maintenance planning
Post on 29-Oct-2015
188 views
Embed Size (px)
DESCRIPTION
presentations about maintenance planningTRANSCRIPT
Maintenance Planning & Scheduling
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Topik Bahasan
Pengantar
Planning Principles
Scheduling Principles
Basic Planning
Basic Scheduling
Proses Planning
Proses Scheduling
Pengantar
Bekerjasama aktif dengan departemen engineering dan kontruksi sebelum dan saat pemasangan alat/mesin
Saat alat sudah dioperasikan : Maintenance proaktif
Tujuan: mencegah kapasitas alat turun atau hilang
Reliable plant capacity
Effective maintenance
Apakah diperlukan peningkatan
pemeliharaan?
Effective maint.
Kapasitas produksi
tersedia
Efisien ?
Biaya turun
Detail sistem
Keuntungan naik
Biaya pemeliharaan
lebih rendah
Jumlah alat bertambah,
biaya tetap
Peningkatan
- Kesempatan
- Strategi
Maintenance Planning
Bagaimana planning dapat
membantu?
Dengan planning:
1. Delay dikurangi sehingga jumlah pekerjaan yang dapat diselesaikan bertambah
2. Mendorong pekerja menjadi lebih bersemangat
PLANNING
30 Teknisi mampu
menyelesaikan tugas 47 teknisi
17 tambahan teknisi
PRODUKTIFITAS
Planning meningkatkan produktifitas maintenance
dengan mengurangi penundaan (delay)
Planning & Delay
35%
45%
50%
55%
% Waktu
tanpa delay
Produktifitas
teknisi
Planning dan scheduling (fundamental)
Continuous improvement
Inventory, tool room
computer
The leverage of planning
# 3 teknisi tanpa planning
produktifitas: 3 x 35 % = 105%
# 1 planner, 2 teknisi
produktifitas: 1 x 0% + 2 x 55%= 110%
# Perbandingan planner teknisi, 1 : 20 30
# 55%/35% = 1,57 (peningkatan 57%)
# 30 teknisi x 1,57 = 47 teknisi
Mutu & Produktifitas, Efektif &
Efisien
MUTU (QUALITY)
EFEKTIF
BENAR
PRODUKTIF
EFISIEN
CEPAT
Planning Mission
Departemen planning meningkatkan kemampuan departemen pemeliharaan dalam menyelesaikan pekerjaan.
Rencana kerja mencegah delay, memperbaiki pekerjaan yang berulang, dan memungkinkan scheduling.
Scheduling memungkinkan supervisor untuk menugaskan dan mengendalikan sejumlah pekerjaan dengan memadai.
Teknisi segera siap bekerja setelah menerima tugas yang telah direncanakan dan dijadwalkan sebab semua instruksi, part, tool, ijin-ijin dan persiapan lain telah siap.
The right job are ready to go.
Have The Right Job Ready to Go
Schedule priority work type
Scope
Safety
Anticipated delay:
part & tool
instruction
clearances
other arrangement
Planning hanyalah salah satu alat
Alat lain yang diperlukan:
1. Work order system
2. Equipment data & history
3. Leadership, management, communication, teamwork
4. Tenaga kerja berkualitas
5. Bengkel, tool room, tool
6. Relaibility maintenance: PM, predictive, proyek
7. Peningkatan work process
8. Maintenance metric (tolok ukur unjuk kerja)
Planning principles Visi dan Misi Planning
Visi:
Meningkatkan produktifitas pekerja
Misi:
Menyiapkan pekerjaan untuk meningkatkan produktifitas pekerja
Planning principles
Prinsip 1: Departemen Terpisah
Planner diorganisasikan dalam suatu departemen tersendiri, terpisah dari teknisi agar menjadi
spesialis dalam teknik-teknik perencanaan dan
focus pada pekerjaan masa depan.
Planner melapor pada supervisor planner yang terpisah dari supervisor teknisi, namun masih
dibawah departemen pemeliharaan.
Planner tidak melakukan pekerjaan teknisi.
Planning principles
Prinsip 2: Fokus pada pekerjaan masa depan
Bagian planning berkonsentrasi pada pekerjaan-pekerjaan yang belum dimulai . Menyiapkan paling sedikit 1 minggu rencana kerja (back log) yang telah direncanakan, disetujuai dan siap dilaksanakan bagi departemen pemeliharaan.
Backlog mendorong teknisi mengutamakan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang telah direncanakan.
Supervisor menangani masalah-masalah yang muncul saat mengerjakan pekerjaan di lapangan.
Untuk setiap pekerjaan yang telah selesai dikerjakan, teknisi/supervisor memberikan feedback ke bagian planning.
