demplot pengembangan budidaya kepiting cangkang lunak …video budidaya kepiting cangkang lunak di...

14
Jurnal Panrita Abdi, 2018, Volume 2, Issue 2. http://journal.unhas.ac.id/index.php/panritaabdi 151 Demplot Pengembangan Budidaya Kepiting Cangkang Lunak di Desa Salemba, Kecamatan Ujung Loi, Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan 1 Hadiratul Kudsiah, 1 Sri Wahyuni Rahim, 2 Muhammad Ahsin Rifa’i, 3 Arwan 1 Program Studi MSP, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, UNHAS, Makassar 2 Program Studi IKL, Fakultas Perikanan dan Kelautan , ULM, Banjarmasin 3 Staf DKP Kabupaten Wajo Korespondensi: H. Kudsiah, i[email protected] Naskah Diterima: 01 Oktober 2018. Disetujui: 05 Oktober 2018. Disetujui Publikasi: 08 Oktober 2018 Abstrak. Salah satu teknologi budidaya kepiting yang membutuhkan waktu relatif cepat dan mortalitas yang rendah adalah budidaya kepiting cangkang lunak. Luasnya potensi tambak yang belum tergarap dan terlantar (mangkrak) ditinggalkan pemiliknya, tingginya potensi pasar lokal, nasional ekspor, kelebihan teknologi budidaya dan nilai gizi/nutrisi produk yang dimiliki maka teknologi budidaya kepiting cangkang lunak sangat potensial untuk dikembangkan menjadi usaha baru yang menguntungkan bagi masyarakat pesisir dan pelaku dunia usaha perikanan. Kegiatan ini bertujuan melakukan transfer teknologi budidaya kepiting cangkang lunak sistem karamba apung bersekat di perairan tambak kepada masyarakat petambak di Kabupaten Bulukumba, khususnya masyarakat petambak Desa Salemba, Kecamatan Ujung Loi, tempat demplot ini berlangsung. Kegiatan demplot diharapkan dapat menjadi altenatif usaha baru dan atau diversifikasi usaha budidaya tambak dengan budidaya kepiting cangkang lunak. Kegiatan dilaksanakan selama empat bulan mulai bulan April – Juli 2017, meliputi survei lokasi demplot, penyuluhan klasikal, demplot budidaya kepiting cangkang lunak di perairan tambak, dan desiminasi kegiatan. Hasil evaluasi penyuluhan kelas dan demplot menunjukkan telah terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan khalayak sasaran tentang teknologi budidaya kepiting cangkang lunak sistem karamba bambu apung bersekat di perairan tambak. Kata Kunci: Kepiting cangkang lunak, budidaya, tambak, demplot, karamba. Pendahuluan Luasan tambak nasional saat ini sekitar 450 ribu hektar dari total potensi lahan sekitar 1,2 juta hektar. Artinya, pemanfaatan potensi baru mencapai 36%. Senada diungkapkan oleh Dahuri (2005) yang menyatakan potensi lahan tambak nasional sekitar 1,2 juta hektar. Namun, yang digunakan sebagai tambak udang baru mencapai 300.000 Ha. Menurut Direktur Produksi Ditjen Perikanan Budidaya, dari luasan tambak tersebut diperkirakan 35 – 45 % dalam keadaan mangkrak atau tidak beroperasi lagi. Luas potensi tambak yang belum digarap dan yang mangkrak menjadi potensi yang sangat besar untuk dikembangkan menjadi sentra-sentra budidaya udang dan komoditas lainnya, antara lain komoditas kepiting. Komoditas ini sangat prospektif karena potensi pasar masih terbuka lebar. Berdasar data Kelautan dan Perikanan dalam Angka tercatat antara tahun 2006 – 2010 terjadi kenaikan rata-rata volume ekspor kepiting Indonesia ke Negara-negara tujuan ekspor adalah sebesar 3,26%, sedangkan antara tahun 2009 – 2010 kenaikan rata-rata volume ekspor tersebut meningkat menjadi 6,47%. CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.uk Provided by Universitas Hasanuddin: e-Journals

Upload: others

Post on 02-Apr-2021

21 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Demplot Pengembangan Budidaya Kepiting Cangkang Lunak …Video budidaya kepiting cangkang lunak di perairan tambak 2). Demonstrasi Percontohan Setelah penyuluhan selesai, tim pelaksana

Jurnal Panrita Abdi, 2018, Volume 2, Issue 2.

http://journal.unhas.ac.id/index.php/panritaabdi 151

Demplot Pengembangan Budidaya Kepiting Cangkang

Lunak di Desa Salemba, Kecamatan Ujung Loi, Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan

1Hadiratul Kudsiah, 1Sri Wahyuni Rahim, 2Muhammad Ahsin Rifa’i, 3Arwan

1Program Studi MSP, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, UNHAS, Makassar

2Program Studi IKL, Fakultas Perikanan dan Kelautan , ULM, Banjarmasin 3Staf DKP Kabupaten Wajo

Korespondensi: H. Kudsiah, [email protected]

Naskah Diterima: 01 Oktober 2018. Disetujui: 05 Oktober 2018. Disetujui Publikasi: 08 Oktober 2018

