case reports psikiatri

43
Rizki Ovianti 2010730093 Pembimbing dr.Metta Desvini P Siregar, SpKJ CASE REPORTS SKIZOFRENIA PARANOID

Upload: ovirizki

Post on 21-Dec-2015

42 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

case report

TRANSCRIPT

Page 1: Case Reports Psikiatri

Rizki Ovianti 2010730093Pembimbing

dr.Metta Desvini P Siregar, SpKJ

CASE REPORTS

SKIZOFRENIA PARANOID

Page 2: Case Reports Psikiatri

Identitats Pasien

• Nama : Ny. M• Usia : 53 tahun• Jenis kelamin : Perempuan • Agama : Islam• Alamat : Sukapura RT 5/5 No.14 Cilincing • Masuk RS : 20 Maret 2015• Dokter : dr. H.M.Muadz, Sp.KJ• Status : Menikah

Page 3: Case Reports Psikiatri

Anamnesis

• Alloanamnesis (28 Maret 2015)

• Keluhan UtamaPasien menyiram suami dengan minyak panas sejak 2 jam SMRS

• Keluhan TambahanMengamuk, ingin membunuh suami deangan pisau

Page 4: Case Reports Psikiatri

Riwayat Penyakit Sekarang

• Pasien datang ke RSJ Islam Klender dibawa oleh suami karena menyiram suami dengan minyak panas sejak 2 jam SMRS.

• Pasien melakukan hal tersebut dikarenakan ia mendengar bisakan yang menyuruh untuk menyiram minyak panas ke suami nya. Beberapa kali pasien ingin membunuh suaminya. Pasien yakin bahwa suainya berniat membunuhnya

Page 5: Case Reports Psikiatri

• Menurut suaminya sekitar 15 tahun lalu ada waita yang ke rumah menanyakan suami nya, namun wanita tersebut salah alamat. Semenjak kejadian itu pasien sering mencurigai suaminya.

• Saat ini pasien mengaku sering mendengar suara bisikan laki-laki di telingan kanan yang muncul tiba-tiba, dan tidak dapat didengar oleh orang lain

Page 6: Case Reports Psikiatri

• 3 hari SMRS, kakak pasien meninggal, sehingga pasien merasa sedih atas kepergian kakaknya

• Pada saat pagi hari SMRS pasien diam saja dan hanya mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti biasa. Setelah menyiapkan sarapan pagi, pasien memanggil suaminya untuk sarapan dan kemudian menyiramkan minyak panas dari penggorengan menggunakan tangan kanan ke arah kaki suami dan tangan kiri pasien memegang pisau. Kemudian suami pasien langsung mengambil pisau dari tangan pasien dengan paksa sehingga melukai jari telunjuk tangan kiri pasien. Setelah kejadian itu pasien langsung dibawa ke RSJ Islam Klender

Page 7: Case Reports Psikiatri

• Hari pertama masuk RS, pasien sulit diajak berkomunikasi, terlihat murung, kebingungan dan sedih. Pasien merasa sedih karena mendegar bisikan bahwa kedua anaknya di PHK, dan rumah pasien sudah tidak ada

• Hari perawatan ke-7 di RS, pasien mencoba menyakiti diri sendiri dengan memukulkan kepala ke tembok, meja, dan ember sehingga pasien masuk ke dalam ruang isolasi. Hal tersebut dilakukan pasien dikarenakan pasien mendengar bisikan yang menyuruhnya untuk bunuh diri agar dapat masuk surga

Page 8: Case Reports Psikiatri

Riwayat Penyakit Dahulu• Pasien diketahui pernah mengalami gangguan jiwa skizofrenia paranoid sejak

tahun 2000.• Pertama kali di diagnosa dengan skizofrenia paranoid dengan keluhan sulit

tidur, dan mendengar bisikan-bisikan yang tidak bisa di dengar oleh orang lain.• Pada Oktober 2013 : pasien di rawat di RSJ klender karena tidak tidur, bingung,

bicara sendiri, bicara kacau, mendengar bisikan-bisikan dan perilaku mencuci tangan berulang-ulang karena najis dan merasa semua yang disentuh najis. Pasien tidak mau minum obat secara teratur.

