buku hipo 26

6
Hipotesis,Tahun ke 5, No 1, Januari - April 2013 132 Pendahuluan Pengajar hanya sebagai fasilitator dan instruktur yang Masalah yang kadang timbul dalam pengajaran memberi pengarahan. bahasa inggris di universitas adalah pengajaran Rumusan Masalah dengan metode kuliah atau ceramah, sehingga 1)Apakah permasalahan utama yang dialami cenderung membuat mahasiswa merasa bosan. mahasiswa dalam berbicara Bahasa Inggris? Padahal, yang mereka butuhkan adalah pembelajaran 2)Bagaimanakah mekanisme penerapan teknik bahasa inggris yang dapat langsung mereka permainan bahasa dalam pembelajaran keterampilan aplikasikan. Utamanya sebagai mahasiswa fakultas berbicara bahasa Inggris (speaking) di jurusan Bahasa bahasa dan sastra yang tentunya dituntut untuk fasih dan Sastra Inggris Universitas Sawerigading Ma- berbicara bahasa inggris karena menjadi panutan atau kassar? role model bagi mahasiswa dari fakultas lain. Bukan 3)Bagaimanakah hasil pembelajaran kete- hanya pengetahuan tentang bahasa inggris itu sendiri rampilan berbicara Bahasa Inggris setelah tindakan tetapi keahlian langsung yang dapat dilihat yaitu (treatment) dilakukan? kemampuan berbicara. Dalam upaya peningkatan Landasan Teori kemampuan berbicara bahasa inggris ini dapat Jeremy Harmer (Longman, 1995) menyatakan, dilakukan dengan berbagai teknik pendekatan. Salah salah satu masalah dalam pengajaran kosakata adalah satunya dengan teknik permainan, teknik ini dipilih pemilihan kosakata yang tepat untuk diajarkan pada karena melibatkan langsung mahasiswa dalam suatu level tertentu dan siswa tertentu pula. Oleh ka- pembelajaran, dengan suasana yang fun learning. rena itu permasalahan utama dalam pengajaran kosa- Sehingga materi dapat diterima dengan mudah. kata adalah bagaimana mengidentifikasi kosakata

Upload: deden-marrah-adil

Post on 01-Dec-2015

34 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BUKU HIPO 26

Hipotesis,Tahun ke 5, No 1, Januari - April 2013

132

Pendahuluan Pengajar hanya sebagai fasilitator dan instruktur yang Masalah yang kadang timbul dalam pengajaran memberi pengarahan.

bahasa inggris di universitas adalah pengajaran Rumusan Masalah dengan metode kuliah atau ceramah, sehingga 1)Apakah permasalahan utama yang dialami cenderung membuat mahasiswa merasa bosan. mahasiswa dalam berbicara Bahasa Inggris?Padahal, yang mereka butuhkan adalah pembelajaran 2)Bagaimanakah mekanisme penerapan teknik bahasa inggris yang dapat langsung mereka permainan bahasa dalam pembelajaran keterampilan aplikasikan. Utamanya sebagai mahasiswa fakultas berbicara bahasa Inggris (speaking) di jurusan Bahasa bahasa dan sastra yang tentunya dituntut untuk fasih dan Sastra Inggris Universitas Sawerigading Ma-berbicara bahasa inggris karena menjadi panutan atau kassar?role model bagi mahasiswa dari fakultas lain. Bukan 3)Bagaimanakah hasil pembelajaran kete-hanya pengetahuan tentang bahasa inggris itu sendiri rampilan berbicara Bahasa Inggris setelah tindakan tetapi keahlian langsung yang dapat dilihat yaitu (treatment) dilakukan?kemampuan berbicara. Dalam upaya peningkatan Landasan Teorikemampuan berbicara bahasa inggris ini dapat Jeremy Harmer (Longman, 1995) menyatakan, dilakukan dengan berbagai teknik pendekatan. Salah salah satu masalah dalam pengajaran kosakata adalah satunya dengan teknik permainan, teknik ini dipilih pemilihan kosakata yang tepat untuk diajarkan pada karena melibatkan langsung mahasiswa dalam suatu level tertentu dan siswa tertentu pula. Oleh ka-pembelajaran, dengan suasana yang fun learning. rena itu permasalahan utama dalam pengajaran kosa-Sehingga materi dapat diterima dengan mudah. kata adalah bagaimana mengidentifikasi kosakata

