bpbd.kulonprogokab.go.idbpbd.kulonprogokab.go.id/files/rencana-kerja-bpbd-2016.docx · web...

34
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayahNya sampai saat ini kita masih diberi kesehatan sehingga dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016. Penyusunan Rencana Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016 ini dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah dan Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 37 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD). Rencana Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo tahun 2016 sebagai penjabaran Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo tahun 2011-2016 merupakan dokumen perencanaan yang akan dilaksanakan pada tahun yang akan datang dan merupakan penjabaran rincian mengenai program, sasaran, dan capaian sesuai prioritas yang disusun oleh masing-masing SKPD termasuk BPBD Kabupaten Kulon Progo. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Rencana Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kulon Progo diucapkan limpah terima kasih dan semoga bermanfaat.

Upload: phunglien

Post on 11-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: bpbd.kulonprogokab.go.idbpbd.kulonprogokab.go.id/files/Rencana-Kerja-BPBD-2016.docx · Web viewRENJA mempunyai fungsi penting dalam system perencanaan daerah, karena RENJA menerjemahkan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan

hidayahNya sampai saat ini kita masih diberi kesehatan sehingga dapat menyelesaikan

penyusunan Rencana Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten

Kulon Progo Tahun 2016.

Penyusunan Rencana Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016 ini dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8

Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah dan Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 37

Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD).

Rencana Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon

Progo tahun 2016 sebagai penjabaran Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Kabupaten Kulon Progo tahun 2011-2016 merupakan dokumen perencanaan yang

akan dilaksanakan pada tahun yang akan datang dan merupakan penjabaran rincian mengenai

program, sasaran, dan capaian sesuai prioritas yang disusun oleh masing-masing SKPD

termasuk BPBD Kabupaten Kulon Progo.

Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Rencana Kerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kulon Progo diucapkan limpah terima kasih dan

semoga bermanfaat.

Page 2: bpbd.kulonprogokab.go.idbpbd.kulonprogokab.go.id/files/Rencana-Kerja-BPBD-2016.docx · Web viewRENJA mempunyai fungsi penting dalam system perencanaan daerah, karena RENJA menerjemahkan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 3

1.1 Latar Belakang 3

1.2 Landasan Hukum 5

1.3 Maksud dan Tujuan 6

1.4 Sistematika Penulisan 7

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU 8

2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra

SKPD

8

2.2 Analisis Kinerja Pelayanan SKPD 14

2.3 Isu – isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD 15

2.4 Review terhadap rancangan Awal RKPD/Renstra SKPD 19

2.5 Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat 19

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 21

3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional dan propinsi 21

3.2 Tujuan dan Sasaran Renja SKPD 22

3.3 Program dan Kegiatan 23

BAB IV Penutup 25

2

Page 3: bpbd.kulonprogokab.go.idbpbd.kulonprogokab.go.id/files/Rencana-Kerja-BPBD-2016.docx · Web viewRENJA mempunyai fungsi penting dalam system perencanaan daerah, karena RENJA menerjemahkan

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 11 Tahun

2010 Tentang Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah, maka Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo mempunyai tugas, antara lain :

a. Menyusun, menetapkan, dan menginformasikan peta rawan bencana;

b. Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana

yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi, serta

rekonstruksi secara adil dan setara;

c. Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana;

d. Melaksanakan penyelenggaraan penanggulangan bencana di Daerah

e. Menetapkan standarisasi dan kebutuhan peyelenggaraan penanggulangan bencana

berdasarkan peraturan perundang-undangan;

f. Melaksanakan, mengendalikan pengumpulan dan penyaluran bantuan uang dan

barang;

g Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan

sumbangan pihak lain yang sah serta tidak mengikat;

h Melaksanakan kewajiban lain sesuai ketentuan/peraturan perundang-undangan;

dan

i Melaporkan penyelenggaraan, penanggulangan bencana kepada Bupati setiap

bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana.

Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah

mempunyai fungsi:

a. Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan

penanganan pengungsi secara cepat, tepat, efektif dan efisien; dan

b. Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penangulangan bencana secara

terencana, terpadu dan menyeluruh.

Berkenaan dengan tugas dan fungsi tersebut, Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo memiliki tugas peran sentral dalam Manajemen

3

Page 4: bpbd.kulonprogokab.go.idbpbd.kulonprogokab.go.id/files/Rencana-Kerja-BPBD-2016.docx · Web viewRENJA mempunyai fungsi penting dalam system perencanaan daerah, karena RENJA menerjemahkan

Penanggulangan Bencana di Kabupaten Kulon Progo. Visi “Terwujudnya Ketangguhan

Kulon Progo dalam Menghadapi Bencana“ diharapkan dapat terwujud.

Untuk dapat mewujudkan visi tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kabupaten Kulon Progo menyusun Rencana Kerja tahun 2016 dengan maksud

meningkatkan kinerjanya untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Rencana Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon

Progo Tahun 2016 mendasarkan pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan Perubahan

Rencana Strategis BPBD Kabupaten Kulon Progo yang telah disusun sesuai dengan

perkembangan situasi dan kondisi yang dihadapi. Penyusunan Rencana Kerja SKPD

mengacu pada RPJMD Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011 –2016 dan memperhatikan

dokumen – dokumen perencanaan lainnya untuk menjaga konsistensi pelaksanaan

Pembangunan Daerah. Hal ini mengacu pada Undang-Undang No 25 Tahun 2004 tentang

system Perencanaan Pembangunan Daerah serta Peraturan daerah No 16 Tahun 2007

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang daerah Kabupaten Kulon Progo tahun

2005-2025 bahwa dalam melaksanakan tugas dan fungsinya setiap SKPD menyusun

Rencana Kerja SKPD.

Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENJA SKPD) merupakan

penjabaran dari Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Kulon Progo Tahun

2015. Sedangkan RKPD merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2011 – 2016 Kabupaten Kulon Progo sebagaimana

yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional serta undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah yang

telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008 tentang

Pemerintah Daerah.

RENJA mempunyai fungsi penting dalam system perencanaan daerah, karena

RENJA menerjemahkan perencanaan strategis jangka menengah (RPJM dan Renstra

SKPD) ke dalam rencana, program, dan penganggaran tahunan. RENJA menjembatani

sinkronisasi, harmonisasi Rencana Strategis ke dalam langkah-langkah tahunan yang lebih

konkret dan terukur. Dengan demikian RENJA merupakan pedoman bagi penyusunan

Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD), dimana kebijakan umum

APBD ditetapkan secara bersama-sama antara Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

dengan Pemerintah.