• Pada juli tahun 2014 : pasien di rawat di RSJ klender karena gelisah, curigaan, selalu mondar-mandir, tidak bisa tidur, tidak mengakui anaknya, bicara kacau,dan mendengar bisikan-bisikan. Sebelumnya pasien tidak minum obat dan tidak kontrol secara rutin.

• Pasien sempat pulang dengan keadaan cukup tenang.

Page 9: Case Reports Psikiatri

Riwayat Pribadi

• Masa PrenatalPasien merupakan anak kedua dari sembilan bersaudara. Lahir cukup bulan, lahir di bidan, tidak ada masalah saat persalinannya.

• Masa Kanak-kanak dini (0-3 tahun)Menurut pasien, saat usia ini pasien seperti anak seusianya. Tidak pernah ada riwayat kejang ataupun sakit sampai dirawat. Makan teratur, pasien diberikan ASI sampai usia 1 tahun. Bicara lancar saat usianya mencapai 1,5 tahun, tidak cadel. Senang bermain dengan mainan yang baru. Tidak pernah merusak mainannya.

Page 10: Case Reports Psikiatri

• Masa Pubertas

• Masa kanak-kanak pertengahan (4-11 tahun)Pasien mulai masuk sekolah dasar saat usianya7 tahun.Pasien hanya menyelesaikan jenjang pendidikan hingga.

• Hubungan sosialHubungan pasien dengan kedua orangtua dan saudara nya cukup baik. Hanya saja pasien sedikit pendiam

Page 11: Case Reports Psikiatri

• Riwayat pendidikanPasien melakukan pendidikan formal dari mulai SD. Pasien hanya tamatan SD dan tidak melanjutkan ke SMP karena masalah biaya. Pasien anak yang biasa biasa saja tidak terlalu berprestasi dalam pendidikan formal. Pasien pernah mengikuti pendidikan non formal seperti sekolah mengaji.

• Riwayat psikoseksualPasien tidak pernah memiliki gangguan dalam riwayat psikoseksual

Page 12: Case Reports Psikiatri

• Masa Dewasa

• Riwayat PekerjaanPasien pernah bekerja sebagai buruh pabrik, dan kemudian berhenti karena kontraknya habis. Setelah itu pasien tidak pernah bekerja lagi, pasien hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga

• Riwayat PerkawinanPasien menikah saat berusia 18 tahun hingga saat ini, dan memili dua orang anak laki-laki, yang kini keduanya telah menikah

Page 13: Case Reports Psikiatri

• AgamaPasien beragama islam,. Pasien mendapatkan pendidikan agama dari pendidikan formal dan non formal (sekolah mengaji). Sikap pasien terhadap agama baik, dan selalu menjalankan shalat 5 waktuu

• Aktivitas Sosial• Pasien hanya mengikuti pengajian di dekat rumah dan

selebihnya menjadi ibu rumah tangga

• Riwayat Pelanggaran Hukum

Pasien tidak pernah melakukan tindakan-tindakan yang melanggar hukum

Page 14: Case Reports Psikiatri

Pemeriksaan Mental

Gambaran Umum• Penampilan

Pasien adalah perempuan 53 tahun dengan tinggi badan sekitar 155 cm dan berat badan sekitar 45 kg. Pasien berambut hitam ikal, pendek, dan terlihat cukup rapih. Kulit sawo matang. Pasien terlihat sesuai dengan usianya. Pada saat diwawancara pasien menggunakan kaos panjang dengan celana panjang, tidak berdandan, namun tampak merawat diri. Pasien tampak tenang, ekspresi wajah datar.

