cr meningitis teori

39
CASE REPORT MENINGITIS Eka Aprillia Arum Kanti 0818011017

Upload: eka-aprillia-arum-kanti

Post on 14-Dec-2014

24 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: CR Meningitis Teori

CASE REPORTMENINGITISEka Aprillia Arum Kanti

0818011017

Page 2: CR Meningitis Teori

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Meningitis adalah radang selaput pelindung sistem saraf pusat. Penyakit ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme, luka fisik, kanker, atau obat-obatan tertentu. Meningitis adalah penyakit serius karena letaknya dekat otak dan tulang belakang, sehingga dapat menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan kematian.

B. Tujuan Tujuan pembuatan refrat ini adalah: Memenuhi tugas koas ilmu penyakit syaraf. Mengetahui definisi meningitis, jenis-jenis, penatalaksanaan,

hingga ke pencegahan.

Page 3: CR Meningitis Teori

II. PEMBAHASAN

o Definisi Meningitis Meningitis adalah suatu infeksi/peradangan dari

meninges, lapisan yang tipis/encer yang mengepung otak dan jaringan saraf dalam tulang punggung, disebabkan oleh bakteri, virus, riketsia, atau protozoa, yang dapat terjadi secara akut dan kronis.

o Meningitis dibagi menjadi dua golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak yaitu meningitis serosa dan meningitis purulenta.

Page 4: CR Meningitis Teori

Penularan kuman dapat terjadi secara kontak langsung dengan penderita dan droplet infection yaitu terkena percikan ludah, dahak, ingus, cairan bersin dan cairan tenggorok penderita.

Saluran nafas merupakan port d’entree utama pada penularan penyakit ini.

Page 5: CR Meningitis Teori

Etiologi

disebabkan oleh virus, bakteri, riketsia, jamur, cacing dan protozoa

paling sering adalah virus dan bakteri golongan neonates paling banyak

disebabkan oleh E.Coli, S.beta hemolitikus dan Listeria monositogenes

Golongan umur dibawah 5 tahun (balita) disebabkan oleh H.influenzae, Meningococcus dan Pneumococcus

Page 6: CR Meningitis Teori

Golongan umur 5-20 tahun disebabkan oleh Haemophilus influenzae, Neisseria meningitidis dan Streptococcus Pneumococcus

usia dewasa (>20 tahun) disebabkan oleh Meningococcus, Pneumococcus, Stafilocccus, Streptococcus dan Listeria

Penyebab meningitis serosa yang paling banyak ditemukan adalah kuman Tuberculosis dan virus

Penyebab meningitis virus yang paling sering ditemukan yaitu Mumpsvirus, Echovirus, dan Coxsackie virus

Page 7: CR Meningitis Teori

Anatomi Fisiologi

Lapisan Luar (Durameter) Lapisan Tengah (Arakhnoid) Lapisan Dalam (Piameter)

Page 8: CR Meningitis Teori

Patofisiologi Meningitis

umumnya sebagai akibat dari penyebaran penyakit di organ atau jaringan tubuh yang lain

Virus / bakteri menyebar secara hematogen sampai ke selaput otak

Penyebaran bakteri/virus dapat pula secara perkontinuitatum dari peradangan organ atau jaringan yang ada di dekat selaput otak

Penyebaran kuman bisa juga terjadi akibat trauma kepala dengan fraktur terbuka atau komplikasi bedah otak`

Page 9: CR Meningitis Teori

Tipe Meningitis

Meningitis Kriptokokus Viral meningitis Bacterial meningitis Meningitis tuberkulosis generalisata Meningitis Purulenta

Page 10: CR Meningitis Teori

Meningitis Kriptokokus

adalah meningitis yang disebabkan oleh jamur kriptokokus. Jamur ini bisa masuk ke tubuh kita saat kita menghirup debu atau tahi burung yang kering. Kriptokokus ini dapat menginfeksikan kulit, paru, dan bagian tubuh lain

Darah atau cairan sumsum tulang belakang dapat dites untuk kriptokokus dengan dua cara. Tes yang disebut ‘CRAG’ mencari antigen ( sebuah protein) yang dibuat oleh kriptokokus. Tes ‘biakan’ mencoba menumbuhkan jamur kriptokokus dari contoh cairan. Tes CRAG cepat dilakukan dan dapat memberi hasi pada hari yang sama.

