copy4-laporan kegiatan gertak dbd pkm mengwi ii

Upload: mank-bayu

Post on 07-Mar-2016

241 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

laporan kegiatan

TRANSCRIPT

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BADUNGPROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIAUPT. PUSKESMAS MENGWI II

Br. Gunung Pande, Ds. Tumbakbayuh, Kec. Mengwi, Kab. Badung, Telp. 03618442063

gertak dbdGERAKAN SERENTAK BERANTAS DEMAM BERDARAH DENGUELAPORAN KEGIATAN

UPT. PUSKESMAS MENGWI IIDINAS KESEHATAN KABUPATEN BADUNGPROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIABR. TIYING TUTUL, DS. PERERENAN, KEC. MENGWI, KAB. BADUNGMARET MEI 2015

BAB IPENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANGPola hidup sehat merupakan suatu tuntutan untuk terciptanya masyarakat sehat. Masyarakat yang sehat disini berarti bahwa sehat tidak hanya secara fisik tetapi juga mental maupun sosialnya. Di Indonesia, kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai pola hidup sehat masih terbatas. Hal ini terlihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh suatu penyakit (Harninto, 1997). Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu contoh penyebabnya. Demam Dengue (DD) / Dengue Fever (DF) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) / Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui vektor nyamuk genus Aedes (terutama A. aegypti dan A. albopictus). Demam Berdarah dengue telah menjadi wabah nasional dengan angka mortalitas yang mencapai lebih dari 400 orang (Tri, 2004). Tahun 2013 tercatat 112.511 kasus (IR 45,85 per 100,000 pddk), dengan 871 kematian (CFR 0.77 %) di Indonesia sedangkan di provinsi Bali didapatkan IR sebesar 172,5 per 100.000 penduduk dengan CFR sebesar 0,11% dan pada tahun 2014 didapatkan IR sebanyak 205 per 100.000 penduduk dengan CFR sebesar 0,2%.Upaya penanggulangan DBD diprogramkan secara teratur sejak tahun 1974, namun demikian, hingga saat ini upaya pemberantasan DBD belum berhasil di Indonesia, sehingga penyakit ini masih sering terjadi dan menimbulkan KLB di berbagai daerah. Permasalahan utama dalam upaya menekan angka kesakitan adalah masih belum berhasilnya upaya menggerakkan peran serta masyarakat dalam PSN DBD melalui Gerakan 3M yang mulai diintensifkan sejak tahun 1992 (Depkes RI, 2004). Membasmi jentik nyamuk tak cukup dilakukan pemerintah saja, melainkan butuh partisipasi seluruh masyarakat juga, perlu kesediaan, kemauan dan tindakan nyata. Program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) tak cukup dilakukan satu-dua kali, melainkan rutin atau berkala terlebih setiap musim jangkitan DBD (Nadesul dalam Pambudi,2009).Berdasarkan hasil surveillans yang dilakukan di seluruh wilayah kerja Puskesmas Mengwi II yang terdiri dari 5 desa dan 2 kelurahan terdapat 32 kasus baru DBD dalam rentang minggu ke-7 sampai minggu ke-9 tahun 2015 (15 Februari 2015 7 Maret 2015), dengan 16 kasus baru DBD (50%) didapatkan di Banjar Tiying Tutul, Desa Pererenan. Data tahun 2015 ini sejalan dengan data dari Monitoring dan Evaluasi Program DBD UPT. Puskesmas Mengwi II pada tahun 2014 yang pada saat itu mendapatkan jumlah kasus baru DBD pada bulan Februari sebanyak 20 kasus dan pada bulan Maret sebanyak 23 kasus. Hal ini menandakan diperlukan upaya segera dan serentak pencegahan dan pemberantasan DBD agar trend peningkatan kasus yang saat itu terjadi pada bulan Maret 2014 tidak terulang lagi di bulan Maret 2015.Oleh karena itu, kami merencanakan program Gertak DBD (Gerakan Serentak Berantas DBD) di Banjar Tiying Tutul, Desa Pererenan untuk meningkatkan kesadaran dan mengupayakan adanya perubahan perilaku dari masyarakat mengenai pentingnya pencegahan DBD, sehingga prevalensi DBD di Banjar Tiying Tutul dapat menurun, dan penyakit DBD dapat dicegah.

