analisis keuntungan home industri keripik talas

54
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini banyak orang menjadi pengangguran yang diakibatkan kurang tersedianya lapangan pekerjaan yang memadai, sehingga diperlukan terobosan baru untuk menciptakan peluang kerja. Akan tetapi bukan hal yang mudah untuk menciptakan peluang kerja di era masa kini. Disamping minimnya skill atau ketrampilan yang dimiliki, orang juga tersandung kendala di segi modal yang penting untuk menunjang suatu kegiatan usaha (Maryanto,2012). Salah satu agenda pembangunan Indonesia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat adalah melalui pemberdayaan usaha mikro kecil menengah (UMKM). Pengembangan UMKM di harapkan dapat menyerap kesempatan kerja sekaligus meningkatkan pendapatan pelakunya (Pemerintah Rebuplik Indonesia, 2005). Inilah alternatiflain yang dipilih masyarakat untuk meminimalisasi kendala di segi keuangan yaitu dengan membuka usaha kecil-kecilan yang berskala rumah tangga. Sebenarnya usaha ini dapat menjadi usaha yang menguntungkan serta memberi peluang besar untuk menciptakan lapangan pekerjaan serta meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat. Namun yang sering terjadi, masyarakat sering mengalami kegagalan dalam menjalankan usaha kecil ini. Hal ini disebabkan kurangnya keterampilan mengembangkan dan membaca peluang usaha, sehingga diperlukan ide baru dan kreatifitas agar 1

Upload: bavo-paulus-miki

Post on 13-Apr-2016

102 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Keuntungan Home Industri Keripik Talas

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekarang ini banyak orang menjadi pengangguran yang diakibatkan kurang tersedianya

lapangan pekerjaan yang memadai, sehingga diperlukan terobosan baru untuk menciptakan

peluang  kerja. Akan tetapi bukan hal yang mudah untuk menciptakan peluang kerja di era masa

kini. Disamping minimnya skill atau ketrampilan yang dimiliki, orang juga tersandung kendala

di segi modal yang penting untuk menunjang suatu kegiatan usaha (Maryanto,2012).

Salah satu agenda pembangunan Indonesia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan

rakyat adalah melalui pemberdayaan usaha mikro kecil menengah (UMKM). Pengembangan

UMKM di harapkan dapat menyerap kesempatan kerja sekaligus meningkatkan pendapatan

pelakunya (Pemerintah Rebuplik Indonesia, 2005). Inilah alternatiflain yang dipilih masyarakat

untuk meminimalisasi kendala di segi keuangan yaitu dengan membuka usaha kecil-kecilan yang

berskala rumah tangga. Sebenarnya usaha ini dapat menjadi usaha yang menguntungkan serta

memberi peluang besar untuk menciptakan lapangan pekerjaan serta meningkatkan taraf

kesejahteraan masyarakat. Namun yang sering terjadi, masyarakat sering mengalami kegagalan

dalam menjalankan usaha kecil ini. Hal ini disebabkan kurangnya keterampilan mengembangkan

dan membaca peluang usaha, sehingga diperlukan ide baru dan kreatifitas agar usaha tersebut

dapat berjalan lancar dan dapat bersaing di pasaran.

Di kota Pontianak, salah satu peluang usaha yang masih terbuka lebar adalah usaha di

bidang makanan ringan. Usaha keripik Talas dengan bahan baku utama umbi talas berskala

rumah tangga merupakan usaha tradisional yang banyak di kenal masyarakat khususnya kota

Pontianak. Usaha ini di lakukan secara turun temurun dalam keluarga meskipun dalam skala

usaha sebagian menunjukkan kesan kurang berkembang dengan baik dan pemanfaatan umbi

talas sebagai produksi skala besar di Pontianak masih jarang, karena rendahnya harga jual talas

yang rendah sehingga kurang dimanfaatkan. Selain itu, produk olahan talas yang sudah ada

cenderung kurang inovatif serta kualitas rasa dan penyajiannya yang kurang menarik, sehingga

masyarakat menjadi jenuh dengan produk olahan talas.Untuk itu diperlukan produk baru yang

mampu memenuhi permintaan masyarakat.

1

Page 2: Analisis Keuntungan Home Industri Keripik Talas

Dengan adanya produk olahan dari umbi talas berupa keripik ini, diharapkan dapat

menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat Pontianak sebagai produk camilan yang

mengandung nilai gizi yang tinggi baik yang berasal dari umbi talas. Selain itu juga dapat

meningkatkan nilai ekonomis dari talas dan juga menjadi salah satu alternatif peluang usaha

sehingga dapat tercipta lapangan pekerjaan baru.

B. Masalah Penelitian

Adapun permasalahan dari penelitian ini adalah :

1. Berapa besar keuntungan yang di dapat dari hasil penjualan keripik Talas di kota

Pontianak ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas maka penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui seberapa besar keuntungan yang di dapat dari hasil penjualan

keripiktalas .

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis, yang pertama adalah memenuhi tugas mata kuliah riset pemasaran, dan

yang kedua sebagai pembelajaran penerapan teori yang selama ini di berikan oleh Dosen

selama bangku kuliah terhadap permasalahan yang timbul di masyarakat, serta menjadi

upaya untuk menganalisis dan memberikan informasi tentang kondisi usaha Home

industry keripik talas yang ada di kota Pontianak.

2. Bagi pengusaha keripik talas, sebagai bahan pertimbangan dalam upaya pengembangan

usahanya.

3. Untuk pemerintah,sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan

pengembangan industry kecil dan menengah.

4. Sebagai tambahan referensi penelitian selanjutnya.

2

Page 3: Analisis Keuntungan Home Industri Keripik Talas

E. Kerangka Teori

1. Home Industry

Home berarti rumah, tempat tinggal, ataupun kampung halaman. Sedang Industry, dapat

diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang dan ataupun perusahaan. Singkatnya, Home

Industry (atau biasanya ditulis/dieja dengan “Home Industri”) adalah rumah usaha produk barang

atau juga perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis kegiatan ekonomi

ini dipusatkan di rumah. Pengertian usaha kecil secara jelas tercantum dalam UU No. 9 Tahun

1995, yang menyebutkan bahwa usaha kecil adalah usaha dengan kekayaan bersih paling banyak

Rp200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) dengan hasil penjualan tahunan

paling banyak Rp1.000.000.000.

Kriteria lainnya dalam UU No 9 Tahun 1995 adalah: milik WNI, berdiri sendiri, berafiliasi

langsung atau tidak langsung dengan usaha menengah atau besar dan berbentuk badan usaha

perorangan, baik berbadan hukum maupun tidak. Home Industri juga dapat berarti industri

rumah tangga, karena termasuk dalam kategori usaha kecil yang dikelola keluarga.

2. Talas (Colocasia Esculenta(L.) Schott)

Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun.Termasuk dalam suku talas-

talasan (Araceae), berperawakan tegak, tingginya 1 cm atau lebih dan merupakan tanaman

semusim atau sepanjang tahun. Asal mula tanaman ini berasal dari daerah Asia Tenggara,

menyebar ke China dalam abad pertama, ke Jepang, ke daerah Asia Tenggara lainnya dan ke

beberapa pulau di Samudra Pasifik, terbawa oleh migrasi penduduk. Di Indonesia talas bisa di

jumpai hampir di seluruh kepulauan dan tersebar dari tepi pantai sampai pegunungan di atas

1000 m dpl., baik liar maupun di tanam.

Di Indonesia, talas dikonsumsi sebagai makanan pokok dan makanan tambahan. Talas

mengandung karbohidrat yang tinggi, protein, lemak dan vitamin. Talas mempunyai nilai

ekonomi yang cukup tinggi. Umbi, pelepah dan daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan

makanan, obat maupun pembungkus.Daun, sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai

pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi. Tanaman ini mempunyai

3

Page 4: Analisis Keuntungan Home Industri Keripik Talas

keterkaitan dengan pemanfaatan lingkungan dan penghijauan karena mampu tumbuh di lahan

yang agak berair sampai lahan kering.

Umbi Talas berbentuk silinder atau lonjong sampai agak bulat. Kulitnya  berwarna

kemerahan, bertekstur kasar dan terdapat bekas-bekas pertumbuhan akar. Sedangkan warna

dagingya putih keruh. Kandungan kimia dalam talas dipengaruhi oleh varietas, iklim, kesuburan

tanah, dan umur panen. Umbi talas segar sebagian besar terdiri dari air dan karbohidrat.