Page 11: CR Meningitis Teori

Viral Meningitis

Termasuk penyakit ringan. Gejalanya mirip dengan sakit flu biasa, dan umumnya si penderita dapat sembuh sendiri. Frekuensi viral meningitis biasanya meningkat di musim panas karena pada saat itu orang lebih sering terpapar agen pengantar virus.

Page 12: CR Meningitis Teori

Bacterial Meningitis

Disebabkan oleh bakteri tertentu dan merupakan penyakit yang serius. Salah satu bakterinya adalah meningococcal bacteria. Gejalanya seperti timbul bercak kemerahan atau kecoklatan pada kulit. Bercak ini akan berkembang menjadi memar yang mengurangi suplai darah ke organ-organ lain dalam tubuh dapat berakibat fatal dan menyebabkan kematian.

Page 13: CR Meningitis Teori

Meningitis Tuberkulosis Generalisata

Gejala: demam, mudah kesal, obstipasi, muntah- muntah, ditemukan tanda-tanda perangsangan meningen seperti kaku kuduk, suhu badan naik turun, nadi sangat labil/lambat, hipertensi umum, abdomen tampak mencekung, gangguan saraf otak.

Penyebab: kuman mikobakterium tuberkulosa varian hominis.

Diagnosis: Meningitis Tuberkulosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan cairan otak, darah, radiologi, test tuberkulin.

Page 14: CR Meningitis Teori

Meningitis Purulenta

Gejala: demam tinggi, menggigil, nyeri kepala yang terus-menerus, kaku kuduk, kesadaran menurun, mual dan muntah, hilangnya nafsu makan, kelemahan umum, rasa nyeri pada punggung serta sendi.

Penyebab: Diplococcus pneumonia (pneumokok), Neisseria meningitides (meningokok), Stretococcus haemolyticus, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Pneudomonas aeruginosa.

Diagnosis: dilakukan pemeriksaan cairan otak, antigen bakteri pada cairan otak, darah tepi, elektrolit darah, biakan dan test kepekaan sumber infeksi, radiologik, pemeriksaan EEG. (Harsono., 2003)

Page 15: CR Meningitis Teori

Manifestasi Klinis

Nyeri kepala menjalar ke tengkuk dan punggung

Kaku kuduk disebabkan mengejangnya otot-otot ekstensor tengkuk

Bila hebat, terjadi opistotonus, yaitu tengkuk kaku dalam sikap kepala tertengadah dan punggung dalam sikap hiperekstensi

Kesadaran menurun. Tanda Kernig’s dan Brudzinky positif.

Page 16: CR Meningitis Teori

Gejala

Gejala meningitis tidak selalu sama, tergantung dari usia si penderita serta virus apa yang menyebabkannya

Gejala yang paling umum adalah demam yang tinggi, sakit kepala, pilek, mual, muntah, kejang.

Setelah itu biasanya penderita merasa sangat lelah, leher terasa pegal dan kaku, gangguan kesadaran serta penglihatan menjadi kurang jelas.

Page 17: CR Meningitis Teori

Gejala pada bayi yang terkena meningitis, biasanya menjadi sangat rewel, muncul bercak pada kulit, tangisan lebih keras dan nadanya tinggi, demam ringan, badan terasa kaku, dan terjadi gangguan kesadaran seperti tangannya membuat gerakan tidak beraturan.

Page 18: CR Meningitis Teori

Meningitis ditandai dengan adanya gejala-gejala seperti panas mendadak, letargi, muntah dan kejang

Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan cairan serebrospinal (CSS) melalui pungsi lumbal

Meningitis karena virus ditandai dengan cairan serebrospinal yang jernih serta rasa sakit penderita tidak terlalu berat

Page 19: CR Meningitis Teori

Meningitis bakteri pada neonatus terjadi secara akut dengan gejala panas tinggi, mual, muntah, gangguan pernafasan, kejang, nafsu makan berkurang, dehidrasi dan konstipasi.

Biasanya selalu ditandai dengan fontanella yang mencembung.

Pada anak-anak dan dewasa biasanya dimulai dengan gangguan saluran pernafasan bagian atas, penyakit juga bersifat akut dengan gejala panas tinggi, nyeri kepala hebat, malaise, nyeri otot dan nyeri punggung.

Page 20: CR Meningitis Teori

Meningitis Tuberkulosa terdiri dari tiga stadium, yaitu stadium I atau stadium prodormal selama 2-3 minggu dengan gejala ringan dan nampak seperti gejala infeksi biasa.

