berlian maharani skripsi hukum lingkungan

85
TANGGUNG JAWAB BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUKOHARJODALAM PENILAIAN DOKUMEN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN DAN AKIBAT HUKUMNYA Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk melengkapi syarat-syarat Guna memperoleh derajat Sarjana dalam Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : BERLIAN MAHARANI NIM E. 11O7129 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: berlianmaha

Post on 03-Jul-2015

965 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Skripsi Hukum Lingkungan bagian Hukum Administrasi Negara

TRANSCRIPT

Page 1: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

TANGGUNG JAWAB BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN

SUKOHARJODALAM PENILAIAN DOKUMEN ANALISIS

MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN DAN

AKIBAT HUKUMNYA

Penulisan Hukum

(Skripsi)

Disusun dan Diajukan untuk melengkapi syarat-syarat

Guna memperoleh derajat Sarjana dalam Ilmu Hukum

Pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Oleh :

BERLIAN MAHARANI

NIM E. 11O7129

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Penulisan Hukum (Skripsi)

TANGGUNG JAWAB BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN

SUKOHARJO DALAM PENILAIAN DOKUMEN ANALISIS

MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN DAN

AKIBAT HUKUMNYA

Oleh

Berlian Maharani

NIM. E1107129

Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Penulisan Hukum

(Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, Maret 2011

Dosen Pembimbing

Dr. I Gusti Ayu Ketut Rachmi H, S.H., M.M.

NIP. 197210082005012001

Page 3: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

PENGESAHAN PENGUJI

Penulisan Hukum (Skripsi)

TANGGUNG JAWAB BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN

SUKOHARJO DALAM PENILAIAN DOKUMEN ANALISIS

MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN DAN

AKIBAT HUKUMNYA

Oleh

Berlian Maharani

NIM. E1107129

Telah diterima dan dipertahankan di hadapan

Dewan Penguji Penulisan Hukum (Skripsi)

Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada :

Hari : KAMIS

Tanggal : 24 Maret 2011

DEWAN PENGUJI

1. Waluyo, S.H., M.Si. : ...................................................

(Ketua)

2. Pius Tri Wahyudi, S.H., M.Si. : ....................................................

(Sekretaris)

3. Dr. I Gusti Ayu KRH, S.H., M.M.____ : ....................................................

(Anggota)

Mengetahui :

Dekan

Mohammad Jamin, S.H., M.Hum.

NIP. 196109301986011001

Page 4: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

PERNYATAAN

Nama : Berlian Maharani

NIM : E1107129

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) berjudul :

TANGGUNG JAWAB BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN

SUKOHARJO DALAM PENILAIAN DOKUMEN ANALISIS MENGENAI

DAMPAK LINGKUNGAN DAN AKIBAT HUKUMNYA adalah betul-betul

karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam penulisan hukum (skripsi) ini

diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam dafar pustaka. Apabila dikemudian hari

terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi

akademik berupa pencabutan penulisan hukum (skripsi) dan gelar yang saya

peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini.

Surakarta, Maret 2011

yang membuat pernyataan

Berlian Maharani

NIM. E1107129

Page 5: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

ABSTRAK

Berlian Maharani, E 1107129. 2011. TANGGUNG JAWAB BADAN

LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUKOHARJO DALAM

PENILAIAN DOKUMEN ANALISIS MENGENAI DAMPAK

LINGKUNGAN DAN AKIBAT HUKUMNYA. Fakultas Hukum Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanggung jawab Badan

Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo dalam penilaian dokumen Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat

deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan keadaan objek penelitian pada

saat sekarang berdasar fakta yang tampak. Dalam penelitian ini menggunakan data

primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan jalan mengadakan wawancara

dilapangan. Data sekunder diperoleh dengan jalan studi pustaka. Data sekunder

yang dipakai meliputi bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan

hukum tersier. Setelah data teridentifikasi secara sistematis kemudian dianalisis

dengan analisa kualitatif model interakif.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa

tanggung jawab Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo dalam penilaian

dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan berada dalam lingkup

pengawasan terhadap penaatan hasil laporan AMDAL oleh perusahaan penyusun

AMDAL. Dalam hal pelaksanaan pengawasan, yang dilakukan adalah sebagai

berikut : melakukan pendataan terhadap usaha atau kegiatan yang berpotensi

menimbulkan pencemaran. menetapkan ketentuan teknis pada pengelola usaha

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, melakukan

pembinaan dan bimbingan baik secara teknis maupun administrasi pada pengelola

usaha atau kegiatan.

Implikasi teoritis penelitian ini adalah hasil penelitian ini dapat berguna

untuk perkembangan ilmu pengetahuan dalam Hukum Lingkungan khususnya

yang berhubungan dengan tanggung jawab dalam penilaian AMDAL. Implikasi

praktisnya adalah bagi akademisi, dapat menambah pengalaman dan pengetahuan

yang kelak dapat diterapkan dalam dunia nyata sebagai bentuk partisipasi dalam

pembangunan negara dan masyarakat Indonesia berdasarkan Pancaila dan UUD

1945 serta dalam kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat internasional.

Bagi masayarakat umum, diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada

masyarakat mengenai tanggung jawab badan lingkungan hidup kabupaten

Sukoharjo dalam penilaian dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

beserta akibat hukumnya. Bagi pemerintah khususnya pemerintah Kabupaten

Sukoharjo, Dapat memberikan masukan dalam menyikapi kasus-kasus

perlindungan lingkungan hidup. Bagi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten

Sukoharjo, diharapkan agar dapat secara objektif dalam melakukan penilaian

AMDAL tanpa ada pengaruh dari pihak-pihak tertentu.

Kata kunci : Tanggung jawab, Penilaian, AMDAL

Page 6: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

ABSTRACT

BERLIAN MAHARANI, E 11071292011. THE RESPOSIBILITY OF

BADAN LINGKUNGAN HIDUP SUKOHARJO DISTRICT IN

ENVIRONMENTAL IMPACT ASSESSMENT DOCUMENT AND LEGAL

CONSEQUENCES. FACULTY OF LAW SEBELAS MARET

UNIVERSITY OF SURAKARTA.

This study aims to determine the responsibility of the Badan Lingkungan

Hidup Sukoharjo in the assessment of Environmental Impact Assessment

document. This research is descriptive research that describes the state of the

object in the present study based on the fact that visible. In this research,the writer

used primary and secondary. Primary data were collected by interviewing the

field. The secondary data obtained by literature study. The secondary data used

include the primary legal materials, secondary legal materials and legal materials

tertiary. After the data identified systematically the nest step was analyzed. The

analisis was using qualitative analysis ineractive model.

Based on the results of research and discussion suggests that the

responsibility of the Badan Lingungan Hidup Sukoharjo in the assessment of

Environmental Impact Assessment documents are within the scope of supervision

of compliance with the AMDAL report by the constituent companies AMDAL. In

terms of supervision, which is done is as follows: perform data collection on

business or activities that potentially cause pollution. technical provisions in

accordance with the business manager of legislation in force, doing coaching and

guidance both technically and administratively in managing the business or

activity.

Theoretical implications of this research is the result of this research can

be useful for the development of science in Environmental Law, especially

relating to the responsibility in the assessment of the AMDAL. The practical

implication is for academics, can add the experience and knowledge that later can

be applied in the real world as a form of participation in the development of the

country and the people of Indonesia based on Pancasila and the 1945 Constitution

and in the life of the nation as part of the international community. For the

society, is expected to provide knowledge to the public about the responsibility of

Badan Lingkungan Hidup in the assessment district Sukoharjo Environmental

Impact Assessment document and its legal consequences. For the government,

especially government Sukoharjo, can provide input in dealing with cases of

environmental protection. For Sukoharjo Environment Agency, is expected to be

able to objectively assess the AMDAL without any influence from certain parties.

Keywords: Responsibility, Assessment, AMDAL

Page 7: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

MOTTO

Religion without science is blind. Science without religion is paralyzed

(Albert Einstein).

Ilmu menjagamu, sedang engkaulah yang harus menjaga harta. Harta

berkurang jika dibelanjakan sedang ilmu akan tumbuh subur jika

dibelanjakan (Ali bin Abi Thalib).

Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman diantara kamu

dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Q.S. Al

Mujaadalah: 11).

Page 8: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

PERSEMBAHAN

Penulisan Hukum ini kupersembahkan untuk :

Papa dan Mama tercinta yang selalu memberikan doa dan kasih sayang

yang tidak pernah terbatas.

Adikku tersayang yang selalu memberikan motivasi.

Teman-temanku seperjuangan Fakultas Hukum UNS angkatan 2007

khusunya (Nova, Tika, Endah, Ayu Kusuma, Shinta, Ayu Ocky, Riana,

Henggar) terimakasih buat do‟a dan dukungannya semuanya.

Almamaterku Universitas Sebelas Maret Surakarta, tempatku menuntut

ilmu.

Page 9: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan hukum ini dengan baik dan

lancar.

Penulisan hukum merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh dalam

rangkaian kurikulum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

dan juga merupakan syarat utama yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa

Fakultas Hukum dalam menempuh jenjang kesarjanaan S1.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan hukum ini tidak luput dari

kekurangan, baik dari segi materi yang disajikan maupun dari segi

analisisnya.Namun penulis berharap bahwa penulisan hukum ini mampu

memberikan manfaat baik bagi penulis sendiri maupun bagi pembacanya.

Pada kesempatan ini pula tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Moh. Jamin, S.H., M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum UNS yang

telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan

penulisan hukum ini.

2. Ibu Dr. I Gusti Ayu Ketut Rachmi H, S.H., M.M selaku Ketua Bagian Hukum

Administrasi Negara sekaligus selaku Pembimbing penulisan skripsi yang

telah bersedia menyediakan waktu dan pikiran untuk memberikan bimbingan

dan arahan bagi tersusunnya skripsi ini.

3. Bapak Harjono, S.H., M.H selaku Ketua program non regular Fakultas

Hukum UNS.

4. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh karyawan Fakultas Hukum UNS.

5. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu mendukung dan memberikan kasih sayang

serta do‟anya kepadaku.

6. Adikku Erlangga Maharesi yang paling kusayangi, terimakasih segala do‟a

dan bantuannya.

Page 10: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

7. Mas Duaja yang telah banyak membantu dan selalu memberi support.

8. Teman-temanku seperjuangan angkatan 2007 khususnya (Nova, Tika, Endah,

Ayu Kusuma, Shinta, Ayu Ocky, Riana, Henggar) terimakasih buat do‟a dan

dukungan semuanya.

9. Serta seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

penulisan hukum ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan hukum ini masih jauh dari

sempurna, mengingat keterbatasan dan kemampuan penulis.Oleh karena itu

dengan lapang dada penulis menerima segala saran dan kritik yang bersifat

membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan penulisan hukum ini.

Surakarta, Maret 2011

Penulis

Page 11: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan
Page 12: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………….... iii

HALAMAN PERNYATAAN………………………………………………….... iv

ABSTRAK………………………………………………………………………...

ABSTRACT.............................................................................................................

MOTTO ..................................................................................................................

PERSEMBAHAN ..................................................................................................

v

vi

vii

viii

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..... ix

DAFTAR ISI……………………………………………………………………... xi

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………... xiii

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………... xiv

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………... 1

A. Latar Belakang Masalah………………………………………………... 1

B. Rumusan Masalah…………………………………………………….... 6

C. Tujuan Penelitian……………………………………………………..... 6

D. Manfaat Penelitian…………………………………………………....... 7

E. Metode Penelitian……………………………………………………....

F. Sistematika Penulisan Hukum ................................................................

8

12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………..... 14

A. Kerangka Teori……………………………………………………….... 14

1. Tinjauan umum tentang hukum administrasi Negara…………….... 14

2. Tinjauan umum tentang Badan Lingkungan Hidup Daerah

(Kabupaten/kota)……………………………………………….......

15

3. Tinjauan umum tentang Dokumen Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan………………………………………………………....

4. Tinjauan umum tentang tanggungg jawab penilai AMDAL…….....

5. Tinjauan umum tentang teori efektifitas hukum...............................

B. Kerangka Pemikiran ...............................................................................

17

20

25

33

BAB III PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………………………... 37

Page 13: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

A. Deskripsi Lokasi Penelitian………………………………………......

1. Keadaan Geografis Kabupaten Sukoharjo…………………….....

2. Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo……………......

3. Struktur Organisasi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten

Sukoharjo…………………………………………………….......

4. Wewenang, Tanggungjawab dan Kewajiban Badan Lingkungan

Hidup Kabupaten Sukoharjo Dalam Rangka Pengendalian

Lingkungan Hidup…………………………….............................

37

37

37

39

47

B. Tanggung Jawab Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo

dalam Penilaian Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Dan Akibat Hukumnya………………………………………….........

1. Proses Penyusunan AMDAL……………………………….........

2. Proses Penilaian Dokumen AMDAL………………………........

3. Lingkup Tanggung Jawab Badan Lingkungan Hidup Kabupaten

Sukoharjo dalam Penilaian Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan…………………………………………………........

4. Sanksi yang dapat dikenakan kepada wajib AMDAL……...........

50

50

56

58

59

C. Hambatan Yang Dihadapi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten

Sukoharjo Dalam Penilaian Dokumen Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan……………………………………………………...........

60

BAB IV PENUTUP…………………………………………………………......... 63

A. Kesimpulan……………………………………………………...

B. Saran…………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

63

65

Page 14: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Bagan Analisis Interaktif

Gambar 2 : Bagan Kerangka Pemikiran

Gambar 3 : Bagan Struktur Jabatan atau Organisasi Badan Lingkungan Hidup

Page 15: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

DAFTAR LAMPIRAN

a. Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 9 Tahun 2009 tentang

Pengendalian Lingkungan Hidup.

b. Laporan Pengawasan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo Tahun

2010.

Page 16: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan nasional Republik Indonesia, seperti dinyatakan dalam

pembukaan Undang-undangDasar 1945, ialah melindungi segenap bangsa

dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,

mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia

yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Untuk

mewujudkan tujuan nasional tersebut bangsa Indonesia melaksanakan

pembangunan secara terencana dan bertahap. Pembangunan jangka panjang

tahap pertama sampai dengan pertengahan tahun 1997 telah menunjukkan

hasil yang dapat dirasakan oleh sebagian besar rakyat. Namun pembangunan

ini tumbuh berkembang dengan tidak memperhitungkan pengaruhnya kepada

lingkungan. Kegunaan sumber alam yang dicadangkan untuk generasi masa

depan sulit untuk diukur harga dan nilainya, karena itu luput pula

diiperhitungkan dalam pembangunan.

Pembangunan merupakan upaya sadar dan terencana dalam rangka

mengelola dan memanfaatkan sumber daya, guna mencapai tujuan

pembangunan yakni meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan

bangsa Indonesia. Pembangunan tersebut dari masa ke masa terus berlanjut

dan berkesinambungan serta selalu ditingkatkan pelaksanaannya, guna

memenuhi dan meningkatkan kebutuhan penduduk tersebut berjalan seiring

dengan semakin meningkatnya jumlah pertumbuhan penduduk. Pelaksanaan

pembangunan sebagai kegiatan yang berkesinambungan dan selalu meningkat

seiring dengan baik dan meningkaatnya jumlah dan kebutuhan penduduk,

menarik serta mengundang resiko pencemaran dan perusakan yang

disebabkan oleh tekanan kebutuhan pembangunan terhadap sumber daya

alam, tekanan yang semakin besar tersebut ada dan dapat mengganggu,

Page 17: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

merusak struktur dan fungsi dasar ekosistem yang menjadi penunjang

kehidupan.

