contoh ptk penjasorkes 1 (bab i-v)

75
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan Rounders berasal dari negara Inggris. Rounders pertama kali dimainkan di Tudor. Rounders mulai populer di Indonesia pada tahun 1950 yang dikembangkan oleh seorang berkenangsaan Belanda (http://rangkuman- pelajaran.blogspot.com Diunduh 29 Oktober 2012 jam15.30WIB). Pada PON II tahun 1951 Rounders sudah dipertandingkan(http://rangkuman-pelajaran.blogspot.com Diunduh 29 Oktober 2012 jam15.30WIB). Banyak orang sering salah mempersepsikan rounders sebagai olahraga kasti atau softball.( http://rangkuman-pelajaran.blogspot.com Diunduh 29 Oktober 2012 jam15.30WIB) Rounders memang tidak berbeda jauh dari kedua permainan tersebut.perbedaanya berbeda pada cara mematikan lawan dan model lapanganya, permainan rounders masih terasa asing terdengar di telinga masyarakat Indonesia. Namun jika telah paham dan mengerti maka persepsi tentang rounders sama seperti kasti ini akan berubah.

Upload: kkg-penjasorkes-kd-malang

Post on 16-Apr-2015

867 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

Hasil workshop pengembangan karier KKG Penjasorkes Kecamatan Kedungkandang Kota Malang Desember 2012

TRANSCRIPT

Page 1: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permainan Rounders berasal dari negara Inggris. Rounders pertama kali dimainkan

di Tudor. Rounders mulai populer di Indonesia pada tahun 1950 yang dikembangkan

oleh seorang berkenangsaan Belanda (http://rangkuman-pelajaran.blogspot.com

Diunduh 29 Oktober 2012 jam15.30WIB). Pada PON II tahun 1951 Rounders sudah

dipertandingkan(http://rangkuman-pelajaran.blogspot.com Diunduh 29 Oktober 2012

jam15.30WIB). Banyak orang sering salah mempersepsikan rounders sebagai olahraga

kasti atau softball.( http://rangkuman-pelajaran.blogspot.com Diunduh 29 Oktober 2012

jam15.30WIB) Rounders memang tidak berbeda jauh dari kedua permainan

tersebut.perbedaanya berbeda pada cara mematikan lawan dan model lapanganya,

permainan rounders masih terasa asing terdengar di telinga masyarakat Indonesia.

Namun jika telah paham dan mengerti maka persepsi tentang rounders sama seperti

kasti ini akan berubah.

Dalam Pendidikan jasmani kesehatan dan Olahraga juga terdapat materi permainan

bola kecil termasuk permainan rounders.Dalam permainan itu sangat dibutuhkan

ketangkasan untuk menangkap dan melempar bola antar pemain, selain memukul

bola.Jika lemparan dan tangkapan bola sangat mahir, maka permainan akan menjadi

lebih seru jika kedua team mempunyai kecakapan yang sama.

Permainan rounders adalah salah satu permainan bola kecil yang paling disukai anak-

anak,demikian Edi menceritakan ( Wawancara tgl.15 Oktober 2012 ).Tetapi, biasanya

anak-anak melakukan hanya untuk kesenangan saja tanpa ada keterampilan lemparan

dan cara menangkap bola dengan benar,sehingga dalam permainan banyak sekali

Page 2: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

2

lemparan dan tangkapan yang tidak bisa terselesaikan dengan baik,sehinga sering

terjadi salah sasaran sehingga bola tidak bisa tertangkap dengan baik dikarenakan teknik

lemparan yang tidak baik.

Dalam permainan Rounders sangat dibutuhkan keterampilan melempar dan

menangkap bola dengan wajar,sehinga dalam permainan itu bisa berlangsung dengan

baik dan permainan ini bisa dinikmati bagi yang melihat /penonton dan pemain itu

sendiri. Apalagi jika para pemain dapat memperlihatkan keterampilan

optimalnya,sehingga permainan menjadi hidup tanpa ada pemain yang merasa tidak

mendapatkan lemparan /tangkapan bola dalam permainan .

Fenomena yang terjadi disekolah yang sebagaimana diungkapkan oleh Edi bahwa

siswa kurang latihan dalam permainan rounders serta kurang suka mengikuti pelajaran

olah raga (Wawancara tgl.15 Oktober 2012 ).kondisi tersebut menimbulkan persoalan

sendiri diantaranya,kapasitas latihan kurang terpenuhi,pembentukan kebiasaan untuk

terampil bermain rounders tidak terbentuk.hal itu dikuatkan oleh Edi yang menyatakan

bahwa keterampilan siswa di sekolah ini dalam bermain rounders sangat rendah.

( Wawancara .15 Oktober 2012)

Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin memilih judul penelitian, “Penerapan

Metode Drill untuk meningkatkan keterampilan lempar tangakap bola lambung dalam

permaianan Rounders di Siswa Kelas V SDN Sawojajar 6 Malang”.

B . Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumus suatu masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah penerapan Metode Drill untuk meningkatkan keterampilan siswa

dalam lempar tangkap bola lambung pada permainan rounders di kelas V SDN

Sawojajar 6 Malang ?

Page 3: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

3

2. Apakah penerapan Metode Drill dapat meningkatkan keterampilan siswa

dalamlempar tangakap bola lambung pada permaianan Rounders di kelas V SDN

Sawojajar 6 Malang ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan diatas,penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mendiskripsikan penerapan Metode Drill untuk meningkatkan keterampilan siswa

dalam lempar tangkap bola lambung pada permainan rounders di kelas V SDN

Sawojajar 6 Malang .

2. Mengetahui keterampilan siswa dalam lempar tangkap bola lambung pada permainan

rounders melaui penerapan metode drill di kelas V SDN Sawojajar 6 Malang.

D. Ruang Lingkup Masalah Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk membidik peristiwa pembelajaran dengan

menerapkan metode pembelajaran Drill untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam

lempar tangkap bola lambung pada permainan rounders di kelas V SDN Sawojajar 6

Kota Malang.Batasan tersebut dituangkan rumusan variabel pada table 1.1

Tabel 1.1

Variabel penelitian

No Variabel Sub Variabel Indikator Sumber Data Instrumen

1 Metode

Pembelajara

n

Metode

Pembelajaran

Drill

1. Memberi model/contoh melempar

dan menangkap bola lambung.

2. Melatih setiap siswa untuk

melempar bola

-Pembelajaran

permainan bola

kecil (Rounders )

kelas V (lempar

tangngkap bola

- Observasi

- Pedoman

wawancara

Page 4: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

4

3. Melatih setiap siswa untuk

menangkap bola

4. Mengkoreksi gerakan menangkap

dan melempar bola lambung.

5. Melatih siswa melempar dan

menangkap bola sesuai hasil koreksi

6. Membiasakan gerakan gerakan

lempar dan tangkap bola secara

terus menerus.

lambung )

2 Hasil belajar Lempar

Tangkap

Bola

lambung

(Rana

Psikomotor )

1. Memberi model/contoh melempar

dan menangkap bola lambung.

2. Melatih setiap siswa untuk

melempar bola

3. Melatih setiap siswa untuk

menangkap bola

4. Mengoreksi gerakan menangkap dan

melempar bola lambung.

5. Melatih siswa melempar dan

menangkap bola sesuai hasil koreksi

6. Membiasakan gerakan gerakan

lempar dan tangkap bola secara

berulang terus menerus.

