ceramah polip nasal
DESCRIPTION
polip nasiTRANSCRIPT
7/21/2019 Ceramah Polip Nasal
http://slidepdf.com/reader/full/ceramah-polip-nasal 1/18
BAB I
PENDAHULUAN
Polip nasal adalah peradangan mukosa hidung yang berisi cairan interseluler dan berupa
massa lunak. Bentuk polip bulat atau lonjong dan berwarna putih keabu-abuan atau pucat.
Bermacam-macam teori mengenai penyebab timbulnya polip nasal telah sering diajukan, tetapi
belum ada teori yang dapat diterima dengan mutlak. Mungkin juga timbulnya polip disebabkan
oleh kombinasi beberapa faktor. Yang pasti polip tidak timbul secara kongenital. Teori tersebut
antara lain teori alergi, teori peradangan dan infeksi, teori obstruksi mekanik, teori gangguan
saraf, teori supurasi sinus, teori pembuluh darah dan limfe. Pada penelitian akhir-akhir ini
dikatakan bahwa polip berasal dari adanya epitel mukosa yang ruptur oleh karena trauma,
infeksi, dan alergi yang menyebabkan edema mukosa, sehingga jaringan menjadi prolaps. ,!
"ngka kejadian polip nasal secara pasti belum diketahui. Penelitian di #ropa Timur
melaporkan pre$alensi polip nasal dengan sinusitis maksilaris ,%&. 'edangkan "merika (tara
diperkirakan -) &. Polip nasal dapat timbul pada semua umur tetapi umumnya dijumpai pada
penderita dewasa muda berusia antara %*-+* tahun, sedangkan perbandingan antara laki-laki dan
perempuan adalah !-) dan tidak ada kekhususan ras pada kejadian polip nasal.!
ejala utama polip nasal adalah sumbatan hidung dan hilangnya sensasi bau. Berat
ringannya tergantung besar kecilnya polip, atau pada saat mendapat serangan radang atau alergi.
inore biasanya encer atau mukopurulen bila ada infeksi, dan dapat menetes ke belakang sebagai
post nasal drip. /eluhan sering disertai bersin-bersin bila latar belakang alergi yang
mendasarinya. 0nfeksi sinus paranasal dapat terjadi bersamaan dengan polip nasal.
Polip nasal sangat mengganggu pada kebanyakan pasien dan pengobatannya pun masih
kontro$ersial. Penyakit ini sering berulang dan memerlukan pengobatan yang lama sampai
bertahun-tahun. 1engan demikian pengobatannya bertujuan untuk mengurangi besarnya atau
menghilangkan polip supaya aliran udara menjadi lapang dan penderita dapat bernapas dengan
baik. 'elanjutnya gejala-gejala rinitis dapat dihilangkan sehingga fungsi penciuman kembali
normal.
1
7/21/2019 Ceramah Polip Nasal
http://slidepdf.com/reader/full/ceramah-polip-nasal 2/18
Terdapat beberapa pilihan pengobatan untuk polip nasal mulai dari pemberian obat-
obatan, pembedahan kon$ensional sederhana dengan menggunakan snare polip sampai pada
bedah endoskopi yang memakai alat lebih lengkap. 2alaupun demikian angka kekambuhan
masih tetap tinggi sehingga memerlukan sejumlah operasi ulang. ,%
BAB II
ANATOMI DAN FISIOLOGI HIDUNG
2.1. ANATOMI DAN FISIOLOGI HIDUNG
(ntuk mengetahui penyakit dan kelainan hidung, perlu diingat kembali tentang anatomi
hidung. "natomi dan fisiologi normal harus diketahui dan diingat kembali sebelum terjadi
perubahan anatomi dan fisiologi yang dapat berlanjut menjadi suatu penyakit atau kelainan.,)
2.1.1. Anatomi Hidung
A) Anatomi Hidung Luar
2
7/21/2019 Ceramah Polip Nasal
http://slidepdf.com/reader/full/ceramah-polip-nasal 3/18
3idung terdiri atas hidung bagian luar dan hidung bagian dalam. 3idung bagian luar
menonjol pada garis tengah di antara pipi dan bibir atas 4 struktur hidung luar dibedakan atas tiga
bagian
- Yang paling atas kubah tulang yang tak dapat digerakkan- 1ibawahnya terdapat kubah kartilago yang sedikit dapat digerakkan, dan
- Yang paling bawah adalah adalah lobulus hidung yang mudah digerakkan
