ceramah polip nasal

18
7/21/2019 Ceramah Polip Nasal http://slidepdf.com/reader/full/ceramah-polip-nasal 1/18 BAB I PENDAHULUAN Polip nasal adalah peradangan mukosa hidung yang berisi cairan interseluler dan berupa massa lunak. Bentuk polip bulat atau lonjong dan berwarna putih keabu-abuan atau pucat. Bermacam-macam teori mengenai penyebab timbulnya polip nasal telah sering diajukan, tetapi  belum ada teori yang dapat diterima dengan mutlak. Mungkin juga timbulnya polip disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor. Yang pasti polip tidak timbul secara kongenital. Teori tersebut antara lain teori alergi, teori peradangan dan infeksi, teori obstruksi mekanik, teori gangguan saraf, teori supurasi sinus, teori pembuluh darah dan limfe. Pada penelitian akhir-akhir ini dikatakan bahwa polip berasal dari adanya epitel mukosa yang ruptur oleh karena trauma, infeksi, dan alergi yang menyebabkan edema mukosa, sehingga jaringan menjadi prolaps. ,! "ngka kejadian polip nasal secara pasti belum diketahui. Penelitian di #ropa Timur melaporkan pre$alensi polip nasal dengan sinusitis maksilaris ,%&. 'edangkan "merika (tara diperkirakan -) &. Polip nasal dapat timbul pada semua umur tetapi umumnya dijumpai pada  penderita dewasa muda berusia antara %*-+*  tahun, sedangkan perbandingan antara laki-laki dan  perempuan adalah !-) dan tidak ada kekhususan ras pada kejadian polip nasal. ! ejala utama polip nasal adalah sumbatan hidung dan hilangnya sensasi bau. Berat ringannya tergantung besar kecilnya polip, atau pada saat mendapat serangan radang atau alergi. inore biasanya encer atau mukopurulen bila ada infeksi, dan dapat menetes ke belakang sebagai  post nasal drip. /eluhan sering disertai bersin-bersin bila latar belakang alergi yang mendasarinya. 0nfeksi sinus paranasal dapat terjadi bersamaan dengan polip nasal. Polip nasal sangat mengganggu pada kebanyakan pasien dan pengobatannya pun masih kontro$ersial. Penyakit ini sering berulang dan memerlukan pengobatan yang lama sampai  bertahun-tahun. 1engan demikian pengobatannya bertujuan untuk mengurangi besarnya atau menghilangkan polip supaya aliran udara menjadi lapang dan penderita dapat bernapas dengan  baik. 'elanjutnya gejala-gejala rinitis dapat dihilangkan sehingga fungsi penciuman kembali normal. 1

Upload: cha-dhichadher

Post on 04-Mar-2016

233 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

polip nasi

TRANSCRIPT

Page 1: Ceramah Polip Nasal

7/21/2019 Ceramah Polip Nasal

http://slidepdf.com/reader/full/ceramah-polip-nasal 1/18

BAB I

PENDAHULUAN

Polip nasal adalah peradangan mukosa hidung yang berisi cairan interseluler dan berupa

massa lunak. Bentuk polip bulat atau lonjong dan berwarna putih keabu-abuan atau pucat.

Bermacam-macam teori mengenai penyebab timbulnya polip nasal telah sering diajukan, tetapi

 belum ada teori yang dapat diterima dengan mutlak. Mungkin juga timbulnya polip disebabkan

oleh kombinasi beberapa faktor. Yang pasti polip tidak timbul secara kongenital. Teori tersebut

antara lain teori alergi, teori peradangan dan infeksi, teori obstruksi mekanik, teori gangguan

saraf, teori supurasi sinus, teori pembuluh darah dan limfe. Pada penelitian akhir-akhir ini

dikatakan bahwa polip berasal dari adanya epitel mukosa yang ruptur oleh karena trauma,

infeksi, dan alergi yang menyebabkan edema mukosa, sehingga jaringan menjadi prolaps. ,!

"ngka kejadian polip nasal secara pasti belum diketahui. Penelitian di #ropa Timur 

melaporkan pre$alensi polip nasal dengan sinusitis maksilaris ,%&. 'edangkan "merika (tara

diperkirakan -) &. Polip nasal dapat timbul pada semua umur tetapi umumnya dijumpai pada

 penderita dewasa muda berusia antara %*-+*  tahun, sedangkan perbandingan antara laki-laki dan

 perempuan adalah !-) dan tidak ada kekhususan ras pada kejadian polip nasal.!

ejala utama polip nasal adalah sumbatan hidung dan hilangnya sensasi bau. Berat

ringannya tergantung besar kecilnya polip, atau pada saat mendapat serangan radang atau alergi.

inore biasanya encer atau mukopurulen bila ada infeksi, dan dapat menetes ke belakang sebagai

 post nasal drip. /eluhan sering disertai bersin-bersin bila latar belakang alergi yang

mendasarinya. 0nfeksi sinus paranasal dapat terjadi bersamaan dengan polip nasal.

