case kad
TRANSCRIPT
Laporan kasus 2
Dr. Toton S, Sp.PD
Februari 20011
Identitas • Nama : Tn. H• Umur : 49 tahun• Agama : Islam• Status : Menikah• Alamat : BTN Limbangan Sari• Tanggal Masuk : 14 Februari 2011• No Reg : 101114088
Anamnesis
Keluhan Utama
Pasien Merasa sesak ± 3 jam SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh sesak ± 3 jam SMRS. Sesak datang mendadak saat pasien pulang kerja. Awalnya badan terasa meriang, lemas, gemetaran dan lalu sesak yang tidak tertahankan. Mual (+), muntah (+), Demam (-)
Sudah ± 2 bulan pasien sering merasa haus, banyak makan tapi tidak kenyang serta sering terbangun malam untuk kencing, saat siang hari badan terasa lemas, dan mengantuk. Dari akhir tahun 2010 sampai masuk BB pasien ↓ ± 15 kg.
Pasien di diagnosa DM sejak tahun 2006, saat itu pasien sempat mengalami pengobatan DM, namun tahun 2008 pasien berhenti minum obat dengan alasan merasa sudah sembuh. Dan pasien mengaku sulit mengontrol nafsu makan dan kebiasaan jajan di luar.
RPD •Hypertensi (-)•Riwayat Asma (+)
RPK• Dikeluarga tidak ada yang
seperti ini
R. Psi •Pasien punya kebiasaan jajan sembarangan•Tidak bisa mengontrol nafsu makan.
Pemeriksaan Fisik
• Kesadaran : Compos Mentis• K. Umum : Tampak Sakit Berat• TTV :
– TD : 130/90 mmHg– Suhu : 36,7oC– Napas : 28 x/ menit, napas cepat dan dalam,
cuping hidung (+), Retraksi dinding dada (+)– Nadi : 92 x/ menit
Status Generalis
Kepala
•Normocephal, wajah tampak pucat•Anemis -/-, ikterik -/-, pupil isokor ±3 mm•Pernapasan cuping hidung (+)•Telinga dalam batas normal•Bibir tampak kering, lidah tidak kotor, gigi-geligi baik, faring tidak hiperemis, T1-T1
Leher •Thyroid (-)•KGB tidak teraba•JVP tidak meningkat
Toraks •Normo cest, nyeri tekan (-), masa (-)•Vokal Fremitus +/+ simetris•Pulmo : vesikuler +/+, ronki -/-, Wheezing -/-•Cor : ictus cordis teraba pada ICS 4 linea midclavikula, BJ 1 dan 2 normal, reguler
Abdomen •Tampak cembung, •Nyeri Tekan Epigastrium (+)•Hepatomegali (-). Splenomegali (-)•Turgor kulit (+) Normal•Bising Usus (+) normal
Ekstremitas •Akral dingin, tangan dan kaki lembab, sianosis (-)•Odem (-), RCT < 2 “
Pemeriksaan Penunjang
• Blood Gas Values– pH : 7,02– pO2 : 122,7 mmHg
• Oxigen Status– pO2 :9,3 mmol/L
• Electrolyte Values– cK+ : 5,6– cNa+ : 1,34– cCl- : 95
• Acid Base Status– cHCO3 : 7,6 mmol/L
GDS : 498 mg%Ketone Urine : +3
Follow UpKeterangan
15/02 - 2011
16/ 02 - 2011
17/02 - 2011
18/02 - 2011
Subjek : Tidak ada keluhan
Mual Tidak ada keluhan
Tidak ada keluhan
Objek : Tanda dehidrasi (-), kusmaull (-)
Tanda dehidrasi (-), kusmaull (-)
Tanda dehidrasi (-), kusmaull (-)
Tanda dehidrasi (-), kusmaull (-)
Napas, nadi, suhu
20, 80, 36oC 18, 92, 37,4oC 22, 80, 36,5oC 18, 84, 37oC
Tekanan Darah
140/90 140/80 130/80 130/80
Gula darah
GDP : 395GD2PP : 441
GDP : 320GD2PP : 381
GDP : 380GD2PP : 381
GDP : 397GD2PP : 457
Lanjutan,..
