[company name] [document title] - weblog resmi ksei ... · pdf filekumpulan essay lisensi uin...
TRANSCRIPT
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin. Segala puji
bagi Allah atas segala nikmat, karunia-Nya yang tak
terhingga. Telah terbit kumpulan Essai laskar LiSEnSI.
Pepatah Arab mengatakan bahwa “Ilmu itu
laksana hewan buruan dan tulisan merupakan
ikatannya, maka ikatlah hewan buruanmu dengan
ikatan yang kuat”. Kita sebagai mahasiswa tidak hanya
belajar dengan membaca saja tapi kita juga harus bisa
untuk mengikat ilmu yang kita dapatkan dengan menulisnya. Budaya
menulis harus di tanamkan kepada setiap mahasiswa, karena dengan
menulis seseorang dapat merangsang proses berpikir dan kritis terhadap
suatu hal. Mengkritisi dan memberikan opini tidak hanya dengan berkoar-
koar di jalan tetapi bisa juga dengan menulis dan ini merupakan hal yang
efektif karena dengan tulisan semua orang dapat membaca dan
mencermatinya lebih mendalam. Oleh karena itu Div. Riset LiSEnSI UIN
Jakarta membuat program ini untuk menyemangati pengurus LiSEnSI
untuk semangat dalam menulis.
Tema essay yang dipakai dalam kumpulan essay kali ini yaitu
“Optimalisasi peran ekonomi syariah dalam pembumian industri halal di
Indonesia”. Ini melihat dari gejolaknya trend halal yang berkembang di
dunia. Indonesia yang memiliki mayoritas penduduk muslim ini menjadi
sasaran pasar yang bagus untuk industri halal kedepannya. disinilah
bagaimana ekonomi syariah mengoptimalkan pasar yang bagus ini.
Kedepannya dengan persaingan yang lebih setelah di berlakukannya
masyarakat ekonomi asean pada akhir tahun ini.
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 2
Kami berterima kasih kepada seluruh pengurus yang ikut andil
dalam penyusunan kumpulan essai ini. Harapan kami dalam kumpulan essai
ini dapat memotivasi khususnya untuk pengurus dan anggota lisensi untuk
membudayakan menulis dalam diri masing-masing. Dan juga kami
berharap kumpulan essai ini dapat memberikan khazanah keilmuan bagi
yang membaca dan memberikan motivasi untuk selalu bersemangat dalam
mengembangkan industri halal di bumi Indonesia dan selalu menggunakan
produk yang halal.
Kami menyadari dalam kumpulan essai ini masih banyak
kekurangan, baik dari materi, dan teknik penyajian, mengingat kurangnya
pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh karena itu, kami menginginkan
kritik dan saran yang membangun. Namun kami berharap kumpulan essai
dapat memberikan konstribusi untuk kemajuan industri halal di Indonesia.
Semoga industri halal kita dapat bersaing di kancah internasional dan
menjadi kiblat industri halal dunia
Wabillahi taufik wal hidayah
Wassalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh
Moh. Chairul Annas
Ketua LiSEnSI UIN Jakarta periode 2015 - 2016
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. 1
DAFTAR ISI ................................................................................................. 3
SERTIFIKASI HALAL : STRATEGI MUI DAN BPOM DALAM
MENGAWASI INDUSTRI HALAL
Oleh : Dian Purwaningsih ............................................................................. 4
UPAYA PENGEMBANGAN INDUSTRI KULINER HALAL DI
INDONESIA MELALUI PENGADAAN KANTIN HALAL OLEH
MAHASISWA
Oleh : Hayatul Muthmainnah Rusmahafi ..................................................... 8
POTENSI PENGEMBANGAN PRODUK HALAL DI INDONESIA
Oleh : Robiyah Al-adawiyah ...................................................................... 14
STRATEGI PEMASARAN PRODUK HALAL DI INDONESIA
Oleh : Idhil Adhar ....................................................................................... 21
STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI INDUSTRI KOSMETIK
HALAL DI INDONESIA MELALUI MEKANISME AGLOMERASI
INDUSTRI & AKAD MUSYARAKAH DALAM KONTRIBUSI
MENINGKATKAN PENDAPATAN NASIONAL
Oleh : Ahmad Rizki Zulfikar Hilmi ............................................................ 28
SINERGITAS KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI
KREATIF DAN UNIVERSITAS MELALUI OPTIMALISASI
PROGRAM KULIAH KERJA NYATA: UPAYA PENGEMBANGAN
INDUSTRI KERAJINAN TRADISIONAL DI INDONESIA DALAM
MENGHADAPI MEA 2015
Oleh : Agung Maulana ................................................................................ 36
ANALISIS KONTRIBUSI PERDAGANGAN INDONESIA TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA KUARTAL I 2015
Oleh : Ahmad Fadhil ................................................................................... 44
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 4
SERTIFIKASI HALAL : STRATEGI MUI DAN BPOM
DALAM MENGAWASI INDUSTRI HALAL
Oleh : Dian Purwaningsih1
Pendahuluan
Kesadaran konsumen pada produk halal semakin meningkat
terutama bagi konsumen muslim. Berdasarkan data dari laporan bulanan
data sosial ekonomi Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia tahun 2014,
jumlah penduduk di Indonesia sesuai dari hasil Sensus Penduduk tahun
2010 (SP2010) berjumlah 237,6 juta orang dan berdasarkan agama jumlah
penduduk Indonesia yang beragama Islam berjumlah 207.176.162 jiwa.
Bersumber dari hal tersebut, maka mayoritas penduduk di Indonesia adalah
penganut ajaran agama Islam. Dalam ajaran Islam memiliki aturan-aturan
dan cara-cara tersendiri dalam mengkonsumsi serta menggunakan suatu
produk atau biasa disebut dengan istilah halal.2
Saat ini makanan bersertifikasi halal sudah mendapat perhatian di mata
dunia. Bahkan masyarakat Eropa menganggap sertifikasi halal adalah hal
yang positif dan penting. Orang Eropa bahkan menganggap halal is a
quality food. Dalam masalah tercemarnya produk olahan sapi dengan
daging kuda, hal tersebut menjadi persoalan di sana.3
Konsumen muslim mulai memilih produk yang halal dan aman bagi
kesehatan. Hal ini tentu menjadi pertimbangan bagi para produsen ketika
membuat suatu produk. Produk yang dianggap tidak memenuhi kriteria bagi
konsumen muslim atau produk yang “tidak halal” akan menjadi suatu
ancaman bagi produsen.
1 Sekretaris Umum LiSEnSi UIN Jakarta periode 2015–2016, email : [email protected] 2 http://e-journal.uajy.ac.id/6036/2/KOM103544.pdf, 18 Mei 2015 3 http://www.dakwatuna.com/2013/05/21/33572/tangkal-makanan-tak-halal-lppom-mui-dan-bpom-jalin-kerjasama/#axzz3aUQV3xYZ, 18 Mei 2015
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 5
Dari kebutuhan para konsumen akan produk halal dan aman bagi kesehatan,
maka perlu adanya lembaga yang menjamin bahwa produk tersebut halal,
salah satunya didirikannya Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan
Kosmetik Majelis Ulama Indonesia (LPPOM-MUI) dan BPOM (Badan
Pengawas Obat dan Makanan).
LPPOM-MUI : Awal Pembuatan Sertifikasi Halal
Peran LPPOM-MUI adalah melindungi umat dari makanan yang
tidak halal. Umat di sini bukan hanya konsumen, tapi adalah seluruh unsur
di negara Indonesia termasuk produsen dan lembaga serta asosiasi.4
Dalam hal ini LPPOM-MUI membuat suatu kebijakan untuk menjamin
produk halal dengan menerbitkan sertifikasi halal pada produk. Sertifikasi
Halal telah dijalankan oleh MUI sebagai lembaga keagamaan/keulamaan
selama 25 tahun, semenjak tahun 1989. Sertifikasi halal meliputi
menetapkan standar halal, memeriksa produk, menetapkan fatwa, dan
menerbitkan sertifikat halal sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Sertifikat halal merupakan fatwa tertulis yang harus dikeluarkan oleh
lembaga yang memiliki kompetensi dan otoritas dalam penetapan fatwa.
Suatu hal yang tidak bisa dipungkiri, selama ini lembaga yang diakui di
Indonesia memiliki kompetensi tersebut adalah Majelis Ulama Indonesia.
Kedudukan MUI sebagai pelaksana sertifikasi halal dipandang bisa
mencegah adanya perpecahan dan perbedaan (khilafiyah) terhadap fatwa
produk halal. Alhamdulillah, apa yang telah dilakukan oleh MUI selama ini
telah dijadikan rujukan dan model bagi lembaga sertifikasi halal di luar
negeri.5
Ketegasan Penerbitan Sertifikasi Halal
4 http://www.dakwatuna.com/2013/05/21/33572/tangkal-makanan-tak-halal-lppom-mui-dan-bpom-jalin-kerjasama/#axzz3aUQV3xYZ, 18 Mei 2015 5 http://www.halalmui.org/newMUI/index.php/main/detil_page/8/1992, 18 Mei 2015
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 6
Dengan adanya permintaan produk bersertifikasi halal, tentu para
produsen berusaha keras untuk mendapatkan sertifikasi halal. Untuk
mendapatkan sertifikasi halal tentu tidak mudah dan memerlukan biaya
tinggi. Dalam hal ini LPPOM-MUI harus tegas terhadap para produsen
apabila produk tidak sesuai maka tidak akan mendapat sertifikasi halal.
Perlu adanya dukungan dari pemerintah supaya para produsen atau
pengusaha tidak bisa bertindak semena-mena dan tidak melanggar aturan
yang berlaku. LPPOM-MUI menerapkan berbagai syarat dan ketentuan
kepada produsen untuk mendapatkan sertifikasi halal.
Berikut prosedur sertifikasi halal :
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 7
Gambar 1. Prosedur sertifikasi halal
Prosedur pengajuan yang dilakukan harus benar-benar sesuai
dengan syarat dan ketentuan yang sudah dibuat oleh MUI dan para
produsen tidak bisa memaksakan untuk mendapat sertifikasi halal jika
syarat tidak terpenuhi.
Kesimpulan
Dalam pemberian sertifikasi halal pada produk, LPPOM bekerja
sama dengan BPOM supaya pengawasan terhadap produk halal semakin
efektif. Ketegasan dari LPPOM dan BPOM juga harus diterapkan agar
konsumen muslim terlindungi dari produk non halal.
Perlu adanya edukasi kepada produsen dan konsumen bahwa produk halal
itu sangatlah penting dan bukan merupakan suatu tren bisnis yang hanya
menarik konsumen supaya membeli produknya dan mencari keuntungan
sebesar-besarnya.
Edukasi untuk para produsen, LPPOM-MUI bekerja sama dengan HIPMI
(Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) khususnya bagi pengusaha
makanan, obat-obatan, dan kosmetik agar dapat memahami pentingnya
produk bersertifikasi halal.
Edukasi untuk para konsumen, LPPOM-MUI bekerja sama dengan lembaga
kemasyarakatan supaya konsumen dapat mengetahui tanda jenis produk
yang halal.
Pemerintah juga berperan penting dalam menjamin produk halal,
hal ini terdapat pada Undang-undang No.33 tahun 2014 tentang jaminan
produk halal dan KEPMENAG RI No. 518 tahun 2001 tentang pemeriksaan
dan penerapan pangan halal.