Abstrak. Salah satu teknologi budidaya kepiting yang membutuhkan waktu relatif cepat dan

mortalitas yang rendah adalah budidaya kepiting cangkang lunak. Luasnya potensi tambak

yang belum tergarap dan terlantar (mangkrak) ditinggalkan pemiliknya, tingginya potensi pasar

lokal, nasional ekspor, kelebihan teknologi budidaya dan nilai gizi/nutrisi produk yang dimiliki

maka teknologi budidaya kepiting cangkang lunak sangat potensial untuk dikembangkan

menjadi usaha baru yang menguntungkan bagi masyarakat pesisir dan pelaku dunia usaha

perikanan. Kegiatan ini bertujuan melakukan transfer teknologi budidaya kepiting cangkang

lunak sistem karamba apung bersekat di perairan tambak kepada masyarakat petambak di

Kabupaten Bulukumba, khususnya masyarakat petambak Desa Salemba, Kecamatan Ujung

Loi, tempat demplot ini berlangsung. Kegiatan demplot diharapkan dapat menjadi altenatif

usaha baru dan atau diversifikasi usaha budidaya tambak dengan budidaya kepiting cangkang

lunak. Kegiatan dilaksanakan selama empat bulan mulai bulan April – Juli 2017, meliputi

survei lokasi demplot, penyuluhan klasikal, demplot budidaya kepiting cangkang lunak di

perairan tambak, dan desiminasi kegiatan. Hasil evaluasi penyuluhan kelas dan demplot

menunjukkan telah terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan khalayak sasaran

tentang teknologi budidaya kepiting cangkang lunak sistem karamba bambu apung bersekat di

perairan tambak.

Kata Kunci: Kepiting cangkang lunak, budidaya, tambak, demplot, karamba.

Pendahuluan

Luasan tambak nasional saat ini sekitar 450 ribu hektar dari total potensi lahan sekitar 1,2 juta hektar. Artinya, pemanfaatan potensi baru mencapai 36%. Senada diungkapkan oleh Dahuri (2005) yang menyatakan potensi lahan tambak nasional sekitar 1,2 juta hektar. Namun, yang digunakan sebagai tambak udang baru mencapai 300.000 Ha. Menurut Direktur Produksi Ditjen Perikanan Budidaya, dari luasan tambak tersebut diperkirakan 35 – 45 % dalam keadaan mangkrak atau tidak beroperasi lagi. Luas potensi tambak yang belum digarap dan yang mangkrak menjadi potensi yang sangat besar untuk dikembangkan menjadi sentra-sentra budidaya udang dan komoditas lainnya, antara lain komoditas kepiting. Komoditas ini sangat prospektif karena potensi pasar masih terbuka lebar.

Berdasar data Kelautan dan Perikanan dalam Angka tercatat antara tahun 2006 – 2010 terjadi kenaikan rata-rata volume ekspor kepiting Indonesia ke Negara-negara tujuan ekspor adalah sebesar 3,26%, sedangkan antara tahun 2009 – 2010 kenaikan rata-rata volume ekspor tersebut meningkat menjadi 6,47%.

CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.uk

Provided by Universitas Hasanuddin: e-Journals

Page 2: Demplot Pengembangan Budidaya Kepiting Cangkang Lunak …Video budidaya kepiting cangkang lunak di perairan tambak 2). Demonstrasi Percontohan Setelah penyuluhan selesai, tim pelaksana

Jurnal Panrita Abdi, 2018, Volume 2, Issue 2.

http://journal.unhas.ac.id/index.php/panritaabdi 152

Kenaikan nilai rata-rata ekspor antara tahun 2006 – 2010 12,81%, sedangkan antara tahun 2009 – 2010 mengalami peningkatan menjadi 25,49%. Besarnya potensi pasar kepiting menjadikan pengembangan budidaya kepiting menjadi sangat penting mengingat komoditas udang yang selama ini menjadi andalan ekspor non-migas Indonesia produksinya terus merosot, sejak merebaknya serangan virus white spot. Oleh karena itu, sambil melakukan pembenahan dan perbaikan perudangan Indonesia, kepiting dapat dijadikan sebagai komoditas alternatif untuk meraup devisa negara.

Salah satu teknologi budidaya kepiting yang membutuhkan waktu relatif cepat dan mortalitas yang rendah adalah budidaya kepiting cangkang lunak. Teknologi ini hanya membutuhkan waktu pemeliharaan singkat sekitar 15 – 30 hari dengan tingkat mortalitas rendah berkisar 10 – 20%. Teknologi telah berhasil

dikembangkan dan menghasilkan profit yang cukup besar di beberapa daerah di Indonesia seperti di Pantai Utara Jawa, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Sumatera, dan Kalimantan, seperti Bengkulu, Kepulauan Riau, Banggai, Banda Aceh, Pangkep, Barru, Makassar, Kerawang, Tegal, Sidoarjo, Pemalang, Demak, Jepara, Rembang, Cilacap, Tarakan, Muara Pagatan, Kotabaru, Pulau Sebuku, dan di beberapa tempat lainnya di Indonesia.

Produksi perikanan budidaya tambak di Kabupaten Bulukumba terus mengalami penurunan sejak tahun 2008. Berdasarkan data statistik 5 tahun yang lalu (2008-2012), produksi tambak tahun 2008 mencapai 6.557,1 ton, 2009 mencapai 5.507,1 ton, 2010 mencapai 5.080,4 ton, 2011 mencapai 5.478,2 ton, dan 2012 mencapai 4.380,8 ton (http://kelautandanperikananbulukumba. blogspot.co.id/2014/profil-potensi-kelautan-dan-perikanan.html; Diakses tgl 28 Juli 2017). Data ini menunjukkan suktor budidaya tambak selama 5 tahun (2008-2012) mengalami penurunan sebesar 9,34%. Faktor penyebabnya adalah menurunnya produksi akibat kondisi tambak yang sudah tidak kondusif untuk budidaya udang.

