opera beijing ..., ariesha nugrah maharani, fib ui, 2013

15
2 Opera Beijing ..., Ariesha Nugrah Maharani, FIB UI, 2013

Upload: haphuc

Post on 13-Jan-2017

224 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Opera Beijing ..., Ariesha Nugrah Maharani, FIB UI, 2013

2    

Opera Beijing ..., Ariesha Nugrah Maharani, FIB UI, 2013

Page 2: Opera Beijing ..., Ariesha Nugrah Maharani, FIB UI, 2013

3    

Opera Beijing ..., Ariesha Nugrah Maharani, FIB UI, 2013

Page 3: Opera Beijing ..., Ariesha Nugrah Maharani, FIB UI, 2013

1    

Opera Beijing pada Era Mao Zedong

Mahasiswa: Ariesha Nugrah Maharani

Pembimbing: R.Tuty Nur Mutia

Program Studi Cina, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia

Email: [email protected]

Abstrak

Makalah ini membahas tentang perkembangan opera Beijing.Tujuan penulisan ini adalah untuk menjelaskan sejarah opera Beijing, unsur-unsur opera Beijing, dan perkembangan opera Beijing pada era Mao Zedong. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan informasi mengenai opera Beijing dan perkembangannya di era Mao Zedong. Penelitian kualitatif yang dilakukan berlandaskan studi pustaka, menemukan fakta bahwa opera Beijing memiliki peran yang penting dalam perkembangan politik Cina, karena dapat dijadikan sarana yang tepat untuk menyampaikan pesan pada masyarakat. Pada era Mao opera Beijing mengalami perubahan yang drastis. Bentuk opera Beijing yang ada dianggap berjiwa feodal dan borjuis sehingga pemerintah melarang dan merubah opera Beijing menjadi pementasan yang besifat revolusioner. Fungsi opera Beijing kemudian menjadi alat propaganda untuk membangun masyarakat sosialis.

Abstract

This paper focuses on the development of Beijing opera.The purpose of this paper is to explain the history of Beijing opera, the elements of Beijing opera, and the development of Beijing opera in the era of Mao Zedong. This research is expected to be useful in providing information on Beijing opera and its development in the era of Mao Zedong. The qualitative research based on literature study found that Beijing opera has an important role in the political development of China, because it can be used as an appropriate instrument to convey a certain message to the community. In the Mao era, Beijing opera experienced drastic changes. The existing form of Beijing opera at that time was considered feudal and bourgeois, resulting the government to prohibit and change Beijing opera performances to become revolutionary. The functions of Beijing opera then became a propaganda tool for building a socialist society. Keywords: Beijing opera;Chinese theater;Mao Zedong

Opera Beijing ..., Ariesha Nugrah Maharani, FIB UI, 2013

Page 4: Opera Beijing ..., Ariesha Nugrah Maharani, FIB UI, 2013

4    

1. Pendahuluan

Dalam kebudayaan Cina, ada satu kesenian tradisional yang mencakup dua aspek seni

yaitu sastra dan tari, kesenian ini disebut Jingxi atau Opera Beijing. Jing berarti ibu kota

negara dan Xi berarti drama atau pertunjukan teater (Scott,1957:15). Nama jenis drama itu

berkaitan dengan kota di mana drama tersebut dipentaskan untuk pertama kali. Pada saat itu

ibu kota negara Cina adalah Beijing, oleh karena itu Jingxi disebut juga sebagai drama ibu

kota atau drama Beijing.

Pada awalnya opera Beijing merupakan bagian dari upacara-upacara keagamaan dan

perayaan atau festival yang dilakukan oleh masyarakat. Saat itu, nyanyian dan tarian

merupakan bagian dari prosesi upacara ataupun festival. Dalam perkembangannya opera

Beijing kemudian berubah menjadi sebuah pementasan yang dapat mengilustrasikan sejarah,

legenda, dan moral masyarakat tradisional Cina. Perkembangan seni drama Cina ini kemudian

amat dipengaruhi oleh perubahan politik dan keadaan sosial masyarakat saat itu

(Mackerass,1981:15-22). Berkaitan dengan hal itu ketika Republik Cina berdiri tahun 1911

opera Beijing disebut pula sebagai Huaju atau drama modern. Huaju yang berkembang pada

tahun 1920-1930 dianggap sebagai drama yang mencerminkan kesadaran sosial. Sedangkan

pada tahun 1940-an Huaju dianggap sebagai suatu drama yang penting dalam membantu

membangun pertahanan nasional, yaitu dalam situasi perang anti jepang pada periode tahun

1937-1945 (Howard,1978:17).