Polip nasal sangat mengganggu pada kebanyakan pasien dan pengobatannya pun masih

kontro$ersial. Penyakit ini sering berulang dan memerlukan pengobatan yang lama sampai

 bertahun-tahun. 1engan demikian pengobatannya bertujuan untuk mengurangi besarnya atau

menghilangkan polip supaya aliran udara menjadi lapang dan penderita dapat bernapas dengan

 baik. 'elanjutnya gejala-gejala rinitis dapat dihilangkan sehingga fungsi penciuman kembali

normal.

1

Page 2: Ceramah Polip Nasal

7/21/2019 Ceramah Polip Nasal

http://slidepdf.com/reader/full/ceramah-polip-nasal 2/18

Terdapat beberapa pilihan pengobatan untuk polip nasal mulai dari pemberian obat-

obatan, pembedahan kon$ensional sederhana dengan menggunakan snare polip sampai pada

 bedah endoskopi yang memakai alat lebih lengkap. 2alaupun demikian angka kekambuhan

masih tetap tinggi sehingga memerlukan sejumlah operasi ulang. ,%

BAB II

ANATOMI DAN FISIOLOGI HIDUNG

2.1. ANATOMI DAN FISIOLOGI HIDUNG

(ntuk mengetahui penyakit dan kelainan hidung, perlu diingat kembali tentang anatomi

hidung. "natomi dan fisiologi normal harus diketahui dan diingat kembali sebelum terjadi

 perubahan anatomi dan fisiologi yang dapat berlanjut menjadi suatu penyakit atau kelainan.,)

2.1.1. Anatomi Hidung

A) Anatomi Hidung Luar

2

Page 3: Ceramah Polip Nasal

7/21/2019 Ceramah Polip Nasal

http://slidepdf.com/reader/full/ceramah-polip-nasal 3/18

3idung terdiri atas hidung bagian luar dan hidung bagian dalam. 3idung bagian luar 

menonjol pada garis tengah di antara pipi dan bibir atas 4 struktur hidung luar dibedakan atas tiga

 bagian

- Yang paling atas kubah tulang yang tak dapat digerakkan- 1ibawahnya terdapat kubah kartilago yang sedikit dapat digerakkan, dan

- Yang paling bawah adalah adalah lobulus hidung yang mudah digerakkan

Bentuk hidung luar seperti piramid dengan bagian-bagiannya dari atas ke bawah

- pangkal hidung 5bridge6

- batang hidung 5dorsum nasi6

- puncak hidung 5hip6- ala nasi

- kolumela, dan

- lubang hidung 5nares anterior6

3idung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi oleh kulit,

 jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang berfungsi untuk melebarkan atau menyempitkan

lubang hidumg. /erangka tulang terdiri dari

. tulang hidung 5os nasal6

!. prosesus frontalis os maksila, dan

%. prosesus nasalis os frontal

sedangkan kerangka tulang rawan terdiri dari beberapa pasang tulang rawan yang terletak 

dibagian bawah hidung yaitu sepasang kartilago nasalis lateralis superior, sepasang kartilago

nasalis lateralis inferior yang disebut juga sebagai kartilago ala mayor dan tepi anterior kartilago

septum. ,),7

B) Anatomi Hidung Daam

Bagian hidung dalam terdiri atas struktur yang membentang dari os internum di sebelah

anterior hingga koana di posterior, yang memisahkan rongga hidung dari nasofaring. /a$um

nasi dibagi oleh septum, dinding lateral terdapat konka superior, konka media, dan konka

inferior. 8elah antara konka inferior dengan dasar hidung dinamakan meatus inferior,

 berikutnya celah antara konka media dan inferior disebut meatus media dan sebelah atas konka

media disebut meatus superior. ,),7 

3

Page 4: Ceramah Polip Nasal

7/21/2019 Ceramah Polip Nasal

http://slidepdf.com/reader/full/ceramah-polip-nasal 4/18

Gam!ar 1. Anatomi Hidung Daam

S"#tum Na$i

'eptum nasi membagi ka$um nasi menjadi dua ruang kanan dan kiri. Bagian posterior 

dibentuk oleh lamina perpendikularis os etmoid, bagian anterior oleh kartilago septum

5kuadrilateral6, premaksila dan kolumela membranosa, bagian posterior dan inferior oleh os

$omer, krista maksila, krista palatina serta krista sfenoid.)