Berdasarkan latar belakang di atas, dirasa perlu untuk melakukan transfer teknologi budidaya kepiting cangkang lunak pada tambak-tambak terlantar atau tambak-tambak ikan non produktif kepada masyarakat petambak di Kabupaten Bulukumba untuk diadopsi. Khalayak sasaran adalah kelompok petambak Desa Salemba, Kecamatan Ujung Loe, Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan berjumlah sekitar 20 orang. Kegiatan ini ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat petambak sehingga menjadi alternatif

usaha baru atau diversivikasi usaha tambak yang lebih produktif yang prospektif.

Metode Pelaksanaan

Tempat dan Waktu. Kegiatan dilaksanakan di Desa Salemba, Kecamatan Ujung Loe, Kabupatan Bulukumba, Provinsi Sulawesi Salatan pada bulan April – Juli 2017. Khalayak Sasaran. Khalayak sasaran adalah kelompok petambak Desa Salemba, Kecamatan Ujung Loe, Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan berjumlah 20 orang. Metode Kegiatan. Kegiatan ini dirancang menggunakan metode penyuluhan aktif-demonstratif meliputi: 1). Penyuluhan Klasikal

Tim pengabdi memberikan penjelasan singkat kepada khalayak sasaran di dalam kelas). Adapun materi yang akan disampaikan meliputi: a. Potensi ekonomi produk kepiting cangkang lunak di pasar nasional dan

ekspor. b. Syarat-syarat teknis dan ekonomis budidaya kepiting lunak di perairan

tambak.

Page 3: Demplot Pengembangan Budidaya Kepiting Cangkang Lunak …Video budidaya kepiting cangkang lunak di perairan tambak 2). Demonstrasi Percontohan Setelah penyuluhan selesai, tim pelaksana

Jurnal Panrita Abdi, 2018, Volume 2, Issue 2.

http://journal.unhas.ac.id/index.php/panritaabdi 153

c. Potensi-potensi lokal yang menunjang usaha budidaya kepiting cangkang lunak.

d. Teknologi budidaya kepiting cangkang lunak di perairan tambak. e. Diskusi dan Tanya jawab . Media Penyuluhan Klasikal: a. Materi tertulis (Modul) b. Bahan tayang Power Point c. Peragaan bahan baku dan produk d. Video budidaya kepiting cangkang lunak di perairan tambak

2). Demonstrasi Percontohan Setelah penyuluhan selesai, tim pelaksana akan melakukan demonstrasi percontohan budidaya kepiting cangkang lunak di perairan tambak dengan

melibatkan secara aktif mitra. Tujuan yang ingin dicapai dari tahapan ini adalah mitra kegiatan yakin dan percaya bahwa teknologi budidaya kepiting cangkang lunak dapat diaplikasikan di perairan tambak mereka. Selain itu mitra dapat terampil melaksanakan teknologi sesuai teori-teori yang mereka dapatkan pada saat pelatihan klasikal. Metode pelatihan aktif demostratif ini sangat efektif dalam melakukan transfer teknologi bagi manyarakat di pedesaan. Plot percontohan menggunakan tambak seluas 1000 m2 kemudian dimasukkan 40 buah karamba bambu apung bersekat. Ukuran 1 buah karamba adalah 150 x 100 cm yang disekat menjadi 100 sekat. Setiap sekat berukuran 10 x 15 cm dan ditebar 1 ekor benih berukuran 8 – 15 ekor/kg.

Gambar 1. Lokasi demplot budidaya kepiting cangkang lunak di Desa Salemba, Kecamatan Ujung Loe, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan

Analisis Data. Evaluasi dilakukan terhadap mitra kegiatan yang menjadi khalayak sasaran dan seluruh rangkaian kegiatan, mulai penyuluhan kelas, pelaksanaan plot percontohan hingga pendampingan teknis. Indikator dan tolak ukur keberhasilan adalah dengan mengetahui peningkatan pengetahuan, keterampilan, motivasi dari khalayak sasaran. Kriteria keberhasilan adalah dengan membandingkan tingkat pengetahuan dan keterampilan sebelum dan sesudah kegiatan berlangsung. Perbandingan dilakukan dengan menggunakan uji dua sampel berpasangan Wilcoxon menggunakan rumus atau bantuan Aplikasi SPSS.