4

Page 5: bpbd.kulonprogokab.go.idbpbd.kulonprogokab.go.id/files/Rencana-Kerja-BPBD-2016.docx · Web viewRENJA mempunyai fungsi penting dalam system perencanaan daerah, karena RENJA menerjemahkan

1.2 LANDASAN HUKUM1. Landasan Idiil : Pancasila

2. Landasan Konstitusional : UUD 1945

3. Landasan Operasional

a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara;

b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

c. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah;

d. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang (2005 – 2025);

e. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);

f. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

g. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan

Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4828);

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Teknis

Penataan Organisasi Perangkat Daerah;

h. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 Tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 – 2014.

i. Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah

no 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

j. Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah;

k. Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 14 Tahun 2007 Tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kulon Progo;

l. Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 16 Tahun 2007 Tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun

2005 – 2025;

m. Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Urusan

Pemerintah Daerah;

n. Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 11 Tahun 2010 Tentang

Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Lembaran Daerah

Kabupaten Kulon Progo Tahun 2010 Nomor 2 Seri D);

o. Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 7 Tahun 2014 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah;

p. Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 15 Tahun 2013 Tentang Rencana Kerja

Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2014;

5

Page 6: bpbd.kulonprogokab.go.idbpbd.kulonprogokab.go.id/files/Rencana-Kerja-BPBD-2016.docx · Web viewRENJA mempunyai fungsi penting dalam system perencanaan daerah, karena RENJA menerjemahkan

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud disusunnya Rencana Kerja ini adalah untuk menempatkan program

Penganggulangan Bencana menjadi bagian tak terpisahkan dari Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten

Kulon Progo tahun 2011-2016, Rencana Tata Ruang Wilayah dan memberikan gambaran

yang menyeluruh terhadap upaya pengurangan resiko bencana dalam pembangunan.

Tujuan Internal:

1. Memenuhi ketentuan peraturan tentang perencanaan

2. Menyediakan dokumen acuan bagi BPBD Kabupaten Kulon Progo dalam

merencanakan dan melaksanakan program dan kegiatan-kegiatan pada setiap

tahunnya yang bersumber baik dari APBD Kabupaten, APBD Propinsi dan sumber

pembiayaan APBN maupun masyarakat.

3. Menjabarkan tentang gambaran umum, program dan kegiatan Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo dalam masa sekarang

dan yang ingin dicapai pada periode satu tahun ke depan, sekaligus tujuan yang

ingin dicapai dalam rangka mewujudkan tercapainya visi dan misi Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo.

4. Untuk memudahkan seluruh jajaran aparatur di BPBD Kabupaten Kulon Progo

dalam memahami dan menilai arah kebijakan, program dan kegiatan operasional

tahunan.

5. Sebagai alat untuk mengukur kinerja aparatur di BPBD Kabupaten Kulon Progo

dalam melaksanakan program dan kegiatan.

Tujuan External:

1. Memberikan masukan-masukan terhadap upaya pembangunan Kabupaten Kulon

Progo yang berorientasi untuk Pembangunan yang mengurangi kerentanan

terhadap bencana.

2. Memberikan arah kebijakan terhadap upaya penanggulangan bencana, baik dalam

kondisi pra bencana, saat bencana, maupun pasca bencana.

3. Memberikan gambaran bagi masyarakat dan pihak swasta daerah bahwa

Pemerintah Daerah Kulon Progo memiliki concern yang besar terhadap upaya

Penanggulangan Bencana di Kabupaten Kulon Progo.

4. Mensinergikan program-program dan kegiatan penanggulangan bencana dengan

program-program dan kegiatan lain yang berkaitan erat dengan upaya-upaya

peningkatan kapasitas masyarakat dalam mengadapi ancaman resiko bencana, baik

di SKPD lain, pemerintah provinsi, maupun pemerintah pusat.

5. Terwujudnya dukungan dari berbagai pihak baik dalam bentuk fasilitasi, sinkronisasi

dan dukungan anggaran program penanggulangan bencana yang berkelanjutan.

6

Page 7: bpbd.kulonprogokab.go.idbpbd.kulonprogokab.go.id/files/Rencana-Kerja-BPBD-2016.docx · Web viewRENJA mempunyai fungsi penting dalam system perencanaan daerah, karena RENJA menerjemahkan

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

Dokumen Rencana Kerja ( RENJA ) SKPD Tahun 2016 Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Kabupaten Kulon Progo ini disusun dengan Sistematika Penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

1.2 Landasan Hukum

1.3 Maksud dan Tujuan

1.4 Sistematika Penulisan

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra SKPD

2.2 Analisis Kinerja Pelayanan SKPD

2.3 Isu – isu Penting Penyelengggaraan Tugas dan Fungsi SKPD

2.4 Review terhadap rancangan Awal RKPD/Renstra SKPD

2.5 Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan masyarakat

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN3.1 Telaahan terhadap Kebijakan nasional dan Propinsi

3.2 Tujuan dan Sasaran Renja SKPD

3.3 Program dan Kegiatan

BAB IV PENUTUP

7

Page 8: bpbd.kulonprogokab.go.idbpbd.kulonprogokab.go.id/files/Rencana-Kerja-BPBD-2016.docx · Web viewRENJA mempunyai fungsi penting dalam system perencanaan daerah, karena RENJA menerjemahkan

BAB IIEVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU

2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra SKPD

1. Realisasi Program / Kegiatan yang tidak memenuhi target kinerja hasil / keluaran yang direncanakan adalah :a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

dengan Kegiatan :

Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas operasional,

realisasi target kinerja hanya tercapai 69,11%

b. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungandengan kegiatan

Pengadaan Mobil Pemadam Kebakaran, realisasi target kinerja 73,58%

c. Program Respon Tanggap Daruratdengan kegiatan

Penanganan Tanggap Darurat Bencana Alam, realisasi target kinerja hanya

tercapai 0,82%

2. Realisasi Program / Kegiatan yang telah memenuhi target kinerja hasil / keluaran yang direncanakan adalah :

1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, dengan kegiatan:

1) Penyediaan Jasa Surat Menyurat

2) Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Air dan Listrik

3) Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan

4) Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor

5) Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja

6) Penyediaan ATK

7) Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan Dokumen

8) Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor

9) Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan

10) Penyediaan Makanan dan Minuman Rapat

11) Penyediaan Koordinasi dan Konsultasi Dalam Daerah

12) Penyediaan Jasa Pegawai tidak tetap

13) Penyediaan Jasa Pelayanan Kantor

2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, dengan kegiatan :

1) Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional

2) Pengadaan Meubeleur

3) Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional

4) Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan GedungKantor

8

Page 9: bpbd.kulonprogokab.go.idbpbd.kulonprogokab.go.id/files/Rencana-Kerja-BPBD-2016.docx · Web viewRENJA mempunyai fungsi penting dalam system perencanaan daerah, karena RENJA menerjemahkan

3) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, dengan kegiatan :

1) Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD

2) Penyusunan Pelaporan Keuangan

4) Program Penyusunan Dokumen Perencanaan SKPD, dengan kegiatan :

1) Penyusunan Renstra SKPD

2) Penyusunan Rencana Kerja SKPD

5) Program Pengawasan Dan Pengendalian Program, dengan kegiatan :

1) Monev, Evaluasi, Pengendalian dan Pelaksanaan Program dan Kegiatan

2) Fasilitasi Unsur Pengarah

6) Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan, dengan

kegiatan :

1) Pencegahan dan Pengendalian Bahaya Kebakaran

7) Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam, dengan kegiatan :

