definisi dan konsep profit

59
A. Definisi Profit Akuntansi tradisional lebih berfokus pada pengukuran dan pelaporan profit atau laba, di mana di Amerika Serikat dan oleh beberapa penulis menyebutnya sebagai ‘income’. Profit menggambarkan seberapa besar kemakmuran yang diperoleh oleh seseorang atau entitas selama satu periode. Seorang ekonom bernama John Hicks mendefinisikan profit seseorang sebagai nilai maksimum konsumsi yang dapat dilakukan seseorang selama seminggu dan masih berharap untuk menjadi agak kaya di akhir minggu seperti pada awalnya. Profit diwakili oleh aset atau hak untuk mengkonsumsi. Aset digunakan oleh seseorang atau entitas untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan dengan tujuan meningkatkan nilai aset tersebut. Dengan demikian, akan terjadi perubahan nilai pada aset tersebut. Perubahan positif nilai aset yang dimiliki pada dua waktu inilah yang disebut sebagai profit. Barton menggambarkan bisnis profit (income) sebagai berikut: Setelah menghapus efek dari setiap tambahan setoran modal atau penarikan oleh pemilik dari investasi modal awal, peningkatan kekayaan bersih adalah pendapatan dari periode tersebut. Akuntansi tradisional sangat menekankan pada profit. Namun, kerangka konseptual tidak mendefisinikan istilah tersebut. Kerangka konseptual mendefinisikan pendapatan (income) dan beban (expense) yang lebih berpengaruh terhadap kekayaan bersih dan modal yang diinvestasikan dalam

Upload: satryavandicka

Post on 11-Jul-2016

71 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Seminar Akuntansi

TRANSCRIPT

Page 1: Definisi Dan Konsep Profit

A. Definisi Profit

Akuntansi tradisional lebih berfokus pada pengukuran dan pelaporan profit atau laba, di

mana di Amerika Serikat dan oleh beberapa penulis menyebutnya sebagai ‘income’. Profit

menggambarkan seberapa besar kemakmuran yang diperoleh oleh seseorang atau entitas

selama satu periode. Seorang ekonom bernama John Hicks mendefinisikan profit seseorang

sebagai nilai maksimum konsumsi yang dapat dilakukan seseorang selama seminggu dan

masih berharap untuk menjadi agak kaya di akhir minggu seperti pada awalnya.

Profit diwakili oleh aset atau hak untuk mengkonsumsi. Aset digunakan oleh seseorang

atau entitas untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan dengan tujuan

meningkatkan nilai aset tersebut. Dengan demikian, akan terjadi perubahan nilai pada aset

tersebut. Perubahan positif nilai aset yang dimiliki pada dua waktu inilah yang disebut

sebagai profit.

Barton menggambarkan bisnis profit (income) sebagai berikut: Setelah menghapus efek

dari setiap tambahan setoran modal atau penarikan oleh pemilik dari investasi modal awal,

peningkatan kekayaan bersih adalah pendapatan dari periode tersebut.

Akuntansi tradisional sangat menekankan pada profit. Namun, kerangka konseptual

tidak mendefisinikan istilah tersebut. Kerangka konseptual mendefinisikan pendapatan

(income) dan beban (expense) yang lebih berpengaruh terhadap kekayaan bersih dan modal

yang diinvestasikan dalam perusahaan. Dengan demikian, pembahasan istilah ‘profit’

membutuhkan pertimbangan dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Konsep profit

memerlukan berbagai asumsi dan sudut pandang tertentu dari akuntansi.

B. Business Profit

Tugas pokok perusahaan bisnis adalah menyediakan barang dan jasa yang diinginkan

oleh konsumen. Profit bagi perusahaan bisnis merupakan selisih antara harga yang

dibayarkan konsumen untuk output perusahaan dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan

untuk menghasilkan output tersebut. Selisih tersebut merupakan kenaikan nilai bersih yang

diciptakan oleh perusahaan selama periode tertentu.

Profit menjadi motivasi utama dalam kegiatan bisnis. Tujuan dari kegiatan bisnis adalah

memastikan bahwa nilai aset tidak berkurang dan penggunaan aset tersebut mendapatkan

Page 2: Definisi Dan Konsep Profit

hasil atau pengembalian yang sesuai. Hal ini terkait dengan konsep pemeliharaan modal dan

memungkinkan basis referensi sederhana untuk mengukur penggunaan aset oleh manajemen.

Untuk memahami profit dengan lebih jelas, berikut akan dipaparkan mengenai beberapa

contoh kasus.

1. Terminal Case

Misalkan kita memiliki sebuah bisnis usaha kecil yang beroperasi selama satu tahun.

Pada awalnya, pemilik berinvestasi $1.000 dalam bisnis tersebut. Perabotan dan

perlengkapan dibeli dengan harga $1.000 dan perusahaan membeli persediaan secara kredit

sebesar $2.000. Misalkan pada hari kedua beroperasi, perusahaan menjual persediaan yang

bernilai $1.000 secara kredit sebesar $1.500. Neraca pada akhir hari kedua akan menjadi

sebagai berikut:

Accounts receivable $1.500 Accounts payable $2.000

Inventory 1.000 Capital (including profit) 1.500

Furniture and fixtures 1.000

$3.500 $3.500

Kita mengharapkan dari saat ini hingga perusahaan dibubarkan hal-hal berikut:

piutang akan dikonversi menjadi kas

persediaan akan dikonversi menjadi piutang dan kemudian menjadi kas

perabotan dan perlengkapan akan dijual untuk kas pada akhir operasi

utang usaha akan dibayar.

Kita asumsikan bahwa selama tahun tersebut sisa persediaan dijual seharga $1.500,

seluruh piutang dikumpulkan dan utang usaha dibayar. Pada akhir tahun, perabotan dan

perlengkapan dijual seharga $900. Berapakah keuntungan perusahaan? Setiap kali kehidupan

sebuah bisnis dihentikan, penentuan profit menjadi hal yang relatif sederhana. Profit adalah

jumlah kas yang diterima dikurangi total pengeluaran kas, kecuali investasi oleh pemilik atau

pembayaran kepada pemilik, sehingga:

Cash received:

Sale of inventory

Sale of furniture and fixtures

$3.000

900

Total $3.900

Page 3: Definisi Dan Konsep Profit

Cash paid:

Purchase of furniture and fixtures

Purchase of inventory

1.000

2.000

Total 3.000

Profit $ 900

Cara lain untuk menentukan profit adalah dengan membandingkan saldo akhir modal

setelah disesuaikan dengan penarikan oleh pemilik, dengan saldo awal.

Capital (beginning) Capital (ending)

Invested by owner $1.000 Cash received:

Receivables collected and

inventory sales

Furniture and fixtures sold

$3.000

900

Total 3.900

Cash paid:

Liabilities 2.000

Net cash $1.900

Capital, end of year

Capital, beginning of year

$1.900

1.000

Lifetime profit $ 900

2. Certainty-of-future Case

Dalam kondisi yang pasti, di mana kita tahu persis berapa jumlah kas yang akan

diterima dan dibayar, kita dapat melihat semua aset, termasuk aset tidak lancar, sebagai aliran

penerimaan kas masa depan dan semua kewajiban sebagai aliran pengeluaran kas masa

depan. Dengan konsep ini, berikut ilustrasi prospek sebuah perusahaan pada tanggal 1 Januari

Tahun 1.

Year 1 Year 2

Prospective cash receipts, to be received at end of year 10.000 12.000

Prospective cash outlays, to be paid at end of year 6.000 7.000

Asumsikan bahwa tingkat pengembalian yang cocok untuk perusahaan ini adalah 12%.

Asumsikan juga bahwa pemilik menarik semua saldo kas pada akhir tahun.

Page 4: Definisi Dan Konsep Profit

Karena penerimaan kas dari penggunaan semua aset tidak lancar dan aset lancar

perusahaan dikenal sebagai piutang, dengan kondisi yang pasti, penerimaan kas masa depan

dianggap sebagai aset (piutang) pada tanggal 1 Januari Tahun 1. Karena pengeluaran kas

akan dibayarkan, sehingga digolongkan sebagai utang. Berapa nilai dari piutang dan utang

tersebut? Kita memiliki $22.000 dan $13.000, tetapi jumlah tersebut tidak

mempertimbangkan nilai waktu dari uang. Dengan menggunakan metode nilai sekarang, kita

memiliki nilai-nilai dan kenaikan nilai seperti yang ditunjukkan di bawah ini:

Pada tanggal 1 Januari Tahun 1, total aset bisnis memiliki nilai $18.495 [($10.000 x

0,89286) + ($12.000 x 0,79719)], total kewajiban senilai $10.937 [($6.000 x 0,89286) +

($7.000 x 0,79719)] dan modal senilai $7.558. Piutang dari $8.929 berkembang menjadi

$10.000 pada 31 Desember Tahun 1. Karena piutang $10.000 dikonversi menjadi kas, yang

terlihat dalam tabel sebagai penurunan piutang. Kas ini kemudian ditarik oleh pemilik,

setelah membayar utang pertama. Piutang yang lain berkembang sebesar $1.148 menjadi

senilai $10.714, satu-satunya aset pada akhir tahun. Perhatikan bahwa utang juga meningkat

dengan nilai sebesar $643 dan $670. Utang yang pertama telah dilunasi, tapi yang kedua tetap

pada tanggal 31 Desember Tahun 1.

Piutang dan utang meningkat dalam nilai karena kita melanjutkan ke masa depan pada

tingkat 12%. Besarnya peningkatan dalam nilai aset, $2.219, di Tahun 1, merupakan

pendapatan untuk Tahun 1. Besarnya peningkatan dalam nilai kewajiban, $1.313, adalah

beban untuk Tahun 1. Bedanya, $906, merupakan profit. Perhatikan bahwa $10.000 kas yang

diterima pada Tahun 1 bukanlah pendapatan dan $6.000 kas yang dibayar bukanlah beban.

Pendapatan adalah kenaikan nilai dari total aset yang diukur pada awal tahun, $18.495, dan

pada akhir, $20.714, tepat sebelum pendapatan tersebut ditarik. Beban adalah kenaikan dalam

Page 5: Definisi Dan Konsep Profit

nilai dari total kewajiban yang diukur pada awal tahun, $10.937, dan pada akhir, $12.250,

tepat sebelum pembayaran utang pertama.

Perhatikan bahwa semua nilai meningkat sebesar 12%. Oleh karena itu, pendapatan

$2.219 dapat diperoleh dengan mengalikan nilai aset awal tahun sebesar $18.495 dengan

12%. Demikian juga, beban sebesar $1.313 dapat diperoleh dengan mengalikan nilai

kewajiban awal tahun sebesar $10.937 dengan 12%. Karena profit adalah selisih antara

pendapatan dan beban, 12% dari modal sebesar $7.558 sama dengan $906.

Berikut jurnal untuk mencatat informasi yang ada pada Tahun 1 tersebut:

1/1/Y1

(1) Receivables

Payables

Capital

$18.495

$10.937

7.558

31/12/Y1

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

Receivables

Revenue

(To record the revenue for the year)

Expense

Payables

(To record the expense for the year)

Cash

Receivables

(To record the receipt of cash)

Payables

Cash

(To record the payment of the liabilities)

Revenue

Expense

Profit and Loss Summary

(To close the P & L accounts)

Profit and Loss Summary

Capital

(To transfer the profit to capital)

Capital

$2.219

$1.313

$10.000

$6.000

$2.219

$906

$4.000

$2.219

$1.313

$10.000

$6.000

$1.313

906

$906

Page 6: Definisi Dan Konsep Profit

Cash

(To record the withdrawal of cash by the owner)

$4.000

Kesimpulan yang dapat diambil ketika masa depan diasumsikan menjadi pasti adalah:

Semua aset dan kewajiban mengurangi harapan (pengetahuan) dari arus kas masa depan –

pada dasarnya, piutang dan utang. Oleh karena itu, aset tidak lancar seperti tidak dicatat

dan penyusutannya tidak relevan.

