dbd

16
(DBD) Demam Berdarah Dengue Demam Dengue & Demam Berdarah Dengue pearls & pitfalls Sri Rezeki S.Hadinegoro Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM, Jakarta Renungan Mengingat infeksi Dengue/DBD termasuk penyakit endemis di Indonesia, seharusnya tidak boleh terjadi lagi misdiagnosis atau kegagalan pengobatan infeksi Dengue/ DBD di Indonesia 1. Infeksi dengue sudah menjadi masalah global di Indonesia dan seluruh dunia 2. Di seluruh dunia diasumsikan setiap tahun terdapat 50 – 100 juta DD dan 250.000 – 500.000 DBD 3. Angka kematian umum DBD di Indonesia sudah turun 2,5%, tetapi untuk SSD masih tinggi 4. Angka kematian SSD di PICU RSDK masih tinggi 51,2% (1998), 26% (2000), dan 12% (2002) 5. Angka kematian yang tinggi disebabkan krn perjalanan klinis dan patogenesis/patofisiologi DBD masih belum sepenuhnya diketahui 6. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa gangguan hemostasis dan vaskuler leakage merupakan faktor prediktor syok pada DBD 7. PEI > 6% mempunyai resiko syok 13,86 kali

Upload: febni-amaii

Post on 01-Jul-2015

266 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: DBD

(DBD) Demam Berdarah Dengue

Demam Dengue & Demam Berdarah Dengue pearls & pitfalls

Sri Rezeki S.HadinegoroDepartemen Ilmu Kesehatan Anak

FKUI-RSCM, Jakarta

Renungan

Mengingat infeksi Dengue/DBD termasuk penyakit endemis di Indonesia,seharusnya tidak boleh terjadi lagi misdiagnosis atau kegagalan pengobatan infeksi Dengue/

DBD di Indonesia

1. Infeksi dengue sudah menjadi masalah global di Indonesia dan seluruh dunia2. Di seluruh dunia diasumsikan setiap tahun terdapat 50 – 100 juta DD dan 250.000 –

500.000 DBD3. Angka kematian umum DBD di Indonesia sudah turun 2,5%, tetapi untuk SSD masih

tinggi 4. Angka kematian SSD di PICU RSDK masih tinggi 51,2% (1998), 26% (2000), dan 12%

(2002)5. Angka kematian yang tinggi disebabkan krn perjalanan klinis dan

patogenesis/patofisiologi DBD masih belum sepenuhnya diketahui6. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa gangguan hemostasis dan vaskuler leakage

merupakan faktor prediktor syok pada DBD7. PEI > 6% mempunyai resiko syok 13,86 kali8. Kinetik kadar faktor hemostasis dan kebocoran vaskuler perlu dipantau pada fase akut

DBD, untuk segera diberikan terapi, sehingga dapat menurunkan mortalitas9. Beberapa teori telah dikemukakan untuk menerangkan patogenesis/patofisiologi DBD10. Teori : Antibody Dependent Enhancement (ADE), virulensi virus dan beban virus,

endotoksin, apoptosis, mediator, endotel, dan hemostasis

Page 2: DBD

11. Semua teori menekankan bahwa gangguan hemostasis dan kebocoran vaskuler merupakan inti dari patogenesis DBD

Definisi DBD12.

1. Penyakit akut dengan demam disertai perdarahan, trombositopenia (<>20% dari Ht rekonvalesen atau menurut umur), efusi pleura, asites, efusi perikardium, hipoproteinemia, dan hipoalbuminemia

2. Perbedaan DBD dengan DD adalah adanya kebocoran plasma melalui celah endotel, tanpa nekrosis atau inflamasi kapiler endotel

3. Hal-hal Umum yang perlu mendapat perhatian

Sel Target Virus Dengue

1. Monosit /Makrofag : ADE Antibodi pre-infeksi dlm tubuh penderita berikatan dgn virus dengue membentuk kompleks imun. Dokmain Fc antibodi menjadi perantara pengikatan ke sel-sel monosit/makrofag, terjadi fusi, neutralisasi, dan infeksi

