case combutio - dr.frans

19
PRESENTASI KASUS LUKA BAKAR (COMBUSTIO) KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RUMAH SAKIT HUSADA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA Topik : Luka Bakar dr. Pembimbing : dr. Fransiscus Wanahita Nama Penyaji : Marvin Lie NIM : 11-2009-238 I. IDENTITAS PASIEN Nama Lengkap : An. A.R. Jenis Kelamin : Laki-laki Tempat/Tanggal Lahir : 23 Oktober 2009 Umur : 8 Bulan 18 Hari Suku Bangsa : Jawa Agama : Islam Pendidikan : Belum sekolah Alamat : Diketahui Hubungan dengan Orangtua : Anak Kandung Tgl masuk RS Husada : 8 July 2010, Pk. 15.30 WIB II. ANAMNESIS Diambil dari alloanamnesis dari Ibu OS Tanggal : 9 July 2010 Jam : 08.10 WIB Keluhan Utama : Tersiram air panas sejak 10 menit sebelum masuk RS Husada. Keluhan Tambahan : Batuk sejak 3 hari sebelum masuk RS Husada. Riwayat Penyakit Sekarang 10 menit sebelum masuk RS Husada, pasien tersiram air panas yang dimasak oleh kakek pasien untuk membuat teh hangat. Saat itu pasien sedang ditinggal sendiri untuk bermain di ruang tengah, menurut ibu pasien, pasien bermain di bawah meja, tempat air panas tersebut ditaruh untuk membuat teh. Karena tidak ada yang mengawasi, meja didorong-dorong sehingga cangkir menaruh air panas jatuh menimpa badan pasien. 1

Upload: michafute

Post on 19-Jan-2016

11 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Case COmbutio - Dr.frans

PRESENTASI KASUS LUKA BAKAR (COMBUSTIO)KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RUMAH SAKIT HUSADA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

Topik : Luka Bakardr. Pembimbing : dr. Fransiscus WanahitaNama Penyaji : Marvin LieNIM : 11-2009-238

I. IDENTITAS PASIENNama Lengkap : An. A.R. Jenis Kelamin : Laki-lakiTempat/Tanggal Lahir : 23 Oktober 2009 Umur : 8 Bulan 18 HariSuku Bangsa : Jawa Agama : IslamPendidikan : Belum sekolah Alamat : DiketahuiHubungan dengan Orangtua : Anak Kandung Tgl masuk RS Husada : 8 July 2010, Pk. 15.30 WIB

II. ANAMNESISDiambil dari alloanamnesis dari Ibu OS Tanggal : 9 July 2010 Jam : 08.10 WIB

Keluhan Utama : Tersiram air panas sejak 10 menit sebelum masuk RS Husada.

Keluhan Tambahan : Batuk sejak 3 hari sebelum masuk RS Husada.

Riwayat Penyakit Sekarang

10 menit sebelum masuk RS Husada, pasien tersiram air panas yang dimasak oleh

kakek pasien untuk membuat teh hangat. Saat itu pasien sedang ditinggal sendiri untuk

bermain di ruang tengah, menurut ibu pasien, pasien bermain di bawah meja, tempat air

panas tersebut ditaruh untuk membuat teh. Karena tidak ada yang mengawasi, meja

didorong-dorong sehingga cangkir menaruh air panas jatuh menimpa badan pasien.

5 menit sebelum masuk RS Husada, pasien langsung diberikan odol. Odol diberikan

pada bagian dada dan tangan kiri bagian bawah yang terkena siraman air panas, kemudian

langsung dibawa ke UGD RS Husada dan dianjurkan untuk dirawat inap. Pasien tidak

mengalami kejang, tidak mengalami gangguan nafas, batuk berdahak dari 3 hari yang lalu,

dahak tidak keluar.

Riwayat BAB : Lancar, 2 kali/hari, lunak, kuning-kecoklatan, darah, nyeri, lendir tidak ada.

