sistolik dan diastolik dengan lebih akurat (Smeltzer & Bare, 2001).

Untuk mengauskultasi tekanan darah, ujung stetoskop yang

berbentuk corong atau diafragma diletakkan pada arteri brakialis, tepat di

bawah lipatan siku (rongga antekubital), yang merupakan titik dimana

arteri brakialis muncul diantara kedua kaput otot biseps. Manset

dikempiskan dengan kecepatan 2 sampai 3 mmHg per detik, sementara

kita mendengarkan awitan bunyi berdetak, yang menunjukkan tekanan

darah sistolik. Bunyi tersebut dikenal sebagai Bunyi Korotkoff yang

terjadi bersamaan dengan detak jantung, dan akan terus terdengar dari

arteri brakialis sampai tekanan dalam manset turun di bawah tekanan

diastolik dan pada titik tersebut, bunyi akan menghilang (Smeltzer & Bare,

2001).

Page 5: Aliran Darah Dan Denyut Jantung

III. Peralatan dan Bahan yang Digunakan

3.1 Alat

a. Tensimeter (spygmomanometer)

b. Stopwatch

3.2 Bahan

a. Air Putih

Page 6: Aliran Darah Dan Denyut Jantung

IV. Hasil Pengamatan

No Sample Systolic Diastolic Jumlah denyut

jantung (per 1

min)

1 Keadaan biasa 110 62 42

2 Keadaan biasa 114 77 43

3 Keadaan biasa 108 80 47

4 Keadaan biasa 125 93 46

5 Keadaan biasa 114 67 43

6 Keadaan biasa 99 72 40

7 Keadaan biasa 100 59 40

No Sample Systolic Diastolic Jumlah denyut jantung (per 1

min)1 Setelah olah raga

ringan121 74 87

2 Setelah olah raga ringan

112 49 90

3 Setelah olah raga ringan

120 86 44

4 Setelah olah raga ringan

118 75 57

5 Setelah olah raga ringan

112 64 46

6 Setelah olah raga ringan

132 68 52

7 Setelah olah raga ringan

115 67 42

Page 7: Aliran Darah Dan Denyut Jantung

No Sample Systolic Diastolic Jumlah denyut jantung (per 1

min)1 Setelah minum air

putih109 45 43

2 Setelah minum air putih

92 53 52

3 Setelah minum air putih

108 64 46

4 Setelah minum air putih

110 62 43

5 Setelah minum air putih

112 58 46

6 Setelah minum air putih

129 82 46

7 Setelah minum air putih

114 60 44

Page 8: Aliran Darah Dan Denyut Jantung

V. Analisa Data

V.1 Grafik

Gambar 1. Gambar Histogram pada keadaan biasa

Gambar 2. Gambar Histogram pada keadaan setelah Olahraga ringan

Page 9: Aliran Darah Dan Denyut Jantung

Gambar 3. Gambar Histogram pada keadaan setelah minum air putih

V.2 Perhitungan

1. Beda tekanan = systolic-diastolic = 110-62= 48

2. Beda tekanan x jmlh denyut jantung = 48 x 42

= 2016

Data Hasil Perhitungan Pada Keadaan Biasa

No Sample Systolic Diastolic Beda tekanan

Jumlah denyut jantung (per 1

min)

Beda tekanan kali jumlah

denyut jantung

1 Keadaan biasa 110 62 48 42

20162 Keadaan biasa 114 77 37 43

15913 Keadaan biasa 108 80 28 47

13164 Keadaan biasa 125 93 32 46

14725 Keadaan biasa 114 67 47 43

20216 Keadaan biasa 99 72 27 40

1080

Page 10: Aliran Darah Dan Denyut Jantung

7 Keadaan biasa 100 59 41 40

1640

No Sample Systolic Diastolic Beda

Tekanan

Jumlah denyut

jantung (per 1

min)

