oksigenisasi yuzi tania
DESCRIPTION
Oksigenasi merupakan proses penambahan O2 ke dalam system (kimia atau fisika). Oksigen merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Pemberian O2 Binasal merupakan pemberian oksigen melalui hidung dengan kanula ganda.TRANSCRIPT
LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN
DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
OKSIGENISASI
Tugas Mandiri
Stase Praktek Keperawatan Profesi (KDP)
Disusun oleh :
Yuzi Tania,S.Kep
NIM. 1907149010184
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
STIKES YARSI SUMATERA BARAT
BUKITTINGGI
TA 2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN
DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
OKSIGENISASI
Stase Praktek Keperawatan Profesi (KDP)
Disusun oleh :
Yuzi Tania,S.Kep
NIM. 1907149010184
Mengetahui,
Preseptor Akademik
( )
PreseptorKlinik
( )
KONSEP KEBUTUHAN OKSIGENISASI
1. PENGERTIAN
Oksigenasi merupakan proses penambahan O2 ke dalam system
(kimia atau fisika). Oksigen merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau
yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Pemberian O2 Binasal
merupakan pemberian oksigen melalui hidung dengan kanula ganda.
Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21
% pada tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam
tubuh. Oksigenasi juga dapat diartikan sebagai kegiatan memasukkan zat
asam (O2) ke dalam paru dengan alat khusus.
Tujuan pemberian oksigenasi:
a. Untuk mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan
b. Untuk menurunkan kerja paru-paru
c. Untuk menurunkan kerja jantung
Terapi oksigen merupakan salah satu terapi pernafasan dalam
mempertahankan oksigenasi. Tujuan dari terapi oksigen adalah untuk
memberikan transpor oksigen yang adekuat dalam darah sambil menurunkan
upaya bernafas dan mengurangi stress pada miokardium. Beberapa metode
pemberian oksigen:
a. Low flow oxygen system
Hanya menyediakan sebagian dari udara inspirasi total pasien. Pada
umumnya sistem ini lebih nyaman untuk pasien tetapi pemberiannya
bervariasi menurut pola pernafasan pasien.
b. High flow oxygen system
Menyediakan udara inspirasi total untuk pasien. Pemberian oksigen
dilakukan dengan konsisten, teratur, teliti dan tidak bervariasi dengan
pola pernafasan pasien.
2. FISIOLOGIS (MUSKULOSKELETAL DAN METABOLISME
ENERGI)
a. Struktur Sistem Pernafasan
1) Saluran pernafasan atas
Fungsinya adalah menyaring, menghangatkan dan melembabkan
udara yang dihirup. Terdiri dari :hidung, faring, laring, epiglottis
2) Saluran Pernafasan bawah
Fungsi adalah menghangatkan udara, membersihkan mukuosa
cilliary, memproduksi surfactant. Terdiri dari : trachea, bronchus,
paru.
Pernafasan eksternal mengacu pada keseluruhan proses pertukaran O2
dan CO2 antara lingkungan eksternal, dan sel tubuh. Secara umum,
proses ini berlangsung dalam 3 langkah, yaitu:
1) Ventilasi Pulmoner.
Udara bergantian masuk keluar paru-paru melalui proses ventilasi
sehingga terjadi proses pertukaran gas antara lingkungan eksternal
dan alveolus.
2) Pertukaran gas alveolar.
Setelah oksigen masuk alveolus, proses pernafasan berikutnya
adalah difusi oksigen dari alveolus ke pembuluh darah pulmoner.
Difusi adalah proses pergerakan molekul dari area berkonsentrasi
atau bertekanan tinggi ke area berkonsentrasi atau bertekanan
tinggi ke area berkonsentrasi rendah. Proses ini berlangsung di
alveolus dan membrane kapiler.
3) Transpor oksigen dan karbondioksida.
Pada proses ini oksigen diangkut dari paru menuju jaringan dan
karbondioksida diangkut dari jaringan kembali menuju paru-paru.
Transpor O2.
Normalnya, sebagian oksigen (97%) berikatan lemah dengan
hemoglobin dan diangkut ke seluruh jaringan dalam bentuk
Oksihemoglobin (HbO2), sisanya terlarut dalam plasma. Proses ini
dipengaruhi oleh Ventilasi (jumlah O2 yang masuk ke paru) dan
perfusi (aliran darah ke paru dan jaringan). Kapasitas dara yang
dibawa oksigen dipengaruhi oleh jumlah O2 dalam plasma, jumlah
Hemoglobin (Hb), dan ikatan O2 dengan Hb.
