peran industri kecil konveksi dalam menyerap tenaga …/peran-indus...peran industri kecil konveksi...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERAN INDUSTRI KECIL KONVEKSI DALAM MENYERAP TENAGA KERJA DAN MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (Studi Kasus Di Desa Gebang, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen)
SKRIPSI
Oleh :
TITIS TRI RAHAYU
K8408102
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERAN INDUSTRI KECIL KONVEKSI DALAM MENYERAP
TENAGA KERJA DAN MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
(Studi Kasus Di Desa Gebang, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen)
Oleh :
TITIS TRI RAHAYU
K8408102
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Sosiologi Antropologi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan(5), sesungguhnya bersama
kesulitan ada kemudahan(6), Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu
urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain) (7), Dan hanya kepada
Rabb-mulah engkau berharap (8).
(QS. Al-Insyirah : 5-8)
“Tidak ada kata TIDAK,sebelum mencoba”
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Titis Tri Rahayu. PERAN INDUSTRI KECIL KONVEKSI DALAM MENYERAP TENAGA KERJA DAN MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT. Skripsi: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui peran industri kecil konveksi dalam upaya menyerap tenaga kerja di desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen, (2) Untuk mengetahui peran industri kecil konveksi dalam meningkatkan kesejahteraan warga di desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen, (3) Untuk mengetahui dampak dari adanya industri kecil konveksi di desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan studi kasus terpancang tunggal. Teknik cuplikan menggunakan purposive sampling dengan cara snowball. Sedangkan dalam pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Trianggulasi data atau sumber digunakan dalam tehnik validitas data, untuk teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif yang meliputi empat komponen yaitu pengumpulan data, reduksi, sajian data, dan penarikan kesimpulan serta verifikasinya.
Berdasarkan hasil penelitian, data disimpulkan bahwa, (1) Industri kecil konveksi di desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen memiliki kemampuan dalam menyerap tenaga kerja yang ada di desa Gebang, tenaga kerja yang terserap tidak harus berpendidikan tinggi yang terpenting memiliki ketrampilan khususnya menjahit, (2) Industri kecil konveksi di desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen dapat memberikan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat desa Gebang khususnya di sekitar industri kecil konveksi yaitu dengan membuka usaha di rumah mereka untuk menambah penghasilan. Terpenuhinya kebutuhan mereka sehari-hari merupakan ukuran tingkat kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat desa Gebang, (3) Dengan adanya industri kecil konveksi memiliki dampak positif yaitu terbukanya lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat dan negatif yaitu berpotensi konflik antara penduduk asli Gebang dengan pendatang. Kata Kunci : Ketrampilan, Kesejahteraan, lapangan pekerjaan, konflik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAC
Titis Tri Rahayu. THE ROLE OF CONVECTION IN A SMALL INDUSTRIAL LABOR AND IMPROVE ABSORBING WELFARE SOCIETY . Thesis: Faculty of Education and Pedagogy University of Surakarta of March, in July 2012.
The purpose of this study were (1) To determine the role of small industries convection in the absorption of labor in the village of Gebang Masaran Sragen district, (2) To determine the role of convection in a small industry to improve the welfare of residents in the village of Gebang Masaran Sragen district, (3) for the effects of convection in a small industrial village Masaran Sragen Gebang district.
This study uses a descriptive qualitative methods with case studies of single spikes. Samples using a purposive sampling technique by snowball. While the collection of data using observation, interview and documentation. Triangulation of data or sources used in the technical validity of the data, for data analysis techniques using interactive analytical model that includes four components, namely data collection, reduction, presentation of data, and drawing conclusions and verification.
Based on the results of the study, data was concluded that, (1) Industrial convection in a small village Masaran Sragen Gebang district has the ability to absorb labor in the village Gebang, workers absorbed should not be educated, especially the most important sewing skills, (2) convection in a small industrial village Masaran Sragen Gebang district may provide new jobs for rural communities in particular Gebang convection around a small industry that is by opening a business in their home for income. Fulfillment of their daily needs is a measure of the level of economic prosperity for rural communities Gebang, (3) With the convection of small industries have a positive impact that the opening of new jobs for the community and the negative potential conflict between the natives and the migrants Gebang.
Keywords: Skills, welfare, employment, conflict
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Teriring rasa syukur kepada ALLAH, karya ini saya persembahkan untuk:
1. Orang tuaku Ibu (almh) dan Bapak tercinta
Terima kasih dengan segala limpahan doa, kasih sayang, perhatian,
semangat, serta segala yang telah tercurahkan
2. Mas Agus, Mbak Betha dan Randy
Terima kasih karena senyum kalian memberikan semangat dalam
mengerjakan tugas ini
3. Bayu Seto Asmoro
Terima kasih yang tulus dan sabar dalam setiap kebersamaan dan
memberikan semangat
4. Teman-teman Sosiologi Antropologi 2008
5. Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi ini pada akhirnya dapat diselesaikan,
untuk memenuhi sebagian persyaratan guna menempuh dan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan.
Dalam penulisan skripsi ini peneliti banyak mengalami hambatan dan
rintangan, namun peneliti banyak menerima bantuan dari berbagai pihak yang
pada akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini peneliti ingin
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Dekan dan Pembantu Dekan I, II dan III Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta;
2. Drs. Saiful Bachri, M. Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta;
3. Drs. MH Sukarno, M. Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi
Antropologi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta;
4. Dr. Zaini Rahmad, M.Pd, selaku pembimbing I, Drs. MH Sukarno, M. Pd,
selaku pembimbing II yang dengan sabar telah memberikan motivasi,
bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan;
5. Atik Catur Budiati, S.Sos. MA selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan arahan dan bimbingan selama menjadi mahasiswa di Program
Studi Sosiologi Antropologi FKIP UNS;
6. Kepala Desa Gebang, perangkat desa, dan masyarakat sekitar desa
Gebang, dan pemilik Industri kecil konveksi terima kasih telah membantu
dalam memperoleh data penelitian;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah
membantu demi lancarnya penulisan skripsi ini.
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari
Allah SWT. Peneliti mengharapkan kritik, saran dan petunjuk yang bersifat
membangun dari pembaca.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, peneliti berharap semoga skripsi
ini bermanfaat.
Surakarta, 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
C. Tujuan Penelitian................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian............................................................... 6
BAB II. LANDASAN TEORI .................................................................... 8
JUDUL ............................................................................................................ i
PERNYATAAN................................................................................................
PENGAJUAN...................................................................................................
ii
iii
PERSETUJUAN ............................................................................................. iv
PENGESAHAN .............................................................................................. V
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
ABSTRACT...................................................................................................... vii
MOTTO............................................................................................................. viii
PERSEMBAHAN ............................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xvii
BAB I . PENDAHULUAN ............................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1
B. Perumusan Masalah ............................................................ 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
A. Tinjauan Pustaka ............................................................... 8
1. Tinjauan tentang Industri............................................ 8
2. Tinjauan tentang Tenaga Kerja.................................... 21
3. Tinjauan tentang Kesejahteraan Masyarakat............. 25
B. Penelitian yang Relevan..................................................... 27
C. Kerangka Berfikir............................................................... 29
BAB III. METODE PENELITIAN .......................................................... 30
A. Tempat dann Waktu Penelitian ......................................... 30
B. Bentuk dan Strategi Penelitian....................................... ..... 31
C. Sumber Data........................................................................ 33
D. Tehnik Pengambilan Informan .......................................... 34
E. Tehnik Pengumpulan Data............................................. ....... 35
F. Validitas Data........................................................................ 36
G. Analisis Data.......................................................................... 36
H. Prosedur Penelitian................................................................ 38
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 40
A. Deskripsi Lokasi Penelitian................................................... 40
B. Sajian data.......................................................................... 44
C. Hasil Temuan Lapangan..................................................... 60
D. Pembahasan................................................... .................... 61
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................ 70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
A. Kesimpulan.......................................................... 70
B. Implikasi.............................................................. 71
C. Saran.................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 74
LAMPIRAN .................................................................................... 76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
3.1 Waktu Penelitian .............................................................. 44
4.1 Berdasarkan Umur............................................................ 75
4.2 Jenis Pekerjaan.................................................................. 76
4.3 Tingkatan Pendidikan....................................................... 78
4.4 Sarana pendidikan............................................................. 81
4.5 Penganut Agama............................................................... 82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
1 Skema Kerangka Berpikir ............................................. 29
2 Tempat Industri Kecil Konveksi.. .................................. 50
3 Rumah dan mobil milik pemilik industri kecil
konveksi..........................................................................
56
4 Usaha Milik Ibu Sm (warung makan)........................... 58
5 Usaha Milik Mbak Um (Counter Pulsa)........................ 78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
`DAFTAR LAMPIRAN
1 Daftar Pertanyaan...................................................... 76
2 Fieldnote.................................................................... 79
3 Dokumentasi.............................................................. 105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan pada dasarnya adalah proses perubahan yang berlangsung
terus menerus menuju ke arah kondisi yang lebih baik. Seiring dengan
perkembanganan zaman dan teknologi, pembangunan akan semakin lancar
pelaksanaannya dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
canggih. Kondisi tersebut akan membawa dampak terhadap perekonomian negara.
Untuk itu setiap negara harus mampu menciptakan mekanisme perekonomian
yang mampu menopang kehidupan masyarakatnya secara mandiri. Masyarakat
yang mempunyai ekonomi kuat dan stabil merupakan tujuan yang diharapkan oleh
setiap negara.
Perekonomian yang kuat dan stabil harus didahului dengan perjuangan dan
pengorbanan untuk mewujudkannya. Terutama bagi negara Indonesia yang
merupakan negara berkembang dengan potensi alam dan sumber daya manusia
yang besar sedangkan modal dan ketrampilan kurang memadai, sehingga perlu
kerja keras untuk mencapai perekonomian yang kuat.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang
besar dengan tingkat pengangguran yang masih tinggi. Meski Badan Pusat
Statistik (BPS) menyebut jumlah angkatan kerja pada Februari 2011 mencapai
119,4 juta orang atau bertambah sekitar 2,9 juta orang dibanding angkatan kerja
Agustus 2010 sebesar 116,5 juta orang. Jumlah tersebut juga bertambah 3,4 juta
orang dibandingkan Februari 2010 sebesar 116 juta orang.penduduk yang bekerja
di Indonesia pada Februari 2011 mencapai 111,3 juta orang atau bertambah
sekitar 3,1 juta orang dibanding pada Agustus 2010 sebesar 108,2 juta orang.
Jumlah tersebut bertambah 3,9 juta orang dibanding keadaan Februari 2010
sebesar 107,4 juta orang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 8,12 juta orang atau menurun
470.000 orang dibandingkan Februari 2010 yang sebanyak 8,59 juta orang.
Tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2011 mencapai 6,8 persen dari total
angkatan kerja atau menurun dibandingkan Agustus 2010 sebesar 7,14 persen dan
Februari 2010 sebesar 7,41 persen.
Setahun terakhir pada Februari 2010 hingga Februari 2011, hampir semua
sektor mengalami kenaikan jumlah pekerja, kecuali pada sektor pertanian dan
sektor transportasi. Masing-masing mengalami penurunan jumlah pekerja sebesar
360.000 orang atau 0,84 persen dan 240.000 orang atau 4,12 persen. Sektor
Pertanian, Perdagangan, Jasa Kemasyarakatan, dan Sektor Industri secara
berurutan menjadi penampung terbesar tenaga kerja pada Februari 2011. Pada
Februari 2011, jumlah penduduk yang bekerja sebagai buruh atau karyawan
sebesar 34,5 juta orang atau 31,01 persen, berusaha dibantu buruh tidak tetap
sebesar 21,3 juta orang atau 19,15 persen, dan berusaha sendiri sejumlah 21,1 juta
orang atau 19,01 persen.
Berdasarkan jumlah jam kerja pada Februari 2011, sebesar 77,1 juta orang
atau 69,28 persen bekerja di atas 35 jam per minggu. Adapun pekerja dengan
jumlah jam kerja kurang dari 8 jam hanya sebesar 1,4 juta orang atau 1,23 persen.
Selain itu, jumlah pekerja pada jenjang pendidikan SD ke bawah masih
mendominasi, yaitu 55,1 juta orang atau 49,53 persen. Adapun pekerja dengan
pendidikan diploma sebesar 3,3 juta orang atau 2,98 persen, sedangkan pekerja
berpendidikan sarjana hanya sebesar 5,5 juta orang atau 4,98 persen.
(http://www.kabarsaham.com/2011/bps-pengangguran-turun-jadi-812-juta.html )
Tingginya tingkat pengangguran disebabkan oleh berbagai faktor, antara
lain karena semakin terbatasnya kesempatan kerja yang ada di masyarakat dan
terbatasnya penerimaan calon pegawai negeri, serta kasus PHK, hal lain yang
perlu dicermati adalah kadang-kadang pengangguran bukan disebabkan oleh
karena terbatasnya kesempatan kerja yang ada, tetapi juga pada kenyataannya
orientasi sebagian besar angkatan kerja terdidik kita hanya mencari pekerjaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
bukan berusaha membuka kesempatan kerja dengan usaha mandiri. Kenyataan ini
menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, justru semakin tergantung
pada kesempatan kerja yang ada di masyarakat sehingga semangat kewirausahaan
perlu ditumbuhkembangkan.
Peranan wirausaha dalam konteks ketenagakerjaan dan pembangunan
sangat penting, yang mampu menyediakan peluang dan lapangan pekerjaan yang
cukup luas. Untuk itu pemerintah indonesia mengeluarkan inpres No. 4/1995
tanggal 30 Juni 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan
Membudayakan Kewirausahaan (GNMMK) sebagai salah satu upaya pemerintah
untuk merubah budaya masyarakat yang cenderung lebih senang mencari
pekerjaan, menjadi masyarakat yang mau berusaha mandiri, inovatif dan kreatif
sehingga mampu menciptakan peluang kerja.
Kewirausahaan merupakan salah satu upaya untuk menghimpun secara
lebih sistematis berbagai aspek untuk memperkaya pengetahuan dan kesadaran
sikap mental yang diharapkan berguna bagi pembangunan karakter bangsa. Holt
(1992) mengatakan bahwa kewirausahaan adalah suatu proses dari inovasi yang
merealisasi sumber-sumber ke peluang-peluang baru sering menciptakan peluang-
peluang baru melalui kombinasi-kombinasi yang tak lazim dan ketrampilan-
ketrampilan dari para wirausaha yang berani mengambil resiko. Sedangkan dalam
Asri Laksmi Riani, dkk (2005:10) Menurut A. Pekerti (1999) kewirausahaan
adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mendirikan, mengelola,
mengembangkan dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri. Kewirausahaan
merupakan tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat
tindakan yang membuahkan hasil berupa organisasi yang melembaga produktif
dan inovatif. Jadi, kewirausahaan bersangkutan dengan kemampuan sesorang
untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi diri sendiri dan orang lain dengan
berswadaya.
Pengembangan jiwa kewirausahaan diharapkan dapat menjadi pendukung
lajunya pembangunan bangsa secara fisik maupun non fisik. Ciri-ciri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
wirausahawan yang berhasil menurut Steinhoof dan Burgess dalam Asri Laksmi
Riani, dkk (2005:13) adalah memiliki kemampuan mengidentifikasi suatu
pencapaian sasaran (goal) dan memiliki kejelian (vision) dalam bisnis,
kemampuan mencapai resiko keuangan dan waktu, memiliki kemampuan di
bidang perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaannya, bekerja keras dan
melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk mau dan mampu mencapai
keberhasilan, mampu menjalin hubungan baik dengan pelanggan, karyawan,
pemasok, bankers dan lain-lain.
Timbulnya industri-industri kecil ditengah krisis ekonomi yang sampai
saat ini belum berakhir merupakan salah satu indikator telah tumbuhnya budaya
kewirausahaan pada masyarakat indonesia. Industri kecil adalah unit usaha yang
memperkerjakan 5 sampai 19 orang tenaga kerja. Pengertian ini hanya merupakan
pedoman teoritis saja, artinya bukan merupakan pedoman mutlak, karena dalam
prakteknya sering dijumpai industri kecil dengan karyawan lebih dari 19 orang.
Industri kecil akan bermanfaat jika dikelola dengan baik. Manfaat dari industri
kecil antara lain adalah dapat menciptakan peluang usaha yang luas, dapat turut
mengambil peranan dalam pendekatan dan mobilisasi tabungan domestik, dan
industri kecil mempunyai kedudukan komplementer terhadap industri besar dan
sedang, karena industri kecil menghadirkan produk yang relatif murah dan
sederhana, yang biasanya tidak dihasilkan oleh industri besar dan sedang. Oleh
karena itu industri kecil perlu dikembangkan dengan baik.
Penyebab yang mendukung pentingnya pengembangan industri kecil
adalah fleksibelitas yang ditopang oleh kemudahan relatif dalam memperoleh
bahan mentah dan peralatan, relevansinya dengan proses desentralisasi kegiatan
ekonomi yang lain, potensinya terhadap penciptaan dan perluasan kesempatan
kerja bagi pengangguran, serta dalam jangka panjang, peranannya sebagai basis
bagi suatu kemandirian pembangunan ekonomi, karena diusahakan oleh
pengusaha dalam negeri serta proses produksinya dengan kandungan impor yang
rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dengan demikian industri kecil diharapkan dapat bertahan dari struktur
perekonomian indonesia bahkan diharapkan dari waktu ke waktu dapat
menunjukan pertumbuhan yang semakin maju. Industri kecil perlu didorong dan
dibina menjadi usaha yang semakin berkembang dan efisien sehingga mampu
mandiri, dapat meningkatan pendapatan masyarakat, serta memperluas lapangan
pekerjaan. Peranan industri kecil terutama yang berada di pedesaan diharapkan
dapat memberikan kesempatan usaha yang seluas-luasnya dan tercapainya
kesejahteraan ekonomi, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat.
Industri kecil konveksi di Desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten
Sragen merupakan salah satu industri kecil yang ada didaerah tersebut. Industri
kecil konveksi ini merupakan industri kecil yang dapat menyerap tenaga kerja.
Usaha industri kecil konveksi ini sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar
bahkan tenaga kerjanya berasal dari luar daerah. Apabila keberadaan industri kecil
ini dibina dengan baik, maka akan mendapat dampak yang baik pula bagi
kesejahteraan ekonomi masyarakat. Hal ini industri kecil konveksi itu sendiri yang
bisa memberikan kontribusi bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Keberadaan industri kecil konveksi tersebut menarik untuk dikaji sebagai
bahan pertimbangan dalam membangun perekonomian bangsa. Pasalnya, industri
kecil konveksi merupakan salah satu industri kecil yang menciptakan lapangan
pekerjaan, sehingga dapat menyerap tenaga kerja.sehingga dengan adanya industri
kecil konveksi ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi
masyarakat di sekitar.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mengambil judul “Peran Industri
Kecil Konveksi dalam Menyerap Tenaga Kerja dan Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat” (Studi Kasus Di Desa Gebang, Kecamatan Masaran, Kabupaten
Sragen).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Perumusan Masalah
Moh. Nazir (2005:111) Perumusan masalah merupakan hulu dari
penelitian dan merupakan langkah penting dan pekerjaan yang sulit dalam
penelitian ilmiah. Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap
mengenai ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Peran industri kecil konveksi dalam upaya menyerap tenaga kerja
di desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen?