Tatapan mata pasien kosong saat wawancara.

Page 15: Case Reports Psikiatri

• Perilaku dan aktivitas psikomotorSelama wawancara pasien duduk di kursi dan

berhadapan dengan pemeriksa. Selama wawancara pasien hanya duduk saja, pasien tidak nampak tegang pada saat wawancara,namun terlihat adanya perlambatan psikomotor dan gerakan tubuh. kadang pasien tidak fokus dalam menjawab pertanyaan.

Page 16: Case Reports Psikiatri

Mood dan Afek• Mood : Hipotimia• Afek : datar • Keserasian : tidak serasiBicara• Volume : menurun • Irama : Monoton• Kelancaran : Tidak lancar• Kecepatan : LambatGangguan Persepsi• Halusinasi :

– Auditorik: mendengar bisikan- bisikan untuk membunuh suami dan bunuh diri

– Visual: tidak ada– Taktil: Tidak ada– Olfaktorik: Tidak ada

• Ilusi : Tidak ada• Depersonalisasi: Tidak ada• Derealisasi : Tidak ada

• Produktivitas: Normal• Kontinuitas

– Flight of ideas : Tidak ada– Blocking : ada– Asosiasi longgar : Tidak ada– Inkoherensi : Tidak ada– Word salad : Tidak ada– Neologisme : Tidak ada– Sirkumstansial : Tidak ada– Tangensialitas : Tidak ada

• Isi pikiran– Ide rekuren tentang bunuh diri dan pembunuhan (+)– Gangguan isi pikir

• Waham – Waham sistematik : Tidak ada– Waham Bizzare: Tidak ada– Waham nihilistic :tidak ada– Waham paranoid : waham kejar dan waham

rujukan– Waham Dikendalikan : tidak ada– Waham cemburu : pernah ada

• Obsesi : tidak ada• Kompulsi : tidak ada• Fobia : tidak ada

Page 17: Case Reports Psikiatri

Sensorium dan Kognitif• Kesadaran : Compos mentis• Orientasi

– Waktu : terganggu (tidak dapat menyebutkan hari dan tanggal, namun mengetahui waktu wawancara dilakukan sore hari)

– Tempat : Baik (Pasien mengetahui bahwa dirinya berada di RS Jiwa Klender, dan pasien mengetahui jalan pulang ke rumahnya. Pasien juga mengetahui kamar bangsalnya, kamar perawat dan kamar mandi)

– Orang : Baik (Pasien mengetahui bahwa pemeriksa adalah dokter muda, dan mampu menyebut orang yang ditunjuk, seperti suster, serta pasien sekitarnya)

• Daya ingat– Jangka pendek: Baik (Pasiendapat mengingat 3 benda dan dapat mengulangnya kembali

setelah 5 menit diajak bicara)– Jangka panjang: Baik (Pasien mengingat nama bapak, ibu, serta saudaranya)– Segera : Baik

• Konsentrasi : terganggu • Visospasial: Baik ( Pasien dapat menggambar bangunan segi lima yang diberikan) • Pikiran abstrak: Baik (mengetahui persamaan apel dan jeruk)

Page 18: Case Reports Psikiatri

Daya Nilai• Penilaian Sosial: Cukup baik (Pasien jika pasien bertamu kerumah seseorang pasien

harus mengetuk pintu dan mengucapkan salam sebelum masuk kerumah)

• Uji Daya Nilai: Baik (Pasien ditanya apa respon yang akan dilakukan jika menemukan dompet di pinggir jalan ? Pasien akan mengembalikannya)

• Tilikan: Tilikan 4 (Pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun tidak memahami penyebabnya)

• Taraf dapat dipercaya: Kurang dapat dipercaya (Apa yang pasien katakan kurang dapat dipercaya karena kurang sesuai dengan wawancara yang pemeriksa lakukan terhadap suami pasien).

