control chart
DESCRIPTION
Diagram KontrolTRANSCRIPT
CONTROL CHART
OLEH :KELOMPOK 4
ST. HASRAWATI TAYANG G31113004 SERLI HATUL HIDAYAT G31113010 IRDHAN WAHYUDI G31113014 ERVAN TOGATOROP G31113302 ANDI NADYA TITA ALIA G31113304 NABILA MUKHMININA JIBRIL G31113308 DWI MULTI MAIGAWARTI G31113309
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGANJURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR2015
CONTROL CHART
1. Definisi Control Chart
Control Chart adalah suatu alat yang secara grafis digunakan untuk memonitor dan
mengevaluasi apakah suatu aktivitas/proses berada dalam pengendalian kualitas, menjelaskan
nilai-nilai statistik dari cacat keluaran yang dilengkapi batas atas, garis tengah dan batas
bawah.
2. Tujuan Control Chart
Tujuan Control Chart adalah untuk menetapkan apakah setiap titik pada grafik normal
atau tidak normal dan dapat mengetahui perubahan dalam proses dari mana data
dikumpulkan, sehingga setiap titik pada grafik harus mengindikasikan dengan cepat dari
proses mana data diambil.
3. Sejarah Peta Kendali (Control Chart)
Peta kendali atau biasa dikenal dengan istilah control chart pertamakali ditemukan oleh
Dr. Walter A. Andrew Shewar Di Amerika serikat pada tahun 1924. Ketika Walter A.
Andrew Shewar bekerja untuk Bell Labs pada tahun 1920. Dr. A.W.Shewhart dan rekan-
rekannya terus mengembangkan diagram-diagram pengendalian mutu sejak tahun 1920-1930.
Dengan teknik-teknik ini, proses penyediaan barang-barang produksi dan jasa dapat lebih
mudah diperkirakan dan lebih konsisten.
Ketika Walter A. Andrew Shewar bekerja untuk Bell Labs pada tahun 1920. Beberapa
pemimpin perusahaan telah berusaha untuk meningkatkan keandalan atau kualitas sistem
transmisi telepon yang mereka gunakan karena amplifier dan peralatan yang digunakan harus
dikubur atau ditaruh di bawah tanah. Pada 1920, para pemimpin perusahaan telah menyadari
pentingnya mengurangi variasi dalam proses manufaktur. Selain itu, mereka telah menyadari
bahwa proses penyesuaian secara terus-menerus untuk menyelesaikan masalah yang tidak
sesuai dapat meningkatkan variasi dan menimbulkan kualitas yang buruk. Dari beberapa
kendala yang dialami oleh pemimpin perusahaan dan melihat peluang kebutuhan bisnis yang
lebih kuat untuk mengurangi frekuensi kegagalan dan meningkatkan perbaikan. Shewhart
menyusun dan mengumpulkan masalah-masalah tersebut dan menyusunnya dengan metode
umum ke khusus.
Tanggal 16 Mei 1924, Walter A. Andrew Shewar menulis sebuah memo internal untuk
memperkenalkan peta kendali (control chat) sebagai alat untuk membedakan antara
keduanya. Atasan Dr. Shewhart, George Edwards, menceritakan mengenai cara Dr, Walter
A. Andrew Shewar dalam membuat atau memperkenalkan peta kendali (control chat ) Bahwa
"Dr Shewhart terlebih dahulu menyiapkan memorandum beberapa halaman berkisar antara
sepertiga dari halaman sebuah diagram sederhana yang dikenal sebagai peta kendali skema
diagram dan teks pendek yang didahului dengan penetapan prinsip-prinsip penting dan
pertimbangan yang telah kami ketahui sebagai kontrol kualitas.
Shewhart menekankan bahwa untuk membawa proses produksi menjadi sistem kontrol
statistik, yang mana hanya ada tiga pokok yaitu umum, penyebab, dan variasi, dan
menyimpannya dalam kontrol. Cara ini sangat diperlukan untuk memprediksi keluaran masa
depan dan untuk mengelola proses ekonomi.