Peningkatan dalam nilai dari total aset yang bersamaan dengan meningkatkan modal

selama periode tertentu merupakan pendapatan untuk periode tersebut. Hal ini

mengasumsikan bahwa pemilik tidak menginvestasikan aset tambahan dalam perusahaan.

Peningkatan dalam nilai dari total kewajiban yang bersamaan dengan menurunkan modal

selama periode tertentu merupakan beban periode berjalan. Hal ini mengasumsikan bahwa

tidak ada kewajiban yang dihapuskan (yaitu di mana kreditur membatalkan atau

memaafkan kewajiban) dan tidak ada distribusi kepada pemilik.

Keuntungan untuk periode tersebut sama dengan kenaikan dalam nilai modal, yang diukur

pada awal dan akhir periode.

Semua nilai meningkat pada tingkat yang telah ditentukan. Dengan demikian, pendapatan

adalah bunga yang diperoleh pada total aset, biaya adalah bunga yang terjadi atas total

kewajiban, dan profit adalah bunga atas investasi (modal).

Basis akuntansi akrual ketat terjadi pada jurnal entri 2 dan 3. Tidak ada pengakuan

pendapatan atau masalah pencocokan.

Seperti contoh pertama, kasus yang ideal ini menunjukkan bahwa profit adalah

peningkatan nilai ekonomi dari modal antara dua titik dalam waktu. Nilai dari aset dan

kewajiban, yang menentukan nilai modal, adalah tidak terpisahkan terkait dengan

perhitungan profit. Idealnya, aset dinilai dengan metode akrual basis, yang melibatkan diskon

arus kas masa depan. Untuk sebuah perusahaan yang berkelanjutan, kekayaan dalam suatu

periode tertentu (modal) bukanlah semua kas. Oleh karena itu, profit tidak sama dengan

penerimaan kas bersih untuk periode tersebut.

Kasus yang ideal menunjukkan bahwa profit adalah peningkatan dalam nilai modal,

perbedaan antara nilai aset dan kewajiban pada awal dan akhir periode pelaporan. Oleh

karena itu, meskipun aset dan kewajiban adalah obyek dunia nyata, profit dan komponennya

– pendapatan, keuntungan, beban dan kerugian – mengacu pada perubahan dalam nilai

mereka.

Page 7: Definisi Dan Konsep Profit

Secara alami, biaya tidak sama dengan nilai. Namun, dalam keadaan ideal ini jumlah

mereka adalah identik. Hal ini disebabkan karena biaya dikeluarkan dengan harapan manfaat

di masa depan. Ketika pembeli dan penjual yakin atas manfaat yang akan diperoleh di masa

depan, sehingga hanya tingkat 'wajar' pengembalian yang dapat diturunkan, biaya akan sama

dengan nilai sekarang dari kas yang berhubungan dengan manfaat. Dalam dunia kepastian,

kita juga melihat bahwa biaya yang sama dengan nilai pada tanggal transaksi. Namun, di

dunia nyata, karena perubahan nilai melalui waktu sebagai harapan masyarakat berubah,

biaya historis belum tentu sama dengan nilai sekarang.

C. Profit Under Certainty

Dalam penentuan profit pada kondisi yang tidak pasti, ada dua pendapat yang

digunakan, yaitu menggunakan konsep akuntansi basis akrual dari ideal case dan konsep

akuntansi basis kas dari terminal case. Pendukung historical cost cenderung memilih

implikasi dari terminal case, sedangkan pendukung current value lebih memilih kesimpulan

dari ideal case. Pada terminal case, penentuan profit fokus pada kas yang diterima dan yang

dibayarkan. Penentuan laba dengan pendapat ini biasanya digunakan dalam bisnis yang

berjangka pendek. Sedangkan ideal case menggambarkan bahwa profit harus fokus pada

peristiwa ekonomi atas perubahan nilai aset dan kewajiban, bukan pada kas yang diterima

dan dibayar. Konsep ideal case tersebut biasanya digunakan dalam bisnis jangka panjang

dengan basis akuntansi akrual yang digunakannya.

Profit hanya dipandang sebagai perbedaan antara pendapatan dan beban, sehingga

maknanya berasal dari definisi penghasilan dan beban yang diberikan dalam Kerangka.

Penentuan profit juga terkait dengan konsep pemeliharaan modal, di mana hanya nilai arus

masuk aset yang lebih dari jumlah yang dibutuhkan untuk mempertahankan modal yang

dianggap sebagai profit.

Ayat 105 dari Kerangka menggambarkan profit sebagai jumlah residu yang tersisa

setelah biaya (termasuk penyesuaian pemeliharaan modal) dikurangkan dari pendapatan. Jika

beban melebihi pendapatan, jumlah residual merupakan kerugian bersih. Pendekatan ini

memandang profit sesuai dengan perubahan dalam pendekatan kekayaan dari ideal case dan

terminal case.

Definisi laba komprehensif menurut FASB adalah perubahan dalam ekuitas (aset

bersih) dari suatu entitas selama satu periode dari transaksi dan kejadian lain dan keadaan

Page 8: Definisi Dan Konsep Profit

dari sumber bukan pemilik. FASB menjelaskan bahwa alasan penggunaan istilah laba

komprenhensif adalah untuk membedakannya dari istilah 'earnings'. Earnings merupakan

sebuah komponen dari laba komprehensif. FASB dalam Pernyataan Konsep No. 5

menjelaskan konsep earnings bahwa earnings tidak termasuk efek kumulatif dari

penyesuaian akuntansi tertentu dari periode sebelumnya yang diakui pada periode berjalan.

Contoh utama yang termasuk dalam laba bersih saat ini tapi dikecualikan dari pendapatan

(earnings) adalah efek kumulatif dari perubahan dalam prinsip akuntansi, tetapi yang lain

dapat diidentifikasi di masa depan.

Sedangkan profit merupakan perubahan modal dari suatu entitas antara dua titik waktu,

tidak termasuk perubahan karena investasi oleh dan distribusi kepada pemilik, di mana modal

dinyatakan dalam ukuran finansial dan didasarkan pada skala tertentu.

VALUE

Nilai berkaitan dengan preferensi orang untuk satu komoditas atas orang lain, karena harapan

mereka terhadap manfaat di masa depan. Nilai bersifat pribadi. Suatu komoditas akan

mempunyai nilai yang berbeda antara satu orang dengan orang lain. Nilai pasar berfungsi

sebagai pedoman obyektif untuk nilai suatu komoditas. Uang digunakan sebagai 'komoditas

standar' dimana semua barang dan jasa lainnya diukur.

Menurut APB harga pertukaran adalah sebuah fungsi dasar dari akuntansi keuangan. Sumber

daya diukur dalam bentuk uang melalui harga uang, yaitu rasio di mana uang dan sumber

daya lainnya adalah atau dapat ditukar.

Pada waktu tertentu sebuah struktur harga dalam bentuk uang digunakan untuk

mengungkapkan nilai relatif dari komoditas. Struktur ini berisi harga masa lalu, sekarang dan

masa depan. Dalam terminologi akuntansi, harga masa lalu adalah biaya historis dari sebuah

item. Harga saat ini meliputi biaya penggantian atau biaya saat ini, exit price dan nilai

sekarang yang dihitung. Harga di masa depan adalah penggantian masa depan atau biaya saat

ini, atau exit price di masa depan. Pada umumnya, akuntan setuju bahwa jumlah masa depan

seharusnya tidak digunakan untuk tujuan pelaporan karena mereka tidak objektif. Nilai ideal

adalah nilai sekarang dengan satuan moneter yang digunakan. Item jangka pendek tidak

menggunakan tingkat diskonto. Terdapat tiga alternatif yang digunakan untuk item non-

Page 9: Definisi Dan Konsep Profit

moneter yaitu biaya historis (historical cost), biaya penggantian (replacement cost) atau

current cost (termasuk jumlah yang dihitung), dan exit price – atau kombinasi dari mereka.

Akuntansi konvensional menggunakan biaya historis sebagai alternatif pencatatan. Namun,

AARF di SAP 1 Current Cost Accounting, ayat 1 sangat menganjurkan bahwa semua entitas

menyampaikan laporan akuntansi biaya saat ini (CCA) sebagai tambahan selain laporan

keuangan konvensional.

Selain itu, AAS 25 Financial Reporting oleh Superannuation Plans dan AASB 1023 General

Insurance Contracts mengharuskan bahwa aset program iuran pasti dan program imbalan

diukur pada nilai pasar bersihnya pada tanggal pelaporan. Selain itu, IAS 41/AASB 141

Agriculture mensyaratkan bahwa metode penilaian yang diadopsi untuk aset kehutanan dan

aset biologis lainnya adalah nilai wajar. IAS 16/AASB 116 Property, Plant and Equipment

(Aset Tetap) memungkinkan untuk penggunaan baik model biaya (pendekatan biaya historis

tradisional) atau model revaluasi dimana aset dinilai kembali pada nilai pasar wajar.

Penurunan nilai antara periode pelaporan umumnya diakui sebagai beban dalam laporan laba

rugi, dan kenaikan nilai dikreditkan langsung ke ekuitas pada neraca. Namun, aset tidak

selalu perlu untuk dinilai kembali secara tahunan, tapi hanya jika ada perubahan material

dalam nilai wajar.

IAS 36/AASB 136 Impairment of Assets (Penurunan Nilai Aset) mensyaratkan perbandingan

jumlah terpulihkan dari suatu aset dengan nilai tercatat di mana ada indikasi bahwa suatu aset

mengalami 'penurunan'. Kerugian penurunan nilai tersebut dibebankan terhadap profit dan

nilai aset berkurang sesuai pada neraca. Jumlah terpulihkan ditentukan sebagai nilai yang

lebih tinggi antara nilai wajar dan nilai pakai (value in use). Perhitungan nilai pakai (value in

use) di bawah IAS 36/AASB 136 memungkinkan penentuan lebih realistis dari valuasi aset.

Pemilihan dasar pengukuran dan konsep pemeliharaan modal akan menentukan model

akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan. Banyak isu-isu kunci dan

konflik yang melekat antara sistem biaya saat ini dan biaya historis dirangkum dalam Teori

Akuntansi Monografi No. 10 Measurement in Financial Accounting (Pengukuran dalam

Akuntansi Keuangan), yang diproduksi pada tahun 1998. Monografi ini digunakan untuk

mendorong pertimbangan sistem pengukuran alternatif berdasarkan nilai historis yang biasa

diterapkan.

Page 10: Definisi Dan Konsep Profit

Tujuan dari Monografi ini adalah untuk mengevaluasi basis alternatif dan teknik untuk

mengukur unsur-unsur laporan keuangan dalam rangka untuk memenuhi tujuan dari

pelaporan keuangan untuk tujuan umum dan karakteristik kualitatif informasi keuangan.

Model akuntansi konvensional dan formulasi ideal dari model akuntansi konvensional, akan

menghilangkan informasi yang relevan dari laporan keuangan karena efek dari perubahan

harga aset dan kewajiban tidak diakui secara komprehensif. Monograph No. 10 memberikan

analisis rinci dari model alternatif pengukuran akuntansi dan mendukung penerapan dari

model akuntansi nilai relatif saat ini (RCVA).

