kajian pengembangan gula tebu menjadi home industri di kabupaten blitar

41
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas gula saat ini menjadi komoditas strategis di Indonesia. Kondisi ini disebabkan dengan munculnya berbagai alasan sebagai berikut: (i) produk gula dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat sebagai produk bahan makanan dan minuman; (ii) produksi gula saat ini telah dijalankan oleh pengusaha dari level on-farm hingga off-farm; serta (iii) keberadaan produk ini mampu menyentuh  banyak dimensi yang menyan gkut sisi teknis, eko nomi, sosial, dan politik. Dirjen erkebunan (!"#$) memperkirakan kebutuhan nasional konsumsi gula pada tahun !"#% mencapai &,' juta ton, dengan alokasi !, juta ton untuk konsumsi langsung masyarakat dan !,'% juta ton untuk keperluan industri. *kan tetapi hingga saat ini produksi gula dalam negeri masih belum mampu menutupi total kebutuhan nasional tersebut. +asil imposium -ula asional pada tahun !"#! melaporkan bah/a rata0rata produsen nasional hanya mampu memenuhi sekitar setengah dari total permintaan. Kebijakan pemerintah hingga saat ini untuk menutupi total kebutuhan adalah dengan melakukan impor gula dari produsen gula internasional. 1enom ena terse but sehar usnya ma mpu dir espon secara pos it i2 ole h  pemerintah dan produsen gula nasional untuk meningkatkan kapasitas produksi dan perbaikan kualitas bahan dasar gula seperti tebu, kelapa, dan tanaman bit. Kondisi ini juga perlu direspon oleh emer intah Kabupaten 3litar yang memil iki  potensi besar dalam produksi tebu. 3 dala m laporannya 43litar dalam *ngka5 (!"#!) melaporkan bah/a pada tahun !"#! produksi tebu di Kabupaten 3litar me nca kup .!'!,!! hekta r lua s area tanam denga n total pro duksi me nca pai &"!.%', && ton teb u. r odu ksi teb u di jal ank an ol eh tot al !. "$ petani ya ng tersebar pada kecamat an0kecamatan di seluruh /ilayah Kabupaten 3litar, kecuali di Kecamatan 6lingi. otensi ini seharusnya menjadi pijakan langkah strategis e merinta h Ka bupa ten 3l it ar dala m pengembangan pr oduksi tebu untuk me nin gka tka n ma n2a at sos ial dan ekonom i khu sus nya bagi ma syara kat di Kabupaten 3litar, seperti penyerapan tenaga kerja serta peningkatan pendapatan individu dan daerah. ecara umum, jenis gula tebu yang diproduksi dan diperdagangkan di Indonesia terbagi menjadi dua jenis, yakni jenis gula pasir (putih) dan jenis gula merah. ecara teknis, gula merah memiliki beberapa keunggulan man2aat jika dibandingkan dengan man2aat gula putih. Kandungan rasa manis dan glukosa sama0sama dimiliki oleh kedua jenis gula, tetapi pada kandungan galaktomanan, energi spontan, antioksidan, man2aat untuk penyakit diabetes, dan senya/a yang ada seperti pada kelapa muda tidak terjadi pada gula putih (///.javasugar.com, !""'). i2at yang membedakan lainnya adalah gula merah dapat menimbulkan tekstur makanan yang lebih empuk dan permintaan gula merah tebu oleh pihak industri di 7a/a 8imur sangat tinggi. Dari kebutuhan sebesar $"0%" ribu ton per tahun hanya mampu dipenuhi produsen gula merah sekitar & ribu ton per tahun (9osdiansyah, !"#!). erba ndi nga n pad a kualitas ren demen gul a juga memiliki per bed aan mendasar yang dapat mempengaruhi persepsi petani dan pedagang tebu. 8arget Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar | Executive Summar #

Upload: yulianaxie

Post on 05-Jul-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

8/16/2019 Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-pengembangan-gula-tebu-menjadi-home-industri-di-kabupaten-blitar 1/41

Page 2: Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

8/16/2019 Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-pengembangan-gula-tebu-menjadi-home-industri-di-kabupaten-blitar 2/41

 pemerintah di tahun !"#$ silam rendemen gula putih sebesar persen belumtercapai, bahkan berkisar hanya persen. enentuan rendemen persen inilahyang mendorong timbulnya kon2lik antara perusahaan gula pemerintah dengan

 petani dan pedagang tebu. +al ini disebabkan perbedaan pendapat mengenai

tingkat rendemen yang dapat mempengaruhi besaran pendapatan petani dan pedagang tebu. *kibatnya, di 7a/a 8imur beberapa petani bahkan memilih tidak memanen atau membakar tebunya disebabkan harga pasar yang cukup rendah.

Dengan berbagai pertimbangan tersebut, intensi2ikasi pada produksi gulamerah dapat digunakan sebagai alternati2 kebijakan dari emerintah Kabupaten3litar untuk memacu pertumbuhan produksi gula tebu di /ilayah Kabupaten3litar. elain untuk menutupi kebutuhan nasional, potensi gula merah juga meluassebagai komoditas ekspor. ermintaan ekspor dari Kanada, *merika, 3elgia,*ustralia, dan ropa terhadap gula merah tebu mencapai &"" ton per bulan,sedangkan pasokan gula merah saat ini hanya berkisar antara $"0&" ton per bulan(///.metrotvne/s.com, !"##).

otensi ini perlu disosialisasikan kepada petani dan masyarakat umum diKabupaten 3litar untuk mendorong peningkatan produksi tebu dan pertumbuhanindustri gula merah berskala rumah tangga. Dan melalui penelitian dengan judul4Kajian engembangan -ula 8ebu <enjadi +ome Industri di Kabupaten 3litar5diharapkan akan mampu mengidenti2ikasi beberapa hal yang meliputi: (i)identi2ikasi sistem produksi dan tata niaga tebu yang selama ini dialami dandijalankan petani tebu; (ii) identi2ikasi karakteristik dan prospek dari produsengula merah yang sudah eksis; dan (iii) identi2ikasi strategi yang harus diterapkanemerintah Kabupaten 3litar dalam pengembangan industri gula merah berskalarumah tangga (home industry) dengan harapan dapat memperbaiki ekonomi skalamikro.

1.2 Rumusan Masalah

3erdasarkan latar belakang tersebut, kajian ini didasarkan pada rumusanmasalah sebagai berikut:#. 3agaimana sistem tata niaga tebu di Kabupaten 3litar=!. 3agaimana karakteristik produsen gula merah yang sudah eksis di Kabupaten

3litar=$. 3agaimana prospek dan peluang industri gula merah di Kabupaten 3litar=%. 3agaimana strategi pengembangan industri gula merah menjadi home

industry (industri rumah tangga) di Kabupaten 3litar=

1.3 Tujuan Peneltan

8ujuan penelitian dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:#. >ntuk mengetahui sistem tata niaga tebu di Kabupaten 3litar.!. >ntuk mengetahui karakteristik produsen gula merah yang sudah eksis di

Kabupaten 3litar.$. >ntuk menilai prospek dan peluang industri gula merah di Kabupaten 3litar.%. >ntuk menyusun strategi pengembangan industri gula merah menjadi home

industry (industri rumah tangga) di Kabupaten 3litar.

1.! Man"aat Peneltan

<an2aat dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:

Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri diKabupaten Blitar | Executive Summar  !

Page 3: Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

8/16/2019 Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-pengembangan-gula-tebu-menjadi-home-industri-di-kabupaten-blitar 3/41

#. <emperdalam pandangan praktis dan teoritis dalam sistem tata kelola sosialekonomi perkebunan tebu dan produksi gula merah tebu.

!. <emberikan in2ormasi kepada emerintah Kabupaten 3litar dan masyarakatmengenai sistem tata kelola dan prospek ekonomi dari produksi gula merah

tebu.$. <emberikan gambaran strategi yang perlu di/ujudkan untuk memperkuat

dan mensosialisasikan produksi gula merah tebu.

Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri diKabupaten Blitar | Executive Summar  $

Page 4: Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

8/16/2019 Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-pengembangan-gula-tebu-menjadi-home-industri-di-kabupaten-blitar 4/41

BAB II

TIN#AUAN PU$TA%A

2.1 Te&r Pengem'angan Ek&n&m L&kal

engembangan konomi Daerah atau  Local Economic Development (?D) telah menjadi tumpuan bagi pemulihan ekonomi nasional. <aknatradisional, pembangunan ekonomi memiliki arti peningkatan yang terus menerus

 pada Gross Domestic Product  atau roduk Domestik 3ruto suatu negara. >ntuk daerah, makna pembangunan yang tradisional di2okuskan pada peningkatanroduk Domestik 9egional 3ruto pada suatu propinsi, kabupaten dan kota(Kuncoro, !""%). amun dalam dinamikanya, pengertian pembangunan ekonomimengalami perubahan karena pengalaman pada tahun #&"0an dan #"0an itumenunjukkan bah/a pembangunan ekonomi yang hanya berorientasi padakenaikan D3 saja tidak mampu memecahkan permasalahan pembangunan secaramendasar. +al ini terbukti pada tara2 dan kualitas hidup yang meningkat /alaupun

target D3 setiap tahunnya telah tercapai (*rsyad, !""&).ertumbuhan regional dapat terjadi akibat 2aktor endogen (dari dalam),

dan 2aktor eksogen (dari luar) serta kombinasi dari keduannya. 1aktor endogenadalah distrubusi 2aktor02aktor produksi seperti tanah, tenaga kerja, modal. 1aktor eksogen adalah tingkat permintaan dari daerah0daerah lain terhadap komoditasyang dihasilkan daerah tersebut (-lasson, #''). engembangan daerahmerupakan usaha merubah secara kuantitati2 dan kualitati2 untuk meningkatkandaya guna atau kemampuan yang dimiliki, baik sumber daya alam maupunsumber daya manusia dalam menunjang pembangunan untuk mencapai tujuanyang telah ditetapkan. 3erbagai konsep pengembangan daerah yang pernahditerapkan adalah sebagai berikut (3appenas, !""%):#. Konsep pengembangan daerah berbasis karakter sumberdaya.!. Konsep pengembangan daerah berbasis karakter penataan ruang.$. Konsep pengembangan daerah terpadu%. Konsep pengembangan daerah berdasarkan cluster.

<engembangkan ekonomi daerah berarti bekerja secara langsungmembangun economic competitiveness  (daya saing ekonomi) suatu kota untuk meningkatkan ekonominya. >ntuk mengukur daya saing ekonomi daerah, empatindikator yang digunakan adalah truktur konomi, otensi 6ilayah, umber Daya <anusia, dan Kelembagaan (Ismail dan ya2itri, !""&).

embangunan daerah, dimana dalam hal ini terkait dengan masalah

lokalitas akan selalu terkait dengan teori basis ekonomi, teori pertumbuhanekonomi dan teori pusat pertumbuhan. +al ini dikarenakan komponen terpentingyang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah akumulasi modal,

 pertumbuhan penduduk, dan kemajuan teknologi, yaitu dengan memberdayakansektor atau subsektor unggulan, diantaranya melalui basis ekonomi, yang padaakhirnya menciptakan pendapatan dan kesempatan kerja yang dapat menjaditumpuan perekonomian (<unir dan 1itanto, !""&). 3eberapa ahli menganjurkan

 bah/a pembangunan suatu daerah haruslah mencakup tiga inti nilai, yaituKetahanan (Sustenance): +arga diri (Self Esteem): Freedom from servitude:

embangunan daerah pasti memiliki sasaran yang harus dicapai.3erdasarkan survei literatur, beberapa sasaran 2undamental pembangunan yang

 berusaha dicapai oleh banyak daerah adalah (Kuncoro, !""%):

Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri diKabupaten Blitar | Executive Summar  %

Page 5: Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

8/16/2019 Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-pengembangan-gula-tebu-menjadi-home-industri-di-kabupaten-blitar 5/41

#. <eningkatkan laju pertumbuhan ekonomi daerah.!. <eningkatkan pendapatan per kapita.$. <engurangi kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan.

*rtinya, pembangunan daerah harus mencakup tiga komponen inti tersebut agar 

 pembangunan dapat berjalan lancar dan terarah.ecara implisit, merujuk pada pendapat Kuncoro di atas, setiap upaya

 pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah. >ntuk pencapaian tujuantersebut pemerintah dan masyarakat seharusnya bekerjasama. alah satu carayaitu dengan menggunakan sumberdaya yang ada (lokal). Karena itu baik 

 pemerintah maupun masyarakat harus dapat menaksir potensi sumberdaya0sumberdaya yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomiandaerah (*rsyad, !""&).

2.2 Pr&gram %emtraan Bag Pengem'angan Ek&n&m L&kal (%PEL)

engembangan ekonomi lokal merupakan suatu konsep pembangunanekonomi daerah yang didasarkan pada pendayagunaan sumber daya lokal yangada pada suatu masyarakat, baik sumber daya manusia (D<), sumber daya alam(D*) maupun sumber daya kelembagaan (D?). endayagunaan sumber dayatersebut dilakukan oleh masyarakat itu sendiri bersama pemerintah lokal maupunkelompok0kelompok kelembagaan berbasis masyarakat yang ada. Keutamaan

 pada pengembangan ekonomi yang berorientasi atau berbasis lokal ini penekanannya pada proses peningkatan peran dan inisiati2 masyarakat lokal dalam pengembangan akti2itas ekonomi serta peningkatan produktivitas. engembanganekonomi lokal menitikberatkan pada pembangunan ekonomi untuk meningkatkankesejahteraan masyarakat yang dirancang sesuai dengan kondisi dan kebutuhansetiap komunitas atau /ilayah.

