case ujian
TRANSCRIPT
P R E S E N T A S I K A S U S
GANGGUAN SKIZOFRENIA PARANOID
Pembimbing :
Dr. Lahargo Sp.KJ
Disusun oleh :Agus Riyanto (030.04.009)
Annisa (030.05.034)Farah Pratiwi (030.05.092)
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan JiwaRumah Sakit Jiwa Dr. H. Marzoeki Mahdi
Periode 12 September 2011 – 15 Oktober 2011Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta2011
0
STATUS PSIKIATRI
I. IDENTITAS
Nama : Ny. WA
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 31 th
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, Mei 1980
Agama : Islam
Suku bangsa /warga Negara : Sunda / Indonesia
Status Pernikahan : Janda
Pendidikan Terakhir : Tamat SLTA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : RT 02/05
Kelurahan Pinang, Kec. Pinang, Kota Tangerang
Tanggal Masuk RS.MM : 06 September 2011
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Alloanamnesis keluarga saat masuk (dari status) pada tanggal 06 September 2011 pukul
14.30. Autoanamnesis di R.Arimbi RS.Marzoeki Mahdi pada tanggal 26 dan 30
September 2011
Pukul:10:00 wib.
A. Keluhan Utama
Pasien datang diantar keluarga, menurut pasien disuruh istirahat di RS karena sering
merasa capek.
Keluhan Tambahan
Pasien mudah marah, bicara dan tertawa sendiri.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke RS Marzoeki Mahdi tanggal 6 September 2011 pukul 14.30 WIB
diantar oleh keluarganya (ayah pasien) dengan keluhan sudah beberapa hari tidak mau
minum obat dan muncul kembali gejala : sulit tidur, sering tertawa sendiri, kadang
bicara sendiri, marah-marah dan keluar dari rumah. Saat wawancara tanggal 26
1
September pasien merasa sedih karena tidak bisa mengetik pakai komputer dan tidak
bisa mengetik sms, hasil ketikan pasien harus diserahkan sebagai bahan jurnalistik yang
akan diserahkan kepada Ibrahim dan Siti Fatimah yang diyakini sebagai pemberi
mukjizat kepada pasien dan yang menerima sholat pasien. Kemudian pasien berganti
topik bahwa anak pasien disiksa oleh kakaknya yang bernama Erlinawati, pasien yakin
akan hal ini karena pasien pernah melihat Erlinawati memukul dan menyiksa anaknya
layaknya penyiksaan Yesus. Saat presentan menanyakan perihal agama kepada pasien,
pasien mengaku akan melamar agama Nasrani dengan ijazahnya akan tetapi dirinya
terkekang dalam lindungan Budha. Pasien juga meyakini bahwa dirinya memiliki
derajat yang tinggi dalam Hindu. Pasien menjalankan sholat lima waktu tapi tidak
pernah mendapat mukjizat. Saat itu pasien menyembah Ibrahim dan Siti Fatimah karena
mereka yang memberi mukjizat dan menerima sholatnya. Mereka juga akan
mengangkat pasien sebagai Putri Dunia dan Rasul. Pasien sering melihat cahaya putih
berkilau yang diyakini sebagai mukjizat dari Ibrahim dan Siti Fatimah. Pasien juga
meyakini bahwa Anisa Pohan adalah musuh terbesarnya karena merebut Agus
Harimurti sebagai perwira pemegang Batalyon sehingga menyuruh pasukanya untuk
menyiksa pasien. Pasien bercerita tanpa henti dan tiba-tiba pasien meninggalkan
presentan karena merasa capek dan meminta kepada presentan untuk kebebasanya dan
pengobatan agar suaminya tidak melihatnya dalam kondisi seperti ini.