2. Sel hepar: Diketemukan virus dengue RNA dengan RT-PCR didalam jar.hepar dan limfoid. Hepar diduga sbg tempat replikasi virus utama;

3. Peneliti lain virus dengue menginfeksi sel kupffer, lalu sel ini mengalami apoptosis dan difagositosis. Hepatosit mungkin menjadi sel target primer di hepar, terutama untuk DBD berat dan fatal

1. Sel endotel : Autopsi 100 SSD tidak berhasil menemukan antigen virus dengue dlm sel endotel epidermis.

Penelitian dgn mikroskop elektron menunjukkan pembengkakan mitokondria, vakuolisasi sitoplasma, peningkatan sel pinositikMembuktikan bhw kebocoran vaskuler diperankan oleh sel endotel

Sel Langerhans : Darah berasal dari sel dendrit manusia, terbukti mempunyai kemungkinan terinfeksi virus dengue 10 kali lebih tinggi daripada monosit/ makrofag

Patogenesis / Patofisiologi DBD1. Virulensi Virus dan Beban Virus2. Imunopatogenesis : 1. Teori Antibody Dependent Enhancement (ADE) 2. Aktivasi

Imunologik Aberans 3. Deviasi Imun 3. Teori Endotel4. Teori Endotoksin5. Teori Mediator6. Teori apoptosis7. Faktor Genetik8. Teori hemostasis

Page 3: DBD

Virulensi Virus dan Beban Virus

1. Terdapat perbedaan galur virus dalam kemampuan mengikat dan menginfeksi sel target. Dalam hal ini kemampuan menghasilkan virus progenik dengan hasil produk gen yang berlainan dan memberikan aspek berbeda

2. Serotipe Den-2 sering menyebabkan syok ; Serotipe Den-3 sering diisolasi dari DBD berat

3. Vaughn Beratnya DBD berkorelasi dgn tingginya titer viremia, infeksi sekunder, Den-2

Perjalanan Penyakit Virus Dengue

1. Perjalanan infeksi dengue sangat klasik, namun para dokter mengatakan sulit diramal (unpredictable)

2. Tidak banyak dokter mempunyai pemahaman dasar patogenesis infeksi dengue. Padahal hal ini penting sebagai dasar pengobatan dan meramal perjalanan penyakit

Gambar: Perjalanan Penyakit Infeksi Dengue

Gambar: Perubahan Ht, Trombosit & LPB dalam Perjalanan Penyakit DBD

Page 4: DBD

Hal-hal Umum yang perlu mendapat perhatian

1. Untuk ketepatan diagnosis perlu pemantauan cermat & berkala, karena tidak adanya alat diagnostik yang dapat memastikan diagnosis dengan sekali pemeriksaan

2. Dasar pengobatan: volume replacement dan pertahankan oksigenasi dg baik untuk mencegah terjadinya perdarahan masif & kematian.

Pearls dalam Diagnosis

1. Anak dengan demam tinggi mendadakUji tourniquet positif dengan atau terdapat petekieFacial flushing tanpa pilek atau batuk, membedakan dg influenza & ISPADemam 2-3 hari + uji tourniquet pos + leukosit <5000/ul,>positive predictive value

unt diagnosis dengue/ DBD

Uji Tourniquet 1. Manset 2/3 lengan atas2. Pertahankan antara sistolik & diastolik3. Tunggu 5 menit4. Lakukan sendiri

Page 5: DBD

Positif bila petekie ≥ 20 / inchatau 2,5 cm2

Perhatikan penampakan pasien DBD1. Tampak lesu, lemah, ingin tidur terus

Pearls dalam Diagnosis1. Anak dengan demam tinggi mendadak

+ hepatomegaliLeukopenia, penurunan PMN, relatif limfositosis, tanda akhir fase demamPenurunan drastis trombosit bersamaan dengan peningkatan Ht (20%) dugaan kuat