Kesesuaian ini membuat e2ekti2 dan berhasil dalam menja/ab permasalahan kesejahteraan rakyat, dibanding dengan solusi0solusi yang bersi2atglobal. etiap upaya pengembangan ekonomi lokal mempunyai tujuan utama,yakni untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah. Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan masyarakat harus bersama0samamengambil inisiati2 dalam pengembangan ekonomi lokal yang dapat dilakukanmelalui suatu 2orum kemitraan. Kemitraan yang dimaksud dalam hal ini adalahadanya kebersamaan antara pemerintah0s/asta0masyarakat dalam menentukanarah, rencana dan melaksanakan pembangunan daerah. @leh karena itu

 pemerintah daerah beserta masyarakat dan s/asta harus mampu secara e2ekti2 menggunakan sumberdaya0sumberdaya yang ada, dan mengidenti2ikasi sumber daya yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian daerah.Konsep kemitraan yang selama ini dikenal merupakan suatu hubungan kerjasamaantar usaha yang sejajar dilandasi dengan prinsip saling menunjang dan salingmenghidupi berdasarkan asas kekeluargaan dan kebersamaan. Kemitraan usaha inimerupakan strategi bisnis, pelaku0pelaku yang terlibat langsung harus memilikidasar0dasar etika bisnis yang dipahami dan dianut bersama sebagai titik tolak dalam menjalankan kemitraannya.

3eberapa jenis usaha yang dijalankan dalam program K? ini antaralain:

Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri diKabupaten Blitar | Executive Summar  &

Page 6: Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

8/16/2019 Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-pengembangan-gula-tebu-menjadi-home-industri-di-kabupaten-blitar 6/41

a. ola Inti lasma: adalah hubungan kemitraan antara kelompok mitra usahasebagai plasma dengan perusahaan inti yang bermitra. enerapannya

 banyak dilaksanakan pada kegiatan agribisnis usaha perkebunan. b. ola ub Kontrak: adalah hubungan kemitraan antara perusahaan dengan

kelompok mitrausaha yang memproduksi kebutuhan yang dibutuhkan oleh perusahaan sebagai bagian dan komponen produksinya.

c. ola Dagang >mum: adalah hubungan kemitraan usaha yang memasarkanhasil dengan kelompok usaha yang mensuplai kebutuhan yang diperlukan

 perusahaan.d. 6aralaba: adalah hubungan kemitraan antara kelompok mitra usaha

dengan perusahaan mitra usaha yang memberikan hak lisensi, merek dagang saluran distribusi perusahaannya kepada kelompok mitra usahasebagai penerima /aralaba yang disertai dengan bantuan bimbinganmanajemen.Kemitraan yang dimaksud dalam program ini berbeda dengan konsep0

konsep kemitraan diatas, karena kemitraan yang dimaksud bukanlah sekedar kemitraan usaha belaka. Kemitraan yang dimaksud dalam program ini adalahlembaga kemitraan antara publik (pemerintah), s/asta (dunia usaha), danmasyarakat. ?embaga kemitraan yang dimaksud beranggotakan /akil0/akil dari

 pemerintah0s/asta0masyarakat. ?embaga kemitraan ini diharapkan mampumenjadi katalis bagi penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (good 

 governance) melalui kegiatan yang terkait dengan pengembangan ekonomi lokal.rogram Kemitraan 3agi engembangan konomi ?okal (K?)

merupakan sebuah konsep yang berusaha mengintegrasikan berbagai potensisumberdaya dan aktivitas yang dimiliki oleh segenap  staeholder   pada suatu/ilayah, dan membangun jaringan kerja untuk mengembangkan ekonomi /ilayahtersebut, alatAcara yang digunakan adalah dengan menggunakan komoditas yang

 potensial dalam mengisi peluang di pasaran ekspor serta potensial dalammendorong ekonomi /ilayah, penyerapan kesempatan kerja serta meningkatkan

 pendapatan masyarakat di /ilayah tersebut. >ntuk mengimplementasikan konseptersebut dikembangkan lembaga kemitraan antara pemerintah0s/asta0masyarakat.

2.3 Te&r Usaha %e*l +an Menengah

>saha kecil adalah usaha ekonomi produkti2 yang berdiri sendiri, yangdilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha, yang bukan merupakan anak 

 perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

 bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar, yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam >ndang0>ndang 9epublik Indonesia omor !" 8ahun !"" tentang >saha <ikro, Kecildan <enengah. Kriteria >saha Kecil adalah sebagai berikut :#. <emiliki kekayaan bersih lebih dari 9p&".""".""","" (lima puluh juta

rupiah) sampai dengan paling banyak 9p&"".""".""","" (lima ratus jutarupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau

!. <emiliki hasil penjualan tahunan lebih dari 9p$"".""".""","" (tiga ratus jutarupiah) sampai dengan paling banyak 9p!.&"".""".""","" (dua milyar limaratus juta rupiah).

>saha mikro adalah usaha produkti2 milik orang perorangan danAatau

 badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur 

Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri diKabupaten Blitar | Executive Summar 

Page 7: Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

8/16/2019 Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-pengembangan-gula-tebu-menjadi-home-industri-di-kabupaten-blitar 7/41

dalam, >ndang0>ndang 9epublik Indonesia omor !" 8ahun !"" tentang >saha<ikro, Kecil dan <enengah. Kriteria usaha mikro adalah sebagai berikut :

#. <emiliki kekayaan bersih paling banyak 9p&".""".""","" (lima puluh jutarupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

!. <emiliki hasil penjualan tahunan paling banyak 9p$"".""".""","" (tigaratus juta rupiah).

Kriteria usaha kecil dan mikro menurut 6orld 3ank dikelompokkanmenjadi dua kelompok yaitu :

#. Small Enterprise, dengan kriteria jumlah karya/an kurang dari $" orang, pendapatan setahun tidak melebihi B $ juta, jumlah aset tidak melebihi B $ juta.

!.  !icro Enterprise, dengan kriteria jumlah karya/an kurang dari #" orang, pendapatan setahun tidak melebihi B #"" ribu, jumlah aset tidak melebihi B#"" ribu.

2.! Te&r In+ustrIndustri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau

 barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambahuntuk mendapatkan keuntungan. Industri merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk. elain itu industrialisasi juga tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan mutu sumberdaya manusia dankemampuan untuk meman2aatkan sumber daya alam secara optimal. >>erindustrian o & 8ahun #%, industri adalah kegiatan ekonomi yang mengelola

 bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi.

Departemen erindustrian mengelompokan industri nasional Indonesiadalam $ kelompok besar yaitu Industri Dasar, *neka Industri (*?), dan IndustriKecil. <enurut Deperindag bersama 3adan usat tatistik (!""!), Industri keciladalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah tanggamaupun suatu badan yang bertujuan untuk memproduksi barang ataupun jasauntuk diperniagakan. Industri kecil adalah jenis usaha mikro dengan modal dasar diba/ah &"" juta, dan menggunakan peralatan yang sederhana untuk proses

 produksinya (eraturan residen o ! 8ahun !"").<erujuk kepada beberapa pengertian industri yang telah diuraikan

tersebut, maka pada prinsipnya industri itu terkait dengan unsur0unsur tertentu,antara lain:

a. Kelompok0kelompok perusahaan atau kelompok produksi yang mengolah barang homogen atau sejenis. b. erubahan /ujud 2isik suatu benda, baik melalui proses mekanik maupun

kimia dengan melibatkan 2aktor02aktor produksi.c. @rientasi kegiatan industri dititikberatkan kepada dua target yang

mendasar, yakni: untuk mendapatkan man2aatAnilai yang lebih tinggi darisemula, dan sebagai ja/aban alternati2 atas kelangkaan suatu produk dengan cara substitusi.ertimbangan lain yang mendasari pentingnya industri kecil, meliputi :

a. roses desentralisasi kegiatan ekonomi guna menunjang terciptanyaintegrasi kegiatan sektor0sektor ekonomi yang lain.

 b. otensi penciptaan dan perluasan kesempatan kerja bagi pengangguran.

Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri diKabupaten Blitar | Executive Summar  '

Page 8: Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

8/16/2019 Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-pengembangan-gula-tebu-menjadi-home-industri-di-kabupaten-blitar 8/41

c. Dalam jangka panjang, peranannya sebagai suatu basis pembangunanekonomi yang mandiri.3erdasarkan pengertian dari 3, menyebutkan bah/a industri kecil

dibedakan menjadi dua, yaitu, industri rumah tangga dan pabrik kecil. Industri

rumah tangga menggunakan tenaga kerja kurang dari & orang sedangkan pabrik kecil menggunakan tenaga kerja antara & sampai # orang.

2.!.1 %arakterstk +an Pengg&l&ngan In+ustr %e*l

<eski de2inisi mengenai industri kecil cukup beragam, namun industrikecil mempunyai karakteristik yang hampir seragam diantaranya:

#. 8idak adanya pembagian tugas yang jelas antara bidang administrasidan operasi. Kebanyakan industri kecil dikelola oleh perorangan yangmerangkap sebagai pemilik sekaligus pengelola perusahaan, sertameman2aatkan tenaga kerja dari keluarga dan kerabat dekatnya.

!. 9endahnya akses usaha kecil terhadap lembaga0lembaga kredit 2ormal,

sehingga mereka cenderung menggantungkan pembiayaan usahanya darimodal sendiri atau sumber0sumber lain seperti keluarga, kerabat, pedagang

 perantara, bahkan rentenir.$. ebagian besar usaha kecil ditandai dengan belum memiliki status

 badan hukum, sebanyak #!%." perusahaan kecil, ternyata ", persenmerupakan perusahaan perorangan tidak berakta notaris, %,' persentergolong perusahaan perorangan berakta notaris dan hanya #,' persenyang sudah mempunyai badan hukum (8, C, 1irma, Koperasi).(<udrajad, !""").3erdasarkan eksistensi dinamisnya industri kecil di Indonesia dapat

dikelompokkan dalam beberapa kategori, yaitu:a. Industri ?okal

 b. Industri entrac. Industri <andiri

2.!.2 Pengem'angan In+ustr %e*l

>paya pengembangan industri kecil mendapat perhatian yang cukup besar dari pihak pemerintah maupun s/asta. >paya untuk pengembangan dan

 pembinaan industri kecil dilaksanakan melalui kegiatan0kegiatan antara lain:a. 3imbingan dan penyuluhan kemampuan berusaha, pemasaran,

 pengembangan produk, teknik produksi dan in2ormasi.

 b. eningkatan peranan s/asta dan 3><DA3>< untuk membantumengatasi permasalahan permodalan, keterampilan dan alih teknologi, penyediaan bahan baku dan pemasaran melalui kemitraan usaha.

c. Keserasian pelaksanaan pembinaan antar instansi pemerintah terkait,dunia usaha dan lembaga s/adaya masyarakat.

Departemen erindustrian sebagai institusi yang menangani masalahindustri pada umumnya dan industri kecil khususnya, dalam upayamengembangkan industri kecil yang ada, maka perlu adanya suatu pembinaanyang intensi2 dari instansi atau lembaga yang terkait yang bersi2at program

 bantuan teknis, antara lain: embinaan manajemen, pembinaan peningkatanteknologi produksi, pemasyarakatan standarisasi sistem manajemen yang

mengacu I@, pembinaan ke/irausahaan, dan promosi pemasaran.

Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri diKabupaten Blitar | Executive Summar 

Page 9: Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

8/16/2019 Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-pengembangan-gula-tebu-menjadi-home-industri-di-kabupaten-blitar 9/41

2.-  Te&r Pr&+uks

roduksi adalah menciptakan, menghasilkan, dan membuat perubahan2isik. emua unsur yang menopang usaha penciptaan nilai atau usahamemperbesar nilai barang disebut sebagai 2aktor02aktor produksi.

engertian produksi lainnya yaitu hasil akhir dari proses atau aktivitasekonomi dengan meman2aatkan beberapa masukan atau input. Dengan pengertianini dapat dipahami bah/a kegiatan produksi diartikan sebagai aktivitas dalammenghasilkan output dengan menggunakan teknik produksi tertentu untuk mengolah atau memproses input sedemikian rupa (ukirno, !""!). 8eori produksimodern menambahkan unsur teknologi sebagai salah satu bentuk dari elemeninput. Keseluruhan unsur0unsur dalam elemen input tadi selanjutnya denganmenggunakan teknik0teknik atau cara0cara tertentu, diolah atau diprosessedemikian rupa untuk menghasilkan sejumlah output tertentu.

2.-.1 ungs Pr&+uks

1ungsi produksi adalah suatu persamaan yang menunjukkan jumlahmaksimum output yang dihasilkan dengan kombinasi input tertentu (1erguson dan-ould, #'&).

1ungsi produksi menunjukkan si2at hubungan di antara 2aktor02aktor  produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan. 1aktor02aktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai output .1ungsi produksi selalu dinyatakan dalam rumus seperti berikut (ukirno, #'):

/0 "(%LRT)

di mana K adalah jumlah stok modal, ? adalah jumlah tenaga kerja dan inimeliputi berbagai jenis tenaga kerja dan keahlian ke/irausaha/an, 9 adalahkekayaan alam, dan 8 adalah tingkat teknologi yang digunakan. edangkan E

adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh berbagai jenis 2aktor02aktor tersebut.ersamaan tersebut merupakan suatu pernyataan matematik yang pada dasarnya

 berarti bah/a tingkat produksi suatu barang tergantung kepada jumlah modal, jumlah tenaga kerja, jumlah kekayaan alam, dan tingkat teknologi yangdigunakan.

2.  Te&r %elem'agaan

Kelembagaan, atau institusi, pada umumnya lebih diarahkan kepadaorganisasi, /adah atau pranata. @rganisasi ber2ungsi sebagai /adah atau tempat,sedangkan pengertian lembaga mencakup juga aturan main, etika, kode etik, sikapdan tingkah laku seseorang atau suatu organisasi atau suatu sistem. Kelembagaan

 berasal dari kata lembaga, yang berarti aturan dalam organisasi atau kelompok masyarakat untuk membantu anggotanya agar dapat berinteraksi satu dengan yanglain untuk mencapai tujuan yang diinginkan. elain itu lembaga juga dapatdiartikan sebagai aturan dalam sebuah kelompok sosial yang sangat dipengaruhioleh 2aktor02aktor sosial, politik, dan ekonomi.