Beda tekanan

kali jumlah

denyut

jantung

1 Setelah olah

raga ringan

121 74 47 87

4089

2 Setelah olah

raga ringan

112 49 63 90

5670

3 Setelah olah

raga ringan

120 86 34 44

1496

4 Setelah olah 118 75 43 57 2451

Data Hasil Perhitungan Pada Keadaan setelah Oahraga Ringan

Page 11: Aliran Darah Dan Denyut Jantung

raga ringan

5 Setelah olah

raga ringan

112 64 48 46

2208

6 Setelah olah

raga ringan

132 68 64 52

3328

7 Setelah olah

raga ringan

115 67 48 42

2016

No Sample Systolic Diastolic Beda Tekanan

Jumlah denyut jantung (per 1

min)

Beda tekanan kali jumlah

denyut jantung

1 Setelah minum air putih

109 45 64 43

27522 Setelah minum

air putih92 53 39 52

20283 Setelah minum

air putih108 64 44 46

20244 Setelah minum

air putih110 62 48 43

20645 Setelah minum

air putih112 58 54 46

2484

Data Hasil Perhitungan Pada Keadaan setelah minum air putih

Page 12: Aliran Darah Dan Denyut Jantung

6 Setelah minum air putih

129 82 47 46

21627 Setelah minum

air putih114 60 54 44

2376

GAMBAR HISTOGRAM 2

Page 13: Aliran Darah Dan Denyut Jantung

Gambar 1.1 Gambar Histogram Beda tekanan dan Denyut jantung pada keadaan biasa

Gambar 2.1 Gambar Histogram Beda tekanan dan Denyut jantung pada keadaan setelah olahraga ringan

Page 14: Aliran Darah Dan Denyut Jantung

Gambar 3.1 Gambar Histogram Beda tekanan dan Denyut jantung pada keadaan

setelah minum air putih

V.3 Pembahasan

Dari percobaan “Aliran Darah dan Denyut Jantung” terjadi

perubahan angka yang mengikuti perubahan aktivitas seseorang

sebelum aliran darah dan denyut jantung dihitung. Pada percobaan

Page 15: Aliran Darah Dan Denyut Jantung

pertama, yaitu saat keadaan biasa, hasil perhitungan terhadap 7 orang

mahasiswa menunjukkan angka yang relatif stabil. Tekanan systolic

rata-rata 110, sementara tekanan diastolic rata-ratanya 73 dan jumlah

denyut jantung per menit rata- rata berjumlah 43.

Pada percobaan ke 2, sebelum melalukan pengukuran aliran darah

dan denyut jantung 7 orang mahasiswa melakukan olahraga ringan.

Dari hasil pengamatan menunjukkan sebagian besar sampel mengalami

peningkatan pada tekanan siastolicnya, diastolic dan jumlah denyut per

menit. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas tertentu dapat

mempercepat aliran darah dan denyut jantung manusia.

Percobaan ke 3 terjadi perlakuan yang berbeda terhadap mahasiswa

yang akan diukur aliran darah dan denyut jantungnya, sebelum diukur

mahasiswa diberikan air putih. Dari hasil pengamatan terjadi

penurunan angka pada pada tekanan sistolicnya, diastolic dan jumlah

denyut per menit. Hal ini menunjukkan bahwa minum air putih dapat

menurunkan jumlah denyut jantung dan aliran darah pada manusia.

VI. Kesimpulan

1) Aliran darah dapat diukur melalui tensimeter.

2) Aktivitas seseorang mempengaruhi tekanan darah darah dan jumlah

denyut jantung.

3) Dalam keadaan biasa tekanan darah normal, setelah melakukan

olahraga tekanan darah meningkat dan minum air putih dapat

mengembalikan tekanan darah menjadi normal.

4) Tekanan darah normal adalah 120/180

DAFTAR PUSTAKA

Ngurah Sutapa, Gusti. 2012. Modul Praktikum Biofisika. Jurusan Biologi FMIPA

Udayana : Bali.