tinea capitis

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang Dermatofitosis mempunyai beberapa gejala klinik yang nyata, tergantung pada letak anatomi dan etiologi agents. Secara klinis dermatofitosis terdiri atas tinea kapitis, tinea favosa (hasil dari infeksi oleh Trichophyton schoenleinii), tinea corporis (ringworm of glabrous skin), tinea imbrikata (ringworm hasil infeksi oleh T. concentrikum), tinea unguium (ringworm of the nail), tinea pedis (ringworm of the feet), tinea barbae (ringworm of the beard) dan tinea manum (ringworm of the hand). 1 Tinea kapitis adalah salah satu kelainan di sistem dermatologi yang menyerang rambut. Penyakit ini digolongkan sebagai mikosis superfisialis atau dermatofitosis dan disebabkan oleh infeksi jamur superfisial pada kulit kepala, alis dan bulu mata dengan kecenderungan menyerang batang rambut dan akar folikel rambut. Kelainan ditandai dengan lesi bersisik, kemerah-merahan, alopesia, bahkan kadang-kadang ditandai gejala yang lebih berat, yaitu kerion. 2 Tinea kapitis telah menjadi masalah serius di Indonesia dan di dunia. Di dunia, prevalensi tinea kapitis tertinggi terjadi di Afrika, Asia dan Eropa Tenggara. Di Amerika Serikat dan Eropa Barat insidennya

Upload: taraalulya

Post on 08-Dec-2015

27 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

tinea capitis

TRANSCRIPT

Page 1: tinea capitis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang

Dermatofitosis mempunyai beberapa gejala klinik yang nyata, tergantung

pada letak anatomi dan etiologi agents. Secara klinis dermatofitosis terdiri atas

tinea kapitis, tinea favosa (hasil dari infeksi oleh Trichophyton schoenleinii), tinea

corporis (ringworm of glabrous skin), tinea imbrikata (ringworm hasil infeksi oleh

T. concentrikum), tinea unguium (ringworm of the nail), tinea pedis (ringworm of

the feet), tinea barbae (ringworm of the beard) dan tinea manum (ringworm of the

hand).1

Tinea kapitis adalah salah satu kelainan di sistem dermatologi yang

menyerang rambut. Penyakit ini digolongkan sebagai mikosis superfisialis atau

dermatofitosis dan disebabkan oleh infeksi jamur superfisial pada kulit kepala,

alis dan bulu mata dengan kecenderungan menyerang batang rambut dan akar

folikel rambut. Kelainan ditandai dengan lesi bersisik, kemerah-merahan,

alopesia, bahkan kadang-kadang ditandai gejala yang lebih berat, yaitu kerion.2

Tinea kapitis telah menjadi masalah serius di Indonesia dan di dunia. Di

dunia, prevalensi tinea kapitis tertinggi terjadi di Afrika, Asia dan Eropa

Tenggara. Di Amerika Serikat dan Eropa Barat insidennya rendah. Di Amerika

serikat, jumlah penderita tinea kapitis 3-8 % dari populasi anak-anak (Richardson,

2003). Sebuah penelitian di Australia menunjukkan bahwa penduduk etnis Arab

paling sering terkena tinea kapitis (42%), disusul etnis Nuer dan Dinka (22%) dan

Afganistan (14%) (McPherson et al., 2005). Sementara itu, penelitian tinea kapitis

di India didapatkan bahwa terdapat 4,9 % orang dewasa terkena tinea kapitis.3

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan tinea kapitis?

2. Bagaimana etiologi dari tinea kapitis?

3. Bagaiamana patogenesis dari tinea kapitis ?

4. Bagaimana gejala klinis dari tinea kapitis ?

5. Bagaimana cara mendiagnosa tinea kapitis ?

6. Bagimana penatalaksanaan dari tinea kapitis ?

Page 2: tinea capitis

7. Bagaimana prognosis dari Tinea kapitis ?

1.3 Tujuan

1. Memahami dan mengetahui definisi tinea kapitis

2. Memahami dan mengetahui etiologi dari tinea kapitis

3. Memahami dan mengetahui patogenesis dari tinea kapitis

4. Memahami dan mengetahui gejala klinis dari tinea kapitis

5. Memahami dan mengetahui cara mendiagnosa tinea kapitis

6. Memahami dan mengetahui penatalaksanaan dari tinea kapitis

1.4 Manfaat

1. Menambah wawasan mengenai ilmu kedokteran pada umumnya, dan ilmu

penyakit kulit pada khususnya.

2. Sebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang mengikuti

kepaniteraan klinik bagian ilmu penyakit kulit dan kelamin.