Page 2: BUKU HIPO 26

Rezkiawati Nazaruddin

133

untuk diajarkan pada setiap jenjang pembelajaran tindakan, observasi, dan refleksi dengan perubahan-yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kemam- perubahan untuk mengatasi permasalahan yang puan siswa. Prinsip umum dalam memilih kosakata muncul pada siklus I. Kegiatan yang dilakukan pada adalah dengan mempertimbangankan faktor freque- tahap-tahap persiapan atau perencanaan tindakan ncy (keseringan digunakannya kosakata tersebut). yaitu:

Lebih jauh Jeremy Harmer menambahkan untuk 1.Peneliti mendiskusikan jumlah mahasiswa, dapat mengusaai kosakata, seorang siswa seharusnya jadwal, pengajar, dan teknik pengajaran kepada memiliki pengetahuan yang berikut ini tentang satu dekan, dan dosen lainnya.kata, yaitu: meaning (arti), word use, word formation 2.Membuat tes keterampilan awal yang terdiri dan word grammar. Meaning atau arti kata juga perlu dari keterampilan berbicara dengan menggunakan penekanan, bahwa satu kata dalam bahasa Inggris model Tagliente (1999). Menyiapkan teknik artinya tidak hanya satu. Contoh yang High frequency permainan yang digunakan dalam pengajaran saja, book bisa berati buku atau bisa juga memesan. keahlian berbicara Bahasa Inggris di universitas.Oleh karena itu seorang guru seharusnya juga melatih 3.Membuat lembar observasi untuk melihat menetukan arti berdasarkan konteksnya dan juga me- kondisi belajar mengajar di kelas ketika proses ngenalkan synonym dan antonym. pembelajaran sedang berlangsung.

Menurut Hunt dan Beghlar (2003) menawarkan 4.Membuat angket untuk melihat minat siswa tiga pendekatan dalam pembelajaran kosakata: dalam belajar keahlian berbicara bahasa Inggris, dan insidental learning (pembelajaran kosakata untuk untuk mengetahui kesulitan, kesan dan saran yang dia-menyertai pelajaran reading dan listening), explicit lami oleh siswa selama mengikuti pelajaran keahlian intruction dan strategi pengembangan kosakata yang berbicara dengan menggunakan teknik permainan.indipendent. Sumber utama dari insidental learning 5.Membuat alat evaluasi harian dan akhir pembe-adalah extensive reading, dimana Hunt dan Beghlar lajaran sesuai dengan tujuan penelitian.menganjurkan sebagai kegiatan yang teratur di luar Observasi yang dilakukan yaitu pelaksanaan tin-kelas. Explicit instruction bergantung kepada dakan menggunakan lembar observasi yang telah di-pengindifikasian kosakata yang sesuai level pada buat. Pada tahap refleksi sesuai dengan data hasil siswa. Sebaliknya Nation (2003) menawarkan pende- observasi menyangkut rasa senang dalam melakukan katan yang sistimatis dibanding pendekatan insi- tugas kelompok, rasa ingin tahu mahasiswa, minat dental dalam pengajaran kosakata, dimana mem- belajar, dan partisipasi aktif termasuk hasil yang ingin fokuskan bagian-bagian yang esensial dari materi dicapai maupun yang belum tercapai. pembelajaran. Dia menunjukkan beberapa kelemahan dari insidental learning dan kenyataan siswa tidak Hasil Penelitian Dan Pembahasanbisa memanfaatkan pembelajaran kosakata sambil Berdasarkan hasil observasi langsung yang lalu melalui reading. dilakukan terhadap mahasiswa Jurusan Bahasa dan