Tes keterampilan

lempar tangkap

bola

-Pedoman

penilain

keterampilan

lempar

tangkap bola

Sumber : Variable Penelitian, Olahan peneliti 2012

Page 5: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

5

E. Definisi Operasional

1. Keterampilan lempar tangkap bola adalah salah satu teknik dasar dalam permainan

rounders yang mengunakan telapak tangan dan lengan dalam penerimaan dan

lemparan bola

2. Permainan Rounders adalah permainan bola kecil dengan teknik dasar yang hampir

sama dengan permainan kasti yaitu melempar, menangkap, dan memukul ditambah

dengan keterampilan mengetik dan menghindari sentuhan bola.

3. Metode

Model Pembelajaran Drill adalah satu kegiatan melakukan hal yang sama,

berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu

asosiasi atau menyempurnakan suatu keterampilan agar menjadi bersifat

permanen(Nana Sujana).

1. Keterampilan Lempar Tangkap Bola

a.Teknik Melempar Bola.

Dalam bermain rounders, pemain harus dapat menguasai teknik melempar

bola dengan baik.

-    Melempar bola melambung.

Gerakannya:

  Berdiri santai, satu tangan memegang bola,

  Posisi badan seorang ke arah sasaran lemparan,

  Mata memandang ke arah sasaran lemparan,

  Langkahkan satu kaki ke depan,

Page 6: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

6

  Lempar bola dengan cara mengayunkan tangan dengan kuat ke depan

melewati samping kepala,

  Lemparkan bola hingga melambung.

b. Teknik Menangkap Bola.

Menangkap bola dapat dilakukan dengan kedua tangan atau satu tangan.

Teknik menangkap bola disesuaikan dengan arah datangnya bola, seperti

melambung, mendatar, atau menyusur tanah.

-   Menangkap bola melambung.

Gerakannya:

  Badan berdiri tegak, langkahkan satu kaki ke depan,

  Letakkan kedua telapak tangan saling berhadapan, dengan kedua lengan

lurus ke atas,

  Lihat arah datangnya bola,

  Berlarilah sesuai dengan gerakan bola,

  Tangkap bola.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Sejawat Guru

Untuk menambah refrensi dalam pengembangan model pembelajaran

pendidikan

2. Bagi Sekolah

Manfaat bagi sekolah Sekolah yang para gurunya memiliki kemampuan

untuk melakukan perubahan atau perbaikan kinerjanya secara profesional, maka

sekolah tersebut akan berkembang pesat. Ada hubungan yang erat antara

berkembangnya suatu sekolah dengan berkembangnya kemampuan guru. Sekolah

Page 7: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

7

tidak akan berkembang, jika gurunya tidak memiliki kemampuan untuk

mengembangkan diri.

3. Bagi UP Dikbud Kec.

Memberikan masukan kepada Kepala Cabang Dinas sebagai bahan

pertimbangan mengambil kebijakan-kebijakan dalam rangka meningkatkan mutu

pembelajaran pada gugus setempat.

4. Bagi Dikbud Kota/Kabupaten

Memberikan masukan kepada Kepala Dinas Kota sebagai bahan

pertimbangan mengambil kebijakan-kebijakan dalam rangka meningkatkan mutu

pembelajaran

5. Bagi Praktisi Pendidikan

Sebagai sarana peneliti untuk mengembangkan pengetahuan keterampilan

dan wawasan berpikir kritis guna melatih kemampuan memahami dan menganalisa

masalah-masalah pendidikan secara sistematis dan konstruktif

6. Bagi Peneliti Lain

Dapat digunakan sebagai rujukan dan pijakan untuk melakukan penelitian

sejenis dalam penelitian berikutnya.

Page 8: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

8

BAB II

KAJIAN MATERI

A. Pembelajaran :

1. Pengertian Pemebelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan

bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan

ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta

pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,

pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat

belajar dengan baik. (Wikipedia.com)sedangkan menurut Gagne dan

Briggs (1979:3)pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk

membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang

dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung

terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal,dan Pembelajaran

adalah Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar

pada suatu lingkungan belajar. (UU No. 20/2003, Bab I Pasal Ayat 20)

SDN Sawojajar 6 Malang merupakan salah satu wadah atau tempat untuk

pelaksanaan proses pembelajaran tersebut,karena di SDN Sawojajar 6 Malang

juga termasuk dari bagian system Pendidikan Nasional.Oleh karena itu

pelaksanaan proses pembelajaran SDN Sawojajar 6 juga perlukan pengembangan

dan inovasi-inovasi baru guna memperbaiki dan meningkatkan prestasi dan hasil

belajar perserta didik.

Page 9: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

9

Pengajaran mempunyai arti cara mengajar atau mengajarkan. (Purwadinata,

1967, hal 22). Dengan demikian pengajaran diartikan sama dengan perbuatan

belajar (oleh siswa) dan Mengajar (oleh guru). Kegiatan belajar mengajar adalah

satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan

primer, sedangkan mengajar adalah kegiatan sekunder yang dimaksudkan agar

terjadi kegiatan secara optimal.Dan dapat ditarik kesimpulan bahwa Pembelajaran

adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya

perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan

didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan

karena adanya usaha.

2. Komponen-komponen Sistem Pembelajaran

Winataputra, dkk (2007: 1.18-1.1), Proses belajar-mengajar merupakan salah

satu bagian dari proses pembelajaran. Istilah proses belajar-mengajar dikenal

sebelum dipopulerkannya proses pembelajaran. Proses pembelajaran dipilih

sebagai istilah yang menunjukkan kegiatan guru dan siswa sebagai pengganti

istilah proses belajar-mengajar. Istilah pembelajaran dipopulerkan karena

pembelajaran lebih tepat dipakai sebagai istilah terjadinya kegiatan belajar, karena

kegiatan belajar tidak hanya terjadi di sekolah tetapi di dalam kehidupan di luar

sekolah dan kegiatan belajar belum tentu timbul karena adanya kegaitan

mengajar. Winataputra, dkk (2007: 1.5) Banyak istilah/pepatah berkaitan dengan

kegiatan belajar contohnya, Iqra bismirobbika ladzi kholag (bacalah alam semesta

atas nama tuhanmu), Belajarlah sampai ke negeri cina sekalipun ( Belajarlah

tentang apa saja, siapa saja, dan dimana saja) Bend the willow when it is young

( didiklah anak selagi masih muda). Semua pepatah itu bertujuan untuk

Page 10: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

10

membangkitkan semangat belajar yang mengacu dalam usaha mencapai harkat

hidup yang lebih tinggi. Dan hal tersebut berkaitan erat dengan tujuan pendidikan

dan kegiatan belajar-mengajar yang mengacu pada tujuan untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa. Winataputra, dkk (2007: 1.20 Konsep pembelajaran seperti hal

tersebut dirumuskan dalam Pasal 1 butir 20 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang

sikdiknas, yakni “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar, dan lingkungan belajar. Silabus adalah

rencana pembelajaran pada suatu dan/kelompok mata

pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi,

kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan

pembalajaran, indicator pencapaian kompetensi untuk penilaian,

penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Jadi uaraian diatas

menyatakan bahwa komponen-kompene pembelajaran terdiri

dari:

-Kurikulum

-Silabus dan

-Rencana pelaksanaan pembelajaran yang terdiri dari: kolom

identitas, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,

tujuan pembelajaran,materi pembelajaran, metode, kegiatan

pembelajaran, sumber belajar dan penilaian.

3. Metode Pembelajaran

a. Pengertian Metode Pembelajaran

Page 11: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

11

Menurut Nana Sudjana (2005: 76) metode pembelajaran adalah, “Metode

pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan

dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”.

Sedangkan M. Sobri Sutikno (2009: 88) menyatakan, “Metode

pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh

pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk

mencapai tujuan”.

Metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh yang

sesuai dan serasi untuk menyajikan suatu hal sehingga akan tercapai suatu tujuan

pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai yang diharapkan.

