nasal polyps
DESCRIPTION
RSAUTRANSCRIPT
7/17/2019 Nasal Polyps
http://slidepdf.com/reader/full/nasal-polyps-56900e79700bb 1/23
REFERAT
POLIP HIDUNG
Dokter Pembimbing :
Dr. Asnominanda, Sp.THT-L
Dis!s!n o"e# :
$"eine %i&#ae"a
'('.)).'*+
AULTAS DOTAN UNI/SITAS TISATI
0AATA
epaniteraan "inik I"m! ese#atan Te"inga Hid!ng Tenggorok 1THT2
!ma# Sakit TNI Angkatan Udara dr. sna3an Antariksa
PANITAAN LINI
1
7/17/2019 Nasal Polyps
http://slidepdf.com/reader/full/nasal-polyps-56900e79700bb 2/23
4A4 I
PNDAHULUAN
Polip nasi adalah suatu benjolah abnormal berupa masa bulat dan lunak
yang berasal dari mukosa hidung atau mukosa sinus paranasal. Polip sering
dikaitkan sebagai komplikasi dari berbagai penyakit kronis yang terjadi di hidung
seperti asma dan rhinosinutsitis kronik. Secara umum, angka kejadian polip
berkisar 0. ! "# dengan perbandingan pria dan $anita adalah %& ' (. )ejadian
polip nasi meningkat seiring dengan bertambahnya usia, banyak ditemukan pada
umur di atas &0 tahun. Polip nasi bukan penyakit yang mematikan akan tetapi
polip nasi dapat sangat mengganggu kualitas hidup seseorang karena dapat
menyebabkan obstruksi hidung, anosmia dan sinusitis kronik. *ika polip tidak
diobati, komplikasi dapat meluas secara intrakranial sampai ke ruang orbita.
)arena alasan di atas maka saya mengambil topik ini sebagai bahan re+erat agar
dapat memberikan in+ormasi bagi teman seja$at dan para pembaca. i dalam
re+erat ini akan dijelaskan mengenai anatomi, +isiologi hidung serta pato+isiologi,
gejala klinis, pemeriksaan dan penatalaksanaan pada polip nasi.(,
4A4 II
TIN0AUAN PUSTAA
+.) De5inisi
Polip nasi adalah suatu benjolan abnormal berupa masa bulat dan
lunak yang berasal dari mukosa hidung atau mukosa sinus paranasal, tetapi
polip nasi bukanlah sekedar edema mukosa biasa, polip memiliki bentuk
yang khas yaitu seperti anggur, bertangkai, permukaan rata, licin dan
halus, dapat digerakkan secara bebas yang biasanya dapat dilihat pada
2
7/17/2019 Nasal Polyps
http://slidepdf.com/reader/full/nasal-polyps-56900e79700bb 3/23
pemeriksaan rhinoskopi anterior. Polip tumbuh di dinding lateral hidung
khususnya pada meatus superior dan meatus media.
+.+ pidemio"ogi
Polip nasi merupakan suatu hasil akhir dari penyakit%penyakit
in+lamasi kronik yang terjadi di mukosa hidung seperti asma dan
rhinosinusitis kronik, namun in+lamasi yang disebabkan oleh alergi tidak
memberikan kontribusi yang banyak pada kejadian polip. Pre-alensi polip
meningkat seiring meningkatnya usia, ditemukan paling banyak pada
umur di atas &0 tahun. Pada anak%anak tanpa +aktor resiko pre-alensi polip
nasi adalah 0.(# sedangkan pada anak%anak dengan cystic fibrosis
pre-alensi polip nasal lebih besar yaitu ! &" #. Pada orang de$asa
secara keseluruhan, pre-alensi polip nasi sebesar (%& #, jika di rata%rata
secara keseluruhan, rentang pre-alensi polip nasi adalah 0, ! "# dengan
perbandingan jenis kelamin laki%laki banding perempuan adalah %& ' (.
/ejala yang ditimbulkan dari tumbuhnya polip nasi berupa sumbatan
pada rongga hidung, hiposmia, rhinorrhea, epistaksis, post nasal drip, sakit
kepala dan mengorok. ari seluruh gejala yang ditimbulkan, "0# pasien
mengeluh mengalami sumbatan hidung, &0# mengeluh rhinorrhea dan
sebagian lainnya mengeluh mengalami epistaksis.
