crs sifa

24
Nama : An. S Jenis kelamin : wanita Tanggal lahir : 24 November 2007 Umur : 2 tahun 4 bulan 12 hari Alamat : Majalaya Tanggal periksa : 5 April 2010 I. ANAMNESIS Keluhan utama : sesak nafas Sejak 3 hari SMRS penderita mengeluh sesak nafas. Sesak muncul secara bertahap, dirasakan semakin lama semakin bertambah parah, terus menerus, dan tidak dipengaruhi aktivitas. Nafas terlihat cepat dan pendek. Sesak tidak disertai bunyi mengi dan bunyi ngorok. Tidak ada riwayat menyusui sebentar-sebentar, tersedak ketika menyusui, dan kebiruan di sekitar mulut atau ujung jari. Penderita terkadang cepat lelah dan suka berjongkok ketika lelah. Pertumbuhan lebih kecil dibandingkan dengan anak seusianya. Penderita mempunyai riwayat sering batuk pilek. Riwayat tidur menggunakan lebih dari satu bantal disangkal pasien. Penderita mempunyai riwayat keluarga dengan kelainan jantung bawaan. Penderita tidak mempunyai riwayat perut semakin membesar, cepat kenyang, dan kuning saat lahir. Tidak ada riwayat ibu sakit ketika hamil, penyakit kuning pada ibu, keguguran, dan memelihara kucing. Tidak ada riwayat penurunan kesadaran, kejang, dan lumpuh layuh. Tidak ada riwayat sesak, kulit kemerahan, dan bengkak-bengkak setelah makan sesuatu, minum obat, tergigit 1

Upload: isni-maulina-sukmara

Post on 18-Nov-2015

23 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

CRS

TRANSCRIPT

Nama: An. SJenis kelamin: wanitaTanggal lahir: 24 November 2007Umur: 2 tahun 4 bulan 12 hariAlamat: MajalayaTanggal periksa: 5 April 2010

I. ANAMNESISKeluhan utama : sesak nafasSejak 3 hari SMRS penderita mengeluh sesak nafas. Sesak muncul secara bertahap, dirasakan semakin lama semakin bertambah parah, terus menerus, dan tidak dipengaruhi aktivitas. Nafas terlihat cepat dan pendek. Sesak tidak disertai bunyi mengi dan bunyi ngorok. Tidak ada riwayat menyusui sebentar-sebentar, tersedak ketika menyusui, dan kebiruan di sekitar mulut atau ujung jari. Penderita terkadang cepat lelah dan suka berjongkok ketika lelah. Pertumbuhan lebih kecil dibandingkan dengan anak seusianya. Penderita mempunyai riwayat sering batuk pilek. Riwayat tidur menggunakan lebih dari satu bantal disangkal pasien. Penderita mempunyai riwayat keluarga dengan kelainan jantung bawaan. Penderita tidak mempunyai riwayat perut semakin membesar, cepat kenyang, dan kuning saat lahir. Tidak ada riwayat ibu sakit ketika hamil, penyakit kuning pada ibu, keguguran, dan memelihara kucing. Tidak ada riwayat penurunan kesadaran, kejang, dan lumpuh layuh. Tidak ada riwayat sesak, kulit kemerahan, dan bengkak-bengkak setelah makan sesuatu, minum obat, tergigit binatang, atau terkena debu. Tidak ada riwayat asma atau alergi pada penderita atau keluarga. Tidak ada riwayat BAK menjadi sedikit, mual dan muntah, bengkak seluruh tubuh. BAK sekitar 6 x/hari, berwarna kuning jernih. Penderita diare sejak 4 hari SMRS sekitar 5x/hari, tidak ada darah, ada lendir. Minum tetap seperti biasa, tidak menjadi gelisah atau rewel. Tidak ada riwayat tersedak atau trauma sebelum sesak nafas. Tidak ada riwayat penurunan berat badan yang cukup lama dan tumor pada keluarga.Sejak 2 hari SMRS penderita juga mengeluh panas badan yang tidak terlalu tinggi, muncul hilang timbul ketika batuk saja. Sejak 2 minggu SMRS penderita juga batuk yang tidak disertai dahak. Penderita mempunyai riwayat kontak dengan penderita batuk lama. Berat badan turun dari 8,2 kg menjadi 7 kg dalam 2 minggu. Tidak ada pembengkakan tulang atau sendi.Untuk keluhannya, penderita dibawa ke bidan dan diberikan obat batuk dan antibiotik tapi tidak kunjung sembuh, lalu dirujuk ke dokter dan dikatakan terdapat kelainan paru dan jantung. Oleh dokter diberikan obat racikan untuk paru dan membuat kencing jadi berwarna merah.Penderita sudah mendapatkan imunisasi lengkap, terakhir campak. Riwayat diet ASI eksklusif selama 6 bulan, sekarang makanan rumah seperti nasi, kue, buah-buahan, sayur mayur, daging, dan masih minum ASI. Makan sehari 3x. Pertumbuhan lebih kecil dibandingkan dengan anak seusianya. Perkembangan saat ini sudah bisa berlari dan melompat, memegang sendok, mengucapkan satu kalimat lengkap, tidak bisa naik tangga dengan kaki selang seling. Riwayat persalinan lahir spontan, langsung menangis, berat lahir 2,7 kg, panjang lahir tidak diketahui. USG kehamilan menunjukkan pembesaran jantung.

