demam tipoid(new).docx

Upload: fathulalim-safii

Post on 03-Apr-2018

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 demam tipoid(new).docx

    1/24

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar BelakangDemam typhoid merupakan permasalahan kesehatan penting dibanyak

    Negara berkembang.Secara global,diperkirakan 17 juta orang mengidap

    penyakit ini tiap tahunnya. Di Indonesia diperkirakan insiden demam typhoid

    adalah 300 810 kasus per100.000 penduduk pertahun, dengan angka

    kematian 2%. Demam typhoid merupakan salah satu dari penyakit infeksi

    terpenting.Penyakit ini di seluruh daerah di provinsi ini merupakan penyakit

    infeksi terbanyak keempat yang dilaporkan dari seluruh 24 kabupaten.Di

    Sulawesi Selatan melaporkan demam typhoid melebihi 2500/100.000 penduduk

    (Sudono, 2006).

    Demam tifoid atau typhus abdominalls adalah suatu infeksi akut yang terjadi

    pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi. Typhi dengan

    masa tunas 6-14 hari.Demam tifoid yang tersebar diseluruh dunia tidak

    tergantung pada iklim. Kebersihan perorangan yang buruk merupakan

    sumber dari penyakit ini meskipun lingkungan hidup umumnya adalah baik. Di

    Indonesia penderita Demam Tifoid cukup banyak diperkirakan 800 /100.000

    penduduk per tahun dan tersebar di mana-mana. Ditemukan hampir sepanjang

    tahun, tetapi terutama pada musim panas. Demam tifoid dapat ditemukan

    pada semua umur, tetapi yang paling sering pada anak besar, umur 5- 9 tahun dan

    laki-laki lebih banyak dari perempuan dengan perbandingan 2- 2:3.

    Penularan dapat terjadi dimana saja, kapan saja, sejak usia seseorang mulai

    dapat mengkonsumsi makanan dari luar,apabila makanan atau minuman yang

    dikonsumsi kurang bersih. Biasanya baru dipikirkan suatu demam tifoid

    bila terdapat demam terus-menerus lebih dari 1 minggu yang tidak

    dapat turun dengan obat demam dan diperkuat dengan kesan anak baring pasif,

    nampak pucat, sakit perut, tidak buang air besar atau diare beberapa hari (Bahtiar

    Latif, 2008).

  • 7/28/2019 demam tipoid(new).docx

    2/24

    2

    1.2Identifikasi MasalahBerdasarkan latar belakang dan judul makalah di atas dapat diidentifikan

    masalah keperawatan demam thypoid mulai dari pengkajian, riwayat kesehatan,

    pola fungsional, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium yang berguna

    untuk menunjang dalam pemberian asuhan keperawatan.Asuhan keperawatanditentukan berdasarkan data focus yang diperoleh dari keluhan-keluhan yang

    dirasakan oleh pasien dan keluarga. Dari keluhan yang dapat digunakan

    untuk menentukan prioritas masalah keperawatan yang muncul, menentukan

    intervensi, implementasi keperawatan dan mengevaluasi asuhan keperawatan

    yang diberikan.

    1.3Tujuan1. Tujuan umum

    Untuk mengetahui seluk beluk tentang demam thypoid pada

    para pembaca sehingga dapat menjadi referensi untuk pembelajaran atau

    upaya preventif mencegah penyakit demam thypoid.

    2. Tujuan khusus1. Mengetahui pengkajian pada pasien dengan gangguan sitem

    pencernaan demam tifoid

    2. Mengetahui cara menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien

    dengan gangguan sitem pencernaan demam tifoid.

    3. Dapat Mengetahui cara membuat rencana tindakan

    keperawatan pada pasien dengan gangguan sitem pencernaan demam

    tifoid

    4. Dapat Mengetahui cara keperawatan dan mengevaluasi pasien

    dengan gangguan sistem pencernaan demam tifoid

  • 7/28/2019 demam tipoid(new).docx

    3/24

    3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Anatomi dan fisiologi

    Gambar 1. Anatomi system pencernaan

    Sistem pencernaan atau sistem gastrointestinal (mulai dari mulut sampai

    anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan,

    mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran

    darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa

    proses tersebut dari tubuh.Saluran pencernaan terdiri dari mulut,tenggorokan(faring),

    kerongkongan, lambung, usus halus,usus besar, rectum dan anus.Sistem pencernaan

    juga meliputi organ-organ yang terletak di luar saluran pencernaan, yaitu pankreas,

    hati dan kandung empedu.

    2.1.1 Usus Halus (usus kecil)

    Gambar 2 . Usus halus

  • 7/28/2019 demam tipoid(new).docx

    4/24

    4

    Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang

    terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh

    darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena

    porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang

    membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dindingusus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna

    protein, gula dan lemak.