+.( Anatomi dan Histo"ogi Hid!ng
A. Hid!ng L!aridung luar berbentuk pyramid dan mempunyai bagian%bagian yaitu '
apeks, pangkal, alae nasi dan nares anterior. idung luar tersusun dari
tulang dan tulang ra$an. 1agian tulang tersusun dari 2s. 3asal dan
Prosesus Frontalis 2s. 4aksilaris. Sedangkan bagian tulang ra$an tediri
dari ' Sepasang )artilago 3asi 5ateralis, Alares 4ajor, Alares 4inor dan
sebuah )artilago Septi 3asi.
3
7/17/2019 Nasal Polyps
http://slidepdf.com/reader/full/nasal-polyps-56900e79700bb 4/23
/ambar (. idung 5uar
idung luar dilapisi oleh kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil
yaitu, 4. Procerus, 4. 5e-ator 5abii Superioris Ala6ue 3asi, 4.
3asalis Pars Trans-ersa 7 4. 3asalis Pars Alaris yang ber+ungsi
untuk melebarkan atau menyempitkan lubang hidung.
/ambar . 2tot idung 5uar
4. a6!m Nasi
4
7/17/2019 Nasal Polyps
http://slidepdf.com/reader/full/nasal-polyps-56900e79700bb 5/23
)a-um nasi berbentuk tero$ongan dari depan ke belakang dengan
kedua ujung terbuka. )a-um nasi dipisahkan oleh septum nasi di bagian
tengahnya menjadi ka-um nasi kanan dan kiri. 5ubang masuk ka-um nasi
bagian depan disebut nares anterior dan lubang belakang disebut nares
posterior 8koana9 yang menghubungkan ka-um nasi dan naso+aring.
)a-um nasi terdiri dari : regio yaitu
a. ;estibulum nasi
b. Regio respirasi 8<: in+erior9
c. Regio ol+aktori 8(<:9
Septum nasi membagi ka-um nasi menjadi bagian yaitu ka-um
nasi kanan dan kiri. Septum nasi memiliki : komponen yaitu '
a. 2ssis Ethmoidalis
b. ;omer
c. )artilago septum
inding lateral ka-um nasi terdiri dari 4eatus nasalis dan )onka
nasalis. )onka nasalis merupakan penonjolan tulang yang dibungkus
dengan muko%periosteum pada dinding lateral hidung yang menonjol ke
arah ka-um nasi. )onka nasalis berjumlah : buah yaitu konka superior,
medius dan in+erior. )onka nasalis ber+ungsi untuk memperluas
permukaan mukosa hidung untuk menghangatkan dan melembapkan udara
yang masuk ke dalam ka-um nasi. Sedangkan meatus adalah saluran yang
berada di antara konka, terdiri dari ' 4eatus superior, media dan in+erior
yang ber+ungsi sebagai muara dari sinus paranasal. 4eatus superios
merupakan muara dari sinus s+neoidalis dan sinus ethmoidalis posterior.
4eatus media merupakan muara dari sinus +rontalis, sinus maksilaris dan
sinus ethmoid anterior sedangkan meatus in+erior hanya muara dari duktus
nasolakrimal.
5
7/17/2019 Nasal Polyps
http://slidepdf.com/reader/full/nasal-polyps-56900e79700bb 6/23
/ambar :. )a-um 3asi
$. Sin!s Paranasa"
Sinus paranasal adalah suatu rongga berisi udara yang dilapisi oleh
mukosa dan berada di dalam tulang $ajah dan tengkorak. Sinus paranasal
merupakan hasil dari pneumatisasi tulang%tulang kepala. Terdapat & pasang
sinus paranasal yakni sinus +rontalis kanan dan kiri, sinus ethmoidalis
anterior dan posterior, sinus s+enoidalis kanan dan kiri, sinus maksilaris
kanan dan kiri. Secara garis besar sinus paranasal dibagi menjadi dua
bagian yaitu bagian anterior dan posterior. 1agian anterior terdiri dari
sinus maksilaris, sinus +rontalis dan sinus ethmoidalis anterior. Sinus
bagian anterior akan mengalirkan sekretnya ke dalam meatus media.
Sedangkan bagian posterior terdiri dari sinus s+enoidalis dan sinus
ethmoidalis posterior yang akan mengalirkan sekretnya ke dalam meatus
superior.