Shewhart menciptakan dasar diagram kontrol dan konsep negara kontrol statistik
dengan percobaan yang dirancang dengan hati-hati. Sementara Shewhart menarik dari teori
statistik matematika murni, Shewhart memahami data dari proses fisik yang menghasilkan
"kurva normal distribusi" (distribusi Gaussian, juga biasa disebut sebagai "kurva lonceng").
Shewhart menemukan bahwa variasi yang diamati dalam data manufaktur tidak selalu
member hasil dengan cara yang sama sebagai data yang sesuai (gerak Brown dari partikel).
Pada tahun 1924 atau 1925, inovasi Shewhart menjadi perhatian W. Edwards Deming,
yang bekerja di fasilitas Hawthorne. Setelah kekalahan Jepang pada akhir Perang Dunia II,
Deming menjabat sebagai konsultan statistik untuk Panglima Tertinggi untuk Sekutu dan
menjadi pendukung inovasi Shewhart. Keterlibatannya dalam kehidupan Jepang, dan karir
yang panjang sebagai konsultan industri di sana W. Edwards Deming menggunakan dan
menyebarkan pemikiran Shewhart sehingga penggunaan peta kendali digunakan secara luas
di industri manufaktur Jepang sepanjang tahun 1950-an dan 1960-an.
4. Klasifikasi Control Chart
Ada dua macam control chart yaitu untuk data variabel dan untuk data attribute.
A. Control Chart data untuk atribut
Data untuk atribut (Atributes Data) merupakan data kualitatif yang dapat dihitung
untuk pencatatan dan analisis. Contoh dari data atribut adalah ketiadaan label pada kemasan
produk, kesalahan proses administrasi buku tabungan nasabah, banyaknya jenis cacat pada
produk dan lain-lain. Data atribut diperoleh dalam bentuk unit-unit ketidaksesuaian dengan
spesifikasi atribut yang ditetapkan. Atribut dalam pengendalian kualitas menunjukkan
karakteristik kualitas yang sesuai dengan spesifikasi. Atribut digunakan apabila ada
pengukuran yang tidak memungkinkan untuk dilakukan misalnya goresan, kesalahan warna,
atau ada bagian yang hilang. Selain itu, atribut digunakan apabila pengukuran dapat dibuat
tetapi tidak dibuat karena alasan waktu, biaya, atau kebutuhan. Pengendalian kualitas proses
statistic untuk data atribut ini digunakan sebagai pengganti pengendali kualitas proses
statistik untuk data variabel.
Grafik pengendali kualitas proses statistik data atribut dapat digunakan pada semua
tingkatan dalam organisasi, perusahaan, dan mesin-mesin. Grafik pengendali kualitas proses
statistik data atribut juga dapat membantu mengidentifikasi akar permasalahan baik pada
tingkat umum maupun pada tingkat yang lebih mendetail.
Ada dua kelompok grafik pengendali proses statistik data atribut, yaitu yang
berdasarkan distribusi binomial dan distribusi poisson. Kelompok pengendali untuk unit-unit
ketidaksesuaian, didasarkan pada distribusi binomial seperti p-chart yang menunjukkan
proporsi ketidaksesuaian dalam sampel atau sub kelompok yang ditunjukkan dengan bagian
atau persen. Sedangkan yang berdasarkan distribusi poisson, terdapat c-chart dan u-chart.
Untuk menyusun grafik pengendali proses statistik untuk data atribut diperlukan beberapa
langkah sebagai berikut.
1. Menentukan sasaran yang akan dicapai
Sasaran ini akan mempengaruhi jenis pada pengendali kualitas proses statistik data atribut
yang harus digunakan. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh karakteristik kualitas suatu produk
dan proses, apakah proporsi atau banyaknya ketidaksesuaian dalam sampel atau sub
kelompok, ataukah ketidaksesuaian dari suatu unit setiap kali mengadakan observasi.
2. Menentukan banyaknya sampel dan banyaknya observasi
Banyaknya sampel yang diambil akan mempengaruhi jenis grafik pengendali di samping
karakteristik kualitasnya.
3. Mengumpulkan data
Data yang dikumpulkan tentu disesuaikan dengan jenis peta pengendali. Misalnya suatu
perusahaan atau organisasi menggunakan p-chart, maka data yang dikumpulkan juga harus
diatur dalam bentuk proporsi kesalahan terhadap banyaknya sampel yang diambil.