Pada bulan Mei 1942, Mao Zedong berpidato di forum seni dan sastra Yan’an, (Mao

tse-tung,1961). Mao melontarkan pandangannya tentang seni dan sastra. Salah satu pokok

penting dalam pidato Mao ini adalah bahwa seni tidak dapat dipisahkan dengan politik. Pidato

ini kemudian menjadi pedoman bagi kesusastraan modern Cina. Setelah pidato Mao, bentuk

teater modern berubah menjadi bentuk kesenian teater yang berfungsi sebagai alat propaganda.

Hal ini ditujukan untuk mengembangkan semangat nasional dan untuk mengalahkan jepang.

Teater menjadi alat propaganda yang paling efisien bagi pemerintah dalam menyampaikan

pesan kepada masyarakat, karena melalui teater penonton secara tidak sadar dipengaruhi oleh

pesan-pesan pemerintah. Pada era Mao pementasan drama tak lagi hanya sebagai pementasan

untuk menceritakaan legenda dan sejarah, melainkan menjadi sebuah pementasan yang

bersifat revolusioner.

Berkaitan dengan latar belakang di atas saya tertarik untuk menyusun makalah ringkas

dengan judul: “Opera Beijing pada era Mao Zedong”. Makalah ini akan menjelaskan secara

Opera Beijing ..., Ariesha Nugrah Maharani, FIB UI, 2013

Page 5: Opera Beijing ..., Ariesha Nugrah Maharani, FIB UI, 2013

5    

singkat tentang sejarah munculnya opera Beijing, perkembangan yang dialami oleh opera

Beijing, dan perubahan yang terjadi pada masa Mao Zedong berkuasa . Pembahasan akan

mencakup beberapa hal di antaranya yang berkaitan dengan apa yang dimaksud sebagai opera

Beijing?, bagaimana bentuk opera Beijing sebelum era Mao Zedong?, dan bagaimana bentuk

opera Beijing pada era Mao?. Penulisan makalah ini, diharapkan dapat menjelaskan

perkembangan opera Beijing dari sebelum dan sampai era Mao Zedong, dan menambah

wawasan pembaca mengenai opera Beijing.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif . Metode kualitatif digunakan untuk

mendapatkan data yang mendalam,suatu data yang mengandung makna (Sugiyono,2008:3).

Teknik analisis mendalam ( in-depth analysis ), digunakan untuk mengkaji masalah secara

kasus perkasus. Hal itu didasari keyakinan bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda

dengan masalah lainnya. Hasil dari penelitian kualitatif bukanlah suatu generalisasi tetapi

pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah.

Pendekatan kualitatif digunakan karena topik makalah ini berhubungan dengan

perubahan yang terjadi pada opera Beijing. Analisis secara mendalam diharapkan dapat

mengungkapkan faktor apa saja yang mendorong perubahan peran opera Beijing dalam

masyarakat maupun bentuk-bentuk pementasannya. Pengumpulan data dilakukan melalui

studi kepustakaan, yaitu dengan mencari data-data yang diperlukan dalam buku-buku, skripsi,

jurnal, dan internet.

3. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian maka pembahasan makalah akan di bagi menjadi tiga

bagian, yaitu: sejarah munculnya opera Beijing, unsur-unsur yang membentuk opera Beijing,

dan opera Beijing pada era Mao Zedong.

3.1 Sejarah munculnya opera Beijing

Pada awalnya opera Beijing hanya merupakan tarian dan nyanyian untuk meriahkan

upacara-upacara dan festival-festival. Upacara dan festival ini dilakukan sejak awal dinasti

Zhou (1066 SM - 221 SM). Saat itu, para tukang ramal, pendeta, penganut ilmu gaib berusaha

mempengaruhi rakyat agar rakyat mempercayai dan menganut kepercayaan mereka melalui

pertunjukan badut, nyanyian, maupun sandiwara kecil pada saat berbagai festival diadakan.