II. PEMERIKSAAN FISIKKeadaan umum: kompos mentis, tampak sakit beratA. Tanda VitalN: 80x/menit R: 56x/menit, cepat dan pendek S: 37,5CBB: 7 kg BB sebelum sakit : 8,2 kgPB: 73 cm LK: 43 cmBB/U: < -3 SD PB/U: < - 3 SD BB/TB: < - 2 SD B. Pemeriksaan KhususKepala: Rambut hitam, tidak mudah dicabutEdema palpebra -/-. mata tidak cekung, air mata (+)Konjungtivitis phlyktenularis (-)Sklera tidak ada kelainanBitots spot (-)Hidung: PCH (-), tidak keluar cairanMulut: POC (-), tonsil T1-T1, faring tidak hiperemis, mulut dan lidah basahLeher: Retraksi suprasternal (-)KGB tidak terabaThoraks: Bentuk dan gerak simetris, retraksi intercostals +/+, ictus cordis tidak tampak, teraba di 1 cm lateral ICS IV LMCS, tidak kuat angkatICS kiri=kanan, tidak ada pelebaran,VF kiri=kanan, tidak meningkat/menurunSonorVBS kiri=kanan, VR kiri=kanan, Crackles +/+, slem +/+, wheezing -/-, Murmur sistolik grade III/VI di ICS III LSSAbdomen: Cembung, tegang, retraksi epigastrik (+)Nyeri tekan (-)Turgor kembali cepat, H/L tidak teraba PS/PP (-)BU (+) normalAnogenital: Perianal rash (-), Baggy pant (-)Ekstremitas: Akrosianosis -/-Akral dingin, Capillary refill < 2 detik, Clubbing finger (-) Edema pretibial -/- Dermatosis (-)Terdapat PPD test di tangan kanan (4 April 2010)

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Hb: 8,8 gr/dl 2. Ht: 27 % 3. Leukosit: 16400/mm34. Trombosit: 360000/mm35. Diff. count: 0/0/0/53/46/16. LED: 8/22jam ke-1/jam ke-27. MDT: Eritrosit : hipokrom anisopoikilositosis (target cell, fragmentosit, cigar shape), basophilic stippling (+)Leukosit : jumlah cukup, tidak ada kelainan morfologiTrombosit: jumlah cukup, tersebar, giant trombosit (+)8. Foto thoraks: kardiomegali tanpa bendungan paru (menyokong VSD)bronkopneumonia bilateral, suspek disertai atelektasis paru kanan tengah9. EKG: RVH, LVH10. Maag vough ke-1: preparat BTA : tidak ditemukan BTA, leukosit < 25 /LpB preparat Gram : tidak ditemukan bakteri

IV. DIAGNOSIS BANDING1. Bronkopneumonia ec. Virus + DF: compensated HD + Diare akut non disentri tanpa dehidrasi ec. rotavirus DA: suspek VSD DE: acyanotic congenital HD2. Bronkopneumonia ec. Virus + DF: compensated HD + Diare akut non disentri tanpa dehidrasi ec. bakteri DA: suspek VSD DE: acyanotic congenital HD3. Bronkopneumonia ec. Bakteri + DF: compensated HD + Diare akut non disentri tanpa dehidrasi ec. rotavirus DA: suspek VSD DE: acyanotic congenital HD4. Bronkopneumonia ec. Bakteri + DF: compensated HD + Diare akut non disentri tanpa dehidrasi ec. bakteri DA: suspek VSD DE: acyanotic congenital HD