4. Menentukan garis
Menentukan garis tengah dan batas-batas pengendali pada masing-masing grafik
pengendali biasanya menggunakan ±3σ sebagai batas-batas pengendalinya.
5. Merevisi garis tengah dan batas-batas pengendali
Revisi terhadap garis pusat dan batas-batas pengendali dilakukan apabila dalam grafik
pengendali kualitas proses statistik untuk data atribut terdapat data yang berada di luar batas
pengendali statistik (out of statistical control) dan diketahui kondisi tersebut disebabkan
karena penyebab khusus. Demikian pula data yang berada di bawah garis pengendali bawah
apabila ditemukan penyebab khusus di dalamnya tentu juga diadakan revisi.
B. Control Chart untuk Data Variabel
Ada dua jenis control chart menurut data yang digunakan yaitu control chart untuk data
variabel dan control chart untuk data atribut. Untuk data hasil pengukuran atau data variabel
maka control chart yang biasa digunakan adalah control chart – R dan – R.
Selain ditentukan oleh jumlah observasi yang dilakukan control chart juga dapat ditentukam
oleh karakteristik kualitas sesuai dengan yang diinginkan konsumen.
5. Contoh Penerapan Control Chart
a. Aplikasi six sigma pada pengujian kualitas produk di UKM Keripik Apel Tinjuan Dari
Aspek
Pembuatan Peta Kontrol X dan R
Pembuatan peta kendali X dan R dilakukan untuk mengetahui apakah proses spinning
sudah terkendali atau belum. Hasil pengukuran data remukan keripik apel per 100 g untuk
pembuatan peta kontrol X dan R menunjukkan garis tengah pada peta kontrol X berada pada
36,72 dan garis tengah pada peta control R berada pada 10,53. Hal tersebut menunjukkan
bahwa proses pengukuran remukan keripik apel kemasan 100 g dalam keadaan terkendali dan
tidak ada titik-titik yang berada di luar batas-batas kontrol yang menunjukkan adanya outlier
(data pencilan), proses berjalan dengan stabil atau masih dalam keadaan terkendali dan tidak
ada kelebihan variabilitas dalam proses pengukuran tersebut.
Menurut Lindsay dan Evans (2007), jika nilai sampel jatuh di luar batas pengendalian
atau jika pola yang tidak acak terjadi di dalam diagram, maka itu berarti bahwa penyebab
khusus mempe-ngaruhi proses tersebut dan dikatakan proses tidak stabil, sehingga perlu dila-
kukan perbaikan dengan cara membuang outlier.
b. Contoh penerapan control chart pada industri pangan
Berikut adalah salah satu contoh penerapan control chart dalam industri pangan.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode control chart (peta kendali). Control
Chart adalah suatu alat yang secara grafis digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi
apakah suatu aktivitas/ proses berada dalam pengendalian kualitas, menjelaskan nilai-nilai
statistik dari cacat keluaran yang dilengkapi batas atas, garis tengah dan batas bawah
(Haming dan Nurnajamuddin, 2012). Produk cacat dapat disebabkan karena berbagai hal di
antaranya, produk cacat yang disebabkan oleh sulitnya pengerjaan dan kurangnya
pengendalian dalam perusahaan. Salah satu perusahaan yang memproduksi produk yang
rentan mengalami kecacatan adalah PT. Ital Fran’s Multindo Food Industries.
PT. Ital Fran’s Multindo Food Industries adalah suatu perusahaan yang
memproduksi produk makanan tepatnya roti Bakery yang sering dikenal dengan sebutan
Fran’s Bakery, yang berlokasi di Desa Kaba-Kaba Tabanan. Perusahaan ini memproduksi
aneka jenis Bakery yang ditampilkan dalam berbagi bentuk, jenis serta rasa dengan tujuan
agar konsumen tertarik untuk membeli dan merasa puas dengan apa yang telah disajikan oleh
perusahaan. Jenis produk roti yang diproduksi seperti, roti manis, roti tawar, cake, pastry,
donat. Dalam proses produksi, terkadang apa yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan,
seperti adanya produk cacat yang didapat saat proses produksi ataupun saat pengepakan
barang.