Page 3: tinea capitis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI

Dermatofitosis adalah setiap infeksi fungal superfisial yang disebabkan

oleh dermatofit dan mengenai stratum korneum kulit, rambut dan kuku, termasuk

onikomikosis dan berbagai macam bentuk tinea. Disebut juga epidermomycosis

dan epidermophytosis.1

Tinea kapitis adalah infeksi dermatofita pada kulit kepala, alis mata dan

bulu mata yang disebabkan oleh spesies dari genus Microsporum dan

Trichophyton.4

2.2 SINONIM

Ringworm of the scalp and hair, tinea tonsurans, herpes tonsurans.1

2.3 ETIOLOGI

Penyakit ini disebabkan oleh spesies dermatofita dari genus Trichophyton dan

Microsporum,misalnya T. violaceum, T. gourvilii, T. mentagrophytes, T. tonsurans, M. audoinii,

M. canis, M.ferrugineum. Di Indonesia penyebab terbanyak adalah M. canis dan T.

tonsurans.1

2.3.1 Microsporum

Kelompok dermatofita yang bersifat keratofilik, hidup pada tubuh manusia

(antropofilik) atau pada hewan (zoofilik). Merupakan bentuk aseksual dari jamur.

Terdiri dari 17 spesies, dan yang terbanyak adalah:

Page 4: tinea capitis

Tabel 2.1 Spesies Microsporum

SPECIES CLASSIFICATION (NATURAL RESERVOIR)

Microsporum audouinii Anthropophilic

Microsporum canis Zoophilic (Cats and dogs)

Microsporum cooeki Geophilic (also isolated from furs of cats, dogs, and rodents)

Microsporum ferrugineum Anthropophilic

Microsporum gallinae Zoophilic (fowl)

Microsporum gypseum Geophilic (also isolated from fur of rodents)

Microsporum nanum Geophilic and zoophilic (swine)

Microsporum persicolor Zoophilic (vole and field mouse)

Koloni mikrosporum adalah glabrous, serbuk halus, seperti wool atau

powder. Pertumbuhan pada agar Sabouraud dextrose pada 25°C mungkin

melambat atau sedikit cepat dan diameter dari koloni bervariasi 1- 9 cm setelah 7

hari pengeraman. Warna dari koloni bervariasi tergantung pada jenis itu. Mungkin

saja putih seperti wol halus yang masih putih atau menguning sampai cinamon2

2.3.2 Tricophyton

Trichophyton adalah suatu dermatofita yang hidup di tanah, binatang atau

manusia. Berdasarkan tempat tinggal terdiri atas anthropophilic, zoophilic, dan

geophilic. Trichophyton concentricum adalah endemic pulau Pacifik, Bagian

tenggara Asia, dan Amerika Pusat. Trichophyton adalah satu penyebab infeksi

pada rambut, kulit, dan kuku pada manusia.2

Trichophyton tonsurans dapat menyerang beberapa bagian tubuh manusia

terutama pada bagian kulitkepala dan rambut. Berbentuk pensil dengan ujung-

ujung yang tumpul dan berdinding halus. Tiap-tiap spesies berbeda dalam

morfologi dan pigmentasinya.1

Tricophyton Tonsurans memperbanyak diri dengan membelah, biasanya

banyak juga cepat, dan memungkinkan untuk menghasilkan cabang-cabang yang

pendek. Koloninya biasa dalam bentuk serbuk.1

Page 5: tinea capitis

Tabel 2.2 Spesies Trichophyton

SPECIES CLASSIFICATION (NATURAL RESERVOIR)

Ajelloi Geophilic

Concentricum Anthropophilic

Equinum zoophilic (horse)

Erinacei zoophilic (hedgehog)

Flavescens geophilic (feathers)

Gloriae Geophilic

Interdigitale Anthropophilic

Megnini Anthropophilic

Mentagrophytes zoophilic (rodents, rabbit) / anthropophilic

Phaseoliforme Geophilic

Rubrum Anthropophilic

Schoenleinii Anthropophilic

Simii zoophilic (monkey, fowl)

Soudanense Anthropophilic

Terrestre Geophilic

Tonsurans Anthropophilic

Vanbreuseghemii Geophilic

Verrucosum zoophilic (cattle, horse)

Violaceum Anthropophilic

Yaoundei anthropophilic

2.4 EPIDEMIOLOGI

Tinea kapitis sering mengenai anak – anak berumur antara 4 dan 14 tahun.

Walaupun jamur patogen yang terlibat banyak, Trichophyton tonsurans menjadi

penyebab lebih dari 90% kasus di Amerika Utara dan United Kingdom. Kasus –

kasus di perkotaan biasanya didapatkan dari teman – teman atau anggota keluarga.