Kandungan gizi yang terdapat pada 100 gram umbi talas terdapat dalam tabel berikut :

Tabel 1. Kandungan gizi talas

Kandungan gizi Talas mentah Talas rebus

Energi (kal) 120 108

Protein (g) 1,5 1,4

Lemak (g) 0,3 0,4

Hidrat arang total (g) 28,2 25,0

Serat (g) 0,7 0,9

Abu (g) 0,8 0,8

Kalsium (mg) 31 47

Fosfor (mg) 67 67

Besi (mg) 0,7 0,7

Karoten total 0 0

Vitamin B1 (mg) 0,05 0,06

Vitamin C (mg) 2 4

Air (g) 69,2 72,4

Bagian yang dimakan (%) 85 100

Umbi talas mengandung banyak senyawa kimia yang dihasilkan dari metabolisme

sekunder seperti alkaloid, glikosida, saponin, essensial oil, resin, gula dan asam-asam organik.

Umbi talas mengandung pati yang mudah dicerna kira-kira sebanyak 18,2% dan sukrosa serta

gula pereduksinya 1,42%.

3. Keripik Talas

4

Page 5: Analisis Keuntungan Home Industri Keripik Talas

Keripik merupakan salah satu makanan ringan yang memiliki peminat yang banyak.

Hampir semua orang mengenal dan menyukai keripik.

Keripik talas adalah makanan yang terbuat dari talasyang diiris tipis kemudian digoreng

dengan menggunakan tepung yang telah dibumbui. Biasanya rasanya adalah asin dengan aroma

bawang yang gurih. Makanan ini tersebar hampir merata di seluruh Pulau Jawa. Keripik talas

merupakan salah satu makanan khas jajanan Kalimantan Barat yang cukup di kenal dan

masyarakat Pontianak menjadikannya sebagai oleh – oleh camilan masyarakat luar yang

berkunjung.

Adapun cara membuat keripik talas adalah sebagai berikut:

a.       Alat

Peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan keripik adalah:

         Kompor gas + tabung gas

         Penggorengan

         Saringan penggorengan

         Pengaduk

         Sendok

         Baskom

         Pisau

         Lap

         Talenan

b.      Bahan

         Umbi talas 200 - 300 kg

         Minyak goreng 15 - 16 kg

         Bawang putih + garam 5kg

         Kemiri secukupnya

         Penyedap masako

c.       Cara Pembuatan

1.      Menyiapkan alat dan bahan

5

Page 6: Analisis Keuntungan Home Industri Keripik Talas

2.      Mengupas kulit umbi talas kemudian mencucinya hingga bersih dan direndam dengan air yang

ditambahkan garam dapur beryodium (NaCl) selama 30 menit agar rasa gatal dari umbi talas

dapat dihilangkan kemudian ditiriskan.

3.      Umbi talas yang sudah ditiriskan kemudian dipotong tipis-tipis lebih kurang 2-3 mm atau

sesuai ukuran yang dikehendaki.

4.      Haluskan bumbu kemudian larutkan dalam air secukupnya.

5.      Masukkan umbi talas ke dalam baskom yang berisi larutan bumbu kemudian campur hingga

bumbu meresap secara merata.

6.      Panaskan minyak goreng.

7.      Goreng umbi talas yang sudah dibumbui sampai matang dan renyah.

8.      Tiriskan keripik, setelah kering dan dingin kemudian timbang sesuai ukuran misalnya 2 ons

kemudian langsung dikemas dalam plastik kemasan yang ada dan diberi label di setiap kemasan.

4. Faktor Produksi

Yang dimaksud dengan faktor produksi adalah barang – barang yang digunakan untuk

menghasilkan barang - barang atau jasa – jasa lainnya melalui suatu proses produksi

(Partadiredja,1985:24) dalam Kartini, 2005:10.

5. Biaya Produksi

Menurut HalimAbdul (1988:5), biaya produksi yakni biaya-biaya yang berhubungan

langsung dengan produksi dari suatu produk dan akan dipertemukan (dimatchkan)

dengan penghasilan (revenue) di periode mana produk itu di jual.

Menurut Mulyadi (1995:14), biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk

mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.

Menurut Widjaya Tunggal Amin (1993:1), biaya produksi merupakan biaya-biaya yang

berhubungan dengan produksi suatu item, yaitu jumlah dari bahan langsung, upah

langsung dan biaya overhead pabrik.

Menurut perubahan dalam volume produksi biaya produksi dapat dibedakan menjadi 2,

yaitu biaya tetap ( fixed cost ) dan biaya tidak tetap ( variable cost ).

5.1 Biaya Tetap ( Fixed Cost )

Biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung pada volume produksi,berapapun

volume produksi yang di hasilkan ia akan konstan.

6

Page 7: Analisis Keuntungan Home Industri Keripik Talas

Yang termasuk dalam biaya tetap adalah pisau, kompor gas, kuali, keranjang,

baskom, serok,sendok,talenan,alat parut,saringan penggorengan,dan gerobak.

5.2 Biaya Tidak Tetap ( Variable Cost )

Biaya tidak tetap adalah biaya yang berubah sebanding dengan perubahan volume

produksi.

Yang termasuk biaya tidak tetap adalah biaya bahan baku meliputi umbi talas,minyak

goreng ,minyak gas,   bawang merah,bawang putih, masako,garam,bungkusan plastik,biaya

tenaga kerja,uang modal usaha,biaya pemasaran.

6. Produksi

Produksi adalah segala kegiatan yang ditujukan untuk menciptakan atau menambah guna

suatu barang atau segala kegiatan yang ditujukan untuk memuaskan orang lain melalui

pertukaran ( Partadireja,1985 : 21 ) dalam Kartini (2010:12).

7. Modal

Modal adalah syarat mutlak berlangsungnya suatu usaha,demikian pula dengan usahatani.

Modal digunakan untuk menghasilkan barang-barang konsumsi atau barang-barang

modal.Secara ekonomi modal adalah barang-barang yang bernilai ekonomi yang

digunakan untuk menghasilkan tambahan kekayaan ataupun untuk meningkatkan

produksi.

Dalam arti ekonomi perusahaan,modal adalah barang ekonomi yang dapat digunakan

untuk memproduksi kembali atau barang ekonomi yang dapat dipergunakan untuk

mempertahankan atau meningkatkan pendapatan (Suratyah, 2006 : 32).

8. Harga

Menurut Mubyarto ( 1989 : 180 ) dalam Kartini (2010:13) harga adalah ukuraan nilai

barang – barang atau jasa – jasa. Menurut Saefudin ( 1982 : 89 ) harga suatu barang

adalah nilai pasar ( nilai tukar ) dari barang tersebut yang dinyatakan dalam jumlah uang.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia ( 1991 :142) harga adalah nilai barang yang

ditentukan atau dirupiahkan dengan uang atau jumlah uang atau alat tukar lain yang

senilai harus dibayar untuk produk atau jasa.

9. Pendapatan

Menurut Suratiyah ( 2006 : 88), pendapatan petani yaitu selisih antara penerimaan

dengan total biaya usahatani per satuan.

7

Page 8: Analisis Keuntungan Home Industri Keripik Talas

Untuk memperhitungkan biaya dan pendapatan dalam usaha tani diperlukan beberapa

pengertian.

a. Pendapatan kotor

Adalah jumlah produksi dikali harga perkesatuan

b. Biaya menghasilkan

Merupakan biaya mengusahakan ditambah bunga dari aktiva yang dalam usaha tani.

c. Pendapatan bersih

Adalah selisih dari pendapatan kotor dengan biaya mengusahakan ( Rp ). Menurut

Mubyarto ( 1989 : 63 ) dalam Kartini ( 2010:14 ), bahwa pendapatan usaha tani

adalah hasil per satuan luas dikalikan luas lahan yang di nilai dengan uang, kemudian

dikurangi biaya – biaya yang harus dikeluarkan produsen.

10. Keuntungan

Keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara, yang pertama,dalamilmu ekonomi

murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil

penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman

modal tersebut (termasuk di dalamnya, biaya kesempatan). Sementara itu, keuntungan

dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya

produksi.

11. Laba Modal

Dalambahasa Inggris(Capital gain) adalah suatu keuntungan atau laba yang diperoleh

dari investasi dalam surat berharga atau efek, seperti saham, obligasi atau dalam bidang

properti, dimana nilainya melebihi harga pembelian. Selisih antara harga jual yang lebih

tinggi dan harga pembelian yang lebih rendah, menghasilkankeuntungan finansial bagi

investor tersebut. Kebalikannya, kerugian modal terjadi jika surat berharga atau properti

tersebut dijual dengan harga lebih rendah dari harga pembelianya. Keuntungan modal

dapat mangacu pada "pendapatan investasi" yang timbul dalam kaitannya dengan

investasi yang dilakukan dalam bidang properti, aset keuangan (surat berharga) seperti

saham atau obligasi dan produk turunannya serta aset tidak berwujud seperti “goodwill”.

12. Break Even Point

8

Page 9: Analisis Keuntungan Home Industri Keripik Talas

Break Even Pont adalah suatu analisis yang di gunakan untuk mengetahui seberapa besar

keuntungan yang didapat.sebelum menganalisis,maka produsen harus mengetahui titik

dimana usaha tersebut menguntungkan ( balik modal ) atau tidak,namun harus

mengetahui mengenai biaya – biaya yang di gunakan ( biaya produksi ) yaitu biaya tetap

dan biaya variabel.

