budidaya karang kelompok pemuda sahabat laut dan ...eprints.ulm.ac.id/2487/1/4.pdfkerapu di bagian...
TRANSCRIPT
Templet Naskah Jurnal ABDI INSANI Unram a.n Yunandar 1
Budidaya Karang Kelompok Pemuda Sahabat Laut dan Masyarakat Desa Angsana Sebagai Media Shelter Biota
Yunandar dan Deddy Dharmaji Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat
Jalan A. Yani Simpang 4 Banjarbaru Kalimantan Selatan 707113
Alamat korespondensi : [email protected]
ABSTRAK
Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan perkembangan biota dan meningkatkan pertumbuhan karang serta mengkonservasi terhadap ancaman sedimentasi dan bioerosi dengan target kegiatan (a) mengadopsi teknologi transplantasi dengan aplikasi pembibitan karang menggunakan ball reef, tipe piramida persegi untuk media ikan kerapu di bagian dasarnya dan transplantasi karang 4 rak untuk transplantasi karang dengan populasi terbatas; (b) penanaman anakan karang dengan menerapkan aplikasi teknik sederhana; (c) pengenalan teknik cara mengikat, pilihan penempatan media penempelan, substrat dan desain lubang penempelan media (c) pemilihan bibit karang dan spesies karang yang dibudidayakan dan (c) teknik reef check sederhana. Metode yang digunakan adalah metode RRA (Rural Rapid Appraisal) untuk meminta masukan, keluhan masalah serta sosialisasi program-program IbM yang akan ditawarkan kepada kelompok masyarakat nelayan yang berdomisili di Desa Angsana dan kelompok yang tergabung dalam Pemuda Sahabat Laut (PSL), Sosialisasi program kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan dengan metode pemaparan/cermah tentang manfaat dan tujuan transplantasi karang dalam peningkatan sumberdaya ikan dan diskusi serta sosialisasi yang akan ditawarkan, serta penyuluhan dan pelatihan keterampilan, yang diberikan sebagai akselerasi transfer knowledge (percepatan) pada setiap program yang dilaksanakan dalam IbM kepada khalayak sasaran, yaitu mitra Pemuda Sahabat Laut (PSL), sedangkan kegiatan Penyuluhan dan Pelatihan Keterampilan diberikan sebagai paket alih teknologi pada setiap program yang akan dilaksanakan dalam IbM agar khalayak sasaran atau mitra dapat menguasai secara teori maupun teknis adopsi teknologi yang diberikan. Tahapan kegiatan yang telah dilaksanakan berupa operasional pembuatan media karang tipe ball reef, tipe piramida persegi dan transplantasi karang 4 rak, aplikasi teknik pembibitan karang, pemilihan bibit dan spesies karang dan reef check yang akan dilakukan selama 8 bulan berlokasi di Organisasi Pemuda Sahabat Laut dan Kelompok masyarakat Desa Angsana Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan. Hasil evaluasi kegiatan 52% peningkatan teknik dan keterampilan media transplantasi karang baik dengan berbagai desain, 60% peningkatan pengetahuan dan teknologi transplantasi dalam pemilihan karang dan 65% peningkatan pengetahuan dan teknologi penanaman anakan karang dengan angka partisipatif peserta sebesar 60% di tiap kegiatan.
Kata Kunci: biota, budidaya, shelter ikan, artificial reef, reef check, teknologi
Templet Naskah Jurnal ABDI INSANI Unram a.n Yunandar 2
PENDAHULUAN
Ekosistem terumbu karang di zona litoral perairan laut Desa Angsana memiliki
keunikan karakter karena ekosistem ini berada di daerah yang dipengaruhi oleh aliran
sungai-sungai yang membawa sedimentasi tinggi dari aktivitas di daratan, perairan
relatif keruh dan kontur pantai yang cenderung landai, dan jauh dari pencemaran
kondisi ini bertentangan dengan teori pertumbuhan dan perkembangan karang yang
dikemukakan Suharsono (1996) dimana kondisi yang ada merupakan kebalikan dari teori
tersebut.