Model akuntansi yang didukung oleh Monografi ini adalah Relative Current Cost

Accounting. Dengan model ini, aset dan kewajiban diukur kembali pada setiap tanggal

pelaporan untuk 'nilai entitas' mereka, dan perubahan dalam daya beli umum dari unit

moneter diakui. Konsep modal yang diadopsi oleh model ini adalah nilai kepada entitas dari

asetnya. Model ini disebut sebagai 'Relative Current Value Accounting' karena

keuntungannya yang dilaporkan termasuk kenaikan atau penurunan dalam nilai aset dan

kewajiban relatif terhadap yang dibutuhkan untuk mengikuti perubahan tingkat harga yang

umum.

Sistem ini menggabungkan antara konsep profit perubahan nilai relatif aset dan kewajiban

untuk jangka waktu tertentu. Perubahan kekayaan dari operasi dan aset bersih dimasukkan ke

dalam konsep laba, yang mengalir ke sisa ekuitas.

CAPITAL

Modal adalah aset bersih yang merupakan perbedaan antara jumlah dari total aset dan total

kewajiban. Profit tidak terjadi sampai jumlah awal modal yang digunakan kembali. Terdapat

dua pandangan yang berbeda mengenai arti dari capital yaitu :

1. Financial capital

Financial capital fokus kepada kontribusi pemilik untuk entitas yang membiayai aset.

Pandangan ini menggambarkan kas diinvestasikan oleh pemilik ditambah keuntungan

yang diinvestasikan kembali dalam bisnis. Hal ini banyak digunakan dalam akuntansi

konvensional. Profit adalah jumlah kas yang diterima oleh perusahaan atas kas (atau setara

kas) yang diinvestasikan oleh pemilik ke dalam perusahaan.

Page 11: Definisi Dan Konsep Profit

2. Physical capital

Physical capital fokus pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa.

Physical capital maintenance merupakan kemampuan untuk mencapai tingkat fisik

produksi yang sama pada akhir periode dengan awal periode. Pendukung pandangan ini

setuju bahwa biaya yang akan direcovery adalah biaya dari aset yang memiliki kapasitas

produktif sama dengan aset saat ini. Terdapat 3 pengertian variatif mengenai kapasitas

produksi:

• Pertama, kapasitas produktif mengacu pada aset moneter non fisik yang sama yang

dimiliki entitas di awal. Dalam konsep ini, capital maintenance mempertahankan

kapasitas perusahaan untuk mengganti aset yang dimilikinya di periode awal. Namun

penafsiran ini tidak memungkinkan untuk perbaikan teknologi dan dapat

mengakibatkan pemeliharaan aset yang tidak diinginkan.

• Kedua, kapasitas produksi berarti volume produksi. Dalam konsep ini, capital

maintenance diminta perusahaan untuk mempertahankan kemampuannya untuk

menghasilkan volume output yang sama seperti pada awal periode, menggunakan

teknologi apa pun yang sesuai. Keuntungan diperoleh hanya setelah perusahaan telah

mempertahankan kemampuannya untuk menghasilkan output seperti awal periode.

Makna ini memungkinkan untuk perbaikan teknologi, tetapi membuatnya sulit untuk

diterapkan dalam praktek.

• Ketiga, kapasitas produksi berarti volume penjualan. Capital maintenance melibatkan

perusahaan dalam mempertahankan kemampuan menghasilkan penjualan yang sama

seperti awal periode. Profit diperoleh hanya setelah perusahaan telah mempertahankan

kemampuannya. Hal ini memungkinkan untuk kemajuan teknologi mempengaruhi

biaya kapasitas penjualan dan profit. Jika volume penjualan diinterpretasikan sebagai

nilai penjualan dari pada jumlah unit yang dijual, hal ini memungkinkan untuk

mengubah harga jual untuk mempengaruhi capital maintenance dan penentuan laba.

Holding Gain or Capital Maintenance Adjustment

Perbedaan utama dari financial dan physical capital adalah terkait laba dimana perubahan

nilai moneter dari aset dan kewajiban diperhitungkan dalam penentuan laba di financial

capital dan dikeluarkan dalam physical capital. Dalam financial capital perubahan nilai aset

dan kewajiban adalah holding gain or losses. Sedangkan dalam physical capital kenaikan

Page 12: Definisi Dan Konsep Profit

harga barang-barang yang dimiliki perusahaan menjalankan bisnis bukan bagian dari profit

tetapi capital maintenance adjustment. Dalam physical capital penurunan current cost

menjadi holding loss dalam income statement kecuali ia dapat dikompensasikan dalam

capital maintenance adjustment.

Contoh:

Tahun pertama pemilik membeli satu set traktor seharga $300 dan menjualnya $500, sehingga keuntungan $200. Selama tahun pertama replacement cost meningkat menjadi $350. Jika mereka menghitung laba dalam historical cost basis, mereka akan menampilkan laba $200. Jika mereka menarik laba, dengan $300 perusahaan tidak akan melanjutkan bisnis di tahun kedua. Mereka membutuhkan $350 untuk membeli traktor. Dalam curent cost basis kita akan menghitung laba sebagai berikut:

Financial capitalSales RevenueCurrent Cost of SaleOperating ProfitHolding GainProfit

50035015050200

Physical capitalSales RevenueCurrent Cost of SaleOperating Profit

Capital maintenance adj.

500350150

50

Pada financial capital, menghasilkan laba akhir sebesar $200. Jika laba ini diambil oleh

pemilik perusahaan, perusahaan tidak akan mampu untuk beroperasi pada tahun

berikutnya karena hanya mempunyai $300 padahal alat untuk produksi seharga $350.

Sedangkan pada physical capital, apabila laba sebesar 150 diambil pemilik perusahaan,

perusahaan tetap mampu untuk beroperasi pada tahun berikutnya. Sedangkan $50

dianggap sebagai kenaikan biaya capital maintenance adjusment.

Kritik terhadap pandangan Financial Capital:

1. overstated laba karena jumlah peningkatan biaya dibutuhkan untuk mempertahankan

modal.

2. Holding gain tidak dapat didistribusikan sebagai deviden tanpa menurunkan kemampuan

perusahaan untuk mendapatkan barang atau jasa yang sama kembali.

3. Posisi laba dapat menyesatkan prediksi investor sebab mereka memperkirakan jumlah

dividen yang akan dibayarkan kepada mereka.

Page 13: Definisi Dan Konsep Profit

4. Biaya yang lebih besar dalam membeli aset penganti sehingga jumlah laba yang

diperlukan untuk mengganti aset yang digunakan tidak dapat diharapkan untuk dibagikan

sebagai dividen.

Kritik terhadap pandangan Physical Capital:

1. Bahwa capital maintenance adjustment adalah profit.

2. Pemeliharaan adalah fungsi manajemen bukan akuntan.

3. Pemeliharaan atas kapasitas fisik sekarang saat ini belum tentu menguntungkan untuk

pemilik .

Skala

Skala adalah pemberi arti pada angka hasil pengukuran. Skala menunjukkan seberapa banyak

informasi yang diwakili dengan angka. Akuntansi konvensional menganggap bahwa nilai dari

uang dapat di ekspresikan secara sederhana sebagai kuantitas walaupun waktu terus berjalan,

namun yang lainnya meanggap bahwa yang terpenting adalah kualitas dimana daya beli dari

uang harus sama.

Dalam melakukan pengukuran atas uang, terdapat skala yang menjelaskan bagaimana suatu

angka atau nomor mewakili suatu informasi. Di satu sisi, skala bisa dilihat dari nilai dollar

yang tercantum dalam uang tersebut, misalnya $1, $5 dst. Di sisi lain, ada yang mempercayai

bahwa skala harusnya dilihat dari daya beli atas suatu barang. Maka dari itu, terdapat 2 skala

utama dalam pengukuran laporan keuangan, yaitu nominal dollar (intrinsik) dan daya beli

suatu dollar (dollar konstan).

Dalam skala nominal, secara sederhana pengukuran diukur hanya atas nilai intrinsic dari

suatu uang. Namun dalam skala daya beli dollar, uang diukur dari daya beli uang tersebut

atas suatu barang yang konstan. Misalnya untuk membeli 10 buah buku pada tahun 1990 kita

mengeluarkan uang $1. Namun pada tahun 2005 jika kita mempunyai $1, kita hanya bisa

membeli 5 buah buku. Hal ini menunjukkan daya beli atas $1 tersebut sudah berubah

(berkurang), hal yang menyebabkan salah satunya adalah inflasi. Selanjutnya karena $1 pada

tahun 1990 tidak sama dengan $1 pada 2005, kita tidak bisa menambahkan keduanya

sehingga menghasilkan $2. Untuk menyamakan keduanya, kita perlu menghilangkan element

fiksi dari tahun $1 pada tahun 2005, sehingga $1 pada tahun keduanya akan bernilai sama,

hal ini disebut akuntansi dollar konstan.

Page 14: Definisi Dan Konsep Profit

Nilai Informasi yang dirasakan dari informasi akuntansi secara price-

adjusted

Meskipun kebutuhan untuk beberapa bentuk penyesuaian tingkat harga terhadap

informasi akuntansi telah diperdebatkan selama beberapa waktu, akuntansi nilai sekarang

belum diterima secara luas. Sejumlah penelitian yang dilakukan di daerah ini telah gagal

untuk memberikan bukti.

Kerancuan antara price level adjustment dengan current cost

Kebanyakan orang menganggap current cost dan exit price accounting adalah sebagai

bagian dari inflasi, bisa saja walaupun tak sepenuhnya benar. Inflasi adalah perubahan dalam

tingkatan harga, sementara current cost dan exit price accounting berfokus pada perubahan

harga tertentu suatu aset.

Current cost mungkin adalah jawaban atas permasalahan inflasi. Meskipun akuntansi

Current cost mungkin menempatkan jumlah kelebihan atau kekurangan comparable basis

dalam laporan keuangan tahunan. Hasilnya tidak dibandingkan dengan tahun sebelumnya

karena ini masih mempertanyakan skala yang tepat. General price level adjustment tidak

merubah seleksi dari harga yang digunakan untuk mewakili nilai ekonomi, seperti historical

cost dan current cost, tetapi hanya merubah skala.

Contoh : tanah dan bangunan dibeli tahun 1990 sebesar US$ 75.000 ketika indeks harga

pasar 100 dan terjual di tahun 2015 sebesar US$ 300.000 ketika indeks 225.

Perhitungan :

Sales price in 2015 300.000

Cost in 1990 175.000

Gain 225.000

Dalam pembelian dari skala dollar :

Sales price in 2015 300.000

Cost restated to 2015 dollars

75.000 x 225 = 168.750 100Gain (real) 131.250

Page 15: Definisi Dan Konsep Profit

Dari Gain US$ 225.000, kita menemukan hanya US$ 131.250 adalah dan 93.750 adalah fiksional

dan nilai sebesar US$ 168.750 adalah historical cost yang sudah disesuaikan dengan skala daya beli

yang sama, itulah yang dinamakan inflasi.

Profit dihasilkan atas perubahan nilai, bukan perubahan atas skala, dari aset dan kewajiban.

Dalam contoh di atas profit sebenarnya adalah hanya US$ 131.250 karena nilai tersebut lah perubahan

nilai dalam aset dan kewajiban perusahaan, bukan US$ 225,000 karena di dalamnya masih terdapat

skala yang belum disesuaikan. Kesimpulannya, konversi dari nominal dollar menuju skala daya beli

dollar tersebut mengharuskan adanya koreksi unit pengukuran, yaitu dollar, dan pada akhirnya koreksi

ini memberikan efek pada profit.

