corrective maintenance
TRANSCRIPT
CORRECTIVE MAINTENANCE
Definisi Kegiatan Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu
kegiatan pemeliharaan terencana dan kegiatan pemeliharaan tak terencana. Pemeliharaan
terencana adalah pemeliharaan yang diorganisasi dan dilakukan dengan pemikiran ke masa
depan, pengendalian dan pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan
sebelumnya. Pemeliharaan ini dibagi menjadi dua aktivitas utama, yaitu pencegahan dan
korektif. Pemeliharaan untuk pencegahan (Preventive Maintenance) adalah pemeliharaan
yang dilakukan pada selang waktu yang ditentukan sebelumnya. Bagian utama dari
pemeliharaan pencegahan meliputi pemeriksaan yang berdasar pada 'lihat, rasakan dan
dengarkan' dan penyetelan minor pada selang waktu yang telah ditentukan serta
penggantian komponen minor yang ditemukan perlu diganti pada saat pemeriksaan.
Pemeliharaan korektif adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki suatu bagian
yang telah terhenti untuk memenuhi suatu kondisi yang bisa diterima. Dalam hal ini
pemeliharaan pencegahan ditujukan untuk mengurangi pemeliharaan darurat dan korektif
Sedangkan untuk pemeliharaan tak terencana hanya terdapat satu macam saja yaitu
pemeliharaan darurat (emergency maintenance), yang didefinisikan sebagai pemeliharaan
dimana perlu segera dilaksanakan tindakan untuk mencegah akibat yang serius misalnya
hilangnya produksi, kerusakan besar pada peralatan, atau untuk alasan keseiamatan kerja.
Berikut ini adalah bagan dari sistem pemeliharaan. Untuk lebih jelasnya dilihat pada Gambar
berikut.
Definisi Corrective Maintenance
Corrective Maintenance merupakan kegiatan perawatan yang dilakukan untuk
mengatasi kegagalan atau kerusakan yang ditemukan selama masa waktu preventive
maintenance. Pada umumnya, corrective maintenance bukanlah aktivitas perawatan yang
terjadwal, karena dilakukan setelah sebuah komponen mengalami kerusakan dan bertujuan
untuk mengembalikan kehandalan sebuah komponen atau sistem ke kondisi semula.
Corrective maintenance, dikenal sebagai breakdown atau run to failure maintenance.
Pemeliharaan hanya dilakukan setelah peralatan atau mesin rusak. Bila strategi
pemeliharaan ini digunakan sebagai strategi utama akan menimbulkan dampak tingginya
kegiatan pemeliharaan yang tidak direncanakan dan inventori part pengganti.
Tabel 1. Keuntungan dan Kerugian Corrective Maintenance
Keuntungan Kerugian
♣ Biaya rendah
♣ Jumlah staff lebih sedikit
♣ Biaya yang meningkat apabila terjadi
downtime pada peralatan
♣ Biaya buruh meningkat terutama bila
terjadi overtime yang dibutuhkan
♣ Biaya yang harus dikeluarkan untuk
perbaikan atau penggantian peralatan
♣ Penggunaan staff yang tidak efisien
Corrective Maintenance dibagi atas dua kelompok, yaitu :
Planned Corrective Maintenance
Dilakukan apabila telah diketahui sejak dini kapan peralatan yang harus diperbaiki, sehingga
dapat sejak awal dan mampu dikontrol
Unplannned Corrective Maintenance
Dilakukan apabila mesin/peralatan telah benar – benar mati atau dalam keadaan darurat,
sehingga aktivitas ini selalu segera (urgent) dan sulit untuk dikendalikan yang
mengakibatkan ongkos yang tinggi.
Prosedur pelaksanaan pemeliharaan korektif
Prosedur pelaksanaan pemeliharaan korektif adalah sebagai berikut:
• informasi kerusakan mesin/peralatan ditulis oleh operator mesin, menggunakan formulir
permintaan pemeliharaan.
• Setelah diisi lengkap dan disetujui oleh koordinator pemesinan, kemudian disampaikan ke
bagian pemeliharaan.
• Berdasarkan laporan tersebut, bagian pemeliharaan melakukan tindakan perbaikan pada
mesin/peralatan.