Ekosistem fringing reef Angsana mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim
dan kondisi lingkungan alamiah. Tekanan lingkungan sekaligus ancaman yang di alami
ekosistem terumbu karang Angsana saat ini berupa lokasi tersebut merupakan jalur
transportasi kapal tongkang batubara sehingga berpotensi merusak ekosistem karang
baik dari lychite (air yang keluar dari timbunan batubara) karena pembasahan
(penyiraman atau hujan) saat dilakukan pengapalan sehingga memiliki peluang atau
resiko yang dapat menjadikan perairan laut Angsana bersifat atau bersuasana asam dan
keruh, dampak lain peningkatkan Total Suspended Solid (TSS) maupun Total Dissolved
Solid (TDS) dari run-off aktivitas di daratan serta bioerosi yang disebabkan hewan laut
yang dapat menutup polip pada karang bagi ekosistem terumbu karang (Supriharyono,
2000).
Potensi terumbu karang Angsana berdasarkan citra dan survei lapangan sampai
saat ini teridentifikasi sebanyak 10 lokasi (site) yaitu Karang Batu Anjir (10 Ha), Anak
Karang Batu Anjir (2 Ha), Karang Batu Anjir (6 Ha), Karang Batu Sawar (2,5 Ha), Karang
Batu Bajangan (5 Ha), Karang Penggadungan (2 Ha), Karang Teraban Kecil (5 Ha), Karang
Templet Naskah Jurnal ABDI INSANI Unram a.n Yunandar 3
Ibu (1 Ha), Karang Sampai Nampat (0,50 Ha), Karang Batu Penyaungan (4 Ha) disertai
ekosistem ikan karang yang menyertainya.
Potensi yang dimiliki khalayak sasaran adalah tingkat kepedulian mitra/kelompok
masyarakat nelayan Desa Angsana terhadap konservasi ekosistem karang sangat tinggi
dan kelompok Organisasi Pemuda Sahabat Laut (PSL). Ke-2 kelompok difokuskan sebagai
mitra untuk melakukan upaya pengelolaan terhadap terumbu karang sehingga dapat
dikembangkan sebagai salah satu usaha konservasi berbasis ekonomi/produksi yang
berperan besar dalam peningkatan wawasan pengetahuan kepada para pelajar
SMU/SMK, karang taruna dan masyarakat Masalah terbesar yang dialami mitra yang
teridentifikasi terbagi dalam dua aspek meliputi produksi/budidaya dan aspek
manajemen usaha. Pada aspek produksi/budidaya masalah yang muncul terdiri dari a)
tingkat survival rate (kemampuan hidup) karang yang rendah 30-40%, b) pengaruh pola
musim dan sedimentasi; c) adopsi dan inovasi teknologi budidaya karang yang masih
rendah; d) keterbatasan media penanaman; e) keterbatasan teknik pemeliharaan,
kesehatan karang/reef check; f) biaya tinggi di teknologi budidaya karang. Sementara
dari aspek manajemen usaha masalah yang ada (a) masih bersifat hobi dan (b) lemahnya
strategi pemasaran/sosialisasi.
Menurut Yunandar (2012) menginformasikan kondisi terumbu karang rata-rata di
lokasi perairan karang Angsana rusak (34,06%) akibat meningkatnya sedimentasi.
Sedimen berasal dari run off pola pemanfaatan ruang di daratan terutama sekitar lokasi
merupakan perkebunan sawit dan pelabuhan khusus batubara. Sedimen yang
dikontribusi dari aktivitas pertanian, pembukaan hutan dan pengolahan tanah di daratan
dapat mencapai 135 mg/cm2/hari (Supriharyono, 2000). Kontribusi sedimen lainnya
berasal dari proses erosi karang baik secara fisik maupun bioerosion yang dapat
Templet Naskah Jurnal ABDI INSANI Unram a.n Yunandar 4
meningkatkan kekeruhan (sedimen meningkat) di perairan akibat terrigeneous
sediments maupun carbonate sediments terutama setelah hujan besar atau badai dan
ini dapat mempengaruhi kehidupan karang yang berakibat pada hasil tangkapan
menurun, secara khusus permasalahan yang dialami mitra terbagi dalam dua aspek yaitu
produksi/budidaya dan aspek manajemen usaha.
Aspek Produksi/Budidaya yang menyebabkan usaha budidaya masih/belum
optimal dilakukan mengakibatkan tingkat survival rate (kemampuan hidup) karang yang
rendah 30-40 dan Aspek manajemen Usaha yang menyebakan masih lemahnya dan
kurang berkembangnya usaha/kegiatan budidaya
Solusi pemecahan masalah pada aspek produksi/produktivitas karang
1. Mempercepat dan memperbanyak anakan karang sehingga laju pertumbuhan karang
minimal sama dengan laju sedimentasi dan bioerosion diatasi dengan diversitas
karang sehingga level bioerosion dapat di minimalkan dengan beragamnya varitas
karang dan cepatnya pertumbuhan karang.