Hasil wawancara tanggal 30 September 2011, pasien merasa ketakutan karena
anaknya disiksa oleh kakak pasien dan tiga hari ini pasien melihat anaknya bermain
sepeda di rumah sakit sendirian. Pasien juga ketakutan karena anaknya akan dibakar
oleh kakak pasien. Saat ditanya berapa jumlah anak pasien, pasien menjawab memiliki
7 anak hasil perkawinan dengan Agus Harimurti Yudhoyono. Pasien mengetahui kalau
anaknya disiksa dari loudspeaker yang dia dengar dan diberitahu oleh Agung Laksono
dan Pak Herlambang. Pasien menyebutkan nama anaknya yakni Dwi, Anisa Pohan,
Brahmana dan beberapa nama terkenal lainya.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Psikiatri Sebelumnya
Berdasarkan status pasien, pasien pernah dirawat di RS Jiwa Grogol selama 3
bulan pada tahun 2006 dan kemudian berobat jalan. Sudah satu tahun terakhir pasien
putus obat.
2
2. Riwayat Penyakit Medis
Alloanamnesa (status) didapatkan pasien tidak pernah mengalami kecelakaan,
terjatuh atau terbentur yang mengakibatkan luka / cedera pada daerah kepala.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol
Berdasarkan status pasien, tidak pernah mengkonsumsi NAPZA.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Prenatal dan perinatal
Pasien merupakan anak ke 2 dari 4 bersaudara (status pasien).
2. Masa Kanak Awal (0 – 3 tahun)
Tidak didapatkan informasi.
3. Masa Kanak Pertengahan (3 – 11 tahun)
Orangtua pasien bercerai saat pasien berusia 5 tahun.
4. Masa Kanak Akhir (pubertas dan remaja)
a. Hubungan Sosial
Pasien mengaku mempunyai banyak teman orang-orang penting karena ia
mengaku cukup mudah bergaul.
b. Riwayat Pendidikan
Pasien mengatakan sekolah sampai tingkat SMU, pasien juga mendapat gelar
master dalam bidang agama Budha karena penguasaan materi di bidang Budha.
c. Perkembangan kognitif dan motorik
Pasien dapat membaca dan menghitung.
d. Problem emosi atau fisik khusus remaja
Tidak didapatkan data
e. Riwayat Psikoseksual
Pasien menyatakan mulai bergaul dengan teman laki-laki saat SMA.
f. Latar Belakang Agama
Pasien beragama Islam dan rajin shalat sebelum pasien sakit (status pasien).
3
5. Masa dewasa
a. Riwayat Pekerjaan
Pasien mengaku pernah bekerja dalam bidang jurnalistik dan tapi tidak tahan
dengan pergaulannya sehingga keluar.
b. Aktivitas sosial
Pasien aktif dalam kegiatan masyarakat (status pasien).
c. Kehidupan Seksual masa dewasa
Pasien tidak pernah berhubungan seks sebelum menikah. Berdasarkan pengakuan
pasien, pasien menikah tahun 2007 di Ka’bah dengan Agus Harimurti
Yudhoyono.
E. Riwayat Keluarga
Sejak lahir pasien diasuh oleh ibu tiri dan ayahnya. Orang tua pasien bercerai pada
saat pasien berusia 5 tahun.
F. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Setelah bercerai dengan suami, pasien
tinggal bersama kedua orangtuanya.
G. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya Dan Kehidupan
1. Impian:
Pasien mengaku ingin bekerja dalam bidang jurnalistik.
2. Fantasi:
Pasien mengaku akan diangkat menjadi Putri Dunia dan Rasul oleh Ibrahim dan
Siti Fatimah. Memiliki gelar master dalam bidang agama Budha. Pasien
merupakan suami Agus Harimurti Yudhoyono dan berteman dekat dengan Agung
Laksono. Pasien juga ketakutan karena anaknya disiksa oleh kakaknya dengan
cara disalib seperti Yesus dan dibakar.
3. Sistem nilai:
Pasien mengganggap dirinya adalah Putri Dunia dan Rasul.