F. Keranngka Konsep

Salah satu hasil dibidang pertanian yang memang sudah ada sejak dari zaman nenek moyang,

dimana hasil pangan ini digunakan sebagai bahan tambahan makanan adalah tanaman talas. Di

Indonesia, talas dikonsumsi sebagai makanan pokok dan makanan tambahan. Talas mengandung

karbohidrat yang tinggi, protein, lemak dan vitamin. Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup

tinggi. Penanganan pasca panen berlimpah yang tidak tepat hanya akan menyebabkan produk

tersebut menumpuk, penyimpanan yang lama akan mengakibatkan penurunan mutu, busuk dan

terbuang sia – sia. Jadi, salah satu alternatif untuk menanggulanginya adalah diolah menjadi

keripik. Pengolahan produk Talas menjadi keripik talas bertujuan untuk memperpanjang daya

simpan dan meningkatkan pendapatan nilai ekonomi produk pertanian.

Di daerah Pontianak, potensi pengembangan tanaman Talas cukup menggembirakan

karena tanaman ini menguntungkan dapat diolah menjadi keripik, yang cukup lama diusahakan

sebagai sumber pendapatan bagi produsen keripik di kota Pontianak.

Produk keripik talas di kota Pontianak ini dilakukan secara langsung yaitu setelah

produksi dipasarkan ke supermarket, Mitra Mart, Kaisar dan lainnya menggunakan kendaraan

pribadi seperti mobil. Usaha ini didirikan berawal dari keinginan produsen untuk memperoleh

keuntungan dan menciptakan peluang usaha baru.

G. Hipotesis

Diduga usaha Home Industrykeripik Talas layak untuk di usahakan.

9

Page 10: Analisis Keuntungan Home Industri Keripik Talas

BAB II METODE PENELITIAN

A. Teknik Penentuan Lokasi

Lokasi penelitian di lakukan di kota Pontianak,Kalimantan Barat.Penentuan lokasi di

lakukan secara sengaja ( purposive) dengan pertimbangan bahwa daerah Pontianak merupakan

salah satu sentra produksi keripik talas di Kalimantan Barat.Waktu penelitian dilakukan mulai

bulan Maret sampai April 2013.Waktu tersebut di gunakan untuk memperoleh data dari dinas

setempat dan dari pedagang Home Industry keripik keladi.

B. Populasi Dan Sampel

Kartini, (2010 :17 ) menurut Arikunto ( 1998:102 ) populasi adalah keseluruhan obyek

penelitian, sedangkan menurut Nawawi (1997 : 41 ) populasi adalah keseluruhan obyek

penelitian yang dapat terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, gejala, nilai test atau peristiwa

sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam penelitian. Penentuan responden

pada penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu menggunakan kelompok

produsen Home industry responden. Penarikan contoh pedagang responden dilakukan secara

sengaja ( metode purposive sampling ) dengan jumlah pedagang keripik keladi yang dijadikan

sampel sebanyak 2 orang yaitu :

1.Ibu Widayati sebagai produsen di kecamatan Pontianak Barat.

2. Pak Waris sebagai produsen di kecamatan Pontianak Utara.

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode pengamatan langsung

(observasi) dan wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan ( kuesioner yang telah di

siapkan sebelumnya ) kepada para pedagang keripik talas . Data sekunder di peroleh melalui

literature pada berbagai lembaga instansi yang terkait diantaranya Dinas Perindustrian dan

Perdagangan, hasil penelitian terdahulu, internet dan sumber – sumber yang relevan.

10

Page 11: Analisis Keuntungan Home Industri Keripik Talas

D. Jenis Dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder.

Data primer melalui observasi dan wawancara langsung terhadap kegiatan yang dilakukan

responden dengan menggunakan daftar pertanyaan ( kuesioner yang telah di siapkan

sebelumnya).

Data sekunder sebagai data penunjang diperoleh dari catatan yang terdapat di berbagai instansi

terkait dengan masalah penelitian seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan, buku – buku

literature, internet.

E. Variabel Penelitian

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Penerimaan usaha keripik talas adalah jumlah keripik yang laku terjual dalam satu tahun

dikalikan dengan harga yang diterima. Diperhitungkan dalam rupiah/tahun (Rp/thn).

2. Pendapatan usaha keripik talas adalah jumlah penerimaan keripik talas di kurangi biaya

produksi keripik talas .

Pendapatan bersih usaha keripik talas adalah hasil yang diperoleh produsen keripik keladi

dari selisih antara pendapatan kotor dengan biaya produksi.Diperhitungkan dalam

rupiah/tahun (Rp/thn).

3. Harga keripik talas adalah harga yang diterima pada saat penjualan produksinya. Diukur

dalam satuan rupiah per tanaman (Rp/tnm).

4. Keuntungan dalam penelitian ini sama dengan pendapatan bersih. Dihitung dengan

satuan rupiah per tahun (Rp/thn).

5. Biaya Produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh penjual selama satu tahun. Biaya ini

meliputi :

a) Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang tetap dibayar pengusaha berapapun tingkat output yang

diproduksikan. Jadi biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak tergantung pada jumlah

produk yang dihasilkan meliputi biaya penyusutan peralatan dan biaya sewa lahan. Biaya

penyusutan peralatan terdiri dari: parang, gerobak dorong (artco), tali, kayu, paku, papan,

11

Page 12: Analisis Keuntungan Home Industri Keripik Talas

sarung tangan, sepatu boot, dan ember plastik. Dinyatakan dalam rupiah per tahun

(Rp/thn). Menghitung biaya penyusutan dengan menggunakan metode garis lurus

(straight-line method) (Suratiyah, 2006:36), yaitu dengan rumus :

Biaya alat – Nilai sisa

Penyusutan per tahun =

Umur ekonomis

b) Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya-biaya yang berubah menurut tinggi rendahnya output yang

diproduksikan. Jadi biaya variabel adalah biaya yang sifatnya berubah sesuai dengan

besarnya produksi. Biaya variabel dalam home industry keripik keladi meliputi biaya

tenaga kerja, biaya bahan baku talas dan biaya sarana produksi.

F. Analisis Data

Data primer dan sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian akan di analisis secara

kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk melihat kegiatan

produksi,permasalahan penjualan di lokasi penjualan dan beberapa hal yang terkait akan di

uraikan secara deskriftif.Sedangkan analisis kuantitatif di gunakan untuk melihat rasio

keuntungan yang akan disajikan dalam bentuk tabulasi.Analisis ini bertujuan untuk

menyederhanakan data dalam bentuk yang mudah di baca. Analisis kuantitatif dilakukan dengan

analisis pendapatan, R/C ratio, rasio keuntungan terhadap biaya produksi dengan menggunakan

alat bantu berupa kalkulator dan computer.

a. Analisis keuntungan

Untuk menghitung keuntungan (π ) digunakan rumus :

π Total = TR-TB

keterangan :

12

Page 13: Analisis Keuntungan Home Industri Keripik Talas

π= keuntungan total

TR = penerimaan total usaha

TB = total biaya (total biaya variabel dan total biaya tetap)

b. Analisis Pendapatan

Untuk mengetahui pendapatan digunakan rumus :

1) Biaya total

Total cost = TFC + TVC

Keterangan : TFC = Total biaya tetap

TVC = Total biaya variabel

2) Penerimaan Total ( Soekartawi ,1995:58 ) dalam Kartini (2010 : 20).

TR = PQ .Q

Keterangan : Q = output

PQ = harga jual output

3) Pendapatan bersih / keuntungan ( Soekartawi ,1995:58 ) dalam Kartini (2010 :20).

π = TR - TC

Keterangan : TR = total penerimaaan

TC = total biaya

Kriteria keputusan :

Usaha keripik dikatakan untung jika TR lebih besar dari TC

Usaha keripik dikatakan rugi jika TR lebih kecil dari TC

Usaha keripik dikatakan tidak untung dan tidak rugi jika TR = TC

4) Analisis Break Even Point

13

Page 14: Analisis Keuntungan Home Industri Keripik Talas

Analisis BEP meliputi BEP dalam penerimaan ( Rp),BEP kuantitas produksi ( Kg) dan

BEP harga ( Rp / Kg) (Suratiyah, 2006 : 94).

1. BEP penerimaan ( Rp) = FC

1 - VC

S

Keterangan :

BEP = Break Even Point ( Kg )

FC = Fixed Cost / Biaya Tetap ( Rp )

VC = Variabel Cost / Biaya Variabel

S = Penerimaan

2. BEP produksi ( Kg ) = FC

P - AVC

Keterangan :

FC = Fixed Cost / Biaya Tetap ( Rp )

AVC = Average Variabel Cost / Biaya Variabel rata – rata ( Rp )

P = Harga

3. BEP harga ( Rp/Kg) = TC

Y

Keterangan :TC = Total Cost

Y = Yield output / hasil produksi

Kriteria keputusan :

Usaha keripik talas dikatakan untung jika jumlah produksi dan jumlah harga rata –

rata lebih besar dari jumlah BEP produksi dan harga.