Pilihan Indeks

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa inflasi adalah perubahan tingkat harga secara umum.

Inflasi hanya bisa diukur secara tidak langsung melalui indeks harga secara umum (general price

index). Barton menyajikan 3 alternatif indeks tersebut:

Gross Domestic Product (GDP) Implicit Deflator

Indeks ini dihasilkan secara triwulanan oleh Australian Bureau of Statistic, Kalau di

Indonesia dihasilkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Indeks ini adalah indeks yang

paling komprehensif karena memperhitungkan semua barang dan jasa yang diproduksi

dalam ekonomi. Namun perubahan dalam daya beli actual tidak diukur dan indeks ini

tidak spesifik untuk pelaksanaanya.

Consumer Price Index (CPI)

Indeks Harga Konsumen ini terbatas pada barang-barang konsumen, sehingga tidak

memuat barang-barang yang umumnya dibeli oleh entitas perusahaan. Indeks ini

dihasilkan secara triwulanan oleh Government Gazette, di Indonesia juga dihasilkan

oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Investment Prices Index

Indeks ini merefleksikan perubahan harga dalam barang-barang investasi (plant,

machinery, equipments that enables production). Meskipun tepat untuk entitas tertentu,

namun juga kurang bisa diaplikasikan sama seperti 2 indeks sebelumnya.

Berbagai masalah pengukuran yang berkaitan dengan pengukuran profit,

termasuk konsep nilai dan skalaTujuan utama akuntansi adalah pemeliharaan modal bersih dari entitas. Hal ini merupakan

rincian pasal masalah yang berhubungan dengan pengakuan profit sehubungan dengan kegiatan

Page 16: Definisi Dan Konsep Profit

operasi dan dari mengelola aset dan kewajiban (yang akhirnya bertujuan untuk mendapat profit).

Terdapat dua isu utama:

Haruskah suatu entitas mengakui setiap perubahan nilai aset dan kewajiban, baik aset

moneter dan non-moneter? Perubahan nilai aset moneter diakui dengan menyesuaikan

perubahan dalam daya beli dari nilai bersih dari dana moneter yang terlibat.

Perubahan nilai aset fisik dan non-moneter diakui dengan menyesuaikan perubahan

dalam nilai aset tersebut.

Apakah transaksi penting untuk ditentukan sebelum perubahan nilai aset dan

kewajiban harus diakui? Haruskah perubahan dilaporkan sebagai profit atau sebagai

penyesuaian terhadap modal? Masalah tersebut telah menjadi masalah umum pada

aset biologis, misalnya, perihal yang terus-menerus mengubah nilai. Namun,

organisasi memiliki insentif untuk menghindari penyesuaian atas perubahan nilai

neraca dan, khususnya, menyesuaikan untuk setiap perubahan dalam laporan laba

rugi.

Hal ini berarti bahwa biaya historis tidak konsisten dengan konsep pemeliharaan modal. Namun,

penting untuk memahami isu-isu yang menjadi perdebatan mengenai pengakuan perubahan nilai dan

dampak pada kapasitas operasi yang nyata dari pelaporan berkelanjutan di bawah sistem biaya

historis.

Permasalahan atas penggunaan price level adjusment

Price level adjusment umumnya dibuat untuk mengoreksi masalah perhitungan yang

sangat dasar dan umum, sehingga seseorang tidak bisa menyatakan tidak setuju atas prosedur

tersebut. Namun tetap saja ada yang menyatakan tidak setuju menggunakan skala daya beli

dollar.

1. Kebingungan dan kesalahpahaman atas arti dari hasil skala tersebut. karena orang-

orang, termasuk akuntan, tidak terbiasa berpikir dengan keadaan seperti itu.

Kesalahpahaman yang umum misalnya adalah pada hasil atas current values. Namun

seiring berjalannya waktu, orang-orang belajar dengan sendirinya atas bagaimana

melakukan interpretasi hasil tersebut secara tepat.

2. Terdapat anggaran besar untuk biaya implementasi. Beberapa tes di lapangan atas

penyesuaian harga umum telah dilakukan yang mengindikasikan bahwa pada

mulanya terdapat beberapa biaya tambahan, namun pada periode setelahnya biaya

tersebut akan kecil/minimal.

Page 17: Definisi Dan Konsep Profit

3. Permasalahan ketiga adalah masalah penentuan indeks yang paling tepat. Tidak ada

indeks umum yang sempurna untuk mewakili perubahan atas harga semua barang di

dunia ini. Beberapa indeks mungkin tidak dipilih secara tepat, atau tidak relevan pada

perusahaan tertentu, yang sudah dibahasa sebelumnya.

4. Selanjutnya terdapat pendapat bahwa informasi tersebut tidak berguna pada user.

Namun, sudah ada beberapa studi empiris yang melakukan tes apakah data

penyesuaian tingkat harga adalah berguna.

Pengukuran atas Perubahan Nilai

Para Akuntan lebih memilih untuk melakukan transaksi eksternal yang mendukung setiap

perubahan pada nilai yang dipertimbangkan keuntungannya. Sementara Para Ekonom merasa puas

dengan suatu kenaikan (atau penyusutan) nilai, meskipun tidak diverifikasi oleh transaksi eksternal.

Bagaimanapun para akuntan telah mengetahui bahwa desakan transaksi tidak memberikan

perhitungan yang relevan dari profit. Ini menarik untuk dicatat bahwa komunitas bisnis tidak percaya

dalam mengakui keuntungan yang belum direalisasi.

Bukti kegunaan dari price level adjusted data

Kebutuhan untuk beberapa bentuk dari price level adjustment menjadi fokus debat utama pada

literatur akuntansi selama tahun 1960—1970an. Studi pertama tentang kegunaan dari of constant

dollar information dilakukan oleh Dyckman. Analisisnya memberikan tiga tipe yang berbeda dari

informasi yaitu:

1. Conventional (unadjusted) reports.

2. Conventional (unajusted) plus adjusted reports.

3. Adjusted reports only.

Dyckman menyimpulkan bahwa Inflasi yang disesuaikan dengan informasi dapat

mempengaruhi evaluasi investasi, tapi tidak kuat. Namun penelitian selanjutnya

menggunakan siswa sebagai subjek kemudian gagal untuk menetapkan perbedaan-perbedaan

tersebut.

Benston and Krasney memutuskan untuk mengukur pendapat mereka tentang informasi

current value dan price level adjusted. Koresponden mereka dikategorikan sebagai direct

placement atau common stock investment officers. Lima informasi disajikan kepada para

eksekutif dimana informasi berdasarkan GAAP. Yaitu replacement cost, constant dollar,

present value dan exit price. Hasilnya :

Page 18: Definisi Dan Konsep Profit

Direct Placement

GAAP 89%

Replacement Cost 9%

Constant dollar 2%

Common Stock Investment

GAAP 66%

Replacement cost 25%

Exit price 6%

Constant dollar 2%

Hasilnya tidak seorangpun menginginkan present value, baik dari koresponden Direct

Placement atau Common Stock Investment Officers.

Berlawanan dengan penjelasan di atas, Casey dan Sandretto menunjukkan reaksi yang

relatif positif pada data dollar konstan (constant dollar data). Penelitian mereka berkaitan

dengan penggunaan informasi disesuaikan dengan inflasi oleh manajer untuk keperluan

internal. Ternyata 50% dari responden penelitian tersebut secara konsisten menyajikan data

dengan satuan dollar dan current cost kepada manajer.

Basu melakukan penelitian tentang hubungan antara general price level adjusted profit,

termasuk pembelian untuk mendapatkan untung atau rugi, dan security prices dari 201

perusahaan untuk tahun 1968-1974. Dia menyimpulkan bahwa general price level adjusted

profit ternyata tidak memiliki relevansi dalam penilaian dibandingkan dengan historical cost

profit.

Ketz di satu sisi dengan Norton dan Smith dalam penilitan terpisah lainnya yang

dilakukan pada kemampuan rasio keuangan berdasarkan constant dollar data untuk

memprediksi kegagalan bisnis. Ketz menyatakan bahwa pengungkapan constant dollar pada

dasarnya tidak memiliki konten informasi kecuali dalam tahun di mana tingkat inflasi

berubah drastis.

Beaver dan Landsman menggambarkan hubungan antara returns on security dan data

disajikan kembali dari dampak inflasi dan perubahan harga lainnya. Mereka menyimpulkan

bahwa keuntungan pada Statement 33 tidak memberikan informasi tambahan dari yang sudah

disediakan dari informasi profit pada historical cost. Ternyata informasi atas penelitian ini

hanya digunakan beberapa kali, kurang efektif karena para analisis membutuhkan waktu yang

Page 19: Definisi Dan Konsep Profit

cukup lama dalam memahaminya. Alasan tidak menggunakan teori Statement 33 ini,

dikarenakan:

• non-komparatif informasi antara perusahaan

• kurangnya relevansi dan keandalan

• ketersediaan informasi di tempat lain

Bertentangan dengan hasil penelitian yang dibahas, Short menemukan kekuatan penjelas

dari kekuatan price level adjusted information lebih besar dari pada data historis yang tidak

disesuaikan. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan 34% berpengaruh pada pada price

level adjusted. Penelitian ini menunjukkan bahwa informasi yang disesuaikan dengan inflasi

mungkin berguna dalam konteks penilaian risiko.

Baran, Lakonishok, dan Ofer melakukan penelitian serupa untuk 242 perusahaan besar

yang telah menjalankan bisnis lebih dari 18 tahun. Ternyata kesimpulan yang didapatkan

serupa dengan Short : data tingkat harga disajikan kembali berisi informasi yang tidak

termasuk dalam laporan biaya historis yang tidak disesuaikan. Mereka percaya bahwa hasil

penelitian tersebut akan menunjukkan bahwa investor mencoba untuk menyesuaikan data

biaya historis untuk perubahan dalam daya beli uang dan mendasarkan keputusan investasi

mereka pada data yang disajikan kembali.

Bublitz, Frecka, dan McKeown memperdebatkan bahwa hasil penelitian Beaver dan

Landsman membutuhkan berproses metodologi yang rumit. Ternyata ditemukan bahwa

Statement 33 menunjukkan pengaruh yang sangat signifikan pada kekuatan penjelas

tambahan. Sedangkan Murdock, menyatakan bahwa pada Statement 33, tingkat

pengembalian modal secara relatif mempengaruhi biaya historis pengembalian modal,

constant dollar menjadi faktor tambahan pendukungnya. Lobo dan Song menyimpulkan

bahwa constant dollar pada keuntungan operasi memiliki informasi penting atas profit pada

biaya historis, kas, dan komponen akrual.

Penting untuk dicatat sebelum dilakukan penyesuaian data inflasi diterapkan, sebagian

besar data analisis keuangan kurang berguna atau berpengaruh. Data informasi seperti

constant dollar tidak lagi berfungsi maksimal untuk menyesuaikan data. Meskipun sebagian

besar bukti empiris menunjukkan bahwa pengguna tidak menemukan informasi constant

dollar lebih berguna daripada data biaya historis yang tidak disesuaikan. Masih

diperdebatkan apakah ini karena kurangnya isi informasi tambahan dari penelitian

sebelumnya atau pengguna teori yang kurang akrab dengan data seperti itu.