Bentuk hidung luar seperti piramid dengan bagian-bagiannya dari atas ke bawah
- pangkal hidung 5bridge6
- batang hidung 5dorsum nasi6
- puncak hidung 5hip6- ala nasi
- kolumela, dan
- lubang hidung 5nares anterior6
3idung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi oleh kulit,
jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang berfungsi untuk melebarkan atau menyempitkan
lubang hidumg. /erangka tulang terdiri dari
. tulang hidung 5os nasal6
!. prosesus frontalis os maksila, dan
%. prosesus nasalis os frontal
sedangkan kerangka tulang rawan terdiri dari beberapa pasang tulang rawan yang terletak
dibagian bawah hidung yaitu sepasang kartilago nasalis lateralis superior, sepasang kartilago
nasalis lateralis inferior yang disebut juga sebagai kartilago ala mayor dan tepi anterior kartilago
septum. ,),7
B) Anatomi Hidung Daam
Bagian hidung dalam terdiri atas struktur yang membentang dari os internum di sebelah
anterior hingga koana di posterior, yang memisahkan rongga hidung dari nasofaring. /a$um
nasi dibagi oleh septum, dinding lateral terdapat konka superior, konka media, dan konka
inferior. 8elah antara konka inferior dengan dasar hidung dinamakan meatus inferior,
berikutnya celah antara konka media dan inferior disebut meatus media dan sebelah atas konka
media disebut meatus superior. ,),7
3
7/21/2019 Ceramah Polip Nasal
http://slidepdf.com/reader/full/ceramah-polip-nasal 4/18
Gam!ar 1. Anatomi Hidung Daam
S"#tum Na$i
'eptum nasi membagi ka$um nasi menjadi dua ruang kanan dan kiri. Bagian posterior
dibentuk oleh lamina perpendikularis os etmoid, bagian anterior oleh kartilago septum
5kuadrilateral6, premaksila dan kolumela membranosa, bagian posterior dan inferior oleh os
$omer, krista maksila, krista palatina serta krista sfenoid.)
%a&um Na$i
/a$um nasi terdiri dari
- 1asar hidung
1asar hidung dibentuk oleh prosesus palatine os maksila dan prosessus hori9ontal os
palatum. ,)
- "tap 3idung
"tap hidung terdiri dari kartilago lateralis superior dan inferior, os nasal, prosesus
frontalis os maksila, korpus os etmoid, dan korpus os sphenoid. 'ebagian besar atap
4
7/21/2019 Ceramah Polip Nasal
http://slidepdf.com/reader/full/ceramah-polip-nasal 5/18
hidung dibentuk oleh lamina kribrosa yang dilalui oleh filamen-filamen n. olfaktorius
yang berasal dari permukaan bawah bulbus olfaktorius berjalan menuju bagian teratas
septum nasi dan permukaan kranial konka superior. ,)
- 1inding lateral
1inding lateral dibentuk oleh permukaan dalam prosesus frontalis os maksila, oslakrimalis, konka superior dan konka media yang merupakan bagian dari os etmoid,
konka inferior, lamina perpendikularis os palatinum dan lamina pterigoideus
medial.,)
- /onka
:osa nasalis dibagi menjadi tiga meatus oleh tiga buah konka 4 celah antara konka
inferior dengan dasar hidung disebut meatus inferior,4 celah antara konka media dan
inferior diebut meatus media, dan di sebelah atas konka media disebut meatus
superior. /adang-kadang didapatkan konka keempat 5konka suprema6 yang teratas./onka suprema, konka superior, dan konka media berasal dari massa lateralis os
etmoid, sedangkan konka inferior merupakan tulang tersendiri yang melekat pada
maksila bagian superior dan palatum. ,)
M"atu$ Su#"rior
Meatus superior atau fisura etmoid merupakan suatu celah yang sempit antara septum dan
massa lateral os etmoid di atas konka media. /elompok sel-sel etmoid posterior bermuara di
sentral meatus superior melalui satu atau beberapa ostium yang besarnya ber$ariasi. 1i atas
belakang konka superior dan di depan korpus os sfenoid terdapat resesus sfeno-etmoidal, tempat
bermuaranya sinus sfenoid.)