%a&um Na$i

/a$um nasi terdiri dari

- 1asar hidung

1asar hidung dibentuk oleh prosesus palatine os maksila dan prosessus hori9ontal os

 palatum. ,)

- "tap 3idung

"tap hidung terdiri dari kartilago lateralis superior dan inferior, os nasal, prosesus

frontalis os maksila, korpus os etmoid, dan korpus os sphenoid. 'ebagian besar atap

4

Page 5: Ceramah Polip Nasal

7/21/2019 Ceramah Polip Nasal

http://slidepdf.com/reader/full/ceramah-polip-nasal 5/18

hidung dibentuk oleh lamina kribrosa yang dilalui oleh filamen-filamen n. olfaktorius

yang berasal dari permukaan bawah bulbus olfaktorius berjalan menuju bagian teratas

septum nasi dan permukaan kranial konka superior. ,)

- 1inding lateral

1inding lateral dibentuk oleh permukaan dalam prosesus frontalis os maksila, oslakrimalis, konka superior dan konka media yang merupakan bagian dari os etmoid,

konka inferior, lamina perpendikularis os palatinum dan lamina pterigoideus

medial.,)

- /onka

:osa nasalis dibagi menjadi tiga meatus oleh tiga buah konka 4 celah antara konka

inferior dengan dasar hidung disebut meatus inferior,4 celah antara konka media dan

inferior diebut meatus media, dan di sebelah atas konka media disebut meatus

superior. /adang-kadang didapatkan konka keempat 5konka suprema6 yang teratas./onka suprema, konka superior, dan konka media berasal dari massa lateralis os

etmoid, sedangkan konka inferior merupakan tulang tersendiri yang melekat pada

maksila bagian superior dan palatum. ,) 

M"atu$ Su#"rior

Meatus superior atau fisura etmoid merupakan suatu celah yang sempit antara septum dan

massa lateral os etmoid di atas konka media. /elompok sel-sel etmoid posterior bermuara di

sentral meatus superior melalui satu atau beberapa ostium yang besarnya ber$ariasi. 1i atas

 belakang konka superior dan di depan korpus os sfenoid terdapat resesus sfeno-etmoidal, tempat

 bermuaranya sinus sfenoid.)

M"atu$ M"dia

Merupakan salah satu celah yang penting yang merupakan celah yang lebih luas

dibandingkan dengan meatus superior. 1isini terdapat muara sinus maksila, sinus frontal dan

 bagian anterior sinus etmoidalis. 1i balik bagian anterior konka media yang letaknya

menggantung, pada dinding lateral terdapat celah yang berbentuk bulan sabit yang dikenal

sebagai infundibulum. . ada suatu muara atau fisura yang berbentuk bulan sabit yang

menghubungkan meatus medius dengan infundibulum yang dinamakan hiatus semilunaris.

1inding inferior dan medial infundibulum membentuk tonjolan yang berbentuk seperti laci dan

dikenal sebagai prosesus unsinatus. 1i atas infundibulum ada penonjolan hemisfer yaitu bula

etmoid yang dibentuk oleh salah satu sel etmoid. ;stium sinus frontal, antrum maksila, dan sel-

sel etmoid anterior biasanya bermuara di infundibulum. 'inus frontal dan sel-sel etmoid anterior 

 biasanya bermuara dibagian anterior atas, dan sinus maksila bermuara di posterior muara sinus

5

Page 6: Ceramah Polip Nasal

7/21/2019 Ceramah Polip Nasal

http://slidepdf.com/reader/full/ceramah-polip-nasal 6/18

frontal. "dakalanya sel-sel etmoid dan kadang-kadang duktus nasofrontal mempunyai ostium

tersendiri di depan infundibulum. ) 

M"atu$ In'"rior

Meatus inferior adalah yang terbesar di antara ketiga meatus, mempunyai muara duktus

nasolakrimalis yang terdapat kira-kira antara % sampai %,7 cm di belakang batas posterior 

nostril.) 

Nar"$

 <ares posterior atau koana adalah pertemuan antara ka$um nasi dengan nasofaring,

 berbentuk o$al dan terdapat di sebelah kanan dan kiri septum. Tiap nares posterior bagian

 bawahnya dibentuk oleh lamina horisontal palatum, bagian dalam oleh os $omer, bagian atas

oleh prosesus $aginalis os sfenoid dan bagian luar oleh lamina pterigoideus. )

1i bagian atap dan lateral dari rongga hidung terdapat sinus yang terdiri atas sinus

maksila, etmoid, frontalis dan sphenoid. 'inus maksilaris merupakan sinus paranasal terbesar di

antara lainnya, yang berbentuk piramid yang ireguler dengan dasarnya menghadap ke fossa

nasalis dan puncaknya menghadap ke arah apeks prosesus 9ygomatikus os maksila. )