Riwayat BAK : Lancar, warna kuning jernih, tidak berdarah, tidak nyeri.

Riwayat Kelahiran

Tempat lahir : (-) Di rumah (-) Rumah bersalin (√) RS Bersalin

Ditolong oleh : (√) Dokter (-) Bidan (-) Dukun

1

Page 2: Case COmbutio - Dr.frans

Persalinan : (√) Normal (-) SC

Usia Kandungan : (√) Cukup bulan (-) Preterm

BB Lahir : 3,2 Kg Panjang Badan Lahir : 45 cm

Komplikasi : Tidak ada

Riwayat Imunisasi

(√) BCG (1x; 0) (√) DPT (2x; 2,4) (√) Polio (4x; 0,2,4)

(√) Hep B (2x; 0,1) (-) Campak

Riwayat Nutrisi (Nutritional History)

Susu : Formula Bebelac, 8 kali/hari @ 120ml

Makanan padat : Belum mulai makan padat

Makanan sekarang : Bubur saring, 3 kali/hari

Nafsu makan : Normal

Variasi : Bervariasi

Jumlah : 3 kali / hari

Frekuensi : 3 Kali / hari

Riwayat Tumbuh Kembang

Pada usia 4 bulan pasien belajar telungkup dan baru mulai dapat mengangkat

kepalanya. Pada usia 6 bulan mulai belajar untuk duduk dan pada saat umur 8 bulan sudah

merangkak dan mulai diajari berdiri. Saat ini, pasien belum dapat berbicara, belum dapat

berjalan, belum dapat berlari.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien memiliki riwayat diare akut saat usia 7 bulan.

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat darah tinggi diakui(ayah OS), kencing manis, asma, jantung, paru disangkal.

Silsilah Keluarga (Family’s Tree)

2

[ 8 bulan ]

Page 3: Case COmbutio - Dr.frans

III. PEMERIKSAAN FISIK

a. Status Generalis

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos Mentis (GCS 15; E4 M6 V5 ); Kontak aktif (+)

Tanda Vital

o Tensi : Tidak dilakukan

o Nadi : 120 x / menit

o Suhu : 37,8 ºC

o Pernafasan : 32 x/menit

Kepala : Normocephal, rambut hitam distribusi merata, kuat

Kulit : Warna sawo matang, jar.parut (-), suhu raba normal

Mata : CA -/-, SI -/-, Jernih, Pupil isokor 2mm, RC +/+

Telinga : Normotia, CAE ka-ki lapang, serumen (-), darah (-)

Hidung : Septum deviasi (-), sekret (–), krepitasi -/-

Mulut : Bentuk (N), sianosis (-), lidah bersih, faring tidak hiperemis,

T1-T1 tenang, bibir tidak kering.

Leher : KGB tidak teraba membesar, tidak teraba ada benjolan

Thorax (Liat status lokalis bedah)

Paru-paru

o Inspeksi : Simetris dalam keadaan statis dan dinamis.

o Palpasi : Tidak dilakukan

o Perkusi : Tidak dilakukan

o Auskultasi : Suara nafas vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-

Jantung

o Inspeksi : Tidak tampak pulsasi ictus cordis

o Palpasi : Tidak dilakukan

o Perkusi : Tidak dilakukan

o Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular murni, Murmur -/-, Gallop -/-

Abdomen

o Inspeksi : Datar.

o Palpasi : Supel, hepar, lien, dan ginjal tidak teraba.