M"atu$ M"dia
Merupakan salah satu celah yang penting yang merupakan celah yang lebih luas
dibandingkan dengan meatus superior. 1isini terdapat muara sinus maksila, sinus frontal dan
bagian anterior sinus etmoidalis. 1i balik bagian anterior konka media yang letaknya
menggantung, pada dinding lateral terdapat celah yang berbentuk bulan sabit yang dikenal
sebagai infundibulum. . ada suatu muara atau fisura yang berbentuk bulan sabit yang
menghubungkan meatus medius dengan infundibulum yang dinamakan hiatus semilunaris.
1inding inferior dan medial infundibulum membentuk tonjolan yang berbentuk seperti laci dan
dikenal sebagai prosesus unsinatus. 1i atas infundibulum ada penonjolan hemisfer yaitu bula
etmoid yang dibentuk oleh salah satu sel etmoid. ;stium sinus frontal, antrum maksila, dan sel-
sel etmoid anterior biasanya bermuara di infundibulum. 'inus frontal dan sel-sel etmoid anterior
biasanya bermuara dibagian anterior atas, dan sinus maksila bermuara di posterior muara sinus
5
7/21/2019 Ceramah Polip Nasal
http://slidepdf.com/reader/full/ceramah-polip-nasal 6/18
frontal. "dakalanya sel-sel etmoid dan kadang-kadang duktus nasofrontal mempunyai ostium
tersendiri di depan infundibulum. )
M"atu$ In'"rior
Meatus inferior adalah yang terbesar di antara ketiga meatus, mempunyai muara duktus
nasolakrimalis yang terdapat kira-kira antara % sampai %,7 cm di belakang batas posterior
nostril.)
Nar"$
<ares posterior atau koana adalah pertemuan antara ka$um nasi dengan nasofaring,
berbentuk o$al dan terdapat di sebelah kanan dan kiri septum. Tiap nares posterior bagian
bawahnya dibentuk oleh lamina horisontal palatum, bagian dalam oleh os $omer, bagian atas
oleh prosesus $aginalis os sfenoid dan bagian luar oleh lamina pterigoideus. )
1i bagian atap dan lateral dari rongga hidung terdapat sinus yang terdiri atas sinus
maksila, etmoid, frontalis dan sphenoid. 'inus maksilaris merupakan sinus paranasal terbesar di
antara lainnya, yang berbentuk piramid yang ireguler dengan dasarnya menghadap ke fossa
nasalis dan puncaknya menghadap ke arah apeks prosesus 9ygomatikus os maksila. )
'inus paranasal adalah rongga- rongga di dalam tulang kepala yang berisi udara yang
berkembang dari dasar tengkorak hingga bagian prosesus al$eolaris dan bagian lateralnya berasal
dari rongga hidung hingga bagian inferomedial dari orbita dan 9ygomatikus. 'inus-sinus tersebut
terbentuk oleh pseudostratified columnar epithelium yang berhubungan melalui ostium dengan
lapisan epitel dari rongga hidung. 'el-sel epitelnya berisi sejumlah mukus yang menghasilkan
sel-sel goblet. )
() a$*uari$a$i Hidung
Bagian atas rongga hidung mendapat pendarahan dari a. etmoid anterior dan posterior
yang bmerupakan cabang dari a. oftalmika dari a. karotis interna. Bagian bawah rongga hidung
mendapat pendarahan dari cabang a. maksilaris interna, diantaranya adalah ujung a. palatina
mayor dan a. sfenopalatina yang keluar dari foramen sfenopalatina bersama n. sfeenopalatina dan
6
7/21/2019 Ceramah Polip Nasal
http://slidepdf.com/reader/full/ceramah-polip-nasal 7/18
memasuki rongga hidung di belakang ujung posterior konka media. Bagian depan hidung
mendapat pendarahan dari cabang-cabang a. fasialis. ),7
Pada bagian depan septum terdapat anastomosis dari cabang-cabang a.sfenopalatina, a.