Agar ada pemahaman yang jelas, clear and distict maka penting

ditegaskan di sini pengertian belajar dan pembelajaran sehingga perbedaan

keduanya dapat diketahui, baik secara teoritis dan prakteknya. Belajar merupakan

aktifitas yang dilakukan seseorang atau peserta didik secara pribadi dan sepihak.

Sementara pembelajaran itu melibatkan dua pihak yaitu guru dan peserta didik

yang didalamnya mengandung dua unsure sekaligus yaitu mengajar dan belajar

(teaching and learning). Jadi pembelajar telah mencakup belajar. Istilah

pembelajaran merupakan perubahan istilah yang sebelumnya dikenal dengan

istilah proses belajar mengajar (PBM) atau kegiatan belajar mengajar (KBM)

b. Macam-macam Metode Pembelajaran

Page 12: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

12

Metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh yang

sesuai dan serasi untuk menyajikan suatu hal sehingga akan tercapai suatu tujuan

pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai yang diharapkan.

Agar ada pemahaman yang jelas, clear and distict maka penting

ditegaskan di sini pengertian belajar dan pembelajaran sehingga perbedaan

keduanya dapat diketahui, baik secara teoritis dan prakteknya. Belajar merupakan

aktifitas yang dilakukan seseorang atau peserta didik secara pribadi dan sepihak.

Sementara pembelajaran itu melibatkan dua pihak yaitu guru dan peserta didik

yang didalamnya mengandung dua unsure sekaligus yaitu mengajar dan belajar

(teaching and learning). Jadi pembelajar telah mencakup belajar. Istilah

pembelajaran merupakan perubahan istilah yang sebelumnya dikenal dengan

istilah proses belajar mengajar (PBM) atau kegiatan belajar mengajar (KBM)

B. Metode Drill

1. Pengertian

Seorang siswa perlu memiliki ketangkasan atau keterampilan dalam

sesuatu, misalnya dalam lari cepat, atletik, berenang; atau berkebun. Sebab itu di

dalam proses mengajar belajar, perlu diadakan latihan untuk menguasai

keterampilan tersebut. Maka salah satu teknik penyajian pelajaran untuk memenuhi

tuntutan tersebut ialah teknik latihan atau drill. Metode drill ialah suatu teknik yang

dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-

kegiatan latihan yang dilakukan secara berulang-ulang, agar siswa memiliki

ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.

Latihan yang praktis, mudah dilakukan, serta teratur melaksanakannya membina

anak dalam meningkatkan penguasaan keterampilan itu; bahkan mungkin siswa

Page 13: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

13

dapat memiliki ketangkasan itu dengan sempurna. Hal ini menunjang siswa

berprestasi dalam bidang tertentu, misalnya juara lari, juara sepak bola; juara

bersepeda dan sebagainya. Teknik ini memang banyak digunakan untuk pelajaran

olah raga. Dalam hal ini banyak cabang olah raga yang memerlukan latihan khusus

dan teratur, serta pengawasan dari trainer yang baik

2. Langkah-langkah Pengunaan Metode Drill

Untuk kesuksesan pelaksanaan teknik latihan itu perlu instruktur/guru

memperhatikan langkah-langkah/prosedur yang disusun demikian:

a. Gunakanlah latihan ini hanya untuk pelajaran atau tindakan yang dilakukan

secara otomatis, ialah yang dilakukan siswa tanpa menggunakan pemikiran dan

pertimbangan yang mendalam. Tetapi dapat dilakukan dengan cepat seperti

gerak refleks saja, seperti: menghafal, menghitung, lari dan sebagainya.

b. Guru harus memilih latihan yang mempunyai arti luas ialah yang dapat

menanamkan pengertian pemahaman akan makna dan trujuan latihan sebelum

mereka melakukan. Latihan itu juga mampu menyadarkan siswa akan kegunaan

bagi kehidupannya saat sekarang ataupun di masa yang akan datang. Juga

dengan latihan itu siswa merasa perlunya untuk melengkapi pelajaran yang

diterimanya.

c. Di dalam latihan pendahuluan instruktur harus lebih menekankan pada diagnosa,

karena latihan permulaan itu kita belum bisa mengharapkan siswa dapat

menghasilkan keterampilan yang sempurna. Pada latihan berikutnya guru perlu

meneliti kesukaran atau hambatan yang timbul dan dialami siswa, sehingga

dapat memilih/menentukan latihan mana yang perlu diperbaiki. Kemudian

instruktur menunjukkan kepada siswa response/tanggapan yang telah benar dan

memperbaiki response-response yang salah. Kalau perlu guru mengadakan

Page 14: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

14

variasi latihan dengan mengubah situasi dan kondisi latihan, sehingga timbul

response yang berbeda untuk peningkatan dan penyempurnaan kecakapan atau

keterampilannya.

d. Perlu mengutamakan ketepatan, agar siswa melakukan latihan secara tepat,

kemudian diperhatikan kecepatan; agar siswa dapat melakukan kecepatan atau

keterampilan menurut waktu yang telah ditentukan; juga perlu diperhatikan pula

apakah response siswa telah dilakukan dengan tepat dan cepat.

e. Guru memperhitungkan waktu/masa latihan yang singkat saja agar tidak

meletihkan dan membosankan, tetapi sering dilakukan puda kesempatan yang

lain. Masa latihan itu harus menyenangkan dan menarik, bila perlu dengan

mengubah situasi dan kondisi sehingga menimbulkan optimisme pada siswa dan

kemungkinan rasa gembira itu bisa menghasilkan keterampilan yang baik.

f. Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan prosesproses yang

esensial/yang pokok atau inti; sehingga tidak tenggelam pada hal-hal yang

rendah/tidak perlu kurang diperlukan.

g.Instruktur perlu memperhatikan perbedaan individual siswa.sehingga kemampuan

dan kebutuhan siswa masing-masing tersalurkan/dikembangkan. Maka dalam

pelaksanaan latihan guru perlu mengawasi dan memperhatikan latihan

perseorangan.

Dengan langkah-langkah itu diharapkan bahwa latihan akan betul-betul

bermanfaat bagi siswa untuk menguasai kecakapan itu. Serta dapat

menumbuhkan pemahaman untuk melengkapi penguasaan pelajaran yang

diterima secara teori dan praktek di sekolah.

3. Kelebihan Pengunaan Metode Drill

Page 15: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

15

a. Bahan yang diberikan secara teratur, tidak loncat-loncat dan step by step akan

lebih melekat pada diri anak dan benar-benar menjadi miliknya.

b. Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera diberikan oleh guru

memungkinkan murid untuk segera melakukan perbaikan terhadap kesalahan-

kesalahannya. Dengan demikian juga akan menghemat waktu latihan.

c. Pengetahuan atau keterampilan siap yang telah terbentuk sewaktu-waktu dapat

dipergunakan dalam keperluan sehari-hari, baik untuk keperluan studi maupun

untuk bekal hidup di masyarakat kelak.

d. Untuk memperoleh kecakapan motoris, atau terampil menggunakan peralatan

olah raga.

e. Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta

kecepatan pelaksanaan.

f. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi dalam

pelaksanaannya.

g. Pembentukan kebiasaan-kebiasan membuat gerakan gerakan yang kompleks,

rumit, menjadi lebih otomatis.

h. Metode ini memungkinkan kesempatan untuk lebih memperdalam kemampuan

secara spesifik.

i. Dapat menambah minat siswa terhadap pelajaran mereka.

j. Metode metode difokuskan kepada satu komponen yang spesifik sehingga siswa

dapat konsentrasi pada suatu kemampuan dalam waktu singkat

k. Dapat menambah kesiapan siswa dan meningkatkan kemampuan respon yang

cepat. Misalnya, dapat menangkap bola dengan reflek/gerak cepat.

l. Dapat mermbangkitkan perasaan sukses bagi siswa yang dapat menguasai lebih

dari satu kemampuan yang spesifik.

