pabrik gula madukismo yogyakarta

25
LAPORAN KERJA PRAKTEK “PENGOLAHAN LIMBAH CAIR HASIL INDUSTRI PABRIK SPIRITUS” PT. MADUBARU PS/PG MADUKISMO YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah lingkungan di indonesia saat ini sudah merupakan masalah mendesak untuk segera ditanggulangi baik oleh pemerintah maupun masyarakat sendiri pada dasarnya semua kegiatan usaha dan pembangunan menimbulkan dampak positif maupun negatif berupa dampak lingkungan dilihat secara fisik maupun secara sosial. Dampak negatif terhadap lingkungan biasanya ditimbulkan oleh kegiatan

Upload: sarjito

Post on 26-Dec-2015

117 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pabrik gula

TRANSCRIPT

Page 1: Pabrik Gula Madukismo Yogyakarta

LAPORAN KERJA PRAKTEK

“PENGOLAHAN LIMBAH CAIR HASIL INDUSTRI PABRIK SPIRITUS”

 PT. MADUBARU PS/PG MADUKISMO

YOGYAKARTA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.         Latar Belakang

Masalah lingkungan di indonesia saat ini sudah merupakan masalah mendesak

untuk segera ditanggulangi baik oleh pemerintah maupun masyarakat sendiri pada

dasarnya semua kegiatan usaha dan pembangunan menimbulkan dampak

positif  maupun negatif berupa dampak lingkungan dilihat secara fisik maupun secara

sosial. Dampak negatif terhadap lingkungan biasanya ditimbulkan oleh kegiatan baik

berupa limbah cair limbah padat maupun limbah yang berupa gas.

Dalam rangka pelaksanaan pembangunan yang berwawasan lingkungan maka

setiap kegiatan pembangunan diwajibkan untuk mencegah dan menanggulangi

Page 2: Pabrik Gula Madukismo Yogyakarta

terjadinya pencemaran lingkungan. Potensi pencemaran dari setiap jenis kegiatan

berbeda-beda tergantung pada bahan baku atau pembantu yang digunakan, proses

produksi yang dijalankan dan kapasitas produksi yang di capai.

Gula merupakan salah satu dari sembilan kebutuhan pokok dalam kehidupan

masyarakat Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari fungsi gula sebagai sumber pemanis

dalam berbagai makanan dan minuman yang dikonsumsi masyarakat. Pola pangan

sebagian besar masyarakat Indonesia yang menggemari rasa manis lebih memperkuat

posisi komoditi gula sebagai kebutuhan pokok masyarakat. Selain sebagai pemanis,

gula juga merupakan sumber kalori. Sebagai pangan sumber kalori, kontribusi gula

dalam konsumsi kalori penduduk Indonesia menurut Pola Pangan Harapan (PPH)

menempati urutan keempat setelah padi-padian, pangan hewani, serta minyak dan

ternak (Natalia, 2002).

Indonesia sebagai negara yang mempunyai kekayaan alam yang melimpah

seharusnya dapat terus mengembangkan potensi khususnya dalam memproduksi gula.

Page 3: Pabrik Gula Madukismo Yogyakarta

Pabrik gula yang ada di Indonesia harus terus didukung melalui pengawasan mutu

produk agar menghasilkan gula yang berkualitas.

PT Madubaru adalah satu satunya Pabrik Gula dan Pabrik Alkohol/Spiritus di

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengemban tugas untuk mensukseskan

program pengadaan pangan Nasional, khususnya gula pasir, sebagai perusahaan padat

karya banyak menampung tenaga kerja dari Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dibangun pada tanggal 14 Juni 1955. Atas prakarsa Sri Sultan Hamengku Buwono

IX. Diresmikan tanggal 29 Mei 1958 oleh Presiden RI Pertama Ir.Soekarno. PT

Madubaru mulai beropresi pada tahun 1958 untuk Pabrik Gula sedangkan Pabrik

spritus pada tahun 1959. PT Madubaru berlokasi diatas bangunan Pabrik Gula

Padokan (satu diantara 17 Pabrik Gula di DIY yang di bangun pada pemerintahan

Belanda tetapi dibumihanguskan pada masa pemerintahan Jepang), yang terletak di

desa Padokan, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Page 4: Pabrik Gula Madukismo Yogyakarta

PT Madubaru atau di kenal juga dengan nama PT Madukismo ini selalu

berkembang. Dapat dilihat dengan peralatan yang di gunakanpun jauh lebih modern.