Sinus paranasal dilapisi oleh epitel yang sama dengan mukosa hidung
yaitu epitel bertingkat torak dengan silia. Fungsi dari sinus paranasal
masih dijadikan bahan penelitian. ari hasil penelitian yang dilakukan,
+ungsi sinus paranasal ber+ungsi untuk melembapkan udara insiprasi,
6
7/17/2019 Nasal Polyps
http://slidepdf.com/reader/full/nasal-polyps-56900e79700bb 7/23
meringankan -olume tengkorak, pertahanan tubuh terhadap kuman yang
masuk melalui udara inspirasi serta berperan dalam resonansi suara.
D. omp"eks Ostio %eata"
)ompleks ostiomeatal 8)249 merupakan celah dinding lateral hidung
yang dibatasi oleh konka media dan lamina papirasea. Struktur anatomi
penting yang membentuk )24 adalah prosesus unsinatus,
in+undibulum etmoid, hiatus semilunaris, bula etmoid, agger nasi, dan
resesus +rontal. )24 merupakan unit +ungsional yang merupakan
tempat -entilasi dan drenase dari sius%sinus yang letaknya di anterior
yaitu sinus maksila, etmoid anterior, dan +rontal.
/ambar &. )ompleks 2stio 4eatal
. /ask!"arisasi Hid!ng
)a-um nasi mendapat supply darah dari beberapa arteri yaitu A.
Ethmoidalis Anterior dan Posterior yang merupakan cabang dari A.
2+talmikus, A. S+enoplatina yang merupakan cabang dari A.
4aksilaris =nterna. )emudian arteri%arteri tersebut beranastomosis
pada bagian anterior septum nasi membentuk suatu Pleksus
)iesselbach.
7
7/17/2019 Nasal Polyps
http://slidepdf.com/reader/full/nasal-polyps-56900e79700bb 8/23
/amabr >. ;askularisasi idung
. Iner6asi Hid!ng
Fungsi sensporis pada hidung dijalankan oleh 3. Trigeminus cabang
4aksilaris dan 2+talmikus. 1agian o+talmikus bercabang menjadi 3.
Ethmoidalis anterior dan posterior. 1agian ini mempersara+i region
anterior ka-um nasi. 1agian posterior ka-um nasi dipersara+i oleh cabang
4aksilaris yang menjadi 3. 3asalis Posterosuperior mempersara+i septum
nasi bagian posterior sebagai 3. S+enopalatina.
G. %!kosa Hid!ng
Rongga hidung dilapisi oleh mukosa yang terdiri dari mukosa
pernapasan dan mukosa penghidu. 1agian -estibulum nasi dilapisi oleh
epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk, terdapat -ibrissae 8rambut
hidung9, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Epitel respiratorik
terdapat pada sebagian besar ka-um nasi dan permukaannya dilapisi
oleh epitel bertingkat torak dengan silia dan sel ! sel goblet.
8
7/17/2019 Nasal Polyps
http://slidepdf.com/reader/full/nasal-polyps-56900e79700bb 9/23
/ambar . 4ukosa idung
4ukosa ol+aktoris terdapat pada atap rongga hidung, konka
superior dan sepertiga bagian atas septum. 4ukosa dilapisi oleh epitel
torak berlapis dan tidak bersilia 8 pseudostratified columnar non
ciliated epithelium9.
+.7 isio"ogi
A. Sebagai 8a"an na5as
Pada inspirasi, udara masuk melalui nares anterior, udara memasuki
rongga yang kecil di dalam rongga hidung karena danya septum nasi dan
dinding lateral hidung. ?dara naik ke atas setinggi konka media dan
kemudian turun ke ba$ah ke arah naso+aring, sehingga aliran udara ini
berbentuk lengkungan atau arkus. Pada ekspirasi, udara masuk melalui
koana dan kemudian mengikuti jalan yang sama seperti udara inspirasi.Akan tetapi di bagian depan aliran udara memecah, sebagian lain kembali
ke belakang membentuk pusaran dan bergabung dengan aliran dari
naso+aring.
1. Pengat!r kondisi !dara 1air conditioning 2
Fungsi hidung sebagai pengatur kondisi udara perlu untuk mempersiapkan
udara yang akan masuk ke dalam al-eolus. Fungsi ini dilakukan dengan
cara . 4engatur kelembaban udara. Fungsi ini dilakukan oleh palut lendir.
9
7/17/2019 Nasal Polyps
http://slidepdf.com/reader/full/nasal-polyps-56900e79700bb 10/23
Pada musim panas, udara hampir jenuh oleh uap air, penguapan dari
lapisan ini sedikit, sedangkan pada musim dingin akan terjadi sebaliknya.