Page 16: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

16

m. Memungkinkan tiap individu untuk mengaplikasikan, mengembangkan, dan

mengkaitkan beberapa situasi atau problema yang ada.

n. Berbagai macam strategi dapat menambah dan meningkatkan kemampuan

o. Kedua unsur guru dan siswa dapat mengena lebih jauh kegunaan dari

keterampilan yang sedang dikembangkan itu.

p. Berlatih sudah merupakan teknik yang tidak asing lagi dan digunakan di

berbagai lingkungan masyarakat sebagai strategi pembelajaran yang valid

4. Kelemahan Pengunaan Metode Drill

a. Dapat membentuk kebiasaan yang kaku. Respon yang terbentuk secara otomatis

akan mempengaruhi tindakan yang bersifat irrationil, routine serta tidak

menggunakan akal.

b. Menimbulkan adaptasi mekanis terhadap lingkungannya. Di dalam menghadapi

masalah, siswa menyelesaikan secara statis.

c. Menimbulkan verbalisme. Respons terhadap stimulus yang telah terbentuk

dengan latihan itu akan berakibat kurang digunakannya rasio sehingga, inisiatif

pun terhambat.

d. Latihan yang terlampau berat akan menimbulkan perasaan benci, baik kepada

mata pelajaran maupun kepada gurunya.

e. Latihan yang dilakukan dengan pengawasan yang ketat dan dalam suasana yang

serius mudah sekali

f. Menimbulkan kebosanan dan kejengkelan. Akhirnya anak enggan berlatih dan

malas atau mogok belajar.

g. Menghambat bakat dan inisiatif siswa., karena siswa lebih banyak dibawa

kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian.

Page 17: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

17

h. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.

i. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal

yang monoton, mudah membosankan.

j. Membentuk kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis.

k. Dapat menimbulkan verbalisme.

l. Drill and Practice di kelas jika tidak diberi perhatian dapat menimbulkan

kesalahan atau respon yang tidak pada tempatnya.

m. Dapat menyebabkan kebosanan bila siswa tidak tahu kegunaan dan dari latihan

itu di masa yang akan datang.

n. Drill and Practice menuntut persiapan apa saja yang matang dengan

pertimbangan memberikan sesuatu yang dibutuhkan oleh siswa.

o. Strategi ini memungkinkan terlihat sebagai sebuah gambaran pembelajaran yang

terlalu menekankan kemampuan sesuai kenyataan yang ada saat ini.

C. Rounders.

1. Pengertian

Rounders merupakan permainan bola kecil yang menggunakan pemukul

kayu, dimainkan oleh dua regu dimana setiap regu terdiri dari 12 orang dengan 6

pemain cadangan, satu regu menjadi pemukul dan satu regu lagi menjadi regu

penjaga, dimainkan untuk mendapatkan angka dengan cara melewati setiap base

yang ada setelah memukul bola dari base tempat memukul bola dan selamat dari

regu penjaga dengan tidak terkena tik bola.

Permainan ini dipimpin oleh seorang wasit dan dibantu oleh seorang asisten

wasit dan seorang pencatat skor. Permainan rounders adalah salah satu permainan

yang menggunakan bola kecil. Permainan ini sangat membutuhkan kerja sama dan

Page 18: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

18

kekompakkan para pemain. Aturan-aturan yang ada dalam permainan ini, hampir

sama dengan permainan kasti atau permainan kipers

2. Teknik Dasar Rounders

Dalam permainan sepak takraw ada beberapa teknik dasar

yang harus dikuasai oleh seorang pemain. Adapun teknik-teknik

dasar itu antara lain :

a. Lempar

b. Tangkap

c. Pukulan

3. Lempar Tangkap Bola

1. Teknik Lemparan Bola

Bola dipegang pada pangkal ruas jari tangan,diantara jari telunjuk,jari

tengah,dan jari manis.Ketiganya saling memegang,sedangkan jari kelingking dan

ibu jari mengontrol bola agar tidak terjatuh.Ketika melempar,biasanya

menggunakan tangan kanan dengan kaki kiri berada di depan,Setelah bola lepas

dari tangan,maka kaki kanan mengikuti atau melangkah ke depan,Pandangan ke

arah sasaran.

2. Tangkap Bola

Page 19: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

19

Ikuti datangnya bola, Menangkap bola dapat dilakukan dengan merapatkan

kedua tangan didepan dada.Pada saat bola tertangkap,jari jari segera ditutup dan

cepat di tarik kearah badan.

4. Kegunaan Lempar Tangkap Bola.

Dalam permainan Rounders keterampilan lempat tangkap bola

sangat dibutuhkan sekali, karena semakin matang

keterampilan dan teknik ini dikuasai permainan Rounders dapat

dimainkan dengan baik. Adapun kegunaan dari lempar tangkap

bola dalam permainan Rounders adalah sebagai berikut :

a. Untuk menangkap bola yang datang

b. Untuk melemparkan bola pada teman

c. Untuk membakar base pemain lawan

D. Hasil belajar

Akhir dari pelaksanaan proses pembelajaran adalah serangkaian kegiatan

penutup yang didalamnya adanya penilaian. Penilaian yang dimaksud dalam

penelitian ini merupakan tes unjuk kerja dari serangkaian gerakan sepak sila.

Adapun aspek dan ketentuan dari penilaian keterampilan gerakan sepak sila tertera

pada Tabel 2.1.

Tabel .2.1 Penilaian Psikomotor

No Nama Aspek yang

dinilai

Jumla

h

skore

Nilai

1 2 3

Page 20: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

20

1

2

3

Keterangan aspek yang dinilai :

1. Cara melempar bola

2. Menangkap bola

3. Ketepatan sasaran

Nilai setiap aspek

1. Cara melempar bola

Keteranga

n

Nilai Ketentuan/kriteria

Benar 4 Sikap tangan,badan dan kaki benar

Cukup 3 Sikap tangan dan badan benar,posisi kaki salah

Kurang

tepat

2 Sikap tangan benar,sikap badan dan posisi kaki

salah

Salah 1 Semua sikaptangan ,badan dan kaki salah semua

2. Cara menangkap bola

Keterangan Nila

i

Ketentuan/kriteria

Benar 4 Sikap tangan,badan dan kaki benar

Page 21: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

21

Cukup 3 Sikap tangan dan badan benar,posisi kaki salah

Kurang

tepat

2 Sikap tangan benar,sikap badan dan posisi kaki

salah

Salah 1 Semua sikaptangan ,badan dan kaki salah semua

3. Ketepatan sasaran

Keterangan Nila

i

Ketentuan/kriteria

Benar 4 Jika lambungan bola dan sasaran benar

Cukup 3 Jika bola kurang melambung dan sasaran benar

Kurang

tepat

2 Jika lambungan bola benar dan sasaran kurang

tepat

Salah 1 Jika lambungan bola dan sasarannya salah semua

Keterangan lempar tangkap bola lambung yang benar :

a. Bola dipegang pada pangkal ruas jari tangan,diantara jari telunjuk,jari tengah,dan

jari manis.

b. Ketiganya saling memegang,sedangkan jari kelingking dan ibu jari mengontrol

bola agar tidak terjatuh.

c. Ketika melempar,biasanya menggunakan tangan kanan dengan kaki kiri berada di

depan

Page 22: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

22

d. Setelah bola lepas dari tangan,maka kaki kanan mengikuti atau melangkah ke

depan

e. Pandangan ke arah sasaran.