14

Page 15: Analisis Keuntungan Home Industri Keripik Talas

Usaha keripik talas dikatakan rugi jika jumlah produksi dan jumlah harga rata –

rata lebih kecil dari jumlah BEP produksi dan harga.

Usaha keripik talas dikatakan tidak rugi dan tidak untung jika jumlah produksi

dan jumlah harga rata – rata sama dengan jumlah BEP produksi dan harga.

15

Page 16: Analisis Keuntungan Home Industri Keripik Talas

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Keadaan Geografis

Kota Pontianak adalah ibukota Provinsi Kalimantan Barat di Indonesia. Kota Pontianak terletak

antara 0º 02' 24" LU - 0º 01' 37" LS dan 109º 16' 25" BT - 109º 23' 04" BT.

Kota Pontianak memiliki luas wilayah 107.80 km2 yang terbagi menjadi enam kecamatan yaitu

Pontianak Selatan, Pontianak Utara, Pontianak Timur, Pontianak Barat, kota Pontianak dan

Pontianak Tenggara, yang kemudian dibagi lagi menjadi 29 kelurahan.

Berdasarkan batas wilayahnya, Kota Pontianak secara keseluruhan berbatasan dengan wilayah

Kabupaten Pontianak, yaitu seperti yang tertulis pada tabel 2:

KecamatanBerbatasan dengan Kecamatan-

Kecamatan di Kab. PontianakDesa/Dusun

(1) (2) (30

01. Ptk Selatan

02. PtkTimur

03. Ptk Barat

04. Ptk Utara

05. Ptk Kota

06. Ptk Tenggara

1. Kecamatan Sungai Raya

2. Kecamatan Sungai Kakap

1. Kecamatan Sungai Raya

2. Kecamatan Sungai Ambawang

1. Kecamatan Sungai Kakap

1. KecamatanSiantan

2. Kecamatan Sungai Ambawang

1. KecamatanPtk Selatan

2. KecamatanPtk Barat

- Sungai Raya

- Punggur Kecil

- Kapur

- Kuala Ambawang

- Pal IX

- SungaiRengas

- WajokHulu

- Kuala Ambawang

- SeiJawiDalam

- Punggur Kecil

16

Page 17: Analisis Keuntungan Home Industri Keripik Talas

Secara Topografi secara umum ketinggian tanah di kota Pontianak relative merendah di tengah

kota dan meninggi di pinggiran kota. Menurut keadaan topografi, kota Pontianak terletak di

dataran rendah dan dilalui sungai Kapuas dan Sungai Landak yang membentuk delta tepat di

wilayah kota (baca juga: sungai dan parit di kota Pontianak). Dengan ketinggian tanah 1-3 meter

diatas permukaan laut dan mempunyai kemiringan lahan melandai kearah aliran sungai dengan

kemiringan rata-rata 0,8-1,5 meter.

Secara Geologi,keadaan geologi atau struktur tanah di kota Pontianak termasuk kedalam wilayah

peneplant dan sedimen alluvial yang secara fisik merupakan jenis tanah liat. Jenis tanah ini

berupa gambut bekas endapan lumpur sungai Kapuas. Keadaan ini sangat labil dan mempunyai

daya dukung yang sangat rendah.

Berdasarkan hasil pengamatan Badan Meteorologi dan Geofisika Direktorat Jenderal

Perhubungan Udara Supadio Pontianak, keadaan klimatologi kota Pontianak sebagai berikut:

banyaknya curah hujan rata-rata dalam setahun berkisarantara 200-350 milimeter per bulan; rata-

rata tekanan udara berkisar 1,010-1,012 milibar per bulan; rata-rata penyinaran matahari berkisar

antara 40-60 persen per bulan; rata-rata temperat udara berkisar antara 24-27 derajat Celcius tiap

bulan; kecepatan angin rata-rata berkisar antara 4-5 knots.

B. Keadaan Sosial Ekonomi

Jumlah penduduk Kota Pontianak pada tahun 2012 berdasarkan data dari Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Kota Pontianak berjumlah sebanyak 669.340 jiwa.

Komposisi Suku bangsa penduduk Kota Pontianak terdiri dari Cina (31,2%), Melayu (26,1%),

Bugis (13,1%), Jawa (11,7%), Madura (6,4%), Dayak, dan lainnya.

Sebagian besar penduduk memeluk agama Islam (75,4%), sisanya memeluk agama Buddha

(12%), Katolik (6,1%), Protestan (5%), Konghucu (1,3%), Hindu (0,1%), dan lainnya (0,1%).

Hampir seluruh penduduk Kota Pontianak memahami dan menggunakan Bahasa Indonesia

dalam berkomunikasi. Namun bahasa ibu masing-masing juga umum digunakan, antara lain

Bahasa Melayu Pontianak, Bahasa Tiociu, Bahasa Khek, dan bahasa daerah lainnya.

Kondisi ekonomi Kota Pontianak terus meningkat.Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

2008 berdasarkan harga konstan 2000 adalah sebesar Rp 5.968.286,55 juta dan pada tahun 2009

meningkat menjadi Rp 6.282.408,54 juta dengan peningkatan rata-rata sebesar 5,26 persen per

tahun. Pada tahun 2010 PDRB Konstan 2000 sebesar Rp 6.621.193,74 juta dengan peningkatan

17

Page 18: Analisis Keuntungan Home Industri Keripik Talas

rata-rata sebesar 5,39 persen. Tahun 2011 PDRB Kota Pontianak berdasarkan harga konstan

tahun 2000 adalah sebesar 7.010.720 juta. Sebagian besar perekonomian kota Pontianak

bertumpu pada industri, pertanian, dan perdagangan.

PDRB Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2011 ( Juta Rupiah )

Menurut Lapangan Usaha Kota Pontianak

Sektor 2008 2009 2010 2011

Pertumbuhan PDRB Kota Pontianak 5.34 5.35 5.39 5,88

1 Pertanian 4.56 4.57 4.32 4,67

2 Pertambangan&Penggalian 0.00 0.00 0.00 0.00

3 IndustriPengolahan 4.47 3.61 2.34 2,50

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 5.31 6.41 4.28 4,36

5 Bangunan 5.13 10.79 5.27 5,81

6 Perdagangan, Hotel danRestoran 7.00 4.40 6.24 7,24

7 Pengangkutan&Komunikasi 7.81 6.28 9.11 9,04

8 Keuangan, Persewaan&JasaPersh 3.99 4.30 5.55 5,64

9 Jasa-Jasa 2.70 2.51 2.42 2,93

Table 4 Komposisi Penduduk Kota Pontianak Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2011

Pendidikan yang di tamatkan Laki-laki Perempuan Jumlah

TDK/BLM SEKOLAH

TDK/ BLM TAMAT SD

SD

SMP/TSANAWIYAH

SMP KEJURUAN

SMA/ ALIYAH

SMK

PROGRAM DIPLOMA I/II

PROGRAM DIPLOMA III

PROGRAM D.IV/S1

2747

21723

23072

21822

1539

36526

19429

1299

3891

11274

2829

15401

15275

13315

1033

18482

110051

1493

5359

6416

5576

37124

38347

41437

2572

55008

29480

2792

9250

17690

18

Page 19: Analisis Keuntungan Home Industri Keripik Talas

PROGRAM S2/S3 632 677 1300

Jumlah 150245 90331 240576

C. Sarana dan Prasarana

Keadaan jalan di Kota Pontianak sudah cukup baik, jalan-jalan yang menghubungkankelurahan

dengan kecamatan lain sudah beraspal. Alat transportasi yang digunakan berupa kendaraan roda

empat baik berupa mobil, mini bus, truk serta kendaraan roda dua. Kendaraan umum yang

digunakan berupa mobil dan motor. Dengan demikian hal ini dapat memperlancar kegiatan

pemasaran khususnya pemasaran keripik talas.

D. Karakteristik Pengusaha Responden

Karakteristik umum pengusaha yang akan diuraikan meliputi : umur responden ,tingkat

pendidikan, status kepemilikan, jangkauan daerah pemasaran. Adapun karakteristik yang dapat

diuraikan adalah sebagai berikut :

1. Umur Responden

Berdasarkan hasil wawancara pada 2 responden pengusaha keripik talas yang ada di kota

Pontianak diperoleh data yang menunjukkan bahwa golongan umur reponden yaitu 40 – 45

tahun.

2. Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Responden

Dilihat dari tingkat pendidikan kedua responden pengusaha keripik talas yang dijadikan

responden pernah mengikuti pendidikan formal. Pendidikan formal responden yang paling tinggi

hanya tamat SMA.

