dampak sosial ekonomi pabrik gula takalar terhadap

72
i DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP MASYARAKAT SEKITAR DI DESA BARUGAYA KECAMATAN POLONGBANGKEN UTARA KABUPATEN TAKALAR IRFAN 105960181314 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

16 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

i

DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR

TERHADAP MASYARAKAT SEKITAR DI DESA BARUGAYA

KECAMATAN POLONGBANGKEN UTARA

KABUPATEN TAKALAR

IRFAN

105960181314

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2019

Page 2: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

ii

DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR

TERHADAP MASYARAKAT SEKITAR DI DESA BARUGAYA

KECAMATAN POLONGBANGKEN UTARA

KABUPATEN TAKALAR

IRFAN

105960181314

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2019

Page 3: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Dampak Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Pabrik Gula

Takalar di Desa Barugaya Kecamatan Polongbangkeng

Utara Kabupaten Takalar

Nama : Irfan

Stambuk : 105960181314

Program Studi : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

Disetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Jumiati, S.P., MM Sitti. Arwati, S.P.,M.Si

NIDN. 0912087504 NIDN. 0901057903

Diketahui

Dekan Fakultas Pertanian Ketua Prodi Agribisnis

H. Burhanuddin, S.Pi., M.P

NIDN.0912066901

Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P

NIDN.0921037003

Page 4: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

iv

Page 5: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

v

Page 6: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

limpahan rahmat, hidayah-Nya dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada

penulis dengan penuh ketenangan hati dan keteguhan pikiran untuk dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam

memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat

1. Dr. Jumiati, S.P., MM. Selaku pembimbing 1 dan St. Arwati, S.P.,M.Si

selaku pembimbing 2 yang senang tiasa meluangkan waktunya

membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat

diselesaikan.

2. Bapak H. Burhanuddin, S.Pi.,M.P selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P selaku ketua Prodi Agribisni Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Kedua orang tua ayahnda M Nasir dan ibunda Hasniati dan Kakak penulis

Irmawati yang terkasih serta segenap keluarga yang senang tiasa

Page 7: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

vii

memberikan bantuan, baik moril maupun materil sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

5. Seluruh dosen jurusan agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada

penulis.

6. Kepada pihak pemerintah Kecamatan Polongbangkeng Utara khususnya

Kepala Desa Barugaya dan PTPN XIV Pabrik Gula Takalar beserta

jajarannya yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di

daerah tersebut .

7. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga

akhir yang penulis tidak dapat disebut satu persatu.

Semoga bantuan dan budi baik yang telah diberikan kepada penulis

mendapat imbalan amal saleh yang setimpal dari Allah SWT. Penulis menyadari

bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan sehimgga kritikan yang

konstruktif penulis sangat harapkan demi penyempurnaan skripsi ini.

Makassar, Agustus 2019

Irfan

Page 8: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

viii

ABSTRAK

IRFAN. 105960181314. Dampak Sosial Ekonomi Pabrik Gula Takalar

Terhadap Masyarakat Sekitar Desa Barugaya Kecamatan Polongbangkeng Utara

Kabupaten Takalar. Dibimbing oleh JUMIATI dan SITTI ARWATI.

Penelitian ini bertujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui

karakteristik masyarakat Sekita PTPN XIV khususnya Desa Barugaya dan

mengetahui dampak keberadaan Pabrik Gula Takalar terhadap kehidupan social

ekonomi masyarakat di sekitar Pabrik Gula Takalar.

Teknik penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik

porpusive sampling (sengaja) dengan mengambil buruh angkut yang sekaligus

sebagai petani sebanyak 15 orang dengan pertimbangan bahwa informan adalah

orang-orang yang tinggal di daerah Pabrik Gula Takalar atau di Desa Barugaya

Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.

Hasil dari penelitian ini menujukkan banyak petani yang merasakan

peningkatan pendapatan, mata pencaharian yang tepat, dan pendidikan bagi anak-

anak mereka, setelah adanya Pabrik Gula Takalar. Selain itu mereka juga

meningkatkan taraf hidup mereka dengan memiliki barang-barang atau alat-alat

peertanian yang dari awalnya mereka menyewa sampai pada akhirya mereka

memiliki sendiri.

Page 9: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii

I. PENDAHULUAN............................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang.......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 4

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................................. 4

II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 6

2.1.Potensi Gula ................................................................................................... 6

2.2.Industri Gula .................................................................................................. 8

2.3 Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat .......................................................... 12

2.4 Masyarakat dan Pabrik Gula........................................................................ 14

2.5 Kerangka Pikir ............................................................................................. 19

III. METODE PENELITIAN ................................................................................ 21

Page 10: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

x

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................... 21

3.2. Teknik Penentuan Informan ....................................................................... 21

3.3. Jenis dan Sumber Data ............................................................................... 21

3.4. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 22

3.5. Teknik Analisis Data .............................................................................. 22

3.6. Definisi Opersional ................................................................................. 22

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ............................................ 24

4.1 Letak Geografis ...................................................................................... 24

4.2 Kondisi Demografis................................................................................ 25

V. PEMBAHASAN .............................................................................................. 34

5.1 Karakteristik Masyarakat Desa Baruugaya ............................................ 34

5.2 Pabrik Tebu Persero Nusantara (PTPN) Kabupaten Takalar ................. 25

5.2 Dampak Sosial Ekonomi Masayarakat ................................................... 37

VI. PENUTUP....................................................................................................... 47

6.1 Kesimpulan .................................................................................................. 47

6.2 Saran ............................................................................................................ 47

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 48

LAMPIRAN .......................................................................................................... 49

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 58

Page 11: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

xi

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halamam

1. Sarana Pendidikan……………………………. 25

2. Jumlah Penduduk…………………………...... 27

3. Komponen Utama Pabrik…………………...... 33

Page 12: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP
Page 13: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkebunan Indonesia sudah diperkenalkan oleh pemerintah kolonial

Belanda sejak datang ke Indonesia dengan keuntungan yang melimpah. Hal ini

merupakan salah satu sisi sejarah yang mempunyai pengaruh cukup luas bagi

bangsa Indonesia dalam waktu yang cukup panjang. Belanda sebagai salah satu

negara penjajah mempunyai peran dalam sejarah perkebunan terutama yang telah

meletakkan dasar bagi perkebunan di Indonesia. (Moduto, et.al, 2013) tujuan dari

kebijaksanaan perkebunan adalah meningkatkan penghasilan devisa, pendapatan

petani perkebunan, memperluas lapangan kerja dan meningkatkan hasil-hasil

perkebunan bagi sektor-sektor lain terutama sektor industri.

Usaha perkebunan rakyat di Indonesia melibatkan petani dalam jumlah

yang banyak. Oleh sebab itu, sektor perkebunan khususnya perkebunan rakyat

merupakan lapangan kerja bagi penduduk pedesaan serta menjadi sumber utama

pendapatan penduduk. Perkebunan rakyat sebagai usaha tani keluarga mencakup

berbagai tanaman perdagangan seperti karet, kopi, tebu, lada, tembakau, dan

cengkeh. Jenis-jenis komoditi tersebut telah memberikan sumbangan yang tidak

sedikit bagi perekonomian Indonesia. Sebagai salah satu sektor yang diandalkan,

perkebunan dituntut untuk ikut bertanggung jawab dalam menangani masalah

pengangguran yang semakin banyak dari tahun ketahun. Selain tanggung jawab

tersebut, tanggung jawab lain yang harus bawa adalah peningkatan kesejahteraan

tenaga kerja dan keluarga (Moduto, et.al, 2013).

Page 14: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

2

Salah satu komoditas perkebunan yang potensial untuk pengembangan

adalah tebu. Indonesia bagian timur selain memiliki areal potensial untuk

pengembangan tebu, juga memiliki 4 pabrik gula, yaitu PG Tolanghula di

Gorontalo serta PG Takalar, PG Camming dan PG Arasoe di Sulawesi Selatan.

Sampai saat ini keempat PG ini cukup eksis berkontribusi terhadap pergulaan

nasional. Industri gula di wilayah ini dalam perjalanannya terus mengalami

dinamika, baik berdasarkan catatan produktivitas gula maupun luas penggunaan

lahannya. Keempat PG yang terdapat di kawasan ini sesungguhnya dapat menjadi

contoh keberhasilan industri gula di masing-masing wilayahnya dalam mendorong

pembangunan perekonomian yang turut membantu mensejahterakan masyarakat

di sekitarnya.

Salah satu pabrik gula yang terletak di Kabupaten Takalar, Sulawesi

Selatan adalah pabrik gula PTPN XIV. Areal perkebunan tebu di wilayah PTPN

XIV mencapai antara 40%, dari total areal. Pabrik Gula PTPN XIV memiliki

kapasitas produksi terpasang 18 ribu ton. Dari total luas lahan seluas 4.300

hektare yang efektif hanya sekitar 4000 hektare. Pada 2017 pabrik ini hanya

mampu memproduksi 16.730 ton dan pada 2018 diperkirakan baru akan mencapai

18.000 ton. Adanya potensi ini tentu akan mempengaruhi kehidupan masyarakat

di sekitar pabrik yang muaranya bisa menjadi lebih baik atau lebih buruk (Profil

Pabrik Gula Takalar, 2011)

Kehadiran pabrik gula PTPN XIV cepat atau lambat membawa perubahan

terhadap kehidupan masyarakat. Perubahan ini meliputi berbagai aspek seperti

aspek sosial, ekonomi maupun budaya. Daerah ini memiliki potensi ekonomi,

sosial dan budaya yang cukup strategis untuk dikembangkan. Potensi ekonomi

Page 15: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

3

yang perlu untuk terus dikembangkan berada pada sektor pertanian, industri dan

jasa(administrasi), termasuk sektor perkebunan. Untuk potensi sosial, ketersediaan

berbagai pranata yang cukup lengkap yang dapat digunakan sebagai instrumen

penting dalam menangani berbagai permasalahan sosial (Pudjianto, 2006).

Aspek kesejahtraan masyarakat, pemerintah memiliki program kerakyatan

yang mendukung pemanfaatan sumber daya yang dimiliki demi meningkatkan

pendapatan rakyat di sekitar Pabrik Gula. Adanya dukungan pemerintah,

masyarakat memiliki motivasi yang lebih tinggi dalam pengolahan lahan dan tidak

sedikit pengusaha swasta yang memiliki modal berminat dalam pemanfaatan

teknologi untuk mengolah hasil tanaman.

Bentuk kemitraan yang diterapkan pabrik gula dengan petani tebu rakyat

yaitu pola kemitraan Inti Plasma, dimana Pabrik Gula bertindak sebagai inti dan

petani tebu rakyat sebagai plasma. Pabrik gula sebagai pihak inti berperan dalam

memberikan bantuan kepada pihak plasma. Pengelompokan petani berdasarkan

usaha pertanian yang meraka lakukan yaitu petani pemilik, petani penggarap,

petani, penyewa, buruh tani dan buruh tebang angkut. Hubungan yang tercipta

dari beberapa komponen tersebut yaitu antara petani pemilik, petani tani penyewa

dan buruh tani tersebut dapat kita sebut dengan hubungan saling menguntungkan

dan antara satu dan yang lainnya terdapat saling ketergantungan (Maulida 2011).

Berdasarkan hal tersebut,maka dapat diketahui bahwa keberadaan suatu

pabrik gula dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat di sekitar pabrik. Dengan

keberadaan pabrik gula tersebut tentunya berdampak pada kehidupan ekonomi

masyarakat sekitar pabrik. Selain itu, dengan adanya pabrik gula tersebut

kebudayaan masyarakat Kecamatan Polongbangkeng Utara semakin berkembang.