ertmoid anterior, a. labialis superior, dan a. palatina mayor yang disebut ple=us /iesselbach
5>ittle?s "rea6. Pleksus /iesselbach letaknya superfisial dan mudah cedera oleh trauma, sehingga
sering menjadi sumber epistaksis 5pendarahan gidung6 terutama pada anak. ),7
@ena-$ena hidung mempunyai nama yang sama dan berjalan berdampingan dengan
arterinya. @ena di $estibulum dan struktur luar hidung bermuara ke $. oftalmika yang
berhubungan dengan sinus ka$ernosus. @ena-$ena di hidung tidak memiliki katup, sehingga
merupakan faktor predisposisi untuk mudahnya penyebaran infeksi hingga ke intrakranial. )
Gam!ar 2. a$*uari$a$i S"#tum dan Dinding Lat"ra Hidung
7
7/21/2019 Ceramah Polip Nasal
http://slidepdf.com/reader/full/ceramah-polip-nasal 8/18
D) Inn"r&a$i Hidung
Bagian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris dari n. etmoidalis
anterior, yang merupakan cabang dari n. nasosiliaris, yang berasal dari n. oftalmikus 5< @-6.
ongga hidung lainnya, sebagian besar mendapat persarafan sensoris dari n. maksila melalui
ganglion sfenopalatinum. anglion sfenopalatinum selain memberikan persarafan sensoris juga
memberikan persarafan $asomotor atau otonom untuk mukosa hidung. anglion ini menerima
serabut-serabut sensoris dari n. maksilla 5n @-!6, serabut parasimpatis dari n. petrosus
superfisialis mayor dan serabut-serabut simpatis.dari n. petrosus profundus. anglion
sfenopalatinum terletak dibelakang dan sedikit di atas ujung posterior konka media.)
ner$us olfaktorius. saraf ini turun dari lamina kribroa dari ermukaan bawah bulbus
olfaktorius dan kemudian berakhir pada sel-sel reseptor penghidu pada mukosa olfaktorius di
daerah sepertiga atas hidung. )
2.1.2. Fi$ioogi Hidung
1alam keadaan idealnya, desain hidung internal meyediakan saluran yang canggih untuk
pertukaran udara yang laminer. 'elama inspirasi hidung, terjadi penyaringan partikel-partikel dan
pelembaban udara dari luar oleh epitel bertingkat torak semu bersilia 5pseudostratified ciliated
columnar epithelium6. >apisan hidung, terutama pada konka inferior dan media mengandung
lamina propia ber$askuler tinggi. "rteriol-arteriol konka berjalan melewati tulang konka dan di
kelilingi oleh pleksus $ena. 1ilatasi arteri yang terjadi dapat memblok aliran balik $ena, yang
akhirnya menyebabkan kongesti mukosal. ,)
a. :ungsi espirasi(dara yang dihirup akan mengalami humidifikasi oleh palut lendir. 'uhu udara yang
melalui hidung diatur sehingga berkisar %A*
8. :ungsi pengatur suhu inidimungkinkan oleh banyaknya pembuluh darah di bawah epitel dan adanya
permukaan konka dan septum yang luas. Partikel debu, $irus, bakteri, dan jamur
yang terhirup bersama udara akan disaring di hidung oleh rambut 5$ibrissae6 pada
$estibulum nasi, silia, palut lendir. 1ebu dan bakteri akan melekat pada palut lendir
dan partikel-patikel yang besar akan dikeluarkan dengan refleks bersin. ,)
8
7/21/2019 Ceramah Polip Nasal
http://slidepdf.com/reader/full/ceramah-polip-nasal 9/18
b. :ungsi penghidu
3idung bekerja sebagai indera penghidu dan pengecap dengan adanya mukosa
olfaktorius pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian atas
septum. Partikel bau dapat mencapai daerah ini dengan cara difusi dengan palut
lendir atau bila menarik napas dengan kuat. :ungsi hidung untuk membantu indera
pengecap adalah untuk membedakan asam manis yang berasal dari berbagai maacam
bahan. ,)
c. :ungsi :onetik esonansi oleh hidung penting untuk kualitas suara ketika berbicara dan menyanyi.
'umbatan hidung akan menyebabkan resonansi berkurang atau hilang, sehingga
terdengar suara sengau 5rhinolalia6. Terdapat ! jenis rhinolalia yaitu rhinolalia aperta
yang terjadi akibat kelumpuhan anatomis atau kerusakan tulang di hidung dan mulut.
