case referat ppok (revisi)

Upload: ayundari-primarani

Post on 10-Oct-2015

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/13/2019 Case Referat Ppok (Revisi)

    1/9

    1

    IDENTITAS PASIEN

    Nama : Tn. Umar Daulat Nainggolan

    Umur : 78 tahun

    Jenis kelamin : Laki- laki

    Alamat : Taman Kebalen Indah Blok N1 No.39. RT 001/012. Kec.

    Babelan. Kota Bekasi

    Pekerjaan : Pensiunan

    Agama : Protestan

    Status : Menikah

    Tanggal masuk RS : 26 Juli 2014

    No. Rekam medis : 03449762

    Ruang : Mawar

    ANAMNESIS

    Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 27 Juli 2014

    Keluhan Utama : sesak

    A. Keluhan Tambahan : batuk berdahak, penurunan berat badan, demam

    B. Riwayat Penyakit Sekarang

    Os datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas sejak 1 bulan terakhir. Sesak dirasakan

    semakin bertambah apabila dalam posisi tidur terlentang sehingga os biasa tidur

    dengan 1 atau 2 bantal. Sesak sampai mengganggu aktivitas, os bahkan merasa ngos-

    ngosan jika berjalan kurang lebih 10 meter. Selain sesak, terdapat juga keluhan batuk

    berdahak. Batuk sejak 1 bulan yang lalu. Sejak 2 minggu terakhir dahak dirasakan

    semakin banyak. Dahak berwarna putih, kental dan tidak berbusa. Os juga mengalami

    penurunan berat badan beberapa bulan belakangan serta tidak nafsu makan. Os juga

    sering demam, tetapi demam tidak diukur dengan termometer namun dirasa cukuptinggi. BAB dan BAK normal, tidak ada keluhan.

  • 7/13/2019 Case Referat Ppok (Revisi)

    2/9

    2

    C. Riwayat Penyakit Dahulu

    Os memiliki riwayat sakit asma serta pernah menderita penyakit TB paru dan sudah

    dinyatakan sembuh. Tidak ada riwayat penyakit jantung, namun beberapa minggu

    belakangan menderita hipertensi. Tidak ada riwayat DM.

    D. Riwayat Penyakit Keluarga

    Tidak ada yang mengalami sakit serupa. Hipertensi (-), DM (-)

    E. Riwayat Kebiasaan

    Os merokok kretek sejak usia sekitar 20 tahun. Merokok selama kurang lebih 40

    tahun, sekarang sudah tidak merokok. Dahulu merokok sebanyak sekitar setengah

    bungkus rokok (10 batang) per hari. Tidak ada riwayat kebiasaan mengkonsumsi

    minuman beralkohol.

    F. Riwayat Pengobatan

    Os pernah mengkonsumsi OAT. Tidak mengkonsumsi obat anti hipertensi.

    PEMERIKSAAN FISIK.

    A. Keadaan Umum

    Kesadaran : compos mentis

    Kesan sakit : tampak sakit sedang

    Kesan gizi : kurus

    B. Tanda vital

    Tekanan darah : 130/90 mmHg

    Nadi : 88 x / menit

    Suhu : 36,6C

    Pernapasan : 28 x / menittakipnea

    C. Status gizi

    Tinggi badan : 170 cm

    Berat badan : 47 kg

  • 7/13/2019 Case Referat Ppok (Revisi)

    3/9

    3

    IMT : 16,3 (kurus)

    D. Status generalis

    Kepala : Normocephali, rambut putih, distribusi merata, tidak mudah dicabut

    Wajah : simetris

    Mata : alis warna hitam distribusi merata, udem palpebra -/-, konjungtiva

    anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil bulat isokor, refleks cahaya

    langsung +/+, refleks cahaya tidak langsung +/+

    Hidung : deviasi septum (-) , deformitas (-) , sekret (-)

    Telinga : normotia, nyeri tekan tragus (-), nyeri tarik (-), serumen (-)

    Mulut : sianosis (-), mukosa bibir kering, purse-lipped breathing (-)

    Leher : KGB tidak teraba membesar, tiroid tidak teraba membesar, JVP 5+2

    cm H2O

    Thorax :

    Paru

    Inspeksi : gerakan dada simetris kanan dan kiri, barrel-chest (+), sela iga

    melebar

    Palpasi : vocal fremitus simetris melemah

    Perkusi : hipersonor di seluruh lapang paru

    Auskultasi : suara nafas vesikular melemah, wheezing +/-, rhonki -/-,

    ekspirasi memanjang

    Jantung

    Inspeksi : pulsasi tidak terlihat

    Palpasi : iktus cordis sulit diraba

    Perkusi : batas kanan dan kiri jantung sulit ditentukan

    Auskultasi : bunyi jantung I dan II reguler. Gallop (-), murmur (-). Bunyi

    jantung melemah/ terdengar jauh.