Page 16: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

4

Atas dasar ini, penulis tertarik untuk mengkaji kehidupan ekonomi dan budaya.

Dimana, hal ini merupakan implikasi keberadaan industri gula terhadap kehidupan

masyarakat Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.

Berdasarkan latar belakang maka penulis tertarik melakukan penelitian

dengan judul Dampak Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Pabrik Gula Takalar di

Desa Barugaya Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengajukan rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik masyarakat sekitar pabrik gula PTPN XIV Pabrik

Gula Takalar khususnya di Desa Barugaya Kecamatan Polongbangkeng Utara

Kabupaten Takalar?

2. Bagaimana dampak keberadaan pabrik gula PTPN XIV Pabrik Gula Takalar

terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Desa Barugaya Kecamatan

Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin di capai

dalam penelitian ini untuk mengetahui :

1. Karakteristik masyarakat sekitar PTPN XIV Pabrik Gula Takalar khususnya di

Desa Barugaya Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar

2. Mengetahui dampak keberadaan pabrik gula PTPN XIV terhadap kehidupan

sosial ekonomi masyarakat di sekitar pabrik gula

Kegunaan yang di harapkan dalam penelitian ini adalah :

Page 17: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

5

1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangsi ilmu

pengetahuan dalam sektor pertanian dan dapat dijadikan sebagai sumber

rujukan bagi peneliti berikutnya

2. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat :

a. Menjadi penambah pengetahuan mengenai kehidupan sosial ekonomi

masyarakat sekitar PTPN XIV Pabrik Gula Takalar khususnya di Desa

Barugaya Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar

b. Mengetahui dampak keberadaan PTPN XIV Pabrik Gula Takalar terhadap

kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitar pabrik gula khususnya di

Desa Barugaya Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar

Page 18: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Potensi Gula

Investasi pembangunan industri gula berbasis tebu memerlukan areal

penanaman tebu yang cukup luas. Di Indonesia, sesuai dengan karakteristik

sumberdaya lahan dan persyaratan tumbuh tebu yang spesifik, areal pertanian

yang dapatdikelola untuk perkebunan tebu pada skala cukup luas dengan

aksesibilitas yang memadai menjadi sangat terbatas. Pulau Jawa yang selama ini

dianggap sebagai habitous utama tebu, sudah sulit lagi melakukan pengembangan

areal bagi keperluan pabrik gula (PG) yang ada. Sementara di luar Jawa,

pengembangan komoditas tebu terhambat minimnya informasi potensi

sumberdaya lahan, karakteristik lingkungan maupun aksesibilitasnya. Meskipun

demikian, selaras dengan upaya pemerataan pembangunan nasional,

pengembangan industri gula baru lebih disarankan untuk ekspansi di luar Jawa,

khususnya Indonesia bagian timur (Mulyadi, 2009).

Potensi sumberdaya lahan di Indonesia bagian timur diduga masih cukup

banyak. Di wilayah ini, untuk melacak informasi keberadaan penggunaan dan

kesesuaian lahan pada umumnya masih menggunakan peta dasar skala kecil (skala

tinjau). Namun di beberapa tempat, seperti di Pulau Sulawesi dan Papua,

pelacakan lahan potensial sudah dilakukan verifikasi sampai tingkat skala semi

detil. Pada tingkat survei semi detil, areal sesuai dan siap dikembangkan untuk

tebu sekitar 120 ribu ha, tersebar di Kabupaten Merauke-Papua, Kabupaten

Tinanggea-Sulawesi Tenggara, Kabupaten Wajo-Sulawesi Selatan dan Kabupaten

Sambas-Kalimantan Selatan. Apabila di bandingkan dengan potensi lahan secara

Page 19: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

7

keseluruhan, kawasan areal potensial yang siap dikembangkan untuk industri gula

relatif kecil. Selain itu, potensi lahan yang tersedia pada satu hamparan sangat

luas sangat terbatas. Namun demikian, sumberdaya lahan ini tentu memiliki

karakteristik fisik lingkungan yang memiliki daya tarik dan peluang tersendiri

untuk pengembangan industri gula baru.

Potensi lahan sesuai untuk tebu yang tersedia dengan tingkat aksesibilitas

rendah dan situasi pergulaan yang kurang kondusif sering menjadi kendala utama

dalam pengembangan industri gula baru. Situasi ini sering menyebabkan para

investor kurang tertarik untuk mengembangkan industri gula baru. Oleh karena

itu, informasi secara lengkap dari kondisi fisik lingkungan di areal lahan potensial

menjadi penting untuk memberikan gambaran peluang pengembangan. Selain itu

dalam rangka mempercepat realisasi pembangunan industri gula di kawasan

Indonesia bagian timur diperlukan juga dukungan pemerintah (pusat dan daerah)

serta masukan teknologi yang handal yang mampu menjamin efisiensi tinggi

(Mulyadi, 2009).

Indonesia bagian timur selain memiliki areal potensial untuk

pengembangan tebu, juga memiliki 4 pabrik gula, yaitu PG Tolanghula di

Gorontalo serta PG Takalar, PG Camming dan PG Bone di Sulawesi Selatan yang

hingga saat ini cukup eksis berkontribusi terhadap pergulaan nasional. Industri

gula di wilayah ini dalam perjalanannya terus mengalami dinamika, baik

berdasarkan catatan produktivitas gula maupun luas penggunaan lahannya.

Keempat PG yang terdapat di kawasan ini sesungguhnya dapat menjadi contoh

keberhasilan industri gula di masing-masing wilayah dalam mendorong

Page 20: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

8

pembangunan perekonomian yang turut membantu mensejahterakan masyarakat

di sekitarnya.

Kebutuhan gula tertinggi terkosentarasi di Sulawesi, diikuti oleh

Kalimantan dan Bali-Nusatenggara. Papua dengan jumlah penduduk yang relatif

lebih sedikit, konsumsi gulanya hanya mencapai 6% dari kebutuhan konsumsi

gula wilayah timur. Meskipun demikian, dapat diperkirakan bahwa harga gula di

Papua dan lokasi lainnya di Indonesia bagian timur yang relatif lebih jauh dari

wilayah asal produksi gula, relatif lebih mahal dibanding dengan lokasi lainnya

yang lebih dekat kesentra produksi. Kebutuhan gula Indonesia bagian timur

utamanya dicukupi oleh PG Tolanghula-Gorontalo dan PG-PG di Sulawesi

Selatan. Pada 2 tahun terakhir, produksi gula diwilayah ini rata-rata 58.393

ton/tahun, dimana sekitar 67% dihasilkan PG Tolanghuladan 33% dari PG-PG di

Sulawesi Selatan. Produksi gula di Indonesia bagian timur khususnya PG-PG di

Sulawesi Selatan 5 tahun terakhir cenderung mengalami penurunan yang selaras

dengan kencenderungan penurunan areal dan produktivitas (Mulyadi, 2009).

2.2. Industri Gula

Industri merupakan suatu kegiatan yang meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, yaitumencapai kualitas kehidupan yang lebih baiksehingga

pembangunan industri tidak hanyamencapai kegiatan mandiri saja, tetapi

mempunyai tujuan pokok untuk meningkatkankesejahteraaan masyarakat di

sekitarnya (Oktarinda, 2007). Menurut Undang Undang No. 5 Tahun 1984 tentang

Perindustrian memberikan pengertian industri sebagai berikut:

“Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,

barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih

Page 21: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

9

tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan

perekayasaan industri”.

Dari uraian di atas industri dapat dikatakan sebagai sektor pemimpin

(leading sector), yaitu dengan adanya pembangunan industri maka akan memacu

dan mengangkat pembangunan sektor-sektor lainnya seperti sektor perdagangan,

pertanian ataupun sektor jasa. Dengan berkembangnya sektor-sektor lanjutan dari

sektor industri tersebut, maka akan mendukung laju pertumbuhan industri.

Dengan demikian maka akan menyebabkan meluasnya peluang kerja yang pada

akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan permintaan masyarakat (daya beli).

Selain itu pembangunan industri juga dapat untuk meningkatkan kualitas sumber

daya manusia dengan kemampuannya memanfaatkan sumberdaya secara optimal.

Tujuan pembangunan industri yang termaktub dalam Undang-Undang No.

5 Tahun 1984 sebagai berikut:

1. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara adil dan merata

dengan memanfaatkan dana, sumber daya alam, dan atau hasil budidaya serta

dengan memperhatikan keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup;

2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara bertahap, mengubah struktur

perekonomian ke arah yang lebih baik, maju, sehat, dan lebih seimbang

sebagai upaya untuk mewujudkan dasar yang lebih kuat dan lebih luas bagi

pertumbuhan ekonomi pada umumnya, serta memberikan nilai tambah bagi

pertumbuhan industri pada khususnya;

3. Meningkatkan kemampuan dan penguasaan serta mendorong terciptanya

teknologi yang tepat guna dan menumbuhkan kepercayaan terhadap

kemampuan dunia usaha nasional;

Page 22: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

10

4. Meningkatkan keikutsertaan masyarakat dan kemampuan golongan ekonomi

lemah, termasuk pengrajin agar berperan secara aktif dalam pembangunan

industri;

5. Memperluas dan memeratakan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha,

serta meningkatkan peranan koperasi industri;

6. Meningkatkan penerimaan devisa melalui peningkatan ekspor hasil produksi

nasional yang bermutu, disamping penghematan devisa melalui pengutamaan

pemakaian hasil produksi dalam negeri, guna mengurangi ketergantungan

kepada luar negeri;

7. Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan industri yang menunjang

pembangunan daerah dalam rangka pewujudan Wawasan Nusantara;

8. Menunjang dan memperkuat stabilitas nasional yang dinamis dalam rangka

memperkokoh ketahanan nasional.

Industri gula di Indonesia khususnya bagian timur terdapat di Gorontalo

(PG Tolanghula) dan di Sulawesi Selatan (PG Takalar, PG Camming dan PG

Bone). Luasareal perkebunan tebu di wilayah ini mencapai antara 16.058-17.909

ha, terdiri dari di PG. Tolanghula 48%, Takalar 22%, Camming 10% dan Bone

20%, dari total areal. Pada periode 10 tahun terakhir, luasan areal perkebunan

mengalami penurunan sekitar1,1% per tahun. Secara signifikan penurunan areal

dipengaruhi oleh penurunan luas perkebunan tebu untuk 3 PG yang terdapat di

Sulawesi Selatan yang rata-rata mengalami penurunan sekitar 4,7% per tahun.

Sedangkan industri gula di Gorontalo mengalami sebaliknya, luasan areal

perkebunannya rata-rata mengalami peningkatan sekitar 7,8% per tahun. Sebagai

gambaran, luas areal perkebunan tebu di PG Tolanghula pada tahun 1999 sekitar

Page 23: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

11

5.292 ha, yang pada tahun 2005 luasannya meningkat 47% menjadi 7.782 ha.

Sedangkan pabrik gula di Sulawesi Selatan pada tahun 1999 untuk PG Takalar,

PG Camming dan PG Bone berturut-turut sekitar 6.000 ha, 3.300 ha dan 3.310 ha,

yang kemudian pada tahun 2005 luasannya berturut-turut menjadi 4.823, 3.214 ha

dan 3.124 ha. Penurunan areal perkebunan tebu di Indonesia bagian Timur tentu

akan berdampak terhadap pencapaian produksi gula di wilayah iniyang menjadi

berkurang dari potensinya. Untuk perencanaan strategis peningkatan produksi

gula di Indonesia bagian timur sesungguhnya berpeluang masih dapat

ditingkatkan dengan mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya lahan

hinterlandnya.