3

Page 4: Case COmbutio - Dr.frans

----

----

o Perkusi : Tympani

o Auskultasi : Bising usus (+) normal

Genitalia eksterna : Laki-laki

Ekstremitas : ekstremitas superior et inferior tidak tampak kelainan, akral

hangat, deformitas (-) (Liat status lokalis bedah)

Edema : Cyanosis :

b. Status Lokalis Bedah

Regio Thorax

o I : Luka bakar seluas 13% tampak kulit kemerahan, terkelupas

o Pa : Nyeri tekan (+)

o Pe : Tidak dilakukan

o Aus : Tidak dilakukan

Regio Lengan bawah kiri

o I : Luka bakar seluas 3% tampak kulit kemerahan, Bullae (+)

o Pa : Nyeri tekan (+)

o Pe : Tidak dilakukan

o Aus : Tidak dilakukan

Menurut Lund and Browder Chart

o Luas luka bakar derajat II : 16 % (13% thorax + 3% lengan bawah kiri)

Gambar Status Lokalis

4

Page 5: Case COmbutio - Dr.frans

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG (tidak dilakukan)

V. RESUME

Pasien anak laki-laki berumur 8 bulan 18 hari, berinisial An. A.R tersiram air panas

pada bagian dada dan tangan kiri bagian bawah sejak 10 menit sebelum masuk RS Husada.

Tidak ditemukan tanda-tanda sianosis, gangguan saluran nafas, kejang. Pasien datang

disertai batuk berdahak, dahak yang dihasilkan tidak keluar.

a. Status GeneralisPasien tampak sakit sedang dengan kesadaran compos mentis dan kontak aktif (+)Tanda - tanda Vital

• Nadi : 120 x/menit - Nafas : 32x/menit• Suhu : 37,8 ºC

b. Status Lokalis BedahRegio ThoraxLuka bakar seluas 13% tampak kulit kemerahan, terkelupas disertai nyeri tekan (+)Regio Lengan bawah kiriLuka bakar seluas 3% tampak kulit kemerahan, Bullae (+) disertai nyeri tekan (+)

VI. DIAGNOSIS KERJA

Luka bakar derajat II sedang ec Luka bakar termal ec cairan panas

• Dasar diagnosis : Luka bakar yang terjadi pada anak ini diakibatkan cairan panas yang

mengenai tubuhnya, ditemukan kulit merah, nyeri tekan, Bullae terlihat besar dan

jelas; luas luka bakar telah mencapai luas 13%

VII. DIAGNOSIS BANDING

Luka bakar derajat II sedang ec Luka bakar kimia

• Tersingkir : Karena etiologi dari luka bakar ini adalah cairan panas, berupa air putih

yang dimasak.

VIII. PEMERIKSAAN YANG DIANJURKAN

Memonitor luka bakar, observasi nadi, kesadaran, output urin, cek lab Hb, Ht,

Ureum, Creatinin, dan elektrolit (Na, K, Cl), cek CVP.

IX. RENCANA PENGELOLAAN

1. Non-Medikamentosa

• Bed rest, body positioning

o Luka bakar bagian dada , posisi pasien ditinggikan agar tidak muncul edema

o Bagian lengan bawh difleksikan agar tidak terjadi kontraktur

5

Page 6: Case COmbutio - Dr.frans

• Diet TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein)

• Balance cairan positif (minum minimal >2 Ltr/Hari)

• Luka bakar dicuci dengan NaCl 0.9%, diberi salep, kemudian diverban steril, dan ganti

setiap 8-24 jam.

2. Medikamentosa

o IVFD RA 42tts/menit – 2 Kolf/24 Jam; mikroset

o Paracetamol drip 0,8mg x 4

o Diazepam 2 x 1,5mg

o Cefotaxim 2 x 30mg IV

o Netilmicin 2 x 22,5mg IV

o Bioplacenton topical (Ganti Verban 2x/hari)

X. PENCEGAHAN

• Hindari tersiram air panas lagi atau pajanan yang berbahaya terhadap anak-anak.

• Jauhi anak dari daerah rawan/berbahaya, selalu ditemani bila bermain.

• Edukasi tentang bahaya akibat luka bakar terhadap orang tua.

• Lakukan pergerakan bagian ujung dari luka bakar, konsultasikan bila tidak bisa

menggerakkan.

• Lakukan pergerakan setelah benjolan/rasa nyeri menghilang.