Dalam realitasnya, kelembagaan juga dapat dilihat sebagai suatu proses2ormal dan in2ormal dari suatu resolusi kon2lik, termasuk di dalamnya ine2isiensiekonomi dan ketimpangan (Fustika, !"").

?ebih jauh, pada level makro (institutional environment ), kelembagaanmencakup seperangkat aturan politik, sosial, maupun budaya sekalipun yangmelegalkan dan mengatur segala aktivitas produksi, pertukaran, dan distribusi.

edangkan pada level mikro (institutions of governance), kelembagaan

Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri diKabupaten Blitar | Executive Summar 

Page 10: Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

8/16/2019 Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-pengembangan-gula-tebu-menjadi-home-industri-di-kabupaten-blitar 10/41

 berkecimpung dalam masalah tata kelola aturan main agar pertukaran antar aktor ekonomi bisa berlangsung, baik kerjasama maupun kompetisi.

Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri diKabupaten Blitar | Executive Summar  #"

Page 11: Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

8/16/2019 Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-pengembangan-gula-tebu-menjadi-home-industri-di-kabupaten-blitar 11/41

BAB III

METDE PENELITIAN

3.1 Lngku4 +an 'jek %egatan

@bjek kegiatan penelitian ini adalah gula tebu merah. edangkan ruanglingkup materi dalam Kajian engembangan -ula 8ebu <enjadi  "ome #ndustry

(Industri 9umah 8angga) di Kabupaten 3litar adalah identi2ikasi tata kelola produksi tebu dan gula merah tebu serta prospek dan peluang industri gula merahtebu. 9uang lingkup kajian adalah seluruh perkebunan tebu dan ka/asan home

industry yang mengelola gula merah tebu di Kabupaten 3litar.?okasi penelitian ini berada di Kabupaten 3litar. emilihan lokasi ini

didasarkan pada kondisi aktual dan 2aktual bah/a di daerah tersebut memiliki potensi yang sangat besar untuk pengembangan industri gula merah tebu.

3.2 Pen+ekatan %egatan

endekatan kegiatan dalam penyusunan Kajian engembangan -ula 8ebu<enjadi "ome #ndustry (Industri 9umah 8angga) di Kabupaten 3litar ini adalahdeskripti2 kualitati2.

3.3 #ens Data +an $um'er Data

7enis data yang digunakan dalam kegiatan penyusunan Kajianengembangan -ula 8ebu <enjadi  "ome #ndustry (Industri 9umah 8angga) diKabupaten 3litar ini adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder yangsi2atnya kuantitati2 dalam penelitian ini bersumber dari 3adan erencanaanembangunan Daerah Kabupaten 3litar, Dinas Kehutanan dan erkebunan

Kabupaten 3litar, Dinas erindustrian dan erdagangan, Dinas Koperasi dan>K<, dan ?aporan ublikasi 3adan usat tatistik Kabupaten 3litar. edangkandata primer diperoleh langsung melalui /a/ancara secara mendalam (depth

intervie$),  Focus Group Disscusion  (1D-), serta metode kuisioner kepadamasyarakat dan instansi pemerintah di /ilayah penelitian yang telah ditetapkan.

3.! Teknk Pengum4ulan Data

engumpulan data dalam kegiatan penyusunan Kajian engembangan-ula 8ebu <enjadi "ome #ndustry (Industri 9umah 8angga) di Kabupaten 3litar ini menggunakan teknik atau instrumen Kuesioner, @bservasi, dan #ntervie$.

3.- Met&+e Analss Data3.-.1 Analss %ualtat" 

Dalam upaya mengkaji Kajian engembangan -ula 8ebu <enjadi "ome

 #ndustry  (Industri 9umah 8angga) di Kabupaten 3litar, penelitian inimenggunakan model analisis interakti2 (interactive model of analysis) yangdikembangkan oleh <iles dan +uberman (#!). *nalisis data model interakti2 terdiri dari tiga komponen utama analisis yang dilaksanakan secara simultan sejak atau bersamaan dengan proses pengumpulan data. Komponen0komponen tersebutadalah reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.

Dalam penelitian ini, model yang diambil dari model perumusan strategi1.9. David adalah model Strength-%eanesses-&pportunities-'hreat   (6@8)

Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri diKabupaten Blitar | Executive Summar  ##

Page 12: Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

8/16/2019 Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-pengembangan-gula-tebu-menjadi-home-industri-di-kabupaten-blitar 12/41

Page 13: Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

8/16/2019 Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-pengembangan-gula-tebu-menjadi-home-industri-di-kabupaten-blitar 13/41

BAB I7

6AMBARAN UMUM %ABUPATEN BLITAR 

!.1 6am'aran $&sal Ek&n&m %a'u4aten Bltar!.1.1 %&n+s 6e&gra"s

Kabupaten 3litar merupakan Kabupaten yang terletak di ulau 7a/a bagian8imur dan berada di sebelah elatan Khatulisti/a, yaitu terletak pada ###"%"H0##!"#"H3ujur 8imur dan '"&H0"H&#HH ?intang elatan. ?etak geogra2is Kabupaten 3litar 

 berada di esisir amudra Indonesia dengan batas /ilayah sebagai berikut:#. ebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Kediri;!. ebelah timur berbatasan dengan Kabupaten <alang;$. ebelah selatan berbatasan dengan amudera Indonesia; dan%. ebelah barat berbatasan dengan Kabupaten tulungagung.

6am'ar !.1

Peta %a'u4aten Bltar

Di Kabupaten 3litar terdapat ungai 3rantas yang keberadaannya membagi

/ilayah Kabupaten 3litar menjadi dua /ilayah, yaitu bagian utara dan bagian selatan.3agian utara merupakan dataran rendah dan dataran tinggi dengan ketinggian antara#"&0$% meter dari permukaan air laut, dan keberadaan dekat dengan -unung Keludyang merupakan gunung berapi yang masih akti2 membuat struktur tanahnya lebihsubur dan banyak dilalui sungai. edangkan bagian selatan merupakan dataran rendahdan dataran tinggi dengan ketinggian antara #&"0%!" meter dari permukaan air laut.ebagian /ilayahnya merupakan daerah pesisir dan pegunungan berbatu yang membuatstruktur tanah yang kurang subur jika dibandingkan dengan Kabupaten 3litar bagianutara.

Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri diKabupaten Blitar | Executive Summar  #$

Page 14: Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

8/16/2019 Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-pengembangan-gula-tebu-menjadi-home-industri-di-kabupaten-blitar 14/41

+amparan /ilayah Kabupaten 3litar merupakan daerah dengan ketinggian rata0

rata ±  #"" meter di atas permukaan air laut, dengan komposisi /ilayah menurut

ketinggian, yaitu:a. $,% persen kecamatan berada pada ketinggian antara #"" sAd !"" meter di atas

 permukaan air laut; b. $,% persen kecamatan berada pada ketinggian antara !"" sAd $"" meter di atas

 permukaan air laut; danc. !',! persen kecamatan berada pada ketinggian antara J$"" meter atas permukaan

air laut.8erdapat enam kecamatan yang /ilayahnya berada pada ketinggian J $"" meter 

di atas permukaan air laut, yaitu Kecamatan 6ates, 6onotirto, Doko, -andusari, glegok, dan anggung 9ejo. 6ilayah Kecamatan 6ates berada pada ketinggian

tertinggi di antara !! kecamatan yang ada di Kabupaten 3litar, yaitu ± %!" meter di atas

 permukaan air laut.

!.1.2 %&n+s Dem&gra"s

Kondisi demogra2is di Kabupaten 3litar setiap tahunnya menunjukkan adanya peningkatan jumlah penduduk, yang diimbangi dengan peningkatan laju pertumbuhan penduduk.

6am'ar !.2

#umlah Pen+u+uk %a'u4aten Bltar Tahun 2889:2811

Sumer *aupaten +litar dalam ,nga /0 diolah

3erdasarkan data hasil ensus enduduk () !"#" Kabupaten 3litar, jumlah penduduk paling banyak adalah kelompok umur antara #"0#% tahun dengan jumlah$.#!# ji/a. Kemudian diikuti oleh jumlah penduduk yang termasuk dalam kelompok umur &0 tahun dengan jumlah #.!"" ji/a. ementara itu, kategori penduduk yangmemiliki jumlah paling sedikit adalah penduduk yang termasuk dalam kelompok umur '"0'% sebanyak !.& ji/a dan ada beberapa penduduk yang tidak ditanyakan (88)

sebanyak $# ji/a. Dengan demikian, banyaknya jumlah penduduk yang termasuk dalam kelompok umur #"0#% maupun &0 tahun, menandakan bah/a mayoritas

 penduduk di Kabupaten 3litar adalah penduduk usia sekolah terutama tingkat 8K, Dhingga <.

!.1.3 %&n+s Ek&n&m

Kontribusi roduk Domestik 9egional 3ruto (D93) Kabupaten 3litar untuk sektor pertanian lebih unggul dibandingkan sektor industri, kondisi ini dikarenakanstruktur ekonomi Kabupaten 3litar masih sangat tergantung pada sektor pertanian.Ketergantungan pada sektor pertanian jelas sangat bergantung pada kondisi alam.truktur ekonomi suatu daerah yang bergantung pada alam akan sangat rentan terhadap

gejolak alam kecuali para pelaku ekonomi dari mulai emerintah, dunia usaha dan

Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri diKabupaten Blitar | Executive Summar  #%

Page 15: Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

8/16/2019 Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-pengembangan-gula-tebu-menjadi-home-industri-di-kabupaten-blitar 15/41

masyarakat bersama0sama menjaga dan melestarikan sumber daya alam yang sangatterbatas.

Dalam kurun /aktu % tahun terakhir, secara lamban sektor primer di Kabupaten3litar tergeser oleh sektor tersier.

Ta'el !.1Presentase Pr&+uk D&mestk Reg&nal Brut& Menurut La4angan Usaha; $ekt&r +

%a'u4aten Bltar Tahun 288< s;+ 2811

$ekt&r; La4angan Usaha 288< 288= 2818 2811

>1? >2? >3? >!? >-?

$ekt&r Prmer &",$" %,%' %'," %,%

1 ertanian %',! %',## %&,&% %%,%"

2 ertambangan enggalian !,$ !,$ !,$ !,&%

$ekt&r $ekun+er &,!! &,# &,$% &,!

3 Industri engolahan !,& !,& !,&& !,%%

! ?istrik, gas, air bersih ",%! ",%# ",%" ",%"- 3angunan !,#& !,# !,$ !,%&

$ekt&r Terser %%,% %&,$& %,' %',''

erdag, +otel 9estauran !, !','& !,$ !,'

9 *ngkutan Komunikasi !,$% !,$! !,$" !,!'

< Keu, erse/aan, 7s erush. %,!' %,$ %,%$ %,&$

= 7asa07asa ##,"# #",! ##," ##,$"

PDRB %a'u4aten Bltar 18888 18888 18888 18888

Sumer +PS *aupaten +litar0 /

ektor pertanian masih berperan dalam pembentukan D93 Kabupaten 3litar 

sebesar %%,% persen dalam menopang perekonomian di Kabupaten 3litar, selain itu perludiimbangi upaya untuk terus meningkatkan skala dan kapasitas produksi hasil0hasil pertanian untuk setiap kegiatan mikro dan makro ekonomi yang ada.

ektor industri pengolahan yang diharapkan dapat tumbuh dan berkembangsecara optimal untuk menyerap hasil0hasil sektor pertanian ternyata belum mampudikembangkan dengan baik setiap tahunnya. 8ren peranan sektoral industri pengolahan

 ber2luktuati2 terlihat dalam % tahun terakhir. ada tahun !"", kontribusi industri pengolahan sebesar !,& persen menurun hingga !,%% persen pada tahun !"##. +al initerjadi karena industri kecil dan kerajinan rumah tangga yang masih banyak diKabupaten 3litar dan dominan melayani permintaan lokal, sehingga penyerapan sumber daya produksi pertanian belum terserap optimal.

truktur ekonomi tersebut menggambarkan potensi dan ketergantungan perekonomian daerah terhadap kapasitas produksi riil masing0masing sektor. 3esaranangka perolehan masing0masing sektorAlapangan usaha menunjukkan kontribusi sektor tersebut dalam perekonomian daerah pada tahun yang bersangkutan sehingga dapatdijadikan sebagai acuan dalam koordinasi pembangunan ekonomi lintas sektor.

?aju pertumbuhan ekonomi Kabupaten 3litar tahun !"" ke tahun !"##mengalami kecenderungan yang semakin menurun. ?aju pertumbuhan ekonomi padatahun !"" sebesar ','$ persen, dan pada tahun !"## sebesar &,$$ persen. +al tersebutdikarenakan adanya in2lasi yang memiliki kecenderungan semakin meningkat tiaptahunnya, sehingga akan menjadikan konsumsi masyarakat yang semakin menurunkarena dimungkinkan adanya kenaikan harga0harga secara keseluruhan. *pabila kondisi

Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri diKabupaten Blitar | Executive Summar  #&

Page 16: Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

8/16/2019 Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-pengembangan-gula-tebu-menjadi-home-industri-di-kabupaten-blitar 16/41

in2lasi terus mengalami peningkatan, laju pertumbuhan secara terus menerus juga akansemakin menurun.