Stadium II atau stadium transisi berlangsung selama 1 – 3 minggu dengan gejala penyakit lebih berat dimana penderita mengalami nyeri kepala yang hebat dan kadang disertai kejang terutama pada bayi dan anak-anak.

Stadium III atau stadium terminal ditandai dengan kelumpuhan dan gangguan kesadaran sampai koma. Pada stadium ini penderita dapat meninggal dunia dalam waktu tiga minggu bila tidak mendapat pengobatan sebagaimana mestinya.

Page 21: CR Meningitis Teori

Diagnosis

1. Pemeriksaan Rangsang meningeal pemeriksaan kaku kuduk Kernig sign Brudzinsky I Brudzinsky II

2. Pemeriksaan penunjung meningitis Pemeriksaan pungsi lumbal Pemeriksaan darah.Pemeriksaan radiologi

Page 22: CR Meningitis Teori

Pemeriksaan Kaku kuduk

Pasien berbaring terlentang dan dilakukan pergerakan pasif berupa fleksi dan rotasi kepala. Tanda kaku kuduk positif (+) bila didapatkan kekakuan dan tahanan pada pergerakan fleksi kepala disertai rasa nyeri dan spasme otot. Dagu tidak dapat disentuhkan ke dada dan juga didapatkan tahanan pada hiperekstensi dan rotasi kepala.

 

Page 23: CR Meningitis Teori

Pemeriksaan Tanda Kernig

Pasien berbaring terlentang, tangan diangkat dan dilakukan fleksi pada sendi panggul kemudian ekstensi tungkai bawah pada sendi lutut sejauh mengkin tanpa rasa nyeri. Tanda Kernig positif (+) bila ekstensi sendi lutut tidak mencapai sudut 135° (kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna) disertai spasme otot paha biasanya diikuti rasa nyeri.

Page 24: CR Meningitis Teori

Pemeriksaan Brudzinski I

Pasien berbaring terlentang dan pemeriksa meletakkan tangan kirinya dibawah kepala dan tangan kanan diatas dada pasien kemudian dilakukan fleksi kepala dengan cepat kearah dada sejauh mungkin. Tanda Brudzinski I positif (+) bila pada pemeriksaan terjadi fleksi involunter pada leher.

Page 25: CR Meningitis Teori

Pemeriksaan Brudzinski II

Pasien berbaring terlentang dan dilakukan fleksi pasif paha pada sendi panggul (seperti pada pemeriksaan Kernig). Tanda Brudzinski II positif (+) bila pada pemeriksaan terjadi fleksi involunter pada sendi panggul dan lutut kontralateral.

Page 26: CR Meningitis Teori

Pemeriksaan Pungsi Lumbal

Lumbal pungsi biasanya dilakukan untuk menganalisa jumlah sel dan protein cairan cerebrospinal, dengan syarat tidak ditemukan adanya peningkatan tekanan intrakranial.

a. Pada Meningitis Serosa terdapat tekanan yang bervariasi, cairan jernih, sel darah putih meningkat, glukosa dan protein normal, kultur (-).

b. Pada Meningitis Purulenta terdapat tekanan meningkat, cairan keruh, jumlah sel darah putih dan protein meningkat, glukosa menurun, kultur (+) beberapa jenis bakteri.

Page 27: CR Meningitis Teori

Pemeriksaan Darah

Dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin, jumlah leukosit, Laju Endap Darah (LED), kadar glukosa, kadar ureum, elektrolit dan kultur.

a. Pada Meningitis Serosa didapatkan peningkatan leukosit saja. Disamping itu, pada Meningitis Tuberkulosa didapatkan juga peningkatan LED.

b. Pada Meningitis Purulenta didapatkan peningkatan leukosit.

 

Page 28: CR Meningitis Teori

Pemeriksaan Radiologis

a. Pada Meningitis Serosa dilakukan foto dada, foto kepala, bila mungkin dilakukan CT Scan.

b. Pada Meningitis Purulenta dilakukan foto kepala (periksa mastoid, sinus paranasal, gigi geligi) dan foto dada.

Page 29: CR Meningitis Teori

Epidemiologi meningitis

1. Distribusi Frekuensi Meningitis Orang/manusia Tempat Waktu

2. Determinan Meningitis Host/ Pejamu Agent Lingkungan

Page 30: CR Meningitis Teori

Prognosis Meningitis

Prognosis meningitis tergantung kepada umur, mikroorganisme spesifik yang menimbulkan penyakit, banyaknya organisme dalam selaput otak, jenis meningitis dan lama penyakit sebelum diberikan antibiotik

. Penderita usia neonatus, anak-anak dan dewasa tua mempunyai prognosis yang semakin jelek, yaitu dapat menimbulkan cacat berat dan kematian.