Page 19: Case Reports Psikiatri

Status FisikStatus Internis• Keadaan umum: Baik• Nadi : 86 x/menit• Suhu: Afebris• Tekanan darah: 120/70 mmHg• Tinggi badan: 155 cm• Sistem Kardiovaskuler: tidak ada

kelainan• Sistem urogenital: tidak ada

kelainan• Kelainan khusus: luka terbuka di

telunjuk kiri, tampak eritema dan pus, jahitan terbuka

Status Neurologis• Gangguan rangsang meningeal: Negatif• Mata

– Gerakan: Baik ke segala arah– Bentuk pupil: Bulat, isokor, letak sentral– Rangsang cahaya: Positif +/+

• Motorik– Tonus : Baik– Turgor : Kembali cepat– Kekuatan : Normal– Koordinator: Baik

Page 20: Case Reports Psikiatri

DiagnosisAksis I• Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna tersebut maka kasus ini digolongkan ke dalam

Gangguan Jiwa karena ditemukan adanya distress yang menyebabkan adanya disfungsi dari kehidupan pasien. Gangguan kejiwaan ini di kelompokkan sebagai Gangguan Mental dan Perilaku. Maka menurut PPDGJ 3, Gangguan Mental dan Perilaku ini tidak dapat digolongkan menjadi gangguan mental organik karena tidak ditemukan adanya kelainan dari fisik seperti kejang, riwayat trauma capitis. Pada pasien ini juga tidak terdapat adanya riwayat penyalahgunaan Napza. Kasus ini dapat di golongkan ke dalam Skizofrenia Paranoid (F20.0) sesuai dengan kriteria diagnosis sebagai berikut:

• Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia (adanya waham dan halusinasi yang onset nya lebih dari 1 bulan).

• Sebagai tambahan (halusinasi dan/atau waham harus menonjol):– Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah membunuh dan bunuh diri, juga

komentar.– Waham berupa waham paranoid yakni keyakinan ingin di bunuh oleh suami adalah yang paling khas.

• Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata menonjol.

Page 21: Case Reports Psikiatri

• Aksis II : Tidak ada• Aksis III : vulnus laseratum di digiti 2 sinistra. L00-L99• Aksis IV : Berkaitan dengan masalah keluarga (Kakak

meninggal)• Aksis V : GAF scale 60– 51.GAF scale 1 tahun terakhir 70

– 61.

Page 22: Case Reports Psikiatri

PenatalaksanaanPsikofarmaka• Clozapine 25 mg 2x1• Hexymer 2 mg 3x1• Haloperidol 5 mg 3x1• Risperidone 2 mg 3x1 Psikoterapi• Motivasi pasien untuk banyak ibadah.• Menasehati pasien untuk lebih bersabar dalam mengendalikan emosi.• Terapi kerja.• Rehecting luka

Page 23: Case Reports Psikiatri

Prognosis

• Quo ad vitam : ad bonam.• Quo ad functionam : dubia ad bonam.• Quo ad sanactionam: dubia ad malam.

Page 24: Case Reports Psikiatri

TINJAUAN PUSTAKA

Page 25: Case Reports Psikiatri

Definisi

• Berdasarkan PPDGJ III, skizofrenia adalah suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau “deteriorating”) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya.

Page 26: Case Reports Psikiatri

Epidemiologi

• Laki-laki mempunyai onset yang lebih awal daripada perempuan.

• Usia puncak onset untuk laki-laki adalah 15 sampai 25 tahun, sedangkan perempuan 25 sampai 35 tahun.

Page 27: Case Reports Psikiatri

Etiologi

• Model diatesis – stress– Faktor psikososial dan lingkungan.