    Abdomen :

    Inspeksi : cekung

    Auskultasi : bising usus (+)

    Perkusi : timpani

    Palpasi : supel, hepar teraba 1 jari di bawah arcus costae

  • 7/13/2019 Case Referat Ppok (Revisi)

    4/9

    4

    Ekstremitas :

    Superior

    Inspeksi : simetris, deformitas (-), edema (-),

    Palpasi : hangat, edema (-)

    Inferior

    Inspeksi : simetris, deformitas (-), edema (-)

    Palpasi : hangat, edema (-)

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    1. Laboratorium (26 Juli 2014) :

    Hematologi

    Darah lengkap

    Laju Endap Darah 75 Mm 015

    Leukosit 20 Ribu/uL 510

    Hitung Jenis

    Basofil 0 %

  • 7/13/2019 Case Referat Ppok (Revisi)

    5/9

    5

    Trombosit 298 Ribu/uL 150400

    Kimia Klinik

    Fungsi ginjal

    Ureum 50 mg/dL 2040

    Kreatinin 1.27 mg/dL 0.51.5

    Diabetes

    Glukosa darah sewaktu 78 mg/dL 60110

    Elektrolit

    Natrium (Na) 137 mmol/L 135145

    Kalium (K) 4.2 mmol/L 3.55.0

    Clorida (Cl) 94 mmol/L 94111

    2.

    Foto thorax

    Interpretasi : Skeletal normal

    Jantung menggantung

    Diafragma mendatar

    Tak tampak infiltrat

    Kesan : emfisematous lung

  • 7/13/2019 Case Referat Ppok (Revisi)

    6/9

    6

    RESUME

    Pasien seorang laki- laki berusian 78 tahun dengan keluhan dyspnea, ortopnea, batuk yang

    produktif dengan sputum putih keruh. Pasien mengalami penurunan berat badan sejak

    beberapa bulan belakangan dan tidak nafsu makan. Pasien merupakan mantan perokok,

    memiliki riwayat hipertensi. Dari hasil inspeksi didapatkan gambaran barrel-chest diserti

    pelebaran sela iga. Dari hasil palpasi didapatkan vocal fremitusnya melemah dan ictus cordis

    sulit diraba. Dari hasil perkusi didapatkan suara hipersonor di seluruh lapang paru, sedangkan

    batas- batas jantung sulit dinilai. Dari hasil auskultasi didapatkan suara nafas vesikular yang

    melemah, suara ekspirasi yang memanjang, wheezing di paru kanan dan suara jantung yang

    terdengar jauh atau melemah. Dilakukan pemeriksaan laboratorium darah yang menunjukkan

    hasil berupa LED 75 (meningkat), leukosit 20 (meningkat), eritrosit 3.64 (menurun), Hb 11(menurun), hematokrit 34.7 (menurun). Pada hitung jenis didapatkan segmen 76 (meningkat),

    limfosit 8 (menurun), serta monosit 11 (meningkat). Hasil pemeriksaan index eritrosit

    didapatkan MCV 95.4 (meningkat) dan MCHC 31.7 (menurun). Hasil pemeriksaan kimia

    klinik menunjukkan kadar ureum 50 (meningkat), hal ini bisa sebagai pertanda adanya

    dehidrasi. Dilakukan pula pemeriksaan foto thorax untuk melihat gambaran paru dan jantung,

    hasil foto menunjukkan kesan emfisematous lung.

    DIAGNOSIS KERJA

    Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang maka dapat disimpulkan

    bahwa pasien menderita PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) dengan eksaserbasi akut.

    Eksaserbasi akut pada PPOK berarti timbulnya perburukan dibandingkan dengan kondisi

    sebelumnya. Eksaserbasi dapat disebabkan infeksi atau faktor lainnya seperti polusi udara,

    kelelahan atau timbulnya komplikasi.

    Gejala eksaserbasi :

    - Sesak bertambah

    - Produksi sputum meningkat

    - Perubahan warna sputum

  • 7/13/2019 Case Referat Ppok (Revisi)

    7/9

    7

    PEMERIKSAAN TAMBAHAN

    Diusulkan untuk melakukan pemeriksaan analisa gas darah untuk mencari tahu apakah terjadi

    hipoksemia maupun hiperkarbia. Hasil dari pemeriksaan AGD ini juga dapat dijadikan

    penentu jumlah oksigen yang akan diberikan.