1.2 TUJUANSecara garis besar, penyuluhan ini mempunyai dua tujuan yaitu:1. Tujuan umumMeningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk dan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pengetahuan umum infeksi virus dengue, gejala awal penyakit DBD, tatalaksana umum pasien dengan DBD dan cara pencegahan kasus DBD. 1. Tujuan khusus: 1. Masyarakat dapat secara aktif ikut membersihkan lingkungan rumah dan tempat-tempat umum yang berpotensi sebagai lokasi perkembangbiakan nyamuk dan pertumbuhan jentik.1. Meningkatkan angka bebas jentik di rumah dan tempat umum di Banjar Tiying Tutul, Desa Pererenan.1. Masyarakat dapat memahami virus dengue sebagai penyebab infeksi DBD, vektor dan cara penularan infeksi DBD.1. Masyarakat memiliki pemahaman mengenai tanda-tanda gejala awal infeksi DBD pada diri sendiri ataupun keluarganya sehingga dapat menginisiasi diri sendiri atau keluarganya yang terduga DBD untuk melakukan pemeriksaan ke tempat pelayanan kesehatan primer.1. Masyarakat mengetahui tatalaksana umum perawatan pasien dengan terdiagnosis DBD baik secara perawatan rawat jalan di rumah ataupun rawat inap sesuai dengan indikasi perawatan.1. Masyarakat memiliki pengetahuan mengenai tata cara pencegahan kasus DBD sesuai alur penularan virus dengue sehingga dapat mencegah secara mandiri kemunculan kasus DBD.1. Masyarakat dapat mengaplikasikan tanaman Toga (Tanaman Obat Keluarga) berupa lavender secara alamiah untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk di pekarangan rumah masing-masing dan tempat umum.

BAB IIPERENCANAAN KEGIATAN

2.1 BENTUK KEGIATANKegiatan Gertak DBD ini dilaksanakan selama 1 hari, terdiri dari 3 pokok kegiatan, yaitu:1. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)PSN dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi keberadaan vector nyamuk sehingga dapat menekan angka insiden DBD. Dalam pelaksanaan PSN akan dilakukan kegiatan 5M (Menutup Tempat Penampungan Air, Menguras Tempat Penampungan Air, Mengubur Barang Bekas yang Dapat Menampung Air dan Memantau Rutin Tempat Penampungan Air) serta rekomendasi kegiatan Plus berupa abatisasi, pemeliharaan ikan, penggunaan repellant/lotion anti nyamuk, obat nyamuk bakar, obat nyamuk semprot, perlindungan dengan kawat kasa, kelambu, pakaian panjang dan lainnya. PSN dilaksanakan juga dengan tujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dan memberikan kesadaran pada masyarakat bahwa PSN merupakan kegiatan pencegahan DBD yang paling efektif dan efisien dalam hal biaya. Selain itu, PSN memiliki dampak kesehatan yang ditimbulkan lebih baik dan dapat secara mudah dilaksanakan aktif oleh masyarakat setiap minggu tanpa harus menunggu pemerintah yang programnya cenderung lebih mahal dan aturan lebih rumit dalam pelaksanaannya.Pelaksanaan kegiatan akan dimulai dari pengarahan dan pembagian bubuk abate di Balai Banjar Tiying Tutul kemudian dilanjutkan pembagian beberapa kelompok kecil untuk kemudian bekerja gotong royong serentak antara staff puskesmas, jumantik dan masyarakat memberantas sarang nyamuk. PSN dilakukan dengan sasaran rumah warga dan tempat umum yang berpotensi sebagai wahana perkembangbiakan nyamuk.