Seharusnya dalam melakukann pembangunan pemerintah mengikuti

prinsip-prinsip dalam pelestarian lingkungan seperti yang dikemukakan oleh

Allan Ingelson, William Holden dan Meriam Bravante dalam Environment

and Development Journal: Philippine Environmental Impact Assessment,

Mining And Genuine Development Volume 5 No.1

The law reform project „Legislative Options for Promoting

Sustainable Development‟, identified the following principles that

characterise a regulatory system that reflects sustainable or genuine

development:

1. Respects ecological integrity

The first principle, respect for ecological integrity, is critical to promoting

sustainable development. Ecological systems consist of micro-organisms,

plants, animals, soil, water, air and other components. Respect for

ecological integrity is demonstrated by a legal system that prevents

irreversible harm to water, air, and soil resources, and enables

„ecosystems to renew themselves‟.

2. Supports efficient use of natural, manufactured and social capital

The efficient use of capital facilitates the preservation of options for future

generations by emphasising the protection, conservation and efficient use

of a variety of non renewable and renewable natural resources including

metals, water, vegetation and wildlife

3. Promotes equity

The third principle, equity, contemplates a wide distribution of the costs

and benefits from natural resource development on an intra-generational,

inter-generational and international basis.

4. Relies on participatory approaches

An integral part of the environmental impact assessment process refers to

the opportunity for concerned citizens to express their views on natural

resource development. Information contributed by concerned citizens and

Page 18: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

environmental groups can lead to better informed decisions and may result

in reduced environmental degradation.

5. Requires environmental stewardship by all levels of decision-makers.

To effectively implement genuine development a government should have

the broad support of industry and citizens.

Proyek reformasi hukum merupakan 'pilihan Legislatif untuk

Mendorong Pembangunan Berkelanjutan‟, mengidentifikasi prinsip-prinsip

berikut yang mencirikan sistem regulasi yang mencerminkan pembangunan

berkelanjutan atau asli:

1. Menghormati integritas ekologi

Prinsip pertama, menghormati integritas ekologi, sangat penting untuk

mempromosikan pembangunan berkelanjutan.Sistem ekologi terdiri dari

mikro-organisme, tanaman, hewan, tanah, air, udara dan komponen

lainnya.Menghormati integritas ekologi ditunjukkan oleh sistem hukum

yang mencegah kerusakan permanen pada air, udara, dan sumber daya

tanah, dan memungkinkan 'ekosistem untuk memperbaharui diri mereka

sendiri'.

2. Mendukung efisien penggunaan modal alam, diproduksi dan sosial

Efisiensi penggunaan modal memfasilitasi pelestarian pilihan untuk

generasi mendatang dengan menekankan perlindungan, konservasi dan

efisiensi penggunaan berbagai sumber daya alam yang tidak terbarukan

dan terbarukan termasuk logam, vegetasi air, dan satwa liar

3. Meningkatkan ekuitas

Prinsip ketiga, ekuitas, merenungkan luas distribusi biaya dan manfaat dari

pengembangan sumber daya alam atas dasar, intra-generasi antar-generasi

dan internasional.

4. Bergantung pada pendekatan partisipatif

Bagian integral dari proses penilaian dampak lingkungan mengacu

kesempatan bagi warga yang bersangkutan untuk mengekspresikan

pandangan mereka pada pengembangan sumber daya alam. Informasi

Page 19: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

disumbangkan oleh warga yang bersangkutan dan kelompok lingkungan

hidup dapat menyebabkan keputusan yang lebih baik dan dapat berakibat

pada degradasi lingkungan berkurang.

5. Membutuhkan pengelolaan lingkungan oleh seluruh lapisan pengambil

keputusan.

Untuk secara efektif mengimplementasikan pembangunan yang sejati

pemerintah harus memiliki dukungan yang luas dari industri dan warga

negara.

Untuk mencegah kemerosotan lingkungan dan sumber daya alam

dengan maksud agar lingkungan dan sumber daya alam tersebut tetap

terpelihara keberadaan dan kemampuan dalam mendukung berlanjutnya

pembangunan, maka setiap aktivitas pembangunan haruslah dilandasi oleh

dasar-dasar pertimbangan pelestarian dan sumber daya alam tersebut melalui

mekanisme dan system hukum lingkungan dalam apa yang disebut sebagai

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

AMDAL adalah Kajian mengenai dampak besar dan penting suatu

usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang

diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan

usaha dan/atau kegiatan.

Analisis Mengenai Dampak lingkungan yang sering disebut AMDAL,

lahir dengan diundangkannya lingkungan hidup di Amerika Serikat yaitu

National Environmental Policy Act (NEPA) pada tahun 1969. NEPA mulai

berlaku pada tanggal 1 Januari 1970. Pasal 102 ayat (1) (c) dalam undang-

undang ini menyatakan, semua usulan legislasi dan aktivitas pemerintah

federal yang besar yang diperkirakan akan mempunyai daampak penting

terhadap lingkungan harus disertai laporan mengenai Environmental Impact

Assesment ( Analisa Dampak Lingkungan) tentang usulan tersebut. NEPA

1969 merupakan suatu reaksi terhadap kerusaakan lingkungan oleh aktivitas

manusia yang semakin meningkat, antara lain tercemarnya lingkungan oleh

pestisida serta limbah industri daan transpor, rusaknya habitat tumbuhan dan

Page 20: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

hewan langka, serta rendahnya nilai estetika alam (Otto Soemarwoto, 2003:

1).

Berdasarkan Pasal 22 Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup No.32 tahun 2009 tentang kewajiban Membuat Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) terhadap setiap rencana yang

diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup, serta

tata cara penyusunan dan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan

hidup ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkugan Hidup (KEPMEN-LH

No. 17 Tahun 2001) prosedur AMDAL meliputi 3 (tiga) proses besar:

1. Proses penapisan wajib AMDAL

2. Proses penyusunan dan penilai KA-AMDAL.

3. Proses penyusunan dan penilaian AMDAL, RKL & RPL.

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu

pihak yang terlibat dalam proses penilaian dokumen AMDAL di tingkat

daearah. Penilaian terhadap dokumen AMDAL itu melalui 2 (dua) tahap

yaitu:

1. Tahap penilaian terhadap KA-ANDAL

2. Tahap penilaian terhadap dokumen ANDAL, RKL & RPL

Kedua tahap diatas ditempuh melalui prosedur berupa pemeriksaan

kelengkapan dokumen sesuai pedoman penyusunan AMDAL, menyampaikan

1 (satu) sampel dokumen ke sekretariat Komisi Penilaian Amdal Kabupaten

Sukoharjo, kemudian mempersiapkan sejumlah dokumen yang telah

ditetapkan dan terakhir memastikan kepastian waktu persidangan untuk

penilaian oleh komisi AMDAL.

Dengan dilibatkannya Badan Lingkungan Hidup Kabupaten

Sukoharjo sebagai unsur penilai AMDAL, maka penulis tertarik untuk

mengetahui lebih jauh dan meneliti mengenai tanggung jawab badan

lingkungan hidup terhadap AMDAL, dan menyusunnya dalam bentuk

penulisan hukum dengan judul : Tanggung Jawab Badan Lingkungan

Page 21: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

Hidup Kabupaten Sukoharjo Dalam Penilaian Dokumen Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan Dan Akibat Hukumnya.

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah diperlukan guna mempermudah pelaksanaan

penelitian dan memperjelas permasalahan yang hendak dibahas sehingga

sasaran penelitian menjadi jelas, tegas dan terarah serta mencapai hasil yang

diikehendaki. Selain itu diharapkan dapat memberikan arah pembahasan yang

jelas sehingga terbentuk hubungan dengan masalah yang dibahas.

Berdasarkan hal tersebut, maka masalah yang hendak diteliti dan dibahas

dalam penelitian ini dapat penulis rumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah tanggung jawab Badan lingkungan Hidup Kabupaten

Sukoharjo dalam penilaian Dokumen Analisis Mengenai Dampak

lingkungan dan akibat hukumnya?

2. Apakah hambatan dalam penilaian dokumen Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan serta bagaimana solusinya?

C. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan penelitian pasti memiliki tujuan yang hendak dicari,

berdasarkan latar belakang masalah serta sesuai permasalahan yang ada,

maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Obyektif

a. Mengetahui mengenai tanggung jawab Badan lingkungan Hidup

Kabupaten Sukoharjo dalam penilaian Dokumen Analisis Mengenai

Dampak lingkungan dan akibat hukumnya.

b. Mengetahui hambatan dalam penilaian dokumen Analisis Mengenai

Dampak Lingkungan dan akibat hukumnya serta bagaimana solusinya.

2. Tujuan Subyektif

Page 22: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

a. Untuk memperluas wawasan pengetahuan serta pemahaman penulis

terhadap teori-teori mata kuliah yang telah diperoleh penulis serta

mempraktekan teori-teori tersebut dalam dunia sehari-hari.

b. Sebagai persyaratan dalam memperoleh gelar kesarjanaan di bidang

Ilmu Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

D. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis kegunaan penelitian ini akan berguna untuk

perkembangan ilmu pengetahuan dalam Hukum Lingkungan khususnya

yang berhubungan dengan tanggung jawab dalam penilaian AMDAL.

2. Secara praktis

Adapun manfaat paraktis yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

a. Bagi Akademisi

Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan yang kelak dapat

diterapkandalam dunia nyata sebagai bentuk partisipasi dalam

pembangunan negaradan masyarakat Indonesia berdasarkan Pancaila

dan UUD 1945 serta dalamkehidupan bangsa sebagai bagian dari

masyarakat internasional.

b. Bagi Masayarakat Umum

Diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat

mengenaitanggung jawab badan lingkungan hidup kabupaten

Sukoharjo dalam penilaian dokumen Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan beserta akibat hukumnya.

c. Bagi Pemerintah

Dapat memberikan masukan dalam menyikapi kasus-kasus

perlindungan lingkungan hidup.

d. Bagi Badan Lingkungan Hidup

Diharapkan agar dapat secara objektif dalam melakukan penilaian

AMDAL tanpa ada pengaruh dari pihak-pihak tertentu.

Page 23: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

E. Metode Penelitian

Metode yang bersifat ilmiah diperlukan dalam melakukan penelitian

ilmiah yang bertujuan untuk mencari data mengenai suatu masalah. Metode

yang bersifat ilmiah adalah suatu metode penelitian yang sesuai dengan

permasalahan yang diteliti sehingga data-data yang dikumpulkan dapat

menjawab permasalahan yang diteliti. Istilah “metodologi” berasal dari kata

“metode” yang berarti “jalan ke”, namun demikian menurut kebiasaan

metode dirumuskan, dengan kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut:

1. Suatu tipe pemikiran yang dipergunakan dalam penelitin dan penilaian,

2. Suatu teknik yang umum bagi ilmu pengetahuan.

1. Jenis penelitian

Penulisan hukum ini termasuk jenis penelitian hukum empiris yang

bersifat deskriptif.

Menurut Soerjono Soekanto, penelitian deskriptif adalah suatu

penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti

mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya. Maksudnya

adalah terutama untuk mempertegas hipotesa-hipotesa, agar dapat

membantu memperkuat teori-teori lama atau didalam kerangka menyusun

teori-teori baru (Soerjono Soekanto, 1986: 10).

2. Pendekatan penelitian

Penulisan hukum ini menggunakan pendekatan konstruksivisme,

yaitu upaya untuk memahami realitas pengalaman manusia, dan realitas itu

sendiri dibentuk oleh kehidupan sosial dengan cara mengembangkan

sebuah pola makna secara induktif selama proses berlangsung.

3. Jenis data

Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini meliputi :

a. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber

pertama atau melalui penelitian di lapangan. Data primer yang

Page 24: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

dimaksud adalah data yang diperoleh dari pihak Badan Lingkungan

Hidup Kabupaten Sukoharjo yang berkompeten untuk memberikan

keterangan yang berhubungan dengan tanggung jawab penilaian

AMDAL.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan pustaka atau

sumber data sekunder. Data ini berupa keterangan dari bahan-bahan

kepustakaan dari beberapa buku-buku referensi, artikel-artikel.

4. Sumber data penelitian

Data pokok yang digunakan penulis dalam penelitian ini meliputi :

a. Sumber data primer

Sumber data primer dalam penelitian ini mencakup para pihak yang

terkait secara langsung dengan permasalahan yang diteliti yang

diperoleh dilokasi penelitian yaitu di Badan Lingkungan Hidup

Kabupaten Sukoharjo.

b. Sumber data sekunder

1) Bahan hukum primer

Yaitu norma atau kaidah dasar, peraturan perundang-undangan.

Dalam hal ini yang menjadi bahan hukum primer antara lain :

a) Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup.

b) Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan.

c) Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo No. 9 Tahun 2009

tentang Pengendalian Lingkungan Hidup

2) Bahan hukum sekunder

Bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum

primer, seperti hasil-hasil seminar, pendapat dari pakar hukum

yang relevan dengan penelitian ini, artikel koran dan internet serta

bahan lain yang berkaitan dengan pokok bahasan.

Page 25: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

3) Bahan hukum tersier, yaitu bahan-bahan yang memberikan

petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dann

sekunder, seperti misalnya Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Ensiklopedia dan bahan-bahan yang berkaitan dengan masalah

yang ditelliti.

5. Teknik Pengumpulan Data

Sebagai upaya untuk mengumpulkan data-data dari berbagai sumber

diatas, penulis menggunakan teknik pengumpulan data yang meliputi :

a. Studi Dokumen

Studi dokumen adalah suatu alat pengumpulan data yang

dilakukan melalui data tertulis dengan mempergunakan “content

analysis”.

b. Wawancara (interview)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan tersebut dilakukan dengan dua orang pihak, yaitu

pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang

diwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan

itu (Lexy J. Moleong, 2009: 186). Wawancara yang dimaksud diatas

dilakukan penulis dengan beberapa pihak yaitu :

1) Bapak Bambang Darminto Purwohadi, S.T., M.M. selaku Pejabat

Sekretaris Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo.

2) Bapak Bambang Sri Setiyono, S.H. selaku Kepala Bidang

Pengendalian Pencemaran Lingkungan pada Badan Lingkungan

Hidup Kabupaten Sukoharjo.

3) Ibu Eny Kristianti, S.T. selaku Kepala Sub bidang pengkajian

kelayakan dan penegakan hukum lingkungan pada Badan

Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo.

c. Observasi (Pengamatan)

Observasi yang dilakukan yaitu dengan cara pengamatan tidak

berperanserta, dimana pengamat hanya melakukan satu fungsi, yaitu

Page 26: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

mengadakan pengamatan ( Lexy. J Moleong, 2009: 176). Observasi

yang dimaksud yaitu penulis melakukan pengamatan langsung ke

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo.

6. Teknik Analisis Data

Dalam proses analisis terdapat 3 (tiga) komponen utama, yaitu :

a. Reduksi data

Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis yang

merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi

data dari fieldnote. Proses ini berlangsunng terus sepanjang pelaksanaan

penelitian.

b. Sajian data

Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi

dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat

dilakukan. Sajian data selain dalam bentuk narasi kalimat, juga dapat

meliputi berbagai jenis matriks, gambar atau skema, jaringan kerja

kaitan kegiatan dan juga tabel sebagai pendukung narasinya.

c. Penarikan kesimpulan dan verifikasi

Kesimpulan akhir tidak akan terjadi sampai pada waktu proses

pengumpulan data berakhir. Kesimpulan tersebut perlu diverifikasi agar

mantap dan benar-benar bisa dipertanggungjawabkan.

