case tinea versicolor

27
LAPORAN KASUS TINEA VERSIKOLOR Oleh: Fardhian Zaenal (030.10.101) Pembimbing: dr. Sri Primawati Indraswari, Sp.KK. MM I. PENDAHULUAN Tinea Versikolor atau Pitiriasis versikolor merupakan penyakit yang disebabkan oleh Malassezia furfur yang merupakan penyakit jamur superfisial kronik dan tidak memberikan keluhan subyektif. Terutama ditemukan di daerah tropis. 1, 2 1 Sularsito, Sri Adi. Suria Djuanda. Dermatitis in Djuanda A, et al. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-6. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2013. 2 Varada S, Dabade T, Loo DS. Uncommon presentation of tinea versicolor. Diakses dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4132011/ . pada 2 Oktober 2015 1

Upload: fardhian-zaenal

Post on 01-Feb-2016

47 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

tinea versicolor

TRANSCRIPT

Page 1: Case Tinea Versicolor

LAPORAN KASUS

TINEA VERSIKOLOR

Oleh: Fardhian Zaenal (030.10.101)

Pembimbing: dr. Sri Primawati Indraswari, Sp.KK. MM

I. PENDAHULUAN

Tinea Versikolor atau Pitiriasis versikolor merupakan penyakit yang

disebabkan oleh Malassezia furfur yang merupakan penyakit jamur superfisial

kronik dan tidak memberikan keluhan subyektif. Terutama ditemukan di daerah

tropis.1, 2

Prevalensi pitiriasis versikolor bervariasi antara 0.5% pada daerah bukan

tropis dan 18% pada daerah tropis. Jumlah pasien dengan penyakit Tinea

Versicolor di RSUD Kardinah Tegal berdasarkan data dari rekam medis pada

tahun 2014 tercatat sebanyak 134 kasus dengan insidensi sebanyak 74 kasus baru.

Berdasarkan jenis kelamin, terdapat 45 pasien jenis kelamin laki-laki dan 29

pasien jenis kelamin perempuan. Pengelompokan berdasarkan usia, usia < 1 tahun

sebanyak 1 pasien, usia 1-4 tahun sebanyak 2 pasien, usia 5-14 tahun sebanyak 21

1 Sularsito, Sri Adi. Suria Djuanda. Dermatitis in Djuanda A, et al. Ilmu Penyakit Kulit

dan Kelamin. Edisi ke-6. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2013.

2 Varada S, Dabade T, Loo DS. Uncommon presentation of tinea versicolor. Diakses

dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4132011/. pada 2 Oktober 2015

1

Page 2: Case Tinea Versicolor

pasien, usia 15-24 tahun sebanyak 22 pasien, usia 25-44 tahun sebanyak 17

pasien, usia 45-64 tahun sebanyak 8 pasien, usia > 65 tahun sebanyak 3 pasien.

Jumlah pasien dengan penyakit Tinea Versicolor di RSUD Kardinah Tegal

berdasarkan data dari rekam medis pada tahun 2015 terhitung dari bulan Januari

sampai dengan bulan Agustus tercatat sebanyak 85 kasus dengan insidensi

sebanyak 34 kasus baru. Berdasarkan jenis kelamin, terdapat 20 pasien jenis

kelamin laki-laki dan 14 pasien jenis kelamin perempuan. Pengelompokan

berdasarkan usia, usia < 1 tahun sebanyak 3 pasien, usia 1-4 tahun sebanyak 1

pasien, usia 5-14 tahun sebanyak 8 pasien, usia 15-24 tahun sebanyak 9 pasien,

usia 25-44 tahun sebanyak 9 pasien, usia 45-64 tahun sebanyak 4 pasien, usia > 65

tahun sebanyak 0 pasien.3, 4

Tinea versicolor disebabkan oleh Malassezia furfur. Terdapat beberapa

faktor predisposisi yang menjadi patogen pada penyakit tinea versicolor. Faktor-

faktor tersebut diantaranya suhu yang tinggi, kelembapan udara, kulit berminyak,

hiperhidrosis, higienitas, faktor herediter, terapi steroid, defisiensi imun, penderita

sakit kronis dan malnutrisi, dan lain-lain.5

Gejala berupa bercak berskuama halus berwarna putih sampai coklat hitam.