Table 2.2. Penilaian Afektif

No NamaAspek yang dinilai Jumlah

SkorNilai

Kerja sama Sportifitas Kejujuran

1

2

Keterangan Penilaian :

Keterangan Nila

i

Ketentuan/kriteria

Sangat baik 4 Jika kerja sama,sportifitas,dan kejujuran sangat

baik

Baik 3 Jika kerja sama,sportifitas,dan kejujuran baik

Cukup 2 Jika kerja sama,sportifitas,dan kejujuran cukup

Kurang 1 Jika kerja sama,sportifitas,dan kejujuran kurang

Skor Hasil Belajar, diolah dengan rumus berikut.

x

Nilai = ---- X skala (100)

MES

Page 23: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

23

Keteerangan:

X = skor yang diperoleh oleh setiap siswa

MES = skor tertinggi yang berpeluang diperoleh oleh setiap siswa

Skala = skala nilai yang diberlakukan secara terstandar, sebesar 100

Nilai yang didapat oleh setiap siswa, selanjutnya dikonsultasikan dengan table

konversi nilai berikut.

Tabel 2.3 Kategori konversi nilai prestasi kelompok untuk aspek Psikomotor

No Katagori Prestasi Kelas Interprestasi

1 0,00 ≤ IPK < 30,00 Sangat Negatif

2 30,00 ≤ IPK < 55,00 Negatif

3 55,00 ≤ IPK < 75,00 Netral

4 75,00 ≤ IPK < 90,00 Positif

5 90,00 ≤ IPK < 100,00 Sangat Positif

( di Adopsi dari Luhut P,Pangabean dalam Taufik,2008:51 )

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Page 24: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

24

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan ( action research) karena

penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di

kelas.penelitian ini juga termasuk penelitian diskriptif,sebab menggambarkan

bagaimana suatu metode pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang akan

diinginkan dapat tercapai.penelitian tindakan bisa dipahami dari dua sisi ,yaitu dari

sisi guru dan kepala sekolah.dari sisi guru lazim dikenal dengan penelitian tindakan

kelas .untuk melakukan penelitian tindakan kelas, Oja dan Sumarjan (dalam Titi

Sugiarti 1997:8),menyatakan ada 4 macam bentuk penelitian tindakan kelas,yaitu

(1) penelitian Tindakan Guru sebagai peneliti, (2) Penelitian tindakan kolaboratif ,

(3) penelitian tindakan simulatife terinteratif dan ( 4) penelitian tindakan social

eksperimental.

Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk penelitian kolaboratif

dengan guru Dikjasorkes dan didalam proses belajar mengajar di lapangan yang

bertindak sebagai pengajar adalah guru Dikjasorkes sedang kan peneliti bertindak

sebagai pengamat,penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah pengamat

(peneliti ).Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil

pembelajaran dikelas yang mana peneliti secara penuh terlibat dalam penelitian

mulai dari perencanaan,tindakan,pengamatan dan refleksi.untuk lebih memberikan

gambaran kongkrit pelaksanaan siklus dalam PTK ini digambarkan sebagai

berikut .

DIAGRAM ALUR PTK KEMMIS DAN MC.TAGGAT

Refleksi Awal

Page 25: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

25

Tidak berhasil

Tidak berhasil

Berhasil.? dst.

Sumber: Suharsini Arikunto

1.      Refleksi Awal

Refleksi awal dimaksudkan sebagai kegiatan penjajagan yang

dimanfaatkan untuk mengumpulkan informasi tentang situasi-situasi yang

relevan dengan tema penelitian. Peneliti bersama timnya melakukan

pengamatan pendahuluan untuk mengenali dan mengetahui situasi yang

sebenarnya. Berdasarkan hasil refleksi awal dapat dilakukan pemfokusan

masalah yang selanjutnya dirumuskan menjadi masalah penelitian. Berdasar

rumusan masalah tersebut maka dapat ditetapkan tujuan penelitian. Sewaktu

melaksanakan refleksi awal, paling tidak calon peneliti sudah menelaah teori-

RefleksiObsevasi

Pelaksana tindakan Rencana tindakan

RefleksiObservasi

Pelaksana tindakan Rencana tindakan

Page 26: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

26

teori yang relevan dengan masalah-masalah yang akan diteliti. Oleh sebab itu

setelah rumusan masalah selesai dilakukan, selanjutnya perlu dirumuskan

kerangka konseptual dari penelitian.

2.      Penyusunan perencanaan

Penyusunan perencanaan didasarkan pada hasil penjajagan refleksi

awal. Secara rinci perencanaan mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk

memperbaiki, meningkatkan atau mengubah perilaku dan sikap yang diinginkan

sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan. Perlu disadari bahwa

perencanaan ini bersifat fleksibel dalam arti dapat berubah sesuai dengan

kondisi nyata yang ada.

3.      Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai

upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman

pada rencana tindakan. Jenis tindakan yang dilakukan dalam PTK hendaknya

selalu didasarkan pada pertimbangan teoritik dan empiric agar hasil yang

diperoleh berupa peningkatan kinerja dan hasil program yang optimal.

4.      Observasi (pengamatan)

Kegiatan observasi dalam PTK dapat disejajarkan dengan kegiatan

pengumpulan data dalam penelitian formal. Dalam kegiatan ini peneliti

mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan

terhadap siswa. Istilah observasi digunakan karena data yang dikumpulkan

melalui teknik observasi.

5.      Refleksi

Page 27: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

27

Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis,

interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan.

Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil-

hasil atau dampak dari tindakan. Setiap informasi yang terkumpul perlu

dipelajari kaitan yang satu dengan lainnya dan kaitannya dengan teori atau hasil

penelitian yang telah ada dan relevan. Melalui refleksi yang mendalam dapat

ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam.

Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari PTK yaitu untuk

memahami terhadap proses dan hasil yang terjadi, yaitu berupa perubahan

sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Pada hakekatnya model Kemmis

dan Taggart berupa perangkat-perangkat atau untaian dengan setiap perangkat

terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan

refleksi yang dipandang sebagai suatu siklus. Banyaknya siklus dalam PTK

tergantung dari permasalahan-permasalahan yang perlu dipecahkan, yang pada

umumnya lebih dari satu siklus. PTK yang dikembangkan dan dilaksanakan

oleh para guru di sekolah pada umumnya berdasar pada model (2) ini yaitu

merupakan siklus-siklus yang berulang.

Dalam penelitian ini peneliti bekerja sama dengan guru

Dikjas,kehadiran peneliti sebagai guru ditenggah-tenggah proses belajar

mengajar sebagai pengamat diberitahukan kepada siswa.Dengan cara ini

diharapkan adanya kerja sama dari seluruh siswa dan bisa mendapatkan data

seobyektif mungkin demi kevalitan data yang diperlukan.

B. Sasaran Penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Sawojajar 6 Jalan Danau Ngebel No. 1

Kota Malang pada peristiwa pembelajaran rounders khususnya pada keterampilan

Page 28: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

28

lempar tangkap bola lambung.SDN Sawojajar 6 tepatnya berada sebelah timur Kota

Malang yang + 5 km dari pusat Kota,yang mempunyai tenaga 16 guru kelas 3

guru Agama,1 guru bahasa Inggris dan 1 guru Penjasor dengan siswa sebanyak 475

anak.

Dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan jasmani memiliki fasilitas yang cukup

minim dikarenakan tidak mempunyai lapangan dan alat olah raga yang memadai.

C. Subyek penelitian

- Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Sawojajar 6 Jl. Danau Ngebel I No.1 Kota

Malang

- Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada Semster ganjil /semester IX,bulan September-

Desember tahun pelajaran 2012/2013

D. Instrumen Penelitian

1. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar

a. Lembar observasi pengelolahan Metode Drill, untuk mengamati kemampuan

guru dalam mengelola pembelajaran.

b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru untuk mengamati aktivitas siswa

dan guru selama proses pembelajaran.

