penerbitrepository.uhamka.ac.id/167/1/konsep daya saing wilayah persp… · digambarkan oleh porter...

32

Upload: hoangkhue

Post on 26-Aug-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

,,

Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan WilayahBadan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Penerbit :

Yudi WidayantoBinuko Dani Soewargono

Penyunting :

Hatta Rajasa (MenristekIKepala BPPT)Sri Sultan Hamengkubuwono X (Gubemur DIY)

Yudi Widayanto (BPPT)Binuko Dani Soewargono (BPPT)

Suhandojo (BPPT)Muchdie (BPPT)

Fahriyanto (Walikota Magelang)A. R. Karseno (UGM)

Penulis

D~YA SAING WILA YAHDALAM PERSPEKTIF

TEKNOLOGI

Dilarang memproduksi dalam bentuk apapuntanpa izin tertulis dari penerbit

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang© all rights reserved

Penyunting: Yudi Widayanto, Binuko Dani SoewargonoSetting: Dicky Ramdhani SKDesain sampul : Tien Widianto

Edisi pertama, 2003Diterbitkan pertama kali oleh :

Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan WilayahBPPT

Jakarta, 2003

DA YA SAING WILA YAHDALAM PERSPEKTIF TEKNOLOGI

Daya Saing Wilayah Dalam Perspektif Teknologi /Penyunting; Yudi Widayanto, Binuko Dani Soewargono. -

Jakarta:Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan

Wilayah,BPPT,2003.

228 hlm ; 140 x 205 mmISBN 979-3138-05-X

. -_-=g perlu dilakukan untuk m~wujudkan kompetensi inti:i.:.-asaingsuatu wilayah.

Secara umum Pengembangan wilayah merupakan-ra:.~-upaya yang dilakukan secara sistematis oleh Pengelola"--ilayah dalam rangka memanfaatkan dan mengembangkanS-"'"ZUa potensi sumberdaya pembangunannya untuk mencapai

Sejalan dengan perkembangan kegiatan dan programpembangunan pada saat mi, peningkatan kuantitaspembangunan perlu dibarengi dengan peningkatan kualitas hasilpembangunan yang lebih optimal. Penerapan strategipembangunan daerah di masa datang perlu lebih menekankankepada peningkatan kemampuan daerah dalam mengelola danzaembiayai program-program pembangunan yang direncanakansecara mandiri (self capability).

Dalam era otonomi daerah sekarang ini, daerah-daerahdmmnrt mampu meningkatkan berbagai potensi sumberdayapembangunan dan mengenali berbagai keunggulan-keunggulanyzag dimiliki untuk mampu bersaing secara regional maupun-~e:national.

Guna meningkatkan keunggulan komparatif suatuwilayah menjadi keunggulan kompetetif (competitiveadvantage) dalam era persaingan pasar global, maka perlu.:= .. aknkan kajian-kajian yang mampu menganalisis kondisie~~sting potensi sumberdaya pembangunan secaraomprehensif, sehingga dapat dirumuskan indikator-indikator

KAT A PENGANT AR

Kata Pengantar - iii,,

iv - Daya Saing Wilayah Dalam Perspektif Teknologi

keunggulan-keunggulan komparatifnya baik secara Regional., .maupun Intemasional. '

Penciptaaan Keunggulan daya saing suatu wilayahsangat ditentukan pada basis keunggulan inheren yang terdapatpada wilayah tersebut, yaitu berbasis pada sumberdaya lokal(local resources), sehingga keunggulan daya saing wilayahnyadapat diwujudkan ke dalam kegiatan-kegiatan pembangunanyang berkesinambungan (sustainable development).

Partisipasi terhadap proses globalisasi industri,perdagangan dan jasa yang semakin 'interconnected'merupakan kenyataan baru bagi upaya mewujudkan daya saingsuatu bangsa (porter, 1993).

Daya saing suatu wilayah sangat ditentukan olehbagaimana suatu pemerintah daerah dapat mentransformasikandata untuk dianalisis sehingga menjadi informasi, dan informasidiberi penilaian (judgement) hingga menjadi ide, lalu idetersebut diberi konteks, sehingga menjadi pengetahuan. Daripengetahuan inilah daya saing wilayah dapat diwujudkan. Padaakhimya, barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayahyang unggul akan selalu bertumpu pada strategi yang berbasissumberdaya (resource-based) dan pengetahuan (knowledge­based).

Dalam rangka mensosialisasikan hasil kajian BPPT danmeningkatkan wawasan aparatur pemerintah daerah dalammenentukan strategi peningkatan daya saing wilayah, makatelah dilakukan seminar nasional Teknologi dan Daya SaingWilayah KabupateniKota pada tanggal 21 April 2003 diYogyakarta. Seminar tersebut dihadiri oleh pemerintah daerahkabupaten, kota dan provinsi terutama di pulau Jawa dan Bali,LSM, Perguruan Tinggi, lembaga-lembaga penelitian dan

Aunur Rofiq Hadi

Direktur Pusat Pengkajian KebijakanTeknologi Pen~embangan Wilayah -BPPT

Jakarta, Desember 2003

pengembangan pemerintah dan non pemerintah, dan tokohmasyarakat.