4. Dorongan kehendak:
4
Pasien ingin segera keluar dari rumah sakit dan menyelamatkan anaknya.
5. Hal yang menjadi sumber kemarahan atau frustasi dan yang membuat bahagia
atau senang:
Pasien merasa sedih dan takut karena anaknya disiksa dan menginginkan
kebebasan dari Ibrahim dan Siti Fatimah.
Pohon Keluarga
Keterangan :
: Pria : Wanita
: Pasien
5
II. STATUS MENTAL
dilakukan pada tanggal 22 Agustus 2011 jam 11:30 wib di Ruangan Arimbi
A. Deskripsi Umum
1. Kesadaran
Compos Mentis
3. Penampilan Umum
Pasien seorang perempuan, berusia 31 tahun, berpenampilan fisik terlihat sama
dengan usianya, berkulit sawo matang, rambut sepunggung, terlihat beberapa uban,
tersisir cukup rapih. Pasien memakai alas kaki.
3. Perilaku dan Aktivitas Motorik
Wawancara pertama : pasien mendatangi pemeriksa dan berkenalan langsung dengan
pemeriksa dan bersikap ramah. Selama wawancara pasien tampak senang dan
bercerita banyak, kontak mata baik, bicara volume cukup, kadang menunjukan
kesedihan kemudian gembira lagi. Menjawab pertanyaan tetapi kadang kacau. Pasien
duduk tenang dan banyak bercerita tentang utusan Putri Dunia dan mukjizat Siti
Fatimah Ibrahim kepada dirinya, bercerita tentang teman-teman Batalyon.
Pertemuan kedua, pasien duduk diluar pojokan tampak termenung, saat diajak
wawancara banyak bersedih dan penyiksaan anaknya yang pasien dengan dari suara
loudspeaker dan disarankan oleh Agung Laksono. Pasien tampak gelisah dan banyak
melihat ke arah luar karena takut adanya penyiksaan.
4. Pembicaraan
Pasien menjawab semua pertanyaan yang diajukan, panjang, lancar dan artikulasi
jelas, kadang terlalu bersemangat, kadang tidak bersemangat. Pembicaraan sering
diselingi dengan hal kebebasan pasien. Saat pasien sudah merasa jenuh dan
meninggalkan pemeriksa karena lelah dan capai.
5.Sikap Terhadap Pemeriksa : Kooperatif.
B. Alam Perasaan
1. Afek : Menyempit
2. Mood : Hypothym
3. Keserasian : Serasi antara emosi dan isi pembicaraan.
6
(respon pasien kadang datar kadang tampak sedih saat bercerita
tentang kesedihanya, pada pertemuan kedua pasien sempat
menangis dan takut akan penyiksaan anaknya).
4. Empati : Tidak dapat dirabarasakan
C. Fungsi Intelektual
1. Taraf pendidikan, pengetahuan dan kecerdasan :
Taraf Pendidikan : Tamat SLTA.
Pengetahuan Umum : Cukup baik
(pasien dapat menyebutkan siapa nama presiden
sekarang )
Kecerdasan : Cukup baik
(pasien dapat menyebutkan nama orang-orang penting)
2. Daya konsentrasi :
Kurang baik (pasien tidak dapat mengurangi 100 dengan 7 secara berurut).
3. Orientasi :
Daya Orientasi Waktu : kurang baik
( hanya bisa mengidentifikasi tahun)
Daya Orientasi Tempat : kurang baik
(pasien tidak tahu bahwa mengetahui dirinya
berada di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi )
Daya Orientasi Personal : kurang Baik
(pasien tidak mengenali pemeriksa meskipun
sudah dua kali bertemu pemeriksa).
4.Daya ingat:
Daya Ingat Jangka Panjang : Baik, namun kurang konsentrasi
Daya Ingat Jangka Pendek : Baik, namun kurang konsentrasi
Daya Ingat Sesaat : Baik, namun kurang konsentrasi
7
5. Pikiran Abstrak : kurang baik
(Saat wawancara pasien mengalihkan
pembicaraan).