Dari uraian diatas dalam penelitian ini penulis menggunakan model

analisis interaktif, yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Page 27: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

Pengumpulan data

Reduksi data Penyajian data

Gambar 1 : Bagan Analisis Interaktif

Model analisis interaktif ini menunjukkan, reduksi dan sajian

data disusun pada waktu peneliti sudah memperoleh unit data dari

sejumlah unit yang diperlukan dalam penelitian. Pada waktu

pengumpulan data sudah berakhir, peneliti mulai melakukan usaha

untuk menarik kesimpulan dan verifikasinya berdasarkan semua hal

yang terdapat dalam reduksi maupun sajian datanya. Jika kesimpulan

dirasa kurang mantap karena kurangnya rumusan dalam reduksi

maupun sajian datanya, maka peneliti dapat kembali melakukan

pengumpulan data yang sudah terfokus untuk mencari pendukung

kesimpulan yang ada dan juga bagi pendalaman data (HB. Sutopo,

2002: 96).

F. Sistematika Penulisan Hukum

BAB I PENDAHULUAN

Pada awal bab ini penulis berusaha memberikan gambaran awal

tentang penelitian yang meliputi latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

metodologi penelitian yang digunakan untuk memberikan

pemahaman terhadap isi penelitian ini secara garis besar.

Penarikan Kesimpulan

Page 28: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini diuraikan tentang kerangka teori dan kerangka

pemikiran. Kerangka teori ini meliputi tinjauan umum tentang

Hukum Administrasi negara, tinjauan umum tentang Badan

Lingkungan Hidup Daerah (Kabupaten/kota), tinjauan umum

tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, tinjauan umum

tentang tanggung jawab penilai AMDAL, dan tinjauan umum

tentang teori efektifitas hukum.

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab III ini penulis akan membahas mengenai deskripsi lokasi

penelitian, dan tanggung jawab Badan Lingkungan Hidup

Kabupaten Sukoharjo dalam Penilaian Dokumen Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan dan akibat hukumnya, dan

hambatan yang terjadi serta solusinya.

BAB IV PENUTUP

Bab ini merupakan bagian akhir dari penelitian iini yang berisikan

kesimpulan-kesimpulan yang diambil berdasarkan hasil penelitian

dan saran-saran sebagai tindak lanjut dari kesimpulan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

LAMPIRAN

Page 29: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan umum tentang hukum administrasi negara

Kata “Administrasi” berasal dari bahasa latin “Administrare”

yang berarti “to manage”. Derivasinya antara lain menjadi

“Administratio” yang berarti besturing atau pemerintahan. Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia, administrasi diartikan sebagai :

a. Usaha dan kegiatan yang meliputi penetapan tujuan serta penetapan

cara-cara penyelenggaraan pembinaan organisasi.

b. Usaha dan kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan

kebijaksanaan serta mencapai tujuan.

c. Kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan.

d. Kegiatan kantor dan tata usaha.

Menurut The Liang Gie dalam Inu Kencana Syafiie (2006: 4-5)

mengatakan Administrasi adalah segenap rangkaian kegiatan penataan

terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang

dalam kerjasama mencapai tujuuan tertentu. Sedangkan menurut

Sondag P. Siagian administrasi adalah keseluruhan proses pelaksanaan

dari keputusan-keputusan yang telah diambil dan pelaksanaan itu pada

umumnya dilakukan oleh dua orang manusia atau lebih untuk mencapai

tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Pengertian diatas dimaksudkan sebagai administrasi dalam arti

luas, sedangkan dalam arti sempit adalah administrasi sebagaimana

yang sering kita dengar sehari-hari, yaitu tata usaha.

Menurut Edward H. Litchfield, Administrasi negara adalah suatu

studi mengenai bagaimana macam-macam badan pemerintah

diorganisir, dilengkapi dengan tenaga-tenaganya, dibiayai, digerakkan

dan dipimpin. Sedangkan menurut George J. Gordon, administrasi

Page 30: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

negara dapat dirumuskan sebagai seluruh proses baik yang dilakukan

organisasi maupun perseorangan yang berkaitan dengan ppenerapan

atau pelaksanaan hukum dan peraturan yang dikeluarkan oleh badan

legislatif, eksekutif, serta peradilan (Inu Kencana Syafiie, 2006: 32-33).

Menurut GJ. Wiarda hukum administrasi hanya mempelajari

sebagian dari lapangan “bestuur” yaitu bagian tentang rechstregel,

rechtivormen dan rechsbeginselen yang menyelenggarakan turut serta

pemerintahan dalam pergaulan sosial ekonomi yang harus disalurkan

menurut sistem tertentu. Sistem itu terdiri atas petunjuk-petunjuk yaitu

kaidah-laidah hukum yang memberi sanksi dalam hal pelanggaran.

Kaidah-kaidah hukum tersebut mengatur hubungan alat-alat

pemerintahan dengan individu dalam masyarakat, demikian juga

hubungan-hubungan masing-masing alat-alat pemerintahan satu

terhadap yang lain.

2. Tinjauan umum tentang Badan Lingkungan Hidup Daerah

(Kabupaten/kota)

Dalam mengelola dan mengatasi berbagai masalah lingkungan,

dalam suatu daerah (kabupaten/kota), maka terdapat suatu institusi

pemerintah daerah yaitu Badan Lingkungan Hidup Kabupaten/kota.

Bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh kabupaten

dan kota meliputi pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dan

kebudayaan, pertanian, perhubungan, industri, perdagangan, penanaman

modal, lingkungan hidup, pertanahan, koperasi, dan tenaga kerja.

Pemerintah daerah berwenang mengelola sumber daya nasional yang

tersedia di wilayahnya, namun tetap memelihara kelestarian lingkungan

hidup (Inu Kencana Syafiie, 2006: 129)

Badan lingkungan hidup kabupaten pada dasarnya memiliki

tugas pokok yaitu membantu Bupati dalam melaksanakan sebagian

kewenangan daerah di bidang pengelolaan lingkungan hidup serta tugas

pembantuan yang ditugaskan kepada Pemerintah Daerah.

Page 31: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

Dalam kedudukannya sebagai unsur pemerintah daerah yang

melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan kepala daerah, badan

lingkungan hidup kabupaten memiliki tugas menyelenggarakan

program pengkoordinasian dan perencanaan pembangunan di bidang

lingkungan hidup, dalam artian mempersiapkan dan mengolah bahan

penyusunan rencana program pembangunan lingkungan hidup, tata

ruang dan pertanahann.

Secara umum Badan Lingkungan Hidup mempunyai fungsi

sebagai berikut :

a. Penyelenggarakan kesekretariatan badan;

b. Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi dan pelaporan;

c. Pengawasan dan pengendalian dampak lingkungan;

d. Pemantauan dan pemulihan lingkungan;

e. Pematuhan hukum lingkungan dan pengembangan kapasitas;

f. Penyelenggaraan sosialisasi;

g. Pembinaan jabatan fungsional.

Dalam rangka pengendalian lingkungan hidup Badan

Lingkungan Hidup Daerah mempunyai kewajiban :

a. melakukan inventarisasi dan evaluasi ekonomi sumber daya alam

dan lingkungan hidup;

b. menyusun neraca sumber daya alam dan lingkungan hidup serta

melakukan evaluasi sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali;

c. melakukan penilaian dokumen AMDAL sesuai kewenangannya;

d. melakukan penilaian dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan

Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL);

e. menyusun strategi pengendalian pencemaran dan perusakan

lingkungan hidup;

f. melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang kebijakan

pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup;

g. melakukan pembinaan terhadap usaha dan atau kegiatan dalam

pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup;

Page 32: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

h. menyediakan data atau informasi berkaitan dengan lingkungan

hidup di daerah dan menyebarluaskannya kepada masyarakat;

i. memfasilitasi penyelesaian sengketa mengenai lingkungan hidup;

j. memfasilitasi pengusahaan prasarana dan sarana

pembuangan/pengolahan limbah untuk industri kecil dan/atau air

limbah rumah tangga;

k. melaksanakan konservasi sumber daya alam;

l. melestarikan nilai sosial budayadan kearifan lokaldalamm rangka

pelestarian fungsi lingkuungan;

m. melestarikan kawasan lindung, sumber air, situs kepurbakalaan dan

cagar budaya;

n. meningkatkan kemampuan warga untuk memanfaatkan dan

mengembangkan teknologi ramah lingkungan hidup;

o. melaksanakan kajian, pendidikan dan pengembangan potensi serta

permasalahan sumber daya alam dan lingkungan hidup (Peraturan

Daerah Kabupaten Sukoharjo nomor 9 tahun 2009).

3. Tinjauan umum tentang Dokumen Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan

“Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting

terhadap lingkungan hidup wajib memiliki amdal” (pasal 22 Undang-

undang nomor 32 tahun 2009).

Menurut Fola S. Ebisemiju (1993) Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan atau Environmental Impact Analysis (EIA) muncul sebagai

jawaban atas keprihatinan tentang dampak negatif dari kegiatan

manusia, khususnya pencemaran lingkungan akibat kegiatan industri

pada tahun 1960-an. Sejak itu AMDAL telah menjadi alat utama untuk

melaksanakan kegiatan-kegiatan manajemen yang bersih lingkungan

dan selalu melekat pada tujuan pembangunan yang berkelanjutan (Gatot

P. Soemartono, 2004: 158)

Page 33: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

Analisis Mengenai Dampak lingkungan merupakan kajian

mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan

suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan

hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang

penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Amdal sendiri merupakan

suatu kajian mengenai dampak positif dan negatif dari suatu rencana

kegiatan/proyek, yang dipakai pemerintah dalam memutuskan apakah

suatu kegiatan/proyek layak atau tidak layak lingkungan. Kajian

dampak positif dan negatif tersebut biasanya disusun dengan

mempertimbangkan aspek fisik, kimia, biologi, sosial-ekonomi, sosial

budaya dan kesehatan masyarakat (Peraturan Pemerintah nomor 27

tahun 1999).

Agar pelaksanaan AMDAL berjalan efektif dan dapat mencapai

sasaran yang diharapkan, pengawasannya dikaitkan dengan mekanisme

perijinan, Peraturan pemerintah tentang AMDAL secara tegas

menegaskan bahwa salah satu syarat perijinan, dimana para pengambil

keputusan wajib mempertimbangkan hasil studi AMDAL sebelum

memberikan ijin usaha/kegiatan. AMDAL secara umum digunakan

unuk mengambil keputusan tentang penyelenggaraan/pemberian ijin

usaha dan/atau kegiatan.

Secara garis besar proses AMDAL mencakup langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi dampak dari rencana usaha dan/atau kegiatan

Berdasarkan analisis ini dapat diketahui secara lebih terinci dampak

negatif dan positif yang timbul dari usaha atau kegiatan tersebut,

sehingga sejak dini telah dipersiapkan langkah untuk

menanggulangi dampak negatif dan mengembangkan dampak

positifnya.

b. Menguraikan rona lingkungan awal

Deskripsi rona lingkungan hidup menguraikan data yang terkait atau

relevan dengan dampak yang mungkin terjadi dari rencana usaha

Page 34: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

dan/atau kegiatan. Deskripsi ini didasarkan data sekunder yang

bersifat aktual dan didukung oleh hasil observasi lapangan. Dalam

hal terdapat beberapa alternatif lokasi, maka uraian rona lingkungan

hidup tersebut dilakukan untuk masing-masing alternatif lokasi.

c. Memprediksi dampak penting

Bagian ini menjelaskan metode prakiraan dampak yang digunakan

untuk memprakirakan besaran dan sifat penting dampak dalam studi

ANDAL untuk masing-masing dampak penting hipotetik, termasuk

rumus-rumus dan asumsi prakiraan dampaknya disertai

argumentasi/alasan pemilihan metode tersebut.

d. Mengevaluasi dampak penting dan merumuskan arahan RKL/RPL.

Bagian ini menguraikan metode-metode yang lazim digunakan

dalam studi ANDAL untuk mengevaluasi dampak penting yang

ditimbulkan oleh usaha dan/atau kegiatan terhadap lingkungan

hidup secara holistik (seperti antara lain: matrik, bagan alir,

overlay). Metode-metode tersebut digunakan secara triangulasi

untuk digunakan sebagai:

1) dasar untuk menelaah kelayakan lingkungan hidup dari berbagai

alternatif usaha dan/atau kegiatan;

2) identifikasi dan perumusan arah pengelolaan dampak penting

lingkungan hidup yang ditimbulkan (Peraturan Menteri Negara

Lingkungan Hidup nomor 8 tahun 2006)

Menurut Gatot P. Soemartono, dokumen AMDAL terbagi dalam

beberapa komponen dokumen yang menjadi satu kesatuan rangkaian

studi yang saling terkait dan tidak terpisahkan. Dokumen AMDAL

terdiri dari :

a. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-

ANDAL):

Dokumen ini merupakan ruang lingkup dan kedalaman kajian

analisis mengenai dampak lingkungan hidup yang akan

dilaksanakan sesuai hasil proses pelingkupan.

Page 35: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

b. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL):

Dokumen ini memuat telaahan secara cermat dan mendalam tentang

dampak besar dan penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan

berdasarkan arahan yang telah disepakati dalam dokumen KA-

ANDAL.

c. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)

Dokumen ini memuat berbagai upaya penanganan dampak besar dan

penting terhadap Lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat

rencana usaha dan/atau kegiatan.

d. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)

Dokumen ini memuat berbagai rencana pemantauan terhadap

berbagai komponen Lingkungan Hidup yang telah dikelola akibat

terkena dampak besar dan penting dari rencana usaha dan/atau

kegiatan.

4. Tinjauan umum tentang tanggungg jawab penilai AMDAL

a. Definisi Tanggung Jawab

Menurut Albert Einstein, mengatakan, "The price of greatness

is responsibility" (harga sebuah kebesaran ada di tanggung jawab).

Mempunyai rasa tanggung jawab adalah mutiara kehidupan.

Menurut Berten, responsibility adalah keharusan seseorang

sebagai mahluk rasional dan bebas untuk tidak mengelak serta

memberikan penjelasan mengenai perbuatannya, secara retrosfektif

atau prosfektif. Berdasarkan pengertain di atas tanggung jawab

diartikan sebagai kesiapan memberikan jawaban atas tindakan-

tindakan yang sudah dilakukan pada masa lalu atau tindakan yang

akan berakibat di masa yang akan datang.

Istilah “tanggung jawab (responsibility)” seringkali disama

artikan dengan kewajiban atau tugas, akan tetapi sebenarnya

tanggung jawab memiliki makna yang lebih luas, karena tidak hanya

berupa kewajiban untuk “merespons” (menjawab; memenuhi) atas

Page 36: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

apa yang pernah dilakukan terkait dengan keputusan, keahlian, dan

kemampuan seseorang, tetapi juga kewajiban untuk “memulihkan”

(restitution; pembayaran ganti rugi) terhadap kerugian yang

disebabkan oleh tindakan yang pernah dilakukan. Ini berarti bahwa

istilah “tanggung jawab (responsibility)” mencakup tidak hanya

kewajiban untuk memenuhi atau memikul “tanggung jawab hukum”

tetapi juga “tanggung jawab moral” terkait dengan tindakan,

keputusan, atau keahlian (profesi) tertentu yang pernah dilakukan.