Tim Persiapan Revitalisasi Pergulaan Indonesia dalam Indraningsih

memberikan rekomendasi kebijakan dalam masa transisi untuk meningkatkan

produktivitas dan daya saing industri gula nasional, antara lain:

1. Pengembangan lahan kering yang sesuai untuk usahatani tebu, sebagai

landasan pengembangan industri gula yang berbasis sumberdaya lahan kering

2. Peningkatan efisiensi teknis PG, melalui peningkatan produktivitas gula

hablur pada lahan kering sebesar 6 ton/ha

3. Peningkatan efisiensi ekonomis PG melalui rasionalisasi pembiayaan, dengan

sasaran biaya produksi sebesar Rp. 1.600/kg gula

4. Re-engineering PG melalui penerapan prinsip zero waste dan total value

creation, dengan menerapkan prinsip bagi hasil yang adil antara petani

dengan PG

5. Persiapan pengembangan industri gula di luar Jawa dan pengembangan

sweeteners.

Page 24: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

12

2.3 Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Menurut Dalyono (2005) dalam basrowi dan juariyah (2010) kondisi sosial

adalah semua orang atau manusia lain yang mempengaruhi kita. Kondisi sosial

yang mempengaruhi induvidu melalui dua cara yaitu langsung dan tidak langsung.

Secar langsung yaitu seperti dalam pergaulan sehari-hari baik dari keluarga, teman

dan pekerjaan. Secara tidak langsung melalui media massa baik cetak, audio

maupu audio visual. Selanjutnya juga dijelaskan lingkungan sosial yang sangat

berpengaruh pada proes dan hasil pendidikan adalah teman bergaul ligkungan

tetangga dan aktivitas dalam msyarakat.

Linton (2000) dalam basrowi dan juariyah (2010) mengatakan kondisi

sosial masyarakat mempunyai lima indikator yaitu: umur dan jenis kelamin,

pekerjaan, prestise, famly atau kelompok rumah tangga dan keanggotaan dalam

kelompok perserikata. Dari lima indiktor tersebut, hanya indikator umur dan

kelamin yang tidak terpengaruh oleh proses pendidikan, sehingga hanya empat

indikator yang perlu di ukur tingkat perbaikannya, guna mengetahui tingginya

maknafaat sosial bagi masayarakat.

Menurut Mubyarto (2001) dalam Basrowi dan Juariyah (2010)

berpendapat tinjauan sosial ekonomi penduduk meliputi aspek sosial budaya, dan

aspek desa dan peluang kerja berkaitan erat dengan masalah kesejahteraan

masyarakat desa. Kecukupan pangan dan keperluan ekonomi bagi masyarakat

baru terjangkau bila pendapatan rumah tangga mereka cukup untuk menutupi

keperluan rumah tangga dan pengembangan usaha-usahanya. Adapun keadaan

sosial ekonomi yaitu sebagai berikut:

Page 25: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

13

a. Pendidikan

Pendidikan merupakan bagian dari kondisi sosial ekonomi, sebagaimana

menurut (Idris, 2011) menyatakan bahwa dalam kaitan perubahan sosial budaya

dan ekonomi, pendidikan sebagai bagian dari sosial budaya turut berpengaruh

pada perubahan sosial budaya dan ekonomi masyarakat. Keberadaan industri di

tengah masyarakat selain akan meningkatkan pola pikir masyarakatnya juga akan

mendukung bagi peningkatan sarana dan prasarana pendidikan di daerah tersebut.

b. Mata Pencaharaian

Mata pencaharian adalah cara yang dilakukan oleh sekelompok orang

sebagai kegiatan sehari-hari guna usaha pemenuhan kehidupan, dan menjadi

pokok penghidupan baginya. Untuk menunjang hidupnya setiap masyarakat pasti

memiliki mata pencaharian utama, sehingga terdapat kelompok suku bangsa

memiliki mata pencaharian yang khas dibandingkan dengan suku bangsa lainnya;

seperti suku bangsa minangkabau yang tersebar diberbagai pelosok tanah air

banyak berusaha di bidang perdagangan. Suku bangsa bugis dan Madura banyak

yang ahli dalam hal pelayaran tradisional. Begitu pula suku-suku bangsa lainnya

ada yang khas dalam bidang pertanian atau ada yang bergerak dibidang industri.

c. Pendapatan

Pendapatan adalah peneriamaan dari gaji atau balas jasa dari hasil usaha

yang doperoleh individu atau kelompok rumah tangga dalam sebulan dan

dugaakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Page 26: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

14

d. Kesehatan

Peningkatan pendapatan dari masyarakat tentunya akan meningkatkan

tingkat kesejahteraan. Salah satu indikator dari kesejahteraan keluarga diantaranya

pemenuhan kebutuhan atas kesehatan. Tingkat pendapatan akan mempengaruhi

perilaku seseorang terhadap kesehatannya, apabila dia mengalami sakit maka

pemilihan tempat untuk berobat akan disesuaikan dengan pendapatannya.

e. Kepemilikan fasilitas hidup

Kepemilikan fasilitas hidup seperti kepemilikan alat elektronik dan jenis

kendaraan seseorang biasanya berbanding lurus dengan pendapatan, ketika

pendapatan melebihi pengeluaran maka kesempatan untuk memiliki fasilitas

hidup pun lebih tinggi.

f. kondisi Budaya (Gotong Royong)

keberadaan industri ditengah masyarakat memberikan pengaruh kondisi

sosial ekonomi masyarakat, akan tetapi belum tentu mempengaruhi kondisi

budaya khusunya kegiatan gotong royong masayarakat.

2.4 Masyarakat dan Pabrik Gula

Pergaulan ini terjadi karena adanya nilai-nilai, norma-norma, cara-cara dan

prosedur serta harapan dan keinginan yang merupakan kebutuhan bersama. Hal-

hal yang disebut terakhir inilah merupakan tali pengikat bagi sekelompok orang

yang disebut masyarakat (Indraningsih dan Malian, 2007). Masyarakat merupakan

wadah untuk membentuk kepribadian diri setiap warga kelompok manusia atau

suku yang berbeda satu dengan yang lainnya. Selain itu, masyarakat adalah

kelompok manusia yang tinggal menetap dalam suatu wilayah yang tidak terlalu

jelas batas-batasnya, berinteraksi menurut kesamaan pola tertentu, diikat oleh

Page 27: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

15

suatu harapan dan kepentingan yang sama, yang keberadaannya berlangsung

kontinyu, dengan suatu rasa identitas yang sama.

“Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup bersama-sama untuk

mendiami wilayah tertentu dan saling bergaul serta mempunyai kebudayaan, dan

memiliki pembagian kerja, dalam waktu relatif lama, saling tergantung

(interdependent), memiliki sistem sosial budaya yang mengatur kegiatan para

anggota, serta memiliki kesadaran akan kesatuan dan perasaan memiliki, mampuh

untuk bertindak dengan cara yang teratur, dan bekerja sama dalam melakukan

aktivitas yang cukup lama pada kelompok tersebut” (Indraningsih dan Malian,

2007).

Pendapat lain dikemukakan oleh Pongtuluran dan Brahim (2002) yang

menyatakan bahwa:

“Masyarakat adalah sebuah kelompok yang hidup dalam daerah khusus (bisa

bersifat setempat/lokal/regional atau nasional) yaitu orang-orang yang memiliki

harapan dan dampak terhadap upaya pendidikan di Indonesia walaupun mereka

mempunyai perbedaan dalam status sosial, peranan dan tanggung jawab”.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia tahun 2013

tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan menjelaskan defenisi perkebunan

sebagai berikut:

“Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada

tanahdan/atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan

memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu

pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan

kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat”.

Page 28: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

16

Kemudian dalam Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun

2014 Tentang Perkebunan juga dijelaskan defenisi perkebunan sebagai berikut:

Perkebunan adalah segala kegiatan pengelolaan sumber daya alam, sumberdaya

manusia, sarana produksi, alat dan mesin, budi daya, panen, pengolahan dan

pemasaran terkait tanaman perkebunan atau perkebunan merupakan kegiatan

mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia untuk kesejahteraan

masyarakat khususnya sekitar berkebunan.

Perkebunan memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dengan

sektor lainnya yang ditunjukkan oleh adanya aktivitas pengelolaan dan

transformasi biologis atas tanaman untuk menghasilkan produk yang akan

dikonsumsi atau diproses lebih lanjut. Menurut Badan usaha pasar modal kegiatan

perkebunan pada umumnya dapat digolongkan menjadi:

1. Pembibitan dan penanaman, yaitu proses pengelolaan bibit tanaman agar siap

untuk ditanam dan diikuti dengan proses penanaman.

2. Pemeliharaan, berupa pemeliharaan tanaman melalui proses pertumbuhan dan

pemupukan hingga dapat menghasilkan produk.

3. Pemungutan hasil, yaitu proses pengambilan atau panen atas produksi

tanaman untuk kemudian dijual atau dibibitkan kembali.Pengemasan dan

pemasaran, yaitu proses lebih lanjut yang dibutuhkan agar produk tersebut

siap dijual.(Anonim, 2002).

Perusahaan perkebunan seringkali bekerjasama dengan masyarakat

setempat dan pihak terkait lainnya. Bentuk kerjasama meliputi pengadaan proyek

kebun plasma di atas lahan milik masyarakat atau penyediaan lahan perusahaan

yang dikelola oleh masyarakat. Kerjasama tersebut merupakan karakteristik

Page 29: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

17

tambahan sektor perkebunan yang tercermin dalam penyajian dan pengungkapan

laporan keuangan perusahaan.

Masyarakat sekitar perkebunan besar dibantu secara insidentil sesuai

dengan kesanggupan perusahaan dan keinginan masyarakat. Bantuan tersebut

untuk kebutuhan masyarakat, seperti perbaikan musholla, sekolah, sarana olahraga

dan lain-lain. Keinginan masyarakat untuk memiliki kebun sendiri sulit

diwujudkan karena tidak ada kredit perkebunan untuk petani plasma atau anak

angkat, kecuali dengan tingkat bunga komersial. Secara umum, masyarakat sekitar

telah diuntungkan oleh adanya perkebunan besar dengan tersedianya infrastruktur,

fasilitas informasi, kesempatan kerja, peningkatan unit usaha masyarakat,

pengembangan organisasi, serta adanya alokasi dana untuk masyarakat sekitar.

Dampak positif bagi masyarakat/petani disekitar perkebunan besar

sebagaimana dikemukakan Syarfi (2003) yaitu sebagai berikut:

a. Tumbuh dan berkembangnya kelompok tani mandiri sebagai pilar utama dari

organisasi petani

b. Petani dengan kesadaran tinggi mau membiayai semua kegiatan kelompok

dalam bentuk membayar biaya group manajemen dan kewajiban lainnya

c. Terjaminnya produktivitas tanaman pokok serta terjaminnya pendapatan

petani (2-3 juta/bln).