XI. PROGNOSIS

• Ad Vitam : Bonam

• Ad Fungtionum : Bonam

• Ad Sanationum : Bonam

6

Page 7: Case COmbutio - Dr.frans

LUKA BAKAR (COMBUSTIO)

I. PendahuluanGambaran anatomi kulit normal

DefinisiLuka bakar merupakan suatu kelainan berupa kerusakan jaringan akibat trauma

terkena api, air panas atau air keras, apapun yang menyebabkan kulit rusak. Berat ringannya luka bakar tergantung pada luas jaringan tubuh yang terkena dan kedalaman luka tersebut. Pembagian zona kerusakan jaringan:

1. Zona koagulasi: Zona yang langsung mengalami kerusakan (koagulasi protein) akibat pengaruh panas.

2. Zona statis: Berada di luar zona koagulasi, terjadi kerusakan endotel pembuluh darah disertai kerusakan lekosit dan trombosit, sehingga terjadi gangguan perfusi yang diikuti perubahan permeabilitas kapiler dan respon inflamasi local. Berlangsung 12-24 jam pasca cedera, kemungkinan berakhir dengan nekrosis jaringan.

3. Zona hiperemi: Berada di luar zona statis, reaksi berupa vasodilatasi tanpa banyak melibatkan reaksi seluler. Zona ini dapat sembuh spontan.

II. Penyebab Luka Bakar Api (56%); Air mendidih (40%); Listrik (3%); Bahan kimia (1%).

Ada lima mekanisme timbulnya (etiologi) luka bakar:1. Luka bakar api : kontak dengan kobaran api.2. Luka bakar cair : kontak dengan air mendidih, uap panas, dan minyak panas.3. Luka bakar kimia : asam menimbulkan panas ketika kontak dengan jaringan.4. Luka bakar listrik : Bisa timbul dari sambaran petir atau aliran listrik tegangan tinggi.

Luka bakar listrik memiliki karakteristik yang unik, sebab sekalipun sumber panas (listrik) berasal dari luar tubuh, kebakaran/kerusakan yang parah justru terjadi di dalam tubuh.

5. Luka bakar kontak : kontak langsung dengan obyek panas, misalnya dengan wajan panas atau knalpot sepeda motor. Hal ini sangat sering terjadi di Indonesia.

7

Page 8: Case COmbutio - Dr.frans

Berdasarkan kedalaman kerusakan jaringan, luka bakar dibagi dalam 3 derajat:o Derajat I :

Kerusakan hanya terjadi di permukaan kulit (epidermis) dan tidak memerlukan perawatan khusus. Misalnya: kulit terbakar akibat berenang. Kulit akan tampak kemerahan dan terasa nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi. Setelah 24 jam timbul gelombang yang kemudian kulit mengelupas. Penyembuhan terjadi secara spontan dalam 5-10 hari, kulit sembuh tanpa cacat.

o Derajat II :Bisa bersifat dangkal dan dalam. Pada kerusakan kulit yang dangkal

(epidermis-dermis), biasanya kulit tampak kemerahan, nyeri dan ditandai dengan gelembung air. Asal bebas dari infeksi sebelum 3 minggu akan sembuh dengan sendirinya. Sementara jika kerusakan kulit terjadi lebih dalam, diperlukan tindakan, sulit sembuh sendiri. Kalaupun sembuh sendiri akan memakan waktu berbulan-bulan dan meninggalkan cacat seperti jaringan parut (keloid).

Luka bakar derajat dua dibagi: Derajat dua superficial (dangkal): Kerusakan mengenai bagian superficial dari

dermis. Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih utuh. Penyembuhan secara spontan dalam 10-14 hari.