Jika dilihat dari segi pengalaman kedua responden keripik talas tersebut, dari responden

mempunyai pengalaman yang cukup lama dalam berusaha keripik talas. Hal ini mengindikasikan

pengusaha keripik talas telah lama ditekuni oleh responden dan pengetahuan mengenai usaha

keripik talas mereka peroleh dari diri sendiri .

3. Jangkauan Daerah Pemasaran

19

Page 20: Analisis Keuntungan Home Industri Keripik Talas

Secara umum terlihat bahwa daerah jangkauan para pengusaha keripik talas memasarkan

keripiknya ini ke pasar, toko - toko tempat hiburan belanja seperti Mega Mall, Supermarket,

Mitra Mart, Kaisar dan sebagainya. Daerah kawasan penjualan keripik talas Bu Widayati dengan

nama keripik talas Talas Olala hanya di wilayah kota Pontianak saja, jika stok penjualannya

habis ,maka ia akan produksi kembali dan lanjut menjualnya lagi ke Supermarket,Mitra Mart dan

toko sejenisnya itu.

Sedangkan Pak Waris dengan nama keripik talas Mbak Tum Jaya, untuk penjualan keripik

talasnya terjadi di setiap daerah Kalimantan Barat, kecuali Nanga pinoh. Dalam setiap bulan ia

berkeliling membawa dagangan keripik talasnya menuju setiap pusat kota di kabupaten yang ada

di Kalimantan Barat untuk dijual di pasar dan tempat belanja. Bahkan penjualannya juga sudah

menembus luar Kalimantan Barat seperti Palangkaraya dan Banjarmasin. Pengiriman untuk luar

Kalimantan Barat seperti Palangkaraya dan Banjarmasin juga dilakukan secara system diantar

sendiri dengan menggunakan pribadinya dengan sistem berlangganan dan pembayaran dilakukan

pada saat mengirim produk berikutnya via pengantar produk. Sistem pembayaran yang sama

dengan yang lain. Biaya transportasi ditanggung oleh pengusaha oleh karena itu harga produk

agak lebih tinggi sedikit dibandingkan harga di tempat produksi.

20

Page 21: Analisis Keuntungan Home Industri Keripik Talas

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Usaha Keripik Talas

Untuk memulai usaha keripik Talas yang harus ada adalah bahan baku yaitu Talas sebagai bahan

utama, kemudian bawang putih, minyak goreng, masako. Apabila bahan baku berkurang maka

produksi keripik talas juga akan berkurang, sebaliknya jika apabila bahan baku bertambah maka

produksi keripik juga bertambah.

Bahan baku pembuatan keripik talas ini mudah ditemukan dan harganya juga relatif murah.

Bahan baku untuk pembuatan keripik talas ini di peroleh secara langsung dari supplier tetap yang

telah bekerjasama dengan produsen keripik talas. Supplier ini berasal dari daerah Pontianak yaitu

Siantan, Punggur, Wajok dan Peniraman.

Untuk pasokan bahan baku yang diminta kepada supplier, talas itu harus selalu ada, mau tidak

mau apapun alasannya talas itu harus tersedia sesuai kapasitas yang di minta produsen setiap

minggunya. Jenis talas yang digunakan untuk pembuatan keripik adalah Talas Putih. Harga yang

diberikan juga sangat berbeda dibandingkan dengan yang ada di pasaran. Harga di pasaran lebih

mahal daripada harga pemasok. Bahan baku talas ini dari tangan supplier harus sudah bersih dari

kotoran – kotoran seperti tanah, pasir, lumpur atau umbi talas tersebut harus sudah dicuci dan

jangan sampai ada talas busuk yang ikut termasuk dalam packingan bahan, talas yang sudah siap

di packing ini kemudian di ambil dan dibawa produsen menggunakan mobil pribadinya, lalu

dibawa kerumah untuk di produksi lebih lanjut.

Distribusi kripik talas dalam penelitian ini adalah penjualan kripik talas yang telah dilakukan

oleh setiap produsen. Data yang diperoleh berdasarkan keterangan dari masing-masing

pengusaha. Data distribusi kripik meliputi tujuan penjualan kripik talas, sistim penjualannya dan

siapa yang menanggung biaya angkut atau transportasinya.

Untuk harga bahan baku talas supplier menjualnya kepada produsen seharga Rp 4.500,00/ Kg.

Talas yang diterima dengan harga ini sudah bersih dari tanah, sehingga ketika diterima sudah

21

Page 22: Analisis Keuntungan Home Industri Keripik Talas

bisa langsung diolah tanpa dibersihkan lagi. Untuk kapasitas pasokan, dari responden pertama

kapasitas produksi untuk pembuatan keripik talas setiap harinya 200 kg sedangkan yang

responden kedua memproduksi sebanyak 400 kg. Talas mentah yang beratnya 400 Kg ini jika

diolah menjadi keripik bobotnya akan menyusut menjadi 30 %.

Perusahaan menjual sendiri sebagian produknya dengan menyediakan talas dan dikirim. Selain

itu juga menerima pesanan dari rumahan yang diantar tanpa menambah ongkos kirim. Tidak

adanya ongkos kirim menyebabkan tidak semua pesanan dapat sampai tepat waktu karena

diikutkan pengiriman ke tempat lain. Pemesanan dapat dilakukan lewat telpon dan pembayaran

dilakukan setelah barang sampai di tempat pemesan. Sistem pembayarannya langsung tunai

ketangan supplier.

Dari responden pertama tidak ada berlaku diskon jika terjadi permintaan konsumen dalam

jumlah banyak, jadi berapapun yang diminta pembayarannya sesuai dengan kapasitas banyaknya

permintaan konsumen tersebut dikalikan harga jualnya,sedangkan yang responden kedua berlaku

diskon jika terjadi pemesanan jumlah keripik diatas 50 Kg. Untuk pemesanan seperti ini berlaku

system antar.

Penggunan Tenaga kerja produsen keripik Mbak Tum Jaya semuanya berjumlah 14 orang yaitu

ada yang sebagai tukang kupas bahan, tukang potong talasnya, tukang aduk bahan baku dengan

bumbunya, tukang goreng, tukang timbang, tukang bungkus. Mulai kerja dari pukul 05.00 WIB -

09.30 WIB. Ada juga yang bekerja dari pukul 09.30 – 17.00. Pembayaran tenaga kerja

bervariasi tergantung jenis pekerjaan dan waktu kerja karyawan. Upah tenaga kerja ini dilakukan

secara per hari sebesar Rp 25.000,00 dan yang lainnya di upah sebesar Rp 30.000,00.

Untuk penjualan keripik responden pertama dengan nama keripik talas Olala dari rumah Bu

Widayati menjualnya seharga Rp 13.000,00 / kemasan. Tetapi jika sudah di bawa keluar dari

rumah harganya menjadi Rp 15.000,00 / kemasan, berat ukurannya 2 ons. Sedangkan penjualan

keripik responden kedua, Pak Waris dengan nama keripik talas Mbak Tum Jaya menjualnya

seharga Rp 8.000,00 / kemasan, ukurannya 1 ons.

Daerah kawasan penjualan produsen biasanya menjual keripik – keripik ini ke pasar, toko - toko

tempat hiburan belanja seperti Mega Mall, Supermarket, Mitra Mart, Kaisar dan sebagainya.

Daerah kawasan penjualan keripik Talas Olala Bu Widayati terjadi hanya di wilayah kota

22

Page 23: Analisis Keuntungan Home Industri Keripik Talas

Pontianak saja, jika stok penjualannya habis, maka ia akan produksi kembali dan lanjut

menjualnya lagi ke Supermarket, Mitra Mart dan toko sejenisnya itu.

Sedangkan Pak Waris, untuk penjualan keripik talasnya terjadi di setiap daerah Kalimantan

Barat, kecuali Nanga pinoh. Dalam setiap bulan seminggunya ia berkeliling membawa dagangan

keripik talasnya menuju setiap pusat kota di kabupaten yang ada di Kalimantan Barat untuk

dijual di pasar. Bahkan penjualannya juga sudah menembus luar Kalimantan Barat seperti

Palangkaraya dan Banjarmasin. Pengiriman untuk luar Kalimantan Barat seperti Palangkaraya

dan Banjarmasinjuga dilakukan secara system diantar sendiri dengan menggunakan kendaraan

pribadinya dengan sistem berlangganan dan pembayaran dilakukan pada saat mengirim produk

berikutnya via pengantar produk. Sistem pembayarannyasama dengan yang lain. Karena biaya

transportasi ditanggung oleh pengusaha oleh karena itu harga produk dijual agak lebih tinggi

dibandingkan harga di tempat produksi.

