case based discussion gilut

37
BAB I PENDAHULUAN Karies adalah penyakit/kerusakan jaringan keras gigi dengan ditandai adanya demineralisasi dari bagian an organik dan destruksi/penghancuran substansia organic gigi. Proses demineralisasi ini disebabkan oleh karena adanya asam laktat yang dibentuk dari proses fermentasi oleh bakteri yang ada di rongga mulut. Bakteri tersebut membentuk asam laktat dari sisa- sisa makanan yang mengandung karbohidrat. Hal ini sesuai dengan teori asam yang dicetuskan oleh Miller. Karies dipengaruhi oleh beberapa factor baik langsung maupun tidak langsung. Factor langsung diantaranya factor host, agent, pengaruh diet, dan waktu. Sedangkan factor tidak langsung diantaranya umur, jenis kelamin, social ekonomi, penggunaan fluor, pola makan, kebersihan oral, dan merokok. Karies yang masih terjadi di lapisan enamel disebut sebagai iritatio pulpa, biasanya belum menimbulkan rasa sakit yang berarti. Iritatio pulpa dapat melanjut menjadi hiperemi pulpa dimana karies sudah mencapai lapisan dentin, dan terjadi proses 1

Upload: merdiana-fithroya

Post on 24-Jul-2015

159 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Case Based Discussion gilut

BAB I

PENDAHULUAN

Karies adalah penyakit/kerusakan jaringan keras gigi dengan ditandai adanya demineralisasi

dari bagian an organik dan destruksi/penghancuran substansia organic gigi. Proses demineralisasi

ini disebabkan oleh karena adanya asam laktat yang dibentuk dari proses fermentasi oleh bakteri

yang ada di rongga mulut. Bakteri tersebut membentuk asam laktat dari sisa-sisa makanan yang

mengandung karbohidrat. Hal ini sesuai dengan teori asam yang dicetuskan oleh Miller. Karies

dipengaruhi oleh beberapa factor baik langsung maupun tidak langsung. Factor langsung

diantaranya factor host, agent, pengaruh diet, dan waktu. Sedangkan factor tidak langsung

diantaranya umur, jenis kelamin, social ekonomi, penggunaan fluor, pola makan, kebersihan

oral, dan merokok.

Karies yang masih terjadi di lapisan enamel disebut sebagai iritatio pulpa, biasanya belum

menimbulkan rasa sakit yang berarti. Iritatio pulpa dapat melanjut menjadi hiperemi pulpa

dimana karies sudah mencapai lapisan dentin, dan terjadi proses vasodilatasi pembuluh darah

pulpa akibat masuknya toksin bakteri ke dalam jaringan pulpa melalui dentin tubule.

Vasodilatasi pembuluh darah tersebut akan menekan saraf disekitarnya dan menimbulkan rasa

nyeri. Biasanya nyeri dirasakan saat makan, namun akan menghilang bila rangsangan dihentikan.

Intensitas nyeri lebih tinggi daripada iritatio pulpa. Pada inspeksi dapat ditemukan karies, dan

saat sondage didapatkan karies media, sedangkan pada pemeriksaan lain masih negative. Hal ini

dikarenakan belum adanya peradangan sampai ke pulpa dan jaringan periodontium.

Terapi yang dapat diberikan pada iritatipo pulpa dan hiperemi pulpa adalah terapi konservatif

yaitu berupa penambalan. Kedua karies ini akan berprognosis baik bila pasien menjaga

1

Page 2: Case Based Discussion gilut

kebersihan gigi dan mulut, serta berusaha menghindari faktor-faktor yang dapat mencetuskan

munculnya karies.

2

Page 3: Case Based Discussion gilut

BAB II

DESKRIPSI KASUS

2.1 IDENTITAS PENDERITA

Nama : Ny. A

Umur : 36 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Kalisari Blok I/17 RT 07/RW 07, Kec. Banusari, Kel. Banusari,

Semarang

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

No. CM : 67.00

2.2 KELUHAN SUBYEKTIF / ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 24 September 2011 jam

10.30 WIB.

a. Keluhan Utama

Gigi sebelah kiri atas terasa linu.