Hasil dari produk gula pun semakin meningkat seiring penambahan dan pergantian

alat yang lebih modern . Dengan perlatan yang semakin canggih maka para

pekerjapun di tuntut untuk lebih mengerti dan memahami, sehingga mampu

menangani kemungkinan kerusakan alat yang terjadi kapan saja. Selaian dari pada

faktor – faktor penunjang yang lain maka seorang teknisi harus dapat memberikan

servis berkala terhadap alat ataupun mesin – mesin yang bekerja selama 24 jam

tersebut. Dengan demikian maka dapat memperkecil kerusakan alat yang

menyebakan kerugian yang lebih besar.

Pabrik gula dan pabrik spiritus (PGPS) Madukismo berdampak positif

maupun negatif terhadap masyarakat sekitar. Dampak positif yaitu memberikan

lapangan kerja baik langsung dalam pabrik maupun di luar pabrik, sehingga mampu

menekan jumlah pengangguran. Sedangkan dampak negatifnya yaitu menghasilkan

limbah cair yang berasal dari proses pencucian dan pemasakan yang menghasilkan

Page 5: Pabrik Gula Madukismo Yogyakarta

efek asam atau alkali dengan kandungan garam yang cukup tinggi. Dan juga

menghasilkan Limbah padat yang berupa sisa perasan tebu. Namun sebenarnya jika

kita kaji ternyata limbah cair tersebut mengandung unsur unsur hara yang berguna (N,

P, K, Ca, Mg dan lain sebagainya) yang dapat membantu memelihara kesuburan

tanah dan meningkatkan produksi tanaman baik tebu, padi maupun tanaman lainnya.

1.2.            Tujuan

Setiap kegiatan yang dilakukan harus memiliki tujuan yang terkonsep guna

memperoleh hasil yang diinginkan dan optimal. Dalam pelaksanaan Kunjungan

Lapangan, memiliki tujuan sebagai berikut:

1.        Pengumpulan data mengenai sejarah perusahaan, situasi dan kondisi perusahan

       organisasi perusahaan, yang menunjang dalam pembuatan laporan.

2.         Mengetahui Konsep dan cara pengolahan limbah khususnya vinasse.

3.         Mengetahui proses pengolahan pupuk cair.

Page 6: Pabrik Gula Madukismo Yogyakarta

4.         Menambah pengalaman dan pengetahuan dengan melihat secara langsung

pelaksanaan

       kerja di lapangan beserta permasalahannya bagi mahasiswa.

5.         Penyelesaian Laporan Kerja Praktek.

1.3.            Manfaat

Setiap kegiatan yang telah dilakukan dengan perolehan tujuan yang telah

terkonsep, tentunya dapat dikatakan sesuai dengan target yang tepat, bila dapat

memberikan manfaat bagi pelaksana kegiatan. Adapun manfaat yang diperoleh

dengan Kunjungan Lapangan antara lain:

1.               Menambah wawasan dan pengetahuan bagi mahasiswa pekerja praktek

dalam pengolahan vinasse menjadi pupuk cair di PS Madukismo. Dengan adanya

Page 7: Pabrik Gula Madukismo Yogyakarta

praktek ke lapangan / Industri terkait, dapat lebih memperdalam akan ilmu dan pola

pikir yang dapat menstimulus akan pentingnya pengolaahan limbah indrustri.

2.                Meningkatkan pengenalan mahasiswa tentang aspek-aspek pengolahan limbah

cair.

3.        Mendekatkan mahasiswa dengan perusahaan, dalam artian kondisi kerja dan

tentunya safety yang terdapat di perusahaan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. TINJAUAN UMUM

           2.1.1        Sejarah Perusahaan

Pada zaman pemerintahan kolonial Belanda, di sekitar wilayah Yogyakarta

terdapat kurang lebih 17 pabrik gula. Pabrik-pabrik gula tersebut merupakan hasil

karya pemerintahan Hindia Belanda pada masa penjajahan. Kemudian tahun 1942,

Page 8: Pabrik Gula Madukismo Yogyakarta

Jepang masuk menjajah Indonesia dan menguasai semua pabrik gula tersebut,

sehingga saat proklamasi kemerdekaan pemerintahan Republik Indonesia merebut

semua industri gula dari penjajah Jepang dan kemudian membumihanguskannya.