1. Penyuluhan Pencegahan dan Penanganan DBDPenyuluhan dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai infeksi virus dengue dan vektornya, gejala awal infeksi DBD serta penanganan awal dan pencegahan berjangkitnya infeksi DBD. Penyuluhan akan dilakukan dengan metode ceramah dengan media berupa slide presentasi menggunakan LCD proyektor. Penyuluhan akan dilaksanakan di Balai Banjar Tiying Tutul setelah istirahat masyarakat melakukan kegiatan PSN diatas. Sebelum dimulainya acara penyuluhan akan dibagikan lembar soal pre-test kepada peserta untuk melihat pengetahuan awal masyarakat sebelum mendapatkan penyuluhan. Pada akhir penyuluhan akan dilakukan sesi tanya jawab dan diskusi bersama masyarakat. Selain itu, diakhir penyuluhan juga dilakukan kembali evaluasi dengan masyarakat menjawab soal post-test. Garis besar haluan pelaksanaan penyuluhan tertuang dalam Satuan Acara Penyuluhan Pencegahan dan Penanganan DBD terlampir.1. Pembagian Lavender sebagai Toga Anti NyamukKegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan inisiasi penanaman tanaman obat keluarga yang memiliki sifat anti nyamuk. Adapun tanaman yang akan digunakan adalah tanaman lavender dengan sifat aroma yang tidak disukai nyamuk, sehingga diharapkan jika tanaman nantinya ditanam di pekarangan rumah masing-masing masyarakat maka nyamuk akan enggan untuk berkembangbiak di rumah masyarakat dan mengurangi jumlah vektor serta jumlah infeksi DBD berikutnya. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan membagikan 5 bibit tanaman lavender pada saat akhir acara penyuluhan sebagai percontohan awal dan dibagikan bagi salah satu keluarga yang hadir dalam penyuluhan dan aktif dalam proses tanya jawab penyuluhan sesuai dengan penilaian panitia saat itu.

2.2 WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAANHari, Tanggal:Jumat, 13 Maret 2015Waktu pelaksanaan:16.30 WITA - selesaiTempat:Balai Banjar Tiying Tutul, Desa Pererenan, Kecamatan MengwiAdapun rencana susunan acara kegiatan Gertak DBD dijabarkan pada tabel 1.Tabel 1. Rencana Susunan Acara Kegiatan Gertak DBD 2015

WaktuKegiatanTempatPeserta

16.30 17.00Persiapan, Pembagian Bubuk Abate dan Pengarahan PSNBalai Br. Tiying TutulMasyarakat

17.00 18.00PSN serentakSeluruh wilayah Br. Tiying TutulMasyarakat

18.00 18.30Istirahat dan Persiapan PenyuluhanBalai Br. Tiying TutulMasyarakat

18.30 19.15Penyuluhan Pencegahan dan Penanganan DBDBalai Br. Tiying TutulMasyarakat

19.15 19.30Diskusi, Tanya Jawab, dan Pembagian LavenderBalai Br. Tiying TutulMasyarakat

2.3 TUK (TOLAK UKUR KEBERHASILAN)1. Penilaian Proses Proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan dikatakan berhasil apabila terdapat koordinasi yang baik dan tidak ada kesulitan saat pelaksanaan kegiatan dari pihak UPT. Puskesmas Mengwi II, Perbekel Desa Pererenan dan Kelian Banjar Tiying Tutul. Pelaksanaan kegiatan dinyatakan berhasil apabila pelaksanaan PSN, Penyuluhan dan Pembagian Toga dapat dilakukan dengan tepat waktu,1. Penilaian Hasil Kegiatan ini dinyatakan berhasil apabila peserta yang mengikuti PSN, Penyuluhan dan Pembagian Lavender yaitu sebanyak 50% perwakilan KK di Banjar Tiying Tutul, Desa Pererenan. Kegiatan PSN dinyatakan berhasil apabila Angka Bebas Jentik (ABJ) di wilayah Br. Tiying Tutul, Ds. Pererenan setelah kegiatan mencapai 95%. Kegiatan penyuluhan dinyatakan berhasil apabila terjadi peningkatan hasil post test pengetahuan masyarakat sebesar 30% dibandingkan hasil pre test. Kegiatan pembagian Lavender dinyatakan berhasil apabila terdapat 5 keluarga yang menerima Lavender dan kemudian menanamnya di pekarangan rumah masing-masing.