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan gigi pada rahang kiri atas terasa linu yaitu

geraham kiri atas no. 2 dari belakang sudah ±1 minggu. Gigi linu terutama

saat makan. Karena gigi linu untuk mengunyah, maka pasien lebih suka

mengunyah dengan gigi sebelah kanan. Linu pada gigi akan menghilang

3

Page 4: Case Based Discussion gilut

bila rangsangan dihentikan. Pasien tidak pernah meminum obat

penghilang rasa sakit sebelumnya, dan pasien belum pernah periksa ke

dokter gigi sebelumnya. Pasien tidak mengeluh gigi cekot-cekot saat

malam hari. Pasien tidak mengeluh pusing, gusi tidak mudah berdarah dan

bengkak

Saat datang, terlihat caries pada gigi 2.7, pasien tidak tampak kesakitan

Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik.

c. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat Hipertensi disangkal

Riwayat DM disangkal

Riwayat alergi disangkal

Riwayat gigi dan mulut

Sebelumnya, pasien pernah merasa sakit gigi di tempat yang sama tetapi

keluhan hanya terasa linu-linu saat makan makanan asam/manis saja.

Tetapi pasien tidak periksa ke dokter gigi. Pasien mengira keluhan

tersebut karena giginya sensitive, kemudian pasien hanya mengobati

dengan mengganti pasta giginya khusus untuk gigi sensitive. Keluhan

dirasakan agak berkurang, namun 1 minggu ini gigi sakit kembali.

d. Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini

e. Riwayat Sosial-Ekonomi

Pasien tinggal dengan suami dan ketiga anaknya. Pasien adalah seorang ibu

rumah tangga dan suami bekerja sebagai polisi. Anaknya yang pertama baru

4

Page 5: Case Based Discussion gilut

sekolah dasar, kedua anaknya yang lain belum bersekolah. Biaya pengobatan

ditanggung sendiri. Kesan ekonomi cukup.

2.3 PEMERIKSAAN OBYEKTIF

1. Keadaan Umum

a. Kesadaran : Composmentis

b. Keadaan Gizi : Cukup

2. Extra Oral

a. Pipi : Tak Ada Kelainan

b. Bibir : Tak Ada Kelainan

c. Wajah : Simetris

d. Kelenjar Submandibula :

a. Kanan : Tak Ada Pembesaran

b. Kiri : Tak Ada Pembesaran

3. Intra Oral

a. Jaringan Lunak

Mukosa : Tak Ada Kelainan

Lidah : Tak Ada Kelainan

Ginggiva : Tak Ada Kelainan

Palatum : Tak Ada Kelainan

b. Jaringan Keras

1. Tulang Rahang / Alveolar : Tak Ada Kelainan, Tepi teraba

2. Gigi geligi : 2.7

5

Page 6: Case Based Discussion gilut

Inspeksi : Tampak Caries (+) oklusal

Sondage : Caries media, nyeri (+)

Perkusi : Nyeri (-)

Tekanan : Nyeri (-)

Palpasi : Nyeri (-)

Thermal Test : Tidak Dilakukan

2.4 DIAGNOSA KELUHAN UTAMA

Hiperemi pulpa

2.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.

1.6 TERAPI

R/ Paracetamol 500 mg no. X

S 3dd1 (bila perlu)

Dirujuk ke dokter gigi untuk dilakukan penanganan lebih lanjut, yaitu penambalan gigi.

1.7 NOMENKLATUR WHO

5.5

5.4

5.3

5.2

5.1

6.1

6.2

6. 3

6.4

6.5

1.8

1.7

1.6

1.5

1.4

1.3

1.2

1.1

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

2.6

2.7

2.8

4.8

4.7

4.6

4.5

4.4

4.3

4.2

4.1

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

3.7

3.8

8.5

8.4

8.3

8.2

8.1

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

6

Page 7: Case Based Discussion gilut

Keterangan:

= hiperemi pulpa

7

Page 8: Case Based Discussion gilut

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. KARIES GIGI

3.1.1 Definisi

Karies berasal dari bahasa Latin yaitu caries yang artinya kebusukan. Karies gigi

adalah suatu proses kronis regresif yang dimulai dengan larutnya mineral email sebagai

akibat terganggunya keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh

pembentukan asam microbial dari substrat sehingga timbul destruksi komponen-

komponen organik yang akhirnya terjadi kavitas.