2. Bagaimana peran industri kecil konveksi dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen?
3. Apa dampak dari adanya industri kecil konveksi di desa Gebang Kecamatan
Masaran Kabupaten Sragen?
C. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan pasti mempunyai tujuan tertentu sehingga dalam
kegiatannya dapat diukur hasilnya. Menurut Suharsimi Arikunta (2006:58)
sesuatu yang ingin dicapai merupakan tujuan penelitian. Adapun tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Peran industri kecil konveksi dalam upaya menyerap
tenaga kerja di desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen.
2. Untuk mengetahui peran industri kecil konveksi dalam meningkatkan
kesejahteraan warga di desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen
3. Untuk mengetahui dampak dari adanya industri kecil konveksi di desa Gebang
Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan hal penting karena memberikan gambaran
yang jelas dalam menjawab permasalahan. Dalam penelitian ini ada 2 manfaat,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yaitu manfaat teoritis (untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkaitan)
dan manfaat praktis (berhubungan dengan cara pemecahan masalah secara nyata).
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk mengkaji
secara ilmiah mengenai kewirausahaan, industri kecil, dan peranannya dalam
penyerapan tenaga kerja, sehingga hasilnya dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan ilmu kewirausahaan.
2. Manfaat Praktis
a. Dapat meningkatkan peranannya bagi pengusaha mengenai industri kecil
supaya mampu meraih suatu kesejahteraan ekonomi.
b. Dapat memberikan masukan kepada pemerintah daerah dalam melihat
perspektif industri kecil konveksi dalam pembangunan sehingga perlu
adanya pembangunan sehingga perlu adanya kebijakan yang mendukung
keberadaan industri kecil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan tentang Industri
a. Pengertian Industri
Istilah industri berasal dari bahasa latin, yaitu industria yang artinya buruh
atau tenaga kerja. Istilah industri sering digunakan secara umum dan luas, yaitu
semua kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam rangka
mencapai kesejahteraan.
Istilah industri sering kita dengar dan kita baca melalui berbagai media
yang tersedia seperti media cetak maupun media elektronik. Menurut
Nurimansjah Hasibuan (1993:12) secara mikro, pengertian industri adalah
“Kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-barang yang
homogen, atau barang-barang yang mempunyai sifat saling mengganti yang
sangat erat. Namun demikian, dari segi pembentukan pendapatan, yakni yang
cenderung bersifat makro, industri adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan
nilai tambah”.
Sedangkan menurut Hardjantho Sumodisastro (1985:85) industri ialah
“tiap usaha yang merupakan unit produksi yang membuat barang dan/ atau yang
mengerjakan sesuatu barang atau bahan untuk masyarakat disuatu tempat
tertentu”.
Kegiatan ekonomi dapat dilakukan secara perorangan/ home industri
maupun perusahaan. Oleh karena itu berbagai ragam atau jenis perusahaan dapat
dikatakan industri. Misalnya:
1) Perusahaan membuat kerupuk merupakan industri pembuatan kerupuk. 2) Perusahaan pembuat “jamu” merupakan industri obat-obatan. 3) Perusahaan pembuat genteng, batako atau batu merupakan industri
bangunan rumah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4) Perusahaan pembuatan kecap , minuman, kue kering, roti merupakan industri makanan dan minuman.
5) Perusahaan pembuat sepatu dan sandal merupakan industri sandal dan sepatu.
6) Perusahaan pemental benang, pembuat tekstil merupakan industri bahan pakaian.
7) Perusahaan pembuat kabel telepon adalah bagian dari industri telekomunikasi.
8) Perusahaan minyak goreng adalah industri minyak goreng. 9) Perusahaan penghasil kelapa sawit, teh, coklat, merupakan industri
pertanian yang dikenal dengan istilah agroindustri. (Djoko Santoso, 2008:2)
Pada intinya, kegiatan industri itu sama yaitu pembuatan barang-barang yang
diperlukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa industri
merupakan suatu perusahaan atau pabrik yang memproduksi bahan mentah
menjadi barang jadi dengan menggunakan mesin dan karyawan yang mempunyai
ketrampilan tertentu.
b. Macam-Macam Industri
Lincolin Arsyad (1992:306) Menjelaskan macam-macam industri dari
beberapa sudut pandang, yaitu:
1) Pengelompokan industri yang dilakukan oleh Departemen Perindustrian (DP), yaitu:
a) Industri dasar yang meliputi kelompok Industri Mesin dan Logam Dasar (IMLD) dan kelompok Industri Kimia Logam (IKD). Yang termasuk dalam IMLD antara lain: industri mesin pertanian, elektronika, kereta api, pesawat terbang, kendaraan bermotor, besi baja, aluminium, tembaga, dan sebagainya. Sedangkan yang termasuk dalam Industri Kimia Dasar (IKD) antara lain: Industri pengolahan kayu dan karet alam, industri pestisida, industri pupuk, industri semen, industri batu bara, dan sebagainya.
b) Industri yang meliputi antara lain industri pangan ( makanan, minuman, tembakau), industri sandang dan kulit ( Tekstil, pakaian jadi, serta barang dari kulit), industri kimia dan bangunan ( industri kertas, percetakan, penerbitan, barang-barang karet, plastik, dan lain-lain), industri galian bukan logam, dan industri logam (mesin-mesin listrik, alat-alat pengetahuan, barang dari logam, dan sebagainya)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c) Industri hilir yaitu Aneka Industri (AI) yang meliputi antara lain: industri yang mengolah sumber daya hutan, industri yang mengolah hasil pertambangan, industri yang mengolah sumber daya pertanian secara luas, dan lain-lain.
2) Pengelompokan industri menurut jumlah tenaga kerja yang diperkerjakan.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pengelompokan industri dengan ini
dibedakan menjadi empat yaitu:
a) Perusahaan/ industri besar jika memperkerjakan 100 orang atau lebih.
b) Perusahaan/ industri sedang jika memperkerjakan 20 sampai 99 orang.
c) Perusahaan/ industri kecil jika memperkerjakan 5 sampai 19 orang.
d) Industri kerajinan rumah tangga jika memperkerjakan kurang dari 3
orang (termasuk tenaga kerja yang tidak dibayar).
Menurut Hardjantho Sumodisastro (1985:8) klasifikasi industri dibagi dalam
golongan sebagai berikut:
1. Klasifikasi menurut jenis : a) Industri berat (heavy industry) b) Industri ringan (light industry)
2. Klasifikasi menurut ukuran: a) Industri berat b) Industri sedang c) Industri kecil
3. Klasifikasi menurut bahan baku yang dipergunakan: a) Industri primer b) Industri sekunder c) Industri tersier
4. Klasifikasi menurut tingkatan/ urutan: a) Industri dasar b) Industri yang disadur
Dapat dijelaskan sebagai berikut:
Industri berat pengertiannya adalah sama dengan industri dasar, karena
yang dihasilkan atau dikerjakan oleh industri tersebut pada hakekatnya merupakan
pangkalan bagi industri-industri lainnya.
Menurut ukurannya, industri berat adalah industri besar yang
mempergunakan mesin/ instalasi yang berat/ besar, yaitu antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a) Industri pertambangan, meliputi: batubara, besi, logam nonferro,uranium,
minyak bumi, emas, perak, dan platina.
b) Industri pengolahan logam-logam.
c) Industri alat-alat produksi atau industri pembangunan mesin-mesin.
d) Industri alat-alat transport dan alat-alat besar lainnya, seperti:
1. Kapal-kapal besar dan sedang
2. Lokomotif dan gerbong kereta api
3. Pesawat udara
4. Truk dan mobil
5. Mesin-mesin pembuat jalan
6. Mesin-mesin pertanian
e) Industri semen
f) Industri tenaga listrik besar: hydrolistrik atau thermolistrik.
g) Industri kimia dasar
Menurut ukurannya, maka industri ringan dapat merupakan industri besar,
sedang atau kecil. Industri ringan misalnya:
1. Industri tekstil
2. Industri bahan makanan
3. Industri kimia dan obat-obatan
4. Industri barang-barang konsumsi lainnya.
Dalam klasifikasi ukurannya, industri ringan dapat dibagi dalam tiga sub-
golongan, yaitu:
1) Perusahaan industri ringan besar, yaitu perusahaan yang mempunyai
tenaga pekerja 300 orang ke atas.
2) Perusahaan industri ringan sedang, yaitu perusahaan tenaga pekerja 100
sampai 299 orang.
3) Perusahaan industri ringan kecil, yaitu perusahaan yang mempunyai
tenaga pekerja kurang dari 100 orang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Menurut bahan baku yang digunakan, maka yang dimaksud dengan:
1) Industri primer ialah industri yang mempergunakan sumber alam sebagai
bahan baku, misalnya industri pertanian, pertambangan dan perikanan.
2) Industri sekunder ialah industri yang mempergunakan bahan baku,
misalnya industri mobil, industri tekstil dan sebagainya.
3) Industri tersier ialah industri yang mempergunakan jasa/ tenaga sebagai
bahan baku, atau dikenal sebagai bahan industri jasa (servise industry),
misalnya: bank, asuransi, pengangkutan dan sebagainya.
Menurut tingkatannya/ urutannya, maka yang dimaksud dengan :
1) Industri besar ialah industri yang menjadi dasar atau pangkal bagi
pertumbuhan industri-industri lainnya.
2) Industri yang disadur (derived industry) adalah industri yang disadur/
diusulkan sebagai akibat adanya industri dasar tersebut, jadi yang
dipergunakan hasil produksi dari industri dasar itu.
c. Manfaat Industri
Kehadiran industri di tengah-tengah kehidupan masyarakat telah
membawa perubahan-perubahan sosial yang cukup berarti. Pola mata pencaharian
penduduk pun mengalami perubahan yang cukup signifikan. Berkurangnya
kegiatan penduduk dalam sektor pertanian menunjukan bahwa golongan generasi
muda cenderung meninggalkan kegiatan dalam bidang pertanian. Selain hilangnya
kesempatan untuk bekerja sebagai petani karena tanah garapan sudah berkurang
juga adanya kesempatan kerja diluar sektor pertanian. Ini berarti peluang kerja
pada ekonomi bebas meningkat sejalan dengan adanya industri. Jadi dapat
dikatakan bahwa kawasan industri telah membuka lapangan kerja baru bagi
penduduk setempat meskipun usaha tergolong kecil. Peluang-peluang ekonomi
yang terbuka bersamaan dengan perkembangan industri tentu menjadi keuntungan
tersendiri bagi masyarakat sekitar industri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dengan pengembangan banyak industri banyak manfaat yang didapat.
Menurut Irsan Azhary (1986: 5) manfaat industri adalah sebagai berikut:
1) Terpenuhinya kebutuhan masyarakat, baik itu sandang, pangan dan papan 2) Terciptanya lapangan pekerjaan baru, semakin banyak jumlah industri
yang dibangun maka banyak pula banyak pula tenaga kerja yang diserap terutama pada industri padat karya.
3) Meningkatkan devisa Negara. 4) Dapat meningkatkan perkapita, 5) Dapat ikut serta mendukung pembangunan nasional dibidang ekonomi
terutama sektor industri.
Dari berbagai manfaat dari industri dapat dijelaskan kembali bahwa, walaupun
relatif kecil namun keberadaan industri cukup memberikan andil dalam
meningkatkan devisa Negara. Dengan berkembangnya industri, masyarakat
semakin meningkatkan pendapatan perkapitanya, hal ini juga terjadi karena
masyarakat yang tadinya tidak bekerja bisa terserap dalam sektor industri tersebut.
Ini mununjukan bahwa dengan adanya industri masyarakat mempunyai peluang
besar untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pada akhirnya penciptaan
lapangan kerja merupakan jawaban dari masalah keterbatasan lapangan pekerjaan
yang ada dewasa ini yang khususnya di daerah pedesaan yang berkurangnya
kegiatan dan lahan pertanian.
d. Konsep Industri Kecil
Industri kecil merupakan semua perusahaan yang melakukan kegiatan
mengolah barang dasar atau setengah jadi atau barang yang kurang nilainya
menjadi barang yang tinggi nilainya.
Irzan Azhary Saleh (1986:4) menjelaskan industri kecil adalah “unit usaha
industri yang memperkerjakan antara 5 sampai dengan 19 orang tenaga kerja”.
Industri kecil yang tersebar pada gilirannya telah menyebabkan biaya transportasi
menjadi minim, sehingga akan memungkinkan barang-barang hasil produksi dapat
sampai ke tangan konsumen secara tepat, cepat, dan murah.
Industri kecil di indonesia dapat dibagi dalam kelompok kategori,
yaitu:industri lokal, industri sentra, serta industri mandiri. Industri lokal adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sekelompok jenis industri yang menggantungkan kelangsungan hidupnya pada
pasar setempat yang terbatas, serta relatif tersebar dari segi lokasinya. Industri
sentra adalah sekelompok jenis industri yang dari segi satuan usaha mempunyai
skala kecil, tetapi membentuk suatu pengelompokan atau kawasan produksi yang
terdiri dari kumpulan unit usaha yang menghasilkan barang sejenis. Industri
mandiri adalah kelompok jenis industri yang mempunyai sifat-sifat industri kecil,
namun telah berkemampuan mengadaptasi teknologi produksi yang cukup
canggih.
Karakteristik industri kecil adalah bahwa industri kecil membutuhkan
modal yang relative kecil juga, tenaga kerja yang mengerjakan cukup anggota
keluarga sendiri, dilakukan di rumah sendiri, peralatan yang digunakan masih
sederhana. Haryadi dalam Chistiana Winarsih(2001:30) mengatakan “karakteristik
dari usaha kecil yaitu usaha yang berbasis di rumah dengan kegiatan produksi
menyatu dengan rumah tempat tinggal, disamping itu usaha kecil dalam sistemnya
juga masih sederhana”.
Salah satu alasan utama yang melandasi pentingnya berbagai usaha
pengembangan industri kecil dan kerajinan rumah tangga menurut Irsan Azhary
Saleh (1986:123) adalah “potensi alamiahnya yang besar dalam andil bagi
penyelesaian masalah kesempatan kerja”. Di Indonesia tampaknya wawasan ini
tetap dapat diterima suatu dasar pemikiran yang memang menampakkan
relevansinya dengan masalah kependudukan dan ketenagakerjaan yang kurang
seimbang seperti situasi sektor industri di Indonesia pada saat ini.
Menurut Irzan Azhary Saleh (1986:5), industri kecil juga memberi
manfaat sosial yang sangat berarti bagi perekonomian, yaitu:
1) Industri kecil dapat menciptakan peluang berusaha yang luas dengan pembiayaan yang relatif mudah, hal ini sejalan dengan kenyataan bahwa tingkat keahlian dan daya dukung permodalan dari pengusaha di negara-negara ASEAN pada umumnya masih rendah.
2) Industri kecil turut mengambil peranan dalam peningkatan dan mobilisasi tabungan domestik. Ini dimungkinkan oleh kenyataan bahwa industri kecil cenderung memperoleh modal dari tabungan si pengusaha sendiri, atau dari tabungan keluarga dan kerabatnya.
3) Industri kecil mempunyai kedudukan komplementer terhadap terhadap industri besar dan sedang, karena industri kecil menghasilkan produk yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
relatif murah dan sederhana, yang biasanya tidak dihasilkan oleh industri besar dan sedang. Lokasi industri kecil yang tersebar pada gilirannya telah menyebabkan biaya transportasi menjadi minim, sehingga dengan demikian akan memungkinkan barang-barang hasil produksi dapat sampai ke tangan konsumen secara cepat, mudah, dan murah.
Selain itu terdapat alasan-alasan pentingnya pengembangan industri kecil,
yaitu fleksibelitas yang ditopang oleh kemudahan relatif dalam memperoleh bahan
mentah dan peralatan, relevansinya dengan proses desentralisasi kegiatan ekonomi
guna menunjang terciptanya integrasi kegiatan pada sektor-sektor ekonomi yang
lain, potensinya terhadap penciptaan dan perluasan kesempatan kerja bagi
pengangguran, serta dalam jangka panjang, peranannya sebagai basis bagi suatu
kemandirian pembangunan ekonomi, karena diusahakan oleh pengusaha dalam
negeri serta proses produksinya dengan kandungan impor (import content) yang
rendah.
Dari alasan-alasan yang mendukung pentingnya pengembangan kecil
tersebut, maka didapat sasaran untuk kebijaksanaan industri sebagai berikut:
1) Untuk menyediakan pekerjaan bagi penduduk yang jumlahnya semakin meningkat ( dan dalam beberapa kasus penyediaan pekerjaan bagi kaum buruh tani yang memang sudah tidak memiliki pekerjaan),
2) Untuk meningkatkan taraf hidup dengan meningkatkan taraf hidup dengan meningkatkan perkapita pendapat nasional bersih dan,
3) Untuk memperbaiki neraca pembayaran. (Alan B. Mountjoy, 1983: 62)
Dengan demikian, industri kecil mempunyai peranan penting dalam menyerap
tenaga kerja untuk kesejahteraan ekonomi masyarakat.
e. Industri Kecil Sebagai Sektor Informal
Keberadaan sektor informal tidak dapat dilepaskan dari proses
pembangunan. Kehadiran sektor informal dipandang sebagai gejala transisi dalam
proses pembangunan di negara berkembang. Sektor informal dinilai harus dilalui
dalam menuju tahapan modern. Selain itu juga adanya sektor informal merupakan
gejala adanya ketidakseimbangan kebijaksanaan pembangunan. Kehadiran sektor
informal dipandang sebagai akibat kebijaksanaan pembangunan, banyak hal lebih
berat pada sektor modern (perkotaan) atau industri besar daripada sektor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tradisional atau pertanian. Sektor informal akan terus hadir dalam proses
pembangunan selama sektor tradisional tidak mengalami perkembangan atau
dalam hal lain justru mengalami kemunduran. Perkembangan sektor informal
tergantung pada sifat kebijaksanaan pembangunan cenderung menguntungkan
sektor modern dan sektor tradisional hanya dipandang penyedia bahan baku bagi
sektor modern maka sektor informal akan ada dan cenderung bertambah.
Sthurman dalam Manning dan Effendi (1996:90) mengemukakan istilah sektor
informal biasanya digunakan untuk mengajukan sejumlah kegiatan ekonomi yang
berskala kecil,
a. Umumnya mereka berasal dari kalangan miskin, b. Sebagai suatu manifestasi dari suatu pertumbuhan kesempatan kerja di
negara berkembang, c. Bertujuan untuk mencari kesempatan kerja dan pendapatan untuk
memperoleh keuntungan, d. Umumnya mereka berpendidikan rendah, e. Mempunyai ketrampilan rendah.