Transpor CO2.
Karbondioksida hasil metabolisme terus menerus diankut menuju
paru-paru melalui 3 cara: sebagian besar karbondioksida (70%)
diangkut dalam sel darah merah dalam bentuk bikarbonat
(HCO3-), sebanyak 23% karbondioksida berikatan dengan
hemoglobin membentuk karbaminohemoglobin (HbCO2),
Sebanyak 7% diangkut dalam bentuk larutan di dalam plasma
dalam bentuk asam karbonat.
Pernafasan internal atau pernafasan jaringan mengacu pada proses
metabolisme intrasel yang berlangsung dalam mitrokondria, yang
menggunakan O2 dan menhasilkan CO2 selama proses penyerapan energi
molekul nutrient. Pada proses ini darah yang banyak mengandung oksigen
dibawa ke seluruh tubuh hingga mencapai kapiler sistemik. Selanjutnya
terjadi pertukaran O2 dan CO2 antara kapiler sistemik dan sel jaringan.
Seperti dari kapiler paru, pertukaran ini juga melalui proses difusi pasif
mengikuti penurunan gradient tekanan parsial.
3. NILAI-NILAI NORMAL
Parameter Nilai normalTidal Volume (TV)Volume Cadangan Inspirasi (VCI)Volume Cadangan Ekspirasi (VCE)Volume ResiduKapasitas Inspirasi (KI)Kapasitas Residu Fungsional (KRF)Kapasitas VitalKapasitas Total Paru
500 cc3000 ml1100 ml1200 ml3500 ml2300 ml4600 ml5800 ml
4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Faktor-faktor yang mempengaruhi oksigenasi adalah :
a. Tahap Perkembangan
Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru
yang sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki
dada yang kecil dan jalan nafas yang pendek. Bentuk dada bulat pada
waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter dari depan ke belakang
berkurang dengan proporsi terhadap diameter transversal. Pada orang
dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga
terjadi perubahan pada bentuk thorak dan pola napas
b. Lingkungan
Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi.
Makin tinggi daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2
yang dapat dihirup individu. Sebagai akibatnya individu pada daerah
ketinggian memiliki laju pernapasan dan jantung yang meningkat, juga
kedalaman pernapasan yang meningkat.
c. Gaya Hidup
Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman
pernapasan dan denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam
tubuh. Merokok dan pekerjaan tertentu pada tempat yang berdebu
dapat menjadi predisposisi penyakit paru.
d. Status Kesehatan
Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan
dapat menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
tubuh. Akan tetapi penyakit pada sistem kardiovaskuler kadang
berakibat pada terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh.
Selain itu penyakit-penyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai
efek sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi
kardiovaskuler yang mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena
hemoglobin berfungsi membawa oksigen dan karbondioksida maka
anemia dapat mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan dari
sel.
e. Narkotika
Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan
kedalam pernapasan ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh
karena itu bila memberikan obat-obat narkotik analgetik, perawat
harus memantau laju dan kedalaman pernapasan.
f. Perubahan/gangguan pada fungsi pernapasan
Fungsi pernapasan dapat terganggu oleh kondisi-kondisi yang
dapat mempengarhi pernapasan yaitu :
1) Pergerakan udara ke dalam atau keluar paru
2) Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paru
3) Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan dari
sel jaringan.
Gangguan pada respirasi yaitu hipoksia, perubahan pola napas dan
obstruksi sebagian jalan napas. Hipoksia yaitu suatu kondisi ketika
ketidakcukupan oksigen di dalam tubuh yang diinspirasi sampai
jaringan. Sianosis dapat ditandai dengan warna kebiruan pada kulit,
dasar kuku dan membran mukosa yang disebabkan oleh kekurangan
kadar oksigen dalam hemoglobin. Oksigenasi yang adekuat sangat
penting untuk fungsi serebral. Korteks serebral dapat mentoleransi
hipoksia hanya selama 3 - 5 menit sebelum terjadi kerusakan
permanen. Wajah orang hipoksia akut biasanya terlihat cemas, lelah
dan pucat.
g. Perubahan pola nafas
Pernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan
ini sama jaraknya dan sedikit perbedaan kedalamannya. Bernapas yang
sulit disebut dyspnoe (sesak). Kadang-kadang terdapat napas cuping
hidung karena usaha inspirasi yang meningkat, denyut jantung
meningkat. Orthopneo yaitu ketidakmampuan untuk bernapas kecuali
pada posisi duduk dan berdiri seperti pada penderita asma.
h. Obstruksi jalan napas
Obstruksi jalan napas lengkap atau sebagaian dapat terjadi di
sepanjang saluran pernapasan di sebelah atas atau bawah.