'inus paranasal adalah rongga- rongga di dalam tulang kepala yang berisi udara yang

 berkembang dari dasar tengkorak hingga bagian prosesus al$eolaris dan bagian lateralnya berasal

dari rongga hidung hingga bagian inferomedial dari orbita dan 9ygomatikus. 'inus-sinus tersebut

terbentuk oleh pseudostratified columnar epithelium yang berhubungan melalui ostium dengan

lapisan epitel dari rongga hidung. 'el-sel epitelnya berisi sejumlah mukus yang menghasilkan

sel-sel goblet. )

() a$*uari$a$i Hidung

Bagian atas rongga hidung mendapat pendarahan dari a. etmoid anterior dan posterior 

yang bmerupakan cabang dari a. oftalmika dari a. karotis interna. Bagian bawah rongga hidung

mendapat pendarahan dari cabang a. maksilaris interna, diantaranya adalah ujung a. palatina

mayor dan a. sfenopalatina yang keluar dari foramen sfenopalatina bersama n. sfeenopalatina dan

6

Page 7: Ceramah Polip Nasal

7/21/2019 Ceramah Polip Nasal

http://slidepdf.com/reader/full/ceramah-polip-nasal 7/18

memasuki rongga hidung di belakang ujung posterior konka media. Bagian depan hidung

mendapat pendarahan dari cabang-cabang a. fasialis. ),7

Pada bagian depan septum terdapat anastomosis dari cabang-cabang a.sfenopalatina, a.

ertmoid anterior, a. labialis superior, dan a. palatina mayor yang disebut ple=us /iesselbach

5>ittle?s "rea6. Pleksus /iesselbach letaknya superfisial dan mudah cedera oleh trauma, sehingga

sering menjadi sumber epistaksis 5pendarahan gidung6 terutama pada anak. ),7

  @ena-$ena hidung mempunyai nama yang sama dan berjalan berdampingan dengan

arterinya. @ena di $estibulum dan struktur luar hidung bermuara ke $. oftalmika yang

 berhubungan dengan sinus ka$ernosus. @ena-$ena di hidung tidak memiliki katup, sehingga

merupakan faktor predisposisi untuk mudahnya penyebaran infeksi hingga ke intrakranial. )

Gam!ar 2. a$*uari$a$i S"#tum dan Dinding Lat"ra Hidung

7

Page 8: Ceramah Polip Nasal

7/21/2019 Ceramah Polip Nasal

http://slidepdf.com/reader/full/ceramah-polip-nasal 8/18

D) Inn"r&a$i Hidung

Bagian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris dari n. etmoidalis

anterior, yang merupakan cabang dari n. nasosiliaris, yang berasal dari n. oftalmikus 5< @-6.

ongga hidung lainnya, sebagian besar mendapat persarafan sensoris dari n. maksila melalui

ganglion sfenopalatinum. anglion sfenopalatinum selain memberikan persarafan sensoris juga

memberikan persarafan $asomotor atau otonom untuk mukosa hidung. anglion ini menerima

serabut-serabut sensoris dari n. maksilla 5n @-!6, serabut parasimpatis dari n. petrosus

superfisialis mayor dan serabut-serabut simpatis.dari n. petrosus profundus. anglion

sfenopalatinum terletak dibelakang dan sedikit di atas ujung posterior konka media.)

ner$us olfaktorius. saraf ini turun dari lamina kribroa dari ermukaan bawah bulbus

olfaktorius dan kemudian berakhir pada sel-sel reseptor penghidu pada mukosa olfaktorius di

daerah sepertiga atas hidung. )

2.1.2. Fi$ioogi Hidung

1alam keadaan idealnya, desain hidung internal meyediakan saluran yang canggih untuk 

 pertukaran udara yang laminer. 'elama inspirasi hidung, terjadi penyaringan partikel-partikel dan

 pelembaban udara dari luar oleh epitel bertingkat torak semu bersilia 5pseudostratified ciliated

columnar epithelium6. >apisan hidung, terutama pada konka inferior dan media mengandung

lamina propia ber$askuler tinggi. "rteriol-arteriol konka berjalan melewati tulang konka dan di

kelilingi oleh pleksus $ena. 1ilatasi arteri yang terjadi dapat memblok aliran balik $ena, yang

akhirnya menyebabkan kongesti mukosal. ,)

a. :ungsi espirasi(dara yang dihirup akan mengalami humidifikasi oleh palut lendir. 'uhu udara yang

melalui hidung diatur sehingga berkisar %A*

  8. :ungsi pengatur suhu inidimungkinkan oleh banyaknya pembuluh darah di bawah epitel dan adanya

 permukaan konka dan septum yang luas. Partikel debu, $irus, bakteri, dan jamur 

yang terhirup bersama udara akan disaring di hidung oleh rambut 5$ibrissae6 pada

$estibulum nasi, silia, palut lendir. 1ebu dan bakteri akan melekat pada palut lendir 

dan partikel-patikel yang besar akan dikeluarkan dengan refleks bersin. ,)