!.1.! P&tens Perke'unan

erkebunan di Kabupaten 3litar dikategorikan ke dalam sektor pertanian.otensi pertanian di /ilayah Kabupaten 3litar beraneka ragam dan tersebar di seluruhkecamatan. 3idang pertanian unggulan meliputi tanaman pangan, perkebunan, sayuran,

 peternakan dan perikanan. alah satu potensi perkebunan di Kabupaten 3litar berasaldari tanaman tebu yang mana hasil produksinya tiap tahun cukup besar. 8ercatat padatahun !"## produksi tebu di Kabupaten 3litar sebesar &"!.%',&& ton dengan luas area.!#,!! +a. emua perkebunan tebu di Kabupaten 3litar merupakan perkebunanrakyat, sehingga dapat menunjang kemandirian masyarakat di Kabupaten 3litar.<engingat tebu merupakan salah satu tanaman perkebunan semusim non ekspor yangdikembangkan di /ilayah 7a/a 8imur, keberadaan petani tebu di Kabupaten 3litar diharapkan dapat memberikan kontribusi yang cukup besar bagi produksi tebu di 7a/a

8imur.Ta'el !.2

Luas areal Pr&+uks +an #umlah Petan Te'u Perke'unan Rak@at Menurut

%e*amatan + %a'u4aten Bltar Tahun 2811

%e*amatan

Te'u

Luas

(Ha)

Pr&+uks

(T&n)

#umlah Petan

(ja)

1. 3akung %,"$ '.&!!,"" &#

2. 6onotirto #.$!%,&! #"&.!,#" $"!

3. anggungrejo #",$ .'%,'"

!. 6ates #$',"# #".",$" '$

-. 3inangun &$#,#! %!.%," #$

. utojayan %,& .',"" !

9. Kademangan '!,"" &.'&,& !$

<. Kanigoro #," #,%%&,"" #!

=. 8alun !#, #.'&","" #'

18. elopuro #$, #.##,#" #"

11. Kesamben !%%,& #.&,"" ##&

12. elorejo !&,%% !!.$,&" #"&

13. Doko $,!& &."&,#" !

1!. 6lingi 0 0 0

1-. -andusari $'',! $".#$,'" !#"

1. -arum &!%,!' %#.%$,"" #$

19.  glegok %$,"! '.%%#," $$

1<. anankulon ,"" %'," $

1=. onggok %$,$ $'."'","" #$

28. rengat ,"" '."%"," $

21. 6onodadi %%!,& $&.%$&,"

22. >dana/u &$,# %!.#,!" &

%a'u4aten Bltar .2<122 -82.!=9-- 2.8=3

Sumer +PS *aupaten +litar0 /

BAB 7

Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri diKabupaten Blitar | Executive Summar  #

Page 17: Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

8/16/2019 Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-pengembangan-gula-tebu-menjadi-home-industri-di-kabupaten-blitar 17/41

PER%EMBAN6AN INDU$TRI RUMAH TAN66A 6ULA MERAH DI

%ABUPATEN BLITAR 

Ketersediaan tebu yang cukup tinggi di Kabupaten 3litar menjadi latar belakang

utama kajian pengembangan industri gula merah. elama ini, kontribusi perkebunantebu terhadap perekonomian Kabupaten 3litar terbatas pada kontribusi sebagai sektor 

 primer, dengan penyerapan tenaga kerja yang didominasi sebagai petani. Industri pengolahan berbasis bahan baku tebu (gula) di Kabupaten 3litar belum terbangunsecara optimal, sehingga petani tebu lokal lebih banyak menyuplai industri gula tebu diluar Kabupaten 3litar.

Kondisi ini yang selama ini menjadi perhatian banyak kalangan, disebabkanman2aat dari perkebunan tebu dengan hasil yang cukup melimpah belum diman2aatkansecara optimal. enyebab terbesarnya adalah belum adanya industri gula baik jenis putihmaupun merah yang menyerap bahan baku tebu di Kabupaten 3litar. +asil penelusurandi lapangan, tebu yang dihasilkan oleh petani di Kabupaten 3litar mayoritas justru

dipasarkan kepada produsen olahan tebu di luar Kabupaten 3litar, seperti Kabupaten8ulungagung, Kabupaten Kediri, dan Kabupaten 7ombang, serta beberapa daerah yang

 belum terpantau. Kabupaten 3litar tidak memiliki industri gula putih, sehingga hanya beberapa industri gula tradisional dari /ilayah Kabupaten 3litar yang turutmeman2aatkan potensi ketersediaan tebu menjadi gula merah.

Dalam bab ini, akan dibahas mengenai perkembangan industri gula merah tebuyang telah eksis di Kabupaten 3litar. 8ujuan dari pembahasan ini untuk mengulaskondisi terkini yang terjadi pada industri gula merah tebu berikut potensi dan hambatanyang terjadi. +asil pembahasan akan dirangkum sebagai bahan kajian strategi

 pengembangan untuk mendorong man2aat mikro dan makro perekonomian, denganmotor penggeraknya adalah industri gula merah. 6a/ancara dilakukan dengan metodekualitati2 terhadap beberapa in2orman yang me/akili kalangan petani tebu, pelakuindustri gula merah, dan pedagang gula. embahasan secara spesi2ik di2okuskan pada

 beberapa in2ormasi, yakni: (i) kelembagaan bahan baku tebu; (ii) kebutuhan modal produksi (tenaga kerja dan penyediaan peralatan); (iii) teknologiAproses produksi; (iv)sistem pemasaran gula merah; dan (v) hambatan usaha industri gula merah tebu.

-.1 %elem'agaan Bahan Baku Te'u

Dalam pembahasan kelembagaan penyediaan tebu sebagai bahan baku industrigula merah, diulas mengenai mekanisme penyediaan bahan baku tebu. <ekanismetransaksi dalam penyediaan tebu sebagai bahan baku produksi gula merah, banyak 

menjadi 2aktor yang mempengaruhi minat produsen untuk memproduksi gula merahtebu. 3eberapa moti2 yang perlu diperhatikan agar produsen dapat memproduksi gulamerah antara lain: (i) ketersediaan tebu yang sesuai dengan kebutuhan produksi(kuantitas dan kualitas); (ii) tingkat rendemen tebu; (iii) kesesuaian harga tebu; dan (iv)sistem penjualan bahan baku tebu.

<oti2 yang pertama mengenai ketersediaan tebu yang sesuai kebutuhan, telahmenjadi bahan pertimbangan bagi produsen disebabkan berpengaruh pada estimasikeuntungan yang akan diperoleh, dan besaran risiko produksi yang diprediksi dapatterjadi. 3eberapa produsen mengatakan memilih memproduksi gula merah pada periodetertentu (umumnya disesuaikan pada musim giling pabrik gula putih pada bulan *pril0@ktober) karena kualitas tebu yang dihasilkan berada pada posisi tingkat rendemen

tertinggi. 8ingkat rendemen menjadi bagian terpenting dalam kelayakan industri gula.

Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri diKabupaten Blitar | Executive Summar  #'

Page 18: Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

8/16/2019 Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-pengembangan-gula-tebu-menjadi-home-industri-di-kabupaten-blitar 18/41

Dengan kualitas rendemen yang cukup tinggi, akan semakin banyak gula yang dapatdiproduksi dan memberikan laba produksi yang cukup tinggi sebagai hasil penjualan.Dengan adanya jaminan suplai bahan baku tebu, maka produsen tidak akan mengalamihambatan produksi dan kurang e2isiensinya biaya transaksi. 3iaya transaksi dalam

 perspekti2 kelembagaan bahan baku diasumsikan sebagai biaya yang dikeluarkan oleh pelaku industri dalam mengakses in2ormasi, negosiasi, dan mengeksekusi penyediaan bahan baku. emakin kecil biaya transaksi, makan desain kelembagaan bahan baku tebudianggap semakin e2isien.

8ingkat rendemen sebagai moti2 kedua merupakan salah satu skala yangdigunakan antara petani sebagai penyedia tebu dan produsen gula merah untuk menentukan kualitas tebu yang dihasilkan, menjadi parameter untuk menentukan hargatebu, dan perkiraan produksi yang dapat dihasilkan (produktivitas), serta estimasi

 besaran keuntungan yang akan diperoleh produsen gula.erbandingan tingkat rendemen tebu antara yang digunakan industri gula merah

dan gula putih memiliki perbedaan yang cukup signi2ikan. 7ika menggunakan parameter 

rendemen yang digunakan pada tahun !"#$, rendemen gula putih rata0rata berkisar ' persen, sedangkan gula merah pada musim hujan (bulan @ktober0*pril) mencapaikisaran '0#" persen dan pada musim kemarau (*pril0@ktober) dapat mencapai #"0!"

 persen. ecara teknis perbedaan ini cukup logis disebabkan kandungan nira yangdijadikan sebagai bahan baku utama produksi gula juga berbeda. ada produksi gula

 putih, nira sebagai hasil pemerasan tebu tidak dapat dijadikan gula sepenuhnya, karenamasih tercampur dengan kandungan tetes tebu. edangkan gula merah, menggunakan

 penyaringan nira yang lebih sederhana, tidak memisahkan antara tetes dan nira sehinggatingkat rendemennya lebih tinggi.

Kemudian moti2 ketiga mengenai kesesuaian harga tebu. Dalam beberapakejadian yang terjadi dalam transaksi antara industri gula putih dan petani, munculkon2lik horiLontal akibat ketidakpuasan para petani deangan pembeli (industri gula

 putih) yang disebabkan perselisihan mengenai tingkat rendemen. *kibatnya, besaranharga tebu tidak menemukan titik kesepakatan dan pada akhirnya petani lebih memilihtidak memanen tebu dengan cara membakar atau cara lainnya. Kon2lik ini bermuara

 pada berkurangnya ketersediaan (suplai) tebu dan menurunkan produksi gula.edangkan dari sisi produsen, ketidaksesuaian harga dengan rendemen tebu akanmenurunkan pro2itabilitas. ehingga kesimpulan singkatnya, perlu ada upaya untuk memperbaiki sistem transaksi penjualan tebu.

Dalam penentuan harga bahan baku tebu, mekanisme yang umum digunakanadalah menggunakan parameter harga yang ditentukan industri gula putih. 7ika harga

 pasar yang diperoleh petani kepada industri gula putih tinggi, maka harga jual tebu ke produsen gula merah juga akan tinggi. Catatan yang menjadi perhatian dalam penelitianini adalah kurang terlibatnya petani sebagai produsen tebu dalam penentuan harga jualtebu. <asalah0masalah umum yang berpotensi terjadi dengan mekanisme ini adalah

 perselisihan mengenai besaran rendeman. etani yang tidak banyak dilibatkan dalam penentuan besaran rendemen akibat kemampuan yang dirasa kurang mumpuni, akandapat menjadi pihak yang dirugikan jika tidak disertai perlindungan harga. ebagaimanayang terjadi pada pertanian panganAperkebunan lainnya, kurang terlibatnya petani dalam

 penentuan harga justru mendorong petani menjadi pihak yang 4tereksploitasi5, dankekha/atiran dalam jangka panjang akan menurunkan motivasi petani untuk memproduksi tebu jika keuntungan yang didapat tidak banyak memperbaiki

kesejahteraan petani. <aka langkah sederhananya adalah memperbaiki bargaining

Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri diKabupaten Blitar | Executive Summar  #

Page 19: Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

8/16/2019 Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-pengembangan-gula-tebu-menjadi-home-industri-di-kabupaten-blitar 19/41

 po/er petani tebu, termasuk di dalamnya memberdayakan petani untuk terlibat dalam penentuan harga. 8ujuannya, dengan sistem penentuan harga yang semakin transparanakan menurunkan potensi 4keuntungan sepihak5 dari para pelaku transaksi.

Kelembagaan yang terakhir memuat sistem transaksi yang meliputi momentum

transaksi penjualan dan sistem pembayaran. Dalam praktik penjualan bahan baku dilapangan berdasarkan /aktu transaksi, secara umum terdapat dua mekanisme, yaknitransaksi sebelum masa panen dan transaksi saat masa panen. 8ransaksi sebelum panenumumnya dilakukan sekitar tiga bulan sebelum masa panen. enyebabnya adalahsebagian petani memilih menghindari risiko kegagalan panen atau juga didorong 2aktor lain di luar teknis produksi tebu seperti desakan kebutuhan ekonomi. Kelebihan darimekanisme ini adalah jaminan ketersediaan bahan baku tebu dengan harga beli yangrelati2 lebih rendah bagi produsen gula merah, dan kepastian pasar bagi petani tebu.

 amun sisi negati2nya adalah: (i) bagi produsen gula kualitas akhir tebu (rendemen) belum dapat diukur secara pasti dan adanya biaya tambahan untuk pera/atan tebu darimasa beli hingga masa panen; (ii) bagi petani keuntungan yang didapat kurang optimal.

Kemudian yang kedua yakni transaksi penjualan pada saat masa panen.Keunggulan mekanisme ini adalah tingkat rendemen (yang mempengaruhi harga jual)lebih terukur dan petani dapat memperoleh keuntungan yang lebih optimal. edangkankekurangannya adalah 2aktor harga yang relati2 sudah lebih tinggi bagi produsen guladan persaingan antara sesama produsen gula merah danAatau industri gula putih untuk mendapatkan bahan baku tebu, dengan kata lain dapat terjadi kelangkaan bahan baku.

 amun kondisi kelangkaan untuk saat ini kecil kemungkinan terjadi jika melihat besaran suplai tebu yang masih di atas total permintaan, sehingga kebutuhan produksidari segi kuantitas relati2 aman.

Dari kedua sistem penjualan berdasarkan /aktu transaksi di atas mayoritas produsen gula merah lebih memilih mekanisme pembelian sebelum masa panen, karenaadanya jaminan ketersediaan dan harga beli bahan baku yang lebih menguntungkan.

 amun mekanisme ini perlu diantisipasi kemungkinan kon2lik akibat kurange2isiensinya kelembagaan bahan baku tebu. Catatan tambahan dari segi petani mengenaikelembagaan yang eksis untuk saat ini, jika mengamati perbandingan keuntungan hasil

 penjualan tebu antara produsen gula merah dan gula putih relati2 hampir sama,disebabkan patokan harga yang digunakan transaksi adalah harga pemasaran antara

 petani dengan industri gula putih. erbedaan yang mendasar adalah sistem pembayaranantar produsen yang mempengaruhi arus kas petani tebu (cash flo$). embelian tebuoleh industri gula putih menggunakan sistem kredit dengan jangka pembayaran lebihdari satu bulan, sedangkan pembelian oleh produsen gula merah dengan sistem tunai

(cash) atau kredit jangka pembayaran relati2 lebih singkat.*lasan lain yang mendorong perlunya peningkatan suplai tebu kepada produsengula merah adalah keterbatasan daya tampung produksi pada industri gula putih. >ntuk menghindari keterbatasan akses pasar tebu dapat melalui peningkatan permintaan dariindustri gula merah di Kabupaten 3litar, dengan cara meningkatkan kapasitas produksiindustri yang sudah eksis atau dengan meningkatkan jumlah industri gula merah.