Sedang, istilah “kewajiban (liability)” berarti suatu keadaan untuk

melaksanakan kewajiban hukum tertentu. Dengan demikian, berarti

istilah “tanggung jawab” baik dalam arti “responsibility” maupun

“liability” tidak bisa dilepaskan dari makna “kewajiban” (obligation;

duty). Atas dasar inilah maka bisa dimengerti apabila penggunaan

istilah “tanggung jawab” sering diartikan sama dan dipertukarkan

penggunaannya dengan istilah “kewajiban atau tugas”.

b. Penilai AMDAL Daerah

Penilaian AMDAL akan dilakukan oleh pejabat penilai

AMDAL yang sering disebut dengan komisi penilai AMDAL.

Komisi Penilai AMDAL adalah komisi yang bertugas untuk menilai

dokumen AMDAL. Adapun aspek-aspek yang dinilai adalah aspek

kelengkapan dan kualitas kajian dalam dokumen AMDAL.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun

2000 tentang Panduan Penilaian Dokumen AMDAL telah

memberikan panduan tentang aspek-aspek penilaian dokumen

AMDAL. Komisi tersebut di bentuk oleh Bupati/ Walikota. Dalam

melaksanakan tugasnya komisi penilai dibantu oleh tim teknis

komisi penilai dan sekretaris komisi penilai.

Komisi penilai AMDAL daerah terdiri atas unsur-unsur :

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat I, instansi yang

ditugasi mengendalikan dampak lingkungan, instansi yang ditugasi

Page 37: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

mengendalikan dampak lingkungan Daerah Tingkat I, instansi yang

ditugasi bidang penanaman modal daerah, instansi yang ditugasi

bidang pertanahan di daerah, instansi yang ditugasi bidang

pertahanan keamanan daerah, instansi yang ditugasi bidang

kesehatan Daerah Tingkat I, wakil instansi pusat dan/atau daerah

yang membidangi usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan, wakil

instansi terkait di Propinsi Daerah Tingkat I, wakil

Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II yang bersangkutan, pusat

studi lingkungan hidup perguruan tinggi daerah yang bersangkutan,

ahli di bidang lingkungan hidup, ahli dibidang yang berkaitan,

organisasi lingkungan hidup di daerah, organisasi lingkungan hidup

sesuai dengan bidang usaha dan/atau kegiatan yang dikaji, warga

masyarakat yang terkena dampak, serta anggota lain yang dipandang

perlu (Pasal 8 Peraturan Pemerintah nomor 27 tahun1999)

Terdapat 3 hal utama yang perlu diperhatikan dalam

pembentukan Komisi Penilai AMDAL Kabupaten/Kota yaitu:

Kelembagaan, Sumber Daya Manusia dan Dana.

Dari segi kelembagaan, Komisi Penilai AMDAL Daerah dapat

dibentuk jika:

1) Memiliki sekretariat komisi penilai yang berkedudukan di instansi

yang ditugasi mengendalikan dampak lingkungan hidup di tingkat

Kabupaten/Kota. Komisi penilai AMDAL akan berfungsi secara

efektif. Jika lembaga yang menaungi komisi penilai mempunyai

eselon yang cukup tinggi sehingga dapat melakukan koordinasi

antar dinas dan instansi lain yang berkaitan dengan AMDAL

2) Adanya organisasi lingkungan/lembaga swadaya masyarakat yang

bergerak di bidang lingkungan hidup yang telah lulus mengikuti

pelatihan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dalam

fungsinya sebagai salah satu anggota komisi penilai

3) Adanya kemudahan akses ke laboratorium yang memiliki

kemampuan menguji contoh uji kualitas sekurang-kurangnya

Page 38: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

untuk parameter air dan udara balk laboratorium yang berada di

Kabupaten/Kota maupun di ibukota propinsi terdekat

Dari segi sumber daya manusia, Komisi Penilai AMDAL

Daerah dapat dibentuk dengan persyaratan:

1) Tersedianya sumber daya manusia yang telah lulus mengikuti

pelatihan Dasar-dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Hidup dan/atau Penyusunan Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan Hidup dan/atau Penilaian Analisis Mengenai

Dampak Lingkungan Hidup khususnya di instansi pemerintah

untuk melaksanakan tugas dan fungsi komisi penilai;

2) Tersedianya tenaga ahli sekurang-kurangnya di bidang

biogeofisik-kimia, ekonomi, sosial, budaya, kesehatan,

perencanaan pembangunan wilayah/daerah, dan lingkungan

sebagai anggota komisi penilai dan tim teknis;

Dan dari segi dana, pemerintah Kabupaten / Kota harus

menyediakan dana yang memadai dalam APBD untuk pelaksanaan

tugas Komisi Penilai AMDAL. Perlu ditegaskan bahwa Komisi

Penilai AMDAL dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada

publik, sehingga pendanaan untuk kegiatan komisi perlu disediakan

oleh pemerintah.

Ada tiga syarat pokok yang harus dipenuhi oleh para penilai

untuk mengevaluasi dokumen AMDAL. Yakni :

1) Penilai dokumen AMDAL harus memenuhi salah satu atau lebih

dari syarat berikut :

a) Sudah pernah menyusun dokumen AMDAL; dan/atau

b) Sudah memperoleh sertifikasi kursus Penyusun AMDAL

(AMDAL B), kursus Penilai AMDAL atau kursus yang

sejenis; dan/atau

c) Berpendidikan sarrjana/sederajat (terutama berlatar

belakang masalah lingkungan atau ahli dalam masalah

AMDAL); dan/atau

Page 39: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

d) merupakan wakil masyarakat yang terkena

dampak/pemerhati lingkungan.

2) Penilai harus memiliki dan menggunakan pedoman-pedoman

atau panduan-panduanpenyusunan AMDAL yang berlaku,

seperti antara lain : Panduan kajian aspek sosial dalam AMDAL.

3) Penilai dapat memahami maksud-maksud yang terkandunng

dalam panduan penilaian dokumen AMDAL ini dan

menggunakannya (Nursyahid H.N, 2000: 131).

c. Tanggung Jawab Penilai AMDAL

Dalam melaksanakan tugasnya, komisi penilai mempunyai

kewajiban untuk memberikan masukan dan pertimbangan-

pertimbangan sebagai dasar pengambilan Keputusan Kesepakatan

Kerangka Acuan ANDAL dan Kelayakan Lingkungan. Rekomendasi

tersebut harus didasarkan atas pertimbangan kesesuaian dengan

kebijakan pembangunan nasional, memperhatikan kepentingan

pertahanan dan keamanan, kesesuaian dengan rencana

pengembangan wilayah dan rencana tata ruang wilayah.

Komisi penilai daerah berwenang menilai analisis mengenai

dampak lingkungan hidup bagi jenis-jenis usaha dan/atau kegiatan

yang diluar kriteria sebagai berikut :

1) usaha dan/atau kegiatan bersifat strategis dan/atau menyangkut

ketahanan dan keamanan negara;

2) usaha dan/atau kegiatan yang lokasinya meliputi lebih dari satu

wilayah propinsi daerah tingkat I;

3) usaha dan/atau kegiatan yang berlokasi di wilayah sengketa

dengan negara lain;

4) usaha dan/atau kegiatan yang berlokasi di wilayah ruang lautan;

5) usaha dan/atau kegiatan yang berlokasi di lintas batas negara

kesatuan Republik Indonesia dengan negara lain (Pasal 11

Peraturan Pemerintah nomor 27 tahun 1999).

Page 40: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

5. Tinjauan umum tentang teori efektifitas hukum

a. Definisi Hukum

Diantara pakar hukum tidak ada keserasian pendapat tentang

apa yang dimaksud dengan hukum itu. Menurut Lawrence Friedman,

hukum merupakan suatu produk tuntutan sosial. Bahwa individu atau

kelompok yang mempunyai kepentingan tidaklah serta merta

berpaling pada pranata hukum untuk mendesakkan tuntutan mereka.

Sebaliknya mereka merumuskan kepentingan mereka dalam bentuk

tuntutan. Suatu tuntutan datang dari suatu keyakinan atau keinginan

mengenai sesuatu yang harus terjadi untuk mewujudkan kepentingan

itu. Tuntutan-tuntutan semacam itulah yang menentukan isi hukum

(Peter Mahmud Marzuki, 2008: 131-132).

Menurut Satjipto Raharjo dalam bukunya Ilmu Hukum,

„„Hukum adalah norma yang mengajak masyarakat untuk mencapai

cita-cita serta keadaan tertentu, tetapi tanpa mengabaikan dunia

kenyataan dan oleh karenanya ia digolongkan kedalam norma

kultur‟‟ (Satjipto Rahardjo, 1996: 25).

Tugas hukum adalah untuk mencapai kepastian hukum (demi

adanya ketertiban) dan keadilan di dalam masyarakat. Kepastian

hukum mengharuskan diciptakannya peraturan-peraturan umum atau

kaidah-kaidah hukum yang berlaku umum, agar supaya tercipta

suasana yang aman dan tenteram di dalam masyarakat, maka kaidah-

kaidah termaksud harus ditegakkan serta dilaksanakan dengan tegas.

Untuk kepentingan itu, maka kaidah-kaidah hukum tersebut harus

diketahui sebelumnya dengan pasti (Soerjono Soekanto, 1976: 38)

b. Akibat Hukum

Timbulnya suatu akibat hukum adalah dikarenakan adanya

suatu perbuatan hukum. Perbuatan hukum adalah setiap perbuatan

atau tindakan subjek hukum yang mempunyai akibat hukum, dan

akibat hukum tersebut memang dikehendaki oleh subyek hukum.

Page 41: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

Akibat hukum adalah akibat yang ditimbulkan oleh hukum

karena adanya suatu peristiwa hukum atau perbuatan dari subjek

hukum. Terdapat tiga jenis akibat hukum, yaitu :

1) Akibat hukum berupa lahirnya, berubahnya, atau lenyapnya suatu

keadaan hukum tertentu.

2) Akibat hukum berupa lahirnya, berubahnya, atau lenyapnya suatu

hubungan hukum tertentu.

3) Adanya sanksi (Wasis SP, 1998: 52-53)

c. Penegakan Hukum

Menurut Mertokusumo, penegakan hukum mempunyai makna,

bagaiman hukum itu harus dilaksanakan, sehingga dalam penegakan

hukum tersebut harus diperhatikan unsur-unsur kepastian hukum,

kemanfaatan, dan keadilan. Kepastian hukum menghendaki

bagaimana hukumnya dilaksanakan, tanpa peduli bagaimana

pahitnya (fiat justitia et pereat mundus: meskipun dunia ini runtuh

hukum harus tetap ditegakkan). Hal ini dimaksudkan agar tercipta

ketertiban dalam masyarakat. Masyarakat menghendaki adanya

manfaat dalam pelaksanaan peraturan atau penegakan hukum

lingkungan tersebut. Hukum lingkungan dibuat dengan tujuan untuk

melindungi lingkungan dan memberi manfaat kepada masyarakat.

Unsur ketiga adalah keadilan. Dalam penegakan hukum lingkungan,

keadilan harus diperhatikan. Namun demikian hukum tidak identik

dengan keadilan, karena hukum itu sifatnya umum, mengikat setiap

orang, dan menyamaratakan (Gatot P. Soemartono, 2004: 65-66).

Penegakkan hukum lingkungan dapat ditempuh melalui tiga

alternatif, yaitu administratif, perdata dan pidana :

1) Administratif, dimulai dengan mekanisme pengawasan yang

dilakukan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup/pejabat yang

ditunjuk oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup, atau oleh

Kepala Daerah/pejabat yang ditunjuk Kepala Daerah terhadap

Page 42: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

penaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan atas

ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan

hidup seperti persyaratan izin, baku mutu lingkungan, dll,

sebagaimana hal ini diatur dalam Pasal 36-40 UUPLH. Ada

beberapa sanksi administrasi dalam Pasal 76-83 UUPLH yang

dapat dijatuhkan kepada pelaku usaha dan/atau kegiatan. Pertama,

paksaan pemerintahan (bestuursdwang) untuk mencegah dan

mengakiri terjadinya pelanggaran, atas beban biaya

penanggungjawab usaha dan atau kegiatan yang wewenangnya

ada pada Gubernur atau Bupati/Walikota. Kedua, terhadap

pelanggaran tertentu dapat dijatuhi sanksi pencabutan izin usaha

dan/atau kegiatan.

2) Penegakan hukum secara perdata, dapat ditempuh melalui

mekanisme ADR/diluar pengadilan) maupun di dalam pengadilan

(Pasal 84 Undang-undang Perlindungan Lingkungan Hidup) oleh

masyarakat secara perorangan atau melalui gugatan perwakilan

(class action), dan Non Government Organization (NGO) serta

instansi pemerintah yang bertanggungjawab dibidang pengelolaan

lingkungan hidup untuk mewakili kepentingan masyarakat dan

lingkungan hidup atas ganti kerugian dan pemulihan lingkungan

hidup.

3) Undang-undang Perlindungan Lingkungan Hidup menempatkan

penerapan sanksi pidana sebagai upaya yang terakhir (ultimum

remedium). Dalam penjelasan umum Undang-undang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup terkandung

suatu prinsip yang dikenal yaitu primary jurisdiction atau disebut

sebagai asas subsidiaritas. Asas ini menegaskan bahwa hukum

pidana baru dapat digunakan apabila:

a) sanksi bidang hukum lain, seperti sanksi administrasi dan

sanksi perdata dan alternatif penyelesaian sengketa lingkungan

tidak efektif;

Page 43: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

b) tingkat kesalahan pelaku relatif berat; dan

c) menimbulkan keresahan masyarakat.

Hal ini berarti bahwa sarana hukum lain harus dioptimalkan

terlebih dahulu, sebelum diambil tindakan secara pidana. Akan tetapi

persoalan lingkungan sudah sedemikian mengkhawatirkan, sehingga

menurut Hamzah ketentuan sanksi pidana terhadap pencemaran

lingkungan seharusnya dirubah dari ketentuan yang sifatnya ultimum

remidium, yang menganggap bahwa pelanggaran hukum lingkungan

belum merupakan persoalan yang serius menjadi premium remidium

yang menjadikan sanksi pidana sebagai instrumen yang diutamakan

dalam menangani tindak perbuatan pencemaran atau perusakan

lingkungan. Seperti yang dikemukakan oleh Joe D. Whitley and

David B. Weinstein and Douglas S. Arnold and David M. Meezan

dalam The Expanding Criminalization of Environmental Laws: The

Recent Decisions in Hanousek, Hong, and Hansen Volume LXXVII,

No. 1

That significant imprisonment and large fines are appropriate

penalties for “environmental criminals,” another objective is the

deterrent effect of an environmental criminal case on other

companies and individuals. Many government officials and agents

believe that the harsh penalties associated with environmental

crimes positively affect environmentally related business decisions

and, consequently, promote greater compliance with environmental

laws.

Penjara yang signifikan dan denda besar tersebut merupakan

hukuman yang tepat untuk "penjahat lingkungan," tujuan lainnya

yaitu efek jera dari kasus pidana lingkungan terhadap perusahaan

lain dan individu. Banyak pejabat pemerintah dan agen percaya

bahwa sanksi-sanksi keras yang terkait dengan kejahatan lingkungan

positif mempengaruhi keputusan bisnis yang berhubungan dengan

Page 44: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

lingkungan hidup dan, akibatnya, meningkatkan kepatuhan yang

lebih besar dengan Undang-undang lingkungan.