    Lapisan usus halus meliputi,lapisan mukosa (sebelah kanan), lapisan

    otot melingkar (M sirkuler), lapisan otot memanjang (M longitudinal) dan

    lapisan serosa (sebelah luar). Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus

    dua belas jari duodenum), usus kosong (jejenum) dan usus penyerapan

    (ileum).

    Villi usus halus terdiri dari pipa berotot (> 6 cm),

    pencernaan secara kimiawi, penyerapan makanan. Terbagi atas usus 12 jari

    (duodenum), usus tengah (jejenum), usus penyerapan (ileum).

    2.1.2 Usus Besar (Kolon)

    Gambar 3. Usus besar

    Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus

    antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air

    dari feses. Usus besar terdiri dari kolon asendens (kanan), kolon

    transversum, kolon desendens (kiri), kolon sigmoid (berhubungan

    dengan rectum)Banyaknya bakteri yang terdapat didalam usus besar

    berfungsi mencerna makanan beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-

    zat gizi. Bakteri didalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting

    seperti vitamin K.

  • 7/28/2019 demam tipoid(new).docx

    5/24

    5

    Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa

    penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri

    didalam ususbesar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan

    dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.

    2.1.3

    Usus Buntu (sekum)

    Gambar 4. Usus buntu

    Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin : caecus, buta)

    dalam istilah anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus

    penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar.Organ ini

    ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian

    besar herbivore memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora

    ekslusif memiliki yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan

    oleh umbai cacing.

    2.1.4 Umbai Cacing (Appendix)

    Gambar 5. Appendix

    Umba cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus

    buntu. Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing.

  • 7/28/2019 demam tipoid(new).docx

    6/24

  • 7/28/2019 demam tipoid(new).docx

    7/24

    7

    2.2 Devinisi demam Tifoid

    Demam tifoid adalah penyakit menular yang bersifat akut, yang ditandai

    dengan bakterimia, perubahan pada sistem retikuloendotelial yang bersifat difus,

    pembentukan mikro abses dan ulserasi Nodus peyer di distal ileum. (Soegeng

    Soegijanto, 2002)

    Tifoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi

    salmonella Thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah

    terkontaminasi oleh faeses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella. (

    Bruner and Sudart, 1994 ).

    Tifoid adalah penyakit infeksi pada usus halus, Tifoid disebut juga

    paratyphoid fever, enteric fever, typhus dan para typhus abdominalis (.Seoparman,

    1996).

    Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Demam

    Typhoid adalah suatu penyakit infeksi usus halus yang di sebabkan oleh

    Salmonella Typi atau salmonella paratypi A,B,C yang dapat menular melalui oral,

    fekal,makanan dan minuman yang terkontaminasi dengan disertai gangguan

    sistem pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran.

    2.3 Epidemiologi

    Cara penyebaran demam tifoid sangat berbeda di negara maju

    dengan nega ra berkembang. Dimana dinegara maju insidensi sangat menurun

    sekali. Di negara yang sedang berkembang Salmonella typhosa sering merupakan

    isolate salmonella yan g p a l i n g s e r i n g d e n g a n i n s i d e n s y a n g

    d a p a t m e n c a p a i 0 , 5 % d a n d e n g a n a n g k a mortalitas yang tinggi. Di