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 8
UPAYA PENGEMBANGAN INDUSTRI KULINER HALAL DI
INDONESIA MELALUI PENGADAAN KANTIN HALAL
OLEH MAHASISWA
Oleh : Hayatul Muthmainnah Rusmahafi6
Pendahuluan
Berdasarkan The World Halal Forum, estimasi perdagangan
makanan minuman halal di seluruh dunia per tahunnya mencapai US$1,4
triliun dengan 63% di antaranya berada di Asia. Potensi pertumbuhan
populasi muslim hingga 2030 sebesar 35% dan penjualan produk makanan
halal di Indonesia mencapai angka 700 triliun rupiah.7 Tak heran jika
industri kuliner halal banyak dilirik berbagai negara di dunia bahkan di
negara-negara dengan minoritas penduduk muslim seperti Jepang,
Australia, Korea Selatan, Thailand, Cina dan masih banyak lagi. Ini
menjadi peluang yang besar bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas
penduduknya beragama Islam, yaitu sekitar 87 persen dari 238 juta jiwa
(Data BPS 2010).8
Dalam hal ini, peran Usaha Kecil Bikro dan Menengah (UMKM)
sangat berpengaruh besar dalam mensukseskan kemajuan industri halal.
berdasarkan sensus yang dilakukan pada 2005, jumlah pelaku usaha yang
bergerak di sektor UMKM hampir mencapai 93.000 buah hanya di DKI
Jakarta dengan kontribusi sektor UMKM terhadap perekonomian DKI
mencapai 20% dari total produk domestik regional bruto (PDRB) DKI. 9
6Wakil Koordinator Divisi Pengembangan Sumber Daya Insani LiSEnSi UIN Jakarta periode 2015-2016, email : [email protected] 7http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2014/07/15/265974/ri-berpotensi-jadi-pusat-makanan-halal-dunia diakses pada 29 Mei 2015 8http://dunia.tempo.co/read/news/2015/04/05/116655435/India-Akan-Kalahkan-Indonesia-Soal-Pemeluk-Islam diakses pada 31 Mei 2015 9http://industri.bisnis.com/read/20131210/87/191646/produk-ukm-berlabel-halal-pemprov-dki-akan-gandeng-mui diakses pada 31 Mei 2015
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 9
Namun sayangnya, masih banyak produk-produk yang beredar belum
mencantumkan label halal resmi dari MUI. Terutama pada produk-produk
yang dibuat oleh UMKM. Padahal menurut Undang-Undang Pasal 8 ayat
(1) huruf a UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen,
Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang
dan/atau jasa yang: tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal,
sebagaimana pernyataan halal yang dicantumkan dalam label. Pasal 4 UU
Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal Produk yang masuk,
beredar, dan diperdagangkan di wilayah Indonesia wajib bersertifikat halal.
Pasal 10 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang
Label dan Iklan Pangan menyebutkan setiap orang yang memproduksi atau
memasukkan pangan yang dikemas ke dalam wilayah Indonesia untuk
diperdagangkan dan menyatakan bahwa pangan tersebut halal bagi umat
Islam, bertanggung jawab atas kebenaran pernyataan tersebut dan wajib
mencantumkan keterangan atau tulisan halal pada label.10
Berbagai cara distribusi produk-produk dilakukan dengan
mengirimkan produk untuk dijual di berbagai tempat. Di toko-toko
kelontong di sekitar tempat tinggal masyarakat, sekitar kantor, tak
terkecuali pada kantin-kantin di berbagai institusi pendidikan, salah satunya
melalui kantin kampus. Dengan berbagai macam karakter produk yang ada,
dengan kehalalan semua produk yang belum tentu terjamin secara
keseluruhan, kesadaran dan inisiatif konsumen muslim menjadi faktor
penting dalam memilih makanan dan minuman yang dikonsumsi.
Pentingnya mengonsumsi makanan halal bagi umat Islam salah satunya
tercantum pada Hadits berikut:
10http://faridwajdi.info/lapk-banyak-produk-klaim-halal-tanpa-sertifikat/ diakses pada 30 Mei 2015
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 1
0
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
طي ب ال يقبل إال طي با وإن » أيها الناس إن للا يا أيها لين فقال )ين بما أمر به المرس ر المؤمن أم للا
سل كلوا من الطي بات واعملوا صالحا إن ى بما تعمل وا من يها الذين آمنوا كل وقال )يا أ ليم(ع ون الر
جل يطيل السفر أش «. طي بات ما رزقناكم( يديه يمد غبر عث أ ثم ذكر الر ي إلى السماء يا رب ا رب
حراومطعمه حرام ومشربه حرام وملبسه حرام وغذى بال «. لذلك نى يستجاب م فأ
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thoyyib (baik). Allah
tidak akan menerima sesuatu melainkan dari yang thoyyib (baik). Dan
sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin
seperti yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Firman-Nya: ‘Wahai
para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah
amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.’ Dan Allah juga berfirman: ‘Wahai orang-orang yang beriman!
Makanlah rezeki yang baik-baik yang telah kami rezekikan kepadamu.'”
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang
seorang laki-laki yang telah menempuh perjalanan jauh, sehingga
rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke
langit seraya berdo’a: “Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku.” Padahal,
makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram,
pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dari yang haram, maka
bagaimanakah Allah akan memperkenankan do’anya?” (HR. Muslim no.
1015)
Pembahasan
Meskipun mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, tidak semua
produk yang beredar memiliki sertifikasi halal. Padahal, makanan untuk
lebih jelasnya dapat terlihat dari tabel berikut.
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 1
1
Gambar 2.1 Rekapitulasi Sertifikasi Halal11
Dari tabel di atas, perhitungan dilakukan berdasarkan perusahaan-
perusahaan yang terdaftar. Belum termasuk pada usaha kecil dan menengah
yang ada dan diperkirakan berjumlah 59,7 juta pelaku UMKM.12 Bisa
diperkirakan masih sangat banyak produk di luar sana yang belum memiliki
sertifikasi halal.
Namun, bukan berarti tidak ada yang bisa dilakukan. Diantaranya bisa
dilakukan oleh mahasiswa yang memiliki awareness yang tinggi terhadap
lingkungan sekitar. Beberapa hal bisa dilakukan melalui lingkungan
universitas. Diantaranya:
1. Inisiatif mahasiswa untuk mengajukan pembuatan kantin halal.
Meskipun biasanya pengaadaan kantin dibuat berdasarkan
kebijakan internal universitas, namun tidak menutup
11http://www.halalmui.org/mui14/index.php/main/go_to_section/59/1368/page/1 diakses pada 31 Mei 2015 12http://www.merdeka.com/uang/jumlah-umkm-indonesia-579-juta-terbanyak-dibanding-negara-lain.html diakses pada 31 Mei 2015
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 1
2
kemungkinan mahasiswa bisa membuat pengajuannya. Bisa
dengan pengajuan proposal kepada universitas atau pihak lain
yang berwenang.
2. Melakukan kerjasama antara kantin universitas dengan Majelis
Ulama Indonesia untuk memastikan bahwa setiap makanan dan
minuman yang tersedia berlabel halal resmi MUI. Setiap
produk yang masuk dan akan dijajakan di kantin harus
terseleksi dengan baik dan terjamin halal.
3. MUI dan pihak kantin memberikan edukasi kepada UMKM
yang ingin mengajukan penjualan produknya di kantin. Ketua
Gabungan Asosiasi Makanan dan Minuman Pengusaha
Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman mengungkapkan,
maraknya peredaran label halal palsu disebabkan kurangnya
pengetahuan dari pengusaha, meski tindakan tersebut salah.
Selain itu, pengusaha tidak siap untuk melalui tahapan
memperoleh sertifikat halal, seperti kesiapan dokumen hingga
produksinya.13Untuk itu, diharapkan usaha ini bisa memberikan
kesadaran pada masyarakat akan pentingnya produk yang
terjamin halal. Selain memberikan perlindungan kepada
konsumen juga memberikan nilai lebih kepada produk yang
ditawarkan.
Pengadaan kantin halal di seluruh universitas di Indonesia, bisa
menjadi salah satu alternatif pengembangan kuliner halal sekaligus
perlindungan konsumen di Indonesia. Apalagi keberadaannya di
Universitas umum berisi berbagai macam kalangan etnis, agama, ras, atau
bahkan dari berbagai negara bisa sangat membantu masyarakat muslim.
Meskipun begitu, masyarakat dengan agama yang berbeda dapat
13http://www.republika.co.id/berita/koran/khazanah-koran/14/12/20/ngthwz25-iqra-label-halal-palsu-marak Diakses pada 31 Mei 2015
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 1
3
mengkonsumsinya juga. Karena, makanan yang dianjurkan Islam adalah
makanan yang halal dan thayyib. Yang berarti bukan hanya halal bebas dari
zat yang diharamkan menurut Al-Quran, tetapi juga baik bagi tubuh.
Diantaranya bersih, higienis dan memiliki gizi yang baik. Jadi makanan
halal ideal, juga baik untuk seluruh masyarakat non Islam sekalipun.
Selain dapat melindungi hak konsumen, upaya mahasiswa ini dapat
memberikan manfaat lain. Produk yang memiki label halal dapat
menambah kepercayaan mahasiswa dan diharapkan dapat meningkatkan
penjualan produk tersebut. Manfaat yang dirasakan secara terus menerus
dan memiliki efek domino lainnya yang pada akhirnya meningkatkan
perekonomian masyarakat.
Kesimpulan
Mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam bukan berarti
semua produk kuliner yang beredar di negara ini terjamin kehalalannya.
Kenyataannya masih banyak produk yang tidak mencantumkan label halal,
atau hanya mencantumkan tulisan halal seadanya tanpa jaminan kebenaran
halalnya. Untuk melindungi konsumen sekaligus mengembangkan produk
kuliner umkm di Indonesia mahasiswa bisa melakukan upaya berikut:
1. Pengajuan adanya kantin halal di universitas.
2. Pengadaaan kerjasama kantin dan Majelis Ulama Indonesia
(MUI) dalam pengawasan produk halal yang dijual.
3. Pemberian edukasi bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) tentang pentingnya sertifikasi dan label halal pada
produk yang di buat.
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 1
4
POTENSI PENGEMBANGAN PRODUK HALAL DI
INDONESIA
Oleh : Robiyah Al-adawiyah14
Pendahuluan
Indonesia merupakan Negara yang mayoritas penduduknya
bergama islam. Menurut data resmi Biro Pusat Statistik (BPS) pada tahun
2010 tercatat sebanyak 207.176.162 jiwa berarti setara dengan 87,18%
memeluk agama islam. Dengan demikian jika dibandingkan dengan
Negara-negara lain di dunia, dapat dikatakan bahwa Indonesia adalah
Negara yang memiliki penduduk muslim terbesar di dunia. Berdasarkan
fakta tersebut, dengan mayoritas penduduk beragama islam maka
merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa setidaknya
87,18% yang berda di Indonesia adalah konsumen muslim.
Konsumen muslim merupakan sekelompok konsumen yang
menerapkan syariat islam atau hukum islam di dalam kehidupan dan
keseharinnya, termasuk didalamnya didalam aspek makanan dan minuman
yang di konsumsinya. Oleh karena itu, maka bagi konsumen muslim
makanan yang aman tidak hanya sekedar terbebas dari bahaya fisik saja,
namun juga terdapat suatu unsur yang hakiki yakni yang terhindar dari
unsur haram atau yang tidak sesuai dengan syariat atau hukum islam. Maka
salah satu bentuk perlindungan konsumen yang dibutuhkan oleh konsumen
muslim di Indonesia adalah jaminan atas kebenaran status halal yang
terdapat pada kemasan produk makanan yang dikonsumsinya.
