case report edema paru kardiogenik

Upload: bagus-burhan-muhammad

Post on 02-Jun-2018

261 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Case Report Edema Paru Kardiogenik

    1/21

    1

    CASE REPORT

    EDEMA PARU KARDIOGENIK

    PEMBIMBING:

    dr. Riana Sari Sp. P

    Oleh:

    Bagus Burhan

    J5000 900 67

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

    2014

  • 8/10/2019 Case Report Edema Paru Kardiogenik

    2/21

    2

    CASE REPORT

    EDEMA PARU KARDIOGENIK

    Yang Diajukan Oleh:

    Bagus Burhan

    J500090067

    Telah disetujui dan disahkan oleh bagian Program Pendidikan Fakultas

    Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

    Pada hari 2014

    Pembimbing:

    dr. Riana Sari Sp. P (.)

    Dipresentasikan dihadapan:

    dr. Riana Sari Sp. P (.)

    Disahkan Ka Prodi Profesi :

    dr. Dona Dewi Nirlawati (.)

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

    2014

  • 8/10/2019 Case Report Edema Paru Kardiogenik

    3/21

    3

    A. Identitas

    Nama : Ny. R

    Jenis kelamin : PerempuanUmur : 34 th

    Alamat : Bakalan RT 6/2 Sidoharjo Bawang Batang

    Pekerjaan : Wiraswasta

    Agama : Islam

    Status Pernikahan : Menikah

    No. Rekam Medis : 084421

    Tanggal Pemeriksaan : 27 Oktober 2014

    B. Anamnesis

    Riwayat penyakit pasien diperoleh secara autoanamnesis.

    1. Keluhan Utama

    Batuk dan sesek nafas

    2. Keluhan Tambahan

    Batuk disertai dahak dan terkadang nyeri dada sebelah kanan

    3. Riwayat Penyakit Sekarang

    Pasien datang ke BBKPM tanggal 27 Oktober 2014 dengan keluhan

    batuk dan sesek nafas.

    6 bulan SMRS : Keluhan sesak nafas sudah dirasakan pasien. Awalnya

    pasien hanya mengeluh sesak bila aktivitas berat. Pasien tidak batuk,

    nyeri dada (-) dan sesak menghilang bila pasien istirahat.

    1 bulan SMRS : Keluhan bertambah berat, sehingga pasien sesak bila

    melakukan aktivitas sehari-hari. Pasien tidak batuk, nyeri dada (-) dan

    sesak menghilang bila pasien istirahat.

    1 minggu SMRS : Keluhan makin berat. Pasien sesak nafas disertai

    nyeri dada. Pasien juga mengeluh batuk berdahak. Sesak nafas timbul

    bila aktifitas ringan (seperti mencuci piring), disertai nyeri dada sebelah

    kanan bawah tapi tidak menjalar sampai lengan. Batuk disertai dahak

    berwarna putih. Pasien sudah berobat 2x dalam 1 minggu ini. Pasien

  • 8/10/2019 Case Report Edema Paru Kardiogenik

    4/21

    4

    tidak mengetahui jenis obat yang diberikan dan hasil pengobatan ada

    perbaikan tapi tidak sepenuhnya, sehingga pasien berobat ke BBKPM.

    HRMRS : Pasien mengeluh batuk disertai dahak berwarna putih. Pasiensesak nafas tapi masih dapat melakukan aktivitas. Pasien tidak mengeluh

    nyeri dada. Pasien tidak pusing, demam (-), mual (-), muntah (-), nyeri

    perut (-), keringat dingin (-), BAK dan BAB dalam batas normal.

    Kesan : Terdapat keluhan sesak nafas yang sudah lama dan semakin

    memberat. Sesak muncul dan bertambah berat saat aktivitas dan

    berkurang bila istirahat. Pasien juga batuk (+) berdahak berwarna putih

    dan terdapat nyeri dada sebelah kanan bawah.