Sastra Inggris Universitas Sawerigading Makassar Metodologi Penelitian ketika dilakukannya tes awal, ditemukan bahwa Metode penelitian yang digunakan, yaitu metode mahasiswa memiliki keterampilan berbicara yang

penelitian tindakan kelas (action research). Proses kurang memadai. Hal ini disebabkan karena:penelitian tindakan kelas ini direncanakan 1)Pelafalan Bahasa Inggris Mahasiswaberlangsung dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri atas Pelafalan kata-kata bahasa Inggris yang tepat empat tahap, yaitu (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) memiliki peranan yang penting dalam suksesnya observasi, dan (4) refleksi. Proses kegiatan tindakan komunikasi dengan bahasa tersebut. Namun, pe-kelas yang peneliti lakukan adalah bertolak dari lafalan kata dalam bahasa Inggris memiliki sifat tidak permasalahan yang dipecahkan, kemudian peneliti konsisten sehingga menjadi masalah bagi pembelajar. merencanakan suatu tindakan dan melaksanakannya. Bahasa Inggris memiliki 44 bunyi, yang terdiri dari bu-Pada pelaksanaan tindakan peneliti melakukan nyi vokal dan 24 bunyi konsonan. Contoh lambang bu-penyampaian materi, tes perbuatan, dan observasi nyi yang secara tidak konsisten dibunyikan adalah oo terhadap kegiatan yang dilakukan. Tahap berikutnya, yang dalam kata book dibaca [b? k], tetapi dalam kata berdasarkan hasil observasi, dan jurnal peneliti

flood dibaca [fl?d]; dan lambang bunyi u dibaca [u] merefleksi kegiatan-kegiatan yang dilakukan. pada put, tetapi dibaca [?] pada cut, dan dibaca [yu] Permasalahan yang muncul pada siklus I pada university.merupakan permasalahan yang harus dipecahkan

2)Tata Bahasa Inggris Mahasiswapada siklus II. Selanjutnya, kegiatan dimulai lagi Pada bagian ini dicermati kesalahan seperti kegiatan pada siklus I, yakni perencanaan,

yang terjadi dalam tata bahasa Inggris yang

Page 3: BUKU HIPO 26

134

digunakan oleh mahasiswa. Misalnya: dari nilai target, yaitu 65 %. Sedangkan sebanyak 8 a)Ketidaksesuaian antara bentuk kata penunjuk orang mahasiswa memperoleh nilai cukup (32%), dan

dengan kata benda yang mendapatkan kategori kurang sebanyak 9 orang b)Tidak adanya penanda jamak (suffix ’s’/ ’-es’) atau 36%. Dan kategori sangat kurang diperoleh 12

pada kata benda jamak % mahasiswa. Berdasarkan tabel hasil tes awal di atas c)Terjadinya bentuk pengulangan dapat dijelaskan bahwa kemampuan berbicara bahasa

Inggris mahasiswa berada dalam kategori yang 3)Kosa Kata Bahasa Inggris Mahasiswa cukup. Rata-rata mahasiswa kurang mampu Tes awal menunjukkan terjadinya kesalahan menguasai topik yang dibicarakan, hal ini

dalam pemilihan kosakata yang dikategorikan dikarenakan minimnya informasi seputar topik yang menjadi kesalahan penggunaan kosakata yang tidak diberikan pada saat tes awal.tepat, hal seperti ini muncul dikarenakan kurangnya Setelah pemberian tes awal (pre-test) selesai, pemahaman yang benar terhadap makna suatu kata mahamahasiswa diberikan kuesioner dengan dan kesusahan yang dialami mahasiswa dalam memi- beberapa intruksi terkait dengan pengisian kuesioner lih sinonimi kata tersebut. Kesalahan yang dimaksud tersebut. Setelah diberikan instruksi, mahamahasiswa bisa dilihat pada data yang ditampilkan dalam contoh mengisi kuesioner tersebut dalam waktu 10 berikut ini. menit.Tujuan dari dilaksanakan pemberian kuesioner

T: My brother is little short. pada saat tes awal adalah untuk mengetahui St: My brother is quite short. permasalahan apa yang dihadapi mahamahasiswa Digunakannya kata pada data di atas jika dalam berbicara dengan bahasa Inggris.