Dalam ketentuan prundang-undangan, ketentuan yang secara tegas
menyebutkan tentang pencantuman label halal secara tegas dapat ditemukan
14 Wakil Koordinator Divisi Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat LiSEnSi Periode 2015 - 2016, email : [email protected]
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 1
5
dalam ketentuan pasal 30 ayat 2 UU No 7 Tahun 1996 tentang pangan yang
menyebutkan bahwa label sekurang-kurangnya memuat:
a. Nama produk;
b. Daftar bahan yang digunakan;
c. Berat bersih atau isi bersih;
d. Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau memasukan
pangan ke dalam wilayah Indonesia;
e. Keterangan tentang halal; dan
f. Tangga, bulan dan tahun kadaluwarsa.15
Dengan demikin konsumen muslim ditekankan untuk teliti meneliti
tentang kehalalan suatu produk. Diantara tindakan yang dapat dilakukan
adalah dengan memperhatikan tanda dan registrasi halal pada kemasan
produk tersebut. Maka dari itu kehati-hatian konsumen dalam memilih
produk ini sangat penting.
Betapa tidak, berdasarkan fakta mengenai predaran makanan dan
minuman di Indonesia, sertifikasi serta penandaan kehalalan suatu produk,
baru menjangkau sebagain kecil produk di Indonesia. Data Pengawasan
Badan Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia pada tahun 2005
menunjukkan bahwa produk yang telah meminta pencantuman tanda halal
tidak lebih dari 2000 produk. Sementara data dari Majelis Ulama Indonesia
(MUI) menunjukkan bahwa permohonan sertifikat halal selama 15 tahun
terakhir (1994-2009) tidak lebih
Pada kenyataannya, ketersediaan produk halal masih sangat
terbatas. Konsekuensinya, untuk memenuhi permintaan konsumen,
beberapa negara Islam justru harus mengimpor barang-barang halal dari
15 Indonesia, Undang-undang Tentang Pangan No. 7 Tahun 1996, TLN No. 3656, pas. 30 ayat (2).
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 1
6
negara-negara non-muslim. Sebagaimana yang dilakukan oleh negara-
negara Middle East dengan mengimpor daging halal dari negara-negara
non-muslim khususnya Australia dan Brazil (Sungkar, 2007). Melihat
kenyataan tersebut, potensi yang dimiliki Indonesia dalam mengembangkan
produk dan jasa halal serta membentuk pusat industri halal sebagai sumber
dinamis pertumbuhan ekonomi yang baru cukup signifikan.
Perilaku konsumen muslim dalam konsumsi sejatinya tidak berbeda
jauh dengan konsumen lainnya yang juga menuntut kesehatan dan kualitas
produk sekaligus memenuhi ketentuan syariah (Al-Harran, 2008).
Pemerintah Indonesia memandang bahwa jaminan produk halal sangat
perlu dilaksanakan. Hal itu dikarenakan sertifikat atau logo halal dalam
produk tidak hanya menjamin umat muslim bahwa produk yang dikonsumsi
atau digunakan telah sesuai dengan hukum-hukum islam, tetapi juga
mendorong industri dan manufaktur untuk memenuhi standar halal yang
syarat dengan kualitas (Ariff, 2009). Sertifikat halal memiliki peran penting
untuk memastikan kepada para konsumen bahwa produk yang mereka
inginkan telah memenuhi kondisi yang diperlukan oleh sebuah produk
halal.
Jaminan Produk Halal di Indonesia
Perhatian pemerintah Indonesia terhadap produk halal terlihat dari
disahkannya Undang-Undang tentang Jaminan Produk Halal yang secara
umum mencakup pengaturan tentang penyelenggaraan JPH, bahan dan
proses produk halal, tata cara mendapatkan sertifikasi, peran serta
masyarakat hingga pidana bagi yang melanggar. UU ini hadir atas
pertimbangan bahwa jaminan terhadap produk halal belum diatur secara
komprehensif dan belum menjamin kepastian hukum.
Pengaturan tentang kehalalan suatu produk sebenarnya telah ada,
yakni Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan dan Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen serta
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 1
7
Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan
Pangan.
Pada Pasal 30 ayat (1), Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996
tentang Pangan disebutkan setiap orang yang memproduksi atau
memasukkan ke dalam wilayah Indonesia makanan yang dikemas untuk
diperdagangkan wajib mencantumkan label pada, di dalam, dan atau di
kemasan pangan. Pada ayat (2) disebutkan Label sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) memuat sekurang kurangnya keterangan mengenai : a) Nama
produk; b) Daftar bahan yang digunakan; c) Berat bersih atau isi bersih; d)
Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau memasukkan pangan ke
dalam wilayah Indonesia; e) Keterangan tentang halal; dan f) Tanggal,
bulan, dan tahun kadaluwarsa.
Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen, diatur dalam Pasal 8 mengenai kewajiban
pengusaha yang antara lain adalah: a) beritikad baik dalam melakukan
kegiatan usahanya; b) memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur
mengenai kondisi dan jaminan barang/jasa serta memberi penjelasan
penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan.
Secara teknis tentang pencantuman label ‘’halal’’ Departemen
Kesehatan telah mengeluarkan Surat Keputusan Nomor:
82/Menkes/SK/I/1996 tentang Pencantuman Tulisan Halal pada Label
Makanan. Dalam lampiran SK tersebut yakni pada Bab V tentang
Persyaratan higienis pengolahan telah dijelaskan aturan-aturan baku dalam
proses pembuatan makanan halal dan persyaratan higienis pengolahan
makanan menurut syariat Islam.
Ketetapan tersebut kemudian dirubah menjadi Surat Keputusan Nomor:
924/Menkes/SK/VIII/ 1996 tentang perubahan atas Keputusan Menteri
Kesehatan RI No 82/Menkes/SK/I/1996 tentang Pencantuman Tulisan
‘’halal’’ pada Label Makanan, dimana pada Pasal 8 disebutkan Produsen
atau importir yang akan mengajukan permohonan pencantuman tulisan
‘’halal’’ wajib siap diperiksa oleh petugas Tim Gabungan dari Majelis
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 1
8
Ulama Indonesia dan Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan
yang ditunjuk Direktur Jenderal.
Pentingnya UKM yang Halal
Gaya hidup halal juga perlu didukung dengan produk-produk
Usaha Kecil Menengah (UKM) bersertifikat halal. Di Indonesia, jumlah
UKM mencapai ribuan. Mereka menyediakan produk makanan, minuman,
perawatan kecantikan, dan barang konsumsi lainnya. Sertifikat halal perlu
dimiliki UKM agar konsumen merasa terlindungi. Pola pikir Muslim
Indonesia yang sudah peduli mengenai halal menjadi sebuah target pasar
untuk produk domestik.
Tidak semua produk yang ada di pasaran lokal terjamin halal. Di
lain sisi, gempuran produk halal dari luar negeri, terutama dari Malaysia
dan Thailand, membuat persaingan semakin ketat. Saat ini, Indonesia masih
berbeda dengan Malaysia. Pemerintah negeri jiran sangat mengutamakan
kehalalan produknya. Di Indonesia, pemerintah belum menganggap aspek
kehalalan produk sebagai kewajiban yang harus diupayakan produsen.
Produsen mengurusnya secara sukarela saja. Ini yang membuat pasar
Indonesia terutama UKM harus berusaha ekstra keras agar produknya
mampu bersaing, baik di dalam maupun luar negeri. Pemerintah juga perlu
mendukung hal tersebut menjadi sebuah regulasi. Masyarakat Muslim pun
mesti lebih terdidik mengenai produk halal.
Beberapa tahun terakhir, pemerintah juga memberikan fasilitas
pembuatan sertifikat halal gratis untuk UKM. Dengan begitu, tidak ada lagi
alasan bagi pelaku usaha untuk tidak memiliki sertifikat halal. Konsumen
juga perlu getol menanyakan kehalalan barang konsumsinya. Salah satu
produk yang paling riskan kehalalannya adalah usaha kue kering dan bakeri
rumahan. Produsen Muslim tak menjamin produknya akan halal.
Selama beberapa tahun terakhir, gaya hidup halal mulai mendapat
tempat di hati masyarakat Muslim. Sebagai negara dengan mayoritas
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 1
9
penduduk beragama Islam, prinsip hidup halalan tayiban memang sudah
sepatutnya dijalankan. Apabila dibandingkan dengan total jumlah Muslim
di Indonesia, mereka yang peduli untuk hidup halal belum menjadi
mayoritas. Akan tetapi, penyebaran materi kampanye hidup halal tampak
berkembang signifikan. Promosi dari mulut ke mulut dan jejaring sosial
telah memunculkan kesadaran pada umat Islam.
Fakta di lapangan, masih banyak restoran yang belum memiliki
sertifikat halal. Rujukan sertifikat halal di Indonesia saat ini masih dipegang
LPPOM MUI. Pengurusannya sebatas tindakan sukarela dari pemilik usaha.
Memang tidak semua restoran yang tak berlogo halal produknya menjadi
haram untuk dikonsumsi. Tetapi, konsumen Muslim tentu harus bijak
menghadapi hal tersebut. Masyarakat tidak bisa melihat proses pembuatan
dari makanan. Contohnya, pemotongan hewannya sesuai atau tidak dengan
ketentuan Islam. Konsumsilah makanan yang sedikit mungkin menyentuh
proses teknologi dalam pembuatannya. Baik itu proses fermentasi, atau
lainnya. Masyarakat juga belum satu suara mengenai beberapa campuran
bumbu masakan. Misalnya, ada yang menggunakan wine ketika membakar
makanan. Mereka berpendapat alkohol akan menguap dalam proses
pembakaran, padahal ketentuan agama telah jelas menetapkannya dalam
kategori haram.
Sementara itu, pemakaian gelatin dari lemak babi juga mesti
diwaspadai. Dalam hal ini, umat Islam harus kembali pada ajaran agama.
Islam mengajarkan untuk membedakan bahan pangan antara yang halal dan
haram. Khamar dan babi diharamkan dalam Islam. Apabila keduanya
bercampur dalam makanan, sehingga sulit untuk memisahkannya, lebih
baik tidak memakan makanan tersebut.
Saat ini, produk dari luar negeri justru memulai langkah lebih maju
menyasar konsumen Muslim dengan mengeluarkan sertifikat halal.
Sertifikat halal dikeluarkan oleh Islamic Council atau lembaga yang sudah
menjalin kerja sama dengan LPPOM MUI. Daftar lembaga bisa dilihat
langsung di website resmi MUI atau LPPOM.
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 2
0
Kesimpulan
Potensi kemajuan ekonomi Islam melalui pengembangan produk
halal sangat besar. Kedudukan ekonomi Islam Indonesia akan secara
otomatis menguat terdorong oleh pertumbuhan sektor halal yang kemudian
akan memperkuat perekonomian nasional. Meski beberapa pelaku usaha
kontra terhadap adanya JPH, namun secara keseluruhan para pengusaha
tersebut keberatan dengan adanya biaya. Adapun aspek keamanan dan
jaminan yang didapat dari sistem jaminan produk halal ini sangat dihargai
karena juga berpengaruh terhadap jaminan mutu.
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik, http://www.bps.go.id
Indonesia, Undang-undang Tentang Pangan No. 7 Tahun 1996, TLN No.
3656, pas. 30 ayat (2).
http://www.worldbank.org/in/news/press-release/2014/09/23/poverty-
reduction-slows-inequality-increases-world-bank-reports
http://miti.or.id/mahasiswa/hibah-pengabdian-pemberdayaan-masyarakat-
p2m-miti-tahun-2015/
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 2
1
STRATEGI PEMASARAN PRODUK HALAL DI INDONESIA
Oleh : Idhil Adhar16
Pendahuluan
Perkembangan akan produk halal di tanah air semakin pesat dari
tahun ke tahun, terutama pada produk pangan, obat-obatan, dan kosmetika.