2. Teknologi transplantasi karang dilakukan dengan sosialisasi paket teknologi
penggunaan terumbu karang buatan dengan model media substrat semen (cor) dan
pipa paralon, tipe piramida persegi 3 dan transplantasi 4 (empat) rak.
3. Aplikasi pembibitan karang menggunakan tipe piramida persegi 3 untuk
menyediakan bagi ikan yang menyukai ruang yang tersembunyi seperti ikan kerapu
pada bagian dasarnya.
4. Transplantasi karang ball reef, 4 rak untuk menguji coba transplantasi karang
terhadap karang-karang yang populasinya terbatas.
Templet Naskah Jurnal ABDI INSANI Unram a.n Yunandar 5
5. Menerapkan aplikasi teknik sederhana tentang bagaimana cara mengikat, pilihan tali
pengikat, pilihan penempatan media penempelan, substrat dan desain lubang
penempelan media.
Solusi permasalahan pada aspek manajemen usaha
1. Kelompok hobi akan dibina, di support dan didampingi untuk kelompok pionir
dengan forum diskusi antar anggota kelompok mitra bahkan di fasilitasi dengan pihak
perusahaan melalui program CSR (Corporate Social Responsibility) terdekat dapat
memberikan tambahan modal untuk pengembangan teknologi.
2. Sosialisasi dan publikasi potensi terumbu karang angsana dan pemberian materi
penyuluhan tentang strategi pemasaran yang jitu dan menguntungkan dalam
penjualan produk wisata dengan mengundang tim ahli atau nara sumber pelatihan
tentang strategi pemasaran dari praktisi dan perguruan tinggi yang berkompeten..
METODE KEGIATAN
Metode kegiatan yang telah direalisasikan untuk kegiatan IbM Budidaya Karang
Sebagai Media Shelter Biota adalah :
a) Survei lokasi kelompok masyarakat nelayan dan Pemuda Sahabat Laut sekitar lokasi
perairan laut di Kecamatan Angsana Kabupaten Tanah Bumbu dengan melakukan
identifikasi potensi dan permasalahan lebih mendalam melalui pengamatan langsung
kondisi karang (skin dive) dan wawancara bersama kelompok nelayan, pemuda dan
tokoh lokal setempat.
b) Sosialisasi Program Kegiatan menggunakan metode RRA (Rural Rapid Apprasial)
untuk menghimpun dan menginventarisir dari masukan, keluhan permasalahan serta
Templet Naskah Jurnal ABDI INSANI Unram a.n Yunandar 6
sosialisasi program-program IbM yang dilaksanakan pada kelompok mitra dalam
mengatasi permasalahan dan kajian pelaksanaan.
c) Penyuluhan dan Pelatihan Keterampilan, diberikan sebagai paket alih teknologi
setiap program yang dilaksanakan dalam IbM agar khalayak sasaran atau mitra dapat
menguasai secara teori maupun teknis adopsi teknologi yang diberikan, yaitu
penyuluhan dan pelatihan pada kegiatan :
1. Pemanfaatan terumbu karang sebagai sumberdaya perairan laut, ekosistem
pesisir dan sumberdaya perikanan serta nilai valuasi karang secara ekologis.
2. Permasalahan kerusakan karang.
3. Teknik dan media transplantasi karang baik dengan desain tipe piramida persegi
3, ball reef, sistem rak dengan metode substrat semen (cor) dan pipa paralon.
4. Teknologi transplantasi dan pemilihan bibit karang termasuk cara seleksi untuk
mendapatkan induk koloni karang yang baik untuk bibit transplantasi.
5. Teknologi penanaman anakan karang yang menentukan tingkat kehidupan anakan
karang di perairan dari lokasi perairan setempat.
6. Teknik reef check karang sederhana.
7. Pelatihan strategi pemasaran.
8. Pendampingan dilakukan secara berkala dalam rangka pembinaan termasuk
rangkaian kegiatan monitoring dan evaluasi dari awal tahapan kegiatan sampai
akhir.
Kegiatan ini dilaksanakan selama 8 (delapan) bulan sampai proses penyusunan
laporan akhir berlokasi di Desa Angsana Kecamatan Angsana Kabupaten Tanah Bumbu
Kalimantan Selatan.