5. Bronkopneumonia ec. Virus + DF: compensated HD + Diare akut disentri tanpa dehidrasi ec. bakteri DA: suspek VSD DE: acyanotic congenital HD6. Bronkopneumonia ec. Bakteri + DF: compensated HD + Diare akut disentri tanpa dehidrasi ec. bakteri DA: suspek VSD DE: acyanotic congenital HD7. Bronkopneumonia ec. Virus + DF: compensated HD + Diare akut non disentri tanpa dehidrasi ec. rotavirus DA: suspek VSD + suspek TB paru DE: acyanotic congenital HD8. Bronkopneumonia ec. Virus + DF: compensated HD + Diare akut non disentri tanpa dehidrasi ec. Bakteri DA: suspek VSD + suspek TB paru DE: acyanotic congenital HD9. Bronkopneumonia ec. Bakteri + DF: compensated HD + Diare akut non disentri tanpa dehidrasi ec. rotavirus DA: suspek VSD + suspek TB paru DE: acyanotic congenital HD10. Bronkopneumonia ec. Bakteri + DF: compensated HD + Diare akut non disentri tanpa dehidrasi ec. Bakteri DA: suspek VSD + suspek TB paru DE: acyanotic congenital HD11. Bronkopneumonia ec. Virus + DF: compensated HD + Diare akut disentri tanpa dehidrasi ec. bakteri DA: suspek VSD + suspek TB paru DE: acyanotic congenital HD12. Bronkopneumonia ec. Bakteri + DF: compensated HD + Diare akut disentri tanpa dehidrasi ec. Bakteri DA: suspek VSD + suspek TB paru DE: acyanotic congenital HD

V. DIAGNOSIS KERJABronkopneumonia ec. Virus + DF: compensated HD + Diare akut non disentri tanpa dehidrasi DA: suspek VSD DE: acyanotic congenital HD

VI. USUL PEMERIKSAAN1. Echo2. Pemeriksaan feses 3. Elektrolit darah (Na, K) 4. AGD 5. PPD test6. Albumin7. TIBC8. Ferritin9. Isolasi dan kultur darah10. Kultur dan resistensi feses11. ELISA

VII. PENATALAKSANAAN1. Bed rest2. O2 2 liter/m/nasal 3. Infus larutan RL 700 ml/ hari4. Ampicillin 4 x 4 cth5. Paracetamol 3x cth 6. Diet 700 kkal 7. Zinc tablet 1 x 20 mg8. Ferosulfat 2 x 19. Asam askorbat 3 x 1

VIII. PROGNOSISQuo ad vitam : dubia ad malamQuo ad functionam : dubia ad malam

PEMBAHASAN

Berdasarkan keterangan yang didapat dari anamnesa, pemeriksaan fisik dan juga pemeriksaan penunjang, diagnosis pasien ini mengarah kepada penyakit Bronkopneumonia ec. Virus dengan penyakit jantung bawaan compensated HD, suspek VSD, tipe acyanotic congenital HD dengan Diare akut non disentri tanpa dehidrasi. Pneumonia merupakan penyakit peradangan akut pada paru yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme dan sebagian kecil disebabkan oleh penyebab non-infeksi yang akan menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat. Kriteria diagnosis untuk pneumonia adalah sebagai berikut : 1. Anamnesis: Non-respiratorikDemam, sakit kepala, kuduk kaku bila lobus kanan atas yang terkena, anoreksia, letargi, muntah, diare, sakit perut, dan distensi abdomen terutama pada bayi. RespiratorikBatuk, sakit dada.2. Pemeriksaan fisik:Takipnea, grunting, PCH, retraksi subkostal, sianosis, auskultasi paru crackles. Usia < 2 bulan 60 x/menit Usia 2-12 bulan 50 x/menit Usia 1-5 tahun 40 x/menit Frekuensi pernapasan normal usia 6 tahun sampai dengan pubertas yaitu 16-20x/menit. Hepatomegali akibat perubahan letak diafragma yang tertekan kebawah oleh hiperinflasi paru atau sekunder akibat gagal jantung kongestif.3. Radiologis Pneumonis interstitialis (kelainan perivaskular dan interalveolar) Bronkopneumonia (peradangan saluran respiratorik bagian bawah dan parenkim paru) Pneumonia lobaris (konsolidasi pada satu lobus penuh)