8

Page 9: Ceramah Polip Nasal

7/21/2019 Ceramah Polip Nasal

http://slidepdf.com/reader/full/ceramah-polip-nasal 9/18

 b. :ungsi penghidu

3idung bekerja sebagai indera penghidu dan pengecap dengan adanya mukosa

olfaktorius pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian atas

septum. Partikel bau dapat mencapai daerah ini dengan cara difusi dengan palut

lendir atau bila menarik napas dengan kuat. :ungsi hidung untuk membantu indera

 pengecap adalah untuk membedakan asam manis yang berasal dari berbagai maacam

 bahan. ,)

 

c. :ungsi :onetik esonansi oleh hidung penting untuk kualitas suara ketika berbicara dan menyanyi.

'umbatan hidung akan menyebabkan resonansi berkurang atau hilang, sehingga

terdengar suara sengau 5rhinolalia6. Terdapat ! jenis rhinolalia yaitu rhinolalia aperta

yang terjadi akibat kelumpuhan anatomis atau kerusakan tulang di hidung dan mulut.

Yang paling sering terjadi karena stroke, dan rhinolalia oklusa yang terjadi akibat

sumbatan benda cair 5ketika pilek6 atau padat 5polip, tumor, benda asing6 yang

menyumbat. ,)

d. efleks <asal

Mukosa hidung merupakan reseptor refleks yang berhubungan dengan saluran cerna,

kardio$askuler dan pernapasan. 0ritasi mukosa hidung akan menyebabkan refleks

 bersin dan napas berhenti. angsangan bau tertentu akan menyebabkan sekresi

kelenjar liur, lambung, dan pankreas. ,)

BAB III

9

Page 10: Ceramah Polip Nasal

7/21/2019 Ceramah Polip Nasal

http://slidepdf.com/reader/full/ceramah-polip-nasal 10/18

POLIP NASAL

+.1. D"'ini$i

Polip nasal ialah massa lunak yang mengandung banyak cairan di dalam rongga hidung,

 berwarna putih keabu-abuan yang terjadi akibat inflamasi mukosa. Polip dapat timbul pada

 penderita laki-laki maupun perempuan, dari usia anak-anak sampai usia lanjut. Bila ada polip

 pada anak di bawah usia ! tahun, harus disingkirkan kemungkinan meningokel atau

meningoensefalokel.  

'eringkali berasal dari sinus dimana menonjol dari meatus ke rongga hidung.

Berdasarkan hasil pengamatan, polip nasal terletak di dinding lateral cavum nasi terutama dari

meatus media. Paling banyak di sel-sel ethmoidalis. 1apat juga berasal dari mukosa di daerah

antrum, yang keluar dari ostium sinus dan meluas ke belakang di daerah koana posterior (polipantrokoanal).%

Gam!ar +. Poi# Na$a

+.2. Etioogi

10

Page 11: Ceramah Polip Nasal

7/21/2019 Ceramah Polip Nasal

http://slidepdf.com/reader/full/ceramah-polip-nasal 11/18

#tiologi polip nasal belum diketahui secara pasti. Penyakit ini masih banyak 

menimbulkan perbedaan pendapat, terutama mengenai etiologi dan patogenesisnya.. terjadinya

 polip nasal dapat dipengaruhi oleh beberapa hal umur, alergi, infeksi dan inflamasi dominasi

eosinofil. Deviasi septum juga dicurigai sebagai salah satu faktor

+.+ Patog"n"$i$

#pitel mukosa hidung secara terus menerus terpapar lingkungan luar melalui udara yang

diinspirasi yang berpontensial menyebabkan kerusakan epitel dan infeksi. Polip nasal terjadi

karena adanya peradangan kronis pada membran mukosa hidnung dan sinus yang disebabkan

oleh kerusakan epitel akibat paparan iritan, $irus atau bakteri.

Banyak factor yang berperan dalam pembentukan polip nasal. /erusakan epitel terlihat

dalam pathogenesis polip. 'el epitel dapat mengalami akti$itas dalam respon terhadap allergen,

 polutan maupun agen infeksius. 'el akan mengeluarkan berbagai factor yang berperan dalam

respon inflamasi dan pemulihannya, antara lain neuropeptide-degrading enzyme, endothelin,

nitric oxide, asam arakidonat, sitokin inflamasi yang mempengaruhi sel inflamasi. :actor-faktor 

tersebut akan menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah, adhesi leukosit, sekresi

mucus, stimulasi fibroblast dan kolagen. +

Beberapa factor inflamasi telah dapat diisolasi dan dibuktikan dihasilkan pada polip

nasal. :actor-faktor tersebut meliputi endothelial $ascular cell adhesion molecule 5@8"M6-0,

nitric oxide synthese, gramulocyte-macrophage colony-stimulating factor (GM-!"), eosinophil 

 survival enchancing activity (#!#$), cysleukotrienes (ys-%&) dan sitokin lainnya. A

adikal bebas adalah molekul yang sangat reaktif yang kemungkinan berperan juga

dalam terjadinya polip. adikal bebas dapat menyebabkan kerusakan selular yang pada akhirnya

dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Tubuh menghasilkan endogenous axidants  sebagai

respon dari bocornya electron dari rantai transport electron, sel fagosit dan sistem endogenousenzyme 5 M$', *+, dsb6. +