Yang paling sering terjadi karena stroke, dan rhinolalia oklusa yang terjadi akibat
sumbatan benda cair 5ketika pilek6 atau padat 5polip, tumor, benda asing6 yang
menyumbat. ,)
d. efleks <asal
Mukosa hidung merupakan reseptor refleks yang berhubungan dengan saluran cerna,
kardio$askuler dan pernapasan. 0ritasi mukosa hidung akan menyebabkan refleks
bersin dan napas berhenti. angsangan bau tertentu akan menyebabkan sekresi
kelenjar liur, lambung, dan pankreas. ,)
BAB III
9
7/21/2019 Ceramah Polip Nasal
http://slidepdf.com/reader/full/ceramah-polip-nasal 10/18
POLIP NASAL
+.1. D"'ini$i
Polip nasal ialah massa lunak yang mengandung banyak cairan di dalam rongga hidung,
berwarna putih keabu-abuan yang terjadi akibat inflamasi mukosa. Polip dapat timbul pada
penderita laki-laki maupun perempuan, dari usia anak-anak sampai usia lanjut. Bila ada polip
pada anak di bawah usia ! tahun, harus disingkirkan kemungkinan meningokel atau
meningoensefalokel.
'eringkali berasal dari sinus dimana menonjol dari meatus ke rongga hidung.
Berdasarkan hasil pengamatan, polip nasal terletak di dinding lateral cavum nasi terutama dari
meatus media. Paling banyak di sel-sel ethmoidalis. 1apat juga berasal dari mukosa di daerah
antrum, yang keluar dari ostium sinus dan meluas ke belakang di daerah koana posterior (polipantrokoanal).%
Gam!ar +. Poi# Na$a
+.2. Etioogi
10
7/21/2019 Ceramah Polip Nasal
http://slidepdf.com/reader/full/ceramah-polip-nasal 11/18
#tiologi polip nasal belum diketahui secara pasti. Penyakit ini masih banyak
menimbulkan perbedaan pendapat, terutama mengenai etiologi dan patogenesisnya.. terjadinya
polip nasal dapat dipengaruhi oleh beberapa hal umur, alergi, infeksi dan inflamasi dominasi
eosinofil. Deviasi septum juga dicurigai sebagai salah satu faktor
+.+ Patog"n"$i$
#pitel mukosa hidung secara terus menerus terpapar lingkungan luar melalui udara yang
diinspirasi yang berpontensial menyebabkan kerusakan epitel dan infeksi. Polip nasal terjadi
karena adanya peradangan kronis pada membran mukosa hidnung dan sinus yang disebabkan
oleh kerusakan epitel akibat paparan iritan, $irus atau bakteri.
Banyak factor yang berperan dalam pembentukan polip nasal. /erusakan epitel terlihat
dalam pathogenesis polip. 'el epitel dapat mengalami akti$itas dalam respon terhadap allergen,
polutan maupun agen infeksius. 'el akan mengeluarkan berbagai factor yang berperan dalam
respon inflamasi dan pemulihannya, antara lain neuropeptide-degrading enzyme, endothelin,
nitric oxide, asam arakidonat, sitokin inflamasi yang mempengaruhi sel inflamasi. :actor-faktor
tersebut akan menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah, adhesi leukosit, sekresi
mucus, stimulasi fibroblast dan kolagen. +
Beberapa factor inflamasi telah dapat diisolasi dan dibuktikan dihasilkan pada polip
nasal. :actor-faktor tersebut meliputi endothelial $ascular cell adhesion molecule 5@8"M6-0,
nitric oxide synthese, gramulocyte-macrophage colony-stimulating factor (GM-!"), eosinophil
survival enchancing activity (#!#$), cysleukotrienes (ys-%&) dan sitokin lainnya. A
adikal bebas adalah molekul yang sangat reaktif yang kemungkinan berperan juga
dalam terjadinya polip. adikal bebas dapat menyebabkan kerusakan selular yang pada akhirnya
dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Tubuh menghasilkan endogenous axidants sebagai
respon dari bocornya electron dari rantai transport electron, sel fagosit dan sistem endogenousenzyme 5 M$', *+, dsb6. +
#pitel polip nasal terdapat hyperplasia sel goblet dan hipersekresi mucus yang
kemungkinan besar berperan dalam menimbulkan obstruksi nasal dan rhinorrhea. 'intesis mucus
dan hyperplasia sel globet diduga terjadi karena peranan epidermal groth factor (#G"). A