dihubungkan dengan konteks kalimat-kalimat Ada 8 (delapan) pertanyaan dalam kuisioner ini, tersebut sangat tidak tepat karena sudah ada kata atau 4 (empat) pertanyaan untuk mengetahui Ada 8 istilah yang benar seperti tampak pada kalimat bahasa (delapan) pertanyaan dalam kuisioner ini, 4 (empat) Inggris standar yang dihadirkan setelah bahasa pertanyaan untuk mengetahui sikap mahasiswa Inggris hasil transkripsi yang diutarakan oleh terkait dengan keterampilan berbicara bahasa Inggris mahasiswa. dan 4 (empat) pertanyaan lagi untuk mengetahui

gambaran dan tanggapan mahasiswa tentang teknik Hasil Tes Awal dosen dalam mengajarkan keterampilan berbicara Topik-topik permainan yang diajarkan pasa (speaking). Diantara 25 (dua puluh lima siswa), 22

siklus I ini antara lain: kategori kata (vocabularies), mahasiswa (88%) mengatakan bahwa berbicara media gambar (image), pekerjaan dan profesi bahasa Inggris sangat susah dan tidak satupun dari (profession), pertanyaan jawaban pendek (questions- mahasiswa yang menyatakan bahwa berbicara dalam responses), cerita berantai, cerita pendek (short bahasa Inggris itu mudah. Ketika mahasiswa diminta story). Dalam proses pembelajaran bahasa inggris, do- untuk berbicara dengan mengemukakan pendapatnya sen dosen peneliti memberikan kesempatan kepada dalam bahasa Inggris, 22 mahasiswa (88%) merasa mahasiswa untuk banyak latihan dengan mengguna- kurang suka dan tidak satupun yang antusias dalam kan dan menambah kosa kata dari kalimat-kalimat ya- berbicara bahasa Inggris. 25 mahasiswa (100%) me-ng lebih diproduksi oleh teman-temannya dengan ban- nga-takan bahwa sangat penting untuk meningkatkan tuan dosen peneliti. pengetahuan dan keterampilan berbicara bahasa

Dosen peneliti bertugas membimbing dan Inggris.mengamati mahasiwa dalam memberikan jawaban. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada saat Apabila ada jawaban yang salah dosen dosen peneliti tes awal, dapat disimpulkan beberapa hal yaitu: minat langsung mengoreksi pengucapan, struktur, dan dan kemampuan siswa dalam berbicara bahasa pilihan kosakata, sehingga diperoleh kalimat yang Inggris masih sangat rendah, hal ini dapat dilihat dari tepat dan benar dalam menjawab pertanyaan. Pada nilai yang diperoleh siswa dalam tes awal. Siswa kegiatan belajar mengajar semua mahasiswa masih mengalami kebingungan, apa yang harus berpartisipasi aktif untuk berbicara, karena dosen mereka katakan pada saat berbicara lisan. Sehingga peneliti langsung menunjuk mahasiswa untuk proses belajar mengajar dirasakan berjalan kurang menjawab pertanyaan setiap permainan yang akan kondusif. Sebenarnya masalah sesungguhnya yang digunakan ditentukan oleh dosen dosen peneliti dihadapi siswa adalah stigma mereka akan berdasarkan tingkat keterampilan mahasiswa. keterampilan berbicara yang susah. Mereka

Nilai yang diperoleh mahasiswa dalam keteram- cenderung berpikiran bahwa berbicara bahasa Inggris pilan berbicara bahasa Inggris pada pemberian tes itu sangat susah dan mereka sangat takut salah dalam awal (pre-test) adalah 20% dan nilai ini sangat jauh berbicara. Karena hal itulah mahasiswa menjadi

Page 4: BUKU HIPO 26

135

berbicara dengan menggunakan bahasa Inggris. Di- Sebagian besar mahasiwa diselimuti oleh sebuah harapkan dengan menggunakan teknik permainan ma- pemikiran bahwa pelajaran Bahasa Inggris yang hasiswa menjadi lebih termotivasi dan senang dalam mereka anggap sukar untuk dikuasaisehingga mereka mengembangkan kosakata serta teknik speaking dipenuhi semacam perasaan enggan mempelajari mereka. bahkan, mengucapkan bahasa Inggris.