Paling sering terjadi pada daerah berminyak dikarenakan bentuk yeast form dari

M.furfur ini bersifat lipofilik. Daerah yang sering diserang adalah wajah, skalp,

3 Data Rekam Medis, RSUD Kardinah Tegal, 2014-2015

4 Pantazidou A, Tebruegge M. Reccurent tinea versicolor. Diakses dar

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2083600/. pada 2 Oktober 2015

5 Sularsito, Sri Adi. Suria Djuanda., op. cit. hlm 1

2

Page 3: Case Tinea Versicolor

dada dan punggung. Kelainan kulit pada tinea versikolor sangat superfisial dan

ditemukan terutama di badan. Bercak bercak dapat terlihat berefluorosensi bila

dilihat dengan lampu Wood. Bentuk papulovesikular dapat terlihat walaupun

jarang. Kelainannya asimtomatik sehingga adakalanya penderita tidak mengetahui

menderita penyakit tersebut dan tidak berobat.6

Diagnosis banding pada penyakit ini bervariasi sehingga anamnesis dan

pemeriksaan fisik harus dilakukan seteliti mungkin. Prognosis pada penyakit ini

biasanya baik namun dapat kambuh kembali jika higienitas pasien buruk.

Pada makalah ini akan dilaporkan sebuah kasus mengenai tinea versicolor

pada seorang laki-laki berusia 20 tahun.

6 Sularsito, Sri Adi. Suria Djuanda., op. cit. hlm 1

3

Page 4: Case Tinea Versicolor

II. KASUS

Seorang laki-laki berusia 20 tahun, belum menikah, mahasiswa perguruan

tinggi, beragama Islam, datang ke Poliklinik kulit dan kelamin RSUD Kardinah

Tegal pada tanggal 1 Oktober 2015 pukul 10.00 WIB dengan keluhan utama

terdapat bercak kecoklatan bersisik dan terasa gatal pada seluruh tubuh.

ANAMNESIS

(Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 1 Oktober 2015 pukul

10.00 WIB di Poliklinik kulit dan kelamin RSUD Kardinah Tegal)

Pasien mengatakan sejak dua minggu yang lalu timbul bercak-bercak

kecoklatan bersisik sebesar uang logam pada kulit perut yang tidak gatal. Pasien

tidak mengobati keluhannya tersebut, Bercak kecoklatan tersebut makin

bertambah banyak pada permukaan kulit perut dan timbul pada bagian tubuh lain

yaitu dada, punggung, bahu kanan dan kiri, serta paha kanan dan kiri. Pada saat

datang ke rumah sakit keluhan pasien disertai rasa gatal.

Pertama kali bercak kecoklatan pada kulit bagian perut dua minggu yang

lalu tersebut tidak dikeluhkan oleh pasien, maka pasien tidak menyegerakan untuk

berobat ke rumah sakit. Menurut pasien, lokasi bercak kecoklatan dan bersisik

tersebut bertambah banyak setiap empat hari mulai dari dada, punggung, hingga

bahu dan paha, disertai gatal namun tidak terasa kebas atau mati rasa, sehingga

pasien berobat ke poliklinik penyakit kulit di RSUD Kardinah.

4

Page 5: Case Tinea Versicolor

Pasien belum pernah mengalami keluhan yang serupa sebelumnya,

keluarga pasien tidak ada yang memiliki riwayat penyakit yang sama dan pasien

tidak sedang menderita penyakit kronis yang berhubungan dengan keluhan

tersebut. Bagian tubuh pasien tidak pernah terkena luka bakar maupun cairan

keras. Pasien tidak sedang menggunakan obat-obatan jenis kortikosteroid maupun

antibiotik dalam jangka panjang baik oral maupun obat oles. Pasien sedang tidak

memiliki masalah dalam kehidupan sehari-harinya.

Pasien mandi sehari dua kali dengan menggunakan air PAM, air tidak

berbau dan terlihat jernih. Pasien tidak selalu menggunakan sabun mandi setiap

kali mandi. Kulit tubuh pasien mudah berkeringat dan berminyak. Pasien sering

beraktivitas baik di dalam maupun luar ruangan sehingga mudah berkeringat dan

jarang mengganti pakaiannya hingga keringatnya mengering. Pasien mempunyai

rutinitas bermain futsal 1-2 kali dalam seminggu. Pasien jarang mengeringkan

keringatnya menggunakan handuk sehingga dibiarkan mengering dengan

sendirinya. Pasien sering menggunakan baju berbahan katun dan celana jeans.

Pasien sering menggunakan pakaian yang sudah dipakainya kembali hingga lebih

dari dua kali. Pakaian-pakaian pasien rutin dicuci setiap dua hari dengan

menggunakan air PAM disertai deterjen pencuci pakaian. Pasien tidak pernah

menggunakan atau meminjam pakaian maupun handuk teman-temannya.