Page 20: Definisi Dan Konsep Profit

Kesimpulan atas penjabaran berbagai pengkajian bukti-bukti atas pelaksanaan Price

Level Adjusted Data dengan alasan yang mendukung dan menolak dalam penjelasan di atas

adalah sebagian berikut :

Alasan yang Mendukung Price Level Adjusted Data

1. Laporan keuangan yang tidak disesuaikan dengan perubahan tingkat harga umum,

akan terdiri dari berbagai jenis asset dan klaim, yang disajikan dalam nilai uang

dengan daya beli yang berbeda.

2. Akuntansi biaya historis konvensional tidak mengukur income secara memadai akibat

penandingan nilai uang dari ukuran yang berbeda pada laporan laba rugi.

3. Akuntansi tingkat harga umum relatif mudah diterapkan.

4. Memberikan informasi yang relevan untuk digunakan bagi manajemen dan untuk

evaluasi.

Alasan yang Menolak Price Level Adjusted Data

1. Sebagian besar studi-studi empiris menunjukkan bahwa relevansi informasi tingkat

harga umum itu lemah atau tidak dapat diterima.

2. Perubahan tingkat harga umum hanya menjelaskan perubahan pada tingkat harga

umum dan tidak menjelaskan perubahan pada tingkat harga spesifik.

3. Dampak inflasi akan berbeda pada setiap perusahaan, sehingga tidak komparatif.

4. Biaya untuk menerapkan akuntansi tingkat harga umum melebihi keuntungannya.

Page 21: Definisi Dan Konsep Profit

Revenue and Recognition

Pendapatan merupakan elemen penting dalam laporan keuangan baik itu bagi

penyaji maupun oleh pengguna laporan keuangan. Pendapatan mencerminkan hasil

operasional perusahaan di masa lalu dan digunakan untuk memprediksi kinerja yang akan

datang. Pengukuran atas pendapatan merupakan kegiatan yang menantang dan sulit

dilakukan sebab akan sangat tergantung pada jenis bisnis usaha yang dijalankan.

Karakteristik revenue

Definisi revenue

Pendapatan perusahaan berkaitan dengan adanya kenaikan dari nilai aset dan modal

yang pada akhirnya berkaitan dengan kas. Dalam aktivitas utama operasi bisnis, arus kas

utamanya disusun berdasarkan produksi dan penjualan. Oleh karena itu, kita dapat

mengidentifikasi dua aliran kas uang, yaitu secara fisik dan secara monetary. Aliran secara

fisik melibatkan kegiatan produksi dan penjualan output perusahaan (berupa

output/produk). Aliran secara moneter melibatkan kegiatan-kegiatan yang memberi

pengaruh terhadap kenaikkan nilai dari suatu perusahaan (sebagai akibat dari produksi atau

penjualan ke pelanggan atas output perusahaan) yaitu berupa nilai uang dari aset yang

diproduksi/dijual.

Paton dan Littleton

Menyebutkan bahwa revenue produk perusahaan merupakan aliran fisik dari kegiatan

produksi output. Mereka menambahkan bahwa aliran moneter merupakan revenue yang

direpresentasikan dengan aliran dana dari pelanggan.

Kesimpulan :

“Revenue adalah hubungan antara kegiatan moneter yang menaikkan nilai perusahaan

yang berasal dari kegiatan produksi dan penjualan output.

IAS 18

Revenue adalah aliran masuk manfaat ekonomi dalam satu periode yang berasal dari

kegiatan rutin suatu badan usaha yang menyebabkan peningkatan equitas selain dari

kontribusi dari pemilik.

Page 22: Definisi Dan Konsep Profit

IASB

Revenue merupakan bagian dari income, yang merupakan peningkatan manfaat ekonomi

dalam periode akuntansi dalam bentuk peningkatan aset atau penurunan liabilitas yang

berasal dari peningkatan equitas selain dari kontribusi dari pemilik.

Definisi income meliputi revenue dan gains. Revenue timbul karena kegiatan rutin yang

dilakukan perusahaan perusahaan meliputi penjualan, biaya, bunga, dividen, royalti dan sewa.

FASB:

Revenue merupakan aliran masuk atau peningkatan aset atau penurunan liabilitas (atau

kombinasi keduanya) selama satu periode yang berasal dari penyerahan atau produksi barang

atau jasa atau kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha.

Revenue vs Gains

Ada beberapa hal menarik terkait antara revenue dengan gains. Hal tersebut yaitu :

1. Berbeda dengan revenue, gains merupakan income yang akan timbul bukan karena

kegiatan rutin perusahaan;

2. gains termasuk income karena gains menunjukkan manfaat ekonomi di masa

yang akan datang;

3. Gains merupakan kenaikan nilai dari kejadian lainnya yang diluar kontrol

perusahaan;

4. Akan tetapi, Martin berpendapat bahwa gains dan revenue harus diukur dan diakui

dengan aturan yang sama. Pada dasarnya, gains dan revenue menunjukkan

adanya kenaikkan bersih aset dan oleh sebab itu, gains dan revenue harus

diperlakukan dengan cara yang sama.

Behavioural view of revenue

Ada beberapa sudut pandang para ahli mengenai sifat dari revenue, yaitu :

Paton and littleton

Mengatakan revenue menunjukkan 'prestasi' perusahaan. Revenue merupakan

ukuran kinerja entitas sebagai organisasi yang mencari profit. Beban dilihat sebagai 'upaya'

(effort) perusahaan, kemudian dicocokan hasil revenue dan beban dalam laporan profit

sebagai 'pencapaian bersih' dari perusahaan. Ini adalah pandangan perilaku revenue,

beban dan gains.

Page 23: Definisi Dan Konsep Profit

Bedford

Menekankan pada sifat operasional revenue dan profit, dimana profit didefinisikan terkait

operasi tertentu yang dilakukan oleh entitas dan bukan dari hasil penerapan metode

akuntansi. Profit timbul hanya dari kegiatan yang berasal dari operasi bisnis. Operasi bisnis

umum yang ditetapkan oleh Badford adalah :

1. akuisisi sumber daya uang;

2. akuisisi layanan;

3. penggunaan layanan;

4. rekombinasi jasa yang diperoleh;

5. disposisi layanan;

6. distribusi sumber daya uang.

Myers

Myers dengan critical event theory-nya menghubungkan konsep revenue dan profit

terhadap beberapa critical event dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajer.

Dia berpendapat bahwa profit diperoleh pada saat pengambilan keputusan yang paling

critical atau saat perusahaan melakukan tugas yang paling sulit pada siklus transaksi.

Berbeda dengan Myers, Paton dan Littleton berpendapat bahwa revenue dan

profit adalah seluruh proses produktif dimana terdapat perubahan yang terus-menerus

terhadap nilai dari jumlah aktiva dan modal dalam proses pelaksanaan kegiatan yang

ditetapkan Perusahaan.

Pandangan perilaku revenue menunjukkan bahwa revenue (dan gains) muncul karena

sesuatu yang dilakukan oleh perusahaan. Semua kegiatan perusahaan merupakan bagian dari

proses produktif. Dalam proses ini, titik dimana revenue diakui harus ditentukan.

Pengukuran Revenue

Perspektif Sejarah

Selama abad 19, income (profit) bagi bisnis ditentukan berdasarkan kenaikan

kekayaan bersih. Peningkatan kekayaan bersih dalam pandangan revenue secara bertahap

digantikan oleh gagasan bahwa penghasilan harus direalisasi (realised). Perubahan ini

timbul karena penggunaan aktiva tidak lancar khusus oleh perusahaan menjadi

signifikan pada periode antara Perang Dunia I dan 1930-an. Di Amerika Serikat,

pelanggaran yang timbul dari penilaian- penilaian pada tahun 1920 memberikan kontribusi

terhadap peristiwa bencana ekonomi yang mengarah pada the great depression pada 1930-an.

Page 24: Definisi Dan Konsep Profit

Beberapa orang menilai profesi akuntansi sebagai pihak yg bertanggung jawab atas bencana

tersebut karena telah mengizinkan perusahaan untuk menilai aktivanya secara over-

optimistic.

Kriteria Pengakuan Revenue

Peristiwa yang dijelaskan di atas membuat akuntan sadar akan kebutuhan bukti

objektif yang cukup untuk mendukung setiap perubahan nilai, jika itu harus dicatat

sebagai revenue. Pengakuan revenue dapat terjadi pada beberapa tahap dalam operasi

perusahaan (atau revenue) siklus.

The Earnings Cycle (Coombes and Martin, 1982) :

Revenue diakui pada beberapa poin pada earning cycle:

1. Poin 5, pada industri pembangunan kontrak konstruksi jangka panjang;

2. Poin 7, ketika pengumpulan barang produksi merupakan tanggung jawab pembeli;

3. Poin 8, pada kebanyakan transaksi secara umum;

4. Poin 9, praktik profesional dan installment penjualan kredit;

Perlu dilakukan perumusan atas kriteria untuk memutuskan bukti objektif yang

cukup, yaitu dengan mengetahui jenis bukti yang dibutuhkan sebelum kita memiliki

keyakinan dalam jumlah tertentu atas revenue atau gains. Kriteria pengakuan didasarkan

1 Devising an Idea

2 Making

purchase

3 Receipt

of orders

4 Coomen

cing producti

on

5 Progressive throughout production

6 Completion

of production

7 Receipt

of orders

8 Delivery of goods

9 Receipt of cash

Page 25: Definisi Dan Konsep Profit

pada informasi akuntansi yang relevan dan andal tetapi secara tradisional bukti tersebut

ditekankan pada tingkat keandalan nya.

Tiga kriteria tersebut adalah:

1. Terukurnya nilai asset (Measurability of asset value);

2. Adanya transaksi (Existence of a transaction);

3. Penyelesaian substansial atas proses pendapatan (Substantial completion of the

earning process).

Pembahasan Kriteria Pengakuan Pendapatan

Keterukuran nilai aset

Pendapatan adalah aliran masuk yang meningkatkan nilai total aset perusahaan,

dengan peningkatan bersama dari ekuitas kriteria ini cukup beralasan. Jika tidak ada aliran

masuk dari nilai aset yang dapat ditentukan secara obyektif, pendapatan tidak dapat dihitung

secara obyektif. Hal ini memerlukan basis valid untuk mengukur peningkatan (kenaikan nilai)

aset. Artinya validitas teknik pengukuran yang tepat yang menghasilkan lebih banyak

pandangan konservatif di masa lalu. Pandangan ini mempertimbangkan peningkatan nilai aset

seperti gains untuk dicatat ketika secara nyata terealisasi.

Haruskah aset menjadi likuid?

FASB menyatakan bahwa pendapatan dan gains secara umum tidak diakui hingga

terealisas atau dapat direalisasi. Sudut pandang ini didukung oleh AARF dalam Theory

Monograph No.3. Istilah “terealisasi” berarti bahwa aset diterima berupa kas atau klaim atas

kas dan “dapat direalisasi” berarti aset yang diterima siap untuk dikonversi ke dalam

jumlah kas yang diketahui atau klaim atas kas.

Haruskah aset yang diterima likuid sebelum pendapatan dapat dicatat? Bagaimana

dengan transaksi barter? Pada satu waktu, pendapat dominan adalah bahwa aset yang

diterima harus likuid.

Paton dan Littleton menjelaskan masalah ini:

“Pendapatan direalisasi ketika dibuktikan dengan penerimaan kas atau piutang, atau aset

likuid baru lainnya.”

Literatur The Theory Monograph telah “membuat ambigu istilah realisasi dan

pengakuan”. Oleh karena itu, penulis literatur mengusulkan definisi “realisasi” sebagai:

“Realisasi sebaiknya diartikan secara langsung terkait penerimaan kas atau klaim legal atas

kas dan sebaiknya tidak merujuk kepada masalah yang lebih luas tentang pengakuan

pendapatan.”