    Indonesia jarang terdapat dalam keadaan endemik. Penderita anak yang

    ditemukan biasanya berumur di atas 1tahun. Sebagian besar dari penderita

    http://blogs.kumpulanasuhankeperawatan.com/2012/01/imunisasi-2/http://blogs.kumpulanasuhankeperawatan.com/2012/01/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-demam-reumatik/http://blogs.kumpulanasuhankeperawatan.com/2012/01/alergi-makanan-pada-anak/http://blogs.kumpulanasuhankeperawatan.com/2012/01/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-demam-reumatik/http://blogs.kumpulanasuhankeperawatan.com/2012/03/asuhan-keperawatan-pasien-bronkopneumonia/http://blogs.kumpulanasuhankeperawatan.com/2012/01/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-demam-reumatik/http://blogs.kumpulanasuhankeperawatan.com/2012/01/asuhan-keperawatan-pasien-blader-neoplasma/http://blogs.kumpulanasuhankeperawatan.com/2011/12/kehamilan-matur-cukup-bulan/http://blogs.kumpulanasuhankeperawatan.com/2011/10/asuhan-keperawatan-anak-acut-limphositys-leucemia/http://blogs.kumpulanasuhankeperawatan.com/2012/01/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-demam-reumatik/http://blogs.kumpulanasuhankeperawatan.com/2012/03/asuhan-keperawatan-pasien-bronkopneumonia/http://blogs.kumpulanasuhankeperawatan.com/2012/02/asuhan-keperawatan-kanker-payudara-ca-mamae/http://blogs.kumpulanasuhankeperawatan.com/2012/02/asuhan-keperawatan-kanker-payudara-ca-mamae/http://nursingbegin.com/askep-anak-demam-tifoid/http://nursingbegin.com/askep-anak-demam-tifoid/http://blogs.kumpulanasuhankeperawatan.com/2012/02/asuhan-keperawatan-kanker-payudara-ca-mamae/http://blogs.kumpulanasuhankeperawatan.com/2012/02/asuhan-keperawatan-kanker-payudara-ca-mamae/http://blogs.kumpulanasuhankeperawatan.com/2012/03/asuhan-keperawatan-pasien-bronkopneumonia/http://blogs.kumpulanasuhankeperawatan.com/2012/01/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-demam-reumatik/http://blogs.kumpulanasuhankeperawatan.com/2011/10/asuhan-keperawatan-anak-acut-limphositys-leucemia/http://blogs.kumpulanasuhankeperawatan.com/2011/12/kehamilan-matur-cukup-bulan/http://blogs.kumpulanasuhankeperawatan.com/2012/01/asuhan-keperawatan-pasien-blader-neoplasma/http://blogs.kumpulanasuhankeperawatan.com/2012/01/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-demam-reumatik/http://blogs.kumpulanasuhankeperawatan.com/2012/03/asuhan-keperawatan-pasien-bronkopneumonia/http://blogs.kumpulanasuhankeperawatan.com/2012/01/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-demam-reumatik/http://blogs.kumpulanasuhankeperawatan.com/2012/01/alergi-makanan-pada-anak/http://blogs.kumpulanasuhankeperawatan.com/2012/01/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-demam-reumatik/http://blogs.kumpulanasuhankeperawatan.com/2012/01/imunisasi-2/
  • 7/28/2019 demam tipoid(new).docx

    8/24

  • 7/28/2019 demam tipoid(new).docx

    9/24

    9

    Woc

    Makanan dan minuman tercemar salmonella typhi

    Saluran pencernaan

    Di serap oleh usus halus

    Masuk ke kelenjar getah bening

    Pembuluh darah

    Ke seluruh tubuh (organ hati,empedu)

    Kotoran dan air Seni penderita mengandung kuman salmonella typoid

    Kuman memasuki usus halus (infeksi)

    Mengikuti peredaran darah

    Mencapai hati dan limfa dan berkembang biak

    Nutrisi tidak dapat masukke dalam usus halus

    usus halus kekurangan nutrisi

    DEMAM TYPOID

    Nyeri bd kerusakan mukosa usus

    Pemenuhan nutrisi >

    kebutuhan b.d infeksi

    pada usus halus

    Hipertermi b.dinfasi kuman ke

    usus

    Diare berhubungan

    dengan inflamasi,

    iritasi, atau

    malabsorbsi usus,

  • 7/28/2019 demam tipoid(new).docx

    10/24

    10

    2.6 Gejala Klinis

    Penyakit ini bisa menyerang saat bakteri tersebut masuk melalui makanan

    atau minuman, sehingga terjadi infeksi saluran pencernaan yaitu usus halus.

    Kemudian mengikuti peredaran darah, bakteri ini mencapai hati dan limpa sehingga

    berkembang biak disana yang menyebabkan rasa nyeri saat diraba.

    Gejala klinik demam tifoid pada anak biasanya memberikan gambaran klinis

    yang ringan bahkan dapat tanpa gejala (asimtomatik). Secara garis besar, tanda dan

    gejala yang ditimbulkan antara lain ;

    2.6.1 Demam lebih dari seminggu. Siang hari biasanya terlihat segar namunmenjelang malamnya demam tinggi.

    2.6.2 Lidah kotor. Bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah.Biasanya anak akan merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan

    yang asam-asam atau pedas.

    2.6.3 Mual Berat sampai muntah. Bakteri Salmonella typhi berkembangbiak di hatidan limpa, Akibatnya terjadi pembengkakan dan akhirnya

    menekan lambung sehingga terjadi rasa mual. Dikarenakan mual yang

    berlebihan, akhirnya makanan tak bisa masuk secara sempurna dan

    biasanya keluar lagi lewat mulut.

    2.6.4 Diare atau Mencret. Sifat bakteri yang menyerang saluran cernamenyebabkan gangguan penyerapan cairan yang akhirnya terjadi

    diare, namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi (sulit

    buang air besar).

    2.6.5 Lemas, pusing, dan sakit perut. Demam yang tinggi menimbulkan rasalemas, pusing. Terjadinya pembengkakan hati dan limpa menimbulkan

    rasa sakit di perut.