DBD, segera intervensiSyok disertai LED rendah/normal (<10mm/jam)> Adanya efusi pleura dan asites membantu diagnosis, walaupun Ht <20%>

Page 6: DBD

Konsep yang Salah1. Demam + perdarahan = DBD

Perlu 4 kriteria WHO, plasma leakage2. Uji Tourniquet positif = DBD

Uji Tourniquet tidak spesifik, fragilitas kapiler3. Infeksi dengue yang tidak diobati dengan baik akan menjadi DBD

Infeksi dengue bila tidak diobati dengan baik akan menjadi berat, tapi DBD merupakan spektrum klinis yang berbeda tetap terjadi walaupun diobati dengan baik

DBD merupakan penyakit pada anakSemua umur dapat terkena

DBD merupakan masalah masyarakat sosial rendahSemua kelompok masyarakat dapat terkena

Kematian pada DBD disebabkan oleh perdarahanPerdarahan terjadi akibat syok tidak teratasi (syok berkepanjangan & syok berulang)

Pitfalls dalam Diagnosis

1. Ketidaktepatan waktu pemeriksaan leukosit, trombosit, Ht untuk meramal fase kristis (time of fever defervescence)

2. Kegagalan membedakan demam dengue dengan demam berdarah dengue3. Kegagalan mendeteksi awal terjadinya syok

Spektrum klinis infeksi virus dengue

Kurva Suhu Demam Dengue

Page 7: DBD

Kurva Suhu Demam Berdarah Dengue

Pitfalls dalam Diagnosis1. Kriteria diagnosis WHO hanya berlaku untuk DBD tidak untuk spektrum infeksi dengue

yang lain2. Kesalahan diagnosis

umur <2th + demam tinggi, diare, kejang diduga menderita ensefalitis seharusnya dengue ensefalopati

anak besar + demam, nyeri perut didiagnosis sebagai apendisitis akut3. Rapid sero diagnostic test sering menghasilkan negatif palsu pada hari demam 2-3

Page 8: DBD

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada kriteria diagnosis WHO 1986

1. Berlaku untuk DBD, tidak untuk DD2. Kriteria

Dua atau lebih tanda klinis + trombositopenia + hemokonsentrasi (harus ada) dan dikonfirmasi dengan uji serologi

3. Perlu pemeriksaan berkala (klinis & lab)4. Penting untuk laporan epidemiologi

Foto toraks pasien DBD derajat III

Gambaran Foto Toraks1. Vaskular marking bertambah (engorgement) 2. Cloudy (radio opak) hemitoraks kanan3. Sinus kardiotorasik tumpul4. Kubah diafragma kanan > tinggi dp kiri5. Efusi pleura

Kapan foto toraks dilakukan?1. Konfirmasi diagnosis: ingat kelainan foto toraks baru akan tampak apabila perembesan

plasma>20% 2. Saat diagnosis ragu-ragu, dengan mengingat bahwa perembesan plasma terjadi pada

hari ketiga sakit dan selanjutnya 3. Sebagai evaluasi pemberian cairan

Pleural Effusion Index

Page 10: DBD

Pearl dalam Tata laksana1. Dengan deteksi dini dan pemantauan berkala terhadap plasma leakage, pemberian

cairan pengganti mencegah terjadinya syok2. Fase perembesan plasma singkat 24-48 jam. Perlu pemantauan tanda vital, Ht, jumlah

urin 3. 60% DSS berhasil diatasi hanya dengan larutan kristaloid, 20% perlu koloid, 15% perlu

transfusi darah4. Dengan deteksi syok sedini mungkin & pengobatan tepat,

akan segera terjadi penyembuhanperdarahan masif tidak akan terjadi walaupun jumlah trombosit <50.000/>

5. Indikator stop IVFD apabila Ht & gejala vital stabil, cukup diuresis, nafsu makan membaik.

Pitfalls dalam Tata laksana1. Penggantian volume cairan terlalu dini

sebelum terjadi perembesan plasma,tidak diperlukan pada DD (tidak ada perembesan plasma)