Mengingat penting dan besarnya minat peserta dalamseminar tersebut, maka Pusat PKTPW merasa terpanggil untukmembukukan hasil seminar tersebut yang sekaligus diharapkanmampu memberikan gambaran yang jelas dan komprehensiftentang permasalahan dan konsep daya saing wilayah.

Buku ini terdiri dari tiga bagian utama, yaitu: bagian 1tentang pentingnya daya saing wilayah, bagian 2 tentang studibsus daya saing wilayah dalam perspektif teknologi, danbagian 3 tentang strategi peningkatan daya saing wilayah dibeberapa kabupaten dan kota.

Akhirnya atas nama Pusat Pengkajian KebijakanTeknologi Pengembangan Wilayah, saya menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan,bantuan dan kritik, sehingga buku ini dapat terwujud. Akhirnyasaya mengharapkan buku ini dapat menjadi salah satu referensientang daya saing wilayah khususnya dalam perspektifeknologi.

\'. Kata Pengantar - v

- Jaya Saing Wilayah Dalam Per$'pektifTeknoloqi

19BabillKonsep Daya Saing Wilayah: PerspektifTeknclogi- Mien Askinatin, Yudi Widayanto dan-Muchdie

Bah!Ua_ a Saing Dari Sudut Teknologi 1_Hatta Rajasa (Menteri Negara Riset dan Teknologi)

BAGIANI:PENTINGNYA DAYA SAING WILAYAH

iiivi

K2U PengantarDaftar isi

DAFTAR lSI

7BabllD2ya Saing Di Indonesia- Sri Sultan Hamengku Buwono X (Gubernur Kepa/aDaerah Istimewa Yogyakarta)

Daftar lsi - vii

141BabVllUpaya Peningkatan Daya Saing KabupatenSidoarjo- Suhandojo

BAGIANID:STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING WILAYAH

109BabVIAnalisis Daya Saing Teknologi DiEraOtonomi Daerah: Kasus Provinsi Banten- Mien Askinatin

81BabV'Indeks Iklim Teknologi Wilayah:Kasus Provinsi Kalimantan Selatan- Binuko Dani Soewargono, Suhandojo dan Muchdie

BAGIANll: .DAYA SAING WILAYAH DALAM PERSPEKTIF

TEKNOLOGI: STUDI KASUS

43BablVPemeringkatan Daya Saing 119 Kabupaten/Kota hi Pulau Jawa dan Bali- Yudi Widayanto

sendiri. Pada awalnya teori daya saing secarasoesifikmembahas tentang kemampuan suatu perusahaan agarap survive dalam pasar yang dinamis. Dari teori daya saingda tingkat perusahaan dalam suatu negara, kemudian

:e7kembangmenjadi suatu konsep daya saing antamegara.Dalam bagian ini selain menjelaskan tentang evolusi

en daya saing, dicontohkan pula beberapa pengukuran atau~eringkatan daya saing dengan metodologi yang berbeda­eda dari berbagai penelitian yang pernah dilakukan diconesia.

embahasan mengenai konsep daya saing tidakbisa dilepaskan dari evolusi teori daya saing itu

-oosep Daya Saing

Mien Askinatin, Yudi Widayanto, Muchdie

,,: Konsep Daya Saing Wilayah - 19

BabIJIKONSEP DAY A SAING

WILAYAHPerspektif Teknologi

20 - Oaya Saing Wilayah Oalam Perspektif Teknologi

Merkantilisme (Thomas MUll)Merkantilisme pada prinsipnya merupakan suatu paham

yang menganggap bahwa penimbunan uang, atau logam muliayang akan ditempa menjadi uang emas ataupun perak haruslahdijadikan tujuan utama kebijakan nasional.

Salah satu tokoh besar yang lahir pada zamanmerkantilisme adalah Thomas Mun. Mun berhasil menelurkanhasil pemikirannya dalam bukunya yang berjudul England'sTreasure by Foreign Trade yang memberikan sumbangan yangsangat besar terhadap teori perdagangan intemasionaI. Munberpendapat bahwa untuk meningkatkan kekayaan negara, carayang biasa dilakukan adalah lewat perdagangan dan karena itupedoman yang harus dipegang teguh oleh suatu negara adalahmengusahakan agar nilai ekspor ke luar negeri hams lebih besardibandingkan dengan yang diimpor oleh negara itu. Mun jugaberpendapat jika suatu negara lewat perdagangan memperolehbanyak uang, jangan sampai modal itu hilangjustru karena uangitu tidak dipergunakan untuk berdagang lagi.

Julukan merkantilisme pada dasamya diberikan kepadaaliran atau paham ini oleh para kritikus ekonomi khususnyaAdam Smith. Sebutan merkantilisme mengandung makna

Secara garis besar,munculnya teori daya saing bettnuledari teori perdagangan dan secara perlahan-lahan berkembangke arah model keunggulan bersaing. Dimulai dari teorimerkantilisme, keunggulan absolut, keunggulan komparatif,, .faktor endowment, Leontif paradox, spesifikasi produk, siklushidup produk, skala ekonomi, ?an keunggulan daya saing.

."