• Faktor Biologi– Komplikasi kelahiran– Infeksi– Hipotesis dopamin– Hipotesis serotonin– Struktur otak

• Genetik• Perinatal

Page 28: Case Reports Psikiatri

Gejala Klinis

• Gejala dari skizofrenia paranoid berupa gejala “positif” dan “negatif” dari skizofrenia yang menonjol, misalnya perlambatan psikomotorik, aktivitas menurun, afek yang menumpul, sikap pasif dan ketiadaan inisiatif, kemiskinan dalam kuantitas atau isi pembicaraan, komunikasi non-verbal yang buruk seperti dalam ekspresi muka, kontak mata, modulasi suara, dan posisi tubuh, perawatan diri dan kinerja sosial yang buruk.

• Gejala waham dan halusinasi dapat muncul dan terutama waham curiganya.

Page 29: Case Reports Psikiatri

• Gejala Karakteristik: dua (atau lebih) berikut, masing-masing ditemukan untuk bagian waktu yang bermakna selama periode 1 bulan (atau kurang jika diobati dengan berhasil):

• Waham• Halusinasi• Bicara terdisorganisasi (misalnya sering menyimpang atau

inkoherensi)• Perilaku terdisorganisasi atau katatonik yang jelas• Gejala negatif yaitu pendataran afektif, alogia, atau tidak ada

kemauan (avolition)

Page 30: Case Reports Psikiatri

PPDGJ IIIHarus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang jelas):• “thought eco” = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak

keras) dan isi pikiran ulangan walaupun isinya sama tapi kualitasnya berbeda.• “thought insertion or withdrawal” = isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam pikirannya

(insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan• “thought broadcasting” = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum

mengetahuinya; • “delusion of control” = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar,

atau• “delusion of influence” = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar• “delusion of passivity” = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan

dari luar; (tentang “dirinya” secara jelas merujuk ke pergerakan tubuh/anggota gerak atau pikiran, tindakan atau penginderaan khusus);

• “delusion perception” = pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat;

Page 31: Case Reports Psikiatri

Jenis Skizofrenia

• Jenis paranoid (F 20.0)• Gejala utama : waham primer + sekunder & halusinasi• Sering mulai sesudah 30 tahun, permulaan subakut• Kepribadian sebelum sakit : skizoid suka menyendiri; pendiam;

cenderung menghindar terhadap aktivitas-aktivitas sosial yang melibatkan kontak atau interaksi dengan orang-orang; tidak memiliki ketertarikan untuk menjalin hubungan dekat dengan orang sekitar, bahkan dengan keluarganya sendiri; tidak menunjukkan ekspresi emosi yang biasanya seperti orang nornal pada umumnya (cenderung bersikap dingin

Page 32: Case Reports Psikiatri

Pedoman Diagnosis

• Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia • Sebagai tambahan :– Halusinasi dan/ atau waham yang harus menonjol;

• Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit, mendengung atau tawa

• Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual• Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan,

dipengaruhi, keyakinan bahwa dia sedang dikejar-kejar

– Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata/ tidak menonjol

Page 33: Case Reports Psikiatri

Skizofrenia hebefrenik / hebefrenia (F 20.1)• Perlahan- lahan, timbul pada masa remaja (15-25 tahun)• Gejala utama : gangguan proses berpikir, gangguan kemauan, depersonalisasi / double personality

(identifikasikan dirinya sebagai meja, dan anggap dirinya sudah tidak ada lagi)• Tambahan : mannerism, neologisme, perilaku kekanaka-kanakan, waham dan halusinasi banyak

Pedoman Diagnostik• Memenuhi kriteria umum diagnosis skozofrenia.• Pertama kali hanya ditegakkan pada usia remaja atau dewasa muda (onset biasanya 15-25 tahun).• Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas: pemalu dan sering menyendiri• Diagnosis hebefrenia perlu pengamatan kontinu selama 2 atau 3 bulan lamanya, untuk memastikan bahwa

gambaran berikut memang benar bertahan:• Perilaku yang tidak bertanggung jawab, kecenderungan selalu menyendiri, dan perilaku menunjukkan hampa