Opera Beijing ..., Ariesha Nugrah Maharani, FIB UI, 2013

Page 6: Opera Beijing ..., Ariesha Nugrah Maharani, FIB UI, 2013

6    

Saat itu pula para penari, para akrobat dan tukang sulap turut serta mengambil peran untuk

meriahkan acara tersebut. Kemudian Mulailah timbul suatu gagasan untuk mengadakan

pertunjukan di depan kaisar (Alley,1957:57-58).Pada jaman dinasti Qin (221-107 SM) hanya

akrobatik dan tarian saja yang masih memiliki perkembangan cukup baik. Drama pada masa

itu suram, terlebih lagi ketika kaisar Qin Shi (260-210 SM) mengeluarkan perintah untuk

membakar dan menghancurkan seluruh karangan atau buku-buku yang tidak mendukung

kebijaksanaan politik ataupun mengkritik pemikirannya (Halson,1966:1-2).

Seni drama Cina yang menyerupai opera Beijing baru benar-benar berkembang pada

jaman dinasti Tang (618-906 SM). Perkembangan drama Cina mengalami kemajuan yang

pesat terutama ketika dimulainya pertunjukan di depan kaisar Ming Huang (713-755 SM) dari

dinasti Tang (Scott,1957:284). Pada jaman ini kaisar mendukung pementasan drama, oleh

karena itu untuk pertama kalinya sekolah drama dibangun oleh kaisar. Sekolah ini dikenal

sebagai Taman Buah Pear. Setelah sekolah ini berdiri, para pemain kemudian dilatih di

halaman istana untuk mempertunjukan drama tersebut.

Sesungguhnya perkembangan drama yang amat pesat dimulai setelah adanya invasi

bangsa mongol ke Cina dan pada jaman dinati Yuan (1280-1368 M). Jaman dinasti Yuan

merupakan dasar dari pertumbuhan dan perkembangan drama yang sesungguhnya

(Alley,1957:58-59). Sebelum jaman dinasti Yuan, sesungguhnya drama Cina tidak memiliki

aturan-aturan yang pasti. Pada jaman dinasti Yuan drama Cina dapat dikatakan sebagai ZaJu,

yang berarti pertunjukan beragam. ZaJu dimainkan dengan nyanyian-nyanyian dan dialog-

dialog. Pertunjukan ini dibagi dalam 4 babak (Scott,1957:28). Pada periode ini timbul dua

bentuk drama yang berbeda yaitu gaya Utara (Beiju) dan gaya selatan (Nanju). Gaya utara :

melodinya serba cepat dan banyak kata-kata, menggunakan musik tabuhan. Gaya selatan :

melodinya halus dan pelan, menggunakan musik petikan (Scott,1957:30). Pembagian bentuk

drama ini terjadi karena adanya dua bentuk sekolah drama yaitu: sekolah drama selatan dan

sekolah drama utara. Perbedaan bentuk drama ini terlihat jelas pada musik, dialog, dan aturan-

aturanya. Perbedaan itu terjadi akibat iklim dan lingkungan hidup masing-masing yang

kemudian mempengaruhi bentuk drama tersebut. Perbedaan ini terus berkembang hingga

masa dinasti Ming (1368-1644). Pada akhirnya gaya selatan mempengaruhi gaya Utara.

Drama selatan pun akhirnya mengalami perkembangan sehingga timbulah jenis drama baru

yaitu Chuan Qi.Chuan berarti meneruskan dan Qi berarti indah atau jarang. Namun, bila

digabungkan Chuan Qi memiliki arti pertunjukan atau drama (Scott,1957:31). Tehnik drama

Opera Beijing ..., Ariesha Nugrah Maharani, FIB UI, 2013

Page 7: Opera Beijing ..., Ariesha Nugrah Maharani, FIB UI, 2013

7    

Chuan Qi ini sebagian besar berdasarkan tehnik dari sekolah selatan tetapi juga meminjam

tehnik sekolah utara terutama untuk peran komik dan peran yang serius.

Di sisi daerah lain di provinsi Anhui, bentuk opera setempat mengalami

perkembangan yang baik . setelah pemerintahan kaisar Qian Long (1711-1799), pertunjukan

opera dipagelarkan di ibu kota negara Beijing. Dengan adanya perpindahan ini pula, maka

daerah opera tersebut menjadi pusat titik perkembangannya. Kemudian karakteristik opera

lokal dari daerah Hubei, Wuhan, dan Shanxi dilebur menjadi satu dengan opera Anhui.

Bentuk gabungan ke empat jenis drama itu kemudian menjadi cikal bakal dari

pembentukannya opera Beijing (Halson,1966:3-5).