2. Pedoman Tes praktek

Page 29: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

29

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,

digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman materi yang diajarkan. Tes

praktek ini diberika setiap akhir putaran.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

observasi,tes dan wawancara.

Observasi dimaksudkan untuk mengumpulkan data pembelajaran tentang

penerapan Metode Drill dalam mengajarkan lempar tangkap bola lambung dalam

permainan rounders.

Wawancara dimaksudkan mengumpulkan data pemebelajaran tentang

fenomena perilaku guru maupun siswa yang tidak dapat ditangkap melalui

pengamatan.

Tes dimaksudkan untuk mengumpulkan data keterampilan siswa dalam melakukan

lempar tangkap bola lambung pada permainan rounders.

F.Teknik Pengolahan data.

Dalam penelitian ini data yang terkumpul diolah dengan tahapan berikut.

1. Klasifikasi data

Mengelompokkan data yang sejenis maupun yang berbeda

2. Reduksi data

Menyisihkan data yang terkumpul tetapi tidak diperlukan dalam penelitian ini

3. Analisis data

Data yang terkumpulkan dari penelitian ini akan dianalisis secara diskriftif dan

dipaparkan secara naratif

4. Kesimpulan

Page 30: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

30

Menarik kesimpulan dari semua kesimpulan penelitian bedasarkan analisis data

G. Kriteria keberhasilan penelitian

Penelitian ini dinyatakan berhasil,jika :

1. Seluruh perlakuan pelaksanaan metode drill telah dilakukan secara sistematis dan

utuh.

2. Terdapat 75 % dari jumlah siswa telah mencapai nilai keterampilan lempar

tangkap bola lambung dalam permainan rounders minimal sama dengan

ketentuan KKM yang di berlakukan,yaitu 75.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Page 31: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

31

A. Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan mengungkapkan penerapan metode

drill dalam meningkatkan keterampilan siswa melakukan lempar tangkap bola lambung

pada permainan rounders, dipaparkan berikut ini.

1. Refleksi awal

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Pekerjaan mengajar merupakan pekerjaan sistemik. Diantara bagian dari system

dalam sebuah pekerjaan mengajar, antara lain: pembuatan rencana pembelajaran

(RPP). RPP yang dibuat oleh sasaran penelitian berisi seperangkat rumusan

program pengajaran yang diawali dengan penulisan yang berisi :

1. Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester,

program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah

pertemuan.

2. Standar kompetensi merupakan kualifkasi kemampuan minimal peserta didik

yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang

diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata

pelajaran

3. Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta

didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator

kompetensi dalam suatu pelajaran.

4. Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi

untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi

acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan

dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur,

yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan

Page 32: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

32

5. Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang

diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

6. Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan

ditulis dalam bentuk butirbutir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian

kompetensi.

7. Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan

ditulis dalam bentuk butirbutir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian

kompetensi.

8. Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk

9. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan.

Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi

peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang

hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.

10. Kegiatan pembelajaran

a.Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam

Suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan

motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi

aktif dalam pembelajaran

b.Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD.

1) Melakukan gerakan melambungkan/melempar bola tanpa bola

dengan hitungan

2) Melakukan lempar tangkap bola lambung berpasangan

3) Melakukan lempar tangkap bola lambung dengan jarak 2 M, 3 M ,4

M dan 5 M

Page 33: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

33

c. Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas

pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau

kesimpulan, penilaian dan refeksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

11. Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan

indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.

12. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan

kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator

pencapaian kompetensi Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar

kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran,

dan indikator pencapaian kompetensi

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Hasil amatan peneliti, menunjukkan bahwa perilaku mengajar yang

dilaksanakan oleh guru dimulai dari pemberian kegiatan awal sampai kegiatan

akhir banyak sekali siswa yang kurang sekali mempunyai keterampilan lempar

tangkap bola lambung .banyak lemparan dan tangakapan bola yang tidak

diselesaikan dengan baik,terbukti dengan setiap lemparan bola dari 10 kali

lemparan berhasil tertangkap 3kali .begitu juga teknik lemparan banyak yang

tidak sesuai dengan kreteria untuk lempar tangkap bola lambung. (observasi, 17

September 2012)selengkapnya kegiatan pembelajaran dipaparkan sesuai dengan

gambar dan penjelasannya sebagai berikut :

Page 34: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

34

Gb. IV.I : guru member penjelasan tentang materi lempar tangkap

bola.

Gambar IV .I menunjukkan bahwa pada kegiatan inti,pertama kali guru menjelaskan

materi lempar tangkap bola.saat guru member penjelasan terlihat siswa

tidak terkoordinasi dengan baik.hal itu dapat dinyatakan bahwa

pengelolaan kelas tidak terkendali dengan baik.akibatnya dapat diduga

bahwa penjelasan guru tidak bisa diterima dengan baik dan cenderung

menimbulkan verbalisme .pada sisi lain pembelajaran tentang lempar

tangkap bola merupakan pembelajaran yang menuntut aktivitas

fisik,setidaknya bantuan fisualisasi gerakan .melalui visualisasi siswa

lebih dapat mencerna yang selanjutnya dapat melakukan kegiatan

keterampilan sesuai dengan tuntutan lempar tangkap bola.kegiatan

berikutnyadapat dilihat pada Gambar IV.2 berikut

Page 35: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

35

Gb

Gb.IV.2: jarak aktivitas lempar tangkap .

Gambar IV.2 Dapat dipahami sebagai aktivitas guru saat memberi penjelasan

pada dua kelompok lempar tangkap.dalam penjelasannya

kelompok pelempar yang berjarak 3 M (selebar bak papan

lompat )dari kelompok penangkap bola

secara bergantian.menginggat jumlah pelempar dan penangkap

bola relative banyak,sedangkan bola yang tersedia hanya 3

buah ,dapat diduga dalam kegiatan lempar tangkap bola tersebut

banyak sisiwa yang dibiarkan pasif.aktifitas berikutnya dapat

dilihat pada Gambar IV.3

Page 36: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

36

Gb.IV.3 : Guru member perintah pada kelompok penangkap bola.

Gambar IV.3 dapat dipahami sebagai aktifitas guru yang sedang member petunjuk pada

kelompok penangkap bola berdasarkan pengamatan peneliti saat

menangkap bola para anggota penangkap berebutan.hal terebut sempat

membuat antar anggota penangkap bola berbenturan secara

fisik.tentu,dapat membahayakan keselamatan siswadari unsure unsure

cidera fisik.

c. Hasil belajar

Kegiatan pembelajaran, lazimnya diakhiri dengan kegiatan evaluasi hasil belajar,

untuk membidik tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan belajarnya.

Berdasarkan hasil tes perbuatan yang mengukur keterampilan lempar tangkap

bola lambung didapatkan skor rata-rata kelas sebesar 70 skore tersebut didapat

dari hasil lempar tangkap bola dari 30 anak (data skor mentah terlampir, pada

laampiran …).

d. Refleksi

Page 37: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

37

Berdasarkan hasil penelitian awal sebagaimana dipaparkan di atas, dapat

dinyatakan hal-hal berikut.

1) RPP tidak dibuat secara paradigmatic yang sesuai dengan kaidah pengunaan

metode atau model pembelajara

2) Pelaksanaan tidak memiliki sistematika yang didasarkan kepada penerapan

metode/model pembelajaran tertentu

3) Hasil belajar sebagaian besar siswa belum mencapai keterampilan lempar

tangkap bola sebagaimana yang diharapkan.