#pitel polip nasal terdapat hyperplasia sel goblet dan hipersekresi mucus yang

kemungkinan besar berperan dalam menimbulkan obstruksi nasal dan rhinorrhea. 'intesis mucus

dan hyperplasia sel globet diduga terjadi karena peranan epidermal groth factor (#G"). A 

11

Page 12: Ceramah Polip Nasal

7/21/2019 Ceramah Polip Nasal

http://slidepdf.com/reader/full/ceramah-polip-nasal 12/18

"danya proses peradangan kronis menyebakan hyperplasia membrane mukosa rongga

hidung, adanya cairan serous di celah-celah jaringan, tertimbun dan menimbulkan edema,

kemudian karena pengaruh gaya gr$itasi. "kumulasi cairan edema ini menebabkan terbentuknya

tangkai polip, kemudian terdorong kedalam rongga hidung oleh gaya berat. )

'triktur stroma polip nasal dapat mempunyai $asodilatasi pembuluh darah sedikit atau

 banyak, $ariasi kepadatan tipe sel yang berbeda, seperti eosinofil, neutrofil, sel mast, plasma sel

dan lain-lain. )

#ksudasi plasma mikro$askular berperan dalam perkembangan kronik edem pada polip nasal. )

ambaran histopatologi dari polip nasal ber$ariasi dari jaringan yang edem dengan

sedikit kelenjer sampai peningkatan kelenjer. #osinophil dapat muncul, menandakan komponen

alergi. 3al ini menunjukkan adanya proses dinamis yang nyata pada polip nasal yang

dipengaruhi oleh banyak factor seperti aliran udra, factor lain yabg dapat mempengaruhi epitel

 polip dan proses regenerasinya, perbedaan epitel dan ketebalannya, ukuran polip, infeksi dan

alergi. )

Beberapa buku menyebutkan alergi sebagai penyebab utama polip nasal. 3al ini

dibuktikan dengan adanya penimbunan eosinophil dalam jumlah besar dari jaringan polip atau

dalam secret hidung. Polip nasal yang disebabkan oleh alergi sering kali dialami penderita asma

dan rhinitis alergi.)

0nfeksi $irus dan bakteri juga dikatakan sebagai salah satu penyebab dari polip nasal.

Pada polip nasal yang disebabkan oleh infeksi ditemukan infiltrasi sel-sel neutrofil, sedangkan

sel eosinophil ditemukan.

Menurut ogawa dari hasil penelitiannya pada penderita polip nasal disertai de$iasi

septum, polip lebih sering didapatkan pada rongga hidung dengan septum yang cekung. 1e$iasi

septum hidung akan menyebabkan aliran udara pada bagian rongga hidung dengan septum yang

cekung, akan lebih cepat dari bagian cembung di rongga hidung sisi lain. Percepatan ini terjadi

 pada rongga hidung bagian atas dan menimbulkan tekanan negati$e. Tekanan negati$e ini

merupakan rangsangan bagi mukosa hidung sehingga meradang dan terjadi edema.

12

Page 13: Ceramah Polip Nasal

7/21/2019 Ceramah Polip Nasal

http://slidepdf.com/reader/full/ceramah-polip-nasal 13/18

Pada intoleransi aspirin, terjadinya polip nasal disebabkan karena inhibisi

cyclooxygenase enzyme.  0nhibisi tersebut menyebabkan pelepasan mediator radang, yaitu

cysteinyl leucotrienes.

+.,. 

G"-aa dan Tanda

Timbulnya gejala biasanya pelan dan insidious, dapat juga tiba-tiba dan cepat setelah

infeksi akut. 'umbatan di hidung adalah gejala utama. 1imana dirasakan semakin hari semakin

 berat. 'ering juga ada keluhan pilek lama yang tidak sembuh-sembuh, sengau, sakit kepala.