1) Sosialisasi dan Pemantauan Potensi Bencana

2) Pengurangan Resiko Bencana Berbasis Masyarakat

3) Pengembangan Sistem Pengurangan Resiko Bencana

8) Program Respon tanggap Darurat, dengan kegiatan :

1) Manajemen Distribusi Logistik dan Prasarana

2) Penilaian Kerusakan, Kerugian Akibat Bencana

3) Pemberdayaan PUSDATIN/PUSDALOPS

9) Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi bencana, dengan kegiatan :

1) Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana

3. Realisasi Program / Kegiatan yang melebihi target kinerja hasil / keluaran yang direncanakan adalah tidak ada

4. Faktor-faktor penyebab tidak tercapainya target kinerja Program / Kegiatan

a. Kegiatan penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan

dinas/operasional, realisasi target kinerja hanya tercapai 69,11%. Hal ini

disebabkan adanya kesalahan dalam perencanaan. Untuk pajak kendaraan yang

baru, dianggarkan di tahun 2014 dan baru terrealisasi tahun 2015.

b. Kegiatan pengadaan Mobil Pemadam Kebakaran, realisasi target kinerja hanya

73,58%. Hal ini karena pada awal perencanaan Mobil Pemadam Kebakaran yang

akan di beli yang ada di e-katalog adalah merk ISUZU dengan ± 800 juta, sehingga

pagu awal Rp. 941.714.950,-. Tetapi ternyata pada saat pembelian tahun 2014

yang ada di e-katalog adalah Mobil Pemadam Kebakaran dengan merk TOYOTA

dengan harga tertinggi 600 juta. Akibatnya terdapat sisa anggaran belanja mobil

9

Page 10: bpbd.kulonprogokab.go.idbpbd.kulonprogokab.go.id/files/Rencana-Kerja-BPBD-2016.docx · Web viewRENJA mempunyai fungsi penting dalam system perencanaan daerah, karena RENJA menerjemahkan

DAMKAR dan honor kelompok kerja pengadaan barang sebesar Rp.

248.846.100,-

c. Penanganan Tanggap Darurat Bencana Alam realisasi target kinerja hanya 0,82 %.

Hal ini karena anggaran tanggap darurat sebesar Rp. 1000.000.000,- digunakan

dalam menghitung capaian target kinerja. Apabila anggaran tanggap darurat tidak

diperhitungkan maka capaiannya sebesar 97,34%

5. Kebijakan/tindakan perencanaan dan penganggaran yang perlu diambil untuk mengatasi faktor-faktor penyebab tersebut, antara lain :a. Pajak kendaraan dinas/operasional pada tahun 2015 anggarannya sudah

disesuaikan dengan perkiraan pembayaran pajak dalam tahun 2015.

b. Sisa anggaran belanja mobil DAMKAR dan honor kelompok kerja pengadaan

barang dikembalikan ke Kas Daerah.

c. Dana kegiatan penanganan tanggap darurat bencana alam karena merupakan

dana siap pakai ( on call ) maka penggunaannya hanya jika terjadi bencana. Dana

ini ditujukan untuk memberikan pelayanan, pertolongan bencana secara cepat,

tepat dan terarah. Dana ini seharusnya tidak diperhitungkan dalam capaian kinerja

SKPD.

Capaian Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2014

Indikator Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon

Progo dijabarkan berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan Penanggulangan

Bencana Daerah yang rinciannya adalah sebagai berikut :

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantorana. Tersedianya kebutuhan jasa surat menyurat 12 Bulan

b. Tersedianya kebutuhan jasa komunikasi, air dan listrik 12 bulan

c. Terbayarnya perizinan kendaraan dinas/operasional 12 bulan

d. Terbayarnya honorarium petugas penatausahaan keuangan dan barang sebanyak

8 orang 12 bulan

e. Terbayarnya jasa harian petugas kebersihan kantor 1 orang 12 bulan

f. Terbayarnya perbaikan peralatan kerja 6 unit

g. Tersedianya kebutuhan alat tulis kantor 12 bulan

h. Tersedianya kebutuhan barang cetakan dan penggandaan 12 bulan

i. Tersedianya komponen instalansi listrik dan elektronik kantor 12 bulan

j. Tersedianya biaya langganan surat kabar harian 1 macam 12 bulan

k. Tersedianya makanan dan minuman rapat 12 bulan

l. Tersedianya biaya koordinasi dan konsultasi keluar daerah 12 bulan

m. Tersedianya biaya koordinasi dan konsultasi dalam daerah 12 bulan

10

Page 11: bpbd.kulonprogokab.go.idbpbd.kulonprogokab.go.id/files/Rencana-Kerja-BPBD-2016.docx · Web viewRENJA mempunyai fungsi penting dalam system perencanaan daerah, karena RENJA menerjemahkan

n. Terbayarnya jasa PTT 1 orang 12 bulan

o. Terbayarnya jasa pengamanan kantor 1 orang 12 bulan

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatura. Terpenuhinya kebutuhan kendaran dinas roda dua 1 unit

b. Tersedianya meubeleur kantor berupa rak kayu sebanyak 1 buah,

c. Terpeliharanya kendaraan dinas roda 2 : 6 unit, roda 4 : 5 unit, roda 6 : 4 unit 12

bulan

d. Terpeliharanya perlengkapan gedung kantor, berupa chainsaw dan pompa air 3 unit

3. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

a. Tersusunnya laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD 10 buku

b. Tersusunnya laporan keuangan SKPD 4 buku

4. Program Penyusunan Dokumen Perencanaan SKPDa. Tersusunnya rencana kinerja SKPD selama 5 tahun 1 buku

b. Tersusunnya rencana kerja SKPD 6 buku

5. Program Pengawasan dan Pengendalian Programa. Tersusunnya laporan kinerja bulanan, triwulanan, semesteran, tahunan dan

penerapan SPIP 12 bulan

b. Terselenggaranya kegiatan Unsur Pengarah 12 bulan

6. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungana. Terselenggaranya pengendalian, pertolongan kebakaran 12 bulan

b. Tersedianya Mobil Pemadam Kebakaran 1 unit

7. Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alama. Terlaksananya sosialisasi pengurangan resiko bencana dan sistem

penanggulangan bencana terhadap masyarakat 12 bulan

b. Meningkatnya kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana 2 desa

c. Terselenggaranya fasilitasi dan koordinasi pembentukan sistem peringatan dini

tsunami 1 kabupaten

8. Program Respon Tanggap Darurata. Terselenggaranya penanganan tanggap darurat bencana alam 12 bulan

b. Tersedianya sarana prasarana respon tanggap darurat bencana dan distribusi

logistik 12 bulan

c. Tersusunnya kaji cepat dan verifikasi perhitungan kerusakan dan kerugian akibat

bencana 12 bulan

d. Terselenggaranya piket TRC dan seragam bagi anggota TRC 12 bulan

9. Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bencanaa. Terfasilitasinya koordinasi rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana 12 bulan