3.2 Unsur-unsur yang membentuk opera Beijing

Jingxi atau opera Beijing merupakan bentuk drama yang paling sempurna.

Kebangkitan dan kejayaan opera Beijing dimulai pada jaman dinasti Qing (1616-1912). Pada

zaman itu banyak aktor terkenal mengambil andil dalam memajukan opera Beijing. Opera

Beijing semakin berkembang pada akhir pemerintahan dinasti Qing. Ketika itu kaisar wanita

Ci Xi (1835-1908 M) sangat memberikan perhatian besar pada opera ini (Halson,1966:5-7).

Jika dibandingan dengan bentuk drama sebelum opera Beijing, musik opera Beijing

dikatakan lebih semangat. Plot-plot naskah opera Beijing pada umumnya diambil dari novel-

novel sejarah yang terkenal dan cerita-cerita percintaan yang mana karakter dari lakon-lakon

tersebut sangat akrab atau lazim pada setiap orang. Pertunjukan opera Beijing lebih

direncanakan oleh para aktor dari pada penulis naskah dan judul-judul pertunjukan disusun

oleh sudut pendang mereka. Cerita merupakan sarana yang amat sederhana untuk tehnik para

aktor dan tidak memiliki usaha untuk menciptakan kesusastraan yang berdiri sendiri

(Scott,1957:3-19).

Dari abad ke abad bentuk opera Beijing tidak banyak mengalami perubahan. Hal ini

dikarenakan opera tersebut memiliki daya tarik yang universal. Selain itu opera Beijing juga

memberikan pengetahuan mengenai sejarah Cina dan keindahan musik tradisional Cina.

Opera ini juga mengajarkan mengenai kehidupan masyarakat, tata krama, moral, dan etika

melalui tokoh-tokoh yang baik dan buruk.

Ciri-ciri yang khas dari pementasan opera Beijing adalah pemerannya yang dibagi

menjadi 4 kategori, tata rias, tata panggung,dan kostum.

Opera Beijing ..., Ariesha Nugrah Maharani, FIB UI, 2013

Page 8: Opera Beijing ..., Ariesha Nugrah Maharani, FIB UI, 2013

8    

Peran dalam pementasan opera Beijing dibagi menjadi 4 kategori:

A. Sheng (生, Peran Laki-laki)

Sheng (生) adalah peran laki-laki dibagi dalam sub-kategori cendikiawan, negarawan,

orang dewasa, anak muda, dan tentara. Rata-rata mereka semua mempunyai karakter yang

baik.

Wusheng adalah peran laki-laki yang gemar berkelahi dan berakrobat. Wen sheng

adalah peran hanya bernyanyi dan berakting, jika peran nya termasuk kedua faktor di atas

disebut Wen wu sheng . Kelas wu sheng dibagi menjadi tiga tipe, Wu lao sheng, Chang kao,

dan Duan da. Chang kao adalah tipe peran jendral, dalam peran ini aktor harus mempunyai

kepandaian dalam berakrobat. Wu lao sheng adalah peran prajurit tua yang bijaksana.

Sedangkan Duan da perannya sangat berbeda dari dua tipe diatas peran ini selalu

menggambarkan bandit.

Wen sheng dibagi menjadi dua yaitu Xu sheng dan Laosheng. Peran ini harus pandai

menyanyi dan harus mempunyai suara yang istimewa. Xusheng adalah peran ilmuwan yang

berumur kurang lebih 50-an atau negarawan. Laosheng adalah peran orang tua, biasanya dari

kelas bawah, petani atau pensiunan

Xiaosheng adalah peran laki-laki muda, biasanya seperti pemuda atau pangeran. Ada

tiga tipe Xiaosheng, yaitu: San zisheng, Qi weisheng,dan Qiong sheng. San zisheng adalah

peran pemuda dari keluarga baik atau seorang pemuda kota. Qi weisheng adalah peran prajurit

muda atau seorang pangeran. Qiong sheng adalah peran pemuda yang kurang pendidikan atau

pemuda yang kesusahan.

B. Dan (旦, Peran Perempuan)

Dan (旦) adalah peran perempuan. Ada 6 klarisifikasi di dalam peran ini, yaitu :

Qingyi, Huadan, Wudan, Guimendan, Zaidan, dan Laodan.