Hasil dari tes awal menunjukkan bahwa kete- 5) Kesulitan memilih kata-kata yang padanan rampilan berbicara bahasa Inggris siswa dikatego- bahasa Indonesianya samarikan rendah. Keterampilan berbicara berhak menda- Sama halnya dengan Bahasa Indonesia, bahasa patkan perhatian penting karena berbicara memiliki Inggris juga memiliki padanan kata. Hal ini membuat tujuan utama yaitu untuk berkomunikasi. Berda- mahasiwa sulit dalam menentukan kosakata yang sarkan observasi yang dilakukan pada setiap perte- tepat dalam berkomunikasi lisan. Misalnya saja kata muan di setiap siklus, kuesioner dan jurnal kegiatan, “tall” dan “high”, kedua kata itu memiliki padanan dapat disimpulkan hal-hal yang merupakan permasa- yang sama dalam bahasa Indonesia, kadang-kadang lahan utama mahasiwa masih salah dalam menggunakan kedua

yang dihadapi siswa dalam berbicara bahasa Ing- kata tersebut. Untuk mengatasi permasalahan-gris sebagai berikut: permasalahan di atas terutama dalam penguasaan

1) Dosen tidak pernah mengecek kesalahan keterampilan berbicara mahasiwa yang masih sangat mahasiswa. rendah, telah dilakukan treatment dengan metode

Kadang-kadang karena disibukkan dengan nilai debat plus yang terbukti efektif dalam meningkatkan yang harus dicapai pada mata kuliah bahasa Inggris ya- keterampilan berbicara bahasa Inggris mahasiwa ng diajarkan, dosen cenderung menganggap remeh ta- fakultas bahasa dan sastra Inggris Universitas ta bahasa pada aspek keterampilan berbicara mahasis- Sawerigading Makassar.wa.

2) Metode pembelajaran yang digunakan masih Pelaksanaan Siklus IIkonvensional Fase pelaksanaan di siklus II ini merupakan fase

Berdasarkan hasil wawancara pada beberapa dimana penelitian yang telah direncanakan tersebut siswa dan dosen selama proses observasi, dapat di- dilaksanakan di kelas. Siklus II terdiri atas tiga simpulkan bahwa metode dan teknik mengajar yang pertemuan. Pertemuan pertama dan kedua diisi digunakan selama ini masih sangat konvensional. dengan pemberian tindakan, sedangkan pertemuan Teknik dan metode pengajaran yang konvensional, ketiga diisi dengan pemberian tes akhir I.seperti siswa diberikan topik untuk dikembangkan Peningkatan yang cukup signifikan, ada pening-menjadi dialog, atau diberi situasi dengan teknik role- katan pada kategori baik dan cukup, sementara itu play ataupun group discussion yang pada akhirnya dalam kategori sangat kurang tinggal 1 orang ma-dipresentasikan, seolah-olah sangat membosankan hasiswa (4%). Walaupun kategori sangat baik belum dan kurang menantang bagi mahasiwa. Selain itu, tercapai, tetapi peningkatan kategori baik menjadi 8 selama ini proses belajar mengajar keterampilan mahasiswa (32%) cukup terlihat di dalam kelas. berbicara (speaking) juga sangat jarang menggunakan Sementara yang berkategori cukup lumayan media atau fasilitas yang dapat mencerahkan atmosfer meningkat dengan 48% atau 12 orang. Sementara ka-pembelajaran sehingga proses belajar mengajar tegori kurang juga semakin menurun persentasenya, dirasakan sangat monoton. yaitu 4 orang (16%).