Kepadatan penduduk, hygien yang buruk dan malnutrisi protein memudahkan

Page 6: tinea capitis

seseorang mendapatkan penyakit ini. Kasus – kasus yang disebabkan oleh

Microsporum canis jarang terjadi dan di dapat dari anak anjing dan anak kucing.4

Di Amerika Serikat, kejadian penyakit ini tidak lama tercatat oleh badan

kesehatan masyarakat, karena kebenaran insiden tidak di ketahui. Laporan insiden

tertinggi ditemui pada anak usia sekolah di Amerika dan Afrika.2 Tinea kapitis

terjadi lebih dari 92,5 % dari dermatofitosis pada anak – anak berumur kurang

dari 10 tahun. Penyakit ini jarang pada orang dewasa. Meskipun kejadiannya

mungkin dapat dijumpai pada pasien – pasien tua.2 Di dunia internasional tinea

kapitis tersebar luas di beberapa daerah perkotaan di Amerika Utara, Sentral

Amerika dan Amerika Selatan, terdapat juga sebagian di Afrika dan India.1 Di

Asia Tenggara, angka infeksi telah dilaporkan menurun cepat dari 14 % ( rata –

rata dari anak perempuan dan laki – laki ) sampai 1,2 % pada 50 tahun terakhir

karena keadaan sanitasi umum dan hygien perorangan telah membaik. Di Selatan

Eropa penyakit ini jarang.1

Insidens tinea kapitis dibandingkan dermatomikosis lain di Medan adalah

0,4% (1996-1998), RSCM Jakarta 0,61 -0,87% (1989-1992), manado 2,2-6%

(1990-1996) dan Semarang 0,2%. Di Surabaya kasus baru tinea kapitis antara

tahun 2001-2006 insidennya dibandingkan kasus baru dermatomikosis di Poli

Dermatomikosis URJ Kulit dan Kelamin RSU Dr.Soetomo antara 0,31% - 1,55%.

Di Surabaya tersering tipe kerion (62,5%) daripada tipe Graypatch (37,5%). Tipe

Blackdot tidak ditemukan.5

2.5 PATOGENESIS

Infeksi ektotrik ( diluar rambut )

Infeksinya khas di stratum korneum perifolikulitis, menyebar sekitar batang

rambut dan di batang rambut bawah kutikula dari pertengahan sampai akhir

anagen saja. Sebelum turun ke folikel rambut untuk menembus kortek rambut.

Hifa-hifa intrapilari kemudian turun ke batas daerah keratin, dimana rambut

tumbuh dalam keseimbangan dengan proses keratinisasi, tidak pernah memasuki

daerah berinti. Ujung-ujung hifa-hifa pada daerah batas ini disebut Adamson’s

fringe, dan dari sini hifa berpolifrasi dan membagi menjadi atrokonidia yang

mencapai korteks rambut dan dibawa keatas pada permukaan rambut. Rambut-

rambut akan patah tepat diatas fringe tersebut, dimana rambutnya sekarang

Page 7: tinea capitis

menjadi sangat rapuh sekali. Secara mikroskop hanya atrokonidia ektotrik yang

tampak pada rambut yang patah, walaupun hifa intrapilari ada juga.5

Infeksi Endotrik ( didalam rambut )

Kurang lebih sama dengan ektotrik kecuali kutikula tidak terkena dan

atrokonodia hanya tinggal di dalam batang rambut menggantikan keratin

intrapilari dan meninggalkan kortek yang intak. Akibatnya rambutnya sangat

rapuh dan patah pada permukaan kepala dimana penyanggah dan dinding folikular

hilang meninggalkan black dot. Infeksi endotrik juga lebih kronis karena

kemampuannya tetap berlangsung di fase anagen ke fase telogen.5

2.6 GEJALA KLINIS

Di dalam klinik tinea kapitis dapat di lihat sebagai 3 bentuk yang jelas:4

1. Grey patch ringworm.

Grey patch ringworm merupakan tinea kapitis yang biasanya disebabkan

oleh genus Microsporum dan sering ditemukan pada anak – anak. Penyakit mulai

dengan papul merah yang kecil di sekitar rambut. Papul ini melebar dan

membentuk bercak yang menjadi pucat dan bersisik. Keluhan penderita adalah

rasa gatal. Warna rambut menjadi abu – abu dan tidak berkilat lagi. Rambut

mudah patah dan terlepas dari akarnya, sehingga mudah dicabut dengan pinset

tanpa rasa nyeri. Semua rambut di daerah tersebut terserang oleh jamur, sehingga

dapat terbentuk alopesia setempat.1,4

Tempat – tempat ini terlihat sebagai grey patch. Grey patch yang di lihat

dalam klinik tidak menunjukkan batas – batas daerah sakit dengan pasti. Pada

pemeriksaan dengan lampu wood dapat di lihat flouresensi hijau kekuningan pada

rambut yang sakit melampaui batas – batas grey tersebut. Pada kasus – kasus

tanpa keluahan pemeriksaan dengan lampu wood ini banyak membantu diagnosis.