Dengan perkataan lain, dimana prosesnya terus berjalan ke bagian yang lebih dalam

dari gigi sehingga membentuk lubang yang tidak dapat diperbaiki kembali oleh tubuh

melalui proses penyembuhan, pada proses ini terjadi demineralisasi yang disebabkan oleh

adanya interaksi kuman, karbohidrat yang sesuai pada permukaan gigi dan waktu.

Karbohidrat yang tertinggal di dalam mulut dan mikroorganisme, merupakan

penyebab karies gigi, penyebab karies gigi yang tidak langsung adalah permukaan dan

bentuk gigi tersebut. Gigi dan fisur yang dalam mengakibatkan sisa-sisa makanan mudah

melekat dan bertahan, sehingga produksi asam oleh bakteri akan berlangsung dengan

cepat dan menimbulkan karies gigi.

3.1.2 Etiologi

Acidogenic Theory

Menurut W.D Miller sejak tahun1882 karies adalah proses chemoparasitic yang terdiri

dari 2 tahap:

8

Page 9: Case Based Discussion gilut

1. Tahap pertama : terjadi dekalsifikasi enamel yang menghasilkan seluruh

kerusakan enamel dan dekalsifikasi dentin.

2. Tahap kedua : penghancuran/pelarutan dari sisa-sisa jaringan lunak

Dekalsifikasi terbentuk karena adanya asam laktat yang merupakan hasil fermentasi

dari karbohidrat (sisa makanan) oleh bakteri

KH mikroorganisme asam laktat - demineralisasi zat an organic - penghancuran zat organic

Mikroorganisme yang dimaksud antara lain:

Lactobacillus acidophyllus

Streptococcus mutans

Bacillus acidophyllus

Proteolytic Theory

Karies adalah proses proteolitik. Mikroorganisme memasuki bagian organic gigi, dan

enzim proteolitik yang dihasilkan oleh bakteri rongga mulut merusak bagian matriks

enamel sehingga menghancurkan struktur gigi. Ciri khasnya terdapat pigmen kuning

yang dihasilkan oleh proses proteolitik.

3.1.3 Klasifikasi

Karies dapat diklasifikasikan melalui berdasarkan lokasi, kedalaman

a) Karies berdasarkan lokasi permukaan kunyah dapat dibagi :

1) Karies oklusal

Adalah karies yang terjadi pada bagian gigi yang digunakan untuk mengunyah.

2) Karies labial

Adalah karies yang terjadi pada bagian gigi yang menghadap mukosa bibir

9

Page 10: Case Based Discussion gilut

3) Karies bukal

Adalah karies yang terjadi pada bagian gigi yang menghadap mukosa pipi

4) Karies palatal/lingual

5) Karies aproksimal

Distal menjauhi garis median

Mesial mendekati garis median

b) Karies berdasarkan kedalamannya

Karies Superfisial yaitu karies yang hanya mengenai enamel

Karies Media yaitu karies yang mengenai enamel dan telah mencapai setengah

dentin

Karies Profunda yaitu karies yang mengenai lebih dari setengah dentin dan bahkan

menembus pulpa

Karies Superficial Karies Media Karies Profunda

Gambar 4. Klasifikasi karies menurut kedalamannya

c) Karies berdasarkan jenisnya

10

Page 11: Case Based Discussion gilut

Karies primer

Adalah karies yang baru pertama kali menyerang permukaan gigi dan belum

dilakukan terapi.

Karies sekunder

Adalah karies yang muncul pada permukaan/tempat yang telah mengalami karies

sebelumnya dan sudah mendapatkan pengobatan.

3.1.4. Faktor Yang Berpengaruh Pada Karies

Karies merupakan penyakit multifaktorial yaitu adanya beberapa faktor yang menjadi

penyebab terbentuknya karies yaitu factor langsung dan tidak langsung.