Di lihat dari faktor sarana dan prasarana yang digunakan oleh produsen masih dikatakan

tradisional dibandingkan dengan perkembangan teknologi sekarang ini, meskipun sekarang

zaman sudah canggih. Dengan menggunakan peralatan yang sederhana akan sulit bagi produsen

untuk meningkatkan produksi keripiknya dengan cepat. Misalnya menggunakan pisau dapur

untuk memotong – motong talas, andaikan saja ada mesin pemotong yang canggih dan mesin

vacum frying, maka bisa membantu produksinya dengan cepat.

Menurut produsen tersebut mereka takut rugi karena kendalanya adalah mesin tersebut harganya

mahal dan jika seandainya mereka membeli alat tersebut kemudian dalam penggunaannya nanti

tiba – tiba mesin tersebut rusak dan jika mau ganti lagi, biaya pembelian mesinnya lagi mahal.

Jadi, mereka akan rugi di situ. Banyak mengeluarkan biaya perawatan dan perbaikan mesin.

Makanya alternative lebih memilih menggunakan alat yang sederhana.

Usaha keripik sangat menjanjikan prospeknya karena masyarakat sangat senang dengan rasa

keripik talas yang enak ini, cita rasanya beraneka rasa seperti keju, original, ayam bawan, pedas

dan barbeque, meskipun usaha keripik ini banyak saingannya.

Karakteristik Produsen Keripik

23

Page 24: Analisis Keuntungan Home Industri Keripik Talas

Dalam usaha kesehariannya produsen keripik talas sangat tergantung pada bnayaknya jumlah

konsumen yang ada, sehingga kelangsungan dapat terus berkesinambungan. Oleh sebab itu maka

dalam upayanya untuk menarik konsumen yang lebih banyak tergantung pada karakteristik usaha

itu sendiri. Dimana karakteristik responden keripik talas dapat meliputi umur, tingkat

pendidikan, jumlah anggota keluarga dan pengalaman berusaha.

Karakteristik responden dapat dilihat pada table 5 berikut ini :

No Karakteristik responden Rata – rata

1 Umur 42 tahun

2 Tingkat pendidikan SMA

3 Jumlah anggota keluarga 5 – 6 orang

4 Pengalaman berusaha 5 tahun

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai karakteristik lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut:

a.Umur

Kartini ( 2010 : 30 ) Umur pada dasarnya mempengaruhi aktivitas dan produktivitas seseorang.

Dimana seseorang yang masih berusia muda biasanya memiliki produktivitas yang tinggibila

dibandingkan dengan mereka yang telah berusia lanjut.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa usia responden paling tinggi

berusia 45 tahun. Menurut Departemen Tenaga Kerja RI tahun 2000, penggolongan umur di bagi

atas belum produktif ( < 16 Tahun ),produktif ( 16 – 55 tahun ) dan tidak produktif ( > 55 tahun).

Penyebaran responden menurut umur dalam penelitian ini adalah 2 orang.

b. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi pola pikir dan keterampilannya dalam

bersikap terhadap sekitar lingkungannya.Dalam pendidikan terdapat proses yang terus menerus

berjalan dan bukan sesaat saja. Namun pendidikan juga bisa disebut sebagai usaha untuk

meningkatkan pengetahuan umum seseorang termasuk di dalamnya penguasaan teori untuk

memutuskan persoalan-persoalan yang menyangkut kegiatan pencapaian tujuan perusahaan yang

24

Page 25: Analisis Keuntungan Home Industri Keripik Talas

dijalaninya.Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.Tingkat pendidikan

secara langsung atau tidak langsung menentukan keadaan ekonomi keluarga.

Dilihat dari tingkat pendidikan kedua responden pengusaha keripiktalas yang dijadikan

responden pernah mengikuti pendidikan formal. Pendidikan formal kedua responden adalah

tamat SMA. Jika dilihat dari segi pengalaman kedua responden keripik talas tersebut, dari

responden mempunyai pengalaman yang cukup lama dalam berusaha keripik talas, yaitu

berpengalaman sudah 5 tahun . Hal ini mengindikasikan pengusaha keripik talas telah lama

ditekuni oleh respondendan pengetahuan mengenai usaha keripik talas mereka peroleh dari diri

sendiri .

c. Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah angggota keluarga sangat berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraankeluarga, Jumlah

tanggungan keluarga yang sedikit tingkat kesejahteraannya akan lebih tinggi/baik bila

dibandingkan dengan jumlah anggota keluarga yang lebih banyak.

Besarnya jumlah anggota erat kaitannya dengan jumlah keluarga besar maka secara tidak

langsung didalam keluarga tersebut memiliki tenaga kerja yang dapat di manfaatkan untuk

digunakan sebagai tenaga kerja sebaik mungkin karena jika tidak dimanfaatkan akan menjadi

beban keluarga.

Besarnya jumlah anggota kelurgadalam rumah tangga memiliki pengaruh yang nyata terhadap

jumlah pangan yang dikonsumsi dan pendistribusian konsumsi makanan antar anggota keluarga.

Pemenuhan makanan keluarga yang sangat miskin akan lebih mudah jika harus diberi makan

dalam jumlah sedikit (Suhardjo 1989).

Pengamatan jumlah anggota responden dapat dilakukan dengan melihat jumlah anggota yang

tinggal dan menetap dalam tempat tinggalnya. Dalam penelitian ini jumlah anggota keluarga

terbesar adalah 4 orang.Jumlah anggota keluarga bisa dijadikan sebagai tenaga kerja dalam

meningkatkan usaha produksi dan pendapatan keripik talas.Selain untuk membantu

meningkatkan usaha penjualan dan pendapatan keripik talas anggota keluarga juga bisa

memberikan motivasi serta inovasi agar produsen semakin terdorong kuat untuk meningkatkan

kegiatan produksinya.

25

Page 26: Analisis Keuntungan Home Industri Keripik Talas

d. PengalamanUsaha Responden

Pengalaman yang dimiliki responden akan mempengaruhi kinerja responden tersebut, semakin

lama orang tersebut menekuni atau mendalami usahanya maka orang tersebut dapat memahami

usahanya secara keseluruhan dan mempunyai kemampuan untuk memperkecil peluang

terjadinya resiko.Pengalaman usaha mempengaruhi keterampilan dan kemampuan menerima

suatu inovasi dan menunjukkan tingkat kematangan seseorang dalam bekerja, dan akan menjadi

dasar bagaimana persepsi untuk menanggapi suatu objek tertentu. Seseorang yang

berpengalaman tentunya akan lebih berhati-hati dalam menerima suatu teknologi karena telah

memiliki pengalaman dan memiliki kemampuan.

Semakin tinggi pengalaman usaha keripik talas maka semakin banyak pengetahuan yang dimiliki

oleh produsen, sehingga kemampuan pengusaha keripik talas untukproduksi lebih baik. Hal ini

berpengaruh terhadap tingkat kemampuannya dalam berusaha untuk menambah pengetahuannya

dalam berusaha keripik talas.Namun,tidak berarti bahwa semakin tinggi pengalamannya dalam

berusaha maka semakin besar pula pendapatannya.

Dalam penelitian ini jika dilihat dari segi pengalaman kedua responden keripik talas tersebut,

dari responden mempunyai pengalaman yang cukup lama dalam berusaha keripik talas yaitu

sekitar 5 tahun. Hal ini mengindikasikan pengusaha keripik talas telah lama ditekuni

olehresponden dan pengetahuan mengenai usaha keripik talas mereka peroleh dari diri sendiri.

Kegiatan Produksi

Kegiatan produksi adalah kegiatan yang ditujukan untuk menciptakan atau menambah suatu

fungsi kegunaan suatu barang atau segala kegiatan yang ditunjukkan untuk memuaskan orang

lain melalui pertukaran ( Partadiredja,1985:21) dalam Kartini ( 2010 : 34 ).

Kegiatan produksi dalam penelitian ini yaitu proses pengolahan keripik talas. Tenaga kerja yang

digunakan adalah tenaga kerja luar dan tenaga kerja dari dalam kelurga.

Adapun proses pengolahancara membuat keripik talas adalah sebagai berikut:

a.       Alat

Peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan keripik adalah:

26

Page 27: Analisis Keuntungan Home Industri Keripik Talas

1. Kompor gas + tabung gas

2. Penggorengan

3. Saringan penggorengan

4. Pengaduk

5. Sendok

6. Baskom

7. Pisau

8. Lap

9. Talenan

b.      Bahan

1. Umbi talas 20 kg

2. Minyak goreng 3 kg

3. Bawang Merah 2 ons

4. Bawang puith 3 ons

5. Ketumbar 0,5 ons

6. Kemiri 0,25 ons

7. Penyedap 3 bks

8. Garam 1 bungkus

c.       Cara Pembuatannya adalah :

1.      Menyiapkan alat dan bahan

2.      Mengupas kulit umbi talas kemudian mencucinya hingga bersih dan direndam dengan air

yang ditambahkan garam dapur (NaCl) selama 30 menit agar rasa gatal dari umbi talas dapat

dihilangkan kemudian ditiriskan.