Pada tahun 1950 ketika pemerintahan sudah berjalan normal dan keadaan

mulai pulih kembali, Sri Sultan Hamengkubuwono IX memprakarsai berdirinya

kembali pabrik gula dengan tujuan-tujuan:

a.    Memenuhi kebutuhan masyarakat akan gula.

b.    Untuk menampung para buruh bekas pabrik gula.

c.    Membantu pemeritah dalam penyediaan lapangan pekerjaan.

d.    Meningkatkan dan menambah kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

e.    Menambah pandapatan pemerintah pusat maupun daerah.

f.     Mendapatkan keuntungan maksimal yang sesuai dengan kualitas dan kuantitas gula.

Kemudian Pabrik Gula dan Pabrik Spiritus Madukismo mulai dibangun pada

tanggal 14 Juni 1955 dengan bentuk perusahaan Perseroan Terbatas (PT) bernama

Pabrik Gula Madu Baru. Komposisi kepemilikan saham pada perusahaan tersebut

Page 9: Pabrik Gula Madukismo Yogyakarta

adalah 75% dimiliki oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan sisanya 25% oleh

pemerintah Republik Indonesia.

Pada tahun 1962, pemerintah melakukan nasionalisasi terhadap semua

perusahaan di wilayah Indonesia (baik milik perusahaan asing, swasta ataupun semi

swasta, termasuk pabrik gula tersebut). Untuk teknik pelaksanaan operasional dalam

mengorganisasikan pabrik-pabrik gula yang ada pemerintah membentuk suatu badan

yang benama Badan Pimpinan Umum Perusahaan Perkebunan Negara (BPUPPN)

yang mempunyai tugas membawahi seluruh pabrik-pabrik gula di Indonesia. Pada

tanggal 1 Maret 1962, Sri Sultan Hamengkubuwono IX selaku Presiden Direktur

P2G Madu Baru PT, menyerahkan PG Madukismo kepada pemerintah Republik

Indonesia.

Tahun 1968, pemerintah memberikan kesempatan kepada pabrik-pabrik gula

yang bermaksud menarik diri dari BPUPPN. Kemudian pada tanggal 3 September

1968 status pabrik kembali menjadi Perseroan Terbatas dan dinamakan P2G

MADUBARU PT. Sejak tanggal 4 Maret 1984 dengan persetujuan Sri Sultan

Page 10: Pabrik Gula Madukismo Yogyakarta

Hamengkubuwono IX selaku pemilik saham terbesar P2G MADUBARU PT kembali

dikelola oleh pemerintah Republik Indonesia yang bekerja sama dengan PT Rajawali

Nusantara Indonesia berdasarkan kontrak manajemen selama 10 tahun pertama (1

April 1984 sampai 31 Maret 1994) dan ditandatangani oleh direktur utama PT

Rajawali Nusindo (Muhamad Yusuf) dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX, selaku

pemegang saham terbesar.

Dilanjutkan sepuluh tahun kedua (April 1994 – Maret 2004) mulai April 2004

saham pemerintah dijual kepada PT RNI. Maka PT. Madu Baru menjadi anak

perusahaan PT RNI.

          2.1.2.      Lokasi Pabrik

Pabrik Gula dan spiritus dibangun di bekas pabrik gula Padokan yang berjarak

5 km di sebelah selatan kota Yogyakarta, yang merupakan salah satu diantara 17

pabrik yang dibangun Pemerintah Belanda yang dibumihanguskan pada masa

pemerintahan Jepang. Tepatnya di kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan,

Page 11: Pabrik Gula Madukismo Yogyakarta

Kabupaten Bantul,Yogyakarta. Dan mempunyai luas area sekitar 30 hektar. Lokasi

ini sangat menguntungkan, karena :

·           Letak pabrik dekat dengan bahan baku tebu dengan luas perkebunan mencapai

6000-7000 hektar yang terdapat di lima kabupaten

·           Lokasi berdekatan dengan kota Yogyakarta, sehingga mudah untuk mendapatkan

tenaga ahli dan alat-alat yang dibutuhkan pabrik

·           Dekat dengan sumber air untuk kebutuhan pabrik terutama air pengisi ketel uap

dan proses produksi

·           Tesedianya sarana transportasi yang cukup memadai guna menunjang

pengangkutan bahan baku tebu dari lahan ke pabrik.