2.4 PESERTA DAN SASARANPeserta dan sasaran pelaksanaan kegiatan Gertak DBD adalah seluruh masyarakat dalam wilayah Banjar Tiying Tutul, Desa Pererenan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.

2.5 PANITIA PELAKSANAPenyelenggara kegiatan Gertak DBD ini adalah dokter peserta Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI) bekerjasama dengan staf pemegang program Promosi Kesehatan (Promkes), Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) DBD, Surveilans Penyakit Menular, serta Jumantik di bawah bimbingan Dokter Pendamping PIDI dan Kepala UPT. Puskesmas Mengwi II.

BAB IIIPELAKSANAAN KEGIATAN3.1WAKTU DAN TEMPAT KEGIATANHari, tanggal:Jumat, 13 Maret 2015Pukul:16.00-selesaiTempat:Balai Banjar dan wilayah perumahan di Tiying Tutul, Desa Pererenan

3.2 PESERTAPeserta yang hadir adalah pemuda pemudi anggota Sekaa Truna Dwi Satya Tunggal serta ibu-ibu anggota PKK Banjar Tiying Tutul, Desa Pererenan dan beberapa perwakilan KK di wilayah Banjar Tiying Tutul, Desa Pererenan..

3.3 PELAKSANA KEGIATANKegiatan dibagi menjadi dua tahapan kegiatan yaitu Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan Penyuluhan Pencegahan dan Penanganan DBD diikuti dengan Pembagian Tanaman Lavender. Keseluruhan kegiatan ini dilaksanakan oleh satu tim yang terdiri dari 5 orang dokter peserta PIDI dengan bantuan dari beberapa staff UPT. Puskesmas Mengwi II termasuk juga didalamnya staff Puskesmas Pembantu Desa Pererenan. Adapun 5 orang dokter peserta PIDI masing-masingnya melaksanakan tugas yang berbeda antara lain sebagai a) koordinator umum kegiatan Gertak DBD sekaligus pemberi materi penyuluhan, b) koordinator pemberantasan sarang nyamuk, c) koordinator pembagian tanaman lavender, d) penanggung jawab evaluasi penyuluhan, serta e) pelaksana dokumentasi dan pemberian hadiah hiburan kepada peserta penyuluhan. Keseluruhan pelaksanaan kegiatan ini mendapat bantuan penuh dari staff UPT. Puskesmas Mengwi II serta pihak Desa Pererenan dan Banjar Dinas Tiying Tutul yang hadir pada pelaksanaan kegiatan Gertak DBD 2015.