-.2 M&+al Pr&+uks 6ula

<odal produksi gula meliputi kebutuhan penyediaan bahan baku tebu, peralatandan perlengkapan produksi, serta pengeluaran untuk tenaga kerja. 8otal modal yang

dibutuhkan berdasarkan pengalaman pelaku industri yang sudah ada berkisar 9p #!&

Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri diKabupaten Blitar | Executive Summar  #

Page 20: Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

8/16/2019 Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-pengembangan-gula-tebu-menjadi-home-industri-di-kabupaten-blitar 20/41

 juta hingga 9p #&" juta. 8otal modal ini dibutuhkan untuk investasi peralatan produksidengan asumsi teknologi yang digunakan relati2 sederhana. Kebutuhan investasi yang

 paling banyak membutuhkan dana adalah penyediaan mesin giling tebu, yangdigunakan untuk mengambil nira tebu sebelum proses penyaringan. Kebutuhan lainnya

adalah penyediaan sarana perebusan nira seperti bak penampungan atau /ajan yangdipergunakan untuk memproses nira hingga mendidih menjadi gula. Kebutuhan untuk 

 biaya tenaga kerja cukup bervariati2. ada umumnya menggunakan sistem upah harianatau borongan. >ntuk upah harian rata0rata yang didapatkan tenaga kerja berkisar 9p&"."""Ahari, sedangkan untuk upah borongan bervariasi antara 9p %".""" hingga 9p&".""" untuk setiap produksi satu kuintal gula. edangkan harga beli bahan baku

 bergantung pada kualitas rendemen, umumnya pada periode @ktober0*pril dengantingkat rendemen berkisar '0#" persen, harga beli yang didapatkan berkisar antara 9p!&.""" hingga 9p %".""" per kuintal tebu. edangkan pada periode *pril hingga@ktober, dengan tingkat rendemen berkisar antara #"0!" persen, harga beli tebumencapai 9p %".""" hingga harga tertinggi mencapai 9p '".""".

eralatan produksi gula merah tebu yang digunakan sebenarnya cukupsederhana, kecuali mesin pemeras atau penggiling batang tebu. eralatan lain untuk 

 produksi di antaranya: (i) parang, golok, atau pisau besar, dimana alat ini digunakanuntuk mengikis permukaan kulit dan membuang mata batang tebu; (ii) /ajan besar yangdigunakan untuk memanaskan nira tebu sampai kental; (iii) pengaduk, digunakan untuk mengaduk nira yang sedang dipanaskan; (iv) penyaring, digunakan untuk menyaringcairan tebu yang akan dipanaskan, dan sedang dipanaskan; (v) cetakan gula; dan (vi)tungku pembakaran. *lat0alat tersebut masih dapat diakses oleh produsen tebu di/ilayah Kabupaten 3litar.

ementara itu, mesin pemeras atau penggiling batang tebu digunakan untuk memeras batang tebu sehingga cairan niranya keluarAterekstraksi. 3agian utama darimesin ini berupa dua silinder sehingga batang tebu tergiling dan dikeluarkan melalui

 putaran mesin silinder tersebut. -ilingan tersebut akan memeras batang tebu sehinggamengeluarkan cairan nira. *lat ini dapat diperoleh dari produsen lokal di Kabupaten3litar dan importir dari luar Kabupaten 3litar.

-.3 Pr&ses Pr&+uks atau Pem'uatan 6ula Merah Te'u

Dalam produksi gula merah tebu, terdapat beberapa tahapan proses produksi.8ahapan0tahapan tersebut dijelaskan dalam beberapa bagian sebagai berikut:

/. Pemilihan dan Pemersihan +ahan +au

3ahan baku yang berupa batang tebu yang akan dijadikan gula merah harus

termasuk kategori 4cukup umur5 karena berpengaruh pada kualitas nira. roses produksi atau pembuatan gula tebu pada prinsipnya tidak berbeda jauh dengan pembuatan gula merah dari kelapa, aren, atau lontar. ada a/alnya, bahan baku yang berupa batang tebu dibersihkan dahulu dari daun, tunas atas, serta mata batang yangterdapat di batang tebu. embersihan ini dimaksudkan untuk menjaga higienitas guladari serabut0serabut tebu.

. Penggilingan

etelah semua batang tebu dibersihkan, tebu digiling melalui mesin penggilinguntuk memisahkan ampas dan sari batang tebu (nira). ada saat penggilingan, tebuharus dimasukkan satu0persatu atau dengan kapasitas secukupnya. 7ika batang tebu

Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri diKabupaten Blitar | Executive Summar  !"

Page 21: Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

8/16/2019 Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-pengembangan-gula-tebu-menjadi-home-industri-di-kabupaten-blitar 21/41

Page 22: Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

8/16/2019 Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-pengembangan-gula-tebu-menjadi-home-industri-di-kabupaten-blitar 22/41

etelah proses produksi selesai, selanjutnya gula merah tebu siap untuk dipasarkan. emasaran gula yang dilakukan oleh produsen gula merah tebu diKabupaten 3litar dilakukan secara langsung dan tidak langsung. ecara langsung dalamarti dari produsen atau pembuat gula tebu langsung disalurkan kepada konsumen.

Konsumen gula merah tebu di Kabupaten 3litar biasanya merupakan rumah tangga(konsumen akhir) dan perusahaanAindustri makanan dan minuman yang menggunakangula merah tebu sebagai bahan baku, seperti perusahaan kecap, perusahaan sambel

 pecel, perusahaan roti, perusahaan jamu, home industry jenang atau dodol, geti, enting0enting, opak gambir, beras kencur dan sebagainya. enyaluranApemasaran produksisendiri secara langsung kepada pemakai akhir sebenarnya mempunyai kelemahan,karena dengan cara tersebut tingkat e2isien akan relati2 lebih kecil dibandingkan denganmenggunakan perantara.

ementara itu, pemasaran atau penjualan gula merah tebu secara tidak langsung biasanya melalui perantaraAdistributor atau  supplier   penjualan di dalam Kabupaten3litar maupun antar daerah..

enentuan harga gula merah tebu di Kabupaten 3litar mengikuti harga pasar.?aLimnya ditentukan oleh beberapa 2aktor, diantaranya:

a. 1aktor permintaan (demand ) b. 1aktor kualitas (rendah, tinggi, dan super)c. 7enis cetakan gula merah (atho , keping logam, semut)

ecara umum, hasil penelitian belum dapat mengarah kepada perbandingan pro2itabilitas produksi jika menggunakan aspek pro2it sebagai acuan. amun dapatdilihat dari keuntungan yang didapatkan berdasarkan perbandingan jika memproduksigula merah adalah:

a) 2aktor modal rendah; b) teknologi produksi sederhana dan murah;c) akses pasar yang cukup terbuka;

+al ini ditandai dengan besarnya permintaan yang belum diimbangi dengansuplai yang memadai (suplai de2isit yang diterjemahkan sebagai area prospekti2),sehingga memungkinkan untuk dikembangkan dalam skala mikro (rumahtangga).

-.- Ham'atan Usaha In+ustr 6ula Merah Te'u

Industri gula merah tebu di Kabupaten 3litar berdasarkan kajian primer dandikolaborasikan dengan hasil  Forum Group Discussion  (1-D) dengan  staeholder 

 pembangunan industri gula merah yang terdiri dari per/akilan emerintah Kabupaten

3litar, *sosiasi etani 8ebu 9akyat Indonesia (*89I) Kabupaten 3litar, De/an 9isetdan Inovasi Daerah (D9ID) Kabupaten 3litar, Kamar Dagang Industri (Kadin)Kabupaten 3litar, serta  staeholder   lainnya ditemukan beberapa hambatan internal daneksternal yang dapat mengancam eksistensi industri gula merah tebu di Kabupaten3litar. +ambatan internal adalah hambatan yang disebabkan 2aktor02aktor internal dariusaha, sedangkan yang dimaksud dengan hambatan eksternal adalah hambatan usahayang disebabkan berbagai 2aktor di luar usaha, tapi memiliki keterkaitan dengan

 pengembangan industri gula merah tebu. +ambatan0hambatan tersebut dapat dilihat pada tabel &.# sebagai berikut.

Ta'el -.1

Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri diKabupaten Blitar | Executive Summar  !!

Page 23: Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

8/16/2019 Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-pengembangan-gula-tebu-menjadi-home-industri-di-kabupaten-blitar 23/41

Page 24: Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

8/16/2019 Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-pengembangan-gula-tebu-menjadi-home-industri-di-kabupaten-blitar 24/41

mempengaruhi motivasi petani untuk memproduksi tebu, dan berakibat pada suplai bahan baku tebu terhadap industri gula merah.

+ambatan eksternal yang terakhir adalah daya dukung ekspor gula merah. 8argetdari pelaku industri masih terhambat pada persoalan regulasi perijinan dan prosedur 

 pengiriman. elama ini karena hambatan perijinan yang belum mampu dipenuhi olehindustri rumah tangga gula merah tebu, menyebabkan industri rumah tanggamembutuhkan akses pemasaran melalui eksportir besar. elain itu berdasarkan

 pengalaman dari salah satu pedagang gula merah di Kabupaten 3litar prosedur  pengiriman ekspor gula merah yang cenderung dirasa kurang e2ekti2 (didukungteknologi kemasan yang masih sederhana) menyebabkan produk lebih cepat rusak.*kibatnya permintaan ekspor gula merah belum dapat dijalankan secara

 berkesinambungan.

BAB 7I

Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri diKabupaten Blitar | Executive Summar  !%

Page 25: Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

8/16/2019 Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-pengembangan-gula-tebu-menjadi-home-industri-di-kabupaten-blitar 25/41

$TRATE6I PEN6EMBAN6AN INDU$TRI RUMAH TAN66A 6ULA MERAH

DI %ABUPATEN BLITAR 

.1 Analss %e4utusan Bsns

3erdasarkan pada pembahasan dalam bab0bab terdahulu, maka dapat disusunanalisis untuk menentukan keputusan bisnis pada pengembangan industri rumah tanggagula merah tebu di Kabupaten 3litar. Dengan menggunakan data statistik dan

 pendekatan kualitati2, analisis keputusan bisnis telah disusun sesuai dengan gambar .#di ba/ah ini.

6am'ar .1

Analss %e4utusan Bsns Pa+a In+ustr 6ula Merah

Sumer "asil Studi Lapangan0 /2

3erdasarkan kajian dalam analisis tersebut, dapat digambarkan bagaimanakondisi eksisting dan potensi serta strategi yang dapat dilakukan untuk mengembangkanindustri gula merah berskala rumah tangga di Kabupaten 3litar. *nalisis di atas terbagimenjadi tiga tahapan utama, yakni: (i) analisis peluang bisnis, yang menggambarkan

 potensi gula merah tebu yang diukur dari keseimbangan  supply  dan demand   terhadapgula merah, baik untuk kebutuhan domestik maupun luar negeri (ekspor); (ii) analisiskalkulasi bisnis, yang menggambarkan ketersediaan sumber daya lokal untuk mengembangkan industri gula merah di Kabupaten 3litar, baik dari segi ketersediaan

 bahan baku tebu, tenaga kerja, kesempatan untuk peningkatan skala pro2itabilitas, serta

Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri diKabupaten Blitar | Executive Summar  !&

PEMBATALAN A%$I

PERU$AHAAN

ermintaan8erhadaproduk-ula<erah

(Domestikdankspor)

3ahan 3aku, 8enagaKerja, ro2itabilitas,

8eknologi

PELUAN6 BI$NI$

%AL%ULA$I BI$NI$

RENANA A%$I

PERU$AHAAN

8idak?ayak ?ayak 

Investasi

DayaDukung

Kelembagaan

kspansiasar 

Page 26: Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

8/16/2019 Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-pengembangan-gula-tebu-menjadi-home-industri-di-kabupaten-blitar 26/41

kesiapan teknologi; dan (iii) evaluasi keputusan bisnis, yang menggambarkan kelayakanuntuk menggiatkan aksi bisnis yang didasarkan pada analisis peluang dan kalkulasi

 bisnis industri gula merah tebu.<engenai analisis peluang bisnis, sebagaimana pada latar belakang kajian telah

dipaparkan kondisi supply yang belum mampu mengimbangi demand  atas produk gulamerah, baik untuk kebutuhan dalam negeri (domestik) ataupun pemenuhan permintaanluar negeri (ekspor). 3erdasarkan data hasil simposium nasional gula, dari totalkebutuhan gula nasional pada tahun !"#" yang mencapai %,&& juta ton hanya mampudipenuhi produsen gula nasional sebesar !,!% juta ton, sehingga terdapat de2isit suplaisebesar !,$# juta ton gula. Kemudian secara spesi2ik mengenai data statistik permintaangula merah di 7a/a 8imur pada tahun !"#! yang mencapai kisaran $"0%" ribu ton per tahun, hanya mampu dipenuhi sekitar & ribu ton per tahun atau mengalami de2isit suplaimencapai !&0$& ribu ton per tahun. -ula merah ini diproduksi untuk menyuplaikebutuhan rumah tangga, industri bahan makanan, dan industri makananAminuman di7a/a 8imur yang setiap tahunnya juga mengalami pertumbuhan. edangkan untuk 

 permintaan kebutuhan gula merah di luar negeri, total permintaan ekspor ke negaraKanada, *merika, 3elgia, *ustralia, dan beberapa negara ropa lainnya yang mencapai&"" ton setiap bulan, hanya mampu disuplai produsen gula merah nasional berkisar $"0&" ton per bulan (de2isit suplai ekspor %&"0%'" ton).

elain data statistik di atas, berdasarkan in2ormasi dari pedagang gula merahlokal yang berada di /ilayah Kabupaten 3litar, permintaan gula merah untuk kebutuhanrumah tangga juga cukup tinggi. elama ini pedagang di pasar tradisionalmenggantungkan pasokan gula merah mayoritas dari daerah Kabupaten 8ulungagung,Kabupaten Kediri, Kabupaten 7ombang, Kabupaten ?umajang, dan Kabupaten3anyu/angi. ara pedagang relati2 akan lebih memilih pasokan dari produsen gulamerah lokal jika memang sudah mampu menyuplai permintaan, dengan alasanmenurunkan biaya transportasi dan jika kualitas yang dihasilkan setara atau lebih baik dari produk0produk gula merah yang sudah beredar. Kondisi terbukanya akses pasar iniseharusnya mampu direspon secara positi2 baik dari emerintah Kabupaten 3litar,

 pelaku bisnis, dan masyarakat untuk mulai meman2aatkan potensi yang sangat prospekti2 ini melalui upaya pengembangan industri gula merah tebu.

