cer pen nnnn

7
Jenis: Cerpen Judul: Ketika Harapan Harus Berakhir Pengarang: Dhia Septiani Sejak awal pendaftaran hingga mengikuti MOS curi-curi pandang karena kami tidak tahan ji sama lain walaupun tidak berbicara. Saat men dia masih sempanya memilih tempat yang berse Seminggu setelah MOS kejanggalan sangat dira Kemudian beberapa hari kemudian ada perubaha seminggu dilewati semua terulang kembali hin untuk menjalani hubungan tanpa status dengan masuk sekolah, Sinta mendapatkan kabar bahwa teman SD nya yang memang sekarang dekat deng perempuan itu menyukai Aji. Sinta pun langsu Aji sampai keesokan harinya. Suasana di kela berbeda. Ternyata Aji sudah berpacaran denga setahun lebih ini, dan pada saat itu Sinta m melupakan Aji dan sedang berusaha untuk mera mewujudkan mimpinya. Jenis: Cerpen Judul: Cinta Tanah Air Pengarang: Iqlima Rodhin Hari ini akan diadakan kemping di leuwi kanc akan ada acara jurit malam. Hari yang sudah kami memulai membuka acara dengan upacara pe membagi-bagi tugas ada yang mendirikan tenda parit, buat rak sepatu, buat tempat cuci pir Tugas oun dikerjain setiap anak, sampai tuga bergegas untuk mengikuti kegiatan pramuka. M mencuci piring dan sebagainya. Pada saat gil sepakat untuk menampilkan yel-yel dengan kom di puncak acara kami bakar jagung, kemudian sampai akhirnya jam 2 pun tiba. Kami pun mel tahajud dan kembali melanjutkan kegiatan hin

Upload: riza-firdianzah

Post on 11-Dec-2015

224 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Cerpen Dinna

TRANSCRIPT

Page 1: Cer Pen Nnnn

Jenis: Cerpen

Judul: Ketika Harapan Harus Berakhir

Pengarang: Dhia Septiani

Sejak awal pendaftaran hingga mengikuti MOS aku dan dia saling curi-curi pandang karena kami

tidak tahan jika tidak bertemu satu sama lain walaupun tidak berbicara. Saat mengikuti pengarahan

pun dia masih sempanya memilih tempat yang bersebelahan denganku. Seminggu setelah MOS

kejanggalan sangat dirasakan oleh Sinta. Kemudian beberapa hari kemudian ada perubahan darinya,

tapi seminggu dilewati semua terulang kembali hingga ia memutuskan untuk menjalani hubungan

tanpa status dengan Aji. Suatu hari saat masuk sekolah, Sinta mendapatkan kabar bahwa Aji pulang

bersama teman SD nya yang memang sekarang dekat dengannya, penuturannya perempuan itu

menyukai Aji. Sinta pun langsung tidak menguhubungi Aji sampai keesokan harinya. Suasana di

kelas besoknya pun sedikit berbeda. Ternyata Aji sudah berpacaran dengan teman SD nya sudah

setahun lebih ini, dan pada saat itu Sinta memutuskan untuk melupakan Aji dan sedang berusaha

untuk meraih cita-citanya dan mewujudkan mimpinya.

Jenis: Cerpen

Judul: Cinta Tanah Air

Pengarang: Iqlima Rodhin

Hari ini akan diadakan kemping di leuwi kancra, kabarnya nanti akan ada acara jurit malam. Hari

yang sudah ditunggu pun tiba, kami memulai membuka acara dengan upacara pembukaan dengan

membagi-bagi tugas ada yang mendirikan tenda, mencari air, buat parit, buat rak sepatu, buat

tempat cuci piring dan sebagainya. Tugas oun dikerjain setiap anak, sampai tugas selesai kami pun

bergegas untuk mengikuti kegiatan pramuka. Mulai masak, jaja, mencuci piring dan sebagainya.

Pada saat giliran kami, kami sepakat untuk menampilkan yel-yel dengan kompak. Sampai akhirnya

di puncak acara kami bakar jagung, kemudian kami pun tertidur sampai akhirnya jam 2 pun tiba.