Page 31: CR Meningitis Teori

Penderita usia neonatus, anak-anak dan dewasa tua mempunyai prognosis yang semakin jelek, yaitu dapat menimbulkan cacat berat dan kematian.

Lima puluh persen meningitis purulenta mengakibatkan kecacatan seperti ketulian, keterlambatan berbicara dan gangguan perkembangan mental, dan 5 – 10% penderita mengalami kematian.

 Pada meningitis Tuberkulosa, angka kecacatan dan kematian pada umumnya tinggi. Prognosa jelek pada bayi dan orang tua. Angka kematian meningitis TBC dipengaruhi oleh umur dan pada stadium berapa penderita mencari pengobatan. Penderita dapat meninggal dalam waktu 6-8 minggu.

Page 32: CR Meningitis Teori

Pencegahan Meningitis

Pencegahan Primer Pencegahan Sekunder Pencegahan Tersier

Page 33: CR Meningitis Teori

Pencegahan Primer

Tujuan pencegahan primer adalah mencegah timbulnya faktor resiko meningitis bagi individu yang belum mempunyai faktor resiko dengan melaksanakan pola hidup sehat. Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan imunisasi meningitis pada bayi agar dapat membentuk kekebalan tubuh.

Page 34: CR Meningitis Teori

Vaksin yang dapat diberikan seperti Haemophilus influenzae type b (Hib), Pneumococcal conjugate vaccine (PCV7), Pneumococcal polysaccaharide vaccine (PPV), Meningococcal conjugate vaccine (MCV4), dan MMR (Measles dan Rubella).10 Imunisasi Hib Conjugate vaccine (Hb-OC atau PRP-OMP) dimulai sejak usia 2 bulan dan dapat digunakan bersamaan dengan jadwal imunisasi lain seperti DPT, Polio dan MMR.

Page 35: CR Meningitis Teori

Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder bertujuan untuk menemukan penyakit sejak awal, saat masih tanpa gejala (asimptomatik) dan saat pengobatan awal dapat menghentikan perjalanan penyakit. Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan diagnosis dini dan pengobatan segera. Deteksi dini juga dapat ditingkatan dengan mendidik petugas kesehatan serta keluarga untuk mengenali gejala awal meningitis.

Page 36: CR Meningitis Teori

Dalam mendiagnosa penyakit dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik, pemeriksaan cairan otak, pemeriksaan laboratorium yang meliputi test darah dan pemeriksaan X-ray (rontgen) paru.

Selain itu juga dapat dilakukan surveilans ketat terhadap anggota keluarga penderita, rumah penitipan anak dan kontak dekat lainnya untuk menemukan penderita secara dini.

Page 37: CR Meningitis Teori

Penderita juga diberikan pengobatan dengan memberikan antibiotik yang sesuai dengan jenis penyebab meningitis yaitu:

b.1. Meningitis Purulenta b.1.1. Haemophilus influenzae b : ampisilin, kloramfenikol,

setofaksim, seftriakson. b.1.2. Streptococcus pneumonia : kloramfenikol , sefuroksim,

penisilin, seftriakson. b.1.3. Neisseria meningitidies : penisilin, kloramfenikol,

serufoksim dan seftriakson.   b.2. Meningitis Tuberkulosa (Meningitis Serosa) Kombinasi INH, rifampisin, dan pyrazinamide dan pada kasus

yang berat dapat ditambahkan etambutol atau streptomisin. Kortikosteroid berupa prednisone digunakan sebagai anti inflamasi yang dapat menurunkan tekanan intrakranial dan mengobati edema otak.

 

Page 38: CR Meningitis Teori

Pencegahan Tersier

Pencegahan tertier merupakan aktifitas klinik yang mencegah kerusakan lanjut atau mengurangi komplikasi setelah penyakit berhenti.

Pada tingkat pencegahan ini bertujuan untuk menurunkan kelemahan dan kecacatan akibat meningitis, dan membantu penderita untuk melakukan penyesuaian terhadap kondis-ikondisi yang tidak diobati lagi, dan mengurangi kemungkinan untuk mengalami dampak neurologis jangka panjang misalnya tuli atau ketidakmampuan untuk belajar.

Fisioterapi dan rehabilitasi juga diberikan untuk mencegah dan mengurangi cacat.

Page 39: CR Meningitis Teori

SEKIANTERIMA KASIH