4engatur suhu. Fungsi ini dimungkinkan karena banyaknya pembuluh
darah di ba$ah epitel dan adanya permukaan konka dan septum yang luas,
sehingga radiasi dapat berlangsung secara optimal. engan demikian suhu
udara setelah melalui hidung kurang lebih :@o .
$. Sebagai pen9aring dan pe"ind!ng
Fungsi ini berguna untuk membersihkan udara inspirasi dari debu dan
bakteri dan dilakukan oleh '
o Rambut 8vibrissae9 pada -estibulum nasi
o Silia
o Palut lendir 8mucous blanket 9. ebu dan bakteri akan melekat pada
palut lendir dan partikel ! partikel yang besar akan dikeluarkan
dengan re+leks bersin. Palut lendir ini akan dialirkan ke naso+aring
oleh gerakan silia.
o EnBim yang dapat menghancurkan beberapa jenis bakteri, disebut
lysozime.
D. Indra peng#id!
idung juga bekerja sebagai indra penghidu dengan adanya mukosa
ol+aktorius pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian
atas septum. Partikel bau dapat mencapai daerah ini dengan cara di+usi
dengan palut lendir atau bila menarik na+as dengan kuat.
. esonansi s!ara
Penting untuk kualitas suara ketika berbicara dan menyanyi. Sumbatan
hidung akan menyebabkan resonansi berkurang atau hilang, sehingga
terdengar suara sengau.
. Proses bi&ara
10
7/17/2019 Nasal Polyps
http://slidepdf.com/reader/full/nasal-polyps-56900e79700bb 11/23
4embantu proses pembentukan kata dengan konsonan nasal 8m,n,ng9
dimana rongga mulut tertutup dan rongga hidung terbuka, palatum molle
turun untuk aliran udara.
+. tio"ogi
Etiologi terjadinya polip hidung sampai sekarang belum diketahui
secara pasti, namun ada berbagai macam +aktor risiko yang dapat
menyebabkan terjadinya polip, diantaranya '
• Asma bronchial
• ystic Fibrosis
• Rhinosinusitis kronik
• =ntoleransi aspirin
Polip berasal dari pembengkakan lapisan permukaan mukosa hidung
atau sinus, yang kemudian menonjol dan turun ke dalam rongga hidung oleh
gaya berat. Polip banyak mengandung cairan interseluler dan sel radang
8neutro+il dan eosino+il9 dan tidak mempunyai ujung sara+ atau pembuluh
darah.
+.* Patogenesis
Ada beberapa teori yang mempostulatkan bagaimana polip hidung
dapat terjadi, meskipun ada beberapa teori, para dokter dan ahli setuju
bah$a polip hidung merupakan hasil dari in+lamasi pada mukosa hidung dan
sinus paranasal. Polip merupakan hasil akhir dari proses in+lamasi kronik.
=n+lamasi yang berulang menyebabkan hipertro+i konka sehingga terjadi
turbulensi udara. al tersebut menyebabkan gesekan udara dengan mukosa
hidung semakin sering sehingga mukosa hidung lama kelamaan akan luka.
Sebagai respon terhadap cedera maka timbul proses perbaikan jaringan
dengan re%epitelialisasi. Re%epitelialisasi yang terjadi terkadang tidak
sempurna dan proses in+lamasi yang menyebabkan edema juga akan
mengakibatkan timbulnya lesi berupa massa.
(. Teori in+lamasi dan perubahan bio electrical
11
7/17/2019 Nasal Polyps
http://slidepdf.com/reader/full/nasal-polyps-56900e79700bb 12/23
Salah satu teori yang sudah cukup terbukti adalah teori dari
1ernstein yang dipublikasikan pada tahun (CC&. 1ernstein mengatakan
bah$a cedera pada mukosa hidung disebabkan oleh gesekan udara
terhadap mukosa hidung yang dihasilkan dari turbulensi udara yang
mele$ati rongga hidung akibat in+lamasi berulang. Sebagai konsekuensi
dari kerusakan mukosa, terjadilah perubahan pada transport ion melalui
membran mukosa.