Paada sumbatan yang hebat didapatkan gejala hiposemia atau anosmia, rasa lendir di tenggorak.%

Pada pemeriksaan rhinoskopi anterior tampak adanya massa lunak, bertangkai, tidak 

nyeri jika ditekan, tidak mudah berdarah dan pada pamakaian $asokontriktor 5kapas efedrin &6

tidak megecil. Pada pemeriksaan rhinoskopi posterior bila ukurannya besar akan tampak massa

 berwarna putih keabu-abuaan mengkilat yang terlihat menggantung di nasofaring. %

+.. Diagno$i$

Anamn"$i$

/eluhan utama penderita polip nasal ialah hidung rasa tersumbant dari yang ringan

sampai berat, rinore mulai yang jernih sampai purulent, hiposmia atau anosmia. Mungkin disertai

 bersin-bersin dan rasa nyeri pada hidung disertai sakit kepala di daerah frontal. Bila disertai

infeksi sekunder mungkin didapati post nasal drip dan rinore purulent. ejala sekunder yang

dapat timbul ialah bernafas melalui mulut, suara sengau, halitosis, gangguan tidur dan penurunan

kualitas hidup.

1apat menyebabkan gejala pada saluran napas bawah, berupa batuk kronik dan mengi,

terutama pada penderita polip nasal dengan asma.

'elain itu, harus ditanyakan riwayat rhinitis alergi, asma, intoleansi terhadap aspirin dan alergi

obat lainnya serta alergi makanan.

P"m"ri*$aan Fi$i*

13

Page 14: Ceramah Polip Nasal

7/21/2019 Ceramah Polip Nasal

http://slidepdf.com/reader/full/ceramah-polip-nasal 14/18

Polip nasal yang massif dapat menyebabkan deformitas hidung luar sehingga hidung

tampak mekar karena pelebaran batang hidung. Pada pemeiksaan rinoskopi anterior terlihat

sebagai massa yang berwarna pucat yang berasal dari meatus medius dan mudah digerakkan.

Pembagian stadium polip menurut Mackay dan >und 5A6, stadium 0. Polip masih

terbatas di meatus medius, stadium !, polip sudah keluar dari meatus medius, tampak di rongga

hidung tapi belum memenuhi rongga hidung, stadium %. Polip yang masif.

Gam!ar ,. Poi# Na$a

P"m"ri*$aan P"nun-ang

Na$o / "ndo$*o#i

"danya fasilitas endoskop 5teleskop6 akan sangat membantu diagnosis kasus polip yang

 baru. Polip stadium dan ! kadang-kadang tidak terlihat pada pemeriksaan rinoskopi anterior 

tetapi tampak dengan pemeriksaan nasoendoskopi.

Pada kasus polip koanal juga sering dapat dilihat tangkai polip yang berasal dari

asesorius maksila.

14

Page 15: Ceramah Polip Nasal

7/21/2019 Ceramah Polip Nasal

http://slidepdf.com/reader/full/ceramah-polip-nasal 15/18

P"m"ri*$aan 0adioogi

:oto polos sinus paranasal 5posisi 2aters, "P, 8aldwell dan lateral6 dapat

memperlihatkan penebalan mukosa dan adanya batas udara-cairan di dalam sinus, tetapi kurang

 bermanfaat pada kasus polip. Pemriksaan 8T scan sangat bermanfaat untuk melihat dengan jelas

keadaan di hidung dan sinus paranasal apakah ada proses radang, kelainan anatomi, polip atau

sumbatan pada kompleks ostimeatal. 8T scan terutama diindikasika pada kasus polip yang gagal

diobati dengan terapi medikamentosa, jika ada komplikasi dari sinusitis dan pada perencanaan

tindakan bedah terutama bedah endoskopi.

+.. Diagno$i$ Banding

1iagnosis banding dari polip nasal adalah

a. "ngiofibroma nasofaring ju$enil

#tiologi dari tumor ini belum diketahui. Menurut teori, jaringan asal tumor ini

mempunyai tepat pelengkatan spesifik di dinding posterolateral atap rongga hidung.

1ari anamnesis diperoleh adanya keluhan sumbatan pada hidung dan epitaksis

 berulang yang massif. Terjadi obstruksi hidung sehingga timbul rhinorrhea kronis

yang diikuti gangguan penciuman. ;klusi pada tuba #ustachius akan menimbulkan

ketulian atau otalgia. Cika ada keluhan sefalgia menandakan adanya perluasan tumor 

ke intracranial.