Templet Naskah Jurnal ABDI INSANI Unram a.n Yunandar 7
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penyuluhan dan Pelatihan Transplantasi Karang
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pembekalan materi dan sosialisasi
program IbM bagi mitra Pemuda Sahabat Laut (PSL) dan masyarakat di Desa Angsana
Kecamatan Angsana Kabupaten Tanah Bumbu melalui metode penyuluhan/ceramah dan
diskusi/Rural Rapid Apprasial memberikan materi tentang pelatihan keterampilan
melalui adopsi teknologi transplantasi terumbu karang baik pembuatan media desain
transplantasi dan teknik seleksi serta penanaman anakan karang, juga mendiskusikan
tahapan kegiatan pelatihan keterampilan demplot terumbu karang dan reef check
sederhana juga manajemen pemasaran Pantai Angsana yang dilakukan pada tahapan
berikutnya.
Materi yang disajikan ditujukan untuk mengubah mindset dan meningkatkan
wawasan pengetahuan kepada masyarakat dan mitra PSL tentang sumberdaya kelautan
dan perikanan beserta alternatif pengelolaannya, menunbuhkan rasa kepedulian
generasi muda akan realitas bahwa laut mempunyai keanekaragaman hayati yang tinggi
dan harus dijaga kelestariannya untuk generasi mendatang, serta menyusun program
aksi rehabilitasi terumbu karang seperti pembuatan dan pemasangan terumbu karang
buatan dan transplantasi karang yang melibatkan mitra PSL.
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar diantara
mereka telah mengetahui tentang kerusakan terumbu karang, namun berbagai
penyebab terutama jalur tongkang batubara akibat kerusakannya tersebut. Menurut
mereka, hancurnya terumbu karang itu tidak hanya di Perairan Angsana, tetapi juga di
kawasan perbatasan Tanah Bumbu-Tanah Laut sampai perbatasan Tanah Bumbu
Kotabaru. Terumbu-terumbu karang tersebut tidak bagus dan tidak sehat dan ada
Templet Naskah Jurnal ABDI INSANI Unram a.n Yunandar 8
indikasi telah mengalami pencemaran. Tapi hal tersebut perlu diteliti lagi, karena
Perairan Angsana itu termasuk zonasi, yakni wilayah terumbu karang yang dilindungi.
Karang memiliki variasi bentuk pertumbuhan koloni yang berkaitan dengan kondisi
lingkungan perairan. Berbagai jenis bentuk pertumbuhan karang dipengaruhi oleh
intensitas cahaya matahari, hydrodinamis (gelombang dan arus), ketersediaan bahan
makanan, sedimen, subareal exposure dan faktor genetik. Berdasarkan bentuk
pertumbuhannya, karang batu terbagi atas karang Acropora dan non-Acropora (English
dkk., 1994). Transplantasi yang dilakukan di Desa Angsana menggunakan metode
piramida dengan metode substrat semen (cor) dan pipa paralon. Desain tipe piramida ini
mempunyai keunggulan, yaitu daya tahan yang tinggi terhadap gempuran arus dan
gelombang karena mempunyai bagian dasar yang relatif lebih besar daripada bagian
atasnya.
Gambar 1. Suasana Kegiatan Pelatihan Transplantasi Terumbu Karang
Substrat transplantasi ini ditanam sebanyak 5 buah, dimana dalam 1 buah
substrat terdapat 1 buah bibit karang, hingga total semua bibit karang yang
ditransplantasi sebanyak 5 unit (piramida). Transplantasi ini ditanam dengan
mengikatkan bibit karang pada substrat transplantasi, kemudian diletakkan di dasar
Templet Naskah Jurnal ABDI INSANI Unram a.n Yunandar 9
perairan di lokasi terumbu karang yang akan direhabilitasi (ditransplantasi). Pengikatan
karang dilakukan dengan mengikatkan bibit karang ke pipa paralon kecil menggunakan
klem plastik. Lokasi Karang Batu Anjir dipilih karena cukup tenang sehingga aman dan
terhindar dari gempuran ombak yang terlindung oleh gugusan karang. Menurutnya,
kegiatan ini berguna untuk percontohan bagi masyarakat setempat dalam
mentransplantasi terumbu karang. Bibit karang yang digunakan berasal dari sekitar
lokasi dimana transplantasi karang akan dilakukan, yakni dari Karang Batu Anjir itu
sendiri. Pengambilan sampel fragmen karang dilakukan dengan mengunakan tang atau
alat pemotong yang digunakan secara hati-hati dan selektif agar tidak merusak koloni
induk keseluruhan. Potongan sampel karang berukuran antara 3-5cm dengan ulangan
sebanyak 9 fragmen tiap jenis karang, sehingga total 81 fragmen karang pada setiap
stasiun. Fragmen indukan karang untuk lokasi Batu Anjir ditempatkan pada steoroform
yang berisi air laut secukupnya, fragmen karang diatur sedemikian rupa agar tidak rusak
dan stres. Selanjutnya dibawa mengunakan perahu ke lokasi transplantasi karang, lama
perjalanan 20 menit dari pantai. Untuk menghindari stres karang kegiatan pemindahan,
pemotongan, dan penempatan fragmen dilakukan dalam hari yang sama di satu lokasi.