Mempertahankan jalan napas yang terbuka merupakan intervensi
keperawatan yang kadang-kadang membutuhkan tindakan yang tepat.
Onbstruksi sebagian jalan napas ditandai dengan adanya suara
mengorok selama inhalasi (inspirasi).
5. JENIS GANGGUAN
Mobilisasi sangat penting untuk kesehatan. Imobolisasi yang
berkepanjangan dan bedrest akan menyebabkan serangkaian komplikasi pada
berbagai sistem tubuh antara lain :
a. Kontraktur : Jaringan ikat kolagen pada otot dan persendian akan
digantikan oleh jaringan fibrosa yang tidak elastis sehingga akan
menyebabkan kekakuan pada pergerakan persendian. Hal ini karena
untuk sintesis kolagen diperlukan rangsangan pergerakan
b. Disuse Atrofi : Atrofi otot adalah berkurangnya massa otot karena
berkurangnya lapisan aktin dan myosin pada myofibril.
c. Konstipasi : Imobilisasi menyebabkan peristaltik menurun sehingga
menyebabkan absopsi cairan berlebihan pada intestinum.
d. Pressure Ulcer : Pasien imobilisasi berisiko untuk mengalami luka
tekan sebagai akibat adanya penekanan pada tulang menonjol (bony
prominen), keringat, lembab, deficit self care, dan friksi dengan tempat
tidur.
e. Gastritis : Selama bedrest, sekresi bikarbonat lambung menurun
sehingga meningkatkan keasaman pada lambung
f. Ketidakseimbangan mineral dan elektrolit : Imobilisasi dan bedrest
yang laka erhubungan dengan duresis dan kehilangan sodium,
potassium, zinc, phosphor, sulfur, dan magnesium. Hal ini
berhubungan dengan penurunan sekresi antidiuretik hormone selama
bedrest
g. Kehilangan mineral tulang : Immobilisasi dan bedrest berhubungan
dengan demineralisasi tulang akibat aktivasi osteoklas dan peningkatan
kadar kalsium darah.
6. PENGKAJIAN
Mengkaji identitas pasien dan identitas penanggung jawab pasien
dengan format nama, umur, jenis kelamin, status, agama, pekerjaan, suku
bangsa, alamat, pendidikan, diagnose medis, sumber biaya, hubungan antara
pasien dengan penanggung jawab
a. Riwayat keperawatan
1) Keluhan Utama : Perawat memfokuskan pada hal-hal yang
menyebabkan klien meminta bantuan pelayanan seperti :
Fungsi kardiopulmoner saat normal
Fungsi respirasi dan sirkulasi saat mengalami perubahan atau
gangguan
Pengukuran penggunaan O2 secara optimal
Kaji :
Masalah-masalah respirasi
Rasionalisasi penyakit/masalah respirasi
Adanya batuk dan penanganan
Kebiasaan merokok
Nyeri
Masalah kardiovaskuler
Faktor resiko yang memperlambat
Rasionalisasi penggunaan medikasi
Stressor yang dialami
Status/kondisi kesehatan
Faktor resiko yang memperberat masalah oksigenasi
a. Rasionalisasi hipertensi :sakit jantung atau cerebro vaskuler
asadent
b. Merokok
c. Obesitas
d. Diet tinggi lemak
e. Meningkatnya kolesterol
Anamnese riwayat kesehatan
Masalah bernafas:
a. Nyeri dada
b. Dypsnoe
c. Hipoventilasi
d. Batuk
e. Hiperventilasi
f. Cyanosis
Riwayat psikososial
a. Kebiasaan merokok
b. Riwayat tumbuh kembang
c. Tanggapan terhadap penyakit
d. Alkohol
Faktor resiko
a. Obesitas
1) Gangguan syaraf (CVA).