Evolusi Teori Daya Saing,

Konsep Daya Saing Wilayah - 21

\'.

eori Keunggulan Absolut (Smith: 1776)Ekonomi klasik resmi berdiri ketika Adam Smith

~geluarkan bukunya yang berjudul An Inquiry into Nature.: Causes of the Wealth of Nations. Menurut Adam Smith,kayaan suatu negara akan bertambah searah dengan

~JIlgkatan ketrampilan dan efisiensi para tenaga kerja, dan_alan dengan persentase penduduk yang terlibat dalam proses

-ruduksi. Kesejahteraan ekonomi setiap individu tergantungda perbandingan antara produksi total dengan jurnlah

oeaduduk. Smith juga menganjurkan adanya spesialisasi kerjazan penggunaan mesin-mesin sebagai sarana utama untukpeningkatan produksi. Ia juga memperkenalkan konsep invisibleand di mana setiap orang yang melakukan kegiatan di dalam-erekonomian dituntun oIeh sebuah "tangan yang tidakelihatan" sehingga ia dengan mengejar kepentingannya sendiri.1kerap justru lebih efektif memajukan kepentingan masyarakatjaripada kalau ia sungguh bermaksud untuk memajukankepentingan masyarakat itu.

yamakan suatu bangsa atau negara dengan kebijakanaag pedagang, yang berusaha mendapatkan hasil yang lebih- pada waktu menjual dibandingkan dengan apa yang,,'uarkannya ketika membeli dan dengan dernikian.ngkatkan kekayaan perusahaannya.

Perdagangan intemasional akan terjadi apabila terdapat~atan memperoleh surplus neraca transaksi berjalan

trrent account). Oleh karena itu, kegiatan ekspor-imporezakkan sebagi lokomotif utama yang dipicu melalui~gkatan industri dalam negeri.

22 - Daya Saing Wiiayah Daiam Perspektif Teknoiogi

Berdasarkan tabel 3.1 dapat dikatakan bahwa AmerikaSerikat mempunyai suatu keunggulan absolut pada produksi

}.

Jam per Tenaga Kerja untukNegara memproduksi 1 unit" '" Gandum . ~ Kopi

Amerika Serikat 2 8

Kolombia ' 10 2

Contoh:Tabel 3.1. Jumlah Jam per Tenaga Kerja yang Dibutuhkanuntuk Memproduksi Satu Unit Barang

• pembagian tenaga kerja,• dukungan terhadap perdagangan bebas tanpa campur tangan

pemerintah,• spesialisasi pada komoditas tertentu, sehingga mereka

mempunyai suatu keunggulan absolut,• keunggulan absolut berdasarkan pada suatu kenaikan pada

produktivitas dunia, sehingga tergantung pada kenaikanproduksi dan konsumsi.

Adam Smith mengajpkan teori perdaganganinternasional yang dikenal dengan teori keunggulan absolut. Iaberpendapat bahwa jika suatu negara menghendaki adanyapersaingan, perdagangan bebas dan spesialisasi di dalam negeri,maka hal yang sarna juga dikehendaki dalam hubunganantarnegara. Karena hal itu, Smith mengusulkan bahwa

, sebaiknya semua negara mempunyai:

Konsep Oaya Saing Wilayah - 23

,'.

Berdasarkan tabel 3.2. di atas, Jerman mempunyaikeunggulan absolut pada produksi: gandum dan anggur.Amerika Serikat mempunyai 'keunggulan komparatif padaproduksi anggur.

Menurut Porter (1990), konsep keunggulan komparatifkurang relevan untuk perumusan pembangunan ekonomi,termasuk kebijakan industri dan teknologi.

2Jerman 2

48Amerika Serikat

Gandum An urNegara

Jam per Tenaga Kerja untukmem roduksi 1 unit

Contoh:Tabel 3.2 Jumlah Jam per Tenaga Kerja yang Dibutuhkanuntuk Memproduksi Satu Unit Barang

Teori Keunggulan Komparatif (Ricardo: 1819)Teori ini menekankan bahwa perdagangan intemasional

dapat saling menguntungkan jika salah satu negara tidak usahmemiliki keunggulan absolut atas suatu komoditas seperti yangdiungkapkan oleh Adam Smith, namun cukup memilikikeunggulan komparatif dimana harga untuk suatu komoditi dinegara yang satu dengan yang lainnya relatifberbeda.

gandum dan Kolombia mempunyai keunggulan absolut padaproduksi kopi.

24 - Oaya Saing Wilayah Oalam PerspektifTeknologi

Teori Heckscher-Ohlin (1919, 1933) .Faktor produksi ~ng umumnya dikategorikan sebagai

tanah, tenaga kerja dan modal, terlalu umum untuk dapatmenunjukkan keunggulan daya saing dalam strategi industri­industri yang berbeda. Faktor-faktor produksi dapatdikelompokkan ke dalam sejumlah kategori besar, SDM, fisik,ilmu pengetahuan, modal dan infrastruktur. Pemakaiancampuran dari faktor-faktor tersebutberbeda antarindustri.