    2.6.6

    Pingsan, Tak sadarkan diri. Penderita umumnya lebih merasakannyaman dengan berbaring tanpa banyak pergerakan, namun dengan

    kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran.

  • 7/28/2019 demam tipoid(new).docx

    11/24

    11

    2.7 Komplikasi

    Demam Typhoid merupakan penyakit yang memberikan gejala lokal

    sistemik.Selain gambaran klinis yang telah di uraikan di atas dapat

    terjadi gambaran lain yang tidak biasa. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada

    Demam Typhoid antara lain:2.7.1 Usus halus

    Umumnya jarang terjadi, akan tetapi sering fatal yaitu :

    1) Perdarahan usus bila sedikit hanya ditemukan jika dilakukanpemeriksaan tinja dengan benzidin.Bila perdarahan banyak terjadi

    melena dan bila berat dapat disertai perasaan nyari perut

    dengan tanda-tanda renjatan

    2) Perforasi usus biasanya timbul pada minggu ketiga yang terjadi padadistal ileum. Perforasi yang tidak di sertai peritonitis hanya dapat di

    temukan bila terdapat udara di rongga peritoneum, yaitu pekak hati

    menghilang dan terdapat udara di antara hati dan diafragma

    pada foto rontsen abdomen yang di buat dalam keadaan tegak.

    2.7.2 Diluar usus1)Manifestasi Pulmonal seperti Bronkitis dan pneumonia yang

    merupakan infeksi sekunder

    2)Komplikasi HematologisDepresi sumsum tulang tulang belakang yang toksik pada

    penderita dengan manifestasi yang berat, menyebabkan

    anemia, neutropenia, granulositopenia, dan trombositopeni.Anemia

    hemotolik akut di tandai dengan penurunan haemoglobin secara

    tiba- tiba tanpa adanya perdarahan di sertai hemoglobinuria.

    3)Manifestasi NeuropsikiatriManifestasi neuropsikiatri seperti sakit kepala, meningismus,

    sampai gangguan kesadaran (Disorientasi, delirium, stupor,

    koma). Delirium merupakan kejadian yang paling sering terjadi,

    dapat berkembang menjadi enselopati, keadaan ini membaik

    4-5 hari tetapi sering menetap sampai suhu tubuh dan fungsi

  • 7/28/2019 demam tipoid(new).docx

    12/24

    12

    metabolic kembali normal. Dilaporkan juga terjadinya

    shizofrenia.

    4) Manifestasi KardiovaskulerMyokarditis di temukan pada 1-5 %penderita Demam

    Typhoid. Manifestasi klinis bervariasi mulai asimtomatiksampai nyeri dada, payah jantung, aritmia, atau syok kardiogenik.

    5) Manifestasi HepatobilierDitandai dengan peningkatan SGOT dan SGPT.

    Koleisistisis akut dan ikterus di dapatkan pada 1-5 % kasus.

    6) Manifestasi UrogenitalSebanyak 25 % penderita Demam Typhoid pernah

    mengekskresi S.typi dalam air kemih selama masa sakitnya.

    Kelainan yang paling sering di temukan adalah proteinuri

    yangbersifat sederhana.Proteinuri ada sebagian kasus di sebabkanoleh

    kompleks imun yang mengakibatkan glomerulonefritis.Urin selain

    mengandung albumin dalam jumlah kecil juga di dapati sedikit

    peningkatan elemen seluler. Manifestasi lain yang mungkin terjadi

    adalah sindroma nefritik, sistisis, pielonefritis, dan gagal ginjal.

    7) Komplikasi lainManifestasi lain yang di temukan adalah parotitis, otitis

    media, uveitis, arthritis, pancreatitis, orkitsa, alopesia (Soegijanto,

    2002).

    2.8 Pemeriksaan Penunjang1. Pemeriksaan Darah Perifer Lengkap

    Dapat ditemukan leukopeni, dapat pula leukositosis atau kadar leukosit

    normal. Leukositosis dapat terjadi walaupun tanpa disertai infeksi sekunder.

    2. Pemeriksaan SGOT dan SGPTSGOT dan SGPT sering meningkat, tetapi akan kembali normal setelah

    sembuh. Peningkatan SGOT dan SGPT ini tidak memerlukan penanganan

    khusus.

    3. Pemeriksaan Uji Widal

  • 7/28/2019 demam tipoid(new).docx

    13/24

    13

    Uji Widal dilakukan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap bakteri

    Salmonella typhi. Uji Widal dimaksudkan untuk menentukan adanya aglutinin

    dalam serum penderita Demam Tifoid. Akibat adanya infeksi oleh Salmonella

    typhi maka penderita membuat antibodi (aglutinin) yaitu:

    a.