Dampak positif bagi masyarakat sekitar sebagaimana dikemukakan Syarfi

(2003) yaitu sebagai berikut:

a. tumbuhnya beberapa kelompok tani perkebunan di daerah sekitar

b. Adanya transfer keberhasilan PIR Ophir ke masyarakat sekitar

c. Memfasilitasi petani kader koperasi lain untuk magang dan study banding

Page 30: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

18

tentang teknik pembinaan kelompok dan KUD

d. Terbukanya daerah yang terisolir informasi dan transportasi

e. Membuka peluang kerja

Sedangkan dampak negatif dari keberhasilan pembangunan perkebunan

sebagaimana dikemukakan Syarfi (2003) yaitu sebagai berikut:

a. Petani plasma yang berhasil cenderung bersifat konsumtif

b. Adanya kecemburuan sosial dari penduduk yang hanya bekerja sebagai buruh

c. Penjualan hasil oleh petani ke pihak lain yang berakibat kredit macet

d. Masih ditemukannya sistem ijon

e. Adanya pengambilan keputusan yang tidak transparan

f. Terdapatnya lahan yang tidak dapat digarap PTP sesuai dengan HGU yang

telah diperoleh karena klaim tanah oleh masyarakat.

Selanjutnya juga ditemukan dampak positif dari pembangunan Perusahaan

Besar Perkebunan Swasta Nasional menurut Syarfi (2003) terlihat dari:

a. Terbukanya kesempatan kerja dan berusaha

b. Terbukanya keterisoliran daerah

c. Peninatan pendapatan dan standar hidup

d. Pembinaan teknis untuk petani plasma

e. Bantuan insidentil untuk masyarakat sekitar.

Ditemukan dampak negatif dari pembangunan Perusahaan Besar

Perkebunan Swasta Nasional menurut Syarfi (2003) terlihat dari:

a. Tuntutan masyarakat sekitar akan kesempatan kerja

b. Pencurian hasil perkebunan

c. Pemasaran hasil ke luar perusahaan perkebunan besar

Page 31: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

19

d. Kecemburuan sosial

e. Tidak adanya kepastian hukum pada saat terjadi klaim pemilikan tanah oleh

petani untuk lahan inti atau pabrik.

Masalah pelaksanaan pembangunan masyarakat bagi masyarakat lebih

tepat disebut sebagai masalah hubungan kerja antara pihak inti dan plasma

menurut Syarfi (2003) sebagai berikut:

a. Keragaman latar belakang petani

b. Pemahaman anggota terhadap fungsi dan tujuan penumbuhan koperasi belum

sesuai dengan prinsip koperasi

c. Kurang transparan dalam pengambilan keputusan

d. Pola pikir bahwa kemandirian petani akan meng-hambat kelangsungan

produksi dan proses pengembalian kredit

e. Perbedaanpersepsi antar instansi pembina dalam menjabarkan konsep

pembinaan dan penumbuhan organisasi

f. Asuransi peremajaan kebun plasma belum mampu menutupi biaya replanting

2.5 Kerangka Pikir

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui implikasi keberadaan industri

gula terhadap kehidupan masyarakat di sekitar pabrik gula. Langkah awal yang

dilakukan adalah mengkaji keadaan atau kondisi kehidupan masyarakat Desa

Barugaya. Kondisi masyarakat yang dikaji ditinjau dari aspek ekonomidan aspek

budaya masyarakat sekitar pabrik gula. Setelah masing - masing aspek kehidupan

masyarakat ini kaji maka akan ditarik suatu kesimpulan mengenai implikasi

keberadaan industri gula terhadap kehidupan masyarakat.

Page 32: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

20

Kerangka Pemikiran

PTPN

Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penelitian

Sosial

Pendidikan

Mata pencaharaian

Kesehatan

Gotong Royong

Ekonomi

Pendapatan

Kepemilikan

Fasilitas Hidup

PTPN

Masyarakat Sekitar

PTPN

Dampak Sosial Ekonomi

Terhadap Masyarakat Sekitar

Pabrik Gula

Page 33: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

21

III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Barugaya Kecamatan Polongbangkeng

Utara Kabupaten Takalar. Penelitian ini dilaksanakan ± 2 bulan, mulai dari bulan

Mei-Juli 2019

3.2. Teknik Penentuan Informan

Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive

sampling (sengaja) dengan mengambil buruh angkut sebanyak 15 orang dengan

pertimbangan bahwa informan adalah orang-orang yang tinggal di daerah pabrik

gula PTPN XIV atau di Desa Barugaya Kecamatan Polongbangkeng Utara

Kabupaten Takalar.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

primer dan sekunder.

1. Data primer adalah data diperoleh melalui survey lapangan dan wawancara

terhadap responden bagaiamana dampak keberadaan pabrik gula PTPN XIV

terhadap kehidupan ekonomi masyarakat di sekitar pabrik gula

2. Data sekunder adalah data diperoleh melalui studi pustaka yaitu : dengan

membaca buku-buku yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, serta

dari penelitian-penelitian sebelumnya. Data sekunder juga diperoleh dari BPS

(Badan Pusat Statistik) Kabupaten Takalar.

Page 34: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

22

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai

berikut :

1. Obeservasi awal guna memperoleh data tentang kondisi desa kaitannya

dengan komunikasi informan. Selanjutnya dilakukan pengamatan lapangan

untuk memperoleh lokasi pelaksanaan kegiatan yang dimaksud.

2. Melakukan wawancara pada petani responden dengan menggunakan alat

bantu kusioner (daftar pertanyaan) yang telah disiapkan sebelumnya.

3. Dokumentasi adalah dilakukan dengan metode studi pustaka yaitu dengan

mengadakan survei data yang telah ada dan menggali teori-teori yang telah

berkembang dalam bidang ilmu yang berkepentingan, mencari metode-

metode serta teknik penelitian baik dalam mengumpulkan data atau dalam

menganalisa data yang telah pernah dilakukan oleh peneliti-peneliti.

3.5. Teknik Analisis Data

Pengumpulan dan analisis data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan

menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Proses pengumpulan dan analisis

datanya menggunakan model analisis interaktif seperti yang dikembangkan oleh

Miles dan Haberman (1994).

3.6. Definisi Opersional

Definisi operasional yang digunakan pada penelitian ini mencakup

pengertian-pengertian yang digunakan agar memudahkan pengambilan data dan

informasi serta menyamakan persepsi. Adapun definisi operasional tersebut

sebagai berikut :

Page 35: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

23

1. PT Perkebunan Nusantara atau dapat dikatan PTPN adalah badan usaha

milik negara yang bergerak dibidang agribisnis perkebunan.

2. Masyarakat sekitar adalah sekelompok orang yang berinteraksi antar

individu atau perorangan dengan orang lain yang berada pada satu kelompok

atauberada pada satu daerah hasil.

3. Keadaaan sosial ekonomi masyarakat adalah keadaan yang benr-benar

terjadi dikehidupan masyarakat ada beberapa keadan sosial masyarakat

yaitu:

a. Pendidikan tidak terlepas dari kehidupan masyarakat semakin tinggi

tingkat pendidikan seseorang maka keadaan sosialnya akan menjadi

lebih baik.

b. Mata pencaharian semakin tinggi pendidikan seseorang maka mata

pencaharian atau peluang kerja bagi masyarakat akan lebih besar.

c. Pendapatan jika pendapatan masyarakat tinggi keadaan sosial seseorang

akan meningkat karena mereka mampu membayar atau membeli sesuatu

yang dia inginkan.

d. Kepemilkan kapasitas hidup adalah banyaknya alat-alat pertanian yang

dimiliki seseorang utnuk meningkatkan keadaan sosialnya.

e. Kesehatan keadaan sosial yang tinggi dan pendapatan yang tinggi

membuat masyarakat ketika sakit langsung berobat.

f. Gotong royong yaitu partisispasi masyarkat dalam sebelum dan setelah

adanya industi tersebut

4. Dampak keadaan sosial ekonomi terhadp masyarakat sekitar adalah

penyebab yang ditimbulkan oleh industri tersebut.

Page 36: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

24

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak Geografis

Desa Barugaya merupakan salah satu desa yang berada di dalam wilayah Kecamatan

Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar. Secara umum Desa Barugaya dapat

digambarkan sebagai berikut:

1. Letak

Adapun batas-batas wilayah administrative wilayah Desa Barugaya yaitu

sebagai berikut:

a. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gowa

b. Sebelah Barat berbatasan denganDesa Kampung Beru dan Desa Timbuseng

c. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Towata

d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Ko’mara

2. Administrasi Desa

Secara administrasi, Desa Barugayaterdiri dari 6 dusun yaitu :

- Dusun Je’ne Maeja

- Dusun Karemanepasa

- Dusun Karepattoddo

- Dusun Borongkaramasa

- Dusun Ballaborong

- Dusun Pangkaje’ne

3. Topografi

Desa Barugaya merupakan daerah pegunungan, dengan luas wilayah 42km2

dan ketinggian dari permukaan laut 800-1400 km.

Page 37: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

25

4.2 Kondisi Demografis

1. Agama

Penduduk Desa Barugaya 100% memeluk agama Islam, yaitu

sebanyak 3,118 jiwa. Terdapat 6 masjid dan 2 musholla sebagai sarana

peribadatan untuk masyarakat setempat.

2. Pendidikan

Profil pendidikan memberikan gambaran potensi sumber daya

manusia. Pendidikan maupun skill penduduk, khususnya di Desa

Barugaya dapat dikatakan masih kurang lengkap. Hal ini disebabkan

karena sarana prasarana pendidikan yang ada di Desa ini hanya untuk

anak-anak. Rincian Sarana pendidikan yang ada di Desa Barugaya dapat

dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini.

Tabel 1 Distribusi Sarana Pendidikan Desa Barugaya, Kec.

Polongbangkeng Utara, Kab. Takalar Tahun 2018

Sarana Pendidikan Jumlah

TK/ KB 2

SD 4

SMP/MTS 1

SMA/MIN -

Total 7

Sumber : Data sekunder Kantor Desa Barugaya,2017

Page 38: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

26

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa jumlah sarana pendidikan di Desa

Barugaya sebanyak 7 buah, yang terdiri dari 4 SD, 2 KB (Kelompok Bermain),

dan 1 SMP.

Pada umumnya penduduk usia sekolah yang akan melanjutkan pendidikan

kejenjang yang lebih tinggi, dalam hal ini SMA, SMP, dan Perguruan

Tinggi/Universitas pada umumnya mereka melanjutkan ke Kabupaten Takalar

maupun Kota Makassar. Karena keberadaan SMA dan Perguruan

Tinggi/Universitas di Desa Barugaya belum tersedia.

3. Kondisi Perumahan dan Pemukiman Penduduk

Pada umumnya kondisi perumahan dan pemukiman dari setiap Rumah

tangga/Keluarga di Desa Barugaya merupakan rumah panggung (rumah kayu) dan

semi permanen.

4. Adat Istiadat

Suku yang berada di Desa Barugaya adalah 100% suku Bugis Makassar

sehingga budaya yang ada dan bertahan hingga kini masih bertumpu pada adat

Bugis Makassae, begitu pula dalam melaksanakan aktivitasnya. Penduduk di Desa

Barugaya mayoritas berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Bugis Makassar

sebagai bahasa sehari-hari.

5. Transportasi dan Komunikasi

Jalan utama di Desa Barugaya merupakan jalanan berbatu mulai dari

pertengahan Dusun Je’ne Maeja sampai ke Dusun Ballaborong. Terdapat jalanan

cor di awal dusun Je’ne Maeja tetapi hanya beberapa meter saja. Tidak terdapat

lampu penerangan di jalan sehingga pada malam hari masyarakat hanya

Page 39: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

27

mengandalkan lampu dari kendaraan masing – masing untuk melintas dan senter

untuk pejalan kaki.