Page 4: Demplot Pengembangan Budidaya Kepiting Cangkang Lunak …Video budidaya kepiting cangkang lunak di perairan tambak 2). Demonstrasi Percontohan Setelah penyuluhan selesai, tim pelaksana

Jurnal Panrita Abdi, 2018, Volume 2, Issue 2.

http://journal.unhas.ac.id/index.php/panritaabdi 154

Hasil dan Pembahasan

A. Penyuluhan klasikal Sebelum dilakukan demplot budidaya kepiting cangkang lunak, terlebih dahulu diberikan penyuluhan teknologi budidaya kepiting cangkang lunak kepada khalayak sasaran yaitu anggota kelompok petambak Desa Salemba sebanyak 10 orang ditambah ibu-ibu rumah tangga 10 orang sehingga berjumlah 20 orang. Nama-nama peserta penyuluhan adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Nama peserta penyuluhan

No Nama Keterangan

1. Cafaruddin Anggota kelompok 2. Ambo Enre Anggota kelompok 3. Anto Anggota kelompok 4. Aris Anggota kelompok 5. Anju Anggota kelompok 6. Sirajuddin Anggota kelompok 7. Hambali Anggota kelompok 8. Suriyadi Anggota kelompok 9. Chandra Anggota kelompok

10. Intan Anggota kelompok 11. Ibu-Ibu, para istri petambak 10 orang Anggota kelompok

Penyuluhan dilakukan secara informal di lokasi kegiatan di bawah rumah pemilik tambak. Seluruh materi disampaikan menggunakan media elektonik power point, selain materi tertulis (modul) yang dibagikan. Tim juga memasang banner dan menayangkan video budidaya kepiting cangkang lunak di perairan tambak. Materi yang disampaikan meliputi :

a. Potensi ekonomi produk kepiting cangkang lunak di pasar nasional dan ekspor.

b. Syarat-syarat teknis dan ekonomis budidaya kepiting lunak di perairan tambak.

c. Potensi-potensi lokal yang menunjang usaha budidaya kepiting lunak.

d. Teknologi budidaya kepiting cangkang lunak di perairan tambak.

e. Diskusi dan Tanya jawab . Sebelum materi diberikan disodorkan sejumlah pertanyaan singkat dalam

bentuk daftar pertanyaan untuk mengetahui tingkat pemahaman awal khalayak sasaran tentang teknologi budidaya kepiting cangkang lunak di perairan tambak. Pada akhir kegiatan setelah pelaksanaan demplot disodorkan kembali daftar pertanyaan yang sama kepada khalayak sasaran yang sama untuk mengetahui perubahan tingkat pemahaman dan keterampilan setelah teknologi diintroduksikan. Selama proses demplot seluruh khalayak sasaran dilibatkan secara aktif agar merek mudah mentransfer teknologinya.

B. Pelaksanaan Demplot Budidaya Kepiting Cangkang Lunak B.1. Desain Demplot Demplot menggunakan salah satu petakan tambak milik Bapak Ambo Enre seluas 2.000 m2. Tambak ini masih berfungsi dan digunakan untuk memelihara udang dan ikan bandeng. Dengan dengan demplot ini telah memadukan tiga komoditi sekaligus yaitu kepiting cangkang lunak pada kolom atas perairan, udang dan ikan bandeng pada kolom dasar perairan. Mengingat tambak ini masih berproduksi maka kondisi pematang dan pintu air masih baik sehingga dempot bisa langsung dioperasionalkan. Lokasi karamba bambu apung ditempatkan di salah satu sisi perairan tambak agar memudahkan dalam pemeliharaan. Sarana yang paling penting

Page 5: Demplot Pengembangan Budidaya Kepiting Cangkang Lunak …Video budidaya kepiting cangkang lunak di perairan tambak 2). Demonstrasi Percontohan Setelah penyuluhan selesai, tim pelaksana

Jurnal Panrita Abdi, 2018, Volume 2, Issue 2.

http://journal.unhas.ac.id/index.php/panritaabdi 155

tersedia adalah adanya jembatan yang sangat berguna pada saat pemeliharaan terutama untuk memberi pakan, panen dan control kualitas air. Jembatan lebih tinggi sehingga seluruh unit karamba di bawahnya dapat digeser ke kiri dan ke kanan. Petambak dapat diduduk dengan santai pada bagian atas jembatan (Gambar 2).

JEMBATAN 1 BUAH KARAMBA

Petakan karamba

MANUSIA

PETAKAN TAMBAK

PEMATANG

Gambar 2. Desain demplot budidaya kepiting cangkang lunak

C.2. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang dipersiapkan dalam demplot budidaya kepiting cangkang lunak ini adalah:

1. Karamba bambu apung bersekat, berfungsi sebagai wadah untuk pemeliharaan kepiting keras menjadi kepiting cangkang lunak.

2. Jembatan bambu, berfungsi sebagai jembatan untuk memberi pakan, panen dan kontrol kualitas air dan mortalitas.

3. Pelampung, berfungsi untuk mengapungkan karamba peliharaan. 4. Lampu penerang (senter dan listrik), berfungsi sebagai penerangan kita

melakukan pemanenan dan kontrol. 5. Keranjang plastik, berfungsi sebagai wadah penampung benih dan produk

kepiting. 6. Ember plastik, berfungsi sebagai wadah pengumpul produk pasca moulting ke

baskom perendaman. 7. Baskom plastik, berfungsi untuk merendam produk menggunakan air tawar

agar produk tetap lunak. 8. Serok, berfungsi untuk menangkap produk kepiting. 9. Gunting, berfungsi pada saat pelepasan organ capit untuk menghasilkan benih

kepiting untuk dipelihara menjadi kepiting cangkang lunak. 10. Timbangan, berfungsi untuk menimbang benih dan produk kepiting cangkang

lunak.