Faktor yang langsung mempengaruhi terjadinya karies terdiri dari 4 komponen utama

yaitu host, agen atau mikroorganisme, substrat atau diet dan faktor waktu, yang

digambarkan sebagai empat lingkaran yang bertumpangtindih

Gambar 5. Model Empat

Lingkaran Penyebab Karies

11

Page 12: Case Based Discussion gilut

Host (Tuan Rumah)

Ada beberapa hal yang dihubungkan dengan gigi sebagai tuan rumah terhadap

karies gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur enamel (email), faktor kimia dan

kristalografis, saliva. Kawasan-kawasan yang mudah diserang karies adalah pit

(depresi yang kecil, besarnya seujung jarung yang terdapat pada permukaan oklusal

dari gigi molar) dan fisure (suatu celah yang dalam dan memanjang pada permukaan

gigi). Permukaan gigi yang kasar juga dapat menyebabkan plak yang mudah melekat

dan membantu perkembangan karies gigi. Kepadatan kristal enamel sangat

menentukan kelarutan enamel. Semakin banyak enamel mengandung mineral maka

kristal enamel semakin padat dan enamel akan semakin resisten. Gigi susu lebih

mudah terserang karies dari pada gigi tetap, hal ini dikarenakan gigi susu lebih

banyak mengandung bahan organik dan air dari pada mineral, dan secara

kristalografis mineral dari gigi tetap lebih padat bila dibandingkan dengan gigi susu.

Alasan mengapa susunan kristal dan mineralisasi gigi susu kurang adalah

pembentukan maupun mineralisasi gigi susu terjadi dalam kurun waktu 1 tahun

sedangkan pembentukan dan mineralisasi gigi tetap 7-8 tahun.

Saliva mampu meremineralisasikan karies yang masih dini karena banyak sekali

mengandung ion kalsium dan fosfat. Kemampuan saliva dalam melakukan

remineralisasi meningkat jika ada ion fluor. Selain mempengaruhi komposisi

mikroorganisme di dalam plak, saliva juga mempengaruhi pH.

Agent (Mikroorganisme)

Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies. Plak

adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang

12

Page 13: Case Based Discussion gilut

berkembang biak di atas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada

permukaan gigi yang tidak dibersihkan.

Komposisi mikroorganisme dalam plak berbeda-beda, pada awal pembentukan

plak, kokus gram positif merupakan jenis yang paling banyak dijumpai seperti

Streptococcus mutans, Streptococcus sanguis, Streptococcus mitis, Streptococcus

salivarus, serta beberapa strain lainnya, selain itu dijumpai juga Lactobacillus dan

beberapa beberapa spesies Actinomyces

Pengaruh Substrat atau Diet

Faktor substrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena

membantu perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada

permukaan enamel. Selain itu, dapat mempengaruhi metabolisme bakteri dalam plak

dengan menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi asam serta

bahan lain yang aktif yang menyababkan timbulnya karies.

Dibutuhkan waktu minimum tertentu bagi plak dan karbohidrat yang menempel

pada gigi untuk membentuk asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi.

Karbohidrat ini menyediakan substrat untuk pembuatan asam bagi bakteri dan sintesa

polisakarida ekstra sel. Orang yang banyak mengkonsumsi karbohidrat terutama

sukrosa cenderung mengalami kerusakan gigi, sebaliknya pada orang dengan diet

banyak mengandung lemak dan protein hanya sedikit atau sama sekali tidak memliki

karies gigi. Hal ini dikarenakan adanya pembentukan ekstraseluler matriks (dekstran)

yang dihasilkan karbohidrat dari pemecahan sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.