Keterangan
15/2-2011
16/2-2011
17/2-2011
18/2-2011
GDS : 395 mg%GD2PP : 441mg%
Urinalisis :Keton +3Glukosa +4
Elektrolite: K+ : 3,7 mEq/LNa+ : 131 mEq/LCl - : 102 mEq/L
HbA1C : > 14%
Diagnosa
• Ketoasidosis Diabetik• Diabetes Mellitus tidak terkontrol• Hypertensi
Terapi
• Ketoasidosis Diabetik– Cairan : NaCl 0,9% 1-2 L dlm 1 jam pertama– Isulin – Kalium – Bikarbonat – Glukosa
• DM tidak terkontrol• Hypertensi
– Captopril
Tinjauan Pustaka Ketoasidosis
DiabetikDiabetes MellitusHypertens
iPembimbing :Dr. Toton S, SpPD
By : Tika Junita
Ketoasidosis Diabetik
Gejala Klinis
• Penurunan kesadaran • Sesak nafas • Dehidrasi • Suhu badan tinggi • Muntah-muntah • Banyak kencing
Kriteria Diagnosis KAD
• Kadar glukosa > 250 mg% ; 493 mg% • pH < 7,35 ; 7,02• HCO3 rendah ; 7,6 mmol/L• Anion gap tinggi ; ??• Keton Serum positif ; +3
IPD FKUI Jilid III, Edisi IV
Diabetes Mellitus
Merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya
American Diabetes Association (ADA) 2005
Gambaran Klinik• Poliuriterutama malam hari• Polidipsi• Polifagi • Kelemahan• Kesemutan• Gatal-gatal• Penglihatan kabur• Gairah seks menurun• Luka sukar sembuh
Kriteria Diagnosis DM
Intervensi Farmakologis
1. OHOBerdasarkan cara kerjanya:a. Insulin secretagogue: Sulfonilurea dan glinidb. Insulin sensitizing: Metformin, thiazolidindionc. Penghambat glukoneogenesis: Metformind. alfa-glukosida inhibitor: Acarbose
2. InsulinBerdasarkan lama kerja:a. Rapid actingb. Short actingc. Intermediate actingd. long actinge.premixed insulin
KONSENSUS ADA 20061.Metformin + Perubahan pola
hidup2.Kombinasi 2 OHO3.Kombinasi 3 OHO atau 2 OHO +
long acting insulin4.Insulin
Cara pemberian OHO
• Selalu mulai dg dosis kecil, tingkatkan bertahap sesuai respon kadar glukosa darah
• SU generasi 1 dan 2: 15-30 menit sebelum makan
• Glimepirid: sebelum/sesaat sebelum makan• Repaglinid, nateglinid: sesaat/sebelum makan• Metformin: sebelum/pada saat/sesuah makan• Alfa-glukosida inhibitor: bersama makan
suapan pertama• Tiazolidindion:tidak bergantung jadwal makan
Jenis Cara Kerja Utama
Efek Samping Utama
Penurunan A1c
Sulfonilurea Meningkatkan sekresi insulin
BB naik, hipoglikemi
1,5-2%
Glinid Meningkatkan sekresi insulin
BB naik, hipoglikemi
?
Metformin Menekan prod glukosa hati & menambah sensitivitas insulin
Diare, dispepsia, asidosis laktat
1,5-2%
Penghambat glukosida alfa
Menghambat absorbsi glukosa
Flatulens, tinja lembek
0,5-1%
Tiazolidindion Menambah sensitivitas insulin
Edema 1,3%
Insulin Menekan prod glukosa hati, stimulasi pemanfaatan glukosa
Hipoglikemi, BB naik
Potensial sd normal
Dosis initial (mg/hr)
Dosis maksimal (mg/hr)
Frekuensi (x/hari)
SULFONILUREAGlibenclamideGliclazideGlipizideGliquidoneKlorpropamideGlimepiride
MEGLITINIDERepaglinideNateglinide
METFORMIN
Alfa-glukosida inhibitorAcarbose
2,580530500,5
1,5120
500
50
15-20240201205006
8360
3000
300
1-21-22-3111
33
1-3
3
Insulin• 20-25% DM tpe 2 akan memerlukan
insulin u/ mengendalikan kadar glukosa darahnya
• u/ memenuhi kebutuhan insulin basal: insulin kerja menengah atau kerja panjang
• u/ memebuhi kebutuhan insulin prandial: insulinkerja cepat atau insulin kerja sanagt cepat
Indikasi Terapi Insulin1. Semua DM tipe 12. DM tipe 2 bila kdr glukosa darah tdk terkendali