Hasil analisis dengan alat pengendalian kualitas yaitu control chart terhadap produk
cacat yang ada pada PT. Ital Fran’s Multindo Food Industries tahun 2013 dengan bantuan
Software SPSS (Statistical Program Sosial Science) 16.0 mengalami fluktuasi di setiap
bulannya. Dapat dilihat pada gambar 4.1, masih adanya titik-titik yang berada di luar batas
kendali. Terdapat 1 titik yang berada di luar batas kendali atas (UCL) yaitu pada bulan
Desember dan 11 titik yang berada diantara batas kendali atas (UCL) dan batas kendali
bawah (LCL) yaitu pada bulan Januari sampai November. Dapat dikatakan bahwa proses
produksi pada PT. Ital Fran’s Multindo Food Industries tahun 2013 masih dalam batas
pengendalian, namun proses produksi belum dikatakan sempurna, karena titik-titik yang
berada diantara UCL dan LCL tidak sejajar atau lurus dengan Central Line (CL)/ garis pusat
atau tengah dan juga terdapat satu titik yang melewati batas UCL, hal ini sesuai dengan
teori UCL ≤ p ≤ LCL (Haming dan Nurnajamuddin, 2012) yang berarti p lebih besar atau
sama dengan UCL dan p lebih kecil atau sama dengan LCL. Untuk membuat semua proses
berada di dalam batas kendali masih diperlukan langkah antisipasi.
c. Contoh lainnya dalam penerapan control chart pada industri pangan
Dalam pengendalian mutu pada dasarnya dilakukan perbandingan keluaran proses
dengan ketentuan yang telah ditetapkan, Dalam prakteknya dapat dilakukan degan
menggunakan diagram pengendalian (control chart) sehingga dapat diketahui kapan suatu
keadaan dikatakan masih dalam kendali (in control) yang tidak memerlukan perubahan, dan
kapan dikatakan di luar kendali (out of control) sehingga memerlukan perubahan atau
pengaturan kembali.
Sebagai contoh penerapan metode control chart pada sebuah perusahaan industry
pangan, control chart ( bagankendali ) dapat digunakan untuk menjaga agar produk tetap
dalam tingkat mutu yang diinginkan. Hal ini dapat dicapai melalui perencanaan mutu produk
yang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan konsumen, penggunaan alat dan prosedur
pengujian yang benar. Pemeriksaan serta tindakan korektif apabila terdapat penyimpangan
produk dari standard atau spesifikasi yang sudah ditetapkan dalam perencanaan. Pemilihan
bahan, kondisi proses dan peralatan yang sesuai merupakan hal yang perlu diperhatikan
dalam suatu industri.
DAFTAR PUSTAKA
Amitava, M. 1993.Fundamental of Quality Control and Improvement, New York:Macmillan Publishing Company.
Anonim 2013. http://en.wikipedia.org/wiki/Control_chart#History Diakses pada tanggal 10 mei 2015. Makassar.
Haming, Murdifin dan Nurnajamuddin, Mahfud. 2012. Manajemen Produksi Modern (Operasi Manufaktur dan Jasa Buku 2). Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Perpustakaan universitas Indonesia, Metode control chart. http://repository.upi.edu/1365/4/s_ d5051_ 0611189_chapter3 .pdf diakses pada tanggal 10 mei 2015 Makassar.
Riyanti, L.L., Nuridja M., Suwena K.R. 2014. Analisis Pengendalian Produk Cacat dengan Metode Control Chart pada PT. Ital Frans Multindo Food Industries di Kabupaten Tabanan Tahun 2013. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Vol 4(1) Tahun 2014.
Sukardi, S. 2011 aplikasi six sigma pada pengujian kualitas produk Di ukm keripik apel tinjauan dari aspek proses. Jurnal Teknik Industri 8(1): 71 – 79.
Suwandihan, 2012. Jaminan Mutu dalam Industri Pangan. https://suwandihan.wordpress.com/2012/05/11/jaminan-mutu-dalam-industri- pangan/Diaksespada 15 Mei 2015