5

Page 6: Case Tinea Versicolor

PEMERIKSAAN FISIK

1. STATUS GENERALIS

Keadaan Umum : Baik, Tidak tampak sakit

Kesadaran : Compos Mentis

Tanda Vital :

- Tekanan Darah : 120/70 mmHg

- Nadi : 84 x/menit

- Suhu : Afebris

- Pernafasan : 18 x/menit

- Berat Badan : 51 kg

- Tinggi : 165 cm

- Status Gizi : Baik

Kepala : Normocephali, kulit tidak tampak kelainan, fascia

leonina (-)

- Mata : Conjunctiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik,

lagoftalmus (-/-)

- Hidung : Tidak ada septum deviasi, sekret(-), saddle nose (-)

- Mulut :Tidak sianosis

- Telinga : Normotia

Leher : Tidak terdapat pembesaran KGB

6

Page 7: Case Tinea Versicolor

Thorax

- Inspeksi : Bentuk simetris, gerak napas simetris, tampak

kelainan kulit (status dermatologis)

- Palpasi : Vokal fremitus sama kuat kanan dan diri

- Perkusi : Sonor di semua lapang paru

- Auskultasi : Suara napas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-

Abdomen : Supel, tampak kelainan kulit (status dermatologis)

Ekstremitas

- Superior :edem(-), deformitas (-), kelainan kulit (+)

- Inferior :edem(-), deformitas (-), kelainan kulit (+)

- Kuku : pitting nail (-), onikolisis (-), diskolorisasi (-)

2. STATUS DERMATOLOGIKUS

Distribusi : Generalisata

Regio : Perut, dada, punggung, bahu kanan & kiri,

tungkai atas kanan & kiri, lipat ketiak kanan & kiri

Lesi : Multipel, diskret sebagian konfluens, bentuk

iregular, ukuran lentikuler sampai plakat, batas

tegas

Efluoresensi : Makula hiperpigmentasi, skuama pitiriasiformis

7

Page 8: Case Tinea Versicolor

PEMERIKSAAN PENUNJANG

- Pemeriksaan histopatologik pada sediaan langsung kerokan kulit

dengan KOH 20% ditemukan gambaran hifa pendek dengan spora-spora

bulat yang dapat berkelompok (Spaghetti and Meatball Appearance)

- Pemeriksaan dengan lampu Wood untuk memastikan diagnosis Pitriasis

Versikolor dan menyingkirkan diangnosis banding lainnya. Pemeriksaan

dengan lampu Wood akan menyebabkan bercak-bercak tersebut

berefluorosensi warna kuning keemasan, pada eritrasma akan berwarna

merah membara (coral-red)

- Pemeriksaan bakterioskopik dengan pewarnaan ZIEHL-NEELSEN

sediaan dibuat dari kerokan jaringan kulit yang terdapat lesi yang

diwarnail dengan pewarnaan terhadap basil tahan asam (BTA), kuman

akan tamoak berwarna merah dan berbentuk basil atau batang.

RESUME

Seorang laki=laki berusia 20 tahun, mahasiswa, beragama Islam, datang ke

Poliklinik kulit dan kelamin RSUD Kardinah Tegal 1 Oktober 2015 dengan

keluhan utama terdapat bercak kecoklatan bersisik dan terasa gatal pada seluruh

tubuh.

Dari anamnesis didapatkan keluhan muncul bercak kecoklatan bersisik

halus yang terasa gatal sejak dua minggu yang lalu. Bercak kecoklatan tersebut

makin bertambah banyak pada permukaan kulit perut dan timbul pada bagian

8

Page 9: Case Tinea Versicolor

tubuh lain yaitu dada, punggung, bahu kanan dan kiri, serta paha kanan dan kiri.

Pada saat datang kerumah sakit keluhan pasien disertai rasa gatal. Pasien tidak

selalu menggunakan sabun mandi setiap kali mandi. Kulit tubuh pasien mudah

berkeringat dan berminyak. Pasien sering beraktivitas baik di dalam maupun luar

ruangan sehingga mudah berkeringat dan jarang mengganti pakaiannya hingga

keringatnya mengering. Pasien jarang mengeringkan keringatnya menggunakan

handuk sehingga dibiarkan mengering dengan sendirinya. Pasien sering

menggunakan baju berbahan katun dan celana jeans. Pasien sering menggunakan

pakaian yang sudah dipakainya kembali hingga lebih dari dua kali.