3.      Umbi talas yang sudah ditiriskan kemudian dipotong tipis-tipis lebih kurang 2-3 mm atau

sesuai ukuran yang dikehendaki.

4.      Haluskan bumbu kemudian larutkan dalam air secukupnya.

5.      Masukkan umbi talas ke dalam baskom yang berisi larutan bumbu kemudian campur

hingga bumbu meresap secara merata.

6.      Panaskan minyak goreng.

7.      Goreng umbi talas yang sudah dibumbui sampai matang dan renyah.

27

Page 28: Analisis Keuntungan Home Industri Keripik Talas

8.      Tiriskan keripik, setelah kering dan dingin kemudian langsung dikemas dalam plastik

kemasan yang ada dan diberi label di setiap kemasan.

Analisis Biaya Total Produksi

Biaya total produksi terdiri dari biaya tetap dan biaya varaiabel .

Biaya tetap ( Fixed Cost )

Biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung pada volume produksi,berapapun volume

produksi yang di hasilkan ia akan konstan/ tidak berubah.

Yang termasuk dalam biaya tetap adalah pisau, kompor gas, kuali, keranjang, baskom,

serok,timbangan,talenan,blender.

a. Pisau

Pisau adalah alat yang digunakan untuk memotong dan mengupas bahan – bahan baku seperti

umbi talas,bawang merah serta bawang putih.Pisau yang digunakan haruslah pisau yang tajam

dan bersih dari anti karat agar memperoleh hasil pemotongan yang rapi.Agar selalu tajam maka

pisau tersebut harus selalu di asah.Dalam pembuatan keripik talas rata – rata penggunaan pisau

sebanyak 3 unit,dengan umur ekonomisnya adalah 5 tahun.

b. Tabung gas

Sebagai bahan bakar, gas adalah pilihan kebanyakan pedagang usaha kecil – kecilan .Sebagai

bahan panas untuk memasak keripik talas Gas tidak menyebabkan bau asap, tidak menimbulkan

bau minyak tanah seperti minyak tanah. Gas juga tidak menyebabkan abu seperti tungku arang.

Untuk memastikan keamanannya, regulator harus terpasang dengan benar pada tabung gas dan

tabung gas dijauahkan atau diberi jarak aman dari kompor panggang. Kompor yang digunakan

untuk memasak keripik talas adalah kompor gas ukuran tabung 12 Kg. Dalam pembuatan keripik

rata- rata penggunaan kompor sebanyak 5 unit dengan umur ekonomis 5 tahun

c. Kuali

Kuali adalah wadah yang digunakan untuk menggoreng keripik talas. Kuali yang digunakan

adalah kuali ukuran besar agar dapat menampung talas yang telah dipotong – potong dalam

ukuran banyak .Dalam pembuatan keripik rata – rata penggunaan kuali sebanyak 2 unit, dengan

dalam 1 hari dilakukan 2 kali penggorengan. Rata – rata umur ekonomis kuali adalah 4 tahun.

d. Keranjang

28

Page 29: Analisis Keuntungan Home Industri Keripik Talas

Keranjang digunakan untuk meniriskan bahan baku talas yang telah direndam.Bahan baku ini

direndam dengan tujuan untuk di membuang getah yang melekat pada umbi tersebut. Dalam

pembuatan keripik rata – rata penggunaan keranjang sebanyak 2 unit,dengan umur ekonomis 3

tahun.

e. Baskom

Baskom adalah digunakan untuk tempat merendam bahan baku umbi talas yang telah

dikupas.Baskom yang digunakan adalah baskom yang besar agar dapat menampung talas dalam

jumlah banyak. Dalam pembuatan keripik talas,rata – rata penggunaan baskom sebanyak 4

unit,dengan umur ekonomis 2 tahun.

f. Serok

Serok adalah alat yang digunakan untuk meniriskan hasil gorengan keripik talas.Penirisan ini

bertujuan untuk agar keripik menjadi kering,tidak banyak mengandung minyak.Serok yang

digunakan dalam pembuatan keripik talas adalah sebanyak 2 unit dengan umur ekonomis 2

tahun.

g. Timbangan

Timbangan digunakan untuk menimbang berat keripik setelah penggorengan dan pembumbuhan

rasa. Ditimbang – timbang dulu ukuran 2 ons,baru kemudian di bungkus plastik.Timbangan yang

digunakan dalam pembuatan keripik talas adalah sebanyak 2 unit dengan umur ekonomis 5

tahun.

h. Talenan

Talenan adalah tempat yang digunakan sebagai alas untuk memotong bahan baku talas agar talas

yang dipotong tidak kotor jatuh dilantai. Talenan yang digunakan dalam pembuatan keripik talas

adalah sebanyak 3 unit dengan umur ekonomis 5 tahun.

i. Blender

Blender adalah alat yang digunakan untuk menghaluskan bumbu – bumbu campuran seperti

bawang merah,bawang putih, ketumbar, kemiri. Blender yang digunakan dalam pembuatan

keripik talas adalah sebanyak 1 unit dengan umur ekonomis 5 tahun.

BiayaVariabel (Variabel Cost )

29

Page 30: Analisis Keuntungan Home Industri Keripik Talas

Biaya variabel adalah biaya-biaya yang berubah menurut tinggi rendahnya output yang

diproduksikan. Jadi biaya variabel adalah biaya yang sifatnya berubah sesuai dengan besar

kecilnya produksi.

Biaya variabel dalam home industry keripik talas meliputi biaya tenaga kerja, biaya bahan baku

talas dan biaya sarana produksi.

1. Biaya Tenaga Kerja

Pada proses pengolahan keripik talas tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja luar dan

tenaga kerja dalam keluarga.Penggunan Tenaga kerja produsen keripik Mbak Tum Jaya

semuanya berjumlah 14 orang yaitu ada yang sebagai tukang kupas bahan,tukang potong

talasnya,tukang aduk bahan baku dengan bumbunya,tukang goreng,tukang timbang,tukang

bungkus.Mulai kerja dari pukul 05.00 WIB –10.00 WIB.Pembayaran tenaga kerja dilakukan

secara per hari sebesar Rp 25.000,00 ( 2 orang ) dan yang lainnya di upah sebesar Rp 30.000,00

2. Biaya Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan untuk usaha keripik talas adalah umbi talas, garam, masako,

minyak goreng,kemiri,bawang putih.

Penjelasan lebih lanjut adalah sebagai berikut :

a. Talas

Talas mengandung karbohidrat yang tinggi, protein, lemak dan vitamin.Talas mempunyai

nilai ekonomi yang cukup tinggi.Umbi, pelepah dan daunnya banyak dimanfaatkan sebagai

bahan makanan, obat maupun pembungkus.Daun, sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan

sebagai pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi.Tanaman ini

mempunyai keterkaitan dengan pemanfaatan lingkungan dan penghijauan karena mampu tumbuh

di lahan yang agak berair sampai lahan kering.

Di daerah Pontianak,potensi pengembangan tanaman Talas cukup menggembirakan

karena tanaman ini menguntungkan dapat diolah menjadi keripik. Keripik merupakan salah satu

makanan ringan yang memiliki peminat yang banyak. Hampir semua orang mengenal dan

menyukai keripik.

Keripik talas adalah makanan yang terbuat dari talas yang diiris tipis kemudian digoreng

dengan dalam minyak panas yang mana talasnya tersebut telah dibumbui. Biasanya rasanya

30

Page 31: Analisis Keuntungan Home Industri Keripik Talas

adalah asin dengan aroma bawang yang gurih. Keripik talas merupakan salah satu makanan khas

jajanan Kalimantan Barat yang cukup di kenal dan masyarakat Pontianak menjadikannya

sebagai oleh – oleh camilan masyarakat luar yang berkunjung.

Pembuatan keripik talas bahan bakunya tidak boleh sembarangan. Untuk pembuatan talas jenis

talas yang digunakan adalah talas putih. Produsen keripik memperoleh pemasok tetap

yaituberasal dari Punggur, Siantan, bahkan ada juga dari Peniraman. Harga dari pemasok ini

sangat berbeda dari harga pasaran karena harga dari pemasok ini jauh lebih murah dibanding di

pasaran. Harga dari pemasok ini adalah sebesar Rp 4.500,00. Bahan baku ini langsung di antar

kerumah produsen agar mereka tidak repot membawanya kerumah, tetapi Pak Waris

mengambilnya langsung dari pemasok dengan membawanya menggunakan mobil pribadinya.

Pemesanan dapat dilakukan lewat telpon dan pembayaran dilakukan setelah barang sampai di

tempat pemesan. Sistem pembayarannya langsung tunai ketangan supplier.

b. Garam

Garam adalah bumbu yang membuat ada nya rasa asin keripik sehingga menjadi enak dan gurih.

Peranannya juga sangat penting karena tanpa ada dibumbuhi garam tidak aka ada rasa.