Berdasarkan data LPPOM-MUI taun 2013 jumlah produk yang mendapat
serftifikasi halal dari LPPOM-MUI yaitu 47.545 yang terdiri dari 832
perusahaan. Sedangkan tahun 2014 sebanyak 67.369 produk yang terdiri
dari 1.436 perusahaan. Dari kutipan data tersebut terlihat jelas begitu
signifikannya pertumbuhan produk yang sudah bersertifikasi halal LPPOM-
MUI.17
Wakil Direktur LPPOM-MUI Sumunar Jati mengatakan
peningkatan ini dikarenakan para pengusaha dan produsen menyadari
adanya tanggung jawab moral untuk memasarkan produk di Indonesia. Hal
tersebut dikarenakan penduduk Indonesia mayoritas adalah Muslim. Selain
itu, sikap kritis dari konsumen dan komunitas halal yang ikut mendorong
meningkatnya jumlah perusahaan yang melakukan sertifikasi halal
LPPOM-MUI.18
Menjadi sebuah peluang sekaligus tantangan, baik dari para
pengusaha maupun pemerintah untuk mendorong masyarakat lebih
mengenal dan menggunakan produk halal. Perlu adanya sosialisasi yang
masif kepada masyarakat, melalui media cetak, internet, televisi. Bahkan
bila dimungkinkan bisa diadakan edukasi secara langsung kepada
masyarakat melalui lembaga pemerintah di tingkat kabupaten, kecamatan,
16 Staff Ahli Biro Eksternal LiSEnSi UIN Jakarta periode 2015 – 2016, email : [email protected] 17 www.produk.halal.or.id 18 m.repubika.co.id/berita/nasional/umum/ 14/11/17nf6oac-jumlah-produk-yang-memperoleh-sertikasi-halal-mui-meningkat
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 2
2
maupun desa. Disini penulis akan menyajikan bagaimana strategi
pemasaran produk halal di Indonesia.
Pemasaran Halal
Islam sebagai agama juga menjadi jalan hidup yang mengatur
segala sendi kehidupan pemeluknya. Syariat Islam tidak hanya mengatur
aspek ibadah (hubungan antara manusia dengan Allah SWT.) saja, tetapi
juga mengatur aspek muamalah (hubungan antara manusia dengan
sesamanya). Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S. Al Baqarah ayat
168-169 :
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan;
Karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.
Sesungguhnya syaitan itu Hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji,
dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.”
Sementara Rasulullah Saw. bersabda:
“Perkara halal itu jelas dan yang haram itu jelas, sedangkan diantara
keduanya terdapat perkara-perkara yang tersamar (meragukan) dan
banyak orang tidak mengetahuinya. Maka siapa yang menghindari
perkara-perkara yang meragukan, ia pun telah membersihkan kehormatan
dan agamanya. Dan siapa yang terjerumus dalam perkara-perkara yang
meragukan, ia pun bisa terjerumus dalam perkara yang haram. Seperti
penggembala yang menggembala di sekitar tempat terlarang dan nyaris
terjerumus di dalamnya.” (HR.Bukhari dan Muslim)
Dari kedua dalil di atas, dapat diambil intisarinya bahwa manusia
diperintahkan untuk menggunakan, memakai, mengkonsumsi barang yang
halal, bukan yang haram. Selain mendapat dosa mengkonsumsi yang
haram, jelas akan merugikan diri pribadi manusia itu sendiri. Islam
mengarahkan para marketer untuk melakukan usaha-usaha pemasaran yang
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 2
3
mengedepankan nilai-nilai akhlak yang mulia. Ada empat prinsip dalam
pemasaran menurut syariah, di antarnya sebagai berikut:19
1. Rabbaniyyah (Teistis)
Ketika seorang marketer harus menyusun taktik pemasaran, apa
yang menjadi keunikan dari perusahaannya dibandingkan dengan
perusahaan lain (diferensiasi), begitu pula marketing mix nya,
dalam mendesign produk, menetapkan harga, penempatan dan
melakukan promosi senantiasa dijiwai nilai-nilai religius.
2. Akhlaqiyyah (Etis)
Konsep marketing syariah adalah konsep pemasaran yang sangat
mengedepankan nilai-nilai moral dan etika, tidak peduli apapun
agamanya. Karena nilai-nilai moral dan etika adalah nilai yang
bersifat uiversal yang diajarkan oleh semua agama.
3. Al Waqi’iyyah (Realistis)
Marketing syariah bukanlah konsep yang ekslusif, fanatis, anti
modernitas, dan kaku. Marketing syariah adalah konsep pemasaran
yang fleksibel, sebagaimana keleluasan dan keluwesan syariah
Islamiyah yang melandasinya. Syariah marketer adalah para
pemasaran profesional dengan penampilan bersih, jujur, rapi dan
bersahaja.
4. Al Insaniyyah (Humanistis)
Prinsip marketing syariah yang lain adalah humanistis. Pengertian
humanistis adalah bahwa syariah diciptakan untuk manusia agar
derajatnya terangkat, sifat kemanusiaannya terjaga dan terpelihara.
Dengan demikian, nilai humanistis ia menjadi manusia yang
terkontrol, seimbang, bukan manusia yang serakah yang
menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan sebesar-
besarnya.
19 Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing. (Bandung:Mizan.2006) hlm.28
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 2
4
Dalam mengkomunikasikan produk halal, perlu adanya pemahaman
mendalam mengenai karakterisktik masyarakat agar produk halal
dipasarkan dengan tepat sasaran. Pada teori tradisional, dikenal adanya
konsep STP (Segmenting, Targeting, Positioning). Ini merupakan salah satu
cara bagaimana sebelum memasarkan produknya ke masyarakat.
1. Segmenting
Langkah pertama yang dilakukan yaitu segmenting artinya
membagi pasar menjadi segmen (kelompok) pembeli yang berbeda
yang mungkin memerlukan produk atau ramuan pemasaran
tersendiri. Segmentasi pasar dilakukan karena pada umumnya pasar
untuk suatu produk atau jasa mempunyai banyak perbedaan
terutama pada kebutuhan dan daya beli. Dengan segmentasi pasar,
akan lebih mudah konsumen mana yang akan menjadi target
produk disampaikan.
2. Targeting
Setelah karakteristik dan besar setiap segmen diketahui, maka
formulasi strategi pemasaran produk halal hendaknya dimulai
dengan pemahaman segmen yang ada tersebut. Setelah itu,
perusahaan menetapkan target market mana yang akan dijadikan
sasaran dari produk halal tersebut dengan mempertimbangkan
potensi pasar serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh
produk terkait dengan karakteristik konsumen yang hendak menjadi
target market nya.
Singkatnya, proses targeting ini ditentukan berdasarkan hasil
analisis segmentasi pasar yang sudah dilakukan. Apakah produk
halal tersebut untuk kalangan menengah ke bawah, segala usia, dan
lain sebagainya.
3. Positioning
Setelah mengetahui segmen pasar, dan menentukan target pasar
nya, langkah selanjutnya menentukan positioning. Maksudnya,
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 2
5
bagaimana produk halal tersebut di mata konsumen yang
membedakannya dengan produk pesaing. Dalam tahap ini produsen
harus menetapkan apa yang menjadi keunikan, kelebihan yang
dimilik dalam produk tersebut yang tidak dimiliki dan tidak bisa
ditiru oleh produk pesaing. Misalnya, produk halal pangan Roti.
Kelebihan yang dimiliki oleh roti tersebut yaitu teksturnya kasar di
luar tetapi lembut dan legit di dalam ketika dimakan, ditambah
dengan varian rasa yang beragam sehingga konsumen akan menjadi
penasaran dan ketagihan untuk mencobanya lagi.
Produsen yang memproduksi produk halal jelas, tidak boleh
memproduksi produk dari unsur atau bahan baku yang diharamkan seperti
babi, darah, anjing, dan lain-lain. Dalam hal pricing (penetapan harga),
produsen menetapkan harga produk halalnya tentu harus rasional, sesuai
dengan perhitungan dan untuk segmen mana produk tersebut dipasarkan.
Misalnya, produk halal kosmetik. Produk tersebut untuk kalangan menegah
ke atas. Maka harga yang ditetapkan juga untuk kalangan menengah ke
atas. Harga miring sedikit tidak masalah, hal ini untuk meningkatkan daya
saing dengan peroduk pesaing agar dapat diterima konsumen.
Sebaik apapun sebuah produk tanpa dikomunikasikan maka hanya
angan-angan belaka. Menjadi titik krusial bagi produsen apabila ingin
mengenalkan produk halalnya kepada masyarakat. Karena dengan adanya
label halal pada produk tersebut maka dalam hal mengkomunikasikan dan
memasarkan produk tersebut bukan hanya masalah keunggulan serta
keunikan yang dimiliki produk halal tersebut. Akan tetapi adanya etika
dalam memasarkannya. Seperti tidak boleh menggunakan penipuan atau
sumpah palsu, mengandung unsur asusila, menyindir kelompok lain / rasis
dan lain-lain.
Promosi bisa dilakukan melalui berbagai media, media televisi,
radio, internet, cetak, dan masih banyak lagi media lain yang bisa
digunakan untuk mengkomunikasikan produk halal. Peranan media,
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 2
6
terutama media televisi sangat mempengaruhi sikap konsumen dalam
keputusan pembelian. Selain promosi melalui pengiklanan seperti contoh di
atas, juga dapat dilakukan dengan edukasi kepada masyarakat tentang
pentingnya produk halal.
Misalnya, produk halal obat-obatan. LPPOM-MUI bekerja sama
dengan dinas kesehatan tingkat kabupaten mensosialisasikan kepada pihak
rumah sakit, apoteker, dokter, pejabat-pejabat desa, dan masyarakat umum
mengenai obat-obatan yang termasuk atau sudah tersertifikasi halal MUI.
Dengan adanya langkah tersebut dapat mengedukasi masyarakat dan
mewaspadai adanya peredaran obat non-halal.
Kesimpulan
Melihat potensi dan peluang yang ada seperti penjelesan di atas,
prospek produk halal di tanah air sangat cerah. Ini tergantung bagaimana
cara atau langkah yang dilakukan oleh para pelaku usaha untuk menarik
minat konsumen. Dalam mengkomunikasikan produk halal produsen harus
melakukan analisis mendalam segmen mana yang akan menjadi target
pemasaran dari produk halal tersebut.
Selanjutnya, produk yang dipasarkan memiliki daya tarik, keunikan, citra
yang memang tidak dimiliki oleh produk pesaing, serta tidak dapat ditiru
oleh pesaing. Dengan keunikan tersebut maka konsumen akan menjadi
penasaran dan lebih tertarik untuk menggunakan atau mengkonsumsi
produk halal tersebut. Mengenai bahan baku, tentunya jelas produk tersebut
tidak boleh mengandung unsur atau bahan baku yang diharamkan.
Dalam mengkomunikasikan produk halal harus memiliki etika,
seperti tidak menyinggung kelompok lain, tidak mengandung unsur asusila,
sumpah palsu atau penipuan, dan lain-lain. Banyak sekali media yang dapat
digunakan sebagai promosi seperti media televisi, internet, media cetak, dan
sebagainya.
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 2
7
Daftar Pustaka
Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing.