    Aglutinin O: karena rangsangan antigen O yang berasal dari tubuhbakteri

    b. Aglutinin H: karena rangsangan antigen H yang berasal dari flagelabakteri

    c. Aglutinin Vi: karena rangsangan antigen Vi yang berasal dari simpaibakter.

    Penata laksanaan

    2.8.1 Perawatan.A. Klien diistirahatkan 7 hari sampai demam tulang atau 14 hari untuk

    mencegah komplikasi perdarahan usus.

    B. Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnyatranfusi bila ada komplikasi perdarahan.

    2.8.2 Diet.A. Diet yang sesuai ,cukup kalori dan tinggi protein.B. Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring.C. Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim.D. Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam

    selama 7 hari.

    2.8.3 Obat-obatan.A. Klorampenikol

    Keuntungannya adalah dapat menurunkan panas

    dengan cepat, harga murah,masa toksik lebih singkat, gejala /

    keluhan lebih cepat hilang, menurunkankomplikasi.Indikasi

    penggunaan kloramfenikol adalah :

    1.Typus yang pertama, bukan yang relaps / karier

    2 . T i d a k a d a p e n s i t o p e n i

  • 7/28/2019 demam tipoid(new).docx

    14/24

    14

    3 . L e k o s i t > 3 0 0 0 / m m 4 .W ani ta t i da k h am il

    (karena dapat sebabkanGray Baby Sindrom)Dosis yang

    dianjurkan adalah 50-100 mg/kgBB/hari, terbagi dalam 3

    dosis.Jika tidak bisa peroral maka diberikan secara iv dengan dosis 50

    mg, neonatesB. Tiampenikol

    Mempunya i e f ek yang s ama dengan

    klo ram feni kol , men gin gat sus una nkimianya hampir

    sama, hanya komplikasi hematogen pada tiamfenikol

    lebih jarang dilaporkan.Dosis oral yang dianjurkan 50-100

    mg/KgBB/hari dibagi dalam 3-4 dosis.Indikasi untuk pengobatan

    demam tifoid relaps / karier (sebab disekrasikanlewat empedu

    dalam bentuk aktif)

    C. KotrimoxazolEfektifitasnya terhadap demam tyiphoid masih banyak yang

    controversial. kelebihan kotrimoxaol antara lain dapat digunakan

    dapat digunakan untuk kasus yangresisten terhadap

    kloramfenikol.Penyerapan di usus cukup baik, kemungkinantimbulnya

    kekambuhan pengobatan lebih kecil dibandingkan kloramfenikol.

    K e l e m a h a n o b a t i n i a d a l a h t e r j a d i n y a s k i n r a s h ( 1 -

    5%),Stevent Jhonson Sindrom, Agranulositosis, Trombositopeni,

    Megaloblastik anemia. Hemolisiseritrosit terutama pada penderita

    defesiensi G6PD. Dosis oral obat ini adalah 30-40

    mg/Kg/KgBB/hari untuk tr imetroprim,diberikan dalam 2

    kali pemberiaan.

    D. Amoxilin dan ampicillinAmpi s i l i n u t amanya l eb i h l amba t menur unkan

    demam bila dibandingkandengan klorampenikol, tetapi lebih

    efektif untuk mengobati karier serta

    k u r n g t o k s i k . K e l e m a h a n n y a d a p a t t e r j a d i

    s k i n r a s h ( 3 - 1 8 % ) , d i a r e ( 1 1 % ) . Amoksisilin mempunyai

    daya anti bakteri yang sama dengan ampisilin, tetapi penyerapan

  • 7/28/2019 demam tipoid(new).docx

    15/24

    15

    p e r o ra l l eb i h ba i k , s e hi ngga kada r ob at yan g

    mencapai 2 kalilebih tinggi, timbulnya kekambuhan lebih sedikit

    (2-5%) dan karier (0-5%).Dosis yang dilanjutkan pada obat ini adalah

    :- A m p i s i l i n 1 0 0 - 2 0 0 m g / k g B B / h a r i

    - A m o k s i s i l i n 1 0 0 m g / k g B B / h a r i

  • 7/28/2019 demam tipoid(new).docx

    16/24

    16

    BAB III

    ASUHAN KEPERAWATAN

    3. 1 Pengkajian

    1. Identitas

    Didalam identitas meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, no.registrasi, status perkawinan, agama, pekerjaan, tinggi badan, berat

    badan, tanggal masuk RS.