Sarana Transportasi menuju Desa Barugaya belum cukup memadai karena

lokasi dan jarak tempuhnya yang sangat jauh dari jalan poros. Alat transportasi

yang digunakan oleh penduduk setempat antara lain kendaraan pribadi berupa

motor dan angkutan umum.

Ada kemajuan dibidang teknologi informasi dan komunikasi sehingga

masyarakat menimkati informasi langsung melalui siaran TV dan radio serta bisa

berkomunikasi melalui telepon dan telepon genggam/Hand Phone tetapi jaringan

hanya terdapat di lokasi tertentu. Pada umumnya rumah tangga yang berada di

Desa Barugaya sudah menikmati fasilitas penerangan listrik dari PLN.

6. Jumlah Penduduk / Mata Pencaharian

Jumlah penduduk desa Barugaya seluruhnya yaitu 3,118 berdasarkan data

yang diperoleh dari Kantor Desa Barugaya, penduduk desa ini berjumlah 3,118

jiwa yang tersebar di 6 dusun yang terdapat di wilayah Desa Barugaya dengan

rincian sebagai berikut:

Page 40: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

28

Tabel 2 Jumlah Penduduk Berdasarkan di Tiap Dusun DI Desa Barugaya,

Kecamatan Polongbangkeng Utara,Kabupaten Takalar, Tahun 2017

N0. Nama Dusun Jumlah

Penduduk Keterangan

1 Pangkajene 636

Laki-laki : 1531

Perempuan : 1587 2 Ballaborong 603

3 Borongkaramasa 594

4 Karepato’do 370

5 Karemanepasa 315

6 Jenemaeja 600

Total 3,118 3,118

Sumber : Data sekunder Kantor Desa Barugaya,2017

Berdasarkan table 2 yang didapatkan dari data sekunder, Desa Barugaya

terdiri dari 1531 jiwa penduduk laki laki dan 1587 jiwa penduduk perempuan

dengan total keseluruhan 3,118 jiwa penduduk.

4.3 Pabrik Tebu Persero Nusantara (PTPN) Kabupaten Takalar

4.3.1 Sejarah Berdirinya Pabrik Gula Takalar

Pabrik Gula Takalar terletak di Desa Pa’rappunganta kecamatan

Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan. Pabrik

Gula Takalar di dirikan dalam rangka melaksakan kebijakan pemerintah untuk

swasembada gula nasional berdasarkan surat keputusan menteri pertanian R.I

Nomor 668/org/8/1981 tanggal 11 agustus 1981. Studi pelayanan di susun oleh

PT AGRICOSULT INTERNATIONAL pada tahum 1975,di lanjutkan oleh

PT.TANINDO pada tahun 1981 dengan menggunakan fasilitas credit ekspor dari

Taiwan.

Page 41: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

29

Pelaksanaan pembangunan di serahkan pada tashing co.(ptc) Ltd.Agency

of Taiwan machinery manufacturing co (TMCC) , sebagai main contractor dengan

parnert dalam negeri yakni PT Sarang tehnik, PT multi mas corp, PT.barata

Indonesia. Pembangunan Pabrik Gula Takalar menhabiskan dana sebesar Rp.63,5

milyar dan selesai di bangun pada tanggal 27 nopember 1984. Performance test di

laksanakan pada tanggal 5 sampai dengan 11 agustus 1985 dengan hasil baik.

Pabrik Gula Takalar di bangun dengan kapasitas giling 3.000 ton tebu

perhari (TTH), yang dengan mudah di kembangkan menjadi 4.000 TTH. Pabrik

Gula Takalar giling perdana tahun 1984 dan di resmikan oleh presiden rRepublik

Indonesia pada tanggal 23 desember 1987.

STRUKTUR ORGANISASI

Page 42: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

30

Karyawan Tetap : Pimpinan : 1 Orang

Staf : 20 Orang

Non Staf : 301 Orang

Karyawan Tidak Tetap : Bulanan : 289 Orang

Musiman*) : 293 Orang

Buruh Tebang*) : ± 2000 Orang

*) = Tenaga kerja berasal dari penduduk setempat dan dari luar daerah

Page 43: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

31

a. Gambaran Umum

1. Alamat pabrik

Desa : Pa,rampunganta

Kelurahan : -

Kecamatan : Polongbangkeng utara

Kabupaten : Takalar

Provinsi : Sulawesi selatan

Kode pos : 92201

Terletak di : ± 35 km dari ibu kota provinsi

Telepon/fax :-

Alamat email : [email protected]

2. Jarak

Dari pabrik ke kota kecamatan ±5 km, kondisi jalan aspal.

Dari pabrik ke kota kabupaten ±15 km, kondisi jalan aspal

Dari pabrik ke kota provinsi ±35 km, kondisi jalan aspal.

3. Wilayah kerja

Wilayah kerja meliputi areal 9.794,12 ha, meliputi 1.642,00 ha di

Kabupaten Gowa, 6,732,12 ha di Kabupaten Takalar, 1,420,00 di Kabupaten Je’ne

Ponto.

4. Pemilikan lahan

Pemilikan lahan HGU:9,256,19 ha, HGB 181,93 ha dan kerjasama dengan

petani 356,00 ha.

5. Topografi

Tinggi diatas permukaan laut 45 m-125 m di atas permukaan laut

Page 44: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

32

Jenis tanah

Kabupaten gowa : Maditeran, Grumusol, Latosol.

Kabupaten takalar :Maditeran,Grumusol,Latosol,Padsolik kuning.

Kabupaten jeneponto : Grumusol, Vertisol.

b. Prasarana Pendukung

Sumber Air untuk pabrik/tanaman : Bendungan Bissua

Sumber bahan baku pendukung :

Kelas jalan

- Kelas I = 115 Km

- Kelas II = 145 Km

- Kelas III = 180 Km

- Kelas IV = 80 Km

Fasilitas Sosial

- Poliklinik = 1 unit

- Balai Pertemuan = 2 unit

- Lapangan Tenis = 2 unit

- Lapangan bulutangkis = 3 unit

- Sekolah dasar = 1 unit

- Taman Kanak-kanak = 1 unit

- Masjid = 1 unit

- Musholla = 3 unit

- Mess = 1 unit

Pembangunan Embung/penampungan Air : ± 35 Embung

Kondisi Pabrik

Page 45: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

33

a. Tahun pembuatan : 1982

b. Kepemilikan : Persero

c. Jenis prosesing : Sulfitasi

d. Jenis gula yang dihasilkan : SHS I

e. Kapasitas Giling : 3000 TCD

f. ICUMSA/Mutu GulaRata-rata tahun 2010 250-300 IU; 2012 250-300

IU; 2013 250-300 IU; 2014 250-300 IU; 2015 250-300 IU,

g. PG Takalar belum memperoleh sertifikat SNI

h. Pencapaian rata-rata Efisiensi Pabrik (Overall Recovery) dalam %:

2010 64,58%, 2011 66,37%, 2012 60,17%, 2013 55,95%, 2014 55,53%,

2015 64,35%.

Page 46: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

34

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Masyarakat Desa Baruugaya

5.1.1 Karakteristik Masyarakat Berdasarkan Strata Sosial

No Nama Umur

(Tahun)

Jenis

Kelamin

L/P

Pendidikan

Terakhir

Jumlah

Tanggungan

Keluarga

Pengalaman

Berusahatani

Luas

Tanaman

Yang

Diusahakan

1 Yusuf Dg Sarro 55 L SD 4 Orang 30 Tahun 2 Hektar

Sebelum adanya Pabrik Gula Takalar menurut Yusuf Dg Sarro kemampuan

masyarakat sangat terbatas untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Sebagaimana hasil wawancara peneliti, dengan Yusuf Dg Sarro sebagai berikut:

“Riolo wattunna tena pabere gollaya sanna ni sawalana talasaka, ka iyaji

anjo asea ni pattoang, allo-alloa lagi nadi sawala lakbi-lakbi napasikola.

Ingka tolongna niak pabere gollaya akkulle tommaki akbalanja na pasikola

ana’ singkama todong anjo mae tawwa”

“Dulu sebelum adanya pabrik gula hidup sangat susah, karena hanya padi

yang diandalkan, kebutuhan sehari-hari saja sangat susah terlebih lagi

untuk menyekolahkan, akan tetapi setelah adanya pabrik gula kita juga

sudah bisa membeli kebutuhan dan menyekolahkan anak, sebagaimana

orang lain”

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwa terdapat

peningkatan dari aspek peluang sosial, dimensi kehormatan dan perbedaan

kemampuan setelah adanya Pabrik Gula. Sebelum adanya Pabrik Gula masyarakat

sulit untuk memenuhi kebutuhan. Namun setelah adanya pabrik gula masyarakat

menjadi memiliki persamaan peluang yang lebih tinggi karena mengalami

peningkatan dari faktor lain seperti pendidikan dan peningkatan ekonomi.

Page 47: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

35

5.1.2 Karakteristik Masyarakat Berdasarkan Budaya

No Nama

Umur

(Tahun)

Jenis

Kelamin

L/P

Pendidikan

Terakhir

Jumlah

Tanggungan

Keluarga

Pengalaman

Berusahatani

Luas

Tanaman

Yang

Diusahakan

1 Dg Bani 44 L SMP 2 Orang 20 Tahun 2 Hektar

Karakteristik Masyarakat Berdasarkan Budaya Sebelum dan setelah adanya

pabrik gula tidak mengalami perubahan, sebagaimana hasil wawancara peneliti

dengan Dg Bani, sebagai Berikut:

“tenaja sisalana pakbiasa-biasang rioloa siagang rikamma-kammaya anne,

iyaji anjo tenaya na sirurungan agamaya nipela, ingka pattarangannaja

kamma punna niak paralluta akpala tulung, situlung-tulung jaki, naki

massing-massing akpaenteng siri na pacce ilalanna anne tallasaka, nani

katutui ada’ na pangadakkanga”

“tidak ada perbedaan antara kebiasan yang dulu dan sekarang, adapun

yang dihilangka adalah yang tidak sesuai dengann syariat Islam, akan

tetapi hal lain seperti jika ada yang meminta tolong, maka akan saling

membantu, saling menjaga rasa malu dan kepdulian dalam kehidupan ini,

serta menjaga adat dan budaya”

Berdasarkan kutipan di atas, dapat dilihat bahwa masyarakat masih

menjungjung tinggi budaya yang terdapat dalam masyarakat. Baik sebelum

adanya Pabrik Gula Takalar maupun setelah adanya Pabrik Gula Takalar. Adat

istiadat, Gotong royong dan musyawarah masih menjadi kearifan lokal yang

diterapkan dalam masyarakat. Masyarakat masih mejaga hal tersebut karena

merupakan hal positif yang tidak mempengaruhi hubungan dalam masyarakat.

Meskipun dari aspek adat ada berapa hal yang mengalami peningkatan atau

Page 48: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

36

perubahan karena masyarakat mengetahui bahwa hal tersebut tidak sesaui dengan

syariat Islam.