Pada pemeriksaan isik dengan rhinoskopi posterior terlihat adanya massa tumor 

yang konsistensinya kenyal, warna ber$ariasi dari abu-abu sampai merah muda, diliputi oleh

selaput lendir keunguan. Mukosa mengalami hiper$askularisasi dan tidak jarang ditemukan

ulcerasi. Pada pemriksaan penunjang radiologic kon$ensional akan terlihat gambaran klasik 

disebut sebagai tanda olman Miller  yaitu pendorongan prosesus Pterigoideus ke belakang

Pada pemriksaan 8T scan dengan 9at kontras akan tampak perluasan tumor dan

destruksi tulang sekitarnya. Pemeriksaan arteriografi arteri karotis interna akan mempelihatkan

$askularisasi tumor. Pemeriksaan P" tidak dilakukan karena merupakan kontra indikasi karena

 bisa terjadi perdarahan. "ngiofibroma <asofaring Cu$enil banyak terjadi pada anak atau remaja

lai-laki. )

 b. /eganasan pada hidung

15

Page 16: Ceramah Polip Nasal

7/21/2019 Ceramah Polip Nasal

http://slidepdf.com/reader/full/ceramah-polip-nasal 16/18

#tiologi belum diketahui, diduga karena adanya 9at-9at seperti nikel, debu kayu,

formsldehid, kromium, dan lain-lain. Paling sering terjadi pada laki-laki. ejala

klinis berupa obstruksi hidung, rhinorrhea, epistaksis, diplopia, proptosis, gangguan

$isus, penonjolan pada platum, nyeri pada pipi, sakit kepala hebat dan dapat disertai

likuorhea. Pemriksaan 8T scan memperlihatkan adanya pendesakan dari massa

tumor. Pemeriksaan P" didpatkan D7& tumor termasuk sel sEuamous berkeratin. )

+.. P"nataa*$anaan

Prinsip pengelolaan polip adalah dengan operatif dan non operatif . pengelolaan polip

nasal seharusnya berdasarkan factor penyebabnya, tetapi sayangnya penyebab polip nasi belum

diketahui secara pasif. /arena penyebab yang mendasari terjadinya polip nasi adalah reaksialergi, pengolalaanya adlah mengatasi reaksi alergi yang terjadi. Polip yang masih kecil dapat

diobati dengan konser$atif. ,A,D

1. T"ra#i %on$"r&ati'

a. /ortikosteroid sistemik 

Merupakan terapi efektif sebagai terapi jangka pendek pada polip nasal.

Pasien yang responsi$e terhadap pengobatan kortikosteroid sistemik dapat

diberikan secara aman sebanyak %-) kali setahun, terutama untuk pasien yang

tidak dapat dilakukan operasi. b. /ortikosteroid spray

1apat mengecilkan ukuran polip, tetapi relati$e tidak efektif untuk polip yang

massif /ortikosteroid topical, intranasal spray, mengecilkan ukuran polip dan

sangat efektif pada pemebrian postopeeratif untuk mencegah kekambuhan.

c. >eukotrin inhibitor

Menghambat pemecahan asam aarakidonst oleh en9yme 7- lipo=ygnase yang

akan menghasilkan leukotrin yang merupakan mediator inflamasi.A

2. T"ra#i o#"rati'

Terapi operasi dilakukan pada kasus polip yang berulang atau polip yang sangat

 besar, sehingga tidak dapat diobati dengan terapi konser$atif. Tindakan operasi yang

dapat dilakukan meliputi a. Polipektomi intranasal

 b. "ntrostomi intranasal

16

Page 17: Ceramah Polip Nasal

7/21/2019 Ceramah Polip Nasal

http://slidepdf.com/reader/full/ceramah-polip-nasal 17/18

c. #thmoidektomi intranasal

d. #thmoidektomi ekstranasal

e. 8aldwell->uc 5 82> 6f. Bedah 'inus #ndoskopi :ungsional 5B'#:6. %

BAB I

%ESIMPULAN

Polip nasal ialah massa lunak yang mengandung banyak cairan di dalam rongga hidung

 berwarna putih keabu-abuan, yang terjadi akibat inflamasi mukosa. Polip dapat timbul pada

 penderita maupun perempuan, dari usia anak-anak sampai usia lanjut. #tiologi polip nasal belum

diketahui secara pasti.

Timbulnya gejala baisannya pelan dan insidious, dapat juga tiba-tiba dan cepat setelah

infeksi akut. 'umbatan di hidung adalah gejala utama. 1imana dirasakan semakin hari semakin berat. 'ering juga ada keluhan pilek lama yang tidak sembuh-sembuh, sengau, sakit kepala. Pada

sumbatan yang hebat didapatkan gejala hiposmia atau anosmia, rasa lendir di tenggorok.

  Prinsip pengolaan polip adalah dengan operatif dan non operatif. Pengolaan polip nasal

seharusnya berdasaarkan factor penyebabnya, tetapi sayangnya penyebab polip nasi belum

17

Page 18: Ceramah Polip Nasal

7/21/2019 Ceramah Polip Nasal

http://slidepdf.com/reader/full/ceramah-polip-nasal 18/18

diketahui secara pasti. /arena penyebab yang mendasari terjadinya polip nasi adalah reaksi

alergi, pengolaanya adlah mengatasi reaksi alergi yang terjadi. Polip yang masih kecil dapat

diobati dengan konser$atif.

 

18