Namun di Indonesia pilihan akan jatuh pada hukum pidana jika

suatu kerusakan sudah tidak dapat diperbaiki atau dipulihkan,

misalnya penebangan pohon, pembunuhan terhadap binatang yang

dilindungi, dsb. Perbaikan atau pemulihan kerusakan termasuk tidak

dapat dilakukan secara fisik.

d. Teori Bekerjanya Hukum

Sistem hukum memiliki aturan-aturan hukum atau norma-

norma, kesemuanya berhubungan pada sumber dan keabsahan

aturan-aturan yang lebih tinggi. Hubugan-hubugan ini membentuk

kelas-kelas struktur piramid dan hirarki dengan aturan norma dasar

di puncaknya.

Seperti Grand Theory Three Element Of Legal System yang

di kemukakan oleh Lawrence M. Friedman. Menurut Lawrence M.

Friedmen sistem hukum memiliki tiga komponen dasar yang saling

berkaitan satu sama lain. Tiga komponen tersebut adalah substansi

hukum (legal Substance), struktur hukum (legal structure), dan

budaya hukum (legal culture).

1) Struktur Hukum (Legal Structure)

Menurut Lawrence M. Friedman, “the structure of a

system its skeletal framework; it is the permanent shape, the

institutional body of the system, the tough, rigid bones that keep

the process flowing within bounds”(Lawrence M. Friedmen,

1975: 14). Jadi struktur adalah kerangka atau rangkanya, bagian

yang tetap bertahan, bagian yang memberi semacam bentuk dan

batasan terhadap keseluruhan. Lebih jelasnya struktur hukum

menurut Friedmen adalah pola yang memperlihatkan tentang

bagaimana hukum itu dijalankan menurut ketentuan formalnya.

Page 45: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

Struktur ini memperlihatkan bagaimana pengadilan, pembuatan

hukum dan lain- lain badan serta proses hukum itu berjalan dan

dijalankan (Satjipto Rahardjo, 1996: 154).

2) Substansi Hukum (Legal Substance)

Menurut Lawrence M. Friedman, “the substance is

composed of substantive rules and rules about how institutions

should be have” (Lawrence M. Friedmen, 1975: 14). Jadi, yang

dimaksud dengan substansi adalah aturan, norma dan pola

perilaku nyata manusia yang berada dalam sistem itu. Substansi

juga berarti produk yang dihasilkan oleh orang yang berada di

dalam sistem hukum itu, mencakup keputusan yang mereka

keluarkan, aturan baru yang mereka susun. Substansi juga

mencakup living law (hukum yang hidup), dan bukan hanya

aturan yang ada dalam kitab undang-undang (law books).

Pendapat mengenai legal Substance ini sejalan dengan

pandangan Lon Fuller. Lebih dalam Lon Fuller menjelaskan

mengenai substansi hukum dalam sebuah sistem hukum yang

menjadi landasan dan syarat-syarat legitimasi bagi implementasi

legalitas hukum, teori Fuller ini kemudian terkenal dengan

principles of legality theory.

Menurut Fuller, dikatakan bahwa untuk mengenal hukum

sebagai suatu sistem maka ukuran tersebut diletakkannya pada 8

(delapan) asas yang dinamakannya principles of legality berikut

ini:

a) Suatu sistem hukum harus mengandung peraturan-peraturan.

Yang dimaksud disini adalah, bahwa tidak boleh

mengandung sekedar keputusan-keputusan yang bersifat ad

hoc.

b) Peraturan-peraturan yang telah dibuat itu harus diumumkan.

Page 46: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

c) Tidak boleh ada peraturan yang berlaku surut, oleh karena

apabila yang demikian itu tidak ditolak, maka peraturan it

tidak bisa dipakai untuk menjadi pedoman tingkah laku.

Membolehkan pengaturan secara berlaku surut berarti

merusak integritas peraturan yang ditujukan untuk berlaku

bagi waktu yang akan datang.

d) Peraturan-peraturan harus disusun dalam rumusan yang bisa

dimengerti.

e) Suatu sistem tidak boleh mengandung peraturan-peraturan

yang bertentangan satu sama lain.

f) Peraturan-peraturan tidak boleh mengandung tuntutan yang

melebihi apa yang dapat dilakukan.

g) Tidak boleh ada kebiasaan untuk sering mengubah peraturan

sehingga menyebabkan seorang akan kehilangan orientasi.

h) Harus ada kecocokan antara peraturan yang diundangkan

pelaksanaannya sehari-hari (Satjipto Raharjo, 1996: 51)

Dari rangkaian pembahasan tersebut disimpulkan, bahwa

pada dasarnya hukum mempunyai banyak fungsi dalam usahanya

mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, Oleh karena itu,

dalam perumusannya sebagai hukum positif harus dipahami suatu

sistem norma.

3) Kultur Hukum (Legal Culture)

Menurut Lawrence M. Friedman, Legal culture is the

element of social attitude and value (Lawrence M. Friedmen,

1975: 15). Sehinggadapat diartikan bahwa kultur hukum

mengandung unsur nilai dan sikap sosial yang menentukan

bagaimana hukum digunakan, dihindari atau disalahgunakan.

Tanpa kultur hukum, maka sistem hukum itu sendiri tidak dapat

berjalan sebagaimana mestinya.

Page 47: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

Budaya hukum dibedakan menjadi dua macam. Pertama

internal legal culture, yakni kultur hukum bagi hakim dan

pengacara dan exsternal legal culture, yakni kultur hukum

masyarakat pada umumnya.

Page 48: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

B. Kerangka Pemikiran

Gambar 2 : Bagan Kerangka Pemikiran

Solusi

Hambatan Pendukung

Peraturan Pemerintah no.27 Tahun 1999 Tentang

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Badan Lingkungan Hidup Propinsi

Badan Lingkungan Hidup Daerah (Kabupaten / Kota)

Kementrian Lingkungan Hidup

Pemerintah Pusat

NKRI

Izin Usaha / atau Kegiatan Pembangunan

Penyusunan dan Penilaian AMDAL

Undang-undang No.32 Tahun 2009 Tentang Pengendalian

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo No. 9 Tahun 2009

Tentang Pengendalian Lingkungan Hidup

Page 49: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

Keterangan Bagan :

Tujuan nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia, seperti dinyatakan

dalam pembukaan Undang-undangDasar 1945, ialah melindungi segenap bangsa

dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,

mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Untuk menuju

terwujudnya tujuan nasional tersebut bangsa Indonesia melaksanakan

pembangunan secara terencana dan bertahap. Namun pembangunan ini tumbuh

berkembang dengan tidak memperhitungkan pengaruhnya kepada lingkungan.

Lingkungan Hidup di Indonesia menyangkut tanah, air, dan udara dalam

wilayah negara Republik Indonesia.Semua media lingkungan hidup tersebut

merupakan wadah tempat kita tinggal, hidup serta bernafas.Pembangunan

industri, eksploitasi hutan serta sibuk dan padatnya arus lalu lintas akibat

pembangunan yang terus berkembang, memberikan dampak samping.Dampak

samping tersebut berakibat pada tanah yang kita tinggali, air yang kita gunakan

untuk kebutuhan hidup maupun udara yang kita hirup.Apabila tanah, air dan udara

tersebut pada akhirnya tidak dapat lagi menyediakan suatu iklim atau keadaan

yang layak untuk kita gunakan, maka pencemaran atau kerusakan lingkungan

hidup telah terjadi.

Pencemaran lingkungan hidup, bukan hanya akan berdampak buruk bagi

kehidupan masyarakat yang ada sekarang namun juga akan mengancam

kelangsungan hidup anak cucu kita kelak. Oleh karena itu baik masyarakat,

maupun pemerintah berhak dan wajib untuk melindungi lingkungan hidup,

Pemerintah melalui Kementrian Linngkungan Hidup secara aktif

berupaya melakukan pelestrian lingkungan dan memberikan perlindungan bagi

lingkungan hidup serta masyarakat yang tinggal dalam lingkungan hidup di

Indonesia melalui berbagai peraturan perundang-undangan.

Undang-undang No. 32 tahun 2009 adalah suatu produk pemerintah

untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup sekaligus memberi perlindungan

hukum bagi masyarakat agar selalu dapat terus hidup dalam lingkungan hidup

yang sehat.

Page 50: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

Meskipun kesadaran terhadap lingkungan hidup di Indonesia sekarang ini

semakin membaik, tetapi masih dalam tingkatan yang masih sangat rendah jika

dibandingkan dengan negara-negara lain. Hal ini di butkikan dengan gencarnya

isu-isu lingkungan yang mulai banyak dipublikasikan di media massa, salah

satunya adalah tentang analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) suatu

usaha dan/ kegiatan yang memiliki dampak penting. AMDAL digunakan sebagai

syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan izin melakukan usaha dan/atau

kegiatan yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang. Keputusan kelayakan

lingkungan hidup suatu usaha dan atau kegiatan yang diterbitkan pejabat yang

berwenang tersebut wajib dilampirkan pada permohonan izin melakukan

usaha.Dalam keputusan kelayakan lingkungan hidup terdapat ketentuan yang

wajib dipatuhi oleh pemrakarsa atau pemohon yaitu rencana pengelolaan

lingkungan dan rencana pemantauan lingkungan dari usaha atau kegiatan itu.

Selain itu AMDAL juga sebagai alat evaluasi apakah suatu rencana usaha atau

kegiatan dapat dilaksanakan atau tidak.

Untuk menyusun studi AMDAL pemrakarsa dapat meminta jasa

konsultan untuk menyusun AMDAL. Anggota penyusun ( minimal koordinator

pelaksana) harus bersertifikat penyusun AMDAL (AMDAL B). Sedangkan

anggota penyusun lainnya adalah para ahli di bidangnya yang sesuai dengan

bidang kegiatannya. Sedangkan penilaian dokumen AMDAL dilakukan oleh

Komisi Penilaian AMDAL Pusat yang berkedudukan di Badan Penilai AMDAL.

Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999

memberikan dasar hukum Penyusunan dan Penilaian AMDAL yang di dukung

oleh paket keputusan menteri lingkungan hidup tentang jenis usaha dan/ atau

kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL. Dengan ditetapkannya

Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1999 maka suatu hal yang lebih di tekankan

dalam Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1999 adalah keterbukaan informasi dan

peran serta masyarakat, selain itu terjadi perubahan dimana semua Komisi

AMDAL Pusat dihapuskan dan diganti dengan satu Komisi Penilai Pusat yang

ada di Bapedal. Sedangkan didaerah yaitu Provinsi dan Kabupaten/Kota

mempunyai Komisi Penilai Daerah. Salah satu unsur penilai dalam keanggotaan

Page 51: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

komisi penilai AMDAL daerah (Kabupaten/Kota) yaitu instansi yang bertugas

mengendalikan dampak lingkungan yang dalam penulisan hukum ini adalah

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo.

Kabupaten Sukoharjo telah memiliki suatu produk hukum guna

menunjang keberhasilannya dalam pengendalian lingkungan hidup serta

membantu Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo dalam melakukan

penilaian terhadap dokumen AMDAL yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah

Kabupaten Sukoharjo No. 9 Tahun 2009 tentang Pengendalian Lingkungan

Hidup. Dalam melakukan penilaian dokumen AMDAL tentunya Badan

Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo tidak lepas dari adanya beberapa

hambatan, baik hambatan secara internal maupun eksternal.

Page 52: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Keadaan Geografis Kabupaten Sukoharjo

Kabupaten Sukoharjo merupakan kabupaten terkecil kedua di

Jawa Tengah dengan luas 46.666 Ha atau sekitar 1.43% dari luas

wilayah propinsi Jawa Tengah. Terdapat 12 kecamatan dengan

kecamatan yang terluas yaitu Kecamatan polokarto yaitu 6.218 Ha

(13%), sedangkan yang paling kecil adalah Kecamatan Kartasura

dengan luas wilayah 1.923 Ha (4%) dari luas Kabupaten Sukoharjo.

Letak Kabupaten Sukoharjo jika dihitung dari Meredian

Greenwich berada diantara 7o 32‟ 17”-7

o 49‟ 32” Lintang Selatan dan

110o 42‟ 06.79”-110

o 57‟ 33,7” Bujur Timur. Ketinggian wilayah

Kabupaten Sukoharjo yaitu antara 80-125m diatas permukaan laut yang

dilewati sungai Bengawan solo dengan arah aliran sungai 35 Km.

Kabupaten Sukoharjo berbatasan dengan :

a. Sebelah Utara : Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar.

b. Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar.

c. Sebelah Selatan : Kabupaten Gunung Kidul dan Kabupaten

Wonogiri.

d. Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten.

2. Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo merupakan

lembaga teknis daerah sebagai unsur pendukung tugas Bupati yang

memiliki tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah di

bidang lingkungan hidup.

Page 53: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

Dalam melaksanakan tugas pokoknya Badan Lingkungan Hidup

Kabupaten Sukoharjo menyelenggarakan fungsi antara lain sebagai

berikut :

a. Merumuskan kebijakan teknis di bidang lingkungan hidup;

b. Memberikan dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah

di bidang lingkungan hidup;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang lingkungan hidup.

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo memiliki

strategi pengembangan pembangunan sumber daya alam dan

lingkungan hidup Kabupaten Sukoharjo yang diarahkan pada upaya dan

proses pengelolaan lingkungan hidup secara terpadu terhadap unsur-

unsur lingkunga hidup yang meliputi : sumber daya manusia, sumber

daya hayati dan non hayati, serta sumber daya buatan untuk

melestarikan lingkungan hidup yang lebih dinamis.

Kebijakan umum yang berkaitan dengan upaya pengelolaan

lingkungan hidup meliputi : upaya penataan, pengembangan,

pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian pemanfaatan

sumber-sumber daya, terutama sumber daya alam hayati dan non hayati

sebagai unsur lingkungan hidup. Kebijakan tersebut meliputi :

a. Peningkatan kesadaran masyarakat dan dunia usaha tentang arti

pentingnya kelestarian dan fungsi lingkungan hidup bagi kehidupan

manusia.

b. Peningkatan peran aktif dari semua pihak dalam pengelolaan dan

pemanfaatan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan dan

berkelanjutan guna memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi

kemakmuran rakyat, baik untuk generasi sekarang maupun yang

akan datang.

c. Pengendalian dan pengaturan tata ruang yang mantap untuk

mencegah dan menghindari penggunaan lahan produktif dan

pencegahan kerusakan lingkungan yang dapat mengganggu stabilitas

ekosistem secara keseluruhan.

Page 54: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

d. Dibentuknya Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 9

Tahun 2009 Tentang Pengendalian Lingkungan Hidup.

3. Struktur Organisasi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten

Sukoharjo

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Bambang Darminto

selaku pejabat sekretaris pada Badan Lingkungan Hidup kabupaten

Sukoharjo bahwa struktur organisasi Badan Lingkungan Hidup

Kabupaten Sukoharjo dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut :

KEPALA

Jabatan Fungsional Sekretariat

Sub. Bag. Program Sub. Bag. Sub.Bag.Umum dan

Keuangan Kepegawaian

Bidang Pengkajian Bidang Pengembangan Bidang Pengendalian

dan Penegakan Kapasitas Pengendalian Pencemaran

Hukum Lingkungan Kerusakan dan Konservasi Lingkungan

Lingkungan

Sub. Bid. Pengkajian Sub. Bid. Pengembangan Sub. Bid. Pengendalian

Kelayakan dan Kapasitas dan Pelayanan Pencemaran Air

Penegakan Hukum Masyarakat

Sub. Bid. Penerapan Sub. Bid. Pengendalian Sub. Bid Pengendalian

Sistem Manajemen Kerusakan dan Konservasi Pencemaran Udara,

Laboratorium Sumber Daya Alam Limbah Padat dan B3

Lingkungan

Gambar 3 : Bagan Struktur Jabatan atau Organisasi Badan Lingkungan Hidup

Page 55: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

Adapun penjabaran tugas pokok pelayanan organisasi Badan

Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo adalah sebagai berikut :

a. Kepala Badan

1) Merumuskan kebijakan di bidang lingkungan hidup sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2) Membina pelaksanaan kegiatan di bidang lingkungan hidup.