Sektor formal yang menjadi harapan masyarakat pada umumnya bisa menyerap
angkatan kerja nampaknya tidak dapat melaksanakan hal itu. Ini di sebabkan
karena bekerja di sektor formal membutuhkan keahlian khusus dan hal ini tidak
banyak dimiliki oleh tenaga kerja khususnya di pedesaan. Keterbatasan sektor
industri besar dalam menyerap tenaga kerja bisa dikarenakan pengembangan
industri tersebut lebih bersifat padat modal, tehnologi tinggi dan hemat tenaga
kerja. Berbeda dengan sektor informal yang tidak banyak membutuhkan keahlian,
sehingga peluang untuk bekerja pada sektor informal akan semakin besar. Maka
dari itu dapat memberikan dampak perubahan di masyarakat pedesaan.
Dari berbagai uraian tentang konsep sektor informal di atas maka
keberadaan industri kecil di pedesaan dapat digolongkan sebagai sektor informal.
Usaha kecil merupakan bagian integral dunia usaha nasional yang mempunyai
kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dan penting dalam
mewujudkan tujuan pembangunan ekonomi pada khususnya. Mengingat bahwa
industri kecil khususnya di pedesaan, modal usahanya dari tabungan sendiri, tidak
membutuhkan tenaga kerja yang berpendidikan tinggi, namun lebih pada belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dari pengalaman atau ketrampilan, tehnologi yang digunakan tenaga manusia.
Maka, industri kecil dan kegiatan dalam sektor informal nampaknya mempunyai
kesamaan .
Keberadaan industri kecil khususnya di pedesaan yang merupakan bagian
sektor informal tidak bisa terlepaskan dari tindakan mayarakat pedesaan.
Masyarakat pedesaan yang pekerjaan utamanya dalam sektor pertanian
mempunyai inisiatif karena lahan pertanian semakin menyempit dengan
bertambahnya jumlah penduduk. Maka, dapat dilihat bahwa industri kecil sebagai
kegiatan diluar sektor pertanian.
f. Industri Kecil Sebagai Kegiatan Ekonomi Diluar Sektor Pertanian
Di Indonesia sektor pertanian masih mempunyai peranan yang penting
khususnya di daerah pedesaan. Tetapi proses pembangunan telah mengakibatkan
pergeseran tenaga kerja yang cukup berarti dari sektor pertanian ke sektor lain.
Pergeseran kesempatan kerja ini akibat akibat pengaruh tekanan penduduk dan
pola penyerapan tenaga kerja sektor pertanian yag begitu variasi, baik menurut
jenis komoditi maupun menurut waktu (musim). Ini menandakan bahwa
pergeseran tenaga kerja ke luar sektor pertanian terutama disebabkan faktor push
(dorongan) dari sektor tersebut. Umumnya petani mempunyai lahan yang sempit
dan kadang-kadang bukan miliknya sendiri. Ini diakibatkan karena lahan
pertanian di pedesaan semakin menyempit berubah penggunaannya menjadi
pemukiman penduduk. Hal ini sesuai pernyataan dari Soediono (1998:301):
“pertambahan luas untuk tanaman pangan tidak dapat diharapkan secara terus menerus, lebih-lebih di jawa kejenuhan/ambang batas untuk pertanian pangan sudah sangat didekati. Bahkan perkiraan bahwa luasan itu berkrang 10.000 ha pertahun, karena tanah berubah penggunaannya untuk pemukiman/ perluasan kota, aneka prasarana, rekreasi dan sebagainya”.
Nampaknya hal ini sejalan dengan pernyataan dari Jhingan (2007:407) :
“…di Negara berkembang kebanyakan rakyat tinggal diwilayah pedesaan. Pertanian merupakan mata pencaharian utama. Maka dari itu pertambahan penduduk akan mempengaruhi radio lahan manusia. Tekanan penduduk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lahan tidak elastis. Hal ini semakin memperlambat pembangunan pertanian. Penduduk yang meningkat akan menjerumuskan perekonomian ke pengangguran dan kekurangan lapangan pekerjaan karena penduduk meningkat proporsi pekerja menjadi naik”.
Sektor industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi diluar sektor
pertanian. Pada umumnya kegiatan ekonomi ditujukan untuk mendapatkan
penghasilan. Begitu juga dengan industri kecil yang berkembang di masyarakat
pedesaan dilakukan untuk memperoleh tambahan penghasilan karena bila
mengandalkan dari hasil pertanian kurang bisa memenuhi kebutuhan keluarga.
Hal ini memaksa petani untuk melakukan kegiatan ekonomi diluar sektor
pertanian untuk menambah penghasilan mereka. Salah satunya yaitu bekerja di
sektor industri.
Tindakan untuk melakukan kegitan ekonomi di luar sektor pertanian
yaitu di sektor industri merupakan tindakan sosial. Tindakan sosial merupakan
sebuah paradigma sosial yang dikemukakan oleh Weber. Ritzer (2004:38)
mengungkapkan “secara definitif Weber merumuskan sosiologi sebagai ilmu yang
berusaha menafsirkan dan dipahami (interpretatif understanding) tindakan sosial
serta hubungan sosial untuk sampai kepada kausal”. Dalam definisi ini terkandung
dua konsep dasarnya pertama konsep tindakan sosial. Kedua konsep tentang
penafsiran dan pemahaman. Konsep yang terakhir itu menyangkut metode untuk
menerangkan yang pertama. Tindakan sosial yag dimaksud Weber dapat berupa
tindakan yang nyata-nyata diarahkan kepada orang lain, juga dapat berupa
tindakan yang bersifat membatin atau bersifat subyektif yang mungkin terjadi
karena pengaruh positif dari situasi tertentu, atau merupakan tindakan perulangan
dengan sengaja sebagai akibat dari pengaruh situasi yang serupa, ataupun berupa
persetujuan secara pasif dari situasi tertentu. Selanjutnya Weber dalam tindakan
ini aktor tidak hanya sekedar nilai cara yang baik untuk mencapai tujuannya tapi
juga menentukan nilai dari tujuan itu sendiri. Hal ini sejalan dengan pernyataan
dari Max Weber dalam Ritzer (2004:66):
”Tindakan-tindakan yang mencakup dalam sifat kelaziman rasional, ia menilai secara khas sebagai tipe yang paling bisa dipahami, dan perbuatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
manusia ekonomis adalah contoh utamanya, tindakan-tindakan yang kurang rasional oleh Weber digolongkan kaitannya dengan pencarian “tujuan-tujuan absolut sebagai berasal dari sentimen berpengaruh atau sebagai tradisional. Karena tujuan absolut dipandang oleh sosiologi sebagai data yang diberi (given), maka sebuah tindakan bisa menjadi rasional dengan mengacu pada sarana yang digunakan”.
Dilihat dari segi sasarannya maka yang menjadi sasaran tindakan sosial si aktor
dapat berupa individu atau sekumpulan orang. Berkaitan dengan ciri tindakan
sosial tersebut maka tindakan sosial ini digunakan untuk melakukan kegiatan
industri kecil termasuk dalam ciri tindakan sosial. Hal ini dilakukan untuk
menambah penghasilan sehingga berpengaruh kepada kesejahteraan masyarakat.
Dalam memahami motif dari tindakan sosial yang dilakukan oleh si aktor
terdapat dua cara yang disarankan oleh Weber 1) dengan melalui kesungguhan, 2)
dengan coba mengenangkan dan menyelami si aktor. Pemahaman ini
menempatkan Weber terpisah dari penganut paradigma lainnya. Metode
pemahaman yang diajukan Weber ini bukan hanya bersifat pemberian penjelasan
kausal belaka terhadap tindakan sosial manusia seperti penjelasan dalam ilmu
alam. Atas dasar rasionalitas tindakan sosial, Weber membedakannya dalam
empat tipe. Ke empat tipe tersebut yaitu:
a) Zwerk Rational. Yakni tindakan sosial murni. Dalam tindakan ini aktor tidak hanya sekedar manilai cara yang baik untuk mencapai tujuannya tapi juga menentukan nilai dari tujuan itu sendiri.
b) Werkrational Action Dalam tipe tindakan ini aktor tidak dapat menilai apakah cara-cara yang dilakukan dipilihnya ini merupakan yang paling tepat ataukah lebih tepat untuk mencapai tujuan lain.
c) Affectual Actian Tindakan yang dibuat-buat. Dipengaruhi oleh perasaan emosi. Dan kepuara-puara si aktor.
d) Tradisional Actian Tindakan yang didasarkan pada kebiasaan-kebiasaan dalam mengerjakan sesuatu di masa lalu saja.
Dari keempat tipe tindakan sosial di atas. Dapat diambil kesimpulan sementara
bahwa tindakan sosial yang dilakukan oleh masyarakat pedesaan pelaku kegiatan
industri kecil dipedesaan termasuk dalam tindakan sosial Zwerk Rational dimana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dalam tindakan ini tidak hanya sekedar menilai cara yang baik untuk mencapai
tujuannya tapi juga menentukan nilai dari tujuan itu sendiri. Tindakan masyarakat
pedesaan dalam melakukan kegiatan industri didasarkan pada keadaan untuk
mencari jalan keluar dalam menghadapi terbatasnya lapangan kerja disektor
pertanian, selain itu juga motivasi dari mereka untuk mendapatkan tambahan
penghasilan guna mencukupi kebutuhan keluarga serta meningkatkan
kesejahteraan hidup.
g. Industri konveksi
Konveksi merupakan cara yang dilakukan pabrik-pabrik garment untuk
menyelesaikan pesanan-pesanan yang tidak mungkin dikerjakan atau tidak efisien
lagi untuk dikerjakan pesanan-pesanan ini ini akhirnya disubkontrakkan atau
“dikonveksikan” kepada pemanufaktur kecil.
Industri konveksi merupakan industri yang menghasilkan produk berupa
pakaian yang merupakan kebutuhan dasar manusia sehingga peluang usaha ini
akan selalu ada. Untuk memulainya tidak menggunakan modal yang terlalu besar,
dengan menggunakan dua atau tiga unit mesin jahit, seseorang dapat membuat
industri konveksi. Dan untuk memulainya tidak membutuhkan ruangan besar
apalagi sampai membangun pabrik. Didalam rumahpun dapat digunakan sebagai
industri konveksi.
Terdapat sebuah proses pengolahan kain menjadi pakaian siap jadi yang
terdiri atas tiga bagian yaitu:
a. Cutting (memotong)
b. Making (proses menjahit)
c. Trimming (proses merapikan)
Ketiga proses inilah yang dikerjakan di dalam industri konveksi atau popular
dengan dengan istilah CTM (Cut, Make, and Trim).
Di dalam industri konveksi prosesnya produksinya dikerjakan secara
keseluruhan oleh masing-masing operator jahit. Setiap operator menjahit baju dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menjahit lengan hingga menjahit satu pakaian utuh. Setelah satu pakaian selesai
dibuat, setiap operator kembali menjahit potongan kain menjahit manjadi pakaian
siap pakai.
2. Tinjauan tentang tenaga kerja
a. Pengertian Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi selain modal, sumber
daya alam, dan kewirausahaan. Faktor produksi tenaga kerja sangat penting
karena sangat menentukan keberhasilan produksi. Ciri khusus yang dimiliki faktor
produksi ini ialah tidak dapat hilang atau berkurang apabila faktor produksi itu
dipakai, dimanfaatkan atau dijual. Semakin sering faktor produksi ini dipakai
bukan kadarnya semakin berkurang, akan tetapi justru sebaliknya dan bahkan
nilainya semakin tinggi.
Menurut Irawan M. Suparmoko (1992:67) tenaga kerja adalah “penduduk
pada usia kerja antara 15 sampai 64 tahun”. Penduduk dalam usia kerja ini dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu angkatan kerja (labour farce) dan bukan angkatan
kerja. Angkatan kerja (labour farce) adalah penduduk yang bekerja dan penduduk
yang belum bekerja, namun siap untuk bekerja atau sedang mencari pekerjaan
pada tingkat upah yang berlaku. Sedangkan penduduk yang bekerja adalah mereka
yang melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa untuk memperoleh
penghasilan, baik bekerja penuh maupun tidak bekerja penuh.
Tenaga kerja menurut Suroto (1992:17) adalah “kemampuan manusia
untuk mengeluarkan usaha tiap satuan waktu guna menghasilkan barang atau jasa,
baik untuk dirinya sendiri ataupun orang lain”. Tenaga ini dikeluarkan oleh
manusia dengan menggunakan organ-organ otak sebagai pusat jaringan syaraf dan
panca indera sebagai sistem komunikasinya, serta tulang dan otot, terutama pada
jari, tangan, kaki, dan punggung yang menjadi alat mekanismenya. Disebabkan
oleh anggota badan yang digunakan tersebut berbeda, maka sering dibedakan
antara kerja fisik dan kerja psikis. Disebut kerja fisik atau jasmani adalah karena
dianggap lebih banyak menggunakan tenaga otot daripada tenaga otak. Sedangkan
kerja psikis atau kerja otak karena dianggap bahwa dalam melakukannya lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
banyak digunakan tenaga psikis daripada kerja otot dan tulang. Lebih tepat lagi
kalau alasannya karena hasilnya lebih banyak ditentukan dengan pikiran dan
panca indera, imajinasi, dan emosi.
Dalam undang-undang ketenagakerjaan No. 25 Tahun 1997 Pasal 1 ayat 2
disebutkan bahwa tenaga kerja adalah “setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan guna menghasilkan barang dan/ atau jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat”, dan dalam pasal 1 ayat 3
menerangkan bahwa pekerjaan / buruh adalah “setiap orang yang bekerja dengan
menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain”.
Tenaga kerja (manpower) adalah penduduk yang berumur 10 tahun ke
atas,mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari
pekerjaan dan melakukan kegiatan lain seperti bersekolah atau mengurus rumah
tangga. Di Indonesia batas umur 10 tahun tanpa batas umur maksimum. Dengan
demikian tenaga kerja di Indonesia yang dimaksud sebagai penduduk usia 10
tahun dan penduduk di bawah 10 tahun digolongkan sebagai bukan tenaga kerja.
Pemilihan usia 10 tahun sebagai batas umur minimal berdasarkan kenyataan
bahwa dalam umur tersebut sudah banyak penduduk yang bekerja atau mencari
pekerjaan terutama di desa dan ataupun diperkotaan karena sulitnya perekonomian
Tenaga kerja dikelompokkan menjadi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tenaga
kerja itu adalah seseorang yang siap untuk bekerja untuk mengoptimalkan
kemampuan yang ada pada dirinya.
Ketenagakerjaan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional
berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945, dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk
meningkatan harkat, martabat,dan harga diri tenaga kerja serta mewujudkan
masyarakatt sejahtera, adil, makmur, dan merta, baik materiil maupun spiritual.
Sebagaimana terdapat dalam Alinea IV Pembukaan UUD1945: “…membentuk
suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa…” .
Makna dan arti pentingnya pekerjaan bagi setiap orang tercermin dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 27 ayat (2)
menyatakan bahwa setiap warga Negara Indonesia berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Tugas pembangunan di Indonesia pada dasarnya adalah untuk mencapai
keadaan full employment (angkatan kerja yang bekerja secara penuh), terutama
dengan meniadakan under employment (tenaga kerja yang tidak cukup
penghasilannya, tetapi tidak bekerja dan atau bekerja musiman atau bekerja tidak
secara intensif perjam kerjanya).
Bambang Tri Cahya (1983: 4) mangatakan bahwa apabila ingin berhasil
dalam strategi pengembangan kesempatan kerja haruslah:
1. Bisa meningkatkan upah Kelompok penghasilan terendah, baik di desa-desa, maupun kota-kota.
2. Bisa meningkatkan pemakaian mesin kecil-kecil untuk meningkatkan produktivitasnya.
3. Bisa mengadakan penggeseran-penggeseran orang dari sektor marginal/ informal ke sektor lebih produktif.
Ketiga hal diatas apabila telah diatasi, maka tidak hanya dapat mengurangi
kemiskinan dan under employment , tetapi juga dapat meningkatkan penghasilan
perkapita.
b. Prosedur Pemilihan Tenaga Kerja
Memilih tenaga kerja adalah serangkaian langkah kegiatan yang
digunakan untuk memutuskan apakah pelamar diterima atau tidak. Langkah-
langkah ini mencakup pemaduan kebutuhan-kebutuhan kerja pelamar dan
organisasi. Dalam banyak departemen personalia, penarikan dan seleksi
digabungkan dan disebut Employment function.
Memilih tenaga kerja bukanlah pekerjaan mudah. Meskipun menilai
seseorang merupakan pekerjaan yang sangat sukar, tetapi keberhasilan pemilihan
karyawan akan sangat membantu memajukan usaha. Menurut Asri Laksmi Riani,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dkk (2005:114), prosedur yang lazim dipergunakan untuk pemilihan tenaga kerja
meliputi:
1. Wawancara pendahuluan, 2. Pengisian formulir/ blanko lamaran, 3. Memeriksa referensi, 4. Test psikologi, 5. Wawancara 6. Persetujuan atasan langsung, 7. Pemeriksaan kesehatan, 8. Induksi atau orientasi.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa untuk memilih tenaga kerja yang
baik dan benar itu harus melalui beberapa tahapan agar hasil yang diharapkan bisa
maksimal.
c. Pengangguran
Tenaga kerja yang menganggur adalah mereka yang ada dalam tingkat
upah yang berlaku. Menurut Irawan dan Suparmoko (1992:68), di negara-negara
sedang berkembang pengangguran dapat digolongkan kedalam tiga jenis, yaitu:
1) Pengangguran yang kelihatan (visible underemployment)
2) Pengguran tak-kentara (disguised unemployment / invisible unemployment)
3) Pengangguran potensial (potensian underemployment)
Pengangguran yang kelihatan akan timbul apabila jumlah waktu kerja
yang sungguh-sungguh digunakan lebih sedikit daripada waktu kerja yang
sungguh/ disediakan untuk bekerja. Pengangguran tak kentara terjadi apabila para
pekerja telah menggunakan waktu kerjanya secara penuh dalam suatu pekerjaan
dapat ditarik (setelah ada perubahan-perubahan sederhana dalam organisasi atau
metode produksi tetapi tanpa suatu tambahan yang besar) ke sektor-sektor/
pekerjaan lain tanpa mengurangi output. Pengangguran potensial merupakan suatu
perluasan daripada disguised underemployment, dalam arti bahwa para pekerja
dalam suatu sektor dapat ditarik dari sektor tersebut tanpa mengurangi output,
hanya harus dibarengi dengan perubahan-perubahan fundamental dalam metode-
metode produksi yang memerlukan pembentukan kapital yang berarti.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pengangguran adalah seseorang yang tidak mempunyai pekerjaan atau yang
sedang dalam proses mencari pekerjaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Tinjauan tentang Kesejahteraan masyarakat
a. Pengertian Kesejahteraan Masyarakat
Kesejahteraan mengandung makna kesejahteraan lahir dan batin yang
berisi kualitas kehidupan beragama, tingkat pendidikan, kesejahteraan jasmani
dan rohani, pelayanan sosial dan pemenuhan kebutuhan material masyarakat
umumnya. Kesejahteraan hidup biasanya dilandasi oleh kesejahteran ekonomi,
walaupun tidak berarti bahwa kesejahteraan ekonomi mencerminkan
kesejahteraan hidup. Kesejahteraan dapat dikatakan sebagai perpaduan
kesejahtaraan ekonomi dan kesejahteraan sosial. Kriteria kesejahteraan ekonomi
adalah jenis pekerjaan dan pendapatan.
kesejahteraan merupakan perpaduan antara kesejahteraan ekonomi dan
kesejahteraan sosial. Kesejahteraan tidak hanya mencakup masalah pemenuhan
kebutuhan ekonomis (material) saja, tetapi juga meliputi pemenuhan kebutuhan
dalam bidang non ekonomis yang di dalamnya terkait dengan keutuhan terhadap
stabilitas, keamanan, dan ketertiban serta ketentraman. Masyarakat yang sejahtera
adalah masyarakat yang adil dan makmur dalam kehidupannya. Masyarakat dapat
dikatakan adil dan makmur dalam kehidupannya apabila:
1) Dalam bidang ekonomi terdapat struktur ekonomi yang seimbang antara bidang industri yang kuat dan dukungan pertahanan yang tangguh. Sedangkan unsur kehidupan pokok masyarakatnya sudah tersedia dan terjangkau oleh rakyat banyak dimanapun mereka berada.