Perubahan yang terjadi adalah gangguan dari sekresi ion l % ke
rongga hidung yang mengakibatkan peningkatan in+luD ion 3atrium dari
lingkungan ekstraselular ke intraselular. =n+luD dan retensi ion 3atrium
ini menyebabkan terjadinya retensi air intra seluler sehingga timbul
edema. Reabsorbsi air ke arah intraselular mengakibatkan mukus pada
rongga hidung menjadi lebih kental sehingga transport mukus oleh epitel
silia terganggu, hal ini akan mengakibatkan terganggunya airflow pada
rongga hidung sehingga mengakibatkan gejala hidung tersumbat,
hiposmia, anosmia dan mengorok.
/angguan transport mukus oleh silia mengakibatkan gejala
rhinorrhea 2bstruksi dari meatus media dapat mengakibatkan gejala%
gejala sinusitis seperti kepala yang terasa berat dan in+lamasi pada
mukosa hidung mengakibatkan hiper-askularisasi yang dapat
menyebabkan gejala epistaksis.
. Polip nasi sebagai hasil akhir dari in+lamasi kronik
4enurut hasil tes histopatology jaringan, polip bukan hanya
sekedar edema dari muka hidung tetapi ditemukan adanya berbagai
macal hyperplasia sel yaitu hyperplasia lamina propria, hyperplasia
lamina basalis, hyperplasia sel goblet. )arakteristik khas yang
ditemukan pada polip adalah edema, lim+ositosis, eosino+ilia dan adanya
glandula kista yang berisi mucus. Seperti teori yang telah disebutkan di
12
7/17/2019 Nasal Polyps
http://slidepdf.com/reader/full/nasal-polyps-56900e79700bb 13/23
atas, eosino+ilia muncul dari respon in+lamasi yang berulang
menyebabkan perubahan transport ion pada epitel mukosa hidung
sehingga terjadi transport air ke dalam jaringan interstisial yang
menyebabkan edema.
Proses in+lamasi berulang ditamba adanya edema pada
mukosa hidung menyebabkan turbulensi aliran udara di hidung. *ika
turbulensi terus menerus terjadi, maka gesekan turbulensi udara dengan
epitel mukosa hidung yang edema mengakibatkan epitel cedera. 5ama
kelamaan dinding mukosa yang cedera tersebut semakin melemah dan
akhirnya akan menonjol ke dalam rongga hidung. *ika proses tersebut
terjadi berkelanjutan, sebagai mekanisme pertahanan epitel mukosa
hidung terhadap maka lamina propria yang menonjol tadi, terjadilah
epitlialisasi pada penonjolan tersebut
/ambar @. Proses Ruptur Epitel
:. Pertumbuhan dan pembentukan kelenjar
Pada peneilitian yang dilakukan ditemukan bah$a polip
mengandung kelenjar yang berisi mucus. )elenjar mucus tumbuh
bersamaan seiring dengan bertumbuhnya polip. Semakin besar polip maka
semakin besar juga kelenjar mucus di dalamnya. Pembentukan kelenjar di
dalam polip ini memberikan bentuk khas pada polip menjadikannya massa
yang bertangkai.
+.; Gambaran %akroskopis
13
7/17/2019 Nasal Polyps
http://slidepdf.com/reader/full/nasal-polyps-56900e79700bb 14/23
Secara makroskopik polip merupakan massa bertangkai dengan
permukaan licin, berbentuk bulat lonjong atau seperti buah anggur, ber$arna
putih keabu%abuan, bening pucat, mudah digerakkan, dapat tunggal atau
multiple dan umumnya tidak nyeri. arna polip yang pucat tersebut
disebabkan karena mengandung banyak cairan dan sedikitnya aliran darah
ke polip. ?munya polip tumbuh di meatus media dan sinus etmoid.
Pertumbuhan polip umunya berasal dari sinus maksilaris dan sinus
etmoidalis.
Po"ip Antrokoana" Po"ip t#moid
Tunggal 4ultipel
?nilateral 1ilateral
1erasal dari sinus maksilaris 1erasal dari sinus ethmoidalis
Pertumbuhan ke arah posterior ka-um nasi Pertumbuhan ke arah anterior bahkan bisa terlihat
dari nares anterior
1erhubungan dengan in+eksi 1erhubungan dengan alergi
+.< Gambaran %ikroskopis
Secara mikroskopis tampak epitel pada mukosa polip serupa dengan
mukosa hidung normal yaitu epitel bertingkat semu bersilia dengan. Sel%
selnya terdiri dari lim+osit, eosino+il, neutro+il, dan makro+ag. 4ukosa
mengandung sel%sel goblet. Pembuluh darah, sara+ dan kelenjar sangat
sedikit.