Tinea kapitis yang disebabkan oleh Microsporum audouinii biasanya disertai

tanda peradangan ringan, hanya sekali – sekali dapat terbentuk kerion.4

Page 8: tinea capitis

Gambar 1. Gray patch Ringworm

2. Kerion

Kerion adalah reaksi peradangan yang berat pada tinea kapitis, berupa

pembengkakan yang menyerupai sarang lebah dengan serbukan sel radang yang

padat disekitarnya. Bila penyebabnya Microsporum caniis dan Microsporum

gypseum, pembentukan kerion ini lebih sering dilihat, agak kurang bila

penyebabnya adalah Trichophyto violaceum. Kelainan ini dapat menimbulkan

jaringan parut dan berakibat alopesia yang menetap, parut yang menonjol kadang

– kadang dapat terbentuk.1

Gambar 2: kerion

3. Black dot ringworm

Black dot ringworm terutama disebabkan oleh Trichophyton tonsurans dan

Trichophyton violaceum. Pada permulaan penyakit, gambaran klinisnya

menyerupai kelainan yang di sebabkan oleh genus Microsporum. Rambut yang

terkena infeksi patah, tepat pada rambut yang penuh spora. Ujung rambut yang

Page 9: tinea capitis

hitam di dalam folikel rambut ini memberi gambaran khas, yaitu black dot, Ujung

rambut yang patah kalau tumbuh kadang – kadang masuk ke bawah permukaan

kulit.1

Dalam hal ini perlu dilakukan irisan kulit untuk mendapatkan bahan

biakan jamur Tinea kapitis juga akan menunjukkan reaksi peradangan yang lebih

berat, bila disebabkan oleh Trichophyton mentagrophytes dan Trichophyton

verrucosum, yang keduanya bersifat zoofilik. Trichophyton rubrum sangat jarang

menyebabkan tinea kapitis, walaupun demikian bentuk klinis granuloma, kerion ,

alopesia dan black dot yang disebabkan Trichophyton rubrum pernah di tulis.1,4

Gambar 3: Black dot ringworm

4. Favus

Kelainan di kepala dimulai dengan bintik-bintik kecil di bawah kulit yang

berwarna merah kekuningan dan berkembang menjadi krusta yang berbentuk

cawan (skutula), serta ntibo bau busuk seperti bau tikus “ntib odor”. Rambut di

atas skutula putus-putus dan mudah lepas dan tidak mengkilat lagi. Bila

menyembuh akan meninggalkan jaringan parut dan alopesia yang permanen.

Penyebab utamanya adalah Trikofiton schoenleini, T. violasum dan T. ntibo. Oleh

karena Tinea kapitis ini sering menyerupai penyakit-penyakit kulit yang

menyerang daerah kepala, maka penyakit ini harus dibedakan dengan penyakit-

penyakit bukan oleh jamur seperti: Psoriasis vulgaris dan Dermatitis seboroika.4

Favus, favosa tinea juga disebut, adalah infeksi dermatophytic inflamasi

kronis biasanya disebabkan oleh Trichophyton schoenleinii. Jarang, favus

disebabkan oleh Trichophyton violaceum, Trichophyton mentagrophytes var

quinckeanum, atau Microsporum gypseum.Favus biasanya mempengaruhi kulit

Page 10: tinea capitis

kepala rambut tetapi juga dapat menginfeksi kulit berbulu dan kuku.Agen

penyebab mouse favus adalah T mentagrophytes var quinckeanum, juga disebut

Trichophyton quinckeanum, yang dapat menyebabkan favus pada manusia,

meskipun jarang.4

Favus adalah 1 dari 3 pola utama infeksi rambut (ectothrix, endothrix,

favus).Biasanya, rambut tidak seperti yang terinfeksi berat seperti dalam

trichophytosis disebabkan oleh Trichophyton tonsurans.Rambut dapat tumbuh,

dan sering, rambut panjang diamati pada keadaan penyakit.Fitur yang paling

karakteristik adalah pembentukan ruang udara antara hifa dalam rambut yang

terinfeksi.Ruang udara ini (udara terowongan) bentuk sebagai akibat dari otolisis

hifa.Arthroconidia jarang terlihat dalam rambut.Rambut yang terinfeksi seperti

yang biasa disebut favus-jenis rambut. Dalam sera pasien, atibody terhadap jamur

penyebab ditemukan oleh aglutinasi arang dan uji imunodifusi, namun peran yang

tepat dari atibody tidak jelas.1

Menurut berat ringannya penyakit, 3 tahap utama dijelaskan.

Tahap pertama: Hanya eritema kulit kepala terlihat, terutama di sekitar

folikel. Rambut tidak longgar atau rusak.