Qingyi adalah peran yang terpenting dalam menyanyi, peran ini memperlihatkan tipe-

tipe seperti, istri yang setia atau anak tiri atau pecinta yang malang. Qingyi menyimbolkan

wanita yang baik dan berbudi tinggi seperti di dalam masyarakat Cina kuno.

Huadan adalah karakter yang berani dan selalu bertanya. Dalam peran ini menyanyi

tidak begitu penting tetapi penekanannya pada sajak dan syair-syair. Wudan adalah peran

Opera Beijing ..., Ariesha Nugrah Maharani, FIB UI, 2013

Page 9: Opera Beijing ..., Ariesha Nugrah Maharani, FIB UI, 2013

9    

gadis perawan yang mempunyai keahlian berkelahi, menunggaang kuda, dan berkepandaian

maskulin. Guimendan adalah peran gadis yang tidak menikah, ia sangat menarik dang anggun

tetapi sombong. Zaidan adalah peran wanita yang bersifat jahat. Laodan adalah peran wanita

tua.

C. Jing (净 Peran wajah laki-laki di cat)

Jing (净) adalah peran yang paling menonjol, karena peran Jing menggunakan tata

rias warna-warna yang menggunakan pola khusus. Pola dan warna tata rias yang berbeda dari

karakter lainnya, sehingga membantu membedakan peran yang dimainkannya. Karakter ini

menggambarkan prajurit yang berani, penjahat yang jago, mentri yang jahat, dan ada juga

yang memerankan ilmu-ilmu gaib. Karakter Jing menyimbolkan kekuatan perkelahian,

pemikiran atau perencanaan yang licik. Peran Jing dibagi menjadi 3 macam pemeran, yaitu :

Zengjing, Fujing, dan Wujing.

Zengjing adalah peran yang menggambarkan seorang yang besar dan penting dan juga

mempunyai karakter yang baik. Fujing lebih sering menggambarkan karakter yang buruk.

Sedangkan Wujing adalah peran yang hanya berkonsentrasi pada perkelahian dan olah raga

senam.

D. Chou (丑, Peran badut)

Chou (丑) adalah peran badut atau pelawak laki-laki. Peran yang bersanda gurau,

bersifat mengejek. Karakter ini satu-satunya yang yang menggunakan bahasa sehari-hari,

yaitu bahasa percakapan Beijing. Peran Chou selalu mengombinasikan keahlian mimik dan

akrobat. Chou umumnya lucu dan menyenangkan. Peran Chou dapat dibagi menjadi 2 macam,

yaitu : Wen Chou adalah peran sipil seperti, pedagang, pelayan,penjaga dan sipir penjara.

sedangkan Wu Chou adalah karakter yang menggambarkan serdadu yang menampilkan

kombinasi akrobatik.

Tatarias yang khas dari opera Beijing adalah dimana para pemerannya di lukis

wajahnya. Topeng merupakan pelopor penting pada “wajah yang dilukis” dalam opera

Beijing. Pada awalnya seorang tokoh pejung harus memakai topeng untuk berhadapan dan

menakuti-nakuti lawanya karena wajah aslinya amat rupawan dan halus. Lambat laun topeng

itu akhirnya berkembang dan memiliki pola pewarnaan dan arti pada setiap karakter dari

topeng tersebut (Halson,1966:2).

Opera Beijing ..., Ariesha Nugrah Maharani, FIB UI, 2013

Page 10: Opera Beijing ..., Ariesha Nugrah Maharani, FIB UI, 2013

10    

Tata panggung yang sederhana juga salah satu ciri khas opera Beijing. Peralatan yang

digunakan opera Beijing sangatlah sederhana seperti halnya sebuah panggung kosong, sebuah

meja kecil, dua kursi,karpet,dan tirai. Dalam menonton opera Beijing, para penonton sama

sekali tidak memerlukan aneka perhiasan dekorasi diatas panggung. Perhatian mereka hanya

ditujukan pada para aktor yang sedang berdeklamasi, bernyanyi,menari,dan senam atau

berpantomim.

Busana seorang aktor dikenal dengan nama Hangtou. Busana panggung Cina yang

terbuat dari sutra dan kain satin. Katun hanya digunakan dalam karakter yang sederhana

seperti badut. Setiap peran di dalam pementasan ini mempunyai busana yang digunakan oleh

masing-masing aktor sesuai dengan perannnya. Permainan warna pada busana panggung

adalah bagian terpenting dalam perlambangan ditambah dengan berbagai macam motif yang

diperoleh dari pola dan hiasan tradisional.