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Kaji kondisi yang pernah dialami oleh klien diluar gangguan yang
dirasakan sekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah
berlangsung lama bila dihubungkan dengan usia dan kemungkinan
penyebabnya, namun karena tidak mengganggu aktivitas klien,
kondisi ini tidak dikeluhkan.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Mengkaji kondisi kesehatan keluarga klien untuk menilai ada
tidaknya hubungan dengan penyakit yang sedang dialami oleh
klien.Meliputi pengkajian apakah pasien mengalami alergi atau
penyakit keturunan.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Meliputi pengkajian apakah gangguan yang dirasakan pertama kali
atau sudah sering mengalami gangguan pola tidur.
e. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara :
1. Inspeksi
Menggunakan indra penglihatan, Observasi dari head to toe (kepala
sampai kaki) meliputi :
a. Kulit
b. Warna membrane mukosa
c. Keadaan umum
d. Tingkat kesadaran
e. Keadekuatan sistem sirkulasi
f. Pola nafas
g. Gerakan dinding dada
h. Bentuk thorax
i. Tipe pernafasan (brot, kussmaul)
j. Gerakan otai pernafasan
2. Palpasi
Menggunakan indra peraba, meletakkan tangan pada bagian tubuh
yang dapat di jangkau tangan.
Misal : suhu, kelembapan, tekstur, gerakan, vibrasi, pertumbuhan
atau massa edema, krepitasi dan sensasi.
a) Palpasi ringan
Dengan menggunakan telapak tangan dan tangan sejajar
dengan kulit tekan hati-hati dengan kedalaman 1-2 cm gerakan
bantalan jari dengan gerakan memutar.
b) Palpasi dalam
Palpasi tangan tunggal dengan sisi telapak tangan pada kulit
dengan tangan menekan ke bawah, bantalan jari di tekan 4 - 5
cm.
3. Perkusi
Meliputi pengetukan permukaan tubuh untuk menghasilkan bunyi
yang akan membantu dalam penentuan densitas, lokasi, ukuran dan
posisi struktur di bawahnya.
a. Perkusi langsung (segera)
Permukaan tubuh ditekuk dengan satu jari atau lebih pada satu
lengan.
b. Perkusi tidak langsung (perantara)
Jari tengah pada satu tangan (fleksimer) hipertensi dalam tulang
distal jari ditempelkan berlawanan dengan permukaan tubuh.
c. Hasil perkusi
1. Timpani
Intensitas keras, bunyi nada tinggi, lamanya sedang, setara
dengan bunyi dram.
2. Hiperresonansi
Intensitas sangat keras, bunyi dengan nada sangat rendah,
lamanya sangat singkat setara dengan bunyi dentuman.
3. Resonansi
Intensitas sedang, bunyi nada rendah, lamanya panjang setara
dengan gaung.
4. Pekak
Intensitas lembut, bunyi nada tinggi, lamanya sedang.
5. Bunyi datar
Intensitas halus, bunyi nada tinggi, lamanya singkat.
4. Auskultasi
Tindakan mendengarkan bunyi yang di timbulkan oleh bermacam-
macam organ dan jaringan dalam tubuh, instrument yang digunakan
untuk auskultasi adalah stetoskop.
a. Bunyi nafas normal
1) Bronchial
Bunyi keras, nada tinggi dengan gaung atau kualitas
2) Bronkovasikuler
Bunyi sedang dengan nada sedang, mempunyai kualitas redam
3) Vasikuler
Bunyi yang dihasilkan nada rendah, halus, respirasi lebih keras
dan lebih tinggi dari ekspirasi
b. Bunyi nafas menyimpang
1) Fine crackles
Bunyi tidak terus menerus terdegar bunyi ledakan mirip dengan
gesekan rambut dekat telinga
2) Coarse crackles
Bunyi tidak terus merus, bunyi ledakan keras dengan kualitas
gelembung, mirip gelembung soda karbonat
3) Ronchi
Bunyi keras, tinggi, kualitas mendengkur terus menerus mirip
gesekan 2 balon
4) Mengi
Bunyi berkualitas musik, nada tinggi terus menerus
7. DIAGNOSA KEPERAWATAN ( NANDA)
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
b. Ketidakefektifan pola nafas
c. Gangguan pertukaran gas
8. RENCANA KEPERAWATAN (NIC NOC)
No Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)
1 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama... x 24 jam diharapkan pasien tidak mengalami insomnia dengan kriteria hasil :
Indikator IR ER
- Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dipsnea(mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
- Menunjukkan jalan nafas yang paten
- Mampu mengidentifikasi dan mencegah faktor yang dapt menghambat jalan nafas
Menunjukkan Tidur, yang dibuktikan oleh indikator berikut
Airway suction1. Pastikan kebutuhan oral/trakeal suctioning2. Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning3. Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning4. Minta klien nafas dalam sebelum suction dilakukan5. Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi
suction nasotrakeal6. Gunakan alat yang steril setiap melakukan tindakan7. Anjurkan pasien untuk istirahat dan nafas dalam setelah