Glukosa ini dengan bantuan Streptococcus mutans membentuk dekstran yang

merupakan matriks yang melekatkan bakteri pada enamel gigi. Oleh karena itu

13

Page 14: Case Based Discussion gilut

sukrosa merupakan gula yang paling kariogenik (makanan yang dapat memicu

timbulnya kerusakan/karies gigi atau makanan yang kaya akan gula). Sukrosa

merupakan gula yang paling banyak dikonsumsi, maka sukrosa merupakan penyebab

karies yang utama. Makanan dan minuman yang mengandung gula akan menurunkan

pH plak dengan cepat sampai pada level yang dapat menyebabkan demineralisasi

email. Plak akan tetap bersifat asam selama beberapa waktu. Untuk kembali ke pH

normal sekitar 7, dibutuhkan waktu 30-60 menit. Oleh karena itu, konsumsi gula yang

sering dan berulang-ulang akan tetap menahan pH plak di bawah normal dan

menyebabkan demineralisasi email.

Waktu

Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia yang

berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Adanya kemampuan saliva

untuk mendepositkan kembali mineral selama berlangsungnya proses karies,

menandakan bahwa proses karies tersebut terdiri atas perusakan dan perbaikan yang

silih berganti.

Adanya saliva di dalam lingkungan gigi mengakibatkan karies tidak

menghancurkan gigi dalam hitungan hari atau minggu, melainkan dalam bulan atau

tahun. Lamanya waktu yang dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu

kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan. Dengan demikian sebenarnya

terdapat kesempatan yang baik untuk menghentikan penyakit ini

Faktor yang secara tidak langsung mempengaruhi karies yaitu umur, jenis kelamin,

sosial ekonomi, penggunaan fluor, jumlah bakteri, dan perilaku yang berhubungan

14

Page 15: Case Based Discussion gilut

dengan kesehatan gigi dan mulut (kebiasaan merokok/penggunaan tembakau,

konsumsi alkohol, kebersihan rongga mulut yang tidak baikdan diet makanan).

a. Umur

1. Umur 1-2 tahun

Studi oleh Kohler et all (1978,1982), bahwa pada ibu-ibu dengan saliva yang

mengandung banyak Streptococcus mutans sering menularkannya kepada bayi

mereka segera setelah gigi susunya tumbuh, hal ini menyebabkan tingginya

kerentanan terhadap karies.

2. Umur 5-7 tahun

Studi oleh Carvalho et all (1989) menunjukkan bahwa pada masa ini

permukaan oklusal (kunyah) gigi molar pertama sedang berkembang, pada masa

ini gigi rentan karies sampai maturasi kedua (pematangan jaringan gigi) selesai

selama 2 tahun.

3. Umur 11-14 tahun

Merupakan usia pertama kali dengan gigi permanen keseluruhan. Pada masa

ini gigi molar kedua rentan terhadap karies sampai maturasi kedua selesai.

4. Umur 19-22 tahun

Adalah kelompok umur berisiko pada usia remaja. Pada masa ini gigi molar

ke tiga rentan karies sampai maturasi keduanya selesai. Di usia ini pula

biasanya orang-orang meninggalkan rumah untuk belajar atau bekerja di

tempat lain, yang selanjutnya dapat menyebabkan perubahan tidak hanya gaya

hidup tapi juga pada kebiasaan makan dan menjaga kebersihan mulut.

15

Page 16: Case Based Discussion gilut

b. Jenis Kelamin

Dari pengamatan yang dilakukan Milhann-Turkeheim pada gigi M1, didapat

hasil bahwa persentase karies gigi pada wanita adalah lebih tinggi dibanding pria.

Walaupun demikian, umumnya oral higiene wanita lebih baik sehingga komponen

gigi yang hilang (M=Missing) lebih sedikit

c. Sosial Ekonomi

Karies dijumpai lebih tinggi pada kelompok sosial ekonomi rendah dan

sebaliknya. Hal ini dikaitkan dengan lebih besarnya minat hidup sehat pada

kelompok sosial ekonomi tinggi. Menurut Tirthankar (2002), ada dua faktor sosial

ekonomi yaitu pekerjaan dan pendidikan. Pendidikan adalah faktor kedua terbesar

yang mempengaruhi status kesehatan. Seseorang yang mempunyai tingkat

pendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan dan sikap yang baik tentang

kesehatan sehingga akan mempengaruhi perilakunya untuk hidup sehat.

d. Penggunaan Fluor

Menurut Rugg-Gunn (2000) di Inggris menyatakan bahwa penggunaan fluor

sangat efektif untuk menurunkan prevalensi karies, walaupun penggunaan fluor

tidaklah merupakan satu-satunya cara mencegah gigi berlubang.