    TATALAKSANA

    Non medikamentosa :

    Berhenti merokok

    Sesuaikan aktivitas dengan kemampuan fisik

    Terapi rehabilitasi (terutama optimalisasi fungsi diafragma)

    Medikamentosa :

    Infus Ringer laktat / 24 jam

    O23 l/ menit

    Metilprednisolon 2 x 62.5 mg

    Ambroxol 3 x 1

    Cefotaxim 2 x 1 gr

    Nebulizer 3 x : Combivent 1 ampul

    Pulmicort 1 ampul

    Bisolvon 1 cc

    Salbutamol 3 x 2 mg

    Amlodipin 1 x 5 mg

    Curcuma 3 x 1 tab

    PROGNOSIS

    Ad vitam : dubia

    Ad fungsionam : dubia ad malam

    Ad sanationam : ad malam

  • 7/13/2019 Case Referat Ppok (Revisi)

    8/9

    8

    PEMBAHASAN

    Penyakit Paru Obstruksi Kronik atau yang biasa disebut PPOK merupakan penyakit kronik

    yang ditandai dengan keterbatasan aliran udara di dalam saluran nafas yang tidak sepenuhnya

    reversibel. Gangguan yang bersifat progresif ini disebabkan karena terjadinya inflamasi

    kronik akibat pajanan partikel atau gas beracun yang terjadi dalam kurun waktu yang cukup

    lama. Penyebab utama dari PPOK adalah paparan asap rokok, sehingga penyakit ini

    umumnya idderita oleh para perokok ataupun mantan perokok baik perokok pasif maupun

    aktif.

    Gejala klinis PPOK yang terdapat pada pasien ini ialah adanya sesak, batuk yang produktif

    serta penurunan berat badan. Sesak diakibatkan oleh penyempitan saluran nafas baik saluran

    nafas yang besar maupun kecil yang disebabkan oleh perubahan konstituen normal saluran

    nafas terhadap respon inflamasi yang persisten. Epitel saluran nafas yang dibentuk oleh sel

    skuamous akan mengalami metaplasia, sel-sel silia mengalami atropi dan kelenjar mukus

    menjadi hipertropi.

    Produksi dahak sebagai akibat dari hipersekresi mukus diakibatkan oleh paparan asap rokok

    yang memancing reaksi inflamasi yang ditandai dengan infiltrasi limfosit T, neutrofil serta

    makrofag pada dinding saluran nafas. Neutrofil yang meningkat akan memicu ekspresi gen

    IL-4 yang bekerja pada subepitel bronkus dan kelenjar submukosa penghasil sekret hingga

    terjadilah produksi mukus yang berlebih. Adanya disfungsi siliar mempersulit proses

    ekspektorasi dan pada akhirnya akan menyebabkan obstruksi saluran nafas di saluran nafas

    yang kecil dengan diameter < 2 mm sehingga lama kelamaan akan menyebabkan air trapping.

    Air trapping dapat terlihat pada foto thorax dimana kedua lapang paru tampak hiperlucent

    akibat udara berlebih di dalam paru. Terlihat juga gambaran diafragma yang mendatar karena

    terdorong oleh udara tersebut. Gambaran jantung menggantung terbentuk akibat diafragma

    yang mendatar tersebut. Batuk itu sendiri merupakan refleks pertahanan tubuh akibat adanya

    mukus berlebih yang perlu dikeluarkan.

    Penurunan berat badan pada pasien PPOK berhubungan dengan TNF- yang berperan dalam

    proses inflamasi, dimana TNF- itu sendiri juga mempengaruhi percepatan metabolisme dan

    perubahan protein serta peningkatan berkurangnya berat badan. Ditambah lagi pada pasien ini

    terdapat keluhan tidak nafsu makan, sehingga dari intake nutrisinya pun sudah kurang.

    Seseorang dikatakan mengalami PPOK eksaserbasi akut apabila kondisi pasien mengalamiperburukan yang bersifat akut dari kondisi sebelumnya yang stabil dan dengan variasi gejala

  • 7/13/2019 Case Referat Ppok (Revisi)

    9/9

    9

    harian normal sehingga pasien memerlukan perubahan pengobatan dari yang biasa

    digunakan. Eksaserbasi biasa diakibatkan oleh infeksi bakteri. Pada pasien ini terdapat

    eksaserbasi akut, dimana diagnosis eksaserbasi ditegakkan berdasarkan anamnesis yang

    menyatakan bahwa pasien sering demam tinggi, sesak semakin bertambah dan produksi

    dahak yang semakin banyak. Hasil pemeriksaan yang mendukung diagnosis

    bronkopneumonia adalah terdapat peningkatan leukosit sampai 20 ribu/ ul dan peningkatan

    LED. Dari hasil anamnesis sendiri dapat dilihat adanya perburukan yang bersifat akut dari

    kondisi sebelumnya sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami eksaserbasi.