5. Kemampuan Menolong Diri : Baik
(Pasien mengaku bisa mandi sendiri)
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi Auditorik : Saat diwawancara pasien meyakini dia mendengar suara-suara yang berkata bahwa
anaknya disiksa dan diperintah oleh Ibrahim sebagai putri dunia.
Halusinasi Visual :
Saat diwawancara pasien menceritakan bahwa ia melihat anaknya bermain sepeda di
bangsal, melihat cahaya yang merupakan mukjizat dari Ibrahim.
2. Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisasi : Tidak ada
E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
Produktivitas : Terbatas
(Pembicaraan pasien terbatas antara penyiksaan anak,
mukjizat, diutis menjadi Putri Dunia).
Kontinuitas Pikiran : Flight of Idea, Inkoherensi
(Saat dilakukan wawancara, pasien terkadang loncat
piker dan jawaban yang diberikan kadang tidak sesuai
dengan maksud/pertanyaan).
Hendaya Berbahasa : Tidak ada.
(Pasien tidak menggunakan bahasa yang tidak
dimengerti/kata kata baru yang hanya pasien mengerti
(neologisme), pasien mengunakan tata bahasa secara
8
lazim sesuai dengan tata bahasa dan cenderung
menggunakan kata2 yang lebih formal).
2. Isi Pikir
Preokupasi : Ada
(Pasien selalu menanyakan tentang kebebasan dirinya
yang dijanjikan oleh Siti Fatimah, dan pasien juga
selalu menyakan kebebasan anaknya).
Waham : - waham kebesaran
(Pasien yakin mendapatkan mukjizat dari Siti Ftaimah
dan Ibrahim yang menerima salatnya dan diutus
sebagai Putri Dunia).
- waham kejar
(Pasien merasa anaknya disiksa oleh kakaknya dan
meyakini hal itu karena pasien diberitau dengan
loudspeaker dan diberi bisikan).
F. Pengendalian Impuls : Baik.
selama wawancara pasien tenang.
G. Daya Nilai
1. Daya nilai sosial
Belum dapat dinilai, karena pasien tidak dapat konsentrasi dan terlalu membicarakan
pikirannya.
2. Uji daya nilai
Belum dapat dinilai, karena pasien tidak dapat konsentrasi dan terlalu membicarakan
pikirannya.
3. Penilaian realita
Terganggu, karena terdapat halusinasi auditorik, visual, waham kebesaran dan adanya
waham kejar/curiga.
9
H. Tilikan : Derajat I
Pasien menyangkal bahwa dirinya sakit.
I. Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya
III. STATUS FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 26 September 2011.
Jam 10:00 wib
A. Status Internus
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Kompos mentis
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Frekuensi napas : 20x/menit
Frekuensi nadi : 88 x/menit
Suhu : afebris
Status gizi : Kesan gizi cukup
BB 150cm BB = 43 kg: IMT= 19.1
Kulit : sawo matang
Kepala : Tidak ada deformitas
Rambut : Hitam, lurus
Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik
THT : Dalam batas normal
Gigi dan mulut : Dalam batas normal
Leher : Pembesaran KGB (-)
Jantung : Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Paru : Simetris, vesikuler, rh-/-, wh-/-
Abdomen : Buncit, supel, bising usus normal, hepatomegali (-)
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)
B. Status Neurologis
GCS : 15 (E4,V5,M6)
Kaku kuduk : (-)
10
Pupil : Bulat, isokor
Kesan parase nervus kranialis : (-)
Motorik : Kekuatan (5), tonus baik, rigiditas (-), spasme (-), hipotoni (-), eutrofi, tidak ada gangguan keseimbangan dan koordinasi
Sensorik : Tidak ada gangguan sensibilitas
Reflex fisiologis : Normal
Reflex patologis : (-)
Gejala ekstrapiramidal : (-)
Gaya berjalan dan postur tubuh : Normal
Stabilitas postur tubuh : Normal
Tremor di kedua tangan : (-)
IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien adalah seorang perempuan berusia 31 tahun dirawat di RS. Marzoeki Mahdi karena
tidak mau minum obat, sukar tidur, tampak suka berbicara sendiri, tertawa sendiri, sering
pergi keluar rumah?kabur, tiba-tiba marah, mengamuk, dan kadang suka mengganggu orang
lain. sejak 2 minggu SMRS. Pada pasien juga ditemukan adanya halusinasi auditorik,
halusinasi visual, dan waham kebesaran. Pasien pernah dirawat di RSJ Grogol , lalu berobat
jalan kemudian berhenti. Setahun ini melakukan pengobatan alternatif. Pasien tidak pernah
dirawat di RSMM.