Tahap kedua: Pembentukan scutula terlihat dengan awal kerontokan rambut.

Tahap Ketiga: Tahap paling parah melibatkan daerah yang luas dari kulit

kepala (setidaknya sepertiga); rambut rontok luas, atrofi, dan hasilnya

jaringan parut. Pembentukan scutula baru di pinggiran plak adalah umum.

Bentuk khas dari scutulum, kerak cangkir berbentuk kuning yang

mengelilingi rambut dan menembus pusat, adalah khas.Scutula membentuk plak

padat, masing-masing terdiri dari miselia dan puing-puing epidermis.Seringkali,

infeksi bakteri sekunder terjadi pada plak.Penghapusan Plak meninggalkan basis

eritematosa lembab.Massa padat kerak kuning mungkin soliter atau banyak, dan

pada pasien yang terkena dampak parah, melibatkan seluruh kulit kepala.Bau

pemalu biasanya hadir.Kulit berbulu mungkin menunjukkan krusta kuning

serupa.1

Page 11: tinea capitis

Pada kulit berbulu, favus adalah letusan papulovesikular dan

papulosquamous di mana scutula khas mungkin jelas.Sebagai sebuah

onikomikosis, favosa tinea menyerupai bentuk-bentuk tinea unguium.5

Gambar 4: Favus

2.7 PENEGAKAN DIAGNOSA

1) Gejala Klinis

Dipertimbangkan diagnosis tinea kapitis bila pada anak-anak dan dewasa

(lebih jarang) dengan kulit kepala berskuama, alopesia, limfadenopatiservikal

posterior atau limfadenopati aurikuler posterior atau kerion. Juga termasuk

pustul atau abses,Grey patch ringworm, kerion, dissecting cellulitis atau black

dot ringworm.5,12

2) Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan Lampu Wood

Rambut yang tampak dengan jamur Microsporum canis,

Microsporum audouinii dan Microsporum ferrugineum memberikan

fluoresen warna hijau terang oleh karena adanya bahan pteridin. Jamur

lain penyebab tinea kapitis pada manusia memberikan fluoresen negatif

artinya warna tetap ungu yaitu Microsporum Gypsiumdan spesies

Trichophyton (kecuali Trichophyton schoenleinii penyebab tinea favosa

memberi fluoresen hijau gelap). Bahan fluoresen diproduksi oleh jamur

yang tumbuh aktif di rambut yang terinfeksi.1,4

Page 12: tinea capitis

b. Pemeriksaan sediaan KOH

Kepala dikerok dengan objek glas, atau skalpel no.15. Kasabasah

digunakan untuk mengusap kepala, akan ada potongan pendek patahan

rambut atau pangkal rambut dicabut yang ditaruh di objek glas selain

skuama, KOH 20% ditambahkan dan ditutup kaca penutup. Hanya

potongan rambut pada kepala harus termasuk akar rambut, folikel rambut

dan skuama kulit. Skuama kulit akan terisi hifa dan artrokonidia. Yang

menunjukkan elemen jamur adalah artrokonidia olehkarena rambut-

rambut yang lebih panjang mungkin tidak terinfeksi jamur. Pada

pemeriksaaan mikroskop akan tampak infeksi rambut ektotrik yaitu

pecahan miselium menjadi konidia sekitar batang rambut atau

tepatdibawah kutikula rambut dengan kerusakan kutikula. Pada infeksi

endotrik, bentukan artrokonidia yang terbentuk karena pecahan miselium

didalam batang rambut tanpa kerusakan kutikula rambut. 1,4

Pada sediaan kulit dan kuku yang terlihat adalah hifa, sebagai dua

garis sejajar, terbagi oleh sekat, dan bercabang, maupun spora berderet

(artrospora) pada kelainan kulit lama dan atau sudah diobati. Pada sediaan

rambut yang dilihat adalah spora kecil (mikrospora) atau besar

(makrospora). Spora dapat tersusun di luar rambut (ektotriks) atau di

dalam rambut (endotriks). Kadang-kadang dapat terlihat juga hifa pada

sediaan rambut. 1,4

c. Kultur

Memakai swab kapas steril yang dibasahi akua steril

dandigosokkan diatas kepala yang berskuama atau dengan sikat gigi steril

dipakai untuk menggosok rambut-rambut dan skuama dari daerah luar di

kepala, atau pangkal rambut yang dicabut langsung ke media kultur.