11

Page 12: bpbd.kulonprogokab.go.idbpbd.kulonprogokab.go.id/files/Rencana-Kerja-BPBD-2016.docx · Web viewRENJA mempunyai fungsi penting dalam system perencanaan daerah, karena RENJA menerjemahkan

Rencana Tahun 2015

Capaian Kinerja yang sudah ditetapkan

Pengukuran kinerja kegiatan dihitung dengan membandingkan rencana kegiatan yang

tertuang dalam Rencana Kinerja Tahunan tahun 2015 dibandingkan dengan Pelaksanaan

Kegiatan yang tertuang dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran ( DPA ) tahun 2015

Kegiatan Badan Penanggulangan Daerah Kabupaten Kulon Progo di Tahun Anggaran

2015 dan nilai capaian kegiatannya sebagai berikut :

No KEGIATAN TARGET KINERJA

1 2 3A Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

1. Penyediaan Jasa dan Peralatan Perkantoran 12 bulan

2. Penyediaan Jasa Keuangan 12 bulan

3. Penyediaan Jasa Rapat-rapat, Konsultasi dan Koordinasi 12 bulan

4. Fasilitasi Unsur Pengarah 12 bulan

B Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Perkantoran

1. Pengadaan Sarana dan Prsarana Perkantoran 10 unit

2. Pemeliharaan Sarana dan Prsarana Perkantoran 36 unit

C Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia

1. Pendidikan dan Pelatihan non formal 2 orang

2. Pengadaan pakaian PDH 24 orang

D Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Kinerja

1. Penyusunan Perencanaan Kinerja SKPD 1 dokumen

2. Penyusunan Pelaporan Keuangan SKPD 2 dokumen

3. Pengendalian, Evaluasi dan Pelaporan Kinerja 19 dokumen

E Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan

1. Penyelenggaraan Pemadaman Kebakaran 2 kali @ 50 orang, 5 set

F Program Penanggulangan Dini Bencana

1. Pengurangan Resiko Bencana Berbasis Masyarakat 8 Desa Tangguh,400

orang masyarakat, 108 orang SAR dan

relawan

12

Page 13: bpbd.kulonprogokab.go.idbpbd.kulonprogokab.go.id/files/Rencana-Kerja-BPBD-2016.docx · Web viewRENJA mempunyai fungsi penting dalam system perencanaan daerah, karena RENJA menerjemahkan

E Program Tanggap Darurat Bencana

1. Penanggulangan Tanggap Darurat Bencana 100%

2. Manajemen Distribusi Logistik dan Prasarana 100%

3. Penyelenggaraan PUSDALOPS 365 hari

G Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana

1. Penyelenggaraan Koordinasi Rehabilitasi Rekonstruksi Pasca Bencana 100%

13

Page 14: bpbd.kulonprogokab.go.idbpbd.kulonprogokab.go.id/files/Rencana-Kerja-BPBD-2016.docx · Web viewRENJA mempunyai fungsi penting dalam system perencanaan daerah, karena RENJA menerjemahkan

2.2 Analisis Kinerja Pelayanan SKPD

Kabupaten Kulon Progo memiliki 8 ancaman bencana berupa : longsor, banjir,

cuaca ekstrim, kekeringan, gempa bumi, tsunami, kebakaran, dan banjir lahar dingin.

Secara umum, pelayanan yang diampu oleh Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Kabupaten Kulon Progo adalah melindungi seluruh masyarakat Kabupaten

Kulon Progo dari semua ancaman bencana. Pelayanan kepada masyarakat diupayakan

melalui dua cara yaitu:

1) Upaya pengurangan resiko bencana

2) Penanganan pasca bencana

Jenis-jenis pelayanan yang termasuk dalam lingkup upaya pengurangan resiko

bencana adalah:

a) Peningkatan kapasitas kelembagaan, meliputi penerbitan Kebijakan pengurangan

resiko bencana (perda; perbup; SK bupati; rencana kontigensi; rencana operasi;

SOP; dll) serta pemenuhan Sarana dan Prasarana Penanggulangan Bencana

b) Peningkatan kapasitas masyarakat meliputi peningkatan pengetahuan dan

pemahaman masyarakat (sosialisasi; lokakarya; kampanye; dll), Desa tangguh

bencana,Sekolah siaga bencana, dll.

Jenis-jenis pelayanan yang termasuk dalam lingkup upaya Penanganan Pasca

bencana adalah:

a) Penanganan darurat bencana meliputi evakuasi dan pencarian korban,

penanganan pengungsi (logistic; kesehatan; fasum; fasos; dll) serta penanganan

darurat fasum – fasos

b) Rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana meliputi rehabilitasi dan rekonstruksi

dibidang fisik dan non fisik

Dalam lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 69

Tahun 2012 (perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 62 Tahun 2008)

tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Pemerintahan Dalam Negeri

Kabupaten/Kota disebutkan bahwa salah satu target jenis pelayanan dasar yang harus

dicapai adalah Penanggulangan Bencana Kebakaran. Sejauh ini, BPBD belum mampu

memenuhi target SPM dalam Penanggulangan Bencana Kebakaran. Banyak kasus

kebakaran yang tidak tertangani di luar Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) akibat

keadaan geografis dan keterbatasan peralatan.

Selain karena Kabupaten Kulon Progo hanya memiliki 1 (satu) Wilayah

Manajemen Kebakaran saja, sumber daya manusia maupun sumber daya peralatan

yang dimiliki oleh BPBD Kabupaten Kulon Progo belum sesuai dengan SPM (Standar

Pelayanan Minimal). Agar dapat memenuhi target SPM Penanggulangan Bencana

Kebakaran, maka langkah kegiatan yang perlu diambil adalah:

1. Mengajukan tambahan jumlah personil Penolong Bahaya Kebakaran (PBK)

14

Page 15: bpbd.kulonprogokab.go.idbpbd.kulonprogokab.go.id/files/Rencana-Kerja-BPBD-2016.docx · Web viewRENJA mempunyai fungsi penting dalam system perencanaan daerah, karena RENJA menerjemahkan

2. Mengusulkan diklat di Ciracas/Bogor bagi personil PBK. Hal tersebut sesuai

dengan amanat Permendagri No 69 tahun 2012 tentang SPM Bidang

Pemerintahan Dalam Negeri Kabupaten/Kota, bahwa yang di akui apabila telah

mengikuti Diklat Pemadaman Kebakaran di Ciracas/Bogor atau Cepu.

3. Mengajukan bantuan peralatan penanggulangan bencana kebakaran ke BPBD

DIY.

2.3 Isu – Isu Penting Penyelengggaraan Tugas dan Fungsi SKPD2.3.1 Tingkat Kinerja Pelayanan SKPD dan Hal Kritis Yang Terkait dengan

Pelayanan SKPD

Kabupaten Kulon Progo adalah daerah yang rawan bencana, namun sulit untuk

mengukur kinerja pelayanan BPBD dalam penanggulangan bencana. Karakterstik satu

jenis bencana berbeda dengan bencana yang lain sehingga penanganannya berbeda.

Selain itu bencana merupakan hal yang rumit dan tidak dapat diprediksi dengan pasti.