Kemudian dalam analisis kalkulasi bisnis, dari hasil kajian dapat diidenti2ikasi2aktor02aktor yang mempengaruhi perkembangan industri gula merah di Kabupaten3litar, antara lain: (i) ketersediaan bahan baku tebu; (ii) teknologi produksi yangsederhana; (iii) tenaga kerja; dan (iv) pro2itabilitas.

Ketersediaan bahan baku tebu cukup tinggi di Kabupaten 3litar. <enurut data

statistik 3 Kabupaten 3litar, menunjukkan tanaman tebu tumbuh merata hampir diseluruh kecamatan di Kabupaten 3litar dengan total produksi tebu mencapai &"!.%',&&ton, kecuali Kecamatan 6lingi saja yang tidak memproduksi tebu. Dengan potensi inidapat menjadi salah satu 2aktor utama untuk pengembangan industri gula, dengan upayamemeratakan pertumbuhan industri di /ilayah0/ilayah potensial.

Kondisi tingkat suplai bahan baku tebu yang cukup tinggi justru tidak dapatterserap optimal untuk kepentingan industri lokal di Kabupaten 3litar. +ingga saat ini,mayoritas tebu yang dihasilkan justru diproduksi sebagai gula oleh produsen di luar Kabupaten 3litar, termasuk di dalamnya produsen gula merah dan gula putih. 1akta iniyang turut mendorong pemahaman, bah/a tebu produksi petani di Kabupaten 3litar memenuhi persyaratan sebagai bahan baku gula merah. Kemudian dengan teknologi

 produksi yang relati2 sederhana, tidak banyak menuntut kebutuhan D< dengan

Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri diKabupaten Blitar | Executive Summar  !

Page 27: Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

8/16/2019 Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-pengembangan-gula-tebu-menjadi-home-industri-di-kabupaten-blitar 27/41

keterampilan tinggi sebagai 2aktor produksi tenaga kerja. Kalkulasi bisnis mengenaiskala pro2itabilitas dapat diukur secara kualitati2. Dengan terbukanya akses pasar,kestabilan harga pasar tebu dan gula sebagaimana dijelaskan pada pembahasan hasillapangan, serta minimnya kon2lik sosial ekonomi yang melibatkan industri gula merah,

maka pro2itabilitas industri gula merah dapat dioptimalkan. Desain kelembagaan dengan pendekatan biaya transaksi yang minim dapat menjusti2ikasi potensi industri denganterbukanya akses dan in2ormasi pasar tebu dan gula.

valuasi keputusan bisnis sebagai tahapan akhir dari kajian pengembanganindustri gula merah tebu di Kabupaten 3litar, dengan mempertimbangkan adanya

 peluang bisnis dan kalkulasi mengenai sumber daya lokal yang cukup mumpuni, makadapat disimpulkan bah/a Kabupaten 3litar layak untuk mengembangkan industri gulamerah terutama yang berskala rumah tangga. roses berikutnya adalah rencana aksi

 pengembangan dan rancangan strategi kebijakan. 3erdasarkan hasil kajian lapangan,maka rencana aksi perlu memuat beberapa strategi yang meliputi aspek0aspek berikutini: (i) investasi; (ii) daya dukung pemerintah daerah; (iii) ekspansi pasar; dan (iv)

kelembagaan. Keempat strategi akan menjadi latar belakang untuk meningkatkanman2aat sosial ekonomi dari perkebunan tebu di Kabupaten 3litar.

Dengan adanya pengembangan industri gula merah akan memperbaiki penyerapan tenaga kerja, dan sekaligus meningkatkan kontribusi sektor industri pengolahan terhadap D93 yang dalam kurun tahun !""0!"## berkisar pada angka !0$ persen dari total D93. eningkatan kontribusi sektor industri pengolahan selainuntuk meningkatkan nilai tambah produk perkebunan tebu, juga akan turut mendorong

 peningkatan pendapatan masyarakat di Kabupaten 3litar.

.2 $trateg Pengem'angan In+ustr Rumah Tangga 6ula Merah

trategi pengembangan industri gula merah tebu terbagi dalam empat pilar strategi, yakni: (i) investasi; (ii) daya dukung pemerintah; (iii) kelembagaan; dan (iv)ekspansi pasar. Keempat pilar strategi tersebut sangat erat kaitannya, sehingga dalam

 penyusunan dan implementasi strategi tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kuncistrategi pengembangan adalah meningkatknya investasi untuk industri gula merah tebu,dengan dorongan dari daya dukung pemerintah, akses dan in2ormasi mengenai pasar,serta kelembagaan eksternal.

trategi investasi, bertujuan untuk meningkatkan produksi gula merah tebu, baik dalam bentuk peningkatan kapasitas produksi pada produsen yang sudah eksis ataumeningkatkan jumlah produsen baru. Investasi dapat berbentuk peningkatan

 permodalan industri, serta dapat juga investasi dalam bentuk perbaikan kualitas D<

dan D*. Dalam meningkatkan investasi permodalan, beberapa hal yang menjadialasan untuk berinvestasi pada industri gula merah tebu adalah: (i) ketersediaan D*(bahan baku tebu); (ii) ketersediaan D< (tenaga kerja) yang mumpuni; (iii)ketersediaan sarana dan prasarana in2rastruktur industri; (iv) kepastian hukum dan

 birokrasi kepemerintahan terkait industri gula merah; dan (v) ketersediaan akses danin2ormasi pasar.

Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri diKabupaten Blitar | Executive Summar  !'

Page 28: Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

8/16/2019 Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-pengembangan-gula-tebu-menjadi-home-industri-di-kabupaten-blitar 28/41

Page 29: Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

8/16/2019 Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-pengembangan-gula-tebu-menjadi-home-industri-di-kabupaten-blitar 29/41

 perkebunan) sangat menonjol untuk mendukung ketersediaan bahan baku tebu berkualitas.

 *edua, ketersediaan D* dalam bentuk bahan baku tebu yang cukup melimpahdi Kabupaten 3litar perlu didorong dengan dukungan persiapan tenaga kerja yang

mampu secara e2ekti2 dan e2isien memproduksi tebu menjadi gula merah. 8enaga kerjayang perlu dipersiapkan meliputi tenaga kerja baik untuk perkebunan tebu maupununtuk industri gula merah tebu. ?angkah ini sebagai bagian dari investasi D< dalam

 bentuk pembinaan tenaga kerja dalam keterampilan produksi. <eskipun teknologi produksi gula merah dapat dikelola secara tradisional dan sederhana, namun masihmembutuhkan pembinaan untuk mengejar ekspektasi pasar yang menuntut kualitas

 produk yang sangat tinggi, dari segi tampilan produk, ukuran, kebersihan (higienitas),kualitas rasa, dan kemasan produk. Kualitas tenaga kerja selain mempengaruhi kualitas

 produksi gula yang dihasilkan, akan turut mendorong daya ta/ar dan daya saing pemasaran gula. <odel pembinaan diarahkan melalui pelatihan yang berkaitan denganteknik produksi yang mampu menghasilkan produk gula yang berkualitas, dan daya

dukung pelatihan untuk penciptaan produk0produk disertai pengemasan yang menarik dengan bertujuan meningkatkan nilai tambah dan daya ta/ar produk. elatihan inimembutuhkan kerjasama dari stakeholder pemerintah yang memba/ahi bidang

 perindustrian dan perdagangan, sehingga tenaga kerja mampu diarahkan untuk memenuhi ekspektasi pasar.

 *etiga, daya dukung melalui akses pengembangan kualitas dan ketersediaan peralatan produksi juga perlu diperhatikan. Kualitas peralatan produksi sebagai media pengolah bahan baku berpengaruh pada gula yang dihasilkan, termasuk dalam upayamemacu e2ektivitas dan kualitas hasil produksi. >paya penyediaan peralatan produksidimaksudkan untuk menciptakan kemudahan bagi produsen gula dalam mengakseskebutuhan peralatan produksi. enyediaan ini dapat melalui dinas di ba/ah pemerintahsecara langsung atau mem2asilitasi pihak s/asta yang dapat menjadi supplier peralatan

 produksi. elama ini peralatan produksi yang digunakan oleh produsen gula merahdisediakan dari luar Kabupaten 3litar, seperti peralatan giling yang disediakan dariKabupaten 8ulungagung, dan sebagian lainnya harus menggunakan produk impor dariluar negeri.

 *eempat , pengembangan sarana dan prasarana in2rastruktur. arana dan prasarana yang perlu dipersiapkan pemerintah dalam /aktu dekat adalah peralatantimbang tebu. >ntuk mengukur berat tebu yang dipasarkan selama ini menggunakancara manual dengan media timbangan untuk kapasitas kecil, atau menggunakan

 parameter besar truk pengangkut yang diperkirakan dalam satu muatan berkisar &0' ton

tebu. Kondisi ini secara otomatis akan menghambat transaksi penjualan antara petanitebu dengan industri gula merah yang masih dikelola secara tradisional, serta berpotensimemunculkan perselisihan mengenai tonase atau kapasitas tebu. +ambatan ini terjaditerutama pada /ilayah produksi tebu di Kabupaten 3litar bagian selatan yang tidak memiliki 2asilitas penunjang untuk alat timbang, sedangkan di /ilayah utara masihtersedia jembatan timbang yang dikelola Dinas erhubungan.

 *elima, peran dalam penciptaan akses dan in2ormasi pasar. eran ini sangatterkait dengan strategi ekspansi pasar baik untuk pangsa domestik maupun ekspor.>paya ekspansi pasar secara umum merupakan akumulasi dari 2aktor02aktor dayadukung yang telah dijelaskan sebelumnya. 3eberapa hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan daya ta/ar dan daya saing pemasaran gula merah adalah: (i) standarisasi

 produk; (ii) regulasi pemasaran; dan (iii) promosi. tandarisasi produk bertujuan untuk 

Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri diKabupaten Blitar | Executive Summar  !

Page 30: Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

8/16/2019 Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-pengembangan-gula-tebu-menjadi-home-industri-di-kabupaten-blitar 30/41

menjaga kualitas produk yang sesuai dengan permintaan pasar, baik dari segi bentuk,rasa, dan kemasan produk. 7ika merunut pada pengalaman yang dilakukan oleh

 pedagang gula lokal di Kabupaten 3litar dalam upaya ekspor, kualitas bentuk dan rasagula merah masih terhambat 2aktor kemasan dan pengepakan yang menjadi pendorong

daya tahan produk. Kemudian aspek regulasi lebih ter2okus pada persyaratanadministrasi perijinan yang didesain untuk tidak menghambat mobilitas pemasaran.*spek yang terakhir mengenai ekspansi pasar adalah promosi produk gula merah.romosi bertujuan untuk mensosialisasikan produk gula merah dari Kabupaten 3litar,sehingga memberikan e2ek peningkatan akses pasar. Dengan adanya promosi,masyarakat (konsumen rumah tangga dan industri) dapat lebih mengenal gambaran

 produk gula merah dari segi kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan.eran eenam atau yang terakhir erat kaitannya dengan strategi kelembagaan.

Desain kelembagaan ditujukan untuk menge2isiensikan total biaya yang harusditanggung produsen di luar biaya teknis produksi. 3erdasarkan bentuk kelembagaan,maka desainAstruktur kelembagaan untuk industri gula merah terbagi menjadi dua,

yakni: (i) kelembagaan 2ormal; dan (ii) kelembagaan sosial. +ubungan kelembagaandan biaya transaksi pada umumnya biaya ini muncul sebagai akibat masalah0masalahsosial, yang disebabkan karena tidak adanya kepastian hukum dan regulasi, serta biayayang disebabkan risikoAkon2lik sosial. 9isiko sosial yang dapat menghambat laju

 produktivitas gula sebagai contoh adalah kon2lik antara produsen gula dengan petanitebu, serta kon2lik antara industri dengan lingkungan sosial (masyarakat) di sekitar /ilayah produksi. Kepastian hukum dan regulasi bagi industri gula merah akanmeminimalisir munculnya korupsi atau pungutan di luar peraturan daerah yangdilakukan oleh oknum pemerintah ataupun di luar pemerintah yang disebabkanmekanisme aturan tidak memiliki landasan penegakan yang jelas. Kepastian hukum danregulasi ini pada beberapa studi justru yang paling banyak sorotan, karena menjadihambatan bagi investor untuk menanamkan modal usahanya.

6am'ar .!