2) Dalam bidang politik terdapat suasana dimana setiap warga Negara mengetahui hak dan kewajibannya sebagai warga Negara yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Mekanisme kepemimpinan nasional telah berlangsung dengan mantap berdasarkan konstitusi secara demokratis dan berdasarkan hukum.
3) Dalam sosial budaya terdapat suasana kehidupan bermasyarakat yang penuh keseimbangan, keserasian, dan keselarasan hubungan antara sesama manusia, manusia dengan masyarakat manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
4) Dalam bidang hamkam, terwujudnya wawasan pertahanan keamanan yang didasarkan pada kekutan rakyat semesta dengan inyi kekuatan pada ABRI yang mengamalkan dwi fungsinya dengan sebaik-baiknya.(Soepardjo Roestam, 1993:27)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dengan suasana yang seperti itu, maka ketahanan nasional secara mantap di
segala bidang kehidupan, baik ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya maupun
pertahanan keamanan dapat tercapai, sehingga kesejahteraanpun dapat tercipta.
Menurut soepardjo Roestam (1993:26) kesejahteraan masyarakat dalam arti luas
mengandung pengertian sebagai “suatu keadaan dimana seluruh rakyat secara
merata hidup berkecukupan, baik material maupun spiritual, aman, tentram, tertib
dan maju. Jauh dari penderitaan dan ketakutan serta harkat dan derajatnya dapat
dipelihara dan dijunjung tinggi”.dari pengertian disebut dapat diketahui bahwa
kegiatan kesejahteraan masyarakat meliputi usaha peningkatan seluruh aspek
kehidupan sosial masyarakat, yaitu aspek ideologi, sosial politik, sosial ekonomi,
sosial budaya dan aspek pertahanan dan keamanan.
Sedangkan dalam arti sempit, kesejahteraan masyarakat merupakan
lingkup koordinasi bidang tugas pemerintahan yang meliputi bidang pendidikan,
kebudayaan, kesehatan, agama, sosial pemuda dan olahraga, urusan peranan
wanita dan keluarga yang diatur melalui kepres RI No 12 1988. Kesejahteraan
masyarakat merupakan suatu keadaan dimana segenap warga negara hidup dalam
keadaan serba kecukupan baik material maupun spiritual. Keamanan dan
ketertibannya terjamin, hidupnya tentram dan damai, jauh dari kejahatan dan
saling curiga antara satu dengan yang lainnya. Dari pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa kesejahteraan masyarakat memiliki cakupan yang sangat luas
karena kesejahteraan yang diinginkan bangsa Indonesia bukan semata-mata
kesejahtaraan lahiriah atau rohaniah saja, melainkan kesejahteraan yang seimbang
diantara keduanya.
Kesejahteraan masyarakat merupakan hal yang sangat penting dalam cita-
cita perjuangan bangsa Indonesia memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mewujudkan kehidupan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia merupakan bagian dari amanat pembukaan UUD 1945. Kesejahteraan
sosial dalam sejarah Indonesia secara resmi dan tertulis bisa dilihat dalam
Undang-Undang Dasar 1945 yang terdiri dari pasal 33 tentang pembangunan
ekonomi secara demokratis, yaitu sebagai usaha bersama berdasarkan asas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kekeluargaan dan pasal 34 yang menyatakan bahwa fakir miskin dan anak
terlantar dipelihara oleh negara. Selain kedua pasal tersebut masih ada pasal 27
ayat 2 yang berisi tentang hak atas pekerjaan yang layak bagi kemanusiaan
mengandung perwujudan masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila atau
secara ringkas dapat dikemukakan bahwa masyarakat yang adil dan makmur
adalah masyarakat yang sejahtera.
Kesejahteraan atau sejahtera dapat memiliki arti sebagai berikut:
1) Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk ke keadaan yang baik, kondisi
manusia dimana orang-orangnya dalam keadaan makmur dalam keadaan sehat
dan damai.
2) Dalam ekonomi, sejahtera dihubungkan dengan keuntungan benda.
3) Dalam kebijakan sosial , kesejahteraan menunjukan ke jangkauan pelayanan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Ini adalah istilah yang digunakan
dalam ide negara kesejahteraan.
Dari beberapa uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kesejahteraan
ekonomi adalah rasa aman sentosa dan makmur, selamat dan berbagai macam
gangguan, ancaman, dan kesukaran, serta mampu memenuhi segala macam
kebutuhan hidupnya, baik itu kebutuhan primer, sekunder dan tersier.
B. Penelitian yang Relevan
Karulina Sabrina (2007) tentang pertumbuhan sektor Industri Kecil
Pembuatan Tahu Dalam Penyerapan Tenaga Kerja. Penelitian ini dilakukan di
desa Kauman, Kelurahan Gagaksipat, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali.
Bahwa di era Globalisasai ini kebutuhan masyarakat semakin banyak, terutama
pada masyarakat pedesaan, semakin besar masyarakat hanya mengandalkan hasil
dari pertanian sementara kebutuhan semakin meningkat setelah masuknya industri
kecil yaitu pembuatan tahu, masyarakat beralih jadi sektor pertanian ke sektor
industri. Pendapatan dari sektor industri tersebut pendapatan masyarakat semakin
meningkat. Maka setelah masuknya industrialitas di pedesaan kesejahteraan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
masyarakat lebih baik. Sehingga menimbulkan perubahan sosial perubahan social
dalam masyarakat.
Yoga Rike Meysiana, tentang strategi pengembangan industri kecil tahu di
Kecamatan Kabupaten Sragen. Bahwa kekuatan utama dalam mengembangkan
industri kecil tahu yaitu bantuan permodalan dan penyuluhan tentang limbah tahu.
Sedangkan kelemahan utamanya yaitu kurangnya subsidi kedelai dan belum ada
standarisasi produk tahu, peluang dalam mengembangkan industri kecil tahu yaitu
kualitas bahan baku dan kepercayaan konsumen. Sedangkan, ancamannya yaitu
kenaikkan harga sembako dan kurangnya pasokan sekam sebagai bahan bakar,
alternatif strategi yang dapat diterapkan dalm pengembangan industri kecil tahu di
Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen yaitu memanfaatkan bantuan modal,
peralatan, pengawasan kualitas kedelai untuk menambah kepercayaan konsumen
melalui tehnologi yang ada, perbaikan kebijakan serta kualitas dan kuantitas SDM
melalui kegiatan pembinaan untuk memaksimalkan potensi industri tahu, prioritas
strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan industri kecil tahu di
Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen adalah memanfaatkan bantuan modal,
peralatan, pengawasan kualitas kedelai unuk menambah kepercayaan konsumen
melalui tehnologi yang ada.
Ika Setyowati, tentang peranan industri kecil dalam penyerapan tenaga
kerja, industri kecil genteng pres berdiri pada tahun 1987-an sebagian penduduk
desa Grogol. Industri genteng pres sampai sekarang masih eksis karena ada
faktor-faktor pendukung yaitu bahan baku , bahan pembantu, tenaga kerja, bahan
bakar, pemasaran dan kemudahan transportasi. Industri kecil genteng pres di desa
Grogol memiliki kemampuan dalam penyerapan tenaga kerja yang terserap
sebanyak 474 orang. Industri kecil genteng pres mampu meningkatkan kehidupan
perekonomian desa Grogol menjadi lebih baik. Adanya industri kecil genteng pres
di desa Grogol Kecamatan Waru Kabupaten Sukoharjo berdampak positif kepada
para pengusaha industri kecil, pengawas, masyarakat dan lingkungan sekitar yaitu
tercukupinya kebutuhan hidup, meningkatkan perekonomian masyarakat dan
pembangunan desa semakin meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Kerangka Berfikir
Dalam kondisi tingkat pengangguran yang tinggi, wirausaha merupakan
salah satu alternatif yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Industri kecil
konveksi merupakan salah satu kegiatan wirausaha di Desa Gebang, Kecamatan
Masaran, Kabupaten Sragen yang dapat membuka lapangan pekerjaan baru di luar
sektor pertanian bagi masyarakat Gebang. Karena dirasa bekerja di sektor
pertanian sudah tidak mencukupi lagi karena lahan pertanian pun sudah semakin
menyempit karena adanya pertambahan penduduk sehingga lahan pertanian
dijadikan sebagai pemukiman penduduk. Industri kecil konveksi ini mampu
menyerap tenaga kerja dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang
berada di dekat industri kecil konveksi di Desa Gebang, Kecamatan Masaran,
Kabupaten Sragen. Keberadaan industri kecil konveksi juga memberikan dampak
yang positif yaitu terbukanya lapangan pekerjaan baru dan negatif terhadap
masyarakat sekitar yaitu Lunturnya nilai kesopanan yang ada di desa Gebang.
Secara ringkas kerangka pikir tersebut dapat digambarkan dalam skema
berikut:
Skema Kerangka Berfikir
Penyerapan tenaga kerja
Dampak industri kecil
Konveksi
Industri kecil
Peningkatan kesejahteraa
n masyarakat
Positif (terbukanya lapangana pekerjaan baru) dan negatif (Lunturnya nilai Kesopanan yang ada di desa Gebang)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN
Metodologi adalah ilmu yang membahas dan mempelajari tentang metode-
metode atau cara-cara tertentu yang harus ditempuh dalam melaksanakan kegiatan
penelitian untuk tujuan tertentu. Metodologi penelitian merupakan ilmu yang
mengarahkan cara-cara (metode) ilmiah yang digunakan dalam penelitian untuk
menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan untuk
mencapai tujuan tertentu.
Dalam setiap penelitian diperlukan adanya metodologi penelitian yang
digunakan dalam rangka pengumpulan data sebagai dasar untuk menjawab
persoalan penelitian yang diajukan. Penelitian merupakan suatu aktivitas yang
seksama dalam mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan menyajikan data
yang tersistematis dan tentunya bersifat obyektif yang dapat
dipertanggungjawabkan dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Husain Usman
dan Purnomo Setiady Akbar (2003:42) mengartikan “metodologi penelitian
adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat
dalam penelitian”. Jadi metodologi penelitian adalah bagian dari ilmu
pengetahuan yang mempelajari bagaimana prosedur kerja mencari kebenaran.
Metodologi penelitian merupakan cara dan upaya yang ditempuh oleh seorang
peneliti untuk mencapai tujuan penelitiannya.
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian memerlukan suatu tempat dimana tempat tersebut sebagai objek
dalam memperoleh data yang berguna untuk mendukung tercapainya tujuan.
Dalam melakukan penelitian ini, tempat yang dipilih untuk dijadikan sebagai
lokasi penelitian adalah industri konveksi di Desa Gebang, Kecamatan Masaran,
Kabupaten Sragen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini diawali dengan penyusunan proposal, penyusunan desain
penelitian, pengumpulan data, analisis data, penulisan laporan, sampai penulisan
laporan akhir, yakni dari bulan januari 2012 sampai bulan Mei 2012. Namun tidak
menutupi kemungkinan adanya perubahan waktu yang disesuaikan dengan situasi
dan kondisi yang diperlukan dalam penelitian
N
O Jadwal Kegiatan
Tahun 2012
Januari Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul
2 Penyusunan
Proposal
3 Penyusunan Disain
Penelitian
4 Pengumpulan
Data,Analisi Data
5 Penulisan Laporan
Akhir
Tabel 3.1 Waktu dan Kegiatan Penelitian
B. Bentuk Dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian maka peneliti
memilih penelitian kualitatif. Moleong (2004:4) mengutip pendapat Bogdan dan
Taylor yang mendefinisikan bahwa metode kualitatif sebagai prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian deskriptif merupakan penelitian
yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara rinci dan mendalam mengenai
kondisi yang sebenarnya terjadi menurut apa yang ada di lapangan. Menurut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Moleong (2007:3) mengutip pendapat Denzin dan Lincolin menyatakan bahwa
“penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan
maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan
malakukan berbagai metode yang ada”. Sutopo (2002:49) mengatakan “penelitian
kualitatif menekankan pada makna, lebih menekankan pada data kualitas dengan
analisis kualitatifnya”. Dapat diambil kesimpulan, metode penelitian kualitatif
adalah penelitian yang menekankan makna dari obyek yang menjadi pengamatan
dan lebih memusatkan pada kualitas data tersebut.
Di dalam penelitian kualitatif proses untuk memperoleh makna digali lebih
luas dan mendalam, sehingga diperoleh makna yang dalam. Sesuai dengan
sifatnya, penelitian kualitatif bersifat holistic, jadi memandang masalah sebagai
kesatuan dari proses sosial.
2. Strategi Penelitian
Strategi merupakan bagian dari desain penelitian yang dapat menjelaskan
bagaimana tujuan penelitian akan dicapai dan bagaimana masalah yang dihadapi
di dalam penelitian akan dikaji dan dipecahkan untuk dipahami. Menurut Sutopo
(2002:123) “strategi adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan dan
menganalisis data”.
Strategi penelitiannya menggunakan studi kasus terpancang tunggal.
Mulyana (2003:201), studi kasus adalah “uraian dan penjelasan komprehensif
mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi
(komunitas), suatu program, atau suatu situasi sosial”. Disebut terpancang karena
permasalahan dan fokus penelitian ini sudah ditetapkan sebelum peneliti
melakukan penelitian dilapangan atau tempat penelitian, sehingga kegiatan
pengumpulan datanya lebih terarah berdasarkan tujuan penelitian. Sedangkan
disebut tunggal karena permasalahnnya hanya satu unit yaitu tentang penyerapan
tenaga kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Gebang
kecamatan Masaran Kabupaten Sragen. Jadi dalam studi kasus yang terpenting
adalah bagaimana menyajikan pandangan subyektif dari peneliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Sumber Data
Dalam penelitian sumber data memiliki peranan penting bagi peneliti
untuk menentukan ketepatan dan kebenaran tujuan penelitian dari informasi yang
diperoleh. Menurut Lofland dan Lofland yang dikutip Moleong (2007:112)
mengatakan “sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata,
tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”, sumber
data dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut:
1. Informan (narasumber)
Menurut Sutopo (2002:50) “dalam penelitian kualitatif posisi sumber data
manusia (nara sumber) sangat penting perannya sebagai individu yang memiliki
informasinya”. Informan dalam penelitian ini adalah pengusaha, tenaga kerja dan
masyarakat sekitar serta kepala desa desa Gebang, Kecamatan Masaran,
Kabupaten Sragen.
a. Pengusaha
Orang yang mendirikan industri konveksi atau pemilik dari industri.
tersebut.
b. Tenaga kerja
Orang-orang yang bekerja di industri konveksi.
c. Kepala desa
Seseorang yang memimpin desa Gebang.
d. Masyarakat
orang-orang yang tinggal di sekitar industri konveksi di desa gebang.
2. Data peristiwa atau Aktivitas
Dalam hal penelitian bukan hanya melalui informasi yang diberikan
seseorang dari catatan yang tertulis saja, namun juga dilakukan kajian terhadap
aktivitas yang dilakukan meskipun tidak harus secara langsung diamati. Peristiwa
atau aktivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan dalam
kehidupan sehari-hari penduduk desa yang meliputi pekerjaan yang mereka
lakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Dokumen dan arsip
Dokumen dan arsip merupakan sumber data yang tidak kalah pentingnya
dalam penelitian kualitatif. Data yang diperoleh selain dari informan, juga
diperoleh dari dokuman atau arsip. Menurut Sutopo (2002:54) menjelaskan
bahwa “dokuman dan arsip merupakan bahan tertulis yang bergayutan dengan
suatu peristiwa atau aktivitas tertentu”. Dokumen ini bisa berbentuk tulisan,
gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
D. Tehnik Pengambilan Informan
Dalam penelitian kualitatif yang digunakan menarik sampel sangat
selektif. Sampel yang dimaksud mempunyai fungsi yang sangat bermakna sebagai
sumber informasi. Kualitatif tidak memandang dari segi kuantitasnya melainkan
segi kualitas dari penelitian sehingga jumlah sampel tidak diperhitungkan dan
bukan mewakili populasi namun untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya
dan sedalam-dalamnya.
Penelitian ini menggunakan tehnik Purposive dengan Snowball. Menurut
Patton yang dikutip Sutopo (2002:185), “Purposive adalah peneliti akan memilih
informan yang dipandang paling tahu, sehingga kemungkinan pilihan informan
dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam
memperoleh data “. Dalam teknik Purposive, peneliti tidak menjadikan semua
orang sebagai informan dimana teknik pengambilan informan dengan cara tidak
memberikan kesempatan kepada informan, tetapi peneliti memilih informan yang
dipandang tahu dan cukup memahami tentang keadaan industri konveksi dan
gambaran masyarakat Desa Gebang.
Dalam penelitian ini cara peneliti melakukan snowball yaitu menemukan
informan dengan cara bertanya kepada orang pertama misalnya kepala desa untuk
selanjutnya ke orang kedua misalnya pengusaha industri konveksi dan kemudian
orang ketiga dan seterusnya sehingga diperoleh data yang lengkap, akurat dan
mendalam. Snowball digunakan peneliliti untuk mencari informan kunci atau (key
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
informan) yaitu meneliti menambil orang-orang kunci untuk dijadikan sebagai
sumber data yang dapat dipercaya sehingga menghasilkan infoman yang jelas.