• Hasil dari pemeliharaan pencgahan dan pemeliharaan korektif ditulis pada formulir laporan
kerja dan kartu perhitungan biaya pemeliharaan.
• Setelah laporan dibuat lengkap dan disetujui oleh penyelia pemeliharaan, laporan tersebut
ditulis kembali ke kartu riwayat mesin untuk didokumentasikan.
Perawatan korektif atau Corrective Maintenance (selanjutnya akan disebut “CM” dalam tulisan ini) merupakan tindakan perawatan untuk mengembalikan fungsi sebuah peralatan produksi yang mengalami kerusakan, baik ringan, sedang maupun parah, agar bisa melakukan fungsinya dalam mendukung proses produksi dalam sebuah plant atau pabrik. CM juga ada yang menyebutnya dengan istilah repair atau service. Pengertian versi wikipedia bisa diklik di sini. Dalam dunia instrumentasi, contoh CM adalah pembersihan bore control valve karena tersumbat (plugging) dan lain-lain.Contoh CM di rumah adalah jika mesin pompa air kita bocor, maka kita usahakan untuk menambalnya sebisa kita, misalnya dengan liquid gasket.CM di plant/pabrik ada kalanya berbeda dengan CM untuk peralatan rumah tangga semisal mesin pompa air tadi.
Contoh: Kembali ke contoh di atas, misalnya pompa air kita mengalami kebocoran, maka sebisanya kita menambal kebocoran tersebut, karena kita berpikir itu adalah masalah yang bisa kita atasi tanpa perlu mengganti keseluruhan mesin pompa air. Andai kata kebocoran terjadi lagi, maka kitapun menambalnya kembali. Dan mengganti keseluruhan poma menjadi alternatif terakhir.Pendekatan seperti contoh di atas adakalanya tidak bis kita terapkan di plant/pabrik dimana kita bekerja, bahkan untuk kasus tertentu, dinyatakan tidak boleh. Karena adanya tuntutan (demand) dan resiko (risk) yang berbeda dengan keadaan di rumah.Plant memerlukan:
1. Safety, baik untuk manusia, peralatan maupun lingkungan.2. Reliability, yaitu kehandalan yang harus dimiliki oleh peralatan.3. Availability, yaitu kesiapan peralatan agar selalu ada dalam keadaan siap pakai.
Berdasarkan keperluan di atas, pada kasus tertentu, perbaikan atau modifikasi terhadap sebuah peralatan tidak boleh dilakukan di plant. Kalaupun dilakukan CM, perbaikan atau modifikasi, maka harus dilakukan oleh vendor yang bersertifikat.
Contohnya adalah Antisurge Control Valve pada aplikasi kompresor, misalnya mengalami kebocoran pada packing set, memang dengan relatif mudah bisa kita (teknisi) lakukan, tetapi melihat pentingnya anti surge control valve baik sebagai fungsi control maupun sebagai fungsi safety, hal itu tidak boleh kita lakukan karena antisurge valve tersebut selain sebagai fungsi capacity control untuk kasus tertentu, juga sebagai fungsi safety untuk melindungi kompresor dari kerusakan mekanis yang lebih parah.
Jadi, walaupun kita bisa memperbaiki antisurge valve tersebut, jika terjadi kegagalan dan mengakibatkan kerusakan mekanis yang parah pada kompresor, bukan penghematan yang kita (perusahaan kita) dapatkan, tetapi perbaikan besar pada kompresor. Selain itu, ada faktor akuntabilitas dari pekerjaan tersebut, karena kita (teknisi) tidak bersertifikat untuk melakukan hal itu, paling tidak dari sudut pandang vendor kompresornya, dan urusannya akan panjang ke isu garansi dan sebagainya.
Pada kasus di atas, penggantian antisurge valve secara keseluruhan lebih diutamakan dan diharuskan dibanding dengan kita memperbaikinya sendiri. Karena penggantian sebuah antisurge valve yang “hanya” beberapa ratus ribu dolar tidak akan sebanding dengan biaya biaya perbaikan kompresor yang beratur-ratus ribu dolar, belum lagi Lost Production Opportunity yang membengkak sampai jutaan dolar.