3) Motivasi belajar mahasiwa yang masih rendah Hasil analisis data menunjukkan bahwa secara Dari hasil pengamatan selama proses pemberian umum teknik permainan memberikan perkembangan

tes awal, baik sebelum maupun sesudah pemberian tes hasil belajar yang signifikan dalam ppembelajaran awal, ditemukan bahwa motivasi mahasiwa selama berbicara. Ini menunjukkan bahwa teknik permainan proses belajar dan mengajar juga kurang baik. Kalau ini dapat meningkatkan keterampilan berbicara sedang tidak diperhatikan, mereka lebih memilih dengan rentangan 15%-30% dari keterampilan awal untuk berbicara dengan bahasa Indonesia atau bahasa yang mereka miliki. Perkembangan hasil belajar daerah dan yang dibicarakan umumnya adalah topik- melalui metode permainan dapat dilihat dari garfik topik di luar mata pelajaran. Ketika seorang dari peningkatan yang terus meningkat secara konsisten. mereka mempresentasikan sesuatu di depan kelas, Peneliti dan kolaborator mengamati keterampilan mahasiwa yang lainnya cenderung untuk kurang berbicara bahasa Inggris mahasiswa pada setiap memperhatikan presentasi. kegiatan yang telah dilakukan oleh mahasiswa pada

4) Anggapan mahasiwa terhadap bahasa Inggris setiap pertemuan di dalam kelas. Dalam siklus II ini itu sukar beberapa mahasiswa sudah melakukan percakapan

Rezkiawati Nazaruddin

Page 5: BUKU HIPO 26

136

dengan teman-temannya dengan baik dan tidak malu- karena itu teknik pengajaran teknik permainan malu. Mereka berusaha berbicara bahasa Inggris merupakan salah stau teknik pengajaran yang tepat walaupun masih mengalami kesalahan dari segi diterapkan dalam mata kuliah speaking. Mahasiswa struktur bahasa maupun pilihan kosakata. Mahasiswa pun member saran dalam angket agar teknik sudah dapat mempersiapkan dialog dengan baik permainan dapat digunakan dalam pengajaran bersama temannya didalam kelompok maupun di luar speaking tetapi topiknya lebih dikembangkan lagi kelompok. agar lebih menarik dan tidak membosankan.

Pengucapan kosa kata, tata bahasa dan ke- Sehingga dapat memotivasi mahasiswa Fakultas lancaran di dalam berbicara sedikit demi sedikit Bahasa Dan Sastra Inggris Universitas Sawerigading dibandingkan pada siklus I. walaupun masih ada Makassar agar dapat meningkatkan kemampuan beberapa mahasiswa yang masih melakukan kesala- speaking mereka.han pada umumnya mahasiswa sudah mampu mema-hami isi pesan yang disampaikan lawan bicara. Ma- Simpulan hasiswa juga sudah dapat mempuat dan menjawab per- Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, ada ta-nyaan secara terbuka dan tertutup, dan menyusun beberapa kesimpulan yaitu:kalimat dengan menggunakan profesi, benda, dan 1)Keterampilan awal berbicara mahasiswa tem-pat. sebelum diberi perlakuan rata-rata mencapai kategori

Mahasiswa termotivasi dalam membuat kalimat kurang, atau dibawah 30%.bahasa Inggris sehubungan dengan kegiatan situasi 2)Setelah diberi tindakan selama 1 siklus dalam sehari-hari dalam bentuk permainan sehingga kelas beberapa pertemuan, maka rata-rata keterampilam menjadi dinamis dan terkesan aktif. Berdasarkan hasil berbicara siswa meningkat mencapai 80% yaitu di observasi terhadap proses dan tindakan yang kategorikan cukup,diberikan pada siklus II peneliti mengetahui bahwa 3)Setelah siklus II berakhir kenaikan persentase ada 3-4 orang yang masih melakukan keslahan cukup signifikan mencapai %.pengucapan dan tata bahasa di dalam bahasa Inggris. Peneliti mengamati pengucapan mahasiswa masih Saran terpengaruh pada dialek bahasa daerahnya masing- Berdasarkan simpulan di atas, ada beberapa saran masing. Peneliti berusaha untuk memperbaiki cara yang dapat disampaikan antara lain:pengucapan mahasiswa. Skor rata-rata keterampilan 1)Teknik permainan hendaknya menjadi slah berbahasa Inggris mahasiswa pada siklus II mencapai satu alternative utama pembelajaran bahasa Inggris 80%. Artinya mahasiwa sudah mengalami untuk meningkatkan keterampilan berbicarapeningkatan keterampilan berbicara yang lebih baik 2)Dalam menerapkan teknik permainan, dibandingkan siklus I yang hanya berkisar 52%. hendaknya dosen benar-benar menerapkan secara Walaupun dari kategori baik keterampilan berbicara konsisten dan memperhatikan situasi dan kondisi belum mencapai target yaitu 65 %, sedangkan yang kelas yang ada, dandicapai hanya 48%. Tapi dari keseluruhan kategori 3)Hendaknya para dosen atau pengajar selalu dari baik –cukup hasilnya cukup memuaskan yaitu berusaha dan mencari dan memodifikasi model lain 80%. yang sesuai dengan keadaan mahasiswa,.