Page 6: Demplot Pengembangan Budidaya Kepiting Cangkang Lunak …Video budidaya kepiting cangkang lunak di perairan tambak 2). Demonstrasi Percontohan Setelah penyuluhan selesai, tim pelaksana

Jurnal Panrita Abdi, 2018, Volume 2, Issue 2.

http://journal.unhas.ac.id/index.php/panritaabdi 156

11. Tali nilon, berfungsi untuk mengingat unit-unit karamba. 12. Freezer, berfungsi untuk membekukan produk segera setalah panen 13. Cool box, berfungsi untuk menyimpan produk pada saat ditansportasikan ke

konsumen. 14. Kemasan plastik, berfungsi untuk mengemas produk kepiting cangkang lunak. Prasarana lainnya yang disediakan rumah atau kantor tempat menyimpan dan memasarkan produk. Dalam kegiatan ini, tim menggunakan rumah milik Bapak Ambo Enre yang juga sekaligus sebagai pemilik tambak yang digunakan dalam demplot ini.

C.2.1. Proses pembuataan karamba bambu apung bersekat Proses pembuatan karamba bambu dilakukan oleh tim bersama-sama

dengan khalayak sasaran (Gambar 3). Bahan karamba dari bilahan batang bambu yang disusun bersusun bersekat-sekat dengan langkah kerja sebagai berikut: 1. Batangan bambu dibelah- menjadi bilahan kecil berukuran 1,5 – 2 cm. 2. Bilahan bambu yang sudah diserut halus kemudian dipotong masing-masing

sepanjang 100 cm dan 150 cm. 3. Bilahan bambu disusun atau ditumpang berselang seling sehingga membentuk

sekat berukuran 10 x 15 cm. 4. Setiap susun bilahan bambu dipaku dengan paku kecil atau diikat dengan tali

nilon agar karamba menjadi kuat. 5. Susunan bilahan bambu sekitar 18 batang dengan ketinggian karamba kurang

lebih 18 – 20 cm. 6. Setelah selesai maka pada bagian bawah karamba dipasang lantai yang terbuat

waring. Pada prinsipnya adalah lantai karamba yang tidak memungkinkan kepiting peliharaan lolos ke bawah.

Gambar 3. Proses pembuatan karamba bambu apung bersekat

oleh tim pelaksana dan khalayak sasaran C.2.2. Proses pembangunan jembatan Bersamaan proses pembuatan karamba bambu dilakukan pula pembangunan jembatan yang terbuat batangan bambu. Jembatan dimaksudkan untuk

Page 7: Demplot Pengembangan Budidaya Kepiting Cangkang Lunak …Video budidaya kepiting cangkang lunak di perairan tambak 2). Demonstrasi Percontohan Setelah penyuluhan selesai, tim pelaksana

Jurnal Panrita Abdi, 2018, Volume 2, Issue 2.

http://journal.unhas.ac.id/index.php/panritaabdi 157

memudahkan ketika melakukan penebaran benih, memberi pakan, melakukan pemanenan, dan kontrol. Prinsip dasar pembuatan jembatan harus memperhatikan ketinggian air maksimal. Ketinggian jembatan harus cukup sehingga karamba tidak akan menyentuhnya dan masih dapat digeser dengan mudah pada saat air tambak sedang pasang tinggi. Meskipun demikian ketinggian jembatan tidak boleh juga terlalu tinggi sehingga menyulitkan kita untuk melakukan aktifitas pemeliharaan dan kontrol. Proses pembuatan jembatan ini juga dilakukan oleh tim pelaksana bersama-sama dengan khalayak sasaran (Gambar 4).

Gambar 4. Proses pembangunan jembatan

Page 8: Demplot Pengembangan Budidaya Kepiting Cangkang Lunak …Video budidaya kepiting cangkang lunak di perairan tambak 2). Demonstrasi Percontohan Setelah penyuluhan selesai, tim pelaksana

Jurnal Panrita Abdi, 2018, Volume 2, Issue 2.

http://journal.unhas.ac.id/index.php/panritaabdi 158

C.3. Proses penempatan karamba pada perairan tambak

Rangkaian karamba dipasang tepat di bawah jembatan (Gambar 5). Tujuannya adalah agar memudahkan kita menggeser karamba ataupun rakit dari ujung ke ujung saat menebar benih, memberi pakan, melakukan pemanenan, dan kontrol. Agar karamba atau rakit tidak bergeser dari satu jalur ke jalur lainnya maka setiap rakit ataupun karamba dipasang tali ris yang terbuat dari tali nilon ukuran 5 mm. Tali ris tersebut diikatkan dari pada patok yang ditancapkan pada ujung-ujung rakit. Kemudian jalur dipasang tali untuk dikaitkan ke tali ris tersebut.

Gambar 5. Pemasangan karamba tepat di bawah jembatan untuk memudahkan

penebaran benih, pemberian pakan, panen, dan kontrol Setiap jalur dapat dirangkaikan 10 buah (Gambar 6). Pada jarak 2 - 3 meter dipasang tali yang dikaitkan dengan tali ris sehingga rangkaian karamba tetap berada pada jalurnya.