Pabrik spiritus terletak dalam satu komplek dengan PG. Madukismo, dengan

fasilitas penunjang berupa perumahan, gedung dan perkantoran yang mempunyai luas

lahan 276.000 m2 dengan status HGB (Hak Guna Bangunan). Dasar pemilihan

kawasan ini adalah sebagai berikut:

Page 12: Pabrik Gula Madukismo Yogyakarta

1.        Fasilitas Pengangkutan

Pengangkutan maupun perhubungan merupakan faktor penting dalam suatu

perusahaan, dalam hal ini lokasi Pabrik Spiritus Madukismo sangat menguntungkan

karena sangat dekat dengan jalan raya dan tidak jauh dan kota pelabuhan seperti

Semarang.

2.        Air, steam, dan tenaga listrik

Kebutuhan steam dan tenaga listrik saat ini masih bisa dipenuhi oleh PT.

Madu Baru yang memiliki ketel uap, generator, dan diesel. Untuk kebutuhan bahan

bakar yang digunakan untuk ketel uap adalah ampas tebu yang merupakan hasil

buangan dan Pabrik Gula Madukismo, sedangkan untuk kebutuhan air dapat dipenuhi

dan sungai Winongo yang terletak dekat dengan pabrik.

3.        Bahan baku dan bahan pembantu

Bahan baku pabrik spiritus adalah tetes yang merupakan hasil samping dan

Pabrik Gula Madukismo, sehingga mudah untuk mendapatkannya dan biaya untuk

transportasi relatif sangat murah karena Pabrik Gula dan Pabrik Spiritus terletak

Page 13: Pabrik Gula Madukismo Yogyakarta

dalam satu komplek. Adapun bahan pembantu seperti Urea, NPK, H2SO4, TRO

danSuperflok dapat dibeli di kawasan Yogyakarta.

4.        Tenaga kerja

Di sekitar pabrik cukup banyak tenaga kerja kasar sedang untuk tenaga kerja

ahli dan tenaga kerja menengah mudah dicari dari kota Yogyakarta dan sekitarnya.

         2.1.3.      Visi dan Misi Perusahaan

a.      Visi Perusahaan

PT Madubaru menjadi perusahaan agroindustri yang unggul di Indonesia

dengan petani sebagai mitra sejati.

b.      Misi Perusahaan

1.    Menghasilkan gula dan ethanol yang berkualitas untuk memenuhi permintaan

masyarakat dan industri di Indonesia.

Page 14: Pabrik Gula Madukismo Yogyakarta

2.    Menghasilkan produk dengan memanfaatkan teknologi maju yang ramah

lingkungan, dikelola secara profesional dan inovatif, memberikan pelayanan yang

prima kepada pelanggan serta mengutamakan kemitraan dengan petani.

3.    Mengembangkan produk atau bisnis baru yang mendukung bisnis inti.

4.    Menempatkan karyawan dan stake holders lainnya sebagai bagian terpenting dalam

proses penciptaan keunggulan perusahaan dan pencapaian stake holder values.

         2.1.4.      Tata Ruang

         2.1.5.      Struktur Organisasi

         2.1.6.      Tenaga Kerja

         2.1.7.      Sistem Penggajian 

         2.1.9.      Jaminan Sosial 

         2.1.10.  Produk yang Dihasilkan

         2.1.11.  Pemasaran 

2.2.      LANDASAN TEORI

Page 15: Pabrik Gula Madukismo Yogyakarta

2.2.1   Limbah

2.2.3.Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah.

2.2.4.Definisi Pupuk

2.2.5. Pupuk Cair Organik

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi Kerja Praktek 

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1.      Alat

3.3.         Cara Kerja

      3.5. Tahap Penyusunan Laporan 

 3.6.       Cara Pengumpulan Data

.