tujuan dan hampa perasaan• Afek pasien dangkal dan tidak wajar/disertai cekikikan/perasaan puas diri/ senyum sendiri/sikap tinggi

hati/tertawa menyeringai/keluhan hipokondrikal, ungkapan diulang-ulang• Proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu serta inkoheren.• Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses pikir umumnya menonojol. Halusinasi dan

waham mungkin ada tetapi biasanya tidak menonjol

Page 34: Case Reports Psikiatri

Skizofrenia Katatonik (F 20.2)• Timbul pertama (15-30 tahun), akut, didahului stress emosional• Terjadi :• Stupor katatonik : mutisme, muka tanpa mimic, negativism, makanan ditolak, tidak bergerak sama sekali dalam

waktu yang lama• Gaduh gelisah katatonik : hiperaktivitas motorik tapi tidak diserta emosi yang semestinya, stereotipi, mennerisme,

grimace, dan neologisme

• Pedoman Diagnostik• Memenuhi kriteria umum diagnosis skozofrenia.• Satu atau lebih dari perilaku berikut ini harus mendominasi gambaran klinisnya :

– Stupor atau mutisme– Gaduh-gelisah– Menampilkan posisi tubuh tertentu– Negativisme– Rigiditas– Fleksibilitas cerea (posisi yang dapat dibentuk)– Gejala-gejala lain seperti ”command autism”

• Pada pasien yang tidak komunikatif dengan manifestasi perilaku dari gangguan katatonik, diagnosis skizofrenia mungkin harus ditunda sampai diperoleh bukti yang memadai tentang adanya gejala-gejala lain.

Page 35: Case Reports Psikiatri

Pedoman Diagnostik Depresi pasca-skizofrenia (F 20.4)

• Pedoman Diagnostik • Diagnosis harus ditegakkan hanya kalau :• Pasien telah menderita skizofrenia (memenuhi kriteria umum skizofrenia)

selama 12 bulant terakhir ini• Beberapa gejala skizofrenia masih tetap ada (tidak lagi mendominasi

gambaran klinisnya)• Gejala-gejala depresif menonjol dan mengganggu memenuhi paling sedikit

kriteria untuk episode depresif, dan telah ada dalam kurun waktu paling sedikit 2 minggu

• Apabila pasien tidak lagi menunjukkan gejala skizofrenia, diagnosis menjadi Episode Depresif, bila gejala skizofrenia masih jelas dan menonjol, diagnosis harus tetap antara (F20.0 – F 20.

Page 36: Case Reports Psikiatri

Skizofrenia residual (F 20.5)• Pedoman Diagnostik• Untuk diagnosis yang meyakinkan, persyaratan berikut ini harus dipenuhi semua :• Gejala ”negatif” dari skizofrenia yang menonjol, misalnya perlambatan

psikomotorik, aktivitas menurun, pasif dan ketiadaan inisiatif, miskin dalam kuantitas dan isi pembicaraan, afek menumpul, komunikasi non-verbal yang buruk, perawatan diri dan kinerja yang buruk

• Setidaknya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas di masa lampau untuk menegakkan diagnosis skizofrenia

• Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana intensitas dan frekuensi gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat berkurang (minimal) dan telah timbul sindrom ”negatif” dari skizofrenia

• Tidak terdapat dementia atau penyakit/ gangguan otak organik lain.

Page 37: Case Reports Psikiatri

Skizofrenia simplex (F 20.6)• Timbul pertama pada masa pubertas 8-14 tahun, terjadi perlahan- lahan• Gejala utama : kedangkalan emosi, kemunduran kemauan• Mulanya (kurang memperhatikan keluarga, menarik diri dari pergaulan) → makin lama

makin mundur dalam pekerjaan & pelajaran → pengangguran → pengemis, penjahat• Pedoman Diagnostik• Diagnosis skizofrenia simpleks sulit dibuat secara meyakinkan karena tergantung pada

pemantapan perkembangan yang berjalan perlahan dari :– Gejala “negatif” yang khas dari skizofrenia residual tanpa didahului halusinasi, waham atau

manifestasi lain dari episode psikotik– Disertai dengan perubahan-perubahan perilaku pribadi yang bermakna, bermanifestasi sebagai

kehilangan minat yang mencolok, tidak berbuat sesuatu, tanpa tujuan hidup, dan penarikan diri secara sosial

• Gangguan ini kurang jelas gejala psikotiknya dibandingkan dengan sub tipe skizofrenia lainnya.