4. Laboratorium:Hitung leukosit dapat membantu membedakan antara pneumonia viral dan bakterial. Virus: leukosit normal atau tinggi (tidak melebihi 20000/mm3), limfosit predominan. Bakteri: leukosit tinggi (15000-40000/mm3), neutrofil predominan.5. Diagnosis definitiveIsolasi mikroorganisme dari cairan paru, cairan pleura, atau darah. Namun, pengambilan spesimen dari paru sangat invasif dan tidak rutin dilakukan. Kultur darah hanya positif pada 10-30% kasus.Penyakit jantung bawaan (congenital heart disease) adalah suatu kelainan jantung yang disebabkan karena terganggunya proses pembentukan jantung (sebelum akhir trimester pertama). Klasifikasi Penyakit Jantung Bawaan adalah sebagai berikut :1. Tipe Non-sianotik Defek Septum Atrium Defek Septum Ventrikel Defek Septum Atrioventrikular Duktus arteriosus persisten Stenosis Pulmonal Valvular dengan septum ventrikel utuh Stenosis Pulmonal Infundibular tanpa defek septum ventrikel Stenosis Pulmonal Distal Koartasio Aorta Stenosis Aorta Prolaps Katup Mitral2. Tipe sianotik Tetralogi Fallot Atresia Pulmonal dengan defek septum ventrikel Atresia Pulmonal tanpa defek septum ventrikel Atresia trikuspid Hypoplastic Left Heart Syndrome Transposisi Arteri Besar Trunkus Arteriosus PersistenSetiap Penyakit Jantung Bawaan memiliki kriteria diagnosis masing-masing. Defek septum ventrikel merupakan jenis penyakit jantung bawaan yang terbanyak yakni sekitar 20% dari seluruh penyakit jantung bawaan, kemudian diikuti dengan duktus arteriosus persisten, tetralogi Fallot, dan defek septum atrium.Diare akut adalah buang air besar dengan konsistensi lebih encer/cair dari biasanya dengan frekuensi lebih dari sama dengan 3 kali per hari, dengan atau tanpa adanya lender atau darah yang timbul secara mendadak dan berlangsung kurang dari 2 minggu. Kriteria diagnosis diare akut adalah sebagai berikut :1. Anamnesis BAB lebih encer dari biasanya, frekuensi lebih dari sama dengan 3 kali per hari Dengan atau tanpa muntah, nyeri perut, panas badan2. Pemeriksaan fisik Tanda dan gejala tanpa dehidrasi Tanda dan gejala dehidrasi ringan/sedang Tanda dan gejala dehidrasi berat dengan atau tanpa shock Dengan atau tanpa tanda dan gejala gangguan keseimbangan elektrolit atau asam basa3. Laboratorium Feses dapat disertai darah atau lender Bila pH feses asam dengan Clinitest +, merupakan tipe diare osmotic Leukosit feses >5/LPB, merupakan tipe disentri

Keterangan UmumPasien adalah seorang anak perempuan berusia 2 tahun 4 bulan 12 hari. Penyakit pneumonia adalah penyakit yang sering menimpa anak balita di negara berkembang termasuk Indonesia. Di seluruh dunia setiap tahun diperkirakan terjadi lebih dari 1 juta kematian balita karena pneumonia. Di Indonesia kematian balita akibat pneumonia sebanyak 5 per 1000 balita per tahun. Penyakit jantung bawaan cukup banyak ditemukan di Indonesia, yaitu sekitar 6-10 dari 1000 bayi lahir hidup. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh WHO, anak-anak dibawah usia 3 tahun mengalami 2-8 episode diare setiap tahunnya.