BAB IV

Page 16: Pabrik Gula Madukismo Yogyakarta

PEMBAHASAN DAN TUGAS KHUSUS

4.1.             PEMBAHASAN    

4.1.1.       Jenis Limbah

4.1.2.           Karakteristik limbah

4.1.3.           Sistem Pengolahan

4.2.   TUGAS KHUSUS

BAB V

PENUTUP

5.1  Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan tentang pengolahan pupuk cair di PS.

Madukismo, tersebut, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1.      Limbah vinasse merupakan salah satu limbah yang kapasitasnya yang terbesar di

PT. Madubaru yaitu 480 m3/hari.

Page 17: Pabrik Gula Madukismo Yogyakarta

2.      Limbah vinasse memiliki kadar BOD dan COD yang tinggi yaitu BOD = 30.000

ppm dan COD = 100.000 ppm

3.      Pengolahan pada PS Madukismo sebagian limbah vinasse diolah menjadi pupuk

cair karena mudah pengerjaannya serta bahan baku pendukung yang sudah tersedia di

dalam area pabrik.

4.      Pupuk cair yang dihasilkan dari limbah vinasse mempunyai kadar P(phospor) dan

K(kalium) yang tinggi tapi kadar N(nitogen) yang kurang.

5.      Untuk pengolahan pupuk cair di PS Madukismo tersedia dua tangki yang keduanya

mempunyai volume total kurang lebih 30.000, masing – masing kapasitas volume

tangki 1 ialah 20.000 dan tangki 2 ialah 10.000.

6.      Produksi pupuk cair d PS.Madukismo hanya diaplikasikan di area pabrik.

5.2  Saran

Adapun beberapa saran dari penulis adalah sebagai berikut :

Page 18: Pabrik Gula Madukismo Yogyakarta

1.    Perlu adanya kerjasama antar instansi yang lebih efektif guna saling mendukung

terselenggaranya proses kegiatan yang lebih baik, terutama mengenai penanganan

Limbah Cair di pabrik tersebut.

2.    Untuk mendapatkan hasil pupuk cair yang optimal perlu meningkatkan kualiatas

pupuk cair agar bisa dipasarkan dan dapat diproduksi dengan skala besar.

3.    Secepat mungkin pengolahan limbah cair dengan sistem pengolahan baru yaitu

dengan pengolahan sistemMicrobubble MO2 bisa berjalan dengan lancar dan bisa

beroprasi, sehingga limbah cair bisa teratasi semaksimal mingkin.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. http://PT.Madubaru/madukismo. Tanggal akses 21 November 2012.

Djuarnani, N., Kristia, B.S., Setiawan, 2005. Cara Tepat Membuat Kompos. Agromedia

Pustaka, Jakarta

Hadisuwito, S., 2007. Membuat Pupuk Kompos Cair. PT. Agromedia Pustaka, Jakarta

Page 19: Pabrik Gula Madukismo Yogyakarta

Jenie dan Rahayu. 1994. Penanganan Limbah Industri Pangan. Jogjakarta : PT. Kanisius

 Murbondo, L., 2004. Pupuk Organik Padat, Pembuatan Aplikasi. Penebar Swadaya, Jakarta.

Musnamar. E.I., 2007 Pembuatan, Aplikasi Pupuk Organik Padat. Penebar Swadaya, Jakarta

Purwendro. S., dan Nurhidayat. 2006.Mengolah Sampah untuk Pupuk dan Pestisida Organik.

Seri Agritekno. Penebar Swadaya, Jakarta.

Wardhana, Wisnu Arya. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi.

Keluar dari lokasi produksi gula dapat ditemui Pabrik Spiritus Madukismo 

yang terletak  di  sebelah barat  pabrik  gula. Di  pabrik  yang berdiri di  pada 

tahun yang  sama  dengan pabrik  gula  ini,  pengunjung  juga bisa melihat seluruh

proses produksi spiritus yang meliputi tahap pengenceran bahan  baku,  peragian atau 

fermentasi  dan penyulingan.  Spiritus  dan produk alkohol  lainnya  yang dihasilkan 

oleh  pabrik ini  diolah  dari tetes tebu, hasil samping produksi gula.