Page 26: Definisi Dan Konsep Profit

Pendapat tersebut cukup dapat diterima, karena pengakuan dapat dilakukan

perusahaan pada titik manapun yang dipertimbangkan untuk mengakomodasi kriteria

pengakuan lebih kompleks, sementara realisasi hanya dapat dilakukan ketika kas atau setara

kas dalam aset secara aktual diterima bisnis.

Pengakuan membutuhkan aliran masuk aset atau perubahan terukur nilai aset,

sementara realisasi membutuhkan aliran masuk aset likuid.

Ketertagihan

Salah satu aspek kriteria keterukuran adalah apakah ketertagihan aset cukup

meyakinkan. Keterukuran nilai aset berhubungan dengan ketertagihannya. Ketertagihan

adalah masalah penilaian, biasanya berdasarkan pengalaman terdahulu perusahaan.

Semakin lama periode penagihan, semakin tidak pasti apakah semua kas akan tertagih.

Menentukan ketertagihan adalah tentang mengatasi ketidakpastian terkait realisasi

pendapatan.

Coombes dan Martin menyatakan bahwa:

”Jika mengatasi ketidakpastian diterima sebagai kriteria penting pengakuan pendapatan,

maka perlu untuk mengusahakan keterukuran dan ketetapan (permanence) sebagai kondisi

yang harus diwujudkan sebelum ketidakpastian diatasi.”

Dalam pengertian ini, “keterukuran” terkait dengan kemampuan obyektif untuk

memberikan nilai pada penjualan. Istilah “obyektif” dapat secara luas diartikan sebagai “ke

tidakbias-an”, dan bergantung pada pemeriksaan oleh pemeriksa kompeten lainnya. Faktor

kedua, “ketetapan” menekankan bahwa, sekali diakui, sebaiknya tidak ada alasan untuk

setelahnya “membalik” pendapatan keluar dari akun.

Adanya Transaksi

Ketika pihak eksternal dalam transaksi arm’s-length mau membayar harga yang

ditentukan untuk produk perusahaan, transaksi ini tentunya merupakan bukti obyektif

peningkatan nilai perusahaan. Pihak eksternal memberikan bukti pendukung nilai output.

Kita seharusnya tidak lupa dengan fakta bahwa keinginan bertransaksi adalah karena

kebutuhan akan bukti obyektif. Apakah mungkin untuk mendapatkan bukti obyektif terkait

harga output perusahaan tanpa mengharuskan transaksi eksternal melibatkan perusahaan?

Banyak akuntan percaya bahwa transaksi pasar, bahkan tanpa keterlibatan langsung

perusahaan, memberikan bukti cukup atas nilai persediaan perusahaan. Faktanya pada saat ini

ada banyak contoh dimana nilai pasar digunakan sebagai nilai persediaan atau aset lain dan

Page 27: Definisi Dan Konsep Profit

pendapatan atau gains dicatat. Contohnya, persediaan produk tertentu, seperti tepung dan

gandum, dapat dinilai pada current market price.

Mengapa kita mengizinkan perusahaan menjual salah satu produknya untuk mencatat

pendapatan, meskipun tidak ada transaksi dimana perusahaan menjadi bagian langsung?

Jawabannya adalah bahwa profesi mengakui bahwa bukti obyektif yang cukup ada sebelum

saat penjualan. Output secara praktik dijamin untuk terjual. Kesimpulannya adalah bukti

obyektif lah yang menjadi faktor penting, bukan transaksi itu sendiri.

Banyak contoh penggunaan nilai pasar sebagai basis penilaian yang ada saat ini bagi

orang yang mengatakan bahwa nilai pasar tidak mewakili bukti obyektif yang cukup. Benar

bahwa dalam beberapa kasus nilai pasar tidak dapat diandalkan, namun kita tidak dapat

meminta bahwa dalam semua kasus perusahaan harus menjadi bagian langsung dalam

transaksi sebelum pendapatan atau gains dapat diakui.

Uji transaksi cocok dalam mayoritas kasus untuk memvalidasi pengakuan pendapatan.

Namun demikian, penulis Theory Monograph No. 3 berpendapat bahwa ada masalah terkait

“kebiasan yang melekat pada kata transaksi”. Akibatnya, uji transaksi sering digunakan

bersamaan dengan tes terkait, seperti tes realisasi.

Martin dan Coombes menyatakan bahwa:

“Dalam beberapa tahun terakhir, uji transaksi menjadi kurang persuasif, terutama di

Australia. Aset mungkin direvaluasi atau didevaluasi dan seringkali valuation gains timbul

sebagai pendapatan. Persyaratan terjadinya transaksi mungkin diperlukan namun bukan

kondisi cukup untuk menghasilkan pendapatan”.

Penyelesaian Subtansial atas Proses Pendapatan

Kriteria ini, tidak secara eksplisit dinyatakan dalam Framework, fokus kepada

pernyataan

bahwa pendapatan tidak dihasilkan (earned) hingga perusahaan telah melakukan sebagian

besar aktivitas yang dengannya perusahaan menghasilkan pendapatan. Agar kriteria ini

dapat digunakan, pendapatan tidak dipertimbangkan telah dihasilkan hingga perusahaan telah

melakukan sesuatu.

Contohnya, penandatanganan kontrak dalam banyak kasus tidak menghasilkan pendapatan

karena tidak ada kinerja oleh penjual pada titik tersebut.

Ketika sebagian besar operasi yang merupakan proses pendapatan telah dilakukan

oleh

Page 28: Definisi Dan Konsep Profit

perusahaan, maka biaya yang terkait dengan operasi tersebut juga dapat ditentukan. Total

biaya dapat diketahui dengan sedikit ketidakpastian, karena apapun future cost yang mungkin

ada dapat ditentukan dengan mudah. Bukti obyektif yang kita cari untuk mendukung

peningkatan nilai berhubungan dengan penentuan obyektif atas biaya. Uji penyelesaian-

proses-pendapatan mucul dari kesulitan subyektif terkait uji yang dijelaskan dalam

pernyataan berikut:

“Kesulitannya adalah bahwa pendapatan mungkin dihasilkan dari beberapa aktivitas, dari

produksi hingga penjualan sampai penerimaan pendapatan dan dalam proses berkelanjutan.

Masalah yang akan dihadapi oleh mereka yang akan menggunakan uji proses pendapatan

adalah pemilihan titik dimana pendapatan mungkin dihasilkan.”

Myers mempertimbangkan masalah ini dengan menyarankan kriteria “peristiwa penting”:

“Laba dihasilkan pada saat membuat keputusan terpenting atau melakukan aktivitas tersulit

dalam siklus transaksi lengkap.”

PANDUAN DARI PEMBUAT STANDAR

Tiga kriteria umum untuk pengakuan pendapatan (keterukuran nilai aset, adanya

transaksi, dan penyelesaian substansial atas proses pendapatan) telah dipertimbangkan oleh

pembuat standar dalam menentukan panduan yang tepat. Kerangka ayat 83 menyediakan dua

kriteria pengakuan pendapatan:

a) besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut

akan mengalir ke atau dari entitas; dan

b) item memiliki biaya atau nilai yang dapat diukur dengan keandalan.

Dengan demikian, Kerangka konseptual memberikan beberapa panduan dalam

kaitannya dengan pengakuan tetapi tidak mencakup pengukuran. IAS 18/AASB 118 revenue

lebih spesifik yang menyatakan bahwa pendapatan harus diukur pada nilai wajar dari

pertimbangan bahwa pendapatan sudah diterima atau masih piutang (paragraf 9). Selanjutnya,

kerangka konseptual memberikan aturan khusus untuk pengakuan dari berbagai jenis

pendapatan, yaitu (a) penjualan barang, (b) pemberian jasa dan (c) bunga, royalti dan dividen.

Penjualan Barang

Dari perspektif teoritis, titik penjualan paling memenuhi tiga kriteria pengakuan umum

(terukurnya nilai aset, adanya suatu transaksi, dan penyelesaian substansial dari proses

produktif) tercantum dalam bagian sebelumnya. Oleh karena itu, titik penjualan dalam

Page 29: Definisi Dan Konsep Profit

earning process umumnya dipilih sebagai waktu yang paling tepat untuk mencatat

pendapatan karena memenuhi kriteria pengakuan. Pada saat penjualan, transaksi terjadi,

penjual menerima aset terukur, dan earning process secara substansial telah selesai.

Berdasarkan IAS 18, Pendapatan dari penjualan barang diakui jika seluruh kondisi

berikut dipenuhi:

(a) entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan

kepada pembeli;

(b) entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan

atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual;

(c) jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal;

(d) kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut akan

mengalir kepada entitas tersebut; dan

(e) biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan tersebut dapat diukur

dengan andal.

Penjelasan Penjualan

Apakah penjualan? Bagaimana kita tahu bahwa penjualan telah terjadi? Menggunakan

hukum sebagai pedoman, biasanya penjualan timbul saat produk dikirimkan oleh penjual

kepada pelanggan, atau jasa diserahkan. Seperti yang dinyatakan oleh Martin:

“Bukti pendapatan yang dapat diverifikasi sering terdiri dari transaksi penjualan

eksternal, sehingga pendapatan tidak dapat seperti biasanya diakui sebelum titik

penjualan.”

Dalam beberapa kasus, penjual bisa melakukan pengiriman tidak dengan memindahkan

barang tetapi dengan pengiriman dokumen kepemilikan.

Haruskah surat hak milik berpindah ke pelanggan agar pertukaran dianggap sebagai

penjualan? Dalam kebanyakan kasus, surat hak milik atas barang berpindah ke pelanggan

karena ketentuan hukum penjualan termasuk perpindahan surat hak milik. Tapi

penekanannya seharusnya pada substansi ekonomi transaksi tersebut dan bukan pada rincian

teknis hukum. Pemindahan surat hak milik merupakan salah satu aspek yang perlu

dipertimbangkan dalam menentukan apakah penjualan telah dibuat (IAS 18 / AASB 118, ayat

15), tetapi tidak harus ditekankan sebagai pertimbangan utama, setidaknya dari sudut

pandang akuntansi. Sales Type Lease adalah contoh bagaimana metode akuntansi mungkin

berbeda dengan sudut pandang hukum. Para pembuat standar telah menyatakan bahwa lease

yang secara substansial mengalihkan semua manfaat dan risiko yang terkait dengan

Page 30: Definisi Dan Konsep Profit

kepemilikan properti harus diperhitungkan sebagai perolehan aset oleh penyewa guna usaha

dan penjualan oleh lessor. Meskipun kontrak menyebutnya sebagai sewa, namun dari sudut

pandang akuntansi, transaksi tersebut adalah penjualan. Jika lessor mentransfer salah satu

produknya kepada penyewa, maka pendapatan penjualan dan biaya penjualan harus dicatat.

Kriteria untuk memastikan apakah sewa adalah sales-type lease (finance lease) tercantum

dalam IAS 17 / AASB 117 Leases. Pertimbangan utama untuk menentukan apakah

penjualan telah terjadi adalah substansi ekonomi dari transaksi atau peristiwa, bukan pada

bentuk hukumnya.

Komplikasi Lain Pada Penjualan

Aturan bahwa penjualan terjadi ketika penjual memberikan barang ke pelanggan cukup

sederhana. Namun, transaksi bisnis dapat bervariasi dan kompleks dan menghasilkan

pertanyaan-pertanyaan seperti:

Kapan sebuah entitas mencatat pendapatan penjualan (sales revenue) jika barang

tersebut disisihkan untuk pelanggan untuk memenuhi kenyamanan mereka? Dalam kasus

seperti itu, pengiriman bukan acuan agar penjualan dapat dicatat.