AnamnesisPasien datang dengan keluhan utama sesak napas yang berlangsung sejak 3 hari SMRS. Sesak muncul secara bertahap, dirasakan semakin lama semakin bertambah parah, terus menerus, dan tidak dipengaruhi aktivitas. Nafas terlihat cepat dan pendek. Beberapa diagnosis banding untuk keluhan utama sesak, adalah sebagai berikut :1. Saluran napas atasSesak napas yang disebabkan adanya gangguan pada saluran napas atas ditandai dengan adanya bunyi ngorok (stridor) pada saat inspirasi. Pada pasien tidak ditemukan adanya stridor, maka gangguan pada saluran napas atas dapat disingkirkan2. Saluran napas bawahSesak napas yang disebabkan adanya gangguan pada saluran napas bawah ditandai dengan adanya bunyi mengi (wheezing) pada saat ekspirasi. Pada pasien tidak ditemukan adanya wheezing, maka gangguan pada saluran napas bawah dapat disingkirkan3. JantungGangguan jantung pada anak balita, umumnya adalah penyakit jantung bawaan atau kelainan kongenital. Hal ini dapat diketahui melalui anamnesis, yaitu : Tidak ada riwayat menyusui sebentar-sebentar atau tersedak ketika menyusui. Hal ini menunjukkan pasien masih dapat mengatur pernapasan dengan baik, atau asimtomatik. Kebiruan di sekitar mulut atau ujung jari. Penyakit jantung bawaan terbagi menjadi tipe non-sianotik dan sianotik. Pada pasien ini kemungkinan termasuk tipe non-sianotik. Penderita terkadang cepat lelah dan suka berjongkok ketika lelah. Hal ini menunjukkan pasien mudah mengalami kekurangan oksigen, dan sebagai kompensasinya adalah berjongkok, agar mengurangi venous return. Hal ini menunjukkan adanya gangguan pada jantung. Pertumbuhan lebih kecil dibandingkan dengan anak seusianya. Perkembangan saat ini sudah bisa berlari dan melompat, memegang sendok, mengucapkan satu kalimat lengkap, tidak bisa naik tangga dengan kaki selang seling. Hal ini menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang merupakan salah satu tanda penyakit jantung bawaan. Penderita mempunyai riwayat sering batuk pilek. Salah satu tanda penyakit jantung bawaan adalah adanya riwayat infeksi paru berulang. Riwayat tidur menggunakan lebih dari satu bantal tidak ada. Hal ini menunjukkan tidak ada gagal jantung. Penderita mempunyai riwayat keluarga dengan kelainan jantung bawaan. Hal ini menunjukkan adanya penyakit jantung bawaan yang diturunkan.Maka, dapat disimpulkan bahwa sesak diakibatkan karena penyakit jantung bawaan compensated tipe nonsianotik.4. GinjalSindrom nefrotik sering kali terjadi pada anak balita, yang dapat menyebabkan sesak yang dikarenakan adanya edema paru atau efusi pleura Hal ini dapat disingkirkan melalui anamnesis, yaitu tidak ada riwayat BAK menjadi sedikit, mual dan muntah, bengkak seluruh tubuh. BAK sekitar 6 x/hari, berwarna kuning jernih Maka, sindrom nefrotik atau gangguan ginjal dapat disingkirkan.5. HeparGangguan pada hepar ditandai dengan perubahan warna kulit menjadi kuning, karena meningkatnya kadar bilirubin dalam darah dan dapat mengakibatkan sesak yang disebabkan adanya ascites massif yang menekan diafragma dan mengurangi kapasitas vital paru. Gangguan hepar dapat disingkirkan melalui anamnesis, yaitu penderita tidak mempunyai riwayat perut semakin membesar, cepat kenyang, dan kuning saat lahir. Tidak ada riwayat ibu sakit ketika hamil, penyakit kuning pada ibu, keguguran, dan memelihara kucing. Maka, gangguan hepar dapat disingkirkan..6. MetabolikGangguan metabolik seperti ketidakseimbangan elektrolit atau asam basa dapat mengakibatkan sesak (hiperventilasi). Pada pasien tidak ada riwayat mual muntah. Maka, gangguan metabolik dapat disingkirkan.7. Sistem saraf pusatGangguan pada sistem saraf pusat dapat mengakibatkan sesak karena supresi pernapasan dari baying otak. Pada pasien tidak ada riwayat penurunan kesadaran, kejang, dan lumpuh layuh. Maka, gangguan sistem saraf pusat dapat disingkirkan.8. AngioedemaAngioedema herediter merupakan salah satu tanda alergi, yang dapat mengakibatkan sesak karena obtruksi laring atau bronchial. Pada pasien tidak ada riwayat sesak, kulit kemerahan, dan bengkak-bengkak setelah makan sesuatu, minum obat, tergigit binatang, atau terkena debu. Tidak ada riwayat asma atau alergi pada penderita atau keluarga. Maka, angioedema dapat disingkirkan.9. KeganasanKeganasan pada saluran pernapasan dapat mengakibatkan sesak Pada pasien tidak ada riwayat penurunan berat badan yang cukup lama dan tumor pada keluarga. Maka, penyakit keganasan dapat disingkirkan.10. Trauma atau benda asingAnak balita usia 2 tahun sudah dapat bermain dengan tangannya sendiri dan menggenggam benda-benda kecil. Dikhawatirkan adanya benda asing yang termakan dan menyumbat saluran napas. Pada pasien Tidak ada riwayat tersedak atau trauma sebelum sesak nafas. Maka, trauma atau benda asing dapat disingkirkan.Penderita diare sejak 4 hari SMRS sekitar 5x/hari, tidak ada darah, ada lendir. Hal ini menunjukkan bahwa pasien mengalami diare akut non-disentri. Minum tetap seperti biasa, tidak menjadi gelisah atau rewel. Hal ini menunjukkan bahwa pasien tidak mengalami dehidrasi.Sejak 2 hari SMRS penderita juga mengeluh panas badan yang tidak terlalu tinggi, muncul hilang timbul ketika batuk saja. Sejak 2 minggu SMRS penderita juga batuk yang tidak disertai dahak. Penderita mempunyai riwayat kontak dengan penderita batuk lama. Pada awal penyakit pneumonia sebagian besar diawali oleh gejala infeksi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya demam mendadak tinggi dan terus menerus sebelum keluhan utama terjadi. Terdapat faktor resiko penularan penyakit pneumonia melalui kontak udara. Pasien juga mengeluhkan mencret yang dapat digunakan sebagai penunjang kriteria diagnosis untuk pneumonia dan faktor penyulit.Penderita sudah mendapatkan imunisasi lengkap, terakhir campak. Riwayat diet ASI eksklusif selama 6 bulan, sekarang makanan rumah seperti nasi, kue, buah-buahan, sayur mayur, daging, dan masih minum ASI. Makan sehari 3x. Pertumbuhan lebih kecil dibandingkan dengan anak seusianya. Perkembangan saat ini sudah bisa berlari dan melompat, memegang sendok, mengucapkan satu kalimat lengkap, tidak bisa naik tangga dengan kaki selang seling. Riwayat persalinan lahir spontan, langsung menangis, berat lahir 2,7 kg, panjang lahir tidak diketahui. USG kehamilan menunjukkan pembesaran jantung. Hal ini menunjukkan bahwa riwayat imunisasi pasien mengikuti anjuran Depkes. Riwayat diet pasien telah sesuai umur. Terdapat gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Terdapat Penyakit jantung bawaan yang diturunkan.