3.4PROSES KEGIATANPada hari Jumat tanggal 13 Maret 2015, pukul 16.00 WITA yaitu 30 menit lebih awal dari perencanaan kegiatan, masyarakat Banjar Tiying Tutul, Desa Pererenan telah berkumpul di depan balai banjar untuk segera memulai bentuk kegiatan pertama, yaitu Pemberantasan Sarang Nyamuk. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan dibawah arahan bapak kelian dinas banjar tiying tutul terhadap warganya yang sebelumnya telah berkoordinasi pada hari Kamis dengan pihak pelaksana kegiatan dari UPT. Puskesmas Mengwi II. Kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dilakukan dengan prinsip 5M plus pada rumah dan pekarangan masing-masing serta pada tempat umum yang ada di lingkungan tiying tutul yaitu pura, villa kosong yang tidak terawat serta wantilan/balai banjar. Kegiatan ini diakhiri pada pukul 16.30 dengan kembali beristirahat di balai banjar sambil menunggu persiapan penyuluhan.Tim pelaksana kegiatan dari dokter PIDI serta staff puskesmas memulai persiapan untuk pelaksanaan bentuk kegiatan kedua berupa Penyuluhan Pencegahan dan Penanganan DBD. Persiapan dimulai dengan mengarahkan lokasi pemberi materi, tamu undangan, posisi LCD proyektor, persiapan alat audio visual serta posisi duduk masyarakat peserta penyuluhan agar dapat mengikuti kegiatan penyuluhan dengan baik. Selain itu juga dipersiapkan hadiah bagi penanya dalam sesi tanya jawab berikutnya serta persiapan untuk pembagian 5 polybag tanaman lavender. Setelah persiapan selesai, pelaksana kegiatan mempersilakan bapak kelian dinas untuk memberikan sambutan awal pelaksanaan penyuluhan. Kemudian dilanjutkan oleh sambutan dari Bapak Kepala Desa Pererenan sekaligus membuka acara penyuluhan pencegahan dan penanganan DBD dan acara diserahkan kepada pemberi materi penyuluhan.Setelah acara pembukaan, penyuluh memberikan beberapa pertanyaan secara lisan kepada peserta dan selanjutnya diikuti pembagian oleh tim penyuluhan soal-soal tertulis (pre-test) yang terdiri dari 15 soal pilihan ganda kepada 40 orang peserta penyuluhan, hal ini dilakukan selama kurang lebih 10 menit. Kemudian selama 45 menit dilakukan ceramah sesuai dengan satuan acara penyuluhan yang telah direncanakan sebelumnya. Selama 45 menit ceramah terdapat 2 pertanyaan dari peserta pada saat peralihan topic materi yaitu menanyakan 1) bahaya penggunaan obat nyamuk bakar / elektrik, 2) mengatasi nyamuk yang bersarang di gantungan pakaian baju. Saat pemberian materi juga diselingi dengan tanya jawab kepada peserta mengenai materi yang sedang disampaikan. Tanya jawab juga dimaksudkan untuk mendapatkan feedback atau umpan balik secara langsung dari peserta terkait materi yang disampaikan, misalnya berupa menanyakan ciri-ciri nyamuk Aedes Aegepty, cara-cara penularan yang diketahui, gejala awal penderita DBD serta penanganan awalnya dan 5M plus sebagai cara pencegahan DBD. Pada saat ceramah juga terdapat Setelah 45 menit sesi ceramah, penyuluhan diikuti oleh sesi tanya jawab dengan dimulai dari tiga penanya pertama yang menanyakan 1) kerusakan lingkungan jika mengubur sampah terutama yang plastik atau kaleng, 2) kemungkinan DBD jika mulai panas dua hari, 3) tanda-tanda kegawatan pada DBD. Sesi pertanyaan berikutnya terdapat dua penanya dari peserta tentang 1) adanya 4 tipe virus DBD di Bali dan 2) efek samping penggunaan abate pada sumber air. Serta terdapat 1 pertanyaan terakhir dari Bapak Kepala Desa Pererenan mengenai seberapa sering diperlukannya PSN.Proses selanjutnya adalah evaluasi pengetahuan peserta penyuluhan melalui pelaksanaan post-test. Post-test merupakan soal yang sama dengan pre-test sebelumnya dan dikerjakan selama kurang lebih 10 menit oleh peserta penyuluhan. Pada akhir kegiatan dilakukan pembagian hadiah berupa obat nyamuk elektrik kepada 3 penanya terbaik. Selanjutnya dilakukan pembagian 5 tanaman lavender kepada 5 penanya berikutnya. Penyuluhan ditutup oleh kesan pesan ucapan terima kasih dari Bapak Kelian Dinas Banjar Tiying Tutul dan Bapak Kepala Desa Pererenan serta dari panitia penyuluhan menyampaikan kepada para peserta penyuluhan agar menyebarluaskan materi yang telah didapatkan pada sore hari itu kepada saudara satu rumah maupun tetangga di sekitar lingkungan rumah.