kateter dikeluarkan dan nasotrakeal.8. Monitor status oksigen pasien9. Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suction10.Hentikan suction dan berikan oksigen apabila pasien
menunjukkan bradikardi, peningkatan saturasi O2,dllAirway management
11. Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw trust bila perlu
12. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi13. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas
1. gangguan ekstrem2. berat3. sedang4. ringan5. tidak mengalami gangguan
buatan14. Pasang mayo bila perlu15. Auskultasi suara nafas, 16. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction17. Berikan bronkodilator bila perlu18. Berikan pelembab udara kassa basah NaCl lembab19. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan20. Monitor respirasi dan status O2
2 Ketidakefektifan pola nafas
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ...X24 jam diharapkan pasien tidak mengalami deprivasi tidur dengan kriteria hasil :
Indikator IR ER
- Suara nafas bersih- tidak ada siaonsis- dispnea- menunjukan jalan nafas yang
paten (tidak merasa tercekik, irama nafas
- frekuensi pernafasan dalam rentang normal
- tidak ada suara nafas abnormal) dan TTV dalam rentang normal
Airway management1. Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw trust bila
perlu2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi3. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas
buatan4. Pasang mayo bila perlu5. Auskultasi suara nafas, 6. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction7. Berikan bronkodilator bila perlu8. Berikan pelembab udara kassa basah NaCl lembab9. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan10. Monitor respirasi dan status O2
Oxigent therapy1. Bersihkan mulut, hidung, dan secret trakea2. Pertahankan jalan nafas yang paten
Menunjukkan Tidur, yang dibuktikan oleh indikator berikut 1. gangguan ekstrem2. berat3. sedang4. ringan5. tidak mengalami gangguan
3. Atur peralatan oksigenasi4. Pertahankan posisi pasien5. Observasi adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
Vital Sign Monitoring1. Monitor TD, Nadi, suhu, dan RR2. Catat adanya fluktuasi tekanan darah3. Monitor vital sign saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri4. Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan 5. Monitor TD, nadi, RR sebelum, selama dan sesudah aktifitas6. Monitor kualitas dari nadi7. Monitor suara paru8. Monitor pola pernafasan abnormal9. Monitor pola pernafasan abnormal10. Monitor suhu, kelembapan dan warna kulit11. Monitor sianosis perifer12. Monitor adanya cushing triad (nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik13. Identifikasi penyebab perubahan dari perubahan vital sign
3Gangguan pertukaran gas
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama...x 24 jam diharapkan pasien dapat meningkatkan tidur dengan kriteria hasil Pasien akan :
Indikator IR ER
- Mendemontrasikan peningkatan ventilasi dan
1. Manajemen Energi : Mengatur penggunaan energy untuk mengatasi atau mencegah keletihan dan mengoptimalkan fungsi
2. Manajemen LingkunganKenyamanan: Memanipulasi lingkungan sekitar pasien untuk meningkatkan kenyamanan optimal
3. Peningkatan Tidur : Memfasilitasi siklus tidur-bangun yang
oksigenasi yang adekuat- Memelihara kebersihan paru
– paru dan bebas dari tanda – tanda distress pernafasan.
- Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dipsnea (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lip)
- Tanda tanda vital dalam rentang normal
Menunjukkan Tidur, yang dibuktikan oleh indikator berikut 1. gangguan ekstrem2. berat3. sedang4. ringan5. tidak mengalami gangguan
teratur
9. DAFTAR PUSTAKA
Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi Konsep & Proses Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.
Elis J.R, Nowlis E.A. 1985.Nursing a Human Needs Approach. Third Edition. Houghton Mefflin Company. Boston.
Johnson, M., Maas, M., Moorhead, S. 2008.Nursing Outcomes Classification Fifth Edition. Mosby, Inc : Missouri.
McCloskey, J.C., Bulechek, G.M. 2008. Nursing Intervention Classification Fifth Edition. Mosby, Inc : Missouri.Mubarak, W.I., Chayatin, N. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori dan Aplikasi dalam praktik. EGC: Jakarta
North American Nursing Diagnosis Association. 2012. Nursing Diagnoses : Definition & Classification 2012-2014. Philadelphia.
Towarto, Wartonal. 2007. Kebutuhan Dasar & Prose Keperawatan.Edisi 3. Salemba Medika. Jakarta.
Wilkinson, J.M. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. EGC. Jakarta