+.= Ge8a"a "inis
/ejala yang ditimbulkan tergantung dari ukuran polip. Polip dengan
ukuran kecil bisa saja tidak menimbulkan gejala, tetapi ditemukan tidak
sengaja pada pemeriksaan +isik hidung rutin jika polip tersebut terletak di
14
7/17/2019 Nasal Polyps
http://slidepdf.com/reader/full/nasal-polyps-56900e79700bb 15/23
konka media bagian anterior. Polip yang terletak di posterior biasanya tidak
tampak pada pemeriksaan rhinoskopi anterior, namun jika dilakukan
endoskopi hidung dapat terlihat.
)eluhan yang paling sering dirasakan adalah hidung tersumbat yang
menetap dan semakin lama semakin berat karena polip menutupi aliran
udara di ka-um nasi. 1erkurangnya aliran udara ke dalam ka-um nasi dapat
menyebabkan pasien merasa gangguan pada indera penciuman 8hipo%
anosmia9 dan indera pengecapan. Polip yang tumbuh mengganggu drainase
sekret sinus paranasal, menyebabkan timbulnya gejala sinusitis yakni sakit
kepala, batuk, banyaknya secret yang tertimbun di hidung. Pada anamnesis
dapat ditemukan pasien bersuara sengau, tidur mengorok atau terkadang
na+as berbau.
+.)'.) Diagnosis
A. Anamnesis
Pada anamnesa kasus polip, keluhan utama biasanya adalah
hidung tersumbat. /ejala lainnya '
• /angguan penciuman
• /angguan pengecapan
• Tidur mengorok
• 1ernapas le$at mulut
• Susah mengeluarkan ingus
• Terdengar suara bindeng
• Terkadang pasien merasa telinga terasa penuh
• 4emiliki ri$ayat rhinosinusitis kronik
•4emiliki ri$ayat alergi
4. Pemeriksaan isik
Polip nasi yang massi+ dapat menyebabkan de+ormitas hidung
luar berupa adanya de-iasi septum atau lubang hidung melebar karena
polip tersebut. Pada pemeriksaan rinoskopi anrerior polip hidung
seringkali harus dibedakan dari konka yang menyerupai polip 8konka
polipoid9. Perbedaannya adalah massa ber$arna pucat berasal dari
meatus medius, bertangkai, mudah digerakkan, konsistensi lunak, tidak
15
7/17/2019 Nasal Polyps
http://slidepdf.com/reader/full/nasal-polyps-56900e79700bb 16/23
nyeri bila ditekan, tidak mudah berdarah dan pada pemakaian
-asokonstrikor 8kapas adrenalin9 tidak mengecil.
$. Pemeriksaan Pen!n8ang
Naso-endoskopi
3aso endoskopi sangat membantu diagnosis kasus polip.
Polip stadium ( dan kadang%kadang tidak terlihat pada
pemeriksaan rinoskopi anterior tetapi tampak dengan pemeriksaan
nasoendoskopi. Pada kasus polip koanal juga sering dapat dilihat
tangkai polip yang berasal dari ostium asesorius sinus maksila.
engan naso endoskopi, 4ackay dam 5und membagi polip
menjadi & stadium '
Pembagian polip hidung menurut 4ackay dam 5und
8(CC@9, yaitu '
o Stadium ( ' polip terbatas di meatus medius.
o Stadium ' polip sudah keluar dari meatus medius,
tampak di rongga hidung tapi belum memenuhi rongga
hidung.
o Stadium : ' polip masi+
Pemeriksaan adio"ogi
Foto polos sinus paranasal : posisi 8aters, AP, ald$ell
dan lateral9 dapat memperlihatkan penebalan mukosa dan adanya
batas udara cairan di dalam sinus, namun pemerikasaan +oto
rontgen tidak spesi+ik.
$T S&an
Pemeriksaan T scan sangat baik untuk membantu
diagnosis polip. Pada T Scan kepala akan didapatkan gambaran
16
7/17/2019 Nasal Polyps
http://slidepdf.com/reader/full/nasal-polyps-56900e79700bb 17/23
hiperdense atau gambaran yang lebih terang daripada mukosa di
sekitarnya.
/ambar ". /amabran T Scan Polip idung
Pemeriksaan biopsi 8aringan po"ip
*ika pada anamnesis, pemeriksaan +isik dan pemeriksaan
penunjang diagnosis polip belum dapat di tegakkan secara pasti,
maka biopsy jaringan polip dapat dilakukan. Pemeriksaan biopsy
dapat menentukan secara pasti diagnosis polip hidung dan dapat
emnyingkirkan diagnosis lainnya seperti tumor.