11
7/21/2019 Ceramah Polip Nasal
http://slidepdf.com/reader/full/ceramah-polip-nasal 12/18
"danya proses peradangan kronis menyebakan hyperplasia membrane mukosa rongga
hidung, adanya cairan serous di celah-celah jaringan, tertimbun dan menimbulkan edema,
kemudian karena pengaruh gaya gr$itasi. "kumulasi cairan edema ini menebabkan terbentuknya
tangkai polip, kemudian terdorong kedalam rongga hidung oleh gaya berat. )
'triktur stroma polip nasal dapat mempunyai $asodilatasi pembuluh darah sedikit atau
banyak, $ariasi kepadatan tipe sel yang berbeda, seperti eosinofil, neutrofil, sel mast, plasma sel
dan lain-lain. )
#ksudasi plasma mikro$askular berperan dalam perkembangan kronik edem pada polip nasal. )
ambaran histopatologi dari polip nasal ber$ariasi dari jaringan yang edem dengan
sedikit kelenjer sampai peningkatan kelenjer. #osinophil dapat muncul, menandakan komponen
alergi. 3al ini menunjukkan adanya proses dinamis yang nyata pada polip nasal yang
dipengaruhi oleh banyak factor seperti aliran udra, factor lain yabg dapat mempengaruhi epitel
polip dan proses regenerasinya, perbedaan epitel dan ketebalannya, ukuran polip, infeksi dan
alergi. )
Beberapa buku menyebutkan alergi sebagai penyebab utama polip nasal. 3al ini
dibuktikan dengan adanya penimbunan eosinophil dalam jumlah besar dari jaringan polip atau
dalam secret hidung. Polip nasal yang disebabkan oleh alergi sering kali dialami penderita asma
dan rhinitis alergi.)
0nfeksi $irus dan bakteri juga dikatakan sebagai salah satu penyebab dari polip nasal.
Pada polip nasal yang disebabkan oleh infeksi ditemukan infiltrasi sel-sel neutrofil, sedangkan
sel eosinophil ditemukan.
Menurut ogawa dari hasil penelitiannya pada penderita polip nasal disertai de$iasi
septum, polip lebih sering didapatkan pada rongga hidung dengan septum yang cekung. 1e$iasi
septum hidung akan menyebabkan aliran udara pada bagian rongga hidung dengan septum yang
cekung, akan lebih cepat dari bagian cembung di rongga hidung sisi lain. Percepatan ini terjadi
pada rongga hidung bagian atas dan menimbulkan tekanan negati$e. Tekanan negati$e ini
merupakan rangsangan bagi mukosa hidung sehingga meradang dan terjadi edema.
12
7/21/2019 Ceramah Polip Nasal
http://slidepdf.com/reader/full/ceramah-polip-nasal 13/18
Pada intoleransi aspirin, terjadinya polip nasal disebabkan karena inhibisi
cyclooxygenase enzyme. 0nhibisi tersebut menyebabkan pelepasan mediator radang, yaitu
cysteinyl leucotrienes.
+.,.
G"-aa dan Tanda
Timbulnya gejala biasanya pelan dan insidious, dapat juga tiba-tiba dan cepat setelah
infeksi akut. 'umbatan di hidung adalah gejala utama. 1imana dirasakan semakin hari semakin
berat. 'ering juga ada keluhan pilek lama yang tidak sembuh-sembuh, sengau, sakit kepala.
Paada sumbatan yang hebat didapatkan gejala hiposemia atau anosmia, rasa lendir di tenggorak.%
Pada pemeriksaan rhinoskopi anterior tampak adanya massa lunak, bertangkai, tidak
nyeri jika ditekan, tidak mudah berdarah dan pada pamakaian $asokontriktor 5kapas efedrin &6
tidak megecil. Pada pemeriksaan rhinoskopi posterior bila ukurannya besar akan tampak massa
berwarna putih keabu-abuaan mengkilat yang terlihat menggantung di nasofaring. %
+.. Diagno$i$
Anamn"$i$
/eluhan utama penderita polip nasal ialah hidung rasa tersumbant dari yang ringan
sampai berat, rinore mulai yang jernih sampai purulent, hiposmia atau anosmia. Mungkin disertai
bersin-bersin dan rasa nyeri pada hidung disertai sakit kepala di daerah frontal. Bila disertai
infeksi sekunder mungkin didapati post nasal drip dan rinore purulent. ejala sekunder yang
dapat timbul ialah bernafas melalui mulut, suara sengau, halitosis, gangguan tidur dan penurunan
kualitas hidup.