Dari pemeriksaan fisik : status generalis : dalam batas normal. Status

dermatologikus Distribusi : generalisata, Regio: Perut, dada, punggung, bahu

kanan dan kiri, tungkai atas kanan dan kiri, Lesi: Multipel, diskret sebagian

konfluens, bentuk iregular, ukuran lentikuler sampai plakat, batas tegas.

Eufloresensi : Makula hiperpigmentasi, skuama pitiriasiformis

Dari pemeriksaan penunjang, pada sediaan langsung kerokan kulit dengan

KOH 20% ditemukan gambaran hifa pendek dengan spora-spora bulat yang dapat

berkelompok (Spaghetti and Meatball Appearance)

DIAGNOSIS BANDING

1. Tinea Versicolor

2. Eritrasma

3. Dermatitis Seboroik

9

Page 10: Case Tinea Versicolor

4. Tinea Korporis

5. Morbus Hansen

DIAGNOSIS KERJA

Tinea Versicolor

USULAN PEMERIKSAAN

- Pemeriksaan kultur jamur untuk mengetahui jenis jamur yang terdapat

pada lesi tubuh pasien.

- Pemeriksaan laboratorium untuk kontrol terapi, terutama pemeriksaan

fungsi hepar terhadap penggunakan terapi anti jamur ketokonazol jangka

panjang,

PENATALAKSANAAN

1. UMUM

Menjelaskan kepada pasien tentang penyakitnya dan cara pengobatannya.

Menyarankan agar pasien rajin mengganti pakaiannya bila sudah

berkeringat dan mengeringkan keringatnya sebelum mengganti

pakaiannya.

10

Page 11: Case Tinea Versicolor

Menyarankan pasien untuk menjaga kebersihan tubuh setiap setelah

melakukan aktivitas.

2. KHUSUS

a. Sistemik

Ketokonazol tab. 1x200 mg, selama 10 hari

b. Topikal

Ketokonazol cream 2%

PROGNOSIS

- Quo ad vitam : ad bonam

- Quo ad fungtionam : ad bonam

- Quo ad sanationam : dubia ad bonam

- Quo Ad cosmeticum : dubia ad bonam

11

Page 12: Case Tinea Versicolor

III. PEMBAHASAN

Tinea Versikolor merupakan penyakit yang disebabkan oleh Malassezia

furfur. Merupakan penyakit jamur superfisial yang kronik, biasanya tidak

menimbulkan keluhan subyektif, berupa bercak berskuama halus yang berwarna

putih sampai coklat hitam. Terutama menyerang badan, ketiak, lipat paha, lengan,

tungkai atas, leher, muka dan kulit kepala yang berambut. Gejala biasanya

asimptomatik, kadang-kadang terasa gatal ringan yang merupakan alasan berobat

bila lesi terdapat pada daerah yang tertutup pakaian.

Diagnosis Pitriasis Versikolor ditegakkan berdasarkan anamnesis dan

pemeriksaan fisik. Pada anamnesis didapatkan munculnya bercak kecoklatan

bersisik yang terasa gatal dan semakin meluas. Pasien mudah berkeringat dan

kurang menjaga higienitas seperti jarang mengganti pakaian, mengeringkan

keringat dengan handuk, dan tidak selalu menggunakan sabun setiap mandi.

Pemeriksaan fisik didapatkan status generalis dalam batas normal, pada status

dermatologikus terdapat lesi dengan distribusi generalisata, regio perut, dada,

punggung, bahu kanan dan kiri, tungkai atas kanan dan kiri serta ketiak kanan dan

kiri, lesi Multipel, diskret sebagian konfluens, bentuk iregular, ukuran lentikuler

sampai plakat, batas tegas, dengan efluorosensi makula hiperpigmentasi dan

skuama pitiriasiformis. Berdasarkan keluhan, pemeriksaan fisik, dan pemerksaan

penunjang yang didapat sesuai dengan kepustakaan Tinea Versicolor dimana pada

penyakit ini awalnya asimptomatik kemudian pada lesi terdapat keluhan rasa gatal

ringan, timbul pada bagian tubuh perut dan dada, punggung, bahu, dan tungkai

12

Page 13: Case Tinea Versicolor

atas, tidak pernah terkena trauma ataupun penyakit kulit lain sebelumnya pada

tempat tersebut sebelumnya, memiliki faktor predisposisi seperti mudah

berkeringat dan kurang menjaga higienitas, dan pada sediaan langsung kerokan

kulit dengan KOH 20% ditemukan gambaran hifa pendek dengan spora-spora

bulat yang dapat berkelompok (Spaghetti and Meatball Appearance)

Dalam menegakkan diagnosis Tinea Versicolor pada pasien ini dapat

dirancukan dengan beberapa penyakit kulit lain seperti Eritrasma, Dermatitis

Seboroik, Tinea korporis, dan Morbus Hansen.