5.1.3 Karakteristik Masyarakat Berdasarkan Pendidikan

No Nama

Umur

(Tahun)

Jenis

Kelamin

L/P

Pendidikan

Terakhir

Jumlah

Tanggungan

Keluarga

Pengalaman

Berusahatani

Luas

Tanaman

Yang

Diusahakan

1 M Dg Ngewa 49 L SMP 3 Orang 33 Tahun 2 Hektar

Sebelum adanya pabrik gula Takalar banyak orang tua yang tidak

melanjutkan pendidikan anaknya karena terkendala biaya, sebagaimana hasil

wawancara peneliti ddengan Bapak M Dg Ngewa, sebagai berikut:

“riolo okalaki lappasikolaya kamanna balanjaya ni sawalaji, bellai

sikolaya, tena poeng dongkokang langngantaraki anak-anaka. Ingka

tolongna niak pabere gollaya niak tommo panggappang mareang assala

erok jaki akkareso, akkulle tommaki ammali motoro, akpasikola”.

“dulu sangat sulit untuk menyekolahkan anak sedangkan untuk belanja saja

sangat susah, sekoalah jauh dan tidak ada kendaraan untuk mengantar

anak-anak. Tapi setelah adanya pabrik gula ada tambahan penghasilan

asal lita ingin bekerja, kita sudah bisa membeli motor dan menyekolahkan

anak.”

Berdasarkan wawancara di atas, sebelum adanya Pabrik Gula Takalar

banyak anak yang putus sekolah. Namun setelah adanya Pabrik Gula Takalar

terjadi peningkatan hal ini disebabkan meningkatkannya strata sosial dalam

masyarakat karena banyaknya masyarakat yang bekerja di Pabrik Gula Takalar

Page 49: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

37

sehingga menambah penghasilan mereka. Anak-anak dapat melanjutkan sekolah

bahkan sampai ke Perguruan Tinggi yang terdapat di Kota Makassar.

5.1 Dampak Sosial Ekonomi Masayarakat Sekitar Pabrik Gula Di

Kabupaten Takalar

Menurut Mubyarto (2001) dalam basrowi dan juariyah (2010) berpendapat tinjauan

sosial ekonomi penduduk meliputi aspek sosial budaya, aspek desa dan peluang kerja

yang berkaitan erat dengan masalah kesejahteraan masyarakat desa.

5.2.1 Masyarakat sekitar PTPN (Pabrik Tebu Persero Nusantara)

Masyarakat sekitar pabrik tebu adalah masyarakat yang awalnya menanam

padi, jagung kini beralih menjadi petani tebu semenjak adanya pabrik tebu

tersebut. Banyak petani yang merasakan peningkatan mengenai pendapatan, mata

pencaharian yang tepat, pendidikan bagi anak-anak mereka, setelah adanya pabrik

gula petani yang awalnya tidak mampu menyekolahkan adanya sampai masa

SMA kini bisa menyekolahkannya sampai SMA dan seterusnya, mereka juga

meningkatkan kehidupan mereka dengan memiliki barang-barang atau alat-alat

pertanian yang dari awalnya mereka menyewa sampai pada akhirya mereka

memeliki sendiri, sebagian petani juga lebih memperioritaskan kesehatannya

karena pendapatannya yang telah meningkat.

5.2.2 Keadaan Sosial Masyarakat Sekitar Pabrik Gula di Kabupaten Takalar.

Keadaan atau dampak Sosial Ekonomi Pabrik Gula Takalar terhadap

masyarakat yang berada di Sekitar Pabrik Gula atau desa Barugaya Kecamatan

Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar dapat dilihat dari 6 aspek yaitu:

Page 50: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

38

a. Pendidikan

Pendidikan bagi masyarakat sekitar khususnya daerah Takalar adalah hal

yang penting bagi anak-anak mereka untuk membuat anak-anak mereka menjadi

lebih baik mereka. Menurut Idris (2011: 220) perubahan sosial budaya dan

ekonomi, pendidikan sebagai bagian dari sosial budaya turut berpengaruh pada

perubahan sosial budaya dan ekonomi masyarakat. Keberadaan industri di tengah

masyarakat selain akan meningkatkan pola pikir masyarakatnya juga akan

mendukung bagi peningkatan sarana dan prasarana pendidikan di daerah tersebut.

Sebelum adanya pabrik gula banyak anak yang putus sekolah karena tidak

adanya biaya untuk melanjutkan sekolah, hanya orang-orang tertentu saja yang

bisa menyekolahkan anaknya. Sebagaimana hasil wawancara buruh angkut

mengenai pendidikan yang ada di masyarakat Takalar sebagai berikut:

Bapak R

“Riolo wattuna uru nia paberek gollaya tenama dikana tammatang apaki

pokok ia eroka anjama ri pabereka nialle ngaseng, ingka rikamma

kammaya anne punna erok tawwa anjama baji-baji bajiki punna nia sikola

nasaba baji tongi tallasaka punna baji sikolayya”

“Dulu awal pabrik gula berdiri tidak ada yang dikatakan anda tamatan

apa, petani yang ingin bekerja di pabrik gula semuanya diterima, tetapi

dijaman sekarang ini ketika orang ingin bekerja dengan bagus maka

pendidikan juga harus lebuh ditingkatkan”

Bapak B

“Niak sikolah nabangun pabrik gula sikolah SD siagan TK bakleang

kamma anjo ri perumahanga,biasa punna anrasa rangking anak-anaka atau

niak akkuliah anakna di sarei biasa beasiswa battu ri pabrik gula.”

“Pabrik gula membangun sekolah SD dan TK didalam perumahan,

biasanya anak-anak yang mendapat ranking dari sekolah tersebut setelah

kuliah diberi beasiswa oleh pihak pabrik gula”

Page 51: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

39

Bapak M

“Niak antu sikolanna iya pabereka na bangun tp SD siagan TK punna

baribbasa antu niak oto biasa jemputki ri ballakna ngaseng nampa na

antara mange assikola punna ammoterek mangei poeng di alle.

“Pabrik gula membangun sekolah SD dan TK setiap pagi ada mobil yang

mengantar jemput siswa-siwa dan anak-anak yang sekolah disekolah pabrik

gula tersebut”.

Bapak

“Tena nakke anakku mange kuliah ka anjo anak pertamaku tettereki erok

baine ka ammarina assikola ri esempe erok dudumi baine jari ku

pakbuntingi.na tetterekmo mae tallappasa tenamo di kapakrisan.”

“tidak ada anak saya yang pergi kuliah dikarenakan akan pertama saya

ingin cepat menikah, berhentinya sekolah di SMP mau sekalii menikah jadi

saya menikahkan supaya cepat lepas dan tidak ada beban”

Bapak

“Assikola memang pentingngi sanna erokko pasikolai anakku ingka tena

kumampu pasikolai katena doekku, semata-mata bawang nikanrea allo-allo,

jadi tammana anakku ri SMP na SMA maemi anjama ripaberek gulayya.

“Sekolah memang penting saya sangat ingin anakku bersekolah tetapi saya

tidak mampu menyekolahkannya karena tidak memeliki uang, semata-mata

hanya untuk makan hari-hari, jadi anak saya sewaktu tamat di SMP dan

SMA ia bekerja di pabrik gula”.

Setelah adanya pabrik Gula Takalar pabrik membangun sekolah TK dan

SD bagi masyarakat sekitar, banyak siswa yang telah dibiayai untuk melanjutkan

pendidikannya di jenjang lebih tinggi yaitu perguruan tinggi agar mereka

mendapatkan pendidikan yang layak.

Page 52: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

40

b. Kesehatan

kesehatan merupakan hal yang harus dijaga didalam diri kita,

meningkatnya pendapatan masyarakat membuat mereka lebih memperhatikan

kesehatannya karena mereka menganggap kesehatan penting.

Sebelum adanya Pabrik Gula Takalar banyak masyarakat yang terkendala

dalam mengaksek layanan kesehatan karena biaya dan akses untuk itu. Namun

setelah adanya pabrik gula masyarakat lebih mudah mengakses fasilitas kesehatan

karena pabrik menmbangun klinik untuk masyarakat. Sebagaimana hasil

wawancara buruh angkut mengenai kesehatan masyarakat sekitar pabrik gula

adalah sebagai berikut:

Bapak

“Niak poeng ballak garrinna pokokna punna dannga-dangalak uluwa (sakit

kepala) nadi antama anjoeng langsungki nasare pakballe manna nai

pokokna punna danngalakmo ulua nadi antamamo anjoeng nasaremaki

pakballe”

“Ada rumah sakitnya pokoknya kalau sakit kepala baru masukki disana

langsungki nakasi obat biar siapa kalau sakit kepala nakasi maki obat”

Bapak

“Niak tong poeng ballak garringna mingka punna garring biasaja tenaja ku

mange anjoeng apparessa,jai biasa poeng tau mange anjoeng nyumbang

cerak nampa di sare susu”

“Ada juga rumah sakitnya tetapi kalau sakit biasaja tidak pergija kesana

periksa, banyak biasa pergi menyumbang darah baru dikasiki susu”.

Bapak

“Niak poeng ballak garringna mingka tena kubiasa nakke mange paressa

anjoeng”

“Ada rumah sakitnya tetapi saya tidak biasa pergi periksa disana”.

Page 53: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

41

Bapak

“Manna ballak garringna niakja tapi tena tong naku lekba mange anjoeng

apparessa ka punna danngala ulu biasaja mangeja ri gaddea malli

pakballe.”

“Di pabrik gula Rumah sakit saja ada, tetapi saya tidak pernah kesana

untuk periksa kalau hanya sakit kepala saya hanya pergi di warung untuk

membeli obat”.

c. Gotong Royong

Gotong royong adalah kegiatan yang dilakukan oleh masyarkat secara

berkelompok yang memiliki tujuan. Gotong royong juga memperat tali

silaturrahmi antara invidu/perorang.

Sebelum dan setelah adanya pabrik gula Takalar tidak ada perbedaan

dalam gotong royong, masyarakat masih mengedepankan gotong royong,

sebagaimana hasil wawancara buruh tentang gotong royong masyarakat sekitar

pabrik gula di Kabupaten Takalar sebagai berikut:

Bapak

“Kammaji biasa anne nasyarakatka carana gotong royong punna niak erok

di bali mange asengki sede ambali. Tenaja na amminra wattunna niak

siagan tenana paberek gulaya.”

”Cara masyarakat bergotong royong seperti biasa kalau ada yang ingin

dibantu kami pergi membantunya, tidak ada perubahan sewaktu ada dan

tidak adanya pabrik gula”.

Bapak

“Tenaja anne perubahan kusakring punna dikana assama sama ri

pakrasanga.kammai injai riolo wattunna niak siagan ri tenana pabrik

gula.”

“Tidak ada perubaan yang saya rasakan kalau dikatakan gotong royong di

desa sama seperti dulu sewaktu tidak ada dan adanya pabrik gula”

Page 54: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

42

5.2.3 Keadaan Ekonomi Masyarakat Sekitar Pabrik Gula di Kabupaten Takalar.

a. Mata Pencaharian

Mata pencaharaian masyarakat sekitar pabrik gula adalah kegiatan invidu

atau sekelom pok orang guna untuk memenuhi kebutuhuhan hidup dan menunjang

kehidupan keluarga mereka. Untuk menununjang hidupnya setiap keluarga

memiliki mata pencaharaian utama seperti masyarakat sekitar pabrik gula yang

mata pencaharaiannya adalah menanam tebu.