Pemeriksaan FisikKeadaan umum: kompos mentis, tampak sakit beratTanda VitalN: 80x/menit R: 56x/menit (N: 25-50), cepat dan pendek S: 37,5CBB: 7 kg PB: 73 cm LK: 43 cmBB/U: < -3 SD (severely underweight) PB/U: < - 3 SD (severely stunted) BB/TB: < - 2 SD (wasted)Pasien sadar dan tampak sakit berat karena ditemukan gejala yang mengancam jiwa, yaitu dypsnea. Pada pemeriksaan tanda vital pasien mengalami takipnea. Status antropometri pasien menunjukkan gangguan pertumbuhan dan malnutrisi. Terdapat penurunan BB sebanyak 1,2 kg.Kesan Pemeriksaan khusus : Kepala: tidak ditemukannya tanda malnutrisi berat dan penyakit TB Leher: tidak ditemukan tanda sesak dan pembesaran kelenjar getah bening khas TB Thoraks: ditemukan tanda kardiomegali dan tanda sesak. VF, VBS, VR dan sonor pada paru kiri dan kanan sama, sehingga efusi pleura, emphiema, dan pneumonia dapat disingkirkan. Tidak adanya Wheezing dapat menyingkirkan asma dan bronkiolitis. Adanya crackles memperkuat diagnosis bronchopneumonia. Adanya Murmur sistolik grade III/VI ICS III LSS memperkuat diagnosis Penyakit jantung bawaan VSD Abdomen: ditemukan tanda sesak. Tidak ditemukan tanda dehidrasi dan ascites Anogenital: tidak ditemukan tanda malnutrisi berat dan diare osmotik ec. Rotavirus Ekstrimitas: tidak ditemukan tanda malnutrisi berat, dehidrasi dan gangguan ginjal