Gambar 6. Rangkaian 10 buah karamba bambu apung yang disusun seri

membentuk satu jalur

Page 9: Demplot Pengembangan Budidaya Kepiting Cangkang Lunak …Video budidaya kepiting cangkang lunak di perairan tambak 2). Demonstrasi Percontohan Setelah penyuluhan selesai, tim pelaksana

Jurnal Panrita Abdi, 2018, Volume 2, Issue 2.

http://journal.unhas.ac.id/index.php/panritaabdi 159

C.4. Pemeliharaan Kepiting Cangkang Lunak

C.4.1. Pengadaan dan Seleksi Benih Kepiting

Benih yang digunakan dalam kegiatan demplot ini bersumber dari Desa Keera Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan(Gambar 7). Sebelum ditebar di karamba pemeliharaan, benih dilepas terlebih dahulu organ capitnya dan kaki renangnya (Gambar 8). Tujuan pelepasan organ capit dan kaki jalan ini adalah agar kepiting tidak merangkak naik dan mencabik-cabik lantainya terutama lantai yang terbuat dari jaring dan waring. Tujuan kedua adalah untuk mempercepat moulting. Secara fisiologi jika kepiting memiliki bagian tubuh tidak sempurna atau ada yang hilang maka ia akan segera melakukan regenerasi dengan cara mempercepat moulting. Jumlah benih yang digunakan sebanyak 500 kg dengan ukuran benih berkisar 8 – 15 ekor/kg.

Gambar 7. Benih kepiting yang digunakan untuk benih demplot (Kiri). Teknik

pelepasan organ capit dan kaki renang (Kanan)

Gambar 8. Benih kepiting yang telah dilepas organ capit dan kaki jalan dan siap

ditebar di karamba pemeliharaan

Page 10: Demplot Pengembangan Budidaya Kepiting Cangkang Lunak …Video budidaya kepiting cangkang lunak di perairan tambak 2). Demonstrasi Percontohan Setelah penyuluhan selesai, tim pelaksana

Jurnal Panrita Abdi, 2018, Volume 2, Issue 2.

http://journal.unhas.ac.id/index.php/panritaabdi 160

C.4.2. Penebaran benih kepiting

Benih-benih yang telah siap kemudian ditebar ke petakan karamba pemeliharaan. Padat penebaran benih tergantung wadah yang akan digunakan dalam pemeliharaan. Dalam demplot ini ditebar 1 ekor per petak (Gambar 9). Benih yang ditebar tidak bisa melarikan diri dari petakan karamba karena ia tidak bisa merayap dan naik ke atas petakan. Benih yang dilepas organ capit dan kaki jalannya sangat cocok untuk dipelihara pada karamba yang menggunakan dasar jaring dan waring karena aman dari robek yang disebabkan kebiasaan

Gambar 9. Proses penebaran benih kepiting pada patakan karamba dengan padat

tebar 1 ekor per petak C.4.3. Pakan dan Cara Pemberian Pakan

Pakan yang digunakan untuk budidaya kepiting cangkang lunak adalah pakan rucah ikan laut kondisinya masih segar, bukan ikan yang sudah

Page 11: Demplot Pengembangan Budidaya Kepiting Cangkang Lunak …Video budidaya kepiting cangkang lunak di perairan tambak 2). Demonstrasi Percontohan Setelah penyuluhan selesai, tim pelaksana

Jurnal Panrita Abdi, 2018, Volume 2, Issue 2.

http://journal.unhas.ac.id/index.php/panritaabdi 161

dikeringkan atau diasinkan (diberi garam). Selain itu harus tersedia melimpah dan memiliki harga yang relatif murah. Untuk mendapatkan pakan ikan murah, sebaiknya menggunakan ikan-ikan non ekonomis hasil sampingan nelayan bagan yang dijual per keranjang. Sebaiknya kita memiliki freezer yang cukup untuk menyimpan ikan segar terutama pada saat pakan ikan melimpah dan harga sangat murah yaitu ketika musim penangkapan. Pada saat itu sebaiknya kita membeli pakan sebanyak-banyaknya kemudian disimpan dalam freezer untuk persediaan ketika musim paceklik. Dengan persediaan yang cukup maka kita tidak perlu membeli pakan harga yang mahal hingga musim melimpah kembali. Musim penangkapan tergantung bulan yang biasanya terjadi pada saat bulan gelap. Jenis ikan yang digunakan sebaiknya memiliki daging yang banyak dan sedikit tulang kerasnya. Jika bertulang juga usahakan memiliki tulang yang kecil dan lemah.

Beberapa jenis ikan non ekonomis yang sering digunakan untuk pakan kepiting antara lain ikan tembang (sardinella sp), ikan petek/bete-bete (Leiognathus sp), ikan biji nangka, dan ikan non ekonomis lainnya. Pakan ikan jangan diberikan utuh satu ekor, sebaiknya dipotong kecil-kecil dengan ukuran sekitar 1 – 2 cm (Gambar 10). Pemotongan ini bertujuan untuk memudahkan dalam pemberian pakan dan kepiting dapat dengan mudah melahapnya ketika pakan dimasukkan ke dalam wadah pemeliharaan. Sebaiknya isi perut, ekor dan kepala dibuang atau digunakan untuk pakan ternak. Isi perut tidak memiliki gizi dan dapat merusak kualitas air, sedangkan kepala terlalu banyak tulang dibandingkan daging. Jika pakan ikan masih beku karena bersumber dari freezer maka sebaiknya dicairkan terlebih dahulu. Potongan ikan kecil kemudian dicuci dengan air tambak dan siap diberikan ke kepiting. Pakan diberikan dua kali sehari yaitu pada dan sore hari sekitar pukul 07.00 – 09.00 dan 16.00 – 18.00. Usahakan pakan yang diberikan pagi hari telah terkonsumsi habis pada sore hari. Jika pakan belum habis pada sore hari, sebaiknya pakan jangan ditambah. Jika pakan tampak mulai membusuk sebaiknya dibuang dan diganti dengan pakan baru. Jumlah pakan yang diberikan tergantung kemampuan atau nafsu makan kepiting. Nafsu makan kepiting ini berbeda-beda setiap harinya, tergantung suhu, pasang surut, dan salinitas. Teknik pemberian pakan dilakukan dengan memasukkan potogan pakan ikan segar ke dalam wadah pemeliharaan sebanyak 1 – 2 potong per wadah. Jumlah pakan yang diberikan tergantung ukuran potongan pakan dan nafsu makan kepiting saat itu.