$truktur %elem'agaan In+ustr 6ula Merah Te'u

Sumer "asil Penelitian0 /2

edangkan kelembagaan yang bersinggungan dengan biaya transaksi sosialadalah yang terkait dengan hubungan transaksi antara petani dengan produsen gula,serta hubungan sosial antara produsen dengan masyarakat di lingkungan sekitar tempat

 produksi. Kelembagaan dengan petani jika didasarkan pada kon2lik yang muncul antara petani tebu dengan produsen gula putih, disebabkan perselisihan mengenai besaranrendemen dan harga tebu. ada tahun !"#$, kon2lik yang terjadi pada beberapa daerahdi rovinsi 7a/a 8imur mengakibatkan petani lebih memilih tidak menjual hasil

 perkebunan tebu kepada produsen gula putih karena merasa tereksploitasi dengankebijakan dari produsen gula putih. >ntuk meminimalisir kon2lik yang sama, maka

Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri diKabupaten Blitar | Executive Summar  $"

Page 31: Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

8/16/2019 Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-pengembangan-gula-tebu-menjadi-home-industri-di-kabupaten-blitar 31/41

 produsen gula merah perlu membangun desain kelembagaan yang mendorong transaksi penjualan yang lebih menguntungkan kedua pihak. Caranya adalah denganmeningkatkan transparansi transaksi penjualan, meliputi peningkatan akurasi ukuranrendemen dan negosiasi harga tebu. elama ini ukuran rendemen menggunakan patokan

harga pada tahun sebelumnya yang diterbitkan pabrik gula putih, sehingga tidak diukur secara akurat pada periode berjangka yang lebih sesuai dengan kondisi terkini.

alah satu cara yaitu dengan menggunakan krepyak mini yang telahdilaksanakan di 8 N. *lat ini merupakan miniatur dari proses penggilingan tebu,sehingga pengukuran kualitas tebu dapat dilakukan lebih tepat dan cepat dengan hasilyang cukup akurat. enggunaan krepyak ini dimaksudkan agar nira yang diambil contohuntuk pengukuran merupakan contoh dari tebu yang dimiliki oleh petanitertentu sehingga dapat menggambarkan kondisi tebu yang lebih individual. adalah nilai nira dari nira perahan pertama, yaitu ukuran kualitas nira yang diambil darigilingan pertama, yang dihitung berdasarkan rumus: O ol P",% (3riG0ol),dimana ol adalah kadar gula dalam nira perahan pertama dan 3riG adalah kadar bahan

 padat terlarut dalam nira perahan pertama. enerapan pengukuran kualitas tebu tiaptrukAlori telah berhasil dilaksanakan secara akurat pada - kapasitas kecil (dengan mejatebu #0! buah) seperti di - <ojopanggung.

Kemudian mengenai kesesuaian penentuan harga, selain didasarkan pada tingkatrendemen, juga perlu memperhatikan keseragaman harga dengan asumsi kualitas tebuyang dihasilkan juga setara. Kondisi ini sangat mungkin terjadi pada pola pemasarantebu dengan cara individual. >ntuk meminimalisir ketimpangan harga yang dapatmenimbulkan kon2lik sosial, dapat melalui peningkatan 2ungsi dan peran kelompok tanitebu dan kelompok produsen gula merah yang sudah eksis sebagai media negosiasiharga jual tebu. trategi ini ditujukan untuk menghindari penentuan harga tebu yangdidasarkan bargaining position dari petani tebu secara individual, melainkanmengutamakan pemerataan pendapatan yang sesuai dengan kualitas hasil perkebunan.

Dan kelembagaan sosial lain yang membutuhkan perhatian adalah potensikon2lik dengan masyarakat di lingkungan produksi. Kon2lik sosial ini muncul umumnyasebagai eksternalitas negati2 yang dihasilkan industri gula merah tebu. olusinya adalahdengan menerapkan teknologi yang lebih ramah lingkungan, termasuk di dalamnyamemperhatikan sirkulasi produksi yang berpotensi menimbulkan limbah berbahaya.ilihan kedua untuk menghindari kon2lik sosial antara industri dan lingkungan sosialadalah dengan memilih lokasi produksi yang relati2 lebih aman dari pemukiman

 penduduk.

BAB 7II

Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri diKabupaten Blitar | Executive Summar  $#

Page 32: Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

8/16/2019 Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-pengembangan-gula-tebu-menjadi-home-industri-di-kabupaten-blitar 32/41

Page 33: Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

8/16/2019 Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-pengembangan-gula-tebu-menjadi-home-industri-di-kabupaten-blitar 33/41

 banyak terlibat dalam penentuan tingkat rendemen dan harga tebu, sehingga jikatidak dia/asi secara tepat akan mendorong ketidakadilan dari sisi pendapatan;dan (iii) jika nilai transaksi selalu bergantung pada harga yang diterbitkanindustri gula putih, akan berpotensi menimbulkan kon2lik berikutnya ketika

industri gula putih tidak sedang dalam masa giling. ebagaimana yang telahterjadi pada setiap tahun, industri gula putih hanya berproduksi dalam kisaran

 jangka /aktu enam bulan (umunnya bulan *pril0@ktober). *kibatnya ketikamusim non0giling pada industri gula putih, penentuan harga akan lebih banyak 

 bergantung pada argaining position petani dan produsen gula, sehingga sangatmungkin harga jual tebu antar petani mengalami banyak perbedaan.

!. Kedua, industri gula merah tebu yang sudah eksis di Kabupaten 3litar masihdikelola secara tradisional. andangan ini didasari hasil kajian dari segimanajemen industri, teknis produksi gula merah tebu, dan pemasaran. Karakter industri gula merah yang umumnya berskala mikro dan kecil sangat bergantung

 pada kapasitas pemilik industri dalam aspek manajerial (one man sho$).

Kemudian dari segi teknologi produksi, baik dari segi proses dan peralatan produksi tidak banyak mengalami perubahan kecuali penggunaan mesin gilinguntuk penyerapan nira tebu. emasaran gula merah lebih banyak didistribusikankepada pedagang pasar tradisional atau industri berbahan baku gula merah. ilaiinvestasi yang dibutuhkan untuk setiap pendirian industri gula merah (tidak termasuk harga tanah dan bangunan) berkisar 9p #!& juta hingga 9p #&" juta,sehingga relati2 terjangkau untuk masyarakat. Dengan segala karakteristik ini

 justru membuka peluang bagi masyarakat karena dari segi nilai investasi,teknologi produksi, manajerial, dan proses pemasaran yang masih sederhanaakan lebih mampu dijangkau lebih banyak pihak.

$. Ketiga, prospek pasar gula merah sangat terbuka. rospek ini dapat dinilai dari belum terjadinya keseimbangan antara total kebutuhan (demand ) gula nasionaldan ekspor, dengan total suplai ( supply) dari produsen gula yang sudah ada,sehingga terdapat de2isit suplai. 3esaran de2isit tersebut adalah sebagai berikut:(i) data hasil simposium nasional gula, dari total kebutuhan gula nasional padatahun !"#" yang mencapai %,&& juta ton hanya mampu dipenuhi produsen gulanasional sebesar !,!% juta ton (%,! persen), sehingga terdapat de2isit suplaisebesar !,$# juta ton gula (&", persen); (ii) data statistik permintaan gula merahdi 7a/a 8imur pada tahun !"#! yang mencapai kisaran $"0%" ribu ton per tahun,hanya mampu dipenuhi sekitar & ribu ton (#!,&0#,' persen) per tahun ataumengalami de2isit suplai mencapai !&0$& ribu ton ($,$0',& persen) per tahun;

dan (iii) permintaan ekspor gula merah untuk egara Kanada, *merika, 3elgia,*ustralia, dan beberapa negara ropa lainnya yang mencapai &"" ton setiap bulan, hanya mampu disuplai produsen gula merah nasional berkisar $"0&" ton(0#" persen) per bulan, atau de2isit suplai ekspor %&"0%'" ton ("0% persen).

%. Dan keempat, melalui analisis keputusan bisnis berdasarkan hasil kajian potensisumber daya lokal di Kabupaten 3litar dan prospek pasar gula merah tebu untuk 

 pemenuhan kebutuhan domestik dan ekspor, maka dapat disimpulkan bah/aindustri gula merah tebu berskala rumah tangga dapat dikembangkan diKabupaten 3litar. Dasar kesimpulan tersebut adalah: (i) ketersediaan bahan

 baku; (ii) teknologi produksi yang relati2 sederhana; (iii) kebutuhan modalinvestasi yang relati2 lebih terjangkau; serta (iv) prospek pemasaran gula merah.

>ntuk mengembangkan industri rumah tangga gula merah tebu maka

Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri diKabupaten Blitar | Executive Summar  $$

Page 34: Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

8/16/2019 Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-pengembangan-gula-tebu-menjadi-home-industri-di-kabupaten-blitar 34/41

dibutuhkan beberapa strategi dasar, yaitu: (i) meningkatkan daya investasi untuk industri gula merah tebu; (ii) meningkatkan ketersediaan tebu sebagai bahan

 baku tebu; (iii) mengembangkan akses peningkatan teknologi produksi, baik darisegi proses maupun peralatan produksi; serta (iv) mengembangkan akses

 pemasaran gula merah tebu dari Kabupaten 3litar.

-.2 $aran +an Rek&men+as

<elihat hasil kesimpulan yang dijelaskan pada sub bab sebelumnya, maka beberapa saran dan rekomendasi telah disusun untuk memenuhi tujuan pengembanganindustri gula merah tebu berskala rumah tangga di Kabupaten 3litar. aran yang dapatdiberikan adalah:

#. erlunya upaya untuk meningkatkan tingkat rendemen dan produktivitas tebu.erbaikan tingkat rendemen dan produktivitas tebu akan mampu mendorong

 peningkatan produksi gula dan bermuara pada peningkatan suplai gula danekspansi pasar.

!. <engembangkan daya dukung dan keterkaitan strategi eksternal industri gulamerah tebu. Daya dukung eksternal yang dimaksud adalah menjalin kemitraanstrategis dengan pihak eksternal, seperti: (i) emerintah; (ii) *sosiasi etani8ebu 9akyat Indonesia (*89I); (iii) Industri pengguna bahan baku gula merah;dan (iv) erguruan 8inggi.aran tersebut dapat dioptimalkan melalui upaya0upaya strategis. >ntuk 

mendukung saran yang telah disusun, berikutnya disusun rekomendasi sebagai outputkajian. 3erdasarkan hasil kajian pengembangan industri gula merah tebu berskalarumah tangga di Kabupaten 3litar, maka rekomendasi yang dapat diberikan adalah:4Da4at ++rkan n+ustr rumah tangga gula merah te'u + %a'u4aten Bltar.5Dasar rekomendasi tersebut antara lain:

#. rospek pasar gula merah yang sangat tinggi, baik untuk pangsa pasar domestik dan impor yang disebabkan jumlah permintaan (demand ) yang belum diimbangidengan tingkat pena/aran ( supply);

!. Ketersediaan lahan tanam di Kabupaten 3litar yang mencapai total luas .!#,!!ha pada tahun !"##;

$. Ketersediaan bahan baku tebu di Kabupaten 3litar yang mencapai &"!.%',&&ton pada tahun !"##;

%. 8eknologi produksi yang digunakan relati2 mampu dijangkau oleh produsen dantenaga kerja di Kabupaten 3litar; dan

&. Daya dukung untuk pengembangan industri gula merah, baik dari perhatian

 pemerintah, antusiasme secara kelembagaan dari *sosiasi etani 8ebu 9akyatIndonesia (*89I) Kabupaten 3litar, minat dari kalangan industri untuk  berinvestasi, serta daya dukung kelembagaan sosial masyarakat lainnya.>ntuk memenuhi ekspektasi tersebut, maka beberapa rekomendasi kebijakan

yang perlu dilakukan  staeholder  pembangunan untuk mengembangkan industri gulamerah tebu berskala rumah tangga di Kabupaten 3litar, telah disusun dan disesuaikandengan kebutuhan strategi pengembangan. 9ekomendasi kebijakan yang disusun,meliputi kebijakan sebagai berikut: (i) peningkatan investasi untuk industri gula merah;(ii) peningkatan ketersediaan bahan baku tebu; (iii) pengembangan teknologi produksigula merah tebu; dan (iv) pengembangan akses pasar gula merah tebu. aran danrekomendasi tersebut dapat dilihat pada 8abel '.# sebagai berikut:

Ta'el .1

Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri diKabupaten Blitar | Executive Summar  $%

Page 35: Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

8/16/2019 Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-pengembangan-gula-tebu-menjadi-home-industri-di-kabupaten-blitar 35/41

Matrks Rek&men+as Pengem'angan 6ula Te'u Menja+ In+ustr Rumah Tangga

( Home Industry) + %a'u4aten Bltar

%e'jakan Pr&gram Tn+akan Insttus

eningkatanInvestasi Industri-ula <erah diKabupaten 3litar 

#. tudi kelayakan( feasiility study)industri gulamerah tebu

!. engembanganakses permodalanindustri gulamerah tebu

$. eningkatankualitas dankuantitasin2rastruktur 

%. Ketersediaan

tenaga kerjaindustri gulamerah tebu

&. Kepastian regulasidan birokrasiuntuk industrigula merah tebu

#. enyusunan studikelayakan( feasiility study)mengenai industrigula merah tebu diKabupaten 3litar 

!. <embangunkemitraan denganlembaga

 permodalan, seperti perbankan s/asta

dan 3><AD$. <embangun saranatransportasi,komunikasi, dan alattimbang tebu, serta

 prasarana lain produksi tebu danindustri gula merahtebu pada beberapa/ilayah strategis

%. <emberdayakan

masyarakat yang berpotensi sebagaitenaga kerja industri

&. Koordinasi antarakalangan industridan pemerintahdaerah dalam

 penyusunan desainkelembagaan

 perijinan

a. 3adanerencanaanembangunanDaerah(3*D*)Kabupaten3litar 

 b. Dinaserindustriandanerdagangan

c. DinasKehutanandanerkebunan

d. DinasKoperasi dan>K<

e. Dinaserhubungan,Komunikasi,dan

In2ormatika

eningkatan

Ketersediaan3ahan 3aku 8ebu

#. eningkatan

kualitas dankuantitas D<(petani) tebu

!. eningkatan produktivitas dantingkat rendementebu

#. embinaan teknik

 penanaman dan pera/atan tebu

!. a. eningkatan suplai bibit tebu berkualitas

 b. erluasan lahantanam tebu

c. eningkatansuplai pupuktanam

d. erbaikan sarana

a. Dinas

Kehutanandanerkebunan

 b. *sosiasietani 8ebu9akyatIndonesia(*89I)Kabupaten3litar 

c. DinasKoperasi dan

Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri diKabupaten Blitar | Executive Summar  $&