3) Menyelenggarakan pelayanan umum sesuai prosedur yang telah

ditetapkan secara mudah, cepat, dan tepat.

4) Mengendalikan seluruh kegiatan bidang lingkungan hidup.

b. Sekretariat

1) Menyiapkan rumusan strategis program dan kegiatan dalam

rangka penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja

Daerah.

2) Melaksanakan pelayanan pengelolaan kegiatan administrasi

umum, kepegawaian, keuangan, kearsipan, perpustakaan, dan

perlengkapan rumah tangga Badan Lingkungan Hidup.

3) MElaksanakan koordinasi dalam rangka penyusunan LKPJ

Bupati, LPPD, dan LAKIP BLH.

4) Melaksanakan bimbingan teknis fungsi-fungsi pelayanan

administrasi perkantoran.

c. Sub Bagian Program

1) Menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA), DPA

penetapan dan perubahan.

2) Menghimpun, meneliti, dan mengkoreksi bahan usulan dan

laporan program dan kegiatan dari sekretariat dan masing-

masing bidang di BLH.

3) Menyiapkan bahan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan

operasional untuk pengendalian.

Page 56: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

4) Menyiapkan bahan dalam rangka penyusunan LKPJ Bupati,

LPPD, dan LAKIP BLH.

d. Sub Bagian Keuangan

1) Melaksanakan pengelolaan, mengkoordinasikan, menyiapkan

bahan proses pencairan dana dan pelayanan administrasi

keuangan.

2) Meneliti kelengkapan Surat Permintaan Pembayaran (SPP)

langsung pengadaan barang dan jasa yang disampaikan oleh

Bendahara Pengeluaran dan diketahui/disetujui oleh Pejabat

Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).

3) Meneliti kelengkapan SPP-Uang Persediaan (IP), SPP-GU, SPP-

TU, SPP-Gaji dan Tunjangan PNS lainnya.

4) Melaksanakan verifikasi SPP dan menyiapkan Surat Perintah

Membayar (SPM).

5) Melaksanakan akuntansi yang meliputi Jurnal Umum, Buku

Besar, dan Buku Besar Pembantu.

6) Menyiapkan laporan keuangan yang meliputi laporan Realisasi

Anggaran, Neraca, dan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK).

7) Melaksanakan koordinasi terhadap kegiatan lain yang berkaitan

dengan keuangan yang dilaksanakan oleh Bidang-bidang

dilingkungan BLH.

8) Menyusun laporan evaluasi atas pelaksanaan tugas-tugas

pengelolaan keuangan BLH berdasarkan data yang terkumpul dari

bidang-bidang dilingkungan BLH.

9) Menyelesaikan perhitungan Anggaran setiap tahun yang menjadi

beban BLH.

e. Sub Bagian Umun dan Kepegawaian

1) Menyiapkan bahan dalam rangka pelayanan urusan administrasi

umum, organisasi, dan tata laksana, pengurusan rumah tangga,

Page 57: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

perlenkapan, dokumentasi, perpustakaan, dan kearsipan, serta

pengelolaan administrasi kepegawaian.

2) Merencanakan dan melaksanakan pengadaan barang untuk

keperluan rumah tangga BLH.

3) Melaksanakan inventarisasi barang untuk tertib administrasi

barang serta melaksanakan pemeliharaan barang inventaris.

4) Membuat laporan rutin data kepegawaian, Daftar Urut

Kepangkatan (DUK) dan Daftar Nominatif Pegawai.

5) Menyiapkan berkas usulan mutasi, kenaikan pangkat, kenaikan

gaji berkala, Diklat pegawai dan urusan kepegawaian lainnya.

f. Bidang Pengkajian Kelayakan dan Penegakan Hukum Lingkungan

1) Merumuskan kebijakan di bidang Pengkajian Kelayakan dan

Penegakan Hukum, Penerapan Sistem Manajemen dan

laboratorium lingkungan.

2) Membina pelaksanaan kegiatan operasional Pengkajian kelayakan

dan Penegakan Hukum, Penerapan Sistem Manajemen dan

laboratorium lingkungan.

3) Menyelenggarakan kegiatan operasional Pengkajian kelayakan

dan Penegakan Hukum, Penerapan Sistem Manajemen dan

laboratorium lingkungan.

4) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan operasional di bidang

Pengkajian kelayakan dan Penegakan Hukum, Penerapan Sistem

Manajemen dan laboratorium lingkungan.

g. Sub Bidang Pengkajian Kelayakan dan Penegakan Hukum

Lingkungan

1) Menyusun rencana program operasional dan pengendalian

penyelenggaraan pengkajian kelayakan dan penegakan hukum

lingkungan.

Page 58: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

2) Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan dan

pemantauan lingkungan hidup bagi seluruh jenis usaha dan/atau

kegiatan di luar usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi

AMDAL dalam wilayah kabupaten.

3) Melaksanakan penilaian AMDAL , pengawasan terhadap

pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup bagi jenis usaha

dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi AMDAL dan yang

mempunyai dampak penting terhadap lingkungan sesuai dengan

standart, norma, prosedur yang berlaku.

4) Memberikan rekomendasi kelayakan lingkungan baik AMDAL

maupun UKL-UPL.

5) Melaksanakan pemantauan, penataan terhadap perjanjian

Internasional, pengendalian pelaksanaan konvensi dan protokol di

bidang pengendalian dampak lingkungan.

6) Melaksanakan pemantauan, pengawasan, dan penyelesaian

konflik dalam pemanfaatan keanekaragaman hayati.

7) Menetapkan kebijakan pemantauan, pengendalian, dan

perlindungan terhadap lapisan Ozon dan perubahan iklim sesuai

ketentuan yang berlaku.

h. Sub Bidang Penerapan Sistem Manajemen dan Laboratorium

Lingkungan

1) Menyediakan laboratorium lingkungan sesuai kebutuhan daerah.

2) Menganalisis semua limbah padat, limbah cair, dan limbah udara.

3) Mengembangkan manajemen sistem informasi dan pengelolaan

data base keanekaragaman hayati.

4) Melaksanakan pembinaan dan pengawasan penerapan sistem

manajemen lingkungan, ekolabel, produksi bersih dan teknologi

berwawasan lingkungan yang mendukung pola produksi dan

konsumsi yang berkelanjutan.

Page 59: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

i. Bidang Pengembangan Kapasitas Pengendalian Kerusakan dan

Konservasi Lingkungan

1) Merumuskan kebijakan di bidang Pengembangan kapasitas dan

pelayanan masyarakat dan pengendalian kerusakan dan observasi

sumber daya alam.

2) Membina pelaksanaan kegiatan operasional Pengembangan

kapasitas dan pelayanan masyarakat dan pengendalian dan

konservasi sumber daya alam.

3) Menyelenggarakan kegiatan operasional di bidang Pengembangan

kapasitas dan pelayanan masyarakat dan pengendalian dan

konservasi sumber daya alam.

4) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan operasional Pengembangan

kapasitas dan pelayanan masyarakat dan pengendalian dan

konservasi sumber daya alam.

j. Sub Bidang Pengembangan Kapasitas dan Pelayanan Masyarakat

1) Membina pelaksanaan kegiatan operasional dan pengawasan

penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Standar

Kompetensi personil pengelolaan lingkungan hidup.

2) Membina pelaksanaan kegiatan operasional dan pengawasan

penerapan instrument ekonomi dalam pengolahan sumber daya

alam.

3) Membina pelaksanaan kebersihan lingkungan, dan pengembangan

sistem manajemen pengelolaan sampah rumah tangga.

k. Sub Bidang Pengendalian Kerusakan dan Konservasi Sumber Daya

Alam

1) Menetapkan criteria teknis baku kerusakan lingkungan dan

penanggulangan kebakaran hutan.

Page 60: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

2) Melaksanakan operasional pengendalian dan penanggulangan

kebakaran hutan /lahan, pengawasan atas pengendalian kerusakan

hutan/lahan.

3) Melaksanakan operasional pengendalian kerusakan dan/atau

pencemaran lingkungan.

4) Menetapkan kriteria baku penetapan lahan untuk kegiatan

pertanian, perkebunan, dan/atau hutan tanaman.

5) Melaksanakan pengawasan atas pengendalian kerusakan lahan

akibat kegiatan berdampak.

6) Menetapkan kondisi lahan/tanah.

7) Mengendalikan kerusakan lahan dan/atau tanah akibat bencana,

penanggulangan kerusakan tanah untuk produksi Biomassa,

penetapan kawasan yang beresiko bencana.

8) Melaksanakan koordinasi dalam perencanaan konservasi

keanekaragaman hayati, dan melaksanakan kebijakan konservasi

keanekaragaman hayati.

l. Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan

1) Merumuskan kebijakan di bidang pencemaran lingkungan.

2) Membina pelaksanaan kegiatan operasional pengendalian

pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, limbah padat

dan limbah berbahaya dan beracun (B3).

3) Menyelenggarakan kegiatan operasional dibidang pengendalian

pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, limbah padat

dan limbah berbahaya dan beracun (B3)

4)Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan operasional pengendalian

pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, limbah padat

dan limbah berbahaya dan beracun (B3)

Page 61: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

m. Sub Bidang Pengendalian Pencemaran Air

1) Melaksanakan operasional kegiatan penetapan kelas air pada

sumber air, pemantauan kualitas air pada sumber air, pengelolaan

kualitas air dan pengendalian pencemaran air.

2) Melaksanakan pengawasan terhadap penataan persyaratan yang

tercantum dalam izin pembuangan air limbah ke air atau ke

sumber air, dan penerapan uang paksa terhadap pelaksanaan

penanggulangan pencemaran air pada keadaan darurat.

3) Melaksanakan pengaturan pengelolaan kualitas air dan

pengendalian pencemaran air.

4) Memberikan pelayanan perizinan pembuangan air limbah ke air

atau ke sumber air, pemanfaatan air limbah ke tanah untuk

aplikasi pada tanah.

n. Sub Bidang Pengendalian Pencemaran Udara, Limbah Padat dan

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

1) Melaksanakan koordinasi dan pemantauan kualitas udara,

ambient, emisi sumber bergerak dan tidak bergerak, pengujian

emisi gas buang dan kebisingan kendaraan bermotor lama secara

berkala.

2) Melaksanakan pengawasan terhadap penataan penanggung jawab

usaha dan/atau kegiatan yang dapat menyebabkan terjadinya

pencemaran udara dari sumber bergerak dan tidak bergerak.

3) Melaksanakan pemantauan kualitas udara ambient dalam

ruangan, pemantauan dampak deposi asam.

4) Melaksanakan pengawasan pelaksanaan pengolahan limbah B3,

izin pengumpulan limbah B3, pengawasan pemulihan akibat

pencemaran limbah B3, penanggulangan kecelakaan pengolahan

limbah B3 dan pelaksanaan sistem tanggap darurat.

5) Melaksanakan pelayanan pemberian izin lokasi pengolahan dan

penyimpanan sementara limbah B3.

Page 62: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

4. Wewenang, Tanggungjawab dan Kewajiban Badan Lingkungan

Hidup Kabupaten Sukoharjo Dalam Rangka Pengendalian

Lingkungan Hidup

Pengendalian lingkungan hidup merupakan upaya atau kegiatan

oleh Badan Lingkungan Hidup dalam melaksanakan pencegahan

dan/atau penanggulangan dan/atau pemulihan pencemaran, mulai dari

perencanaan, penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemulihan,

pengawasan, pemeliharaan dan monitoring, evakuasi dan pengawasan

serta penataan lingkungan yang bersih, sehat, nyaman dan terhindar dari

pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup. Adapun wewenang

dan tanggungjawab Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo

dalam pengendalian lingkungan hidup meliputi :

a. Wewenang Badan Lingkungan hidup Kabupaten Sukoharjo dalam

pengendalian lingkungan hidup :

1) Menetapkan kebijakan pengendalian lingkungan hidup

berdasarkan kebijakan nasional pengelolaan lingkungan hidup

dengan memperhatikan kearifan lokal yang hidup dan

berkembang.

2) Menetapkan kelayakan kajian lingkungan hidup suatu rencana

usaha dan/atau kegiatan.

3) Menerbitkan dan mencabut perizinan di bidang lingkungan

hidup.

4) Membentuk komisi penilai AMDAL.

5) Menerbitkan rekomendasi AMDAL sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

6) Menerbitkan rekomendasi Upaya Pengelolaan Lingkungan

Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

(UPL).

7) Membentuk tim penanganan kasusu lingkungan hidup.

8) Melakukan pengawasan penaatan.

Page 63: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

9) Memerintahkan penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan

untuk melakukan pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan

lingkungan hidup.

10) Melakukan upaya-upaya pengendalian lingkungan hidup

berdasarkan arahan, pedoman, supervisi dan pengawasan dari

pemerintah dan atau pemerintah propinsi.

11) Melakukan penegakan hukum sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

12) Mengembangkan kerjasama dan kemitraan dalam

penyelenggaraan pengendalian lingkungan hidup dengan pihak

ketiga dan/atau pihak luar negeri sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

b. Tanggungjawab Badan Lingkungan hidup Kabupaten Sukoharjo

dalam pengendalian lingkungan hidup :

1) Melaksanakan kebijaksanaan pengendalian lingkungan hidup

berdasarkan kebijakan nasional.

2) Melaksanakan pengendalian terhadap pencemaran dan/atau

perusakan lingkungan hidup.

3) Memfasilitasi dan mengembangkan teknologi yang ramah

lingkungan.

4) Meningkatkan kepedulian masyarakat dalam penanganan dan

pelestarian alam.

c. Kewajiban Badan Lingkungan hidup Kabupaten Sukoharjo dalam

pengendalian lingkungan hidup :

1) Melakukan inventarisasi dan evaluasi ekonomi sumber daya

alam dan lingkungan hidup.

2) Menyusun neraca sumber day alam dan lingkungan hidup serta

melakukan evaluasi sekurang-kurangnya satu tahun sekali.

3) Melakukan penilaian dokumen AMDAL sesuai kewenangannya.

Page 64: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

4) Melakukan penilaian dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan

Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

(UPL).

5) Menyusun strategi pengendalian pencemaran dan perusakan

lingkungan hidup.

6) Melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang kebijakan

pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.

7) Melakukan pembinaan terhadap usaha dan/atau kegiatan dalam

pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.

8) Menyediakan data atau informasi berkaitan dengan lingkungan

hidup di daerah dan menyebarluaskannya kepada masyarakat.

9) Memfasilitasi penyelesaian sengketa mengenai lingkungan

hidup.

10) Memfasilitasi pengusahaan prasarana dan sarana

pembuangan/pengolahan limbah untuk industri kecil dan/atau

air limbah rumah tangga.

11) Melaksanakan konservasi sumber daya alam terbaharui dan

tidak terbaharui.

12) melestarikan nilai sosial budaya dan kearifan lokal dalam rangka

pelestarian fungsi lingkungan.

13) Melestarikan kawasan, sumber air, situs kepurbakalaan dan

cagar budaya.

14) Meningkatkan kemampuan warga untuk memanfaatkan dan

mengembangkan teknologi ramah lingkungan.