+.)) Diagnosis 4anding
1entuk polip hamper serupa dengan konka polipoid. Pada
pemeriksaan rhinoskopi anterior cukup mudah untuk membedakan polip
dan konka polipoid, terutama dengan pemberian -asokonstriktor. )onka
polipoid adalah pembesaran konka yang menyerupai polip.
POLIP POLIPOID %UOSA
1ertangkai, dapat digerakkan Tidak bertangkai, sukar digerakkan
17
7/17/2019 Nasal Polyps
http://slidepdf.com/reader/full/nasal-polyps-56900e79700bb 18/23
)onsistensi lunak )onsistensi keras
Tidak nyeri bila ditekan 3yeri pada penekanan
Tidak mudah berdarah 4udah berdarah1er$arna putih kebiruan 1er$arna merah muda
Tidak mengecil pada pemberian
-asokonstriktor
4engecil pada pemberian -asokonstrikt
iagnosis banding lainnya adalah tumor jinak hidung lainnya seperti
kondroma, neuro+ibroma, angio+ibroma, in-erted papiloma, ataupun tumor
ganas hidung. 3amun pada kasus keganasan, si+at benjolan tidak seperti
polip biasanya benjolan tersebut memiliki permmukaan tidak rata,
ber$arna seperti jaringan sekitar, nyeri, sulit digerakkan, jika disenntuh
mudah sekali berdarah dan terjadi destruksi struktur tulang hidung, septum
nasi dan bagian rongga hidung lainnya.
+.)+ Penata"aksanaan
Prinsip penatalaksanaan polip adalah untuk menghilangkan gejalautama. Terapi dapat berupa non operati+ dan operati+.
a2 Non- Operati5
4edikamentosa
(. )ortikosteroid oral. Penelitian membuktikan, pemberian
kortikosteroid sistemik maupun topical berpengaruh mengecilkan
ukuran polip. Prednisone >0 mg<hari selama & minggu dapat
mengurangi ukuran polip dan mengurangi peradangan di mukosa
hidung. )emudian dosis diturunkan perlahan%lahan >mg< hari
8tapering o++9.
. =ntra nasal steroid 8=3S9. Pemberian =3S seperti beklometason,
budesonid atau +lunisolid selama ( bulan terbukti dapat
mengurangi akti+itas eosino+il pada in+lamasi hidung dan
mengurangi gejala.
:. Antibiotik dapat diberikan jika polip disertai dengan gejala
18
7/17/2019 Nasal Polyps
http://slidepdf.com/reader/full/nasal-polyps-56900e79700bb 19/23
rhinosinusitis bakteri untuk mencegah progrsi-itas pertumbuhan
polip.
b2 Operati5
Pembedahan dilakukan jika'
(. 2bstruksi saluran napas menetap dan makin berat
. Terjadi sumbatan )ompleks 2steomeatal sehingga menimbulkan
komplikasi sinusitis
:. /ejala polip yang menetap serta mengganggu kualitas hidup
penderita
?ntuk polip antrokoanal yang sudah besar, dapat dilakukan
ekstraksi polip 8polipektomi9. Selain itu bila terdapat sinusitis, perlu
dilakukan drainase sinus. 2leh karena itu sebelum operasi
polipektomi perlu dilakukan +oto rontgen sinus paranasal untuk
melihat adanya sinusitis yang menyertai polip ini atau tidak. Pada
polip ehmoid, selain dilakukan polipektomi, dilakukan juga FESS
8Functional Endoscopy Sinus Surgery9. iharapkan dengan
dilakukannya FESS selain untuk memperbaiki sinusitis, dapat juga
mencegah rekurensi tumbuhnya polip. Setelah operasi, pemberian
antibiotic dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya in+eksi pasca
operasi.
+.)( Prognosis
Polip hidung dapat muncul kembali selama in+lamasi masih tetap
berlanjut. Angka rekurensi polip pasca operasi mencapai >"#. 1ila +aktor
yang menyebabkan terjadinya polip tidak teratasi maka polip hidung ini
ra$an untuk kambuh kembali demikian berulang ulang. 2leh sebab itu
sangat diharapkan kepatuhan pasien untuk menghindari hal hal yang
menyebabkan alergi yang bisa menjurus untuk terjadinya polip hidung.