1apat menyebabkan gejala pada saluran napas bawah, berupa batuk kronik dan mengi,
terutama pada penderita polip nasal dengan asma.
'elain itu, harus ditanyakan riwayat rhinitis alergi, asma, intoleansi terhadap aspirin dan alergi
obat lainnya serta alergi makanan.
P"m"ri*$aan Fi$i*
13
7/21/2019 Ceramah Polip Nasal
http://slidepdf.com/reader/full/ceramah-polip-nasal 14/18
Polip nasal yang massif dapat menyebabkan deformitas hidung luar sehingga hidung
tampak mekar karena pelebaran batang hidung. Pada pemeiksaan rinoskopi anterior terlihat
sebagai massa yang berwarna pucat yang berasal dari meatus medius dan mudah digerakkan.
Pembagian stadium polip menurut Mackay dan >und 5A6, stadium 0. Polip masih
terbatas di meatus medius, stadium !, polip sudah keluar dari meatus medius, tampak di rongga
hidung tapi belum memenuhi rongga hidung, stadium %. Polip yang masif.
Gam!ar ,. Poi# Na$a
P"m"ri*$aan P"nun-ang
Na$o / "ndo$*o#i
"danya fasilitas endoskop 5teleskop6 akan sangat membantu diagnosis kasus polip yang
baru. Polip stadium dan ! kadang-kadang tidak terlihat pada pemeriksaan rinoskopi anterior
tetapi tampak dengan pemeriksaan nasoendoskopi.
Pada kasus polip koanal juga sering dapat dilihat tangkai polip yang berasal dari
asesorius maksila.
14
7/21/2019 Ceramah Polip Nasal
http://slidepdf.com/reader/full/ceramah-polip-nasal 15/18
P"m"ri*$aan 0adioogi
:oto polos sinus paranasal 5posisi 2aters, "P, 8aldwell dan lateral6 dapat
memperlihatkan penebalan mukosa dan adanya batas udara-cairan di dalam sinus, tetapi kurang
bermanfaat pada kasus polip. Pemriksaan 8T scan sangat bermanfaat untuk melihat dengan jelas
keadaan di hidung dan sinus paranasal apakah ada proses radang, kelainan anatomi, polip atau
sumbatan pada kompleks ostimeatal. 8T scan terutama diindikasika pada kasus polip yang gagal
diobati dengan terapi medikamentosa, jika ada komplikasi dari sinusitis dan pada perencanaan
tindakan bedah terutama bedah endoskopi.
+.. Diagno$i$ Banding
1iagnosis banding dari polip nasal adalah
a. "ngiofibroma nasofaring ju$enil
#tiologi dari tumor ini belum diketahui. Menurut teori, jaringan asal tumor ini
mempunyai tepat pelengkatan spesifik di dinding posterolateral atap rongga hidung.
1ari anamnesis diperoleh adanya keluhan sumbatan pada hidung dan epitaksis
berulang yang massif. Terjadi obstruksi hidung sehingga timbul rhinorrhea kronis
yang diikuti gangguan penciuman. ;klusi pada tuba #ustachius akan menimbulkan
ketulian atau otalgia. Cika ada keluhan sefalgia menandakan adanya perluasan tumor
ke intracranial.