15) Melaksanakan kajian, pendidkan dan pengembangan potensi

serta permasalahan suumber daya alam dan lingkungan hidup.

Page 65: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

B. Tanggung Jawab Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo

dalam Penilaian Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Dan Akibat Hukumnya

1. Proses Penyusunan AMDAL

Pemahaman mengenai prosedur penyusunan AMDAL akan

sangat membantu kelancaran penyelesaian AMDAL, sekaligus juga

meningkatkan kualitas kajian dan pengelolaan lingkungan. Berdasarkan

Panduan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Di Indonesia dan

keterangan dari Ibu Eny Kristianti, bahwa peyusunan dokumen

AMDAL antara lain meliputi :

a. Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

Kerangka Acuan adalah ruang lingkup studi Analisis Dampak

Lingkungan yang merupakan hasil pelingkupan bertujuan untuk :

1) Merumuskan lingkup dan ruang studi ANDAL

2) Mengarahkan studi ANDAL agar berjalan secara efektif dan

efisien sesuai dengan biaya, tenaga dan waktu yang tersedia.

Dokumen KA-ANDAL memiliki fungsi antara lain sebagai

berikut :

1) Sebagai rujukan bagi pemrakarsa, instansi yang bertanggung

jawab yang membidangi rencana usaha atau kegiatan, dan

penyusunan studi ANDAL tentang lingkup dan kedalaman studi

ANDAL yang akan dilakukan.

2) Sebagai salah satu bahan rujukan bagi penilaian dokumen

ANDAL untuk mengevaluasi hasil studi ANDAL

Manfaat dari adanya penyusunan Kerangka Acuan ANDAL

adalah :

1) Kerangka Acuan menggambarkan ruang lingkup sesuatu

pekerjaan yang disepakati bersama oleh pihak yang

berkepentingan. Dengan disepakatinya ruang lingkup pekerjaan

tersebut maka semua pihak akan berpegang pada Kerangka Acuan

tersebut, baik dalam proses pelaksanaan pekerjaan maupun dalam

Page 66: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

evaluasinya. Semua pihak dalam hal ini adalah pihak pemrakarsa,

konsultan penyusun, komisi AMDAL, tim teknis dan instansi

teknis yang bertanggung jawab.

2) Kerangka Acuan sangat berguna untuk mempercepat proses

penyelesaian penusunan AMDAL.

b. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)

Dokumen Analisis Dampak Lingkungan merupakan uraian

prakiraan dan evaluasi dampak penting yang teridentifikasi dalam

pelingkupan dan tertera dalam Kerangka Acuan , sehingga ANDAL

hanya terfokus pada dampak penting saja. Sedangkan untuk dampak

yang tidak penting akan diabaikan.

Tujuan dari penyusunan Dokumen Analisis Dampak

Lingkungan (ANDAL) yaitu :

1) Mengemukakan masukan penting yang bermanfat bagi

pengambilan keputusan, perencanaan dan pengelolaan rencana

usaha atau kegiatan;

2) Mempermudah semua pihak dalam memahami isinya, termasuk

masyarakat, dan mempermudah bagi pemuatan dalam media

masa, bila dipandang perlu.

3) Memuat uraian singkat tentang :

a) Rencana kegiatan atau usaha dengan berbagai kemungkinan

dampak pentingnya. Baik pada tahap pra konstruksi, kontruksi

maupun pasca kontruksi.

b) Keterangan mengenai kemungkinan adanya kesenjangan data

informasi serta berbagai kekurangan dan keterbatasan, yang

dihadapi selama menyusun ANDAL.

c) Hal lain yang dipandang sangat perlu untuk melengkapi

ringkasan

Dalam Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) ada 5 (lima)

tahapan kegiatan utama yang akan dilaksanakan sebagai berikut :

Page 67: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

1) Pengumpulan Data dan Informasi tentang :

a) Komponen rencana kegiatan

Data yang dikumpulkan adalah data tentang berbagai

aktivitas rencana kegiatan baik pada pra kontruksi, kontruksi

maupun pasca kontruksi. Pemilihan data yang dikumpulkan

tersebut harus mengutamakan data yang berkaitan langsung

dengan berbagai dampak yang mungkin akan timbul apabila

rencana kegiatan tersebut akan dilaksanakan nantinya.

b) Komponen rona lingkungan awal

Data yang dikumpulkan terutama komponen

lingkungan (biogeofisik, sosial ekonomi, sosial budaya dan

kesehatan masyarakat), yang akan mengalami dampak akibat

rencana kegiatan maupun yang dapat mempengaruhi terhadap

rencana kegiatan tersebut.

2) Proyeksi Perubahan Rona Lingkungan Awal

Rona lingkungan awal merupakan kondisi lingkungan

sesuai hasil analisis data lingkungan yang dikumpulkan sebelum

ada kegiatan. Rona lingkungan awal ini akan mengalami

perubahan akibat adanya rencana kegiatan apabila telah

dilaksanakan nantinya. Besarnya perubahan lingkungan ini perlu

diketahui menurut ruang dan waktu bagi kepentingan evaluasi

maupun penanganan.

3) Evaluasi Dampak Penting

Pada tahap evaluasi dampak penting ini, uraian yang

disajikan meliputi hal-hal berikut ini :

a) Evaluasi dampak penting yang bersifat holistik terhadap

seluruh dampak yang diperkirakan. Seperti misalnya dampak

positif maupun dampak negatif dianalisis sebagai satu kesatuan

yang saling terkait dan pengaruh mempengaruhi sehingga akan

diketahui pertimbangannya.

Page 68: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

b) Hubungan sebab akibat antara rencana kegiatan dengan rona

lingkungan. Setiap rencana kegiatan apabila telah dilaksanakan

akan menimbulkan dampak yang berbeda pada rona

lingkungan yang berbeda.

c) Ciri dampak penting, pada bagian ini yang perlu dikemukakan

adalah sifat-sifat sesuatu dampak.

d) Luas penyebaran dampak penting, sesuatu dampak mungkin

akan mengenai sesuatu daerah yang sempit atau mungkin akan

sangat luas.

e) Cara pendekatan dalam penanganan dampak, hal ini memuat

cara penanganan dampak yang mungkin akan terjadi, baik dari

segi ekonomi, teknologi maupun instansi. Dari segi ekonomi

misalnya dengan bantuan, untuk menanggulangi masalah

lingkungan. Dari segi teknologi adalah dengan cara

membatasi, mengisolasi atau menetralisasi terhadap bahan

berbahaya dan bahan beracun. Dari segi instansi misalnya

dengan memperluas sistem pengelolaan agar hal yang

menyangkut penanggulangan masalah lingkungan dengan jalan

merangsang kerjasama dengan berbagai pihak untuk

meningkatkan pengawasan dan lain sebagainya.

4) Alternatif Pengelolaan dan Pemantauan lingkungan

Uraian ini akan memuat hal-hal sebagai berikut :

a) Komponen lingkungan terkena dampak, sumber dampak, tolak

ukur dan bobot dampak untuk kepentingan pengelolaan

maupun pemantauan lingkungan.

b) Metode pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang

mencakup faktor biogeofisik-kimia, sosial ekonomi, sosial

budaya dan kesehatan masyarakat.

c) Saat pengelolaan dan pemantauan lingkungan akan

dilaksanakan frekwensi kekerapannya menurut ruang dan

waktu.

Page 69: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

d) Pelaksanaan yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan

pengelolaan dan pemantauan lingkungan.

c. Rencana Pengelolaan Lingkungan

Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)

merupakan dokumen yang memuat upaya-upaya mencegah,

mengendalikan dan menanggulangi dampak penting lingkungan

yang bersifat negatif dan meningkatkan dampak positif yang timbul

sebagai akibat dari suatu rencana usaha atau kegiatan.

Dalam pengertian tersebut upaya pengelolaan lingkungan

mencakup empat kelompok aktivitas antara lain :

1) Pengelolaan lingkungan yang bertujuan untuk menghindari atau

mencegah dampak penting yang bersifat negatif melalui

pemilihan atas alternatif, tata letak lokasi dan rencana bangun

proyek.

2) Pengelolan lingkungan yang bertujuan untuk menanggulangi,

meminimalisasi atau mengendalikan dampak negatif baik yang

timbul di saat usaha atau kegiatan beroperasi, maupun hingga saat

usaha atau kegiatan terakhir.

3) Pengelolaan lingkungan yang bersifat meningkatkan dampak

positif sehingga dampak tersebut dapat memberikan manfaat yang

lebih besar baik kepada pemrakarsa maupun pihak lain terutama

masyarakat yang turut menikmati dampak positif tidak hanya

pada manfaat ekonomi saja.

4) Pengelolaan lingkungan yang bertujuan memulihkan atau

merehabilitasi fungsi-fungsi tertentu ekosistem yang terkena

dampak penting negatif sebagai kompensasi atas sumber daya

tidak dapat pulih, hilang atau rusak sebagai akibat usaha atau

kegiatan.

Mengingat dokumen AMDAL merupakan bagian dari studi

kelayakan, maka dokumen RKL hanya akan bersifat memberikan

pokok-pokok arahan, prinsip-prinsip atau persyaratan untuk

Page 70: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

mencegah/mengendalikan dampak. Akan tetapi apabila dipandang

perlu dapat dilengakapi dengan acuan literatur tentang rancangan

bangunan untuk pencegahan dan pengendalian dampak.

d. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)

Yang dimaksud dengan pemantauan adalah pengukuran

berdasarkan waktu atau suatu pengukuran yang berulang-ulang pada

waktu-waktu tertentu. Sehingga pengertian dari pemantauan

lingkungan adalah pengulangan pengukuran pada komponen-

komponen atau parameter lingkungan pada waktu-waktu tertentu.

Pemantauan lingkungan dapat digunakan untuk memahami

fenomena-fenomena yang terjadi pada tingkatan, mulai dari tingkat

proyek sampai ke tingkat kawasan atau bahkan regional, tergantung

pada skala keacuhan terhadap isu lingkungan yang timbul.

Disamping skala keacuhan, ada 2 kata kunci yang

membedakan pemantauan merupakan suatu kegiatan yang

berorientasi pada data sistematik, berulang dan terencana.dengan

demikian kegiatan pemantauan sangat berbeda dengan pengamatan

yang bersifat acak dan sesaat.

Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam

penyusunan dokumen rencana pemantauan lingkungan, antara lain

adalah :

1) Komponen/parameter lingkungan yang dipantau hanyalah yang

mengalami perubahan mendasar, atau terkena dampak penting.

Dengan demikian tidak seluruh komponen lingkungan yang harus

dipantau, hal-hal yang dipandang tidak penting atau tidak relevan

tidak perlu dipantau.

2) Uraian tentang keterkaitan yang akan dijalin antara dokumen

ANDAL, RKL dan RPL. Aspek-aspek yang dipantau perlu

memperhatikan benar dampak penting yang dinyatakan dalam

Page 71: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

ANDAL, dan sifat pengelolaan dampal lingkungan yang

dirumuskan dalam dokumen RKL.

3) Pemantauan dapat dilakukan pada sumber penyebab dampak dan

atau terhadap komponen lingkungan yang terkena dampak.

4) Pemantauan lingkungan harus layak secara ekonomi walau aspek-

aspek yang akan dipantau telah dibatasi pada hal-hal yang penting

saja, namun biaya yang dikeluarkan untuk pemantauan perlu

diperhatikan mengingat kegiatan pemantauan senantiasa

berlangsung sepnjang usia, usaha atau kegiatan.

5) Rencana pengumpulan dan analisis data serta aspek-aspek yang

akan dipantau, mencakup hal :

a) Jenis data yang dikumpulkan

b) Lokasi pemantauan

c) Frekwensi dan jangka waktu pemantauan

d) Metode pengumpulan data

6) Dokumen RPL perlu memuat kelembagaan pemantauan

lingkungan, yang dimaksud disini adalah instansi yang

bertanggung jawab sebagai penyandang dana pemantauan,

pelaksanaan pemantauan, penggunaan hasil pemantauan dan

pengawasan kegiatan pemantauan.

2. Proses Penilaian Dokumen AMDAL

Dari Panduan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Di

Indonesia pula dapat penulis ketahui, bahwa proses penilaian dokumen

KA-ANDAL, ANDAL, RKL dan RPL secara formal dilakukan dalam

sidang Komisi Penilai AMDAL Pusat yang berkedudukan di

BAPEDAL untuk menilai dokumen AMDAL dari usaha dan/atau

kegiatan yang bersifat strategis, lokasinya melebihi satu propinsi,

berada di wilayah sengketa, berada di ruang lautan, dan/ atau lokasinya

dilintas batas negara Republik Indonesia dengan negara lain. Jika dalam

Page 72: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

suatu dokumen AMDAL terdapat ketidaksiapan, ketidaklengkapan

maupun rendahnya kualitas dokumen yang diserahkan untuk dinilai

akan menghambat proses penilaian, karena Komisi Penilai tidak dapat

segera mengambil keputusuan.

Beberapa faktor yang dapat mempercepat keseluruhan proses

penilaian, sekaligus meningkatkan kualitas pengembilan keputusan,

yaitu:

a. Melaksanakan dengan cermat langkah-langkah proses pengajuan

dokumen AMDAL.

b. Faktor yang mempengaruhi presentasi dan diskusi dalam sidang.

c. Faktor yang mempengaruhi kelulusan dokumen AMDAL.

Penilaian dokumen AMDAL dilakukan untuk beberapa

dokumen dan meliputi penilaian terhadap kelengkapan administrasi dan

isi dokumen. Dokumen yang di nilai adalah meliputi:

a. Penilaian dokumen Kerangka Acuan (KA), meliputi :

1) Kelengkapan administrasi

2) Isi dokumen, yang terdiri dari:

a) Pendahuluan

b) Ruang lingkup studi

c) Metode studi

d) Pelaksanaan studi

e) Daftar pustaka dan lampiran

b. Penilaian dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)

1) Kelengkapan administrasi

2) Isi dokumen, yang terdiri dari:

a) Pendahuluan

b) Ruang lingkup studi

c) Metode studi

d) Rencana usaha dan /atau kegiatan

e) Rona lingkungan awal

f) Prakiraan dampak penting

Page 73: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

g) Evaluasi dampak penting

h) Daftar pustaka dan lampir

c. Penilaian Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), meliputi:

1) Lingkup RKL

2) Pendekatan RKL

3) Kedalaman RKL

4) Rencana pelaksanaan RKL

5) Daftar pustaka dan lampiran

d. Penilaian Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), meliputi:

1) Lingkup RPL

2) Pendekatan RPL

3) Rencana pelaksanaan RPL

4) Daftar pustaka dan lampiran.

3. Lingkup Tanggung Jawab Badan Lingkungan Hidup Kabupaten

Sukoharjo dalam Penilaian Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Ibu Eny

Kristianti,S.T selaku Kepala Sub bidang pengkajian kelayakan dan

penegakan hukum lingkungan pada Badan Lingkungan Hidup

Kabupaten Sukoharjo bahwa Anggota komisi penilai terdiri dari

institusi sektoral atau dari pemerintah daerah (bukan dari tim penilai

tetap), dimana institusi sektoral atau dari pemerintah daerah tersebut

sering kali belum banyak menguasai mengenai AMDAL. Penilaian oleh

LSM dan wakil dari masyarakat kadang-kadang kurang obyektif. Tim

teknis yang ikut duduk di dalam komisi penilai perlu lebih memahami

peran bidangnya dalam AMDAL.