Keunggulan daya saing dari faktor-faktor tergantungpada bagaimana efisisensi dan efektifitas faktor-faktor tersebutmenyebar. Hal ini digambarkan oleh pemilihan yang dibuatsebuah perusahaan tentang bagaimana perpindahan faktorsesuai dengan teknologi yang digunakannya. Tentu saja, nilaifaktor-faktor tertentu dapat menjadi altematif dari pemilihanteknologi. Tidak hanya pertanyaan 'bagaimana', tetapi 'dimana' (tempat) faktor-faktor tersebut dikembangkan dalamsuatu perekonomian sangat penting, karena kecanggihanteknologi dan sumberdaya manusia yang berkemampuan dapatdigunakan pada suatu keberagaman industri. Ketersediaanfaktor-faktor belum cukup untuk menjelaskan keberhasilan dayasaing. Suatu perusahaan mendapatkan keunggulan daya saingjika merniliki biaya rendah dan faktor-faktor tersebutmempunyai kualitas yang tinggi.

Dengan kata lain teori ini menekankan bahwa faktorendowment (faktor sumberdaya yang melimpah) yang berbedadapat menjelaskan mengapa negara-negara mempunyaikeunggulan pada komoditas yang berbeda. Terdapat duaintensitas faktor, yaitu faktor labor-intensive atau faktor capital-

Konsep Oaya Saing Wilayah - 25

\'-

• untuk komoditas dan barang . resource-intensive:perdagangan ditentukan oleh biaya relatif dari produksi danfaktor endowment,

• untuk barang manufaktur: perdagangan ditentukan olehpersamaan permintaan produk, karena segmen pasar dirincioleh tingkat pengalaman produk dan tingkat pendapatan.

Teori Spesifikasi Barang (Linder: 1961)Terdapat perbedaan perdagangan pada masing-masing

jenis barang,

Teori Leontief Paradox (1953)Pengujian empiris dari teori Heckscher-Ohlin yang

dilakukan oleh Leontief terdapat kontradiksi dari teori tersebut.Penemuan kontradiksi tersebut menunjukkan bahwa AmerikaSerikat mengimpor lebih banyak capital-intensive dari padalabor-intensive. Padahal kondisi Amerika Serikat lebih ungguluntuk capital-intensive.

intensive. Intensitas faktor tersebut tergantung pada tingkatteknologi.

Teorema Heckscher-Ohlin (teorema H-O) meramalkanpola perdagangan antarnegara berdasarkan pada karakteristiknegara-negara tersebut. Teorema H-O mengatakan bahwa suatunegara yang berlimpah modal akan mengekspor barang capital­intensive di mana negara yang melimpah tenaga kerja akanmengekspor barang labor-intensive. Perputaran perdaganganakan naik sampai harga kedua barang akan sarna pada keduapasar tersebut.

26 - Daya Saing Wilayah Dalam Perspektif Teknologi

Teori Keunggulan Daya Saing (porter: 1980, 1985, 1987,1990)

Menurut Porter, keunggulan komparatif dapatditemukan pada tingkat perusahaan dan pada tingkat nasional.Empat atribut dalam mernbangun keunggulan dari suatu negaradigambarkan oleh Porter sebagai suatu skema berbentukberlian, empat atribut tersebut adalah:

1. Kondisi faktor, seperti: tenaga trampil dan prasarana,2. Kondisi permintaan dan tuntutan mutu dalam negeri untuk

hasil industri tertentu,3. Eksistensi industri terkait dan pendukung yang berdaya

samg,4. Strategi, struktur dan persaingan antarperusahaan.

Selain itu terdapat korelasi yang cukup signifikandengan variabel peran pemerintah untuk menciptakankeunggulan daya saing nasional dan adanya faktor kebetulan(penemuan baru, melonjaknya harga, perubahan kurs dankonflik keamanan antamegara). Semakin tinggi tingkatpersaingan antarperusahaan di suatu negara, maka semakintinggi pula tingkat daya saing intemasionalnya.

Daya Saing Internasional

\

Konsep Daya Saing Wilayah - 27

Terdapat dua prinsip fundamental agar tetap survivedan berkembang dalam lingkungannya berdasarkan persoalanberikut: (1) bagaimana bentuk struktur industri tersebut danbagaimana perkembangannya, dan (2) bagaimana posisiperusahaan tersebut di dalam industri yang ada.

Berdasarkan dua pertanyaan tersebut, ada limakekuatan kompetisi yang menjadi bahan pertimbangan, yaitu :

Sumber: Michael E. Porter (1990)

Pemerintah l~I~

Gambar 3.1.Model Berlian Daya Saing InternasionaI

28 - Daya Saing Wilayah Dalam Perspektif Teknologi

Model Sembilan FaktorDong-Sung Cho (1997) menjelaskan bahwa kita

membutuhkan model yang bisa mengatakan kepada kita,bukannya seberapa banyak tingkat sumberdaya yang sekarangdimiliki oleh suatu negara, tetapi siapa yang menciptakansumberdaya dan kapan seharusnya setiap sumberdaya itudiciptakan. Model 9 faktor yang diciptakan oleh Dong-SongCho merupakan pengembangan dari model Porter.

1. Karakter persaingan diantara pesamg-pesaing yang terlibat,, '2. Ancaman yang muncu1akibat pesaing baru, jika peusahaan

lain dengan mudah masuk ke dalam industri,3. Kemungkinan ancaman dari produk atau jasa pengganti,4. Bargaining position para pemasok,5., Bargaining position konsumen.

Sebuah perusahaan dapat mencapai keunggulan dayasamg apabila biaya relatif -rendah (efisiensi) dan berbeda(kekhususan). Dan sebuah perusahaan dapat memenangkansuatu keunggulan daya saing melalui konfigurasi yang lain(perubahan dari terpusat menjadi terbagi) atau koordinasi (daritinggi sampai rendah) atau keduanya.