Bandung:Mizan.2006
m.repubika.co.id/berita/nasional/umum/ 14/11/17nf6oac-jumlah-produk-
yang-memperoleh-sertikasi-halal-mui-meningkat
www.produk.halal.or.id
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 2
8
STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI INDUSTRI
KOSMETIK HALAL DI INDONESIA MELALUI
MEKANISME AGLOMERASI INDUSTRI & AKAD
MUSYARAKAH DALAM KONTRIBUSI MENINGKATKAN
PENDAPATAN NASIONAL
Oleh : Ahmad Rizki Zulfikar Hilmi20
Pendahuluan
Potensi pasar kosmetik di Indonesia masih sangat menjanjikan,
seiring dengan meningkatnya konsumsi kosmetik pada Semester I/2013.
Berdasarkan data yang dirilis Nielsen, pertumbuhan penggunaan kosmetik
di pedesaan Pulau Jawa tercatat mencapai 27,5% dari Rp64 miliar menjadi
Rp82 miliar pada Semester I/2013. Angka tersebut lebih tinggi
dibandingkan dengan wilayah perkotaan yang pertumbuhannya sekitar
9,4% menjadi Rp606 miliar dari Rp554 miliar pada Semester I/2013.
Direktur Home Panel Service Nielsen Indonesia Hellen Katherina
mengatakan tingginya penggunaan kosmetik terjadi karena semakin banyak
masyarakat yang menyadari pentingnya menjaga kecantikan, meski terjadi
kenaikan harga produk kosmetik21. Kemudian setelah melihat jumlah
tersebut, kita dapat langsung menebak sebagian besar konsumen kosmetik
adalah masyarakat muslim. Mengingat Indonesia 87% penduduk Indonesia
memeluk agama Islam. Sehingga produk kosmetik halal sangat dibutuhkan
untuk memenuhi permintaan masyarakat muslim Indonesia.
Definisi kosmetik yaitu “ kosmetik adalah sediaan atau paduan
bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan untuk
20 Staff Ahli Divisi Kewirausahaan LiSEnSi UIN Jakarta periode 2015 – 2016, email : [email protected] 21http://industri.bisnis.com/read/20130924/12/164964/pasar-kosmetik-di-indonesia-masih-menjanjikan
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 2
9
membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi
supaya tetap dalam keadaan baik”22, berdasarkan definisi tersebut kosmetik
tidak hanya mencakup produk kecantikan untuk perempuan, tetapi
mencakup produk seperti sabun, parfum, lotion, minyak rambut dan
shampoo yang dapat digunakan oleh semua kalangan dan khususnya umat
muslim.
Produk kosmetik halal yang dibutuhkan umat islam adalah produk
yang bebas dari unsur-unsur yang diharamkan oleh syariat islam,
sebagaimana yang telah disebutkan pada surat Al-Maidah ayat 3 :
مت عليكم الميتة والدم ولحم الخنزير حر
Artinya : “diharamkan atas kamu sekalian bangkai, darah, dan daging babi”
Ketersediaan produk kosmetik halal merupakan salah satu
kebutuhan primer yang harus terpenuhi demi memenuhi permintaan jumlah
umat islam. Sehingga pengembangan industri–industri kosmetik halal harus
didorong untuk semakin besar dan memiliki daya saing melalui strategi –
strategi yang efektif, sehingga tidak hanya menhasilkan manfaat dalam
bentuk produk, tetapi juga memberikan kontribusi bagi peningkatan
ekonomi di Indonesia.
Pembahasan
Aglomerasi Industri Kosmetik Halal di Daerah Aceh
Aglomerasi23 industri kosmetik halal adalah strategi pertama untuk
mengembangkan potensi industri kosmetik halal. Pemusatan indutri
22peraturan Menteri Kesehatan RINo.444/MenKes/Permenkes/1998 23Aglomerasi menunjukkan situasi pemusatan kegiatan ekonomi di lokasi-lokasi tertentu. Aglomerasi industri memperlihatkan keadaan berkumpulnya berbagai kegiatan industri, baik bersifat vertikal maupun horizontal. Aglomerasi Vertikal
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 3
0
kosmetik halal pada satu tempat akan memberikan manfaat dan kemudahan
yaitu pertama, penurunan biaya pengolahan limbah industri, industri
kosmetik akan selalu menghasilkan limbah B324 yang sangat berbahaya dan
butuh biaya yang besar, dengan adanya pemusatan industri dapat secara
bersama-sama menanggung biaya limbah B3, sehingga biaya pengolahan
limbah di masing-masing industri kosmetik dapat turun. Kedua, penurunan
biaya produksi, apabila suatu input atau bahan baku dibeli secara besar
maka harga yang harus dibayarkan akan semakin murah. Jika industri-
industri kosmetik membeli bahan baku yang sama secara bersama-sama dan
dalam jumlah besar, maka biaya bahan baku akan dapat diturunkan atau
diantara industri dapat melakukan pertukaran. Ketiga, spesialisasi25 antara
industri kosmetik, industri kosmetik memiliki banyak varian produk,
sehingga jika terjadi kesepakatan untuk melakukan spealisasi sesuai
keungggulan masing-masing industri, biaya produksi dapat ditekan
serendah mungkin.
Kemudian, setelah melihat manfaat dan potensi aglomerasi antara
industri kosmetik halal, dimanakah lokasi yang cocok dan mendukung
perkembangannya?, dengan mempertimbangkan beberapa aspek ekonomi,
seperti kemudahan memperoleh bahan baku dan kedekatan dengan pasar
menunjukkan industri yang berkumpul merupakan industri yang memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya dalam proses produksi berkelanjutan, baik kaitan ke belakang maupun ke depan. Aglomerasi Horizontal menunjukkan industri-industri yang berkumpul tidak memiliki kaitan dalam proses produksi, atau bersifat independen satu dengan yang lainnya. 24 Menurut PP 18/99 pasal 1, limbah B3 adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang dapat mencemarkan atau merusak lingkungan hidup sehingga membahayakan kesehatan serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk lainnya. 25Spesialisasi dalam ekonomi adalah suatu bentuk pembagian tenaga kerja di mana individu atau perusahaan memusatkan usaha-usaha produktif mereka pada sebuah kegiatan atau sejumlah kegiatan-kegiatan yang terbatas. Misalnya dokter spesialis anak atau Ford yang menjadi spesialis di bidang industri otomotif. Spesialis dapat memusatkan diri pada pekerjaan sesuai dengan keahliannya. Kebiasaan dan pengulangan akibat tidak terjadinya perpindahan pekerjaan akan meningkatkan keahlian kerja dan penghematan waktu.
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 3
1
konsumen. Aceh adalah daerah yang cocok untuk terjadinya pemusatan
industri kosmetik halal.
Negeri Serambi Mekkah tersebut memiliki potensi ekonomi yang
strategis yaitu; Pertama, kedekatan dengan pasar konsumen muslim, Kultur
Islam yang amat kental dalam masyarakat. Berdasarkan data BPS 98,19%
penduduk Aceh memeluk agama Islam. berbeda corak keislaman didaerah
lainnya, Islam menjadi amat mengakar dalam kebudayaan Aceh bahkan
dalam otonomi pemerintahan di daerah Aceh, sehingga masyarakatnya akan
lebih memilih produk-produk kosmetik yang jelas kehalalannya, kemudian,
letak Aceh yang berdekatan dengan negara tetangga memiliki potensi untuk
melakukan ekspor. Kedua, kedekatan bahan baku, dalam industri kosmetik
ada dua bahan penting dasar yakni Bahan Dasar Minyak (Oil Based) dan
Bahan Dasar Mineral (Mineral Based), Aceh memiliki kedua sumber daya,
sumber daya mineral yang masih kaya dan terjaga dan juga penghasil
kelapa sawit serta memiliki indutri pengolahan kelapa sawit , sehingga
biaya distribusi bahan baku juga dapat lebih rendah. Ketiga harga faktor
produksi yang lebih murah. UMR (upah minimum regional) Nanggroe
Aceh Darussalam sebesar Rp 1.750.000 tahun 2015 lebih murah dari DKI
Jakarta sebesar Rp 2.441.301. memang bukan pemegang UMR termurah,
namun dengan indeks pembangunan manusia26 tertinggi Aceh sebesar
73,05% tidak jauh dengan indeks pembangunan manusia DKI Jakarta yang
sebesar 78,59%. Kemudian harga tertinggi tanah aceh hanya mencapai Rp
26Indeks Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Index (HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. IPM digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 3
2
2.013.000 per meter27 ini lebih murah dari DKI jakarta yang mencapai
Rp34-40 juta per m2.
Aglomerasi atau pemusatan industri kosmetik halal di Aceh sulit
terwujud tanpa turut serta pemerintah dalam bentuk regulasi dan insetif. di
negara maju seperti Amerika yang pihak pengusaha memiliki peran
dominan dalam ekonomi, berbeda di negara berkembang seperti Indonesia
yang mana pemerintah memiliki peran dominan dalam ekonomi. Sehingga
rencana aglomerasi industri kosmetik halal harus mendapat dukungan
langsung dari pemerintah pusat dan daerah dalam bentuk insentif bahkan
regulasi khusus.regulasi dan insentif bertujuan untuk memotivasi para
pelaku usaha industri kosmetik halal untuk sepakat memusatkan
produksinya di satu area.
Walaupun telah ada insentif dan regulasi, industri-industri tidak
dapat secara langsung sepakat untuk memusatkan produksi, melainkan
dengan mekanisme akad musyarakah yang akan menguatkan dan
memperjelas hak dan kewajiban masing-masing perusahaan industri
kosmetik halal, akad musyarakah tersebut dibuat berdasarkan kesepakatan
antara perusahaan industri.
Mekanisme Akad Musyarakah
Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis
Ulama Indonesia (LPPOM-MUI) memperkirakan produk yang sudah
mendapat sertifikat halal LPPOM-MUI dari baru 10-30 persen dari total
produk beredar.Sejak 2005-2014, berdasarkan jumlah perusahaan, LPPOM-
MUI pusat sudah melakukan sertifikasi halal kepada 6.061 perusahaan. Ada
8.954 sertifikat halal dan sudah ada 192.998 produk yang diberi sertifikat
halal. Sementara, berdasarkan jumlah perusahaan, antara 2011-2014
27http://www.tribunnews.com/regional/2014/09/04/harga-tanah-di-jalan-daud-bereueh-rp-2-jutaan-per-meter-termahal-di-aceh
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 3
3
LPPOM-MUI Provinsi sudah menyertifikasi 3.123 perusahaan, sudah 3.708
sertifikat halal yang diterbitkan dan sudah ada 121.508 produk yang
mendapat sertifikat halal.
Seusai tasyakur milad LPPOM-MUI pertengahan Januari lalu,
Direktur LPPOM-MUI Lukmanul Hakim mengakui, masih banyak produk
yang belum tersertifikasi, termasuk produk usaha kecil menengah (UKM).
Ada sekitar 9 juta UKM tapi baru ratusan ribu yang diregistrasi. Melihat
data tersebut industri besar dan industri UKM masih berjalan sendiri-
sendiri, padahal potensinya amat besar apabila antara industri-indutri
tersebut melakukan kerja sama dan melakukan pemusatan produksi.
Salah satu mekanisme yang cocok adalah melakukan mekanisme akad
musyarakah. Ada 3 jenis akad musyarakah yang dapat digunakan :
1. Syirkah Abdan28
Tahap pertama ini, industri akan melakukan kerja sama usaha,
dengan menyertakan modal keahlian dan keunggulan masing-
masing industri kosmetik untuk memproduksi suatu produk,
mengelola limba B3 dan mengembangkan produk-produk baru.