Pada eritrasma, lesi sering berlokalisasi di ketiak, sela paha, serta daerah

intertriginosa lainnya, efloresensi yang sama, yaitu eritema dan skuama, pada

seluruh lesi merupakan tanda-tanda khas penyakit ini. Pemeriksaan dengan lampu

Wood dapat menolong dengan adanya fluoresensi merah (coral red). Pada pasien

ini, lesi hanya berupa makula hiperpigmentosis dan tidak eritema serta lokasi lesi

tidak terbatas pada daerah intertriginosa.

Pada Dermatitis Seboroik lesi biasanya berminyak dan berpredileksi pada

area-area seboroik pada tubuh,. Pada kasus ini lesi kulit pasien tidak berminyak

dan tidak terbatas pada daerah seboroik.

Pada Tinea korporis lesinya bulat atau lonjong, eritema, dan umumnya lesi

berupa bercak-bercak yang terpisah. Pada kasus ini lesi pasien bersifat konfluens

atau difus dan berbentuk irregular dengan ukuran lebih dari 6x6cm.

Pada Morbus Hansen lesi berupa makula hipopigmntasi hingga makula

hiperpigmentasi yang disertai hipestesi atau anestesi pada permukaan lesi dan

13

Page 14: Case Tinea Versicolor

terdapat penebalan saraf, tidak terdapat nyeri maupun gatal. Pada kasus ini pasien

memiliki lesi makula hiperpigmentasi namun tidak disertai hipestesi ataupun

anestesi pada permukaan lesi. Pada pasien juga tidak ditemukan kelainan-kelainan

yang termasuk dalam diagnosis Morbus Hansen seperti penebalan saraf atau

gangguan saraf lainnya.

Penatalaksanaan pada kasus ini yaitu secara umum dan khusus.

Penatalaksanaan umum pada pasien ini yaitu dengan menjelaskan kepada pasien

tentang penyakitnya cara pengobatannya. Pasien diedukasi untuk menjaga

higienitas tubuhnya dan sering mengganti pakaian dengan pakaian berbahan

mudah menyerap keringat, Serta pasien diedukasikan untuk disiplin menjalankan

pengobatan dengan obat dari dokter. Penatalaksanaan dengan obat-obatan dapat

diberikan krim ketokonazol 2% untuk dioleskan pada daerah lesi dan didiamkan

selama 15-30 menit sebelum mandi. Ketokonazole bekerja dengan menghambat

ergosterol yang berfungsi untuk pembentukan membran sel dari jamur. Jika sulit

disembuhkan maka dapat diberikan ketokonazol peroral dengan dosis 1x200 mg

perhari selama 10 hari

Prognosis dari penyakit ini adalah baik jika dilakukan pengobatan secara

teratur. Tidak dapat menyebabkan kematian namun dapat kambuh jika higienitas

pasien buruk.

14

Page 15: Case Tinea Versicolor

DAFTAR PUSTAKA

Pantazidou A, Tebruegge M. Reccurent tinea versicolor. Diakses dar

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2083600/. pada 2 Oktober 2015

Sularsito, Sri Adi. Suria Djuanda. Dermatitis in Djuanda A, et al. Ilmu Penyakit

Kulit dan Kelamin. Edisi ke-6. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2013.

Varada S, Dabade T, Loo DS. Uncommon presentation of tinea versicolor.

Diakses dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4132011/. pada 2

Oktober 2015

Wolff. K, Johnson. R.A, Suurmond. D . 2007. Fitzpatrick’s, The Color Atlas and

Synopsis of Clinical Dermatology, fifth edition. E-book : The McGraw-

HillCompanies

15

Page 16: Case Tinea Versicolor

LAMPIRAN

16

Page 17: Case Tinea Versicolor

17

Page 18: Case Tinea Versicolor

18

Page 19: Case Tinea Versicolor

Pemeriksaan Mikroskopis dengan pembesaran 10x.

Pemeriksaan Mikroskopis dengan pembesaran 40x.

19