Suatu perusahaan mempunyai keunggu1an daya saingdisebabkan oleh jumlah produksi, jumlah permintaan produk,keuangan, distribusi, periklanan skala ekonorni, kepemilikanteknologi, merek, atau manajemen sumberdaya manusia.

Sifat keunggulan daya saing adalah mengikis sepanjangwaktu dan keunggulan daya saing dapat bertahan melaluipeningkatan dan perbaikan yang terus menerus.

•' Konsep Daya'Saing Wilayah - 29

Perbedaan model 9 faktor dari model berlian adalahfzktor yang terletak di luar kotak berlian, yaitu keberadaan 4faktor yang meliputi tenaga kerja, birokrasi dan politisi,ewirausahaan, dan profesional manajer, teknisi dan perancang .

Sember: Dong-Sung Cho (1997)

Teknisi Perancang.Manager

Gambar3.2.Daya Saing Internasional - Model 9 Faktor

30 - Daya Saing Wilayah Dalam Perspektif Teknologi

IMD (Institute for Management Development)Laporan penelitian Il\1I) tentang peringkat daya saing

negara-negara dipublikasikan ke dalam The WorldCompetitiveness Yearbook, yang dimulai sejak tahun 1989.Terdapat 8 faktor kunci yang_menentukan daya saing negara,yaitu perekonomian domestik, intemasionalisasi, pemerintahmanajemen, keuangan, infrastruktur, iptek dan manusia.

Sumber data penelitian ini dari hasil survei danpublikasi. Jumlah negara yang dilibatkan dalam penelitiansebanyak 46 negara.

Pengukuranlpemeringkatan Daya Saing Negara

Status Negara Negara Negara NegaraSetengahEkonomi Terbelakang Bcrkembang Maju Maju

Sumberdaya Lingkungan Industri PerrnintaanFaktor alam bisnis yang terkait domestikFisik dan

pendukung

Pekerja Politisi dan Kewirausah Teknisi,Faktor Ikaryawan birokrasi aan perancang,Manusia manajer

profesional

Termasuk juga faktor akses dan kesempatan yang merupakan, 'faktor yang mempertajam daya saing intemasional.

Secara umum posisi faktor-faktor tersebut dapattumbuh secara alamiah, meskipun sangat tergantung padakeadaan masing-masing negara (lihat skema berikut):

------ ~- --~.-~-

.Konsep OayaSaing Wilayah - 31

\'.

IPS (Institute of Industrial Policy Study)The National Competitiveness Report adalah wadah

publikasi hasil penelitian IPS tentang urutan daya saing negarayang dirnulai sejak tahun 1998. Faktor-faktor kunci yang

WEF (World Economic Forum)Sejak tahun 1996, laporan urutan daya saing wilayah

yang merupakan hasil penelitian WEF dipublikasikan lewat TheGlobal Competitiveness Report. Lembaga sipil, keterbukaan,pernerintah, rnanajernen, keuangan, infrastruktur, teknologi,tenaga kerja rnerupakan 8 faktor yang rnenentukan tingkat dayasaing negara rnenurut WEF. Surnber data diperoleh dari hasilpublikasi dan survei. Jumlah negara dalarn penelitian sebanyak53 negara

Keunggulan penelitian ini sarna dengan keunggulanpenelitian yang dilakukan !MD tetapi lebih baik dalarn halcakupan variabel-variabelnya. Adapun kelemahannya padaurnurnnya sarna dengan !MD. Khususnya tentang basis teoritisyang lemah dan kekurangan antarvariabel, rnetodologi danbobot tidak rneyakinkan serta ketidakcocokan pendapat paraeksekutif untuk daya saing nasional.

Adapun keunggulan penelitian !MD ini adalah surveidilakukan secara langsung dan terbesar bila dibandingkandengan penelitian serupa serta informasi yang diperolehbersurnber dari para eksekutif. Sedangkan kelernahannyaberupa latar belakang teoritis lernah, tingkat respon yang rendahdan rnetodologi yang subyektif serta ketidaksesuaian pendapateksekutif untuk daya saing nasional.

32 - Daya Saing Wilayah Dalam PerspektifTeknologi

Bank Indonesia-UNPAD (Provinsi)Studi yang dilakukan oleh Pusat Pendidikan dan Studi

Kebanksentralan Bank Indonesia (BI) dan UniversitasPadjadjaran menunjukkan bahwa wilayah-wilayah paling majudan merniliki daya saing tinggi di Indon~sia berada di Jawa danBali, sedangkan untuk wilayah Sumatera hanya Sumatera Utara(peringkat 12), satu tingkat di atas median (nilai tengah).Wilayah Sulawesi memiliki daya saing moderat, untuk wilayah

Pengukuran / Pemeringkatan Daya Saing WilayahlDaerahDi Indonesia

mempengaruhi tingkat daya .saing negara' adalah dua kelompokfaktor kunci dan peristiwa peluang. Kedua kelompok faktortersebut adalah kelompok faktor manusia dan kelompokfaktornon man usia. Kelompok faktor manusia terdiri dari 4 faktor,yaitu: pekerja, politisi dan birokrasi, pemilik perusahaan, kaumprofesional. Kelompok faktor non manusia terdiri dari 4 faktor,yaitu: sumberdaya, perrnintaan, industri terkait, lingkunganbisnis. Sumber data diperoleh dari publikasi dan 114 kantorKq_'(RA. Adapun jumlah negara dalam penelitian sebanyak 51negara, meliputi: 29 OECD, 4 NIC Pertama, 4 NIC Kedua, 15LDC (Low Development Countries).