Salah satu kinerja yang dapat diukur pada tahun 2014 adalah Penanggulangan

Kebakaran karena tugasnya ikut dilimpahkan ke BPBD. Sejauh ini BPBD belum mampu

memenuhi SPM dalam Penanggulangan Kebakaran . Salah satu indikator dalam SPM

Penanggulangan Bencana Kebakaran yang belum tercapai adalah indikator cakupan

pelayanan bencana kebakaran. Untuk saat ini di Kabupaten Kulon Progo hanya memiliki

1 Wilayah Manajemen Kebakaran saja.

Sesuai dengan Permendagri Nomor 62 Tahun 2008 Tanggal 19 Desember Tahun

2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pemerintahan Dalam Negeri

Kabupaten/kota dan Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 58 Tahun 2011 Tentang

Standar Pelayanan Minimal Badan Penanggulangan Bencana Kebakaran serta menurut

Kepmeneg PU Nomor 11/KPTS/2000 Tentang Ketentuan Teknis Manajemen Kebakaran

Perkotaan, maka suatu kota perlu membentuk WMK (Wilayah Manajemen Kebakaran).

Jumlah minimal WMK untuk suatu daerah tergantung luas daerah tersebut, dengan

minimal satu WMK. Daerah Layanan WMK ditentukan oleh waktu tanggap, dengan

ketentuan tidak lebih dari 15 (lima belas ) menit.Berdasar ketentuan ini Kepmeneg

menetapkan bahwa daerah layanan dalam setiap WMK tidak boleh melebihi radius 7,5

km. Di luar daerah tersebut dikategorikan sebagai daerah tidak terlindungi. Daerah yang

sudah terbangun harus mendapat perlindungan oleh mobil pemadam kebakaran yang pos

terdekatnya berada dalam jarak 2,5 km dan berjarak 3,5 km dari sektor.

Akan tetapi dengan adanya Permendagri Nomor 69 Tahun 2012 Tentang

Perubahan atas Permendagri Nomor 62 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Pemerintahan Dalam Negeri di Kabupaten/Kota terdapat perubahan dalam

menentukan WMK, dimana pembentukan per 1 (satu) WMK ditentukan cakupan luas

maximal masing-masing kawasan. Pada pemukiman perkotaan dengan luas 100 km2 atau

10.000 ha, pemukiman pedesaan dengan luas 250 km2 atau 25.000 ha, pada lingkungan

15

Page 16: bpbd.kulonprogokab.go.idbpbd.kulonprogokab.go.id/files/Rencana-Kerja-BPBD-2016.docx · Web viewRENJA mempunyai fungsi penting dalam system perencanaan daerah, karena RENJA menerjemahkan

kawasan industri dan / atau pabri dengan luas 25 km2 atau 2.500 ha, pada kawasan hutan

dengan luas 1000 km2 atau 100.000 ha dan lahan dengan luas 250 km2 atau 25.000 ha,

dibentuklah masing-masing 1 (satu) WMK. Sehingga apabila tidak berbenah, maka

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo tidak dapat memenuhi

Standar Pelayanan Minimal (SPM).

Selain indikator cakupan pelayanan bencana kebakaran, indikator prosentase

aparatur pemadam kebakaran yang memenuhi standar kualifikasi juga belum memenuhi

SPM. BPBD Kabupaten Kulon Progo memiliki aparatur pemadam kebakaran sebanyak 9

orang yang semuanya telah mengikuti diklat pemadaman kebakaran di Yogyakarta dan di

Kaliurang. Namun sesuai amanat Permendagri NO.69 Tahun 2012 tentang SPM Bidang

Pemerintahan Dalam Negeri Kabupaten/Kota, yang diakui apabila telah mengikuti Diklat

Pemadaman kebakaran di Ciracas/Bogor atau Cepu. Padahal jika dilihat dari hasil diklat

di Yogyakarta dan di Kaliurang sudah cukup untuk pelayanannya sebagai pemadam

kebakaran sehingga capaian bisa terpenuhi.

2.3.2 Permasalahan dan Hambatan Yang Dihadapi Dalam Menyelenggarakan Tugas dan Fungsi SKPD

Badan Penanggulangan Bencana Daerah merupakan sebuah SKPD yang

memiliki tugas dan fungsi yang besar tetapi minim kewenangan. Bencana berimplikasi

terhadap semua sektor, oleh sebab itu upaya pengurangan resiko bencana; penanganan

pasca bencana harus dilakukan di semua sektor meliputi pemerintah, swasta dan

masyarakat. Harus dan tidak boleh ditawar, penanggulangan bencana tidak boleh

dibebankan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah semata. Penanggulangan

bencana harus dibebankan kepada segenap SKPD di Pemerintah Daerah, Pemerintah

Pusat, kalangan swasta/korporasi dan masyarakat itu sendiri.

Berbagai permasalahan yang masih dihadapi oeh badan Penanggulangan

Bencana daerah Kabupaten Kulon Progo adalah :

a. Dalam kebijakan Penanggulangan Bencana :

i. Belum adanya landasan hukum berkait penanggulangan bencana yang

komprehensif di Kabupaten Kulon Progo, padahal Landasan Hukum dan

kebijakan adalah power dari BPBD

ii. Sulitnya merubah pendekatan penanggulangan bencana dari

pendekatan responsif ke pendekatan preventif, padahal hampir semua

daerah di kabupaten Kulon Progo merupakan daerah rawan bencana

iii. Belum optimalnya sinkronisasi program penanggulangan bencana.

b. Dalam aspek Kelembagaan

i. BPBD adalah lembaga yang berfungsi koordinatif, untuk eksekusi ada di

SKPD teknis

c. Dalam aspek Ketugasan

16

Page 17: bpbd.kulonprogokab.go.idbpbd.kulonprogokab.go.id/files/Rencana-Kerja-BPBD-2016.docx · Web viewRENJA mempunyai fungsi penting dalam system perencanaan daerah, karena RENJA menerjemahkan

i. Perlunya banyak jenis standar operasional prosedur penanganan

bencana.

ii. Alur prosedur birokrasi yang berbelit-belit.

iii. Sumber daya manusia yang terbatas.

iv. Tuntutan kesegeraan pelayanan korban bencana

2.3.3 Tantangan dan Peluang Dalam Meningkatkan Pelayanan SKPD2.3.3.1 Tantangan

Semakin disadari dampak dari kejadian bencana serta

meningkatnya kwantitas kejadian bencana dari tahun ke tahun di

Kabupaten Kulon Progo membuat penanggulangan bencana menjadi

perhatian dalam Rencana Pembangunan. Oleh sebab itu Pemerintah

Kabupaten Kulon Progo membentuk Badan Penanggulangan Bencana

yang diharapkan menjadi SKPD sentral dalam upaya penanggulangan

bencana.

Selain meningkatnya kwantitas jumlah kejadian bencana,

Kabupaten Kulon Progo ke depan memiliki kompleksitas permasalahan

yang meningkat akibat pembangunan. Oleh karena itu upaya

penanggulangan bencana juga harus ditingkatkan dengan upaya

pendekatan yang strategis.