Pada status mental ditemukan :
Penampilan
Pasien berumur 31 tahun. Berpenampilan fisiki usianya. Kebersihan dan perawatan
diri kurang.
Pembicaraan
Pasien kurang menjawab semua pertanyaan yang diajukan. Komunikasi pasien baik
dengan arus pikir terbatas, tanpa neologisme, kadang dengan nada yang datar dan
kadang sedih. Ide cerita hanya seputar kebebasan diri, penyiksaan anak, utusan dunia,
mukjizat, ingin pulang untuk kebebasan.
Kesadaran à Compos mentis
11
Gangguan alam perasaan berupa
- Afek : menyempit
- Mood : hypothim
- Keserasian : serasi antara emosi dan isi pembicaraan.
Gangguan Alam pikiran berupa:
- Gangguan arus pikir: Produktivitas: Terbatas
- Gangguan isi pikir :
à Waham kebesaran
Waham kejar/curiga
à Preokupasi (+)
- Gangguan persepsi : Halusinasi auditorik, halusinasi visual
- Pengendalian impuls: Baik.
à Selama wawancara sikap pasien tenang dan kooperatif
- Daya Nilai Realita : Terganggu
- Tilikan : Derajat 1
- Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya
V. FORMULASI DIAGNOSTIK
Diagnosis Aksis I :
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien tidak memiliki riwayat cedera
kepala, riwayat tindakan operatif, dan riwayat kondisi medik lain yang dapat secara langsung
ataupun tidak langsung mempengaruhi fungsi otak. Oleh karena itu, gangguan mental organik
(F00-09) dapat disingkirkan.
Pada pasien tidak mempunyai riwayat penggunaan zat psikoaktif, Sehingga diagnosis
gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif (F10-19) dapat disingkirkan.
Diagnosis lebih diberatkan pada F.20.0 yaitu Skizofrenia Paranoid, dengan
ditemukannya halusinasi auditorik, waham kejar/curiga, waham kebesaran, dan waham
dikendalikan oleh kekuatan Siti Fatimah-Ibrahim yang akan menjadikannya Putri Dunia.
Selain itu ditemukan juga gejala yang memenuhi kriteria diagnostik kelainan skizofrenia,
yaitu : adanya “delusion of control” dimana pasien meyakini bahwa dirinya dipengaruhi oleh
suatu kekuatan dari Siti Fatimah - Ibrahim (dari luar diri pasien) untuk manjadikannya
seorang Putri Dunia. Pada pasien juga ditemukan adanya halusinasi auditorik, yang mana
adanya suara-suara yang memberitahukan penyiksaan terhadap anaknya lewat loudspeaker.
12
Pada pasien juga ditemukan adanya gejala negatif seperti : penarikan diri, hilangnya minat
untuk makan dan minum, dan kesulitan untuk tidur.
Diagnosis aksis II
Pada pasien tidak ditemukan gangguan kepribadian spesifik dan Retardasi mental
sehingga tidak ada diagnosis pada aksis II.