Selanjutnya fragmen karang ditempelkan pada subtrat buatan (bentuk conne) yang telah
disediakan mengunakan dempul/semen. Setelah sekitar dua menit agar cukup merekat,
kemudian bibit karang yang telah dilekatkan pada subtrat buatan ditempatkan pada
terumbu buatan dengan langkah-langkah sebagai berikut: karang yang telah
ditransplantasikan sesegera mungkin dipindahkan ke meja karang di dasar laut. Tiap
lokasi pengamatan terdapat meja karang dan ditempatkan pada kedalaman 8-10 meter.
Tujuan transplantasi pada dasarnya adalah untuk pelestarian ekosistem terumbu
Templet Naskah Jurnal ABDI INSANI Unram a.n Yunandar 10
karang. Transplantasi terumbu karang berperan dalam mempercepat regenerasi
terumbu karang yang telah rusak.
Gambar 2. Transplantasi Terumbu Karang di Perairan Angsana
Kegiatan Reef Check Sederhana
Survei kondisi terumbu karang dapat dilakukan teknik/metode reef check LIT (Line
Intercept Transect) atau transek garis (English, 1998) digunakan untuk menggambarkan
struktur komunitas karang dengan melihat tutupan karang hidup, karang mati, bentuk
substrat (pasir, lumpur), alga dan keberadaan biota lain. Spesifikasi karang yang
diharapkan dicatat adalah berupa bentuk tumbuh karang (life form) dan dibolehkan bagi
peneliti yang telah memiliki keahlian untuk mencatat karang hingga tingkat genus atau
spesies dengan skala pemantauan luasan/covered yang sedang. Peralatan yang
dibutuhkan dalam survei ini adalah rol meter, peralatan snorkel dengan kedalaman 5-10
meter, alat tulis bawah air, tas nilon, palu dan pahat untuk mengambil sampel karang
yang belum bisa diidentifikasi, dan kapal. Garis transek dimulai dari kedalaman dimana
masih ditemukan terumbu karang batu (± 25 m) sampai di daerah pantai mengikuti pola
kedalaman garis kontur. Umumnya dilakukan pada tiga kedalaman yaitu 3 m, 5 m dan 10
m, tergantung keberadaan karang pada lokasi di masing-masing
Templet Naskah Jurnal ABDI INSANI Unram a.n Yunandar 11
Pelatihan Strategi Pemasaran
Berdasarkan hasil analisis maka dapat dirumuskan strategi pemasaran yang telah
dilakukan di lokasi pengabdian
1. Membuat Company Profile berisi booklet yang berisi informasi detail mengenai
terumbu karang dan pantai Angsana berikut potensi, sumber daya alam, estetika dan
teknik dan keuntungan transplantasi karang, pengenalan karang.
2. Travel Guide Book merupakan buku panduan perjalanan yang berisi informasi
mengenai obyek wisata perjalanan, gambaran biaya pengeluaran untuk melakukan
perjalanan wisata, petunjuk,informasi mengenai daerah yang dituju.
3. Brosur merupakan media selebaran yang digunakan untuk memberikan informasi
dibagikan ditempat travel agency, dan ditempat-tempat wisata serta pada saat
pameran tour and travel.
4. Merchandise berfungsi sebagai souvenir dan alat pengingat akan Pantai Angsana
untuk konsumen yakni wisatawan yang berlibur dan dijual pada toko souvenir seperti
kaos, pin, gantungan kunci dan stiker.