Dalam tahapan ini industri yang masih berkembang di daerah dapat
turut serta menggunakan pengetahuannya dalam kosmetik
trandisional khas di daerahnya.
2. Syirkah Wujuh29
Ada sebuah kondisi, dimana sebuah industri yang masih
berkembang tapi mempunyai potensi kesulitan pembiayaan,
28Syirkah Abdan, yaitu akad kerjasama antara dua orang atau lebih yang mengandalkan tenaga atau keahlian orang-orang yang melakukan akad. 29syirkah wujuhyaitu akad kerjasama antara dua orang atau lebih untuk membeli
sesuatu secara berhutang (dengan pembayaran yang ditangguhkan), dengan
menggunakan nama baik mereka. Disebut syirkah wujuh karena syirkah ini
didasarkan pada ketokohan, kedudukan, atau keahlian seseorang di tengah
masyarakat.
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 3
4
memasarkan produk baru. dengan mekanisme akad syirkah wujuh
industri kosmetik yang sudah besar dapat melihat potensinya,
kemudian meminjamkan nama baik perusahaan, bahkan brand
perusahaan, untuk mendorong tentunya dengan kesepakatan dan
pejanjian diantara industri kosmetik.
3. Syirkah Mufawadhah30
Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap industri melakukan produksi
untuk mengejar keuntungan, sehingga terkadang terjadi iklim
persaingan yang ketat. Dengan melakukan akad Syirkah
Mufawadhah industri – industri kosmetik halal berkerja sama untuk
melakukan proses produksi atau aktivitas lainnya. Sehingga terjadi
iklim kerja sama yang sehat dan peningkatan kinerja masing-
masing industri kosmetik halal.
Kesimpulan
1) Indonesia memiliki potensi industri kosmetik yang sangat tinggi
dikarenakan negara Indonesia merupakan negara yang mayoritas
pendudukannya muslim dengan jumlah 220 juta muslim (87%
Penduduk). Sehingga ketersediaan produk kosmetik yang halal adalah
sebuah kebutuhan.
30 Syirkah Mufawadhah, yaitu akad kerjasama antara dua orang atau lebih
dalam melakukan suatu usaha dengan syarat adanya kesamaan modal,
pengelolaan dan agama. Masing-masing pihak dalam syirkah mufawadhah
menjadi penjamin sekaligus wakil mitranya, yaitu setiap pihak menyerahkan
kepada pihak yang lain hak untuk mengoperasikan segala aktivitas yang menjadi
kesepakatan kerjasama tersebut, seperti jual beli, sewa-menyewa, gadai dan yang
sejenisnya. Jadi, masing-masing pihak mempunyai kewajiban sama seperti
kewajiban mitranya.
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 3
5
2) Aglomerasi atau pemusatan industri kosmetik halal di Aceh, adalah
strategi pertama untuk mendorong perkembangan industri kosmetik
halal di Indonesia.
3) Daerah Aceh dipilih sebagai lokasi pemusatan, karena memiliki
potensi ekonomi yang dapat mendukung perkembangan industri
kosmetik halal.
4) Mekanisme akad musyarakah, adalah strategi kedua untuk mendorong
industri kosmetik besar dan industri kosmetik halal UKM berkerja
sama mengembangkan produk kosmetik yang halal. ada 3 jenis akad
musyarakah yang dapat digunakan :
a) Syirkah Abdan
b) Syirkah Wujuh
c) Syirkah Mufawadhah
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 3
6
SINERGITAS KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI
KREATIF DAN UNIVERSITAS MELALUI OPTIMALISASI
PROGRAM KULIAH KERJA NYATA: UPAYA PENGEMBANGAN
INDUSTRI KERAJINAN TRADISIONAL DI INDONESIA DALAM
MENGHADAPI MEA 2015
Oleh : Agung Maulana31
PENDAHULUAN
Pertumbuhan industri kreatif nasional ditargetkan mencapai 10
persen pada 2014 dan dapat menjadi tiga besar kontributor untuk Product
Domestic Bruto (PDB). Menurut data Kementerian Parawisata dan
Ekonomi Kreatif Pada 2013, ekspor produk kreatif mencapai Rp119 triliun
(10 miliar dollar AS) yang naik delapan persen dibanding 2012, sedangkan
kontribusi industri kreatif terhadap PDB pada 2013, tidak jauh berbeda
dengan 2012, di kisaran 6,9 persen atau di posisi ke-tujuh, senilai Rp573
triliun dari sektor-sektor ekonomi lainnya (MS Hidayat 2014).32
Salah satu bidang industri kreatif di Indonesia yang menyumbang
PDB (Produk Domestik Bruto) terbesar adalah industry kerajinan.
Kelompok industri kerajinan menyumbang 25% total PDB, atau terbesar
kedua setelah fashion 43%. Sektor lainnya yaitu periklanan, desain, dan
musik masing-masing 8%, 6%, dan 6%.33 Di atas kertas, inilah era bagi
industri kerajinan tanah air yang sebagian besar tersebar di pedesaan.
Seharusnya era ini menjadi momentum peningkatan kesejahteraan di
pedesaan.
31 Staff Ahli Divisi Riset LiSEnSi UIN Jakarta periode 2015 - 2016, email : [email protected] 32 Diakses melalui http://www.antaranews.com/berita/425323/pertumbuhan-industri-kreatif-ditarget-10-persen-pada-2014 33 Diakses melalui http://www.pelita.or.id/baca.php?id=95903
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 3
7
Jika ditelusuri lebih lanjut, sebagian dari industri kerajinan di
Indonesia merupakan industri kerajinan tradisional. Industri kerajinan
tradisional ini prosentasinya jauh lebih besar dari pada industri kerajinan
modern. Populasinya lebih banyak tersebar di daerah pedesaan. Disebut
tradisional karena bidang yang digeluti sudah menjadi tradisi keluarga
secara trurun temurun oleh beberapa generasi, sehingga pertanyaan tentang
kapan usaha kerajinan tersbut didirikan umumnya sulit dijawab. Cara kerja
Industri kerajinan tradisional cenderung menganut pola manajemen
kekeluargaan di mana pekerja adalah seluruh anggota keluarga (Wiyoso,
1990). Sebagian industri kerajinan tradisional masih bertahan menggunakan
peralatan yang digunakan leluhur mereka, tapi kini sudah banyak yang
mulai beralih menggunakan peralatan modern.34
Perlahan Idustri kerajinan tradisional mulai tumbang satu persatu.
Profit yang minim mengakibatkan masa depan sebagai pengrajin dianggap
tidak menguntungkan. Anak-anak pengrajin lebih memilih menjadi buruh di
ibu kota dari pada melanjutkan usaha orang tuanya. Industri kerajinan
tradisional terancam punah justru pada saat industri kerajinan menjadi
penyumbang terbesar kedua PDB industri kreatif. Sebagai contoh, pada
tahun 2008 di Ciomas ada 800 pengrajin alas kaki yang terancam gulung
tikar. Di tanggulangin Sidoarjo, dari data tahun 2000 di mana terdapat 350
pengrajin kulit disana, pada tahun 2008 tinggal 50 pengrajin saja yang
masih membuat produk sendiri, selebihnya memilih menjadi pedagang
produk dari china. 4000 pengrajin perak gianyar Bali juga pernah
mengalami ancaman yang sama. I Made Damam, ketua Asosiasi Pengrajin
Perak menyatakan penurunan kapasitas produksi tidak dapat dihindari
akibat kalah bersaing dengan produk Thailand dan India. Permasalah juga
disampaikan oleh asosiasi pengrajin mutiara, pengrajin batik, pengrajin
34 Ellya Zulaikha, Transformasi IKM Kerajinan Tradisional menjadi Industri Kreatif, Seminar Internasional, Pengembangan Industri Kreatif Berbasis Tradisi, Institus Seni Indonesia Solo.
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 3
8
rotan, dan pengrajin logam (Indosiar.com). industri kerajinan kuningan
tradisional di Bondowoso juga pada tahun 2008 silam juga yang
sebelumnya merambah pasar internasional, speerti singapura, Malaysia, dan
Arab Saudi mengalami ancaman gulung tikar karena penurunan permintaan
produk, yang berakibat pada penurunan unit usaha di sentra tersebut hingga
tinggal 20%.35
Peristiwa di atas dapat terjadi karena industri kerajinan masih
menyisakan berbagai permasalahan yang tak kunjung usai. Wakil Presiden
Boediono menyoroti beberapa permasalahan krusial industri kerajinan
Indonesia yang didominasi pengusaha kecil menengah. Menurutnya, salah
satu masalah utama industri kerajinan adalah sulitnya para pengrajin
mengakses modal dari perbankan. Boediono juga menyoroti masalah
branding, teknik pemasaran, paten, dan pengembangan produk ramah
lingkungan.36
Sedangkan Marie Eka Pangestu mengatakan setidaknya ada 7 hal
yang masih menjadi masalah, seperti kebijakan peraturan perundangan,
kurangnya riset pengembangan teknologi dan produk kreatif, SDM,
Infrastruktur, pemasaran, kelembagaan dan apresiasi masyarakat serta
sulitnya akses pembiayaan.37
Melihat berbagai hambatan tersebut, sebenarnya pemerintah sudah
membuat dan melaksanakan berbagai kebijakan khususnya kementerian
perindustrian, kementerian koperasi dan UKM, maupun kementerian
pariwisata dan ekonomi kreatif. Salah satu buktinya adalah dengan
diterbitkannya cetak biru pengembangan industri berbasis ide yang terbagi
35 Ibid 36 Diakses melalui http://www.kemenperin.go.id/artikel/6144/Wapres-Akui-Industri-Kerajinan-Terhambat 37 Diakses melalui http://www.infobanknews.com/2012/06/nih-tujuh-sumber-
masalah-ekonomi-kreatif/
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 3
9
menjadi dua tahap. Tahap pertama, periode 2010-2015, disebut tahap
penguatan ditargetkan bisa tumbuh sekitar 11%-12% setiap tahunnya.
Sementara tahap kedua, periode 2016-2025, disebut tahap akselerasi
diharapkan bisa tumbuh sekitar 12%-13%.38
Meskipun sudah dibuat cetak birunya, Pemerintah tidak dapat bekerja
sendirian. Upaya pengembangan industri kreatif khususnya industri
kerajinan harus dilakukan scara sinergis antara pemerintah dan pihak terkait
(pengusaha, masyarakat, pemuda). Semua program pemerintah tidak
terkecuali program sosialisasi, edukasi, serta pemberian bantuan dari
pemerintah kepada para pengusaha pengrajin juga perlu dilakukan bersama
secara sinergis.
MAHASISWA MELALUI KULIAH KERJA NYATA (KKN)
SEBAGAI KEPANJANGAN TANGAN PEMERINTAH DAN
FASILITATOR
Mahasiswa sebagai agent of change merupakan salah satu pihak yang
kontribusinya tidak dapat dilepaskan dalam upaya ini. Mahasiswa sebagai
bagian dari pemuda Indonesia memiliki potensi yang besar untuk
mensukseskan progam pemerintah untuk menjadikan industri kerajinan di
Indonesia lebih baik. Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai moment krusial
mahasiswa dalam pemberian bantuan pemikiran, tenaga, dan pemecahan
masalah pembangunan suatu daerah, dapat dioptimalkan keberadaannya
sebagai kepanjangan tangan pemerintah dalam memberikan edukasi,
sosialisasi dan pelatihan kepada para pengrajin tradisional.
program pemerintah yang telah disiapkan sebagai pemecahan
masalah dalam pengembangan industri kecil dan menengah (tradisional)
yang secara langsung dapat dilakukan pada program KKN diantaranya :
38 Diakses melalui http://www.kemenperin.go.id/artikel/739/Kemenperin-Optimistis-Ekspor-Kerajinan-Tumbuh-5-10-Per-Tahun--
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 4
0
1. Melakukan sinergitas melalui kerjasama dengan lembaga
intermediasi zakat, volunteer, dan kementerian terkait yang
memberikan program bantuan dana untuk proses pengembangan
industri kerajinan tradisional seperti BAZNAS, Dompet Duafa,
LAZIZ, kementerian perindustrian dan KEMENKOP RI.