Derajat dua profunda/deep (dalam): Kerusakan hamper seluruh bagian dermis. Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih utuh. Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung dari epitel yang tersisa (umumnya lebih dari satu bulan).

o Derajat III :Kerusakannya lebih dalam dari jaringan kulit sekitarnya dan lebih berat (dari

endodermis sampai ke tulang). Kulit berwarna pucat, keabu-abuan dan pada lapisan kulit yang terkena trauma tampak eschar (koagulasi protein). Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung-ujung saraf sensorik mengalami kerusakan. Bila kulit yang terbakar tidak diangkat akan menimbulkan cacat. Penyembuhan luka terjadi lama karena tidak ada proses epitelisasi spontan dari dasar luka. Eschar ialah jaringan parut palsu.. Eschar merupakan jaringan mati yang terdiri dari sel-sel kulit yang mengelupas. Karena ia tak hidup, ia tak bernapas dan tidak memungkinkan lalu lintas keluar masuknya bahan-bahan ke bagian dalam kulit.

III. Patofisiologi Luka BakarAkibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan. Pembuluh darah

kapiler yang terpajan suhu tinggi akan rusak dan permeabilitas meningkat. Peningkatan permeabilitas pembuluh darah menyebabkan oedem dan timbul bula yang mengandung banyak elektrolit. Hal ini mengakibatkan volume cairan intravaskuler berkurang. Kerusakan kulit karena luka bakar mengakibatkan penguapan cairan berlebihan, sehingga cairan tubuh berkurang jauh hingga hilang. Oleh karena itulah penderita merasa haus, kulit tampak kering akibat kekurangan atau kehilangan cairan tubuh dalam jaringan. Fase permulaan luka bakar merupakan fase katabolisme sehingga keseimbangan protein menjadi negatif. Protein tubuh banyak hilang karena eksudasi, metabolisme tinggi, dan infeksi. Penguapan berlebihan dari kulit yang rusak juga memerlukan kalori tambahan. Tenaga yang diperlukan tubuh pada fase ini terutama didapat dari pembakaran protein dari otot skelet. Oleh karena itu, penderita menjadi sangat kurus, otot mengecil, dan berat badan menurun. Bila luas luka bakar < 20%, biasanya mekanisme kompensasi tubuh masih bias mengatasinya. Sebaliknya,

8

Page 9: Case COmbutio - Dr.frans

bila >20% akan terjadi syok hipovolemik dengan gejala klinis seperti gelisah, pucat, dingin, keringat, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun dan produksi urin berkurang. Pembengkakan terjadi perlahan-lahan, maksimal terjadi setelah 8 jam.

Setelah 12-24 jam, permeabilitas kapiler mulai membaik dan terjadi mobilisasi serta penyerapan kembali cairan oedem ke dalam pembuluh darah. Luka bakar sering tidak steril. Kontaminasi pada kulit mati yang merupakan medium yang baik untuk pertumbuhan kuman, akan mempermudah infeksi. Infeksi ringan dan non-invasif (tidak dalam) ditandai dengan keropeng yang mudah terlepas dengan nanah yang banyak. Infeksi yang invasif ditandai dengan keropeng yang kering dengan perubahan jaringan di tepi keropeng yang mulanya sehat menjadi nekrotik. Infeksi kuman menimbulkan vaskulitis pada pembuluh kapiler di jaringan yang terbakar dan menimbulkan thrombosis. Ketika luka bakar terjadi, tubuh berupaya untuk memperbaiki jaringan yang rusak. Badan akan mengerahkan seluruh darah dan antibodi ke lokasi luka bakar. Proses ini dapat menyebabkan terbentuknya eschar.IV. Diagnosis

Diagnosis luka bakar ditegakkan berdasarkan: luas, lokasi, kedalaman, dan penyebab. Terutama mengenai luas luka bakar, juga untuk menentukan prognosis apakah baik/buruk.

Luas luka bakar pada orang dewasa berdasarkan “rule of nines”:Kepala+leher (9%); lengan+tangan kanan dan kiri (2x9%); dada, perut, punggung, bokong (4x9%); paha, betis+kaki kanan dan kiri (4x9%); genitalia externa (1%).