+.)( omp"ikasi
)omplikasi yang dapat disebabkan oleh polip jika menetap adalah
19
7/17/2019 Nasal Polyps
http://slidepdf.com/reader/full/nasal-polyps-56900e79700bb 20/23
sinusitis kronik, de+ormitas hidung, komplikasi pada mata berupa proptosis
orbita, diplopia.
+.)7 Pen&ega#an
a9 Pencegahan klinis
Pilihan pengobatan bedah dan tenaga ahli pengalaman mungkin
mempengaruhi tingkat kambuh.
b9 Pencegahan radang eosinophilic
)ortikosteroid lokal e+ekti+ dalam mencegah kambuh Polip hidung,
c9 Pencegahan in+eksi jamur menggunakan antijamur
d9 4engatur alergi dan asma. 4engikuti pengobatan dokter rekomendasiuntuk mengelola asma dan alergi. *ika gejala tidak mudah dan secara
teratur di ba$ah kendali, konsultasi dengan dokter Anda tentang
perubahan rencana pengobatan Anda.
e9 indari iritasi. Sebisa mungkin, hindari hal%hal yang mungkin untuk
memberikan kontribusi untuk peradangan atau iritasi sinus Anda,
seperti alergen, polusi udara dan bahan kimia.
20
7/17/2019 Nasal Polyps
http://slidepdf.com/reader/full/nasal-polyps-56900e79700bb 21/23
4A4 III
SI%PULAN
Polip nasi merupakan salah satu pgangguan di hidung yang memberikan
keluhan sumbatan pada hidung menetap dan semakin lama semakin berat
dirasakan. Etiologi polip belum bisa ditentukan secara pasti, namun penelitian
menemukan bah$a timbulnya polip sangat berhubungan dengan terjadinya
in+lamasi kronik berulang pada mukosa hidung. /ejala klinis yang dirasakan
adalah hidung tersumbat, anosmia, gangguan pengecapan, post nasal drip dan
susah untuk membuang ingus. Pada pemeriksaan +isik rinoskopi anterior
ditemukan masaa yang lunak, bertangkai, ber$arna putih ke abu%abuan, mudah
digerakkan, tidak nyeri, tidak mudah berdarah dan tidak mengecil pada pemberian
-asokonstriktor lokal. Penatalaksanaan untuk polip nasi bisa secara konser-ati+
maupun operati+. Pada pasien dengan ri$ayat rinitis alergi, polip nasi mempunyai
kemungkinan yang lebih besar untuk rekuren. Sehingga kemungkinan pasien
harus menjalani polipektomi beberapa kali dalam hidupnya. ?ntuk itu perlu
pencegahan yang harus dilakukan pasien agar polip tidak terulang lagi, terutama
pasien harus menghindari terjadinya in+lamasi yang kronik dan berulang pada
hidung.
21
7/17/2019 Nasal Polyps
http://slidepdf.com/reader/full/nasal-polyps-56900e79700bb 22/23
4A4 I/
DATA PUSTAA
(. 1allenger, *ohn *acob. iseaes o+ The 3ose Throat Ear ead and
3eck. 5ea 7 Febiger (&th edition. (CC(. Philadelphia ' People 4edical
Publishin ouse Shelton, onnecticut.
. 1ro$ning /eroge, 1urton *, larke R, dkk. Scott%1ro$ns
2torhinolaringology, ead and 3eck Surgery @th Edition. (CC@.
odder Arnold.
:. Adams, /eorge. 1oies, 5a$rence. igler, Peter. 1uku Ajar Penyakit
Telinga idung Tenggorok. .1. Saunders, Philadelphia (C"C
&. )apita Selekta )edokteran edisi === jilid = hal. ((: ! ((&. Penerbit
4edia Aesculapius F)%?= 000
>. hojno$ska S, )epka A, Bieciol *, dkk. Ethiopathogenesis o+ 3asal
Polyps. Prog ealth Sci ;ol. : 3o. ' 0(:.
. 4etin T, Ferguson 1. 3asal Polyposis ' Pathogenesis, 4edical and
Surgical Treatment. 0(0. Springer.
@. 3e$ton, *R. Ah%See, ). A Re-ie$ o+ nasal polyposis. Therapeutics and
linical Risk 4anagement 00"'&89 >0@!>(
22
7/17/2019 Nasal Polyps
http://slidepdf.com/reader/full/nasal-polyps-56900e79700bb 23/23
23