BAB IVEVALUASI KEGIATAN4.1Evaluasi ProsesProses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Gertak DBD telah dilakukan dengan baik. Proses komunikasi dan koordinasi antara UPT. Puskesmas Mengwi II dengan Kepala Desa Pererenan dan Kelian Dinas Banjar Tiying Tutul juga berjalan lancar, sehingga pada saat pelaksanaan kegiatan, Perbekel Desa Pererenan dan Kelian Banjar Tiying Tutul dapat menghadiri dan mengikuti kegiatan Gertak DBD dari awal hingga akhir.Pelaksanaan kegiatan Gertak DBD berhasil dilakukan dengan baik dan tepat waktu, yang dimulai dengan pelaksanaan PSN pada pukul 16.30 WITA, kemudian dilanjutkan kegiatan Penyuluhan dan Pembagian Toga hingga pukul 19.30 WITA.

4.3 Evaluasi Hasil (Output)1. Jumlah PesertaKeberhasilan kegiatan ini dinilai dari jumlah peserta yang mengikuti PSN, Penyuluhan dan Pembagian Toga sebanyak 50% perwakilan KK di Banjar Tiying Tutul, Desa Pererenan. Adapun jumlah peserta yang hadir pada saat kegiatan Gertak DBD adalah 73 orang yang merupakan perwakilan masing-masing KK. Jumlah KK di Banjar Tiying Tutul, Desa Pererenan adalah sebanyak 124 KK, sehingga kegiatan ini dinyatakan telah berhasil dari TUK jumlah peserta karena telah dihadiri 58,8 % atau melebihi 50% perwakilan KK.2.Angka Bebas JentikIndikator keberhasilan kegiatan berikutnya adalah jika Angka Bebas Jentik (ABJ) di wilayah Br. Tiying Tutul, Ds. Pererenan setelah kegiatan mencapai 95%. Evaluasi angka bebas jentik telah dilakukan pada evaluasi jangka pendek yaitu 2 minggu setelah kegiatan PSN Gertak DBD. Evaluasi dilakukan bersama dengan Pemegang Program P2PL DBD dan Jumantik dan didapatkan ABJ Banjar Tiying Tutul, Ds. Pererenan mencapai 95% sesuai TUK yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga kegiatan ini dinyatakan telah berhasil dilihat dari TUK ABJ.1. Pengetahuan MasyarakatPada evaluasi pengetahuan masyarakat dilakukan evaluasi dengan soal pre-test dan post-test. Adapun soal pre-test dan post-test yang kami gunakan dalam evaluasi hasil penyuluhan Pencegahan dan Pengendalian DBD terlampir. Untuk pelaksanaan pre-test berdasarkan 15 soal yang telah ditetapkan, dari 40 soal yang disebarkan setelah dinilai dengan kunci jawaban yang dibuat, didapatkan hasil nilai rata-rata peserta penyuluhan adalah 61,0 dari nilai penuh 100. Sedangkan untuk hasil post-test setelah pemberian materi dan tanya jawab didapatkan nilai rata-rata peserta penyuluhan adalah 91,8 dari nilai penuh 100. Hal ini menandakan telah terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat yang dinilai dari evaluasi pre-test dan post-test sebesar 30,8% atau lebih dari 30%.1. Pembagian Tanaman LavenderKegiatan pembagian tanaman lavender dinyatakan berhasil dinilai dari TUK yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu terdapat 5 keluarga yang menerima Tanaman Lavender dan kemudian menanamnya di pekarangan rumah masing-masing. Dalam pelaksanaan kegiatan tepatnya pada akhir penyuluhan sesuai uraian di bab pelaksanaan kegiatan telah dilakukan pembagian 5 tanaman lavender kepada 5 perwakilan keluarga yang pada saat itu menjadi penanya pada sesi tanya jawab penyuluhan.Evaluasi juga selanjutnya dilakukan jangka pendek dengan memantau ke pekarangan rumah keluarga penerima tanaman keluarga untuk melihat penanaman tanaman lavender oleh keluarga penerima bersangkutan. Berdasarkan pemantauan yang dilakukan pelaksana kegiatan dan dilengkapi keterangan dari Bapak Kelian Dinas Banjar Tiying Tutul didapatkan bahwa kelima tanaman yang diberikan telah ditanam di pekarangan rumah keluarga bersangkutan. Hal ini menandakan kegiatan Gertak DBD telah berhasil dari capaian TUK pembagian tanaman lavender dan penanamannya.