Akan tetapi, jika kita menghadapi kerusakan pada sistem yang tidak begitu kritikal, boleh saja kita lakukan perbaikan sendiri, semisal mengganti packing set pada control valve tadi, yang diaplikasikan pada sistem yang tidak begitu krusial.
Jadi sebagai teknisi, kita jangan terlalu tergiur dengan kemudahan sebuah pekerjaan. Yang harus kita prioritaskan adalah mengetahui seberaba besar resiko yang akan timbul jika peralatan mengalami malfunction (gagal fungsi) baik dari sisi safety, reliability maupun availability. Sehingga mengganti keseluruhan sebuah peralatan patut dipertimbangkan dibanding dengan memperbaikinya.
b. Pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance)
Pemeliharaan secara korektif (corrective maintenance) adalah pemeliharaan yang dilakukan secara
berulang atau pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki suatu bagian (termasuk penyetelan
dan reparasi) yang telah terhenti untuk memenuhi suatu kondisi yang bisa diterima. (Anthony, 1992).
Pemeliharaan ini meliput i reparasi minor, terutama untuk rencana jangka pendek, yang mungkin
timbul diantara pemeriksaan, juga overhaul terencana.
Menurut Jay dan Barry Render, 2001 pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance) adalah:
“Remedial maintenance that occurs when equipment fails and must be repaired on an
emergency or priority basis”
Pemeliharaan ulang yang terjadi akibat peralatan yang rusak dan harus segera diperbaiki karena
keadaan darurat atau karena merupakan sebuah prioritas utama.
Menurut Dhillon (2006), Biasanya, pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance) adalah
pemeliharaan yang tidak direncanakan, tindakan yang memerlukan perhatian lebih yang harus
ditambahkan, terintegrasi, atau menggantikan pekerjaan telah dijadwalkan sebelumnya.
Oleh karena itu, Dalam pelaksanaan pemeliharaan antara terencana yang harus diperhatikan
adalah jadwal operasi pabrik, perencanaan pemeliharaan, sasaran perencanaan pemeliharaan,
faktor-faktor yang diperhatikan dalam perencanaan pekerjaan pemeliharaan, sistem organisasi untuk
perencanaan yang efektif, dan estimasi pekerjaan. (Asyari, 2007). Jadi, Pemeliharaan
terencana merupakan pemakaian yang paling tepat mengurangi keadaan darurat dan waktu
nganggur mesin. Adapun keuntungan lainnya yaitu:
a. Pengurangan pemeliharaan darurat,
b. Pengurangan waktu nganggur,
c. Menaikkan ketersediaan (availability) untuk produksi
d. Meningkatkan penggunaan tenaga kerja untuk pemeliharaan dan produksi,
e. Memperpanjang waktu antara overhaul
f. Pengurangan penggantian suku cadang, membantu pengendalian sediaan,
g. Meningkatkan efisiensi mesin,
h. Memberikan pengendalian anggaran dan biaya yang bisa diandalkan,
i. Memberikan informasi untuk pertimbangan penggantian mesin.
2) Pemeliharaan tak terencana (unplanned maintenance)
Pemeliharaan tak terencana adalah yaitu pemeliharaan darurat, yang didefenisikan sebagai
pemeliharaan dimana perlu segera dilaksanakan tindakan untuk mencegah akibat yang serius,
misalnya hilangnya produksi, kerusakan besar pada peralatan, atau untuk keselamatan kerja.
(Anthony, 1992).
Pada umumnya sistem pemeliharaan merupakan metode tak terencana, dimana peralatan yang
digunakan dibiarkan atau tanpa disengaja rusak hingga akhirnya, peralatan tersebut akan digunakan
kembali maka diperlukannya perbaikan atau pemeliharaan.
Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan yang bersifat memperbaiki (corrective maintenance) akan berkaitan dengan
deteksi kerusakan, penentuan lokasi kerusakan, dan perbaikan atau penggantian bagian
yang rusak. Tahapan pemeliharaan korektif dapat dilihat seperti pada Gambar 1.3.
Read more: http://perbaikan-elektronika.blogspot.com/2013/01/pemeliharaan-korektif.html#ixzz2j0zhODA5