2. Terlambat memberi koloid pada fase kritis3. Terlambat memberi transfusi darah pada syok berkepanjangan 4. Kegagalan pada pemantauan penggantian volume cairan

Berlebih : efusi pleura & distres pernafasanTerlalu lama setelah perembesan plasma berhenti (24-48jam) : edema paru & gagal

jantung5. Kegagalan mendeteksi asidosis 6. Kegagalan mendeteksi perdarahan internal: syok berkepanjangan7. Pemberian trombosit suspensi sebagi profilaksis

Page 13: DBD

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit  demam akut yang banyak ditemukan di daerah tropis. Penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue secara geografis mirip dengan penyebaran penyakit malaria. Demam dengue umumnya menyerang orang yang kekebalan tubuhnya sedang menurun.

Wabah pertama Penyakit Demam Berdarah terjadi pada tahun 1780-an secara bersamaan di Asia, Afrika, dan Amerika Utara. Penyakit ini kemudian dikenali dan dinamai pada 1779. Wabah besar global dimulai di Asia Tenggara pada 1950-an dan hingga 1975 demam berdarah ini telah menjadi penyebab kematian utama di antaranya yang terjadi pada anak-anak di daerah tersebut.

WHO memperkirakan lebih dari 500.000 dari 50 juta kasus demam dengue memerlukan perawatan di rumah sakit. Lebih dari 40% penduduk dunia hidup di daerah endemis demam dengue.

Penyebab Demam Bedarah Dengue

Penyakit Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Setiap serotype memiliki perbedaan sehingga tidak ada proteksi-silang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi. Demam berdarah tersebar atau ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang sebelumnya sudah menggigit orang yang terinfeksi dengue .

Tanda dan Gejala Demam Berdarah Dengue

Penyakit ini ditunjukkan melalui munculnya demam secara tiba-tiba, disertai sakit kepala berat, sakit pada sendi (mialgia), sakit pada otot (artralgia) dan ruam; ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang, petekial dan biasanya mucul dulu pada bagian bawah badan – pada beberapa pasien, ia menyebar hingga menyelimuti hampir seluruh tubuh. Selain itu, radang perut bisa juga muncul dengan kombinasi sakit di perut, rasa mual, muntah-muntah atau diare, pilek ringan disertai batuk-batuk. Kondisi waspada ini perlu disikapi dengan pengetahuan yang luas oleh penderita maupun keluarga yang harus segera konsultasi ke dokter apabila pasien/penderita mengalami demam tinggi 3 hari berturut-turut. Banyak penderita atau keluarga penderita mengalami kondisi fatal karena menganggap ringan gejala-gejala tersebut

Page 14: DBD

Demam berdarah umumnya berlangsung sekitar enam atau tujuh hari dengan puncak demam yang lebih kecil terjadi pada akhir masa demam. Secara klinis, jumlah platelet akan jatuh hingga pasien dianggap afebril.

Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 – 15 hari orang yang tertular dapat mengalami / menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini :

Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun.

Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 – 7 hari, nyeri-nyeri pada tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di bawah kulit.

Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/DBD) gejalanya sama dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung (epistaksis/mimisan), mulut, dubur, dsb.

Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok / presyok. Bentuk ini sering berujung pada kematian.

Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka kematiannya cukup tinggi, oleh karena itu setiap Penderita yang diduga menderita Penyakit Demam Berdarah dalam tingkat yang manapun harus segera dibawa ke dokter atau Rumah Sakit, mengingat sewaktu-waktu dapat mengalami syok / kematian.

Penyebab demam berdarah menunjukkan demam yang lebih tinggi, pendarahan, trombositopenia dan hemokonsentrasi. Sejumlah kasus kecil bisa menyebabkan sindrom shock dengue yang mempunyai tingkat kematian tinggi.

Sumber: Wikipedia; dan dari  Berbagai sumber