    2. Riwayat kesehatan

    a. Keluhan utama

    Pada pasien Thypoid biasanya mengeluh perut merasa mual dan

    kembung, nafsu makan menurun, panas dan demam.

    b. Riwayat penyakit dahuluApakah sebelumnya pasien pernah mengalami sakit Thypoid, apakah tidak

    pernah, apakah menderita penyakit lainnya.

    c. Riwayat penyakit sekaranngPada umumnya penyakit pada pasien Thypoid adalah demam, anorexia,

    mual, muntah, diare, perasaan tidak enak di perut, pucat (anemia),

    nyeri kepala pusing, nyeri otot, lidah tifoid (kotor), gangguan

    kesadaran berupa somnolen sampai koma.

    d. Riwayat kesehatan keluargaApakah dalam kesehatan keluarga ada yang pernah menderita Thypoid atau

    sakit lainnya.

    3. Pola-pola Fungsi Kesehatan

    a. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan

    Perubahan penatalaksanaan kesehatan yang dapat menimbulkan masalah

    dalam kesehatannya.

    b. Pola nutrisi dan metabolisme

    Adanya mual dan muntah, penurunan nafsu makan selama sakit,lidah kotor,

    dan rasa pahit waktu makan sehingga dapat mempengaruhi status

    nutrisi tubuh.

    c. Pola aktifitas dan latihan

  • 7/28/2019 demam tipoid(new).docx

    17/24

    17

    Pasien akan terganggu aktifitasnya akibat adanya kelemahan fisik

    serta pasien akan mengalami keterbatasan gerak akibat penyakitnya.

    e. Pola istirahat dan tidurKebiasaan tidur pasien akan terganggu dikarenakan suhu badan yang

    meningkat, sehingga pasien merasa gelisah pada waktu tidur.4. Pemeriksaan Fisik

    a. Keadaan umum

    Didapatkan klien tampak lemah, suhu tubuh meningkat 38041

    0

    C, muka kemerahan.

    b. Tingkat kesadaran

    Dapat terjadi penurunan kesadaran (apatis).

    c. Sistem respirasi

    Pernafasan rata-rata ada peningkatan, nafas cepat dan dalam dengan gambaran

    seperti bronchitis.

    d. Sistem kardiovaskuler

    Terjadi penurunan tekanan darah, bradikardi relatif, hemoglobin

    rendah.

    f. Sistem gastrointestinalBibir kering pecah-pecah, mukosa mulut kering, lidah kotor (khas), mual,

    muntah, anoreksia, dan konstipasi, nyeri perut, perut terasa tidak

    enak, peristaltik usus meningkat.

    g. Sistem muskuloskeletalKlien lemah, terasa lelah tapi tidak didapatkan adanya kelainan.

    h. Sistem abdomen

    Saat palpasi didapatkan limpa dan hati membesar dengan konsistensi lunak

    serta nyeri tekan pada abdomen. Pada perkusi didapatkan perut

    kembung serta pada auskultasi peristaltik usus meningkat.

    3.2 Diagnosa keperawatan3.2.1 Hipertermi berhubungan dengan infasi kuman ke usus

    3.2.2 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

    infeksi pada usus halus

  • 7/28/2019 demam tipoid(new).docx

    18/24

    18

    3.2.3 Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan kerusakan mukosa

    usus

    3.2.4 Resiko tinggi kurang volume cairan berhubungan dengan

    kehilangan cairan sekunder terhadap diare, kurangnya intake

    cairan, peningkatan suhu tubuh3.2.5 Gangguan eliminasi: Diare berhubungan dengan inflamsi, iritasi,

    atau malabsorbsi usus, adanya toksin, adanya penyempitan segmentasi

    lumen.

    3.2.6 Gangguan eliminasi konstipasi berhubungan denganpenurunan

    peristaltik ususIntoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan

    fisik.

    3.4 Intervensi Keperawatan

    1. Hipertermi berhubungan dengan infasi kuman ke usus

    a. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan suhu tubuh dalam batas

    normal.

    b. Rencana tindakan

    1) Pantau suhu pasien (derajat dan pola) perhatikan menggigil.

    Rasional : suhu 38,9-41,1C menunjukan proses penyakit

    infeksius.

    2) Pantau suhu lingkungan, batasi/tambah linen tempat tidur,sesuai

    indikasi.

    Rasional : Suhu lingkungan/jumlah selimut harus diubah untuk

    mempertahankan suhu mendekati normal.

    3) Berikan kompres mandi hangat , hindari penggunaan alkohol

    Rasional : Dapat membantu mengurangi demam. (penggunaan

    alcohol/air es mungkin menyebabkan peningkatan suhu secara actual

    4) Kolaborasi pemberian antipiretik

    Rasional : Digunakan untuk mengurangi demam untuk aksi

    sentralnya pada hipotalamus. Meskipun demam mungkin dapat berguna

  • 7/28/2019 demam tipoid(new).docx

    19/24

    19

    dalam membatasi pertumbuhanorganisme, dan meningkatkan

    autodestruksi dari sel-sel yang terinfeksi.