E. Tehnik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah hal terpenting dari setiap penelitian. Menurut
Sutopo (2002:47) “dalam penelian kualitatif, data penelitian bukan sebagai alat
dasar pembuktian tetapi sebagai modal dasar bagi pemahaman, sehingga proses
pengumpulan data akan lebih lentur dan dinamis”.Penelitian ini menggunakan
tehnik pengumpulan data berupa wawancara langsung, Observasi langsung dan
domentasi.
1. Wawancara
wawancara yaitu cara yang dipakai untuk memperoleh informasi melalui
kegiatan interaksi sosial antara peneliti dan yang diteliti, melalui kegiatan Tanya
jawab, menurut Slamet (2006:101). Sedangkan Mulyana (2003:180) menjelaskan
bahwa wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan
seseorang yang ingin memperoleh informasi dari sesorang lainnya dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.
2. Observasi
observasi adalah tehnik pengumpulan data yang bersifat non verbal,
biasanya berupa studi lapangan dimana peneliti perperan sebagai pengamat.
(Sutopo, 2002:64) “tehnik observasi digunakan untuk menggali data dari suatu
sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi dan benda serta rekaman
gambar”. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tehnik observasi berperan
pasif dimana peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan yang dilakukan oleh
obyek penelitian namun peneliti hanya sebagai pengamat saja.
3. Dokumentasi
Pengumpulan data melalui dokumentasi yang dilakukan yaitu menelaah
dokumen, arsip yang berhubungan dengan peristiwa atau masalah. Umumnya
berupa catatan yang berharga bagi pemahaman suatu peristiwa. Mencatat
dokumen menurut Yin bukan hanya sekedar mencatat isi penting yang tersurat
dalam dokumen atau arsip, tetapi juga tentang maknanya yang tersirat, Sutopo
(2002: 69-70).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
F. Validitas Data
Setelah dilakukan penelitian, data dan informasi yang berhasil
dikumpulkan perlu diuji kebenarannya oleh karena itu setelah data terkumpul
dilakukan pemeriksaan keabsahannya atau validitas data. Validitas data
merupakan pengujian data dalam penelitian agar dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya atau tidak. Untuk meningkatkan kesahihan data, peneliti
menggunakan tehnik trianggulasi.
Trianggulasi diartikan sebagai tehnik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai tehnik pengumpulan data dan sumber data yang
telah ada. Moleong (2007:178) menyatakan, “trianggulasi adalah tehnik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu
untuk keperluan pengecekan/ sebagai pembanding terhadap data itu”.maksudnya
adalah, data yang diperoleh akan diuji keabsahannya dengan cara mengecek
kepada sumber lain sehingga dihasilkan suatu kebenaran.
Menurut Sutopo (2002:78-83) dengan mengutip Patton, tehnik trianggulasi
ada empat macam, yaitu:
1. Trianggulasi data (trianggulasi sumber) Yaitu peneliti menggunakan beberapa sumber data untuk mengumpulkan data yang sama.
2. Trianggulasi metode Yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan tehnik atau metode pengumpulan data yang berbeda.
3. Trianggulasi peneliti Yaitu hasil penelitian baik data maupun simpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya bisa diuji validitasnya dari beberapa peneliti.
4. Trianggulasi teori Yaitu trianggulasi yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji.
Dari uraian tentang trianggulasi di atas, penulis menggunakan pendekatan
trianggulasi data (sumber) yaitu pengumpulan data dengan menggunakan berbagai
sumber untuk mengumpulkan data yang sama.
G. Analisis Data
Menurut Miles dan Hubermas dalam Sutopo (2000:9) menjelaskan secara
sederhana terdapat dua model pokok analisis di dalam penelitian yaitu model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
analisis jalinan atau mengalir dan model analisis interaktif. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan model analisis interaktif dengan uraian sebagai berikut:
1. Reduksi data
Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis yang
merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi dari data
fieldnote. Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian. Bahkan
prosesnya diawali sebelum pelaksanaan pengumpulan data. Reduksi data ini dapat
dikatakan sebagai bagian dari proses analisis yang mempertegas, memeperpendek,
membuat fokus, membuat hal-hal yang tidak penting dan mengatur sedemikian
rupa sehingga kesimpulan penelitian dapat dilakukan.
2. Penyajian data
Sajian data dilakukan dengan merangkai data atau informasi yang telah
direduksi dalam bentuk narasi kalimat, gambar atau skema, maupun tabel yang
memungkinkan kesimpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian data ini merupakan
rangkaian kalimat yang disusun secara logis dan sistematis sehingga dibaca akan
mudah dipahami mengenai berbagai hal yang terjadi dalam penelitian yang
memungkinkan penelitian untuk melakukan sesuatu pada analisis atau tindakan
lain berdasarkan pemahaman tersebut. Penyajian data dalam penelitian ini
diperoleh dari observasi langsung dan observasi mendalam.
3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi
Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan yang telah dicatat, dilihat,
ditemui serta didengar yang berdasarkan pada konfigurasi yang telah dirancang.
Kesimpulan yang dihasilkan memerlukan verifikasi agar banar-benar valid dan
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dari hasil verifikasi ini dapat
diperoleh data yang telah diuji validitasnya. Untuk itu peneliti melakukan
aktivitasnya pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelusuran data kembali,
melihat lagi fieldnote sehingga penelitian menjadi lebih bisa dipercaya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pengumpulan Data
Sajian DataReduksi Data
simpulan dan Verifikasi
Model Analisis Data Model Interaktif
H. Prosedur Penelitian
Menurut Sutopo (2002:187-190) Prosedur penelitian adalah rangkaian
tahap demi tahap kegiatan dari awal sampai akhir penelitian. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan prosedur atau langkah-langkah dari persiapan,
pengumpulan data, analisis data, dan penyusunan laporan penelitian.
1. Persiapan
a. Mengajukan judul penelitian kepada pembimbing
b. Mengumpulkan bahan atau sumber materi penelitian.
c. Menyusun proposal penelitian
d. Mengurus perizinan penelitian.
e. Menyiapkan instrument penelitian / alat observasi.
2. Pengumpulan data
a. Pengumpulan data dilakukan dengan tehnik observas, wawancara, dan
dokumentasi.
b. Membuat fieldnote.
c. Memilah dan mengatur data sesuai dengan kebutuhan.
3. Analisis data
a. Menentukan teknik analisis data yang tepat sesuai proposal penelitian.
b. Mengembangkan sajian data dengan analisis lanjut kemudian
direcheckkan dengan temuan lapangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. . Membuat simpulan akhir sebagai temuan penelitian.
4. Penyusunan laporan penelitian
a. Penyusunan laporan awal.
b. Review laporan yaitu mendiskusikan laporan yang telah disusun dengan
orang yang cukup memahami penelitian.
c. melakukan perbaikan laporan sesuai hasil diskusi.
d. penyusunan laporan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
SAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Deskripsi daerah penelitian ini meliputi: keadaan geografis, keadaan
demografis, dan keadaan sosial budaya masyarakat desa Gebang, Kecamatan
Masaran, Kabupaten Sragen. Data-data tersebut berdasarkan dari data Monografi
pada tahun 2012.
1. Keadaan Geografis
Desa Gebang merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan
Masaran, Kebupaten Sragen. Kabupaten Sragen berjarak kira-kira 40 km dari kota
Surakarta. Kota Sragen diapit 3 Kabupaten sebelah barat dan selatan berbatasan
dengan Kabupaten Sragen. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten
Grobogan, dan yang sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Ngawi jawa
timur.
Kecamatan Masaran terdiri dari beberapa desa yang ada didalamnya,
salah satunya adalah Desa Gebang. Berdasarkan data dari monografi desa Gebang
tahun 2012, desa Gebang terdiri dari 17 dukuh dan terdapat 38 RT. Dukuh
tersebut adalah:(1)Mojoasri, (2)Kedung Waduk, (3)Gebang lor, (4)Gebang Loji,
(5)Gebang Tengah, (6)Gebang Kota, (7)Gebang Kidul, (8)Sumberejo,
(9)NgasinanKulon, (10)Ngunut, (11)Ngasinan Etan, (12) Purworejo, (13)Ngasem,
(14)Katukan, (15) Cungul, (16)Wasonorejo, (17)Lebak. Dan desa Gebang
terdapat 3 Kebayanan atau kepala Dusun (KADUS), yaitu KADUS 1 Gebang,
KADUS 2 Ngasinan, KADUS 3 Cungul . Jarak desa Gebang dengan Kecamatan
Masaran adalah 4 km. Jarak desa Gebang dengan Kabupaten Sragen adalah 11
km. Adapun bata-batas Desa gebang , sebelah barat berbatasan dengan Desa
Dawungan, Sebelah utara berbatasan dengan Desa Nguwer, sebelah timur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berbatasan dengan Desa Banaran, dan sebelah selatan berbatasan Dengan Desa
Pucuk.
Letak desa Gebang dekat dengan jalur utama kecamatan Masaran dan
Kabupaten Sragen. Untuk menemukan Desa Gebang maka harus menyusuri jalan
Solo Sragen, desa Gebang terletak tidak jauh dari jalan raya Solo Sragen. Apabila
melewati perempatan nguwer arah ke selatan sudah termasuk desa Gebang. Jalan
yang beraspal adalah jalan yang sangat diandalkan oleh masyarakat desa Gebang,
selain itu, untuk menuju desa Gebang juga bisa malalui Stasiun Masaran. Tapi,
aspal jalannnya agak sedikit rusak dan bergelombang. Transportasi yang
digunakan untuk menuju Desa Gebang bisa menggunakan motor, mobil atau
yang lainnya karena jalannya cukup luas. Tetapi, tidak ada transportasi angkutan
umum karena setiap keluarga mempunyai motor. Sarana komunikasi yang
digunakan oleh Masyarakat desa Gebang adalah telepon genggam. Sarana hiburan
didominasi oleh televisi milik pribadi.
Desa Gebang berupa dataran rendah dan mempunyai wilayah yang datar.
Luas desa Gebang yaitu 424.4005 ha, dan sebagian besar wilayahnya digunakan
sebagai pemukiman masyarakat dan fasilitas umum seperti puskesmas, gedung
pemerintahan dan lain sebagainya. Terdapat 1680 kepala keluarga yang
menghuni di desa Gebang.
Dukuh yang digunakan dalam penelitian ini adalah dukuh Ngasinan Kulon
terdapat 70 kepala keluarga. Hal ini dikarenakan letak atau keberadaan industri
kecil konveksi berada di dukuh tersebut.
2. Keadaan Demografis
Penduduk desa Gebang berjumlah 5765 jiwa. Jumlah penduduk
berdasarkan umur:
Tabel 4.1 Berdasarkan Umur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
No Umur Jumlah
1 0-4 Tahun 517 Orang
2
5-18 Tahun (Usia Sekolah)
1572 Orang
3 19-60 Tahun (Usia kerja) 3201 Orang
4 60 Tahun ke atas 475 Orang
JUMLAH 5765 Orang
Sumber: Monografi Desa Gebang
Berdasarkan table diatas usia kerja berjumlah 3201 orang. Tapi yang sudah
bekerja sebanyak 2686 orang, dan sisanya sedang mencari pekerjaan dan
menganggur. Jadi penduduk desa Gebang yang belum bekerja atau sedang
mencari pekerjaan sebesar 515 orang. Berikut ini merupakan data tentang jenis
pekerjaan yang ada di desa Gebang.
Tabel 4.2 Jenis Pekerjaan
No Jenis Pekerjaan Jumlah
1 Petani 1022 Orang
2 Guru 102 Orang
3 Polisi/ ABRI 56 Orang
4 Dokter/ Bidan 6 Orang
5 Swasta (Pedagang,
Pertukangan, Kuli Bangunan,
dll)
1500 Orang
JUMLAH 2686 Orang
Sumber: Monografi Desa Gebang
3. Keadaan Sosial Budaya
Dalam indeks pembangunan manusia, pendidikan menjadi salah satu
indikator yang menentukan taraf kesejahteraan masyarakat. Dengan pendidikan
masyarakat dapat mencapai kesejahteraan yang lebih baik. Untuk masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pedesaan kesadaran untuk menyekolahkan anaknya terkadang relatif rendah.
Tetapi, seiring kemajuan zaman dan mudahnya sarana komunikasi transportasi
dan fasilitas pendidikan mempengaruhi kesadaran orang tua untuk meningkatkan
pendidikan anak mereka. Berikut ini adalah data mengenai tingkat pendidikan
masyarakat desa Gebang.
Tabel 4.3 Tingkatan Pendidikan
No Tingakatan Pendidikan Jumlah
1. TK 200 Orang
2. SD 421 Orang
3. SMP 386 Orang
4. SMA 449 Orang
5. Perguruan Tinggi 116 Orang
JUMLAH 1572 0rang
Sumber: Monografi Desa Gebang
Dapat diambil kesimpulan bahwa masyarakt desa Gebang sudah
mengenyam pendidikan. Selain itu juga, untuk meningkatkan mutu pendidikan
masyarakat desa Gebang maka di desa Gebang dibangun sarana pendidikan
berupa sekolah formal maupun non formal. Berikut tabel sarana pendidikan yang
ada di desa Gebang:
Tabel 4.4 Sarana Pendidikan
No Sarana Pendidikan Jumlah
1. Playgroup/ PAUD 1
2. Taman Kanak-kanak 4
3. Sekolah Dasar (SD) 4
4. Taman Pendidikan Alqur’an
(TPA)
18
JUMLAH 27
Sumber: Monografi Desa Gebang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Keyakinan beragama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang menumbuh kembangkan ketaatan merupakan modal yang penting bagi
pembangunan terutama pembangunan yag bersifat moral bagi masyarakat.
Sebagian desa Gebang adalah pemeluk agama islam. Berikut merupakan tabel
Penganut agama yang ada di desa Gebang:
Tabel 4.5 Penganut Agama
No Agama Penganut
1. Islam 5728 Orang
2. Kristen 25 Orang
3 Katholik 12 Orang
4 Hindu -
5 Budha -
JUMLAH 5765
Sumber: Monografi Desa Gebang
Menurut data diatas maka mayoritas penduduknya menganut agama islam, maka
di desa Gebang banyak didirikan sarana peribadatan berupa masjid. Terdapat 18
masjid yang menjadi sarana pribadatan di desa Gebang. Untuk agama lain mereka
biasanya beribadah di tempat peribadatan mereka masing-masing yang letaknya
agak jauh dari desa Gebang.
B. Sajian Data
Pembahasan dari hasil penelitian ini merupakan gambaran yang
didasarkan pada temuan data yang dikaitkan dengan pertanyaan penelitian yakni
Peran industri kecil konveksi dalam upaya menyerap tenaga kerja di desa Gebang
Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen, Peran industri kecil konveksi dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Gebang Kecamatan Masaran
Kabupaten Sragen dan dampak dari adanya industri kecil konveksi di desa
Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen. Terdapat 10 informan yang
bersedia diwawancarai untuk memberikan gambaran yaitu pemilik yaitu ibu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Mardiana, kepala desa yaitu bapak Purwanto, tenaga kerja yaitu bapak Suharto,
mbak Siti, mbak Listyanawati, mbak Purwanti, ibu Parti dan warga Desa Gebang
yaitu ibu Samini, mbak Umi,dan bapak Parjo.
Pada saat ini daya serap tenaga kerja dalam bidang pertanian secara relatif
di desa semakin menurun. Hal ini dipengarui dengan adanya sistem mekanisasi
pertanian dan penyempitan lahan pertanian di desa karena banyak yang beralih
fungsi menjadi lahan bangunan dan rumah penduduk. Di sisi lain, secara umum
pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja semakin meningkat. Lapangan
pekerjaan dalam bidang pertanian di desa menjadi semakin terbatas. Banyak
angkatan kerja yang tidak terserap dalam bidang pertanian. Kelebihan angkatan
kerja dan tidak dibarengi lapangan pekerjaan akan terjadi banyak pengangguran.
Mereka yang tidak bekerja dan tidak terserap dalam lapangan kerja dimngkinkan
tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Untuk mempertahankan hidup, manusia selalu melakukan berbagai usaha
dan upaya. Terbatasnya lapangan pekerjaan di desa Gebang, penduduk berusaha
mengembangkan kegiatan-kegiatan ekonomi baru di luar sektor pertanian. Salah
satu upayanya adalah mengembangkan kesempatan kerja yaitu dengan membuka
usaha pada sektor industri dalam skala kecil. Di desa Gebang terdapat banyak
industri kecil salah satunya adalah industri kecil konveksi yang berada di dusun
Ngasianan Kulon yang dikembangkan oleh salah satu warganya dan menjadi
alternatif pekerjaan di luar sektor pertanian.
1. Peran Industri Kecil Konveksi dalam Upaya Menyerap Tenaga Kerja
Keberadaan industri kecil Konveksi di Desa Gebang memberikan
pengaruh yang cukup berarti bagi masyarakat setempat, khususnya dalam bidang
sosial ketenegakerjaan yaitu terbukanya lapangan pekerjaan baru dalam sektor
industri kecil konveksi, industri kecil konveksi memberikan kesempatan kerja
bagi masyarakat untuk bekerja di luar sektor pertanian. Hal ini dikarenakan di
sektor pertanian yang tidak mampu lagi menyerap banyak tenaga kerja di
pedesaan menjadikan banyak penduduk yang mulai mencari alternatif pekerjaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lain. Industri kecil konveksi ini banyak memiliki peran yang cukup penting bagi
masyarakat sekitar, peran tersebut berupa tersedianya lapangan pekerjaan dan
memberikan pendapatan,dan dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Tersedianya Lapangan Pekerjaan
Lapangan pekerjaan menurut sensus Penduduk 2000 Adalah bidang
kegiatan dari usaha atau perusahaan atau instansi dimana seseorang bekerja atau
pernah bekerja. Keberadaan industri kecil konveksi di desa Gebang saat ini
dianggap oleh masyarakat setempat telah memberikan lapangan pekerjaan baru.
Tidak dapat dipungkiri dengan adanya industri kecil konveksi dapat memberikan
kesempatan kerja bagi warga desa Gebang di luar sektor pertanian. Adanya
industri kecil konveksi ini dapat menyerap tenaga kerja dari warga desa Gebang.
Industri kecil konveksi ini berdiri sekitar tahun 2010, atau 2,5 tahun yang
lalu. Industri kecil konveksi ini masih merupakan industri yang baru di desa
Gebang, seperti yang diungkapkan oleh pemilik industri kecil konveksi : “Sejak
2,5 tahun yang lalu, kira-kira tahun 2010 bulan delapan”(W/MD/18/4/2012).
Industri kecil konveksi dikatakan usaha baru juga dinyatakan oleh bapak Po
selaku kepala desa Gebang sebagai berikut:
”Menurut saya ya mbak. Industri kecil konveksi merupakan usaha yang baru berdiri tapi, Termasuk usaha yang sudah mempunyai karyawan yang cukup banyak ya mbak dibandingkan usaha-usaha lainnya. Jadi ya sudah dapat mengurangi pengangguran di desa Gebang ini mbak”(W/PO/16/4/2012).