Pengajaran berbicara dengan menggunakan teknik permainan dapat meningkatkan keterampilan DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal.(2006). Penelitian Tindakan Kelas. berbicara bahasa Inggris. Mahasiswa menyatakan Bandung: Yama Widya. bahawa mereka mengalami peningkatan keteram-

Baker And Westrup. 2003. Essential Speaking Skills. pilan berbicara bahasa Inggris ketika pengajaran Continuum International Publishing Group.menggunakan teknik permainan (23 orang atau 92%)

Brumfit, C.J. And K, Johnson, Ed. 1979. The sisanya menyatakan tidak ada peningkatan (3 orang Communication Approach To Language Teaching.

atau 8 %). Kendala yang dialami mahasiswa dalam Oxford: Oxford University Press.

mengikuti pelajaran yaitu hamper sama dengan Burns. 2009 Aug; 35(5): 677-80. Epub 2009 Mar 20.kendala pada keterampilan berbicara bahasa Inggris Brown, H.D. 2001. Teaching By Principles: An yaitu, pengucapan, kosakata ( 20 orang atau 80 %) dan Interactive Approach To Language Pedagogy (Second 22 orang atau 88% mengalami kendala pada struktur Edition). New York: Pearson Education.dan pengucapan. Bygate, Martin (1987/1995). Speaking. Oxford:

Oxford UniversityBerdasarkan hasil penelitian ini siswa menga-Bygate, Martin (2004). “Speaking”. In: Byram, lami peningkatan keterampilan berbicara bahasa

Michael, Ed. Routledge Encyclopedia Of Language Inggris dengan menggunakan teknik permainan oleh Teaching And Learning. London: Routledge. 563-566.

Hipotesis,Tahun ke 5, No 1, Januari - April 2013

Page 6: BUKU HIPO 26

137

Johnson, Keith (Ed). 1981. Communication In The Teaching. An Anthology of Current practice. Cambridge: Classroom. Burnt Mill : Longman. cambrige University Press.258-266.

Tarigan, Henry Guntur. 1987. Berbicara Sebagai Nation, Paul (2003). Learning Vocabulary in Another Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Language. Cambridge: Cambridge University Press.

Petty, Geoff. (2004). Teaching Today, third edition. Poerwadarminta, W . J . S. 1976. Kamus Besar United Kingdom: Nelson Thornes. Ltd. Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Ur, Penny.1996. A Course In Language Teaching. Sugandi, Ahmad dan Haryanto. 2004. Teori University Press Pembelajaran. Semarang: UPT MKK Unnes.

Wiriaatmaja, Rochiati. (2007). Metode Penelitian Suparno, Paul. 2008. Filsafat Konstruktivisme dalam Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan pendidikan. YogyakartaDosen. Bandung: Remaja Rosdakarya. Trianto. 2011. Desain Pembangunan Pembelajaran

Harmer, Jeremy (2001). The practice of English Tematik bagi anak usia dini TK/RA & anak Usia Kelas Language Teaching. London: Longman. (Chapter 2 D. 16- Awal SD/MI. Jakarta. Kencana22) Ur, Penny.1996. A Course in Language

Hunt, Alan, David Beglar (2002). “Current Research Teaching.University Press.and practice in Teaching Vocabulary”. In: Richards, Jack C. and Willy A. Renandya, eds. Methodology in Language

Rezkiawati Nazaruddin