    2. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

    infeksi pada usus halus

    a. Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan kebutuhan nutrisi pasienterpenuhi

    b. Rencana tindakan:

    1) Timbang berat badan setiap hari

    Rasional : Memberikan informasi tentang kebutuhan

    diet/keefektifan terapi

    2) Dorong tirah baring dan atau pembatasan aktivitas selama fase akit akut

    Rasional : Menurunkan kebutuhan metabolic untuk mencegah penurunan

    kalori dan simpanan energi.

    3) Anjurkan istirahat sebelum makan.

    Rasional :Menenangkan peristaltic, dan meningkatkan rasa

    makanan.

    4) Berikan kebersihan oral

    Rasional : Mulut yang bersih dapat meningkatkan rasa

    makanan.

    5) Sediakan makanan dalam ventilasi yang baik, lingkungan

    menyenangkan, dengan situasi tidak terburu-buru, temani.

    Rasional : Lingkungan yang menyenangkan menurunkan stress dan lebih

    kondusif untuk makan.

    6) Batasi makanan yang dapat menyebabkan kram abdomen,

    flatus.

    Rasional : Mencegah serangan akut/eksaserbasi gejala.

    7) Catat masukan dan perubahan simtomatologi.

    Rasional : Memberikan rasa control pada pasien dan

    kesempatan untuk memilih makanan yang diinginkan/

    dinikmati, dapat meningkatkan masukan

    8) Dorong pasien untuk menyatakan perasaan masalah mulai

    makan diet.

  • 7/28/2019 demam tipoid(new).docx

    20/24

    20

    Rasional : Keragu-raguan untuk makan mungkin diakibatkan oleh

    takut makanan akan menyebabkan eksaserbasi gejala.

    9) Pertahankan puasa sesuai indikasi.

    Rasional : Istirahat usus menurunkan peristaltic dan diare dimana

    menyebabkan malabsorsi/kehilangan nutrient.10) Kolaborasi nutrisi pareneral total, terapi IV sesuai indikasi.

    Rasional : program inii mengistirahatkan saluran GI sementara

    memberikan nutisi penuh.

    3. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan kerusakan mukosa

    usus

    a. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan rasa nyaman

    terpenuhi

    b. Rencana tindakan :

    1) Dorong pasien untuk melaporkan nyeri

    Rasional : Mencoba untuk mentoleransi nyeri, dari pada

    meminta analgetik

    2) Kaji laporan kram abdomen atau nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitas.

    Selidiki dan laporkan perubahan karakteristik nyeri.

    Rasional : Nyeri kolik hilang timbul pada penyakit crohn. Nyeri

    sebelum defekasi sering terjadi pada KU dengan tiba- tiba,

    dimana dapat berat dan terus-menerus.perubahan pada karakteristik

    nyeri dapat menunjukan penyebaran penyakit/terjadinya komplikasi.

    3) Catat petunjuk non verbal, gelisah, menolak untuk bergerak,

    berhati-hati dengan abdomen, menarik diri, dan depresi.

    Selidiki perbedaan petunjuk verbal dan non verbal.

    Rasional : Bahasa tubuh/petunjuk non verbal dapat secara

    psikologis dan fisiologis dan dapat digunakan pada hubungan petunjuk

    verbal untuk mengidentifikasi luas/beratnya masalah.

    4) Kaji ulang faktor-faktor yang meningkatkan atau menghilangkan nyeri.

    Rasional : Dapat menunjukan dengan tepat pencetus dan factor pemberat

    seperti stress, tidak toleran terhadap makanan atau

    mengidentifikasi terjadinya komplikasi.

  • 7/28/2019 demam tipoid(new).docx

    21/24

    21

    5) Izinkan pasien untuk memulai posisi yang nyaman, misalnya, lutut fleksi

    Rasional : Menurunkan tegangan abdomen dan meningkatkan rasa

    control

    6) Berikan tindakan nyaman (misalnya, pijatan punggung, ubah

    posisi) dan aktivitas senggang.Rasional : Meningkatkan relaksasi, memfokuskan kembali

    perhatian dan meningkatkan kemampuan koping. Bersihkan

    area rectal dengan sabun ringan dan air/lap setelah defekasi dan

    memberikan perawatan kulit, misalnya salep, jel/jeli minyak.

    4. Gangguan eliminasi : Diare berhubungan dengan inflamasi, iritasi,

    atau malabsorbsi usus, adanya toksin, adanya penyempitan segmentasi lumen

    a. Tujuan: Selama dalam keperawatan kebutuhan eliminasi pasien

    dapat terpenuhi

    b. Intervensi:

    1) Observasi frekuensi defekasi, karakteristik, jumlah

    Rasional: membantu mengukur cairan yang hilang dan cairan yang

    akan dibutuhkan.