Pemilik memilih mendirikan industri kecil konveksi di desa Gebang
karena beliau mempunyai investasi tanah di desa Gebang, dan juga upah tenaga
kerjanya relatif murah serta ingin membuka lapangan pekerjaan, seperti
pernyataan pemilik dari industri kecil konveksi, sebagai berikut: ”Satu punya
investasi tanahnya disini (heem udah punya tanah disini) yang kedua pemukiman
di daerah Sragen lebih rendah daripada di daerah lain, tadinya saya mau buka
disolo disana harga tanah mahal, upah atau UMR lebih murah serta yang terakhir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pengen membuka lapangan usaha yang baru di desa Gebang
ini”(W/MD/18/4/2012).
Keberadaan industri kecil konveksi mempunyai pengaruh bagi warga
masyarakat, karena dapat menyerap tenaga kerja yang berasal dari warga desa
Gebang bahkan ada juga yang berasal dari luar daerah seperti Karanganyar,
Boyolali, dan Purwodadi, seperti penyataan pemilik industri kecil konveksi:” 85
Persen dari desa Gebang yang dari luar daerah juga ada misalnya Purwodadi,
Karanganyar, Boyolali, Tinggal di Rumah ini”(W/MD/18/4/2012). Serta
memberikan manfaat yang positif bagi masyarakat sekitar di desa Gebang. Seperti
pernyataan dari mbak Mu salah satu warga Desa Gebang:
” kalau jualan pulsa ini baru mbak, kira-kira baru setahun yang lalu. Tapi kalau sebelumnya jualan air isi ulang ini sudah lama. Kalau jualan pulsa ini usulan saya biar saya kalau di rumah ada kegiatan. Kan jalan sini lumayan rame mbak ada dari warga sini maupun yang bekerja di industri konveksi itu mbak”(W/MU/22/4/2012).
dan pernyataan dari ibu Sm salah satu warga lain, sebagai berikut:
“o niku,,,,to mbak, niku kan nembe mawon mbak. Tapi pun tiyang mriki ngeh lumayan sek kerjo ten mriku. Trus sak entene konveksi niku ngeh alhamdulilah enten tambahan mbak soale karyawane niku enten sek jajan ten mriki mbak.(o itu,,, to mbak, itu berdirinya baru saja mbak. Tapi orang sini juga ada lumayan banyak yang bekerja di industri konveksi itu. Trus dengan adanya industri konveksi itu alhamdulilah ada tambahan mbak karena karyawannya juga ada yang jajan disini)”(W/SM/22/4/2012).
Serta serupa dengan pernyataan dari warga desa Gebang yang lain yaitu bapak Pj,
sebagai berikut:” industri kecil konveksi itu masih baru mbak dibandingkan
industri-industri yang telah ada. Tapi, dengan adanya industri konveksi ada juga
tambahan mbak soalnya dari situ juga banyak yang beli bensin di
sini”(W/PJ/22/4/2012).
Dengan adanya industri kecil konveksi tersebut sebagai alternatif
pekerjaan utama mereka yang mempunyai ketrampilan, khususnya ketrampilan
menjahit dapat memanfaatkan industri kecil konveksi tersebut sebagai lahan untuk
menumpahkan ketrampilannya sebagai lapangan pekerjaan. Ketrampilan tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mereka dapat dari LPK yang mereka ikuti, ada juga yang ketrampilan di dapat
dari kursus menjahit yang diadakan di kelurahan seperti pernyataan dari salah satu
tenaga kerjanya:” ketrampilan menjahit dari kursus mbak di LPK yang ada di
daerah saya dulu mbak, jadi saya lulusan SMA Trus kursus
jahit.”(W/ST/19/4/2012). Pernyataan lain juga datang dari mbak Pw:” Lulus SMA
saya ikut pelatihan jahit mbak di Kelurahan Gebang selama 3 bulan, dari sana
saya bisa jahit”(W/PW/20/4/2012).Tidak itu saja yang bekerja di industri kecil
konveksi tersebut bukan hanya perempuan tetapi ada juga yang laki-laki tetapi
sebagian besar tenaga kerjanya perempuan seperti peryataan dari pemilik industri
kecil konveksi:” 90 orang. 83 perempuan dan 7 laki-laki”(W/MD/18/4/2012).
Jadi, dengan adanya industri kecil konveksi ini telah membantu masyarakat untuk
menekan antusias warga masyarakat desa Gebang untuk pergi ke luar daerah atau
merantau ke kota besar untuk mencari pekerjaan.
Pandangan pemilik industri tentang keberadaan industri kecil konveksi di
desa Gebang dalam perannya terhadap penyerapan tenaga kerja juga mendapat
persetujuan dari beberapa informan yang berstatus sebagai tenaga kerja di industri
kecil konveksi di desa Gebang. Dan juga dengan adanya industri kecil konveksi
tersebut membuat tenaga kerjanya membuat merasa baik. Salah satu tenaga
kerjanya, dia merasa lebih baik bekerja di industri kecil konveksi ini karena
sebelumnya dia bekerja di sebuah pabrik garment tapi dia agak kurang nyaman
karena pulangnya yang terlalu malam tetapi, dia merasa nyaman bekerja di
industri kecil konveksi yang berada di Desa Gebang. Seperti pernyataannya:
“Iya mbak,,,soalnya sebelum bekerja disini di pan brather yang sekarang sudah ditutup dan dipindah di pabrik hanin (bulu, sragen) 4 tahun yang lalu saya menikah dan gak boleh bekerja jauh, trus aku bekerja di ivan collection merasa g enak karena lemburnya terlalu over, pulangnya kadang sampai jam 11 malam, trus ada tawaran yang lebih bagus ya udah saya pindah sini, yang pasti pulang gak kaya kemarin”(W/LS/18/4/2012).
pernyataan serupa juga diungkapkan oleh bapak Sh, dia merasa nyaman karena
pemilik dari industri kecil konveksi tersebut sangat baik kepada tenaga kerjanya.
Seperti pernyataannya sebagai berikut :” nyaman gak nyaman mbak. Tapi, dibuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
nyaman mbak soalnya disini pemiliknya itu baik bahkan kita sering diajak jalan-
jalan dulu aja diajak jalan-jalan ke Tawangmangu trus kemarin diajak jalan-jalan
ke pasar malem”(W/SH/19/4/2012). Cerita lain juga disampaikan oleh tenaga
kerjanya yaitu mbak St, dia masuk di industri kecil konvekstri tersebut, ketika
lulus sekolah tingkat SMA, dia berasal dari Purwodadi. Dia tahu tentang industri
kecil konveksi ini dari temannya yang bekerja di industri kecil konveksi, setelah
dijalaninya hampir setahun ini dia merasa nyaman karena dia mempunyai atasan
yang baik. Seperti pernyataannya sebagai berikut:”,,, pemilik dari industry ini
sangat baik, beliau marah paling kalau saya ada kesalahan. Saya itu dibagian
pemotongan mbak”(W/ST/19/4/2012).
Di industri kecil konveksi tersebut kebanyakan tenaga kerjanya memiliki
riwayat pendidikan tingkat SMA dan harus mempunyai ketrampilan menjahit,
untuk penerimaan tenaga kerjanya pemilik dari industri konveksi bertanya kepada
calon tenaga kerja yang akan bekerja di tempatnya mau dibagian apa dan
langsung praktek menjahit, sejauh mana ketrampilan yang dia miliki karena di
dalam industri kecil konveksi penempatan pemula dengan yang sudah ahli
berbeda, seperti pernyataan dari pemilik industri kecil konveksi sebagai berikut:
“Dengan test dan dengan praktik. Misalnya gini kalau bisa jahit dan disini mau jadi sebagai apa dan bisa jahit sejauh mana.kan ada gret A, B,C. gret C itu untuk karyawan yang keluar dari LPK. Gret B untuk orang yang sudah bisa menjahit/ nyetik. Sedangkan kalau gret C itu untuk orang yang udah bisa apapun, udah bisa pasang kerah dan bisa menggabungkan keseluruhan”(W/MD/18/4/2012).
Untuk faktor umur disini tidak ditentukan selagi bisa menjahit dan masih kuat
bekerja masih bisa bekerja di industri kecil konveksi ini, sebagaimana pernyataan
pemilik industri kecil konveksi:
”Di tempat saya tidak dipatok usia. Selagi masih bisa produktivitasnya seperti usia 20 tahun. Terkadang lebih bertanggung jawab yang usia dewasa dibandingkan dengan yang masih muda. Karena dengan usia yang dewasa sudah terbiasa dengan tanggung jawab”(W/MD/18/4/2012).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 1: Tempat industri kecil konveksi
Berbagai uraian data di atas maka dapat disimpulkan bahwa Peran industri
konveksi dalam menyerap tenaga kerja dari masyarakat desa Gebang dengan
membuka lapangan pekerjaan baru diluar sektor pertanian Karena di sektor
pertanian lah yang digarap berubah menjadi lahan pemukiman penduduk. Untuk
bekerja di industri kecil konveksi tidak membutuhkan pendidikan yang tinggi
yang terpenting adalah ketrampilan menjahit. Maka dari itu industri kecil
konveksi telah mengurangi tingkat pengangguran di desa Gebang semakin
menurun.
b. Memberikan Pendapatan
Kebaradaan industri kecil konveksi yang berada di desa Gebang telah
membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran dan membantu
masyarakat memberikan pendapatan bagi masyarakat. Pendapatan dapat diperoleh
dari hasil sebagai tenaga kerja di industri kecil konveksi. Besarnya pendapatan
yang diperoleh setiap tenaga kerja berbeda tergantung posisi yang ada di industri
kecil konveksi tersebut karena di dalamnya terdapat mandor atau staf dan
karyawan biasa. Staf atau mandor adalah orang yang mengawasi kerja tenaga
kerja, sedangkan yang karyawan biasa yang bekerja hanya menjahit bagian
tertentu saja. Maka, disinilah pendapatan mereka berbeda-beda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Salah satu tenaga kerja di industri kecil konveksi, posisi dia dalam
industri kecil konveksi sebagai staf atau mandor dia memperoleh perbulannya
sebanyak Rp.1.150.000 itu pun belum termasuk gaji lemburan. Lemburan ada
karena pesanan baju tidak selesai pada waktunya, biasanya pada tanggal merah
dan hari minggu. Seperti yang diungkapkan oleh mbak Ls sebagai berikut:” Rp
1.150.000,- itu belum termasuk lemburan, lemburan perhari atau tanggal merah
Rp 47.500”(W/LS/18/4/2012). Dengan gaji tersebut dia sudah merasa cukup
untuk membantu keluarga. Menurutnya bahwa industri kecil konveksi yang ada
di desa Gebang sudah membuat masyarakat mempunyai pekerjaan dan
mempunyai tambahan pendapatan yang dapat memberikan kelangsungan hidup
mereka. Hal serupa juga disampaikan oleh tenaga kerja yang lain bahwa
pendapatannya di industri kecil konveksi dapat memberikan pendapatan keluarga
atau untuk membantu suami dalam ekonomi keluarga, seperti pernyataan dari ibu
Pt sebagai berikut:” Saya rasa cukup mbak, kan saya bantu-bantu suami kerja
mbak yang utama tetap suami saya mbak”(W/PT/20/4/2012).
Menurut mbak St dia adalah salah satu tenaga kerja yang berada di industri
kecil konveksi. Dia mempunyai gaji perbulannya 700-800 ribu karena dia masih
sendiri atau belum menikah jadi dia merasa cukup karena hanya mencukupi
kebutuhannya sendiri tetapi, kadang gajinya juga diberikan kepada ibunya untuk
membantu kebutuhan keluarganya. Seperti halnya dengan tenaga kerja yaitu ibu
Pw dia juga merasa cukup karena dia masih sendiri atau belum berkeluarga,
seperti pernyataannya:” karna saya masih single jadi cukup mbak. Mungkin kalau
udah punya keluarga gak cukup mbak”(W/PW/20/4/2012).
Data yang dikemukakan diatas memberikan suatu pengertian bahwa
dengan berdirinya industri kecil konveksi yang berada di desa Gebang dapat
memberikan pendapatan bagi tenaga kerja. Pendapatan bagi tenaga kerjanya
disesuaikan dengan UMR daerah Sragen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Sistem Pengupahan
Industri kecil konveksi di desa Gebang dapat meningkatkan perekonomian
tenaga kerja. Mereka dapat mencukupi kebutuhan hidup dengan bekerja di
industri kecil konveksi. Dengan upah atau gaji yang mereka terima, mereka dapat
mencukupi kebutuhan hidupnya. Sistem pengupahan yang ada di industri kecil
konveksi di desa Gebang yaitu perbulan. Didalam industri kecil konveksi terdapat
mandor atau staf dan karyawan biasa, maka gaji atau upah mereka berbeda.
Di industri kecil konveksi juga ada sistem lembur . jadi, setiap harinya itu
ditarget sesuai yang ditentukan dengan pesanan. Apabila sehari target belum
selesai maka apabila jam kerja sudah habis maka lanjutannya dihitung lemburan.
Ada juga lemburan di hari minggu atau tanggal merah, seperti pernyataan dari
salah satu tenaga kerjanya yaitu bapak Sh sebagai berikut:” Kalau target belum
selesai maka pulange molor mbak soalnya tiap hari itu ditarget kadang ada jam
leburannya, lemburan kadang tanggal merah dan hari minggu”(W/SH/19/4/2012).
Upah atau gaji yang diterima tenaga kerja atau karyawan biasa dengan
Mondor/ staff berbeda. Karyawan biasa Rp 700.000 perbulan sedangkan Mondor
atau staf kurang lebih Rp 1.000.000 perbulan. disesuaikan dengan UMR daerah
Sragen, itu belum termasuk lemburan. Seperti pernyataan dari ibu Md sebagai
pemilik industri kecil konveksi, sebagai berikut: “Kalau yang karyawan Rp
700.000 sampai 800.000. tapi kalu untuk mandor atau staff Rp.
1.000.000”(W/MD/18/4/2012).
Upah yang diterima maka mereka dapat mencukupi kebutuhan hidup
sehari-hari dan meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja yang bekerja di industri
kecil konveksi. Seperti pernyataan dari salah satu tenaga kerjanya yaitu bapak Sh,
sebagai berikut: “sudah mbak, alhamdulilah dengan gaji segitu sudah bisa
mencukupi kebutuhan keluarga saya”(W/SH/19/4/2012). Dengan upah yang di
terimanya mereka dapat mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari. Meskipun
demikian mereka tidak pernah protes dengan upah yang diterima mereka, mereka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
komplain ketika jam pulang mereka terlalu malam, akan tetapi mereka justru
berterimakasih kepada pemilik industri kecil konveksi.
Berbagai uraian di atas bahwa industri kecil konveksi sistem
pengupahannya dilakukan perbulan, upah atau gaji antara mandor atau staf
berbeda tetapi masih disesuaikan dengan UMR daerah Sragen. Di dalam industri
kecil konveksi juga terdapat sistem lembur. Gaji atau upah yang diterima oleh
tenaga kerja, tenaga kerja sudah merasa cukup dan dapat memenuhi kebutuhan
sehari-hari mereka.
d. Jaminan Sosial
Dalam upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan semangat kerja
para tenaga kerja, maka industri kecil konveksi selain memberikan upah juga
memberikan kebijakan yang menyangkut kesejahteraan ekonomi para tenaga
kerjanya. Kebijakan-kebijakan itu berupa:
1) Tunjangan Hari Raya (THR)
Setiap hari raya pemilik industri kecil konveksi memberikan THR kepada
tenaga kerjanya. Baik berupa uang maupun sembako. Seperti pernyataan dari
salah satu tenaga kerjanya yaitu bapak Sh sebagai berikut:” Trus kalau hari raya
dikasih THR kadang uang kadang sembako mbak”(W/SH/19/4/2012).
2) Hadiah-hadiah tertentu
Di industri kecil konveksi ini terdapat hadiah kepada karyawannya apabila
mereka dapat membawa teman untuk bekerja disini, seperti pernyataan dari
pemilik industri kecil konveksi sebagai berikut: “Jadi kalau anak-anak sini kalau
bawa temen ada bonus untuk mereka”(W/MD/18/4/2012).
Selain kebijakan tersebut, yang dapat meningkatkan semangat kerja
mereka karena pemilik industri kecil konveksi sudah menganggap tenaga
kerjanya seperti keluarganya. Jadi, kadang mereka diajak jalan-jalan yang
membuat mereka senang bekerja di industri kecil konveksi oleh pemiliknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pemilik dari industri kecil konveksi yang baik dan tidak pernah memarahi tenaga
kerjanya kecuali mereka mempunyai kesalahan. Pemilik industri kecil konveksi
juga mengakui bahwa dia harus memberikan yang terbaik bagi karyawannya agar
mereka tidak lari, seperti pernyataan pemilik dari industri kecil konveksi:”Hari ini
kita bentak, itu biasa ya itu masalah hati. Kadang kita ngemong ya, seperti
seorang ibu hari ini kita bentak anak habis itu kita bilang ke anak kalau mama
sayang kamu kok. Harus seperti itu kalau gak seperti itu, ini kan masih industri
kecil kalau gak kaya gitu bisa lari semua karyawannya”(W/MD/18/4/2012).
Berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya
kebijakan-kebijakan tersebut juga perlakuan yang baik dari pemilik industri kecil
konveksi kepada tenaga kerjanya. Kesejahteraan ekonomi para karyawan semakin
terpenuhi dan meningkatkan motivasi kerjanya. Dengan begitu, tenaga kerja
merasa diperhatikan oleh pemilik industri kecil konveksi, sehingga dalam bekerja
para tenaga kerja menjadi lebih nyaman.
2. Peran Industri Kecil Konveksi dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat
Keberadan industri kecil konveksi di desa Gebang Kecamatan Masaran
Kabupaten Sragen dapat memberikan kesempatan bagi masyarakat sekitar untuk
mendirikan usaha yang dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan khususnya
masyarakat yang berada di dekat industri kecil konveksi.
Usaha-usaha yang didirikan oleh masyarakat merupakan usaha yang
dijadikan mereka menjadi sumber penghasilan mereka baik sebagai sumber
penghasilan pokok atau bahkan sebagai sumber penghasilan tambahan bagi
keluarga mereka.
Bagi masyarakat sekitar bahwa dengan adanya industri kecil konveksi ini
dapat memberikan kesempatan bagi masyarakat sekitar untuk membuka usaha
seperti warung makan, bengkel dan conter pulsa. Seperti halnya dengan ibu Sm
adalah salah satu warga desa Gebang yang membuka warung, dia mengaku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dengan dia membuka warung makan ada tenaga kerja dari industri kecil konveksi
membeli makanan atau minuman di warung makannya sehingga dapat dijadikan
sebagai sumber penghasilan tambahan bagi keluarga, seperti pernyataannya dari
ibu Sm sebagai berikut: “Trus dengan adanya industri kecil konveksi itu
alhamdulilah ada tambahan mbak karena karyawannya juga ada yang jajan
disini”(W/SM/22/4/2012).