    4. Riwayat Penyakit Dahulu

    a) Riwayat Asma : disangkal

    b) Riwayat Alergi : disangkal

    c) Riwayat TBC : disangkal

    d) Riwayat Hipertensi : disangkal

    e) Riwayat DM : disangkal

    f) Riwayat Sakit Ginjal : disangkal

    g) Riwayat Sakit Jantung : disangkal

    h) Riwayat Trauma Dada : disangkal

    5. Riwayat Penyakit Keluarga

    a) Riwayat Penyakit Serupa : disangkal

    b) Riwayat Asma : disangkal

    c) Riwayat Alergi : disangkal

    d) Riwayat TBC : disangkal

    e) Riwayat Hipertensi : disangkal

    f) Riwayat DM : disangkal

    6. Riwayat Pribadi

    Riwayat merokok :disangkal

  • 8/10/2019 Case Report Edema Paru Kardiogenik

    5/21

    5

    7. Riwayat Pekerjaan

    Pasien bekerja sebagai karyawan disebuah perusahaan. Dalam

    pekerjaannya, pasien selalu naik turun tangga 4 lantai dan dalam ruangan ber AC.

    Kesan: Tidak terdapat riwayat dahulu, penyakit keluarga maupun

    riwayat pribadi yang berhubungan dengan penyakit pasien saat ini, tetapi

    terdapat riwayat pekerjaan yang berhubungan dengan penyakit pasien

    saat ini.

    C. Status Interna

    Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 27 Oktober 2014

    1. Keadaan Umum

    KU : Sedang, Kompos Mentis

    BB : 54 kg

    2. Vital Sign

    Tekanan darah : 119/71 mmHg

    Nadi : 104 x/menit

    Pernafasan : 28 x/menit

    Suhu : 36,4 C

    Kesan: KU sedang, kesadaran kompos mentis, vital sign takikardi

    3. Pemeriksaan Fisik

    a) Kepala : Bentuk normocephal

    1) Mata : Konjungtiva anemis (-/-), edema palpebra (-/-),

    pupil anisokor (-/-)

    2) Hidung : Epistaksis (-/-), nafas cuping hidung (-/-)

    3) Mulut : Mukosa bibir kering (-), stomatitis (-), pucat (-)

    4) Leher : Pembesaran kelenjar limfe (-), peningkatan JVP (-/-),

    deviasi trakea (-/-)

    Kesan : Hasil pemeriksaan kepala dan leher dalam batas normal

  • 8/10/2019 Case Report Edema Paru Kardiogenik

    6/21

    6

    b) Thorax

    Pulmo

    1) InspeksiSimetris, ketinggalan gerak (-/-), tidak ada retraksi (-/-)

    2) Palpasi

    Fremitus: Depan Belakang

    3) Perkusi Depan Belakang

    4) Auskultasi Depan Belakang

    Jantung

    Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak

    Auskultasi : BJ I - II bising (-)

    Kesan : Hasil pemeriksaan pulmo didapatkan fremitus menurun dan

    ronki basah halus pada kedua paru di lobus bagian bawah. Pada

    pemeriksaan jantung dalam batas normal

    N N

    N N

    N N

    N N

    Sonor Sonor

    Sonor Sonor

    Sonor Sonor

    Sonor Sonor

    Sonor Sonor

    Sonor Sonor

    Ves Ves

    Ves Ves

    Ronki

    Basah

    Halus

    Ronki

    Basah

    Halus

    Ves Ves

    Ves Ves

    Ronki

    Basah

    Halus

    Ronki

    Basah

    Halus

  • 8/10/2019 Case Report Edema Paru Kardiogenik

    7/21

    7

    c) Abdomen

    Inspeksi : Sikatrik (-), purpura (-), massa (-)

    Auskultasi : Peristaltik (+)Perkusi : Timpani (+)

    Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba membesar

    Kesan : Abdomen dalam batas normal, tidak ada pembesaran

    organ.

    d) Ekstremitas

    Edema (-/-), sianosis (-/-), clubbing finger (-/-)

    Kesan : Ekstremitas dalam batas normal

    4. Pemeriksaan Penunjang

    EKG (27 Oktober 2014)

    Lead I, II, III

    Lead AVR, AVL, AVF

  • 8/10/2019 Case Report Edema Paru Kardiogenik

    8/21

  • 8/10/2019 Case Report Edema Paru Kardiogenik

    9/21

    9

    Rontgen Thorax PA (Tidak pake kontras, tgl 27 Oktober 2014)

    Kesan : Cor membesar dengan CTR >50% , pulmo terdapat gambaran corakan

    vaskuler kasar, perihilus kanan kiri suram, diafragma kanan kiri suram

  • 8/10/2019 Case Report Edema Paru Kardiogenik

    10/21

    10

    D. Resume

    ANAMNESIS

    Terdapat keluhan sesak nafas yang sudah lama dan semakin memberat. Sesakmuncul dan bertambah berat saat aktivitas dan berkurang bila istirahat. Pasien

    juga batuk (+) berdahak berwarna putih dan terdapat nyeri dada sebelah

    kanan bawah.