Ciri khas inilah yang membuat opera Beijing menjadi istimewa dan berbeda dengan opera-

opera barat lainnya.

3.3 Opera Beijing pada era Mao Zedong

Tahun 1949 Cina dikuasai oleh Komunis, pemerintah komunis Cina membuat

kebijakan-kebijakan baru tentang kesenian, khususnya dalam teater. Teater dianggap sebagai

medium penting untuk menyampaikan pesan-pesan propaganda sosialis. Kemudian berkaitan

juga dengan pidato Mao pada forum Yan’an tahun 1942. Dalam pidato tersebut Mao

melontarkan pandangannya terhadap seni dan sastra. Salah satu pokok penting dalam pidato

Mao ini adalah bahwa seni tidak dapat dipisahkan oleh politik. Mao mengatakan bahwa seni

tidaklah berdiri untuk kepentingan seni, atau dengan kata lain seni tidaklah terpisah terpisah

dari politik. Seni dan sastra di Cina diharapkan menjadi bagian mesin revolusi yang

mempunyai kekuatan untuk mendidik rakyat mereka. Secara lebih khusus lagi, dalam

rangkuman pidato Mao mengatakan bahwa sastra dan seni diciptakan dan digunakan untuk

para pekerja, petani dan tentara. Dengan demikian kesusastraan termasuk teater di dalamnya,

diharapkan dapat membantu menjelaskan program-program partai kepada rakyat (Mao tse-

tung,1961). Pidato inilah yang kemudian menjadi pedoman bagi kesusastraan modern Cina.

Pada tahun 1949 opera Beijing tetap berkembang dan tetap menarik perhatian

penonton. Jarang sekali terlihat kursi yang kosong. Namun, opera Beijing tradisional tidak

lagi diperkenankan untuk dipertunjukan didepan umum. Bentuk opera Beijing jaman komunis

Opera Beijing ..., Ariesha Nugrah Maharani, FIB UI, 2013

Page 11: Opera Beijing ..., Ariesha Nugrah Maharani, FIB UI, 2013

11    

juga mengalami perbedaan. Pementasan ini digunakan peremerintah komunis sebagai alat

propaganda kebijakan politik mereka. Banyak sekali pendiktean mengenai pemikiran baru

akan ajaran komunis dalam setiap pertunjukan opera Beijing ini (Alley,1968:67-71).

Sepuluh tahun pertama setelah cina dikuasai oleh komunis opera Beijing masih dalam

situasi yang baik, dan pemerintah pun masih mendukung pementasan opera beijing. Namun

setelah 10 tahun berlalu opera Beijing masuk kedalam situasi yang buruk. Pada tahun 1966,

pada saat Revolusi Kebudayaan pemerintah dengan brutal menekan opera Bejing. Tradisi

opera Beijing dianggap sebagai feudal dan borjuis, dan dilarang pada saat Revolusi

Kebudayaan. Siapapun yang berlatih opera Beijing akan diberi hukuman. Pada saat itu Cina

kehilangan banyak aktor dan aktris, dan juga banyak kehilangan naskah opera (Lu,2012).

Setelah tahun 1963, Jiang Qing (istri dari Mao Zedong) mulai mendominasi kesenian

teater Cina. ia dan pengikutnya mulai memberi pembatasan dalam drama tradisional dan

hanya mendukung bentuk modern dalam tema kontemporer. Setelah juni dan juli 1964

festival opera Beijing dengan tema kontemporer setelah saat itu benar-benar tidak ada drama

tradisional yang dipentaskan pada publik sampai tahun 1977. Tema, kostum, latar,dan

karakteristik semua dibuat menjadi revolusioner dan modern. Hanya akrobatik dan permainan

pedang yang masih dipertahankan. Pada februari 1966, istri Mao Jiang Qing menghadiri

forum sastra dan kesenian di Shanghai. Pada saat itu ia menjelaskan konsep Model opera,

Model opera yang harus mengilustrasikan perjuangan kelas dan gambaran perjuangan

plotariat. Lima cerita opera Beijing kemudian dirubah menjadi bentuk Model opera. Lima

cerita ini adalah: The Legend of the Red Lantern (红灯记), Shajiabang (沙家浜),Taking

Tiger Mountain by Strategy (智取威虎山), Raid on the White Tiger Regiment (奇袭白虎团),

and On the Dock (海港). Para aktor dan aktris opera beijing kemudian selama 10 tahun terus

menerus memainkan 5 bentuk opera Beijing dalam bentuk cerita revolusioner

(Makerrass,1988:167).