Gambar 10. Ikan rucah yang siap diberikan ke kepiting peliharaan

Page 12: Demplot Pengembangan Budidaya Kepiting Cangkang Lunak …Video budidaya kepiting cangkang lunak di perairan tambak 2). Demonstrasi Percontohan Setelah penyuluhan selesai, tim pelaksana

Jurnal Panrita Abdi, 2018, Volume 2, Issue 2.

http://journal.unhas.ac.id/index.php/panritaabdi 162

C.4.4. Pemanenan

Pemanenan dilakukan jika kepiting peliharaan ada yang moulting. Indikator yang paling mudah diketahui adalah kepiting dalam wadah pemeliharaan tampak “bertambah” yang tadinya 1 ekor menjadi 2 ekor. 1 ekor tambahan merupakan cangkang kepiting yang sudah terlepas dan biasanya ditumbuhi lumut. Kepiting yang telah moulting harus segera dipanen karena jika tidak maka ia akan mengeras kembali. Kepiting moulting harus segera direndam ke dalam air tawar selama 5 – 10 menit kemudian diangkat dari air. Setelah proses perendaman selesai produk kepiting sudah dapat dipasarkan dalam keadaan hidup maupun keadaan beku tergantung permintaan. Kepiting lunak ini masih mampu bertahan hidup hingga 3 hari jika ditempatkan pada tempat yang teduh dan selalu disiram air. Selain itu kepiting lunak juga dipasarkan dalam bentuk segar dan beku.

D. Produksi Kepiting Cangkang Lunak

Pada tanggal 23 Juli 2017, demplot sudah produksi kepiting cangkang lunak namun masih sangat sedikit berjumlah 33,9 kg. Berikut disajikan data produksi harian bulan Juli (Gambar 11) dan prediksi produksi pada bulan Agustus hingga Desember 2017 (Gambar 12) dengan asumsi benih yang ditebar tetap dipertahankan sekitar 500 kg dengan menebar benih batu setiap hari sehabis panen.

0.8 1.2 1.7 2.23.1

4.55.7

6.87.9

0

2

4

6

8

10

23 24 25 26 27 28 29 30 31

Pro

du

ksi (

Kg)

Juli 2017

Produksi KCL Bulan Juli 2017

Gambar 11. Data produksi harian pada bulan Juli 2017

3611120500…P…

Gambar 12. Prediksi produksi bulanan mulai Agustus - Desember Juli 2017

Page 13: Demplot Pengembangan Budidaya Kepiting Cangkang Lunak …Video budidaya kepiting cangkang lunak di perairan tambak 2). Demonstrasi Percontohan Setelah penyuluhan selesai, tim pelaksana

Jurnal Panrita Abdi, 2018, Volume 2, Issue 2.

http://journal.unhas.ac.id/index.php/panritaabdi 163

Berdasarkan data produksi tersebut telah terjadi peningkatan produksi setiap harinya yang dimulai pada tanggal 23 Juli 2017. Total produksi hingga akhir bulan Juli mencapai 33,9 kg. Mengingat waktu kegiatan sudah berakhir pada bulan Juli 2017, maka tim melakukan prediksi produksi berdasarkan trand produksi harian dan pngalaman selama ini mulai bulan Agustus – Desember 2017. Prediksi ini dapat menjadi pertimbangan untuk rencana tindak lanjut terhadap kegiatan budidaya kepiting cangkang lunak di Kabupaten Bulukumba.

E. Evaluasi Kegiatan E.1. Tingkat Pengetahuan

Hasil analisis data dengan uji kesamaan rata-rata dengan uji dua pihak terhadap tingkat pengetahuan awal dan akhir didapat nilai t hitung = 8,94 > t tabel

0,95 (20) = 2,093 dan t tabel 0,99 (20) = 2,861, yang berarti terjadi perubahan tingkat pengetahuan atau dengan kata lain khalayak sasaran telah mengetahui teknologi budidaya kepiting cangkang lunak dalam karamba bambu apung bersekat di perairan tambak dari sebelum penjelasan teori. E.2. Tingkat Keterampilan

Hasil analisis data dengan uji kesamaan rata-rata dengan uji dua pihak terhadao tingkat keterampilan ternyata t hitung = 14,21 > t tabel 0.95 (20) = 2,093 dan t tabel 0,99 (20) = 2,861, yang berarti terjadi peningkatan keterampilan khalayak sasaran setelah dilakukan demonstrasi atau percontohan teknologi budidaya kepiting cangkang lunak dalam karamba bambu apung bersekat di perairan tambak.

Kesimpulan Desa Salemba dikategorikan sangat layak untuk pengembagan budidaya kepiting cangkang lunak di perairan tambak. Telah terjadi transfer teknologi budidaya kepiting cangkang lunak sistem karamba bambu apung bersekat di perairan tambak oleh khalayak sasaran. Telah terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan khalayak sasaran tentang teknologi budidaya kepiting cangkang lunak sistem karamba bambu apung bersekat di perairan tambak. Demplot telah berhasil memproduksi kepiting cankang lunak setiap hari mulai akhir bulan Juli 2017.