Spesimen yang didapat dioleskan di media Mycosel atau Mycobiotic

(Sabourraud dextrose agar + khloramfenikol + sikloheksimid) atau

Dermatophyte test medium (DTM). Perlu 7 - 10 hari untuk mulai tumbuh

jamurnya. Dengan DTM ada perubahan warna merah pada hari 2-3 oleh

karena ada bahan fenol di medianya, walau belum tumbuh jamurnya

berartijamurdematofitpositif.4

Page 13: tinea capitis

2.8 DIAGNOSA BANDING

Diagnosa banding untuk tinea kapitis terdapat dalam beberapa kondisi,

tergantung dari presentasi klinisnya. Dibawah ini tabel untuk mempermudah

memilah diagnosis banding tinea kapitis sesuai dengan gambaran klinisnya.6,7

Tabel 2.3 Diagnosis banding berdasarkan gambaran Klinis.

Gambaran Klinis Diagnosa Banding

Grey patch Ringworm Psoriasis scalp Dermatitis Atopik

- Papul atau plak hipopigmentasi - Plak eritematosa - plak eritematosa

- Plak berskuama

- Bentuk kelainan oval

- Skuama tebal berwarna putih atau perak - Berskuama

- Rambut berwarna abu-abu, dan

mudah patah serta lepas dari

akarnya

- Gatal

- Rambut dapat rontok

- Linkenifikasi

- Keluhan rasa gatal

Blackdots

- Bentuk kelainan oval

- Rambut patah

- Terdapat sisa ujung rambut

yang patah

Alopecia areata

- Bentuk kelainan oval

- Gambaran kulit normal atau sedikit

kemerehan

- Tidak ada keluhan gatal

Trichotilomania

- Bentuk kelainan oval

- Rambut hilang

- Kulit dasar normal

Favus

- Papul eritematosa

- Plak

- Sikatriks

- Krusta berbentuk cawan

(skutula)

- Rambut ada/rontok

Dermatitis Seboroik

- Bayi: cradle cap, krusta tebal, pecah-

pecah, berminyak

- Dewasa: Makula/plak,

eritematosa/kekuningan, terdapat skuama

dan krusta tipis-tebal yang

basah/berminyak

Psoriasis

- Plak eritematosa

- Skuama tebal, berwarna

putih/perak.

- Gatal

- Rambut dapat rontok

Kerion

- Radang luas

Karbunkel

- Nyeri

- Radang luas eritematosa

- abses berisi pus

- Fistul

Page 14: tinea capitis

2.8.1 Alopecia Areata

Alopecia areata adalah keadaan rontoknya rambut yang bersifat rekuren

dan nonscarring. Biasanya bersifat jinak dan asymtomatik tetapi dapat

menimbulkan stress emosi dan psikososial. Gambaran kulit yang ditinggalkan

halus dan sedikit kemerahan. Gambaran daerah yang kehilangan rambut

kebanyakan berbentuk oval. Tidak ada perubahan epidermal yang terjadi dan

berhubungan dengan hilangnya rambut.6

2.8.2 Dermatitis Seboroik

Gambaran klinis pada dermatitis seboroik pada kulit kepala dapat

bervariasi, dari ringan, berskuama halus sampai tersebar, dan tebal. Dermatitis ini

dapat menyebar dari kepala menuju dahi dan dibelakang dapat sampai pada leher

dan bawah telinga pada samping kiri dan kanannya.7 Ruamnya pada bayi usia dua

sampai sepuluh minggu sangat khas yang disebut cradle cap, dengan krusta tebal,

pecah-pecah dan berminyak. Sedangkan pada dewasa dapat berupa makula atau

plak, kemerahan atau kekuningan, terdapat skuama dan krusta tipis sampai tebal

yang kering, basah atau berminyak.8,9

2.8.3 Trichotillomania

Adalah sebuah kelainan kompulsif yang menghasilkan kebotakan dimana

pasien mencabut rambutnya sendiri. Trichotillomania adalah salah satu kelainan

kejiwaan primer yang pencetusnya adalah diri sendiri. Biasanya pasien mengakui

bahwa ia mencabut rambutnya sendiri, yang biasanya dilakukan saat pasien

melakukan aktivitas seperti membaca, menulis, menonton televisi atau

mengendarai mobil. Lesinya biasanya berupa hilangnya rambut dengan dasarnya

berupa kulit normal.9

2.8.4 Psoriasis scalp12

Psoriasi pada kulit kepala adalah kelainan kulit yang menghasilkan

peningkatan, kemerahan dan seringkali patch bersisik. Kelaian ini dapat berupa

multiple patch pada kulit kepala, dapat mengenai seluruh kulit kepala dan dapat

juga menyebar sampai ke dahi, leher bagian belakang dan dibawah telinga.

Page 15: tinea capitis

Penyakit ini tidak menular, seperti halnya tipe psoriasis yang lain penyebab pasti

belum diketahui. Banyak yang percaya bahwa penyakit ini adalah hasil dari

kelainan sistem imun yang menyebabkan bertambah cepatnya waktu pergantian

kulit. Gejala klinis pada penyakit ini adalah adanya plak kemerahan, sisik

berwarna putih/perak, gatal, rontoknya rambut dan kulit kering. Meskipun

psoriasis bukanlah penyebab rontoknya rambut, tetapi intensitas garukan dan

tindakan paksa untuk melepas sisik, dan juga faktor stress dapat menyebabkan

rontoknya rambut.