Demikian halnya penelitian yang dilakukan Dr. Trendly Dean dilaporkan

bahwa ada hubungan timbal balik antara konsentrasi fluor dalam air minum

dengan prevalensi karies. Penelitian epidemiologi Dean ditandai dengan

perlindungan terhadap karies secara optimum dan terjadinya mottled enamel

(keadaan email yang berbintik-bintik putih, kuning, atau coklat akibat kelebihan

fluor/fluorosis) yang minimal apabila konsentrasi fluor kurang dari 1 ppm.

16

Page 17: Case Based Discussion gilut

e. Pola Makan

Setiap kali seseorang mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung

karbohidrat, maka beberapa bakteri penyebab karies di rongga mulut akan mulai

memproduksi asam sehingga pH saliva menurun dan terjadi demineralisasi yang

berlangsung selama 20-30 menit setelah makan. Di antara periode makan, saliva

akan bekerja menetralisir asam dan membantu proses remineralisasi. Namun,

apabila makanan berkarbonat terlalu sering dikonsumsi, maka email gigi tidak

akan mempunyai kesempatan untuk melakukan remineralisasi dengan sempurna

sehingga terjadi karies.

f. Kebersihan Mulut (Oral Higiene)

Sebagaimana diketahui bahwa salah satu komponen dalam pembentukan karies

adalah plak. Telah dicoba membandingkan insidens karies gigi selama 2 tahun

pada 429 orang mahasiswa yang menyikat giginya dengan teratur setiap habis

makan dengan mahasiswa yng menyikat giginya pada waktu bangun tidur dan

malam pada waktu sebelum tidur, ternyata bahwa golongan mahasiswa yang

menyikat giginya secara teratur rata-rata 41% lebih sedikit kariesnya dibandingkan

dengan golongan lainnya.

g. Merokok

Nicotine yang dihasilkan oleh tembakau dalam rokok dapat menekan aliran

saliva, yang menyebabkan aktivitas karies meningkat. Dalam hal ini karies

ditemukan lebih tinggi pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok.

17

Page 18: Case Based Discussion gilut

3.1.5. Pencegahan

Pencegahan Primordial

Tindakan ini ditujukan pada kesempurnaan struktur enamel dan dentin atau gigi

pada umumnya. Seperti kita ketahui yang mempengaruhi pembentukan dan

pertumbuhan gigi kecuali protein untuk pembentukan matriks gigi, vitamin (vitamin A,

vitamin C, vitamin D) dan mineral (Calcium, Phosfor, Fluor, dan Magnesium) juga

dibutuhkan. Pada ibu-ibu yang sedang mengandung sebaiknya diberikan kalsium dalam

bentuk tablet, dan air minum yang mengandung fluor karena hal ini akan berpengaruh

terhadap pembentukan enamel dan dentin bayi yang akan dilahirkan

Pencegahan Primer

Hal ini ditandai dengan:

a. Upaya meningkatkan kesehatan (health promotion)

Upaya promosi kesehatan meliputi pengajaran tentang cara menyingkirkan plak

yang efektif atau cara menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung fluor dan

menggunakan benang gigi (dental floss).

b. Memberikan perlindungan khusus (spesific protection)

Upaya perlindungan khusus yaitu untuk melindungi host dari serangan penyakit

dengan membangun penghalang untuk melawan mikroorganisme. Aplikasi pit dan

fisur silen merupakan upaya perlindungan khusus untuk mencegah karies

Pencegahan Sekunder

Yaitu untuk menghambat atau mencegah penyakit agar tidak berkembang atau

kambuh lagi. Kegiatannya ditujukan pada diagnosa dini dan pengobatan yang tepat.