Rekomendasi

Berdasarkan refleksi di atas, dapat disarankan hal-hal berikut.

Pembelajaran dilakukan dengan menerapkan metode drill, dengan tahapan-tahapan

pembelajaran, a)Memberi model/contoh melempar dan menangkap bola lambung,b)

Melatih setiap siswa untuk melempar bola, c) Melatih setiap siswa untuk menangkap

bola ,

d) Mengoreksi gerakan menangkap dan melempar bola lambung,

e) Melatih siswa melempar dan menangkap bola sesuai hasil koreksi , dan f)

Membiasakan gerakan gerakan lempar dan tangkap bola secara berulang terus

menerus.Hendaknya dituangkan dalam

penulisan RPP khususnya dikegiatan inti dan dilaksanakan dalam pembelajaran drill.

Siklus I

a. Perencanaan

Tahap perencanaan diawali dengan mengidentifikasi masalah berdasarkan

hasil observasi dilapangan.kegiatan pada tahap ini dimulai dengan melakukan

penelitian pendahuluan terhadap proses belajar mengajar disalahsatu kelas.Peneliti

Page 38: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

38

juga mendiskusikan dengan guru yang bersangkutan tentang pelaksanaan penerapan

metode drill sebagai bahan tindakan yang akan dilaksanakan pada penelitian ini.

Pada perencanaan ini peneliti menetapkan proses pembelajaran sebanyak 2 kali

pertemuan atau selama 4 jam pembelajaran (JP) dengan alokasi waktu 2 X 35 menit

sebagai tahap awal dari PTK ini,selanjutnya peneliti menyusun RPP guna

memperlancar pembelajaran proses pembelajaran dan juga sebagai perangkat

pembelajaran.

Adapun perencanaan (Planing) pada pertemuan pertama ini dapat dijabarkan

sebagai berikut :

a. Menentukan materi pembelajaran lempar tangkap bola lambung pada siswa kelas

V semester I.

b. Membuat rencana pelaksanaan pemebelajaran (RPP)

c. Menyusun strategi pembelajaran

d. Menentukan metode pembelajaran : metode pembelajaran drill

e. Menentukan media pembelajaran : media pembelajaran yang digunakan adalah

bola tenes dan peragaan guru

f. Menentukan sumber belajar : (buku penjasOr BSE kelasV,pengalaman guru )

g. Menentukan instrument penelitian: ( format observasi dan hasil tes kerja siswa )

b.Pelaksanaan dan hasil observasi

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal

22 September 2012 dengan jumlah 30 siswa .Adapun proses pembelajaran

mengacu pada rencana pembelajaran yang sudah dipersiapkan Hasil pengamatan

siswa melakukan lempar tangkap dengan jarak awal 2 meter,4 meter sampai 5

Page 39: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

39

meter, dilaksanakan dengan per bagian secara berulang-ulang. (observasi ,19

September 2012 )

Foto Kegiatan .Gb.IV.4

Gb. IV.4 Gambar di atas mengambarkan kegiatan lempar tangkap dengan jarak 2

meter

Gb. IV.5 siswa melakukan lempar tangkap bola kecil jarak 4 meter

Page 40: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

40

Gb. IV.6 siswa melakukan lempar tangkap bola kecil jarak 6 meter

c. Hasil belajar

Kegiatan pembelajaran, lazimnya diakhiri dengan kegiatan evaluasi hasil

belajar, untuk membidik tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan

belajarnya. Berdasarkan hasil tes perbuatan yang mengukur keterampilanlempar

tangkap bola lambung didapatkan skor rata-rata kelas sebesar 70 skore tersebut

diapat dari hasil lempar tangkap bola dari 30 anak

d.Refleksi

Berdasarkan hasil penelitian awal sebagaimana dipaparkan di atas, dapat

dinyatakan hal-hal berikut.

1. RPP tidak dibuat secara paradigmatic yang sesuai dengan kaidah penggunaan

metode atau model pembelajaran dengan menerapkan metode drill.

2. Pelaksanaan belum terlihat sistematika yang didasarkan kepada penerapan

metode/model pembelajaran drill

3. Hasil belajar sebagian besar siswa belum mencapai keterampilan lempar tangkap

bola sebagaimana yang diharapkan.

4. Berdasarkan keadaan terebut, perlu dilanjutkan ke siklus 2 dengan memperbaiki

beberapan hal, yaitu: a) pembuatan RPP, terutama pada kegiatan ini, hendaknya

disesuaikan dengan memuat langkah-langkah metode drill, dan b) prosedur

mengajar hendaknya disesuaikan dengan tahapan-tahapan pelaksanaan metode

drill.

Siklus II

a. Perencanaan

Page 41: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

41

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri

dari rencana pelajaran 2, Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan

pembelajaran metode drill dan lembar observasi siswa.

b.Pelaksanaan dan hasil observasi

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal

29 September 2012 dengan jumlah 30 siswa .Adapun proses pembelajaran mengacu

pada rencana pembelajaran yang sudah dipersiapkan. Hasil pengamatan siswa

melakukan lempar tangkap dengan jarak awal 2 meter,4 meter sampai 6 meter,

dilaksanakan dengan per bagian secara berulang-ulang. (observasi ,22 September

2012 )

Gb.IV.7 Memberi model/contoh melempar dan menangkap bola lambung

Gb.IV.7 Dapat dipahami sebagai aktifitas guru membetikan contoh cara melempar dan

menagkap bola lambungsupaya siswa dapat lempar dan tangkap bola lambung

dengan benar.

Page 42: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

42

Gb.IV.8 Melatih setiap siswa untuk melempar bola

Gb.IV.8 Dapat dipahami sebagai aktivitas guru sedang melatih lempar dan tangkap bola

pada setiap siswa agar dapat melakukan gerakan yang benar

Gb.IV.9 Melatih setiap siswa untuk menangkap bola

GambarIV.9 Dapat dipahami sebagai aktifitas guru sedang mengkoreksi kegiatan siswa

agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan gerakan lempar tangkap bola

lambung.

Page 43: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

43

Gb.IV.10 Mengoreksi gerakan menangkap dan melempar

bola lambung.

Gambar IV. Dapat dipahami aktifitas guru saat melatih siswa melakukan lempar tangkap

bola sesuai dengan gerakan yang sudah dikoreksi / gerakan yang benar

Gb.IV.11 Melatih siswa melempar dan menangkap bola berulang–ulang berpasangan

Gambar IV.11 Dapat dipahami sebagai aktivitas guru saat membiasakan geraken-gerakan lempar tangakp

bola lambung berpasangan yang dilaksanakan secara berulang ulangdan terus menerus

dengan jaran 4 dan 5 M.

c. Hasil belajar

Kegiatan pembelajaran, lazimnya diakhiri dengan kegiatan evaluasi hasil

belajar, untuk membidik tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan

belajarnya. Berdasarkan hasil tes perbuatan yang mengukur keterampilanlempar

tangkap bola lambung didapatkan skor rata-rata kelas sebesar 78 skore tersebut

diapat dari hasil lempar tangkap bola dari 30 anak

Refleksi

Berdasarkan hasil penelitian awal sebagaimana dipaparkan di atas, dapat

dinyatakan hal-hal berikut.