• Memenuhi kriteria umum diagnosis skozofrenia.• Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid, heberfrenik, atau katatonik:• Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca-skizofrenia

Page 38: Case Reports Psikiatri

Penatalaksanaan

• Pada fase akut– mengurangi atau menghilangkan gejala psikotik dan meningkatkan

fungsi.

• Pada fase stabilisasi– mengurangi resiko kekambuhan dan meningkatkan adaptasi pasien

terhadap kehidupan dalam masyarakat.

• Terapi pemeliharaan– mencegah kekambuhan

Page 39: Case Reports Psikiatri

Pengobatan

• Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk masing-masing subtipe skizofrenia. Pengobatan hanya dibedakan berdasarkan gejala apa yang menonjol pada pasien. Pada skizofrenia paranoid, gejala “positif” lebih menonjol, maka adapun pengobatan yang disarankan kepada pasien obat-obat antipsikotik golongan tipikal (CPZ, HLP).

• Obat Risperidon adalah suatu obat antipsikotik dengan aktivitas antagonis yang bermakna pada reseptor serotonin tipe 2 (5-HT2) dan pada reseptor dopamin tipe 2 serta antihistamin (H1).

• Klozapin termasuk obat antipsikotik atipikal yang juga mempunyai aktivitas antagonis yang bermakna pada reseptor serotonin tipe 2 (5-HT2) dan antagonis lemah pada reseptor dopamin tipe 2 juga bersifat antihistamin (H1).

Page 40: Case Reports Psikiatri

PSIKOTERAPI• Psikoterapi adalah terapi atau intervensi yang menggunakan

cara-cara psikologik, dilakukan oleh seseorang yang terlatih khusus, yang menjalin hubungan kerjasama secara profesional dengan seorang pasien dengan tujuan untuk :

• 1.Menghilangkan, mengubah atau menghambat gejala-gejala dan penderitaan akibat penyakit atau gangguan jiwa .

• 2. Mengubah perilaku yang terganggu• 3. Mendorong perkembangan positif dari kepribadian

Page 41: Case Reports Psikiatri

JENIS-JENIS PSIKOTERAPIPembagian jenis-jenis psikoterapi yang akhir-akhir ini banyak

dianut,yaitu:1.Konseling dan sejenisnya.2.Terapi perilaku 3.Terapi kognitif 4.Terapi kognitif – behavioral 5.Psikoanalisis 6.Terapi kelompok 7.Terapi keluarga 8.Terapi interpersonal 9.Intervensi krisis

Page 42: Case Reports Psikiatri

PrognosisPrognosis Baik Prognosis Buruk

Faktor pencetus yang jelas

Onset akut

Riwayat seksual, sosial dan pekerjaan

pramorbid yang baik

Gejala gangguan mood (terutama

gangguan depresif)

Gejala positif

Riwayat keluarga gangguan mood

Sistem pendukung yang baik

Tidak ada faktor pencetus

Onset tidak jelas

Riwayat seksual, sosial dan pekerjaan

pramorbid yang buruk

Perilaku menarik diri, autistik

Gejala negatif

Riwayat keluarga skizofrenia

Sistem pendukung yang buruk

Riwayat trauma prenatal

Tidak ada remisi dalam 3 tahun

Banyak relaps

Riwayat penyerangan

Page 43: Case Reports Psikiatri