contoh kasus pada salah satu home industri konveksi

Upload: abizarin

Post on 14-Jul-2015

264 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Contoh kasus pada salah satu home industri konveksi yang didirikan oleh ibu-ibu rumah tangga. Disana banyak sekali ibu-ibu rumah tangga yang bekerja membuat kerajinan baju yang dibuat asli oleh tangan-tangan mahir ibu-ibu tersebut. Mungkin bisa dibilang sebuah perusahaan ibu-ibu rumah tangga yang notabennya masyarakat kecil bukan menengah ataupun masyarakat tingkat atas. Produk yang mereka buat yaitu produksi baju berupa pakaian anak-anak dengan jumlah belum banyak karena mungkin banyak faktor terhambatnya produksi dan distribusi barang hasil produksi tersebut. Mereka melakukan rutinitas seperti ini setiap hari untuk mencari uang tambahan untuk keluarga sekaligus menyalurkan hobi mereka, walaupun seperti itu sikap profesionalismenya lebih terlihat seperti contoh mereka tidak malas-malasan saat membuat namun kekurangannya mereka tidak dilatih dengan baik oleh karena itu hasil produksi mereka kurang baik. Wajar saja karena tidak ada yang melatih mereka secara professional tidak halnya seperti di kota ada kursus-kursus menjahit dan sebagainya disini mereka hanya ala kadarnya ilmu yang mereka punya. Aturan yang mereka buat sangat sederhana yaitu pelaku pembuat kerajinan ini mesti diiringi dengan hobi karena menurut mereka: percuma saja membuat sebuah kerajinan baju terutama jika tidak dengan hobi maka hasil yang akan dicapai biasanya akan jelek dan tidak akan laku dijual. Lalu yang mengherankan dan menajubkan ternyata yang bekerja bukan saja ibu-ibu rumah tangga namun anak-anak yang dibawah umur ikut membuat bahkan suami mereka pun kadang membantu namun bukan dalam hal membuat kerajinan tersebut tapi dalam hal pendistribusian dari hasil produksi tersebut. Disini sikap kekeluargaan mereka terlihat karena hasil keuntungan yang mereka peroleh dibagi sesuai hasil jerih payah yang mereka kerjakan tidak dikurangkan bahkan kadang suka dilebihkan. Biasanya yang suka dilebihkan jika ada anak-anak yang membantu mereka untuk menambah uang saku mereka untuk bersekolah. Anak-anak disini sudah mulai diajarkan bekerja mencari uang sambil bersekolah, membantu orang tua mereka namun mereka membantunya dengan cara sambil bermain. Permainan mereka bukan sekedar bermain saja, tapi mereka di didik oleh orang tua mereka bermain sambil mencari uang. Walaupun mereka bisa terbilang sumber daya manusia mereka banyak namun mereka tidak membuat sebuah rencana kerja bagaimana kedepannya karena disini mereka tidak mempunyai nilai visi. Rencana kerja mereka pun tidak ada, menurut mereka jika hasil kerajinan mereka dapat dipasarkan dan cukup untuk memenuhi kebutuhan sandang dan pangan mereka itu pun sudah cukup. Sangat disayangkan karena bisa dibilang sumber daya mereka banyak lalu kelebihan mereka rasa kekeluargaan mereka sangat tampak karena mereka hidup di pedesaan. Namun disamping itu

mereka sebenarnya mempunyai misi ingin produksi mereka dapat dijual ke berbagai kota dan tidak hanya menjual hasil mereka di kota mereka sendiri, mungkin tidak akan tercapai sebuah misi tersebut karena 2 faktor terutama tidak adanya nilai dan visi serta rencana kerja mereka pun tidak ada. Mungkin beberapa tahun kedepan perusahaan ini akan menghilang karena sumber daya mereka dengan penghasilan hasil penjualan tidak seimbang dilihat tidak adanya rencana kerja serta untuk kedepannya perusahaan kecil ini bagaimana, apakah dapat berkembang ataupun berhenti, tidak mempunyai target bagaimana usaha ini akan berlanjut.

ANALISIS Kekuatan niat untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga menjadi naluri seorang perempuan. Perempuan yang memiliki motivasi tidak pernah berdiam diri, dan tidak hanya mengandalkan suami dalam memenuhi kehidupan rumah tangganya. Pilihan membuka usaha konveksi tentunya telah mereka pertimbangkan segala aspeknya. Para ibu rumah tangga ini adalah merupakan salah satu diantara banyak perempuan lainnya yang telah mampu membuka potensi dirinya untuk membuka peluang usaha yang terus bertahan meski berbagai hambatan kerap datang. Pada awalnya mereka melakukannya hanya sekadar untuk mencari uang tambahan untuk keluarga sehingga menjadi rutinitas sehari-hari dan sekadar untuk menyalurkan hobi. Mereka berprinsip bahwa percuma saja membuat sebuah kerajinan baju terutama jika tidak dengan hobi maka hasil yang akan dicapai biasanya akan jelek dan tidak akan laku dijual. Apa yang mereka katakan memang benar karena apabila kita melakukan suatu pekerjaan harus mencintai pekerjaanya terlebih dahulu karena bila tidak maka melakukannya secara terpaksa dan hasilnya tidak akan baik. Sumber daya mereka banyak dan mempunyai kelebihan yaitu sikap kekeluargaanya masih kuat tetapi dalam segi keterampilan dan pemasaran mereka kurang. Dalam hal ini diharapkan ada upaya dari pemerintah melalui dinas terkait bisa merangkul mereka dan memberi pelatihan berupa keterampilan menjahit, manajemen perusahaan yang nantinya diharapkan mereka sudah terlatih dan bisa meningkatkan produksinya dengan kualitas yan lebih baik. Upaya pemerintah disini sangat penting selain bisa meningkatkan keterampilan juga bisa mencarikan investor yang bersedia untuk kerjasama sehingga pesanan bisa terus berlanjut. Meskipun andil dari pemerintah sangat besar tetapi harus dibarengi dengan niat dari mereka untuk mau berubah tanpa ada niat seperti itu maka mereka hanya akan berpangku tangan hanya mengharap bantuan pemerintah.