Bagaimana jika produk disampaikan tetapi pelanggan berhak untuk

mengembalikannya? Hak kepemilikan, dibahas dalam Las 18/AASB 118. Jika risiko

signifikan dari kepemilikan aset tertahan di penjual, maka transaksi tersebut bukan

penjualan dan pendapatan tidak diakui (paragraf 16).

Pengecualian Terhadap Basis Penjualan

Ada situasi di mana pendapatan dapat dicatat bukan ketika saat penjualan.

Ada tiga pengecualian yang diterima:

1. Pendapatan yang diakui selama produksi

2. Pendapatan diakui pada akhir produksi

3. Pendapatan diakui pada saat kas diterima setelah penjualan

Karena kebutuhan untuk prinsip pengakuan didasarkan pada bukti obyektif, logisnya

pengecualian harus terutama karena kecukupan bukti sebelum penjualan untuk dua pertama

dan kekurangan bukti pada saat penjualan untuk yang ketiga. Karena ketiganya adalah

pengecualian untuk aturan umum, ketiganya dapat atau harus digunakan hanya dalam kondisi

tertentu.

1. Selama Produksi

Page 31: Definisi Dan Konsep Profit

Pendapatan dapat diakui secara bertahap dalam beberapa kasus saat produk masih

dalam produksi. IAS 18/AASB 118 memungkinkan pengakuan pendapatan berdasarkan

percentage-of-completion method. IAS ll / AASB 111 tentang Kontrak Konstruksi

memberikan panduan untuk penggunaan metode ini untuk kontrak konstruksi jangka panjang.

Kontrak ini meliputi pembangunan untuk proyek-proyek tertentu biasanya dilakukan di

tempat kerja. Dalam beberapa kasus, mungkin termasuk pembuatan atau pembangunan item

khusus berdasarkan kontrak di pabrik produsen sendiri.

Anggapan bahwa ukuran yang lebih baik dari hasil pendapatan periodik dari

penggunaan metode percentage-of-completion adalah tidak didasarkan pada kriteria

pengakuan. Sebaliknya, pembenaran percentage-of-completion didasarkan pada argumen

bahwa pendapatan timbul sepanjang siklus operasi. Pendapatan tidak tiba-tiba muncul ketika

penjualan dibuat, tetapi dihasilkan secara bertahap dalam suatu proses berkelanjutan. Oleh

karena itu, masuk akal untuk melihat pendapatan sebagai bertahap, meningkat secara

bertahap selama periode produksi – peristiwa yang paling penting dari proses pendapatan –

tetapi hanya jika ada bukti yang cukup untuk melakukan hal ini. Pendapatan dapat diakui

hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomi akan mengalir ke entitas (IAS 18/AASB

118, ayat 22). Penggunaan metode percentage-of-completion untuk kontrak konstruksi hanya

sesuai jika estimasi yang cukup handal dapat dibuat dari tingkat kemajuan penyelesaian

pekerjaan, biaya dan pendapatan kontrak.

Penekanan tampaknya ada pada kriteria umum pertama untuk pengakuan, yang harus

dilakukan dengan keterukuran dan ketertagihan aset. Karena ada kontrak antara pembeli dan

penjual, keterukuran nilai total penjualan barang kemudian muncul.

Kolektibilitas/ketertagihan adalah masalah pertimbangan. Hal ini bergantung pada jaminan

bahwa pembeli dapat diharapkan untuk memenuhi kewajiban mereka. Perkiraan yang paling

penting adalah persentase penyelesaian. Tiga cara telah diidentifikasi untuk membantu

menentukan tahap penyelesaian kontrak (IAS 111 AASB 1 11, ayat 30):

(a) proporsi biaya kontrak yang terjadi untuk pekerjaan yang dilakukan hingga tanggal

selesai sesuai total biaya kontrak;

(b) survei dari pekerjaan yang dilakukan; atau

(c) penyelesaian proporsi fisik dari kontrak pekerjaan.

Kriteria umum kedua untuk pengakuan pendapatan (adanya transaksi) dipenuhi dengan

penandatanganan kontrak yang menetapkan nilai total penjualan. Meskipun ini adalah

kontrak pelaksanaan, kontrak ini secara obyektif menetapkan harga barang dan

mengungkapkan kesediaan pihak luar untuk membayar jumlah tersebut. Kontrak biasanya

Page 32: Definisi Dan Konsep Profit

akan menentukan hak yang dimiliki masing-masing pihak. Penjual memiliki hak untuk

meminta pembayaran atas kemajuan sebagai bukti kepemilikan pembeli dan niat untuk

menyelesaikan kontrak. Dengan asumsi persentase penyelesaian cukup handal, maka jumlah

proporsional dari total pendapatan diharapkan yang tercatat pada setiap periode dapat

dianggap telah ditentukan secara rasional.

Jika proses pendapatan dianggap selesai hanya ketika proyek selesai, maka kriteria

ketiga yang berlaku umum untuk pengakuan pendapatan tidak dapat dikatakan terpenuhi.

Namun, maksud dari kriteria ini adalah untuk memiliki pendapatan yang tercatat sejauh

kinerja perusahaan; sebagai contoh, untuk memastikan bahwa perusahaan telah melakukan

operasi yang diperlukan untuk memperoleh pendapatan saat ini. Biaya yang diasumsikan

mencerminkan kinerja perusahaan. Sebagaimana telah dibahas sebelumnya di bawah prinsip

pengakuan penjualan, tidak pantas untuk mencatat total pendapatan pada saat penjualan jika

sebagian besar operasi yang diperlukan untuk memperoleh pendapatan tersebut belum

dilakukan. Tapi untuk metode percentage-of-completion, jumlah pendapatan proporsional

yang dicatatkan untuk periode saat ini terkait dengan jumlah biaya yang dikeluarkan, yang

merupakan kinerja oleh perusahaan untuk periode tersebut. Oleh karena itu, pendapatan

untuk periode ini didasarkan pada penyelesaian substansial dari porsi yang diberikan atas

total pekerjaan yang sedang dilakukan.

2. Akhir Produksi

Pengakuan pendapatan berdasarkan akhir produksi daripada penjualan adalah prosedur

yang masuk akal jika produksi itu sendiri adalah peristiwa penting dan penjualan berikutnya

hanyalah sebuah transaksi rutin biasa. Situasi seperti itu hanya ada di mana permintaan untuk

output terjamin. Jelas, harus ada bukti yang cukup bahwa permintaan untuk barang tersebut

ada sebelum penjualan yang sebenarnya terjadi.

3. Kas Yang Diterima Setelah Penjualan

Metode installment dan metode cost recovery adalah prosedur yang tepat dalam

kaitannya dengan pengakuan pendapatan berdasarkan kas yang diterima setelah penjualan.

Kas yang diterima adalah jumlah pendapatan.

Berdasarkan metode angsuran, biaya produk dialokasikan oleh rasio:

Kas yang dikumpulkan selama periode

Total harga penjualan (jumlah kas yang diharapkan)

Page 33: Definisi Dan Konsep Profit

Menurut metode cost recovery, jumlah biaya yang sama dengan pendapatan diakui sampai

semua biaya pulih. Setelah itu, uang tunai tambahan yang diterima adalah laba.

Metode ini mengungkapkan sikap konservatif atas pengakuan pendapatan, karena

penjualan produk bukan merupakan bukti yang cukup bahwa pendapatan telah diterima.

Hanya penerimaan aktual kas dari pelanggan yang akan memenuhi persyaratan bukti. Metode

ini diperlukan karena salah satu kriteria pertama untuk pengakuan pendapatan, keterukuran

(kolektibilitas), atau kriteria ketiga, penyelesaian substansial, tidak terpenuhi. Berdasarkan

kriteria ketiga, perusahaan tidak mencatat pendapatan karena belum mendapatkannya dengan

melakukan kegiatan yang diperlukan. Berdasarkan kriteria pertama, penjual tidak memiliki

jaminan bahwa semua uang akan dapat dikumpulkan dari penjualan.

Ketidakpastian yang signifikan mengenai kolektibilitas dari harga jual adalah salah satu

alasan untuk menggunakan prinsip pengakuan pendapatan konservatif ini. Bagaimana

seseorang menentukan tingkat ketidakpastian, yaitu bahwa tidak ada dasar yang beralasan

untuk memperkirakan tingkat kolektibilitas?

Pemberian Jasa/ Layanan

Berdasarkan IAS 18, Pendapatan dari penjualan jasa diakui dengan acuan pada

tingkat penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca atau tanggal pelaporan jika hasil

transaksi yang terkait dengan penjualan jasa dapat diestimasi dengan andal. Hasil transaksi

dapat diestimasi dengan andal jika seluruh kondisi berikut ini dipenuhi:

(a) jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal;

(b) kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut dapat

diperoleh entitas;

(c) tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur dengan

andal; dan

(d) biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya menyelesaikan transaksi tersebut

dapat diukur dengan andal.

Dengan demikian, pendapatan diakui pada periode dimana jasa diberikan. Pengakuan

pendapatan atas dasar ini memberikan informasi yang berguna tentang kegiatan pelayanan

dan kinerja perusahaan pada periode, yang tidak akan tersedia jika layanan yang diperlukan

akan selesai sebelum pendapatan diakui. Paragraf 23 menyatakan bahwa suatu entitas

umumnya mampu membuat estimasi yang handal, yang memungkinkan pengakuan

pendapatan, ketika telah setuju untuk melakukan hal berikut dengan pihak lain:

Page 34: Definisi Dan Konsep Profit

(a) hak dilaksanakan masing-masing pihak mengenai layanan yang akan diberikan dan

diterima oleh para pihak;

(b) pertimbangan untuk dipertukarkan; dan

(c) cara dan ketentuan penyelesaiannya.

Layanan dapat melibatkan tindakan dan waktu tunggal, atau beberapa tindakan dan

waktu. Pengakuan pendapatan harus mempertimbangkan sifat dan waktu tindakan. Jika ada

tindakan signifikan yang harus diselesaikan, pengakuan seharusnya tidak terjadi sampai

tindakan ini telah dilakukan. Dimana layanan terdiri dari jumlah tak tentu tindakan selama

periode tertentu, pendapatan harus diakui dengan dasar garis lurus (paragraf 25). Jumlah

pendapatan yang diakui harus mencerminkan layanan yang disediakan. Sebagai contoh,

Australian Securities and Investments Commission (ASIC) menemukan bahwa perusahaan

yang bertindak dalam hubungan keagenan, seperti agen perjalanan, melaporkan pendapatan

secara bruto. Mereka menunjukkan nilai transaksi yang dilakukan oleh klien mereka,

daripada jumlah bersih komisi yang menjadi hak mereka. Meskipun keuntungan tidak

terpengaruh (karena perusahaan juga membuat overstatement pada biaya), ASIC menganggap

praktek itu bertentangan dengan persyaratan pengakuan pendapatan dan berpotensi

menyesatkan pengguna laporan keuangan.

Bunga, Royalty, dan Deviden

Berdasarkan IAS 18 Pendapatan yang timbul dari penggunaan aset entitas oleh

pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti, dan dividen diakui atas dasar yang

dijelaskan dalam paragraf 30 (Jika bunga yang belum dibayar telah diakui sebelum

pembelian investasi yang berbunga, maka penerimaan bunga kemudian dialokasikan antara

periode sebelum pembelian dan sesudah pembelian, hanya bagian setelah pembelian yang

diakui sebagai pendapatan) jika:

(a) kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan

diperoleh entitas; dan

(b) jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.