Pada pemeriksaan isik dengan rhinoskopi posterior terlihat adanya massa tumor
yang konsistensinya kenyal, warna ber$ariasi dari abu-abu sampai merah muda, diliputi oleh
selaput lendir keunguan. Mukosa mengalami hiper$askularisasi dan tidak jarang ditemukan
ulcerasi. Pada pemriksaan penunjang radiologic kon$ensional akan terlihat gambaran klasik
disebut sebagai tanda olman Miller yaitu pendorongan prosesus Pterigoideus ke belakang
Pada pemriksaan 8T scan dengan 9at kontras akan tampak perluasan tumor dan
destruksi tulang sekitarnya. Pemeriksaan arteriografi arteri karotis interna akan mempelihatkan
$askularisasi tumor. Pemeriksaan P" tidak dilakukan karena merupakan kontra indikasi karena
bisa terjadi perdarahan. "ngiofibroma <asofaring Cu$enil banyak terjadi pada anak atau remaja
lai-laki. )
b. /eganasan pada hidung
15
7/21/2019 Ceramah Polip Nasal
http://slidepdf.com/reader/full/ceramah-polip-nasal 16/18
#tiologi belum diketahui, diduga karena adanya 9at-9at seperti nikel, debu kayu,
formsldehid, kromium, dan lain-lain. Paling sering terjadi pada laki-laki. ejala
klinis berupa obstruksi hidung, rhinorrhea, epistaksis, diplopia, proptosis, gangguan
$isus, penonjolan pada platum, nyeri pada pipi, sakit kepala hebat dan dapat disertai
likuorhea. Pemriksaan 8T scan memperlihatkan adanya pendesakan dari massa
tumor. Pemeriksaan P" didpatkan D7& tumor termasuk sel sEuamous berkeratin. )
+.. P"nataa*$anaan
Prinsip pengelolaan polip adalah dengan operatif dan non operatif . pengelolaan polip
nasal seharusnya berdasarkan factor penyebabnya, tetapi sayangnya penyebab polip nasi belum
diketahui secara pasif. /arena penyebab yang mendasari terjadinya polip nasi adalah reaksialergi, pengolalaanya adlah mengatasi reaksi alergi yang terjadi. Polip yang masih kecil dapat
diobati dengan konser$atif. ,A,D
1. T"ra#i %on$"r&ati'
a. /ortikosteroid sistemik
Merupakan terapi efektif sebagai terapi jangka pendek pada polip nasal.
Pasien yang responsi$e terhadap pengobatan kortikosteroid sistemik dapat
diberikan secara aman sebanyak %-) kali setahun, terutama untuk pasien yang
tidak dapat dilakukan operasi. b. /ortikosteroid spray
1apat mengecilkan ukuran polip, tetapi relati$e tidak efektif untuk polip yang
massif /ortikosteroid topical, intranasal spray, mengecilkan ukuran polip dan
sangat efektif pada pemebrian postopeeratif untuk mencegah kekambuhan.
c. >eukotrin inhibitor
Menghambat pemecahan asam aarakidonst oleh en9yme 7- lipo=ygnase yang
akan menghasilkan leukotrin yang merupakan mediator inflamasi.A
2. T"ra#i o#"rati'
Terapi operasi dilakukan pada kasus polip yang berulang atau polip yang sangat
besar, sehingga tidak dapat diobati dengan terapi konser$atif. Tindakan operasi yang
dapat dilakukan meliputi a. Polipektomi intranasal
b. "ntrostomi intranasal
16
7/21/2019 Ceramah Polip Nasal
http://slidepdf.com/reader/full/ceramah-polip-nasal 17/18
c. #thmoidektomi intranasal
d. #thmoidektomi ekstranasal
e. 8aldwell->uc 5 82> 6f. Bedah 'inus #ndoskopi :ungsional 5B'#:6. %
BAB I
%ESIMPULAN
Polip nasal ialah massa lunak yang mengandung banyak cairan di dalam rongga hidung
berwarna putih keabu-abuan, yang terjadi akibat inflamasi mukosa. Polip dapat timbul pada
penderita maupun perempuan, dari usia anak-anak sampai usia lanjut. #tiologi polip nasal belum
diketahui secara pasti.
Timbulnya gejala baisannya pelan dan insidious, dapat juga tiba-tiba dan cepat setelah
infeksi akut. 'umbatan di hidung adalah gejala utama. 1imana dirasakan semakin hari semakin berat. 'ering juga ada keluhan pilek lama yang tidak sembuh-sembuh, sengau, sakit kepala. Pada
sumbatan yang hebat didapatkan gejala hiposmia atau anosmia, rasa lendir di tenggorok.
Prinsip pengolaan polip adalah dengan operatif dan non operatif. Pengolaan polip nasal
seharusnya berdasaarkan factor penyebabnya, tetapi sayangnya penyebab polip nasi belum
17
7/21/2019 Ceramah Polip Nasal
http://slidepdf.com/reader/full/ceramah-polip-nasal 18/18
diketahui secara pasti. /arena penyebab yang mendasari terjadinya polip nasi adalah reaksi
alergi, pengolaanya adlah mengatasi reaksi alergi yang terjadi. Polip yang masih kecil dapat
diobati dengan konser$atif.
18