Dijelaskan pula bahwa lingkup tanggung jawab Badan

Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo dalam penilaian AMDAL

sebatas dalam hal pengawasan terhadap penaatan terhadap hasil laporan

AMDAL yang meliputi:

Page 74: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

a. Melakukan pendataan terhadap usaha atau kegiatan yang berpotensi

menimbulkan pencemaran.

b. Menetapkan ketentuan teknis pada pengelola usaha sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Melakukan pembinaan dan bimbingan baik secara teknis maupun

administrasi pada pengelola usaha atau kegiatan.

4. Sanksi yang dapat dikenakan kepada wajib AMDAL

Sanksi yang dapat dikenakan kepada wajib AMDAL jika tidak

melakukan penyusunan dan mengajukan dokumen untuk dilakukan

penilaian, sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 antara

lain sebagai berikut :

a. Berdasarkan ketentuan Pasal 37 Ayat (1), bahwa apabila suatu usaha

dan/atau kegiatan yang memiliki dampak besar dan penting tidak

dilengkapi dengan AMDAL maka bupati wajib menolak

permohonan izin lingkungan sesuai kewenangannya.

b. Menurut ketentuan Pasal 40 Ayat (2), jika izin lingkungan dicabut,

maka izin usaha dan/atau kegiatan dibatalkan.

Dari ketentuan Pasal diatas maka dapat diartikan bahwa izin

lingkungan tidak akan diterbitkan jika penanggung jawab suatu usaha

dan/atau kegiatan tidak melakukan penyusunan AMDAL terhadap

usaha dan/atau kegiatan tersebut.

Sedangkan untuk suatu usaha dan/atau kegiatan yang sudah

berjalan dan menimbulkan dampak besar dan penting terhadap

lingkungan, namun belum memiliki dokumen Analisis Mengenai

Dampak Lingkungan, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 46 Ayat (1)

Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 9 Tahun 2009 Tentang

Pengendalian Dampak Lingkungan bahwa penanggung jawab suatu

usaha dan/atau kegiatan tersebut harus melakukan audit lingkungan

hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 75: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

C. Hambatan Yang Dihadapi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten

Sukoharjo Dalam Penilaian Dokumen Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan

Dalam hal penilaian dokumen AMDAL, Badan Lingkungan Hidup

Kabupaten Sukoharjo berada dalam lingkup memberikan pengawasan

terhadap ketaatan para pemrakarsa dalam penyusunan dan penilaian

AMDAL. Pengawasan penyusunan dan penilaian AMDAL pada Badan

Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo merupakan kewenangan dari Sub

Bidang pengkajian kelayakan dan penegakan hukum lingkungan.

Implementasi Undang-undang No.32 Tahun 2009 tentang pengendalian

dan pengelolaan lingkungan hidup dalam penyusunan dan penilaian

AMDAL di Kabupaten Sukoharjo tergolong cukup berhasil, ini salah

satunya terbukti dengan dibuatnya dokumen AMDAL oleh pemrakarsa

dari pemilik usaha “PT. Sampurna Ethanol” dengan lokasi usaha di desa

Pengkol Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo. Tetapi dalam mencapai

tujuan keberhasilan tersebut tentunya tidak luput dari adanya berbagai

kendala, baik kendala yang bersifat internal maupun kendala yang bersifat

eksternal.

Seperti yang telah disampaikan oleh ibu Eny Kristianti, beberapa

kendala yang bersifat internal, yang berasal dari dalam Badalan

Lingkungan Hidup sendiri , seperti :

1. Baru dibentuknya Tim komisi penilai dan tim teknis penilai AMDAL

kabupaten Sukoharjo akan tetapi masih terdapat kendala pada

kurangnya tenaga ahli geologi sehingga berakibat tidak dapat

dikeluarkannya rekomendasi untuk pembentukan komisi penilai dan tim

teknis penilai AMDAL kabupaten Sukoharjo.

2. Kurangnya sistem pengawasan dari Badan Lingkungan Hidup

mengenai evaluasi laporan secara periodik dari perusahaan.

3. Untuk pengawasan di lapangan selalu terbentur oleh biaya.

Sedangkan kendala yang bersifat eksternal, yang meupakan

kendala yang berasal dari luar Badan Lingkungan Hidup, seperti :

Page 76: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

1. Perusahan pemilik kegiatan dan/atau usaha sebagai pemrakarsa

AMDAL yang seharusnya wajib memberikan laporan secara periodik

per semester kepada Badan Lingkungan Hidup, tetapi seringkali

perusahaan mengabaikan dan tidak melakukan pelaporan.

2. Belum meratanya pengetahuan masyarakat mengenai peran sertanya

dalam penyusunan AMDAL.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam mengatasi kendala internal

maupun eksternal yang dihadapi oleh Badan Lingkungan Hidup

Kabupaten Sukoharjo dalam penilaian dokumen analisis mengenai dampak

lingkungan yaitu:

1. Belum bisa dikeluarkannya rekomendasi untuk pembentukan komisi

penilai AMDAL dan tim teknis penilai AMDAL Kabupaten Sukoharjo

karena kurangnya tenaga ahli geologi, maka pihak Badan Lingkungan

Hidup berusaha mencari tim teknis ahli geologi.

2. Badan Lingkungan Hidup lebih sering melakukan pengawasan dengan

cara turun langsung ke lapangan, yaitu dengan sistem jemput bola.

3. Mengenai pengawasan di lapangan yang sering kali terbentur biaya,

Badan Lingkungan Hidup menambahkan anggaran pada APBD guna

pengawasan di lapangan.

Sedangkan untuk menghadapi endala yang bersifat eksternal maka

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo mengambil langkah

sebagai berikut :

1. Dalam hal Perusahaan pemilik kegiatan dan/atau usaha sebagai

pemrakarsa AMDAL yang seharusnya wajib memberikan laporan

secara periodik per semester kepada Badan Lingkungan Hidup, tetapi

seringkali perusahaan mengabaikan dan tidak melakukan pelaporan,

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo mengambil langkah

untuk selalu memberikan peringatan kepada para pemrakarsa untuk

selalu memberikan laporan secara periodik, baik peringatan secara lisan

maupun tertulis.

Page 77: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

2. Masih rendahnya pengetahuan masyarakat megenai peran sertanya

dalam penyusunan AMDAL, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten

Sukoharjo bekerjasama dengan pemerintah desa pada saat melakukan

pengumuman mengenai pembangunan perusahaan dan penyusunan

AMDAL sekaligus untuk memberikan pengetahuan mengenai peran

serta masyarakat dalam penyusunan AMDAL.

Page 78: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat

disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. a. Tanggung jawab Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo

dalam penilaian dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL) berada pada lingkup pengawasan yaitu :

1) Melakukan pendataan terhadap usaha atau kegiatan yang

berpotensi menimbulkan pencemaran.

2) Menetapkan ketentuan teknis pada pengelola usaha sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3) Melakukan pembinaan dan bimbingan baik secara teknis maupun

administrasi pada pengelola usaha atau kegiatan.

b. Sanksi yang dapat diterapkan bagi pemrakarsa yang tidak melakukan

penyusunan dan mengajukan penilaian AMDAL, yaitu :

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 antara

lain sebagai berikut :

1) Berdasarkan ketentuan Pasal 37 Ayat (1), bahwa apabila suatu

usaha dan/atau kegiatan yang memiliki dampak besar dan penting

tidak dilengkapi dengan AMDAL maka bupati wajib menolak

permohonan izin lingkungan sesuai kewenangannya.

2) Menurut ketentuan Pasal 40 Ayat (2), jika izin lingkungan dicabut,

maka izin usaha dan/atau kegiatan dibatalkan.

3) Untuk suatu usaha dan/atau kegiatan yang sudah berjalan dan

menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan,

namun belum memiliki dokumen Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 46 Ayat (1)

Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 9 Tahun 2009

Page 79: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

Tentang Pengendalian Dampak Lingkungan bahwa penanggung

jawab suatu usaha dan/atau kegiatan tersebut harus melakukan

audit lingkungan hidup.

2. a. Hambatan Badan Lingkungan Hidup dalam melakukan pengawasan

sebagai lingkup tanggung jawab dalam penilaian AMDAL yaitu :

1) Kendala Internal

a) Baru dibentuknya Tim komisi penilai dan tim teknis penilai

AMDAL kabupaten Sukoharjo akan tetapi masih terdapat

kendala pada kurangnya tenaga ahli geologi sehingga

berakibat tidak dapat dikeluarkannya rekomendasi untuk

pembentukan komisi penilai dan tim teknis penilai AMDAL

Kabupaten Sukoharjo.

b) Kurangnya sistem pengawasan dari Badan Lingkungan

Hidup mengenai evaluasi laporan secara periodik dari

perusahaan.

c) Untuk pengawasan di lapangan selalu terbentur oleh biaya.

2) Kendala Eksternal

a) Perusahan pemilik kegiatan dan/atau usaha sebagai

pemrakarsa AMDAL yang seharusnya wajib memberikan

laporan secara periodik per semester kepada Badan

Lingkungan Hidup, tetapi seringkali perusahaan

mengabaikan dan tidak melakukan pelaporan.

b) Belum meratanya pengetahuan masyarakat mengenai peran

sertanya dalam penyusunan AMDAL.

b. Langkah-langkah yang ditempuh dalam mengatasi kendala internal

maupun eksternal yaitu:

1) Kendala Internal

a) Belum bisa dikeluarkannya rekomendasi untuk pembentukan

komisi penilai AMDAL dan tim teknis penilai AMDAL

Kabupaten Sukoharjo karena kurangnya tenaga ahli geologi,

Page 80: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

maka pihak Badan Lingkungan Hidup berusaha mencari tim

teknis ahli geologi.

b) Badan Lingkungan Hidup lebih sering melakukan pengawasan

dengan cara turun langsung ke lapangan, yaitu dengan sistem

jemput bola.

c) Mengenai pengawasan di lapangan yang sering kali terbentur

biaya, Badan Lingkungan Hidup menambahkan anggaran pada

APBD guna pengawasan di lapangan.

2) Sedangkan untuk menghadapi kendala yang bersifat eksternal

maka Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo mengambil

langkah sebagai berikut :

a) Dalam hal Perusahaan pemilik kegiatan dan/atau usaha sebagai

pemrakarsa AMDAL yang seharusnya wajib memberikan

laporan secara periodik per semester kepada Badan

Lingkungan Hidup, tetapi seringkali perusahaan mengabaikan

dan tidak melakukan pelaporan, Badan Lingkungan Hidup

Kabupaten Sukoharjo mengambil langkah untuk selalu

memberikan peringatan kepada para pemrakarsa untuk selalu

memberikan laporan secara periodik, baik peringatan secara

lisan maupun tertulis.

b) Masih rendahnya pengetahuan masyarakat megenai peran

sertanya dalam penyusunan AMDAL, Badan Lingkungan

Hidup Kabupaten Sukoharjo bekerjasama dengan pemerintah

desa pada saat melakukan pengumuman mengenai

pembangunan perusahaan dan penyusunan AMDAL sekaligus

untuk memberikan pengetahuan mengenai peran serta

masyarakat dalam penyusunan AMDAL.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan diatas,

maka penulis memberikan saran sebagai berikut :

Page 81: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

1. Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo sesegera mungkin

mengupayakan tenaga teknis geologi supaya mendapatkan rekomendasi

pembentukan komisi penilai AMDAL daerah Kabupaten Sukoharjo guna

kelancaran penilaian AMDAL di Kabupaten Sukoharjo.

2. Perlunya memberikan peringatan yang lebih tegas terhadap perusahaan

agar memberikan laporan per semester mengenai jalannya perusahaan.

3. Badan Lingkungan Hidup harus lebih mensosialisasikan AMDAL di

tingkat desa, sehingga masyarakat akan lebih mengerti seluk beluk

AMDAL bukan hanya saat akan ada penyusunan AMDAL di lingkungan

tempat tinggalnya saja, tetapi AMDAL juga sebagai suatu pengetahuan.

Page 82: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

Daftar Pustaka

Buku

Chandera dan rekan. 2004. Modul Mata Kuliah Eksaminasi. Yogyakarta :

Universitas Katolik Atma Jaya Yogyakarta.

Gatot P. Soemartono. 2004 . Hukum Lingkungan Indonesia . Jakarta : Sinar

Grafika Offset.

H.B. Sutopo. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta : UNS Press.

Inu Kencana Syafiie. 2006 . Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia

(SANRI) . Jakarta : Sinar Grafika Offset.

Koesnadi Hardjasoemantri. 2002. Hukum Tata Lingkungan. Yogyakarta : Gadjah

Mada University Press.

Lawrence M. Friedmen. 1975. The Legal System: A Social Science Perspective.

New York: Russel Sage Foundation.

Lexy J. Moleong. 2009. Metodologi penelitian kulitatif. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya.

Nursyahid H.N. 2000 . Panduan Penyusunan AMDAL dan Budi Daya Kawasan

Lindung. Jakarta : BP. Panca Usaha.

Otto Soemarwoto. 2003 . Analisis Mengenai Dampak Lingkungan . Yogyakarta :

Gadjah Mada University Press.

Page 83: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

Peter Mahmud Marzuki. 2008. Pengantar ilmu hukum. Jakarta : Kencana Prenada

Media Group.

Satjipto Raharjo. Ilmu Hukum. 1996. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.

Sasmini. Materi Ajar Metodologi Penelitian Hukum. Surakarta : UNS Fakultas

Hukum.

Soerjono Soekanto. 1986. Pengantar Penelitian Hukum . Jakarta : UI Press.

Wasis SP. 1998. Pengantar Ilmu Hukum . Malang : Medio.

Jurnal

Absori. 2005. Penegakan Hukum Lingkungan Pada Era Reformasi. Jurnal Ilmu

Hukum. Vol. 8, No. 2.

Allan Ingelson, William Holden, & Meriam Bravante. 2009.Philippine

Environmental Impact Assessment, Mining And Genuine Development.

Environment and Development Journal.Vol. 5, No. 1.

H.J.Mukono. 2005. Kedudukan AMDAL Dalam Pembangunan Berwawasan

Lingkungan yang Berkelanjutan (Sustainable Development). Jurnal

Kesehatan Lingkungan. Vol. 2, No.1.

Joe D. Whitley and David B. Weinstein and Douglas S. Arnold and David M.

Meezan. 2003. The Recent Decisions in Hanousek, Hong, and Hansen.

The Expanding Criminalization of Environmental Laws. Vol. LXXVII,

No. 1.

Internet

Page 84: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

Gilang Kurniawan. Pelaksanaan Prinsip Tanggung Jawab Mutlak Strict Liability

Pencemar Lingkungan Hidup. http://gilangkurnia.blogspot.com> [2

November 2010 pukul 22.00]

Green & smile office BPLHD Propinsi Jawa Barat. AMDAL .

http://www.bplhdjabar.go.id> [1 November 2010 pukul 20.45].

Ilham. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. http://www.migas-

indonesia.com> [24 Oktober 2010 pukul 21.30].

Prof. Mukono. Analisis Mengenai DAmpak Lingkungan (AMDAL) dan Faktor

Recovery Ekonomi. http://mukono.blog.unair.ac.id> [1 November 2010

pukul 21.30].

Perundang-undangan

Kitab Undang-undang Hukum Perdata

Undang-undang Nomor 32Ttahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup.

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan Hidup.

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 8 Tahun 2006 tentang

Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 17 tahun 2001 tentang

Jenis Rencana dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

Page 85: Berlian Maharani Skripsi Hukum Lingkungan

Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo nomor 9 tahun 2009 tentang

Pengendalian Lingkungan Hidup.