Kami pun melaksanakan sholat tahajud dan kembali melanjutkan kegiatan hingga usai. Cinta tanah

air dapat ditunjukkan dengan cara menyukai produk dalam negeri, belajar dengan sungguh-sungguh

dan masih banyak lagi cara untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air.

Jenis: Cerpen

Judul: Janji Abadi

Pengarang: Edwin Rhino Aditya

Pukul 6 pagi

Jenis: Cerpen

Judul: Lebahku Meninggalkan Luka

Pengarang: Laili Ulfia Puspitasari

Bosan? Aku sudah bosan beberapa kali mendengar kata-kata itu dari mulutnya. Bahkan bukan

hanya beberapa kali, tapi sering. Sampai sekarang pun aku juga tidak tahu apa yang sebenarnya

diinginkannya.Tak ingat malam itu? Aku memang tidak tahu malu, berani telanjang di depanmu.

menggelayuti tubuhmu, kau pun juga begitu. Lupa? Memang lelaki hanya bisa lupa, apa mungkin

laki sepertimu diciptakan untuk jadi pelupa? Mungkin iya. Bagaimana pun juga, cairan kental yang

keluar itu pernah masuk ke mulutku, malah mungki sudah masuk ke dalam tubuhku. Dan satu lagi,

jangan lupa, buah dada yang selama ini aku jaga, aku rawat, dan aku rahasiakan keberadannya pada

akhirnya harus kuberikan padamu juga. Anggap saja ini memang sebuah kesalahan, sebuah

kesalahan yang tidak mungkin termaafkan. Dasar lelaki ini yang membuat aku gemas ingin sekali

meremas seonggok daging yang selama ini disembunyikannya. Malam itu, aku memintanya untuk

Page 2: Cer Pen Nnnn

kembali lagi padaku, karena aku ingin semua ini tidak berakhir begitu saja. Lebah, dia memang

lebahku, lebah yang senang sekali menyengatku, lebah yang setiap kali habis menyengat selalu

meninggalkan bekas.

Jenis: Cerpen

Judul: Menanti Senja yang Sama

Pengarang: Rizki Rahma Widhiastuti

Senja satu, aku masih disini dalam diam terlama, menatap cahaya bumi yang menyelinap dalam

ruang. Berdiri dalam selimut senja temaram, memandang sekujur hati yang lama mati. Tahukah kau

bahwa aku disini sebenarnya terluka olehmu. Kau mungkin disana menertawakanku, mengejekku,

atau bahkan bersuka cita karena telah berhasil menginjakku hingga rapuh. Melepaskan dirimu

adalag terbodoh bagiku sebenarnya, tapi tak mengapa karena aku tahu bahwa kau bukan sejaku.

Menangis tak bisa berkata, kau tinggalkan senja kelabu membuat lara yang tak terbagi menjadi-jadi.

Menabur seperti debu, berkhayal beraroma jingga, merasuki mata yang kai redup bermata kucing.

Meninggalkan tempat abadi adalah sesuatu yang tak bisa aku lakukan karena aku harus

melupakannya. Dalam mata yang sama, aku melihat laki-laki senja dalam kejauhan. Dia laki-laki

senja yang aku lihat selain dia, senjanya berbaur dengan warna hitam menenteng pasir debu

bersamaan bergoyang-goyang. Aku merasa enggakn untuk menyapa tapi karena tak ada siapa-siapa

disana kecuali kami seorang. Namun kedua senja pergi, membawa senja yang berbeda dalam botol

dan kepingan.

Jenis: Cerpen

Judul: Dua Cinta Maria

Pengarang: Elsy Arifa Wulandini

Senyum terkembang dari wajah wanita muda di balik helm berwarna putih sambil memeluk erat

lelaku di depannya. Bibirnya merah karena gincu. Perhiasan berkilau memperkuat gurat serta

lekukan tubuhnya yang dibalut busana terbuka, seolah tidak peduli matahari tua akan membakar

kulitnya di sepanjang jalan kota. Rambutnya terurai mengembang dihempas angin kering berdebu

yang menusuk-nusuk hidung dari asap lubang-lubang knalpot. Wanita itu tersenyum seperti tak

percaya keberadaannya sendiri. Tetapi hentakan kaki bayi kecil di perutnya membuat tersadar.