18

Page 19: Case Based Discussion gilut

Sebagai contoh melakukan penambalan pada gigi dengan lesi karies yang kecil dapat

mencegah kehilangan struktur gigi yang luas.

a. Diagnosa Dini

Penegakan diagnosis lesi karies secara dini makin menjadi hal yang sangat

penting sejak disadari bahwa karies bukan hanya suatu proses demineralisasi saja

melainkan proses destruksi dan reparasi yang silih berganti.

Penegakan diagnosis karies gigi memerlukan pencahayaan yang baik dan obyek

(gigi) yang kering dan bersih. Jika terdapat banyak kalkulus atau plak, maka

semuanya harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum mencoba menegakkan

diagnosis dengan tepat. Setelah gigi sudah kering maka tiap kuadran gigi diisolasi

dengan gulungan kapas agar pembasahan oleh saliva dapat dicegah. Gigi harus

betul-betul kering dan pengeringannya biasanya dengan udara yang disemprotkan

perlahan-lahan.

Untuk menentukan tanda awal karies diperlukan penglihatan tajam. Biasanya

pemeriksaan tanda awal karies diperlukan sonde yang tajam sampai terasa

menyangkut. Sebaiknya hal ini jangan dilakukan pada lesi karies yang masih baru

karena sonde tajam akan merusak lesi karies yang masih baru mulai dan sonde akan

membawa bakteri ke dalam karies sehingga penyebaran karies akan semakin cepat

b. Tindakan

Penambalan

Harus diketahui bahwa gigi yang sakit atau berlubang tidak dapat

disembuhkan dengan sendirinya, dengan pemberian obat-obatan. Gigi tersebut

19

Page 20: Case Based Discussion gilut

hanya dapat diobati dan dikembalikan ke fungsi pengunyahan semula dengan

melakukan pemgeboran dan kemudian penambalan.

Dalam proses penambalan, hal yang pertama sekali dilakukan adalah

pembersihan gigi yang karies yaitu dengan membuang jaringan gigi yang rusak

dan jaringan gigi yang sehat disekelilingnya, karena biasanya bakteri-bakteri

penyebab karies telah masuk ke bagian-bagian gigi yang lebih dalam. Hal ini

dilakukan sebagai upaya untuk meniadakan kemungkinan terjadinya infeksi

ulang. Tambalan terbuat dari berbagai bahan yang dimasukkan ke dalam gigi

atau di sekeliling gigi. Umumnya bahan-bahan tambalan yang digunakan adalah

perak amalgam, resin komposit, semen ionomer kaca, emas tuang, porselen.

Perak amalgam merupakan tambalan yang paling banyak digunakan untuk

gigi belakang, karena sangat kuat dan warnanya tidak terlihat dari luar. Perak

amalgam relatif tidak mahal dan bertahan sampai 14 tahun. Tambalan emas

lebih mahal tetapi lebih kuat dan bisa digunakan pada karies yang sangat besar.

Campuran damar dan porselen digunakan untuk gigi depan, karena warnanya

mendekati warna gigi, sehingga tidak terlalu tampak dari luar. Bahan ini lebih

mahal dari pada perak amalgam dan tidak tahan lama, terutama pada gigi

belakang yang digunakan untuk mengunyah. Kaca ionomer merupakan

tambalan dengan warna yang sama dengan gigi. Bahan ini diformulasikan untuk

melepaskan fluor, yang memberi keuntungan lebih pada orang-orang yang

cenderung mengalami pembusukan pada garis gusi. Kaca ionomer juga

digunakan untuk menggantikan daerah yang rusak karena penggosokan gigi

yang berlebihan.

20

Page 21: Case Based Discussion gilut

Pencabutan

Keadaan gigi yang sudah sedemikian rusak sehingga untuk penambalan

sudah sukar dilakukan, maka tidak ada cara lain selain mencabut gigi yang telah

rusak tersebut. Dalam proses pencabutan maka pasien akan dibius, di mana

biasanya pembiusan dilakukan lokal yaitu hanya pada gigi yang dibius saja yang

mati rasa dan pembiusan pada setengah rahang. Pembiusan ini membuat pasien

tidak merasakan sakit pada saat pencabutan dilakukan

Pencegahan Tersier

Adalah pelayanan yang ditujukan terhadap akhir dari patogenesis penyakit yang

dilakukan untuk mencegah kehilangan fungsi, yang meliputi:

a. Pembatasan Cacat (Disability Limitation), merupakan tindakan pengobatan yang

parah, misalnya pulp capping, pengobatan urat syaraf (perawatan saluran akar),

pencabutan gigi dan sebagainya.

b. Rehabilitasi (Rehabilitation), merupakan upaya pemulihan atau pengembalian

fungsi dan bentuk sesuai dengan aslinya, misalnya pembuatan gigi tiruan (protesa).