2.8.5 Karbunkel 13

Furunkel adalah radang folikel rambut dan sekitarnya. Karbunkel adalah

kumpulan furunkel. Biasanya etiologinya adalah staphylococcus aureus.

Gambaran klinisnya, keluhan pasien biasanya nyeri, kelainan berupa nodul

eritematosa berbentuk kerucut, ditengahnya terdapat pustul. Kemudian melunak

menjadi abses yang berisi pus dan jaringan nekrotik lalu memecah membentuk

fistel.

2.8.5 Dermatitis Atopik

Dermatitis atopik adalah keadaan peradangan kulit kronis dan residif,

disertai gatal, yang umumnya mengenai bayi atau anak-anak, sering berhubungan

dengan peningkatan IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau

penderita. Kelainan kulit berupa papul, yang kemudian mengalami ekskoriasi dan

linkenifikasi, distribusinya di lipatan (fleksural).10,14

2.9 Terapi

1. Sistemik

Obat antijamur yang menjadi pilihan pertama dalam mengatasi tinea kapitis

secara sistemik adalah Griseofulvin yang bersifat fungisidal dengan dosis 10-

25 mg/kg BB/hari untuk anak-anak dan 500 mg/hari untuk dewasa. Lama

terapi berkisar antara 8-10 minggu tergantung pada organisme penyebab.

Selama terapi, pasien juga dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan

berlemak tinggi untuk mempercepat tingkat absorbsi obat.10,15

Alternatif lain yang dapat digunakan yaitu:16

Page 16: tinea capitis

a. Terbinafin

Obat ini bersifat fungisida sehigga dapat diberikan dalam waktu yang lebih

singkat yaitu selama 2-4 minggu. Dosis yang digunakan yaitu 62,5 mg/hari

untuk pasien dengan berat < 20 kg, 125 mg/hari untuk pasien dengan berat

20-40 kg dan 250 mg/hari untuk pasien dengan berat > 40 kg.

b. Ketokonazol

Obat ini dapat diberikan dengan dosis 5-10 mg/kg BB/hari untuk anak-anak

dan 200 mg/hari untuk dewasa. Lama terapi berkisar antara 7-14 hari.

Penggunaan obat ini terutama pada anak-anak dibatasi karena bersifat

hepatotoksik.

c. Flukonazol

Obat ini cukup efektif untuk mengatasi tinea kapitis terutama pada anak-

anak. Dosisnya yaitu 3-5 mg/kg BB/hari selama 4 minggu.

Pada kasus cerion celsi, dapat diberikan obat tambahan berupa kortikosteroid

yaitu prednison dengan dosis 3x5 mg/hari atau prednisolon 3x4 mg/hari untuk

mengurangi terjadinya sikatrik, nyeri dan pembengkakan.

d. Griseofulvin

Pada tahun 1958, Williams dan Marten mendokumentasikan efektivitas

terapi oral dengan griseofulvin pada tinea kapitis , dan penggunaan obat ini telah

secara signifikan mengurangi angka penyakit secara epidemic. Berkat

ditemukannya griseofulvin penggunaan X-ray untuk pembotakan yang telah

digunakan sebelum itu oleh Sabouraud pada awal abad 19 telah mulai

ditinggalkan begitu juga penggunaan thallium asetat. Walau bagaimanapun tinea

kapitis terus berlanjut menjadi penyakit yang biasanya diderita oleh anak-anak

dan biasanya menyentuh 10%-20% dari populasi bila terjadi wabah epidemik.

Sejak akhir tahun 1950, Griseofulvin telah dijadikan gold standart pada tinea

kapitis, meskipun dosis dan durasinya berbeda pada tiap pasien, secara umum

dosis yang digunakan adalah 10-20 mg/kg/hari selama delapan sampai duabelas

minggu. Griseofulvin adalah obat fungistatik dan berfungsi menghambat sintesis

asamnukleid dan mengganggu perkembangbiakan inti sel dalam metaphase yang

akhirnya mencegah pembentukan dinding sel jamur. Griseofulvin pun memiliki

Page 17: tinea capitis

efek anti-inflamasi. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet, dan biasanya

direkomendasikan untuk diminum bersamaan dengan makanan berlemak, karena

hal itu akan meningkatkan absorpsi obat dan meningkatkan bioavailabilitasnya.

Durasi dari terapi tergantung dari mikroorganisme penyebabnya (T.Tonsurans

membutuhkan terapi yang lebih lama).