    2) Dorong diet tinggi serat/bulk dalam batasan diet, denngan

    masukan cairan sedang sesuai diet yang dibuat.

    Rasional: Meningkatkan konsistensi Fases.Meskipun cairan perlu untuk

    fungsi tubuh optimal, kelebihan cairan

    3) Batasi masukan lemak sesuai indikasi.

    Rasional: Diet rendah lemak menurunkan risiko faces cairan dan

    membatasi efek laksatif penurunan absorbsi lemak.

    4) Bantu perawatan peringeal sering, gunakan salep sesuai

    indikasi. Berikan rendam pada pusaran air.

    Rasional: Iritasi anal, ekskorisasi dan pruritus terjadi karena

    diare. Pasien sering tak dapat mencapai area yang tepat untuk

    membersihkan dan dapat membuat malu untuk meminta bantuan

    mempengaruhi diare.

    5. Gangguan eliminasi : konstipasi berhubungan dengan penurunan

    peristaltik usus

  • 7/28/2019 demam tipoid(new).docx

    22/24

    22

    a. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan konstipasi

    tidak terjadi b. Intervensi :

    1) Kaji pola BAB pasien.

    Rasional : Untuk mengetahui pola BAB pasien.

    2) Pantau dan catat BAB setiap hari.Rasional : Mengetahui konsistensi dari feses dan perkembangan

    pola BAB pasien.

    3) Pertahankan intake cairan 2-3 liter / hari.

    Rasional: Memenuhi kebutuhan cairan dan membantu memperbaiki

    konsistensi feses.

    4) Kolaborasi dengan ahli gizi pemberian diet tinggi serat tapi

    rendah lemak.

    Rasional : Serat menahan enzim pencernaan dan mengabsorbsi air

    dalam alirannya sepanjang traktus intestinal.

    5) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat pencahar.

    Rasional : Obat itu untuk melunakkan feses yang keras

    sehingga pasien dapat defekasi dengan mudah.

  • 7/28/2019 demam tipoid(new).docx

    23/24

    23

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    Tifoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi

    salmonella Thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang

    sudah terkontaminasi oleh faeses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman

    salmonella.gejala klinis yang timbul biasanya demam lebih dari satu

    minggu,lidah kotor,mual muntah,diare,lemas,pusing,sakit perut dan lain-

    lain.Pemeriksaan penunjang yang dapat di lakukan yaitu Pemeriksaan Darah

    Perifer Lengkap Pemeriksaan SGOT dan SGPT Pemeriksaan Uji Widal .

    sedangkan penata laksanaannya adalah dilakukan diet,perawatan, dan obat-

    obatan anti biotic

    http://nursingbegin.com/askep-anak-demam-tifoid/http://nursingbegin.com/askep-anak-demam-tifoid/
  • 7/28/2019 demam tipoid(new).docx

    24/24

    24

    Daftar Pustaka

    1.Arif Mansjoer, Suprohaitan, Wahyu Ika W, Wiwiek S. Kapi ta Selekta Kedokteran.

    Penerbit Media Aesculapius. FKUI Jakarta. 2000.

    2. Arjatmo Tjokronegoro & Hendra Utama. Buku Ajar I lmu Penyakit Dalam. Jilid I.

    Edisi ke Tiga. FKUI. Jakarta. 1997.

    3. Behrman Richard. I lmu Kesehatan Anak. Alih bahasa: Moelia Radja Siregar &

    Manulang. Editor: Peter Anugrah. EGC. Jakarta. 1992.

    4. Joss, Vanda dan Rose, Stephan. Penyajian Kasus pada Pediatri. Alih bahasa

    Agnes Kartini. Hipokrates. Jakarta. 1997.

    5. Ranuh, Hariyono dan Soeyitno, dkk. Buku Imunisasi Di I ndonesia, edisi pertama.

    Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta. 2001.

    6. Samsuridjal Djauzi dan Heru Sundaru. Imunisasi Dewasa. FKUI. Jakarta. 2003.

    7. Sjamsuhidayat. Buku A jar I lmu Bedah. Edisi revisi. EGC. Jakarta. 1998.

    8. Soegeng Soegijanto. I lmu Penyakit Anak, Diagnosa dan Penatalaksanaan.

    Salemba Medika. Jakarta. 2002.

    9. Suriadi & Rita Yuliani. Buku Pegangan Praktek Kl in ik Asuhan Keperawatan

    pada Anak. Edisi I. CV Sagung Seto. Jakarta. 2001.