    Tidak terdapat riwayat dahulu, penyakit keluarga maupun riwayat pribadi

    yang berhubungan dengan penyakit pasien saat ini, tetapi terdapat riwayat

    pekerjaan yang berhubungan dengan penyakit pasien saat ini.

    PEMERIKSAAN FISIK

    KU sedang, kesadaran kompos mentis, vital sign takikardi Hasil pemeriksaan kepala dan leher dalam batas normal Hasil pemeriksaan pulmo didapatkan fremitus menurun dan ronki basah halus

    pada kedua paru di lobus bagian bawah. Pada pemeriksaan jantung dalam

    batas normal

    Abdomen dalam batas normal, tidak ada pembesaran organ. Ekstremitas dalam batas normal

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    EKG: Terdapat gelombang P yang menyerupai huruf m, biasanya terjadi

    pembesaran atrium kiri dan adanya gelombang S pada lead V6 yang

    kemungkinan terjadi pembesaran ventrikel kanan

    Rontgen Thorax PA: Cor membesar dengan CTR >50% , pulmo terdapat

    gambaran corakan vaskuler kasar, perihilus kanan kiri suram, diafragma

    kanan kiri suram

    E. DiagnosisEdema paru kardiogenik

  • 8/10/2019 Case Report Edema Paru Kardiogenik

    11/21

    11

    F. Penatalaksanaan

    - Furosemid 40mg - 0 - 0

    - ISDN 2x5mg- Digoxin 0.25 mg 0 - 0

    - Salbutamol 2 mg

    - Ambroxol 30mg

    - GG 1 tab

    G. Prognosis

    Disease : dubia ad malam

    Discomfort : dubia ad malam

    Death : dubia ad sanam

    3x1 pulv

  • 8/10/2019 Case Report Edema Paru Kardiogenik

    12/21

    12

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Definisi

    Edem paru adalah akumulasi cairan di interstisial dan alveoulus paru. Hal

    ini dapat disebabkan oleh tekanan intravaskular yang tinggi atau karena

    peningkatan permeabilitas membran kapiler yang mengakibatkan terjadinya

    ekstravasasi cairan sehingga terjadi gangguan pertukaran udara di alveoli

    secara progresif dan mengakibatkan hipoksia. 1

    B. Etiologi

    Penyebab yang tersering dari edema paru-paru adalah kegagalan

    ventrikel kiri akibat penyakit jantung arteriosklerotik atau stenosis mitralis.

    Edema paru-paru yang disebabkan kelainan pada jantung disebut edema paru

    kardiogenik, sedangkan edema paru yang disebabkan selain kelainan jantung

    disebut edema paru non kardiogenik. 1,3

    Walaupun penyebab kedua jenis edem paru tersebut berbeda, namun

    membedakannya terkadang sulit karena manifestasi klinisnya yang mirip.

    Kemampuan membedakan penyebab edem paru sangat penting karena

    berimplikasi pada penanganannya yang berbeda. 1,3

    1. Edem Paru Non Kardiogenik

    Edema paru non kardiogenik terjadi akibat dari transudasi cairan dari

    pembuluh-pembuluh kapiler paru-paru ke dalam ruang interstisial dan

    alveolus paru-paru yang diakibatkan selain kelainan pada jantung.

    Terjadinya edema paru seperti di atas dapat diakibatkan oleh berbagai

    sebab. 4,8

    a. Peningkatkan permeabilitas kapiler paru (ARDS):

    1) Secara langsung : Aspirasi asam lambung, tenggelam, kontusio

    paru, pnemonia berat, emboli lemak, inhalasi bahan kimia,

    keracunan oksigen, pankreatitis, sepsis. 4,8

  • 8/10/2019 Case Report Edema Paru Kardiogenik

    13/21

    13

    2) Tidak langsung : Sepsis, trauma berat, syok hipovolemik, transfusi

    darah berulang, luka bakar, pankreatitis, koagulasi intravaskular

    diseminata, anafilaksis. 4,8

    b. Peningkatan tekanan kapiler paru : Sindrom kongesti vena,

    pemberian cairan yang berlebih, transfusi darah, gagal ginjal. 4,8

    c. Penurunan tekanan onkotik: Sindrom nefrotik, malnutrisi,

    hiponatremia. 4,8

    2. Edem Paru Kardiogenik

    Kardiogenik atau edem paru hidrostatik atau edem hemodinamik.