1. Evaluasi Jangka Pendek dan MenengahSecara Keseluruhan kegiatan Gertak DBD juga dilakukan evaluasi jangka pendek (hari pelaksanaan hingga 1-2 minggu berikutnya) dan evaluasi jangka menengah (4-6 minggu setelah pelaksanaan kegiatan). Dari hasil evaluasi jangka pendek pada awal April 2015 didapatkan hasil sesuai dengan TUK dan penjabaran di atas. Selain itu data mengenai jumlah angka kesakitan terhadap DBD menurun secara drastis selama bulan Maret dan April setelah pelaksanaan kegiatan menjadi hanya 2 kasus pada periode tersebut. Hasil evaluasi jangka pendek ternyata tidak didapatkan sejalan dengan hasil setelah dilakukan evaluasi ulang jangka menengah pada Mei 2015 oleh tim pelaksana kegiatan beserta staff UPT. Puskesmas Mengwi II dan Jumantik. Pada evaluasi jangka menengah ini didapatkan angka bebas jentik menurun menjadi sekitar 60%. Terdapat cukup banyak penampungan air warga yang berisi jentik sehingga perlu dilakukan pemberantasan sarang nyamuk kembali dengan 5M plus. Hal ini dapat disebabkan tidak dilakukannya secara rutin PSN oleh masyarakat secara swadaya seperti yang telah sempat dilakukan pada kegiatan Gertak DBD serta kurangnya jumlah tenaga jumantik untuk melakukan pengawasan secara berkala bila dibandingkan dengan luas daerah yang harus diawasi.

4.4Hambatan Pelaksanaan KegiatanPada saat kegiatan penyuluhan dilaksanakan, tidak seluruh warga Banjar Tiying Tutul dapat mengikuti kegiatan tersebut dikarenakan keterbatasan tempat serta kesibukan beberapa warga. Sehingga tidak seluruh warga mendapatkan informasi mengenai penyakit demam berdarah dan bagaimana cara pencegahan serta penangan dini yang tepat.

4.5Rekomendasi Hasil KegiatanPelaksanaan kegiatan Gertak DBD dan evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan telah dilakukan sesuai dengan rencana. Namun masih terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perbaikan. Beberapa rekomendasi yang dapat pelaksana berikan diantaranya:0. Pelaksanaan kegiatan Gertak DBD sebaiknya dilaksanakan secara berkala, tanpa harus menunggu adanya peningkatan kasus atau wabah.0. Diperlukan penambahan jumlah jumantik sehingga pengawasan dan pendeteksian jentik dapat dilakukan dengan lebih baik.0. Peran serta dan kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan harus terus ditingkatkan, sehingga penyakit-penyakit berbasis lingkungan seperti DBD tidak terus mewabah setiap kali musim hujan tiba.

BAB VPENUTUP

Kegiatan Gertak DBD dengan melaksanakan PSN dan penyuluhan mengenai DBD di Banjar Tiying Tutul, Desa Pererenan, dilakukan untuk menyikapi peningkatan jumlah kasus DBD di banjar tersebut. PSN dilaksanakan secara serentak di seluruh rumah dan lingkungan banjar, yang dilanjutkan dengan pemberian penyuluhan mengenai cara pencegahan, penanganan awal, serta tanda-tanda kegawatan pada penyakit DBD. Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai cara pencegahan dan penanganan DBD sehingga diharapkan terjadi penurunan jumlah kasus dan tidak terjadi kasus kematian akibat DBD. Untuk mencapai sasaran yang diharapkan, peran aktif dari masyarakat tentu sangat diharapkan untuk terus melaksanakan kegiatan PSN secara teratur dan meningkatan koordinasi dengan pihak Puskesmas Mengwi II.

17