Keunggulan penelitian ini karena basis teoritis yangkuat dengan multikolinieritas minimal. Sedangkankelemahannya terletak pad a tidak tersedia data halus sehinggadata belum lengkap.

KPPOD-KADINPenelitian yang dilakukan KPPOD dan KADIN tentang

pemeringkatan daya tarik investasi kabupatenlkota di Indonesiasampai dengan saat ini telah dilakukan sebanyak dua kali.Pertama dilakukan pada tahun 2001 dan terakhir pada tahun2002. Pemeringkatan pada tahun 2001 dilakukan terhadap 90kabupatenlkota, sedangkan pada tahun 2002 semakin banyakkabupatenlkota yang dilibatkan dalam penelitian, yaitu 134kabupatenlkota.

Pemeringkatan pada tahun 2001 berdasarkan 4 faktoryang mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut adalah (i)keamanan; (ii) potensi ekonomi; (iii) peraturan daerah dan (iv)SDM, budaya daerah, infrastruktur dan keuangan daerah.Pembobotan terbesar diberikan untuk faktor keamanan.Pemeringkatan ini terdiri dari 7 indikator utama sebagaiparameternya dan terbagi ke dalam 17 sub variabel.

Penelitian tahun 2002 terdapat lima faktor yangdigunakan untuk menilai daya tarik investasi. Dari kelima

K!?nsepOaya Saing Wilayah - 33

Papua, Maluku dan Nusa Tenggara semuanya berada di bawahmedian.

Dengan demikian dapat dikatakan motor penggerakpercepatan pembangunan di Kawasan Timur Indonesia (KTI)sebenamya adalah wilayah Sulawesi. Dalam studi disebutkanbahwa Kalimantan Timur menduduki peringkat kedua (2) darisegi daya saing daerah, predikat tersebut lebih dikarenakanadanya sentra ekonomi eksploratif, yaitu tambang berupa gasalam dan sektor kehutanan yang relatif uncoupling dengankegiatan ekonomi masyarakat.

34 - Daya Saing Wilayah Dalam Perspektif Teknologi

The Jawa Post Institute of Pro-Otonomi (Jawa Timur)Penelitian oleh institusi ini ingin menunjukkan

keberhasilan otonomi daerah melalui kemajuan daerah yangakhimya dapat mendorong persaingan "sehat antardaerah danmengurangi sisi-sisi negatif dari pelaksanaan otonomi daerali.Besamya PAD (Pendapatan Asli Daerah) bukan merupakankriteria dominan bagi kemajuan suatu daerah dan lebihmenghargai tingginya tingkat tabungan masyarakat.

faktor terse but diperinci ke d~lam 14 varjabel dan 42 indikator.Kelima faktor yang digunakan adalah" (i) kelembagaan; (ii)sosial politik; (iii) perekonomian daerah; (iv) ketenagakerjaandan produktivitas; dan (v) infrastruktur fisik. Pembobotanterbesar untuk faktor kelembagaan (31 persen) dan keduaadal~h faktor sosial politik (26 persen).

Metode penelitian yang digunakan adalah metode AHP(Analitical Hierarchy Process) yang 'merujuk kepada persepsidari pelaku usaha serta penganiat ekonomi. Terjadi perbedaanurutan teratas antara hasil penelitian tahun 2001 dan tahun 2002berdasarkan pemeringkatan daya tarik investasi secara umum.Penelitian tahun 2001 urutan teratas diduduki oleh KabupatenBandung, sedangkan penelitian tahun 2002 menunjukkkanurutan teratas diduduki oleh Kota Semarang. Pada penelitiantahun 2001, Kota Semarang tidak termasuk ke dalam lingkuppenelitian. Perbedaan hasil pemeringkatan antara tahun 2001dan 2002 selain disebabkan oleh jurnlah kabupatenlkota yangterlibat, Juga karena jumlah dan jenis faktor yangmempengaruhinya serta perbedaaan besamya pembobotan darifaktor-faktor tersebut.

PKTPW-BPPT (KabupatenlKota)Dengan menggunakan data sekunder yang

dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), tim studi

Konsep GayaSaing Wilayah - 35

Kategori prestasi kemajuan otonomi meliputi (i)pre stasi otonomi, (ii) kontraprestasi otonomi dan (iii)stagnasiprestasi otonomi. Untuk masing-masing daerah, nilaikemajuannya ditentukan oleh akumulasi selisih nilai parameterdalam indeks prestasi otonomi terhadap parameter dalam indekskontraprestasi otonomi, setelah dikalikan dengan masing­masing bobot sebagai parameter.