    Kausa: infark miokards, hipertensi, penyakit jantung katup, eksaserbasi

    gagal jantung sistolik/ diastolik dan lainnya. 4,8

    C. Patofisiologi dan Patogenesis

    1. Edem Non Kardiogenik

    Pada paru normal, cairan dan protein keluar dari mikrovaskular

    terutama melalui celah kecil antara sel endotel kapiler ke ruangan

    interstisial. Selain itu, ketika cairan memasuki ruang interstisial, cairan

    tersebut akan dialirkan ke ruang peribronkovaskular, yang kemudian

    dikembalikan oleh sistem limfatik ke sirkulasi. 7,8

    Terdapat dua mekanisme terjadinya edem paru (1):

    a) Membran Kapiler Alveoli

    Edem paru terjadi jika terdapat perpindahan cairan dari darah ke

    ruang interstisial atau ke alveoli yang melebihi jumlah pengembalian

    cairan ke dalam pembuluh darah dan aliran cairan ke sistem

    pembuluh limfe. 1,4

    b) Sistem Limfatik

    Sistem limfatik ini dipersiapkan untuk menerima larutan koloid dan

    cairan balik dari pembuluh darah. Dengan kemampuan dari

    interstisium alveolar ini, cairan lebih sering meningkat jumlahnya di

    tempat ini ketika kemampuan memompa dari saluran limfatik

    tersebut berlebihan. Bila kapasitas dari saluran limfe terlampaui

  • 8/10/2019 Case Report Edema Paru Kardiogenik

    14/21

  • 8/10/2019 Case Report Edema Paru Kardiogenik

    15/21

    15

  • 8/10/2019 Case Report Edema Paru Kardiogenik

    16/21

    16

    D. Manifestasi Klinis

    Gejala paling umum dari edem pulmo adalah sesak nafas. Gejala-gejala

    umum lain termasuk mudah lelah, lebih cepat sesak nafas dengan aktivitasyang biasa (dyspnea on exertion), nafas yang cepat (takipnea). 3,4,5

    Tingkat oksigen darah yang rendah (hypoxia) mungkin terdeteksi pada

    pasien-pasien dengan edem pulmo. Lebih jauh, atas pemeriksaan paru-paru

    mungkin mendengar suara-suara paru yang abnormal, seperti rales atau

    crakles. 3,4

    Manifestasi klinis edem paru secara spesifik juga dibagi dalam 3 stadium:

    1. Stadium 1

    Adanya distensi dan pembuluh darah kecil paru yang prominen akan

    memperbaiki pertukaran gas di paru dan sedikit meningkatkan kapasitas

    difusi gas CO. Keluhan pada stadium ini mungkin hanya berupa adanya

    sesak nafas saat bekerja. Pemeriksaan fisik juga tak jelas menemukan

    kelainan, kecuali mungkin adanya ronkhi pada saat inpsirasi karena

    terbukanya saluran nafas yang tertutup saat inspirasi. 4,5

    2. Stadium 2

    Pada stadium ini terjadi edem paru interstisial. Batas pembuluh darah

    paru menjadi kabur, demikian pula hilus juga menjadi kabur dan septa

    interlobularis menebal (garis kerley B). Adanya penumpukan cairan di

    jaringan interstisial, akan lebih memperkecil saluran nafas kecil, terutama

    di daerah basal oleh karena pengaruh gravitasi. Sering dijumpai takipnea.4,5

    3. Stadium 3

    Pada stadium ini terjadi edem alveolar. Pertukaran gas sangat terganggu,

    terjadi hipoksemia dan hipokapsia. Penderita nampak sesak sekali dengan

    batuk berbuih kemerahan. Kapasitas vital dan volume paru yang lain

    turun dengan nyata. Penderita biasanya menderita hipokapsia, tetapi pada

    kasus yang berat dapat terjadi hiperkapnia dan acute respiratory

    acidemia. 4,5

  • 8/10/2019 Case Report Edema Paru Kardiogenik

    17/21

    17

    Edem paru yang terjadi setelah infark miokard akut biasanya akibat

    hipertensi kapiler paru. Edem paru kardiogenik ini merupakan spektrum

    klinis Acute Heart Failure Syndrome (AHFS). AHFS didefinisikan sebagai:munculnya gejala dan tanda akut yang merupakan sekunder dari fungsi

    jantung yang tidak normal. Cairan edem paru nonkardiogenik memiliki kadar

    protein tinggi karena membran pembuluh darah lebih permeabel untuk

    dilewati oleh protein plasma. 4,5

    E. Diagnosis

    Tampilan klinis edem paru kardiogenik dan nonkardiogenik mempunyai

    beberapa kemiripan.