Luas luka bakar pada anak-anak “10-15-10:Kepala+leher (15%); dada+perut, punggung+bokong (2x20%); lengan+tangan kanan dan kiri (2x10%); tungkai+kaki (2x15%)

Luas luka bakar pada bayi: “rule of ten”Kepala+leher (20%); dada+perut, punggung+bokong (2x20%); lengan+tangan kanan dan kiri (2x10%); tungkai+kaki (2x10%)

Tabel Lund & Browder terutama pada anakArea Age (Years)

0-1 1-4 5-9 10-15Head 19 17 13 10Neck 2 2 2 2Anterior trunk 13 13 13 13Posterior trunk 13 13 13 13Buttock 5 5 5 5Genetelia 1 1 1 1Arm 4 4 4 4Forearm 3 3 3 3

9

Page 10: Case COmbutio - Dr.frans

Hand 2 2 2 2Thigh 5 6 8 8Leg 5 5 5 6Foot 3 3 3 3

Luka bakar yang terjadi pada daerah muka dan leher jauh lebih berbahaya daripada luka bakar di tungkai bawah. Sebab, luka bakar di tempat ini dapat berakibat pada terjadinya pembengkakan di daerah leher. Maka, kita mesti sangat waspada terhadap timbulnya obstruksi jalan napas.

Pembagian Luka Bakar Berdasarkan Kategori Penderita1. Luka bakar ringan:

a. Derajat I; derajat II < 15% pada orang dewasa;b. Derajat I; derajat II < 10% pada anak-anak;c. Derajat II dengan luas <2%.

2. Luka bakar sedang: a. Derajat II 15-25% pada orang dewasa; b. Derajat II 10-20% pada anak-anak;c. Derajat III < 10% kecuali muka, tangan dan kaki.

3. Luka bakar berat/kritis: a. Derajat II >25% pada orang dewasa;b. Derajat II >20% pada anak-anakc. Derajat III >10% pada muka, tangan, dan kaki; trauma inhalasi; luka bakar

listrik; disertai trauma lainnya seperti cedera kepala, fraktur iga/costa, dll.

Indikasi rawat inap:1. Dewasa: derajat II dengan luas ≥15% (Luka bakar sedang), 2. Anak/orang tua derajat II dengan luas ≥10% (Luka bakar sedang),3. Derajat III ≥10% (Luka bakar berat),4. Luka pada wajah, tangan, genital/perineal5. Penyebabnya kimia dan listrik.6. Menderita gangguan atau penyakit lain

V. Penatalaksanaan Luka BakarTindakan pertama yang harus dilakukan ketika kulit terkena panas (api, air panas)

adalah mendinginkan luka tersebut, dengan menyiramnya dengan air dingin. Langkah berikutnya, keringkan, beri antiseptik, tutup dengan kasa steril, bawa ke rumah sakit. Dengan catatan bila terjadi pelepuhan, jangan dipecahkan.Perawatan Luka

Luka bakarnya dibersihkan dengan NaCl 1 flabot dan savlon, dipasang sofratul dan balut tebal pada derajat III, balut diganti tiap minggu. Bila perlu gunakan salep antibiotic yang mengandung Silver Sulfadiazine dan Vaseline (ex: Burnazine atau Silvazine). Untuk derajat II tiap hari diganti dan diberi Silver Sulfa Diazine selama masih ada eschar.

Obat-obat sistemik: antibiotik (golongan aminoglikosida), analgesic, toxoid/ATS, anti ulserasi lambung (antasida atau AH2).

Nutrisi

10

Page 11: Case COmbutio - Dr.frans

Stabilisasi Luka Bakar1. Airway. Manifestasi klinis dari trauma inhalasi mungkin tidak jelas dan sering tidak

terlihat dalam waktu 24 jam I. Bila penanganan terlambat dan sudah terjadi edema saluran nafas, maka harus dilakukan krikotiroidotomi atau trakeostomi.