dgn terapi jenis lain, atau bila stres fisiologis3. DM gestasi4. DM KetoasidosisHiperglikemi HONK5. Hiperglikemi dgn asidosis laktat
Jika kadar glukosa darah tdk t’kontrol dengan baik (A1c>6,5%) dlm jangka wkt 3 bln dgn 2 obat oral sdh ada indikasi u/ memulai terapi kombinasi OHO dan insulin
Hitung Insulin Harian Total (IHT)=0,5 unit x BB (kg)
Insulin Prandial Total (IPT) (lispro, aspart atau reguler)=60%
IHT
Insulin Basal Total (IBT) (NPH, glargine,
ultralente)= 40% IHT
Dosis sblm tidur= IBT
Dosis makan
malam= 1/3 IPT
Dosis makan siang= 1/3
IPT
Dosis sarapan=
1/3 IPT
Sedian insulin Awal kerja (jam)
Puncak kerja (jam)
Insulin analog, kerja sangat cepat(ultra-rapid-acting)Insulin glulisin (Apidra)Insulin aspart (Novo rapid)Insulin lispro (HumalogInsulin kerja menengah(intermediate-acting)NPH InsulatardHumulin NInsulin kerja pendek(short-acting)Reguler (Human) HumulinR/actrapidInsulin kerja panjang(long-acting)Insulin glargine (lantus)Insulin detemir (levemir)Insulin campuranKerja cepat dan menengah70% NPH/30% reguler (Mixtard, Humulin 70/30)70% NPH/30% analog rapid (Novomix)
0,2-0,50,2-0,50,2-0,5
1,5-4
0,5-1
1-31-3
0,5-1 0,5-1
0,5-20,5-20,5-2
4-10
2-3
Tanpa puncak
3-12 3-12
Terapi kombinasi• Pemberian OHO/insulin selalu mulai
dgn dosis rendah• OHO kombinasi: pilih 2 macam obat
dgn mekanisme kerja berbeda• Bila STT, dpt kombinasikan 3 OHO dr
kel b’beda atau OHO dan insulin• u/ kombinasi OHO dgn insulin, banyak
dipakai insulin basal (kerja sedang) pd malam hari sblm tidur
HYPERTENSI Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VII
Klasifikasi tekanan darah Tekanan darah sistolik
(mmHg)
Tekanan darah diastolik
(mmHg)
Normal < 120 < 80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi grade 1 140-159 90-99
Hipertensi grade 2 >160 >100
The Silent Killer, IDI
Gejala klinis• Tanpa gejala • Setelah terjadinya komplikasi pada organ target ginjal,
mata, otak dan jantung• Sakit kepala, epistaksis, pusing dan migren• Berat /menahun & tidak diobati
sakit kepala kelelahan mual-muntah sesak nafas gelisah pandangan menjadi kabur
kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal
Tatalaksana
Terapi nonfarmakologis :• Menghentikan merokok• Menurunkan berat badan
berlebih• Menurunkan konsumsi alcohol
berlebih• Latihan fisik• Menurunkan asupan garam• Meningkatkan konsumsi buah
dan sayur serta menurunkan asupan lemak
Terapi farmakologis :• Diuretika, terutama jenis Thiazie
(Thiaz) atau Aldosterone Antagonist (Aldo Ant)
• Beta Blocker (BB)• Calcium Channel Blocker atau
Calcium Anatagonist (CCB)• Angiotensin Converting Enzyme
Inhibitor (ACEI)• Angiotensin II Receptor Blocker
atau AT1receptor antagonist / blocker (ARB)
Kesimpulan • Pasien laki-laki 49 tahun menderita DM sejak tahun 2006
masuk IGD RSUD Cianjur dengan Ketoasidosis Diabetik. Dengan keluhan sesak yang hebat, lemas, mual serta muntah. Ditemukan tanda-tanda dehidrasi, Kusmaull, TD 130/90 mmHg, GDS 498 mg%, HCO3 7,6 , keton +3.
• DM tidak terkontrol ± 3 tahun, pasien masih mengeluhkan polidipsi, poliuri, polifagi, kelemahan dan kesemutan.
• TD saat masuk 130/90 mmHg, dan berberapa hari obserfasi TD belum mencapai target.
Terima Kasih