    1. Anamnesis

    Anamnesis dapat menjadi petunjuk ke arah kausa edem paru,

    misalnya adanya riwayat sakit jantung, riwayat gejala yang sesuai dengan

    gagal jantung kronik. Edem paru kardiogenik, kejadiannya sangat cepat

    dan terjadi hipertensi pada kapiler paru. Keadaan ini merupakan

    pengalaman yang menakutkan bagi pasien karena mereka batuk-batuk

    dan seperti seseorang yang akan tenggelam. 1,5

    Pada edem paru non kardiogenik didapatkan bahwa awitan penyakit

    ini berbeda-beda, tetapi umumnya akan terjadi secara cepat. Penderita

    sering sekali mengeluh tentang kesulitan bernapas atau perasaan tertekan

    atau perasaan nyeri pada dada. Biasanya terdapat batuk yang sering

    menghasilkan riak berbusa dan berwarna merah muda. Terdapat takipnue

    serta denyut nadi yang cepat dan lemah, biasanya penderita tampak

    sangat pucat dan mungkin sianosis. 2,3

    2. Pemeriksaan Fisik

    Berdasarkan vital sign terdapat takipnea, ortopnea (menifestasi

    lanjutan), takikardia, hipotensi atau tekanan darah bisa meningkat. Secara

    inspeksi pasien biasanya dalam posisi duduk agar dapat mempergunakan

    otot-otot bantu nafas dengan lebih baik saat respirasi atau sedikit

    membungkuk ke depan, akan terlihat retraksi inspirasi pada sela

  • 8/10/2019 Case Report Edema Paru Kardiogenik

    18/21

    18

    interkostal dan fossa supraklavikula yang menunjukan tekanan negatif

    intrapleural yang besar dibutuhkan pada saat inpsirasi, batuk dengan

    sputum yang berwarna kemerahan (pink frothy sputum) serta JVPmeningkat. 4

    Pada palpasi terdapat edem perifer, akral dingin dengan sianosis.

    Dari auskultasi pemeriksaan paru akan terdengar ronki basah dan

    terdapat wheezing . Pemeriksaan jantung dapat ditemukan ditemukan

    gallop. Pada pemeriksaan fisik perkusi terdengar keredupan. 4

    3. Pemeriksaan penunjang

    a) Pemeriksaan Laboratorim

    Pemeriksaan laboratorim yang relevan diperlukan untuk

    mengkaji etiologi edem paru. Pemeriksaan tersebut diantaranya

    pemeriksaan hematologi/ darah rutin, fungsi ginjal, elektrolit, kadar

    protein, urinalisa gas darah, enzim jantung (CK-MB, troponin I) dan

    Brain Natriuretic Peptide (BNP) . 4

    b) Radiologi

    Pada foto thorax menunjukan jantung membesar, hilus yang

    melebar, pedikel vaskuler dan vena azygos yang melebar. Diagnosis

    edema paru akan lebih meyakinkan bila ada gambaran butterfly

    pattern atau bat`s wing. 4

    c) EKG

    Pemeriksaan EKG bisa normal atau seringkali didapatkan tanda-

    tanda iskemik atau infark miokard akut dengan edema paru. Pasien

    dengan krisis hipertensi gambaran EKG biasanya menunjukan

    gambaran hipertrofi ventrikel kiri. 4

    d) Ekhokardiografi

    Pemeriksaan ini merupakan baku emas untuk mendeteksi

    disfungsi ventrikel kiri. Ekhokardiografi dapat mengevaluasi fungsi

    miokard dan fungsi katup sehingga dapat dipakai dalam

    mendiagnosis penyebab edem paru. 4

  • 8/10/2019 Case Report Edema Paru Kardiogenik

    19/21

    19

    e) Katerisasi Pulmonal

    Pengukuran tekanan baji pulmonal (pulmonary artery occlusion

    pressure/PAOP) dianggap sebagai pemeriksaan baku emas untukmenentukan penyebab edem paru akut. 4

    G. Penatalaksanaan

    Penatalaksanaan edem paru non kardiogenik:

    1. Supportif

    Mencari dan menterapi penyebabnya. Yang harus dilakukan adalah :

    a) support kardiovaskular

    b) terapi cairanc) renal support

    d) pengelolaan sepsis

    2. Ventilasi

    Menggunakan ventlasi protective lung atau protocol ventilasi ARDS net.