Mahasiswa dapat menjadi fasilitator untuk pemberian bantuan dana
produktif dari lembaga intermediasi zakat, volunteer maupun
kementerian terkait. Program ini sebagai salah satu pemecahan
masalah sulitnya pembiayaan terkait modal yang dapat diterima
oleh para pengrajin tradisional khususnya yang ada di desa-desa
pedalaman. Sulitnya proses pengajukan kredit, serta tidak adanya
agunan yang dimiliki oleh para pengrajin tradisional akan dibantu
melalui adanya program ini.
2. Sosialisasi petunjuk teknis (JUKNIS) pengembangan One Village
One Product (OVOP) milik kementerian perindusterian DIRJEN
Industri kecil dan menengah. Tujuannya untuk mengangkat citra
produk budaya lokal menjadi produk yang memiliki daya saing
global. Hal tersebut dilakukan Mengacu kepada Inpres No. 6 tahun
2007 dan Permen Perindustrian No. 78 tahun 2007 tentang
Pengembangan Produk melalui OVOP. Melalui program KKN,
potensi setiap desa di Indonesia akan diketahui oleh pemerintah
melalui bantuan mahasiswa yang mendata usaha kreatif apa saja
yang dilakukan oleh warga desa setempat. Program ini pada
akhirnya memperkaya negara akan berbagai jenis produk kreatif
berdasarkan kearifan lokal yang ada di desa di seluruh penjuru di
Indonesia.39
3. Program pelatihan kewirausahaan untuk para warga desa di setiap
tempat KKN. Program ini dapat dibentuk oleh mahasiswa dengan
bekerjasama oleh kementerian ketenagakerjaan dan kementerian
39 Euis Saedah, Program Kerja DITJEN Industri Kecil dan Menengah Tahun 2012, Kementerian Perindusterian Republik Indonesia.
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 4
1
perindustrian, lembaga pelatihan daerah, dan perguruan tinggi
dengan memberikan pelatihan skill kepada masyarakat. Tujuan dari
program ini untuk menciptakan entrepreneur dan pengrajin baru di
Indonesia, serta peningkatan kualitas produk kreatif.
4. Program pelatihan manajemen dan pembuatan proposal Kredit
Usaha Rakyat (KUR). Melalui kerjasama dengan pihak bank
khusunya bank yang ditunjuk pemerintah dalam proses penyaluran
KUR maupun program kredit pemerintah lainnya, mahasiswa
melalui program KKN dapat memberikan pelatihan pembuatan
proposal KUR dengan dibimbing langsung dari pihak bank, serta
pelatihan manajemen dan pembuatan laporan keuangan dengan
tujuan meningkatkan kemampuan manajemen sumber daya
manusia, serta terciptanya akses kredit maupun pembiayaan yang
mudah.
5. Program terakhir adalah sebagai follow up dari program yang telah
dibuat di lokasi KKN mahasiswa. Yaitu penyertaan para pengrajin
desa dalam event-event maupun expo-expo dan bazar baik yang
diselenggarakan oleh mahasiswa di kampus, maupun oleh
pemerintah. Pada program ini, masing-masing kelompok KKN
dapat mencatat produk kerajianan apa yang ada di desanya,
kemudian dilaporkan kepada kementerian pariwisata dan ekonomi
kreatif maupun kementerian perindustrian sehingga pada event-
event tertentu mereka dapat diikutsertakan. Tujuan dari program ini
adalah untuk memasarkan produk kerajinan desa serta sebagai
ajang promosi bagi mereka.
Melalui kelima program yang dapat dilakukan mahasiswa pada
kegiatan KKN tersebut diharapkan dapat memberikan pelatihan, edukasi,
dan sosialisasi yang komprehensif kepada masyarakat, khususnya para
pengrajin yang ada di lokasi KKN masing-masing kelompok. Adanya
dukungan dari pihak masing-masing kampus yang berkomitmen untuk
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 4
2
menjadikan program pemberdayaan para wirausahawan dan para pengrajin
tradisional yang ada di desa-desa dengan menjadikan program ini sebagai
target yang wajib dan harus dilaksanakan oleh mahasiswa dapat menjadi
modal berharga bagi terlaksananya program ini.
Pemerintah yang lebih peka terhadap besarnya potensi pemuda
khususnya mahasiswa juga pada akhirnya akan membantu memudahkan
mereka untuk membina masyarakat yang pada akhirnya akan meningkatkan
pertumbuhan industri kreatif khususnya kerajinan tradisional.
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 4
3
DAFTAR PUSTAKA
1. Ellya Zulaikha, Transformasi IKM Kerajinan Tradisional menjadi
Industri Kreatif, Seminar Internasional, Pengembangan Industri
Kreatif Berbasis Tradisi, Institus Seni Indonesia Solo.
2. Euis Saedah, Program Kerja DITJEN Industri Kecil dan Menengah
Tahun 2012, Kementerian Perindusterian Republik Indonesia.
3. http://www.antaranews.com/berita/425323/pertumbuhan-industri-
kreatif-ditarget-10-persen-pada-2014
4. http://www.pelita.or.id/baca.php?id=95903
5. http://wwwȃ.kemenperin.go.id/artikel/6144/Wapres-Akui Industri-
Kerajinan-Terhambat
6. http://www.infobanknews.com/2012/06/nih-tujuh-sumber-masalah-
ekonomi-kreatif/
7. http://www.kemenperin.go.id/artikel/739/Kemenperin-Optimistis-
Ekspor-Kerajinan-Tumbuh-5-10-Per-Tahun--
8. Putri Soraya, Studi Industri Kerajinan Serat Agel di Desa
Salamrejo Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo, Skripsi,
Program Sarjana jurusan pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
dan Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 4
4
ANALISIS KONTRIBUSI PERDAGANGAN INDONESIA
TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
KUARTAL I 2015
Oleh : Ahmad Fadhil40
I. PENDAHULUAN
Sektor ekonomi merupakan salah satu sektor yang paling penting
untuk mengukur tinkat kesejahteraan suatu negara. Pada umumnya jika
angka pertumbuhan ekonomi bergerak pada arah yang positif, maka dapat
dikatakan negara tersebut sejahtera, dan begitu juga sebaliknya. Akan
tetapi, pergerakan pertumbuhan ekonomi kearah positif tidak selamanya
menggambarkan bahwa negara tersebut sejahtera, ada beberapa faktor lain
yang memiliki pengaruh dalam pengukuran tingkat kesejahteraan suatu
negara seperti misalnya angka inflasi, situasi politik, dan sebagainya.
Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan ekonomi
yang menyebabkan barang dan jasa dalam masyarakat bertambah dari satu
periode ke periode yang lain serta kemakmuran masyarakat meningkat.
Akan tetapi, jika produksi barang dan jasa di dalam negeri mengalami
pertumbuhan yang baik disertai dengan meningkatnya harga-harga barang
dan jasa (terjadi inflasi) maka pertumbuhan tersebut tidak berarti apa-apa,
dimana daya beli masyarakat melemah. Selain faktor moneter ada lagi
pengaruh lainnya terhadap pertumbuhan ekonomi dewasa ini yang juga
menjadi langkah umum pemerintah untuk menciptakan struktur reformasi
ekonomi di Indonesia, guna mengatasi masalah perekonomian yang
berlarut-larut. Bentuk pembaharuan ini diwujudkan dengan adanya transisi
dari ketergantungan sumber daya alam ke persaingan internasional.
40 Staff Ahli Divisi Keilmuan LiSEnSi UIN Jakarta periode 2015 – 2016, email : [email protected]
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 4
5
Melakukan suatu reformasi dalam perdagangan tentunya sangat
berperan penting dalam menentukan arah kebijakan suatu negara. Setiap
negara baik negara maju maupun negara berkembang memiliki kekayaan
alam masing-masing serta potensi menciptakan produk dengan comparative
advantage (keunggulan komparatif) tersendiri, baik dari bahan baku, tenaga
kerja maupun biaya yang dikeluarkan untuk melahirkan suatu produk
tertentu. Oleh sebab itulah penting adanya sistem perdagangan yang tidak
hanya mengandalkan pada perdagangan dalam negeri saja, akan tetapi
meluas hingga taraf internasional.
Dengan adanya teori keunggulan komparatif inilah muncul
perputaran barang dan jasa dari suatu negara ke negara yang lain. Di era
globalisasi ini, suatu negara dapat melakukan ekspansi perdagangan ke luar
negeri. Tidak hanya melakukan ekspansi perdagangan melalui Aktivitas
jual saja, akan tetapi dengan memenuhi kebutuhan masyarakatnya maka
negara dapat melakukan Aktivitas pembelian dari luar negeri. Singkatnya
inilah yang biasanya dikenal dengan Aktivitas ekspor-impor atau
Perdagangan Internasional.
Aktivitas ekspor–impor banyak memberikan keuntungan bagi suatu
negara yang terlibat didalamnya. Ekspor merupakan salah satu sumber
devisa yang sangat dibutuhkan oleh negara atau daerah yang
perekonomiannya bersifat terbuka seperti di Indonesia, karena ekspor
secara luas ke berbagai negara memungkinkan peningkatan jumlah
produksi yang mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga diharapkan
dapat memberikan andil yang besar terhadap pertumbuhan dan stabilitas
perekonomiaannya. Sedangkan melalui impor maka negara dapat
memenuhi kebutuhan dalam negeri yang tidak dapat diproduksi di dalam
negeri atau memanfaatkan pola comparative advantage sehingga biaya
yang dikeluarkan untuk suatu produk barang dan jasa akan lebih murah.
Jika semakin banyak permintaan barang dari luar negeri maka
produksi akan meningkat, meningkatnya produksi akan berimbas pada
meningkatnya pula permintaan terhadap tenaga kerja sehingga dapat
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 4
6
meminimalisir angka pengangguran. Jika masyarakat bekerja maka daya
beli masyarakat akan meningkat dan perputaran tingkat konsumsi akan
semakin lebih baik dan akhirnya tujuan dalam pertumbuhan ekonomi pun
akan tercapai.
Jika melihat data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik
terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia Triwulan-I 2015, Indonesia hanya
mengalami pertumbuhan sebesar 4,7 persen pada kuartal pertama. Ini
merupakan pertumbuhan terendah sejak tahun 2009. Penurunan ini lebih
buruk jika dibandingkan dengan Triwulan-IV 2014 maupun rata-rata
pertumbuhan sepanjang tahun 2014 yang masih sebesar 5,0 persen. Lantas
yang menjadi pertanyaan adalah sejauhmana kontibusi perdagangan
internasional atau ekspor-impor terhadap pertumbuhan ekonomi tahun 2015
khususnya pada Triwulan-I dan bagaimana prospek kedepannya. Akankah
instrumen perdagangan internasional menjadi salah satu komponen
penggenjot pertumbuhan, atau malah berbalik menjadi penggerus
pertumbuhan.