Mbak Um salah satu warga yang warga desa Gebang yang membuka
counter pulsa, dia mengaku bahwa tenaga kerja atau karyawan dari industri kecil
konveksi, jadi dapat memberikan penghasilan kepadanya. Seperti pernyataannya
sebagai berikut:” lumayan rame mbak ada dari warga sini maupun yang bekerja di
industri konveksi itu mbak”(W/MU/22/4/2012).
Bapak Pj warga desa Gebang yang membuka bengkel disekitar dari
industri kecil konveksi, dengan membuka usaha bengkel di rumahnya dapat
memberikan penghasilan pokok bagi keluarganya karena dia merupakan kepala
kelurga. Tenaga kerja atau pemilik dari industri kecil konveksi ada juga yang
membeli bensin di bengkel tersebut karena kebanyakan dari tenaga kerja memakai
sepeda motor seperti pernyataannya:” banyak orang yang bawa sepeda motor jadi
saya juga jualan bensin.disini kan deket dengan industri konveksi dan bola kan
karyawannya kebanyakan pakai sepeda motor”(W/PJ/22/4/2012).
Berbagai data di atas bahwa keberadaan industri kecil konveksi di desa
Gebang dapat menciptakan usaha yang didirikan oleh masyarakat, sehingga dapat
memberikan sumber penghasilan pokok maupun tambahan bagi keluarga mereka.
3. Dampak dari Adanya Industri Kecil Konveksi
Adanya industri kecil konveksi di desa Gebang Kecamatan Masaran
Kabupaten Sragen dapat memberikan dampak yang positif, pertama bagi pemilik
dari industri kecil konveksi yang kedua bagi tenaga kerja yang bekerja di industri
kecil konveksi di desa Gebang dan yang ketiga bagi masyarakat desa Gebang
khususnya masyarakat yang dekat dengan industri kecil konveksi di desa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gebang.selain itu, keberadaan industri kecil konveksi juga memberikan dampak
yang negative terhadap masyarakat. Sehingga dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Bagi Pemilik Industri Konveksi
Industri kecil konveksi merupakan salah satu mata pencaharian di desa
Gebang yang banyak memerlukan tenaga manusia dalam melakukan produksinya
selain tenaga manusia juga mesin-mesin jahit juga sangat dibutuhkan dalam
memproses produksinya. Keberadaan industri kecil konveksi di desa Gebang
menciptakan peluang kerja bagi masyarakat setempat. Dengan adanya industri
kecil konveksi ini, banyak keuntungan yang didapat pemilik industri kecil
konveksi antara lain:
1) Dapat mencukupi kebutuhan pokok kehidupan sehari-hari,
2) Mampu meningkatkan perekonomian,
3) Memperoleh keuntungan materi,
4) Membangun perekonomian keluarga yang semakin baik.
Hal tersebut dapat terlihat di lapangan yaitu tempat tinggal yang beliau tempati
dan kendaran pribadi yang mereka miliki. Hal tersebut disetujui oleh mbak Ls
sebagai berikut:” Saya rasa sudah ya mbak, soalnya pertama kali saya masuk
disini beliau belum ada mobil masih pake mator, trus bisa memperbaiki
rumahnya”(W/LS/19/4/2012) dan juga pernyataan dari bapak Pj sebagai berikut:”
sudahlah mbak, bisa beli mobil mewah bisa memperbaiki
rumahnya(W/PJ/22/4/2012).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 2: mobil dan rumah yang dimiliki pemilik industri kecil konveksi
Berbagai data di atas bahwa di dalam industri kecil konveksi
menggunakan tenaga manusia dan mesin. Industri kecil konveksi memberikan
keuntungan materi maupun ekonomi bagi pemiliknya.
b. Bagi Para Tenaga Kerja
Industri kecil konveksi di desa Gebang pada dasarnya merupakan usaha
untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Di industri kecil konveksi bagi tenaga
kerja ada yang merupakan sumber penghasilan pokok dan ada juga sebagai
sumber penghasilan tambahan bagi keluarga. Bagi tenaga kerja yang bekerja di
industri kecil konveksi di desa Gebang keuntungan yang mereka dapat adalah
memperoleh penghasilan yang dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Keberadaan industri kecil konveksi di desa Gebang sudah memberikan
manfaat kepada masyarakat yang bekerja di industri kecil konveksi. Selain
mendapatkan pekerjaan juga mendapatkan materi sebagai imbalan mereka bekerja
di industri kecil konveksi. Mereka yang sebelumnya tidak mempunyai pekerjaan,
sekarang sudah bisa mendapatkan pekerjaan dan mempunyai penghasilan yang
dapat mencukupi kebutuhan hidup mereka. Seperti pernyataan ibu Pt salah satu
tenaga kerja yang bekerja di industri kecil konveksi, sebagai berikut:” Saya rasa
cukup mbak, kan saya bantu-bantu suami kerja mbak yang utama tetap suami saya
mbak”(W/PT/20/4/2012). Dan pernyataan dari bapak Sh, sebagai berikut:” sudah
mbak, alhamdulilah dengan gaji segitu sudah bisa mencukupi kebutuhan keluarga
saya”(W/SH/19/4/2012). Serta pernyataan dari mbak Ls, sebagai berikut:”
Dicukup-cukupin mbak buat bantu-bantu suami.buat beli susu
anak”(W/LS/18/4/2012).
Berbagai dari uraian data di atas menunjukan bahwa tenaga kerja di
industri kecil konveksi dapat menambah pendapatan yang dapat mencukupi
kebutuhan hidup sehari-hari bagi keluarga mereka, sehingga dapat membuat hidup
tenaga kerja menjadi baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Bagi Masyarakat
Industri kecil konveksi di desa Gebang juga memberikan dampak yang
positif dan negative. Dampak positif bagi masyarakat yaitu mereka dapat
mendirikan warung makan, dengan adanya warung tersebut tenaga kerja bahkan
pemilik industri konveksi dapat membeli makan atau minuman saat istirahat,
seperti pernyataan ibu Sm warga desa Gebang dia pemilik warung makan, sebagai
berikut:”dengan adanya industri kecil konveksi itu alhamdulilah ada tambahan
mbak karena karyawannya juga ada yang jajan disini”(W/SM/22/4/2012).
Gambar 3: usaha milik ibu Sm (warung makan)
Ada juga warga yang mempunyai bengkel yaitu bapak Pj di dekat industri
kecil konveksi karena banyak tenaga kerja yang memakai sepeda motor jadi
dibengkel tersebut menyediakan bensin bahkan tambal ban, seperti yang
diungkapkan sebagai berikut:”Dengan adanya industri kecil konveksi ada juga
tambahan mbak soalnya dari situ juga banyak yang beli bensin di sini
(W/PJ/22/4/2012)”. Mbak Um mempunyai counter pulsa untuk menyediakan
pulsa yang dimilikinya, dia merasa bersyukur dengan adanya industri konveksi
karena ada juga tenaga kerjanya yang membeli di counter yang dia miliki, seperti
pernyataannya:” lumayan rame mbak ada dari warga sini maupun yang bekerja di
industri konveksi itu mbak”(W/MU/22/4/2012).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 4: usaha milik mbak Um (counter pulsa)
Usaha-usaha yang dimiliki warga tersebut dapat menambah income/ pendapatan
bagi mereka, khususnya bagi masyarakat desa Gebang.
Selain itu, keberadaan industri kecil konveksi juga memberikan dampak
yang negatif yaitu para pekerja pendatang yang bekerja di industri kecil konveksi
yang kurang sopan terhadap masyarakat desa Gebang, seperti pernyataan bapak
Po sebagai berikut:” dari tenaga kerjanya yang dari luar desa Gebang yang tidak
sopan terhadap masyarakat sini seperti kalau lewat jalan sini pakai sepeda
motornya ngebut-ngebutan trus gak menyapa kan kalau orang desa kan yang
pentingkan unggah-ungguh”(W/PO/16/4/2012). Pernyataan juga datang dari
bapak Pj:” dari tenaga kerjanya yang pendatang atau dari luar desa mungkin
Karena masih muda jadi kalau berbicaranya itu kurang sopan atau tidak pake
unggah ungguh”(W/PJ/22/4/2012). Ada juga tenaga kerjanya yang kalau malam
minggu pacaran sampai larut malam serta adanya kecemburuan sosial yang
dirasakan masyarakat desa Gebang seperti pernyataan dari sebagai berikut mbak
Um:
” tenaga kerja pendatang itu Kurang sopan apalagi yang laki-laki kalau bicara itu agak kurang sopan sama orang sini. Trus kadang kalau malam minggu juga ada yang pacaran sampai larut malam kadang juga ada yang mabok2an gitu mbak.trus kdang juga ada dari orang sini yang mengira kalau industri konveksi itu kurang adil soalnya tenaga kerjanya kok gak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
diambil dari masyarakat gebang walaupun sebagian besar dari mayarakat desa Gebang”(W/UM/22/4/2012)
Berbagai data di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya industri
kecil konveksi yang berada di desa Gebang tidak hanya memberikan manfaat
bagi pemilik industri kecil konveksi, bagi tenaga kerja tapi juga memberikan
dampak yang positif bagi masyarakat sekitar yang berada di dekat industri kecil
konveksi dengan membuka usaha dirumah mereka. Hal diatas juga memberikan
dampak yang negatif yaitu lunturnya norma kesopanan yang ada di desa
masyarakat dan dapat berpotensi konflik antara pendatang dan warga asli dalam
hal memperoleh pekerjaan.
C. HASIL TEMUAN LAPANGAN
Hasil temuan lapangan setelah dilakukan penelitian di industri kecil
konveksi di desa Gebang kecamatan Masaran Kabupaten Sragen sebagai berikut;
1. Keberadaan adanya industri kecil konveksi di desa Gebang dapat
menyerap tenaga kerja dari masyarakat desa Gebang dan dapat membuka
lapangan pekerjaan baru diluar sektor pertanian Karena di sektor
pertanianlah yang digarap berkurang menjadi lahan pemukiman penduduk.
Untuk bekerja di industri kecil konveksi tidak membutuhkan pendidikan
yang tinggi yang terpenting adalah ketrampilan menjahit dan umur juga
tidak di permasalahkan, maka dari itu industri kecil konveksi telah
mengurangi tingkat pengangguran di desa Gebang semakin menurun.
2. industri kecil konveksi yang berada di desa Gebang dapat memberikan
pendapatan bagi tenaga kerja. Pendapatan bagi tenaga kerjanya
disesuaikan dengan UMR daerah Sragen.
3. industri kecil konveksi sistem pengupahannya dilakukan perbulan, upah
atau gaji antara mandor atau staf berbeda tetapi masih disesuaikan dengan
UMR daerah Sragen. Di dalam industri kecil konveksi juga terdapat
system lembur. Gaji atau upah yang diterima oleh tenaga kerja, tenaga
kerja sudah merasa cukup dan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari
mereka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Adanya kebijakan-kebijakan tersebut juga perlakuan yang baik dari
pemilik industri kecil konveksi kepada tenaga kerjanya. Kesejahteraan
ekonomi para karyawan semakin terpenuhi dan meningkatkan motivasi
kerjanya. Dengan begitu, tenaga kerja merasa diperhatikan oleh pemilik
industri kecil konveksi, sehingga dalam bekerja para tenaga kerja menjadi
lebih nyaman.
5. Keberadaan industri kecil konveksi di desa Gebang dapat menciptakan
usaha yang didirikan oleh masyarakat, sehingga dapat memberikan sumber
penghasilan pokok maupun tambahan bagi keluarga mereka
6. Adanya industri kecil konveksi yang berada di desa Gebang tidak hanya
memberikan manfaat bagi pemilik industri kecil konveksi, bagi tenaga
kerja tapi juga memberikan dampak yang positif bagi masyarakat sekitar
yang berada di dekat industri kecil konveksi dengan membuka usaha
dirumah mereka. Hal diatas juga memberikan dampak yang negative yaitu
lunturnya norma kesopanan yang ada di desa masyaraka dan dapat
berpotensi konflik antara pendatang dan warga asli dalam hal memperoleh
pekerjaan.
D. PEMBAHASAN
Dari sajian data yang dipaparkan di atas maka dapat dijelaskan bahwa:
1. Tujuan Pengembangan Industri Kecil Konveksi
Industri kecil konveksi merupakan salah satu usaha yang didirikan oleh
salah satu warga desa Gebang. Keberadaan adanya industri kecil konveksi dapat
memberikan kesempatan kerja. Keberadaan industri kecil konveksi sangat
diperhitungkan di desa Gebang, maka industri kecil konveksi perlu dipertahankan
dan dikembangkan karena industri kecil konveksi ini merupakan alternatif
pekerjaan di desa Gebang sehingga angkatan kerja diambil dari desa, seperti
pernyataan yang dikemukakan oleh Irzan Saleh (1986:11) dan (1986:43):
”terdapat beberapa alasan kuat yang mendasari eksistensi dari keberadaan industri kecil dan rumah tangga dalam perekonomian Indonesia, pertama sebagian populasi industri kecil dan dan kerajinan rumah tangga berlokasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
di pedesaan, sehingga jika dikaitkan dengan kenyataan tenaga kerja yang semakin meningkat serta luas tanah garapan pertanian yang relatif berkurang industri kecil merupakan jalan keluar. Kedua, beberapa jenis kegiatan industri kecil dan kerajinan rumah tangga banyak menggunakan bahan baku dari sumber-sumber dari lingkungan terdekat (disamping tingkat upah yang murah) telah menyebabkan biaya produksi dapat ditekan rendah. Ketiga, harga jual relatif murah serta tingkat pendapatan kelompok “bawah” yang rendah sesungguhnya merupakan suatu “kondisi berjawab” tersendiri yang memberi peluang bagi industri kecil dan kerajinan rumah tangga untuk tetap bertahan. Keempat, terdapat adanya permintaan terhadap beberapa jenis komoditi yang tidak diproduksi secara maksimal (misalnya batik tulis, anyam-anyaman, barang-barang ukiran dan sebagainya) juga merupakan salah satu aspek pendukung yang kuat”.
“alasan-alasan yang mendukung pentingnya pengembangan industri kecil itu antara lain adalah: fleksibelitas dan adaptabilitasnya yang ditopang oleh kemudahan relative dalam memperoleh bahan mentah dan peralatan; relevansinya dengan proses desentralisasi kegiatan ekonomi guna menunjang terciptanya integrasi kegiatan pada sektor-sektor ekonomi yang lain; potensinya terhadap penciptaan dan perluasan kesempatan kerja bagi pengagguran; serta dalam jangka panjang peranannya sebagai basisnya bagi suatu kemandirian pembangunan ekonomi, karena pada galibnya diusahakan oleh pengusaha dalam negeri serta proses produksinya dengan kandungan impor ( import content) yang rendah”.
Didirikannya industri kecil konveksi di desa Gebang bukan tanpa alasan dan
tujuan. Hal tersebut merupakan kesadaran dari diri individu untuk mencari jalan
keluar terhadap keterbatasan lapangan pekerjaan di desa Gebang, ini merupakan
inisiatif dari diri individu. Pada dasarnya manusia adalah individu yang aktif dan
kreatif dari sebuah realitas dimana keputusan ditangan individu tersebut. Manusia
bebas untuk menentukan tindakan yang mereka pilih untuk mencapai tujuannya.
Hal ini sejalan dengan pernyataan dari Max Weber (Max Weber, 2009:66):
”Tindakan-tindakan yang mencakup dalam sifat kelaziman rasional, ia menilai secara khas sebagai tipe yang paling bisa dipahami, dan perbuatan manusia ekonomis adalah contoh utamanya, tindakan-tindakan yang kurang rasional oleh Weber digolongkan kaitannya dengan pencarian “tujuan-tujuan absolut sebagai berasal dari sentimen berpengaruh atau sebagai tradisional. Karena tujuan absolut dipandang oleh sosiologi sebagai data yang diberi (given), maka sebuah tindakan bisa menjadi rasional dengan mengacu pada sarana yang digunakan”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Maka dengan pengembangkan industri kecil konveksi mempunyai alasan-
alasan sebagai berikut karena pertama, memberikan lapangan pekerjaan baru dan
mengurangi pengangguran di desa Gebang. Berdasarkan data hasil temuan diatas
yang dikemukakan, industri kecil konveksi di desa Gebang telah memberikan
lapangan pekerjaan baru mengurangi pengangguran bagi masyarakat desa
Gebang, masyarakat dapat bekerja di industri tersebut. Walaupun industri kecil
konveksi di desa Gebang termasuk industri yang baru berdiri tetapi, sudah dapat
menyerap tenaga kerja yang berasal dari masyarakat desa Gebang. Industri kecil
konveksi di desa Gebang mampu memberikan peranannya yang cukup besar
dalam menyerap tenaga kerja, yaitu sebagai penyedia lapangan pekerjaan bagi
masyarakat sekitar yang masih menganggur. Dengan adanya industri kecil
konveksi masyarakat tidak perlu pergi ke luar daerah lain untuk mencari pekerjaan
karena keberadaan industri kecil konveksi dapat mengurangi urbanisasai dan
dapat mengurangi pengangguran, dengan demikian adanya industri kecil konveksi
di desa Gebang dapat mengurangi masalah kesempatan kerja di desa Gebang. Hal
tersebut seperti yang di kemukakan oleh Irsan Azhary Saleh (1986:123),: “
potensi alamiahnya yang paling besar dalam memberi andil bagi penyelesaian
masalah kesempatan kerja”. Pengembangan industri kecil di pedesaan
memberikan manfaat yang positif bagi masyarakat desa, seperti yang
dikemukakan oleh Hadi Prayitno & M. Umar Burhan (1987:54), diantaranya
adalah;
1) Karena letaknya di daerah pedesaan maka tidak akan menambah migrasi ke kota dengan kata lain mengurangi/ menghentikan laju urbanisasai,
2) Sifatnya yang padat tenaga kerja akan memberikan kemampuan serap lebih besar perunit yang diinvestasikan,
3) Masih dimungkinkan lagi tenaga kerja yang terserap, dengan letak yang berdekatan, untuk kembali berburuh tani dalam usaha tani khususnya menjelang dan saat-saat sibuk dan,
4) Penggunaan tehnologi yang sederhana mudah dipelajari dan dilaksanakan.
