case report prissilma tania
DESCRIPTION
paliatifTRANSCRIPT
ETIKA MEDIS DALAM PERAWATAN PALIATIF PADA PASIEN HIV/AIDS
Disusun oleh : Prissilma Tania1102010221
PRESENTASI KASUS
Mulai kehilangan semangat dan ingin mengakhiri hidup
Pasien menolak pengobatan OAT dan ARV
Pasien di diagnosis TB paru dan HIV positif
Pasien mendapat terapi OAT dan ARV serta konseling kepatuhan berobat
Tn A, 39 thn, Supir truk
Tinggal bersama istri dan kedua anak yang masih balita
PENDAHULUAN 70 % pasien
HIV/AIDS NYERI
(Kemenkes RI, 2009)
Pengobatan dan terapi suportif
( PALIATIF)
Perawatan paliatif
Etika medis Kematian
Tabel 1. Peningkatan insidens pelanggaran etika medis dalam profesi (http://www.freewebs.com/etikakedokteranindonesia/)
DISKUSI
Suatu perawatan yang bertujuan mencapai kualitas hidup optimal bagi ODHA dan keluarganya, dengan meminimalkan penderitaan dengan perawatan klinis, psikologis,spiritual,dan sosial sepanjang seluruh perjalanan penyakit HIV (O’neill, 2003)
ETIKA AGAMA
ETIKA MEDIS
ETIKA
SOSIAL
Masalah etik yang timbul pada perawatan paliatif bagi pasien HIV/AIDS
1. Informed concent 2. Eutanasia
http://educatetheyoung.files.wordpress.com/2012/07/sdm.jpg
INFORMED CONCENT PADA
TERAPI
NEGATIF : MENOLAK TERAPI/ MENGAKHIRI HIDUP (EUTANASIA) POSITIF : MENERIMA TERAPI
Eutanasia • Berasal dari dari bahasa Yunani yaitu “Eu” berarti baik
dan "Thanatos" berarti kematian. Apabila digabungkan
berarti kematian yang baik. Eutanasia berhubungan
dengan prinsip otonomi pasien
• Jenis-jenis eutanasia dan kesadaran pelakunya terdiri atas
- Eutanasia aktif
- Eutanasia pasif
Eutanasia di mata hukum :
Euthanasia berdasarkan prosedur yang ketat dilegalkan oleh beberapa negara seperti Belanda, Belgia, dan Oregon (negara bagian Amerika Serikat)
Berdasarkan hukum di Indonesia maka eutanasia adalah sesuatu perbuatan yang melawan hukum, hal ini dapat dilihat pada peraturan perundang-undangan yang ada yaitu pada
Pasal 344 Kitab Undang-undang Hukum Pidana yang menyatakan bahwa
”Barang siapa menghilangkan nyawa orang lain atas permintaan orang itu sendiri, yang disebutkannya dengan nyata dan sungguh-sungguh, dihukum penjara selama-lamanya 12 tahun”
Etika medis dalam pandangan Islam
• Allah SWT menurunkan agama kepada manusia dan al
quran untuk menjadi contoh teladan dalam melaksanakan
dan mempraktekkan ajaran etika yang dikehendaki oleh
Allah SWT. Rasulullah diutus Allah dengan tugas yang
utama adalah meningkatkan akhlak umat manusia.
“Sessungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan
akhlak yang mulia” (H.R Malik)
“ Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obatnya, demikian pula Allah menjadikan bagi setiap penyakit ada obatnya. Maka berobatlah kalian dan janganlah berobat dengan yang haram.”
(HR. Abu Dawud dari Abud Darda` radhiallahu ‘anhu)
KESIMPULAN 1. Indonesia memerlukan suatu pedoman yang mengatur hak-hak
pasien untuk menolak atau
menghentikan pemberian bantuan kehidupan.
2. Pedoman tersebut harus memuat garis-garis besar untuk melindungi hak-hak pasien untuk menentukan apa yang dikehendaki terhadap dirinya sendiri, dan memungkinkan dokter, tim perawatan paliatif, dan anggota keluarga /wali untuk berani membuat keputusan tanpa khawatir akan tuntutan hukum.
3. Etika medis yang dilakukan harus diperhitungkan dengan kondisi etika, sosial, budaya dan melalui kajian keagamaan kita sendiri terutama Islam
SARAN
Keputusan dilema etika kedokteran perlu diambil dengan hati-
hati dan saling memuaskan dan tidak merugikan bagi pasien
dan pengambil keputusan. Yang terpenting adalah rambu-
rambu etika, moral maupun hukum yang tegas agar tercapai
hubungan dokter dan pasien yang baik khususnya pada
perawatan paliatif bagi pasien HIV/AIDS.
UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih atas bimbingannya dalam pembuatan Case Report ini, kepada :
• Allah SWT, atas ridho-Nyalah penyusunan Case Report ini dapat terlaksana• DR. Drh. Hj. Titiek Djannatum selaku Koordinator Penyusun Blok Elektif• dr. Hj. RW. Susilowati, Mkes selaku Koordinator Pelaksana Blok Elektif• dr. Hj. Riyani Wikaningrum, DMM. Msc. Selaku Koordinator kepeminatan Palliative Care• RS. Kanker Nasional Dharmais atas kerjasamanya dalam pelaksanaan pencarian kasus• dr. Maria Astheria Witjaksono, Mpall selaku koordinator lapangan kelompok• dr Yenni Zulhamidah,Msc selaku tutor kelompok• Seluruh anggota kelompok 4, HIV Palliative Care• Seluruh teman sejawat Universitas YARSI
DAFTAR PUSTAKA
Achadiat, Chritiono M. 2007. Dinamika Etika & Hukum Kedokteran dalam Tantangan Zaman. ECG. Jakarta.
Fallon, Marie (ed) dan Geoffrey Hanks(ed). 2006. ABC of Palliative Care: 2nd edt. Blackwell Publishing. Oxford-United Kingdom
Kemenkes RI. 2009. Rencana Strategis Kementrian Kesehatan tahun 2010- 2014. Jakarta
Medical Ethics Committee, Islamic Medical Association of North America. The Guidelines for Health Care Providers When Dealing with Muslim Patients. J Islam Med Assn 1998;30:44-45.
O’Neill et al. A Clinical Guide to Supportive & Palliative Care for HIV/AIDS. 2003 Edition
Pennachio DL. Cultural Competence: Caring for your Muslim Patients. Medical Economics May 6, 2005, p. 47.Wolf et al. Ethical Dimensions of HIV/AIDS. http://hivinsite.ucsf.edu/InSite?page=kb-08-01-05. (Last update : 2013, November 15)
World Medical Association. Medical Ethics Manual : 1st edt. Ethics Unit of World Medical Association.United States of America,2005