Ucapan Terima Kasih Ucapan terima kasih disampaikan kepada Kepala Balitbangda Kabupaten

Bulukumba atas dukungan dana tahun anggaran 2017, Ketua LP2M Unhas atas kepercayaan yang diberikan untuk melaksanaan kegiatan ini. Terima kasih disampaikan kepada Kepada Desa dan masyarakat Desa Salemba telah memfasilitasi dan mendukung penuh kegiatan pengabdian ini.

Referensi

Agustiana, Rifa’i, M.A., Fran, S., Irhamsyah, & Chandra. (2013). Demplot Usaha Budidaya Kepiting Soka di Desa Tanjung Mangkok Pulau Sebuku Kabupaten Kotabaru. Laporan Kegiatan Kerjasama dengan PT. SILO. Kotabaru 103 halaman.

Anonim. (2011). Penyuluhan Budidaya Kepiting Bakau. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perikanan dan Kelautan. Jakarta. 58 halaman.

Habibi, M,W., Hariani, D., & Kuswanti, N. (2013). Perbedaan Lawa Waktu Moulting Kepiting Bakau (Scylla serrata) Jantan dengan Metode Mutilasi dan Ablasi. eJ. LenteraBio 2(3), 265-270.

Keenan, C,P., P.J.F. Davie, and D.L. Mann, 1998. A revision of the genus Scylla, De Haan, 1833 (Crustacea: Decapoda: Brachyura: Portunidae). Raffles Bulletin of Zoology, 46(1), 217-245.

Page 14: Demplot Pengembangan Budidaya Kepiting Cangkang Lunak …Video budidaya kepiting cangkang lunak di perairan tambak 2). Demonstrasi Percontohan Setelah penyuluhan selesai, tim pelaksana

Jurnal Panrita Abdi, 2018, Volume 2, Issue 2.

http://journal.unhas.ac.id/index.php/panritaabdi 164

Kudsiah, H., Rifa’i, M.A. & Rohani, S. (2008). Usaha Budidaya Kepiting Cangkang Lunak di Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan. Laporan Kegiatan Iptekda LIPI XI. Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Hasanuddin. Makassar. 78 halaman.

Kudsiah, H., Rustam, M., & Rifa’i, M.A. (2010). Usaha Budidaya Kepiting Bakau Cangkang Lunak (Soft Shell Crabs) Sebagai Komoditas Unggulan Bidang Kelautan Menyongsong BHP Universitas Hasanuddin. Laporan Kegiatan Ipteks bagi Inovatif dan Kreatifitas Kampus (IbIKK) DP2M DIKTI Tahun Ketiga. Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Hasanuddin. Makassar. 107 halaman.

Kudsiah, H., Tresnati, J., & Ali , S. A. (2018). IbM Kelompok Usaha Bandeng Segar Tanpa Duri di Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan. Panrita Abdi Jurnal, 2(1),

55-63. Rifa’i, M.A., Aisyah, S., & Tony, F. (2014). Usaha Budidaya Kepiting Soka di

Kalimantan Selatan. Laporan Tahunan Kegiatan Ipteks bagi Produk Ekspor (IbPE) DP2M DIKTI Tahun Ketiga. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Lambung Mangkurat. Banjarmasin. 53 halaman.

Rifa’i, M.A. & Kudsiah, H. (2014). Petunjuk Lengkap Budidaya Kepiting Cangkang Lunak. Upaya Memberdayakan Tambak Terlantar. Penerbit Deepublish Yogyakarta, September 2014, 213 halaman. ISBN 978-602-280-427-7

Rifa’i, M.A. dan H. Kudsiah. 2007. Reproduksi aseksual anemon laut Stichodactyla gigantea (Forsskal. 1775) dengan teknik fragmentasi dan habitat penumbuhan berbeda. J. Sains & Teknologi 7(2):65–76.

Rifa’i, M.A. 2016. The abundance and size of giant sea anemones at different depths in the waters of Teluk Tamiang Village, South Kalimantan, Indonesia. AACL Bioflux, 9(3):704-712.

Rifa'i, M.A., 2016. Dinamika Simbion Alga Zooxathellae Anemon Laut Hasil Teknologi Reproduksi Aseksual. Lambung Mangkurat University Press. 157 halaman.

Rifa’i, M.A., H. Kudsiah, M. Syahdan, dan Muzdalifah. 2017. Alih teknologi produksi benih anemon laut secara aseksual. Jurnal Panrita Abdi, 1(1):33-39.

Penulis: Hadiratul Kudsiah, Program Studi MSP, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin. Email: [email protected]

Sri Wahyuni Rahim, Program Studi MSP, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas

Hasanuddin. Email: [email protected] Muhammad Ahsin Rifa’i, Program Studi IKL, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Lambung Mangkurat. E-mail: [email protected] Arwan, Staf DKP Kabupaten Wajo. E-mail: [email protected]

Bagaimana men-sitasi artikel ini: Kudsiah, H., Rahim, S.W., Rifa’i, M.A., & Arwan. (2018). Demplot Pengembangan Budidaya Kepiting Cangkang Lunak di Desa Salemba, Kecamatan Ujung Loi, Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan. Jurnal Panrita Abdi, 2(2), 151-164.