Secara umum, Badan Penanggulangan bencana Daerah dengan

segala keterbatasan yang ada (sampai saat ini) sudah bekerja secara

maksimal dalam upaya Penanggulangan bencana. Masih banyak

tantangan yang harus dihadapi terkait pelayanan penanggulangan

bencana di segala bidang.

1) Penanganan penanggulangan bencana belum sinergis dengan

penegakan peraturan perundang-undangan di kawasan rawan

bencana.

2) Ketangguhan masyarakat dalam pengurangan resiko bencana.

3) Komitmen semua komponen dalam hal penanggulangan bencana.

4) Banyaknya jenis dan intensitas bencana

2.3.3.2 Peluang

Peluang Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam

Penanggulangan bencana di Kabupaten Kulon Progo masih sangat terbuka

lebar. Banyaknya kejadian bencana sedikit banyak membuat penanggulangan

bencana menjadi bagian tidak terpisahkan dalam pembangunan. Perubahan

paradigma penannggulangan bencana dari responsive kepada pendekatan

preventif yang membuat penanggulangan bencana bisa

diupayakan/direncanakan, tidak grobyakan setelah terjadi bencana baru

bertindak. Karena hal demikianlah penanggulangan bencana berjalan

17

Page 18: bpbd.kulonprogokab.go.idbpbd.kulonprogokab.go.id/files/Rencana-Kerja-BPBD-2016.docx · Web viewRENJA mempunyai fungsi penting dalam system perencanaan daerah, karena RENJA menerjemahkan

komprehensif, simultan dan handal karena banyak aspek yang bersinggungan

langsung dengan bencana.

Dampak dari perubahan paradigma tersebut membuat penanggulangan

bencana direncanakan secara baik dari tahap Pra Bencana, Pada saat Terjadi

Bencana, dan Pasca Bencana. Dalam Tahap Pra Bencana berupa program dan

kegiatan-kegiatan yang bersifat mitigasi dan pengurangan resiko bencana,

mengingat bencana tidak dapat kita hindarkan.

Pada saat Terjadi Bencana, Penanggulangan Bencana harus memiliki

kapasitas dan sistem yang sudah handal. Kegiatan-kegiatan pada saat Terjadi

Bencana berupa kegiatan yang bersifat respon kedaruratan untuk penyelamatan

korban, harta benda dan pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana. Setelah

semua teratasi, dimulailah Tahap Rehabilitasi dan Rekonstruksi untuk pemulihan

penghidupan dan kehidupan masyarakat. Hal tersebut sebelumnya belum

dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo. Peluang yang bisa

dimanfaatkan untuk menciptakan program penangulangan bencana yang handal

adalah :

1. Kuatnya Komitmen dari BNPB dan BPBD DIY dalam

Penanggulangan Bencana;

2. Semakin sadarnya masyarakat bahwa pendekatan preventif lebih

efektif daripada pendekatan responsisive untuk mengurangi korban,

dan kerugian akibat bencana

3. Kuatnya lembaga masyarakat yang mendukung upaya

penanggulangan bencana.

2.3.4 Isu-isu Penting Berupa Rekomendasi dan Catatan Yang Strategis Untuk Ditindaklanjuti Dalam Perumusan Program dan Kegiatan Prioritas Tahun Yang Direncanakan.

Isu-isu penting penanggulangan bencana:

1) Kebijakan Penanggulangan Bencana yang preventive

Perubahan paradigma penanggulangan bencana dari responsive ke preventif,

dimana penanggulangan bencana lebih bertitik berat di dalam pengurangan

resiko bencana, daripada merespon bencana yang terjadi.

2) Sinergitas Penanggulangan Bencana

Penanggulangan bencana harus dilaksanakan secara sinergis dan

komprehensif, dilakukan baik oleh pemerintah, swasta, maupun masyarakat.

Penanggulangan bencana adalah tangung jawab dan kewajiban semua pihak.

Tidak semata menjadi tanggung jawab pemerintah / Badan Penanggulangan

Bencana Daerah. Penanggulangan bencana harus dilaksanakan secara sinergis

dan terkoordinasi, sehingga upaya penanggulangan bencana tidak dilakukan

secara parsial dan terpotng-potong. Oleh sebab itu sangat mendesak untuk

diterbitkan payung hukum penanggulangan bencana di Kabupaten Kulon Progo.

18

Page 19: bpbd.kulonprogokab.go.idbpbd.kulonprogokab.go.id/files/Rencana-Kerja-BPBD-2016.docx · Web viewRENJA mempunyai fungsi penting dalam system perencanaan daerah, karena RENJA menerjemahkan

Upaya penanggulangan bencana harus didukung dengan system yang mampu

mengakomodir mulai dari pra bencana, tanggap darurat bencana, sampai tahap

rehabilitasi dan rekonstruksi bencana.

3) Peningkatan Kapasitas Penanggulangan Bencana

Perlunya kapasitas penanggulangan bencana yang mumpuni. Bencana

berdampak besar di lintas sektor dan semua bidang, mengganggu kehidupan

dan penghidupan masyarakat. Oleh sebab itu semua lembaga, pihak, dan

elemen yang berkait dengan upaya penanggulangan perlu meningkatkan

kapasitas dan kapabilitas dalam menghadapi bencana yang akan terjadi.

2.4 Review Terhadap Rancangan Awal RKPD/Renstra SKPDPerencanaan Program dan Kegiatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah

berdasarkan pada dokumen Perubahan Rencana Strategis SKPD periode 2011-2016

yang telah disusun, dan dalam proses transisi diperlukan adanya review atas

pelaksanaan program dan kegiatan yang ada.

Review terhadap RKPD/Perubahan Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kabupaten Kulon Progo tertuang dalam table berikut:

Review terhadap Rancangan Awal RKPD/Renstra SKPD tahun 2016

Nama SKPD : Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Awal RKPD / Renstra Hasil Analisis Kebutuhan Catatan Penting

No Program /kegiatan

Lokasi Indikator Kinerja

Target Capaian

Pagu Indikatif

Program /kegiatan

lokasi Indikator Kinerja

Target Capaian

Kebutuhan dana

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

2.5 Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan MasyarakatPermasalahan dibidang penanggulangan bencana semakin lama semakin kompleks.

Oleh karena itu diperlukan masukan dari berbagai pihak baik dari masyarakat, LSM,

institusi pendidikan dan instansi pemerintah terkait lainnnya.