Ini adalah poin-poin yang berubah pada opera Beijing:

• Pementasan tidak lagi memakai bahasa klasik

• Pakaian yang digunakan para aktor adalah pakaian sehari-hari

• Bentuk Cerita tidak lagi menceritakan sejarah namun lebih pada cerita perjuangan

revolusioner

• Seluruh perlengkapan dan kostum diupayakan untuk sesederhana mungkin

Opera Beijing ..., Ariesha Nugrah Maharani, FIB UI, 2013

Page 12: Opera Beijing ..., Ariesha Nugrah Maharani, FIB UI, 2013

12    

• Tata rias “topeng” atau wajah yang di cat ditiadakan

• Para pemusik dilatih di sekolah yang dibangun pada tahun 1952 begitu juga dengan

para pemain

Dilihat dari poin-poin diatas banyak perubahan yang terjadi pada opera beijing pada

era Mao yang mempengaruhi pementasannya. Banyak ciri-ciri yang khas dari opera Beijing

yang hilang. Sehingga dapat dikatakan perubahan ini berdampak negatif pada perkembangan

opera Beijing karena pada era Mao opera beijing banyak mengalami pendiktean dan

perubahan sehingga membuat kualitas pementasan opera Beijing menurun. Namun disisi lain

perubahan itu adalah perubahan yang dibutuhkan oleh pemerintah komunis untuk

menyampaikan pesan-pesan nya pada masyarakat. Apabila opera Beijing pada saat itu masih

dalam bentuk opera Beijing tradisional dengan menggunakan bahasa klasik maka pementasan

ini hanya bisa dinikmati oleh beberapa kalangan saja dan apabila pementasan ini masih

dengan cerita sejarah bukan cerita revolusioner maka pesan-pesan sosialisme dan revolusioner

tidak sampai pada masyarakat.

Dalam kebudayaan Cina, drama Cina amat dipengaruhi oleh situasi sosial masyarakat

dan situasi politik yang terjadi saat itu.Menurut pemeritah komunis bentuk opera Modern

inilah yang dibutuhkan oleh masyarakat Cina pada saat itu, karena opera Beijing dianggap

tidak bisa menyampaikan pesan-pesan revolusioner. Hal ini kemudian yang menyebabkan

ketika era Mao opera Beijing dalam pementasannya memiliki perubahan sehingga opera

Beijing pada era itu dikenal sebagai opera Modern.

4. Kesimpulan dan Saran

4.1 Kesimpulan

Pada mulanya bentuk opera Beijing masih sangat sederhana sehingga pertunjukan itu

tidak dapat dikatakan sebagi pertunjukan opera. Pertunjukan itu hanya merupakan rangkaian

nyanyian dan tarian yang tidak memiliki rangkaian skenario, dan hanya digunakan untuk

memeriahkan upacara dan festival. Pada jaman dinasti Zhou pertunjukan tersebut mulai

ditampilkan di depan kaisar dan lambat laun berkembang dengan dimasukannya puisi dan

narasi .

Pertunjukan drama mulai meningkat pada jaman dinasti Tang. Kaisar sangat

mendukung pementasan itu dan membuka sekolah drama untuk pertama kalinya. Dapat

Opera Beijing ..., Ariesha Nugrah Maharani, FIB UI, 2013

Page 13: Opera Beijing ..., Ariesha Nugrah Maharani, FIB UI, 2013

13    

dikatakan perkembangan drama mulai sempurna sejak dinasti Yuan, pada jaman itu mulai

dibuat aturan-aturan yang pasti sehingga drama tersebut menjadi sebuah pertunjukan yang

sempurna dan menjadi sebuah opera.

Kebangkitan dan kejayaan opera Beijing dimulai pada jaman dinasti Qing (1616-

1912). Pertunjukan opera ini kemudian disebut Jingxi yang berarti pertunjukan ibu kota,

karena pada saat itu ibu kota Cina adalah Beijing, maka Jingxi kemudian disebut opera

Beijing. Opera beijing mengandung unsur-unsur kesenian yang tidak dimiliki oleh opera

Barat, misalnya: akrobatik, pantomim, gerak-gerak isyarat, tata rias pemainnya yang dilukis,

tata panggung yang sederhana, dan pakaian pemainnya yang mewah. Hal inilah yang

menyebabkan opera Beijing dapat dikatakan suatu pertunjukan yang paling sempurna.