Page 44: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

44

1. RPP telah dibuat secara paradigmatic yang sesuai dengan kaidah pengunaan metode

atau model pembelajara

2.Pelaksanaan sudah terlihat sistematika yang didasarkan kepada penerapan

metode/model pembelajaran drill

3.Hasil belajar sebagaian besar siswa telah menunjukkan peningkatan pencapaian

keterampilan lempar tangkap bola sebagaimana yang diharapkan, dengan

perkembangan peningkatan berikut: a) refleksi awal = 70, b) siklus I = 71, dan c)

siklus II = 78. Sedangkan untuk ranah afektif siklus I sebesar 71,8 dan siklus II 78,2

4.Berdasarkan telah sesuainya perumusan RPP yang dibuat oleh guru, pelaksanaan

pembelajaran lempar tangkap bola lambung yang telah sesuai dengan tahapan-

tahapan metode drill, dan hasil belajar yang terbukti meningkat, maka pelaksanaan

PTK ini dinyatakan berakhir (tidak perlu berlanjut pada siklus berikutnya).

B. Pembahasan.

1. Penerapan metode drill

Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa penerapan metode drill dilaksanakan

dengan tahapan-tahapan: a) Memberi model/contoh melempar dan menangkap

bola lambung,

b) Melatih setiap siswa untuk melempar bola,

c) Melatih setiap siswa untuk menangkap bola, d) Mengoreksi gerakan

menangkap dan melempar bola lambung, e) Melatih siswa melempar dan

menangkap bola sesuai hasil koreksi, dan f) Membiasakan gerakan gerakan

lempar dan tangkap bola secara berulang terus menerus.

Hal itu, sesuai dengan yang dinyatakan oleh Surakhmad Winarno (1994 ),

melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran metode drill

Page 45: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

45

memiliki dampak positif dalam meningkatkan keterampilan lempar tangkap bola

lambung pada siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan keterampilan siswa

terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus

I, dan II) untuk ranah psikomotor yaitu 71 pada siklus I dan 78 Siklus

II,sedangkan untuk ranah afektif yaitu 71,8 dan 78,2 pada siklus II. Pada siklus II

ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. Hasil tersebut dapat

dibenarkan, karena penggunaan metode drill memiliki kelebihan-kelebihan,

diantaranya: a) Bahan yang diberikan secara teratur, tidak loncat-loncat dan step

by step akan lebih melekat pada diri anak dan benar-benar menjadi miliknya, b)

Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera diberikan oleh guru

memungkinkan murid untuk segera melakukan perbaikan terhadap kesalahan-

kesalahannya. Dengan demikian juga akan menghemat waktu latihan, c)

Pengetahuan atau keterampilan siap yang telah terbentuk sewaktu-waktu dapat

dipergunakan dalam keperluan sehari-hari, baik untuk keperluan studi maupun

untuk bekal hidup di masyarakat kelak, d) Untuk memperoleh kecakapan

motoris, atau terampil menggunakan peralatan olah raga, d) Pembentukan

kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta kecepatan pelaksanaan,

e) Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi dalam

pelaksanaannya.

f) Pembentukan kebiasaan-kebiasan membuat gerakan gerakan yang kompleks,

rumit, menjadi lebih otomatis, g) Metode ini memungkinkan kesempatan untuk

lebih memperdalam kemampuan secara spesifik, h) Dapat menambah minat siswa

terhadap pelajaran mereka, i) Metode metode difokuskan kepada satu komponen

yang spesifik sehingga siswa dapat konsentrasi pada suatu kemampuan dalam

waktu singkat,

Page 46: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

46

j) Dapat menambah kesiapan siswa dan meningkatkan kemampuan respon yang

cepat. Misalnya, dapat menangkap bola dengan reflek/gerak cepat, k) Dapat

mermbangkitkan perasaan sukses bagi siswa yang dapat menguasai lebih dari

satu kemampuan yang spesifik, l) Memungkinkan tiap individu untuk

mengaplikasikan, mengembangkan, dan mengkaitkan beberapa situasi atau

problema yang ada, m) Berbagai macam strategi dapat menambah dan

meningkatkan kemampuan,

n) Kedua unsur guru dan siswa dapat mengena lebih jauh kegunaan dari

keterampilan yang sedang dikembangkan itu,

o) Berlatih sudah merupakan teknik yang tidak asing lagi dan digunakan di

berbagai lingkungan masyarakat sebagai strategi pembelajaran yang valid

2. Hasil belajar

a. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses

belajar mengajar dengan menerapkan metode drill dalam setiap siklus

mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar

siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa

pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.

b. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran dengan model pembelajaran metode drill paling dominan

adalah belajar dengan dilakukan secara berulang-ulang akibatnya

keterampilan siswa tentang lempar tangkap bola semakin meningkat.

Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.

Page 47: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

47

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah

melaksanakan langkah-langkah metode drill dengan baik. Hal ini terlihat

dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan

mengamati siswa dalam mempraktikkan hasil pembelajaran ,

menjelaskan/melatih menggunakan alat, memberi umpan balik dalam

prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.

c. Tanggapan siswa terhadap model pembelajaran metode drill

Berdasarkan tanya jawab dengan siswa dapat diketahui bahwa

tanggapan siswa termasuk positif. Ini ditunjukkan dengan rata-rata jawaban

siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan model

pembelajaran metode drill . Hal ini menunjukkan bahwa siswa memberikan

respon positif terhadap model pembelajaran metode drill, sehingga siswa

menjadi termotivasi untuk belajar lebih giat. Jadi dapat disimpulkan bahwa

dengan diterapkannya metode drill dapat meningkatkan kertampilan siswa.

Page 48: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

48

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas bagaimana dipaparkan sebelumnya,

dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Penerapan metode drill dilakukan dengan tahapan –tahapan :

a) Memberi model/contoh melempar dan menangkap bola lambung, b) Melatih

setiap siswa untuk melempar bola,

c) Melatih setiap siswa untuk menangkap bola, d) Mengoreksi gerakan

menangkap dan melempar bola lambung, e) Melatih siswa melempar dan

menangkap bola sesuai hasil koreksi, dan f) Membiasakan gerakan gerakan lempar

dan tangkap bola secara berulang terus menerus.

2. Melalui penerapan metode drill, hasil belajar yang dicapai siswa mengalami

peningkatan dilukiskan dengan hasil capaian nilai pada refleksi awal = 67 ,siklus I

= 70, dan siklus II = 78.

Page 49: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

49

B. Saran

Berdasarkan simpulan hasil di atas,dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut.

1. Bagi pengajar yang sedang membelajarkan lempar tangkap bola dalam permainan

rounders, hendaknya dalam melakukan pembentukan kelompok dilakukan dengan

pengaturan tertentu, misalnya: anak yang tinggi dipasangkan dengan anak yang

posturnya tinggi.

2. Untuk menanggulangi pasifnya sebagian besar siswa hendaknya disediakan jumlah

bola yang cukup.Jika dimungkinkan disediakan bola sejumlah anak.

3. Bagi peneliti lain,hasil penelitian ini dapat digunakan pijakan untuk penelitian lebih

lanjut,dengan mengembangkan wilayah populasinya,disain penelitiannya,maupun

penerapan metode dan atau model pembelajaran yang lain.

Page 50: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

50

DAFTAR PUSTAKA

1. Arikunto, Suharsimi , 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta

PT. Rineksa Cipta.

2. Engkos S.R. 1994. Penjaskes. Jakarta; Erlangga.

3. Husni, Agusta, dkk. 1987. Buku pintar Olahraga . Jakarta; CV. Mawar Gempita.

4. Slamet, S.R. 1994.Penjaskes 3. Jakarta; Tiga Serangkai.

5. Suharno. 1986, Ilmu Kepelatihan Olah Raga Yogyakarta; IKIP Yogyakarta.

6. Syarifuddin, Aib. 1997, Penjaskes 1,2,3, Jakarta; PT. Gramedia Widiasmara

Indonesia.

7. http://rangkuman-pelajaran.blogspot.com Diunduh 29 Oktober 2012 jam15.30WIB.

Page 51: Contoh PTK Penjasorkes 1 (Bab I-V)

51