Sebelum adanya pabrik gula Takalar masyarakat hanya mengandalkan

bercocok tanam dengan padi saja. Namun setelah adanya pabrik gula Takalar

banyak masyarakat yang bekerja di pabrik gula Takalar, Sebagaimana hasil

waancara buruh angkut mengenai mata pencaharian masyarakat sekitar pabrik

gula sebagai berikut:

Bapak A

“Salloma iya nak nakke bungasaki pabereka lakbi injai sisakbu riolo

sisakbu injai allima sekre tong,tena kulekba mantang-mantang yek pokokna

setiap paknabbanngan mangea punna setiap paklamungan mangea lamung

tena nakke ku lekba ngallaki mange ri tabbua jari naisseng asenga antu

manna mandoro towaya h.awing iyarak.salloma iya mange nakbang

lakbima tallu pulo tahun ka labbimi tallu pulo tahun pabereka,nampa rua

memangmo anakku nakumange nakbang tabbu ka gassing-gassinganku

anjia .gajiku riolo sisakbu injai allima punna tabbu muat riolo toh punna

oto bisi-bisi di bonei riolo, oto raksasa.

“Saya sudah lama bekerja dipabrik gula saya yang pertama bekerja di

pabrik tersebut dari gaji Rp.1500/ton, saya tidak pernah berhenti setiap

penebangantebu, penanaman tebu saya selalu pergi, saya tidak pernah

melewatkan kegiatan tersebut, karena dari itu banyak orang-oran dari

pabrik tebu mengenali saya, mandor tua juga yang namanya Hj. Awing

mengenal saya. Saya sudah lama pergi menebang tebu lebih ari 30 tahun

sejak berdirinya pabrik gula, saya sudah memiliki 2 anak lalu pergi

menebang tebu saya masih sehat disaat itu, saya dulu diberi gaji Rp.1500”.

Page 55: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

43

Bapak

“Nakke berupa mange nakbang tabbu ri pabrik gula mingka sallomi

kukasiak pammajikinna ri tawwa ka riolo manngeku mangeji anjama ri

tabbua naku anrasa balanja waktungku inja caddi, Punna mangeja tawwa

anjama ri pabereka iya pasti di ringankangi bebanga mingka punna iya

tenaja perubahan.”

“Saya orang baru yang bekerja sebagai penebang tebu di pabrik gula tetapi

sudah lama saya merasakan kebaikan-kebaikan pabrik gula terhadap

masyarakat sekitar, dulu saat saya masih kecil jika saya ingin berbelanja

saya hanya pergi menenbang tebu, kalau kita ingin bekerja di pabrik gula

pasti bisa meringankan beban”.

Bapak

“Punna wattu penebangan kamma anne biasa ka tenaja jamang-jamang

maraeng ri ballakja jari mangea sede nakbang tabbu ri anunna pabrik

gula,ka iya mami anjo biasa di panggappai doek ka tena lamung-lamung

nadi parakai.”

“kalau waktu penebangan seperti sekarang ini biasanya tidak ada

pekerjaan lain selain saya tinggal dirumah, jadi saya pergi menebang tebu

yang dipunya oleh pabrik gula, hanya itu yang biasa mendapatkan uang

karena tidak ada tanaman lain yang saya pelihara”

Bapak

“Jai iya jamang-jamang na sareangki pabrik gula mingka kebanyakan

masyarakat anrinnia bagian lapangan kammaya mange lamung

tabbu,mange pupuk tabbu siagan mange nakbang sanna tong bajikna

wasselekna anne pabrik gula ka selama niak jai tommi lekba ku balli. “

“Banyak pekerjaan yang nakasiki pabrik gula tetapi kebanyakan

masayarakat didaerah sini dibagian lapangan seperti pergi menanam tebu

yang dipunya oleh pabrik gula dan pergi menebang tebu karena

penghasilannya yang lumayan karena selama ada pabrik gula banyak yang

sudah saya beli”.

b. Pendapatan

Pendapatan adalah suatu upah atau gaji yang di daptkan dari hasil jerih

payah kita bekerja dalam suatu perusahaan.

Sebelum adanya pabrik gula takalar pendapatan masyarakat sekitar sangat

rendah namun setelah adanya pabrik gula takalar pendapatan mereka menjadi

Page 56: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

44

bertambah, sebagaimana hasil wawancara buruh angkut mengenai pendapatan

masyarakat sekitar pabrik gula adalah sebagai berikut:

Bapak

“Nakke jai tanahna bappkku na ammakku nabiasa punna wattu bosi

nginranga punna anu di kanre,mingka selama niak paberek tabbua tenaja

anjo di annganu iya nak ka tulusuk mangeki nakbang mangeki nganre gaji

ri tabbua,tena tommo poeng naku lekba nginrang.mingka riolo iya punna

nganu jai ase kugappa naku annginrang kasaika anjo biasa di

panngalleang memangi doek kodong,punna lekbamaki nganu riolo akkatto

ka akkatto injai tawwa riolo nak eee gassingan injai riolo anak-anaka

addengka nampa mae baluk ka riolo tenapa paberek golla,tolonna niak

paberek jai tommi jamang-jamang tassungke,jadi selama niak tabbu iya nak

tena naku lekba nginrang berasak nak,riolo ri tenana tabbu eee mangeki

anjoeng ri tau jaiyya berasakna punna barak nak,nginrangki ta sijaian rua

pikuluk ka sai jai tongki annganre kamanakang,bajiki iya nakke kusakring

tabbua iya tenaja nakuissengi panngodina ka pammajikinna iya jai accare-

caremaki poeng,tenaa di annginrang kamma anjo poeng akbalanjajaki

poeng.”

“saya banyak tanahna bapakku sama mamakku biasa kalau waktu hujan

meminjamka kalau mauki makan, tetapi selama adaki pabrik tebu baru

pergiki menebang tebu makan jaki ka dapatki gaji dari situ, tidak pernahma

juga meminjam. Tetapi dulu banyak padi saya dapat tetapi meminjamka

karena biasanya diambilkan memang uang, dulu setelah sudah memanen

padi masih sehatka anak-anak juga masih sehat untuk menumbuk padi

setelah ditumbuk dijual karena belum ada pabrik gula, setelah ada pabrik

gula banyak pekerjaan yang terbuka, jadi setelah ada tebu saya tidak

pernah meminjam beras lagi, dulu tidak adanya pabrik gula saya masih

meminjam beras kepada orang yang memiliki banyak beras biasanya saya

meminjam berasa 200 liter karena keluarga saya banyak, setelah adanya

pabrik gula yang saya rasakan baik karena saya tidak meminjam lagi dan

lebihnya saya belanjakan”

Bapak

“Selama niak pabrik gula kurangmi pengangguran anrinni mae ka jai

jaman-jaman na sungkeangki kammayami pupuk tabbu, lamung tabbu,kepra

tabbu siagan mange luring tabbu jari anjo mae eroka di balli niak tommi ka

anrasaki doek ri pabrik gula punna erokjaki mange anjama karena rata-

rata masyarakat anrinnia na aging kerjasama punna niakja nadi jama tena

na anngalle pantara punna jai inaji sekitar anrinni erok anjama”.

Page 57: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

45

“selama adanya pabrik gula pengangguran sudah kurang disini karena

sudah banyak pekerjaan yang dibuka seperti mepupuk tebu, menanam tebu.

Sesuatu yang mau dibeli bisami diapatkan karena saya sudah mendapatkan

uang dari hasil bekerja di pabrik tebu kalau kita mau bekerja karena rata-

rata masyarakat disini mau bekerja sama mereka tidak ambil orang lain

jika masyarakat sekitar mau bekerja”

Bapak

“Punna wattu penebangan kamma anne biasa ka tenaja jamang-jamang

maraeng ri ballakja jari mangea sede nakbang tabbu ri anunna pabrik

gula,ka iya mami anjo biasa di panggappai doek ka tena lamung-lamung

nadi parakai.anakku 2 assikola”

“kalau waktu penebangan seperti sekarang ini bisa saya tidak punya

pekerjaan selain dirumah jadi biasanya saya pergi menebang tebu milik

pzbrik gula itu karena pekerjaan itu saya mendapatkan uang karena tidak

ada tanaman lain yang saya pelihara dan anak saya dua orang masih

sekolah”.

c. Kepemilikan Fasilitas Hidup

Kepemilikan fasilitas hidup seperti kepemilikan alat elektronik dan jenis

kendaraan seseorang biasanya berbanding lurus dengan pendapatan, ketika

pendapatan melebihi pengeluaran maka kesempatan untuk memiliki fasilitas

hidup pun lebih tinggi.

Sebelum adanya pabrik gula kebetuhan sehari-hari saja sulit untuk

dipenuhi , namun setelah adanya pabrik gula masyarakat dapat membeli barang-

barang dari hasil bekerja di pabrik gula takalar, sebagimana hasil wawancara

buruh angkut mengenai kepemilikan fasilitas hidup masayarakat sekitar pabrik

gula sebagai berikut:

Page 58: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

46

Bapak

“Selama mangea nakbang tabbua anrasaya ammalli oto dompeng iya

poeng biasa kupakai bangun ballak siagan ongkoso balla,naggala mange

tanah ka jai wasselekna iya.punna anjo mae ammari tawwa nakbang naniak

tong anjo aknassa wasselekna na niak anjo mae kemanakan di sarei sede

“Selama saya pergi menebang tebu saya sudah bisa membeli mobil

dompeng, hasil dari itu biasa saya pakai juga untuk membangun rumah

saya, saya juga sudah bisa memengang (gadaikan) sawah orang lain,

setelah selesai penebangan terus ada sisa dari hasil penebangan saya

membaginya ke keponakan saya”.

Bapak

“Punna mangeja tawwa anjama ri pabereka iya pasti di ringankangi

bebanga mingka punna iya tenaja perubahan,punna mangeki anjama iya jai

wasselekna ,niakmo iya wasselekna kammaya motor kurasa ku balli”.

“kalau orang pergi bekerja di pabrik pasti beban akan diringkan tetapi

kalau tidak bekerja pasti tidak ada perubahan. Kalau orang bekerja saya

mendapatkan hasil, hasilnya sekarang saya sudah bisa membeli motor”.

Page 59: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

47

VI. PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Masyarakat sekitar pabrik tebu adalah masyarakat yang awalnya menanam

padi, jagung kini beralih menjadi petani tebu semenjak adanya pabrik tebu

tersebut. Banyak petani yang merasakan peningkatan mengenai pendapatan, mata

pencaharian yang tepat, pendidikan bagi anak-anak mereka, setelah adanya pabrik

gula petani yang awalnya tidak mampu menyekolahkan adanya sampai masa

SMA kini bisa menyekolahkannya sampai SMA dan seterusnya, mereka juga

meningkatkan kehidupan mereka dengan memiliki barang-barang atau alat-alat

peertanian yang dari awalnya mereka menyewa sampai pada akhirya mereka

memiliki sendiri, sebagian petani juga lebih memperioritaskan kesehetannya

karena pendapatannya yang telah meningkat.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian ini adapun saran dari penulis yaitu

sebagai berikut:

1. Bagi Masyarakat sekitar Pabrik Gula Takalar perlu memanfaatkan dengan baik

keberadaan Pabrik Gula Takalar untuk meningkatkan taraf hidup mereka baik

dari aspek social maupun aspek ekonomi.

2. Bagi Pabrik Gula Takalar agar menyampaikan secara luas kepada masyarakat

setiap kegiatan-kegiatan ataupun rekrutmen Pabrik Gula agar masyarakat turut

berpastisipasi aktif dalam pengembangan industri lokal.

Page 60: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

48

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2002. Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan

Emiten atau Perusahaan Publik Industri Perkebunan. Badan Usaha

Pasar Modal

Indraningsih, Suci., Malian, A. Husni. 2007. Perspektif Pengembangan Industri

Gula di Indonesia. (Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan

Pertanian Bogor),

Maulidiah, Fadila. 2011. Perkembangan Kemitraan Petani Tebu dengan PG.