Opera Beijing terus berkembang, namun pada masa pemerintahan komunis Cina,

opera Beijing mengalami perkembangan yang berbeda. Pementasan itu kemudian menjadi

alat propaganda kebijakan politik pemerintah. Menurut mereka drama adalah salah satu

sarana yang efektif untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat. Hal ini juga diperkuat

oleh pidato Mao tahun 1942 pada forum Yan’an mengenai seni dan sastra. Pidato Mao inilah

yang kemudian dijadikan pedoman kesusastraan.

Pada saat Revolusi Kebudayaan opera Beijing dianggap feodal dan borjuis sehingga

dilarang oleh pemerintah, pemerintah banyak memberikan pendiktean dan batasan-batasan.

Pada era Mao opera Beijing menjadi Model opera. Model opera adalah bentuk opera yang

mengilustrasikan perjuangan kelas dan gambaran perjuangan plotariat. Tema, kostum,

latar,dan karakteristik semua dibuat menjadi revolusioner dan modern. Model opera ini

berbeda dengan opera Beijing, perbedaan itu terlihat dari bahasa yang digunakan, tema,

kostum, latar,dan karakteristik, semua dibuat menjadi revolusioner dan modern.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa perkembangan opera Beijing dipengaruhi

oleh perkembangan sosial, politik,budaya dan pemikiran bangsa Cina. Hal ini dapat

dibuktikan dengan melihat opera Beijing, pada awalnya hanya merupakan nyanyian dan

tarian yang mempunyai fungsi ritual untuk menarik masyarakat untuk mempercayai dan

menganut kepercayaan. Sejak jaman dinasti Qing opera Beijing menjadi sebuah pertujukan

yang menceritakan legenda dan sejarah untuk mengajarkan nilai moral pada masyarakat. Dan

kemudian pada era Mao Opera beijing mengalami perubahan drastis. Fungsi opera Beijing

pada era Mao menjadi alat propaganda dengan tujuan membangun masyarakat yang sosialis.

Opera Beijing ..., Ariesha Nugrah Maharani, FIB UI, 2013

Page 14: Opera Beijing ..., Ariesha Nugrah Maharani, FIB UI, 2013

14    

4.2 Saran

Bentuk kesenian opera Beijing adalah salah satu bentuk kebudayaan yang harus

dilestarikan. Opera tradisional Cina yang diwakili oleh opera Beijing adalah bentuk kesenian

tradisional yang menggumkan dan langka. Di negara mana pun tidak ada bentuk opera yang

seperti opera beijing dimana pementasannya merupakan gabungan dari nanyiaan,tarian,dan

akrobatik. Ditambah pula dengan kostum dan tata rias nya yang sempurna dan indah.

Keistimewaan inilah yang membuat opera Beijing harus dilestarikan . Saran bagi pemerintah

Cina agar terus melestarikan opera Beijing dengan nilai-nilainya yang asli dan terus

mendukung pementasan itu.

Opera Beijing ..., Ariesha Nugrah Maharani, FIB UI, 2013

Page 15: Opera Beijing ..., Ariesha Nugrah Maharani, FIB UI, 2013

15    

Daftar Pustaka

Alley,Rawi.1968.The Peking Opera.Beijing: New World Press.

Halson,Elizabeth.1966.Peking Opera.Oxford: Oxford University Press.

Mackerass,Collin.1981.The Performing Arts in Contemporary China. London: Routledge & Kegan Paul.

--------------------.1975.The Chinese Theater in Modern Times,from 1840 to the present day. London: Thames and Hudson.

-------------------.1988.Chinese Theater from its origin to the present day.Hawai:University of Hawaii Press.

Lu,Wenhao.2012.Beijing opera after 1949. accessed on 17 juli 2013 from https://sites.google.com/site/wenhaolu93/beijing-opera-2

Mao Tse-Tung. 1961.Mao Zedong Xuan Ji,vol.III. Beijing : Renmin Chubanshe.

Scott,A.1957.The Classical Theater of China.London: George Allen & Unein LTD.

Opera Beijing ..., Ariesha Nugrah Maharani, FIB UI, 2013