Wanita cantik itu berpikir akan semua kenikmatan yang ia peroleh. Ia yakin akan keadilan cinta

yang dibagi dengan potongan sama rata, dan akhirnya tidak akan ada yang tersakiti karena semua

pembagian itu diambil dengan adil, sama rata, tanpa tumpang tindih. Tentang suaminya, ia begitu

penyayang. Baginya ia adalah wanita yang nyaris sempurna dan yang terlah memberikannya

seorang bayi laki-laki yang juga nyaris sempurna. Dalam keremangan cahaya lampu-lampu kota,

mereka berjalan menikmati angin malam dari hempasan laju motor. Membiarka angin membarut-

barut kepala dan tengkuk mereka. Berkerumun pada satu titik perhatian, pada kecelakaan lalu lintas.

Sebuah sedan mewah dihantam keras oleh teronton baja. Bagian depan mobil pun hancur,

menyisakan cipratan-cipratan darah di kaca yang pecah. Seorang lelaki terjepit di sela-sela himpitan

pintu mobil. Kedua tanganyya menyilang melindungi kepala dengan telepon genggam di tangan

kiri, tapi ternyata kepalanya tetap saja pecah karena benturan. Badannya mati rasa, tangannya

lunglai, ia tak sempat menatap langit biru pekat untuk terakhir kaliny. Telepon genggam itu

Page 3: Cer Pen Nnnn

terjatuh. Wanita itu masih diam terpaku, tidak tertarik menyaksikan tragedi di luar sana, matanya

masih menatap telepon genggam. Hujan mulai turun, jatuh dari langit biru yang pekat.

Jenis: Cerpen

Judul: Dibalik Awan

Pengarang: Nur Faida

Dibalik awan, dia menunggu kedatangannya. Ia menatap langit agar hal tersebut dapat terjadi,

sebuah mimpi kecil yang masih berada di balik awan. Terlalu konyol bila ia mengatakan tetapi

itulah kenyataan. Ia bernama Nur Farida, biasa di panggil Faida. Hari Jumat sepulang sekolah, ia

berlari sekencang mungkin karena ku tak mau temanku Ninda memelukku dan aku tak mau menjadi

kue bercampur kopi. Beruntung sekali, Firda tidak terkena semua itu dan kami sekelas perempuasn

pergi ke rumah Ninda. Saat aku melihat Ninda, ada rasa iri dariku karena sejak kecil tahunku tidak

pernah dirayakan oleh teman-temanku semua. Sampai akhirnya mimpi kecilku sudah terwujud dan

selang beberapa hari setalah itu mereka berdua memberikanku kado ulang tahunku sebuah pulpen

berwarna hijau.

Jenis: Cerpen

Judul: Ayah

Pengarang: Mirza Diani Amalia

Aku benci kepadanya, benar-benar benci. Laki-laki paruh baya itu yang seharusnya amat kucintai,

satu-satunya orang yang kumiliki setelah ibu pergi malah sekarang aku benci mat-matian. Setiap

hari aku selalu pulang lewat tengah malam, berada di rumah itu bagaikan Neraka. Satu alasan

karena dirumah ada orang itu. Setiap ia memergokiku pulang larut malam, ia langsung memarahiku

habis-habisan, mengomel panjang lebar. Entah apa yang merasuk diriku, hingga aku benar-benar

membenciya. Dia Ayahku! Dia membuangku dan ibu, smeentara ia menikah lagi dengan wanita

lain, yang lebih muda dan cantik daripada ibu. Lalu tiba-tiba ia kembali lagi dalam kehidupan kami

setelah wanita itu pergi meningglkannya. Puncak kebencianku padanya pada suatu saat aku

mencoba menaklukan hatiku untuk ikut makan malam bersamanya, Ia mengajakku berbiacara

tentang masa depanku. Dia memaksaku untuk jurusan untuk meneruskan bisnisnya, tapi ia tak

pernah tahu kalau sejak kecil aku ingin mengambil jurusan kesenian. Setalah beberapa hari

kemudian, ada kecelakaa sebuah mobil ke arahku, namun hanya nyawa ayahnya yang tidak bisa

tertolong. Bercak tetesan airm mata ayah jelas di kertas yang sudah ditulis untuk sang anak, hal itu

membuat aku menyadari kesalahan teresarku adalah membenci ayahku. Seseorang yang dulu sangat

kurindukan kehadirannya, kunantikan kasih sayangnya. Aku benar-benar terlambat menyadarinya,

bahwa sebenarnya aku sayang ayahku.