2. Breathing. Pengobatan inisial didasarkan atas tanda dan gejala yang timbul sebagai akibat dari:

Trauma bakar langsung menyebabkan edema/obstruksi dari sal. Nafas atas. Inhalasi dari hasil pembakaran yang tidak sempurna (partikel karbon) dan asap

beracun menyebabkan trakeo-bronkhitis kimiawi, edema dan pneumonia. Keracunan monoksida. Pengobatan awal ialah intubasi endotrakeal disertai ventilasi

mekanis, selanjutnya dilakukan analisa gas darah untuk mengetahui status paru.3. Circulation

Resusitasi Cairan pada Luka Bakar Langkah-langkah:1. Penentuan derajat dan luas luka bakar2. Mengukur berat badan pasien3. Pemberian cairan, jumlah cairan, jenis cairan, dan pemantauan yang dilakukan4. Informasi tentang fungsi organ-organ penting5. Penggunaan obat-obat rasional Formula yang dipakai:

1. Formula Evans-Brooke2. Formula Baxter (dengan larutan RL)

Formula Evans1. Luas luka (%) x BB (kg) = ml NaCl per 24 jam2. Luas luka (%) x BB (kg) = ml plasma per 24 jam3. Sebagai pengganti cairan yang hilang akibat penguapan, diberikan 2000 cc

glukosa 5% per 24 jamFormula Baxter

Kebutuhan cairan = BB x % luka bakar x 4 cc / 24 jam Cara pemberian: 8 jam I sejak luka bakar terjadi diberikan 50%. 16 jam II diberikan

50%. Misal: seorang dewasa dengan berat badan 50 kg dan luas luka bakar 20%. Dengan rumus ini, yaitu 50 x 20 x 4 cc = 4000 cc dalam waktu 24 jam. Berarti pada 8 jam pertama dan 16 jam kedua diberikan masing-masing 2000 cc.

Kebutuhan penderita luka bakar Minuman diberikan pada penderita luka bakar: segera setelah peristaltik menjadi

normal; sebanyak 25 ml/kgBB/hari; sampai diuresis sekurang-kurangnya 30 ml/jam. Makanan diberikan oral pada penderita tersebut: segera setelah dapat minum tanpa

kesulitan; sedapat mungkin 2500 kalori/hari; sedapat mungkin mengandung 100-150 g protein/hari

Sebagai tambahan diberikan setiap hari: vitamin A, B, dan D; vitamin C 500 mg; Fe Sulfat 500 mg; antasida

Menghadapi Luka Bakar RinganJangan lupa untuk lepaskan semua perhiasan dan pakaian yang menutupi daerah

kulit yang terbakar, karena daerah tersebut dapat terjadi pembengkakan dan pakaian dapat menempel hingga mengakibatkan kerusakan yang lebih berat. Jika luka bakar itu terasa sangat sakit, mungkin itu hanya mengenai permukaan kulit saja. Rasa sakit tersebut segera dikurangi dengan mendinginkannya dengan air selama 10 menit, atau lebih jika rasa sakit itu

11

Page 12: Case COmbutio - Dr.frans

masih ada. Berikan Betadine 0,5% (antiseptik lokal) lalu tutupi luka bakar itu dengan kain steril.

Setelah pertolongan pertama diberikan, bawalah korban segera ke dokter atau ke ruang gawat darurat di rumah sakit terdekat.

Terdapat tiga prioritas penting dalam perawatan luka bakar ringan.• Selalu dahulukan tindakan medis dan bedah. Sebagai contoh dalam menghadapi seorang pasien yang mengalami kesulitan bernapas, prioritas pertama kita ialah mengatasi masalah pernapasan. Baru setelah pernapasannya stabil, kita bergerak ke problem kulit.• Setelah tuntas dengan urusan emergency, baru kita berupaya mempertahankan bentuk dan fungsi bagian tubuh yang terkena luka bakar.• Prioritas berikutnya ialah upaya menciptakan penampakan jaringan parut sebaik mungkin. Hal ini merupakan problem utama dari pasien-pasien luka bakar. Upaya terpenting yang bisa dikerjakan ialah dengan pemberian tekanan di atasnya selama 6-12 bulan.