Page 36: Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

8/16/2019 Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-pengembangan-gula-tebu-menjadi-home-industri-di-kabupaten-blitar 36/41

$. Desainkelembagaan

 pemasaran tebu

yang e2ekti2 

irigasi$. a. <eningkatkan

sinergitas antaraindustri gula

merah dengan petani dan pedagang tebu darisegi transaksi dannegosiasimengenai kualitasdan harga tebu

 b. <eningkatkan2ungsi kelompok

 petani tebu

>K<

engembangan8eknologiroduksi -ula<erah 8ebu

#. engembangan

teknologi proses produksi

!. Daya dukung penyediaan peralatan produksi

#. a. <embina produsen

dan tenaga kerjadalam proses

 produksi gulayang berkualitasdan higienis

 b. <enyediakansarana pelatihandan bimbinganteknis proses

 produksi!. <engembangkan

akses peralatan produksi gula merahtebu, baik melalui

 perusahaan s/astaatau badan usahamilik pemerintah

a. Dinas

erindustriandanerdagangan

 b. DinasKoperasi dan>K<

c. DinasKehutanandanerkebunan

engembangan*kses asar -ula<erah 8ebu

#. <eningkatkankualitas kemasan

!. tandarisasi gulamerah tebu

$. Kemitraan pemasaran dengankonsumen

 pengguna

(industri

#. <emberikan pelatihan pengemasan produkgula merah yang

 berkualitas!. <enyusun standardan kuali2ikasi gulamerah yang

 berkualitas untukkebutuhan ekspordan domestik 

$. <enggiatkan promosi produk gulamerah tebu terhadapindustri pengguna

gula merah tebu dan

a. Dinaserindustriandanerdagangan

 b. DinasKoperasi dan>K<

c. DinasKehutanandanerkebunan

Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri diKabupaten Blitar | Executive Summar  $

Page 37: Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

8/16/2019 Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-pengembangan-gula-tebu-menjadi-home-industri-di-kabupaten-blitar 37/41

 pengguna danrumah tangga)

%. enyusunanregulasi ekspor

gula merah tebu

konsumen rumahtangga

%. Koordinasi antara pemerintah daerah

dengan pelakuekspor dan industrigula merah tebuterkait regulasiekspor 

9ekomendasi kebijakan yang  pertama, adalah meningkatkan daya investasiuntuk mengembangkan industri gula merah tebu di Kabupaten 3litar. Kebijakaninvestasi ditujukan untuk meningkatkan kapasitas dan produktivitas industri gula merahtebu, baik melalui investasi terhadap industri baru atau mengembangkan industri yangsudah berjalan. >ntuk memenuhi kebijakan ini, dapat ditempuh melalui

 program;program sebagai berikut: (i) menyusun studi kelayakan ( feasiility study)industri gula merah tebu; (ii) mengembangan akses permodalan industri gula merahtebu; (iii) meningkatkan kualitas dan kuantitas in2rastruktur; (iv) meningkatkanketersediaan tenaga kerja industri gula merah tebu; dan (v) menciptakan kepastianregulasi dan birokrasi untuk industri gula merah tebu. tudi kelayakan sangat diperlukanoleh banyak kalangan, khususnya terutama bagi para investor yang selaku pemrakarsa,

 bank selaku pemberi kredit, dan pemerintah yang memberikan 2asilitas tata peraturanhukum dan perundang0undangan, yang tentunya kepentingan semuanya itu berbeda satusama lainnya. Investor berkepentingan dalam rangka untuk mengetahui tingkatkeuntungan dari investasi, bank berkepentingan untuk mengetahui tingkat keamanankredit yang diberikan dan kelancaran pengembaliannya, pemerintah lebih menitik0

 beratkan man2aat dari investasi tersebut secara makro baik bagi perekonomian, pemerataan kesempatan kerja, dan lain0lain.

>ntuk pengembangan akses permodalan, perlu diupayakan terutama bagiinvestor atau produsen gula yang membutuhkan dorongan 2inansial. alah satunyadengan menjalin kemitraan dengan lembaga permodalan seperti perbankan, baik darisektor s/asta maupun bank yang termasuk kategori 3><AD. *kses permodalan akanmeningkatkan kemampuan produsen gula merah dalam mengakses sumber daya

 produksi dan pemasaran, sehingga harapannya akan terjadi peningkatan pendapatanmasyarakat dari industri gula merah. Kondisi serupa juga terjadi pada kebutuhanin2rastruktur, dimana perlu adanya peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan

 prasarana in2rastruktur. In2rastruktur akan mendukung mobilitas usaha dan e2isiensi biaya transaksi industri. >ntuk kebutuhan saat ini in2rastruktur yang paling mendesak adalah adanya alat ukur berat tebu (timbangan) untuk menge2isiensi transaksi pembeliantebu.

rogram berikutnya adalah menyediakan tenaga kerja industri. Ketersediaantenaga kerja yang berkualitas akan memotivasi investor untuk menanamkan modalusahanya di sektor industri gula merah tebu, karena terkait besaran produktivitas dankualitas yang akan dihasilkan. Kondisi eksisting tentang ketersediaan tenaga kerjaseharusnya dengan teknologi produksi yang cukup sederhana akan banyak menarik minat masyarakat untuk bekerja pada industri gula merah tebu, namun pertimbanganlain dari masyarakat yang belum bersedia bekerja adalah pendapatan yang dirasa belum

mencukupi kebutuhan hidup, dan keberlanjutan masa kerja yang disebabkan banyak 

Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri diKabupaten Blitar | Executive Summar  $'

Page 38: Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

8/16/2019 Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-pengembangan-gula-tebu-menjadi-home-industri-di-kabupaten-blitar 38/41

industri gula merah yang memilih produksi hanya pada saat tingkat rendemen cukuptinggi (rata0rata selama bulan). rogram kepastian regulasi dan birokrasi perijinanindustri juga perlu dijalankan. ama halnya dengan kebutuhan investasi melaluiin2rastruktur, kepastian regulasi dan birokrasi akan memangkas biaya transaksi industri.

Kepastian yang dimaksud adalah hal0hal normati2 yang berkaitan dengan tata aturan pendirian usaha, dengan didukung in2ormasi yang jelas dan konsistensi pemerintahdalam menjalankan setiap regulasi, sehingga menghindarkan pelaku industri dari

 praktik0praktik KK.9ekomendasi kebijakan yang edua, ialah ketersediaan tebu sebagai bahan baku

 produksi gula merah. Ketersediaan tebu merupakan salah satu 2aktor utama yang akanmendorong berkembangnya industri gula merah tebu, baik dari segi kualitas dankuantitas tebu. Ketersediaan tebu yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan

 produksi akan mempengaruhi tingkat produksi gula merah tebu. rogram0program yang perlu dilakukan adalah: (i) peningkatan kualitas dan kuantitas D< (petani) tebu; (ii) peningkatan produktivitas dan tingkat rendemen tebu; dan (iii) desain kelembagaan

 pemasaran tebu yang e2ekti2. eningkatan kualitas dan kuantitas petani tebu terbuktimempengaruhi kualitas dan kuantitas tebu yang dihasilkan selain didorong 2aktor alamdan bibit tebu yang ditanam. Kemampuan petani yang mumpuni akan dapatmenghindarkan usaha dari risiko kegagalan target panen tebu. Kemudian kondisi untuk saat ini, petani tebu mengalami kelangkaan tenaga kerja (untuk penanaman, pera/atan,dan penebangan pada saat panen) yang salah satunya didorong dengan adanya

 perubahan struktur penyerapan tenaga kerja yang umumnya didominasi sektor industri.Kasus yang terjadi pada perkebunan tebu di /ilayah Kabupaten 3litar bagian selatan,untuk masa panen tebu bahkan harus menyediakan tenaga penebangan tebu dari /ilayahutara. Kondisi ini pada akhirnya akan mengancam usaha perkebunan tebu dengan alasan

 biaya tenaga kerja produksi yang terus meningkat, sehingga perlu upaya dari pemerintahsalah satunya adalah dengan memperbaiki desain kelembagaan transaksi penjualan tebu,yang diharapkan akan memperbaiki skala pendapatan petani tebu.

Desain kelembagaan penjualan tebu banyak disoroti oleh *sosiasi etani 8ebu9akyat Indonesia (*89I) di Kabupaten 3litar karena praktik transaksi yang tidak 

 banyak melibatkan petani dalam negosiasi. *kibatnya akan berpotensi melahirkan beragam kon2lik dan ketidaksamaan dalam mencapai tujuan ekonomi, baik dari segi penghasilan dan pendapatan atau bahkan nilai0nilai pemberdayaan. ebagaimana yangterjadi pada negosiasi antara petani dengan pihak yang meneriman penjualan tebu,umumnya petani tidak banyak terlibat dalam penentuan tingkat rendemen tebu yangdihasilkan serta proses penentuan harga tebu. +ingga saat ini, harga jual tebu sangat

tergantung pada daya ta/ar petani (argaining position) dalam negosiasi harga secaraindividual atau kelompok kecil, sehingga membutuhkan upaya perlindungan terhadap petani dengan salah satunya mengoptimalkan peran dan 2ungsi kelompok tani tebudalam negosiasi penjualan. *spek yang dituju adalah pemerataan harga dan pendapatandari penjualan tebu, serta menghindari upaya untuk mengeksploitasi petani melalui

 penerapan standar harga.rogram lainnya yang terkait dengan ketersediaan bahan baku tebu adalah

meningkatkan produktivitas dan kualitas rendemen tebu. elain perbaikan D< petanitebu sebagaimana penjelasan sebelumnya, upaya ini juga dapat ditempuh melalui: (i)

 perluasan lahan tanam; (ii) pemupukan tanaman tebu; (iii) perbaikan sarana irigasi; dan(iv) ketersediaan bibit berkualitas. <asalah yang cukup pelik untuk saat ini dari

keempat upaya tersebut adalah ancaman penurunan luas lahan tanam tebu yang

Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri diKabupaten Blitar | Executive Summar  $

Page 39: Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

8/16/2019 Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-pengembangan-gula-tebu-menjadi-home-industri-di-kabupaten-blitar 39/41

Page 40: Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

8/16/2019 Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-pengembangan-gula-tebu-menjadi-home-industri-di-kabupaten-blitar 40/41

Da"tar Pustaka

Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri diKabupaten Blitar | Executive Summar  %"

Page 41: Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

8/16/2019 Kajian Pengembangan Gula Tebu Menjadi Home Industri di Kabupaten Blitar

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-pengembangan-gula-tebu-menjadi-home-industri-di-kabupaten-blitar 41/41

*rsyad, ?incolin. #'.  Eonomi Pemangunan. Fogyakarta:3agian enerbitan 8IFK.

 ,rsyad0 ?incolin, 3. Pengantar Perencanaan dan Pemangunan Eonomi. Daerah0

 Edisi *edua. Fogyakarta:31

*ri2in, 3ustanul. !""&. Eonomi *elemagaan Pangan. 7akarta: ?$3iro usat tatistik Kabupaten 3litar. !"#!.  *aupaten +litar dalam ,nga /.

Kabupaten 3litar: 3 Kabupaten 3litar 1erguson dan -ould.#'&. !icroecomic 'heory

-aspersL, incent. #.  Eonomi !ana7erial Penerapan *onsep-onsep Eonomi

 Dalam !ana7emen +isnis 'otal . 7akarta: -ramedia ustaka >tama.Glasson, 7ohn, (/855 ), Pengantar Perencanaan 9egional 

Lhestari A.P. 2006. Pengaruh Waktu Tunda Giling Tebu dan Penambahan Natrium

 Metabisulfit terhadap Mutu Gula Merah Tebu. Skripsi pada Departemen

Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian

Bogor, Bogor

Kuncoro, <udrajat. !""%.&tonomi dan Pemangunan Daerah. 7akarta:rlangga<unir, 9is2an, dan 3ahtiar 1itanto (!""&). Pengemangan Eonomi Loal Partisipatif

 !asalah0 *ei7aan0 Dan Panduan Pelasanaan *egiatan.

eraturan <enteri egara 3adan >saha <ilik egara omor 90"&A<3>A!""'8entang rogram Kemitraan 3adan >saha <ilik egara dengan >saha Kecildan rogram 3ina ?ingkungan.

Rosdiansyah. 2012. Permintaan Gula Merah Meningkat, Rafinasi Jadi Alternatif.

http://www.lensaindonesia.com/2012/01/24/permintaan-gula-merah-meningkat-

rafinasi-jadi-alternatif-2.html. (Diakses 18 Februari 2014)

Suirno0  adono. /885 .  Pengantar 'eori !aro Eonomi. 7akarta: 8 9aja -ravindo

erkasaukirno, adono. !""!. Pengantar Eonomi !iro. Fogyakarta : 31.usila, 6.9. !"". Dinamika Impor -ula Indonesia: ebuah *nalisis

Kebijakan.http:AA///.ipard.comAartRperkebunAov"'0"R/r.asp.(Diakses#1ebruari !"#%)

>ndang >ndang 9epublik Indonesia o. !% 8ahun #! 8entang enataan 9uang>ndang0>ndang 9epublik Indonesia omor !" 8ahun !"" tentang >saha <ikro,

Kecil, dan <enengah>ndang0>ndang 9epublik Indonesia omor ! 8ahun !"" 8entang Kebijakan Industri

 asionalFustika, rani. !"". konomi Kelembagaan : De2inisi, 8eoti dan trategi.

<alang:3ayu <ediahttp://www. javasugar .com/gula.htm. Ganti Pemanis Anda dengan Gula Jawa.(Diakses

18 Februari 2014)

http:// metrotvnews.com /read/newsvideo /2011/02/22/122938/Peluang-Ekspor-Gula-

Merah-Terbuka-Lebar Peluang Ekspor Gula Merah Tebu Terbuka Lebar.

(Diakses 18 Februari 2014)