Tahap awal untuk menentukan tingkat kemajuandaerah, ditetapkan tiga parameter. Pertama, parameter skalakehidupan ekonomi (economic live-scale). Parameter ini diukurmelalui seberapa jauh pertumbuhan (growth), pemerataan(equity), kesinambungan (sustainability) serta pemberdayaan(empowerment). Kedua, parameter layanan publik (publicservices). Parameter kedua ini diukur berdasarkan kualitaslayanan publik berupa indikator-indikator sentral yaitusufisiensi, efisiensi dan fasilitas. Ketiga, parameter resiko­resiko lokal. Parameter ini diwakili oleh indikator resikokeamanan, stabilitas, demokrasi dan otonomi.

Pemeringkatan terhadap keberhasilan otonomi yangdimulai pada tahun 2001 sampai saat ini (terakhir tahun 2003)hanya untuk kabupatenlkota di Provinsi Jawa Timur. Peringkattertinggi untuk tahun 2001 dan tahun 2002 diperoleh KotaSurabaya (ibukota Provinsi Jawa Timur). Namun untuk tahun2003 peringkat tertinggi ditempati oleh Kabupaten Lamongandan Kabupaten Lumajang.

36 - Daya Saing Wilayah Dalam Perspektif Teknologi

Komponen TeknologiTeknologi tersebut selanjutnya dirinci dalam empat

komponen teknologi, yaitu:1. Technoware (T): object-embodied technology=physical

las ilities=perangkat teknis=peralatan produksi, mencakup:

Definisi TeknologiTeknologi adalah semua pengetahuan, produk, proses,

peralatan, metode dan sistem yang digunakan dalam penciptaanbarang dan dalam penyediaan jasa (Khalil, 2000). Teknologiselalu tersedia pada setiap proses transformasi produksidanlatau operasi, yaitu proses mengubah input menjadi output.

Perspektif Teknologi

P2KTPW -BPPT melakukan pemeringkatan daya saing wilayah~dalam perspektif teknologi untuk 1r9 kabupatenlkota di Jawadan Bali pada tahun pertama dan 177kabupatenikota untuk luarJawa dan Bali meliputi Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesidan Nusa Tenggara pada tahun kedua. Kajian tersebutdilakukan berdasarkan dua kelompok indikator, yaitu indikatoriklirn teknologi dan indikator kemampuan teknologi.

Hasil dari penelitian ini :berupa indeks daya saingwilayah dalam perspektif ' teknologi. Berdasarkan indekstersebut, untuk wilayah Jawa dan Bali urutan 10 teratasdiduduki oleh kelompok dengan status kota. Begitu juga denganwilayah luar Jawa dan Bali (Sumatera, Kalimantan, Sulawesidan Nusa Tenggara), kelompok daerah dengan status kotamenuuuuki peringkat lO teratas.

Kerangka Dasar Pengkajian TeknologiKerangka dasar untuk mengkaji tentang teknologi

meliputi kajian terhadap kandungan teknologi, status teknologi,kemampuan teknologi dan iklim teknologi.

peralatan, perlengkapan, mesin-mesin, kendaraan bermotor,pabrik, infrastruktur fisik dan barang modal lainnya yangdigunakan dalam mengoperasikan suatu prosestransformasi.

2. Humanware (H): person-embodied technology= humanabilities= kemampuan sumberdaya manusia, meliputi:pengetahuan, keterampilan/keahlian, kebijakan, kreatifitas,prestasi dan pengalaman seseorang atau sekelompok orangdalam rnemanfaatkan sumberdaya alam dan/atau inputantara yang tersedia.

3. Infoware (I): document-embodied technology= documentedfact= perangkat informasi, berkaitan dengan proses,prosedur, teknik, metode, teori, spesifikasi, desain,observasi, manual dan fakta lainnya yang diungkapkanmelalui publikasi, dokumen dan cetak biru.

4. Orgaware (0): institution-embodied technology=organizational frameworks= perangkat organisasi/kelembagaan dan peraturan yang dibutuhkan untukmewadahi perangkat teknis, kemajuan sumberdaya manusiadan perangkat informasi terdiri dari praktek-praktekmanajemen, keterkaitan dan pengaturan organisasi untukmencapai hasil yang positif.

Konsep.Daya Saing Wilayah - 37

38 - Daya Saing Wilayah Dalam Perspektif Teknologi

Kemampuan TeknologiPengkajian kemampuan 'teknologi pada dasamya

merupakan gabungan antara kemampuan mengembangkanteknologi sendiri dan kemampuan mengasimilasikan teknologiimpor. Kemampuan menggabungkan keduanya juga ditentukanoleh seberapa jauh infrastruktur pengembangan teknologi yang

Status Teknologi (technology status): industriPengkajian status teknologi dapat digunakan untuk

menunjukkan perbandingan atau perbedaan tingkat teknologiantarnegara atauantar wilayah pada level industri yang sarna.Hasil kajian tersebut digunakan untuk menentukan langkah­langkah yang akan diambil dalarn pengembangan teknologisecara tepat, cepat dan efisien.