Menghadapi Luka Bakar BeratPada prinsipnya, harus diperhatikan tentang gangguan saluran pernafasan dan cara

bernafas si korban apakah ada gangguan, serta kenali tanda-tanda syok: nadi lemah, bibir serta ujung jari tangan dan kaki pucat kebiruan (sianosis). Apabila luka bakar terjadi pada sebagian besar tubuh korban seperti, tangan, paha, atau dada, maka dapat menimbulakan syok dan harus segera dibawa ke rumah sakit. Baringkan si korban, lebih baik di atas karpet atau alas kain untuk mencegah bagian kulit yang terbakar menyentuh lantai. Jika memungkinkan, lepaskan cincin, jam tangan atau baju yang ketat sebelum kulit yang terbakar itu membengkak.

Untuk luka bakar berat jangan coba untuk melepaskan apapun yang melekat pada luka yang terbakar. Hubungi ambulans atau bawa si korban ke ruang gawat darurat di rumah sakit terdekat. Jangan lupa untuk menutupi kulit yang terbakar tersebut dangan kain yang bersih dan tidak berbulu. Pasang kain tersebut dengan baik. Sementara untuk luka bakar pada wajah, buatlah topeng dengan menggunakan sarung bantal yang bersih dengan membuat lubang untuk bagian hidung, mulut dan mata.

Tindakan Pembedahan Escharotomi. Yaitu pengangkatan keropeng dengan membuat irisan memanjang

yang membuka keropeng sampai penjepitan karena pengerutan keropeng dan pembengkakan dapat bebas. Perlu diketahui bahwa pengerutan keropeng dan pembengkakan yang terus berlangsung dapat membahayakan sirkulasi.

Debridemen diusahakan sedini mungkin untuk membuang jaringan mati dengan jalan eksisi tangensial. Tindakan ini dilakukan setelah keadaan penderita menjadi stabil.

Skin graft. Luka bakar yang telah dibersihkan atau luka granulasi dapat ditutup dengan cangkok kulit yang umumnya diambil dari penderita sendiri. Penutupan luka bakar dengan bahan biologis seperti kulit mayat atau kulit binatang dianjurkan jika transplantasi dengan kulit penderita menemui kesulitan. Bahan tersebut berfungsi sebagai pencegah infeksi, penghalang penguapan berlebihan, dan mengurangi rasa nyeri.

VI. Komplikasi Infeksi

12

Page 13: Case COmbutio - Dr.frans

Curling’s Ulcer : merupakan komplikasi serius, biasa muncul pada hari ke-5 – 10. Terjadi ulkus pada duodenum atau lambung, kadang disertai hematemesis. Antasida perlu diberikan pada penderita luka bakar sedang – berat.

Gangguan jalan nafas : pada luka bakar inhalasi Konvulsi : gangguan paling sering terjadi pada anak-anak karena ketidakseimbangan

elektrolit, hipoksia, infeksi, sisanya tidak diketahui Lain-lain : gangguan kosmetik, kontraktur

VII. PrognosisUmumnya dapat bersifat baik bila ditangani sedini mungkin. Dapat bersifat buruk

bila sampai timbul cacat pada kulit yang terbakar (biasanya terdapat pada luka bakar derajat II dalam dan derajat III apabila dibiarkan sembuh sendiri tanpa pengobatan).

DAFTAR PUSTAKA

• Karakat S, Bachsinar B. Bedah minor. Hipokrates. Jakarta, 1996.• Irawan I. Kapita selekta ilmu bedah. Fakultas kedokteran katolik universitas atma

jaya, Jakarta.• Moenadjat Y. Luka bakar pengetahuan klinik dan praktis. FKUI. Jakarta, 2003.

13