Beberapa masukan terkait program dan kegiatan untuk program kerja Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Kulon Progo tahun 2016 dapat di lihat pada table

berikut:

19

Page 20: bpbd.kulonprogokab.go.idbpbd.kulonprogokab.go.id/files/Rencana-Kerja-BPBD-2016.docx · Web viewRENJA mempunyai fungsi penting dalam system perencanaan daerah, karena RENJA menerjemahkan

Usulan Program dan Kegiatan dari Para Pemangku Kepentingan tahun 2016

di Kabupaten Kulon Progo

Nama SKPD : Badan Penanggulangan bencana Daerah

No Program / Kegiatan Lokasi Indikator KinerjaBesaran / Volume

Catatan

I Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan

1. Penyelenggaraan Pemadaman Kebakaran

Pedukuhan Kulwaru, Wates

Terlaksananya Pembangunan Pos Siskamling

6x1x1

II Program Penanggulangan Dini Bencana

1. Pengurangan resiko Bencana Berbasis Masyarakat

Kebonharjo, Samigaluh

Terlaksananya Penyuluhan Penanggulangan Bencana

2 kali

III Program Tanggap Darurat Bencana

1. Penanggulangan Tanggap Darurat Bencana

Kalirejo, Kokap Tersedianya Bantuan bencana alam

9 lokasi

Hargorejo, Kokap

Tersedianya Bantuan bencana alam

10 lokasi

BAB III

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

20

Page 21: bpbd.kulonprogokab.go.idbpbd.kulonprogokab.go.id/files/Rencana-Kerja-BPBD-2016.docx · Web viewRENJA mempunyai fungsi penting dalam system perencanaan daerah, karena RENJA menerjemahkan

3.1 TELAAHAN TERHADAP KEBIJAKAN NASIONAL DAN PROPINSI

Semangat Undang Undang Dasar 1945 memberikan amanat melalui pembangunan

di bidang penanggulangan bencana bahwa bangsa Indonesia secara bersama-sama dan

partisipatif diarahkan untuk senantiasa siap sedia dalam menghadapi potensi bencana

yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, visi Badan Nasional Penanggulangan Bencana

(BNPB) sebagai pemegang mandat pembangunan di bidang ini adalah: Ketangguhan

Bangsa Dalam Menghadapi Bencana.

Dengan peran dan tanggung jawab yang diembankan oleh Undang-undang nomor

24 tahun 2007 maka BNPB harus mampu mengoptimalkan peran koordinasi

penanggulangan bencana dipusat dan daerah. Selain itu BNPB akan terus mendorong

upaya keterlibatan masyarakat dalam meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi

bencana serta membangun kesadaran masyarakat dalam upaya pengarusutamaan

pengurangan risiko bencana dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sesuai kondisi faktual lingkungan strategis upaya penanggulangan bencana, baik yang

menyangkut kondisi lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dan lingkungan

eksternal (peluang dan ancaman) serta kemampuan untuk mewujudkan visi

Ketangguhan Bangsa Dalam Menghadapi Bencana secara sistematis dan bertahap

yang menuntut adanya kesiapan dalam menghadapi potensi bencana serta kemampuan

untuk menanggulangi bencana pada saat maupun setelahnya. Untuk itu, misi BNPB

dirumuskan sebagai berikut :

1. Melindungi bangsa dari ancaman bencana melalui pengurangan risiko bencana;

2. Membangun sistem penanggulangan bencana yang handal

3. Menyelenggarakan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi

dan menyeluruh.

Upaya pencapaian misi pembangunan tersebut diperlukan suatu kerjasama yang

sinergis antar kementerian, lembaga pemerintah dan non pemerintah, pemerintah

daerah, serta masyarakat, untuk dapat melaksanakan program kegiatan dalam BNPB

sesuai dengan arah kebijakan dan sasaran kinerja yang direncanakan.

Visi dan misi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana di padukan dengan

Visi dan misi Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam kedudukannya sebagai

unsur Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan mengacu pada Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta maka

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

menetapkan Visi instansi yaitu: “Terwujudnya suatu masyarakat DIY yang peka, tanggap

dan tangguh terhadap bencana menuju Hamemayu Hayuning Bawono”.

Dengan mengacu pada Visi yang telah ditetapkan, maka Misi dari Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah:

1. Mengembangkan tata kelola dan sistem penanggulangan bencana yang

komprehensif, terpadu dan berkelanjutan, berbasis pada masyarakat;

2. Memperkuat kapasitas kelembagaan penanggulangan bencana;

21

Page 22: bpbd.kulonprogokab.go.idbpbd.kulonprogokab.go.id/files/Rencana-Kerja-BPBD-2016.docx · Web viewRENJA mempunyai fungsi penting dalam system perencanaan daerah, karena RENJA menerjemahkan

3. Membangun kerjasama antar pemangku kepentingan dalam penanggulangan

bencana.

4. Mengurangi risiko bencana dengan membangun kesiapsiagaan dan infrastruktur

diseluruh lini secara terencana dan terpadu.

5. Membangun ketahanan dan ketangguhan masyarakat dan kelembagaan dalam

menanggulangi bencana.

6. Secepatnya memulihkan dan membangun kembali kehidupan masyarakat pasca

bencana menjadi lebih baik

3.2 TUJUAN DAN SASARANTujuan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo

adalah mewujudkan Ketangguhan Kabupaten Kulon Progo dalam menghadapi bencana.

Tangguh, dimaknai sebagai kemampuan Kabupaten Kulon Progo untuk mampu melenting

dari keterpurukan akibat bencana ke arah pembangunan yang lebih baik. Tujuan tersebut

bermuara kepada upaya melindungi masyarakat dari ancaman bencana melalui

peningkatan pengetahuan, kesadaran, dan perilaku saat bencana. Serta peningkatan

kapasitas dalam rangka menciptakan sistem penanggulangan bencana yang handal.

Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan secara terukur yang akan dicapai

secara nyata dalam jangka waktu tahunan, semesteran dan bulanan. Sasaran merupakan

bagian integral dalam proses perencanaan strategis Pemerintah Daerah. Fokus utama

sasaran adalah tindakan dan alokasi sumber daya daerah dalam kegiatan Kantor Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo.

Sasaran bersifat spesifik, dapat dinilai, diukur, menantang namun dapat dicapai

dalam periode 1 ( satu ) tahun pada masa sekarang.

Berdasarkan pengertian tersebut maka Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Kabupaten Kulon Progo menetapkan sasaran sebagai berikut:

1. Terwujudnya masyarakat yang tentram, dan tertib berdasarkan kesadaran hukum

2. Melindungi masyarakat dari ancaman bencana

3. Meningkatkan kepekaan, ketangguhan, dan partisipasi mayarakat secara melembaga

dalam Penanggulangan Bencana

4. Membangun jejaring dengan lembaga yang terkait dan kompeten dalam

penanggulangan bencana, baik dari Instansi Pemerintah, Swasta, Akademisi, TNI

/POLRI , maupun NGO nasional maupun Internasional

5. Membangun sistem dan penguatan kapasitas Penanggulangan Bencana yang handal

6. Menyelenggarakan Penanggulangan Bencana secara terencana, terpadu dan

menyeluruh.