II. PEMBAHASAN
A. Kondisi Perekonomian Global dan Dampaknya Terhadap Ekspor-
Impor Indonesia
Iklim perdagangan internasional sangat dipengaruhi oleh kondisi
perekonomian dunia yang sedang terjadi. Hingga Triwulan-I 2015
perekonomian dunia masih belum menunjukan perubahan kearah
pertumbuhan yang stabil. Di satu sisi, perekonomian Amerika mulai
menunjukan perbaikan yang ditandai dengan meningkatnya investasi dan
konsumsi swasta sebesar 7,8 persen dan 3 persen. Akan tetapi disisi lain,
perekonomian negara-negara Asia seperti Tiongkok terus mengalami
perlambatan. Tercatat pada Triwulan-I 2015 perekonomian Tiongkok hanya
mampu tumbuh 7,0 persen, lebih lambat jika dibandingkan dengan
Triwulan-IV 2014 yang tumbuh sebesar 7,3 persen. Belum lagi kawasan
eropa yang mana pertumbuhan ekonomi pada Triwulan-I 2015 hanya
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 4
7
tumbuh 1,0 persen. Lebih tinggi sedikit dibandingkan Triwulan-IV 2015
yang tumbuh sebesar 0,9 persen.
Tidak stabilnya kondisi perekonomian global saat ini, sedikit
besarnya berpengaruh kepada ilkim ekspor-impor Indonesia, khususnya
dengan negara-negara yang menjadi mitra dagang terbesar seperti Amerika,
Jepang, Tiongkok, India dan Singapura.
Tabel 1. Kondisi Neraca Perdagangan Indonesia dengan Negara-
Negara Mitra Dagang
Sumber: Kementerian Perdagangan (diolah)
Seiring dengan membaiknya perekonomian Amerika Serikat, hal
tersebut membuat permintaan ekspor Indonesia terhadap Amerika
meningkat, khususnya terhadap sektor non migas. Ekspor Indonesia
terhadap Amerika antara bulan januari hingga april 2015 tercatat
mengalami kenaikan sebesar 4,1 persen. Adapun untuk impor mengalami
penurunan sebesar 9,43 persen. Secara keseluruhan neraca perdagangan
Indonesia-Amerika mengalami kenaikan sebesar 19,53 persen jika
dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2014.
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 4
8
Begitu juga dengan neraca perdagangan Indonesia-India yang
mengalami surplus. Sejak tahun 2012 pertumbuhan ekonomi India selalu
mengalami peningkatan yang pesat. Hal itu berdampak terhadap besarnya
permintaan ekspor Indonesia terhadap India. Ekspor Indonesia terhadap
India mengalami kenaikan sebesar 14,14 persen. Sedangkan jumlah impor
mengalami penurunan sebesar 26,21 persen. Secara keseluruhan neraca
perdagangan Indonesia-India mengalami kenaikan sebesar 38,54 persen jika
dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2014.
Sedikit berbeda dengan jepang, meskipun neraca perdagangan
Indonesia-Jepang mengalami surplus, akan tetapi jika dibandingkan dengan
periode yang sama di tahun sebelumnya, neraca perdagangan Indonesia-
Jepang mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu sebesar 30,75
persen. Untuk ekspor sendiri, terjadi penurunan sebesar 18,67 persen. Dan
untuk ekspor penurunan tercatat sebesar 14,2 persen.
Adapun untuk Singapura, negara ini merupakan salah satu mitra
dagang Indonesia penggerus pertumbuhan ekonomi. Lebih dari lima tahun
neraca perdagangan Indonesia-Singapura selalu mengalami defisit. Untuk
periode januari hingga april tahun 2015, defisit neraca pedagangan ini
mengalami perlambatan sebesar 54,14 persen. Didorong oleh menurunnya
ekspor dan impor sebesar 23,94 persen dan 34,29 persen.
Negara mitra dagang terbesar yang terakhir adalah Tiongkok.
Dengan banyaknya produk Cina yang beredar di Indonesia menunjukan
bahwa daya saing
industri domestik masih
kalah dibandingkan
dengan Cina. Hingga
saat ini neraca
perdagangan Indonesia-
Tiongkok terus
mengalami defisit
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 4
9
meskipun mengalami perlambatan sebesar 40,92 persen dibandingkan
periode Januari-Apri pada tahun 2014. Adapun untuk ekspor Indonesia-
Tiongkok mengalami penurunan sebesar 23,82 persen. Dan untuk impor
mengalami penurunan sebesar 0,84 persen.
Jika dikumulatifkan secara keseluruhan, kinerja perdagangan
Indonesia tahun 2015 (Januari-Mei*) mengalami surplus neraca
perdagangan. Surplus neraca perdagangan ini bukan karena meningkatnya
kinerja ekspor ataupun meningkatnya kinerja sektor industri. Akan tetapi
lebih dikarenakan penurunan impor yang signifikan pada periode tersebut
yang mencapai 17,9 persen. Disisi lain pertumbuhan ekspor juga menurun
drastis yaitu mencapai 11,84 persen.
Tabel 2. Neraca Perdagangan Indonesia Total periode Januari-Mei
2015/2015
B. Penyebab Melemahnya Ekspor-Impor dan Dampaknya Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi
Penurunan impor ini menunjukan bahwa telah terjadi penurunan
daya beli masyarakat. Penyebab utamanya adalah karena volatilitas nilai
rupiah yang sangat tinggi. Pada Oktober 2014, nilai rupiah terhadap Dolar
AS berada pada kisaran Rp12.082 dan dalam kurun waktu 8 bulan, nilai
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 5
0
rupiah anjlok hingga di level Rp13.149. Hal ini menyebabkan daya beli
masyarakat menurun, khususnya industri yang menggunakan bahan baku
produksinya impor dari luar negeri.
Tabel 3. Volatilitas Nilai Rupiah Terhadap Dolar AS
Sumber: Kementerian Perdagangan (diolah)
Sedangkan untuk ekspor, meskipun dari segi selisi jumlah nilai
ekspor lebih besar dibandingkan impor sehingga pada periode Triwulan-I
2015 terjadi surplus neraca perdagangan, akan tetapi dari segi pertumbuhan,
ekspor mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode
sebelumnya. Hal tersebut disebabkan karena harga komoditas Internasional
terus mengalami tren penurunan. Secara umum penurunan harga komoditas
global dunia disebabkan oleh penurunan permintaan ekonomi global. Era
boom harga komoditas global yang terjadi di tahun 2011 tampaknya telah
berakhir dan memasuki fase downward trend.
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 5
1
Perkembangan Harga Batu Bara ($/mt) Perkembangan Harga Palm Oil ($/mt)
Perkembangan Harga Kakao ($/kg) Perkembangan Harga Nikel ($/mt)
Sumber: Indef, 2015
Adapun untuk penurunan ekspor barang industri manufaktur
penyebab utamanya adalah karena meningkatnya bahan baku energi.
Kebijakan pemerintah untuk mencabut subsisi bahan bakar minyak dan
menyerahkan harganya kepada mekanisme pasar menyebakan biaya
pembuatan barang manufaktur meningkat. Terlebih lagi kebijakan
pemerintah untuk menaikan harga tarif dasar listrik dan gas secara
bersamaan. Hal tersebut menyebabkan industri dalam negeri kalah saing
baik dari segi kualitas maupun efisisensi cost dan harga.
Melihat perkembangan ekspor-impor Indonesia Triwulan-I 2015 di
atas, maka tidak heran kenapa pertumbuhan ekonomi Triwulan-I hanya
tumbuh sebesar 4,7 persen. Meskipun perdagangan internasional
mengalami surplus, akan tetapi dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi
tidak terlalu signifikan. Neraca perdaganagn Indonesia saat ini masih rapuh
dan fluktuatif. Dalam jangka panjang perlu ada perubahan yang signifikan
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 5
2
dalam startegi ekspor Indonesia, khususnya dengan menggembangkan
stategi yang berbasis keunggulan komparatif yaitu bergeser dari produk
berbasis bahan mentah menjadi bahan manufaktur yang memiliki nilai
tambah yang tinggi, berbasis teknologi, sumber daya yang terampil dan
mengikuti perkembangan pasar. Tanpa perubahan mendasar dalam strategi
perdagangan, maka kinerja perdagangan Indonesia bisa kian memburuk.
III. KESIMPULAN
Tidak stabilnya kondisi perekonomian global saat ini, sedikit
besarnya berpengaruh kepada ilkim ekspor-impor Indonesia, khususnya
dengan negara-negara yang menjadi mitra dagang terbesar seperti Amerika,
Jepang, Tiongkok, India dan Singapura. Pada periode Januari-April neraca
perdagangan Indonesia-Amerika mengalami kenaikan sebesar 19,53 persen,
begitu juga neraca perdagangan Indonesia-India mengalami kenaikan
sebesar 38,54 persen, adapun neraca perdagangan Indonesia-Jepang
mengalami surplus, akan tetapi jika dibandingkan dengan periode yang
sama di tahun sebelumnya, neraca perdagangan Indonesia-Jepang
mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu sebesar 30,75 persen.
Sedsangkan neraca perdagangan Indonesia-Singapura sudah lebih
dari lima tahun selalu mengalami defisit. Untuk periode januari hingga april
tahun 2015, defisit neraca pedagangan ini mengalami perlambatan sebesar
54,14 persen. Sedangkan neraca perdagangan Indonesia-Tiongkok terus
mengalami defisit meskipun mengalami perlambatan sebesar 40,92 persen
dibandingkan periode Januari-Apri pada tahun 2014.
Jika dikumulatifkan secara keseluruhan, kinerja perdagangan
Indonesia tahun 2015 (Januari-Mei*) mengalami surplus neraca
perdagangan. Surplus neraca perdagangan ini bukan karena meningkatnya
kinerja ekspor ataupun meningkatnya kinerja sektor industri. Akan tetapi
lebih dikarenakan penurunan impor yang signifikan pada periode tersebut
yang mencapai 17,9 persen. Disisi lain pertumbuhan ekspor juga menurun
drastis yaitu mencapai 11,84 persen.
Kumpulan Essay LiSEnSi UIN Jakarta / Vol.4/November 2015 5
3
Penurunan impor ini menunjukan bahwa telah terjadi penurunan
daya beli masyarakat. Penyebab utamanya adalah karena volatilitas nilai
rupiah yang sangat tinggi. Sedangkan untuk ekspor, disebabkan karena
harga komoditas Internasional terus mengalami tren penurunan. Adapun
untuk penurunan ekspor barang industri manufaktur penyebab utamanya
adalah karena meningkatnya bahan baku energi.
Melihat perkembangan ekspor-impor Indonesia Triwulan-I 2015 di
atas, maka tidak heran kenapa pertumbuhan ekonomi Triwulan-I hanya
tumbuh sebesar 4,7 persen. Meskipun perdagangan internasional
mengalami surplus, akan tetapi dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi
tidak terlalu signifikan. Dalam jangka panjang perlu ada perubahan yang
signifikan dalam startegi ekspor Indonesia, khususnya dengan
menggembangkan stategi yang berbasis keunggulan komparatif yaitu
bergeser dari produk berbasis bahan mentah menjadi bahan manufaktur
yang memiliki nilai tambah yang tinggi, berbasis teknologi, sumber daya
yang terampil dan mengikuti perkembangan pasar.
DAFTAR PUSTAKA
Devi, Abrista. 2011. Kontribusi Ekspor Impor Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi di Indonesia. di akses pada 24 Juni 2015.
Hartati, Enny Sri, dkk. 2015. Kajian Tengah Tahun INDEF 2015:
Kredibilitas Kebijakan di Persimpangan. Jakarta. INDEF.
Salvatore. 2012. Ekonomi Internasional. Jakarta. PT Gelora Aksara
Pratama.
www.bi.go.id
www.bps.go.id
www.kemendag.go.id