Kedua, industri kecil konveksi bergerak diluar sektor pertanian. Industri kecil
konveksi yang dikembangkan di desa Gebang dahulu penduduk di desa Gebang
bekerja di sektor pertanian, seiring berjalannya waktu penduduk di desa Gebang
semakin meningkat. Lahan pertanian semakin menyempit yang dijadikan sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pemukiman penduduk. Berkurangnya lahan pertanian di desa Gebang
mengakibatkan berkurangnya kegiatan penduduk dalam sektor pertanian, disisi
lain penduduk yang merupakan angkatan kerja semakin meningkat. Penduduk
yang dulunya bekerja di bidang pertanian semakin berkurang jadi, industri kecil
konveksi dikembangkan di luar sektor pertanian, alasan tersebut dapat dikatakan
bahwa dengan adanya industri kecil konveksi memberikan pekerjaan di luar
sektor pertanian. Hal ini sesuai pernyataan dari Soediono (1998:301):
“pertambahan luas untuk tanaman pangan tidak dapat diharapkan secara terus menerus, lebih-lebih di jawa kejenuhan/ambang batas untuk pertanian pangan sudah sangat didekati. Bahkan perkiraan bahwa luasan itu berkrang 10.000 ha pertahun, karena tanah berubah penggunaannya untui pemukiman / perluasan kota, aneka prasarana, rekreasi dan sebagainya”.
Nampaknya hal ini sejalan dengan pernyataan dari Jhingan (2007:407) :
“…di Negara berkembang kebanyakan rakyat tinggal diwilayah pedesaan. Pertaanian merupakan mata pencaharian utama. Maka dari itu pertambahan penduduk akan mempengaruhi radio lahan manusia. Tekanan penduduk lahan tidak elastis. Hal ini semakin memperlambat pembangunan pertanian. Penduduk yang meningkat akan menjerumuskan perekonomian ke pengangguran dan kekurangan lapangan pekerjaan karena penduduk meningkat proporsi pekerja menjadi naik”.
Ketiga, dapat meningkatkan pendapatan. Pendapatan yang diperoleh
merupakan upah atau gaji. Industri kecil konveksi yang berada di desa Gebang
telah meningkatkan pendapatan bagi tenaga kerja,dengan peningkatan
pendapatan maka, dapat mencukupi kebutuhan keluarga, seperti dapat
menyekolahkan anak mereka, dapat membeli kebutuhan rumah tangga atau untuk
tambahan keluarga dalam perekonomian. Hal tersebut seperti pendapat yang
dikemukakan oleh Mubyarto (1985:216), “Industri kecil dan rumah tangga
memberi tambahan pendapatan bagi pekerja/ kepala keluarga dan juga anggota
kelurga lainnya”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Strategi Pengembangan Industri Kecil konveksi
Di dalam industri kecil konveksi mempunyai strategi yang dimiliki untuk
menarik calon tenaga kerja atau untuk mempertahankan tenaga kerjanya agar
dalam proses produknya bisa maksimal.
Pertama, industri kecil konveksi lebih mementingkan ketrampilan dari
pada pendidikan formal. Industri kecil konveksi yang didirikan oleh salah satu
warga dari desa Gebang tersebut telah memberikan lapangan pekerjaan baru,
Agar bisa bekerja di industri kecil konveksi harus mempunyai ketrampilan
khususnya ketrampilan menjahit karena persyaratan untuk bekerja di industri kecil
konveksi harus bisa menjahit, dengan adanya persyaratan tersebut dapat menarik
masyarakat untuk bekerja di industri kecil konveksi. Sebab, banyak masyarakat di
pedesaan khususnya di desa Gebang masih berpendidikan rendah sehingga dengan
pendidikan rendah msih dapat bekerja di industri kecil konveksi. Maka, Di
kelurahan Gebang sendiri terdapat pelatihan yang di adakan oleh pemerintah
setempat, salah satunya adalah pelatihan menjahit, ini adalah salah satu upaya
untuk pembinaan bagi masyarakat di desa Gebang, diharapkan dengan diadakan
pelatihan menjahit warganya dapat mempraktikannya, hal ini seperti yang di
kemukakan oleh Hadi Prayitno (1987:70):
”pembinanan pengusaha kecil jelas merupakan usaha yang perlu terus menerus dilakukan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya golongan ekonomi lemah pembinaan itu semestinya dimulai dari apa yang dimiliki pengrajin itu sendiri untuk mengembangkan potensi yang ada”.
Hal ini sejalan pernyataan dari Irsan Azhari Saleh (1986:33):
“,,,pengutamaan kegiatan-kegiatan yang memperluas kesempatan kerja, peningkatan atas kualitas dan pengadaan pangan, perbaikan terhadap fasilitas dan mutu pendidikan/ pelatihan kerja, serta meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan. Hal ini sesungguhnya memberikan suatu ungkapan bahwa arah pengembangan sunber daya manusia itu pada prinsipnya bertujuan mentrasnformasi secara optimal sumber daya tersebut dari sekedar sebagai sumber potensial (resource base) menjadi sumber produktif(resource)”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kedua, di industri kecil konveksi umur tidak mempermasalahkan dan ada
lemburan. Hal ini, umur tidak dipermasalahkan karena baik masih muda maupun
sudah tua dapat bekerja di industri kecil konveksi karena di dalam industri kecil
konveksi dituntut untuk bekerja lebih bertanggung jawab karena dalam proses
produksi setiap harinya di target sesuai pesanan. Jadi, apabila umur sudah tua
tetapi bisa bertanggung jawab dan bekerja sesuai yang diinginkan maka bisa
bekerja di industri kecil konveksi. Di industri kecil konveksi juga ada tambahan
pendapatan atau gaji tenaga kerja maka di industri kecil konveksi ada lemburan.
Di dalam industri kecil konveksi setiap hari dalam produksinya di target apabila
jam pulang sudah habis tetapi target belum selesai maka hari itu juga ada
lemburannya, biasanya lemburan ada pada hari minggu atau taggal merah.
Ketiga, bersifat kekeluargaan. Di dalam industri kecil konveksi hubungan
pemilik dengan tenaga kerja sudah seperti keluarga karena pemilik memberikan
kelonggaran kepada tenaga kerjanya untuk jalan-jalan bersama. Hal tersebut
dilakukan untuk mempererat hubungan diantara keduanya dan membuat tenaga
kerja merasa diperhatikan oleh pemilik industri kecil konveksi, Sehingga tenaga
kerja lebih merasa nyaman dan tidak sungkan kepada pemilik tenaga kerjanya.
Pemilik dari industri konveksi melakukan hal tersebut guna untuk mendapatkan
tenaga kerja dan agar tenaga kerjanya tidak pindah ke tempat lain.
3. Industri Kecil Konveksi meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Keberadaan industri konveksi yang ada di desa Gebang Kecamatan
Masaran Kabupaten Sragen dirasa telah memberikan sumber penghasilan yang
dapat dijadikan sebagai penghasilan pokok maupun tambahan bagi keluarga dan
hal tersebut dapat mensejahterakan masyarakat khususnya masyarakat yang
berada disekitar industri tersebut. Karena masyarakat dapat membuka uasaha
untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerjanya. Menurut Soepardjo Roestam
(1993:26) kesejahteraan masyarakat dalam arti luas mengandung pengertian
sebagai suatu keadaan dimana seluruh rakyat secara merata hidup berkecukupan,
baik material maupun spiritual, aman, tentram, tertib dan maju, jauh dari segala
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
penderitaan dan ketakutan serta harkat dan sederajatnya dapat dipelihara dan
dijunjung tinggi. Sedangkan, menurut data yang diperoleh dari internet
(http://id.wikipedia.org), kesejahteraaan atau sejahtera dapat memiliki arti sebagai
berikut:
a. Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk ke keadaan yang baik, kondisi
manusia dimana orang-orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan
sehat dan damai.
b. Dalam ekonomi, sejahtera dihubungkan dengan keuntungan benda.
c. Dalam kebijakan sosial, kesejahteraan sosial menunjuk ke jangkauan
pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Ini adalah istilah yang
digunakan dalam ide Negara sejahtera.
Kesejahteraan rakyat merupakan cita-cita bagi Negara Indonesia yakni
kesejahteraan bagi masyarakat luas, bukan kesejahteraan individu atau
perseorangan.seperti dalam UUD 1945 pasal 33 dalam Irsan Azhari Saleh,
(1986:9):”Perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama atas dasar asas
kekeluargaan; serta bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai Negara untuk dipergunakan bagi kemakmuran rakyat”.
Maka industri kecil konveksi yang ada di desa Gebang dapat memberikan
sumber penghasilan pokok maupun tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup
masyarakat. Tercukupinya kebutuhan hidup merupakan ukuran tingkatan
kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat desa Gebang, dikatakan dapat mencukupi
kebutuhan karena dari mereka dapat membeli kebutuhan sehari-hari yaitu
beberapa kebutuhan sekunder maupun tersier.
4. Dampak positif dan negative keberadaan industri kecil konveksi
Dengan adanya industri kecil konveksi di desa Gebang memberikan
dampak yang positif dan negative
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Dampak positif
Dampak positif adanya industri kecil konveksi memberikan keuntungan
kepada pemilik yaitu pemilik industri kecil konveksi dapat membangun tempat
tinggal dan dapat membeli kendaraan pribadi. Selain itu juga kepada tenaga
kerjanya yaitu memberikan pendapatan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
bahkan masyarakat sekitar yang berada di sekitar industri kecil konveksi pun
dapat mempunyai keuntungan dengan cara membuka usaha sendiri di rumah.
Menurut Alan B Mountjoy (1983:62) sasaran utama kebijakan industri adalah:
1) Untuk menyediakan pekerjaan bagi penduduk yang jumlahnya semakin
meningkat (dan dalam beberapa kasus penyediaan pekerjaan bagi kaum
burruh tani yang memang sudah tidak memiliki pekerjaan):
hal ini sudah sesuai dengan apa yang sedang terjadi desa Gebang karena semakin
lama jumlah penduduk semakin bertambah maka lahan pertanian pun semakin
berkurang karena beralih fungsi sebagai pemukiman penduduk, maka keberadaan
industri kecil konveksi memberikan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat
desa Gebang diluar sektor pertanian.
2) Untuk meningkatkan taraf hidup dengan meningkatkan taraf hidup dengan
meningkatkan perkapita pendapatan nasional bersih
Keberadaan industri kecil konveksi di desa Gebang dapat meningkatkan taraf
hidup bagi pemilik, tenaga kerja bahkan masyarakat desa Gebang.
b. Dampak Negatif
1) Lunturnya norma kesopanan
Norma kesopanan merupakan norma yang timbul dari kebiasaan pergaulan
sehari-hari untuk suatu daerah tertentu. Norma kesopanan disebut juga norma
adat, karena sesuai dengan adat yang berlaku dalam suatu wilayah tertentu. Di
industri kecil konveksi mempunyai tenaga kerja yang berasal dari luar daerah
Gebang atau pendatang, dengan datangnya pendatang memberikan dampak yang
kurang baik terhadap masyarakat desa Gebang yaitu lunturnya nilai kesopanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang ada di masyarakat desa Gebang. Seperti tidak sopan berbicara dengan
masyarakat, pacaran yang tidak kenal waktu hingga larut malam hal tersebut dapat
melunturkan norma kesopanan yang ada di desa Gebang sehingga norma yang
sudah dibangun masyarakat desa Gebang akan menjadi pudar, maka dapat terjadi
perubahan di desa Gebang dalam norma kesopanan. Masyarakat yang dulu akan
peduli dengan norma kesopanan, maka tidak menutupi kemungkinan akan terjadi
rasa acuh tak acuh terhadap warga.
2) Berpotensi Konflik
Potensi konflik akibat adanya kecemburuan sosial antara masyarakat asli
desa dengan masyarakat pendatang dalam hal kemudahan mengakses pekerjaan
khususnya di sektor industri. Masalah sosial mulai muncul ketika penduduk asli
kesulitan memperoleh pekerjaan di sektor industri sehingga terjadi tuntutan-
tuntutan warga asli agar bisa mendapatkan pekerjaan. Hal ini seperti pernyataan
dari Dahrendorf dalam Ritzer (2009:285) seperti berikut:”kelompok-kelompok
konflik muncul, mereka terlibat tindakan-tindakan yang memicu perubahan dalam
stuktur sosial”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan data yang terkumpul dan analisis yang telah dilakukan, maka
peneliti dapat manarik simpulan guna menjawab rumusan masalah dan tujuan
yang telah ditetapkan oleh peneliti sebelum penelitian dilakukan yaitu peran
industri kecil konveksi dalam menyerap tenaga kerja di desa Gebang Kecamatan
Masaran Kabupaten Sragen, Peran industri kecil konveksi dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen,
dan dampak adanya industri kecil konveksi di desa Gebang Kecamatan Masaran
Kabupaten Sragen. Adapun penjelasan simpulannya adalah:
1. Industri kecil konveksi di desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten
Sragen didirikan oleh satu warganya yang memiliki kemampuan dalam
menyerap tenaga kerja yang ada di desa Gebang. Tujuan didirikannya industri
kecil konveksi yang berada di desa Gebang adalah memenuhi kebutuhan
hidup, menciptakan lapangan pekerjaan diluar sektor pertanian, sehingga
mengurangi pengangguran, untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat desa
Gebang, dan yang paling penting adalah untuk memperbaiki perekonomian di
desa Gebang.
2. Industri kecil konveksi di desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten
Sragen memiliki kemampuan dalam menyerap tenaga kerja yang ada di desa
Gebang, tenaga kerja yang terserap tidak harus berpendidikan tinggi yang
terpenting memiliki ketrampilan menjahit dan tidak dipatok usia. Di industri
kecil konveksi terdapat uang lemburan yang cukup besar dan bersifat
kekeluargaan.
3. Di industri kecil konveksi terdapat system pengupahan yaitu perbulan dan
disesuaikan dengan UMR daerah Sragen dan jaminan sosial yang membuat
para tenaga kerjanya bekerja nyaman dan betah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Industri kecil konveksi di desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten
Sragen dapat memberikan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat desa
Gebang khususnya di sekitar industri kecil konveksi yaitu dengan membuka
usaha di rumah mereka untuk manambah penghasilan. Terpenuhinya
kebutuhan mereka sehari-hari merupakan ukuran tingkat kesejahteraan
ekonomi bagi masyarakat desa Gebang.
5. Keberadaan industri kecil konveksi di desa Gebang Kecamatan Masaran
Kabupaten Sragen memberikan dampak yang positif bagi pemilik dari
industri kecil konveksi, tenaga kerja yang bekerja di industri kecil konveksi,
dan munculnya warung-warung kecil yang di buka oleh masyarakat yang
dijadikan sebagai sumber penghasilan mereka.
6. Keberadaan industri kecil konveksi juga mempunyai dampak yang negatif
terhadap masyarakat sekitar yaitu lunturnya norma kesopanan yang ada di
desa Gebang.
B. IMPLIKASI
Berdasarkan hasil penelitian beserta pembahasan dan simpulan yang
dikemukakan tersebut diatas maka implikasi dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Implikasi Teoritis
Berdasarkan hasil temuan studi yang dikaitkan dengan teori yang
dikemukakan oleh Max Weber mengenai tindakan sosial, dan konsep dari
Soepardjo Roestam menyangkut tentang kesejahteraan masyarakat serta milik dari
Alan B Mountjoy dan teori konflik tentang dampak adanya suatu industri.
Beberapa teori ini berperan besar dalam menganalisis data yang telah ditemukan
dilapangan.
Teori tindakan sosial yang dikemukakan oleh Max Weber merupakan hal
yang melandasi perkembangkan industri kecil konveksi karena dengan
berkembangnaya industri kecil konveksi dapat membuka lapangan pekerjaan.
Tindakan masyarakat pedesaan dalam melakukan kegiatan industri didasarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pada keadaan untuk mencari jalan keluar dalam menghadapi terbatasnya lapangan
kerja disektor pertanian, selain itu juga motivasi dari mereka untuk mendapatkan
tambahan penghasilan guna mencukupi kebutuhan keluarga serta meningkatkan
kesejahteraan hidup.
Selanjutnya tentang kesejahteraan masyarakat, konsep dari Soepardjo
Roestam melihat bahwa masyarakat dapat dikatakan sejahtera apabila sudah
berkecukupan baik material maupun spiritual. Keberadaan industri kecil konveksi
telah memberikan sumber penghasilan pokok maupun tambahan bagi masyrakat
desa Gebang
Keberadaan industri kecil konveksi memberikan dampak negatif kepada
pemilik, tenaga kerja dan masyarakat sekitar. Konsep Alan B Montjoy telah
menjelakan adanya dampak yang positif dari adanya industri. Seperti keberadaan
industri kecil konveksi juga memberikan dampak yang positif kepada masyarakat
desa Gebang yaitu memberikan lapangan pekerjaan baru sehingga dapat
mengurangi pengangguran dan dapat meningkankan taraf kehidupan. Selain itu di
dalam industri kecil konveksi juga memberikan dampak negatif yaitu lunturnya
norma kesopanan dan adanya kecemburuan sosial antara masyarakat asli desa
dengan masyarakat pendatang dalam hal kemudahan mengakses pekerjaan
khususnya di sektor industri sehingga dapt berpotensi sebagi konflik.
2. Implikai Metodologis
Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan studi kasus tunggal
terpancang karena hanya dilakukan pada satu lokasi yaitu di industri kecil
konveksi yang ada di desa Gebang. Hal ini dikarenakan peran dari industri kecil
konveksi dalam meningkatkan pendapatan tenaga kerjanya dan sebagai sumber
penghasilan masyarakat desa Gebang. Dalam penelitian ini studi kasus mengarah
pada mendeskripsikan secara rinci dan mendalam mengenai kondisi tentang apa
yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya dilapangan dan terpancang karena di
dalam penelitian ini memfokuskan pada suatu masalah yang sudah ditetapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sebelum peneliti terjun ke tempat penelitian. Oleh karena itu, metode tersebut
sudah tepat untuk digunakan peneliti dalam penelitian.
3. Implikasi Praktis
Hasil penelitian tentang industri kecil konveksi di desa Gebang
mempunyai peranan yang penting dalam terbukanya lapangan pekerjaan dan dapat
mengurangi pengangguran sehingga masyarakat desa Gebang megalami
kesejahteraan khususnya dalam bidang ekonomi. Hasil penelitian ini juga, dapat
dijadikan acuan bagi pemerintah untuk mendukung keberadaan industri kecil dan
pengembangan sumber daya manusia.
C. SARAN
Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian yang telah dikemukakan.
Maka, peneliti mengemukakan beberapa saran yang diharapkan yang dapat
berguna bagi pemilik dari industri kecil konveksi demi kemajuan industri kecil
konveksi, tenaga kerja dan pemerintah daerah Gebang serta masyarakat. Adapun
saran yang disampaikan sebagai berikut:
1. Kepada pemilik dari industri kecil konveksi
a. Bisa mendidik tenaga kerjanya yang belum mahir menjadi mahir menjahit
sehingga dalam proses produksinya lebih bisa maksimal.
2. Kepada tenaga kerja
a. Tenaga kerja harus bisa menjaga sikap dan dapat mematuhi aturan-aturan
yang ada di desa Gebang agar norma-norma yang ada di dalamnya dapat
terjaga.
3. Kepada masyarakat
a. Masyarakat harus bisa menerima pendatang yang dari luar daerah dan bisa
menegur apabila para pendatang melanggar peraturan yang ada di desa
Gebang.