Efek samping obat ini adalah mual dan erupsi eksantematosa pada 8%-

15% kasus, dan obat ini berkontraindikasi pada kehamilan. Beberapa studi telah

membandingkan penggunaan Griseovulfin dengan ketokonazole sebagai terapi

tinea kapitis pada anak-anak dan telah dinyatakan bahwa ketokonazole aman dan

efektif meskipun belum menunjukan kemampuan yang lebih baik daripada

griseovulfin, yang dimana menunjukan efek yang lebih cepat. Griseovulfin aman

dan efektif pada anak selama diberikan pada dosis yang sesuai.4

e. Itrakonazole

Itrakonazole mempunyai aktifitas fungistatik dan fungisidal, meskipun lebih

banyak berfungsi sebagai fungstatik dengan memakan ergosterol pada membran

sel jamur yang akhirnya membuat perubahan permeabilitas membran sel. Dosis

yang direkomendasikan adalah 100 mg/hari selama 4 minggu atau 5 mg/kg/ hari

pada anak-anak, dimana sama efektif dengan griseofulvin dan terbinafine (table

4). Obat ini sangat lipofilik dan keratinofilik dan obat ini bertahan dalam stratum

korneum selama 3 sampai 4 minggu setelah pemberian.4 Obat ini cocok sebagai

pengganti ketokonazol yang mempunyai sifat hepatotoksik terutama bila

diberikan lebih dari 10 hari.

2. Topikal

Pengobatan topikal dilakukan dengan pemberian shampoo desinfektan

antijamur, antara lain yaitu:16

a. Shampoo selenium zulfit 1% - 1,8% dipakai 2-3 kali/ minggu didiamkan 5

menit baru dibilas.

b. Shampoo ketokonazole 1% - 2% dipakai 2-3 kali/ minggudidiamkan 5

menitbaru dibilas.

c. Shampoo povidon iodine digunakan 2 kali / mingguselama 15 menit.

Page 18: tinea capitis

2.10 Komplikasi

Komplikasi dari tinea kapitis yang dapat terjadi di antaranya:11,17

1. Alopesia sikatrik permanen, akibat jamur yang bersifat merusak rambut dan

struktur di sekitarnya sehingga terjadi kerusakan rambut yang parah.

2. Infeksi berulang, akibat pengobatan yang tidakadekuat.

2.11 Prognosis 18

Jika pengobatan telah lengkap dan penyembuhan telah tercapai, prognosis

umumnya baik.

Page 19: tinea capitis

BAB III

Penutup

3.1 Kesimpulan

Tinea kapitis yang disebut juga Ringworm of the scalp and

hair/tinea tonsurans/herpes tonsurans, adalah penyakit dermatofit yang

yang menyerang kulit kepala dan rambut. Penyakit ini ditandai dengan

lesi bersisik, kemerah-merahan, alopesia dan bila terjadi keadaan klinis

yang berat disebut kerion. Secara klinis tinea kapitis terbagi menjadi tiga

bentukan khas yaitu Grey patch ringworm, kerion dan black dot ringworm.

Penyakit ini disebabkan oleh spesies dermatofita dari genus

Trichophyton dan Microsporum, misalnya T. violaceum, T. gourvilii, T.

mentagrophytes, T. tonsurans, M. audoinii, M. canis, M. ferrugineum.

Tinea kapitis kebanyakan menginfeksi anak – anak yang berumur

antara 4 dan 14 tahun. Trichophyton tonsurans menjadi penyebab lebih

dari 90% kasus di Amerika Utara dan United Kingdom. Kepadatan

penduduk, hygien yang buruk dan malnutrisi protein memudahkan

seseorang mendapatkan penyakit ini.

Diagnosa ditegakkan berdasarkan gambaran klinis, pemeriksaan

dengan lampu wood dan pemeriksaan mikroskopik rambut langsung

dengan KOH atau kultur jamur. Pada pemeriksaan mikroskopik akan

terlihat spora di luar rambut atau di dalam rambut.

Secara garis besar pengobatan Tinea kapitis membutuhkan waktu

yang lama dan ketelatenan pasien. Obat-obat yang digunakan yaitu topikal

dan sistemik. Penggunaan topikal saja akan sulit sekali menyembuhkan

penyakit ini, jadi biasanya preparat topikal dikombinasikan dengan

sistemik. Contoh obat topikal seperti shampoo selenium sulfat, dan

ketokonazole sedangkan preparat sistemik dapat berupa griseovulfn,

ketokonazole, terbinafrin dan lain.lain.

Page 20: tinea capitis

Prognosis penyakit ini tergantung keadaan klinis, keparahan, dan

ketelatenan terapi. Terapi yang non adekuat dapat mengakibatkan reaktivasi dari

penyakit ini.