5. Poster digunakan sebagai media penyampaian pesan untuk menarik perhatian
komunitas wisatawan bahari dan olahraga diving, snorkeling, banana boat sebagai
target audience.
6. Website mengenai Pantai Angsana berisi seputar potensi wisata, obyek wisata,
kegiatan yang akan dilangsungkan, akses, penginapan/akomodasi bahkan travel
guide.
7. Media Sosial baik facebook dan twitter .
Kegiatan Monitoring
Templet Naskah Jurnal ABDI INSANI Unram a.n Yunandar 12
Kegiatan monitoring ini dilakukan oleh mitra Pemuda Sahabat Laut selama 4 bulan
sekali, yang dimulai dari 15 hari pertama setelah launching. Kegiatan ini mencakup
kegiatan pendataan pertumbuhan, Survival Rate (SR), keberlangsungan hidup karang
serta pemantauan kondisi kualitas air sekitar terumbu karang buatan.
Hasil evaluasi dari assesemt tiap tahapan kegiatan di dapatkan 52% terjadi
peningkatan teknik dan keterampilan media transplantasi karang dengan berbagai
desain, 60% peningkatan pengetahuan dan teknologi transplantasi dalam pemilihan
anakan karang dan 65% peningkatan pengetahuan dan teknologi penanaman anakan
karang dengan angka partisipatif peserta sebesar 60% di tiap kegiatan. Hasil metode
rural rapid apparasial terlihat komitmen para mitra untuk bersama-sama menjaga
ekosistem terumbu karang yang ada di perairan desa Angsana karena menghasilkan nilai
ekonomis baik sewa menyewa penginapan, alat skin dive, perahu dan pelampung juga
warung. Dari kegiatan ini pun dapat diketahui permasalahan tentang kekhawatiran
mereka akan regenerasi terumbu karang yang telah rusak di perairan pantai Angsana ini
dan ketertarikan serta keaktifan mereka untuk mempraktikkan secara langsung
teknologi transplantasi terumbu karang ini.
KESIMPULAN DAN SARAN
Produk IbM adalah paket teknologi artificial reef dengan model media substrat
semen (cor) dan pipa paralon sistem rak, tipe piramida serta ball reef sesuai fungsinya
untuk meningkatkan laju pertumbuhan karang Acropora sebesar > 0,2 mm/hari. Adopsi
teknologi transplantasi dengan aplikasi pembibitan karang menggunakan tipe piramida
untuk media ikan kerapu dan kakap di bagian dasarnya berpotensi 40% dalam
meningkatkan pertumbuhan karang dan kelimpahan kedua biota tersebut. Penanaman
Templet Naskah Jurnal ABDI INSANI Unram a.n Yunandar 13
anakan karang dengan menerapkan aplikasi teknik sederhana tentang cara mengikat,
pilihan penempatan media penempelan, substrat dan desain lubang penempelan media
yang melibatkan mitra Pemuda Sahabat Laut (PSL) ternyata mampu ditransfer dan
diadopsi sebesar 52% peningkatan teknik dan keterampilan media transplantasi karang
baik dengan berbagai desain, 60% peningkatan pengetahuan dan teknologi transplantasi
dalam pemilihan karang dan 65% peningkatan pengetahuan dan teknologi penanaman
anakan karang dengan angka partisipatif peserta sebesar 60% di tiap kegiatan.
Perlu perbaikan dan inovasi teknik artifical reef lainnya dan monitoring yang
dilakukan tiap semester dalam mengetahui status karang dan sensus biota ikan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih diberikan kepada Direktorat Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program
Pengabdian kepada Masyarakat Nomor 1814/UN8.3/PM/2014 tanggal 05 Mei 2014 yang
telah membiayai kegiatan Ipteks berbasis Masyarakat (IbM).
DAFTAR PUSTAKA
English S, Wilkinson C, Baker V. 1998. Survey manual for tropical marine resources.
Townsville: Australian Institute of Marine Science.
Supriharyono. 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumberdaya Alam di Wilayah Pesisir
Tropis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Yunandar. 2012. Pemetaan Kondisi Karang Tepi (Fringging Reef) dan Kualitas Air
Pantai Angsana Kalimantan Selatan. Jurnal Terakreditasi Nasional Bumi Lestari
Volume 11 No.1 Pebruari 2011 halaman 50-57 ISSN 1411-9668.