Planning principles
Prinsip 3: Component level files
Bagian planning memiliki dan menjaga sistem file yang sederhana dan aman berdasarkan pada equipment tag no.
Sistem file memungkinkan planner untuk menggunakan data alat dan informasi yang diperoleh dari pekerjaan terdahulu untuk menyiapkan dan memperbaiki work plan, khusunya untuk pekerjaan-pekerjaan yang berulang. File informasi biaya membantu dalam pengambilan keputusan repair atau replace.
Supervisor dan plant engineer mempunyai akses ke file tersebut untuk mendapatkan informasi yang mereka perlukan dengan bantuan minimal planner.
Planning principles
Prinsip 4: Estimasi berdasarkan pada keahlian planner
Planner menggunakan pengalaman dan informasi untuk menyusun work plan untuk mencegah penundaan pekerjaan dan munculnya masalah mutu dan keselamatan
Paling minimum, planner adalah seorang yang berpengalaman dan merupakan teknisi handal yang telah dilatih teknik-teknik planning.
Planning principles
Prinsip 5: Memahami skill teknisi
Bagian planning memahami skill teknisi. Secara umum tanggung jawab planner adalah pada apa (what) dan teknisi pada bagaimana (how). Planner menentukan lingkup WO termasuk klarifikasi keinginan originator.
Planner menentukan strategi umum pekerjaan (seperti repair atau replace). Teknisi menggunakan keahliannya untuk menentukan bagaimana melakukan repair atau replace yang diminta.
Planning principles
Prinsip 6: Mengukur performance dengan work
sampling
Whrench time adalah ukuran utama efisiensi pekerja dan efektifitas planning dan scheduling, menunjukkan berapa berapa lama waktu yang digunakan oleh teknisi untuk bekerja sesungguhnya dan waktu yang digunakan untuk aktifitas lainnya (mengambil part, tool dll) yang merupakan waktu tunda.
Planning mengurangi delay saat pelaksanaan kerja pemeliharaan, dan scheduling mengurangi delay diantara dua pekerjaan
Scheduling principles
6 prinsip planning Jumlah pekerjaan ?
Pekerjaan (tunggal) cepat selesai
Jumlah tugas harus banyak
Produktifitas naik
Scheduling
Jumlah pekerjaan pemeliharaan yg selesai bertambah ?
Scheduling dimuka (advance scheduling)
Alokasi jumlah pekerjaan yang cukup untuk dieksekusi oleh
teknisi pada jam kerja yang tersedia, sehari atau seminggu
Scheduling principles Advance schedule & Misi
Advance schedule why ?
- Set goal (utilisasi tenaga kerja maksimum)
- Jumlah pekerjaan cukup
- Staging
- Koordinasi antar teknisi
- Menjamin jumlah pekerjaan proaktif memadai
Misi
Alokasi pekerjaan yang harus diselesaikan
Scheduling principles
Principle 1:
Plan for lowest required skill level
# Identifikasi skill
# Jumlah pekerja
# Jam kerja
# Lama waktu pengerjaan
Scheduling principles
Principle 2:
Schedule adalah penting
Prioritas pekerjaan juga penting
Pekerjaan untuk dieksekusi selama 1 minggu cukup tersedia sehingga
utilitas tenaga kerja maksimum. Sistem prioritas menjamin pekerjaan yang
tepat yang dialokasikan untuk dikerjakan
Scheduling principles
Principle 3:
Schedule from forecast of
highest skill available
# 1 minggu
# Consider multiple jobs on same system
# Consider proactive work
Scheduling principles
Principle 4:
Schedule for every
work hour available
100 %, not 120 %, not 80 %
Work person down
Scheduling principles
Working person down
100 work hours of
High priority helper
work
Planned
100 work hours of
Low priority skill
machinist work
Resource forecast
100 work hours of
skilled machinist
available
Scheduling principles
Princple 5:
Crew leader handles
current days work
- Daily schedule
- Matches names to tasks
- Coordination of resource & clearances
- Emergency
Scheduling principles
Principle 6:
Measure performance by
analysis of schedule compliance
Case sched start finish compliance
1 10 10 10 100% not 90%
2 1 1 0 100% not 0%
3 1000 900 850 90% not 85%
Basic Planning
Planning proses:
1. Pemberian kode: work type, prioritas, outage, departemen, teknisi, plant, unit, building, proses, equipment type, maint. proaktif, reaktif, pekerjaan minimum/ekstensif.
2. Scoping job
3. Skill level
4. Perkiraan jam kerja
5. Part
6. Tool
7. Safety
8. Perkiraan biaya