3.2 HIPEREMI PULPA

Hiperemi pulpa merupakan vasodilatasi pembuluh darah pulpa oleh karena masuknya

toksin bakteri ke dalam jaringan pulpa melalui dentin tubule sehingga menekan saraf dan

menimbulkan rasa sakit.

Keluhan subjektif : sakit saat makan/sakit saat ada sisa makanan yang masuk, saat

terkena rangsangan manis dan asam, tetapi sakit menghilang bila

rangsangan dihentikan.

21

Page 22: Case Based Discussion gilut

Keluhan objektif :

Extra oral : tidak tampak kelainan, simetris (+)

Intra oral :

- Inspeksi : caries (+)kemudian lihat lokasi karies, jenis karies

(primer/sekunder), akut/kronis

- Sondage : caries media, linu (+), kualitas sakit lebih besar

daripada iritasi pulpa dan hilang begitu

rangsangan dihilangkan

- Perkusi : (-)

- Tekanan : (-)

- Palpasi : (-)

Pengobatan : pro konservatif dengan penambalan

Prognosis : baik

22

Page 23: Case Based Discussion gilut

BAB IV

PEMBAHASAN

Pasien datang dengan keluhan gigi terasa linu geraham kiri atas no. 2 dari belakang sudah

sejak 1 minggu yang lalu. Linu terutama dirasakan saat makan. Linu tidak muncul secara

spontan. Sebelumnya gigi geraham kiri atas sudah pernah sakit. Sakit yang dirasakan hanya saat

makan makanan asam/manis saja. Namun pasien tidak segera pergi kedokter karena pasien

hanya berpikir giginya sakit karena sensitive, kemudian oleh pasien diobati hanya dengan

mengganti pasta giginya untuk gigi sensitive. Namun sekarang, keluhan pada gigi geraham

dirasa semakin parah. Oleh karena itu, pasien memeriksakan dirinya ke dokter. Pasien tidak

pernah minum obat penghilang rasa sakit sebelumnya. Pada pemeriksaan objektif ditemukan:

Gigi geligi : 2.7

Inspeksi : caries oklusal (+)

Sondage : caries media, nyeri (+)

Perkusi : (-)

Tekanan : (-)

Palpasi : (-)

Thermal test : tidak dilakukan

Berdasarkan pemeriksaan di atas, sebelumya pasien mengalami iritatio pulpa yang kemudian

berkembang menjadi hiperemi pulpa. Bila keluhan ini tidak segera ditangani, maka dapat

berlanjut menjadi pulpitis, kemudian gangren pulpa maupun radix, kemudian menjadi

periodontitis, dan dapat berakhir dengan abses. Karena dari pemeriksaan subjektif ditemukan

adanya nyeri saat makan, kemudian pada pemeriksaan objektif ditemukan adanya caries media

23

Page 24: Case Based Discussion gilut

dan nyeri pada sondage, dan tidak ditemukan nyeri pada perkusi, tekanan, dan gigi tidak goyang,

maka dapat disimpulkan pasien mengalami hiperemi pulpa.

24

Page 25: Case Based Discussion gilut

BAB V

KESIMPULAN

Dari anamnesa dan pemeriksaan fisik didapatkan bahwa pasien mengalami hiperemi pulpa gigi

2.7. Penatalaksanaan pada hiperemi pulpa adalah terapi konservatif yaitu berupa penambalan

sementara, yang kemudian dapat diganti menjadi penambalan permanen untuk mencegah

kerusakan gigi lebih lanjut oleh karena karies.

25