3.3 PROGRAM DAN KEGIATAN 2016

22

Page 23: bpbd.kulonprogokab.go.idbpbd.kulonprogokab.go.id/files/Rencana-Kerja-BPBD-2016.docx · Web viewRENJA mempunyai fungsi penting dalam system perencanaan daerah, karena RENJA menerjemahkan

Rencana Kerja SKPD hendaknya selaras dengan isu-isu strategis dan tema

pembangunan, baik di level Kabupaten, Provinsi, maupun Pemerintah Pusat. Begitu

halnya dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo harus

menyusun Rancangan Rencana Kerja untuk mengatasi berbagai masalah dan sesuai

dengan tema pembangunan Kabupaten Kulon Progo 2016 yang dituangkan dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kulon Progo tahun

2011-2016, tema pembangunan Propinsi DIY, dan pemerintah pusat. Selain itu,

Rencana Kerja BPBD harus dilaksanakan sesuai Rencana Aksi Penanggulangan

Bencana, baik Nasional maupun Provinsi DIY.

Target kinerja BPBD tahun 2016 secara umum adalah berupaya Mewujudkan

Ketangguhan Kulon Progo Dalam Menghadapi Bencana. Target tersebut selaras

dengan tema pembangunan 2016 “ Memperkuat daya saing daerah dalam rangka

mendorong kemandirian ekonomi, peningkatan investasi dan pengurangan kemiskinan”.

Selain itu target kinerja yang nantinya berwujud rencana kerja dan kegiatan, selaras

dengan perkembangan berbagai permasalahan yang berkembang berkait dengan

penanggulangan bencana di Kabupaten Kulon Progo. Permasalahan tersebut adalah:

1) Tingginya perhatian terhadap bencana, berikut upaya penanggulangannya dalam

rangka menciptakan ketangguhan masyarakat terutama ketangguhan di sektor

ketahanan ekonomi.

2) Masih banyaknya kerusakan dan kerugian akibat bencana di tahun sebelumnya

yang belum di rehabilitasi dan rekonstruksi sehingga mengganggu kehidupan dan

penghidupan.

3) Pertumbuhan Kabupaten Kulon Progo yang akan mengakibatkan tumbuhnya

pembangunan, hal tersebut harus mengindahkan upaya pengurangan resiko

bencana.

4) Semakin tingginya tuntutan masyarakat untuk dilindungi dari ancaman bencana,

ditandai dengan tingginya semangat dan partisipasi dari masyarakat untuk aktif

terlibat dalam upaya penanggulangan bencana.

5) Kejadian bencana bisa datang setiap saat dan menimbulkan berbagai

permasalahan yang kompleks, dan dimungkinkan menguras sumber daya yang

besar.

6) BPBD selain menghadapi bencana Reguler di Kabupaten Kulon Progo (Tanah

longsor, angin puting beliung, dsb), BPBD masih memiliki Pekerjaan Rumah

tentang upaya pengurangan resiko bencana yang selama ini luput dari perhatian,

sehingga dipastikan akan banyak menguras sumber daya yang ada.

7) Keterbatasan sumber daya, baik sumber daya manusia, sumber daya sarana

prasana, dan sumber daya biaya sehingga membuat tugas operasional menjadi

terhambat.

Program dan Kegiatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tahun 2016 terdiri dari :

NO KEGIATAN TARGET KINERJA

23

Page 24: bpbd.kulonprogokab.go.idbpbd.kulonprogokab.go.id/files/Rencana-Kerja-BPBD-2016.docx · Web viewRENJA mempunyai fungsi penting dalam system perencanaan daerah, karena RENJA menerjemahkan

1 2 3A Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

1. Penyediaan Jasa Perkantoran 12 bulan

2. Penyediaan Jasa Keuangan 12 bulan

3. Penyediaan Rapat–rapat, Konsultasi dan Koordinasi 12 bulan

4. Fasilitasi Unsur Pengarah 12 bulan

B Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

1. Pengadaan Sarana dan Prasarana Perkantoran 9 unit

2. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Perkantoran 37 unit

C Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia

1. Pendidikan dan Pelatihan non formal 2 orang

D Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Kinerja

1. Penyusunan Perencanaan Kinerja SKPD 2 dokumen

2. Penyusunan Pelaporan Keuangan SKPD 2 dokumen

3. Pengendalian, Evaluasi dan Pelaporan Kinerja 19 dokumen

E Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan

1. Penyelenggaraan Pemadaman Kebakaran 2 kali @ 50 orang, 5 set

F Program Penanggulangan Dini Bencana

1. Pengurangan Resiko Bencana Berbasis Masyarakat

4 Desa Tangguh,500

orang masyarakat, 100 orang SAR dan

relawan

G Program Tanggap Darurat Bencana

1. Penanggulangan Tanggap Darurat Bencana 100%

2. Manajemen Distribusi Logistik dan Prasarana 100%

3. Penyelenggaraan PUSDALOPS 365 hari

H Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana

1 Penyelenggaraan Koordinasi Rehabilitasi Rekonstruksi Pasca Bencana 100%

BAB IVPENUTUP

24

Page 25: bpbd.kulonprogokab.go.idbpbd.kulonprogokab.go.id/files/Rencana-Kerja-BPBD-2016.docx · Web viewRENJA mempunyai fungsi penting dalam system perencanaan daerah, karena RENJA menerjemahkan

Rencana Kerja (RENJA) BPBD Kabupaten Kulon Progo disusun dengan mengacu

pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor: 54 Tahun 2010, Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJM Daerah) Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011 – 2016 dan Perubahan

Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten kulon Progo Tahun

2011 - 2016

Proses mekanisme penyusunan Rencana Kerja ini melalui tahap – tahap yang

dikoordinasikan dan dikomunikasikan dengan Seksi-seksi di lingkungan Kantor BPBD, sehingga

materi telah terkoordinasikan secara optimal. Selanjutnya RENJA digunakan sebagai tolok ukur

dalam pertanggungjawaban kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon

Progo yang diimplementasikan melalui akuntabilitas penyelenggaraan tugas yang mengandung

pengertian bahwa setiap kegiatan dan hasil akhirnya harus dapat dipertanggungjawaban sesuai

dengan ketentuan peraturan yang berlaku.

Dalam rangka mewujudkan akuntabilitas kinerja dengan tolok ukur RENJA, maka

seluruh aktivitas harus dapat diukur. Pengukuran tersebut tidak semata- mata kepada Input

(masukan), namun lebih ditekankan kepada Out put (keluaran), Out come (hasil) , benefit

(manfaat) dan Impact (pengaruh/dampak yang ditimbulkan dari manfaat suatu program dengan

membandingkan kondisi sebelum dan sesudah dilakukannya suatu program) dari program

tersebut bagi masyarakat dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna , bersih dan

bertanggung jawab.

Lampiran :

1. Bagan Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo

2. Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2016 dan Prakiraan Maju

Tahun 2017 Kabupaten Kulon Progo melalui sumber dana APBD Kabupaten

3. Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2016 dan Prakiraan Maju

Tahun 2017 Kabupaten Kulon Progo melalui sumber dana APBD Provinsi

4. Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2016 dan Prakiraan Maju

Tahun 2017 Kabupaten Kulon Progo melalui sumber dana APBN

Wates, 3 Juli 2015Kepala Pelaksana

Badan Penanggulangan Bencana DaerahKabupaten Kulon Progo

Drs. Untung WaluyaPembina Tk I, IV/b

NIP. 19630510 199003 1 010

25