Pemeriksaan Penunjang1. Hb: 8,8 (N: 11,5-13,5 g/dl) 2. Ht: 27 (N: 34-40 %)3. Leukosit: 16400 (N: 6000-17500/mm3)4. Trombosit: 360000(N: 150000-400000/mm3)5. Diff. count: 0/0/0/53/46/1(N: 0-1/1-6/3-5/40-70/30-45/2-10)6. LED: 8/22(N: 0-20 mm/jam)7. MDT: Eritrosit : hipokrom anisopoikilositosis (target cell, fragmentosit, cigar shape), basophilic stippling (+)Leukosit : jumlah cukup, tidak ada kelainan morfologiTrombosit: jumlah cukup, tersebar, giant trombosit (+)8. Foto thoraks: kardiomegali tanpa bendungan paru bronkopneumonia bilateral, suspek disertai atelektasis paru kanan tengah9. EKG: RVH, LVH10. Maag vough ke-1: preparat BTA : tidak ditemukan BTA, leukosit < 25 /LpB preparat Gram : tidak ditemukan bakteri

Kesan : Terdapat penurunan Hb dan Ht, hasil MDT menunjukkan adanya anemia defisiensi besi. Leukosit normal dengan Diff count limfosit predominan dan foto thoraks, memperkuat diagnosis Brochopneumonia ec. Viral Foto thoraks dan EKG, memperkuat diagnosis Penyakit Jantung Bawaan suspek VSD Maag vough ke-1 menunjukkan tidak adanya penyakit TB

Usulan Pemeriksaan1. Echo: untuk konfirmasi Penyakit Jantung Bawaan tipe VSD 2. Pemeriksaan feses: untuk konfirmasi diare akut non-disentri3. Na, K : untuk konfirmasi dehidrasi dan gangguan metabolik4. AGD : untuk konfirmasi tidak adanya hipoksia dan gangguan metabolik5. PPD test: untuk konfirmasi penyakit TB6. Albumin: untuk konfirmasi malnutrisi7. TIBC: untuk konfirmasi anemia ec. Defisiensi besi8. Ferritin: untuk konfirmasi anemia ec. Defisiensi besi9. Isolasi dan kultur darah: untuk konfirmasi etiologi Bronchopneumonia

Penatalaksanaan1. Bed rest2. O2 2 liter/m/nasal Pasien mengalami sesak napas Agar tercukupinya kebutuhan oksigen3. Infus larutan RL 700 ml/ hari Pasien mengalami mencret Agar tercukupinya kebutuhan cairan dan elektrolit Holliday Segar : BB >10 kg = 100ml/kgBB/hari4. Ampicillin 4 x 4 cth Pasien mengalami bronchopneumonia tanpa konfirmasi etiologi Bronchopneumonia Dosis : 200 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis, selama 10 14 hari5. Paracetamol 3x cth Bila pasien demam > 38,5 C Dosis : 20 mg/kgBB/kali6. Diet 700 kkal Start low go slow dengan pemberian 100kkal/hari7. Zinc tablet 1 x 20 mg Terapi diare, untuk maturasi villi di usus halus, sehingga gejala diare berkurang.8. Ferosulfat 2 x 1 Terapi anemia defisiensi besi, meningkatkan kadar besi dalam darah Dosis : 3 mg/kgBB/hari9. Asam askorbat 3 x 1 Terapi anemia defisiensi besi, sehingga meningkatkan penyerapan besi didalam usus Dosis : 15 mg/kgBB/hari

PrognosisQuo ad vitam : dubia ad malamQuo ad functionam : dubia ad malamBerdasarkan :1. Usia pasien masih balita2. Pada pemeriksaan fisik, gejala yang ditemukan termasuk berat dan mengancam jiwa, yaitu adanya dypsnea3. Pada pemeriksaan penunjang ditemukan penyakit jantung bawaan suspek VSD yang tidak dapat ditangani hanya dengan medikamentosa semata.4