Krebet Baru: Perilaku Ekonomi Petani Tebu. (Prodi Pendidikan

Sejarah, Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Malang)

Miles, B. Mattew dan A. Michael Haberman, 1994. Analisis Data Kualitatif.

Jakarta: UI Press

Mooduto, Rudin., Une, Darwin., Katili, Lukman D. 2013. Perusahaan Tebu dan

Dampak Sosial Ekonomi Tolangohula. (Jurusan Pendidikan Sejarah

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo,)

Mulyadi, Mohamad., Toharisman, Aris., Mirzawan. 2009. Identifikasi Potensi

Lahan untuk Mendukung Pengembangan Agribisnis Tebu di Wilayah

Timur Indonesia.

Oktarinda, Rizki. 2007. Dampak Perkembangan Industri Besar terhadap Sosial

Ekonomi di Kabupaten Temanggung. (Skripsi: Jurusan Perencanaan

Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang).

Pongtuluran, Aris., Brahim, Theresia K. 2002. Pendekatan Pendidikan

Berbasiskan Masyarakat. (Jurnal Pendidikan Penabur No.01/Th.I/

Maret 2002)

Pudjianto, Bambang. 2006. Peta Masalah Sosial di Bone: Potensi, Problem dan

Strategi Penanganannya. (Puslitbang Kesos).

Sangadji, Etta Manang, Sopiah. 2010. Metode Penelitian Pendekatan Praktis

dalam Penelitian. Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta.

Syarfi, Ira Wahyuni. 2003. Pelaksanaan Pembangunan Masyarakat (Community

Development) oleh Perusahaan Perkebunan Besar. Program Studi

Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Andalas.

Page 61: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

49

LAMPIRAN

Kuisioner Penelitian

KUESIONER

DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

MASYARAKAT SEKITAR DI DESA BARUGAYA KECAMATAN

POLONGBANGKENG UTARA KABUPATEN TAKALAR

A. IDENTITAS RESPONDEN

Nama :..............................

Umur :..............................

Jenis Kelamin :..............................

Pendidikan Terakhir :..............................

Jumlah Tanggungan Keluarga :..............................

Pengalaman Berusahatani :..............................

Luas Tanaman yang diusahakan :..............................

Keterangan :

Berilah tanda (x) pada salah satu jawaban yang paling sesuai menurut pendapat

bapak/ibu!

B. Dampak sosial pabrik gula takalar

1. Apakah Pabrik Gula Takalar membangun sekolah untuk masyarakat?

a. Ya (3) b. Kadang-kadang (2) c. Tidak (1)

Alasannya:..........................................................................................................

2. Apakah Pabrik Gula Takalar memberikan pelayanan kesehatan bagi

masyarakat sekitar ?

a. Ya (3) b. Kadang-kadang (2) c. Tidak (1)

Alasannya:..........................................................................................................

Page 62: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

50

3. Apakah di dalam masyarakat terjadi perubahan gotong royong setelah adanya

Pabrik Gula Takalar ?

a. Ya (3) b. Kadang-kadang (2) c. Tidak (1)

Alasannya:

............................................................................................................................

4. Apakah Pabrik Gula Takalar memberikan beasiswa kepada pelajar sekitar

Pabrik Gula Takalar ?

a. Ya (3) b. Kadang-kadang (2) c. Tidak (1)

Alasannya:..........................................................................................................

5. Apakah Pabrik Gula Takalar memberikan modal usaha kepada masyarakat

sekitar?

a. Ya (3) b. Kadang-kadang (2) c. Tidak (1)

Alasannya:..........................................................................................................

C. Dampak ekonomi

6. Apakah bapak/ibu di berikan pekerjaan oleh pabrik gula takalar?

a. Ya (3) b. Kadang-kadang (2) c. Tidak (1)

Alasannya:..........................................................................................................

7. Apakah pabrik gula meringankan beban ekonomi masyarakat sekitar?

a. Ya (1) b. Kadang-kadang (2) c. Tidak (1)

Alasannya:..........................................................................................................

8. Barang-barang apa saja yang bapak/ibu dapat setelah bekerja di pabrik gula

takalar?

a. Ya (3) b. Kadang-kadang (2) c. Tidak (1)

Alasannya:……………………………………………………………………

9. Apakah Pabrik Gula Takalar bekerja sama dengan masyarakat sekitar ?

Page 63: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

51

a. Ya (3) b. Kadang-kadang (2) c. Tidak (1)

Alasannya:..........................................................................................................

10. Apakah Pabrik Gula Takalar ?

a. Ya (3) b. Kadang-kadang (2) c. Tidak (1)

Alasannya:..........................................................................................................

Page 64: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

52

Peta Lokasi Penelitian

Page 65: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

53

Identitas Responden

No Nama

Umur

(Tahun)

Jenis

Kelamin

L/P

Pendidikan

Terakhir

Jumlah

Tanggungan

Keluarga

Pengalaman

Berusahatani

Luas

Tanaman

Yang

Diusahakan

1 Yusuf Dg Sarro 55 L SD 4 Orang 30 Tahun 2 Hektar

2 Dg Bani 44 L SMP 2 Orang 20 Tahun 2 Hektar

3 M Dg Ngewa 49 L SMP 3 Orang 33 Tahun 2 Hektar

4 Dg Siala 42 L SMP 2 Orang 21 Tahun 1 Hektar

5 Dg Mangung 48 L SD 2 Orang 20 Tahun 2 Hektar

6 Dg Nanga 61 L SD 2 Orang 38 Tahun 2 Hektar

7 Dg Kulle 55 L - 4 Orang 40 Tahun 3 Hektar

8 Rusdi Dg Naba 45 L SMP 2 Orang 30 Tahun 2 Hektar

9 Dg Buang 57 L SD 4 Orang 30 Tahun 3 Hektar

10 Dg Bani 34 L SD 2 Orang 15 Tahun 2 Hektar

11 Dg Raba 66 L SD 4 Orang 40 Tahun 3 Hektar

12 Januddin Dg Sija 54 L SMP 4 Orang 40 Tahun 3 Hektar

13 Panda Dg Bella 55 L SD 3 Orang 20 Tahun 3 Hektar

14 Dg Naro 40 L SMP 4 Orang 20 Tahun 3 Hektar

15 Kamal Dg Lau 38 L SD 2 Orang 18 Tahun 2 Hektar

Page 66: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

54

Rekapitulasi Data

Dampak Sosial Pabrik Gula Terhadap Masyarakat Desa Barugaya

No

Nama Pertanyaan

Jumlah Skor

1 2 3 4 5

1 Yusuf Dg Sarro 3 3 3 2 1 12 2,4

2 Dg Bani 3 3 3 1 2 12 2,4

3 M Dg Ngewa 3 3 3 1 2 12 2,4

4 Dg Siala 3 3 3 1 1 11 2,2

5 Dg Mangung 3 3 3 1 1 11 2,2

6 Dg Nanga 3 3 3 2 3 14 2,8

7 Dg Kulle 1 3 3 2 1 10 2

8 Rusdi Dg Naba 2 3 3 2 2 12 2,4

9 Dg Buang 3 3 3 2 3 14 2,8

10 Dg Bani 3 3 3 3 3 15 3

11 Dg Raba 3 3 3 3 3 15 3

12 Januddin Dg Sija 3 3 3 2 2 13 2,6

13 Panda Dg Bella 3 3 3 2 1 12 2,4

14 Dg Naro 3 3 3 1 2 12 2,4

15 Kamal Dg Lau 3 3 3 1 2 12 2,4

Keterangan:

Rendah : 1,00 – 1,66

Sedang : 1,67 – 2,33

Tinggi : 2,34 – 3,00

Page 67: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

55

Dampak Sosial Pabrik Gula Terhadap Masyarakat Desa Barugaya

No Nama Pernyataan

Jumlah Skor

1 2 3 4 5

1 Yusuf Dg Sarro 3 3 3 2 1 12 2,4

2 Dg Bani 3 3 2 2 2 12 2,4

3 M Dg Ngewa 3 2 3 1 2 11 2,2

4 Dg Siala 3 3 3 2 2 13 2,6

5 Dg Mangung 3 3 3 1 1 11 2,2

6 Dg Nanga 3 3 3 2 3 14 2,8

7 Dg Kulle 1 3 2 2 2 10 2

8 Rusdi Dg Naba 2 3 3 2 1 11 2,2

9 Dg Buang 3 3 3 2 3 14 2,8

10 Dg Bani 3 3 3 3 3 15 3

11 Dg Raba 3 2 3 3 3 14 2,8

12 Januddin Dg Sija 3 3 3 1 2 12 2,4

13 Panda Dg Bella 3 3 3 2 1 12 2,4

14 Dg Naro 3 3 3 1 2 12 2,4

15 Kamal Dg Lau 3 3 3 2 2 13 2,6

Keterangan:

Rendah : 1,00 – 1,66

Sedang : 1,67 – 2,33

Tinggi : 2,34 – 3,00

Page 68: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

56

Dampak Sosial Ekonomi Pabrik Gula Terhadap Masyarakat Desa Barugaya

No Nama Dampak Sosial Dampak Ekonomi Jumlah Skor

1 Yusuf Dg Sarro 2,4 2,4 4,8 2,4

2 Dg Bani 2,4 2,4 4,8 2,4

3 M Dg Ngewa 2,4 2,4 4,8 2,4

4 Dg Siala 2,4 2,6 5 2,5

5 Dg Mangung 2,2 2,2 4,4 2,2

6 Dg Nanga 2,8 2,8 5,6 2,8

7 Dg Kulle 2 2 4 2

8 Rusdi Dg Naba 2,4 2,4 4,8 2,4

9 Dg Buang 2,8 2,8 5,6 2,8

10 Dg Bani 3 3 6 3

11 Dg Raba 3 3 6 3

12 Januddin Dg Sija 2,6 2,4 5 2,5

13 Panda Dg Bella 2,4 2,4 4,8 2,4

14 Dg Naro 2,4 2,4 4,8 2,4

15 Kamal Dg Lau 2,4 2,4 4,8 2,4

Keterangan:

Rendah : 1,00 – 1,66

Sedang : 1,67 – 2,33

Tinggi : 2,34 – 3,00

Page 69: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

57

Dokumnentasi Penelitian

Page 70: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

58

Page 71: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

59

Page 72: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PABRIK GULA TAKALAR TERHADAP

60

RIWAYAT HIDUP

Penulis di lahirkan di Takalar, tanggal 29 mei

1995 dari ayah M Nasir dan ibu Hasniati. Penulis

merupakan anak kedua dari 2 bersaudara.

Pendidikan formal yang di lalui penulis adalah

SDN Lassang 1 No. 50 dan lulus pada tahun 2008, SMPN

2 POLUT dan lulus pada tahun 2011, SMKN 6 Takalar dan lulus tahun 2014.

Pada tahun yang sama, penulis lulus seleksi masuk Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Selama mengikuti perkuliahan,penulis pernah magang di desa di

Timbuseng Pada Tahun 2018.

Selain itu penulis juga aktif menjadi pengurus himpunan mahasiwa

agribisnis periode 2016-2017. Pengurus badan eksekutif mahasiswa pertanian

periode 2017-2018. Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan dengan

menulis skripsi yang berjudul “Dampak Sosial Pabrik Gula Takalar Terhadap

Masyarakat Sekitar Desa Barugaya Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten

Takalar”