definisi konstipasi
TRANSCRIPT
-
7/28/2019 DEFINISI konstipasi
1/3
A. DEFINISI
Sembelit atau konstipasi adalah suatu gejala proses defekasi yang bermasalah dan
dapat didefinisikan defekasi tidak lancar dan tidak teratur (kurang dari 2 kali seminggu),
mengedan, dan defekasi keras dan tidak tuntas. Berdasarkan definisi ini, konstipasi dialami
oleh lebih dari 20% penduduk.
Pada umumnya konstipasi terdiri dari 2 tipe yaitu :
Tipe transit lambat yaitu jarang timbul hasrat defekasi pada penderita. Tipe obstruktif yaitu penderita tidak berdefekasi dengan tuntas karena sebab-sebab
penyakit atau gangguan anorektal organik/fungsional, misalnya penyumbatan
jalannya faeces karena misalnya prolaps, yakni penjembulan selaput lendir dubur
keluar.
Pengeluaran faeces juga dapat dihambat secara paradoksal oleh kontraksi dan ukannya
oleh relaksasi normal dari sfingter (otot melingkar) dubur pada saat mengedan (Tjay dan
Rahardja, 2007).
Banyak orang, terutama lansia, menganggap dirinya menderita sembelit bila tidak
buang air beberapa hari atau paling tidak satu kali sehari. Mereka mulai menggunakan obat
pencahar dan tidak jarang secara berlebihan. Sebetulnya keadaan demikian dapat dianggap
masih cukup wajar karena ada orang yang buang air 2-3 kali sehari, tetapi ada pulayang hanya 3 kali seminggu (Tjay dan Rahardja, 2007).
B. PATOFISIOLOGI
Konstipasi bukan merupakan suatu penyakit, namun merupakan gejala dari adanya
suatu penyakit atau masalah dalam tubuh. Pengobatan pada konstipasi harus diawali
dengan usaha untuk menetapkan penyebabnya. Gangguan pada saluran pencernaan,
gangguan metabolisme atau gangguan sistem endokrin dapat menjadi hal-hal yang
terkait dengan timbulnya konstipasi. Konstipasi umumnya hasil dari diet rendah serat atau
penggunaan obat-obat yang menyebabkan konstipasi seperti obat-obat golongan opiat. Di
samping itu, hal-hal yang berawal dari gangguan psikis juga dipercaya menyebabkan
konstipasi, penurunan kekuatan otot dinding abdomen dan kemungkinan penurunan
-
7/28/2019 DEFINISI konstipasi
2/3
aktifitas fisik. Bagaimana pun juga, frekuensi pergerakan usus tidak berkurang pada usia
produktif. Selain itu, penyakit penyakit yang dapat menyebabkan konstipasi, seperti
kanker kolon dan diverticulitis, akan meningkat kemungkinannya seiring dengan
bertambahnya umur (Dipiro et al, 2005).
Penggunaan obat-obat yang menghambat fungsi neurologis dan muskular dari
saluran pencernaan khususnya kolon dapat menyebabkan konstipasi. Sebagian besar
kasus-kasus konstipasi oleh penggunan obat disebabkan oleh obat-obat golongan opiat,
berbagai agen dengan fungsi antikolinergik dan antasid yang mengandung aluminium dan
kalsium. Obat-obat tersebut bergantung pada dosis menghambat fungsi usus dimana dengan
dosis yang lebih besar akan menyebabkan konstipasi lebih sering. Opiat memberi efek
pada seluruh segmen dari usus, namun lebih nyata pada kolon. Mekanisme umum dari opiat
dalam menghasilkan konstipasi adalah dengan memperpanjang waktu transit pada usus
dengan menyebabkan kontraksi yang tidak mendorong makanan. Mekanisme lain yang
berkontribusi adalah dengan meningkatkan absorpsi elektrolit. Seluruh turunan opiat
diasosiasikan menyebabkan konstipasi, namun tingkat penghambatan fungsi intestinalnya
berbeda. Penggunaan opiat secara oral akan menyebabkan efek konstipasi lebih besar
daripada penggunaan secara parenteral (Dipiro et al, 2005).
Sedangkan obat-obat antikolinergik menghambat fungsi usus dengan aksi
parasimpatolitik pada berbagai bagian dalam saluran pencernaan khususnya pada kolon
dan rektum. Obat-obat antikolinegik ini sangat umum digunakan baik oleh pasien di rumah
sakit maupun pasien rawat jalan. Suatu penelitian menunjukkan penggunaan amitriptyline,
diphenhydramine dan thioridazinebertujuan untuk kebutuhan laksatif pada 800 perawatan
pasien. Pada pasien dengan umur lebih dari 65 tahun, obat-obat antikolinergik,
aspirin, furosemide, ni- troglycerin, dan amitriptyline dikorelasikan sebagi penyebab
konstipasi (Dipiro et al, 2005).
C. PRINSIP TERAPI
A. Terapi Non Farmakologis
In take Makanan berserat Minum Cukup
-
7/28/2019 DEFINISI konstipasi
3/3
Olah raga teraturB. Terapi Farmakologis
Pencahar (Laksansia)