Terdapat enam aspek yang berkaitan dengan modelpengkajian status teknologi. Keenam aspek tersebut adalah (i)karakteristik komponen teknologi; (ii) nilai tarnbah kandunganteknologi; (iii) kandungan impor; (iv) kandungan ekspor; (v)tahap pengembangan teknologi; dan (vi) tingkat inovasi.

pendekatan teknometrik. Pendekatan ini bertujuan untukmengukur kontribusi gabungan dari keempat komponenteknologi dalam suatu proses transformasi input menjadi output.Kontribusi gabungan tersebut disebut kontribusi teknologi.Manfaat dari analisis kandungan teknologi ini adalah sebagaialat pendukung pengambilan keputusan dan alat untukmemformulasikan kebijakan dan perencanaan pembangunan.

menggunakanKandungan Teknologi (technology content)

Analisis kandungan ~ teknologi

- -- - - -- -- - --

Konsep'Daya Saing Wilayah - 39

Kebutuhan Teknologi (technology need): Spasial.Analisis kebutuhan teknologi dimaksudkan untuk

merumuskan resep normatif dalam mencapai kemandirianteknologi dalam bidang-bidang tertentu. Analisis kebutuhanteknologi perlu dilaksanakan secara paralel dengan analisiskemampuan teknologi. Basil analisis kebutuhan dankemampuan teknologi secara bersama-sama akan digunakanoleh pihak yang berwenang untuk mengidentifikasi kesenjanganteknologi yang harus dijembatani, sehingga dapat ditentukanspesialisasi jenis teknologi yang perlu dikembangkan.

Iklim Teknologi (technology climate): Makro SpasialAnalisis iklim teknologi dapat menyediakan informasi

mengenai kekuatan dan kelemahan suatu wilayah berkaitandengan budaya teknologi, yaitu sesuatu yang mengacu kepadasikap berpikir. Iklim teknologi dapat diciptakan melaluipendidikan teknologi termasuk mempopulerkan teknologidalam rangka meningkatkan kesadaran akan pentingnyateknologi, masyarakat teknologi dan komunitas teknologi.Berdasarkan pengkajian iklim teknologi, banyak program yangharus dirumuskan dan dilaksanakan untuk memfasilitasipengembangan budaya teknologi, seperti gerakan iptek, mediamassa, televisi, technology expo, perpustakaan ilrniah populerdan pengembangan sikap terhadap teknologi.

tersedia. Selain itu juga dipengaruhi oleh profil sumberdayaalam dan sumberdaya man usia.

40 - Daya Saing Wilayah Dalam Perspektif Teknologi

Indikator iklim teknologi berupa :a. Umum: tingkat perkembangan sosial ekonomib. Fasilitas kegiatan: keadaan sarana dan prasaranac. Ketersediaan personil iptek dan pengeluaran anggaran

untuk litbangd. Produktivitas yaitu skenario iptek dalam sistem produksi.e. Sumberdaya dasar: skenario iptek di dunia akadernisf. Tingkat inovasi: kemajuan dan usaha pada bidang khususg. Peraturan dan intensif: komitmen makro pengembangan

iptek.

IkJim Teknologilklim teknologi adalah faktor-faktor eksternal yang

mempengaruhi komponen teknologi (T,H,I,O) dan tingkatanlhirarki (perusahaan, industri, sektor, dan spasial) pengkajian.

Keunggulan wilayah dalam penguasaan, pengembangandan atau pemanfaatan teknologi akan menentukan dayasaingwilayah tersebut. Dalam hal wilayah tersebut mempunyaikemarnpuan dan unggul relatif terhadap wilayah yang lain,maka wilayah tersebut dapat dikatakan mempunyai posisi day asaing dalam perspektifteknologi yang baik.

Posisi strategis daya saing tersebut ditentukan olehlingkungan ekstemal, yaitu iklim teknologi, dan lingkunganinternal, yaitu kemampuan teknologi.

Dayasaing Wilayah: Perspektif Teknologi, ,

,Konsep Daya Saing Wilayah - 41

• Kemampuan mendidik dan melatih sumberdayamanusia

Sedangkan menurut UNIDO (1986), elemen-elemen tersebutmeliputi :

a. Kemampuan mencari berbagai altematif teknologi yangada, baik lokal maupun impor,

b. Kemampuan mengadaptasi dan menguasai teknologiimpor dan mengaplikasikannya ke dalam prosesproduksi lokal,

c. Kemampuan mengembangkan teknologi yang sudahada sebagai bagian dari proses inovasi secara bertahap.

d. Kemampuan melembagakan upaya-upaya inovasi yangbersifat unggulan.

e. Kemampuan menyelenggarakan penelitian dasar.

Kemampuan TeknologiKemampuan teknologi adalah kemampuan suatu

wilayah untuk mengembangkan teknologinya sendiri sertamengasimilasikan berbagai jenis teknologi impor. Kemampuanteknologi ditentukan oleh (i) kualitas sistem pendidikan; (ii)kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana sistem produksi;(iii) efektifitas dan fasilitas litbang; (iv) kekuatan untukmelakukan perundingan dan penawaran dan (v) perdaganganinternasional. Adapun indikator kemampuan teknologi berupa(i) profil sumberdaya alam; (ii) profil sumberdaya manusia; (iii)profil infrastruktur teknologi dan (iv) profil struktur teknologi.

Menurut Frasman (1984), elemen-elemen kemampuanteknologi berupa :

42 - Daya Saing Wilayah Dalam Perspektif Teknologi

••

Kemampuan melaksanakan penelitian dasarKemampuan memb~ngun fasilijas labolatoriumKemampuan mencari, mengenali dan mengadaptasiteknologi.Kemampuan menyediakan fasilitas penunjang danjaringan informasi.