Diagnosis aksis III
Pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis tidak ditemukan kondisi medik
yang berhubungan dengan kondisi pasien pada saat ini, dapat disimpulkan tak ada diagnosis
pada aksis III.
Diagnosis aksis IV
Ditemukan faktor pencetus atau stressor berupa :
Masalah psikososial à pasien lebih banyak menyendiri, kurang bersosialisasi
dengan lingkungan sekitar pasien.
Masalah keluarga à pasien merasa terkekang oleh keluarganya.
Diagnosis aksis V
Skala GAF :
GAF HLPY : 50 (gejala berat, disabilitas berat)
Fungsi Pekerjaan : Pasien ibu rumah tangga.
Fungsi sosial/keluarga : Menurunnya kemampuan pasien bersosialisasi dengan
lingkungan sekitar
GAF Current : 60 (gejala sedang, disabilitas sedang)
Fungsi pekerjaan : Pasien saat ini tidak bekerja.
Fungsi perawatan diri : Meningkatnya kemampuan pasien dalam merawat diri
VI. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : Gangguan jiwa Skizofrenia Paranoid
Aksis II : Tidak ditemukan ciri/ganguan kepribadian dan Retradrasi mental
Aksis III : Tidak ada diagnosis
13
Aksis IV : - Pasien seorang janda, bercerai 1x
- Pasien lebih suka menyendiri, atau menjauhi lingkungan
Aksis V : GAF HLPY : 50 (hendaya berat, disability berat)
GAF Current : 60 (hendaya berat, disability sedang)
VII. DAFTAR PROBLEM
Organobiologis : Tidak terdapat faktor herediter
Psikologis : waham kebesaran, waham kejar/curiga, halusinasi
auditorik, halusinasi visual.
Sosiobudaya : Hendaya dalam fungsi sosial
VIII. DIAGNOSA BANDING
Skizoafektif tipe bipolar
gangguan waham
IX.PROGNOSIS
Ad vitam : Bonam
Ad fungtionam : Dubia ad malam
Ad sanationam : Dubia ad malam
A. Faktor yang memperingan :
Tidak terdapat faktor herediter
B. Faktor yang memperberat :
Pasien seorang janda, dengan kegagalan pernikahan 1x
Pasien tidak mempunyai skill tertentu, pekerjaan, dan penghasilan sendiri
Pasien lebih suka menyendiri dan menjauhi lingkungannya
Riwayat putus obat
Pasien tidak merasa sakit à Tilikan derajat I.
X. PENATALAKSANAAN
Psikofarmaka :
Haloperidol tablet 10mg x 3
Chlorpromazine 100 mg x 1
14
THP 2 mg x 3
Depakote 500 mg x 1
Psikoterapi :
– Psikoterapi suportif dengan memberikan pasien kesempatan untuk
menceritakan masalahnya dan meyakinkan pasien bahwa ia sanggup
menghadapi masalah yang ada.
– Memotivasi pasien untuk rajin minum obat secara teratur dan
memberikan dukungan kepada pasien bahwa ia dapat kembali seperti
sebelum sakit.
Sosioterapi :
- Memberi nasehat kepada keluarga pasien agar mengerti keadaan pasien
dan selalu memberi dukungan kepada pasien, mengikut sertakan pasien
dalam kegiatan RSMM agar dapat berinteraksi dengan baik, juga
pendalaman agama sesuai dengan kepercayaannya
- Mengingatkan keluarga pasien untuk rajin kontrol ke Puskesmas yang
terdekat dan mengambil obat secara teratur
- Mengajarkan keterampilan yang sesuai dengan kemampuan dan
pendidikannya
- Memberikan informasi pentingnya ADL dalam kehidupannya sehari-hari
dan meyakinkan pasien agar mau melaksanakan kegiatan tersebut.
15