Bunga, royalti dan dividen dapat diakui pada saat diterima, memenuhi semua tiga

kriteria pengakuan umum. Namun, untuk beberapa item, berlalunya waktu menandakan

pendapatan telah diterima. Karena itu, pendapatan yang masih harus dibayar dicatat,

meskipun tidak ada transaksi eksternal. Contohnya adalah pendapatan bunga yang masih

harus dibayar pada akhir periode akuntansi. Akibatnya, layanan dijual – penggunaan uang –

setiap harinya.

Page 35: Definisi Dan Konsep Profit

IAS 18/AASB 118 paragraf 30 mengatur bahwa:

a. Bunga harus diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif;

b. Royalti harus diakui sesuai dengan substansi perjanjian yang relevan; dan

c. Dividen harus diakui pada saat pemegang saham memiliki hak untuk menerima

pembayaran.

Dalam dua kasus pertama, praktik tersebut mungkin untuk mengakui pendapatan

secara akrual berdasarkan metode garis lurus selama masa perjanjian

PENGAKUAN PENDAPATAN DAN PENGUKURAN - KEGIATAN YANG

DILAKUKAN SAAT INI OLEH PEMBUAT STANDAR

Pembuat standar telah melakukan proyek-proyek baru dalam kaitannya dengan

pengakuan pendapatan dan pengukuran karena transaksi pendapatan tidak dijelaskan dengan

baik oleh literatur panduan yang ada. Selain itu, transaksi telah menjadi lebih kompleks;

misalnya, mereka dapat menggabungkan barang, jasa dan transaksi keuangan.

Para pembuat standar telah menyadari bahwa ada inkonsistensi antara Framework dan

beberapa standar. Misalnya, penerapan kriteria pengakuan dalam Framework dan IAS 18

dapat menciptakan aktiva dan kewajiban yang ditangguhkan yang tidak sesuai dengan

definisi aset dan kewajiban pada Framework. Selanjutnya, standar tidak menangani dengan

baik dengan transaksi yang melibatkan komponen (pengaturan pendapatan multi-elemen).

Misalnya, 'bundling' produk utama dengan produk tambahan dan jasa yang sedang

berlangsung, seperti yang terjadi di sektor teknologi, membuat pengakuan pendapatan rumit.

FASB telah menunjukkan ada kekosongan dalam petunjuk pengakuan pendapatan dan

kurangnya dasar konseptual untuk menyelesaikan masalah relevan terkait. Kebijakan

pengakuan pendapatan perusahaan AS telah menjadi subyek dari mayoritas permintaan SEC

untuk penyajian kembali laporan keuangan.

Proyek Pengakuan Pendapatan Saat Ini

FASB dan IASB telah melakukan sebuah proyek untuk mengembangkan seperangkat

prinsip-prinsip pengakuan pendapatan yang akan menghilangkan inkonsistensi dalam literatur

otoritatif yang ada dan praktek akuntansi yang berlaku. Proyek tersebut menangani isu-isu

konseptual kunci yang mendasari pelaporan keuangan, termasuk perbedaan antara kewajiban

Page 36: Definisi Dan Konsep Profit

dan ekuitas, pengakuan kewajiban (termasuk pedoman yang berkaitan dengan definisi dan

kriteria pengakuan), dan prinsip-prinsip umum untuk mengakui pendapatan.

FASB dan IASB telah mengusulkan prinsip-prinsip dasar berikut untuk pengakuan dan

pengukuran pendapatan:

• Sebuah entitas pelaporan harus mengakui pendapatan dalam periode akuntansi dimana

mereka muncul dan mengukur mereka sebesar nilai wajarnya pada tanggal mereka

muncul jika dapat menentukan keterjadian dan pengukurannya dengan keandalan yang

cukup.

• Sebuah entitas pelaporan harus mengukur pendapatan dari peningkatan aset atau

penurunan kewajiban (atau kombinasi keduanya) pada nilai wajar kenaikan atau

penurunannya.

Prinsip-prinsip ini merupakan perpanjangan dari petunjuk sebelumnya. Namun, mereka

mencakup perubahan dalam penekanan di beberapa area, yang dapat menyebabkan

perubahan dalam praktek akuntansi. Sebagai contoh:

• Pendapatan diakui pada periode di mana ia muncul. Ada penekanan pada pengakuan

pendapatan tepat waktu, daripada realisasi pendapatan.

• Pendapatan timbul dari kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban. Pendapatan dapat

dihasilkan dari perubahan nilai aset yang terjadi dalam siklus produksi dan dari holding

aset (yaitu, dari pengukuran kembali). Kedua unsur pendapatan tersebut termasuk dalam

pengukuran laba rugi komprehensif.

• Pengakuan pendapatan dan pengukuran mencerminkan nilai wajar. Pendekatan nilai

wajar telah diadopsi sebagai prinsip yang berjalan, namun ini akan terpengaruh di masa

depan dengan keputusan dalam Proyek Pengukuran. Pendekatan nilai wajar tersebut

kontroversial dan tidak memiliki dukungan sepenuhnya dari pembuat standar. Sebagai

contoh, Accounting Standard Setting Board of Japan telah menyatakan keprihatinan

tentang arah proyek ini dan meminta agar hal ini dihentikan.

• Pengukuran harus dapat diandalkan/reliabel. Hal ini sesuai dengan karakteristik kualitatif

informasi keuangan yang ada dalam Framework.

Selanjutnya, IASB telah sepakat bahwa sementara ada dua kriteria yang harus dipenuhi untuk

mengakui pendapatan. Ini adalah:

• kriteria unsur-unsur, yang membutuhkan perubahan dalam aktiva atau kewajiban telah

terjadi, yaitu (1) peningkatan aset telah terjadi yang meningkatkan ekuitas, tanpa investasi

yang sepadan oleh pemilik, dan (2) penurunan kewajiban telah terjadi dan juga kenaikan

Page 37: Definisi Dan Konsep Profit

ekuitas, tanpa investasi yang sepadan oleh pemilik (seperti pengampunan oleh kreditor

kepada entitas)

• kriteria pengukuran, yang mengharuskan perubahan aktiva atau kewajiban dapat diukur

dengan tepat, yaitu (1) aset atau kewajiban diukur dengan menggunakan atribut yang

relevan, dan (2) peningkatan aset atau penurunan kewajiban diukur dengan keandalan

yang cukup.

Kriteria pengukuran tidak berisi kriteria probabilitas, seperti yang terdapat di kerangka IASB

dan AASB. Keputusan untuk tidak menggunakan kriteria probabilitas mencerminkan

pandangan IASB bahwa probabilitas harus menjadi bagian dari pengukuran unsur laporan

keuangan dan tidak harus menjadi kriteria untuk pengakuan. Measurability/keterukuran

masih merupakan elemen penting dari kriteria yang baru, tapi ada sedikit pengurangan

penekanan pada penyelesaian substansial dari proses laba. Pendekatan yang dilakukan dalam

proyek ini adalah untuk fokus pada perubahan nilai aktiva dan kewajiban daripada

penyelesaian proses pendapatan.

Penyajian Laporan Keuangan

IASB dengan FASB melaksanakan proyek bersama berkaitan dengan penyajian laporan

keuangan (melanjutkan proyek pelaporan kinerja keuangan). Proyek ini relevan dengan

diskusi tentang pengakuan pendapatan karena ini berkaitan dengan bagaimana item

pendapatan akan dilaporkan dalam laporan keuangan. Proyek ini dikerjakan untuk

menetapkan standar penyajian informasi dalam laporan keuangan untuk meningkatkan

kegunaan informasi bahwa dalam menilai kinerja keuangan dan posisi dari suatu entitas.

IASB mencatat bahwa ada perbedaan antara negara-negara dalam kaitannya dengan

presentasi, klasifikasi dan definisi item dan indikator kinerja utama. Selain itu, penggunaan

model pengukuran campuran-atribut (yaitu, model yang menggunakan kedua nilai historis

dan pengukuran nilai wajar) menyatakan keprihatinan tentang efeknya pada penyajian kinerja

dan posisi keuangan.

Proyek ini meliputi masalah yang berhubungan dengan tampilan dan penyajian laporan

keuangan dari semua perubahan yang diakui dalam aset dan kewajiban dari transaksi atau

peristiwa lain, kecuali yang terkait dengan transaksi dengan pemilik. Ini akan

mempertimbangkan item yang saat ini dilaporkan dalam laporan laba rugi, laporan arus kas,

dan laporan perubahan ekuitas. IAS I memungkinkan tetapi tidak memerlukan laporan laba

rugi komprehensif tunggal.

Kesimpulan sementara dari proyek ini adalah sebagai berikut:

Page 38: Definisi Dan Konsep Profit

• all-inclusive, laporan laba rugi tunggal. Ini adalah perubahan dari praktik masa lalu di

mana laporan laba rugi multiple telah disajikan. Semua perubahan aktiva dan kewajiban akan

ditampilkan dalam laporan laba rugi, sedangkan di masa lalu hanya beberapa item yang

termasuk dalam laporan laba rugi.

• Realisasi bukanlah dasar untuk masuknya barang. Tujuan dari laporan laba rugi adalah

untuk memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan. Fakta bahwa item

tidak direalisasi tidak akan menghalanginya dari memasukannya ke dalam laporan laba rugi.

Ini adalah perubahan dalam praktek yang mungkin disukai oleh beberapa konstituen seperti

analis yang menginginkan pengukuran nilai lebih adil dan inklusi dari semua item yang

mempengaruhi kekayaan equityholders. Namun, mungkin ditentang oleh pihak lain, misalnya

preparer (penyaji laporan) yang tidak mendukung pendekatan nilai wajar. Penggunaan

pengukuran nilai wajar kontroversial di banyak negara, karena beberapa preparer laporan

keuangan dan pengguna menganggap bahwa hal itu mungkin kurang andal.

• Pengungkapan terpisah dari kinerja dan pengukuran kembali. Laporan laba rugi akan

membedakan antara arus pendapatan dan penyesuaian valuasi. Perubahan nilai wajar akan

mengungkapkan penyebab perubahan: kinerja selama periode tersebut, perubahan kondisi

ekonomi, atau perubahan ekspektasi pasar. Namun, klasifikasi barang mungkin tidak mudah

dan pertimbangan akan diperlukan. Beberapa pengguna laporan keuangan keberatan dengan

persyaratan yang meningkatkan subjektivitas dalam laporan keuangan dan mengurangi

keandalan dan komparabilitas materi yang disampaikan.

• Pembatasan dalam kategori presentasi yang akan digunakan dalam laporan keuangan.

Baris-baris pada laporan laba rugi akan memisahkan laba usaha, laba usaha lainnya,

pendapatan keuangan, beban pembiayaan, pajak penghasilan, operasi dalam penghentian dan

hasil lindung nilai arus kas. Dengan demikian, akan ada kurangnya kebijaksanaan manajemen

dalam format presentasi dan pembatasan kemampuan manajemen untuk menggunakan

presentasi dengan cara yang oportunistik. Umpan balik dari pengujian lapangan menunjukkan

bahwa penyaji ingin lebih banyak fleksibilitas untuk menyajikan perusahaan mereka dengan

cara yang konsisten dengan bisnis mereka. Selain itu, ada kekhawatiran bahwa pendekatan

yang diusulkan tidak akan cocok untuk lembaga keuangan.