Penggunaanya takarannya harus di perhatikan karena jika terlalu banyak akan membuat rasa

sangat asin dan menjadi tidak enak. Jenis garam yang digunakan adalah garam dapur beryodium

cap pak tani. Produsen tidak mau menggunakan garam sembarangan karena jika garam yang

digunakan sembarangan akan dapat merusak dan mengganggu mutu kesehatan, begitu pula

dengan pelanggan jika ia merasa garam yang digunakan adalah garam sembarangan, maka ia

akan takut untuk memakannnya.

c. Masako

Masako adalah bumbu yang mirip dengan garam,hanya saja rasanya umami. Penggunaannya

juga sama dengan garam, tanpa di bubuhi masako tidak akan ada rasa enak. Penggunaanya

takarannya harus di perhatikan karena jika terlalu banyak akan membuat rasa menjadi tidak enak

Masako yang digunakan adalah masako rasa ayam.

d. Minyak goreng

Minyak goreng yang digunakan juga adalah minyak goreng yang mempunyai mutu dan

kualitas, bukan minyak goring sembarangan. Minyak goreng yang digunakan Pak waris adalah

minyak goreng merk Sania. Minyak goreng yang digunakan dalam satu hari berkisar 15 – 16 kg,

untuk 2 kali penggorengan.

31

Page 32: Analisis Keuntungan Home Industri Keripik Talas

e. Bawang putih

Bawang putih adalah bumbu yang memberikan aroma pada keripik sehingga terasa enak.

Produsen biasanya rata - rata membeli bawang putih di pasar. Bawang putih yang digunakan

biasanya sebanyak 5 kg yang telah bercampur dengan garam. Sebelum di campur kedalam bahan

baku utama bawang putih dan garam ini harus di blender terlebih dahulu agar halus dan menyatu

rata.

Analisis Keuntungan

Besarnya keuntungan usaha keripik talas tergantung pada besarnya penerimaan dan

pengeluaran selama jangka waktu yang ditetapkan. Analisis keuntungan merupakan hasil

pengurangan antara total penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan. Analisis keuntungan

dilakukan dengan mencatat seluruh penerimaan dan pengeluaran usaha keripiktalas sesuai

dengan kapasitas produksikeripik talas per hari. Keuntungan dibagi menjadi keuntungan atas

biaya tunai dan keuntungan atas biaya total. Penerimaan total adalah nilai produk total dalam

jangka waktu tertentu. Pengeluaran total adalah nilai semua input yang dikeluarkan dalam proses

produksi. Pengeluaran total dibagi menjadi dua bagian, yaitu biaya variabel dan biaya tetap.

Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan secara tunai dan berubah sesuai banyaknya output

yang dihasilkan, sedangkan biaya tetap mencakup biaya yang tidak langsung dikeluarkan

pedagangseperti biaya sewa, listrik, pajak dan biaya penyusutan. Dalam penelitian ini analisis

keuntungan dilakukan atas biaya total saja.

Perhitungan keuntungan usaha atas biaya total secara matematis adalah

sebagai berikut :

π Total = TR-TB

dimana :

π total = keuntungan total

TR = penerimaan total usaha

TB = total biaya (total biaya variabel dan total biaya tetap)

32

Page 33: Analisis Keuntungan Home Industri Keripik Talas

Ada dua keterangan pokok yang diperlukan dalam analisis keuntungan usaha keripik talas agar

mempunyai arti praktis, yaitu keadaan penerimaan dan pengeluaran dalam batasan waktu

tertentu, misalnya satu musim atau satu tahun.

Keuntungan yang diperoleh dari suatu usaha keripik talas dapat dilihat dari penerimaan dan

pengeluaran dalam batas waktu tertentu. Penerimaan usahakeripik talas adalah hasil perkalian

dari jumlah produksi total dan harga satuan atau harga jual. Penerimaan usaha keripik talas dapat

diwujudkan dalam tiga hal, yaitu : hasil penjualan produksi, produk yang dikonsumsi selama

melakukan kegiatan dan kenaikan nilai inventaris. Sedangkan pengeluaran atau biaya

usahakeripik talas adalah nilai penggunaan sarana produksi, upah dan lain-lain yang dibebankan

pada proses produksi yang bersangkutan.

Konsep analisis keuntungan usaha keripik talas mengadopsi konsep Analisis home industry.

Pada usaha kasus ini peneliti menentukan batasan waktu analisis keuntunganusaha keripik talas

dalam satuan bulan.

Analisis Pendapatan Mbak Tum:

Untuk mengetahui pendapatan digunakan rumus :

Biaya total

Total cost = TFC + TVC

= 4.269 + 145.320.000

= 145.324.269

Penerimaan Total ( Soekartawi ,1995:58 ) dalam Kartini (2010 : 20).

TR = PQ .Q

= 8000 . 36.000

= 288.000.000

Pendapatan bersih / keuntungan ( Soekartawi ,1995:58 ) dalam Kartini (2010 :20).

π = TR – TC

= 288.000.000 – 145.324.269

= 142.675.731

33

Page 34: Analisis Keuntungan Home Industri Keripik Talas

Analisis Pendapatan Olala:

Untuk mengetahui pendapatan digunakan rumus :

Biaya total

Total cost = TFC + TVC

= 4.712 + 69.600.000

= 69.604.712

Penerimaan Total ( Soekartawi ,1995:58 ) dalam Kartini (2010 : 20).

TR = PQ .Q

= 6500 . 18.000

= 117.000.000

Pendapatan bersih / keuntungan ( Soekartawi ,1995:58 ) dalam Kartini (2010 :20).

π = TR – TC

= 117.000.000 – 69.604.712

= 47.395.288

Jadi, usaha keripik talas dari kedua responden tersebut menguntungkan karena total

penerimannya lebih besar dari total biaya yang dikeluarkan.

Dalam Syukron ( 2009 : 47 ) menurut Hernanto (1989), analisis keuntungan usaha selalu

disertai dengan pengukuran efisiensi. Untuk mengetahui efisiensi suatu usaha terhadap

penggunaan satu unit input dapat digambarkan oleh nilai rasio penerimaan dan biaya yang

merupakan perbandingan antara penerimaan kotor yang diterima usaha keripik talas dari setiap

rupiah yang dikeluarkan dalam proses produksi.

Mbak Tum Jaya:

B/C rasio atas biaya total = Total Penerimaan (TR)

Total Biaya

34

Page 35: Analisis Keuntungan Home Industri Keripik Talas

= 288.000.000

145.324.269

= 1.98

Keripik talas Olala:

B/C rasio atas biaya total = Total Penerimaan (TR)

Total Biaya

= 117.000.000

69.604.712

= 1.68

Dari analisis B/C rasio, diperoleh nilai 1,98 dan 1,68, artimya setiap Rp 1 biaya yang

dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar 1,98 dan 1,68. Hal ini menunjukan

bahwa B/C rationya lebih dari 1, maka kriteria pendapatan produsen keripik talas layak

untuk diusahakan.

Analisis Break Event point Mbak Tum:

BEP Harga: TC

Y

145.324.269

36000

= 4.036,78

Analisis Break Event point Olala:

BEP Harga: TC

35

Page 36: Analisis Keuntungan Home Industri Keripik Talas

Y

69.604.712

18.000

= 3.866,92

Berdasarkan analisis BEP harga, diperoleh harga untuk keripik talas Mbak Tum adalah sebesar

4.036,78, artinya jika harga keripik talas turun hingga 4.036,78/ons pengusaha tidak akan rugi.

Sedangkan untuk keripik talas Olala diperoleh hasil 3.866,92, artinya jika harga keripik talas

turun hingga 3.866,92 pengusaha tidak akan rugi.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Usaha keriik talas secara ekonomi dapat memberikan keuntungan yang cukup besar yaitu

rata-rata sebesar Rp 95.035.509,5.

36

Page 37: Analisis Keuntungan Home Industri Keripik Talas

2. Usaha keripik talas jika dilihat dari B/C Ratio yang rata-rata nilainya mencapai 1.83,

yang artinya bahwa setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan akan memperoleh penerimaan

sebesar Rp1.83.

3. Harga jual keripik talas yang rata-rata mencapai Rp7.250, jika harganya rata-rata turun

hingga Rp 3.951.85 pengusaha tidak akan rugi.

B. Saran

1. Pengusaha keripik talas dapat berinovasi baik rasa maupun bentuknya agar konsumen tidak

mudah bosan dengan produk yang ada.

2. Dilihat dari skala usaha yang dijalankan, pengusaha keripik keladi masih dalam sektor home

industry padahal tempat pemasaran tertentu menuntut adanya modernisasi dalam usaha keripik

keladi misalnya dari kebersihannya. Oleh karena itu perlu adanya perhatian dari pemerintah

maupun lembanga keuangan agar dapat membantu pengusaha dalam mengembangkan usahanya.

37