Jenis: Cerpen

Judul: Meninggal dalam Rahim

Pengarang: Reitzha

Pernikahan Mella dan Reva telah memasuki tahun kedua, jika diperhatikan kehidupan mereka dapat

dikatakan sebagai keluarga yang paling harmonis. Kemudian setelah 2 bulan berlalu, biasanya

Mella sebelum pergi ke kantor selalu sarapan, tapi ini ada yang beda pada Mella. Dia sangat malas

sekali untuk bangun pagi bahkan rasanya tidak ingin bekerja. Rava mencoba membangunkannya

tapi Mella tak bangun-bangun juga. Rava masih belum mengerti kenapa istrinya menjadi seperti itu.

Rava meunuju ke garasi mobil dan memanasi mobil, sedangkan Mella menyiapkan diri untuk

memenuhi keinginan suaminya. Setelah menyiapkan semuanya, pasangan suami istri itu

Page 4: Cer Pen Nnnn

meninggalkan rumah menuju ke dokter kandungan dimana mereka sering konsultasi. Setelah

sampai di dokter kandungan dan memeriksanya tetapi masih belum mendapatkan momongan. Hari

berganti hari, rumah itu terlihat sepi tak pernah melihat batang hidung mereka. Ketika malam Mella

menunggu suaminya pulang, dia ingin mengetahui jam berapa suaminya. Jam berbunyi

menunjukkan pukul 12 malam, tapi tidak ada kabar apapun dari suaminya, Mella sangat cemas

dengan keadaan yang seperti ini. Tak lama kemudian suaminya datang dan marah-marah kepada

Mella, Mella pun curiga apa yang sebenarnya yang terjadi kepada suaminya. Keesokan harinya

Mella memutuskan untuk pergi ke kantor sendiri dengan alasan ada pekerjaan yang harus di

selesaikan. Tanpa ada rasa curiga, Rava berangkat menuju kantornya dan ternyata dibelakangnya

Mella diam-diam mengikuti suaminya. Tepat di depan sebuah hotel berbintang, mobil suami Mella

berhenti. Rava tidak sadar kalau dirinya dibuntui oleh istrinya. Ternyata Rava masuk ke dalam

kamar dengan wanita lain, dan pada saat di pergoki oleh istrinya Rava pun gugup mau menjawab

apa. Akhirnya perkataan yang keluar dari Rava adalah ini semua karenamu karena engkau tidak

bisa memberiku keturunan.

Jenis: Cerpen

Judul: Tangis Terindah

Pengarang: Laras Insiya Pertiwi

Dulu aku sangat membenci pria itu, aku merasa lelaki yang baru dua bulan menjadi tetanggaku itu

benar-benar menyebalkan. Tapi semua seperti berbanding terbalik, aku membutuhkannya dan aku

sangat mengingkannya. Dia selalu membawa keceriaan, selalu tersenyum dan membuat orang

disekitarnya ikut tersenyum. Seperti tak ada masalah di hidupnya, aku merasa dia adalah orang

yang paling berbahagia di dunia ini, Dimas namanya. Aku hanya terdiam tak pernah terbesit di

dalam benakku, sekarang aku tak bisa memikirkannya. Semakin lama aku semakin dekat dengan

dimas, Dia memang orang yang baik dan perhatian. Hatiku buta, tetapi tidak saat bersamanya. Aku

merasa sangat bahagia saat dia ada di sisiku. Entah sihir apa yang membuatku begitu

menyayanginya. Rasanya tak ingin sedetikpun aku berpisah dengannya. Entah sampai kapan harus

ku pendam perasaan ini. Perasaan yang sewaktu0waktu dapat membuatku melayang sampai langit

ke tujuh, dan sewaktu-waktu pula dapat membuatku tersungkur sampai palung laut yang paling

dalam. Pada suatu ketika Dimas menderita sakit dan akhirnya dia meninggal. Dimas mengajarkanku

banyak hal padaku, dia memang orang yang hebat. Sejak kepergian Dimas, aku lebih menghargai

waktu, menghargai orang-orang di sekitarku dan lebih menghargai hidupku sendiri.