    Pengobatan yang dilakukan di arahkan terhadap penyakit primer yang

    menyebabkan terjadinya edema paru tersebut disertai pengobatan suportif

    terutama mempertahankan oksigenasi yang adekuat dan optimalisasi

    hemodinamik sehingga diharapkan mekanisme kompensasi tubuh akan

    bekerja dengan baik bila terjadi gagal multiorgan. 2

    Pemberian oksigen sering berguna untuk meringankan dan

    menghilangkan rasa nyeri dada dan bila memungkinkan dapat dicapai paling

    baik dengan memberikan tekanan positif terputus-putus. Kebutuhan untuk

    intubasi dan ventilasi mekanik mungkin akan semakin besar sehingga pasien

    harus dirawat di unit perawatan intensif (ICU). 6

    Optimalisasi fungsi hemodinamik dilakukan dengan berbagai cara.

    Dengan menurunkan tekanan arteri pulmonal berarti dapat membantu

    mengurangi kebocoran kapiler paru. Caranya ialah dengan retriksi cairan,

    penggunaan diuretik dan obat vasodilator pulmonal (nitric oxide/NO). Pada

    prinsipnya penatalaksanaan hemodinamik yang penting yaitu

    mempertahankan keseimbangan yang optimal antara tekanan pulmoner yang

  • 8/10/2019 Case Report Edema Paru Kardiogenik

    20/21

    20

    rendah untuk mengurangi kebocoran ke dalam alveoli, tekanan darah yang

    adekuat untuk mempertahankan perfusi jaringan dan transport oksigen yang

    optimal.6

    H. Prognosis

    Prognosis tergantung pada penyakit dasar dan faktor penyebab/pencetus

    yang dapat diobati. Walaupun banyak penelitian telah dilakukan untuk

    mengetahui mekanisme terjadinya edema paru nonkardiogenik akibat

    peningkatan permeabilitas kapiler paru, perbaikan pengobatan, dan teknik

    ventilator tetapi angka mortalitas pasien masih cukup tinggi yaitu > 50%.

    Beberapa pasien yang bertahan hidup akan didapatkan fibrosis pada parunya

    dan disfungsi pada proses difusi gas/udara. Sebagian pasien dapat pulih

    kembali dengan cukup baik walaupun setelah sakit berat dan perawatan ICU

    yang lama. 2,3,6

  • 8/10/2019 Case Report Edema Paru Kardiogenik

    21/21

    21

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Harun S dan Sally N. EdemParuAkut . 2009. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, AlwiI, Simadibrata M, SetiatiS,editor. BukuAjarIlmuPenyakitDalam 5 th ed. Jakarta:

    PusatPenerbitanDepartemenIlmuPenyakitDalamFakultasKedokteranUniversitas

    Indonesia. p. 1651-3.

    2. Soemantri. 2011. Cardiogenic Pulmonary Edema . NaskahLengkap PKB XXVI

    IlmuPenyakitDalam 2011. FKUNAIR-RSUD DR.Soetomo, p.113-9.

    3. Alasdair et al. Noninvasive Ventilation in Acute Cardiogenic Pulmonary Edema .

    N Engl J Med 2008; 359: 142-51.

    4. Lorraine et al. Acute Pulmonary Edema . N Engl J Med. 2005; 353:2788-96.5. Maria I. 2010. PenatalaksanaanEdemParupadaKasus VSD dan Sepsis VAP .

    Anestesia& Critical Care. Vol 28 No.2 Mei 2010 p.52.

    6. Amin Z, Ranitya R. Penatalaksanaan Terkini ARDS . Update: Maret 2006.

    Availablefrom:URL:http://www.interna.fk.ui.ac.id/artikel/darurat2006/dar2_01.h

    tml

    7. Soewondo A, Amin Z. Edema Paru .Dalam: Soeparman, Sukaton U, Waspadji S,

    et al, Ed. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 1998; 767-

    72.

    8. Behrman RE, Vaughan VC. Ilmu Kesehatan Anak Nelson . Nelson WE, Ed.

    Edisi ke-12. Bagian ke-2. EGC. Jakarta. 1993; 651-52.